Laporan akhir ini merupakan laporan pertama dari kegiatan Penyusunan Strategi
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Timor
Tengah Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur. Adapun tujuan dari kegiatan penyusunan
Laporan akhir ini antara lain membantu Kabupaten Timor Tengah Utara dalam
penyediaan strategi yang komprehensif untuk mengembangkan kota dengan menekankan
kepada strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang memenuhi
kaidah perencanaan dan terintegrasi dengan sistem perkotaan, sehingga dapat menjamin
keberlanjutan kegiatan pembangunan kawasan Perkotaan, selain itu juga memberikan
pendampingan bagi perangkat perencana dan pelaksana pembangunan di daerah dalam
menyusun strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, yang
terintegrasi dengan sektor pembangunan lain sesuai dengan peran, fungsi dan kontribusi
yang diharapkan dalam mencapai tujuan pembangunan kawasan perkotaan.
Secara substansial Laporan akhir ini terbagi dalam 10 bagian utama, yaitu Pendahuluan,
Kajian Kebijakan, Gambaran Umum TTU, Gambaran Umum Kawasan Perencanaan,
Identifikasi Potenis Dan Permasalahan Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur
Perkotaan Kab. TTU, Analisis Kawasan Prioritas Permukiman Perkotaan TTU, Analisis
Kebutuhan Pembangunan Permukiman Dan Inrastruktur Perkotaan TTU, Perumusan
Tujuan, Kebijakan Dan Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan
TTU, Identifikasi Implikasi Dampak Strategi Dan Analisis Korelasi Pengembangan
Terhadap Kebutuhan Infrastruktur, Program Strategi Pengembangan Permukiman
Infrastruktur Perkotaan.
.Atas terselesaikannya Buku Laporan akhir ini, kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu, baik dari pihak internal pelaksana pekerjaan maupun
dari pihak eksternal pemilik pekerjaan yang telah meluangkan waktunya memberikan
masukan dan beberapa data awal dalam penyusunan buku ini.
Semarang, 2012
Tim Penyusun
Kata Pengantar |i
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar Isi ...................................................................................................................ii
Daftar Tabel..............................................................................................................vi
Daftar Gambar ..........................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................................1-1
1.2. Maksud, Tujuan, Dan Sasaran .........................................................................1-3
2.2.1. Maksud.................................................................................................1-3
2.2.2. Tujuan ..................................................................................................1-3
2.2.3. Sasaran ................................................................................................1-3
1.3. Ruang Lingkup .........1-5
1.3.1. Ruang Lingkup Wilayah........................................................................1-5
1.3.2. Ruang Lingkup Kegiatan ......................................................................1-8
1.3.3. Ruang Lingkup Materi...........................................................................1-9
1.4. Dasar Hukum ...................................................................................................1-10
1.5. Sistematika Pembahasan.................................................................................1-13
ii
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
iii
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
iv
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
v
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel II.1. Sistem Pengembangan Kota-Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur ...2-21
Tabel II.2. Indikasi Kegiatan Prioritas Pembangunan Perumahan dan Permukiman
Tabel II.5. Hirarki Pusat-Pusat Pelayanan di kabupaten Timor Tengah Utara .......2-42
Tabel II.6. Lingkup Pelayanan dan Pengaruh Pusat-Pusat Pelayanan di
Tabel II.7. Jumlah Penduduk Kabupaten Timor Tengah UtaraTahun 2001 – 20062-62
Tabel II.8. Jumlah Proyeksi Penduduk Kabupaten Timor Tengah Utara
Tahun 2008 – 2013 ..............................................................................2-63
Tabel II.9. Proyeksi Kepadatan Penduduk Kabupaten Timor Tengah Utara per
Kecamatan Tahun 2013 .......................................................................2-64
Tabel II.10. Luas Lahan Perkampungan Tiap Kecamatan
di Kabupaten Timor Tengah Utara........................................................2-66
Tabel II.11. Jumlah Rumah tiap Kecamatan di Kabupaten Timor Tengah Utara......2-67
Tabel II.12. Identifikasi Program Pembangunan Kabupaten TTU ............................2-67
Tabel II.13. Long List Kebutuhan Pembangunan Prasarana....................................2-70
Tabel II.14. Rencana Tata Jenjang Pusat-Pusat Kegiatan Kawasan
Kota Kefamenanu.................................................................................2-75
Tabel II.15. Proyeksi Penduduk di Distribusi Setiap Blok di Kawasan Perencanaan
Kota Kefamenanu tahun 2008-2013 .....................................................2-76
Tabel II.16. Rencana Kepadatan Penduduk Kawasan Perencanaan Setiap Blok
di Kota Kefamenanu tahun 2013 ..........................................................2-76
Tabel II.17. Pembagian Wilayah Kota secara Fungsi dan Administrasi ...................2-78
vi
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel II.18. Pembagian Wilayah kota dan Blok Lingkungan Kota Kefamenanu .......2-79
Tabel II.19. Rencana Intensitas Bangunan (KDB dan KLB) dan
Daya Tampung Ruang (jiwa/ha) di Kota Kefamemanu .........................2-84
Tabel II.20. Rekapitulasi Rencana Pemanfaatan Ruang di Tiap Blok Kawasan
Kota Kefamenan...................................................................................2-87
Tabel II.21. Rekapitulasi Kawasan Konservasi dan Budaya di Kota Kefamenanu ...2-88
Tabel II.22. Rencana Penetapan Dimensi Ruas Jalan Menurut Fungsinya di
Kota Kefamenanu.................................................................................2-91
Tabel II.23. Kebutuhan Listrik Kota Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara ..2-95
Tabel II.24. Rencana Kebutuhan Air Bersih Kota Kefamenanu ...............................2-96
Tabel II.25. Rencana Timbulan Air Kotor dan Tinja di Kota Kefamenanu ................2-101
Tabel II.26. Rencana Timbulan Sampah Kota Kefamenanu ....................................2-102
Tabel II.27. Review Kebijakan Rencana Pembangunan Kab. TTU ..........................2-107
Tabel II.28. Review Kebijakan Rencana Spasial Kab. TTU .....................................2-112
Tabel II.29. Matriks Kajian Keselarasan Kebijakan dan Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kab. TTU .............................2-122
vii
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel III.12. Ketersediaan Daya Listrik di Kabupaten TTU Tahun 2006-2009 ......... 3-28
Tabel III.13. Persentase Rumah Tangga Yang Menggunakan Listrik
di Kabupaten TTU Tahun 2006-2010 .................................................. 3-29
Tabel III.14. Potensi, Masalah, Peluang Dan Tantangan Pengambangan
Permukiman Dan Infrastruktur Di Kefamenanu ................................... 3-32
Tabel III.15. Potensi, Masalah, Peluang Dan Tantangan Pengambangan
Permukiman Dan Infrastruktur Di Perkotaan Kefamenanu
Skala Kelurahan.................................................................................. 3-37
Tabel III.16. Permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Pendukung
Kawasan Perkotaan Wini dan Eban
Tabel IV.1. Sintesa Teori Indikator......................................................................... 4-2
Tabel IV.2. Kriteria Dan IndikatorKawasanPrioritas Pembangunan Permukiman
Dan InfrastrukturPerkotaanKefamenanu ............................................. 4-5
Tabel IV.3. PenilaianKrietriadanIndikatorKawasanPemukimanPerkotaan
Kefamenanu........................................................................................ 4-14
Tabel IV.4. KawasanPrioritas Pembangunan KawasanPermukiman
diPerkotaan ......................................................................................... 4-22
viii
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
ix
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
x
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Gambar 3.1. Orientasi Kawasan Perkotaan Kabupaten Timor Tengah Utara........... 3-4
Gambar 3.2 Sebaran Permukiman Perkotaan Kefamenanu.................................... 3-10
Gambar 3.3 Orientasi Kawasan Perkotaan Wini-Ponu terhadap
Kabupaten Timor Tengah Utara .......................................................... 3-11
Gambar 3.4. Ilustrasi Sistem Pengelolaan Sampah Perkotaan ................................ 3-23
Gambar 3.5. Peta Arahan Kebijakan dan Pengembangan Kabupaten TTU ............ 3-66
Gambar 3.6. Peta Arah Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman
Perkotaan Kabupaten TTU.................................................................. 3-67
Gambar 3.7. Peta Sebaran Kawasan Permukiman Kabupaten TTU ........................ 3-68
Gambar 3.8. Peta Sebaran Kawasan Permukiman Prioritas Kabupaten TTU .......... 3-69
xi
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
xii
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 1 |1
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Berdasarkan hal tersebut, perlu disiapkan strategi yang berskala kota dan
terintegrasi antar sektor pembangunan dengan pendekatan holistik yang
mensinergikan perencanaan spasial dan perencanaan pembangunan khususnya
dalam bidang pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang
dinamakan Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Permukiman
Perkotaan (SPPIP). Sehingga pada akhirnya strategi ini dapat menjadi acuan bagi
pemerintah daerah dalam menetapkan prioritas pembangunan daerah perkotaan,
yang diharapkan dapat membantu mengoptimalkan alokasi dana pembangunan
Bab 1 |2
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
secara akurat dan rasional. Selain sebagai acuan bagi pemerintah daerah,
dokumen SPPIP ini juga dapat menjadi acuan bagi pemangku kepentingan lain
sebagai pelaksana pembangunan kota.
SPPIP merupakan kebijakan Direktorat Jendral Cipta Karya yang didanai melalui
APBN, sehingga SPPIP merupakan strategi pembangunan dengan program
investasi bidang Cipta Karya yang akan menjadi acuan bagi pengalokasian
dukungan tersebut selain dokumen RPIJM yang tentunya sudah mengacu pada
SPPIP yang sudah disusun.
Kota Kefamenanu merupakan salah salah satu kawasan strategis nasional (KSN)
yang mendapatkan prioritas dalam penyusunan SPPIP pada tahun 2012, mengingat
urgensi penanganan untuk berbagai permasalahan permukiman dan infrastruktur
perkotaan di Kota Kefamenanu. Sinkronisasi dan sinergitas kebijakan
pembangunan dan penataan ruang perlu mendapat perhatian dalam penyusunan
SPPIP Kota Kefamenanu, agar penanganan permukiman dan infrastruktur
perkotaan sampai dengan 20 tahun mendatang tepat sasaran.
1.2.1 Maksud
1.2.2 Tujuan
1.2.3 Sasaran
Bab 1 |3
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 1 |4
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Kabupaten Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) adalah salah satu Kabupaten
dari 5 (lima) Kabupaten/Kota yang ada di daratan Timor dan 20 Kabupaten/Kota di
Propinsi Nusa Tanggara Timur (NTT) dengan batas-batas wilayah administratif
sebagai beikut:
Sebelah Selatan : berbatasan dengan wilayah Kabupaten Timor Tengah
Selatan
Untuk lebih jelasnya peta administrasi yang dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut
ini.
Bab 1 |5
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 1 |6
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
5. Melaksanakan pra FGD bersama dengan tim teknis Propinsi, Satker terkait dan
pokjanis agar dapat tersedia bahan yang cukup matang untuk dibahas dan
mendapatkan masukan/ kesepakatan dalam FGD yang akan dilakukan;
Bab 1 |7
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
11. Menyiapkan laporan kemajuan dan capaian dalam proses penyusunan SPPIP
sebagai bahan bagi pokjanis untuk pemaparan dan pembahasan capaian
kegiatan pada Kolokium SPPIP yang disampaikan pada kegiatan kolokium yang
akan dikoordinasikan oleh tim pusat;
Bab 1 |8
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
pokjanis, tim teknis provinsi, satker provinsi bidang Cipta Karya, perwakilan
koordinator Pusat/Koordinator Wilayah SPPIP & RPKPP). Kegiatan ini
dikoordinasikan oleh Satuan Kerja Propinsi dan Ketua Tim Teknis Propinsi.
Bab 1 |9
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 1 | 10
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 1 | 11
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
12. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3833);
13. UU No. 9 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3469);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional;
17. Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun dan
Lingkungan Siap Bangun yang Berdiri Sendiri;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan
Kewajiban, serta bentuk dan Tata Cara Peran serta Masyarakat dalam
Penataan Ruang;
19. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu
Lintas Jalan (Lembaran Republik Indonesia Tahun 1993 No. 60);
Bab 1 | 12
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
21. Keppres No. 75/1993 Tentang Koordinasi Pengelolaan Tata Ruang Nasional;
23. Inpres No. 5/1990 Tentang Peremajaan Permukiman Rumah yang Berada Di
Atas Tanah Negara.
25. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 tahun 1994 tentang Pola
Organisasi Tata Laksana Daerah;
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 tahun 1993 tentang Izin Mendirikan
Bangunan dan Undang - undang Gangguan bagi Perusahaan Industri;
31. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/ PRT/ M/2006 Tanggal 1
Desember 2006 Tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
Bab 1 | 13
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
36. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara Nomor 19 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tmor Tengah Utara Tahun
2008-2028;
37. KSNPP Tahun 2002 Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan
Permukiman;
Bab 1 PENDAHULUAN
Bab 1 | 14
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 1 | 15
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Berisi mgenai strategi dan program skala Kabupaten dan skala kawasan.
Bab 1 | 16
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Adapun tahapan dan skala prioritas utama dalam RPJPN untuk RPJM tahap ke-2
(2010 – 2014) untuk bidang pekerjaan umum dan permukiman adalah:
1. Kualitas pelayanan publik yang lebih murah, cepat, transparan, dan akuntabel
makin meningkat yang ditandai dengan terpenuhinya standar pelayanan
minimum di semua tingkatan pemerintahan.
Bab 2 |1
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
A. Prioritas Pembangunan
Bab 2 |2
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
B. Fokus Pembangunan
Bab 2 |3
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 2 |4
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Gambar 2.1.
Triple Track Strategy
Bab 2 |5
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Gambar 2.2.
Peran Infrastruktur ke-PU-an dan Permukiman dalam Pembangunan Nasional
Bab 2 |6
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
2. Kebijakan Operasional
Bab 2 |7
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 2 |8
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
12. Penataan dan penguatan sistem pengolahan data dan informasi sumber
daya air dilakukan secara terencana dan dikelola secara
berkesinambungan sehingga tercipta basis data yang dapat dijadikan
dasar acuan perencanaan pengembangan dan pengelolaan sumber
daya air.
Bab 2 |9
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
1. Air Minum
Bab 2 | 10
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
2. Air Limbah
Bab 2 | 11
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 2 | 12
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 2 | 13
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 2 | 14
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 2 | 15
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Pola pengembangan kota-kota berkaitan erat dengan tujuan yang ingin dicapai
dalam penyusunan Review RTRWP, dimana kota merupakan pusat koleksi dan
distribusi baik barang maupun orang. Dalam penyusunan Review RTRWP
pengembangan sistem kota-kota erat kaitannya dengan pengembangan struktur
ruang. Arahan pengembangan kotakota sangat terkait dengan fungsi kota dalam
percepatan pembangunan daerah.
Berdasarkan proyeksi penduduk hingga tahun 2020 maka kota-kota akan masuk
dalam kategori kota sedang dan kecil dengan fungsi yaitu Kota Pusat Kegiatan
Nasional, Kota Pusat Kegiatan Wilayah dan Kota Pusat Kegiatan Lokal.
Berdasarkan kriteria-kriteria dimaksud maka diklasifikasi besaran kota dan fungsi
serta prinsip pengelolaannya sebagai berikut :
Bab 2 | 16
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 2 | 17
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Didukung oleh sistem transportasi kola yang lancar yang melayani antar kota;
Bab 2 | 18
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
2. Kota pantai
Sehubungan dengan posisi geografis sebuah kota, maka terdapat kota pantai
yang hirarkinya sesuai dengan kriteria sebuah kota Pusat Kegiatan Nasional,
Pusat Kegiatan Wilayah dan Pusat Kegiatan Lokal. Namun demikian khusus untuk
kota pantai ada tambahan kriteria sebagai berikut :
Memiliki akses yang baik dengan kawasan laut sebagai sentra produksi
kelautan;
Kota yang mempunysi akses ke pasar (pintu gerbang) dan akses ke sentra
produksi/kawasan andalan laut/pulau-pulau kecil;
Bab 2 | 19
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Untuk mencapai suatu hirarki kota yang dapat mendekati kenyataan dan dapat
dimanfaatkan dalam usaha pembangunan bidang perekonomian, maka penentuan
hirarki kota lebih ditentukan oleh kebijaksanaan pengembangan perekonomian di
masa mendatang, dengan meningkatkan kegiatan ekspor dan berdasarkan
konsepsi untuk mengembangkan kota-kota pelabuhan. Selain itu kecenderungan
hirarki kota yang ada juga menjadi bahan pertimbangan, meskipun sifatnya tidak
mutlak. Hal ini disebabkan karena kecenderungan perkembangan kota yang
teridentifikasi berdasarkan hasil analisis menunjukan suatu hirarki kota yang
cenderung menjadi Kota Kupang sebagai pusat kegiatan perekonomian, serta
kota-kota lainnya menjadi kota-kota dengan hirarki yang lebih rendah. Sehingga
dalam usaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan
akan mengalami hambatan, karena setiap kota akan sangat tergantung dengan
Kota Kupang yang berfungsi sebagai pusat kegiatan utama untuk koleksi-distribusi
barang, sebelum disalurkan ke kota-kota yang mempunyai hararki dibawahnya,
maupun sebelum dikirim ke luar wilayah NTT.
Bab 2 | 20
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
disetiap pulau, maka untuk pulau-pulau besar utama (P. Flores, P. Sumba dan
P. Timor) masing-masing harus mempunytai kota orde I (satu)/ Pusat
Kegiatan Nasional (PKN) dan selanjutnnya akan membentuk sistem kota-kota
sampai dengan tingkat orde II (PKW), III (PKL) sampai dengan kota-kota
terkecil (merupakan agropolitan yang pada umumnya merupakan desa-desa
pusat pertumbuhan atau ibukota kecamatan);
Untuk pulau-pulau yang lebih kecil dan mempunyai kegiatan ekonomi yang
cukup berarti, yaitu Pulau Alor, Pulau Pantar, Pulau Lembata, dan Pulau Sabu
masingmasing harus mempunyai kota orde ke III (PKL);
Kota-kota yang diperkirakan memiliki pertumbuhan yang relatif lebih cepat dan
diharapkan dapat berperan sebagai pusat distribusi dan koleksi untuk daerah
belakangnya adalah kota-kota pelabuhan. Kota-kota pelabuhan tersebut akan
menjadi pusat kegiatan ekonomi, khususnya kegiatan ekspor dengan
memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh daerah belakangnya. Sehingga
perkembangan kota-kota tersebut sangat tergantung oleh potensi yang dimiliki
oleh daerah belakangnya yangmenjadi wilayah pelayan serta tingkat
aksesibilitas (kemudahan) antara kota-kota tersebut dengan daerah
belakangnya.
Tabel II.1.
Sistem Pengembangan Kota-Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur
Bab 2 | 21
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
2. Kawasan Pengembangan
Bab 2 | 22
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel II.2.
Indikasi Kegiatan Prioritas Pembangunan Perumahan dan Permukiman
Di Provinsi Nusa Tenggara Timur Sampai Tahun 2020
Panjang garis perbatasan darat Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan Timor
Leste adalah 255,4 km, mencakup 3 (tiga) wilayah kabupaten yaitu di Kabupaten
Belu, Timor Tengah Utara dan Kupang. Sesuai dengan perjanjian antara
pemerintah Kolonial Belanda dan Portugis tanggal 1 Oktober 1904 perbatasan
antara Oekusi – Ambeno wilayah Timor-Timur dengan Timor Barat dimulai dari
mulut sungai Besi sampai muara sungai (Thalueg) dengan panjang lingkar
Bab 2 | 23
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
perbatasan 115 Km, dengan perincian Kabupaten Timor Tengah Utara 104,5 Km
Kabupaten Kupang 10,5 Km.
Kawasan perbatasan darat Timor Barat dengan Timor Leste meliputi 9 Kecamatan
yaitu:
Kawasan perbatasan Laut Wilayah NTT dengan Australia meliputi wilayah laut
Kabupaten Rote Ndao dan Pulau Sabu Kabupaten Kupang.
Perlu adanya kerja sama aparat pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Timur
dengan Negara Timor Leste dalam menangani permasalahan terutama yang
berkaitan dengan perdagangan komoditi ekspor-impor, pemanfaatan pelabuhan
laut, pengendalian dan pemantauan kawasan lindung maupun peningkatan
Bab 2 | 24
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
VISI :
MISI :
Bab 2 | 25
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel II.3.
Rekapitulasi Isu-Isu Strategis RPJPD Kabupaten TTU (2005-2025)
Bab 2 | 26
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Berdasarkan penilaian isu strategis sesuai kriteria yang telah ditetapkan dalam
Permendagri Nomor 54 tahun 2010, maka diperoleh prioritas isu-isu strategis
daerah Kabupaten Timor Tengah Utara adalah sebagai berikut:
1. Pemasalahan kemiskinan
2. Pembangunan ekonomi belum berbasis ekonomi kerakyatan
3. Rendahnya Kualitas Sumberdaya manusia
4. Minimnya pembangunan infrastruktur
5. Rendahnya Kualitas Pelayanan Publik
6. Rendahnya pembangunan yang berwawasan lingkungan
7. Pelanggaran HAM dan ketimpangan gender
8. Belum berkembangnya kawasan strategis daerah
Mengacu pada visi dan misi pembangunan 2005 - 2025, sasaran pembangunan
jangka panjang Kabupaten Timor Tengah Utara sebagai berikut :
Bab 2 | 27
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 2 | 28
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 2 | 29
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 2 | 30
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 2 | 31
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
di Kota Kefamenanu - TTU
Tabel II.4.
Sasaran Pokok Pembangunan Kabupaten Timor Tengah Utara
Tahun 2005-2025
Target Kinerja
Sasaran Pokok Kondisi Awal Kondisi Akhir
MISI Kinerja Kinerja
Pembangunan Pembangunan 2005 - 2010 2010 - 2015 2015 - 2020 2020 - 2025
Uraian Indikator
VISI : Terwujudnya Kabupaten Timor Tengah Utara sebagai serambi depan NKRI yang sejahtera, adil, demokratis dan mandiri
Meningkatkan daya Meningkatnya Persentase
saing daerah laju pertumbuhan pertumbuhan 3,39% 7,29 % 5,82 % 6,31% 6,8 % 7,29 %
dengan ekonomi ekonomi
mengembangkan Meningkatnya Persentase
ekonomi kerakyatan kontribusi kontribusi sektor
49,07% 63,25% 51,92% 55,20% 58,95% 63,25%
yang berbasis pertanian pertanian
potensi unggulan terhadap PDRB terhadap PDRB
daerah dan Meningkatnya
Pendapatan per
berwawasan pendapatan per 2.456.617 6.204.267 4.052.841 4.803.026 5.503.532 6.204.267
kapita (Rp.)
lingkungan hidup kapita
serta meningkatkan Meningkatnya Persentase
pembangunan dan panjang jalan Panjang jalan
pemerataan 5,10% 50% 13,24% 24,38% 39,50% 50%
kabupaten yang kabupaten yang
infrastruktur daerah berkualitas baik berkualitas baik
Meningkatnya Persentase
angka melek angka melek 100% 85,59% 90,28% 95,43% 100%
huruf huruf
Meningkatkan Meningkatnya % kelulusan SD 100% 95,23 % 100% 100% 100%
kualitas Sumber angka kelulusan % kelulusan SMP 100% 99,23 % 99,98% 100% 100%
Daya Manusia Timor sekolah % kelulusan SMA 100% 97,94% 99% 100% 100%
Tengah Utara Meningkatnya % APM SD 94,05 % 100% 99,69% 100% 100% 100%
angka partisipasi % APM SMP 48,04% 100% 70,71% 83,50% 95,76% 100%
murni % APM SMA 27,45% 95,45% 43,81% 65,17% 79,87% 95,45%
Meningkatnya Usia harapan L : 62,63 tahun L : 64 thn L : 62,63 thn L : 63,3 thn L : 63,7 thn L : 64 thn
Bab 2 | 32
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
di Kota Kefamenanu - TTU
Target Kinerja
Sasaran Pokok Kondisi Awal Kondisi Akhir
MISI Kinerja Kinerja
Pembangunan Pembangunan 2005 - 2010 2010 - 2015 2015 - 2020 2020 - 2025
Uraian Indikator
usia harapan hidup laki-laki P : 67 tahun P : 68 thn P : 67 thn P : 67,5 thn P : 67,7 thn P : 68 thn
hidup dan perempuan
Menurunnya
angka kematian AKI dan AKB per
AKI : 19 AKI : 0 AKI : 13 AKI : 8 AKI : 5 AKI : 0
ibu (AKI) dan 1000 kelahiran
AKB : 17 AKB : 0 AKB : 8,3 AKB : 4 AKB : 2 AKB : 0
angka kematian hidup
bayi (AKB)
Persentase
Meningkatnya Kurang : 33,3% Kurang : 0 % K : 10,01 % K:6% K: 3% K:0%
status gizi buruk
status gizi balita Buruk : 6,6 % Buruk : 0 % B : 0,1 % B:0% B:0% B:0%
dan gizi kurang
Meningkatnya
Kualitas layanan
kualitas layanan
pemerintah Rendah Baik Sedang Sedang Baik Baik
pemerintah
daerah
daerah
Meningkatnya
Opini penilaian
tertib administrasi
atas pengelolaan Disclaimer WTP WDP WDP WTP WTP
pengelolaan
keuangan daerah
keuangan daerah
Menurunnya
Mewujudkan tata
gangguan
kepemerintahan
ketenteraman
yang baik dan bersih Jumlah kasus
dan ketertiban 120 kasus 10 kasus 80 kasus 60 kasus 40 kasus 10 kasus
kriminal
umum serta
pelanggaran
HAM
Menurunnya Persentase dana
ketergantungan perimbangan 97,25 % 95,17% 96,73 % 96,21% 95,69% 95,17%
keuangan daerah terhadap APBD
Menguatnya - Jumlah aparat Rata-rata ADD : Rata-rata ADD : Rata-rata Rata-rata Rata-rata Rata-rata
kapasitas SDM desa yang Rp. 20.000.000 Rp. 200.000.000 ADD (Rp.) : ADD (Rp.) : ADD (Rp.) : ADD (Rp.) :
Bab 2 | 33
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
di Kota Kefamenanu - TTU
Target Kinerja
Sasaran Pokok Kondisi Awal Kondisi Akhir
MISI Kinerja Kinerja
Pembangunan Pembangunan 2005 - 2010 2010 - 2015 2015 - 2020 2020 - 2025
Uraian Indikator
dan fiskal desa berijazah SMA 99.303.028 130.000.000 160.000.000 200.000.000
ke atas
- Alokasi Dana
Desa
Kesesuaian
Mengembangkan
pengembangan 0% 100% 25 % 50 % 75 % 100 %
kawasan-kawasan
Kota Kefa
strategis daerah Kesesuaian
Kesesuaian
dalam rangka pengembangan
pengembangan 0% 100% 25 % 50 % 75 % 100 %
percepatan kawasan
Pantai Utara
pembangunan dan strategis daerah
Kesesuaian
perwujudan dengan RTRW
pengembangan
kemandirian daerah 0% 100% 0% 50 % 75 % 100 %
Kawasan
Perbatasan
Sumber: RPJP Kabupaten TTU, 2005-2025
Bab 2 | 34
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
di Kota Kefamenanu - TTU
Visi:
Misi:
Tujuan :
Bab 2 | 35
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
di Kota Kefamenanu - TTU
Strategi:
Arah Kebijakan:
1. Tahun pertama
a. Penguatan sistem pertanian terpadu
b. Pengembangan daerah tujuan wisata
c. Penciptaan iklim investasi yang kondusif
d. Peningkatan pelayanan pendidikan
e. Peningkatan pelayanan kesehatan
f. Optimalisasi rencana tata ruang wilayah
Bab 2 | 36
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
di Kota Kefamenanu - TTU
g. Reformasi birokrasi
h. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan di kawasan perbatasan.
2. Tahun ke-dua
a. Penguatan sistem pertanian terpadu
b. Penataan kapasitas pengelolaan koperasi dan UKM
c. Pengembangan daerah tujuan wisata
d. Penciptaan iklim investasi yang kondusif
e. Peningkatan pelayanan pendidikan
f. Peningkatan pelayanan kesehatan
g. Optimalisasi rencana tata ruang wilayah
h. Reformasi birokrasi
i. Pemenuhan fasilitas layanan Kota Kefamenanu
j. Pengembangan wilayah pesisir dan laut secara terpadu.
k. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan di kawasan perbatasan.
3. Tahun ke-tiga:
a. Penguatan sistem pertanian terpadu
b. Pengembangan agribisnis
c. Penataan kapasitas pengelolaan koperasi dan UKM
d. Pengelolaan usaha penambangan rakyat yang ramah lingkungan
e. Pengembangan daerah tujuan wisata
f. Penciptaan iklim investasi yang kondusif
g. Peningkatan pelayanan pendidikan
h. Peningkatan pelayanan kesehatan
i. Peningkatan peran dan keterlibatan pemuda dalam olah raga dan kegiatan
kepemudaan
j. Optimalisasi rencana tata ruang wilayah
k. Reformasi birokrasi
l. Pengendalian penegakkan produk hukum daerah.
m. Pemenuhan fasilitas layanan Kota Kefamenanu
n. Pengembangan wilayah pesisir dan laut secara terpadu
o. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan di kawasan perbatasan.
Bab 2 | 37
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
di Kota Kefamenanu - TTU
4. Tahun ke-empat:
a. Pengembangan agribisnis
b. Penataan kapasitas pengelolaan koperasi dan UKM
c. Pengelolaan usaha penambangan rakyat yang ramah lingkungan
d. Penguatan sistem informasi/promosi pariwisata
e. Peningkatan pelayanan pendidikan
f. Peningkatan pelayanan kesehatan
g. Peningkatan peran dan keterlibatan pemuda dalam kegiatan olah raga dan
kepemudaan
h. Optimalisasi rencana tata ruang wilayah
i. Reformasi birokrasi
j. Pengendalian penegakkan produk hukum daerah
k. Pemenuhan fasilitas layanan Kota Kefamenanu
l. Pengembangan wilayah pesisir dan laut secara terpadu.
m. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan di kawasan perbatasan.
5. Tahun ke-lima:
a. Penataan kapasitas pengelolaan koperasi dan UKM
b. Pengelolaan usaha penambangan rakyat yang ramah lingkungan
c. Penguatan sistem informasi/promosi pariwisata
d. Peningkatan pelayanan pendidikan
e. Peningkatan pelayanan kesehatan
f. Peningkatan peran dan keterlibatan pemuda dalam kegiatan olah raga dan
kepemudaan
g. Optimalisasi rencana tata ruang wilayah
h. Reformasi birokrasi
i. Pengendalian penegakkan produk hukum daerah
j. Pemenuhan fasilitas layanan Kota Kefamenanu
k. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan di kawasan perbatasan.
Bab 2 | 38
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
di Kota Kefamenanu - TTU
Bab 2 | 39
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
di Kota Kefamenanu - TTU
Bab 2 | 40
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
di Kota Kefamenanu - TTU
1. Wini dan Wilayah Pantai Utara sekitarnya seluas 3.000 Ha, diprioritaskan untuk
pengembangan pelabuhan, pariwisata, industri, maritim dan jasa.
3. Dataran Oeroki (Kecamatan Biboki Selatan dan Bioki Utara) Fatuoni dan
Oelolok (Insana) dan Mena (Biboki Selatan) seluas + 22.500 Ha, dititik beratkan
pada pengembangan usaha pertanian tanaman pangan (gogoranca dan
sawah).
Secara Fungsional hierarki pusat pelayanan dan wilayah pengaruh dibagi dalam 3
(tiga) hierarki, yaitu :
1. Hierarki I
2. Hierarki II
Pada Hierarki ini diemban 2 (dua) pusat pengembangan, yaitu kiupukan dan
Wini. Wilayah pengaruh dari masisng-masing kota hiararki II adalah sebagai
berikut :
Bab 2 | 41
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
di Kota Kefamenanu - TTU
3. Hierarki III
Tabel II.5.
Hirarki Pusat-Pusat Pelayanan di kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel II.6.
Lingkup Pelayanan dan Pengaruh Pusat-Pusat Pelayanan di kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 2 | 42
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
di Kota Kefamenanu - TTU
Bab 2 | 43
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Gambar 2.3.
Peta Pola Ruang Wilayah Kabupaten TTU
Bab 2 | 44
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Arah dan kebijaksanaan sektoral Kabupaten Timor Tengah Utara yang tertuang dalam
pola Dasar (Poldas) Pembangunan tahun 1998/1999–1999/2000,yaitu
memprioritaskan pada sektor subsektor sebagai berikut :
- Pertanian lahan basah sayur-sayuran dititiberatkan pada SKP II, IV dan SKP
V.
b. Sub Sektor Perkebunan dikembangkan di SKP I, II, III, IV dan V sesuai dengan
kecocokan lahan dan kondisi perkebunan.
Bab 2 | 45
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
f. Sub Sektor Pengairan dititikberatkan pada wilayah pengembangan SKP II, IIIdan
V. Pembangunan embung-embung dapat dilaksankan pada semua kawasan
pengembangan yang mempunyai lokasi yang cocok.
Bab 2 | 46
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Sebagai pusat pemasaran dan bea cukai sekaligus merupakan pusat koleksi
dan distribusi bagi desa-desa (wilayah) sekitarnya
Bab 2 | 47
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
2. Fungsi Kawasan
a) Kawasan Lindung
Kawasan ini meliputi kawasan rawan bencana alam, kawasan terdegradasi dan
kawasan peka polusi. Untuk Kawasan Wini perlindungan terhadap rawan erosi
daerah pantai dan perlu adanya pelestarian hutan mangrove sebagai penahan
gelombang.
Bab 2 | 48
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
c) Kawasan Budidaya
d) Kawasan Permukiman
Karena kondisi alam yang cukup curam maka perkembangan permukiman akan
bersifat linier mengikuti kondisi jaringan jalan. Kawasan yang boleh
dikembangan untuk permukiman setelah 1 km dari buffer zone sesuai aturan
Undang-Undang.
Fasilitas Imigrasi.
Fasilitas Karantina.
Fasilitas Pergudangan.
Parkir.
Bab 2 | 49
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Gambar 2.4.
Peta Kondisi Perbatasan Wilayah Kabupaten TTU
Bab 2 | 50
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Gambar 2.5.
Peta Rencana Kawasan Strategis
Bab 2 | 51
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 6 | 52
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
A. Kawasan Lindung
Kawasan Lindung adalah suatu wilayah yang karena keadaan dan sifat
fisiknya mempunyai fungsi lindung terhadap tanah, air, flora dan fauna yang
didalamnya tidak diperkenankan budidaya. Dalam hubungan ini konsepsi
dasar pengembangan, aspek konservasi dan rehabilitasi pada dasarnya
ditujukan untuk :
Bab 6 | 53
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 6 | 54
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Gambar 2.6.
Peta Rencana Kawasan Lindung Wilayah Kabupaten TTU
Bab 6 | 55
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
B. Kawasan Budidaya
Kawasan Budi Daya adalah kawasan yang berfungsi untuk budi daya baik
untuk budidaya pertanian maupun non pertanian. Penggunaan lahan pada
kawasan ini mengikuti kriteria umum kawasan budi daya dengan tetap
memperhatikan azas konservasi tanah dan air. Kawasan budi daya terutama
diarahkan kepada lahan di luar kawasan hutan. Kriteria standar teknis
wilayah secara fisik layak ditetapkan sebagai suatu kawasan pengembangan
budi daya, baik pertanian maupun non pertanian.
Bab 6 | 56
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Gambar 2.7.
Peta Rencana Kawasan Budidaya Kabupaten TTU
Bab 6 | 57
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 2 | 58
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
a) Pengembangan fisik
b) Pengembangan ekonomi
Bab 2 | 59
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Gambar 2.8.
Peta Kawasan Wil. Kab. yang di Kendalikan Perkembangannya
Bab 2 | 60
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Gambar 2.9.
Peta Kawasan Wil. Kabupaten Yang Perlu Di Dorong Perkembangannya
Kawasan Pantura
Kawasan Perbatasan
Kawasan Eban
Kawasan
Maubesi, Sasi
Kawasan Bijaepasu
Kawasan Naiola
Bab 2 | 61
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel II.7.
Jumlah Penduduk Kabupaten Timor Tengah UtaraTahun 2001 – 2006
Bab 2 | 62
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel II.8.
Jumlah Proyeksi Penduduk Kabupaten Timor Tengah Utara
Tahun 2008 – 2013
Luas Wilayah Tahun
No Kecamatan
(km2) 2008 2013
1 Miomaffo Barat 447,3 32.240 34.002
2 Miomaffo Timur 447,33 41.852 45.739
3 Noemuti 211,27 15.282 16.437
4 Kota Kefamenanu 79 37.367 40.557
5 Insana 559,08 35.526 37.340
6 Insana Utara 106,72 13.230 14.615
7 Biboki Selatan 349,1 20.823 22.071
8 Biboki Utara 263,4 14.687 16.953
9 Biboki Anleu 206,4 15.928 18.672
Jumlah 2669,6 226.935 246.387
Sumber : RTRW Kabupaten TTU
Dilihat dari aspek kepadatan penduduk, maka pada tahun 2013 tingkat
kepadatan penduduk di kabupaten Timor Tengah Utara adalah sebesar 92
jiwa/km2, dengan kepadatan penduduk tertinggi di kecamatan Kota
Kefamenanu sebesar 513 jiwa/km2, disusul kecamatan Insana Utara
sebesar 137 jiwa/km2 dan kecamatan Miomaffo Timur sebesar 102
jiwa/km2, sedangkan kecamatan lainnya, tingkat kepadatannya masih
dibawah 100 jiwa/km2 dengan kepadatan terendah adalan kecamatan
Biboki Selatan dan kecamatan Biboki Utara dengan tingkat kepadatan
masing-masing sebesar 63 jiw/km2 dan 64 jiwa/km2.
Bab 2 | 63
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel II.9.
Proyeksi Kepadatan Penduduk Kabupaten Timor Tengah Utara per Kecamatan Tahun 2013
Proyeksi
Luas Proyeksi jumlah
Kepadatan
NO Kecamatan Kecamatan Penduduk 2013
Penduduk 2013
(KM2) (JIWA)
(JIWA/KM2)
1 2 3 5 6
1 Miomaffo Barat 447,3 34.002 76
2 Miomaffo Timur 447,33 45.739 102
3 Noemuti 211,27 16.437 78
4 Kota
79 40.557 513
Kefamenanu
5 Insana 559,08 37.340 67
6 Insana Utara 106,72 14.615 137
7 Biboki Selatan 349,1 22.071 63
8 Biboki Utara 263,4 16.953 64
9 Biboki Anleu 206,4 18.672 90
JUMLAH/RATA-
2.669,6 246.387 92
RATA KABUPATEN
Sumber : RTRW Kabupaten TTU
Bab 2 | 64
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 2 | 65
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel II.10.
Luas Lahan Perkampungan Tiap Kecamatan
di Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 2 | 66
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel II.11.
Jumlah Rumah tiap Kecamatan di Kabupaten Timor Tengah Utara
Jumlah Rumah
No Kecamatan
2013 2018 2023 2028
1 Miomaffo Barat 5.667 5.961 6.254 6.548
2 Miomaffo Timur 7.623 8.271 8.919 9.567
3 Noemuti 2.739 2.932 3.124 3.317
4 Kota Kefamenanu 6.760 7.291 7.823 8.355
5 Insana 6.223 6.526 6.828 7.130
6 Insana Utara 2.436 2.667 2.898 3.128
7 Biboki Selatan 3.679 3.887 4.095 4.303
8 Biboki Utara 2.826 3.203 3.581 3.959
9 Biboki Anleu 3.112 3.569 4.027 4.484
Jumlah 41.065 44.306 47.548 50.790
Sumber : RTRW Kab.TTU; 2008
Tabel II.12.
