Anda di halaman 1dari 17

MANFAAT KARTU BPJS DAN JAMKESMAS DI WILAYAH RW.

05 BOJONG
MENTENG

DAFTAR ISI

Lembar pengesahan……………………………………………………………………….
Kata pengantar…………………………………………………………………………….
Daftar isi…………………………………………………………………………………..
Bab I PENDAHULUAN
2.1 Latar belakang masalah
2.2 Rumusan masalah
2.3 Batasan masala
2.4 Tujuan penelitian
2.5 Manfaat penelitian
Bab II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan sejarah terbentuknya Jamkesmas
2.2 Landasan Hukum Cakupan kepesertaan dan Jenis pelayana yang diberikan
2.3 Mekanisme Penyelenggaraan
2.4 Cakupan keperestaan dan jenis pelayanan yang diberikan
2.5 Jenis pelayanan yang diberikan
BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN………………………..
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………….
3.2 Saran…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….…….
BAB I
1.1 Latar belakang
Indonesia adalah Negara yang mengadopsi perlemen bilateral yang bersifat soft. Kedua
kamar dewan perwakilan tidak dilengkapi dengan kewenangan yang sama kuat sehingga DPR adalah
pelaku kedaulatan rakyat dibidang pembentukan undang undang. Sebelum adanya perubahan UUD
1945 pada sidang umum MPR tahun 1999 , yang berhak membentuk undang-undang. tetapi setelah
adanya perubahan tersebut presiden hanya berhak mengajukan rancangan undang-undang dan DPR
lah yang memegang kekuasaan membentuk pasal 20. Dalam sturuktur keorganisasian DPR terdapat
11 komisi dengan ruang lingkup dan tugas pekerjaan masing-masing. Dalam penelitian ini saya
melakukan penelitian mengenain pelayanan kesehatan masyarakat Indonesia . Pengetahuan
masyarakat yang semakin meningkat, akan berpengaruh terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat
akan mutu pelayanan kesehatan, di samping itu menyelenggarakan pelayanan kesehatan Rumah
Sakit juga banyak disorot oleh masyarakat mengenai kinerja tenagatenaga kesehatan selain
masyarakat juga mengkritisi berbagai aspek yang terdapat dalam pelayanan kesehatan terutama
pelayanan keperawatan. Di Rumah Sakit, sumber daya manusia terbanyak yang berinteraksi secara
langsung dengan pasien adalah perawat, sehingga kualitas pelayanan yang dilaksanakan oleh
perawat dapat dinilai sebagai indicator baik apa buruknya kualitas pelayanan di Rumah Sakit.
Berhubung dengan Jaminan Kesehatan yang di mulai pada tahun 2014 yang secara bertahap menuju
ke Uviversal Health Coverage. Hal itu menuntut tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan
keperawatan kepada pasien peserta JKN baik di Rumah Sakit Negeri ataupun Rumah Sakit Swasta
yang telah ditunjuk. Tujuan Jaminan Kesehatan secara umum yaitu mempermudah masyarakat untk
mengakses pelayanan kesehatan yang bermutu.

1.1. Rumusan Masalah


1. Apa saja program yang dibuat pemerintah berkaitan dengan pelayanan kesehatan saat
ini?
2. Bagaimana perealisasian JAMKESMAS saat ini?
3. Bagaimana peran DPR dalam pelaksanaan program pelayanan kesehatan tersebut?
4. Apa saja tindakan yang dilakukan DPR dalam mengatasi
5. penyimpangan-penyimpangan yang terjadi selama program tersebut berjalan ?
1.2. Batasan Masalah
Karena mencakup wilayah yang luas Batasan masalah yang akan saya
teliti hanya sekitar Lingkungan RW.05 Bojong menteng
1.2 Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui persepsi pasien terhadap pelayanan BPJS di lingkungan
RW.05 Bojong Menteng
2. Tujuan khusus
a) Untuk mendiskripsikan persepsi pasien terhadap pelayanan administrasi BPJS.
b) Untuk mendiskripsikan persepsi pasien terhadap pelayanan tenaga kesehatan.
c) Untuk mendiskripsikan persepsi pasien terhadap sarana dan prasana rumah sakit dalam
pelayanan pasien BPJS.

