JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL (JKN)
Kelompok 2 Kelas 1B
S.Tr Promosi Kesehatan
BUKU PANDUAN
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL (JKN)
Kelompok 2 Kelas 1B
S.Tr Promosi Kesehatan
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur kami panjatkan selalu kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas Rahmat, Taufiq, dan Hidayah yang sudah diberikan
sehingga kami bisa menyelesaikan buku panduan yang berjudul
“Panduan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)” dengan tepat waktu.
Tujuan dari penulisan buku ini tidak lain adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Jaminan Kesehatan Nasional dengan dosen
pengampu Anggi Ardhiasthi, SKM, MPH sekaligus sebagai media
Promosi Kesehatan dalam menyebarluaskan informasi mengenai
panduan dalam Jaminan Kesehatan Nasional bagi mahasiswa lain
sampai masyarakat umum.
Malang, 2023
Tim Penyusun
DAFTAR ISTILAH
BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Faskes : Fasilitas Kesehatan
Fasyankes : Fasilitas Layanan Kesehatan
JKN : Jaminan Kesehatan Nasional
PBI : Penerima Bantuan Iuran
PBPU : Pekerja Bukan Penerima Upah
PerMen : Peraturan Menteri
PerPres : Peraturan Presiden
PPU : Pekerja Penerima Upah
SJSN : Sistem Jaminan Sosial Nasional
DJSN : Dewan Jaminan Sosial Nasional
Jamsostek : Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Asabri : Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
Askes : Asuransi Kesehatan
TNI : Tentara Nasional Indonesia
KPJ : Kartu Peserta Jamsostek
JHT : Jaminan Hari Tua
SRB : Surat Rujukan Balik
SEP : Surat Elijibitas Peserta
KB : Keluarga Berencana
KIPI : Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
DPT-HB-Hib : Imunisasi pentavalen
Dukcapil : Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil
NIK : Nomor Induk Kependudukan
BCG : Bacillus Calmette–Guérin (vaksin untuk mencegah TBC)
BP : Bukan Pekerja
KIS : Kartu Indonesia Sehat
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Istilah
Daftar Isi
Pendahuluan
3. Dasar Hukum 10
3.1 Undang - Undang (UU) Republik Indonesia 11
3.2 Peraturan Presiden (PerPres) Republik Indonesia 12
3.3 Peraturan dan Keputusan Setingkat Menteri 13
3.4 Peraturan Setingkat Badan Pelaksana 14
4. Kepesertaan 15
4.1 Pesesrta Bukan Penerima Bantuan Iuran (non PBI) 17
4.1.1 Pekerja Penerima Upah (PPU) 17
4.1.2 Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) 18
4.1.3 Bukan Pekerja (BP) 18
4.2 Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) 19
5. Sistem Rujukan 21
5.1 Pengertian Sistem Rujukan 22
5.2 Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan 22
5.3 Jenis - Jenis Rujukan 23
6. Penyelenggaraan JKN 25
6.1 Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional 26
6.2 Alur Layanan JKN 27
6.2.1 Alur Rujuk Balik 28
6.3 Pembiayaan 29
8. Kesimpulan 33
9. Referensi 35
PENDAHULUAN
Setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan akses pelayanan
kesehatan yang berkualitas, aman, dan juga terjangkau.
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat,
maka kesehatan adalah hak bagi setiap warga masyarakat yang
dilindungi oleh Undang-Undang Dasar.
1
01
PENGERTIAN
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
1.1 Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN )
JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) adalah program Pemerintah
yang bertujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan yang
menyeluruh bagi seluruh rakyat Indonesia untuk dapat hidup sehat,
produktif dan sejahtera. JKN dikelola oleh BPJS (Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan dan sistemnya
menggunakan sistem asuransi. Bentuk layanan langsung dari pihak
pemerintah ini merupakan wujud dari aspirasi masyarakat terkait
program bantuan kesehatan.
3
1.2 Mengapa perlu JKN?
Asurasi merupakan salah satu kebutuhan bagi sebagian orang. Pada
asuransi kesehatan, risiko pembiayaan yang besar ketika sakit,
dialihkan ke asuransi. Secara berkala, peserta asuransi bembayar
premi. Setiap bulan, triwulan, atau sesuai kontrak di polis. Premi
yang dibayarpun berbeda-beda. Tergantung fasilitas yang dijanjikan
perusahaan asuransi komersial. Tetapi asuransi kesehatan saja tidak
cukup.
5
02
PENGERTIAN
BADAN
PENYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL
(BPJS)
2.1 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Jenis-Jenis BPJS
Lembaga ini mengadakan dua jenis jaminan kesehatan. Agar lebih
memahaminya, penjabaran atas kedua program BPJS adalah
sebagai berikut:
1.BPJS Kesehatan
Seperti telah disinggung di atas tentang salah satu program BPJS
adalah asuransi di bidang kesehatan, atau biasa disebut Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN). Dasar hukum penyelenggaraannya yakni
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 dan keanggotaan peserta
ditandai dengan Kartu Indonesia Sehat (KIS), termasuk bagi mereka
penerima bantuan iuran dari pemerintah (PBI).
