Anda di halaman 1dari 4

BAGIAN PERTAMA

“Konten Kebijakan dan Konteks dalam Implementasi”

Politik dalam implementasi kebijakan baru baru ini muncul sebagai topik yang menarik
bagi para pelajar politik di negara dunia ketiga. Implementasi telah mencuri perhatian karena
adanya banyak faktor yang bisa dibahas mulai tersedianya kecukupan sumber daya antar
pemerintah, dari komitmen yang paling mendasar untuk melaporkan mekanisme birokrasi, dari
pengaruh politik penentang kebijakan dan peristiwa yang tampaknya tidak saling terkait dan
sering melakukan intervensi diantara tujuan kebijakan dan pencapaian mereka dalam sosial.
faktor tersebut dapat menjelaskan "korespondensi sering tidak sempurna antara kebijakan
diadopsi dan layanan benar-benar disampaikan". Dalam buku ini mencoba menjelaskan
perbedaan mengenai realisasi implementasi, bahkan ketika implementasi sukses untuk
dilaksanakan, hal itu melibatkan pakar yang bertugas menerjemahkan tujuan kebijakan melalui
beberapa prosedur, selain itu juga melibatkan pertanyaan mendasar mengenai konflik,
pembuatan putusan, dan tentang siapa mendapatkan apa dalam lingkup masyarakat.
Secara umum, tugas dan fungsi implementasi adalah menciptakan relasi atau koneksi
yang mengijinkan tujuan kebijakan publik untuk direalisasikan menjadi sebuah hasil dari
aktifitas pemerintah. Aktifitas pemerintah akan diwujudkan melalui program dan proyek
individu, dimana maksud dari program dan proyek individu dapat merubah lingkungan
kebijakan, dan perubahan tersebut dapat dianggap sebagai hasil program yang telah
dijalankan. Disini dijelaskan bahwa perbedaan antara kebijakan dan program menyiratkan
bahwa implementasi kebijakan adalah sebuah fungsi dari implementasi program. Keberhasilan
dan kegagalan kebijakan/program nantinya akan dijadikan sebagai pedoman untuk perumusan
kembali kebijakan selanjutnya. Seperti yang sudah dijelaskan mengenai perbedaan antara
kebijakan dan program dimana keduanya sulit untuk mempertahankan praktiknya, namun hal itu
dapat dikaburkan oleh berbagai tingkat dimana istilah kebijakan sering digunakan. Dalam buku
ini, kami telah mencoba untuk menyelesaikan masalah ini dengan mempertimbangkan
implementasi menjadi proses umum tindakan administratif yang dapat diselidiki di tingkat
program khusus. Proses implementasi dapat dimulai ketika tujuan dan objek kebijakan memiliki
kekhususan, ketika program kebijakan telah dirancang dengan matang, ketika dana telah
dialokasikan sesuai dengan tujuan. Ini merupakan kondisi dasar untuk mengeksekusi secara
langsung proses kebijakan publik. Sehingga proses kebijakan, program yang dijalankan harus
bersifat intergral yang mana dapat menentukan tingkat keberhasilan dari program tersebut.
Dalam Pendekatan Meriee S. Grindle dikenal dengan Implementation as A Political and
Administrative Procces. Menurut Grindle ada 2 variabel yang mempengaruhi implementasi
kebijakan publik, yaitu :
1. Keberhasilan implementasi suatu kebijakan publik dapat diukur dari proses pencapaian hasil
akhir (outcomes), yaitu tercapai atau tidaknya tujuan yang ingin diraih. Hal ini dikemukakan
oleh Grindle, dimana pengukuran keberhasilan implementasi kebijakan tersebut dapat dilihat dari
2 hal, yakni :
a. Dilihat dari prosesnya, dengan mempertanyakan apakah pelaksanaan kebijakan sesuai dengan
yang ditentukan (design) dengan merujuk pada aksi kebijakannya.
b. Apakah tujuan kebijakan tercapai. Dimensi ini diukur dengan melihat dua faktor, yaitu :
- Dampak atau efeknya pada masyarakat secara individu dan kelompok
