Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas Dasar-Dasar PMI dengan dosen
pembimbing Gian Nova Sudrajat Nur, M.Hum
Disusun Oleh :
FAKULTAS DAKWAH
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berbagai rahmat, taufik, dan
hidayahnya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar PMI. Kami
berharap semoga makalah ini dapat dijadikan wahana untuk menambah wawasan bagi para
pembaca. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurrna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penyusun
Kelompok 12
i
DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
PEMBAHASAN ............................................................................................... 3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa tahun terakhir isu tentang pendekatan partisipasi dalam pembangunan
banyak mendapat perhatian dalam bantuan pembangunan, seperti pada Desember 1989
Development Assistance Committee (ODA) of Organization for Economic Cooperation
and Development (OECD) dengan menerbitkan “Policy Statement on Development
Cooperation of the 1990s” yang telah menempatkan pembangunan partisipatory sebagai
isu utama. Hal tersebut jadi di dokumentasi dalam “Shaping the 21st Century: the
Contribution od Development Cooperatioan” (yang dikenal dengan DAC New
Development Strategy). Isu-isu tersebut disemangati oleh peningkatan effisiensi dan
effektifitas dalam manejemen proyek melalui keterlibatan masyarakat lokal untuk
mengelola sumberdaya lebih secara lebih effektif didalam keberlajutanya. Hal tersebut
telah menempatkan partisipasi tidak dalam posisi keterlibatan aktif dalam impelementasi
saja namun juga dalam rangkain kegiatan dari perencanaan hingga monitoring dan evaluasi.
Pembangunan partisipasi dan monitoring/evaluasi partisipasi tidaklah saling terpisah satu
dengan yang lainnya. Lebih daripada itu, perencanaan partisipatif, pelaksanaan,
evaluasi/monitoring partisipatif dapat dipahami sebagai satu rangkaian kegiatan dimana
pihak-pihak berkepentingan (stakeholder) merencanakan dan melaksanakan aktifitas
meraka sendiri, sekaligus meriview dan menguji aktifitas tersebut sebagai titik tolah
mengukuran. Melalui serangkaian aktifitas tersebut, intitusionalisasi pelaksanaan oleh
stakeholder dapat meningkatkan kesadaran atas rasa memiliki (ownership) dan
meningkatkan kemampuan manajemen mereka. Meskipun para ahli yang memiliki
kualitas yang paling handal dalam perencanaan, mengelola dan monitoring proyek akan
tetap memiliki kekurangan dimana mereka yang langsung berkaitan dan lokal stakeholder
yang sangat memahami kondisi lokal – bukan para ahli atau profesional dari luar. Posisi ini
menempatkan bahwa pendekatan partisipasti – baik perencanaan dan monev – merupakan
kebutuhan jangka panjang guna memberikan hasil yang optimal dari sebuah program atau
proyek. Kunci tantangan didalam mendesain sistem MEP adalah (1) partisipan dan
penerima manfaat secara bermakna terlibat didalam semua tahapan desain dan pelaksanaan
sistem, (2) memberikan penghargaan atas waktu dan upaya mereka.
1
Lebih jauh pelaksanaan evaluasi partisipatif akan memberikan dampak terhadap (1)
dampak sosial dari sebuah proyek akan mudah diketahui; (2) Evaluasi Partisipatif akan
semakin memperjelas rasa kepemilikan sebagai satu bagian dari para penerima manfaat
proyek; (3) Penerima manfaat akan memahami dan kesediaan menerima keberadaan
sebuah proyek dengan cepat; (4) Proyek akan memiliki peluang atas keberlajutannya. 1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Monitoring dan Evaluasi Partisipatif ?