7
JKN memberikan pelayanan kesehatan secara komprehensif
melalui rujukan berjenjang tergantung pada indikasi medis pasien.
Adapun manfaat yang diberikan oleh keanggotaan BPJS adalah
sebagai berikut:
Mendapatkan penyuluhan kesehatan mengenai perilaku hidup
sehat maupun pengelolaan lingkungan hidup.
Hak tiap anak peserta BPJS adalah mendapatkan imunisasi
dasar yang meliputi BCG, DPT-HB, campak, dan polio.
Memperoleh layanan KB seperti kontrasepsi, konseling
kandungan, hingga tubektomi dan vasektomi.
Pemeriksaan untuk gagal ginjal, kanker, hingga bedah jantung.
Skrining kesehatan menurut risiko penyakit atau dampak
lanjutan.
2.BPJS Ketenagakerjaan
Program BPJS di bidan ketenagakerjaan adalah Jaminan Hari Tua
(JHT) yang pembayarannya ditanggung oleh pengusaha dan
pekerja. Tujuan JHT yakni memberikan penghargaan ketika
karyawan telah pensiun, mengalami cacat tetap, atau meninggal
dunia. Keanggotaannya ditandai dengan Kartu Peserta Jamsostek
(KPJ).
8
Maka perlu sebuah perlindungan penduduk Indonesia dalam suatu
sistem asuransi sosial sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia 1945 untuk menjamin kesehatan warga
negaranya agar dapat hidup sehat, produktif, serta sejahtera.
berdasarkan Pasal 17 UU SJSN, asuransi sosial merupakan program
pengumpulan iuran yang bersifat wajib bagi peserta, guna
9
03
DASAR
HUKUM
Landasan hukum dalam melaksanakan SJSN antara lain adalah:
bermatabat.
UUD 45 pasal 34 :
Sosial.
11
3.2 Peraturan Presiden (Perpres) Republik
Indonesia :
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2022
Nasional
Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2020 tentang Perubahan
Jaminan Kesehatan
Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2020 tentang Tata Kelola
Kesehatan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2018
Kesehatan
12
3.3 Peraturan dan Keputusan setingkat Menteri
Republik Indonesia:
Keputusan Menteri Kesehatan No. 326 Tahun 2013 tentang
Nasional
Peraturan Menteri Keuangan RI No. 206 Tahun 2013 tentang
Iuran Jaminan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 71 Tahun 2013 tentang
JKN
Keputusan Menteri Sosial RI No. 170/HUK/2015 tentang Penerima
Formularium Nasional
Keputusan Menteri Kesehatan No. 455 Th 2013 Tentang Asosiasi
Fasilitas Kesehatan
13
3.4 Peraturan setingkat badan pelaksana:
Peraturan BPJS Kesehatan No. 2 Tahun 2014 tentang Unit
14
04
KEPESERTAAN
Kepersertaan
DIBAYAR OLEH
PEKERJA PENERIMA PEMBERI KERJA DAN
UPAH (PPU) PEKERJA
PEKERJA BUKAN
PENERIMA UPAH
(PBPU) DIBAYAR OLEH
Bukan Penerima
PESERTA YANG
Bantuan BERSANGKUTAN
(Non PBI)
BUKAN PEKERJA (BP)
FAKIR MISKIN
DIBAYAR OLEH
PEMERINTAH
ORANG TIDAK
Penerima Bantuan (PBI) MAMPU
Apabila anak ke-1 (kesatu) sampai dengan anak ke-3 (ketiga) sudah
tidak ditanggung, maka status anak tersebut dapat digantikan oleh
anak berikutnya sesuai dengan urutan kelahiran dengan jumlah
maksimal yang ditanggung adalah 3 (tiga) orang anak yang sah.
17
Bagi pekerja yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
atau disabilitas tetap terdapat mekanisme yang telah diatur yaitu:
Bagi pekerja yang dalam masa enam bulan tidak mampu kembali
bekerja akan dimasukkan dalam kategori PBI sedangkan yang
dalam jangka waktu enam bulan dapat bekerja kembali dapat
memperpanjang status dan melanjutkan pembayaran iuran.
18
4.2 Peserta Penerima Bantuan (PBI)
Peserta Penerima Bantuan Jaminan Kesehatan (PBI) adalah Peserta
yang tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu yang iurannya
dibayarkan oleh Pemerintah.