- Tingkat perubahan yang terjadi serta penerimaan kelompok sasaran dan perubahan yang terjadi
2. Keberhasilan suatu implementasi kebijakan publik, juga menurut Grindle, amat ditentukan oleh
tingkat implementability kebijakan itu sendiri, yang terdiri atas :
1. Isi Kebijakan (Content of Policy)
Mencakup :
a. Interest Affected (Kepentingan-Kepentingan yang Mempengaruhi)
Interst affected berkaitan dengan berbagai kepentingan yang mempengaruhi suatu implementasi
kebijakan. Indikator ini berargumen bahwa suatu kebijakan dalam pelaksanaannya pasti
melibatkan banyak kepentingan, dan sejauh mana kepentingan-kepentingan tersebut membawa
pengaruh terhadap implementasinya, hal inilah yang ingin diketahui lebih lanjut.
b. Type of Benefits (Tipe Manfaat)
Pada point ini content of policy berupaya untuk menunjukkan atau menjelaskan bahwa dalam
suatu kebijakan harus terdapat beberapa jenis manfaat yang menunjukkan dampak positif yang
dihasilkan oleh pengimplementasian kebijakan yang hendak dilaksanakan.
c. Extent of Change Envision (Derajat Perubahan yang Ingin Dicapai)
Setiap kebijakan memiliki target yang hendak dan ingin dicapai. Content of policy yang ingin
dijelaskan pada pon ini adalah bahwa sejauh mana perubahan yang diinginkan dari sebuah
kebijakan haruslah memiliki skala yang jelas.. Suatu program yang bertujuan mengubah sikap
dan perilaku kelompok sasaran relative lebih sulit diimplementasikan daripada program yang
sekedar memberikan bentuan kredit atau bantuan beras kepada kelompok masyarakat miskin
d. Site of Decision Making (Letak Pengambilan Keputusan)
Pengambilan keputusan dalam suatu kebijakan memegang peranan penting dalam pelaksanaan
suatu kebijakan, maka pada bagian ini harus dijelaskan dimana letak pengambilan keputusan dari
suatu kebijakan yang akan diimplementasikan.
e. Program Implementer (Pelaksana Program)
Dalam menjalankan suatu kebijakan atau program harus didukung dengan adanya pelaksana
kebijakan yang kompeten dan kapabel demi keberhasilan suatu kebijakan. Dan ini sudah harus
terpapar atau terdata dengan baik, apakah sebuah kebijakan telah menyebutkan implementornya
dengan rinci
f. Resources Committed (Sumber-Sumber Daya yang Digunakan)
Apakah sebuah program didukung oleh sumber daya yang memadai. Pelaksanaan kebijakan
harus didukung oleh sumberdaya-sumberdayayang mendukung agar pelaksanaannya berjalan
dengan baik.
2. Lingkungan Implementasi (Context of Implementation)
Mencakup :
a. Power, Interest, and Strategy of Actor Involved (Kekuasaan, Kepentingan-Kepentingan, dan
Strategi dari Aktor yang Terlibat)
Dalam suatu kebijakan perlu dipertimbangkan pula kekuatan atau kekuasaan, kepentingan
serta strategi yang digunakan oleh para actor yang terlibat guna memperlancar jalannya
pelaksanaan suatu implementasi kebijakan. Bila hal ini tidak diperhitungkan dengan matang,
sangat besar kemungkinan program yang hendak diimplementasikan akan jauh hasilnya dari
yang diharapkan.
b. Institution and Regime Characteristic (Karakteristik lembaga dan rezim yang sedang berkuasa)
Lingkungan dimana suatu kebijakan tersebut dilaksanakanjuga berpengaruh terhadap
keberhasilannya, maka pada bagian ini ingin dijelaskan karakteristik dari suatu lembaga yang
akan turut mempengaruhi suatu kebijakan.
c. Compliance and Responsiveness (Tingkat Kepatuhan dan Adanya Respon dari Pelaksana)
Hal lain yang dirasa penting dalam proses pelaksanaan suatu kebijakan adalah kepatuhan dan
respon dari para pelaksana, maka yang hendak dijelaskan pada poin ini adalah sejauhmana
kepatuhan dan respon dari pelaksana dalam menanggapi suatu kebijakan.