1.3. Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan digunakan sebagai bahan masukan bagi
Masyarakat RW.05 di Lingkungan Bojong Menteng. Masyarakat RW.05 di Lingkungan Bojong
Menteng dapat mengambil kebijakan kesehatan untuk pasien BPJS.Hasil penelitian dapat digunakan
sebagai wawasan dan pengetahuan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan yang dalam
upaya meningkatkan kepuasan pasien BPJS.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan sejarah terbentuknya JAMKESMAS


Jaminan Sosial Masyarakat (JAMKESMAS) adalah bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan
bagi fakir miskin dan tidak mampu yang iurannya dibayar oleh pemerintah,disselenggarakan oleh
kementerian kesehatan sejak 2008 dan merupakan perubahan dari
program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat miskin (JPKMM) atau lebih dikenal
dengan program ASKESKIN yang diselenggarakan pada tahun 2005-2007.
Perubahan mendasar penyelenggaraan dari program ASKESKIN ke program JAMKESMAS
didasari atas pertimbangan untuk pengendalian biaya pelayanan kesehatan, peningkatan mutu,
transparansi dan akutabilitas penyelenggaraan program.Perubahan meliputi :
1. pemisahan peran pembyar dengan verifikator melalui penyaluran dana langsung ke
Pemberi
2. Pelayanan Kesehatan (PPK) dari Kas Negara.
3. penggunaan tarif paket jaminan kesehatan masyarakat di Rumah Sakit.
4. penempatan pelaksanaan verifikasi di setiap Rumah Sakit.
5. pembentukan Tim pengelola dan Tim koordinasi di tingkat pusat , propinsi, dan
kabupaten/kota.
6. penugasan PT Askes (PESERO) untuk melaksanakan pengelolaan kepesertaan.
Sejarah progrsm JAMKESMAS penamaan program jamkesmas mengalami berbagai bentuk
perubahan. Awalnya, sebelum program ini menjadi
regulasi yang diamanatkan dalam Udang-Undang Nomor 32 Tahun 1992 tentang kesehatan.
Berbagai upaya memobilisasi dana masyarakat dengan menggunakan prinsip asuransi telah
dilakukan antara lain dengan program Dana Upaya Kesehatan Masyarakat (DUKM). Dengan
memobilisasi masyarakat diharapkan mutu pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan tanpa harus
meningkatkan anggaran pemerintah. Konsep yang ditawarkan adalah secara perlahan pembiayaan
kesehatan harus ditanggung masyarakat sementara pemerintah akan lebih berfungsi sebagai
regulator. Program DUKM secara operasional dijabarkan dalam bentuk jaminan pemeliharaan
kesehatan Masyarakat (JPKM). Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan
kesehatan, sejak tahun 1998 pemerintah melaksanakan berbagai upaya pemeliharaan kesehatan
penduduk miskin. Bermula dengan pengembangan Program Jaring Pengaan Sosoal Bidang
Kesehatan (JPS-BK) Tahun 1998-2001, Program Dampak Subsidi Energi (PDPSE) tahun 2001 dan
Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM) Tahun 2002-1945
yang distujui dalam siding umum MPR tanggal 11 agustus 2002, telah berhasil meletakkan pondasi
pmbayaran denagnsistem jaminan, yang tertera dalam pasal 34 (2) yaitu Negara diberi tugas untuk
mengembangkan jaminan sosial bagi seluruh rakyat. Dua tahun kemudian tepatnya tanggal 19
oktober 2004 disahkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang system Jaminan sosial
Nasional (SJSN) yang memberi landasan hukum kesehatan sosial. Untuk menjamin. Namun sampai
saat ini system jaminan sosial yang diamanatkan dalam udang-undang tersebut masih belum berjalan
karena aturan pelaksanaan nya belum ada pada tahun 2005. Pemerintah meluncurkan program
jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu yang dikenal dengan program
ASURANSI. Kesehatan masyarakat miskin (ASKIN) penyelenggaraaan program adalah PT.Askes
(PERSERO) yang digunakan menteri kesehatan berdasarkan keputusan menteri kesehatan nomor
1241/MENSKES/SK/XL/2004 tentang penugasan PT.askes (PERSERO) dalam
pengelolaan pemeliharaan kesehatan bagi masarakat miskin. Program ini merupakan bantuan sosial
yang diselenggarakan dalam skema asuransi .
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan masayarakat miskin dilakukan dengan mengacu pada prinsip-
prinsip asuransi :
1. Pengelolaan dana amanat dan nirlaba dengan pemanfaatan hanya untuk dengan
peningkatan kesehatan masyarakat miskin.
2. Pelayanan kesehatan bersifat menyeluruh (KOMPERESIF) sesuai dengan standar
pelayananan medic yang costo effectief dan rasional.
3. Pelayanan kesehatan dilakukan dengan prinsip struktur dan berjenjang.
4. Pelayanan kesehatan diberikan dengan prinsip protabilitasi dan ekuitasi.
5. Pengelolaan program dilaksanakan secara transparan dan akuntabel.

