Disusun Oleh :
Denia Yurisa (14020119140147)
Fakhrul Umam Hadi (14020119130103)
Faradila Hestiyana (14020119130086)
Muhammad Reyhan Anantama (14020119140170)
Mutiara Nafisha Putri (14020119140169)
ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat, maka kesehatan adalah
hak bagi setiap warga masyarakat yang dilindungi oleh Undang-Undang Dasar. Setiap negara
mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk mencapai kesejahteraan. Oleh
karena itu, perbaikan pelayanan kesehatan pada dasarnya merupakan suatu investasi sumber
daya manusia untuk mencapai masyarakat yang sejahtera.1Pelayanan kesehatan merupakan
hak yang mendasar bagi masyarakat indonesia dimana pelayanan yang dibutuhkan harus
disediakan dan dijaminkan oleh Pemerintah Indonesia.
Fenomena yang terjadi di Indonesia sekarang ini tentang tingkat kesehatan dalam
masyarakat adalah sulitnya akses dalam pelayanan kesehatan . Kesulitan pelayanan tersebut
utamanya dipengaruhi oleh faktor finansial. Beberapa contoh dapat dilihat di daerah-daerah
di Indonesia pada masyarakat miskin yang menderita sakit parah atau penyakit tergolong
berat tidak dapat disembuhkan karena ketiadaan biaya pengobatan sehingga pada akhirnya
lambat ditangani atau sama sekali tidak ditangani sehingga pada akhirnya penyakitnya
semakin parah bahkan berakibat kematian.
Selanjutnya, faktor penyebab lainnya adalah sumber daya manusia yang relatif rendah
yang menyebabkan keterbatasan informasi, misalnya tentang aturan hak dan kewajiban
masyarakat sebagai pasien yang membutuhkan pelayananmedis agar dapat terhindar dari hal
yang tidak diinginkan seperti pelayanan dari tenaga medis yang kurang menyenangkan,
malpraktek, dan lainnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi BPJS kesehatan terhadap pembangunan nasional?
2. Faktor atau kendala apa saja yang menghambat pelaksanaan BPJS terhadap
pembangunan nasional?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan bisa memberikan pemahaman serta
wawasan baru tentang Program BPJS Kesehatan dan menambah pengalaman
serta keterampilan dalam melakukan penelitian sehingga nantinya dapat
memahami sepenuhnya serta dapat menerapkan pengetahuan-pengetahuan
yang telah didapat.
b. Bagi BPJS, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan
sumbangan pemikiran serta kajian terkait tentang implementasi Program BPJS
sehingga kedepannya dapat dijadikan perbaikan dan saran untuk
menyempurnakan implementasi kebijakan dimasa yang akan datang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian, Visi dan Misi BPJS Kesehatan
2.1.1 Pengertian BPJS
BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan
sosial. BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Sedangkan Jaminan
Sosial sendiri artinya salah satu bentuk perlindungan social untuk menjamin seluruh rakyat
agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial atau BPJS merupakan lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan program
jaminan sosial di Indonesia menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-
undang Nomor 24 Tahun 2011. Sesuai Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional, BPJS merupakan badan hukum nirlaba.
Paling lambat 1 Januari 2019, seluruh penduduk Indonesia memiliki jaminan kesehatan
nasional untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang
handal, unggul dan terpercaya.
Misi BPJS Kesehatan :
2.2.1 Tujuan
2.2.2 Fungsi
2.2.3 Manfaat
1. BPJS kesehatan akan menjadi solusi kesehatan bagi masyarakat karena berbagai
manfaat dan fasilitasnya. Manfaat yang didapat oleh peserta BPJS kesehatan
mencakup pelayanan, pencegahan, dan pengobatan termasuk pelayanan obat dan
bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis.
3. Peserta program JKN ini, pada saat berobat hanya perlu megikuti prosedur yang
ditetapkan dan menunjukkan kartu kepesertaan untuk mendapatkan layanan kesehatan
sesuai kebutuhan.
Manfaat BPJS dari segi Promosi dan Preventif akan memberikan pelayanan yang meliputi:
2. Imunisasi dasar
Pelayanani imunisasi dasar meliputi:
a. Vaksin Baccile Calmett Guerin (BCG)
b. Vaksin Difteri Pertusis Tetanus (DPT)
c. Vaksin Hepatitis-B
d. Vaksin Polio, dan
e. Vaksin Campak
4. Skrining kesehatan
Pelayanan skrining kesehatan diberikan secara selektif yang ditujukan untuk
mendeteksi resiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari resiko penyakit
tertentu.
2.3 Kelebihan dan Kekurangan BPJS-Kesehatan
2.3.1 Kelebihan
Kelebihan pertama dari BPJS Kesehatan adalah biaya atau iuran yang
murah. Hanya dengan premi per-bulan, untuk kelas 1 sebesar Rp60 ribu,
kelas 2 sebesar Rp51 ribu, dan kelas 3 sebesar Rp25.000, seseorang sudah
bisa mendapatkan layanan atau perlindungan kesehatan dari pemeriksaan,
rawat inap, pembedahan, obat dan lain sebagainya.
Jika asuransi kesehatan swasta mewajibkan para pendaftar untuk
melakukan medical check-up untuk melihat apakah pendaftar memiliki
penyakit kritis atau tidak untuk menentukan premi, BPJS-Kesehatan tidak
perlu melakukan medical check-up terlebih dahulu.
BPJS-Kesehatan menanggung proteksi para peserta hingga seumur hidup.
BPJS-Kesehatan pun tidak ada pengecualian. Berbeda dengan asuransi
kesehatan swasta yang akan mematok premi lebih mahal pada peserta yang
memiliki penyakit kronis, BPJS-Kesehatan tidak bergantug pada penyakit
yang diidap oleh para peserta.
Pada awalnya para peserta yang ingin melakukan perubahan data harus
mendatangi kantor pusat atau pun cabang, namun kini peserta bisa
melakukan perubahan data melalui online. Hal ini dikarenakan para
peserta BPJS-Kesehatan yang makin membludak.
2.3.2 Kekurangan
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Program jaminan sosial harus berkelanjutan selama negara ini ada, oleh karena itu
BPJS Kesehatan harus dikelola secara prudent, efisien dengan tetap mengacu pada
budaya pengelolaan korporasi. Segala kelebihan dan kekurangan dalam BPJS
digunakan sebagai evaluasi untuk mengembangkan pelayanan BPJS Kesehatan
kedepannya.