Identifikasi Program Pembangunan Kabupaten TTU
Bab 2 | 67
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 2 | 68
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 2 | 69
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel II.13.
Long List Kebutuhan Pembangunan Prasarana
Bab 2 | 70
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Struktur tata ruang sebagai suatu karakteristik dasar kawasan perkotaan dapat
diartikan sebagai pola fisik yang mencerminkan tingkat efisiensi, keteraturan,
dan dinamika aktifitas-aktifitas yang terkandung didalam kawasan perencanaan
dan telah dipengaruhi oleh kendala-kendala perkembangan, baik fisik maupun
non fisik. Struktur tata ruang itu sendiri dicirikan dan dapat dilihat dari beberapa
parameter, yaitu :
- Kondisi eksisting, yang meliputi kondisi fisik dan pola penggunaan lahan
yang ada saat ini.
Bab 2 | 71
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
- Satu BWK sebagai Pusat yang berfungsi sebagai pusat Perkotaan yang
melayani tingkat regional/Kabupaten, juga melayani skala Kawasan dengan
3 (tiga) pusat lingkungan/Blok peruntukan.
- Jaringan-jaringan jalan kolektor primer (Jalan dalam Kota), dan jalan sekitar
kawasan pusat perkantoran dan jasa perdagangan.
- Jaringan jalan lokal sekunder (jalan lingkungan), dilayani oleh jalur jalan
didalam perumahan (antar perumahan).
Bab 2 | 72
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Gambar 2.10.
Peta Pembagian Wilayah Kota (BWK)
Bab 2 | 73
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Fasilitas kesehatan
Pusat agropolis
Pelayanan publik
Perkantoran swasta
Fasilitas pendidikan
Fasilitas peribadatan
Kawasan pertanian
Bab 2 | 74
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Hunian/permukiman
Pelayanan publik
Tabel II.14.
Rencana Tata Jenjang Pusat-Pusat Kegiatan Kawasan Kota Kefamenanu
Jenjang
Jenjang Pusat
No Ruang Orientasi Lokasi Pengembangan
Kegiatan
Kawasan
1 Pusat Kota 1 (satu) Pusat Kawasan Perkantoran Dan Kegiatan Perekonomian
(BWK 1) BWK/ Regional Kabupaten Timor Tengah Utara Di Kelurahan
Skala Regional Kefa Tengah dan Kefa Selatan
2 Sub Pusat 5 BWK Kawasan pusat pemerintahan, pelayanan terminal
(BWK 2, 3, regional (BWK 3), permukiman dan perdagangan
4, regional (BWK 2, 3, dam 4)
5, 6) Kawasan konservasi di sebagian wilayah BWK 2, 4, 5,
dan 6
3 Blok Pusat blok (18 Tersebar pada 18 blok/lingkungan ditandai dengan
unit) sarana pendidikan (TK, SD), pasar lingkungan, BP,
serta tamann dan lain-lain
Sumber : RTRW Kota Kefamenanu 2008
Bab 2 | 75
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel II.15.
Proyeksi Penduduk di Distribusi Setiap Blok di Kawasan Perencanaan
Kota Kefamenanu tahun 2008-2013
BWK yang memiliki kepadatan tertinggi adalah BWK 1 yang berada di Kelurahan
Kefa Tengah dan Kefa Selatan dengan kepadatan masing-masing blok di BWK 1
sekitar 11-21 jiwa/Ha. Sedangkan wilayah lainnya adalah BWK 2 dengan
kepadatan 11-15 jiwa/Ha. Sedangkan yang terendah ada di BWK 2, 3, 4, 5, 6
dominan untuk kegiatan non terbangun atau konservasi karena kondisi topografi
yang cukup curam. Sehingga ada pembatasan kegiatan terbangun yang
dikembangkan di daerah tersebut.
Tabel II.16.
Rencana Kepadatan Penduduk Kawasan Perencanaan Setiap Blok
di Kota Kefamenanu tahun 2013
Bab 2 | 76
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Gambar 2.11.
Peta Rencana Intensitas dan Daya Tampung Ruang
Bab 2 | 77
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Rencana Pola pemanfaatan ruang Kota Kefamenanu pada intinya terdiri dari
Rencana pengembangan Kawasan Budidaya perkotaan, dan Rencana
pengembangan Kawasan lindung, digambarkan sebagai berikut :
Tabel II.17.
Pembagian Wilayah Kota secara Fungsi dan Administrasi
Bagian Wilayah
Kelurahan Typikal Fungsi
Kota
BWK I Kefa selatan Permukiman : Kepadatan tinggi dan sedang
1
(PusatI) Kefa tengah Komersial : Perdagangan, Perkantoran, Perdagangan dan
Jasa, Perdagangan dan Perkantoran
Bab 2 | 78
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bagian Wilayah
Kelurahan Typikal Fungsi
Kota
Sungai
Permukiman : Kepadatan sedang dan rendah
BWK V Pelayanan umum : Kawasan perkantoran Pemerintahan,
5 Kefa utara
(pusat Pendidikan, kesehatan, peribadatan
Aplasi
Lingkungan) Ruang Terbuka Hijau : Hutan Kota, Taman Kota
Hutan : Hutan Produksi Terbatas
Kawasan Lindung : Hutan Lindung, Konservasi, Sempadan
Sungai
Permukiman : Kepadatan sedang dan rendah
BWK VI
6 Pelayanan umum : Kawasan perkantoran Pemerintahan,
(pusat
Oesena Pendidikan, kesehatan, peribadatan
Lingkungan)
Taekas Kawasan Lindung : Hutan Lindung, Konservasi, Sempadan
Oenanu Sungai
Ruang Terbuka Hijau : Taman Kota dan Hutan Kota
Sumber: RDTR Kota Kefamenanu, 2011
Tabel II.18.
Pembagian Wilayah kota dan Blok Lingkungan Kota Kefamenanu
Bab 2 | 79
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
a. BWK I
Blok 1A
Blok 1B
Blok 1C
b. BWK 2
Blok 2A
Bab 2 | 80
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Blok 2B
Blok 2C
c. BWK 3
BWK 3A
BWK 3B
Bab 2 | 81
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
jalannya masih aspal dan sebagian tanah. Selain itu juga dilengkapi
dengan fasilitas pendidikan dari jenjang SD sampai SLTA.
BWK 3C
d. BWK 4
Blok 4A
Blok 4B
Blok 4C
e. BWK 5
Blok 5A
Bab 2 | 82
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
kawasn konservasi dan kawasan pendidikan. Dari kondisi lahannya saat ini
sebagian besar merupakan permukiman dengan kepadatan tinggi dengan
kondisi rumah permanen, semi permanen, dan darurat. Ketersediaan
infrastruktur pada blok ini sudah cukup memadai dengan kondisi jalan
sudah diaspal pada sebagian daerah, untuk daerah pinggiran kondisi
jalannya masih tanah. Pada blok ini juga terdapat sarana pendiikan yang
cukup menunjang seluruh wilayah yang ada di BWK 5.
Blok 5B
Blok 5C
f. BWK 6
Blok 6A
Blok 6B
Bab 2 | 83
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
infrastruktur pada blok ini belum cukup memadai karena masih banyak
jalan yang belum beraspal.
Blok 6C
Tabel II.19.
Rencana Intensitas Bangunan (KDB dan KLB) dan Daya Tampung Ruang (jiwa/ha)
di Kota Kefamemanu
Daya Tampung
No BWK Blok KDB KLB
Min Max
Blok 1A 0.5 1 78 104
1 BWK 1 Blok 1B 0.5 1 78 104
Blok 1C 0.5 1 104 139
Blok 2A 0.5 1 104 139
2 BWK 2 Blok 2B 0.5 1 62 83
Blok 2C 0.5 0.5 42 55
Blok 3A 0.5 1.5 86 114
3 BWK 3 Blok 3B 0.5 1.5 60 80
Blok 3C 0.5 1.5 26 34
Blok 4A 0.4 1 30 40
4 BWK 4 Blok 4B 0.5 1 68 91
Blok 4C 0.5 1 53 71
Blok 5A 0.5 1 51 68
5 BWK 5 Blok 5B 0.5 1 25 34
Blok 5C 0.4 1 8 11
Blok 6A 0.5 1 24 32
6 BWK 6 Blok 6B 0.5 1 73 97
Blok 6C 0.4 1 24 32
Sumber : RDTR Kota Kefamenanu 2008
a. Fasilitas Perdagangan
Bab 2 | 84
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
c. Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan yang tersebar di Kota Kefamenanu terdiri dari TK, SD,
SLTP, SMU, SMK. Untuk jumlah yang dibutuhkan disesuaikan dengan proyeksi
penduduk.
d. Fasilitas Peribadatan
e. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang tersedia saat ini di Kota Kefamenanu terdiri dari
Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Posyandu, Balai
Pengobatan dan Dokter, hal ini dirasa belum mencukupi, dalam arti tingkat
pelayanannya belum mencakup wilayah pelayanan secara keseluruhan
sehingga ada beberapa sub pusat pada BWK yang belum terlayani. Kemudaian
untuk Rumah Sakit Umum akan dilaihkan ke BWK 4, sementara ini belum
difungsikan secara optimal, tentunya hal ini perlu didukung dengan sarana dan
prasrana serta akses menuju fasilitas tersebut. Sampai dengan akhir tahun
Bab 2 | 85
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Penggunaan ruang bagi fasilitas rekreasi dan olahraga seperti taman tempat
bermain anak-anak, lokasinya diarahkan pada unit-unit lingkungan pada setiap
blok di kelompok-kelompok perumahan dan bisa di satukan dengan sekolah
Taman Kanak-Kanak. Selain itu kebutuhan akan Ruang Terbuka Hijau (taman)
dalam suatu lingkungan sangatlah diperlukan, selain sebagai paru-paru kota,
fasilitas ini dapat dijadikan menjadi kawasan rekreasi dan olahraga. Analisa
kebutuhan fasilitas Ruang Terbuka Hijau akan dikategorikan manjadi taman
(taman bermain anak-anak, taman dan olahraga remaja, taman kota dan taman
skala regional).
g. Kawasan Militer
Di Kota Kefamenanu terdapat kawasan militer yaitu berupa Korem dan Yonif
Kabupaten Timor Tengah Utara yang terdapat di BWK 4, untuk Polresta Kota
Kefamenanu terdapat di BWK 1. pengembangan kawasan militer tersebut tetap
dipertahankan sesuai dengan kondisi eksisting karena memiliki fungsi strategis
pertahanan dan keamanan khususnya bagi Kota Kefamenanu sebagai
Kabupaten yang berbatasan dengan Negara Republik Demokratik Timor Leste.
Bab 2 | 86
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel II.20.
Rekapitulasi Rencana Pemanfaatan Ruang di Tiap Blok Kawasan Kota Kefamenanu
Bab 2 | 87
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Saat ini, kawasan lindung berfungsi memberiikan perlindungan bagi kawasan dibawahnya
antara lain kawasan Ruang Terbuka Hijau, jalur hijau dan kawasan konservasi seluas
4.378,98 ha pada kawasan perencanaan, dimana hal ini berfungsi sebagai kawasan
resapan air dan diharapkan kawasan dimasa mendatang tetap dipertahankan sebagai
kawasan lindung serta terbebas dari kawasan terbangun. Kemudian untuk mengatur
kawasan resapan air diarahkan agar setiap pembangunan baru di kawasan perencanaan
Kota kefamenanu diwajibkan untuk menyediakan sumur-sumur resapan pada masing-
masing lahan area pembangunan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku
mengenai pembuatan sumur resapan.
Tabel II.21.
Rekapitulasi Kawasan Konservasi dan Budaya di Kota Kefamenanu
Bab 2 | 88
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Gambar 2.12.
Peta Rencana Kawasan Konservasi
Bab 2 | 89
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Gambar 2.13.
Peta Konsep Pola Pemanfaatan Ruang
Bab 2 | 90
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
4) Pengembangan jalan
Dengan geometri jalan yang telah ditentukan dapat diketahui sempadan bangunan
dengan melihat klasifikasi jalan yaitu, jalan kolektor maupun jalan lokal.
Tabel II.22.
Rencana Penetapan Dimensi Ruas Jalan Menurut Fungsinya di Kota Kefamenanu
Sebagai salah satu komponen dalam system transportasi kota, angkutan umum
mempunyai peranan yang sangat penting guna menunjang kelancaran
pergerakan penduduk di dalam kota maupun ke daerah sekitarnya. Langkah
perencanaan harus dilakukan adalah :
Bab 2 | 91
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
- Jarak antara shelter satu dengan yang lain minimal 500 meter.
- Desain shelter pada kiri dan kanan dengan bentuk disesuaikan dengan ciri
khas kawasan setempat.
d) Parkir
Bab 2 | 92
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
- Pengaturan parkir dibadan jalan (on street) harus ditatas ecara baik, dan
hal ini harus diatur dalam peraturan perda tersendiri untuk masalah
ketentuan pengaturan perpakiran didalam badan dan ruas jalan.
- Membatasi parkir di badan jalan terutama pada koridor jalan arteri dan
koridor dengan tingkatan tarikan pergerakan tinggi, seperti jalan-jalan
utama pada pusat kota.
Bab 2 | 93
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Gambar 2.14.
Peta Rencana Struktur Jaringan Jalan
Bab 2 | 94
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel II.23.
Kebutuhan Listrik Kota Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara
Sarana dan prasarana komunikasi saat ini di Kota Kefamenanu belum merata
secara keseluruhan.
Bab 2 | 95
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Jaringan air bersih saat ini belum dikelola secara menyeluruh, sehingga
penduduk masih mengusahakannya secara individu melalui sumur-sumur
pompa maupun dari mata air terdekat.
Perintisan sistem daur ulang (house recycling water system) melalui law
enforcement, bagi setiap permukiman baru.
Tabel II.24.
Rencana Kebutuhan Air Bersih Kota Kefamenanu
Jumlah Kebutuhan Air Bersih
No BWK Blok (m3/thn)
2008 2013
1A 2,065.48 2,481.94
1 BWK 1 1B 885.21 1,063.45
1C 1,180.35 1418.01
2A 2,751.92 3,523.10
2 BWK 2 2B 707.68 905.89
2C 471.95 604.01
Bab 2 | 96
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 2 | 97
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Gambar 2.15.
Peta Rencana Air Bersih
Bab 2 | 98
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Cara yang paling efisien dalam menyalurkan air hujan adalah dengan
mengikuti topografi alami yang ada. Dengan demikian di manfaatkan
keberadaan sungai-sungai maupun saluran alami yang ada. Untuk wilayah
terbangun sebagai wadah kegiatan perkotaan, perlu ditambahkan saluran-
saluran buatan untuk menampung limpasan air hujan.
Dalam keadaan ini kesesuaian dengan pola jaringan utilitas yang lain menjadi
amat penting dalam membentuk sistem kota yang serasi dan terpadu. Kondisi
saat ini di kawasan perencanaan Kota Kefamenanu, sistem jaringan drainase
menginduk pada sistem jaringan jalan sekaligus sebagai drainase jalan.
Bab 2 | 99
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
1. Air kotor dari kamar mandi, dapur, dan cucian dapat dibuang ke saluran
drainase terdekat setelah melalui bak pengendap/alat penyaring pada
masing-masing rumah. Bak pengendap/alat penyaring ini diperlukan agar
bahan-bahan padat kotoran (sisa-sisa makanan, pasir, dan lain-lain) yang
terbawa air kotor bisa tertahan di bak pengendap tersebut.
2. Air kotor dari WC/kakus: air kotor ini disalurkan ke tangki septik, kemudian
dialirkan ke sumur peresapan atau ke jaringan saluran air kotor (riool).
Dalam satu kawasan yang sejenis dapat diupayakan recycling pembuangan air
limbah (SPAL) dan wáter treatment tersendiri. Jumlah air kotor yang dihasilkan
untuk Kota Kefamenanu sampai tahun 2013 adalah 8,959.75 m3/th dan
timbulan tinja berkisar 3,839.89 m3/th.
Bab 2 | 100
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel II.25.
Rencana Timbulan Air Kotor dan Tinja di Kota Kefamenanu
Pada masa mendatang terutama pada lokasi yang padat penghuninya serta
tempat fasilitas pelayanan masyarakat, harus dilakukan secara kolektif dan
intensif mulai dari sistem pengumpulan kemudian dibuang ke TPA. Untuk
mengetahui berapa produksi sampah yang dihsilkan masyarakat Kota
kefamenanu, maka berikut ini akan dilakukan perhitungan prediksi volume
sampah yang dihasilkan masyarakat, juga kebutuhan TPS (Tempat
Pembuangan Sampah) dan jumlah armada sampah yang harus disiapkan.
Asumsinya adalah sebagai berikut:
2. Sampah yang dihasilkan pasar dengan standar 25% dari volume sampah
rumah tangga.
Bab 2 | 101
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel II.26.
Rencana Timbulan Sampah Kota Kefamenanu
Bab 2 | 102
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Gambar 2.16.
Peta Rencana Jalur Pengangkutan Sampah ke TPA
Bab 2 | 103
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 2 | 104
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 2 | 105
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 2 | 106
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel II.27.
Review Kebijakan Rencana Pembangunan Kabupaten Timor Tengah Utara
JENIS
NO SUMBER KEBIJAKAN MUATAN STRATEGI PROGRAM
KEBIJAKAN
1 Dokumen RPJPD VISI :
perencanaan Kabupaten TTU TERWUJUDNYA KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
pembangunan (2005-2025) SEBAGAI SERAMBI DEPAN NKRI YANG SEJAHTERA,
ADIL, DEMOKRATIS DAN MANDIRI
MISI :
1. Meningkatkan daya saing daerah dengan
mengembangkan ekonomi kerakyatan yang
berbasis potensi unggulan daerah dan berwawasan
lingkungan hidup serta meningkatkan
pembangunan dan pemerataan infrastruktur daerah
2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Timor
Tengah Utara
3. Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik dan bersih
4. Mengembangkan kawasan-kawasan strategis
daerah dalam rangka percepatan pembangunan dan
perwujudan kemandirian daerah
ARAH KEBIJAKAN :
a. Arah Kebijakan Pembangunan Lima Tahun Tahap I
(2005 - 2010)
Pembangunan pada tahap I diarahkan untuk
meningkatkan pengembangan berbagai potensi
ekonomi dengan mengutamakan pemberdayaan
masyarakat serta penyelenggaraan pemerintahan
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup
masyarakat (jasmani dan rohani).
b. Arah Kebijakan Pembangunan Lima Tahun Tahap II
(2010 – 2015)
Pembangunan pada tahap II diarahkan untuk
meningkatkan perekonomian dan daya saing daerah
melalui upaya-upaya produktif yang berwawasan
Bab 2 | 107
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
JENIS
NO SUMBER KEBIJAKAN MUATAN STRATEGI PROGRAM
KEBIJAKAN
lingkungan serta mengembangkan koperasi dan UKM
(usaha kecil dan menengah).
c. Arah Kabijakan Pembangunan Lima Tahun Tahap III
(2015 – 2020)
Pembangunan pada tahap ini diarahkan untuk menjaga
kesinambungan eksploitasi berbagai potensi unggulan
guna akselerasi pertumbuhan ekonomi yang didukung
oleh layanan kepemerintahan yang profesional serta
penyediaan infrastruktur yang memadai terutama di
kawasan strategis daerah.
d. Arah Kebijakan Pembangunan Ke Empat Tahun Ke
IV (2020 – 2025)
Pembangunan pada tahap ini diarahkan untuk
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia agar
mampu mengikuti perkembangan di segala bidang serta
memantapkan penyelenggaraan pemerintahan daerah
yang profesional dan terpercaya, mempertahankan
keseimbangan pembangunan antar wilayah,
memantapkan kapasitas pelayanan infrastruktur yang
berkualitas serta meningkatkan daya saing wilayah TTU.
RPJMD Kab. VISI : Strategi yang berhubungan dengan Program yang diarahkan dan berkaitan dengan permukiman dan infrastruktur
TTU TERWUJUDNYA MASYARAKAT KABUPATEN TIMOR permukiman dan infrastruktur adalah : adalah:
(2011-2015) TENGAH UTARA YANG SEJAHTERA, ADIL, DEMOKRATIS 1. Optimalisasi rencana tata ruang Tata Ruang dan Prasarana Wilayah
DAN MANDIRI MELALUI PEMBERDAYAAN POTENSI wilayah terdiri dari: 1. Pengembangan infrastruktur & utilitas sesuai dengan RTRW Kab. TTU:
SUMBER DAYA MANUSIA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN a. Membuka jalan baru yang 1) Program pembangunan jalan seabgai penghubung antar pusat kegiatan;
SERTA SUMBER DAYA ALAM SECARA LESTARI menghubungkan antar pusat 2) Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan;
kegiatan. 3) Program pengembangan perumahan;
Misi terkait dengan permukiman dan infrastruktur perkotaan: b. Memperbaiki kondisi jalan dan 4) Program pengembnagan jaringan listrik;
MISI KE-3 : jembatan. 5) Program pengembangan jaringan air bersih;
MENINGKATKAN AKSESIBILITAS MELALUI c. Membangun dan meningkatkan 6) Program pembangunan saluran drainase;
PEMBANGUNAN DAN PEMERATAAN INFRASTRUKTUR jaringan irigasi pada daerah- 7) Program pembangunan sanitasi;
DAERAH daerah persawahan. 8) Program pembangunan jaringan telekomunikasi.
MISI KE-5 : d. Mengembangkan perumahan layak 2. Membangun kerjasama dalam pengembangan infrastruktur:
MENGEMBANGKAN KAWASAN STRATEGIS DAERAH huni dan sanitasi yang memadai. 1) Program kerjasama pembangunan listrik, telekomunikasi dan air bersih.
DENGAN MENATA KOTA KEFAMENANU SEBAGAI UME e. Membangun kerjasama 3. Mempersiapkan penataan ruang yang mendukung pembangunan Kota
NAEK – UME MESE, MENGEMBANGKAN KAWASAN pengembangan listrik, Kefamenanu:
PESISIR PANTAI UTARA SERTA OPTIMALISASI telekomunikasi dan jaringan air 1) Program penataan ruang Kota Kefamenanu;
PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN bersih. 2) Program pemanfaatan ruang Kota Kefamenanu;
3) Program pengendalian pemanfaatan ruang Kota Kefamenanu;
TUJUAN : 2. Pemenuhan 4) Program pengembangan pusat aktivitas di Kota Kefamenanu.
1. Meningkatkan pembangunan dan pemerataan fasilitas layanan Kota Kefamenanu 4. Meningkatkan infrastruktur & utilitas perkotaan yang memadai
infrastruktur daerah; meliputi: 1) Program peningkatan dan perbaikan jalan dan jembatan di Kota
2. Meningkatkan kualitas manajemen struktur dan pola a. Meningkatkan kualitas jalan dan Kefamenanu;
pemanfaatan ruang Kota Kefamenanu; jembatan dalam kota. 2) Program peningkatan utilitas Kota Kefamenanu;
3. Meningkatkan pengelolaan kawasan pesisir Pantai Utara; b. Meningkatkan sarana utilitas dalam 3) Program pengembangan transportasi umum terpadu Kota Kefamenanu;
4. Meningkatkan pembangunan kawasan perbatasan kota kefamenanu. 4) Program pengembangan perumahan di Kota Kefamenanu;
Negara. c. Membangun taman kota sebagai 5) Program peningkatan kesempatan kerja.
ruang publik bagi masyarakat kota 5. Mengoptimalkan potensi kawasan Pantura untuk meningkatkan
SASARAN : dan pengunjung kota Kefamenanu. perekonomian daerah:
1. Meningkatnya pembangunan dan peningkatan jalan, 1) Program penataan ruang wilayah pesisir;
jembatan dan jaringan irigasi; 2) Program pemanfaatan ruang wilayah pesisir secara terpadu;
2. Meningkatnya utilitas lingkungan dan rumah layak huni; 3) Program pengendalian pemanfaatan ruang wilayah pesisir;
3. Mendorong penataan Kota Kefamenanu sebagai pusat 4) Program peningkatan fasilitas kegiatan kepelabuhan dan Pelabuhan Wini
pelayanan pemerintahan dan jasa; sebagai pelabuhan nasional di NTT;
4. Mengoptimalkan pengelolaan kawasan pesisir Pantai 5) Program pengembangan budidaya perikanan;
Utara; 6) Program pengembangan perikanan tangkap;
5. Mengoptimalkan pembangunan kawasan perbatasan 7) Program optimalisasi pengelolaan dan prasarana produksi perikanan;
Bab 2 | 108
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
JENIS
NO SUMBER KEBIJAKAN MUATAN STRATEGI PROGRAM
KEBIJAKAN
Negara. 8) Program pengembnagan kawasan budidaya laut.
6. Pemanfaatan wilayah pesisir untuk meningkatkan ekonomi masyarakat:
STRATEGI : 1) Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir;
1. Optimalisasi Rencana Tata Ruang Wilayah dalam 2) Program peningkatan kegiatan budaya kelautan dan wawasan maritim
pemerataan infrastruktur daerah; kepada masyarakat;
2. Peningkatan fasilitas layanan Kota Kefamenanu; 3) Program peningkatan kesempatan kerja masyarakat
3. Pengembangan wilayah pesisir dan laut secara terpadu; 7. Menekan pencemaran lingkungan di wilayah pesisir dan laut:
4. Pengembnagan pusat-pusat pertumbuhan di wilayah 1) Program pengendalian pencemaran lingkungan di wilayah pesisir dan laut;
perbatasan; 2) Program peningkatan kesadarandan penegakan hukum dalam
5. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan di kawasan pendayagunaan sumber daya laut;
perbatasan; 3) Program pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan
6. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan di kawasan pengendalian sumberdaya kelautan.
perbatasan. 8. Mendukung kegiatan pembangunan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Ponu:
1) Program pengembangan pusat aktivitas perikanan, pertanian, peternakan,
KEBIJAKAN UMUM : kehutanan, perkebunan, dan pariwisata bahari di KTM Ponu.
1. Mendorong pengembangan infrastruktur dan utilitas 9. Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat & provinsi NTT
sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten mengenai pembangunan perbatasan:
Timor Tengah Utara; 1) Program penataan ruang wilayah perbatasan;
2. Membangun kerjasama dalam pengembangan utilitas; 2) Program pemanfaatan ruang wilayah perbatasan;
3. Mempersiapkan penataan ruang yang mendkung 3) Program pengendalian pemanfaatan ruang wilayah perbatasan.
pembangunan Kota Kefamenanu; 10. Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat & provinsi NTT
4. Meningkatkan infrastruktur dan utilitas perkotaan yang mengenai pembangunan perbatasan:
memadai; 1) Program pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan di wilayah
5. Mengoptimalkan potensi kawasan Pantura untuk perbatasan;
meningkatkan perekonomian daerah; 2) Program pembangunanf fasilitas ekonomi di wilayah perbatasan;
6. Pemanfaatan wilayah pesisir untuk meningkatkan 3) Program pembangunan fasilitas pendidikan di wilayah perbatasan;
ekonomi masyarakat; 4) Program pembangunan fasilitas kesehatan di wilayah perbatasan.
7. Menekan pencemaran lingkungan di wilayah pesisir dan 11. Mendorong pengembangan Universitas Timor sebagai Perguruan
laut; Tinggi perbatasan yang dapat membantu meningkatkan kualitas SDM:
8. Mendukung kegiatan pembangunan Kota Terpadu 1) Program peningkatan sarana dan prasarana Universitas Timor;
Mandiri (KTM) Ponu; 2) Program peningkatan mutu pendidikan Universitas Timor;
9. Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat dan 3) Program peningkatan akreditasi pendidikan Universitas Timor;
Provinsi NTT mengenai pembangunan perbatan; 4) Program pengembangan kerjasama pendidikan Universitas Timor dengan
10. Meningkatkan pembangunan infrastruktur, sarana dan Perguruan Tinggi terbaik di Indonesia atau luar negeri.
prasarana di wilayah perbatasan;
11. Mendorong pengembangan Universitas Timor sebagai
perguruan tinggi perbatasan yang dapat membantu
meningkatkan kualitas SDM;
12. Mengupayakan peningkatan kapasitas pelabuhan wini.
13. Mengupayakan pengembangan Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) Wini yang mencakup seluruh kawasan
pesisir Pantura;
14. Mengoptimalkan aktivitas hiburan di Pantura;
15. Mendukung kegiatan pembangunan KTM Ponu;
16. Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat dan
provinsi NTT mengenai pembangunan perbatasan;
17. Meningkatkan pembangunan infrastruktur jalan dan
jembatan, sarana prasarana ekonomi, pendidikan dan
kesehatan di wilayah perbatasan;
18. Mendorong pengembangan Universitas Timor sebagai
Perguruan Tinggi perbatasan yang dapat membantu
meningkatkan kualitas SDM.
RPIJM Kab. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN : PROGRAM INVESTASI:
TTU 1. Kebijakan Investasi Pengembangan Permukiman 1. Rencana Investasi Pengembangan Permukiman
(2013-2016) 2. Kebijakan Investasi Penataan Bangunan dan Program Sub Bidang Pengembangan Permukiman Kabupaten Timor
Lingkungan Tengah Utara diantara adalah sebagai berikut:
3. Kebijakan Investasi Sub Bidang Air Limbah A. Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan
Bab 2 | 109
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
JENIS
NO SUMBER KEBIJAKAN MUATAN STRATEGI PROGRAM
KEBIJAKAN
4. Kebijakan Investasi Sub Bidang Persampahan - Penyediaan Prasarana dan Sarana (PS) Permukiman Kawasan
5. Kebijakan Investasi Sub Bidang Drainase Rumah Sederhana Sehat (RSH), Rusunawa bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR)
- Pembangunan RSH bagi PNS (100 Unit @ Rp. 48 Juta)
- Penataan dan Peremajaan Kawasan Kota Lama (Pembangunan
Museum & Taman Baca, Renofasi Tugu)
- Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Kota
- Perencanaan Teknik (DED) & Pengawasan / Supervisi
B. Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan
- Penyusunan Detail Desain Kawasan KTP2D, Agropolitan,
Minapolitan
- Pembangunan Infrastruktur Kawasan
- Perencanaan Teknik (DED)
- Pengawasan / Supervisi Kawasan Permukiman Perdesaan
- Pembangunan Prasarana dan sarana Kawasan Resetlement Eks
Pengungsi
- Pengawasan / Supervisi Kawasan Resetlement Eks Pengungsi
- Pembangunan PS Permukiman Kawasan Perbatasan
- Pengawasan / Supervisi Kawasan Perbatasan
- Pembangunan PS Kawasan Agropolitan
- Pengawasan / Supervisi Kawasan Agropolitan
- Penyusunan Master Plan Kawasan Minapolitan
- Pembangunan PS Kawasan Minapolitan
- Pengawasan / Supervisi Kawasan Minapolitan
- Program Pembangunan Infrastruktur Permukiman
2. Rencana Investasi Penataan Bangunan dan Lingkungan
A. Pembinaan Teknis Bangunan Gedung
- Pembinaan Teknik Bangunan Gedung
- Penyusunan RTBL
- Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
- Penguatan Kelembagaan PBL
- Penyusunan Keandalan Bangunan Gedung termasuk Gedung dan
Rumah Negara
- Pemeliharaan atau Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara dan
Bersejarah
- Pengembangan Prasarana dan Sarana Pencegahan dan
Penanggulangan Bahaya Kebakaran
- Pengembangan Prasarana dan Sarana Aksesibilitas Bangunan
Gedung
- Penyusunan Ranperda Bangunan Gedung
- Pembangunan PIP2B
- Peningkatan Prasarana daan Sarana Penataan dan Revitalisasi
Kawasan Fisik
B. Penataan Lingkungan Permukiman
- Penyusunan Rencana Tindak Penataan dan Revitalisasi Kawasan
- Penyusunan Rencana Tindak Sistem Ruang Terbuka Hijau (RTH)
- Penyusunan Rencana Tindak Pengembangan Kawasan
Permukiman Tradisional dan Bersejarah
- Peningkatan Kualitas Prasarana dan Sarana Lingkungan
Permukiman Tradisional dan Bersejarah
- Peningkatan Kualitas Prasarana dan Sarana Ruang Terbuka Hijau
(RTH)
- Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) / PNPM Mandiri
3. Rencana Investasi Sub Bidang Air Limbah
- Program Pembinaan Sistim Pengelolaan Air Limbah.
- Program Pengembangan Perencanaan Pengelolaan Air Limbah.
- Program Perluasan Cakupan Pelayanan Air Limbah.
Bab 2 | 110
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
JENIS
NO SUMBER KEBIJAKAN MUATAN STRATEGI PROGRAM
KEBIJAKAN
- Program Peningkatan Sistim Pengelolaan Lumpur Tinja.Prgram
Pengembangan Pembangunan Prasarana dan Saran Air Limbah Yang
Bertumpu pada Partisipasi Masyarakat.
- Program Pengelolaan Sistim Air Limbah Terpadu Mendukung
Perlindungan Sumber Daya Air.
- Program Pengembangan Kapasitas Masyarakat dan Swasta.
- Program Pembangunan Kapasitas Pendanaan.
- Prgram Promosi Pengelolaan Air Limbah.
- Program Pengembangan Inovasi Teknologi.
4. Rencana Investasi Sub Bidang Persampahan
- Program Pembinaan sistim Pengelolaan Persampahan
- Program Pengembangan Perencanaan Pengelolaan Persampahan
- Program Pengurangan Timbunan Sampah
- Program Perluasan Cakupan Pelayanan Persampahan
- Program Peningkatan Kualitas Sistim Pengolahan Akhir Sampah
- Program Peningkatan Pengelolaan Sampah Terpadu Mendukung
Perlindungan Sumber Daya Air
- Program Pengembangan Kapasitas Masyarakat dan Swasta
Meningkatkan Sistim Pengelolaan Persampahan
- Program Pembangunan Kapasitas Pendanaan Pengelolaan
Persampahan
- Program Promosi Sistim Pengelolaan Sampah
- Program Pengembangan Inovasi Teknologi Sistim Pengelolaan
Persampahan
5. Rencana Investasi Sub Bidang Drainase
- Program Pembinaan Pengelolaan sistim drainase
- Program pengembangan dan perencanaan pembangunan sistim
drainase
- Program pengembangan pembangunan sistim drainase perkotaan
- Program pembangunan PS sistim drainase mendukung kawasan
strategis/tertentu dan pemulihan dampak bencana dan kerusuhan
- Program pengembangan PS drainase skala kawasan/lingkungan
berbasis masyarakat
- Prgram pengelolaan sistim drainase terpadu mendukung Konservasi
sumber daya air
- Program pengembangan Kapasitas pendanaan pembangunan sistim
drainase
- Program promosi pengelolaan PS sistim drainase
- Prgram pengembangan inovasi teknologi sistim drainase
Sumber: Hasil Identifikasi dan Review Tim, 2011
Bab 2 | 111
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel II.28.