2.2 Landasan Hukum Cakupan kepersertaan dan jenis pelayanan yang


diberikan
a. Landasan yuridis
Keputusan menteri kesehatan no. SK no. 141/MENKES/XI/2004 tentang
penugasan PT.Askes persero dalam pengelolaan program pemeliharan kesehatan
bagi masyarakat miskin.
b. Peraturan perundang-undangan
Undang-undang dasar 1945 :
Pasal 28 H ayat 1 bahwa setiap orang dan fakir miskin anak-anak yang terlantar dipelihara oleh
negara, sedangkan ayat 3 bahwa Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas umum yang layak .
Penandaan dan pengelolaan dana :
1. UU No.17 tahun 2003 tentang keungan Negara (lembaran Negara tahun
2003 Nomor 47, tambahan lembaran Negara nomor 4286)
2. UU No. 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara (landasan lembaran Negara tahun
2004 no. 5, tambahan lemb. Negara Nomor 4355)
3. UU No. 15 tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
(lembaran Negara tahun 2004 Nomor 66, Tambahan lembaran Negara nomor 4400)
4. Uu no. 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah ( lembaran Negara tahun 2004 nomor 126, tambahan lembaran Negara nomor
3637)
5. UU No.33 Tahun 2004 tentang system jaminan sosial nasional (Lembaran Negara tahun
2004 nomor 150 , tambahan lembaran N
6. egara nomor 4920)
7. UU No.41 tahun 2008 tentang anggaran pendapatan dan belanja Negara tahun anggaran
20089 (Lembaran Negara tahun 2008 nomor 171 tambahan lembaran Negara republic Indonesia
nomor 4920)
. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan
1. UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. UU No.44 tahun 2009 tentang rumah sakit
3. UU No.29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
4. UU No.32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah
5. PerPres No.9 tahun 2005 tentang kedudukan Negara republic Indonesia
6. PerMen kesehatan no.1575/MENKES/PER/XI/2005 tentang Organisasi dan tata kerja
departemen kesehatan sebagaimana telah dieubah dengan peraturan meteri kesehatan

2.3 Mekanisme Penyelenggaraan


Mekanisme penyelenggaraan program JAMKESMAS diatur dengan :
a. Tahun 2010
Keputusan menteri kesehtan republic Indonesia nomor 686/Menkes/SK/VI/2010 pedoman tentang
pelaksanaan program jaminana kesehatan masyarakat memuat:
1. Pedoman pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat sebagai acuan bagi
pemerintah pusat,pemereintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota .
2. Ketentuan untuk memberikan INA-DRG versi 1.6 untuk klaim kesehatan terhadap
peserta jamkesmas sejak 1 maret 2010
3. Mencabut ketentuan menteri kesehatan nomor 316/Menkes/SK/V/2009

