Anda di halaman 1dari 23

Pengembangan Alternatif

Kebijakan
Oleh
Indah Dwi Ernawati

Kebijakan yg dipilih adalah kebijakan


yg telah lolos dari proses seleksi
karena dipandang lebih unggul dari
kebijakan yg lain

Mengembangkan alternatif kebijakan


bukanlah kegiatan yg mudah, krn
pembuat kebijakan dituntut memiliki
pengetahuan yg luas berkaitan dg
masalah yg sedang dihadapi

Metode Pengembangan Alternatif


Kebijakan
1. Metode Status Quo (No-Action)
2. Metode Survai Cepat (Quick
Surveys)
3. Tinjauan Pustaka (Literature Review)
4. Perbandingan dg pengalaman nyata
5. Metode analogi, Metaphor &
Synetics
6. Curah pendapat (Brainstorming)

Ad 1. Metode Status Quo (NoAction)


Alasan pemilihan :
1. Tdk cukup dana utk membuat alternatif
kebijakan yg baru
2. Dg kebijakan status quo sdh dpt mencapai
sasaran kebijakan/ program
3. Kebijakan status quo dpt mengurangi
tindakan & resiko
4. Status quo merupakan solusi terbaik
dikarenakan masalahnya sangat pelik shg
tdk ada solusi yg optimal

Ad 2. Metode Survai Cepat (Quick


Surveys)
Analis kebijakan dpt menanyakan&
meminta saran kpd teman/kelompok
ttt ttg suatu masalah
Tujuannya utk mendapatkan
berbagai ide yg baik dlm
memecahkan masalah
Metode ini memberikan berbagai
saran alternatif kebijakan

Ad 3. Tinjauan Pustaka (Literature


Review)
Berbagai sumber literatur (buku &
jurnal berisi pengetahuan teoritik &
kasus) digunakan sbg sumber
informasi utk menawarkan alternatif
kebijakan dlm memecahkan masalah
Ex : penggusuran kaki lima berkaitan
dg kebijakan struktural, kebijakan
relokasi & kebijakan edukatif

Keterangan
Kebijakan struktural : kebijakan utk
mengontrol aktivitas sektor informal
melalui infrastruktur legal &
administratif
Kebijakan relokasi : dimaksudkan utk
menata kembali tempat
beroperasinya sektor informal
Kebijakan edukatif : dimaksudkan utk
mengubah sikap & pengetahuan
mereka shg mengubah perilaku
mereka

Ad 4. Perbandingan dengan
pengalaman nyata
Memperoleh informasi ttg alternatif
kebijakan yg nyata yg tlh digunakan oleh
pihak lain yg memiliki setting sosial yg
sama
Tujuan metode ini : utk mengetahui
pengalaman yg memperlihatkan bahwa
suatu alternatif dpt diimplementasikan
Ex : kebijakan pembangunan yg tersentral
tdk dpt mengatasi kemiskinan &
ketimpangan yg ada dlm masyarakat

Ad 5. Metode analogi, Metaphor &


Synetics
Analogi & metapor digunakan utk memecahkan
masalah baik dlm hal mendefinisikan masalah
maupun utk membantu analisis dlm
mengidentifikasi kemungkinan alternatif
Para analisis kebijakan sering gagal menemukan
solusi terhadap suatu masalah sbb mereka tidak
mengenali bahwa masalah yg dihadapi
sebenarnya adalah masalah yg lama
Synetics adalah metode pemecahan masaalah
dlm kelompok melalui diskusi shg kesempatan
utk menemukan alternatif meningkat

Ad 6. Curah Pendapat
(Brainstorming)
Dapat dilakukan melalui konferensi yg kreatif
guna menghasilkan serangkaian daftar ide utk
memecahkan masalah
Derajat brainstorming bervariasi : pembicaraan
informal; pertemuan cepat diantara anggota
staf dlm bidang yg sama; sampai dg
pertemuan yg teratur di antara anggota staf,
para pakar & konsultan
Brainstorming menunjuk pd diskusi kelompok
ttg masalah & berbagai kemungkinan alternatif
pemecahannya

Beberapa variabel yg perlu


dipertimbangkan dlm pemilihan
alternatif kebijakan :

1. Kesesuaian dg visi & misi organisasi


2. Applicable (dpt diimplementasikan)
3. Mampu mempromosikan
pemerataan & keadilan pd
masyarakat
4. Mendasarkan pd kriteria penilaian
yg jelas & transparan

Kriteria Seleksi (1)


