Anda di halaman 1dari 10

Makalah

PENGEMBANGAN ALTERNATIF KEBIJAKAN

Disusun Oleh :

IDA FAZLYA 1616010122

DOSEN : SRI ROSITA, SKM, MKM

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini berjudul “Pengembangan Alternatif Kebijakan”. Makalah ini disusun
agar dapat bermanfaat sebagai media sumber informasi dan pengetahuan.

Ucapan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah, teman-teman dan semua
pihak yang telah terlibat dan memberikan bantuan dalam bentuk moril maupun
materil dalam proses penyusunan makalah ini, sehingga dapat selesai tepat pada
waktunya.

Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat dibutuhkan. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan berguna serta bisa digunakan sebagaimana mestinya.

Banda Aceh, Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................ 1
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Pengembangan Alternatif Kebijakan .................................. 2
2.2 Kriteria Seleksi ................................................................... 4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................................... 6
3.2 Saran ................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alternatif kebijakan adalah arah tindakan publik (yang masih) potensial


(belum dilaksanakan) yang dapat memenuhi nilai atau pemuasan kebutuhan
publik. Dengan kata lain, alternatif kebijakan merupakan arah tindakan yang dapat
dipilih untuk mengatasi problema tersebut. Informasi tentang alternatif kebijakan
adalah salah satu komponen terpenting dalam analisa kebijakan, karena lengkap
tidaknya informasi akan berpengaruh besar pada apakah suatu problem kebijakan
dapat terpecahkan atau tidak.

Infomasi mengenai problema kebijakan dipindahkan ke dalam alternatif


kebijakan melalui penggunaan prosedur peramalan (forescating). Problem
kebijakan (baik telah cukup diidentifisir ataupun belum) menjadi dasar dalam
meramalkan kemungkinan kecenderungan tindakan yang dapat menjawab
problem kebijakan. Alternatif kebijakan akan tergantung pada problem
kebijakan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
metode pengembangan alternatif kebijakan.

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui apa saja metode pengembangan alternatif kebijakan.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengembangan Alternatif Kebijakan


2.1.1 Metode Pengembangan Alternatif Kebijakan

Ketika Pembuat Kebijakan (Policy Makers) menghadapi masalah, terutama


yang bersifat tidak terstruktur, maka ia dituntut mengembangkan berbagai
alternative kebijakan sebelum sampai pada pilihan kebijakan yang tepat.
Kebijakan yang dipilih adalah kebijakan yang telah lolos dari proses seleksi
karena dipandang lebih unggul daripada alternative kebijakan yang lain. Dalam
proses seleksi harus mendasarkan pada criteria yang jelas.

Patton dan Sawicki (1987 : 182-185) Mengindentifikasikan beberapa


metode yang dapat digunakan pembuat kebijakan untuk Mengembangkan
Alternative Kebijakan sebagai berikut :

a. Metode Status Quo


Suatu alternative dipilih apabila klien, Pemegang Otoritas, Kelompok
Masyarakat /instansi merasa bahwa masalah yang ada dapat diperbaiki
dengan alternative yang bersangkutan.
Untuk memilih alternative yang akan di adopsi perlu dilakukan evaluasi
terhadap setiap alternative. Apakah situasi menjadi baik atau tidak.
Alternative dengan Status Quo ini dipilihdengan alasan :
1. Tidak cukup dana untuk membuat alternative kebijakan baru
2. Dengan kebijakan status quo dapat mengurangi tindakan resiko
3. Dengan kebijakan status quo dapat mencapai sasaran
kebijakan/program.
4. Status Quo merupakan solusi yang bterbaik dikarenakan masalahnya
sangat pelik sehingga tidak ada solusi yang optimal

2
b. Metode Survai Cepat (Quick Surveys)
Analisis kebijakan dapat menanyakan kepada teman atau kelompok
tertentu mengenai suatu masalah dan minta saran bagaimana
memecahkan masalah tersebut. Ini dimaksud untuk mendapatkan
berbagai ide yanag baik dalam memecahkan masalah. Metode ini dapat
menghasilakan serangkaian daftar saran alternative kebijakan untuk
kemudian diolah oleh analis kebijakan.
c. Tinjauan Pustaka (Literature Review)
Berbagai sumber literature seperti buku dan jurnal berisi pengetahuan
teoritik dan kasus dari berbagai bidang, seperti bidang perumahan,
pendidikan, perpajakan, polusi dan sebagainya. Semuanya ini dapat
digunakan sebagai sumber informasi untuk menawarkan alternative
kebijakan dalam memecahklan masalah. Secara teoritis ada 3 jenis
kebijakan yang bisa
d. Perbandingan dengan Pengalaman Nyata (Comparison Of Real-Worls
Experiences)
Tujuan utama metode ini adalah untuk mengetahui pengalaman yang
memperlihatkan bahwa suatu alternative dapat diimplementasikan.
Contoh : belajar dari pengalaman pembangunan di Negara-negara dunia
ketiga baik diAsiamaupun Amerika Latin pada tahun 1950-1960-an,
kebijakan pembangunan yang tersentral tidak dapat mengatasi
kemiskinan dan ketimpangan yang ada dalam masyarakat. Oleh
karenanya mulai dasawarsa 1970 banyak Negara berkembang
mengadopsi decentralized planning approach.
e. Metode Analogy, Metaphor, and Synetics
Analogi dan Metaphor digunakan untuk memecahkan masalah baik
dalam hal mendefinisikan masalah maupun untuk membentu analis
dalam mengindentifikasikan kemungkinan alternative. Sedangkan
Synetics adalah metode pemecahan masalah dalam kelompok melalui
diskusi sehingga kesempatan untuk menemukan alternatifnya
meningkat.