Keputusan menteri kesehatan republic Indonesia nomor


329/MENKES/PER/III/2010 tentang bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan di
daerah tertinggal , memuat :
1. direktorat Daftar penerimaan bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan di daerah
tertinggal, batasan , dan kepulauan
2. Dana uang bantuan sosial diperuntukkan bagi dukungan operasional pelayanan
kesehatan
3. primer , baik dipuskesmas maupun kunjungan ke lokasi sasaran berupa kegiatan
pelayanan
4. Bantuan sosial diterima oleh tim pengelola pelayanan kesehatan DPTK yang ditetapkan
oleh
5. kepala dinas kesehatan provinsi
6. Tata cara pengelolaan bantuan sosial mengikuti petunjuk teknis
7. Petunjuk teknis digunakan sebagai acuan bagi pemerintah pusat ,pemerintah daerah
provinsi,
dan pemerintah kabupaten/kota.
Keputusan menteri kesehatan republikk Indonesia tentang program bantuan sosial dalam rangka
peningkatan derajat kesehatan masyarakat, memuat:
1. Bentuk bantuan
2. Prosedur pelaksanaan pemberian bantuan
3. Penggunaan bantuan
4. Pelaporan
5. Mulai berlaku sejak 25 mai 2009
Keptusan menteri kesehatan republic Indonesia tentang petunjuk keehatan teknis jamkesmas bagi
masyarakat miskin akibat bencana, masyarakat miskin penghuni lembaga pemasyarakatan serta
rumah tahanan Negara, memuat :
1. Petunjuk teknis dan ketentuan untuk berpedoman pada kepmenkes
no.316/menkes/sk/2009
2. Mulai berlaku sejak 23 desember 2009
b.tahun 2009
. jaminan kesehatan masyarakat tahun 2009 , memuat :
1. Pedoman pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat sebagai acuan bagi
pemerintah
pusat, pemerintah provinsi , pemerintah kota/kabupaten pengelolaan program jaminan
kesehatan masyarakat.
2. Mencabut keputusan menteri kesehatan tentang pedoman pelaksanaan program jaminan
kesehatan masyarakat
3. Mulai berlaku sejak 1 januari 2009

Indonesia nomor 125/menkes/sk/II/2008 tentang pedoman penyelenggaraan program pelayanan


kesehatan bagi masyarakat miskin sebagaimana diubah dengan menkes RI, memuat:
- bagi pemerintah pusat ,provinsi kabupaten/kota, rumah sakit dan puskesmas serta pihak
lain yang terkait dalam pelaksanaan dan pengelolaan program jaminan kesehtan
masyarakatMenyatakan bahwa pemberi pelayana kesehatan yang telah bekerja sama
penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam program ASKESKIN tetap melaksanakan
pelayanan kesehatan dengan mengacu pada pedoman baru tahun 2009 Menyatakan bahwa
penyelesaian klaim pelayanan kesehatan program ASKESKIN tahun 2007 yang belum
diselesai kan berdasarkan penugasanMulai berlaku sejak
1 januari 2008

2.4 Cakupan keperestaan dan jenis pelayanan yang diberikan


Kepercayaan jamkesmas peserta program jamkesmas adalah setiap orang miskin dan tidak mampu
yang terdaftar dan memiliki kartu dan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan . jumlah sasaran
peserta sebesar 19,1 juta rumah tangga miskin (rtm) atau sekita 76,4 juta jiwa jumlah tersebut
berdasarkan data badan pusat statistic , yang dijadikan dasar penetapan jumlah sasaran peserta secara
nasional oleh mekse , berdasarkan jumlah sasaran nasional tersebut menkes membagi alokasi sasaran
kuota kabupaten/kota dalam satuan jiwa berisi nomor , nama alamat peserta dalam bentuk keputusan
bupati/walikota. Untuk administrasi kepesertaan jamkesmas dan kewajiban melakukan langkah
langkah sebagai berikut :
a. Data peserta yang telah ditetapkan pemda, kemudian dilakukan entry oleh
PT akses untuk menjadi database kepersertaan di kabupaten/kota
b. Entry data setiap peserta
c. Berdasarkan database tersebut kemudian kartu diterbitkan dan
didistribusikan kepada peserta menyerahkan kartu peserta kepada yang berhak , mengacu pada
bupati/walikota
d. Pt akses menyerahkan kartu peserta kepada yang berhak
e. Pt akses melaporkan hasil pendistribusian kartu peserta kepada bupati walikota

 Hak pelayanan kesehatan dasar meliputi :


1. Pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat petama dan rawat inap tingkat pertama
2. Pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat lanjutan dan rawat inap tingkatlanjutan
3. Pelayananan gawat darurat

 Manfaat jaminan berbentuk pelayanan kesehatan meneluruh (kompherensif)


berdasarkan kebutuhan medic sesuai dengan stantar pelayanan medic.