Review Kebijakan Rencana Spasial Kab. TTU
Jenis
No Sumber Kebijakan Muatan Strategi Program
Kebijakan
2 Dokumen RTRW 1. Kebijakan struktur ruang Provinsi NTT 1. Strategi pengembangan secara eksternal, meliputi: 1. Program pembangunan pertanian dan kehutanan,
Penataan Provinsi Nusa Arahan pengembangan kota-kota di Provinsi NTT: 1) Peningkatan peran dari kota-kota yang mempunyai meliputi:
Ruang Tenggara 1) Kota Sedang PKN hubungan langsung dengan kotakota lain di propinsi lain 1) Tanaman pangan dan hortikultura, meliputi:
Timur NTT) a. Penataan kota yang terpadu dengan kota-kota khususnya yang berada di Pulau Jawa, Sulawesi Selatan a. Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas
sekitar; dan lain-lainnya, maupun dengan kota lain dari negara Petani;
b. Mengembangkan badan kerjasama antar kota; lain. b. Program Penguatan Kelembagaan Ekonomi Petani.
c. Menyusun RIS Prasarana untuk keterpadauan 2) Peningkatan aksesibilitas perhubungan laut dan 2) Tanaman perkebunan dan kehutanan, meliputi:
program dalam kawasan dengan pusat-pusat peningkatan peran serta aktivitas di pelabuhan laut a. Peningkatan Produksi serta Produktivitas Petani;
permukiman; 3) Mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh Nusa b. Penguatan Kelembagaan Ekonomi Petani.
d. Mengembangkan sistem transportasi yang sinergis Tenggara Timur, terutama yang memiliki daya saing dan c. Pelestarian Hutan Konservasi, Lindung dan Produksi
dengan sistem permukiman dan pengembangan peluang yang tinggi dipasaran Nasional maupun Berbasis Masyarakat;
kegiatan usaha; Internasional, antara lain dengan upaya-upaya : d. Pengembangan Hutan Produksi Berbasis Masyarakat;
e. Didukung oleh sistem trarsportasi kota yang lancar; a. Pengembangan kawasan di sekitar laut Timor (Timor e. Pemantauan, Pengawasan, Pembinaan dan
f. Adanya sistem jaringan jalan yang menunjang Gap) atau Celah Timor yang saat sekarang Pengaturan Pengelolaan Hutan.
pergerakan lintas batas; diupayakan kerjasama eksplorasi minyak antara 2. Program pembangunan perikanan dan kelautan,
g. Mendorong peran serta swasta dan pengembangan Indonesia-Australia; meliputi:
ekonomi dan investasi prasarana; b. Secara Stabilitas, perlu lebih diperhatikan karena a. Peningkatan Produksi dan Produktivitas Pengelolaan
h. Mengembangkan kerjasama antar kota untuk adanya kerjasama antara Indonesia-Australia, yang Potensi Wilayah Pesisir dan Laut;
jaringan prasarana seperti air bersih, jaringan jalan, secara historis terjadi kecurigaan Australia terhadap b. Penguatan Kelembagaan Ekonomi Nelayan dan
etrairase. Penataan kawasan berbasis zoning Indonesia; Masyarakat Pesisir;
regulation; c. Pengembangan kawasan pariwisata yang banyak c. Pembinaan, Pengawasan dan Pengaturan Pengelolaan
i. Pengaturan sarana prasarana telekomunikasi yang dimiliki Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan Wilayah Pesisir dan Laut.
mendukung kegiatan kota; memanfaatkan jumlah wisatawan yang datang ke 3. Program pembangunan pengairan dan sumberdaya air,
j. Mendorong peran serta swasta dan pengembangan pulau Bali, maka perlunya dibentuk suatu paket meliputi:
ekonomi dan investasi prasarana; wisata dari Bali sampai NTT ataupun promosi a. peningkatan kualitas bangunan utama;
k. Mengembangkan kerjasarna antar kota untuk langsung terhadap wisatawan-wisatawan di negara b. peningkatan jumlah dan kualitas jaringan irigasi;
jaringan prasarana seperti air bersih, jaringan jalan, asal wisatawan maupun promosi domestik untuk c. peningkatan kelembagaan pengelola irigasi.
drainase; menyerap wisatawan dalam negeri. 4. Program pembangunan pertambangan dan energi,
l. Pembangunan kota yang mandukung skala regional; 2. Strategi pengembangan secara internal, meliputi: meliputi:
m. Pembangunan sarana prasarana telekomunikasi 1) Strategi pengembangan kawasan lindung, meliputi: a. Pengembangan dan Pemanfaatan Potensi Tambang;
yang mendukung kegiatan kota; a. Pemantapan kawasan lindung sesuai dengan b. Pengembangan Jangkauan Layanan Energi;
n. Pembangunan pusat jasa pemerintah untuk lingkup fungsinya masing-masing, baik untuk melindungi c. Pembinaan, Pengawasan dan Pengaturan Pemanfaatan
propinsi atau regional; kawasan bawahannya, melindungi kawasan Potensi Tambang dan Energi.
o. Peningkatan kapasitas outlet (bandara den setempat, memberikan perlindungan terhadap 5. Program pembangunan perhubungan, meliputi:
pelabuhan laut) berstandar regional; keanekaragaman flora-fauna dan ekosistemnya, serta a. Peningkatan Kualitas Layanan Sarana dan Prasarana
p. Peningkatan fasilitas kesehatan dengan skala melindungi kawasan yang rawan terhadap bencana Perhubungan Darat, Laut dan Udara;
pelayanan bertarap internasional; alam; b. Peningkatan dan Pemeliharaan Prasarana Jalan dan
q. Peningkatan fasilitas pendidikan mulai tingkat dasar b. Penetapan kawasan lindung sesuai dengan fungsi Jembatan;
sampai perguruan tinggi. yang telah di tetapkan; 6. Program pembangunan pariwisata, meliputi:
2) Kota Kecil PKN c. Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan a. Mengembangan jenis-jenis obyek wisata sehingga
a. Penataan kota yang terpadu dengan kota-kota lindung agar sesuai fungsi yang telah ditetapkan. terciptanya kondisi bagi pengembangan industri
sekitarnya; 2) Strategi pengembangan kawasan budidaya, meliputi: pariwisata;
b. Mengembangkan badan kerjasama antar kota; a. Mengoptimalkan peran dari setiap pemanfaatan ruang b. Meningkatkan kualitas daya tarik wisata baik Wisman
c. Menyusun RIS Prasarana untuk keterpadauan bagi kegiatan budidaya, sesuai dengan kemampuan maupun Wisnus;
program dalam kawasan dengan pusat-pusat daya dukung lingkungannya. c. Memberikan rekomendasi bagi pembangunan
permukiman; b. Pengendalian pemanfaatan ruang guna menghindari infrastruktur kepariwisataan.
d. Didukung oleh sistem transportasi kota yang lancar; konflik antar berbagai kepentingan karena hal ini 7. Program pembangunan perumahan dan permukiman,
e. Adanya sistem jaringan jalan yang menunjang sering terjadi, dan akan banyak menimbulkan meliputi:
pergerakan lintas batas; permasalahan, yang berdampak pada kurang a. Membangun dan mengembangkan kemampuan
f. Mengembangkan kerjasama antar kota untuk optimalnya pemanfaatan lahan karena terjadinya penduduk untuk membangun perumahan yang sehat dan
jaringan prasarana seperti air bersih, jaringan jalan, perebutan lahan dari berbagai pihak. layak huni atas kemampuannya sendiri yang mengacu
drainase; 3) Strategi pengembangan kota-kota, meliputi: pada Rencana Umum Tata Ruang Kota dan Pedesaan
g. Pembangunan sarana prasarana telekomunikasi a. Menerapkan peranan kota Kupang sebagai ibu kota yang terpadu, komprehensif dan aspiratif;
yang mendukung kegiatan kota. Propinsi dan pusat pengembangan wilayah bagi b. Terciptanya permukiman yang tertib, sehat dan indah,
Bab 2 | 112
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Jenis
No Sumber Kebijakan Muatan Strategi Program
Kebijakan
3) Kota Kecil PKW Propinsi Nusa Tenggara Timur. Salah satu upaya sesuai Rencana Tata Ruang;
a. Penataan kota yang terpadu dengan kota-kota yang diusulkan untuk memantapkan peranan Kota c. Di perkotaan menghindari permukiman yang bernuansa
sekitarnya; Kupang adalah meningkatkan fasilitas perkotaan yang eksekutif karena dihuni oleh etnik atau agama tertentu;
b. Mengembangkan badan kerjasama antar kota; memadai; d. Di Perdesaan pembangunan mengutamakan bahan lokal
c. Menyusun RIS Prasarana untuk keterpedauan b. Lebih meningkatkan, pengembangan dan namun tidak sampai menimbulkan ancaman bagi
program dalam kawasan dengan pusat-pusat memantapkan peran kota-kota utama yang ada di kelestarian lingkungan.
permukiman; Nusa Tenggara Timur, dengan tujuan untuk
d. Didukung oleh sistem transportasi kola yang lancar mengurangi kesenjangan perkembangan antar kota,
yang melayani antar kota; terutama dalam melayani kota-kota yang hirarkinya
e. Mengembangkan kerjasama antar kota untuk lebih rendah maupun dalam hubungannya dengan
jaringan prasarana seperti air bersih, jaringan jalan, kota-kota lain. Pengembangan dan pemantapan itu
drainase; dimaksudkan agar pertumbuhan wilayah Nusa
f. Pembangunan sarana prasarana telekomunikasi Tenggara Timur secara keseluruhan dapat berjalan
yang mendukung kegiatan kota; dengan efektif dan membawa dampak positif bagi
g. Peningkatan pendidikan dasar sampai pendidikan pengembangan wilayah secara keseluruhan.
tinggi; c. Sejalan dengan tujuan, sasaran dan kebijaksanaan
h. Peningkatan fasilitas kesehatan, mulai tingkat RT yang ingin dicapai khususnya dalam bidang ekonomi,
sampai Tingkat Pelayanan Kota; maka perlu meningkatkan peran kota-kota yang
i. Pembangunan Rumah Sakit bertarap pelayanan berhirarki di bawah kota Kupang sebagai pusat-pusat
Wilayah. pertumbuhan bagi daerah belakangnya (hiterland),
4) Kota Kecil PKL agar hasil produksi dari kantung-kantung produksi
a. Penataan kota yang terpadu dengan kota-kota dapat dengan mudah dipasarkan;
sekitarnya; d. Untuk lebih melancarkan pemasaran hasil produksi
b. Mengembangkan badan kerjasama antar kota; dari hiterland maka perlunya peningkatan hubungan
c. Menyusun RIS Prasarana untuk keterpaduan antar kota dengan pola sistem hirarki, dimana
program dalam kawasan dengan pusat-pusat hubungan dilakukan dari hirarki terendah ke yang
permukiman; lebih tinggi tingkatnya pada jarak tempuh yang dekat
d. Didukung oleh sistem transportasi kota yang lancar; dengan hirarki tersebut;
e. Mengembangkan kerjasama antar kota untuk e. Mengembangkan keterkaitan antar kota secara
jaringan prasarana seperti air bersih, jaringan jalan, fungsional, melalui pengembangan fungsi kota-kota.
drainase; Keterkaitan fungsional akan terwujud dengan
f. Pembangunan sarana prasarana telekomunikasi berkembangnya fungsi kota-kota yang sesuai dengan
yang mendukung kegiatan kota; hirarki pelayanannya;
g. Pembangunan fasilitas pendidikan mulai pendidikan f. Upaya pengembangan desa-desa yang ada dengan
dasar hingga pendidikan atas; pendekatan Progresive Rural Structure, yaitu dengan
h. Pembangunan fasilitas kesehatan, mulai dari tingkat cara dibentuknya desa-desa terpadu sebagai pusat
RT sampai pusat pelayanan kegiatan kota lokal; koleksi distribusi bagi kegiatan perekonomian dalam
i. Pembangunan Rumah Sakit dengan skala pelayanan skala terkecil. Pengembangan desa-desa terpadu ini
lokal. memilih desa yang secara ekonomi telah berkembang
Pola pengembangan kota-kota di NTT: dibandingkan desa lain di sekitarnya (desa
1) Untuk mempercepat proses pembangunan (akselerasi Swasembada), sehingga dapat melayani desa-desa
kegiatan sosial ekonomi), khususnya di kawasan sekitarnya yang masih dalam status desa swakarya.
perkotaan (dan daerah belakangnya) disetiap pulau, 4) Strategi pengembangan prasarana wilayah, meliputi:
maka untuk pulau-pulau besar utama (P. Flores, P. a. Meningkatkan sistem prasarana transportasi darat
Sumba dan P. Timor) masing-masing harus mempunytai guna lebih meningkatkan aksesibilitas dari kantung-
kota orde I (satu)/ Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan kantung produksi kepusat kota dengan pusat kegiatan
selanjutnnya akan membentuk sistem kota-kota sampai ekonomi;
dengan tingkat orde II (PKW), III (PKL) sampai dengan b. Perkembangan perekonomian yang relatif rendah di
kota-kota terkecil (merupakan agropolitan yang pada Propinsi NTT tidak terlepas dari terbatasnya sistem
umumnya merupakan desa-desa pusat pertumbuhan transportasi darat dan masih banyak pusat-pusat
atau ibukota kecamatan); kegiatan ekonomi yang belum mempunyai hubungan
2) Untuk pulau-pulau yang lebih kecil dan mempunyai langsung dengan pusat kota;
kegiatan ekonomi yang cukup berarti, yaitu Pulau Alor, c. Pengembangan sistem prasarana transportasi laut
Pulau Pantar, Pulau Lembata, dan Pulau Sabu dan udara untuk meningkatkan aksesibilitas antar
masingmasing harus mempunyai kota orde ke III (PKL); wilayah dan antar pulau;
3) Kota-kota yang diperkirakan memiliki pertumbuhan yang d. Mengembangkan sistem prasarana transportasi jalan
relatif lebih cepat dan diharapkan dapat berperan raya yang terpadu dengan lintas penyeberangan antar
Bab 2 | 113
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Jenis
No Sumber Kebijakan Muatan Strategi Program
Kebijakan
sebagai pusat distribusi dan koleksi untuk daerah pulau, untuk meningkatkan aksesibilitas antar kota-
belakangnya adalah kota-kota pelabuhan. Kota-kota kota sebagai pusat pertumbuhan dengan wilayah
pelabuhan tersebut akan menjadi pusat kegiatan belakangnya serta meningkatkan interaksi antar
ekonomi, khususnya kegiatan ekspor dengan pulau;
memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh daerah e. Mengembangkan sistem prasarana pengairan untuk
belakangnya. Sehingga perkembangan kota-kota menunjang pengembangan kawasan pertanian lahan
tersebut sangat tergantung oleh potensi yang dimiliki basah.
oleh daerah belakangnya yangmenjadi wilayah pelayan 5) Strategi pengembangan kawasan prioritas, meliputi:
serta tingkat aksesibilitas (kemudahan) antara kota-kota a. Mengembangan wilayah-wilayah yang diprioritaskan
tersebut dengan daerah belakangnya. untuk mengakomodasikan perkembangan sektor-
Sistem Pengembangan Kota-Kota di Provinsi NTT: sektor strategis dengan melakukan studi yang lebih
1) Kota Hirarki I (PKN) : Kota Kupang, Atambua, mendalam mengenai kawasan tersebut serta upaya
Waingapu, Labuanbajo, dan Maumere. penyiapan penataan ruang;
2) Kota Hirarki II (PKW) : Ibukota Kabupaten melipti: Baa, b. Menanggulangi dengan segera, kawasan-kawasan
Soe, Kefamenanu, Kalabahi, Lewoleba, Larantuka, prioritas yang memiliki permasalahan yang cukup
Ende, Bajawa, Ruteng, Waikabubak. mendesak untuk ditangani, seperti penanganan
3) Kota Hirarki III (PKL) : Ibukota-ibukota kecamatan terhadap kawasan kritis dan daerah terbelakang;
lainnya. c. Memberi dukungan penataan ruang pada setiap
2. Kebijakan pola ruang Provinsi NTT kawasan prioritas.
1) Kebijakan pengembangan kawasan permukiman
Dibagi menjadi kawasan permukiman perkotaan dan
pedesaan. Arahan pengembangan kawasan
permukiman perkotaan:
a. Lebih mengefisienkan pemanfaatan lahan;
b. Peningkatan sistem fasilitas dan utilitas pelayanan;
c. Meningkatkan kualitas permukiman kumuh;
d. Menigkatkan kualitas lingkungan;
e. Memperhatikan proyeksi pertambahan penduduk
dengan ketersediaan lahan permukiman perlu atau
tidaknya untuk pengembangan vertikal.
Arahan pengembangan kawasan permukiman
perdesaan:
a. Meningkatkan sumber-sumber air memperluas
pelayanan air bersih sampai ke tingkat desa-desa;
b. Meningkatkan kualitas lingkungan pemukiman yang
sehat dan bersih;
c. Meningkatkan kualitas dan penyediaan fasilitas dan
utilitas lingkungan/pemukiman;
d. Kebijakan pembangunan pada daerah
pesisir/perumahan nelayan;
e. Akses fisik ke kota/PKL terdekat.
2) Kebijakan pengembangan kawasan prioritas cepat
tumbuh:
a. Melengkapi sarana dan prasarana penunjang yang
dibutuhkan oleh masing-masing kawasan prioritas
sesuai dengan karakteristik potensi dan
permasalahan yang dimiliki;
b. Peningkatan dan rehabilitasi sarana dan prasarana
menunjang kegiatan yang akan dikembangkan,
seperti perbaikan prasarana irigasi, pengembangan
industri-industri pengolahandan peningkatan
aksesibilitas.
3) Kebijakan Wilayah Laut dan Daerah Perbatasan
Negara
a. Pemantapan pembangunan bangsa (Nation Building)
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
Bab 2 | 114
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Jenis
No Sumber Kebijakan Muatan Strategi Program
Kebijakan
b. Meningkatkan kesejahtraan masyarakat wilayah
perbatasan;
c. Meningkatkan mutu sumber daya manusia dan
masyarakat wilayah perbatasan termasuk
masyarakat pengungsi sehingga mempunyai daya
tahan dan daya saing yang tinggi dengan masyarakat
di negara tetangga baik dalam bidang ekonomi
maupun dalam bidang sosial budaya dan sosial
politik.
4) Kebijakan Penunjang Penataan Ruang
Kebijakan Penunjang Penataan Ruang yang bersifat
Spasial:
a. Kebiijaksanaan Penatagunaan Tanah pada Kawasan
Lindung:
Menyelesaikan permasalahan tumpang tindih dan
konflik penggunaan tanah antara kepentingan
lindung dan budidaya berdasarkan
ketentuan/peraturan yang ada;
Pengendalian secara ketat terhadap cara
penggunaan tanah oleh penduduk atau proyek
pembangunan (sektoral) tertentu dalam kawasan
lindung yang diperbolehkan agar tidak mengganggu
fungsi lindung;
Pada kawasan lindung yang diatasnya telah
terdapat kegiatan budidaya perlu dilakukan
tindakan penanganan atau penyelesaiannya,
misalnya dalam bentuk pembebasan atau
pencabutan hak atas tanah, pemindahan penduduk,
upayaupaya konservasi/rehabilitasi tanah,
pembebasan kegiatan secara enclave, serta
pemindahan kegiatan secara bertahap ke luar
kawasan lindung.
b. Kebijakan Penatagunaan Tanah pada Kawasan
Budidaya:
Penggunaan tanah pada kawasan budidaya yang
bersifat sebagai penyangga kawasan lindung
diatasnya (hutan produksi) perlu disertai dengan
upaya-upaya konversi tanah secara ketat;
Penggunaan tanah di kawasan azas konvertibilitas
penggunaan tanah. Meskipun demikian pengalihan
antar penggunaan (dari yang kurang intensif ke
tingkat yang lebih intensif) perlu dikendalikan
melalui mekanisme perizinan (pencadangan tanah,
perizinan lokasi).
Kebijakan Penunjang Penataan Ruang yang bersifat
Bukan Spasial:
a. Kebijakan Kependudukan
Kebijakan jangka panjang mengurangi laju
pertumbuhan penduduk dari 1,79% per tahun
(1990-2000) menjdi lebih kecil 1,69 %.
Kebijaksanaan pengendalian penyebaran penduduk
ditujukan untuk menyebarkan penduduk secara
merata sesuai daya dukung lingkungan dan potensi
sumber daya alam. Upaya pengendalian
penyebaran penduduk yang lebih merata dapat
dilakukan melalui:
- Program permukiman kembali (resettlement);
Bab 2 | 115
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Jenis
No Sumber Kebijakan Muatan Strategi Program
Kebijakan
- Program Transmigrasi;
- Pengembangan ekonomi skala besar seperti
perkebunan pertambangan dan industri
pengolahan primer yang bersifat padat karya di
daerah yang penduduknya masih jarang;
- Penyebaran fasilitas dan infrastruktur sosial-
ekonomi.
Kebijaksanaan peningkatan kualitas sumber daya
manusia menyangkut usaha-usaha yang ditujukan
untuk meningkatkan pendidikan dan tingkat
kesehatan dapat dilakukan melalui :
- Meningkatkan dan meyebarkan fasilitas
pendidikan sekolah menengah dan atas;
- Meningkatkan dan memyebarkan fasilitas
pendidikan ketrampilan (kejuruan);
- Memasyarakatkan pentingnya pendidikan bagi
setiap orang;
- Memasyarakatkan pentingnya kesehatan bagi
setiap orang;
- Meningkatkan dan menyebarkan fasilitas
kesehatan dan tenaga medis;
- Meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap
masyarakat;
- Meningkatkan kondisi lingkungan yang tidak
mendukung kesehatan
b. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan
Mengatur insentif untuk kegiatan-kegiatan skala
besar yang mampu meningkatkan fungsi
lingkungan dan daya dukung wilayah, terutama bagi
kegiatan-kegiatan yang memiliki dampak
peningkatan kualitas lingkungan dalam skala besar
regional Nusa Tenggara Timur;
Memberikan disinsentif bagi kegiatan-kegiatan
skala besar yang dapat menurunkan daya dukung
wilayah baik dalam jangka pendek maupun dalam
jangka panjang;
Memantau dan menindak kegiatan-kegiatan yang
berpotensi merusak lingkungan hidup;
Meningkatkan kualitas lingkungan hidup perkotaan
melalui peningkatan ketersediaan prasarana
sanitasi,air bersih, drainase dan persampahan;
Memulihkan ungsi lahan-;ahan kritis dan lahan-
lahan bekas pertambangan, pembakaran hutan
atau kegiatan merusak di dalam hutan maupun di
luar hutan baik melalui reboisasi dan rehabilitasi
lahan, bersama-sama dengan masyarakat dan
swata;
Menertibkan penguasaan lahan terutama di wilayah
bukan kota/pusat pemukiman yang dimaksudkan
untuk memudahkan pemantauan pengendalian
lingkungan;
Memberi perlindungan terhadap kawasan-kawasan
yang mempunyai nilai historis, nilai tambah maupun
nilai ilmiah yang merupakan aset nasional, seperti
Cagar Alam Pulau Komodo dan sekitarnya, Taman
Laut Maumere dan Pulau Riung atau suaka
Bab 2 | 116
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Jenis
No Sumber Kebijakan Muatan Strategi Program
Kebijakan
margasatwa dan hutan wisata lainnya yang ada di
wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur.
RTRW 1. Kebijakan struktur ruang Kab. Timor Tengah Utara 1. Strategi Penataan Ruang Usulan Program Utama
Kabupaten 1) Hierarki Orde I berada di Kota Kefamenanu sebagai 1) Strategi penataan ruang dilaksanakan melalui A. Program Prasarana Wilayah
Timor Tengah Ibukota Kabupaten mempunyai fungsi pelayanan pengembangan sistem perkotaan dan pembagian WP 1. Sektor Transportasi
Utara (2008- Pusat Pemerintahan maupun pusat pelayanan lainnya yang sesuai dengan daya dukung, sumber daya alam a. Rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan;
2028) seperti perdagangan, administrasi dan pemerintahan; dan daya tampung lingkungan hidup; b. Pembangunan jalan dan jembatan
2) Hierarki Orde II berada di Kota Wini sebagai pusat 2) Pengembangan perkotaan dan perdesaan dilaksanakan c. Penyusunan data base ruas jaringan jalan
kegiatan di wilayah Pantura, mempunyai fungsi dalam kesatuan sistem hirarki kota gar berfungsi sebagai d. Peningkatan dan rehabilitas moda angkutan
pelayanan pusat Pemerintahan Lokal maupun pusat pusat kegiatan dan pertumbuhan; pedesaan/kec.
pelayanan lainnya, seperti: perdagangan, industri, 3) Pembagian WP dilakukan dengan membentuk struktur e. Pembangunan prasarana dan sarana pendukung
administrasi dan pemerintahan. Kota Wini juga ruang wilayah demi tercapainya keseimbangan, pelabuhan.
sebagai Pusat Kegiatan Lokal Utama, yang sekaligus keserasian, dan keharmonisan dalam pelaksanaan 2. Sektor Perumahan dan Permukiman
sebagai Kota Satelit; pembangunan sehingga tidak terjadi ketimpangan a. Penyediaan dan pengelolaan iar bersih
3) Hierarki Orde III berada di Kecamatan Miomaffo Barat, pembangunan antar wilayah; b. Penataan kawasan perumahan kota
Miomaffo Timur, Insana, Noemuti, Biboki Utara, Biboki 4) Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan sarana c. Penyiapan sarana pendukung permukiman
Selatan dan Biboki Anleu dengan fungsi pelayanan permukiman perkotaan dan perdesaan untuk d. Penyiapan sumber air bersih dan instalasi dengan
seabgai pusat pelayanan koleksi dan distribusi bagi memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada sistem desalinasi untuk wilayah pantura
wilayah pelayanannya masing-masing; seluruh lapisan masyarakat; e. Penyiapan kawasan permukiman transmigrasi di
4) Wilayah Hinterland Orde IV berfungsi sebagai pusat 5) Mengembangkan, mempertahankan dan meningkatkan Pantura (KTM Ponu)
Hinterland pengembangan wilayah masing-masing akses masyarakat akan ketersediaan energi listrik dan
kota/pedesaan sekaligus sebagai pusat koleksi dan jaringan telekomunikasi; B. Progam Pola Ruang
distribusi yang berpusat di ibukota Kecamatan masing- 6) Pengembangan kawasan strategis dilakukan dengan a. Perwujudan kawasan lindung
masing. Sub PKL yaitu kecamatan pemekaran seabgai mengembangkan wilayah yang diprioritaskan untuk 1. Penetapan tata batas kawasan lindung terutama
penunjang sub PKL terdiri atas: Kecamatan Miomaffo mengakomodasi perkembangan kawasan strategis hutan lindung, suaka dan resapan air yang berada di
Tengah, Musi, Mutis, Bikomi Selatan, Bikomi Tengah, melalui penyiapan dan pengembangan penataan ruang hulu sungai;
Bikomi Niulat, Bikomi Utara, Noemuti Timur, Insana kawasan strategis; 2. Inventarisasi atau pendataan kondisi eksisting
Barat, Insana Tengah, Insana Fafinesu, Baibenu, 7) Memelihara dan mewujudkan kelestarian fungsi (termasuk) peta topografi, penggunaan lahan, daerah
Biboki Tan Pah, Biboki Moenluie, biboki Foeleu. lingkungan dari timbulnya kerusakan lingkungan hidup; resapan air, kondisi fisik dasar lainnya) wilayah
8) Menetapkan kawasan budidaya untuk pemanfaatan Kabupaten Timor Tengah Utara dalam skala
2. Kebijakan pola ruang Kota Kefamenanu sumberdaya alam di darat maupun di laut secara 1:25.000
1) Kawasan lindung dengan luasan kawasan lindung sinergis untuk mewujudkan keseimbangan pemanfaatan 3. Pendataan kawasan-kawasan permukiman
2) Kawasan budidaya ruang wilayah yang sesuai dengan kemampuan daya (kampung) yang berlokasi/menempati kawasan
dukung lingkungannya. lindung
4. Permukiman kembali (resettlement) dan penempatan
2. Strategi Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah kembali (relocatioin) penduduk berikut kegiatannya
Kabupaten
1) Dalam rangka pengendalian penyelenggaraan b. Perwujudan kawasan budidaya
pemanfaatan ruang. Pemerintah daerah melaksanakan 1. Intensifikasi lahan-lahan sawah fungsional, terutama
pemantauan dan pengembangan sistem informasi pada wilayah-wilayah yang telah mempunyai
penataan ruang untuk mewujudkan tertib tata ruang; jaringan/prasarana irigasi;
2) Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan oleh 2. Peningkatan dan pengembangan fungsi lahan sawah
Pemerintah Daerah melalui pemberian pedomabm potensial dan lahan sawah baku;
bimbingan, pelatihan, arahan dan peningkatan 3. Intensifikasi usaha tani komoditi padi ladang;
partisipasi masyarakat; 4. Intensifikasi usaha tani komoditi jagung;
3) Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan 5. Intensifikasi usaha tani komoditi ubi kayu;
berdasarkan pedoman teknis pengelolaan kawasan 6. Intensifikasi usaha tani komoditi ubi jalar;
lindung dan budidaya melalui pengawasan dan 7. Intensifikasi usaha tanai komoditi kacang tanah;
penertiban sesuai dengan ketentuan peraturan 8. Intensifikasi usaha tani komoditi kacang kedelai;
perundang-undangan yang berlaku 9. Pengembangan dan peningkatan usaha perikanan air
tawar;
10. Pengembangan dan peningkatan usaha (industri)
peternakan;
11. Pengembangan Hutan Industri (HTI) umum dan HTI
transmigrasi (HTI Trnas);
12. Program penyusunan rencana tata ruang dan
pengelolaan sumber daya hutan.
Bab 2 | 117
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Jenis
No Sumber Kebijakan Muatan Strategi Program
Kebijakan
Bab 2 | 118
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Jenis
No Sumber Kebijakan Muatan Strategi Program
Kebijakan
khususnya penduduk Kota Kefamenanu pertumbuhan kota, hal ini untuk mendukung pembuangan di kawasan permukiman yang sudah ada
4. Penyediaan dan penyiapan utilitas kota sehingga sanitasi berfungsinya pusat-pusat tersebut sehingga beban pusat e. Pengembangan sistem saluran pembuangan air limbah
lingkungan terjaga sehingga amanat sebagai kota sehat kota tidak terlampau besar. Namun dalam penyebaran f. Rencana teknis dan konstruksi saluran pembuangan air
dan aman secara lingkungan bisa dinikmati oleh tersebut tidak sporadis tetapi dibatasi oleh kawasan yang kotor sistem septic tank untuk kawasan permukiman
masyarakat. berfungsi sebagai konservasi dan kawasan kegiatan kepadatan sedang dan rendah
5. Aman, Rindang dan Indah merupakan bentuk komersil. 3. Air Minum
Perlindungan lingkungan hidup, ini berarti didalam b. Strategi Pengendalian Kepadatan Penduduk a. Pembuatan masterplan air bersih
penataan ruang kota perhatian tidak saja diberikan Pengaturan untuk mengantisipasi munculnya kawasan b. Pengelolaan sumber air bersih kecamatan dan ibukota
terhadap bentuk fisik terbangun saja, tetapi juga pada yang padat cenderung menjadi kawasan kumuh melalui kecamatan
wilayah catchment area (hutan kota), jalur hijau dan ruang pengendalian, sebagai berikut: c. Pengembangan penyediaan bak penampungan air
terbuka, sehingga tercapai keseimbangan antara fisik Kawasan-kawasan dengan kepadatan penduduk bersih dari sumber mata air
binaan dan alami. maksimum 60-80 jiwa per hektar atau dikategorikan d. Pengadaan pompa untuk memudahkan pendistribusian
6. Menjadikan Kota Kefamenanu sebagai KOTA SARI. sebagai kawasan dengan kepadatan penduduk tinggi air
7. Meningkatkan penyerapan tenaga kerja, karena dengan diarahkan ke daerah pusat kota atau kawasan yang e. Penyediaan prasarana pendukung pengembangan
pola/model pengembangan kota berbasis sektor mempunyai fungsi primer (F1). distribusi air minum dengan sistem perpipaan ke rumah
perdagangan maupun industri Kecil Menengah (IKM) Kawasan-kawasan dengan kepadatan penduduk tangga
memungkinkan munculnya sektor ekonomi ikutan, sedang atau maksimum 40-60 jiwa per hektar 4. Jalur Hijau/Konservasi
sehingga kesempatan kerja akan meuncul tidak hanya diarahkan ke bagian-bagian wilayah kota yang a. Penyusunan masterplan ruang terbuka hijau Kota
pada sektor tersebut diatas saja, melainkan juga pada mempunyai fungsi sebagai sub pusat pengembangan Kefamenanu
sektor ikutannya tersebut. atau kawasan yang mempunyai kegiatan fungsi b. Studi identifikasi kawasan-kawasan kritis
sekunder (F2). c. Pengarahan, pengaturan dan penetapan lokasi jalur
TUJUAN PENGEMBANGAN TATA RUANG KOTA Kawasan-kawasan dengan kepadatan penduduk hijau/konservasi
KEFAMENANU: rendah atau dibawah 40 jiwa per hektar diarahkan ke d. Pembatasan pembangunan pada lokasi atau kawasan
1. Terwujudnya Kota Kefamenanu sebagai Pusat Kegiatan daerah pinggiran kota dan daerah yang ditentukan jalur hijau/konservasi
Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan Strategi Nasional sebagai kawasan cadangan, konservasi dan e. Pengawasan/reboisasi dan rehabilitas daerah-daerah
(PKSN) yang ditunjang sarana dan prasarana wilayah pertanian (hinterland). kritis
yang memadai. c. Strategi Pengembangan Kualitas SDM f. Pembangunan taman-taman kota
2. Terwujudnya Kota Kefamenanu sebagai Kota SARI. Pengembangan pendidikan ditekankan kepada g. Penyiapan hutan kota
3. Terselenggaranya pemanfaatan ruang kota yang pengembangan sarana dan prasarana pendidikan 5. Telepon
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai dengan yang berorientasi pasar tenaga kerja, khusus a. Pelayanan jaringan telepon pada kawasan permukiman
daya dukung lingkungan serta arahan kebijakan tata pendidikan kejuruan yang langsung dapat diterapkan b. Peningkatan daya jangkau pemakaian telepon seluler
ruang nasional maupun regional. dalam kegiatan produktif terutama untuk menunjang dengan pembangunan tower
4. Terselenggaranya pemanfaatan ruang kota yang terpadu pengembangan fungsi kota sebagai pusat pelayanan c. Pengembangan dan pelayanan penguatan sinyal
melalui alokasi pusat-pusat kegiatan kota yang memiliki wilayah belakang serta pusat perhubungan jaringan telepon seluler ke kawasan-kwasan
saling keterkaitan yang kuat dan optimal tingkat antarwilayah. permukiman baru sesuai dengan prioritas
pelayanannya, serta didukung oleh jaringan prasarana Melakukan pembinaan dan pengarahan potensi pengembangan kota
dasar yang memadai. partisipasi masyarakat melalui pendidikan formal 6. Listrik
5. Terwujudnya pemanfaatan ruang yang tanggap terhadap maupun pendidikan keterampilan lainnya. a. Rencana teknis dan konstruksi jaringan listrik transmisi
dinamika perkembangan kota dan mengarah pada visi Melibatkan secara langsung maupun tidak langsung dan distribusi
pengembangan Kawasan perencanaan yang berperan sektor-sektor kegiatan produktif (khsususnya) untuk b. Pengembangan dan pembangunan jaringan transmisi
sebagai pusat Kegiatan Pemerintahan, Jasa perkantoran, ikut serta berperan dan bertanggung jawab dalam dan distribusi pada kawasan permukiman yang sudah
perdagangan, permukiman, sarana prasarana, dan lain- usaha pengembangan pendidikan melalui berbagai ada
lain. kegiatan partisipatif seperti kursus, pelatihan kerja, c. Peningkatan pelayanan penyambungan di kawasan
penyediaan sarana praktek kerja serta pola kemitraan pemukiman lama
KEBIJAKAN: yang lain. d. Pengembangan pelayanan di kawasan permukiman
1. Sektor Pendidikan Dalam arti yang lebih luas pendidikan masyarakat baru
a. Pembangunan sektor Pendidikan ditujukan untuk perlu ditingkatkan melalui penyuluhan dan 7. Terminal Kota
Penyiapan peningkatan produktivitas SDM penerangan melalui lembaga-lembaga pemerintah a. Studi kelayakan lokasi terminal regional/pembuatan
Kabupaten Timor Tengah Utara dan Pulau Timor dan non pemerintah, serta kelompok-kelompok sosial masterplan terminal regional
sebelah timur dengan Penyiapan Perguruan tinggi masyarakat, untuk mengembangkan kesadaran dan b. Studi kelayakan lokasi termina Kota
dan akademik dengan wilayah Pelayanan Kabupaten pegetahuan masyarakat tentang pemeliharaan c. Rencana teknis dan konstruksi terminal
Timor Tengah Utara, Kabupaten Timor Tengah lingkungan kota, kebersihan, pembangunan dan d. Penetapan lokasi, pembebasan dan pematangan tanah
Selatan dan Kabupaten Belu serta Negara Republik pemeliharaan elemen kota, pembangunan rumah e. Pembangunan sarana dan prasarana utama terminal
Demokratik Timor Leste. sehat, sanitasi lingkungan dan lain-lain. 8. Pengembangan Jaringan Jalan
b. Untuk menyiapkan tenaga kerja siap pakai untuk 2. Strategi Pengembangan Kegiatan Sektor Kegiatan Kota a. Rencana teknis dan konstruksi peningkatan jairngan
pengembangan pembangunan wilayah, sehingga a. Strategi Pengembangan Sektor Perdagangan jalan kolektor primer dan lokal primer
Kabupaten Timor Tengah Utara menjadikan Perdagangan yang mempunyai skala/jangkauan b. Rencana teknis dan konstruksi jaringan jalan kolektor
Bab 2 | 119
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Jenis
No Sumber Kebijakan Muatan Strategi Program
Kebijakan
wilayahnya sebagai Basis Pendidikan Menengah pelayanan kota dan wilayah sekitarnya, khususnya sekunder
dan Tinggi untuk Wilayah Timur di Pulau Timor dan yang berkaitan dengan pelayanan konsumen c. Rencana teknis dan konstruksi jaringan jalan lokal
akan dibangun Balai Latihan Kerja (BLK) di Km 9 pengembangannya pada pusat kota yang mudah sekunder
arah Kupang, Dinas Nakertrans sebagai dijangkau secara regional, yaitu memiliki akses yang d. Pengembangan dan peningkatan kualitas jalan yang
penanggungjawab. tinggi pada pada jalur pergerakan eksternal kota. ada sesuai dengan rencana penetapan fungsi jalan
2. Sektor Perdagangan Kegiatan perdagangan eceran dengan skala e. Penetapan dan pembebasan tanah untuk jaringan jalan
a. Pembangunan sektor perdagangan ditujukan untuk pelayanan lokal dikembangkan dengan pola struktural baru di kawasan pemukiman baru dengan prioritas
memperlancar arus barang dan jasa (inflow dan secara hirarkis sesuai dengan struktur pusat-sub pengembangan kota
outflow) dalam rangka menunjang peningkatan pusat kota yang direncanakan karena kegiatan ini di f. Pembangunan jaringan jalan di kawasan permukiman
produksi dan daya saing, meningkatkan pendapatan Timor Tengah Utara konsumen memiliki tata jenjang baru sesuai dengan prioritas pengembangan kota
produsen, melindungi kepentingan konsumen, tertentu sesuai dengan skala pelayanan untuk g. Peningkatan pelaksanaan management lalu lintas
memperluas kesempatan usaha dan lapangan kerja mengurangi beban pusat kota. 9. Perdagangan
serta meningkatkan penerimaan daerah, (PAD). Kegiatan perdagangan, khusus PKL lokasinya harus a. Pengembangan sarana perdagangan
b. Kegiatan perdagangan diarahkan untuk mendorong disiapkan dan dikelola secara khusus serta Pengarahan dan pengaturan lokasi pusat
dan membantu pengusaha kecil, golekmah didistribusikan di setiap pusat-pusat BWK, hal ini akan perdagangan dan jasa (-engelompokan kegiatan-
(golongan ekonomi lemah), termasuk industri kecil, menjadikan Kota Kefamenanu yang dapat melayani kegiatan perdagangan dan jasa di kawasan pusat
usaha rumah tangga dan usaha informal, serta kebutuhan akan pangan 24 (dua puluh empat) jam. . perdagangan dan jasa)
menciptakan iklim usaha yang mendukung pola b. Strategi Pengembangan Sektor Transportasi Pembangunan dan pengembangan kawasan pusat
keterkaitan usaha besar, menengah dan kecil. Memperkuat titik simpul semua sistem transportasi perdagangan
3. Sektor Transportasi yang ada, khususnya untuk mendukung arus Pemeliharaan dan penyempurnaan
a. Pengembangan Pembangunan Sarana Prasarana perhubungan regional yang semakin berkembang b. Pembangunan sarana perdagangan baru
Transportasi untuk mendukung kegiatan pergerakan pada masa mendatang. Dalam jangka pendek yang Rencana teknis dan konstruksi pusat perdagangan
antar kota dan antar Negara. dilakukan adalah pemantapan prasarana yang ada Penetapan lokasi, pengukuran dan pembebasan
b. Pembangunan transportasi diarahkan untuk lebih dan perencanaan lebih detail untuk lokasi terminal tanah untuk pusat perdagangan
meningkatkan sistem transportasi kota yang andal, yang melayani untuk pergerakan di lingkup dalam Pembangunan kegiatan perdagangan
luas, tertib, teratur, aman, lancar, cepat, dam efisien kota. 10. Perumahan
serta mampu mendorong, dinamika dan pemerataan Penetapan jalur regional dan jalur lokal dengan lebih a. Pengembangan kawasan perumahan lama:
pembangunan. integratif untuk menghindari konflik antara arus Identifikasi lokasi obyek penataan dan perbaikan
c. Pembangunan transportasi diarahkan untuk perhubungan regional dan lokal. lingkungan perumahan
pemeliharaan, rehabilitasi dan peningkatan Pengembangan sarana transportasi pada tingkat lokal Penataan dan perbaikan lingkungan perumahan
prasarana dan sarana transportasi yang telah ada. adalah untuk meningkatkan akses kepada seluruh Pemindahan rumah-rumah dari tempat yang tidak
d. Pembangunan jaringan jalan-jalan dalam kota penduduk kota secara merata. Sedangkan semestinya (daerah rawan erosi, jalur hijau,
diarahkan pada pengembangan sistem jaringan yang pengembangan sarana angkutan antar wilayah konservasi sungai, konservasi air, dsb)
berjenjang sehingga tidak terjadi konflik antara adalah untuk memperlancar arus barang dan Pengarahan, pengaturan dan penataan kepadatan
perhubungan jalan regional dan lokal. penumpang (inflow dan outflow). dan tinggi bangunan
4. Sektor Perumahan Pembangunan terminal type A/Internasional di Km 9 b. Pengembangan perumahan baru:
a. Pembangunan perumahan merupakan upaya untuk arah Kupang. Penyiapan permukiman dinas untuk Bupati, Wakil
memenuhi salah satu kebutuhan dasar manusia c. Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Bupati, Sekda, dan Asisten
yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas hidup Mengembangkan dan menata kampung-kampung Penetapan pengarahan dan pengaturan peruntukan
keluarga dan masyarakat. adat secara professional untuk kegiatan wisata lahan kawasan perumahan yang baru
b. Pembangunan perumahan baik pembangunan baru budaya dengan kegiatan adat berupa industri tenun Pembatasan pengembangan perumahan baru pada
maupun pemugaran rumah bertujuan untuk rakyat dan kegiatan adat lainnya. kawasan peruntukan non perumahan
memenuhi kebutuhan masyarakat akan tempat Pembangunan sektor pariwisata sebagai industri Pengembangan lingkungan perumahan yang sudah
tinggal, baik dalam jumlah maupun kualitas dalam pariwisata, ini ditinjau dari kegiatan industri tenunan terbentuk tetapi relatif masih kosong
lingkungan yang sehat. yang dapat mendukung kegiatan pariwisata daerah. Pembangunan perumahan baru melalui
c. Pembangunan perumahan lebih ditingkatkan dan d. Strategi Pengembangan Sektor Perumahan pembangunan mandiri dan pelibaran pengembang
diperluas sehingga dapat semakin menjangkau Pembangunan perumahan pada kawasan-kawasan Pembangunan perumahan dinas untuk instansi
seluruh masyarakat dengan perencanaan yang yang sudah berkembang pada saat ini dilakukan pemerintah daerah, instansi vertikal
matang. dengan tiga model pengembangan yaitu : rehablitasi, 11. Pemerintahan
d. Pembangunan perumahan di Kota Kefamenanu peremajaan (renewal) dan pembangunan kembali Pemerintahan Skala Kabupaten:
diarahkan pada pengembangan perumahan yang (redevelopment). a. Penataan kawasan pemerintahan lama
seimbang antara perumahan sederhana, menengah Pengembangan perumahan baru harus harus b. Penetapan, pengarahan dan pengaturan blok
dan besar sesuai dengan peraturan yang ada. berprinsip pada kaidah site and service, yang berarti penggunana lahan di kawasan pemerintaha
e. Pembangunan perumahan diarahkan untuk pada pengembang tidak saja membangun rumah c. Pembebasan tanah dan pematangan tanah
sebanyak mungkin melibatkan peran swasta dan akan tetapi juga fasilitas pendukung kegiatan d. Pembangunan fisik utama dan sarana prasarana
masyarakat dalam pembangunan perumahan dan perumahan. pelengkap
permukiman terutama untuk perumahan dan Pembangunan perumahan baru diprioritaskan bagi
Bab 2 | 120
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Jenis
No Sumber Kebijakan Muatan Strategi Program
Kebijakan
permukiman baru. penduduk kota yang belum mempunyai rumah 12. Kesehatan
f.Pembangunan perumahan untuk masa mendatang permanen dan dimilki sendiri, hal ini berarti a. Pemindahan rumah sakit
perlu diupayakan adanya RUSUNAWA. perumahan sederhana menjadi prioritas b. Peningkatan dan penyempurnaan fasilitas puskesmas,
5. Sektor Pariwisata pembangunan. polindes, dan posyandu
a. Sektor pariwisata diharapkan menjadi bagian Perlu disiapkan perumahan yang dapat dijangkau c. Pengadaan apotik/rumah obat
kegiatan pariwisata budaya, Alam dan Buatan oleh masyarakat yang berpenghasilan menengah ke 13. Pendidikan
b. Wisata Budaya Kabupaten Timor Tengah Utara yaitu bawah dalam hal ini RUSUNAWA. a. Pendidikan Dasar dan TK
Kampung adat maslete dan pengembangan industri e. Strategi Pengembangan Sektor Penunjang Pemeliharan, rehabilitasi dan penyempurnaan
budaya berupa hasil tenun dengan motif adat, serta Sektor Pemerintahan dan Pelayanan Umum kelengkapan fisik fasilitas TK dan SD yang sudah
souvenir-souvenir khas kefamenanu yang Sektor Kegiatan Pertanian ada
merupakan hasil dari kerajinan tangan masyarakat 3. Strategi Pengembangan Tata Ruang Kota Pengarahan dan penetapan lokasi fasilitas
setempat a. Strategi Pemantapan Kawasan Konservasi tambahan
c. Wisata Alam dengan memanfaatkan kondisi alam Pemantapan batas kawasan konservasi pada daerah- Penyiapan lahan (pembebasan dan pematangan
sekitar kota yang dengan relief berbukit dan daerah aliran sungai selebar ½ x lebar sungai utama tanah)
menyiapkan danau-danau buatan serta hutan-hutan dan anak sungainya. Pembangunan fasilitas TK yang baru
kota yang digunakan untuk kegiatan wisata alam Pemantapan batas kawaan konservasi pada daerah- b. Pendidikan menengah (SLTP dan SLTA)
sebagai nilai tambah kegiatan perkotaan daerah yang mempunyai kelerengan terjal lebih dari Pemeliharan, rehabilitas dan penyempuranaan
15 %, terutama di kawasan bagian barat dan tengah kelengkapan fisik fasilitas pendidikan yang sudah
6. Sektor Penduduk & Tenaga Kerja kota. ada
a. Kebijaksanaan kependudukan diarahkan kepada Kawasan preservasi pada kawasan ini pemenfaatan Pengarahan dan penetapan lokasi fasilitas
pengembangan dan peningkatan kualitas sumber ruangnya dilakukan secara terbatas kawasan utara tambahan
daya manusia (SDM) sebagai pelaku utama dari dan barat kota. Penyiapan lahan (pembebasan dan pematangan
pelaksanaan pembangunan wilayah dan kota. Sektor Menciptakan aturan pembatasan jenis kegiatan dan tanah)
ini akan diperkuat dengan pengembangan sektor intenstas bangunan pada daerah-daerah yang Pembangunan fasilitas SLTA yang baru
pendidikan di Kabupaten Timor Tengah Utara. dianggap memiliki kerentanan fisik dalam 14. Peribadatan
b. Selain itu, pengendalian terhadap kuantitas, mobilitas pemanfaatan, misalnya kawasan dengan daya a. Pemeliharan, peningkatan, dan penyempurnaan fasilitas
dan penyebaran penduduk terus ditingkatkan. dukung yang kurang stabil dan dinding bukit. peribadatan yang sudah ada
Kebijaksanaan pengendalian pertumbuhan Perlindungan terhadap tata air untuk keperluan b. Pengarahan dan penetapan lokasi peribadatan baru
penduduk diarahkan melalui upaya pengedalian sumber air baku, terutama di bagian timur – utara skala kota dan BWK
tingkat kematian. kota sehingga keperluan air untuk wilayah kota masih c. Pembangunan fasilitas baru skala kota dan skala BWK
c. Pembangunan ketenagakerjaan merupakan usaha terjaga kelangsungannya. 15. Pengembangan Kawasan Taman, Tempat Olahraga,
yang sifatnya menyeluruh di semua sektor dan Pembangunan Ruang Terbuka Hijau dalam bentuk dan Kebudayaan
ditujukan pada peningkatan, pembentukan dan taman-taman kota di setiap pusat BWK maupun Sub a. Penetapan dan pengaturan kawasan stadion
pengembangan tenaga kerja yang berkualitas, BWK. b. Pembenasan tanah dan pematangan tanah
produktif, efisien, efektif dan berjiwa wirausaha. b. Strategi Pengembangan Kawasan Fungsional c. Rencana teknis dan konstruksi pengembangan
Mengarahkan pembangunan kota dengan kawasan stadion
memperhatikan perbedaan fungsional kawasan serta d. Rencana pengembangan dan taman (RTH)/fasilitas
intensitas keterkaitan antar fungsi olahraga beserta pelengkapnya
Mengurangi terjadinya pembebanan kegiatan pada e. Pembangunan taman (RTH)/fasilitas olahraga.