2. Apa tujuan dari Monitoring dan Evaluasi Partisipatif ?
3. Bagaimana tahapan dari Monitoring dan Evaluasi ?
4. Apa prinsip Monitoring dan Evaluasi Partisipatif ?
5. Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Partisipatif ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Monitoring dan Evaluasi Partisipatif
2. Untuk mengetahui tujuan dari Monitoring dan Evaluasi Partisipatif
3. Untuk mengetahui tahapan dari Monitoring dan Evaluasi
4. Untuk mengetahui prinsip Monitoring dan Evaluasi Partisipatif
5. Untuk mengetahui langkah-langkah pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Partisipatif
1
Wilopo. Monitoring Evaluasi Partisipatori (MEP). Journal
2
BAB II
PEMBAHASAN
2
Eddy H.,Khairul A., Reinhard S. Masyarakat Bicara Monitoring dan Evaluasi Partisipatif. UN-HABITAT.
Banda Aceh. 2008. H. 9-10
3
C. Tahapan Monitoring dan Evaluasi
1. Perencanaan
2. Pengumpulan Data
Setelah merencanakan kegiatan monitoring atau evaluasi, tahap selanjutnya adalah
pengumpulan data atau informasi tentang program tersebut. Informasi dan data yang
penting tersebut untuk memastikan program telah berjalan baik, bermanfaat, sesuai
dengan kebutuhan, adakah kendala dan upaya agar program berlanjut.
Cara mencari informasi dapat dilakukan dengan wawancara kepada penerima
program atau kegiatan dilakukan secara resmi (misal di kantor, di rumah) dan tidak
resmi/ non-formal (di warung, di kebun/ ladang, dll).
Wawancara juga dapat dilakukan pada saat pertemuan kelompok, dusun, arisan
yang dinamakan juga dengan wawancara berkelompok atau diskusi. Hal yang perlu
diperhatikan adalah mencatat informasi/ pendapat dari narasumber pada saat
wawancara/ diskusi, atau bila dirasa akan menghambat narasumber untuk berpendapat
cukup diingat dan setelah tiba di rumah baru dicatat.
Mencari data dalam dokumen juga penting dilakukan untuk membandingkan
informasi kegiatan (terkait tujuan, penerima, jenis program, hasil yang diharapkan)
4
dengan pelaksanaan sesungguhnya. Sehingga dapat menjadi kesimpulan apakah
kegiatan sesuai dengan rencana atau melenceng.
Pengamatan tidak kalah penting dilakukan terhadap hasil-hasil kegiatan atau jenis
bantuan, misalnya jalan yang telah diperbaiki, jenis bantuan bibit, material bangunan
yang tiba. Lebih kuat lagi untuk mendokumentasikan bukti dengan cara dicatat dan
dipotret.
3
Nasir A., Zakiyah W., Untung T.W. Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan Monitoring
Partisipatif. UNDP Indonesia. Yogyakarta.2013 H. 128-129
5
2. Kesederhanaan dan kemudahan dalam penggunaannya
MEP haruslah dibuat dengan jelas dan sesederhana mungkin, sehingga dapat
digunakan secara mudah oleh berbagai pihak. Selain dapat digunakan oleh lembaga
pelaksana, panduan yang ada haruslah dapat digunakan sendiri oleh masyarakat untuk
melakukan monitor dan evaluasi program tersebut.
3. Partisipasi
Pada saat melakukan monitoring, keterlibatan masyarakat dampingan tidak
hanya terbatas sebagai pemberi data dan informasi saja, akan tetapi mereka
juga harus dilibatkan dalam menentukan indikator maupun menganalisa data. Peran
lembaga pelaksana sebagai "fasilitator", bukan "guru", "penyuluh", atau bahkan
"instruktur". Hal seperti ini mudah untuk diucapkan, tetapi tidak mudah diterapkan.
Adanya anggapan bahwa masyarakat terutama masyarakat miskin itu bodoh, bahkan
ada yang beranggapan kemiskinan disebabkan oleh kebodohan, dan lain sebagainya
merupakan hambatan tersendiri dalam penerapan prinsip ini.
