Dosen Pembimbing :
Sri Widya. S.ST.,M.Kes
OLEH
KELOMPOK 6 :
Dewi Rahna Anisa [1915101030]
Nanik Selpa [1915301034]
Nur Aini [1915301035]
Nurhusada [1915301036]
Nurzaihan [1915301037]
Putri Aprianti [1915101038]
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur kami ucapkan atas berkah dan rahmat
dari Allah SWT yang telah memberikat berkat kesehatan dan nikmat berfikir bagi
kami untuk dapat menyelesaikan makalah kami ini yang berjudul “Kebijakan-
kebijakan pemerintah dalam bidang kesehatan”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah organisasi dan
pelayanan bidanan dengan tujuan bisa memberikan atau menambah pengetahuan dan
pemahaman bagi pembacanya khususnya dalam hal untuk mengetahui tentang
kebijakan-kebijakan pemerintah dalam bidang kesehatan. Kami menyadari bahwa
makalah kami ini masih memiliki banyak kekurangan dan sangat jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat butuh akan saran dan kritikan yang
membangun agar ke depan nya kami bisa jauh lebih baik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................4
3.1 Kesimpulan..............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga oleh karena itu pemerintah
mempunyai kewajiban untuk menyalenggarakan pelayanan kesehatan yang merata
adil dan terjangkau bagi masyarakat serta negara bertanggung jawab mengatur
sepenuhnya hak hidup sehat bagi setiap penduduk. Dalam Undang-Undang Dasar
1945 pasal 28H ayat (1) menyebutkan bahwa “setiap orang berhak hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan
sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Kemudian Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 5 ayat (1) menegaskan bahwa
setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di
bidang kesehatan. Selanjutnya pada ayat ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai
hak dalam memperolah pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.
Kemudian pada ayat (3) bahwa setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung
jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya.
Selanjutnya pada pasal 6 ditegaskan bahwa setiap orang berhak mendapatkan
lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan
Kesehatan merupakan hal yang melekat dalam diri setiap orang. Ia tidak bisa
dirampas oleh siapa pun. Kondisi fisik ini ditakdirkan secara alamiah pada tubuh.
Baik atau buruk kondisi tubuh, pemilik tubuh nyalah yang merasakan. Oleh karena
itu, kebutuhan untuk mendapat kesehatan dan bebas dari keadaan tidak sehat adalah
hak bagi setiap orang, semenjak lahir sampai azal menjemputnya. Tidak ada sedikit
pengecualian apapun, bagi warga kelas menengah, atas, dan bawah, sama derajat
haknya mendapat perlindungan kesehatan dari negara. Seharusnya setiap warga
Negara Indonesia mendapatkan pelayanan kesehatan yang gratis. Derajat kesehatan
Indonesia saat ini masih sangat rendah dilihat dari indikator keberhasilan program
secara umum yaitu masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 305 /100.000
kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 30/1000 kelahiran hidup
Upaya dalam meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan
bagi setiap penduduk terutama masyarakat miskin sejak tahun 1998 pemerintah telah
melaksanakan berbagai upaya jaminan pemeliharaan kesehatan bagi rakyat nya.
1
Dalam program 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu periode kedua, Presiden
RI menetapkan 45 program penting yang akan dijalankan di seluruh tanah air
berkaitan dengan pembangunan sektoral dan regional. Dari 45 program ini telah
dipilih 15 program unggulan, dimana kesehatan masuk dalam program ke 12.
Landasan kerja pembangunan kesehatan pada Kabinet Indonesia Bersatu ke-2
ini, akan memperhatikan tiga “tagline” penting yaitu change and continuity;
debottlenecking, acceleration, and enhancemen; serta unity, together we can
Sejak dilantik menjadi Menteri Kesehatan, dr. Endang R. Sedyaningsih, MPH, Dr.
PH. Telah menetapkan program jangka pendek 100 hari dan program jangka
menengah tahun 2010 – 2014 yang disusun dalam sebuah rencana strategis Depkes.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan ditetapkan 10
februari 3 Februari 2004 (Jakarta/MenKesRI).
5
2.3 Pembangunan Berwawasan Kesehatan
1) Promotif
Meningkatkan pengetahuan
Menu seimbang
2) Preventif
Imunisasi
Hygiene
Lingkungan
Amdal
Keselamatan kerja
3) Kuratif
Pengobatan
Rehabilitasi
4) Strategi
a. Menggerakan dan memberdayakan masyarakat
6
Visi dan Misi ini akan diwujudkan melalui 6 Rencana Strategi yaitu:
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani
dalam pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional dan global
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, bermutu dan
berkeadilan, serta berbasis bukti,: dengan pengutamaan pada upaya
promotif dan preventif
3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk
mewujudkan jaminan social kesehatan nasional
4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang
merata dan bermutu
5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan
alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu
sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan
6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan,
berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi
kesehatan yang bertanggung jawab.