Fakir miskin dan orang tidak mampu yang belum terdaftar terdapat
di dalam lembaga kesejahteraan sosial maupun di luar lembaga
kesejahteraan sosial yang terdiri atas:
Gelandangan
Pengemis
Perseorangan dari komunitas adat terpencil
Perempuan rawan sosial ekonomi
Korban tindak kekerasan
Pekerja migran bermasalah sosial
Masyarakat miskin akibat bencana alam dan sosial pasca
tanggap darurat
Perseorangan penerima manfaat lembaga kesejahteraan sosial
Penghuni rumah tahanan/lembaga pemasyarakatan
Penderita thalassemia mayor
Penderita Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
Peserta program keluarga harapan menggunakan kartu
keluarga harapan
Penerima bantuan langsung sementara masyarakat
Perseorangan penerima program beras miskin
19
Orang Tidak Mampu adalah orang yang mempunyai sumber mata
pencaharian, gaji atau upah yang hanya mampu memenuhi
kebutuhan dasar yang layak namun tidak mampu membayar iuran
Jaminan Kesehatan bagi dirinya dan keluarganya.
Mendaftarkan PBI
Pemerintah Jaminan Kesehatan
Mendaftarkan dirinya
Pemberi Kerja dan pekerjanya BPJS
20
05
SISTEM
RUJUKAN
5.1 Pengertian Sitem Rujukan
22
5.3 Jenis - Jenis Rujukan
1. Rujukan Horizontal
Adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan dalam
satu tingkatan apabila perujuk tidak dapat memberikan pelayanan
kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan
fasilitas,peralatan dan/atau ketenagaan yang sifatnya sementara
atau menetap.
2. Rujukan Vertikal
Adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan yang
berbeda tingkatan, dapat dilakukan dari tingkat pelayanan yang
lebih rendah ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya.
23
3. Rujukan Parsial
Rujukan parsial adalah pengiriman pasien atau spesimen ke
pemberi pelayanan kesehatan lain dalam rangka menegakkan
diagnosis atau pemberian terapi, yang merupakan satu rangkaian
perawatan pasien di Faskes tersebut. Rujukan parsial dapat berupa:
1. Pengiriman pasien untuk dilakukan pemeriksaan penunjang
atau tindakan.
2. Pengiriman spesimen untuk pemeriksaan penunjang.
Apabila pasien tersebut adalah pasien rujukan parsial, maka
penjaminan pasien dilakukan oleh fasilitas kesehatan perujuk.
24
06
PENYELENGGARAAN
JKN
6.1 Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mempunyai multi manfaat,
secara medis dan maupun non medis. Ia mempunyai manfaat
secara komprehensive; yakni pelayanan yang diberikan bersifat
paripurna mulai dari preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.
Seluruh pelayanan tersebut tidak dipengaruhi oleh besarnya biaya
iuran bagi peserta. Promotif dan preventif yang diberikan bagi
upaya kesehatan perorangan (personal care).
26
6.2 Alur Layanan JKN
27
6.2.1 Alur Rujuk Balik
Sebelum mendapatkan pelayanan PRB, peserta harus
mendaftarkan diri sebagai peserta aktif PRB dengan cara:
28
6.3 Pembiayaan
29
07
07
TANYA JAWAB
SEPUTAR BPJS
T : Bagaimana jika kartu peserta hilang?
J : Peserta harus segera melaporkannya ke pihak BPJS Kesehatan
dengan mendatangkan diri ke kantor cabang terdekat. Jangan lupa
untuk membawa dokumen berikut ini:
1. Surat pernyataan hilang bermaterai dari yang bersangkutan.
2. Menunjukkan KTP atau Kartu Keluarga yang berlaku.
T : Apakah bisa bila peserta ingin pindah kelas rawatan ke yang lebih
tinggi?
J : Ya, bisa. Hanya saja peserta harus menanggung selisih biaya yang
dibebankan kepada peserta.
31
T : Bagaimana jika tidak dapat masuk aplikasi mobile JKN karena
ganti nomor handphone?
J : Jika ganti nomor handphone dan tidak dapat masuk aplikasi
mobile JKN maka hubungi call center BPJS kesehatan di nomor 165,
proses cepat.
32
08
KESIMPULAN
Kesimpulan
34
09
REFERENSI
Referensi
Suprianto, Arip, and Dyah Mutiarin. "Evaluasi Pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Nasional." Journal of Governance and Public
Policy 4.1 (2017): 71-107.
Khariza, Hubaib Alif. Program Jaminan Kesehatan Nasional
(Studi Deskriptif Tentang Faktor-Faktor Yang Dapat
Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi Program Jaminan
Kesehatan Nasional Di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya). Diss.
UNIVERSITAS AIRLANGGA, 2015.
Hadiyati, I., Sekarwana, N., Sunjaya, D. K., & Setiawati, E. P. (2017).
Konsep kualitas pelayanan kesehatan berdasar atas ekspektasi
peserta jaminan kesehatan nasional. Majalah Kedokteran
Bandung, 49(2), 102-109.
Figueras J, McKee M, penyunting. Health system, health, wealth
and societal wellbeing. New York: McGraw-Hill; 2012
Omachonu VK, Einspruch NG. Innovation in healthcare delivery
systems: a conceptual framework. Public Sector Innovation J.
2010;15(1):2–16.
https://bit.ly/3JRnBjA
https://bit.ly/3lkvp47
https://bit.ly/3JvT9tS
https://bit.ly/3LRfogX
36