1. Kelayakan teknis : apakah alternatif yg
dipilih dpt mengatasi pokok persoalan yg
muncul, mencakup efektifitas &
kecukupan (adequacy)
. Efektifitas : menyangkut apakah alternatif
yg dipilih dpt mencapai tujuan yg
diinginkan
. Adequacy : menyangkut seberapa jauh
alternatif yg dipilih mampu memecahkan
persoalan

Kriteria Seleksi (2)


2. Kemungkinan ekonomik & finansial :
menyangkut economic efficiency,
profitability, & cost effectiveness
. Efficiency : mempersoalkan apakah dg
menggunakan sumber daya yg ada dpt
memperoleh manfaat yg optimal
. Profitability : mempersoalkan perbandingan
antara input dg output kebijakan
. Cost effectiveness : mempersoalkan apakah
tujuan dpt dicapai dg biaya minimal

Kriteria Seleksi (3)


3. Kelayakan politik : acceptability, appropriateness,
responsiveness, legal & equity
. Acceptability : apakah alternatif kebijakan yg
bersangkutan dpt diterima oleh aktor politik (pembuat
keputusan) & masyarakat (penerima kebijakan)
. Appropriateness : apakah kebijkan tdk bertentangan
dg nilai-nilai yg ada dlm masyarakat
. Responsiveness : apakah kebijakan yg bersangkutan
sesuai dg kebutuhan masyarakat
. Legal : apakah kebijakan yg bersangkutan tdk
bertentangan dg peraturan yg ada
. Equity : apakah kebijakan tsb dpt mempromosikan
pemerataan & keadilan dlm masyarakat

Kriteria Seleksi (4)


4. Kelayakan administrasi : authority, capability,
institutional comitment, & organizational support
. Authority : mempersoalkan apakah organisasi
pelaksana kebijakan cukup memiliki otoritas
. Capability : berkenaan dg kemampuan aparatur baik
kemampuan konseptual maupun ketrampilan (skill)
. Institutional comitment : menyangkut komitmen dari
para administrator dr tingkat atas sampai tingkat
bawah
. Organizational support : ada tidaknya dukungan dr
organisasi pelaksana kebijakan

Keberhasilan suatu program ditentukan


oleh hubungan dari tiga aspek :
1. Jenis program
2. Beneficiaries (penerima program)
3. Organisasi pelaksana program

Model Kelayakan Kebijakan


(Korten, 1988)
Kebijakan
Hasil Kebijakan

Persyaratan
tugas

Kebutuhan
penerima

Kemampuan
khusus

Penerima
Kebijakan

Ekspresi
Kebutuhan

Keputusan
organisasi

Organisasi
pelaksana

Keterangan
Organisasi pelaksana harus mampu
merumuskan apa yg mjd ekspresi
kebutuhan calon penerima kebijakan/
kelompok sasaran dlm sebuah kebijakan
Ini dimaksudkan agar penerima
kebijakan merasa memiliki & ikut
bertanggung jawab thd suatu kebijakan
Suatu kebijakan memerlukan
persyaratan teknis yg hrs dipenuhi oleh
organisasi pelaksana

Keterangan
Setiap jenis kebijakan memerlukan
persyaratan teknis yg berbeda sesuai dg
sifat kebijakan
Shg organisasi pelaksana hrs memiliki
kompetensi utk menangani suatu jenis
kebijakan ttt supaya dpt berhasil
Outcome dr suatu kebijakan hrs sesuai dg
kebutuhan masyarakat penerima kebijakan
(target group) supaya terasa manfaatnya

Contoh
Kebijakan utk meningkatkan pendapatan
masyarakat miskin di pantai
Tujuan kebijakan : utk meningkatkan
pendapatan nelayan miskin
Organisasi pelaksana kebijakan : gabungan
antara Dinas Perikanan & Dinas Kelautan
Penerima kebijakan : para nelayan miskin
yg belum memiliki perahu motor atau
perahu motornya sdh rusak

Jenis kebijakan yg hrs dibuat : kebijakan


bantuan motor bukan kebijakan bantuan
uang, bertujuan utk dpt meningkatkan
penghasilan para nelayan
Agar kebijakan dpt berjalan, maka
dibutuhkan implementator kebijakanyg
tahu ttg seluk beluk perahu motor,
memiliki kemampuan teknis ttg jenis2
perahu,& memiliki pengetahuan ttg
kondisi & karakteristik nelayan

Organisasi pelaksana kebijakan


(Dinas Perikanan & Dinas Kelautan) :
dpt melakukan pengontrolan krn
memiliki otoritas & hrs membuat
keputusan yg sesuai dg keinginan
nelayan
Para nelayan miskin penerima
kebijakan hrs memenuhi kriteria :
belum memiliki perahu motor

Anda mungkin juga menyukai