3
f. Curah Pendapat (Brainstorming)
Metode ini dapat dilakukan melalui konferensi yang kreatif guna
menghasilkan serangkaian daftar (checklist) ide/gagasan untuk
memecahkan masalah. Brainstorming menunjuk pada diskusi kelompok
tentang masalah dan berbagai kemungkinan alternative pemecahannya.

2.2 Kriteria Seleksi

Dalam memilih alternative kebijakan public ada beberapa variable yang


perlu dipertimbangkan, yakni :

a. Kesesuaian dengan visi dan misi organisasi. Alternative kebijakan yang


dipilih harus mendukung tercapainya visi dan misi organisasi, karena
kebijakan berfungsi sebagai instrument untuk mencapai visi dan misi
organisasi.
b. Applicable (dapat diimplementasikan). Untuk menilai sebuah kebijakan
yang baik bukan hanya dari sudut penggunaan susunan kata dan kalimat
yang indah dan penetapan sasaran yang ideal atau tinggi, tetapi terlebih
pada aspek fifibilitas kebijakan tersebut untuk diimplementasikan.
c. Mampu mempromosikan pemerataan dan keadilan pada masyarakat
artinya kepentingan public harus diletakkan sebagai pertimbangan utama
oleh para policy makers.
d. Mendasarkan pada kriteria penilaian yang jelas dan transparan. Hal ini
berfungsi sebagai standar penilaian yang dapat diverifikasi oleh public.

Dalam hubungannya dengan criteria yang berfungsi sebagai standar


penilaian bardach sebagaimana yang dikutip oleh patton dan sawicki mengajukan
beberapa criteria yaitu :

a. Kelayakan teknis (technical feasibility), apakah alternative yang dipilih


dapat mengatasi pokok persoalan yang muncul. Ini mencakup dua sub-
kriteria, yakni efektivitas dan kecukupan.efektivitas mencakup apakah
alternative yang dipilih dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

4
Sedangkan kecukupan menyangkut seberapa jauh alternative yang dipilih
mampu mengatasi persoalan.
b. Kemungkinan Ekonomik dan Financial artinya efesiensi ekonomi
mempersoalakan apakah dengan menggunakan resources yang ada dapat
memperoleh manfaat yang optimal. Sedangkan Keuntungan
mempersoalkan perbandingan antara input dan output
kebijakan.sedangkan efesiensi biaya mempersoalkan apakah tujuan dapat
dicapai dengan biaya yang minimal.
c. Kelayakan politik (political viability). Yang mencakup tingkat
penerimaan, kepantasan, daya tanggap dan aspek keadilan.
d. Kelayakan administrative. Mencakup sub-kriteria : otoritas, komitmen
institusi, mkapasitas kemampuan aparatur baik konseptual maupun
keterampilan dan dukungan organisasi dalam melaksanakan kebijakan.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Patton dan Sawicki (1987 : 182-185) Mengindentifikasikan beberapa


metode yang dapat digunakan pembuat kebijakan untuk Mengembangkan
Alternative Kebijakan sebagai berikut :

a. Metode Status Quo


b. Metode Survai Cepat (Quick Surveys)
c. Tinjauan Pustaka (Literature Review)
d. Perbandingan dengan Pengalaman Nyata (Comparison Of Real-Worls
Experiences)
e. Curah Pendapat (Brainstorming)

Dalam memilih alternative kebijakan public ada beberapa variable yang perlu
dipertimbangkan, yakni :

a. Kesesuaian dengan visi dan misi organisasi.


b. Applicable (dapat diimplementasikan).
c. Mampu mempromosikan pemerataan dan keadilan pada masyarakat
d. Mendasarkan pada kriteria penilaian yang jelas dan transparan.

3.2 Saran

Demikianlah makalah ini yang kami buat, tentunya masih banyak


kelemahan dan kekurangan di karenakan keterbatasan pengetahuan kami. Untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dalam pembuatan
makalah berikutnya lebih sempurna. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan untuk para pembaca.

6
DAFTAR PUSTAKA

AG. Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik; Konsep, Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Patton, Carl V dan Sawicki, David S. 1987. Basic Methods of Policy Analysis and

Planning. Prentice-Hall, Englewood Cliffs, New Jersey

Suharto, dkk. 1992. Kebijakan Publik. Universitas Sebelas Maret Surakarta

Anda mungkin juga menyukai