satu kawasan saja dan mencegah terjadinya
percampuran berbagai kegiatan yang sebenarnya
tidak saling berhubungan serta untuk menghindari
munculnya permasalahan ikutan seperti menurunnya
kualitas lingkungan, pemusatan beban lalu-lintas.
c. Strategi Pengembangan Sistem Pusat-pusat
Pelayanan
mengarahkan penataan ruang kota dengan
menciptakan sub pusat baru ke arah timur untuk
menyebarkan perkembangan fisik kota.
4. Strategi Pengembangan Prasarana & Fasilitas Kota
a. Prasarana Transportasi
b. Prasarana Sanitasi Lingkungan
c. Prasarana Lain (kelistrikan & telekomunikasi)
d. Fasilitas Sosial
e. Fasilitas Ekonomi
Sumber: Tim Penyusun SPPIP Kabupaten Timor Tengah Utara, 2012
Bab 2 | 121
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel II.29.
Matriks Kajian Keselarasan Kebijakan dan Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Timor Tengah Utara
2. MISI
3. TUJUAN
4. KEBIJAKAN
5. STRATEGI
6. PROGRAM/RENCANA
Sumber: Tim Penyusun SPPIP Kabupaten Timor Tengah Utara, 2012
Keterangan:
: ada
Bab 2 | 122
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Kabupaten Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) adalah salah satu Kabupaten
dari 5 (lima) Kabupaten/Kota yang ada di daratan Timor dan 20 Kabupaten/Kota di
Propinsi Nusa Tanggara Timur (NTT) dengan batas-batas wilayah administratif
sebagai beikut:
Sebelah Selatan : berbatasan dengan wilayah Kabupaten Timor Tengah
Selatan
Kabupaten TTU merupakan daerah daratan dengan luas 2.669,70 km2 atau
sekitar 5,48 % dari luas daratan Propinsi Nusa NTT. Sedangkan sebagian wilayah
TTU yang berbatasan dengan laut sawu atau lazim dikenal dengan sebutan
wilayah pantai utara (pantura) yang memiliki luas lautan ± 950 km2 dengan
panjang garis pantai 50 km.
Secara administratif, Kabupaten TTU terdiri dari 24 Kecamatan yaitu: Miomaffo
Barat, Miomaffo Tengah, Musi, Mutis, Miomaffo Timur, Noemuti, Bikomi Selatan,
Bikomi Tengah, Bikomi Nilulat, Bikomi Utara, Naibenu, Noemuti Timur, Kota
Kefamenanu, Insana, Insana Utara, Insana Barat, Insana Tengah, Insana
Fafinesu, Biboki Selatan, Biboki Tanpah, Biboki Moenleu, Biboki Utara, Biboki
Anleu dan Biboki Feotleu; dan 174 (31 Kelurahan 143 Desa).
Bab 3 |1
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Secara astronomis, posisi Kabupaten TTU terletak diantara 90 02' 48" dan 90 37'
36" Lintang Selatan (LT) serta antara 1240 04' 02" dan 1240 46' 00" Bujur Timur
(BT). Secara geografis pada umumnya merupakan tipologi desa daratan (136
Desa) dan hanya 9 (Sembilan) desa yang termasuk tipologi desa kawasan pantai
yaitu : Desa Oepuah di Kecamatan Biboki Selatan; Desa Humusu C dan Oekolo
di Kecamatan Insana Utara; serta Nonotbatan, Maukabatan, Tuamese, Oemanu,
Motadik dan Ponu di Kecamatan Biboki Anleu.
Dilihat dari aspek rona fisik tanah, wilayah dengan kemiringan kurang dari 40
persen meliputi areal seluas 2 065,19 km2 atau 77,4 % dari luas wilayah TTU;
sedangkan sisanya 604,51 km2 atau 22,6 % mempunyai kemiringan lebih dari 40
persen. Wilayah dengan kemiringan kurang dari 40 persen sebagian besar berada
pada ketinggian kurang dari 500 m dari permukaan laut yakni seluas 1676,51 km2
atau 62,8 %. Berdasarkan data Lembaga Penelitian Tanah (LPT) Bogor, (1974)
memperlihatkan bahwa di Kabupaten TTU ditemukan 3 (tiga) jenis tanah yaitu :
Litosol = 1.666,96 km2 atau 62,44 %, tanah Kompleks seluas 479,48 km2 atau
17,96 % dan tanah Grumusol 523,26 km2 atau 19,60 %.
Hasil survei penyusunan rencana umum tata ruang Kabupaten TTU
memperlihatkan bahwa dari aspek kedalaman efektif tanah komposisi arealnya
sebagai berikut: tanah dengan kedalaman efektif kurang dari 30 cm seluas 35 316
ha (13,2%); kedalaman 30-60 cm seluas 73 201 ha (27,4%); 60-90 cm seluas
16.354 ha (6,1%) dan kedalaman efektif diatas 90 cm dengan luas 142 099 ha
(53,2 %). Kemampuan dan daya tahan tanah yang rawan erosi seluas 105 226
hektar (39,4%), dan sisanya 161 744 hektar (60,6%) merupakan tanah dengan
stuktur yang relatif stabil. Secara parsial tanah labil yang rawan erosi terdapat
pada tiga wilayah kecamatan yakni Miomaffo Barat 37 921 hektar, Biboki Selatan
28 538 hektar, dan Biboki Utara 28 538 hektar.
Bab 3 |2
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Gambar 3.1.
Peta Administrasi Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 3 |3
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
3.2.1 Topografi
Dilihat dari aspek rona fisik tanah, wilayah dengan kemiringan kurang dari 40
persen meliputi areal seluas 2.065,19 km2 atau 77,4 persen dari luas wilayah
TTU, sedangkan sisanya 604,51 km2 atau 22,6 persen mempunyai kemiringan
lebih dari 40 persen. Wilayah dengan kemiringan kurang dari 40 persen sebagian
besar berada pada ketinggian kurang dari 500 m dari permukaan laut yakni
1676,51 km2 atau 62,8 persen.
Bab 3 |4
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Gambar 3.2.
Peta Topografi Wilayah Kabupaten TTU
Bab 3 |5
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
3.2.2 Geologi
Kemampuan dan daya tahan tanah yang rawan erosi seluas 105.226 Ha (39,4 %),
dan sisanya 161.744 Ha (60,6 %) merupakan tanah dengan struktur yang relatif
stabil. Secara parsial tanah labil yang rawan erosi terdapat pada tiga wilayah
kecamatan yakni Miomaffo barat 37.921 Ha, Biboki Selatan 28.538 Ha, dan Biboki
Utara 28.538 Ha
3.2.3 Hidrologi
Secara umum Kabupaten TTU memiliki kondisi hidrologi yang cukup baik karena
ketersediaan air tanah dan air permukaan hampir tersebar di seluruh wilayah baik
sungai, mata air maupun sumur gali. Sungai yang ada dengan rata-rata panjang
aliran 30 -50 km dan ada 8 (delapan) sungai utama yang mengalir sepanjang
tahun yaitu: sungai Noetoko,Naebesi,Taisola,Noemuti-Haekto, Naen ,Maubesi,
Mena -Kaubele, dan Ponu dan sebanyak 97 anak sungai dengan membentuk orde
yang bersifat horton dan shreve. Pada umumnya sungai – sungai ini mempunyai
fluktuasi aliran air yang cukup tinggi, pada musim penghujan berair dan banjir atau
mengalir sepanjang tahun (perenial),mengalir hanya pada musim hujan saja
(intermiten); sedangkan pada musim kemarau kestabilan airnya berkurang bahkan
ada yang tidak berair sama sekali atau berair pada waktu datang hujan
(ephemeral).
Bab 3 |6
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel III.1.
Nama dan Panjang Sungai Utama di Kabupaten TTU Menurut Kecamatan
Sumber mata air di Kabupaten TTU termasuk tipe air tanah yang diremajakan
yaitu air yang untuk sementara waktu telah dikeluarkan dari daur hidrologi oleh
pelapukan, maupun oleh sebab-sebab lain dan kembali ke daur lagi dengan
proses-proses metamorfis.Jumlah ketersediaan sumber mata air sebanyak 1.704,
dan 635 sumber mata air dapat mengeluarkan air sepanjang tahun dan tidak
dipengeruhi oleh curah hujan (perenial springs) dengan kondisi ketersediaan air
cukup baik; sebanyak 826 sumber mata air bersifat musiman karena
mengeluarkan air hanya pada musim tertentu dan tergantung pada curah hujan
(intermitent springs), dengan kondisi ketersediaan air sedikit serta 243 sumber
mata air yang kering di musim kemarau serta dapat mengeluarkan air pada
periode tertentu saja (periodic springs).
Ketersediaan mata air hampir tersebar di seluruh desa dengan rata-rata 3-5
sumber mata air yang tidak kering pada musim kemarau. Dari kondisi hidrologi ini
sebagian besar (78 %) telah digunakan untuk kebutuhan penyediaan air bersih
bagi masyarakat dengan debit rata-rata 5-300 liter/detik.Potensi sumberdaya air
yang dapat dimanfaatkan untuk energy alternatif yaitu; Desa Kuluan, Kecamatan
Biboki Utara = 100 liter/detik; Oel Ainiut, Kecamatan Insana = 200 liter/detik; Oel
Nianin,Kecamatan Miomaffo Barat = 250 liter/detik; Oe4l aijao,Kecamatan
Miomaffo Barat = 300 lieter/detik; dan Oel Ainiut Jak, Kecamatan Miomaffo Timur
= 100 lieter/detik.
Bab 3 |7
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Maubesi dan Bikomi. Pola aliran DAS tersebut bersifat dendritik dengan kerapatan
aliran air bersifat tergenang.
2. Tanah Longsor
3. Angin Taufan
Wilayah yang sering terkena bencana angin taufan (putting beliung) adalah
Kecamatan Biboki Utara (Boronubaen,Hauteas,Sapaen dan Birunatun),Biboki
Tanpah (Oekopa), Biboki Anleu (Sifaniha, Motadik, Nonotbatan, Maukabatan,
Kotafoun, Oemanu), Biboki Selatan (Sainiup,Tokbesi,Tunbaen,Upfaon), Insana
Utara (Fafinesu A, Humusu B, Oesoko), Biboki Moenleu (Luniup),Kota
Kefamenanu (Kelurahan Maubeli,Sasi),Bikomi Tengah (oemanu
Selatan),Bikomi Utara (Napan), Miomaffo Barat (Tasinifu,Manusasi), Musi
(Ainan),dan Bikomi Nilulat (Haumeni Ana).
4. Kekeringan
Wilayah Kabupaten TTU pada dasarnya beriklim sei arid artinya tingkat
kekeringan pasti akan lebih besar sebagai akibat dari kondisi iklim yang ada,
namun biasanya masalah kekeringan ini sering melanda daerah pantai utara
(pantura) yang kadang-kadang juga membawa factor ikutannya adalah
Bab 3 |8
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
3.2.5 Klimatologi
Sesuai dengan klasifikasi iklim oleh Schmidt dan Ferguson,Kabupaten TTU
termasuk wilayah iklim tipe D (iklim semi arid) dengan koefisien 2 sebesar 71,43
% atau beriklim tropis dengan dua musim yaitu musim kemarau dan hujan. Curah
hujan rata-rata selama 5 tahun (2005-2009) sebesar 1.286,70 mm/bulan dengan
jumlah hari hujan adalah 133,17 hari/tahun. Suhu udara berkisar antara 22º - 34º
C, Kelembaban udara 69 – 87 % dan intensitas penyinaran matahari 50 – 98 %.
Tabel III.2.
Rata-rata jumlah Hari Hujan (HH) dan Curah Hujan (CH) di Kabupaten TTU tahun 2005-2009
Seperti halnya di tempat lain di Provinsi NTT, pada bulan Juni – September arus
angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air sehingga
mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember – Maret arus
angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudera Pasifik
sehingga terjadi musim hujan. Keadaan seperti ini berganti setiap setengah tahun
setelah melewati masa peralihan pada bulan April – Mei dan Oktober – November.
Walaupun demikian mengingat TTU dekat dengan Australia, arus angin yang
Bab 3 |9
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
banyak mengandung uap air dari Asia dan Samudera Pasifik sampai di wilayah
TTU kandungan uap airnya sudah berkurang yang mengakibatkan hari hujan di
TTU lebih sedikit dibanding wilayah yang dekat dengan Asia. Hal ini menjadikan
TTU sebagai wilayah yang tergolong kering di mana hanya 4 (empat) bulan yaitu
bulan Januari,Febuari ,Maret, dan Desember yang keadaannya relatif basah dan 8
(delapan) bulan sisanya relatif kering.
Penggunaan lahan sawah di Kabupaten TTU sebesar 12.079 Ha yang terdiri dari
lahan sawah irigasi = 3.585 Ha; dan lahan sawah tadah hujan = 1. 415 Ha (
tersebar di Kecamatan Insana Barat,Insana Tengah,Insana, Biboki Tanpah,Biboki
Utara, dan Biboki Selatan) dan penggunaan lahan sawah (irigasi dan tadah
Bab 3 | 10
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
hujan)= 5 000 Ha (41,39 %) per musim tanam. Sedangkan potensi lahan kering=
187.650 Ha, dan yang difungsikan = 11.259 Ha (60 %)
Bab 3 | 11
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Komposisi penduduk yang bekerja pada tahun 2009 sebagian besar yakni 60,42
% dari penduduk yang bekerja, mempunyai lapangan pekerjaan utama di sektor
pertanian. Selebihnya masing-masing 19,83 % bekerja pada sektor manufaktur
dan 19,75 % bekerja pada sektor jasa. Hal ini juga menggambarkan bahwa telah
terjadi pergeseran komposisi penduduk yang bekerja di setiap sektornya, dimana
sektor pertanian mulai menunjukkan adanya penurunan persentase sedangkan
sektor manufaktur dan jasa mengalami peningkatan persentase penduduk bekerja.
Dari data trend pertumbuhan penduduk tahun 1971-1990 dan hasil sensus
penduduk tahun 2000, terlihat bahwa jumlah penduduk di Kabupaten TTU pada
tahun 1990 sebanyak 163.036 jiwa dan meningkat menjadi 193.713 jiwa pada
tahun 2000 dengan pertumbuhan rata-rata pertahun 1,7 persen. Tingkat
pertumbuhan ini sedikit lebih rendah dari tingkat pertumbuhan penduduk periode
1980-1990 sebesar 1,97 persen tetapi sedikit lebih tinggi dari periode 1971-1980
yaitu sebesar 1,6 persen.
Bab 3 | 12
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel III.4.
Perkembangan Jumlah Pendudukmenurut Kecamatan di Kabupaten TTU Tahun 2000-2008
Kecamatan
2000 28.823 36.334 13.281 31.192 32.828 11.050 17.869 11.350 11.475 194.202
2001 29.375 36.808 13.472 33.283 33.413 11.311 18.571 11.583 11.723 199.539
2002 29.750 37.148 13.775 33.654 34.188 11.584 19.488 11.696 12.100 203.383
2003 30.739 37.922 14.193 34.192 32.816 11.851 19.418 12.751 13.603 207.485
2004 31.238 38.934 14.490 34.543 33.683 12.082 19.762 12.940 14.137 211.809
2005 31.019 39.417 14.620 35.494 34.556 12.399 20.001 13.297 14.353 215.156
2006 31.336 40.288 14.716 36.193 35.132 12.695 20.440 13.689 14.469 218.958
2007 31.418 41.020 14.859 36.906 36.045 13.104 20.737 13.896 14.839 222.824
Dari data BPS Kabupaten TTU, jumlah penduduk Kabupaten TTU sampai akhir
tahun 2007 sesuai hasil registrasi sebanyak 222.824 jiwa dengan tingkat
kepadatan rumah tangga 4 orang dan kepadatan penduduk rata-rata 83 orang
perkm2. Penduduk terbanyak di Kabupaten TTU terdapat di kecamatan Miomaffo
Timur yaitu sebesar 18,41 persen, sedangkan jumlah penduduk paling sedikit
terdapat di kecamatan Insana Utara yaitu sebesar 5,88 persen. Kota Kefamenanu
merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk dan kepadatan
Bab 3 | 13
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
rumah tangga tertinggi yaitu masing-masing sebesar 467 orang perkm2 dan 5
orang per rumah tangga.
Penduduk dengan status warga negara asing (WNA) hanya berjumlah 33 orang
atau sekitar 0,02 persen dari jumlah penduduk Kabupaten TTU. Dari 33 orang
yang berstatus WNA seluruhnya berstatus warga negara China. Sebagian besar
ari penduduk yang berstatus WNA bertempat tinggal di kota kecamatan
Kefamenanu dan sebagiannya tinggal di kecamatan Noemuti, Insana, dan Insana
utara.
Tabel III.5.
Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan
di Kabupaten TTU Tahun 2007
Luas Kepadatan
Jumlah
No. Kecamatan Wilayah Penduduk
Penduduk
(km2) per (km2)
1. Miomaffo Barat 31.418 447,30 70
2. Miomaffo Timur 41.020 447,33 92
3. Noemuti 14.859 211,37 70
4. Kota 36.906 79,00 467
5. Kefamenanu 36.045 559,08 64
6. Insana 13.104 106,72 123
7. Insana Utara 20.737 349,10 59
8. Biboki selatan 13.896 263,40 53
9. Biboki Utara 14.839 206,40 72
Biboki Anleu
Jumlah 222.824 2.669,70 83
Sumber: BPS (Kabupaten Timor Tengah Utara dalam angka 2008)
Bab 3 | 14
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel III.6.
Jumlah Penduduk menurut Pendidikan Kabupaten TTU Tahun 2005 -2009
Bab 3 | 15
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel III.7.
Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah
Rata-rata
No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010
Pertumbuhan
1 PENDAPATAN 301,484,336,880.63 349,649,914,418.54 393,162,160,841.56 412,691,472,776.90 415,780,557,522.47
Pendapatan
1.1 9,956,341,125.63 11,319,215,219.54 10,926,707,411.56 14,996,262,304.90 13,581,719,408.47
Asli Daerah
1.1.1 81%
Pajak Daerah 758,867,777.00 914,098,553.00 990,290,129.00 3,865,228,580.00 4,103,970,674.00
Retribusi
1.1.2 13%
Daerah 2,050,372,787.00 2,319,587,416.00 2,620,942,310.00 3,165,542,433.00 3,387,637,418.00
Hasil
Pengelolaan
1.1.3 Kekayaan 43%
554,672,375.09 804,107,584.46 1,398,620,683.79 1,670,421,100.95 2,204,294,787.47
Daerah Yang
Dipisahkan
Lain-lain PAD
1.1.4 -10%
Yang Sah 6,592,428,186.54 7,281,421,666.08 5,916,854,288.77 6,295,070,190.95 3,885,816,529.00
Dana
1.2 285,006,413,247.00 324,294,650,227.00 358,085,657,496.00 362,558,275,778.00 354,969,543,944.00
Perimbangan
Dana Bagi
Hasil
1.2.1 Pajak/Bagi 10%
16,268,413,247.00 21,245,867,027.00 21,743,253,696.00 21,015,024,778.00 23,728,376,944.00
Hasil Bukan
Pajak
Dana Alokasi
1.2.2 6%
Umum (DAU) 239,558,000,000.00 260,283,883,200.00 285,796,603,800.00 289,194,251,000.00 296,283,467,000.00
Dana Alokasi
1.2.3 9%
Khusus (DAK) 29,180,000,000.00 42,764,900,000.00 50,545,800,000.00 52,349,000,000.00 34,957,700,000.00
Lain-lain
Pendapatan
1.3
Daerah Yang 6,521,582,508.00 14,036,048,972.00 24,149,795,934.00 35,136,934,694.00 47,229,294,170.00
Sah
1.3.1 - -13%
Hibah 8,158,272,278.00 12,309,736,902.00 5,995,204,227.00 2,834,757,150.00
Bab 3 | 16
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Rata-rata
No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010
Pertumbuhan
1.3.2 Dana Darurat - - - - - 0%
Dana Bagi
1.3.3 Hasil Pajak 21%
2,183,761,528.00 3,298,276,694.00 2,928,533,350.00 3,901,343,468.00 4,268,178,461.00
dari Propinsi
Dana
1.3.4 - 48%
Penyesuaian 88,240,480.00 6,856,583,782.00 22,056,987,000.00 37,827,958,559.00
Bantuan
1.3.5 Keuangan dari -8%
4,249,580,500.00 2,579,500,000.00 2,054,941,900.00 3,183,399,999.00 2,298,400,000.00
Propinsi
Sumber : RPJMD 2011-2015
Bab 3 | 17
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 3 | 18
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
jiwa, 17.866 lalu menurun menjadi 12.556 jiwa pada kondisi 2010. Trend
penurunan jumlah penduduk buta huruf ini mengindikasikan performance di bidang
pendidikan yang cukup baik. Kendati demikian, angka ini masih tergolong tinggi
sehingga membutuhkan intervensi kebijakan yang cukup intens. Selain angka buta
huruf, tingkat pendidikan masyarakat di Kabupaten Timor Tengah Utara yang
masih rendah dapat dilihat dari angka rata-rata lama sekolah yang hanya 6,7
tahun pada tahun 2010. Artinya rata-rata penduduk hanya menamatkan sekolah
dasar sederajat.
Terjadi peningkatan yang cukup signifikan dalam penyediaan akses dan
pemerataan pendidikan dasar bagi masyarakat dan mulai adanya peningkatan
partisipasi untuk pendidikan menengah pertama dan atas. Angka partisipasi
pendidikan dasar (baik APK dan APM) sudah melebihi kondisi ideal yakni APK
mencapai 140,76 % dan APM hampir mencapai 100 % pada tahun 2010. Angka
partisipasi pendidikan menengah pertama terus meningkat dalam kurun waktu
2006-2010 dimana APK mencapai 98,39 persen dan APM mencapai 77,83 persen
pada tahun 2010. Sedangkan angka partisipasi pendidikan menengah atas relatif
masih rendah dibandingkan jenjang pendidikan lainnya. Pada tahun 2010, APK
SMA/SMK/MA hanya sekitar 65,21 % dan APM sekitar 39,83 %. Rendahnya
angka partisipasi pendidikan menengah atas kemungkinan diakibatkan minimnya
sekolah menengah di kota kecamatan dan terbatasnya kemampuan dan
kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih
tinggi.
Data tentang beberapa indikator yang mencerminkan kondisi pendidikan
masyarakat (2006 – 2010) tertera pada tabel di bawah ini :
Tabel III.8.
Pencapaian Aspek Kesejahteraan Masyarakat untuk Urusan Pendidikan
Kabupaten Timor Tengah Utara Tahun 2006 – 2010
Bab 3 | 19
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
3.6.2 Kesehatan
Tabel III.9.
Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat
Kabupaten Timor Tengah Utara 2006-2010
Paparan data pada tabel di atas sudah dapat menjelaskan kondisi derajat
kesehatan masyarakat Kabupaten TTU yang pada umumnya masih rendah.
Tampak sangat jelas, AKI dan AKB yang cukup tinggi, status gizi masyarakat,
terutama angka gizi buruk dan gizi kurang yang cukup tinggi, juga usia harapan
hidup yang rendah, masih berada di bawah 70 tahun. Tentu saja memprihatinkan,
dan karena itu sangat dibutuhkan intervensi kebijakan pemerintah yang tepat
Bab 3 | 20
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
untuk menurunkan AKI, AKB dan gizi buruk sekaligus untuk menaikkan atau
memperpanjang usia harapan hidup.
3.6.3 Agama
Dari data statistik Kabupaten TTU dari jumlah penduduk sebesar 222.824 jiwa
pada tahun 2007, sebanyak 93,3 persen beragama Katolik sedangkan selebihnya
masing-masing Kristen Protestan 5.78 persen, Islam 0,89 persen, Hindu/Budha
dan lainnya 0.03 persen.
Dari ketersediaan sarana peribadatan yang ada pada tahun ’2007 memperlihatkan
bahwa perbandingan tempat ibadah terhadap jumlah jemaat/pemeluk agama
adalah Katolik 1.066 jiwa (tiap gereja/kapela rata-rata menampung 1.066 umat),
Kristen Protestan 243 jiwa, Islam 330 jiwa dan Hindu/Budha 74 jiwa. Rasio
rohaniawan/rohaniwati terhadap jumlah jemaat yang ada untuk masing-masing
pemeluknya adalah Katolik 2.390 (tiap rohaniawan/rohaniawati melayani 2.390
umat), Kristen Protestan 218 jiwa dan Islam 22 jiwa.
Bab 3 | 21
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Demikian pula dengan sistem religi mereka, meskipun mayoritas penduduk sudah
memeluk agama Katholik namun dalam kehidupan tradisional mereka masih
memlihara adat istiadat leluhur, yang berakarkan pada kepercayaan spiritualisme,
animisme dan dinamisme.
Seiring dengan pengalaman tradisi leluhur, penduduk asli Atoni juga memelihara
seni budaya tradisional, seperti tenun kain sarung/selimut dan seni arsitektur.
Mengenai seni arsitektur, para akhir-akhir ini sudah tampak gejala erosi, terutama
pada bangunan-bangunan yang terletak di pinggir jalan raya, dimana bahan atap
yang tadinya dari alang-alang sudah banyak diganti dengan bahan atap seng.
Di satu pihak, hal ini merupakan gejala modernisasi yang tidak dapat dibendung
lagi, namun dilain pihak gejala ini juga akan mengancam punahnya suatu seni
budaya tradisional, yang merupakan salah satu aset seni budaya nasional.
Wujud kesenian yang ada di Kabupaten TTU adalah seni tari, nyanyi, berpantun
dan seni karya. Jenis tarian yang terkenal dari daerah ini adalah Tarian Bonet bagi
masyarakat Kabupaten TTU adalah jenis tarian tradisional biasanya digunakan
oleh suku Dawan pada malam hari pada upacara-upacara adat seperti
membangun rumah adat, mengeluarkan ari-ari bayi dari rumah dan upacara-
upacara adat lainnya.
Tarian Bonet ini di tarikan dengan bergandengan tangan (perempuan dan laki-laki)
sambil bernyanyi berbalas pantun sambil berjalan berkeliling secara berirama
sesuai lagu yang dinyayikan. Tarian Bonet ini biasanya dilakukan juga pada
upacara-upacara kematian khususnya bagi tokoh-tokoh adat.
Banyaknya potensi obyek wisata di Kabupaten TTU ada 22 lokasi yang terdiri atas
wisata alam 50,0 persen, wisata budaya 40,9 persen, wisata religius dan wisata
lainnya masing-masing 4,55 persen. Dari potensi obyek wisata tersebut yang telah
dikelola dan didayagunakan secara komersial
baru tiga obyek wisata yakni obyek wisata
Oeluan (Noemuti), Tanjung Bastian (Insana
Utara), dan Benkoko (Insana). Jumlah
pengunjung yang berkunjung selama tahun
2007 untuk ketiga obyek wisata tersebut
sebanyak 19.884 orang dengan perincian
Bab 3 | 22
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
wisata Oeluan 34,3 persen, Tanjung Bastian 63,7 persen, dan wisata Benkoko 1,9
persen. Dibanding dengan tahun sebelumnya dengan jumlah wisatawan yang
meningkat yakni 122,5 persen.
a. Jalan dengan fungsi arteri, yaitu jalan yang melayani lalu lintas dan angkutan
utama dengan ciri-ciri : perjalanan jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah
akses/jalan masuk dibatasi secara efisien, panjang keseluruhan mencapai
77,45 Km;
b. Jalan dengan fungsi kolektor, yaitu jalan yang melayani lalu lintas dan
angkutan yang bersifat mengumpulkan/membagi dengan ciri-ciri : perjalanan
jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah akses/jalan masuk
dibatasi, panjang keseluruhan mencapai 195,97 Km;
c. Jalan dengan fungsi lokal, yaitu jalan yang melayani lalu lintas dan angkutan
setempat dengan ciri-ciri : perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah
dan jumlah akses tinggi/tidak dibatasi, panjang keseluruhan mencapai 829
Km.
Sampai dengan tahun 2009, panjang jalan di Kabupaten TTU menurut status
pembinaannya antara lain adalah jalan nasional/jalan negara sepanjang 77,45 Km,
Bab 3 | 23
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
jalan provinsi sepanjang 195,97 Km dan jalan kabupaten sepanjang 829 Km.
Secara rinci, perkembangan panjang jalan serta kondisi atau bentuk permukaan
jalan dapat digambarkan sebagaimana tabel berikut :
Tabel III.10.
Panjang Jalan Menurut Tingkat Pemerintahan dan Bentuk Permukaan Jalan
Di Kab. TTU Tahun 2007 – 2009
1. Perhubungan Laut
Rendahnya frekuensi kunjungan kapal disebabkan karena sampai dengan saat ini
pola pelayaran masih didominasi satu arah yakni terbatas pada angkutan hasil
tambang mangan, komoditi pertanian yang kapasitas ketersediaannya terbatas
Bab 3 | 24
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
seperti asam, kemiri serta ternak sapi dari Kabupaten TTU keluar wilayah
terutama Pulau Jawa.
Tabel III.11.
Volume Bongkar/Muat di Pelabuhan Wini
Tahun 2007 – 2009
Volume (M3)
No. Tahun
Bongkar Muat
1. 2007 515,0 1298,0
2. 2008 14076,0 2023,5
3. 2009 39281,0 27228,0
Sumber : TTU Dalam Angka 2008 – 2010
Bab 3 | 25
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Cara yang paling efisien dalam menyalurkan air hujan adalah dengan
mengikuti topografi alami yang ada. Dengan demikian di manfaatkan
keberadaan sungai-sungai maupun saluran alami yang ada. Untuk wilayah
terbangun sebagai wadah kegiatan perkotaan, perlu ditambahkan saluran-
saluran buatan untuk menampung limpasan air hujan.
Dalam keadaan ini kesesuaian dengan pola jaringan utilitas yang lain menjadi
amat penting dalam membentuk sistem kota yang serasi dan terpadu. Kondisi
saat ini di kawasan perencanaan Kota Kefamenanu, sistem jaringan drainase
menginduk pada sistem jaringan jalan sekaligus sebagai drainase jalan.
Fungsi uatama dari pada drainase adalah untuk mengalirkan air hujan agar
tidak terjadi genangan air diwilayah-wilayah tertentu khususnya diwilayah
permukiman perkotaan, akibat hujan dan luapan banjir dari sungai atau danau
disekitarnya. Apabila genangan tersebut tidak segera diatasi dalam waktu
Bab 3 | 26
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
1. Saluran drainase yang ada tidak sebanding dengan luas wilayah yang
harus dilayani dan kepadatan penduduk/hunian yang ada.
Bab 3 | 27
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Keberadaan air minum merupakan tuntutan yang sangat vital karena menyangkut
kelangsungan hidup manusia sehari-hari. Dengan semakin bertambahnya jumlAh
penduduk dari tahun ke tahun yang disertai dengan meningkatnya aktivitas sosial-
ekonomi masyarakat, membawa dampak pada peningkatan jumlah permintaan
akan air bersih.
Produksi air minum pada tahun 2007 dari PDAM TTU sebanyak 817.628 m3
meningkat 1.311 persen dari keadaan tahun sebelumnya. Jumlah pelanggan
PDAM TTU pada tahun 2007 sebanyak 2.953 unit atau meningkat 15,94 persen
dari tahun 2006. Dari jumlah pelanggan tersebut, 64,1 persen adalah pelanggan
rumah tangga, instansi pemerintah 16,0 persen, pelanggan sosial 10,9 persen dan
sisanya pelanggan industri dan lainnya sebesar 0,05 persen.
Dari hasil Susenas tahun 2007 menunjukan bahwa dari aspek kesehatan dari
49.760 rumah tangga ternyata paling banyak masih menggunakan sumber air
Bab 3 | 28
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
minum sumur terlindung yaitu sebesar 36,33 persen. Sedangkan rumah tangga
yang menggunakan sumber air minum dari air kemasan di kabupaten TTU tidak
ada. Hal yang perlu menjadi perhatian adalah masih sekitar 10.173 rumah tangga
(20,45 persen) sumber air minumnya berasal dari sumur tak terlindung dan mata
air tak terlindung. Penggunaan air sungai dan air hujan sebesar 9,77 persen atau
(4.860 rumah tangga).
Bila diasumsikan bahwa rumah tangga yang mengkonsumsi air minum dari
sumber air yang berasal dari sumur tak terlindung, air sungai dan air hujan adalah
air yang tidak bersih maka terdapat15.033 rumah tangga atau 75.165 jiwa (jika tiap
rumah tangga terdiri dari rata-rata 5 jiwa) masih mengkonsumsi air tidak bersih.
3. Air Tanah melalui Sumur dangkal dan sebagian kecil dari Sumur Bor.
Sistim Air Bersih Non Perpipaan adalah sistim penyediaan air bersih yang
didistribusikan melalui jaringan perpipaan tetapi tidak dikelola oleh PDAM
serta panyediaan dan penggunaan Air bersih langsung melalui mata air,
sungai, danau, embung sumur dangkal maupun sumur dalam.
Daerah yang kaya dengan sumber mata air terletak disebelah utara
Kabupaten TTU yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Ambenu
(wilayah negara Timor Leste). Sumber-sumber air tersebut terletak di
dataran yang agak tinggi. Hal ini memang menguntungkan, karena air dari
letak ketinggian tersebut dapat dialirkan ke daerah-daerah yang lebih
rendah. Namun sayangnya debit air dari sumber-sumber tersebut tidak
cukup besar, sehingga sumber air tersebut hanya dimanfaatkan oleh daerah
sekitarnya yang jangkauannya tidak terlalu luas.
Bab 3 | 29
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 3 | 30
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel III.12.