4. Diskusi dan Negoisasi
6
terhadap pengembangan masyarakat dampingan yang akan ditinggalkan ketika
program selesai.
6. Fleksibilitas
Indikator-indikator yang dihasilkan nantinya bukanlah harga mati dalam
melakukan monitoring dan evaluasi. Perubahan dan perkembangan pasti akan selalu
ada, untuk itu monitoring yang dilakukan memerlukan prinsip fleksibel dalam
pembuatannya.
7. Kepemilikan oleh masyarakat
MEP menempatkan masyarakat sebagai pusat kegiatan. Keterlibatan masyarakat
dampingan dalam proses penentuan indikator dan proses monitoring serta evaluasi akan
menumbuhkan rasa memiliki dan kepercayaan akan program tersebut. Selain itu, data
dan informasi kegiatan monitoring merupakan milik masyarakat yang juga harus
dipublikasikan dan didokumentasikan dengan baik oleh masyarakat dampingan. 4
1. Persiapan
Hal-hal yang perlu dilakukan tim MEP pada langkah persiapan ini adalah:
a. Mempersiapkan kebutuhan pendukung pelaksanaan MEP seperti Format-format
pendukung, alat tulis, media visual seperti kamera, tape recorder, dan sebagainya
(jika dibutuhkan) dan peralatan lain sesuai kebutuhan program.
b. Menginformasikan kepada tim pelaksana kegiatan dan pelaku terkait tentang
rencana dan jadwal kunjungan.
2. Pelaksanaan
Hal-hal yang perlu dilakukan tim MEP saat pelaksanaan adalah:
a. Melakukan observasi atau pengamatan
Pada saat kunjungan lapangan, tim MEP akan melihat secara langsung
perkembangan pelaksanaan kegiatan guna memperoleh data serta informasi yang
diperlukan. Teknik yang digunakan saat observasi atau pengamatan dapat
dikembangkan sesuai kebutuhan dan format pendukung yang ada. Beberapa
4
Eddy H.,Khairul A., Reinhard S. Masyarakat Bicara Monitoring dan Evaluasi Partisipatif. UN-HABITAT.
Banda Aceh. 2008. H. 9-10
7
diantaranya antara lain melalui teknik pemetaan, diagramming, rangking/scoring,
wawancara semi-struktur.
b. Melakukan pendokumentasian
Temuan data dan informasi selama kegiatan berlangsung dicatat atau
didokumentasikan ke dalam format-format yang sederhana dan mudah dimengerti.
Apabila memungkinkan, dokumentasikan juga ke dalam bentuk media visual agar
memudahkan dalam proses mengilustrasikan saat pelaporan hasil monitoring dan
refleksi nantinya.
3. Klarifikasi hasil temuan
Semua data dan informasi yang ditemukan harus diklarifikasi dan dicross-
check ulang kepada tim pelaksana kegiatan atau sumber datanya. Hal ini untuk
memastikan kebenaran maupun keakuratan data dan informasi yang diperoleh serta
untuk memperkecil kesalahan hasil temuan. Apabila terdapat keraguan pada data dan
informasi, tanyakan kembali pada sumber data dan informasi kemudian koreksi
kembali catatan yang ada dan lakukan pencatatan ulang. 5
5
Eddy H.,Khairul A., Reinhard S. Masyarakat Bicara Monitoring dan Evaluasi Partisipatif. UN-HABITAT.
Banda Aceh. 2008. H. 49
8
Daftar Pustaka
Eddy H.,Khairul A., Reinhard S. Masyarakat Bicara Monitoring dan Evaluasi Partisipatif. UN-HABITAT.
Banda Aceh. 2008
Nasir A., Zakiyah W., Untung T.W. Panduan Penerapan Sistem Informasi Desa (SID) dan
Monitoring Partisipatif. UNDP Indonesia. Yogyakarta.2013
Wilopo. Monitoring Evaluasi Partisipatori (MEP). Journal