 Pemberi pelayanan kesehatan (PPK)


1. Pelayanan kesehatan dasar dan diberikan dipuskesmas dan jaringan nya
2. Persalinan normal dapat dilayani oleh tenaga kesehatan yang berkompeten
dan biaya nya diklaimkan ke puskesmas setempat sebagaimana diatur dalam jukni pelayanan
dasar Pelayanan tingkat lanjut di berikan di ppk lanjutan jaringjamkesmas berdasarkan rujukan
Pelayanan RITL diberikan ruang rawat inapkelas III , apabila tidak tersedianya tempat tidur ,
peserta dirawat dikelas yang lebih tinggi dari kelas III niaya pelayanan nya tetap diklaimkan
menururut biaya kelas III
3. RS khusus yang juga melayani pasien umum , klaim kesehatan dilaksanakan secara
terpisah
antara pasien khusus sesuai dengan kekhususannya dan pasien umum

 Gawat darurat seluruh pkk wajib memberikan pelayanan penanganan


pertamam walaupun tidak sebagai pkk jaringan puskesmas
 Peserta jamkesmas tidak boleh dikenakan iuran dengan alasan apapun

2.5 Jenis pelayanan yang diberikan


1. Pelayanan yang dibatasi
a. Kacamata diberikan pada kasus gangguan refraksi dengan lensa koreksi minimal +1/-1,
atau
lebih sama dengan +0,50 cylindris , maksimal Rp.150.000 berdasarkan resep dokter
b. Alat bantu dengar dengan diberi penggantian sesuai resep dari dokter
THT. Pemilihan alat bantu dengan berdasarkan harga yang paling efisien sesuai kebutuhan
medis pasien dan ketersediaan alat di daerah .
c. Alat bantu gerak diberikan berdasarkan resep dokter dan disetujui komite medic atau
pejabat
yang ditunjuk .

2. Pelayanan yang tidak di batasi


a. Pelayanan yang tidak sesuai prosedur dan ketentuan
b. Bahan, alat , dan tidakan yang bertujuan untuk kosmetika
c. General check up
d. Prosthesis gigi tiruan
e. Pengobatan alternative dan pengobatan lain yang belum terbukti secara ilmiah
f. Rangkaian pemeriksa pengobatan dan tindakan
g. Pelayanan kesehatan pada masa tanggap darurat bencana alam
h. Pelayanan kesehatan yang diberikan pada acara bakti sosial

2.6 Hipotesis
Mayoritras Masyarakat yang sudah menggunakan kartu BPJS dan Jamkesmas, Sangat membantu
masyarakat yang kurang mampu. jadi ini sangat dibutuhkan sekali pada rakyat yang kurang mampu ,
sehingga biaya berobat mereka dapat terbantu oleh kartu BPJS dan Jamkesmas .
BAB III
ANALISIS DATA

1. PENGERTIAN
BPJS Kesehatan adalah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang dibentuk pemerintah untuk
memberikan Jaminan Kesehatan untuk Masyarakat,
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan program kesehatan untuk
mewujudkan masyarakat dengan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
medis.
- Rancangan Penelitian
- Dalam penelitian ini kami melakukan penelitian dengan metode Kuantitatif ( Menyebar
Angket ) dan melakukan survey lapangan.

- Populasi Dan Sampel

- Populasi
Definisi :
Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau
beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus. Populasi yang akan di
teliti haarus di definisikan dengan jelas sebelum penelitian dilakukan. Dalam penelitian ini, saya
menggunakan populasi dari lingkungan RW 05 , BOJONG MENTENG .

- Sampel
Definisi :
Sampel yaitu sebagian atau wakil dari populasi yang di teliti. Dalam penelitian ini saya
menggunakan sampel dari lingkungan RW 05 langsung.

-  Instrumen Penelitian
Definisi :
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang di pilih dan digunakan oleh peneliti dalam
kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.

ANGKET

1. Apakah anda tahu yang dimaksud dengan BPJS dan JAMKESMAS ?


a. Ya
b. Tidak
2. Apakah anda memiliki kartu tersebut ?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah anda pernah merasa kartu BPJS itu sangat penting ?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah anda tahu dampak positif dari kartu BPJS dan JAMKESMAS ?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah anda tahu dampak negatif dari kartu BPJS dan JAMKESMAS ?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah menurut anda semua orang wajib memiliki kartu tersebut ?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah anda tahu cara memiliki kartu tersebut sulit atau tidak ?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah anda tahu manfaat dari kartu BPJS dan JAMKESMAS ?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah anda tahu manfaat kesehatan untuk masa depan ?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah merasa dirugikan oleh kartu BPJS tersebut ?
a. Ya
b. Tidak
11. Apakah keluarga anda seluruh nya memakai pelayanan BPJS ?
a. Ya
b. Tidak
12. Apakah di lingkungan sekitar anda ada yang tidakmengerti apa itu BPJS?
a. Ya
b. Tidak
13. Apakah anda pernah berfikiran jika tidak ada pelayanan tersebut?
a. Ya
b. Tidak
14. Apakah menurut semua orang wajib mempunyai kartu tersebut?
a. Ya
b. Tidak
15. Apakah anda setuju bila kartu tersebut dimiliki banyak orang , orang yang kurang
mampu maupun orang mampu ?
a. Ya
b. Tidak