Persentase Rumah Tangga Menurut
Sumber Air Minum di Kabupaten TTU Tahun 2006 – 2009
Tahun
No. Sumber Air Bersih
2006 2007 2008 2009
1. Leding (PDAM) 15,90 17,15 15,64 18,68
2. Sumur Terlindung/Pompa 32,11 36,33 33,92 31,00
3. Sumur Tak Terlindung 9,59 6,09 5,85 8,30
4. Mata Air Tak Terlindung 8,17 14,36 5,35 7,07
5. Mata Air Terlindung 20,55 14,68 29,03 26,52
6. Sungai 13,52 9,44 9,69 7,63
7. Hujan 0,16 0,33 0,35 -
8. Air Dalam Kemasan - - 0,48
9. Lainnya - 1,63 0,17 0,32
Sumber : TTU Dalam Angka 2007 – 2010
Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian air sumur telah tercemar akibat
terkontaminasi dengan mineral logam maupun batuan yang terkandung
dalam tanah. Selain itu, penc`emaran air sumur juga dipengaruhi oleh
kondisi kebersihan lingkungan serta pola penanganan yang belum
memenuhi syarat kelayakan.
Sampah tidak bisa dihindari dari aktifitas manusia sehari-hari. Produksi sampah
umumnya dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkantoran dan industri.
Sampah terdiri dari sampah organik yang mudah dimusnahkan dengan cara
membakar dan menguburkan sedangkan sampah anorganik sulit untuk
dimusnahkan dan apabila pengelolaannya tidak tepet akan berdampak pada
kesehatan masyarakat.
Bab 3 | 31
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Berdasarkan data statistik yang ada, sampah yang dihasilkan oleh masyarakat di
kota Kefamenanu setiap harinya terdiri dari sampah organik (sampah basah, kayu
dan kertas) sebanyak 58,32 m3 per hari, sedangkan sampah anorganik (plastik,
logam, kain/tekstil, karet, baterai/kaca/gelas dan lain-lain) sebanyak 53,52 m3 per
hari atau total sampah yang diproduksi per hari sebesar 111,84 m3. Penanganan
sampah khususnya di kota Kefamenanu dilakukan oleh Pemerintah Daerah
dengan pewadahan berupa drum/tong sampah sebanyak 523 buah, karung
sebanyak 6 buah serta bak pasangan bata sebanyak 40 unit. Sedangkan sampah
di perdesaan umumnya terdiri dari sampah rumah tangga dimana sistim
pengelolaannya dilakukan secara swadaya dengan cara dibakar, dikubur atau
dibuang ke lahan kosong dan sungai yang ada disekitarnya.
Tabel III.13.
Jenis, Komposisi, dan Volume Sampah di Kota Kefamenanu Tahun 2007
Tabel III.14.
Jumlah Perwadahan Sampah menurut Sistem dan Daerah Pelayanan
di Kota Kefamenanu Tahun 2007
Air Limbah merupakan salah satu produk dari pada aktivitas kehidupan manusia
sehari-hari yang dihasilkan dari air limbah rumah tangga, kegiatan jasa dan indurtri
Bab 3 | 32
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
yang terdiri dari air limbah kamar mandi/wc, cucian dan dapur. Air limbah yang
tidak dikelola secara baik akan memberikan dampak bagi kesehatan manusia.
Dari data statistik, pada tahun 2007, dari 54.326 rumah tangga di kabupaten TTU
yang menggunakan closet leher angsa sebanyak 10.800 rumah tangga,
plengsengan 9.557 rumah tangga, Cemplung/cepluk 22.761 rumah tangga dan
lainnya/tidak pakai terdapat 972 rumah tangga.
Listrik merupakan utilitas yang sangat penting bagi kehidupan manusia, kerena
dengan adanya listrik kesempatan kerja penduduk lebih banyak dan dapat
mendorong kegiatan sosial ekonomi, sehingga pendapatan perkapita masyarakat
dapat meningkat. Penduduk yang ada dalam kawasanperencanaan ini, seluruhnya
telah menikmati pelayanan listrik. Akan tetapi kondisi PLTD yang sangat terbatas
seringkali dilakukan pemadaman secara bergantian mengingat terbatasnya
kapasitas daya listrik yang tersedia. Proses yang disiapkan untuk jaringan listrik
adalah penyiapan sambungan baru dan penyiapan jaringan sambungan. Karena
karena kondisi yang terbatas sehingga untuk memudahkan pembukaan
sambungan baru agar semua kawasan dapat terjangkau dengan baik, maka
diupayakan agar pola permukiman penduduk dapat lebih terkonsentrasi lagi
dengan mengadakan pusat-pusat pelayanan sosial dan lingkungan yang dapat
menarik penduudk untuk bermukim di suatu pusat kawasan yang direncanakan.
Bab 3 | 33
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Pada tahun 2007, daya terpasang pembangkit listrik PLN kabupaten TTU sebesar
4234 KW dengan jumlah tenaga listrik yang dibangkitkan 12.528.934 KWH. Dari
jumlah pembangkit listrik yang dibangkitkan tersebut yang berhasil disalurkan
sebesar 90,42 persen (11.328.947 kwh) dengan tingkat pemakaian/penjualan
kepada konsumen sebesar 10.767.953 kwh. Jumlah tenaga listrik yang terpakai
sendiri dan susut dalam distribusi masing-masing sebesar 1,6 persen dan 14,1
persen.
Secara umum jumlah pelanggan listrik di kabupaten TTU sampai tahun 2007
sebanyak 9.005 unit atau meningkat 3,2 persen dari tahun 2006. Dari jumlah
pelanggan tersebut, sebesar 8.004 unit (88,9 persen) diantaranya pelanggan
rumah tangga sedangkan sisanya masing-masing pelanggan bisnis dan
perhotelan 0,09 persen, badan sosial 2,9 persen, kantor pemerintah dan
penerangan jalan 1,6 persen serta pelanggan usaha industri sebesar 0,09 persen.
Sebagian besar kebutuhan listrik di seluruh Kabupaten TTU dilayani oleh PT. PLN,
namun belum semua wilayah terlayani. Saat ini energi listrik PLN di Kabupaten
TTU dilayani oleh pembangkit bertenaga diesel yang tersebar masing-masing di
Kefamenanu, Wini dan Manikin.
Tabel III.15.
Ketersediaan Daya Listrik di Kabupaten TTU Tahun 2006 – 2009
Kekuatan/Daya (KW)
No. Tahun Beban
Kemampuan Terpasang
Puncak
1. 2006 2617 2318 3856
2. 2007 2774 3558 4234
3. 2008 2951 2488 4728
4. 2009 3006 2870 5849
Sumber : TTU Dalam Angka 2007 – 2010
Bab 3 | 34
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Kendala yang dihadapi oleh PLN dalam memberikan pelayanan secara maksimal
adalah keterbatasan kemampuan mesin pembangkit.
Sampai dengan tahun 2009, daya terpasang pembangkit tenaga listrik PLN
Kabupaten TTU sebesar 5 849 KW dengan jumlah tenaga listrik yang dibangkitkan
13 956 212 kwh. Dari jumlah tenaga listrik yang dibangkitkan tersebut yang
berhasil disalurkan sekitar 98,42 persen atau 11 478 704 kwh dengan tingkat
pemakaian/ penjualan kepada konsumen sebesar 11 014 935 kwh atau 85,16
persen. Jumlah tenaga listrik yang terpakai sendiri dan susut dalam distribusi
masing-masing sebesar 1,03 persen dan 13,81 persen.
Berbagai upaya terus dilakukan PT. PLN untuk mencukupi pemenuhan listrik
masyarakat antara lain dengan mengembangkan sumber-sumber energi yang
baru. Sampai dengan saat ini, PT. PLN sedang mengembangkan pembangkit
listrik bertenaga uap yang berlokasi di Atapupu, Kabupaten Belu. Berdasarkan
skema distribusi daya, pembangkit teresbut akan mampu mengatasi persoalan
kekurangan daya di seluruh wilayah pulau Timor bagian Barat.
Tabel III.16.
Persentase Rumah Tangga
Yang Menggunakan Listrik di Kabupaten TTU Tahun 2006 – 2009
RT/Tahun (%)
No. Sumber Listrik
2006 2007 2008 2009
1. Listrik PLN 29,42 27,86 29,78 33,83
2. Listrik Non PLN 2,44 4,56 9,34 7,56
Jumlah 31,86 32,42 39,12 41,39
Sumber : TTU Dalam Angka 2007 – 2010
Bab 3 | 35
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
sumber penerangan. Sampai dengan tahun 2009, lebih dari setengah rumah
tangga di Kabupaten TTU masih menggunakan sumber penerangan minyak
tanah/pelita (57,48 persen) sedangkan rumah tangga yang menggunakan sumber
penerangan petromak/aladin memilki persentase paling kecil (0,16 persen),
sisanya rumah tangga yang menggunakan sumber penerangan lainnya sebesar
0,97 persen.
Berdasarkan data TTU dalam angka tahun 2007 - 2010, jumlah rumah tangga
yang memanfaatkan layanan telepon dari PT. Telkom masing-masing sebesar
1328 rumah tangga di tahun 2006, 1420 di tahun 2007, 1458 di tahun 2008 dan
1466 di tahun 2009. Secara persentase, jumlah ini baru mencapai 2,61% dari total
rumah tangga.
Keadaan ini tidak berarti bahwa layanan telekomunikasi di Kabupaten TTU masih
sangat terbatas. Perluasan jaringan telekomunikasi oleh provider telepon seluler
(HP) telah mencapai sebagian besar wilayah Kabupaten TTU. Provider telepon
seluler yang masuk ke wilayah Kabupaten TTU adalah Telkomsel dan Indosat,
sedangkan Telkom dengan produk selulernya Telkomflexi baru mampu melayani
masyarakat di dalam Kota Kefamenanu. Secara rinci belum tersaji data
penggunaan HP/telepon seluler di Kabupaten TTU namun bagi sebagian besar
masyarakat layanan telepon seluler telah dapat dinikmati.
Bab 3 | 36
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
B a b 5 |1
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
penetapan kawasan prioritas pengembangan ini nantinya akan menjadi input bagi
rencana pembangunan kawasan prioritas untuk tahun pertama.
Tabel V.1.
Sintesa Teori Indikator
B a b 5 |2
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
B a b 5 |3
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Berdasarkan sintesa teori dari data di atas maka perumusan kriteria dan indikator
kawasan prioritas pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman Kota
Kefamenanu mendapatkan kriteria dan indikator yang dibuat dalam tabel atau
matrik dengan dipadukan dengan kriteria berdasarkan Pedoman Umum SPPIP
tahun 2012. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam memilih kawasan prioritas
permukiman dan infrastruktur perkotaan setidaknya mengandung unsur-unsur,
sebagai berikut:
1) Urgenitas penanganan;
B a b 5 |4
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel V.2.
Kriteria Dan Indikator Kawasan Prioritas Pembangunan Permukiman
Dan Infrastruktur Perkotaan Kefamenanu
B a b 5 |5
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
B a b 5 |6
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
B a b 5 |7
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
B a b 5 |8
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Membantu
pembangunan &
pengembangan
permukiman (50-70%)
Membantu
pembangunan &
pengembangan
permukiman (<50%)
b. Pembangunan Membantu
dan pembangunan &
pengembangan pengembangan
infrastruktur infrastruktur (>70%)
(Bobot: 60%)
Membantu
pembangunan &
pengembangan
infrastruktur (50-70%)
Membantu
pembangunan &
pengembangan
infrastruktur (<50%)
JUMLAH SKORING (3)
4. Sesuai Kebijakan Sesuai dengan Sesuai dengan Penggunaan lahan
Pengembangan Rencana Tata Rencana Tata sesuai rencana tata
dan Ruang (Bobot: Ruang Wilayah ruang (>70%)
Pembangunan 100%) Kabupaten TTU
Kota (Bobot: (Bobot: 100%)
10%)
Penggunaan lahan
sesuai rencana tata
ruang (50-70%)
B a b 5 |9
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
B a b 5 | 10
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
B a b 5 | 11
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
B a b 5 | 12
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Dari tabel atau matrik kriteria dan indikator kawasan prioritas pembangunan
permukiman dan infrastruktur Perkotaan Kefamenanu diatas, dimasukkan
beberapa sebaran pemukiman di Perkotaan Kefamenanu beserta potensi dan
permasalahan yang ada, sehingga dihasilkan 4 kawasan yang memiliki urutan dari
nilai tertinggi sampai dengan terendah. Dibawah ini tabel penilaian kriteria dan
indikator kawasan pemukiman di Perkotaan Kefamenanu.
B a b 5 | 13
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel V.3.
Penilaian Krietria dan Indikator Kawasan Pemukiman Perkotaan Kefamenanu
B a b 5 | 14
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Lanjutan
B a b 5 | 15
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Lanjutan
B a b 5 | 16
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Lanjutan
B a b 5 | 17
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Lanjutan
B a b 5 | 18
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Lanjutan
B a b 5 | 19
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Lanjutan
B a b 5 | 20
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Keterangan:
Nilai 1 : Kesesuaian lokasi dengan regulasi Nilai 13 : Drainase Nilai 25 : Sesuai dengan RTRW Kab. TTU
Nilai 2 : Status pemilikan lahan Nilai 14 : Jalan lingkungan Nilai 26 : Permasalahan permukiman
Nilai 3 : Letak/kedudukan lokasi kawasan kumuh Nilai 15 : Kerawanan kesehatan & lingkungan Nilai 27 : Penyediaan air minum
Nilai 4 : Tingkat kepadatan penduduk Nilai 16 : Kerawanan sosial Nilai 28 : Saluran air limbah/jamban
Nilai 5 : Jumlah penduduk miskin Nilai 17 : Bencana rawan air bersih Nilai 29 : Pengelolaan sampah
Nilai 6 : Usaha ekonomi penduduk sektor informal Nilai 18 : Bencana genangan Nilai 30 : Drainase
Nilai 7 : Kepadatan rumah/bangunan Nilai 19 : Bencana longsor Nilai 31 : Jalan lingkungan
Nilai 8 : Kondisi rumah tidak layak huni Nilai 20 : Masalah rawan air bersih Nilai 32 : Penanganan permukiman
Nilai 9 : Kondisi tata letak/ketidakteraturan rumah/bangunan Nilai 21 : Masalah genangan Nilai 33 : Penyeidaan air minum
Nilai 10 : Penyediaan air minum Nilai 22 : Masalah longsor Nilai 34 : Saluran air limbah/jamban
Nilai 11 : Saluran air limbah/jamban Nilai 23 : Pembangunan dan pengembangan Nilai 35 : Pengelolaan sampah
Nilai 12 : Pengelolaan sampah permukiman Nilai 36 : Drainase
Nilai 24 : Pembangunan dan pengembangan Nilai 37 : Jalan lingkungan
infrastruktur
B a b 5 | 21
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel V.4.
Kawasan Prioritas Pembangunan Kawasan Permukiman di Perkotaan
Kefamenanu
KAWASAN
KELURAHAN KECAMATAN TOTAL SKOR
PRIORITAS
Sasi Kota Kefamenanu 3,745
Maubeli Kota Kefamenanu 3,612
Naiola Bikomi Selatan 3,590
Kefamenanu Selatan Kota Kefamenanu 3,533 I
Kefamenanu Tengah Kota Kefamenanu 3,430
Sebagian Benpasi Kota Kefamenanu 3,422
Sebagian Tubuhue Kota Kefamenanu 3,377
Sebagian Tubuhue Kota Kefamenanu 3,377
Kefamenanu Utara Kota Kefamenanu 3,282 II
Aplasi Kota Kefamenanu 3,271
Sebagian Benpasi Kota Kefamenanu 3,422
Bansone Kota Kefamenanu 2,891 III
Oelami Bikomi Selatan 2,913
Oenenu Utara Bikomi Tengah 2,906
Oenenu Bikomi Tengah 2,846
Taekas Miomaffo Timur 2,821 IV
Oesena Miomaffo Timur 2,819
Oenenu Selatan Bikomi Tengah 2,634
Sumber : Analisis TIM SPPIP Kabupaten Timor Tengah Utara, 2012
B a b 5 | 22
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Gambar 5.1.
Peta Kawasan Prioritas Pembangunan Permukiman & Infrastuktur Perkotaan Kefamenanu
B a b 5 | 23
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Dari tabel atau matrik kriteria dan indikator kawasan prioritas pembangunan
permukiman dan infrastruktur Perkotaan Kefamenanumaka hasil dalam penentuan
kawasan prioritas muncul sebanyak empat kawasan prioritas yang akan dibahas
berdasarkan karakteristik fisik serta potensi dan permasalahan meliputi:
B a b 5 | 24
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
A. Kondisi Lokasi
Aktivitas yang sangat kompleks dan munculnya embrio baru di KM9 menjadi
perubahan bagi kawasan gerbang Kota kefamenanu kondisi saat ini
B a b 5 | 25
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Kawasan kelurahan Kefa Tengah yang sudah lengkap prasarana dan sarana
skala Kota serta potensi ekonomi bergerak di kegiatan perdagangan dan jasa
dengan pengembangan dan pembangunan pasar baru menjadi kawasan yang
dapat menyerap kegiatan ekonomi, terbukti masih eksisnya pasar lama
sebagai lokasi kegiatan ekonomi di daerah ‘Kefa Atas’.
B a b 5 | 26
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
B. Fungsi Bangunan/Kawasan
B a b 5 | 27
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
D. Fungsi/Kegiatan Ekonomi
E. Kepemilikan Bangunan
B a b 5 | 28
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
F. Kondisi Prasarana
1. Jalan
G. Kondisi Lingkungan
1. Drainase
2. Air Bersih
Jaringan air bersih berupa jaringan PDAM sumber dari Mutis belum
dirasakan oleh sebagian penduduk di Kawasan KM 9, sehingga sebagian
masyarakat memanfaatkan sumur dangkal, sungai, air tanah melalui sumur
sebagai sumber air bersih. Kondisi air bersih di kawasan ini termasuk
dalam kategori kurang memadai (rawan air bersih).
B a b 5 | 29
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
4. Persampahan
B a b 5 | 30
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
B a b 5 | 31
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
B a b 5 | 32
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
B a b 5 | 33
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
A. Kondisi Lokasi
Kondisi kawasan kota lama Kelurahan Aplasi, sebagian Tubuhue dan Kefa
Utara pertumbuhan permukiman, infrastruktur dan kegiatan serta
aktifitasnya perlu peningkatan dengan menjadi kawasan prioritas ke II
harapannya mulai bergeser kegiatan dan aktifitas masyarakat untuk
merahkan dan mengontrol pertumbuhan mulai tumbuh di kawasan
tersebut.
B a b 5 | 34
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Kawasan kefa Utara yang memiliki daerah yang menuju ke Timor Leste
RDTL menjadi kawasan batas dari Kecamatan Kota yang masih memiliki
kawasan permukiman yang masih luas, kondisi daerah yang relatif
berkontur dengan interval yang rendah serta sudah mulai terlengkapi
prasarana dan sarananya.
B. Fungsi Bangunan/Kawasan
B a b 5 | 35
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
D. Fungsi/Kegiatan Ekonomi
B a b 5 | 36
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
E. Kepemilikan Bangunan
F. Kondisi Prasarana
1. Jalan
G. Kondisi Lingkungan
1. Drainase
Sistem drainase di Kawasan Kota lama termasuk dalam sistem dan sub
sistem DAS Benain serta anak sungai kecil. Permasalahan drainase yang
dihadapi di kawasan ini adalah adanya minimnya pembangunan saluran
drainase di setian jalan lingkungan dan utama dengan kondisi yang tidak
dapat berfungsi dengan baik sehingga pada saat musim hujan dapat
mengakibatkan luberan air ke rumah penduduk maupun ke jalan yang
lambat laun merusak fungsi lainnya, debit dan volume air yang tinggi tidak
diimbangi dengan dimensi saluran yang memadai, selain itu juga
disebabkan karena bentuk saluran drainase yang berkelok di kawasan
permukiman disertai semakin menyempitnya saluran di wilayah hilir. Hal ini
B a b 5 | 37
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
2. Air Bersih
Jaringan air bersih berupa jaringan PDAM sumber dari Mutis masih
terkesan masih kurang belum dinikmati oleh sebagian penduduk di
Kawasan Kota Lama, sehingga sebagian masyarakat memanfaatkan
sumur dangkal, sungai, air tanah melalui sumur sebagai sumber air bersih.
Kondisi air bersih di kawasan ini termasuk dalam kategori rawan air
terutama di Kelurahan sebagian Tubuhue.
4. Persampahan
B a b 5 | 38
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
B a b 5 | 39
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
B a b 5 | 40
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
A. Kondisi Lokasi
B a b 5 | 41
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Mulai merubah perilaku dan budaya untuk yang terbaik bagi pembangunan
dan perkembangan Kota Kefamenanu, dengan memberikan motivasi
pemebangunan secara mandiri dan berbasis masyarakat sehingga dapat
menciptakan rasa peduli terhadap lingkungan.
B a b 5 | 42
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
B. Fungsi Bangunan/Kawasan
B a b 5 | 43
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
D. Fungsi/Kegiatan Ekonomi
E. Kepemilikan Bangunan
F. Kondisi Prasarana
1. Jalan
Sebagian besar, lebar jalan lingkungan yang ada di kawasan mayoritas masih
tanah dengan perkerasan sedangkan kondisi jalan yang sudah teraspal
dengan baik hanya sebagian besar di jalan utama dan jalan provinsi, namun
tidak sedikit pula yang masih tanah dan susunan batu. Berdasarkan kriteria
kondisi jalan mempunyai skor tinggi, yang berarti kondisinya rusak/tidak baik
perlu peningkatan jalan. Di Kawasan ini sebagian besar jalan lingkungannya
secara fisik dalam kondisi tidak baik/rusak.
G. Kondisi Lingkungan
1. Drainase
Sistem drainase di Kawasan Bansone termasuk dalam sistem dan sub sistem
DAS Benain serta anak sungai kecil. Permasalahan drainase yang dihadapi di
kawasan ini adalah adanya minimnya pembangunan saluran drainase di
setian jalan lingkungan dan utama dengan kondisi yang tidak dapat berfungsi
dengan baik sehingga pada saat musim hujan dapat mengakibatkan luberan
air ke rumah penduduk maupun ke jalan yang lambat laun merusak fungsi
B a b 5 | 44
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
lainnya, debit dan volume air yang tinggi tidak diimbangi dengan dimensi
saluran yang memadai, selain itu juga disebabkan karena bentuk saluran
drainase yang berkelok di kawasan permukiman disertai semakin
menyempitnya saluran di wilayah hilir. Hal ini menyebabkan terjadinya
banjir/genangan pada jalan dan rumah warga walaupun sesaat,
permasalahan longsor yang berada disekitar bantaran sungai dan daerah
yang memiliki kelerengan curam juga menjadi ancaman rawan longsor.
2. Air Bersih
Jaringan air bersih berupa jaringan PDAM sumber dari Mutis masih terkesan
kurang dan belum dinikmati oleh sebagian penduduk di Kawasan Bansone,
sehingga sebagian masyarakat memanfaatkan sumur dangkal, sungai, air
tanah melalui sumur sebagai sumber air bersih. Kondisi air bersih di kawasan
ini termasuk dalam kategori rawan air.
B a b 5 | 45
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
4. Persampahan
B a b 5 | 46
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
B a b 5 | 47
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
A. Kondisi Lokasi
Kawasan yang menjadi bagi kota Kefamenanu yang terletak di lereng dan
lokasi yang lebih tinggi dari kota Kefamenanu, lahan yang memiliki potensi
beberapa sumber air bersih di Desa Taekas dan Oenenu induk dapat menjadi
salah satu suplay air bersih di Kota Kefa sebagai tambahan kekurangan
suplay dari sumber air Mutis.
B a b 5 | 48
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
B a b 5 | 49
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
B. Fungsi Bangunan/Kawasan
D. Fungsi/Kegiatan Ekonomi
B a b 5 | 50
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
E. Kepemilikan Bangunan
F. Kondisi Prasarana
1. Jalan
G. Kondisi Lingkungan
1. Drainase
Sistem drainase di Kawasan Teakas termasuk dalam sistem dan sub sistem
sungai sedang dan kecil serta anak sungai kecil, permasalahan drainase yang
dihadapi di kawasan ini adalah adanya minimnya pembangunan saluran
drainase di setiap jalan lingkungan dan utama dengan kondisi yang tidak
dapat berfungsi dengan baik sehingga pada saat musim hujan dapat
mengakibatkan luberan air ke rumah penduduk maupun ke jalan yang lambat
laun merusak fungsi lainnya, debit dan volume air yang tinggi tidak diimbangi
dengan dimensi saluran yang memadai, selain itu juga disebabkan karena
bentuk saluran drainase yang berkelok di kawasan permukiman disertai
semakin menyempitnya saluran di wilayah hilir. Hal ini menyebabkan
terjadinya banjir/genangan pada jalan dan rumah warga walaupun sesaat,
permasalahan longsor yang berada disekitar bantaran sungai dan daerah
yang memiliki kelerengan curam juga menjadi ancaman rawan longsor.
B a b 5 | 51
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
2. Air Bersih
Jaringan air bersih berupa jaringan PDAM sumber dari Mutis masih terkesan
kurang dan belum dinikmati oleh sebagian penduduk di Kawasan Taekas
sehingga sebagaian warga Desa Taekas dan Oenenu mengelola sendiri
sumber air dalam lingkup kawasan masing-masing di desa Taekas sendiri
sumber air juga sudah dikelola dengan organisasi masyarakat sendiri Kondisi
air bersih di kawasan ini termasuk dalam kategori cukup air dengan kondisi ini
harapannya dari campur tangan pemerintah berupa bantuan prasarana dan
sarana dalam sistem distribusi bagi masyarakat kurang mampu.
4. Persampahan
B a b 5 | 52
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
B a b 5 | 53
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
B a b 5 | 54
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
B a b 5 | 55
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel V.1.
Potensi, masalah, peluang dan tantangan
Pengembangan permukiman dan infrastruktur permukiman di kefamenanu
Bab 5 |1
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Memiliki banyak saluran utama Tidak berfungsinya dengan Mulai munculnya kegiatan Keterlambatan penanganan
berupa sungai besar dengan baik saluran drainase di pemberdayaan dan melibatkan serta pembangunan penngaman
dimensi yang besar, hanya teraliri kawasan pusat Kota masyarakat dalam pembangunan sungai menjadi ancaman
JARINGAN
3 disaat musim hujan Kefamenanu akibat kondisi saluran drainase di lingkungan longsor di beberapa titik baik
DRAINASE
Daerah dengan alam/topografi nya yang sudah rusak serta masyarakat. mengancam kawasan
yang banyak berbukit, minim perawatan dan Kebiasaan dan kesadaran rasa permukiman, jaringan jalan
mempermudah sistem drainase perbaikan kegotongroyongan dalam kegiatan maupun kawasan budidaya milik
Bab 5 |2
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 5 |3
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 5 |4
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 5 |5
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel V.2.
Potensi Dan Permasalahan Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur
di Perkotaan Kefamenanu Skala Kelurahan
Bab 5 |6
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
SISTEM TRANSPORTASI
- Kondisi jaringan jalan utama yang mulai rusak sebagai
akses utama menuju ke pusat kegiatan pasar lama
- Dimensi dan ROW jalan yang masih sempit dan kecil
- Minimnya perhatian dan perawatan Street furniture
(lampu penerangan jalan) dan pengaman di
sepanjang jalan utama menuju kawasan perdagangan
- Belum optimalnya sistem transportasi (taryek)
angkutan kota
- Masih kurang optilnya fungsi terminal
- Minimnya perhatian dan perawatan Vegetasi disekitar
jalan dan permukiman
Bab 5 |7
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Rawan bencana
- Daerah rawan longsor lokasi RT 7 dan 9 sepanjang
sungai Peboko
- Rawan bencana longsor RT 3,5,8 sepanajng sungai
Peboko
- Rawan kebakaran di rumah tidak permanen.
- Rawan kekeringan air bersih
c. Kel. Bansone PERMUKIMAN 1. Terdapat embung yang digunakan sebagai
- Kawasan permukiman yang mengarah ke sumber air untuk ternak dan pengairan sayur
pertumbuhan yang sedang mayur.
- Kawasan permukiman dengan kondisi terisolir apabila 2. Sebagai daerah penghasil sayur mayur
musim hujan akibat tidak ada akses jembatan menuju disepanjang sungai Bansone
ke Maumolo RT 14,15,16 dan 17 3. Material sungai yang diambil sebagai bahan
- Kawasan permukiman yang cenderung liner galian golongan C berupa batu dan pasir sungai
sepanajang jalan utama dan menjorok kedalam 4. Lokasi dan lahan yang potensial untuk
secara organik tetapi belum tertata dengan baik pengembangan peternakan Sapi, Kambing dan
kawasan permukiman terkesan sparwl atau menyebar. lainnya
- Orientasi bangunan permukiman yang masih tertata 5. Tersedianya sumber daya manusia yang siap
dengan baik kerja atau usia kerja.
- Kecenderungan tidak layak huni terutama di daerah 6. Mulai munculnya embrio permukiman baru
Maumolo Maumolo RT 14,15,16 dan 17; 7. Potensi lahan yang masih dapat dikembangkan
- Perkembangan permukiman yang tidak merata sebagai kawasan permukiman dan pergudangan.
disebabkan kondisi geografis Kelurahan Bansone 8. Potensi pengembangan pengelolaan dan
sebagian berbukit-bukit; pemberdayaan Ibu-ibu dalam usaha tenun ikat
- Permukiman yang mengarah ke Oenenu Selatan dan makanan khas Kefa,
sepanjang jalan masih terdapat rumah tidak layak huni 9. Kegiatan pemuda yang belum dioptimalkan
karena faktor ekonomi, dalam pengembangan pusat saurvenir Kefa
SOSIAL
- Kawasan rawan pencurian ternak di kawasan
permukiman karena apabila malam hari sepi dan
minim lampu penerangan jalan
SISTEM TRANSPORTASI
- Kondisi belum jelas heirakhi jalan, dimensi jaringan
jalan yang kurang lebar, sebagai akses jalan utama
Sistem trasnportasi (trayek) angkutan yang belum
dapat menjangkau kawasan Kelurahan Bansone
berdampak munculnya ojek
RAWAN BENCANA
- Daerah longsor sepanjang 1km bantaran Sungai
Bab 5 |8
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 5 |9
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
e. Kel. Tubuhue PERMUKIMAN 1. Sebagian dari wilayah kelurahan ini berada pada
- Terdapat kawasan Resetllement di daerah Naen bantaran sungai yang merupakan kawasan
kondisinya minim Infrastruktur dan akses pertanian khususnya sayur-sayuran.
- Permukiman dengan kecenderungan sudah baik 2. Sungai ini juga digunakan sebagai tempat
pertumbuhan lambat karena minimnya akses ke penambangan galian C berupa batu dan pasir
Kawasan Permukiman ( pembangunan jembatan yang 3. Ditemukannya kawasan penambangan emas di
berhenti sejak tahun 2002) dari maubeli menuju ke daerah tubuhue yang saat ini sedang dalam
Naen (kawasan Resettlement Naen) penilitian
- Kawasan Kelurahan Tubuhue yang sangat luas masih 4. Kawasan yang memiliki nilai cagar budaya
dapat dikembangkan kawasan permukiman tetapi berupa permukiman adat Maslete dan Tubuhue
harus dibangun infrastrukturnya. dengan Rumah Raja Sanak dan Raja Bana
- Permukimannya cenderung menyebar atau sparwl Di sebagai budaya asli masyarakat Kefamenanu.
Kelurahan Tubuhue. 5. Kawasan pemakaman bersama tiga agama
- Masih minimnya perhatian aset pariwisata Rumah 6. Akses jaringan jalan baru dari Rumah Bupati
tradisional Maslete (Sanak) dan Rumah Adat Tubuhue 7. Pengembangan kawasan permukiman yang
( Bana) di Kelurahan Tubuhue. sangat luas
SOSIAL 8. Permukiman Naen dan kawasan dahulunya eks
- Masih minimnya Sertifikasi tanah resettlemen sudah banyak warga yang
- Masih banyak pengangguran terutama usia muda menempati.
rawan konflik sosial 9. Pengembangan dan budidaya hewan ternak dan
- Mulai lunturnya/berkurangnya kegiatan budaya dan kuda karena daerahnya yang luas dan dilewati
adat khas kefamenanu terhadap perkembangan sungai besar.
Bab 5 | 10
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
jaman dan teknologi. 10. Tersedianya sumber daya manusia yang siap
SISTEM TRANSPORTASI kerja atau usia kerja.
- Kondisi belum jelas heirakhi jalan, dimensi jaringan 11. Mulai munculnya embrio pengembangan
jalan yang kurang lebar, jaringan jalan Jalan dan tanaman sayuran
akses jaringan jalan berupa jembatan yang menuju ke 12. Potensi lahan yang masih dapat dikembangkan
pusat Administrasi Kota Kefamenanu perlu sebagai kawasan permukiman dan pergudangan.
peniingkatan dan perbaikan 13. Potensi pengembangan pengelolaan dan
Rawan bencana pemberdayaan Ibu-ibu dalam usaha tenun ikat
- Daerah rawan longsor lokasi sepanajng bantaran dan makanan khas Kefa
sungai yang melintasi kelurahan Tubuhue,
- Daerah rawan bencana kebakaran karena rumah tidak
permanen.
- Rawan kekeringan air bersih
f.Kel. Kefamenanu Selatan PERMUKIMAN 1. Kawasan yang memiliki nilai strategis untuk
- Kawasan permukiman padat penduduk terutama pengembangan perekonomian karena kawasan
banyaknya pendatang dari luar Kota kefamenanu. yang berada di jalur transit Kupang – Atambua
- Kawasan yang memiliki perkembangan cepat tumbuh dan Timor Leste melalui gerbang Mota’ain dan
perlu penataan kawasan permukiman. Gerbang Winnie,
- Kawasan padat karena lokasi Kelurahan Kefamenanu 2. Tersedianya sumber daya manusia yang siap
yang berada di pusat Kota Kefamenanu, penataan kerja atau usia kerja.
prasarana dan sarana penunjang permukiman yang 3. Warganya yang sudah heterogen dapat memacu
sebagai pendukung kegiatan. pertumbuhan perekonomian dalam bidang
- Kawasan yang tidak dapat diakses karena tidak ada perdagangan dan jasa.
jembatan menuju ke daerah Tauf (rawan terisolir) 4. Mulai munculnya embrio perdagangan non
- Kawasan yang masih banyak rumah tidak layak huni formal di sekitar depan terminal maupun di
karena (KK miskin). sepanjang jalan menuju ke terminal Kefa
- Kawasan yang kecenderungan mengarah ke kumuh 5. Sepanjang jalan utama yang dikembangkan
meliputi kawasan permukiman belakang terminal sebagai kawasan CBD karena saat ini sudah
Kefamenanu. didominasi oleh pertokoan dan perkantoran serta
- Kawasan mengarah padat kumuh terdapat di RT 56 jasa perbengkelan dan lainnya
dan 57 6. Potensi pengembangan pengelolaan dan
- Kawasan RT 1,2 sepanjang bantaran sungai depan pemberdayaan Ibu-ibu dalam usaha tenun ikat
tugu HKSN serta 46 dan 47 mengarah ke rawan dan makanan khas Kefa.
kumuh. 7. Kawasan strategis karena akses yang mudah
- Kawasan rawan terisolir dengan masih banyak rumah dan fasilitas yang sudah mendukung.
tidak layak huni daerah Tauf (RT 65, 66 dan 67)
- Perlunya penataan kawasan permukiman berkaitan
dengan orientasi bangunan rumah
Bab 5 | 11
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
SOSIAL
- Kawasan rawan 12arker12l perempatan terminal
(copet dan jambret)
- Kawasan yang memiliki masalah 12arker budaya
minimnya rasa memiliki/menjaga di lingkungan tempat
tinggal tempat (budaya buang sampah sembarangan)
SISTEM TRANSPORTASI
- Belum jelasnya hierakhi jalan serta dimensi jalan yang
masih kurang lebar
- Kondisi jaringan jalan utama meuju ke kantor
Kelurahanyang mulai rusak sebagai akses utama
- Daerah rawan kemacetan saat jam tertentu di
simpang perempatan terminal Kefamenanu
- Kondisi jalan macet akibat bongkar muat barang di
pasar baru, mobil angkutan barang yang
menggunakan badan jalan sebagai area 12arker di
perempatan terminal.
RAWAN BENCANA
- Daerah rawan longsor dan banjir di daerah bantaran
sungai RT 50,60 dan 61
- Rawan bencana kebakaran di permukiman padat dan
rumah tidak permanen
- Rawan kekeringan air bersih
g. Kel. Sasi PERMUKIMAN 1. Sebagai Kawasan Gerbang Kota Kefamenanu
- Kawasan permukiman yang cenderung mengarah 2. Memiliki potensi ikat tenun Khas NTT dengan
padat penduduk terutama di sekitar Kantor kelurahan kelompok tenun ikat,
sasi 3. Memiliki kawasan sekolah Teologi (susteran dan
- Kawasan permukiman Kawasan mengarah ke tidak Pastoran)
layak huni (RT 18 dan ke arah Oetalus karena KK 4. Kawasan yang dekat dengan KM 9 yang
miskin) merupakan pengembangan kawasan baru
- Sebagian kawasan permukiman dijadikan sebagai 5. Memiliki kelompok sanggar seni dan dan tari
mengontrak/sewa (kost) karena dekat dengan tradisional Kefa serta banyak kelompok tenun
Kampus UNIMOR dan kawasan rumah Susteran dan ikat khas Kefa sebagai wadah pelestarian
sekolah Pastor. budaya dan nilai budaya melulalui kain dan
- Sanitasi lingkungan yang minim baik dalam kondisi pakaian adat.
mengarah kumuh 6. Kawasan yang sangat strategis di gerbang Kota
- Masih terdapat sistem rumah sebelah dengan Kefa.
kandang ternak (babi) Sempadan antar bangunan 7. Tingkat Kesadaran masyarakat terhadap
yang berdekatan lingkungan sudah mulai berubah dengan
Bab 5 | 12
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 5 | 13
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
strategis, kawasan permukiman cenderung menyebar 2. Sungai ini juga digunakan sebagai tempat
atau sprawl. penambangan galian C berupa batu dan pasir.
- Kawasan campuran antara Perkantoran, 3. Di wilayah kelurahan ini pusat administrasi
Pemerintahan KPU, Dinas Kehutanan, Kependudukan pemerintahan berupa perkantoran Samsat, Dinas
dan Catatan Sipil, Kantor samsat Bersama, Kehutanan, Depkominfo, Pertanian, Catatan Sipil
Laboraturium Kesehatan, dan Dinas Perhubungan, dan kearsipan, dan lainnya
PLTD Kefa dan Infokom. 4. Mulai munculnya embrio perdagangan secara
- Perlunya penataan bangunan baik secara letak dan non formal di sekitar Kelurahan Maubeli karena
fungsi bangunan. sebagian besar pasokan sayur bersal dari
- Rumah tidak layak huni terdapat di RT 10, 11,12 dan kelurahan Maubeli
29 5. Tersedianya sumber daya manusia yang siap
- Berkembangnya rumah sewa dan kontrak bagi kerja atau usia kerja Potensi lahan yang masih
mahasiswa maupun pekerja, tanpa ada koordinasi dapat dikembangkan sebagai kawasan
dengan pihak Kelurahan. permukiman dan pergudangan.