Setelah kegiatan pelaksanaan kebijakan yang dipengaruhi oleh isi atau konten dan
lingkungan atau konteks diterapkan, maka akan dapat diketahui apakah para pelaksana kebijakan
dalam membuat sebuah kebijakan sesuai dengan apa yang diharapkan, juga dapat diketahui pada
apakah suatu kebijakan dipengaruhi oleh suatu lngkungan, sehingga terjadinya tingkat perubahan
yang terjadi.
Menurut Merilee S. Grindle (1980) bahwa keberhasilan implementasi kebijakan publik
dipengaruhi oleh dua variabel yang fundamental, yakni isi kebijakan (content of policy) dan
lingkungan implementasi (context of implementation) seperti terlihat pada gambar di atas.
Variabel isi kebijakan ini mencakup : (1) sejauh mana kepentingan kelompok sasaran atau target
groups termuat dalam isi kebijakan; (2) jenis manfaat yang diterima oleh target groups , (3)
sejauhmana perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan. Suatu program yang bertujuan
mengubah sikap dan perilaku kelompok sasaran relative lebih sulit diimplementasikan dari pada
program yang sekedar memberikan bantuan atau kredit kepada masyarakat miskin; (4) apakah
letak sebuah program sudah tepat. (5) apakah sebuah kebijakan telah menyebutkan
implementornya dengan rinci; dan (6) apakah sebuah program didukung oleh sumber daya yang
memadai.

Sedangkan variabel lingkungan kebijakan mencakup :


1. Seberapa besar kekuasaan, kepentingan, dan strategi yang dimiliki oleh para actor yang terlibat
dalam implementasi kebijakan,
2. Karakteristik institusi dan rejim yang sedang berkuasa,
3. Tingkat kepatuhan dan responsivitas kelompok sasaran.
Keberhasilan implementasi menurut Grindle (1980 dipengaruhi oleh dua variabel besar,
yakni isi kebijakan dan lingkungan implementasi. Variabel isi kebijakan ini mencakup :
a) Sejauh mana kepentingan kelompok sasaran atau target groups termuat dalam isi kebijakan.
b) Jenis manfaat yang diterima oleh target group.
c) Sejauh mana perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan.
d) Apakah letak sebuah program sudah tepat.
e) Apakah sebuah kebijakan telah menyebutkan implementornya dengan rinci, dan
f) Apakah sebuah program didukung oleh sumberdaya yang memadai.
g) Sedangkan variabel lingkungan kebijakan mencakup
h) Seberapa besar kekuasaan, kepentingan, dan strategi yang dimiliki oleh para aktor yang terlibat
dalam implementasi kebijakan.
i) Karakteristik institusi dan rejim yang sedang berkuasa.
j) Tingkat kepatuhan dan responsivitas kelompok sasaran.

Grindle memperkenalkan model implementasi sebagai proses politik dan


administrasi. Model tersebut menggambarkan proses pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh beragam aktor, dimana keluaran akhirnya ditentukan oleh baik materi
program yang telah dicapai maupun melalui interaksi para pembuat keputusan dalam
konteks politik administratif. Proses politik dapat terlihat melalui proses pengambilan
keputusan yang melibatkan berbagai aktor kebijakan, sedangkan proses administrasi
terlihat melalui proses umum mengenai aksi administratif yang dapat diteliti pada
tingkat program tertentu.

Anda mungkin juga menyukai