JAWABAN 810 ORANG DARI LINGKUNGAN RW 05 BOJONG MENTENG


NO YA TIDAK
1 500 310
2 270 540
3 270 540
4 320 490
5 70 740
6 810 0
7 100 710
8 810 0
9 810 0
10 90 720
11 500 310
12 110 700
13 700 110
14 810 0
15 810 0
JUMLAH 6980 5170
HASIL ANALISIS DATA
Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. 70% masyarakat lingkungan RW 05 mengetahui apa yang dimaksud dengan kartu BPJS
dan JAMKESMAS .
2. 30% Masyarakat lingkungan RW 05 memiliki atau menggunakan kartu tersebut.
3. 30% Masyarakat lingkungan RW 05 merasa kartu tersebut penting.
4. 50% Masyarakat lingkungan RW 05 mengetahui dampak positif dari kartu BPJS dan
JAMKESMAS
5. 20% Masyarakat lingkungan RW 05 mengetahui dampak negative dari kartu BPJS dan
JAMKESMAS
6. 100% masyarakat lingkungan RW 05 wajib memiliki kartu tersebut
7. 10% masyarakat lingkungan RW 05 mengetahui cara memiliki kartu BPJS dan
JAMKESMAS
8. 100% masyarakat lingkungan RW 05 mengetahui manfaat kartu BPJS
9. 100% masyarakat lingkungan RW 05 tau pentingnya kesehatan untuk masa depan
10. 7% masyarakat lingkungan RW 05 merasa dirugikan adanya kartu tersebut
11. 70% masyarakat lingkungan RW 05 mengaku bahwa anggota keluarganya
menggunakan pelayanan kartu BPJS
12. 8% masyarakat lingkungan RW 05 tidak mengerti apa itu BPJS dan JAMKESMAS
13. 98% masyarakat lingkungan RW 05 berfikir jika tidak ada pelayanan tersebut bahan
ada yang masa bodo menanggapi nya
14. 100% masyarakat lingkungan RW 05 Menanggapi bahwa semua orang wajib
mempunyai kartu tersebut
15. 100% masyarakat lingkungan RW 05 setuju bila semua orang mempunyai kartu
tersebut bagi yang mampu maupun tidak mampu
BAB IV
PENUTUP

Pada Bab ini, akan saya uraikan mengenai hasil kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan
hasil dari penelitian yang telah di jabarkan sebelumnya, sedangkan saran merupakan pendapat
peneliti untuk hasil penelitian lebih lanjut.

3.1 Kesimpulan
Melihat hasil dari penelitian saya, saya menyimpulkan bahwa manfaat kartu BPJS dan
JAMKESMAS itu dapat membantu orang yang kurang mampu . Namun, ada pula yang tidak
mengetahui atas adanya kartu pelayanan masyarakat tersebut . padahal jika kita sadari kartu BPJS
dan JAMKESMAS sangat lah penting untuk kesehatan dan meringankan biaya kita.

3.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan:
1. Gunakan lah kartu pelayanan tersebut dengan benar .
2. segera lah membuat kartu BPJS maupun JAMKESMAS agar kesehatan anda terjamin.
3. Para warga harus lebih memperhatikan penggunaan nya .
4. Para warga sebaiknya mengikuti aturan yang berdampak positif.
5. Harus lebih berhati-hati dan jangan sampai kehabisan biaya untuk kesehatan anda .

PENELITIAN SOSIOLOGI

MANFAAT KARTU BPJS DAN JAMKESMAS DI WILAYAH RW.05 BOJONG


MENTENG
NAMA : LAELA NUR PRATIWI
KELAS : X IPS 1
GURU : Drs.Sutrisno

TAHUN AJARAN
2014/2015
SMA WIDYA NUSANTARA

Anda mungkin juga menyukai