SOSIAL 6. Potensi pengembangan pengelolaan dan
- Kawasan yang memiliki masalah sosial budaya pemberdayaan Ibu-ibu dalam usaha tenun ikat
minimnya rasa memiliki/menjaga di lingkungan tempat dan makanan khas Kefa
tinggal tempat (budaya buang sampah sembarangan) 7. Potensi prasarana berupa jaringan jalan yang
- Minimnya rasa kebersamaan untuk menjaga terdiri dari jalan dalam kelurahan, jalan antar
lingkungan dan kegiatan sosial di lingkungan kelurahan, jalan kabupaten yang melewati
- Sebagian daerah permukiman masih minim kelurahan dan jalan propinsi yang melewati
penerangan rawan dengan kriminal. kelurahan Maubeli:
SISTEM TRANSPORTASI 8. Tersedianya ruang dan daerah terbuka untuk
- Kondisi jaringan jalan utama yang mulai rusak sebagai pengembangan Pasar Sayur Kota Kefamenanu
akses utama menuju ke pusat kegiatan pasar lama 9. Potensi lahan yang masih dapat dikembangkan
- Angkutan blum bisa terlayani hingga ke permukiman sebagai kawasan permukiman dan pergudangan.
dalam; 10. Potensi pengembangan sebagai kawasan
- Dimensi dan ROW jalan yang masih sempit dan kecil gerbang kota dan kawasan pusat oleh-oleh dan
- Minimnya perhatian dan perawatan Street furniture pusat kesenian di Kota Kefa menanu
(lampu penerangan jalan) dan pengaman di
sepanjang jalan utama menuju kawasan perdagangan
- Belum optimalnya sistem transportasi (taryek)
angkutan kota.
RAWAN BENCANA
- Daerah rawan longsor dan banjir di daerah bantaran
sungai Maubeli hingga ke arah jalan keluar menuju ke
PLTD
- Rawan bencana kebakaran di permukiman padat dan
Bab 5 | 14
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 5 | 15
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 5 | 16
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 5 | 17
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 5 | 18
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
SISTEM TRANSPORTASI
- Belum jelasnya hierakhi jalan serta dimensi jalan yang
masih kurang lebar, terutama jalan menuju ke
permukiman yang melewati perkampungan sangat
sempit dan perlu peningkatan jalan dan pembangunan
jalan
- Kondisi jaringan jalan utama meuju ke kantor
Kelurahan yang mulai rusak sebagai akses ke kantor
administrasi Kelurahan.
- Minimnya angkutan kota maka munculnya ojek
sebagai alat transportasi alternatif,
- Dimensi dan ROW jalan yang masih sempit dan kecil
- Minimnya perhatian dan perawatan Street furniture
(lampu penerangan jalan) dan pengaman di
sepanjang jalan utama
- Belum optimalnya sistem transportasi (trayek)
angkutan kota hingga ke permukiman.
Rawan bencana
- Daerah rawan longsor akibat hujan karena tidak
adanya saluran pengarah drainase dan penampungan
menyebabkan luberan air yang deras masuk ke
permukiman warga.
Bab 5 | 19
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
3. Bikomi Tengah a. Desa Oenenu PERMUKIMAN 1. Sebagian dari wilayah kelurahan ini berada pada
- Desa Oenenu yang tadinya satu setelah tahun 2008- bantaran sungai yang merupakan kawasan
2009 mengalami pemekaran menjadi tiga desa, Desa pertanian khususnya sayur-sayuran.
Oenenu, Desa Oenenu Selatan dan Oenenu Utara, 2. Kawasan yang memiliki sumber mata air Oenenu
kondisi permukiman dengan kecenderungan linier dan di daerah Hutan Adat Oenenu Induk yang kondisi
organik perlu penataan dan orientasi bangunan nya sangat baik dan terjaga.
permukiman berkaitan dengan GSB, 3. Kawasan Hutan Adat yang potensi sebagai
- Permukiman lambat tumbuh karena akses jalan yang kawasan konservasi untuk melindungi sumber
kondisi nya masih rusak dari Kelurahan Kefamennau mata air desa,
Utara dan kelurahan Bansone; 4. Potensi sumber mata air yang dapat dikelola dan
- Perlu ada akses jembatan menuju ke kampung lama dapat dinikmati oleh masyarakat/warga sekitar
yang melintasi sungai Oenenu. 5. Potensi wisata berupa KAMPUNG LAMA atau
- Kawasan dengan permukiman yang masih menyebar ancient village
di beberapa titik terkesan (sprawl) 6. Potensi pengembangan kawasan peternakan
- Lingkungan kampung lama di oenenu yang masih karena memiliki padang hamparan rumput yang
banyak rumah tidak layak huni rumah bulat atau masih luas
bebag. 7. Daerah bukit atas ini juga digunakan sebagai
- Masih banyak rumah bulat rumah tidak layak huni tempat penambangan mangan.
karena masih banyak KK miskin masyarakat 8. Terdapat embung yang digunakan sebagai
berpenghasilan rendah sumber air untuk ternak dan pengairan sayur
- Permukiman tidak layak huni di daerah sumber mata mayur.
air Oenenu masih banyak (KK miskin) 9. Tersedianya sumber daya manusia yang siap
- Orientasi bangunan yang belum tertata dengan baik kerja atau usia kerja.
perlu penataan kawasan permukiman. 10. Potensi lahan yang masih dapat dikembangkan
- Masih terdapat sistem rumah sebelah dengan sebagai kawasan permukiman pariwisata
kandang ternak (babi) Sempadan antar bangunan pendukung kampung lama.
yang berdekatan 11. Potensi pengembangan pengelolaan dan
SOSIAL pemberdayaan Ibu-ibu dalam usaha tenun ikat
- Kawasan rawan kenakalan remaja karena masih dan makanan khas Kefa
banyak usia kerja yang mengangur
- Kecenderungan daerah yang sangat berbeda
pembangunan dan perkembangannya mengakibatkan
mudah muncul friksi sosial
SISTEM TRANSPORTASI
- Belum jelasnya hierakhi jalan serta dimensi jalan yang
Bab 5 | 20
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 5 | 21
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 5 | 22
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
- Desa Oenenu yang tadinya satu setelah tahun 2008- bantaran sungai yang merupakan kawasan
2009 mengalami pemekaran menjadi tiga desa, Desa pertanian khususnya sayur-sayuran.
Oenenu, Desa Oenenu Selatan dan Oenenu Utara, 2. Kawasan yang memiliki sumber mata air Oenenu
kondisi permukiman dengan kecenderungan linier dan di daerah Hutan Adat Oenenu Induk yang kondisi
organik perlu penataan dan orientasi bangunan nya sangat baik dan terjaga.
permukiman berkaitan dengan GSB, 3. Kawasan Hutan Adat yang potensi sebagai
- Permukiman lambat tumbuh karena akses jalan yang kawasan konservasi untuk melindungi sumber
kondisi nya masih rusak dari Kelurahan Kefamennau mata air desa,
Utara dan kelurahan Bansone; 4. Potensi sumber mata air yang dapat dikelola dan
- Perlu ada akses jembatan menuju ke kampung lama dapat dinikmati oleh masyarakat/warga sekitar
yang melintasi sungai Oenenu. 5. Potensi wisata berupa KAMPUNG LAMA atau
- Kawasan dengan permukiman yang masih menyebar ancient village
di beberapa titik terkesan (sprawl) 6. Potensi pengembangan kawasan peternakan
- Lingkungan kampung lama di oenenu Utara (Nabu) karena memiliki padang hamparan rumput yang
yang masih banyak rumah tidak layak huni rumah masih luas
bulat atau bebag. 7. Daerah bukit atas ini juga digunakan sebagai
- Masih banyak rumah bulat rumah tidak layak huni tempat penambangan mangan.
karena masih banyak KK miskin masyarakat 8. Terdapat embung yang digunakan sebagai
berpenghasilan rendah sumber air untuk ternak dan pengairan sayur
- Permukiman tidak layak huni di daerah sumber mata mayur.
air Oenenu masih banyak (KK miskin) 9. Tersedianya sumber daya manusia yang siap
- Orientasi bangunan yang belum tertata dengan baik kerja atau usia kerja.
perlu penataan kawasan permukiman. 10. Potensi lahan yang masih dapat dikembangkan
- Masih terdapat sistem rumah sebelah dengan sebagai kawasan permukiman pariwisata
kandang ternak (babi) Sempadan antar bangunan pendukung kampung lama.
yang berdekatan 11. Potensi pengembangan pengelolaan dan
SOSIAL pemberdayaan Ibu-ibu dalam usaha tenun ikat
- Kawasan rawan kenakalan remaja karena masih dan makanan khas Kefa
banyak usia kerja yang mengangur
- Kecenderungan daerah yang sangat berbeda
pembangunan dan perkembangannya mengakibatkan
mudah muncul friksi sosial
SISTEM TRANSPORTASI
- Belum jelasnya hierakhi jalan serta dimensi jalan yang
masih kurang lebar, terutama jalan menuju ke
permukiman yang melewati perkampungan sangat
sempit dan perlu peningkatan jalan dan pembangunan
jalan
- Kondisi jaringan jalan utama meuju ke kantor
Bab 5 | 23
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 5 | 24
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
- Kawasan rawan kenakalan remaja karena masih 8. Kawasan yang memiliki hawa gunung dan sejuk
banyak usia kerja yang mengangur serta lokasi yang lebih tinggi topografinnya
- Kecenderungan daerah yang sangat berbeda
pembangunan dan perkembangannya mengakibatkan
mudah muncul friksi sosial
SISTEM TRANSPORTASI
- Belum jelasnya hierakhi jalan serta dimensi jalan yang
masih kurang lebar, terutama jalan menuju ke
permukiman yang melewati perkampungan sangat
sempit dan perlu peningkatan jalan dan pembangunan
jalan
- Kondisi jaringan jalan utama meuju ke kantor
Kelurahan yang mulai rusak sebagai akses ke kantor
administrasi Kelurahan.
- Minimnya angkutan kota maka munculnya ojek
sebagai alat transportasi alternatif,
- Dimensi dan ROW jalan yang masih sempit dan kecil
- Minimnya perhatian dan perawatan Street furniture
(lampu penerangan jalan) dan pengaman di
sepanjang jalan utama
- Belum optimalnya sistem transportasi (trayek)
angkutan kota hingga ke permukiman.
Rawan bencana
- Daerah banjir dan longsor di daerah bantaran sungai
RT 15 dan 16b serta bantaran sungai Oesena,
- Rawan bencana kebakaran di permukiman padat dan
rumah tidak permanen di permukiman padat
- Rawan kekeringan air bersih
b. Desa Taekas PERMUKIMAN 1. Sebagian dari wilayah kelurahan Taekas ini
- Permukiman Desa yang sudah tumbuh secara berada pada daerah perbukitan bantaran sungai
bertahap karena akses jaringan jalan dan daerah yang yang merupakan kawasan pertanian dan
memiliki topograsi alam yang berbukit2 perkebunan khususnya sayur-sayuran tanah
- Permukiman yang mulai berkembang secara linier yang subur serta melimpahnya air
mengikuti pola jaringan jalan dan alam sekitarnya. 2. Sumber Air sebagai potensi utama yang dahulu
- Sebagian mengarah kecenderungan tidak sehat dan digunakan sebagai sumber air Kota Kefamenanu
tidak layak huni minim infrastruktur daerah RT 1,3,4,5 3. Sungai ini juga digunakan sebagai tempat
dan 6, karena masih banyak rumah bulat dan bebag penambangan galian C berupa batu dan pasir.
- Kawasan dengan permukiman yang masih menyebar 4. Sebagai salah satu desa yang dekat dengan
di beberapa titik terkesan linier mengikuti pola jaringan Ibukota Kecamatan dari Kecamatan Miomaffo
Bab 5 | 25
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
jalan. Timur
- Kecenderungan padat di kawasan RT3,4,5 dan 8,9 5. Sebagian dari wilayah kelurahan ini berada di
- Masih banyak rumah bulat rumah tidak layak huni daerah dataran yang tinggi yang merupakan
karena masih banyak KK miskin masyarakat kawasan pertanian dan perkebunan berpotensi
berpenghasilan rendah pengembangan perkebunan buah dan tanaman
- Orientasi bangunan yang belum tertata dengan baik kopi cengkeh dan lainnya.
perlu penataan kawasan permukiman. 6. Memiliki potensi daerah pariwisata Goa Alam
- Masih terdapat sistem rumah sebelah dengan Pop nam dan Pepnani,
kandang ternak (babi) Sempadan antar bangunan 7. Salah satu desa yang memiliki wahana Kolam
yang. Renang yang saat ini dalam proses pengerjaan
SOSIAL karena potensi air yang melimpah
- Kawasan rawan kenakalan remaja karena masih 8. Potensi pengembangan budidaya perikanan
banyak usia kerja yang mengangur darat yang sudah banyak diminati warga Taekas.
- Kecenderungan daerah yang sangat berbeda 9. Memiliki kawasan situs megalitikum dan potensi
pembangunan dan perkembangannya mengakibatkan Waykusi sebagai pengembangan kawasan
mudah muncul friksi sosial pariwisata selain itu juga hutan yang bisa
SISTEM TRANSPORTASI digunakan sebagai kawasan BUPER bumi
- Belum jelasnya hierakhi jalan serta dimensi jalan yang perkemahan dan wisata hikking dan ketangkasan
masih kurang lebar, terutama jalan menuju ke OUT BOUND
permukiman yang melewati perkampungan sangat 10. Pengembangan kawasan permukiman karena
sempit dan perlu peningkatan jalan dan pembangunan masih banyak tersedia lahan yang sangat luas
jalan 11. Kawasan yang memiliki hawa gunung dan sejuk
- Kondisi jaringan jalan utama meuju ke kantor serta lokasi yang lebih tinggi topografinnya
Kelurahan yang mulai rusak sebagai akses ke kantor
administrasi Kelurahan.
- Minimnya angkutan kota maka munculnya ojek
sebagai alat transportasi alternatif,
- Dimensi dan ROW jalan yang masih sempit dan kecil
- Minimnya perhatian dan perawatan Street furniture
(lampu penerangan jalan) dan pengaman di
sepanjang jalan utama
- Belum optimalnya sistem transportasi (trayek)
angkutan kota hingga ke permukiman.
Rawan bencana
- Daerah longsor di daerah dengan kemiringan 45˚-
85˚di daerah yang berbukit,
- Rawan bencana kebakaran di permukiman padat dan
rumah tidak permanen di permukiman padat
Sumber : data primer SPPIP Kota Kefamenanu 2012
Bab 5 | 26
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel V.3.
Permasalahan Pembangunan Permukiman
dan Infrastruktur Pendukung Kawasan Perkotaan Wini dan Eban
Permukiman/
Permasalahan Pengembangan
Infrastruktur
Kawasan
Perkotaan
1 Permukiman 1. Adanya kawasan permukiman yang cenderung kumuh di 1. Penyediaan infrastruktur yang layak bagi permukiman
tengah Kota Wini dan Eban khususnya permukiman masyarakat berpenghasilan menengah
2. Adanya permukiman lama yang tidak layak huni dan dan rendah
minim infrastruktur 2. Melakukan pengembangan dan pembangunan permukiman
3. Belum adanya pengembangan permukiman skala besar terhadap lahan yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang
4. Masih banyaknya rumah-rumah yang tidak layak huni Wilayah Kabupaten TTU
5. Belum tertatanya permukiman dari segi orientasi, KDB, 3. Melakukan penanganan terhadap kawasan yang padat dan
KLB dan sempadan kumuh di pusat kota dengan konsep redevelopmen dan renewal
6. Mulai tumbuh dan berkembangnya kawasan permukiman 4. Melakukan pemugaran maupun renovasi terhadap rumah yang
di kawasan lindung tidak layak huni
7. Adanya kawasan permukiman yang terisolir (tidak ada 5. Melakukan pengendalian dan pengaturan pada kawasan
akses) permukiman baru tumbuh
6. Melakukan pengendalian terhadap tumbuhnya permukiman
pada kawasan lindung
1 Persampahan - Belum terdapat dokumen induk Perencanaan Teknis - Penyediaan studi terkait pengelolaan sampah (PTMP, DED
Manajemen Persampahan dan pendukungnya. TPA landfill, Studi pembiayaan sampah dll)
- Cakupan pelayan rendah, baru sekitar 10% - Peningkatan cakupan pelayanan sampah hingga 60% dengan
- TPA dengan sistem open dumping peningkatan prasarana dan sarana persampahan
- Belum ada upaya pengurangan sampah dari tingkat - Pengelolaan TPA dengan system landfill
sumber dengan 3R - Program pengurangan sampah dari sumbernya dengan
- Kurangnya peran dan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sampah 3R (sosialisasi, penyediaan TPST, mesin
pengelolaan sampah komposting, pelatihan 3R, pilot project kawasan mandiri
Bab 5 | 27
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Permukiman/
Permasalahan Pengembangan
Infrastruktur
Kawasan
Perkotaan
- Kurangnya kapasitas pendanaan dan minimnya retribusi sampah)
pengelolaan sampah - Sosialisasi kebersihan
- Regulasi pengelolaan belum sesuai dengan paradigma - Optimalisasi dan sosialisasi manajemen pengelolaan sampah
pengelolaan sampah saat ini. hingga tingkat lingkungan
- Penyediaan regulasi pengelolaan sampah sesuai Undang-Undang
yang berlaku, termasuk bidang kelembagaan dan tarif retribusi
kebersihan.
2 Drainase - Belum terdapat studi terkait sistem drainase - Penyusunan studi terkait drainase
- Belum terdapat regulasi mengenai drainase - Penyediaan regulasi tentang drainase
- Alur saluran lingkungan yang berkelok-kelok menghambat - Penyediaan embung sebagai retarding basin air hujan
aliran air dan gerusan dinding sungai - Penataan saluran drainase secare terpadu (pembangunan baru,
- Kurang terintegrasinya dimensi dan dasar elevasi saluran peningkatan dan pemeliharaan saluran)
drainase karena pembangunan bersifat parsial - Pembangunan sumur resapan
- Banyak saluran terputus, tidak mematus ke saluran primer - Pembangunan sistem penahan tanah pada daerah rawan longsor
dan outlet saluran drainase tidak jelas sepanjang saluran.
- Terhambatnya aliran oleh sampah, sedimen dan tanaman
liar
- Bercampurnya pembuangan limbah cair domestic
masyarakat kedalam saluran darinase
- Saluran kota yang sebagian berupa saluran tertutup
memiliki jarak manhole yang cukup jauh sehingga
menyulitkan perawatan saluran. Selain itu tidak pernah
dilakukan perawatan terhadap saluran yang ada, sehingga
banyak saluran yang mati penuh dengan sedimen dan
sampah. Inlet sudah banyak yang tertutup
- Perubahan fungsi daerah resapan menjadi permukiman di
daerah hulu
- Kurangnya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang
sampah di saluran drainase
3 Air Limbah - Belum terdapat dokumen rencana induk terkait sanitasi - Penyediaan dokumen sanitasi dan rencana induk serta DED
- Akses terhadap layanan sanitasi sangat rendah, sekitar sistem air limbah kota.
10% - Peningkatan akses terhadap sanitasi sehat menjadi 60%
- Belum terdapat Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) - Penyediaan prasarana dan sarana sanitasi dilingkungan
Bab 5 | 28
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Permukiman/
Permasalahan Pengembangan
Infrastruktur
Kawasan
Perkotaan
skala kota permukiman dan tempat publik.
- Kelembagaan pengelolaan air limbah belum ada - Penyediaan Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) untuk limbah
- Belum ada regulasi pengelolaan limbah cair domestik dan non domestik (industri, Rumah sakit, restoran, hotel dll)
non domestik. Banyak industri, hotel, pemotongan hewan - Penyediaan IPLT dan truk tinja
dan lain-lain belum memiliki IPAL - Pembentukan, pelatihan kelembagaan penglolaan air limbah
- Perlunya pengelolaan air limbah sistem off site dalam - Penyusunan Perda tentang air limbah
jangka panjang - Sosialisasi dan pelibatan masyarakat dalam pengembangan
pelayanan sanitasi.
- Penyediaan sanitasi dengan sewerage sistem
4 Air Minum - Belum terdapat studi terkait pengembangan Sistem - Penyusunan studi potensi air baku dan Rencana Induk SPAM
Penyediaan Air Minum (SPAM) - Pembentukan kelembagaan SPAM regional
- Belum tedapat lembaga SPAM regional - Pencarian alternatif sumber air baku baru
- Kurangnya debit dan suplay air baku - Optimalisasi sumber air baku yang ada dengan perbaikan dan
- Bila musim kemarau air permukaan akan mengering peningkatan jaringan transmisi dan distribusi
- Minimnya cakupan pelayanan air bersih masyarakat, - Penyehatan PDAM dan penyusunan Coporate Plan yang baik
masih sekitar 10% - Pembuatan SPAM IKK dengan sumber dari air permukaan/ mata
- Cakupan layanan perpipaan PDAM masih rendah air
- Tidak terdapat sistem air bersih di skala kecamatan - Peningkatan cakupan pelayanan air bersih dengan sistem air
- Rendahnya akses terhadap air bersih karena lokasi bersih sederhana
sumber air yang jauh dan relatif rendah dari permukiman - Pemanfaatan teknologi penyediaan air yang inovatif dan hemat
- Kemiskinan membuat masyarakat memerlukan sistem energi
penyediaan air yang inovatif dan hemat energi. - Pelayanan air bersih pada daerah rawan air
- Terdapat banyak daerah rawan air - Pengeboran sumber air
- Desalinasi air laut untuk sumber air baku air minum
5 Jalan - Belum terdapat rencana induk terkait jaringan jalan dan - Tersedianya studi terkait sistem transportasi dan data base
Lingkungan sistem transportasi jaringan jalan
- Belum ada data base jaringan jalan - Penyusunan regulasi jaringan jalan (termasuk mengatur GSB dan
- Banyak jalan akses dan jalan lingkungan berupa jalan pembatasan tonase kendaraan)
tanah tanpa drainase dan bangunan pelengkapnya - Penyusunan strandarisasi jalan lingkungan
- Banyak kawasan terisolir karena jalan terputus atau tidak - Pembangunan jalan akses antar lingkungan
tersedia jembatan penghubung. - Penyediaan jalan inspeksi ditepi sungai dan saluran
- Penyediaan sistem penahan tanah pada aderah rawan longsor
- Pembangunan jembatan penghubung
Bab 5 | 29
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Permukiman/
Permasalahan Pengembangan
Infrastruktur
Kawasan
Perkotaan
- Penyediaan bangunan pelengkap jalan
Sumber : data primer SPPIP Kota Kefamenanu 2012
Bab 5 | 30
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 7 |1
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel VII.1.
Matriks Keselarasan Antar Kebijakan dan Program Bidang Permukiman
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Kebijakan Program
Bab 7 |2
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Tabel VII.2.
Matriks Keselarasan Antar Kebijakan dan Program Bidang Infrastruktur
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Kebijakan Program
RPJMD Kabupaten TTU 1. Mendorong pengembangan 1. Pengembangan infrastruktur & utilitas sesuai
(2011 – 2015) infrastruktur dan utilitas sesuai dengan RTRW Kab. TTU:
dengan Rencana Tata Ruang a. Program pembangunan jalan seabgai
Wilayah Kabupaten Timor penghubung antar pusat kegiatan;
Tengah Utara; b. Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan
2. Membangun kerjasama dalam jembatan;
pengembangan utilitas; c. Program pengembangan perumahan;
3. Mempersiapkan penataan d. Program pengembangan jaringan listrik;
ruang yang mendukung e. Program pengembangan jaringan air bersih;
pembangunan Kota f. Program pembangunan saluran drainase;
Kefamenanu; g. Program pembangunan sanitasi;
4. Meningkatkan infrastruktur dan h. Program pembangunan jaringan telekomunikasi.
utilitas perkotaan yang 2. Membangun kerjasama dalam pengembangan
memadai; infrastruktur:
a. Program kerjasama pembangunan listrik,
telekomunikasi dan air bersih.
3. Mempersiapkan penataan ruang yang
mendukung pembangunan Kota Kefamenanu:
a. Program penataan ruang Kota Kefamenanu;
b. Program pemanfaatan ruang Kota Kefamenanu;
c. Program pengendalian pemanfaatan ruang Kota
Kefamenanu;
d. Program pengembangan pusat aktivitas di Kota
Kefamenanu.
4. Meningkatkan infrastruktur & utilitas perkotaan
yang memadai
a. Program peningkatan dan perbaikan jalan dan
jembatan di Kota Kefamenanu;
b. Program peningkatan utilitas Kota Kefamenanu;
c. Program pengembangan transportasi umum
terpadu Kota Kefamenanu;
d. Program pengembangan perumahan di Kota
Bab 7 |3
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Kefamenanu;
e. Prorygram peningkatan kesempatan kerja.
Bab 7 |4
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
1) Penataan Ruang
2) Pertanahan
4) Pembiayaan
Bab 7 |6
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
mutu bangunan yang memadai. Penyediaan bahan dan komponen bangunan serta
peralatan dalam jumlah dan mutu yang memadai dan harga yang terjangkau oleh
rakyat banyak diselenggarakan dengan mendorong tumbuh dan berkembangnya usaha
bahan dan komponen maupun peralatan, serta menciptakan dan memperluas jaringan
distribusi dan pemasarannya. Untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya jasa
konstruksi di wilayah-wilayah potensial, dilakukan pembinaan, latihan dan bimbingan
teknis dalam segi-segi teknologi, manajemen, pengorganisasian dan diupayakan
adanya kemudahan fasilitas perkreditan.
6) Kelembagaan
8) Peraturan Perundang-undangan
Bab 7 |7
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
(a) Penyediaan dan penyiapan kawasan permukiman skala besar dalam bentuk penyediaan
kawasan siap bangun (kasiba), lingkungan siap bangun (lisiba) di dalam wilayah kota
yang sudah terbangun atau di wilayah pengembangan berupa pembangunan kota baru;
(b) Pengembangan kerja sama pemerintah dengan dunia usaha dalam pengembangan
permukiman skala besar (developer);
(c) Pengadaan lebih kurang 500.000 unit rumah yang meliputi rumah inti, rumah sangat
sederhana (RSS), dan rumah sederhana (RS) dengan luas antara 21 m2 sampai dengan
70 m2 yang ditujukan kepada masyarakat berpenghasilan rendah;
(d) Pengadaan rumah susun sederhana dan rumah sewa dengan lebih banyak melibatkan
peran serta dunia usaha dan masyarakat khususnya di pusat kota dan kawasan industri;
(e) Pemantapan pola pembiayaan melalui bank pemerintah dan bank swasta bagi
masyarakat berpenghasilan menengah ke atas;
Bab 7 |8
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
permukiman untuk 20 tahun mendatang juga merupakan potensi yang perlu diperhatikan
ketersediaan agar tidak menimbulkan masalah terkait alih fungsi lahan, terutama lahan
yang berfungsi sebagai kawasan lindung.
Adanya kebijakan pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara untuk terus meningkatkan
penyediaan rumah yang sehat, layak huni, dan aman menjadi “payung” bagi
pengembangan perumahan dan permukiman di Kota Kefamenanu, khususnya
permukiman perkotaan. Adanya program pemerintah Kabupaten Kefamenanu untuk
pembangunan RSH, memberikan peluang bagi pengembangan perumahan dan
permukiman di Kota Kefamenanu.
Tabel VII.3.
Permasalahan Pembangunan Permukiman Kabupaten TTU
Permukiman/
Permasalahan Pengembangan
Infrastruktur
Kawasan
Perkotaan
1 Permukiman 1. Adanya kawasan 1. Penyediaan
permukiman yang cenderung infrastruktur yang layak bagi permukiman
kumuh dan padat di tengah khususnya permukiman masyarakat
Kota Kefamenanu berpenghasilan menengah dan rendah
2. Adanya permukiman lama 2. Melakukan
yang tidak layak huni dan pengembangan dan pembangunan
minim infrastruktur permukiman terhadap lahan yang sesuai
3. Belum adanya dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
pengembangan permukiman Kabupaten TTU
skala besar 3. Melakukan
4. Masih banyaknya rumah- penanganan terhadap kawasan yang
rumah yang tidak layak huni padat dan kumuh di pusat kota dengan
5. Belum tertatanya konsep redevelopmen dan renewal
permukiman dari segi 4. Melakukan
Bab 7 |9
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Permukiman/
Permasalahan Pengembangan
Infrastruktur
Kawasan
Perkotaan
orientasi, KDB, KLB dan pemugaran maupun renovasi terhadap
sempadan rumah yang tidak layak huni
6. Mulai tumbuh dan 5. Melakukan
berkembangnya kawasan pengendalian dan pengaturan pada
permukiman di kawasan kawasan permukiman baru tumbuh
lindung 6. Melakukan
7. Adanya kawasan pengendalian terhadap tumbuhnya
permukiman yang terisolir permukiman pada kawasan lindung
(tidak ada akses)
Sumber : Analisis Tim, 2012
Permasalahan lain yang berpengaruh terhadap ruang kota adalah letak terminal Kota
Kefamenanu yang berada di pusat kota menyebabkan kesemrawutan dan tundaan di
wilayah sekitarnya, dimana lokasi terminal tepat berada di perempatan pusat Kota
Kefamenanu, sehingga menyebabkan tumbuhnya kegiatan perdagangan dan jasa yang
akhirnya menjadi daya tarik kegiatan parkir.
Tabel VII.4.
Analisis Bidang Jalan Lingkungan
No Permasalahan Analisis
1 - Belum terdapat rencana induk terkait - Tersedianya studi terkait sistem
jaringan jalan dan sistem transportasi transportasi dan data base jaringan jalan
- Belum ada data base jaringan jalan - Penyusunan regulasi jaringan jalan
- Banyak jalan akses dan jalan lingkungan (termasuk mengatur GSB dan pembatasan
berupa jalan tanah tanpa drainase dan tonase kendaraan)
bangunan pelengkapnya - Penyusunan strandarisasi jalan lingkungan
- Banyak kawasan terisolir karena jalan - Pembangunan jalan akses antar
terputus atau tidak tersedia jembatan lingkungan
penghubung. - Penyediaan jalan inspeksi ditepi sungai
dan saluran
- Penyediaan sistem penahan tanah pada
aderah rawan longsor
- Pembangunan jembatan penghubung
- Penyediaan bangunan pelengkap jalan
Sumber : Analisis Konsultan, 2012
Bab 7 | 12
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Tabel VII.5.
Perhitungan Timbulan Sampah dan Kebutuhan Prasarana Persampahan
Kota Kefamenanu Tahun 2008-2028
Tabel VII.6.
Jenis, Komposisi, dan Volume Sampah di Kota Kefamenanu Tahun 2007
Bab 7 | 13
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Gambar 8.1.
Grafik KomposisiSampah Kota Kefamenanu 2008
Dengan komposisi sampah organik yang besar, dalam jangka panjang akan
dilakukan pengurangan sampah dari sumbernya dengan cara pemilahan dari
sumbernya.
Dengan kondisi sampah organik yang lebih dominan maka diperlukan upaya
pengurangan beban sampah dari sumbernya yakni terutama di tingkat rumah
tangga.
Penentuan timbulan, komposisi dan karakteristik sampah suatu wilayah atau kota
dipergunakan untuk perencanaan manajemen persampahan yang ada, seperti
penentuan pewadahan, pengaturan pola pengumpulan, penentuan fasilitas
transfer dan transpor, desain sistem Pemrosesan sampah dan desain tempat
pembuangan akhir yang tepat. Dengan mengetahui timbulan, komposisi dan
karakteristik sampah terutama yang berasal dari sumber yang lebih representatif,
diharapkan permasalahan dalam pengelolaan persampahan dapat dicegah dan
diantisipasi sedini mungkin. Metode penentuan dan jumlah sampel timbulan dan
komposisi sampah kota di Indonesia telah diatur berdasarkan SNI-19-3964-1994.
Dalam kegiatan ini Konsultan menggunakan data timbulan dari dokumen RPIJM
2011-2014 Kota Kefamenanu.
Bab 7 | 14
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Dari komposisi sampah di Kota Kefamenanu, upaya yang dapat dilakukan adalah
dengan memulai pemilahan dari tingkat rumah tangga dan penyediaan tempat
sampah pilah. Dengan prosentase sampah plastik yang relatif besar dan memiliki
kecenderungan meningkat maka salah satu alternatifnya adalah memberdayakan
masyarakat untuk memilah sampah plastik dari tingkat rumah tangga. Untuk
komposting dengan bahan sampah organik hanya dilakukan di TPA atau TPST
yang memiliki sarana komposting. Sehingga bila mungkin dapat juga diterapkan
pemilahan terhadap sampah organik, plastik dan lainnya.
B. Cakupan Pelayanan
Tabel VII.7.
Cakupan dan Tingkat Pelayanan Persampahan Kota Kefamenanu Tahun 2012
Jumlah Produksi
Jumlah Jumlah Desa
No. Desa / Kelurahan Penduduk sampah TPS 4 M3 Terkelola prosentase
Desa Terlayani
(Jiwa) m3/org/hari m3/hari %
1 Kota Kefamenanu 36,049 90.12 10 30.275 33.59% 9 4
2 Miomafo Timur 11,318 28.30 0 10.28 36.31% 2 0
3 Bikomi Tengah 7,157 17.89 0 10.28 57.43% 3 0
4 Bikomi selatan 9,347 23.37 0 10.28 43.97% 2 0
C. Tingkat Pelayanan
Tingkat Pelayanan Eksisting
Bab 7 | 15
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
terangkut adalah sebesar sekitar 61,1 m³ sehingga tingkat pelayanan pada tahun
2012 mencapai 38,26 % dari total produksi sampah.
Pelayanan pengangkutan sampah masih pada wilayah komersial dan tepi jalan
protokol, sedangkan untuk sampah yang dihasilkan peduduk di permukiman
masih dikelola sendiri oleh warga sekitar dengan cara tradisional, ditimbun dan
dibakar.
Untuk itu, peningkatan tingkat pelayanan perlu dilakukan pada daerah potensial
berkembang dengan asumsi jumlah penduduk sesuai jangkauan pelayanan yang
dapat dilayani saja. Untuk wilayah Kota Kefamenanu yang termasuk wilayah
perkotaan dalam perhitungan proyeksi kebutuhannya sesuai MDG’s hendaknya
ditetapkan target tingkat pelayanan 80% penduduk perkotaan terlayani.
Diperlukan penambahan sebaran TPS pada masa mendatang. TPS dengan bak
permanen yang menyulitkan operasional dan pemeliharaannya, serta kurang
estetis terhadap lingkungan. Kedepan diharapkan TPS dan bak komunal tipe
permanen sudah diganti dengan yang non permanen dan bertutup, untuk
mendapatkan fungsi estetis dan operasionalnya. Berikut Tabel VI.9 adalah
rencana peningkatan pelayanan persampahan Kota Kefamenanu 2013-2033
berikut kebutuhan sarana dan prasarananya.
Bab 7 | 16
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Tabel VII.8.
Peningkatan Pelayanan Persampahan Kota Kefamenenu
1. Pewadahan
Bab 7 | 17
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Tabel VII.9.
Jumlah Pewadahan Sampah di Kota Kefamenanu Tahun 2007
Tabel VII.10.
Analisis Pengolahan Persampahan di Tingkat Sumber Kota Kefamenanu
No Permasalahan Analisis
1 Pewadahan individual dan komunal ditingkat Masyarakat belum memahami proses
sumber bervariasi, menggunakan kantong pengelolaan sampah yang baik, sehingga
plastic, keranjang ataupun bak keramik belum memperhatikan perlunya
banyak dalam keadaan rusak karena kurang pemeliharaan alat kebersihan.
pemeliharaan dan umur ekonomis. Masih
banyak pula yang membuat lubang ditanah
untuk menimbun dan membakar sampahnya
2 Wadah sampah outdoor banyak tidak Masyarakat perlu sosialisasi desain dan
menggunakan tutup, rentan bau dan lalat. bahan pewadahan sampah yang baik
Bila hujan akan menambah kadar air dalam
sampah.
3 Kapasitas wadah sampah terlampaui dan Jenis dan ukuran wadah banyak harus
menyebabkan sampah tumpah dari disesuaikan dengan volume sampah yang
wadahnya dihasilkan dan frekwensi pengumpulan
sehingga kapasitas wadah tidak terlampaui
dan menyebabkan sampah tumpah dari
Bab 7 | 18
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
No Permasalahan Analisis
wadahnya
4 Belum terdapat upaya pemilahan dan Bercampurnya sampah yang tidak sejenis
pengolahan sampah ditingkat sumber. menyulitkan pemilahan dan pengolahan
sampah di tingkat sumber. Padahal dengan
memilah sampah masyarakat dapat
memperoleh manfaat ekonomi dan
lingkungan.
Sumber : Analisis Konsultan, 2012
2. Pengumpulan
Pengumpulan sampah dari tong sampah/ bak sampah yang tersedia di setiap
rumah tangga ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) diangkut oleh petugas
gerobak yang dikoordinir oleh PPRK. Peralatan yang digunakan : Bin / tong
sampah, Gerobak sampah, Becak sampah.
Sarana pengumpul disediakan oleh paguyuban pengelola sampah di tiap TPS
dan DPU. Kondisi dan kinerja alat tidak terpantau sehingga banyak alat yang
rusak karena pemakaian atau usia teknisnya sudah habis. Diperlukan kegiatan
inventarisasi sarana dan prasarana persampahan di Kota Kefamenanu untuk
memudahkan operasional dan pemeliharaan sarana prasarana persampahan
Alat pengumpul di tingkat masyarakat banyak yang dalam kondisi rusak dan tidak
terinventarisir dengan baik. Kawasan dengan topografi relatif datar dapat
menggunakan alat pengumpul tidak bermesin seperti becak maupun gerobak
sampah. Kondisi permukiman yang padat teratur memungkinkan pengumpulan
sampah individual tak langsung.
Untuk Kawasan dengan topografi relatif datar hingga bergelombang dapat
menggunakan alat pengumpul tidak bermesin seperti becak maupun gerobak
sampah dan bermesin seperti fukuda atau pick up.
Sarana pengumpul disediakan oleh paguyuban pengelola sampah di tiap TPS
dan PPRK. Kondisi dan kinerja alat tidak terpantau sehingga banyak alat yang
rusak karena pemakaian atau usia teknisnya sudah habis. Secara rinci analisis
pengumpulan sampah dapat diihat pada Tabel berikut.
Bab 7 | 19
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Tabel VII.11.
Analisis Pengumpulan Persampahan Kota Kefamenanu
No Permasalahan Analisis
1 Belum seluruh wilayah memiliki paguyuban Pengumpulan sampah tingkat masyarakat
pengelola sampah lingkungan, minimalnya dilakukan paguyuban yang dikelola RW
fasiltas TPS dan jangkauan pelayanan setempat. Paguyuban ini biasanya dibentuk
sampah. untuk mengelola pelayanan satu TPS
tertentu.
2 Alat pengumpul sampah berupa gerobak / Diperlukan upaya inventarisir prasarana dan
becak sampah bantuan pemerintah banyak sarana persampahan sehingga dapat
yang sudah tua dan rusak, tidak diprogramkan kegiatan pemeliharaan dan
terinventarisir dengan baik. pengadaan baru yang tepat.
3 Becak motor sampah untuk mengangkut Daerah memerlukan penambahan alat
sampah dengan lebih cepat dan untuk pengumpul berupa kendaraan bermotor
melayani wilayah dengan topografi
bergelombang tidak ada
4 Kesadaran kebersihan dan kondisi ekonomi Masyarakat dengan kesadaran dan ekonomi
masyarakat relative rendah, tidak bersedia rendah diharapkan membawa sendiri
membiayai pengumpulan. sampahnya ke TPS
5 Karena belum terdapat upaya pemilahan di Bila terdapat upaya pemilahan, desain dan
tingkat sumber, maka desain alat pengumpul jadwal pengumpulan sampah harus
terdiri dari satu ruangan, dengan jadwal disesuaikan
tertentu
Sumber : Analisis Konsultan, 2012
3. Pemindahan
Bab 7 | 20
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Kondisi TPS dan container banyak yang sudah rusak dan kotor. Sampah banyak
berserakan disekitar TPS / container dan menyebarkan bau tak sedap. Pemulung
banyak yang memilah sampah yang memiliki nilai ekonomis di TPS. Belum
perdapat jadwal pengisian dan pengosongan TPS yang pasti dan diketahui
masyarakat. Pengelolaan dan perawatan TPS kurang mendapat perhatian. Tidak
terdapat data peta yang lengkap mengenai sebaran lokasi TPS berikut
konstruksi, kondisi, tahun pengadaan, dll. Untuk mengembangkan cakupan
pelayanan maka diperlukan penambahan TPS pada wilayah permukiman dan.