a) JAMPERSAL
Menteri Kesehatan akhirnya mengeluarkan petunjuk
teknis (juknis) mengenai jaminan persalinan (jampersal). Juknis
ini tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor 631/Menkes/per/ iii/2011 Tentang Petunjuk
Teknis Jaminan Persalinan.Diterbitkannya Petunjuk Teknis
Jaminan Persalinan ini untuk digunakan sebagai acuan
penyelenggaraan program Jaminan Persalinan. Petunjuk Teknis
ini merupakan bagian tak terpisahkan dari Pedoman Pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
Petunjuk Teknis ini telah disusun bersama-sama secara
lintas sektor dan lintas program serta masukan dari ikatan profesi
dan pelaksana program di daerah. “Kepada semua pihak yang
memberikan kontribusinya saya ucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya. Semoga petunjuk teknis ini bermanfaat dalam
mendukung upaya kita untuk mewujudkan masyarakat sehat
yang mandiri dan berkeadilan. Sebagaimana diketahui, dalam
rangka mempercepat pencapaian tujuan pembangunan kesehatan
7
nasional serta Millennium Development Goals (MDGs), pada
tahun 2011 Kementerian
Kesehatan meluncurkan kebijakan jampersal. Dari
beberapa pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional
serta MDGs, pihaknya menghadapi berbagai hal yang multi
kompleks seperti masalah budaya, pendidikan masyarakat,
pengetahuan, lingkungan, kecukupan fasilitas kesehatan, sumber
daya manusia dan lainnya. Penurunan Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan tantangan
yang lebih sulit dicapai dibandingkan target MDGs lainnya
Oleh karena itu, upaya penurunan AKI tidak dapat lagi dilakukan
dengan intervensi biasa, diperlukan upaya-upaya terobosan serta
peningkatan kerjasama lintas sektor untuk mengejar
ketertinggalan penurunan AKI agar dapat mencapai target
MDGs.
Salah satu faktor yang penting adalah perlunya
meningkatkan akses masyarakat terhadap persalinan yang sehat
dengan cara memberikan kemudahan pembiayaan kepada seluruh
ibu hamil yang belum memiliki jaminan persalinan.
Jaminan Persalinan ini diberikan kepada semua ibu hamil agar
dapat mengakses pemeriksaan persalinan, pertolongan
persalinan, pemerikasaan nifas dan pelayanan KB oleh tenaga
kesehatan di fasilitas kesehatan sehingga pada gilirannya dapat
menekan angka kematian ibu dan bayi.
b) JAMKESMAS
8
perlindungan sosial dan kesehatan bagi seluruh lapisan
masyarakat. Jika Sistem Jaminan Sosial Nasional(SJSN)
efektif diterapkan di Indonesia, program Jamkesmas akan
disesuaikan dengan sistem itu. Salah satunya, pengaturan
proporsi iuran pemerintah pusat dan daerah untuk
pembiayaan pemeliharaan kesehatan rakyat miskin.
Strategi kesehatan di Indonesia :
1. Mewujudkan komitmen pembangunan
kesehatan
2. Meningkatkan pertanggung jawaban dan
pertanggunggugatan
3. Membina sistem kesehatan dan sistem hukum di
bidang kesehatan
4. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan
9
Paradigma adalah pemikiran dasar sehat, berorientasi pada peningkatan
dan perlindungan penduduk sehat dan bukan hanya penyembuhan orang sakit,
sehingga kebijakan lebih ditekankan pada upaya promotif dan preventif dengan
maksud melindungi dan meningkatkan orang sehat menjadi lebih sehat dan
lebihn produktif serta tidak jatuh sakit karena adanya upaya preventif. Sehingga
perlu diupayakan semua polecy pemerintah selalu berwawasan kesehatan dengan
mottonya menjadi “ Pembangunan Berwawasan Kesehatan” Paradigma sehat
diharapkan menjadi suatu cara pandang “ baru “ masyarakat yang merupakan
perubahan pandang terhadap konsep sehat sakit. Paradigma sehat dijadikan
sebagai suatu komitmen gerakan nasional segenap masyarakat sehingga betul-
betul kesehatan menjadi tanggung jawab bersama (shared responsibility) yang
mengacu pada prinsip-pronsip kemitraan (Partner ship).
Menggunakan paradigma sehat maka segenap masyarakat bersama
pemerintah menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan agar
terwujud.Wujud nyata para digma sehat Merealisasikan visi Indonesia Sehat
tahun 2010 yaitu: gambaran masa depan masyarakat Indonesia yang akan dicapai
melalui penyelenggarakan pembangunan kesehatan yakni :
1. Masyarakat bangsa dan negara yang ditandai dengan penduduknya
hidup dalam lingkungan yang sehat.
2. Berperilaku hidup bersih dan sehat
3. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
4. memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh
wilayah Indonesia
10
Masyarakat mempunyai kemampuan untuk
mengakses pelayanan kesehatan tanpa terpengaruh
faktor sosial ekonomi maupun non ekonomi
Fungsi puskesmas ;
1. Pusat kesehatan berwawasan kesehatan
2. Pusat pemberdayaan keluarga
3. Pusat pelayanan kesehatan setara yaitu :
Yankesmas dan yankes perorangan
11
Setiap bayi,anak,bumil,dan kelompok masy resti terlindungi
dari penyakit
Di setiap desa tersedia SDM yang kompeten
Di setiap desa cukup tersedia obat essensial dan ala kesehatan
dasar
Setiap puskesmas dapat menjangkau wilayah kerjanya
Pelayanan kesehatan disetiap tempat memenuhi standar mutu
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam menjalankan program pembangunan di bidang kesehatan
pemerintah menjalankan misi dan visi di bidang kesehatan dan merubah
paradigm kesehatan dari kuratif dan rehabilitative bergeser menjadi
preventif dan edukatif dan paradigm kesehatan juga diubah dari sentralisasi
menjadi disentralisasi, sehingga tidak terpusat oleh pemerintah pusat tetapi
diserahkan kepada masing-masing daerah karena tiap-tiap daerah
mempunyai problem masing-masing.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat,serta menurunkan angka kematian ibu dan anak yang biasanya
terjadi ketika ibu melahirkan, oleh karena itu pemerintah meluncurkan
program jampersal dan jamkesmas yang diharapkan dapat menurunkan
angka kematian dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
13
DAFTAR PUSTAKA
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/35023507/sistem_pelayanan_kesehatan _baru.docx
https://www.scribd.com/document_downloads
https://Kebijakan-Pemerintah-Dalam-Bidang-Kesehatan
14