Secara rinci analisis pemindahan sampah dapat diihat pada Tabel berikut.
Tabel VII.12.
Analisis Sub Sistem Pemindahan Persampahan
No Permasalahan Analisis
1 Beberapa TPS dan container yang ada Diperlukan upaya inventarisir prasarana dan
sudah tua dan rusak, tidak terinventarisir sarana persampahan sehingga dapat
dengan baik. diprogramkan kegiatan pemeliharaan dan
pengadaan baru yang tepat.
2 Masyarakat sering membuang sampah Masyarakat yang membuang sampahnya
dengan sembarangan, tercecer di sekitar langsung ke TPS tidak mau mendekat
TPS. karena TPS yang kotor dan bau,
3 Jumlah TPS masih minimal, belum dapat Diperlukan penambahan TPS
melayani seluruh wilayah perkotaan.
4 Lokasi TPS ada yang jauh dari permukiman, Penambahan lokasi TPS harus dibicarakan
menyulitkan masyarakat dalam membuang dengan masyarakat agar mudah dijangkau
sampahnya. dan dalam lahan yang legal
4 KonstruksiTPS banyak terbuat permanen Diusulkan penggantian TPS permanen
dari pasangan bata yang menyulitkan menjadi non permanen dengan bertutup.
pembersihan dan operasional pemindahan.
5 Belum terdapat kegiatan 3R di TPS. Kegiatan pemilahan, daur ulang dan
pengomposan dapat dilakukan TPS yang
dikelola masyarakat. Dalam jangka panjang
diperlukan penambahan TPS 3R ini.
Sumber : Analisis Konsultan, 2012
Bab 7 | 21
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
4. Pengangkutan
Hingga saat ini terdapat 2 truck sampah yang melayani angkutan sampah di Kota
Kefamenanu. Truk jenis arm roll atau dump truck dapat digunakan untuk
mengumpulkan dan mengangkut sampah dari kontainer yang ada di TPS. Kondisi
truk tidak terawat, dan ada yang rusak.
Yang perlu diperhatikan adalah ritasi dibandingkan jarak tempuh ke TPA.
Sebaiknya truk sampah dalam kondisi tertutup setidaknya tertutup dengan jaring
agar sampah tidak beterbangan dan berceceran
Database mengenai sarana tidak terinventarisir dengan baik, sehingga
menyulitkan kegiatan pengawasan, operasional dan pemeliharaan. Perlu dibuat
inventarisir sarana pengangkutan persampahan.
Tabel VII.13.
Analisis Sub Sistem Pengangkutan Persampahan
No Permasalahan Analisis
1 Beberapa truk sampah yang ada sudah tua Diperlukan upaya inventarisir prasarana dan
dan rusak, tidak terinventarisir dengan baik. sarana persampahan sehingga dapat
diprogramkan kegiatan pemeliharaan dan
pengadaan baru yang tepat.
2 Belum terdapat jalur rute rutin truk sampah Jalur truk pengangkut sampah perlu
yang memudahkan masyarakat membuang ditambah dan perlu sosialisasi waktu
sampahnya pengangkutan
3 Jumlah truk sampah masih minimal, belum Diperlukan penambahan armada truk
dapat melayani seluruh wilayah perkotaan sampah
setiap hari meskipun telah melakukan 3 ritasi
per hari.
4 Beberapa truk tidak memiliki penutup Truk perlu penutup / jarring agar sampah
sampah yang baik. Banyak sampah yang tidak bertebaran kena angin, pada waktu
berceceran di jalan. pengangkutan.
Sumber : Analisis Konsultan, 2012
Kota Kefamenanu memiliki TPA yang berjarak 30 km dari kota.. Hal ini tidak
efisien karena rute pelayanan sampah menjadi jauh dan boros energi. TPA ini
menggunakan sistema open dumping dengan sarana dan prasarana yang
Bab 7 | 22
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
terbatas. Mengingat Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kota Kefamenanu yang
berkembang dengan pesat dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi dan
kawasan permukiman yang tumbuh dengan cepat, maka diperlukan perencanaan
sistem TPA persampahan yang dapat mengantisipasi perkembangan kota
sehingga sampah kota dapat terlayani dengan baik.
Di Kabupten Timor Tengah Utara dinas yang bertanggung jawab dalam hal
pengelolaan sampah adalah Bidang Kebersihan, merupakan salah satu sub
bagian dari instansi Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan
(PPRK) Kabupaten Timor Tengah Utara.
Tabel VII.14.
Analisis Manajemen Persampahan Kota Kefamenanu Tahun 2012
No Permasalahan Analisis
1 Organisasi pengelola sampah perlu ditinjau Bentuk organisasi Badan pengelola sampah
kembali. perlu memperhatikan kondisi bentang alam
yang luas, sehingga bentuk struktur
organisasi dapat mencakup seluruh wilayah
dan sesuai arahan Undang-undang
persampahan terbaru, yang melibatkan
peran serta masyarakat.
UPTD Kebersihan dan pertamanan sudah
berada langsung dibawah Kepala Dinas.
Bab 7 | 23
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
No Permasalahan Analisis
2 Kapasitas SDM pengelola sampah masih Diperlukan program capacity building
kurang pengelola sampah
3 Kurangnya tenaga penyuluh kebersihan Masyarakat memerlukan penyuluhan
untuk mensosialisasikan paradigm tentang arti pentingnya pengelolaan sampah
pengelolaan sampah yang baik kepada sejak dari sumber dan sosialisasi program
masyarakat persampahan dari Kota.
Sumber : Analisis Konsultan, 2012
G. Pembiayaan
Aspek pendanaan dalam bidang persampahan saat ini di kelola oleh Bidang
Kebersihan dan pertamanan, salah satu bidang di Dinas PPRK. Dimana telah
dilakukan penarikan distribusi terhadap warga kota. Dari penarikan distribusi
ini kemudian dana yang ada dimanfaatkan untuk pengelolaan sampah
selanjudnya. Saat ini, retribusi hanya diambil dari pedagang di pasar dan
pertokoan belum sampai ke masyarakat.
Melihat pada kondisi yang terjadi dimana biaya pengelolaan sampah lebih
besar dibandingkan dengan pungutan retribusi dari masyarakat. Maka perlu
diperbaiki struktur tarif yang ada sekarang ini. Dalam kaitan tersebut perlu
kiranya dipersiapkan langkah-langkah strategis, melalui penelusuran
kemungkinan penerapan tarif progresif, dimana tarif dikenakan atas dasar
volume sampah yang dibuang dengan tarif retribusi yang ditarik.
Saat ini, tingkat kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam pengelolaan
sampah baik secara materi maupun tindakan masih sangat kurang.
Masyarakat pada umumnya tidak mau membayar retribusi sampah yang
ditetapkan oleh Pemerintah padahal tarif yang ditarik relatif murah hanya Rp.
50,- sampai Rp. 8.500,- setiap hari atau bulan. Selain itu, perilaku masyarakat
yang lebih suka membuang sampah sembarangan (di jalan, di sungai, dll.)
dapat menimbulkan permasalahan kebersihan lingkungan. Perda retribusi
sampah yang ada belum dapat diimplementasikan secara optimal, karena
tarif yang ada biasanya di bawah tarif seharusnya. Akibatnya pemasukan dari
retribusi sampah tidak sesuai dengan yang diharapkan, sehingga terjadi
kekurangan biaya untuk operasional bahkan biaya pemeliharan sarana dan
prasarana penunjang.
Bab 7 | 25
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Struktur tarif saat ini perlu disesuaikan dengan prinsip pemulihan biaya (full
cost recovery) dengan dasar yang berkeadilan. Sehingga dilakukan
perbedaan struktur tarif domestik, industri, dan komersial.
Tabel VII.15.
Analisis Pembiayaan Persampahan
No Permasalahan Analisis
1 Perda biaya retribusi kebersihan perlu Diperlukan Perda Retribusi yang
ditelaah kembali menggunakan dasar kajian akademis
mengenai tarif kebersihan dengan dasar
perhitungan operasional, pemeliharaan dan
investasi persampahan hingga 5 tahun
mendatang.
2 Biaya pengelolaan sampah yang besar, Subsidi untuk pengelolaan kebersihan masih
belum full cost recovery oleh pendapatan sangat tinggi, untuk itu diperlukan kajian
retribusi. Bahkan pendapatan dari retribusi mengenai struktur tarif yang lebih tepat dan
persampahan cenderung semakin mengecil system pengumpulannya.
3 Penarikan retribusi kebersihan dari Diperlukan rencana optimalisasi penarikan
masyarakat di tingkat RT belum efektif retribusi dengan kerjasama dengan instansi
lain dan Dipenda.
4 Kecilnya porsi APBD untuk pengelolaan Diperlukan peningkatan porsi APBD untuk
persampahan pengelolaan persampahan.
Sumber : Analisis Konsultan, 2012
Bab 7 | 26
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Struktur tarif saat ini perlu disesuaikan dengan prinsip pemulihan biaya (full
cost recovery) dengan dasar yang berkeadilan. Sehingga dilakukan
perbedaan struktur tarif domestik, industri, dan komersial. Dimungkinkan
penerapan tarif progresif, dimana tarif dikenakan atas dasar volume sampah
yang dibuang penimbul. Dengan landasan itu maka dimungkinkan adanya
insentif bagi operator dalam melakukan penghitugan jumlah volume yang
dibuang dengan tarif retribusi yang ditarik.
Meningkatnya biaya pengelolaan sampah tiap tahun, maka perlu bagi Dinas
dalam melakukan efisiensi biaya, yaitu dengan mengganti dan menambah
sarana dan prasarana yang ada. Dengan penggantian truk-truk sampah yang
sudah berumur antara 4 sampai 22 tahun akan mengurangi tingginya biaya
pemeliharaan. Selain mengganti truk-truk yang sudah tua tersebut, perlu
penambahan sarana dan prasarana lain untuk melayani pengangkutan
sampah di Kecamatan Kefamenanu. Tentunya kebutuhan tersebut dapat
dicukupi dengan penambahan anggaran untuk menunjang kegiatan
pengangkutan sampah. Tentunya penambahan anggaran tersebut dapat dari
pinjaman ataupun bantuan dari pemerintah dan atau lembaga pembiayaan
lainnya.
H. Aspek Perundangan
1. Kondisi Eksisting
Saat ini peraturan perundangan daerah yang khusus dibuat untuk mengatur
tentang pengelolaan persampahan adalah PERDA pembentukan dinas dan
PERDA ritribusi untuk pengelolaan persampahan.
Bab 7 | 27
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Tabel VII.16.
Analisis Peraturan dan Hukum Bidang Persampahan
No Permasalahan Analisis
1 Paradigma pengelolaan sampah ditingkat Perda pengelolaan sampah Kecamatan
nasional telah mengalami perkembangan Kefamenanu perlu dibuat dengan
yakni dengan prinsip mengurangi sampah berdasarkan paradigma pengelolaan
dari sumbernya. Namun di Kecamatan sampah ditingkat nasional dengan prinsip
Kefamenanu belum menindaklanjutinya mengurangi sampah dari sumbernya.
untuk pengelolaan sampah diwilayah.
Ketentuan mengenai pengelolaan sampah
harus diperkuat dengan pengaturan hukum
yang jelas.
2 Perda terkait persampahan sudah berlaku Perda pengelolaan sampah Kecamatan
lama tanpa batas waktu sehingga kurang Kefamenanu sudah saatnya ditinjau kembali
relevan dengan perkembangan saat ini.
3 Menetapkan tarif dan retribusi kebersihan Perda mengenai retribusi kebersihan
yang tidak memberatkan masyarakat Kecamatan Kefamenanu sudah saatnya
ditinjau kembali
4 Menetapkan organisasi pengelola Perda Badan Pengelola Persampahan
kebersihan dengan system kerja yang baik Kecamatan Kefamenanu sudah saatnya
ditinjau kembali
5 Pemerintah wajib menjaga warganya dari Perda pengelolaan sampah Kecamatan
kerugian, penyakit dan tidak nyaman oleh Kefamenanu sudah saatnya ditinjau kembali.
pengelolaan sampah yang tidak memenuhi
persyaratan. Maka dalam hal ini pemerintah
berwenang menyiapkan sarana untuk
pengelolaan yang baik sesuai perundangan
yang berlaku. Kemudian bagi penghasil
sampah yang tidak melaksanakannya dapat
ditindak sesuai peraturan
Sumber : Analisis Konsultan, 2012
Bab 7 | 28
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Sub bidang Persampahan pada Bidang Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum
memiliki Program dan Kegiatan yang bertujuan untuk mencapai masyarakat hidup
sehat dan sejahtera dalam lingkungan yang bersih dari sampah.
Tatanan program yang digunakan adalah sama dengan tatanan program pada
Renstra Departemen Pekerjaan Umum 2004 – 2009, Renstra SKPD Propinsi terkait
dan RPJM Daerah. Oleh karena itu dalam melakukan pemrograman harus
mengacu pada kebijakan dan strategi yang dituangkan dalam Renstra di Pusat
maupun Propinsi dan sesuai dengan kebutuhan dan proiritas pembangunan
daerah.
Bab 7 | 29
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Bab 7 | 30
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
2. Bidang Drainase
Bab 7 | 31
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Sistem drainase di Kota Kefamenanu belum terintegrasi dengan baik antar satu
saluran dengan yang lain. Program pembangunan dilakukan tanpa perhitungan
dimensi sistem drainase yang terpadu seluruh kawasan. Dikawasan permukiman
belum terdapat sistem drainase sama sekali. Air mengalir secara alamiah
dipermukaan, meresap ke dalam tanah kembali atau masuk ke badan air. Secara
topografis, kondisi kota Kefa termasuk relatif tinggi sehingga hampir tidak ada
masalah banjir atau genangan diwilayah ini. Sungai-sungai yang melintasi kota
Kefamenanu cukup banyak dengan kapasitas yang besar dan kedalaman. Banjir
terjadi pada wilayah bantaran sungai yang rendah, yang biasanya dimanfaatkan
penduduk untuk pertanian.
3. Banyak saluran terputus, tidak mematus ke saluran primer dan outlet saluran
drainase tidak jelas.
6. Banyak terdapat Bottle neck gorong-gorong atau saluran di sebelah hilir yang
mengecil.
Bab 7 | 32
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
7. Saluran kota yang sebagian berupa saluran tertutup memiliki jarak manhole
yang cukup jauh sehingga menyulitkan perawatan saluran. Selain itu tidak
pernah dilakukan perawatan terhadap saluran yang ada, sehingga banyak
saluran yang mati penuh dengan sedimen dan sampah. Inlet sudah banyak
yang tertutup.
Permasalahan yang dihadapi dalam Sub Bidang drainase di Kota Timor Tengah
Utara antara lain:
1. Saluran drainase yang ada tidak sebanding dengan luas wilayah yang harus
dilayani dan kepadatan penduduk/hunian yang ada
3. Tidak adanya biaya operasi dan pemeliharaan drainase yang disediakan oleh
pemerintah daerah
4. Belum adanya suatu sistim yang terpadu dalam sistim pengelolaan drainase
dimana yang terjadi adalah sistim drainase tercampur dengan air limbah dan
limpasan air hujan
5. Diperlukan dana cukup besar untuk melakukan penataan sistim drainase yang
baik
Bab 7 | 34
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Cara yang paling efisien dalam menyalurkan air hujan adalah dengan
mengikuti topografi alami yang ada. Dengan demikian di manfaatkan
keberadaan sungai-sungai maupun saluran alami yang ada. Untuk wilayah
terbangun sebagai wadah kegiatan perkotaan, perlu ditambahkan saluran-
saluran buatan untuk menampung limpasan air hujan.
Dalam keadaan ini kesesuaian dengan pola jaringan utilitas yang lain menjadi
amat penting dalam membentuk sistem kota yang serasi dan terpadu. Kondisi
saat ini di kawasan perencanaan Kota Kefamenanu, sistem jaringan drainase
menginduk pada sistem jaringan jalan sekaligus sebagai drainase jalan.
Bab 7 | 35
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Perencanaan intensitas curah hujan, atau off site digunakan daur ulang 2
(dua) tahun dan untuk on site digunakan daur ulang 5 (lima) tahun.
4) Pola Jaringan
Tabel VII.17.
Analisis Bidang Drainase
No Permasalahan Analisis
1 - Belum terdapat studi terkait sistem - Penyusunan studi terkait drainase
drainase - Penyediaan regulasi tentang drainase
- Belum terdapat regulasi mengenai - Penyediaan embung sebagai retarding
drainase basin air hujan
- Alur saluran lingkungan yang berkelok- - Penataan saluran drainase secare terpadu
kelok menghambat aliran air dan gerusan (pembangunan baru, peningkatan dan
dinding sungai pemeliharaan saluran)
- Kurang terintegrasinya dimensi dan dasar - Pembangunan sumur resapan
elevasi saluran drainase karena - Pembangunan sistem penahan tanah pada
pembangunan bersifat parsial daerah rawan longsor sepanjang saluran.
- Banyak saluran terputus, tidak mematus ke
saluran primer dan outlet saluran drainase
tidak jelas
- Terhambatnya aliran oleh sampah,
sedimen dan tanaman liar
- Bercampurnya pembuangan limbah cair
domestic masyarakat kedalam saluran
Bab 7 | 36
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
No Permasalahan Analisis
darinase
- Saluran kota yang sebagian berupa
saluran tertutup memiliki jarak manhole
yang cukup jauh sehingga menyulitkan
perawatan saluran. Selain itu tidak pernah
dilakukan perawatan terhadap saluran
yang ada, sehingga banyak saluran yang
mati penuh dengan sedimen dan sampah.
Inlet sudah banyak yang tertutup
- Perubahan fungsi daerah resapan menjadi
permukiman di daerah hulu
- Kurangnya kesadaran masyarakat untuk
tidak membuang sampah di saluran
drainase
Sumber : Analisis Konsultan, 2012
Sasaran yang akan dicapai terkait dengan upaya peningkatan sistem drainase
antara lain :
2. Rehabilitasi saluran
Bab 7 | 37
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
7. Penyiapan Kelembagaan :
Peningkatan SDM.
Kejelasan wewenang dan tanggung jawab.
Pemantapan organisasi.
8. Pembiayaan :
9. Strategi promosi/kampanye :
Bab 7 | 38
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Air Limbah merupakan salah satu produk dari pada aktivitas kehidupan
manusia sehari-hari yang dihasilkan dari air limbah rumah tangga,
kegiatan jasa dan indurtri yang terdiri dari air limbah kamar mandi/wc,
cucian dan dapur. Air limbah yang tidak dikelola secara baik akan
memberikan dampak bagi kesehatan manusia.
Hingga 2012, Kota Kefamenanu belum memiliki Instalasi Pengolah Lumpur Tinja
dan mobil sedot tinja. Pengurasan terhadap septiktank yang telah penuh
dilakukan dengan manual dan dibuang ke badan air atau pekarangan.
Pegelolaan Air Limbah di Kota Timor Tengah Utara dianggap masyarakat belum
merupakan persoalan yang berarti karena produksi air limbah umumnya masih
rendah karena diproduksi oleh kegiatan rutin rumah tangga seperti mandi, cuci,
dan dari dapur. Padahal hal ini sangat terkait erat dengan kondisi kesehatan
masyarakat. Rendahnya kesadaran masyarakat perlu dirubah sedari dini.
Berdasarkan informasi yang diperoleh di lapangan, permasalahan yang dihadapi
pada umumnya adalah limbah tinja khususnya di perdesaan karena sebagian
besar masyarakat membuang tinja di kebun, ladang/tanah kosong atau kali yang
ada disekitarnya. Sedangkan di kota khususnya Kota Kefamenanu dan kota-kota
kecamatan, sebagian besar masyarakat telah memiliki jamban yang memadai.
Untuk itu dalam jangka menengah hal yang perlu menjadi perhatian adalah
Pengadaan Mobil Tinja untuk kebutuhan diperkotaan sedangkan diperdesaan
Bab 7 | 39
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Pola pengelolaan limbah cair lingkungan permukiman dilakukan dengan “on site
system” melalui pengembangan jaringan saluran pembuangan yang bermuara
pada sumur resapan di halaman rumah. Untuk menghitung besarnya kapasitas
limbah cair lingkungan permukiman dihitung dengan asumsi 70% dari pemakaian
air bersih penduduk.
Tabel VII.18.
Analisis Bidang Air Limbah
No Permasalahan Analisis
1 - Belum terdapat dokumen rencana induk - Penyediaan dokumen sanitasi dan rencana
terkait sanitasi induk serta DED sistem air limbah kota.
- Akses terhadap layanan sanitasi sangat - Peningkatan akses terhadap sanitasi sehat
rendah, sekitar 10% menjadi 60%
- Belum terdapat Instalasi Pengolahan - Penyediaan prasarana dan sarana sanitasi
Limbah Tinja (IPLT) skala kota dilingkungan permukiman dan tempat
- Kelembagaan pengelolaan air limbah publik.
belum ada - Penyediaan Instalasi Pengolah Air Limbah
- Belum ada regulasi pengelolaan limbah (IPAL) untuk limbah non domestik (industri,
cair domestik dan non domestik. Banyak Rumah sakit, restoran, hotel dll)
industri, hotel, pemotongan hewan dan - Penyediaan IPLT dan truk tinja
lain-lain belum memiliki IPAL - Pembentukan, pelatihan kelembagaan
Bab 7 | 40
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
No Permasalahan Analisis
- Perlunya pengelolaan air limbah sistem off penglolaan air limbah
site dalam jangka panjang - Penyusunan Perda tentang air limbah
- Sosialisasi dan pelibatan masyarakat
dalam pengembangan pelayanan sanitasi.
- Penyediaan sanitasi dengan sewerage
sistem
Sumber : Analisis Konsultan, 2012
Seperti telah diuraikan pada permasalahan tersebut diatas bahwa masalah air
limbah belum merupakan permasalahan yang besar untuk beberapa tahun
kedepan. Untuk itu penanganan pengelolaan Air Limbah juga disesuaikan
dengan tingkat permasalahan yang ada. Untuk itu dalam jangka menengah hal
yang perlu menjadi perhatian adalah Pengadaan Mobil Tinja untuk kebutuhan di
perkotaan sedangkan di perdesaan dibutuhkan adanya bantuan jamban sehat
bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Melihat pada jenis kegiatan, maka secara garis besar air buanggan/limbah
kegiatan permukiman dan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan industria, limbah
yang dihasilkan oleh kegiatan perumahan dapat berupa limbah padat dan cair.
Limbah cair lingkungan permukiman merupakan air buangan dari kegiatan rumah
tangga sedangkan limbah padat merupakan produk buangan/limbah manusia.
1. Air kotor dari kamar mandi, dapur, dan cucian dapat dibuang ke saluran
drainase terdekat setelah melalui bak pengendap/alat penyaring pada masing-
masing rumah. Bak pengendap/alat penyaring ini diperlukan agar bahan-
bahan padat kotoran (sisa-sisa makanan, pasir, dan lain-lain) yang terbawa air
kotor bisa tertahan di bak pengendap tersebut.
2. Air kotor dari WC/kakus: air kotor ini disalurkan ke tangki septik, kemudian
dialirkan ke sumur peresapan atau ke jaringan saluran air kotor (riool).
Bab 7 | 41
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Dalam satu kawasan yang sejenis dapat diupayakan recycling pembuangan air
limbah (SPAL) dan wáter treatment tersendiri.
Keberadaan air minum merupakan tuntutan yang sangat vital karena menyangkut
kelangsungan hidup manusia sehari-hari. Dengan semakin bertambahnya jumalh
penduduk dari tahun ke tahun yang disertai dengan meningkatnya aktivitas sosial-
ekonomi masyarakat, membawa dampak pada peningkatan jumlah permintaan
akan air bersih.
Pengelolaan prasarana air bersih di Kota TTU ditangani oleh Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Tirta Cendana. Penyediaan air bersih perpipaan (leding) yang
dilayani oleh PDAM masih sangat terbatas. Kondisi rumah tangga yang mampu
dilayani oleh PDAM tahun 2009 hanya 18,68% dari keseluruhan rumah tangga,
dimana sebagian besar merupakan rumah tangga di Kota Kefamenanu.
Keterbatasan jangkauan layanan PDAM dimaksud mengharuskan masyarakat
untuk mengembangkan alternartif lain pemenuhan prasarana air bersih.Prasarana
air bersih yang masih banyak dimanfaatkan oleh warga Kota TTU adalah sumur
terlindung (sumur pompa) dimana hingga tahun 2009 tercatat bahwa 31% total
rumah tangga masih menggunakan sumur terlindung/pompa sebagai prasarana
Bab 7 | 42
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
air bersih. Angka ini sebenarnya telah mengalami penurunan sejak tahun 2006
yang mencapai 32,11%, seiring dengan perluasan jangkauan PDAM.
Secara umum, sumber air bersih yang digunakan oleh masyarakat Kota TTU
selain leding (PDAM) dan sumur terlindung/pompa adalah sumur tak terlindung,
mata air tak terlindung, mata air terlindung, sungai, hujan dan air dalam
kemasan. Perkembangan rumah tangga yang memanfaatkan masing-masing
sumber air bersih sejak tahun 2006 digambarkan dalam tabel berikut.
Tabel VII.19.
Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum di Kota TTU
Tahun 2006 – 2009
Tahun
No. Sumber Air Bersih
2006 2007 2008 2009
1. Leding (PDAM) 15,90 17,15 15,64 18,68
2. Sumur Terlindung/Pompa 32,11 36,33 33,92 31,00
3. Sumur Tak Terlindung 9,59 6,09 5,85 8,30
4. Mata Air Tak Terlindung 8,17 14,36 5,35 7,07
5. Mata Air Terlindung 20,55 14,68 29,03 26,52
6. Sungai 13,52 9,44 9,69 7,63
7. Hujan 0,16 0,33 0,35 -
8. Air Dalam Kemasan - - 0,48
9. Lainnya - 1,63 0,17 0,32
Sumber Data : TTU Dalam Angka 2007 – 2010
Pengelolaan prasarana air bersih di Kota TTU ditangani oleh Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Tirta Cendana. Penyediaan air bersih perpipaan (leding) yang
dilayani oleh PDAM masih sangat terbatas.
Bab 7 | 43
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Kondisi rumah tangga yang mampu dilayani oleh PDAM tahun 2009 hanya
18,68% dari keseluruhan rumah tangga, dimana sebagian besar merupakan
rumah tangga di Kota Kefamenanu.
Sumber air Baku untuk melayani Kota Kefamenanu diambil dari Gunung Mutis
yang berjarak 10 Kilometer dari kota. Mata air gunung Mutis yang memiliki debit
sebesar 100 liter per detik melayani wilayah lain selain kota Kefamenanu. Secara
kuantitas dan kontinuitas belum dapat memenuhi kebutuhan Kota. Jaringan
distribusi baru meliputi sekitar 20% wilayah kota.
Diwilayah Kota Kefa sendiri sebenarnya terdapat potensi sumber air di wilayah
Taekas yang memiliki debit cukup besar. Perlu dilakukan studi untuk memenuhi
kebutuhan air minum wilayah perkotaan Kefamenanu.
Secara umum, permasalahan dibidang air bersih Kota Kefamenanu antara lain :
2. Kapasitas dan kontinuitas debit sumber air baku relative kurang dan terjadi
penurunan debit.
4. Kondisi jaringan sebagian sudah tua, Sistem jaringan belum tertata dengan
baik
Bab 7 | 44
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Tabel VII.20.
Analisis Bidang Air Minum
No Permasalahan Analisis
1 - Belum terdapat studi terkait - Penyusunan studi potensi air baku dan
pengembangan Sistem Penyediaan Air Rencana Induk SPAM
Minum (SPAM) - Pembentukan kelembagaan SPAM
- Belum tedapat lembaga SPAM regional regional
- Kurangnya debit dan suplay air baku - Pencarian alternatif sumber air baku baru
- Minimnyacakupan pelayanan air bersih - Optimalisasi sumber air baku yang ada
masyarakat, masih sekitar 10% dengan perbaikan dan peningkatan
- Cakupan layanan perpipaan PDAM masih jaringan transmisi dan distribusi
rendah - Penyehatan PDAM dan penyusunan
- Tidak terdapat sistem air bersih di skala Coporate Plan yang baik
kecamatan - Pembuatan SPAM IKK dengan sumber
- Rendahnya akses terhadap air bersih dari Taekas dan Miomaffo
karena lokasi sumber air yang jauh dan - Peningkatan cakupan pelayanan air bersih
relatif rendah dari permukiman dengan sistem air bersih sederhana
- Kemiskinan membuat masyarakat - Pemanfaatan teknologi penyediaan air
memerlukan sistem penyediaan air yang yang inovatif dan hemat energi
inovatif dan hemat energi. - Pelayanan air bersih pada daerah rawan
- Terdapat banyak daerah rawan air air
Sumber : Analisis Konsultan, 2012
Bab 7 | 45
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Tabel VII.21.
Permasalahan Pembangunan Permukiman
dan Infrastruktur Pendukung Kawasan Perkotaan
Permukiman/
Permasalahan Pengembangan
Infrastruktur
Kawasan
Perkotaan
1 Persampahan - Belum terdapat dokumen induk - Penyediaan studi terkait pengelolaan
Perencanaan Teknis Manajemen sampah (PTMP, DED TPA landfill,
Persampahan dan pendukungnya. Studi pembiayaan sampah dll)
- Cakupan pelayan rendah, baru sekitar - Peningkatan cakupan pelayanan
10% sampah hingga 60% dengan
- TPA dengan sistem open dumping peningkatan prasarana dan sarana
- Belum ada upaya pengurangan persampahan
sampah dari tingkat sumber dengan - Pengelolaan TPA dengan system
3R landfill
- Kurangnya peran dan kapasitas - Program pengurangan sampah dari
masyarakat dalam pengelolaan sumbernya dengan pengelolaan
sampah sampah 3R (sosialisasi, penyediaan
- Kurangnya kapasitas pendanaan dan TPST, mesin komposting, pelatihan
minimnya retribusi pengelolaan 3R, pilot project kawasan mandiri
sampah sampah)
- Regulasi pengelolaan belum sesuai - Sosialisasi kebersihan
dengan paradigma pengelolaan - Optimalisasi dan sosialisasi
sampah saat ini. manajemen pengelolaan sampah
hingga tingkat lingkungan
- Penyediaan regulasi pengelolaan
sampah sesuai Undang-Undang
yang berlaku, termasuk bidang
kelembagaan dan tarif retribusi
kebersihan.
2 Drainase - Belum terdapat studi terkait sistem - Penyusunan studi terkait drainase
drainase - Penyediaan regulasi tentang
- Belum terdapat regulasi mengenai drainase
Bab 7 | 46
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Permukiman/
Permasalahan Pengembangan
Infrastruktur
Kawasan
Perkotaan
drainase - Penyediaan embung sebagai
- Alur saluran lingkungan yang berkelok- retarding basin air hujan
kelok menghambat aliran air dan - Penataan saluran drainase secare
gerusan dinding sungai terpadu (pembangunan baru,
- Kurang terintegrasinya dimensi dan peningkatan dan pemeliharaan
dasar elevasi saluran drainase karena saluran)
pembangunan bersifat parsial - Pembangunan sumur resapan
- Banyak saluran terputus, tidak - Pembangunan sistem penahan tanah
mematus ke saluran primer dan outlet pada daerah rawan longsor
saluran drainase tidak jelas sepanjang saluran.
- Terhambatnya aliran oleh sampah,
sedimen dan tanaman liar
- Bercampurnya pembuangan limbah
cair domestic masyarakat kedalam
saluran darinase
- Saluran kota yang sebagian berupa
saluran tertutup memiliki jarak
manhole yang cukup jauh sehingga
menyulitkan perawatan saluran. Selain
itu tidak pernah dilakukan perawatan
terhadap saluran yang ada, sehingga
banyak saluran yang mati penuh
dengan sedimen dan sampah. Inlet
sudah banyak yang tertutup
- Perubahan fungsi daerah resapan
menjadi permukiman di daerah hulu
- Kurangnya kesadaran masyarakat
untuk tidak membuang sampah di
saluran drainase
3 Air Limbah - Belum terdapat dokumen rencana - Penyediaan dokumen sanitasi dan
induk terkait sanitasi rencana induk serta DED sistem air
- Akses terhadap layanan sanitasi limbah kota.
sangat rendah, sekitar 10% - Peningkatan akses terhadap sanitasi
- Belum terdapat Instalasi Pengolahan sehat menjadi 60%
Limbah Tinja (IPLT) skala kota - Penyediaan prasarana dan sarana
- Kelembagaan pengelolaan air limbah sanitasi dilingkungan permukiman
belum ada dan tempat publik.
- Belum ada regulasi pengelolaan - Penyediaan Instalasi Pengolah Air
limbah cair domestik dan non Limbah (IPAL) untuk limbah non
domestik. Banyak industri, hotel, domestik (industri, Rumah sakit,
pemotongan hewan dan lain-lain restoran, hotel dll)
belum memiliki IPAL - Penyediaan IPLT dan truk tinja
- Perlunya pengelolaan air limbah - Pembentukan, pelatihan
sistem off site dalam jangka panjang kelembagaan penglolaan air limbah
- Penyusunan Perda tentang air limbah
- Sosialisasi dan pelibatan masyarakat
dalam pengembangan pelayanan
sanitasi.
- Penyediaan sanitasi dengan
sewerage sistem
4 Air Minum - Belum terdapat studi terkait - Penyusunan studi potensi air baku
pengembangan Sistem Penyediaan Air dan Rencana Induk SPAM
Minum (SPAM) - Pembentukan kelembagaan SPAM
- Belum tedapat lembaga SPAM regional
regional - Pencarian alternatif sumber air baku
- Kurangnya debit dan suplay air baku baru
- Minimnyacakupan pelayanan air bersih - Optimalisasi sumber air baku yang
Bab 7 | 47
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Permukiman/
Permasalahan Pengembangan
Infrastruktur
Kawasan
Perkotaan
masyarakat, masih sekitar 10% ada dengan perbaikan dan
- Cakupan layanan perpipaan PDAM peningkatan jaringan transmisi dan
masih rendah distribusi
- Tidak terdapat sistem air bersih di - Penyehatan PDAM dan penyusunan
skala kecamatan Coporate Plan yang baik
- Rendahnya akses terhadap air bersih - Pembuatan SPAM IKK dengan
karena lokasi sumber air yang jauh sumber dari Taekas dan Miomaffo
dan relatif rendah dari permukiman - Peningkatan cakupan pelayanan air
- Kemiskinan membuat masyarakat bersih dengan sistem air bersih
memerlukan sistem penyediaan air sederhana
yang inovatif dan hemat energi. - Pemanfaatan teknologi penyediaan
- Terdapat banyak daerah rawan air air yang inovatif dan hemat energi
- Pelayanan air bersih pada daerah
rawan air
5 Jalan - Belum terdapat rencana induk terkait - Tersedianya studi terkait sistem
Lingkungan jaringan jalan dan sistem transportasi transportasi dan data base jaringan
- Belum ada data base jaringan jalan jalan
- Banyak jalan akses dan jalan - Penyusunan regulasi jaringan jalan
lingkungan berupa jalan tanah tanpa (termasuk mengatur GSB dan
drainase dan bangunan pelengkapnya pembatasan tonase kendaraan)
- Banyak kawasan terisolir karena jalan - Penyusunan strandarisasi jalan
terputus atau tidak tersedia jembatan lingkungan
penghubung. - Pembangunan jalan akses antar
lingkungan
- Penyediaan jalan inspeksi ditepi
sungai dan saluran
- Penyediaan sistem penahan tanah
pada aderah rawan longsor
- Pembangunan jembatan penghubung
- Penyediaan bangunan pelengkap
jalan
Sumber : Analisis Tim, 2012
Tabel VII.22.
Perhitungan Timbulan Sampah dan Kebutuhan Prasarana Persampahan
Kota Wini Tahun 2008-2028
No Analisis Satuan 2008 2013 2018 2023 2028
1 Jumlah Penduduk Jiwa 46,124 53,209 60,523 69,257 79,747
2 Potensi Timbulan Sampah m3 / hr 115.31 133.02 151.31 173.14 199.37
3 Tingkat Pelayanan % 38% 40% 50% 60% 70%
4 Penduduk Terlayani Jiwa 17,649 21,284 30,262 41,554 55,823
5 Sampah Terlayani m3 / hr 35.30 42.57 60.52 83.11 139.56
6 Sarana Pengumpul dan Pengangkut
Tong Sampah (40 lt) unit 882.46 1,064.18 1,513.08 2,077.71 3,488.93
3
Gerobak Sampah (0,8 m ) unit 441.23 532.09 756.54 1,038.86 1,744.47
Kontainer sampah (6 m3) unit 6 7 10 14 23
Dump Truk (6 m3 per hari) rit 6 7 10 14 23
2 ritasi perhari unit 3 4 6 7 12
Sedangkan komposisi sampah di Kota Wini berdasar data dari RPIJM tahun
2010-2014, diketahui bahwa komposisi sampah terbesar adalah berupa sampah
organic yang berupa sampah basah, kayu dan kertas. Sisanya adalah berupa
sampah anorganik yang berupa plastic, logam, kain, karet dan kaca seperti pada
Tabel 6-2.
Bab 7 | 49
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Tabel VII.23.
Jenis, Komposisi, dan Volume Sampah di Kota Wini Tahun 2007
Jenis Sampah Komposisi Volume (m3)
3. Sampah Organik Sampah Basah 5,18 / hari
Kayu 25,92 / hari
Kertas 27,22 / hari
4. Sampah Plastik 8,64 / hari
Anorganik Logam 5,76 / hari
Kain/Tekstil 19,88 / hari
Karet 3,24 / hari
Baterai/Kaca/Gelas 16,00 / hari
Lain-lain -
Jumlah 111,84
Sumber: BPS (Kabupaten Timor Tengah Utara dalam angka 2008)
Dengan kondisi sampah organik yang lebih dominan maka diperlukan upaya
pengurangan beban sampah dari sumbernya yakni terutama di tingkat rumah
tangga.
Penentuan timbulan, komposisi dan karakteristik sampah suatu wilayah atau kota
dipergunakan untuk perencanaan manajemen persampahan yang ada, seperti
penentuan pewadahan, pengaturan pola pengumpulan, penentuan fasilitas
transfer dan transpor, desain sistem Pemrosesan sampah dan desain tempat
pembuangan akhir yang tepat. Dengan mengetahui timbulan, komposisi dan
karakteristik sampah terutama yang berasal dari sumber yang lebih representatif,
diharapkan permasalahan dalam pengelolaan persampahan dapat dicegah dan
diantisipasi sedini mungkin. Metode penentuan dan jumlah sampel timbulan dan
komposisi sampah kota di Indonesia telah diatur berdasarkan SNI-19-3964-1994.
Dalam kegiatan ini Konsultan menggunakan data timbulan dari dokumen RPIJM
2011-2014 Kota Wini.
Dari komposisi sampah di Kota Wini, upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
memulai pemilahan dari tingkat rumah tangga dan penyediaan tempat sampah
pilah. Dengan prosentase sampah plastik yang relatif besar dan memiliki
kecenderungan meningkat maka salah satu alternatifnya adalah memberdayakan
masyarakat untuk memilah sampah plastik dari tingkat rumah tangga. Untuk
komposting dengan bahan sampah organik hanya dilakukan di TPA atau TPST
Bab 7 | 50
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
yang memiliki sarana komposting. Sehingga bila mungkin dapat juga diterapkan
pemilahan terhadap sampah organik, plastik dan lainnya.
B. Tingkat Pelayanan
Pelayanan pengangkutan sampah masih pada wilayah komersial dan tepi jalan
protokol, sedangkan untuk sampah yang dihasilkan peduduk di permukiman
masih dikelola sendiri oleh warga sekitar dengan cara tradisional, ditimbun dan
dibakar.
Untuk itu, peningkatan tingkat pelayanan perlu dilakukan pada daerah potensial
berkembang dengan asumsi jumlah penduduk sesuai jangkauan pelayanan yang
Bab 7 | 51
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
dapat dilayani saja. Untuk wilayah Kota Wini yang termasuk wilayah perkotaan
dalam perhitungan proyeksi kebutuhannya sesuai MDG’s hendaknya ditetapkan
target tingkat pelayanan 80% penduduk perkotaan terlayani.
Diperlukan penambahan sebaran TPS pada masa mendatang. TPS dengan bak
permanen yang menyulitkan operasional dan pemeliharaannya, serta kurang
estetis terhadap lingkungan. Kedepan diharapkan TPS dan bak komunal tipe
permanen sudah diganti dengan yang non permanen dan bertutup, untuk
mendapatkan fungsi estetis dan operasionalnya. Tabel berikut adalah rencana
peningkatan pelayanan persampahan Kota Wini 2013-2033 berikut kebutuhan
sarana dan prasarananya.
Tabel VII.24.
Peningkatan Pelayanan Persampahan Kota Kefamenenu
Bab 7 | 52
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
D. Pewadahan
Di Kota Wini, pada tingkat pengelolaan sampah disumber belum dilakukan upaya
pemilahan, pewadahan dan pengolahan di sumber. Pada sebagian besar
wilayah, semua jenis sampah dijadikan satu dan dibuang ke wadah sampah
individual di rumah penduduk dan dibawa ke TPS sendiri atau pada sebagian
kecil wilayah diambil oleh gerobak sampah untuk dibawa ke TPS.
Tabel VII.25.
Analisis Pengolahan Persampahan di Tingkat Sumber Kota Wini
No Permasalahan Analisis
1 Pewadahan individual dan komunal ditingkat Masyarakat belum memahami proses
sumber bervariasi, menggunakan kantong pengelolaan sampah yang baik, sehingga
plastic, keranjang ataupun bak keramik belum memperhatikan perlunya
banyak dalam keadaan rusak karena kurang pemeliharaan alat kebersihan.
pemeliharaan dan umur ekonomis. Masih
banyak pula yang membuat lubang ditanah
untuk menimbun dan membakar sampahnya
2 Wadah sampah outdoor banyak tidak Masyarakat perlu sosialisasi desain dan
menggunakan tutup, rentan bau dan lalat. bahan pewadahan sampah yang baik
Bila hujan akan menambah kadar air dalam
sampah.
3 Kapasitas wadah sampah terlampaui dan Jenis dan ukuran wadah banyak harus
menyebabkan sampah tumpah dari disesuaikan dengan volume sampah yang
wadahnya dihasilkan dan frekwensi pengumpulan
sehingga kapasitas wadah tidak terlampaui
dan menyebabkan sampah tumpah dari
wadahnya
4 Belum terdapat upaya pemilahan dan Bercampurnya sampah yang tidak sejenis
pengolahan sampah ditingkat sumber. menyulitkan pemilahan dan pengolahan
Bab 7 | 53
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
No Permasalahan Analisis
sampah di tingkat sumber. Padahal dengan
memilah sampah masyarakat dapat
memperoleh manfaat ekonomi dan
lingkungan.
Sumber : Analisis Konsultan, 2012
E. Pengumpulan
Pengumpulan sampah dari tong sampah/ bak sampah yang tersedia di setiap
rumah tangga ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) diangkut oleh petugas
gerobak yang dikoordinir oleh PPRK. Peralatan yang digunakan : Bin / tong
sampah, Gerobak sampah, Becak sampah.
Alat pengumpul di tingkat masyarakat banyak yang dalam kondisi rusak dan tidak
terinventarisir dengan baik. Kawasan dengan topografi relatif datar dapat
menggunakan alat pengumpul tidak bermesin seperti becak maupun gerobak
sampah. Kondisi permukiman yang padat teratur memungkinkan pengumpulan
sampah individual tak langsung.
Bab 7 | 54
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Tabel VII.26.
Analisis Pengumpulan Persampahan Kota Wini
No Permasalahan Analisis
1 Belum seluruh wilayah memiliki paguyuban Pengumpulan sampah tingkat masyarakat
pengelola sampah lingkungan, minimalnya dilakukan paguyuban yang dikelola RW
fasiltas TPS dan jangkauan pelayanan setempat. Paguyuban ini biasanya dibentuk
sampah. untuk mengelola pelayanan satu TPS
tertentu.
2 Alat pengumpul sampah berupa gerobak / Diperlukan upaya inventarisir prasarana dan
becak sampah bantuan pemerintah banyak sarana persampahan sehingga dapat
yang sudah tua dan rusak, tidak diprogramkan kegiatan pemeliharaan dan
terinventarisir dengan baik. pengadaan baru yang tepat.
3 Becak motor sampah untuk mengangkut Daerah memerlukan penambahan alat
sampah dengan lebih cepat dan untuk pengumpul berupa kendaraan bermotor
melayani wilayah dengan topografi
bergelombang tidak ada
4 Kesadaran kebersihan dan kondisi ekonomi Masyarakat dengan kesadaran dan ekonomi
masyarakat relative rendah, tidak bersedia rendah diharapkan membawa sendiri
membiayai pengumpulan. sampahnya ke TPS
5 Karena belum terdapat upaya pemilahan di Bila terdapat upaya pemilahan, desain dan
tingkat sumber, maka desain alat pengumpul jadwal pengumpulan sampah harus
terdiri dari satu ruangan, dengan jadwal disesuaikan
tertentu
Sumber : Analisis Konsultan, 2012
F. Pemindahan
Kondisi TPS dan container banyak yang sudah rusak dan kotor. Sampah banyak
berserakan disekitar TPS / container dan menyebarkan bau tak sedap. Pemulung
banyak yang memilah sampah yang memiliki nilai ekonomis di TPS. Belum
perdapat jadwal pengisian dan pengosongan TPS yang pasti dan diketahui
masyarakat. Pengelolaan dan perawatan TPS kurang mendapat perhatian. Tidak
terdapat data peta yang lengkap mengenai sebaran lokasi TPS berikut
konstruksi, kondisi, tahun pengadaan, dll. Untuk mengembangkan cakupan
pelayanan maka diperlukan penambahan TPS pada wilayah permukiman dan.
Secara rinci analisis pemindahan sampah dapat diihat pada Tabel berikut.
Tabel VII.27.
Analisis Sub Sistem Pemindahan Persampahan
No Permasalahan Analisis
1 Beberapa TPS dan container yang ada Diperlukan upaya inventarisir prasarana dan
sudah tua dan rusak, tidak terinventarisir sarana persampahan sehingga dapat
dengan baik. diprogramkan kegiatan pemeliharaan dan
pengadaan baru yang tepat.
2 Masyarakat sering membuang sampah Masyarakat yang membuang sampahnya
dengan sembarangan, tercecer di sekitar langsung ke TPS tidak mau mendekat
TPS. karena TPS yang kotor dan bau,
3 Jumlah TPS masih minimal, belum dapat Diperlukan penambahan TPS
melayani seluruh wilayah perkotaan.
4 Lokasi TPS ada yang jauh dari permukiman, Penambahan lokasi TPS harus dibicarakan
menyulitkan masyarakat dalam membuang dengan masyarakat agar mudah dijangkau
sampahnya. dan dalam lahan yang legal
4 KonstruksiTPS banyak terbuat permanen Diusulkan penggantian TPS permanen
dari pasangan bata yang menyulitkan menjadi non permanen dengan bertutup.
pembersihan dan operasional pemindahan.
5 Belum terdapat kegiatan 3R di TPS. Kegiatan pemilahan, daur ulang dan
pengomposan dapat dilakukan TPS yang
dikelola masyarakat. Dalam jangka panjang
diperlukan penambahan TPS 3R ini.
Sumber : Analisis Konsultan, 2012
Bab 7 | 56
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
G. Pengangkutan
Hingga saat ini terdapat 2 truck sampah yang melayani angkutan sampah di Kota
Wini. Truk jenis arm roll atau dump truck dapat digunakan untuk mengumpulkan
dan mengangkut sampah dari kontainer yang ada di TPS. Kondisi truk tidak
terawat, dan ada yang rusak.
Tabel VII.28.
Analisis Sub Sistem Pengangkutan Persampahan
No Permasalahan Analisis
1 Beberapa truk sampah yang ada sudah tua Diperlukan upaya inventarisir prasarana dan
dan rusak, tidak terinventarisir dengan baik. sarana persampahan sehingga dapat
diprogramkan kegiatan pemeliharaan dan
pengadaan baru yang tepat.
2 Belum terdapat jalur rute rutin truk sampah Jalur truk pengangkut sampah perlu
yang memudahkan masyarakat membuang ditambah dan perlu sosialisasi waktu
sampahnya pengangkutan
3 Jumlah truk sampah masih minimal, belum Diperlukan penambahan armada truk
dapat melayani seluruh wilayah perkotaan sampah
setiap hari meskipun telah melakukan 3 ritasi
per hari.
4 Beberapa truk tidak memiliki penutup Truk perlu penutup / jarring agar sampah
sampah yang baik. Banyak sampah yang tidak bertebaran kena angin, pada waktu
berceceran di jalan. pengangkutan.
Sumber : Analisis Konsultan, 2012
Bab 7 | 57
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Tatanan program yang digunakan adalah sama dengan tatanan program pada
Renstra Departemen Pekerjaan Umum 2004 – 2009, Renstra SKPD Propinsi
terkait dan RPJM Daerah. Oleh karena itu dalam melakukan pemrograman harus
mengacu pada kebijakan dan strategi yang dituangkan dalam Renstra di Pusat
maupun Propinsi dan sesuai dengan kebutuhan dan proiritas pembangunan
daerah.
Bab 7 | 58
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Bab 7 | 59
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
2. Bidang Drainase
Bab 7 | 60
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Sistem drainase di Kota Wini belum terintegrasi dengan baik antar satu
saluran dengan yang lain. Program pembangunan dilakukan tanpa
perhitungan dimensi sistem drainase yang terpadu seluruh kawasan.
Dikawasan permukiman belum terdapat sistem drainase sama sekali. Air
mengalir secara alamiah dipermukaan, meresap ke dalam tanah kembali
atau masuk ke badan air. Secara topografis, kondisi kota Kefa termasuk
relatif tinggi sehingga hampir tidak ada masalah banjir atau genangan
diwilayah ini. Sungai-sungai yang melintasi kota Wini cukup banyak dengan
kapasitas yang besar dan kedalaman. Banjir terjadi pada wilayah bantaran
sungai yang rendah, yang biasanya dimanfaatkan penduduk untuk
pertanian.
Bab 7 | 61
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
1. Saluran drainase yang ada tidak sebanding dengan luas wilayah yang
harus dilayani dan kepadatan penduduk/hunian yang ada
Keadaan topografi Kota Wini yang berupa perbukitan, dataran dan palung-
palung sungai ini menyebakan terjadinya gerusan ataupun erosi
dibeberapa tempat terutama di daerah yang mempunyai tingkat
kemiringan lereng sedang-tinggi, serta rawan terhadap timbulnya
genangan-genangan akibat arus pembuangan air hujan yang kurang
Bab 7 | 62
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
lancar atau debit air hujan yang melebihi daya tampung saluran
drainasenya.
Jaringan drainase yang ada khususnya di kota Wini, pada umumnya adalah
drainase badan jalan untuk menapung air hujan dari permukaan jalan dan
sekitarnya akan tetapi belum tertata secara baik. Pembuangan air hujan
tersebut dialirkan melalui saluran drainase yang ada dan dibuang kesungai-
sungai terdekat.
Kawasan perencanaan Kota Wini yang datar dan merupakan kawasan hilir
dari semua kawasan di Kota Wini, tentunya dipikirkan sistem drainase yang
baik, terutama badan penerima (sungai) yang mengalir di kawasan ini.
Kemudian selain hal tersebut fungsi kawasan lindung/konservasi yang
berguna untuk menjaga keseimbangan lingkungannya yang tidak terjaga
maka dapat menimbulkan bahaya banjir bagi daerah yang lebih rendah.
Bab 7 | 63
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Cara yang paling efisien dalam menyalurkan air hujan adalah dengan
mengikuti topografi alami yang ada. Dengan demikian di manfaatkan
keberadaan sungai-sungai maupun saluran alami yang ada. Untuk wilayah
terbangun sebagai wadah kegiatan perkotaan, perlu ditambahkan saluran-
saluran buatan untuk menampung limpasan air hujan.
Dalam keadaan ini kesesuaian dengan pola jaringan utilitas yang lain
menjadi amat penting dalam membentuk sistem kota yang serasi dan
terpadu. Kondisi saat ini di kawasan perencanaan Kota Wini, sistem jaringan
drainase menginduk pada sistem jaringan jalan sekaligus sebagai drainase
jalan.
Bab 7 | 64
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Perencanaan intensitas curah hujan, atau off site digunakan daur ulang 2
(dua) tahun dan untuk on site digunakan daur ulang 5 (lima) tahun.
Pola Jaringan
Bab 7 | 65
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
2. Rehabilitasi saluran
Bab 7 | 66
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
7. Penyiapan Kelembagaan :
Peningkatan SDM.
Kejelasan wewenang dan tanggung jawab.
Pemantapan organisasi.
8. Pembiayaan :
9. Strategi promosi/kampanye :
Air Limbah merupakan salah satu produk dari pada aktivitas kehidupan
manusia sehari-hari yang dihasilkan dari air limbah rumah tangga, kegiatan
jasa dan indurtri yang terdiri dari air limbah kamar mandi/wc, cucian dan
Bab 7 | 67
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
dapur. Air limbah yang tidak dikelola secara baik akan memberikan dampak
bagi kesehatan manusia.
Hingga 2012, Kota Wini belum memiliki Instalasi Pengolah Lumpur Tinja dan
mobil sedot tinja. Pengurasan terhadap septiktank yang telah penuh
dilakukan dengan manual dan dibuang ke badan air atau pekarangan.
C. Permasalahan Limbah
D. Analisis Limbah
Bab 7 | 68
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Melihat pada jenis kegiatan, maka secara garis besar air buanggan/limbah
kegiatan permukiman dan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan industria,
Bab 7 | 69
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
limbah yang dihasilkan oleh kegiatan perumahan dapat berupa limbah padat
dan cair. Limbah cair lingkungan permukiman merupakan air buangan dari
kegiatan rumah tangga sedangkan limbah padat merupakan produk
buangan/limbah manusia.
1. Air kotor dari kamar mandi, dapur, dan cucian dapat dibuang ke saluran
drainase terdekat setelah melalui bak pengendap/alat penyaring pada
masing-masing rumah. Bak pengendap/alat penyaring ini diperlukan agar
bahan-bahan padat kotoran (sisa-sisa makanan, pasir, dan lain-lain)
yang terbawa air kotor bisa tertahan di bak pengendap tersebut.
2. Air kotor dari WC/kakus: air kotor ini disalurkan ke tangki septik,
kemudian dialirkan ke sumur peresapan atau ke jaringan saluran air
kotor (riool).
2. Rehabilitasi saluran
Bab 7 | 70
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
7. Penyiapan Kelembagaan :
Peningkatan SDM.
Kejelasan wewenang dan tanggung jawab.
Pemantapan organisasi.
8. Pembiayaan :
9. Strategi promosi/kampanye :
Bab 7 | 71
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Tabel VII.29.
Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum di Kabupaten TTU
Tahun 2006 – 2009
Tahun
No. Sumber Air Bersih
2006 2007 2008 2009
1. Leding (PDAM) 15,90 17,15 15,64 18,68
2. Sumur Terlindung/Pompa 32,11 36,33 33,92 31,00
3. Sumur Tak Terlindung 9,59 6,09 5,85 8,30
4. Mata Air Tak Terlindung 8,17 14,36 5,35 7,07
5. Mata Air Terlindung 20,55 14,68 29,03 26,52
6. Sungai 13,52 9,44 9,69 7,63
7. Hujan 0,16 0,33 0,35 -
8. Air Dalam Kemasan - - 0,48
9. Lainnya - 1,63 0,17 0,32
Sumber Data : TTU Dalam Angka 2007 – 2010
Bab 7 | 72
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Kondisi rumah tangga yang mampu dilayani oleh PDAM tahun 2009 hanya
18,68% dari keseluruhan rumah tangga, dimana sebagian besar merupakan
rumah tangga di Kota Wini.
Sumber air Baku untuk melayani Kota Wini diambil dari Gunung Mutis yang
berjarak 10 Kilometer dari kota. Mata air gunung Mutis yang memiliki debit
sebesar 100 liter per detik melayani wilayah lain selain kota Wini. Secara
kuantitas dan kontinuitas belum dapat memenuhi kebutuhan Kota. Jaringan
distribusi baru meliputi sekitar 20% wilayah kota.
Bab 7 | 73
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Secara umum, permasalahan dibidang air bersih Kota Wini antara lain :
2. Kapasitas dan kontinuitas debit sumber air baku relative kurang dan
terjadi penurunan debit.
Bab 7 | 74
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Timor Tengah Utara
Bab 7 | 75
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Visi:
Misi:
Bab 8 |1
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Visi:
Misi:
Tujuan :
Bab 8 |2
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Strategi:
Tujuan penataan ruang Kabupaten TTU sesuai dengan kebijakan di dalam RTRW
Kabupaten TTU tahun 2008-2028 adalah:
Bab 8 |3
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Visi:
1. Pusat Pemerintahan
3. Pusat Pendidikan
4. Pusat Perhubungan
7. Pusat Pariwisata
Bab 8 |4
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel VIII.1.
Kebijakan, Strategi dan Program
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
sesuai RDTR Kota Kefamenanu Tahun 2008-2028
Bab 8 |5
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 8 |6
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
7. Terminal Kota
a. Studi kelayakan lokasi terminal
regional/pembuatan masterplan
terminal regional
b. Studi kelayakan lokasi termina Kota
c. Rencana teknis dan konstruksi
terminal
d. Penetapan lokasi, pembebasan dan
pematangan tanah
e. Pembangunan sarana dan prasarana
utama terminal
9. Perdagangan
a. Pengembangan sarana perdagangan
Pengarahan dan pengaturan lokasi
pusat perdagangan dan jasa
(pengelompokan kegiatan-kegiatan
perdagangan dan jasa di kawasan
pusat perdagangan dan jasa)
Pembangunan dan pengembangan
kawasan pusat perdagangan
Pemeliharaan dan penyempurnaan
b. Pembangunan sarana perdagangan
baru
Rencana teknis dan konstruksi
Bab 8 |7
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
10. Perumahan
a. Pengembangan kawasan perumahan
lama:
Identifikasi lokasi obyek penataan
dan perbaikan lingkungan
perumahan
Penataan dan perbaikan
lingkungan perumahan
Pemindahan rumah-rumah dari
tempat yang tidak semestinya
(daerah rawan erosi, jalur hijau,
konservasi sungai, konservasi air,
dsb)
Pengarahan, pengaturan dan
penataan kepadatan dan tinggi
bangunan
b. Pengembangan perumahan baru:
Penyiapan permukiman dinas
untuk Bupati, Wakil Bupati, Sekda,
dan Asisten
Penetapan pengarahan dan
pengaturan peruntukan lahan
kawasan perumahan yang baru
Pembatasan pengembangan
perumahan baru pada kawasan
peruntukan non perumahan
Pengembangan lingkungan
perumahan yang sudah terbentuk
tetapi relatif masih kosong
Pembangunan perumahan baru
melalui pembangunan mandiri dan
pelibaran pengembang
Pembangunan perumahan dinas
untuk instansi pemerintah daerah,
instansi vertikal
11. Pemerintahan
Pemerintahan Skala Kabupaten:
a. Penataan kawasan pemerintahan
lama
b. Penetapan, pengarahan dan
pengaturan blok penggunaan lahan di
kawasan pemerintahan
c. Pembebasan tanah dan pematangan
tanah
d. Pembangunan fisik utama dan sarana
prasarana pelengkap
Bab 8 |8
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Dari tujuan utama tersebut di atas, dikelompokkan menjadi 2 (dua) tujuan dan
masing-masing tujuan memiliki kebijakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan,
seperti terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel VIII.2.
Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur
Perkotaan Kabupaten Timor Tengah Utara
NO TUJUAN KEBIJAKAN
Bab 8 |9
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 8 | 10
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel VIII.3.
Matrik Analisis SWOT Pembangunan Kabupaten TTU Bidang Permukiman
Bab 8 | 11
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 8 | 12
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel VIII.4.
Matrik Analisis SWOT Pembangunan Perkotaan TTU Bidang Infrastruktur
Kekuatan /Strengths (S) Kelemahan/Weaknesses (W)
1. Dilalui jalan dibawah 1. Drainase lingkungan belum
wewenang Negara, jalan ada. Drainase terdapat dijalan
INTERNAL provinsi jalan kabupaten protokol.
2. Damija jalan lingkungan 2. Cakupan pelayanan
cukup lebar, dapat dilalui persampahan baru 10%
mobil. dengan TPA open dumping.
3. Terdapat jaringan perpipaan 3. Cakupan pelayanan air
PDAM dengan air baku dari limbah / sanitasi 20% berupa
Gunung Mutis Kabupaten tangki septik. Sisanya berupa
TTS, namun dimensi pipa cubluk.
relative kecil. 4. Belum terdapatnya Rencana
4. Terdapat potensi air baku dari Induk Sistem /Masterplan
sungai, sumur dan embung. Sektoral Infrastruktur
5. Masyarakat mempunyai 5. Terdapat 5 kawasan yang
budaya untuk tidak terisolir akibat belum
membuang sampah di tersedianya jalan dan
sungai. jembatan.
6. Sudah tersedian jaringan 6. Jalan lingkungan baru
jalan lingkungan scr terlayani 50%, dengan kondisi
sederhana perkerasan 90% jalan tanah.
EKSTERNAL 7. Cakupan pelayanan air
minum perpipaan baru 20%.
8. Masih terbatasnya pelayanan
transportasi umum
9. Peran serta masyarakat
belum optimal untuk
berpartisipasi dalam
pembangunan permukiman
dan infrastruktur perkotaan
Bab 8 | 13
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 8 | 14
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 8 | 15
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 8 | 16
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
2. Air Limbah/Jamban
a. Strategi penyusunan rencana induk sanitasi;
b. Strategi pengelolaan air limbah sistem offsite skala kota untuk
permukiman padat, kumuh dan industri rumah tangga;
c. Strategi peningkatan pemanfaatan, operasi dan pemeliharaan prasarana
dan sarana sanitasi yang telah dibangun;
d. Strategi pemantapan kelembagaan pengelolaan air limbah;
e. Strategi pengelolaan air limbah domestik skala komunal;
f. Strategi penyuluhan pentingnya sanitasi kepada masyarakat
g. Strategi peningkatan peran serta masyarakat dan swasta dalam
pengelolaan sanitasi;
h. Strategi penyediaan septic tank komunal pada kawasan permukiman
padat;
i. Strategi pelaksanaan standarisasi septic tank.
j. Strategi peningkatan cakupan kepemilikan jamban keluarga yang
dilengkapi dengan septiktank;
k. Strategi peningkatan cakupan pelayanan septiktank komunal di wilayah
permukiman padat dan kumuh;
l. Strategi pendanaan melalui keikutsertaan masyarakat dan swasta
melalui KPS;
m. Strategi pembentukan dan peningkatan kelembagaan pengelola sistem
off-site yang efektif.
Bab 8 | 17
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
3. Persampahan
a. Strategi penyusunan rencana induk manajemen persampahan;
b. Strategi peningkatan cakupan pelayanan persampahan;
c. Strategi penyediaan prasarana dan sarana persampahan;
d. Strategi penanganan sampah 3R melalui partisipasi masyarakat;
e. Strategi peningkatan fungsi kelembagaan pengelolaan persampahan;
f. Strategi pengembangan perencanaan pengelolaan persampahan;
g. Strategi kerjasama antar daerah;
h. Strategi pendanaan melalui keikutsertaa swasta melalui KPS;
i. Strategi kelembagaan yang dapat mengelola prasarana permukiman dan
infrastruktur perkotaan yang efektif.
Strategi Pengembangan Infrastruktur Persampahan di Kawasan Prioritas,
antara lain:
4. Jalan Lingkungan
a. Strategi penyusunan database jalan lingkungan di permukiman;
b. Strategi penyusunan standarisasi jalan lingkungan;
c. Strategi penanganan jalan lingkungan yang rusak;
d. Strategi untuk memenuhi kebutuhan jalan lingkungan baru;
e. Strategi penanganan pemeliharaan jalan lingkungan;
f. Strategi peningkatan jalan lingkungan;
g. Strategi untuk memenuhi kebutuhan jembatan dan bangunan pelengkap
jalan;
h. Strategi penanganan jalan lingkungan di sekitar saluran;
i. Strategi pelaksanaan revitalisasi jalan lingkungan dengan pengaturan
GSB/GSJ.
j. Strategi pelaksanaan standardisasi jalan lingkungan ;
k. Strategi peningkatan keikutsertaan masyarakat untuk ikut memelihara;
Bab 8 | 18
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
5. Drainase
a. Strategi penyusunan standarisasi saluran drainase;
b. Strategi penyusunan data base saluran drainase;
c. Strategi penyusunan Rencana Induk Drainase;
d. Strategi pengembangan dan pengelolaan sungai sebagai saluran primer;
e. Strategi pembuatan saluran drainase;
f. Strategi pemeliharaan dan pembersihan rutin saluran drainase;
g. Strategi penanganan genangan di lingkungan permukiman;
h. Strategi penanganan bangunan di atas saluran drainase;
i. Strategi penagnaan sampah pada saluran drainase;
j. Strategi penanganan pembuangan limbah industri pada saluran drainase;
k. Strategi penanggulangan sedimentasi saluran drainase/normalisasi saluran
drainase.
l. Strategi pembangunan saluran drainase baru;
m. Strategi peningkatan keikutsertaan masyarakat dalam perencanaan,
pengelolaan dan pemeliharaan drainase ;
n. Strategi pembentukan kelembagaan oleh pemerintah daerah dan
masyarakat yang efektif.
Bab 8 | 19
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel VIII.5.
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Skala Kabupaten TTU
NO TUJUAN KEBIJAKAN
1. Mewujudkan permukiman Penyediaan perumahan yang layak huni sesuai dengan
perkotaan Kabupaten penataan ruang kota secara proporsional
TTU yang terpadu dan Peningkatan kualitas permukiman yang cenderung
mandiri kumuh dan padat
Pengembangan kawasan permukiman tradisional
sebagai daya tarik Kabupaten TTU
Peningkatan kemampuan masyarakat akan kepemilikan
rumah layak huni
Penyediaan ruang publik kota sebagai bagian dari
kebutuhan masyarakat
Peningkatan kualitas pelayanan kota kefamanenanu
sebagai kota transit di perbatasan RI-RDTL
2. Mewujudkan pelayanaan Penyediaan jalan dan jembatan untuk membuka akses
infrastruktur perkotaan pada kawasan terisolir
Kab. TTU yang Peningkatan pelayanan air bersih ke seluruh perkotaan
terintegrasi dan Kab. TTU
berkualitas Penyediaan sanitasi lingkungan yang berkualitas
Sumber : Analisis Tim, 2012
Bab 8 | 20
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Berdasarkan hasil kajian terhadap kebijakan tara ruang (RTRW Kabupaten TTU)
dan perhitungan skoring terhadap posisi strategis, ketersediaan prasarana dan
sarana permukiman, jumlah penduduk dan aktivitas yang berkembang. Maka
kawasan prioritas skala Kabupaten TTU adalah:
Meliputi:
Bab 8 | 21
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 8 | 22
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 8 | 23
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
• Menata taman kota sebagai ruang terbuka publik kota yang rekreatif dan
nyaman;
Bab 8 | 24
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 8 | 25
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Meliputi: Desa Taekas, Kelurahan Oesena, Desa Oenenu, Desa Oenenu Utara
dan Desa Oenenu Selatan . Strategi pembangunan permukiman dan
infrastruktur perkotaan skala kawasan, antara lain:
• Penyediaan aksesibilitas;
Bab 8 | 26
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 8 | 27
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel VIII.6.
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Skala Perkotaan Kabupaten Timor Tengah Utara
TUJUAN KEBIJAKAN STRATEGI
1. Mewujudkan permukiman 1. Penyediaan perumahan yang layak huni sesuai dengan penataan 1. Penyediaan data base dan sistem informasi permukiman
perkotaan Kabupaten ruang kota secara proporsional 2. Penyediaan Dokumen identifikasi dan Rencana Penataan Permukiman Perkotaan
TTU yang terpadu dan 3. Penerbitan regulasi mengenai permukiman di perkotaan TTU
mandiri 4. Pembangunan kawasan permukiman baru (New development)
5. Penanganan rumah tidak layak huni
6. Penanggulangan terhadap kawasan permukiman yang rawan bencana (banjir, kekeringan, longsor dan kebakaran)
2. Peningkatan kualitas permukiman yang cenderung kumuh dan 1. Penanganan terhadap permukiman padat dan kumuh
padat 2. Penyiapan lingkungan perumahan yang bersih dan sehat terhindar dari penyakit akibat sanitasi buruk
3. Pengembangan kawasan permukiman tradisional sebagai daya 1. Penanganan rumah-rumah adat/ tradisional
tarik kota kefamenanu
4. Peningkatan kemampuan masyarakat akan kepemilikan rumah 1. Penanganan dan penyediaan permukiman bagi masyarakat berpenghasilan rendah
layak huni
5. Penyediaan ruang publik kota sebagai bagian dari kebutuhan 1. Penyediaan prasarana sarana permukiman yang mendukung perkembangan sosial budaya masyarakat
masyarakat
6. Peningkatan kualitas pelayanan kota Kefamanenanu sebagai kota 1. Peningkatan aksesibilitas dan kedekatan kota sebagai bagian dari pengembangan wilayah perkotaan Kabupaten TTU
transit di perbatasan RI-RDTL 2. Pembinaan Teknis Bangunan Gedung Negara
2. Mewujudkan pelayanaan 1. Penyediaan jalan dan jembatan untuk membuka akses pada 1. Penyusunan studi terkait transportasi
infrastruktur perkotaan kawasan terisolir 2. Penyediaan regulasi jaringan jalan dan sistem stransportasi
Kabupaten TTU yang 3. Penyusunan sistem informasi dan database jalan
terintegrasi dan 4. Pembangunan Jalan Lingkungan dan jalan Akses
berkualitas 5. Pembangunan jembatan dan bangunan pelengkap jalan
2. Peningkatan pelayanan air bersih ke seluruh Kota Kefamenanu 1. Penyediaan Studi terkait pengembangan SPAM
2. Peningkatan debit dan suplai air baku
3. Pengembangan cakupan dan tingkat pelayanan air minum
4. Pengurangan angka kehilangan air
5. Pengembangan SPAM IKK
6. Pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan SPAM dengan PAMSIMAS
7. Peningkatan akses air minum untuk masyarakat yang inovatif dan hemat energi
8. Peningkatan akses air minum untuk masyarakat berpenghasilan rendah
9. Penanganan air minum pada daerah bencana kekeringan dan rawan air
3. Penyediaan sanitasi lingkungan yang berkualitas 1. Penyediaan Studi terkait Sanitasi
2. Peningkatan Cakupan pelayanan sanitasi / air limbah
3. Penyediaan prasarana dan sarana sanitasi / air limbah
4. Pengelolaan air limbah sistem off site
5. Pemantapan kelembagaan pengelolaan air limbah
6. Penyediaan regulasi tentang pengolahan limbah cair domestik dan non domestik
7. Pelibatan Masyarakat dalam pengembangan pelayanan sanitasi
8. Penyusunan Studi terkait drainase
9. Penyediaan regulasi tentang drainase
10. Penyediaan embung sebagai retarding basin air hujan
11. Penataan saluran drainase
12. Penyediaan sumur resapan
13. Penyediaan Studi terkait pengelolaan sampah
14. Peningkatan cakupan pelayanan persampahan
15. Penyediaan regulasi pengelolaan sampah
16. Peningkatan pengelolaan persampahan melalui program 3R
Sumber : Analisis Tim, 2012
Bab 8 | 28
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Gambar 8.1.
Peta Strategi Skala Perkotaan Kefamenanu
Bab 8 | 29
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel VIII.7.
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Skala Kawasan Prioritas KM 6 – KM 9
2. Mewujudkan pelayanaan 1. Penyediaan jalan dan jembatan untuk membuka akses pada 1. Pembangunan Jalan Lingkungan dan jalan Akses
infrastruktur perkotaan kawasan terisolir 2. Pembangunan jembatan dan bangunan pelengkap jalan (Maubeli – Tubuhue, Benpasi- RT 20,21,22)
kefamenanu yang
terintegrasi dan 2. Peningkatan pelayanan air bersih ke seluruh Kota Kefamenanu 1. Pengembangan cakupan dan tingkat pelayanan air minum
berkualitas 2. Pengembangan SPAM IKK
3. Pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan SPAM dengan PAMSIMAS
4. Peningkatan akses air minum untuk masyarakat yang inovatif dan hemat energi
5. Peningkatan akses air minum untuk masyarakat berpenghasilan rendah
6. Penanganan air minum pada daerah bencana kekeringan dan rawan air
3. Penyediaan sanitasi lingkungan yang berkualitas 1. Peningkatan Cakupan pelayanan sanitasi / air limbah
2. Penyediaan prasarana dan sarana sanitasi / air limbah
3. Pengelolaan air limbah sistem off site
4. Pelibatan Masyarakat dalam pengembangan pelayanan sanitasi
5. Penyediaan embung sebagai retarding basin air hujan
6. Penataan saluran drainase
7. Penyediaan sumur resapan
8. Peningkatan cakupan pelayanan persampahan
9. Peningkatan pengelolaan persampahan melalui program 3R
Bab 8 | 30
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Gambar 8.2.
Peta Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Skala Kawasan Prioritas KM 6 – KM 9
Bab 8 | 31
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel VIII.8.
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Skala Kawasan Prioritas Kota Lama
2. Mewujudkan pelayanaan 1. Penyediaan jalan dan jembatan untuk membuka akses pada 1. Pembangunan Jalan Lingkungan dan jalan Akses
infrastruktur perkotaan kawasan terisolir 2. Pembangunan jembatan dan bangunan pelengkap jalan (Aplasi-RT 12)
kefamenanu yang
terintegrasi dan 2. Peningkatan pelayanan air bersih ke seluruh Kota Kefamenanu 1. Pengembangan cakupan dan tingkat pelayanan air minum
berkualitas 2. Pengembangan SPAM IKK
3. Pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan SPAM dengan PAMSIMAS
4. Peningkatan akses air minum untuk masyarakat yang inovatif dan hemat energi
5. Peningkatan akses air minum untuk masyarakat berpenghasilan rendah
6. Penanganan air minum pada daerah bencana kekeringan dan rawan air
3. Penyediaan sanitasi lingkungan yang berkualitas 1. Peningkatan Cakupan pelayanan sanitasi / air limbah
2. Penyediaan prasarana dan sarana sanitasi / air limbah
3. Pengelolaan air limbah sistem off site
4. Pelibatan Masyarakat dalam pengembangan pelayanan sanitasi
5. Penyediaan embung sebagai retarding basin air hujan
6. Penataan saluran drainase
7. Penyediaan sumur resapan
8. Peningkatan cakupan pelayanan persampahan
9. Peningkatan pengelolaan persampahan melalui program 3R
Bab 8 | 32
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Gambar 8.3.
Peta Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Skala Kawasan Prioritas Kota Lama
Bab 8 | 33
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel VIII.9.
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Skala Kawasan Prioritas Bansone
2. Mewujudkan pelayanaan 1. Penyediaan jalan dan jembatan untuk membuka akses pada 1. Pembangunan Jalan Lingkungan dan jalan Akses
infrastruktur perkotaan kawasan terisolir 2. Pembangunan jembatan dan bangunan pelengkap jalan (Bansone, Benpasi)
kefamenanu yang
terintegrasi dan 2. Peningkatan pelayanan air bersih ke seluruh Kota Kefamenanu 1. Pengembangan cakupan dan tingkat pelayanan air minum
berkualitas 2. Pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan SPAM dengan PAMSIMAS
3. Peningkatan akses air minum untuk masyarakat yang inovatif dan hemat energi
4. Peningkatan akses air minum untuk masyarakat berpenghasilan rendah
5. Penanganan air minum pada daerah bencana kekeringan dan rawan air
3. Penyediaan sanitasi lingkungan yang berkualitas 1. Peningkatan Cakupan pelayanan sanitasi / air limbah
2. Penyediaan prasarana dan sarana sanitasi / air limbah
3. Pengelolaan air limbah sistem off site
4. Pelibatan Masyarakat dalam pengembangan pelayanan sanitasi
5. Penyediaan embung sebagai retarding basin air hujan
6. Penataan saluran drainase
7. Penyediaan sumur resapan
8. Peningkatan cakupan pelayanan persampahan
9. Peningkatan pengelolaan persampahan melalui program 3R
Bab 8 | 34
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Gambar 8.4.
Peta Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Skala Kawasan Prioritas Bansone
Bab 8 | 35
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel VIII.10.
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Skala Kawasan Prioritas Taekas
2. Mewujudkan pelayanaan 1. Penyediaan jalan dan jembatan untuk membuka akses pada 1. Pembangunan Jalan Lingkungan dan jalan Akses
infrastruktur perkotaan kawasan terisolir 2. Pembangunan jembatan dan bangunan pelengkap jalan
kefamenanu yang
terintegrasi dan 2. Peningkatan pelayanan air bersih ke seluruh Kota Kefamenanu 1. Pengembangan cakupan dan tingkat pelayanan air minum
berkualitas 2. Pengembangan SPAM IKK
3. Pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan SPAM dengan PAMSIMAS
4. Peningkatan akses air minum untuk masyarakat yang inovatif dan hemat energi
5. Peningkatan akses air minum untuk masyarakat berpenghasilan rendah
6. Penanganan air minum pada daerah bencana kekeringan dan rawan air
3. Penyediaan sanitasi lingkungan yang berkualitas 1. Peningkatan Cakupan pelayanan sanitasi / air limbah
2. Penyediaan prasarana dan sarana sanitasi / air limbah
3. Pengelolaan air limbah sistem off site
4. Pelibatan Masyarakat dalam pengembangan pelayanan sanitasi
5. Penyediaan embung sebagai retarding basin air hujan
6. Penataan saluran drainase
7. Penyediaan sumur resapan
8. Peningkatan cakupan pelayanan persampahan
9. Peningkatan pengelolaan persampahan melalui program 3R
Bab 8 | 36
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Gambar 8.5.
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Skala Kawasan Prioritas Taekas
Bab 8 | 37
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 9 |1
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
- Sistem utama (IPAL, pipa induk (trunk sewer) dapat dibiayai melalui
APBN/PLN & Hibah
Bab 9 |2
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 9 |3
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
- Sistem drainase primer dan sistem polder dapat dibiayai melalui APBN
Saat ini telah banyak Donor dan Lender Luar Negeri yang akan diberikan
bantuan untuk pembangunan Kepada Pemerintah Daerah melalui Pemerintah
Pusat. Dasar hukum sumber pendanaan melalui sumber dana Non-APBN
dapat diperoleh dari hibah luar negeri, pinjaman luar negeri, Kerja Sama
Pemerintah – Swasta, dan dari Perbankan Dalam Negeri dapat dilhat pada
Gambar 8.1. berikut.
Bab 9 |4
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
1. PP No. 10/2011
Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar
Negeri dan Penerimaan Hibah
2. PP No. 38/2007
Pembagian urusan Pemerintah antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,
Kabupaten/Kota
1. Perpres No. 67/2005
Kerjasama Pemerintah dengan
Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur
2. Perpres No. 13/2010
Perubahan atas Perpres No. 67/2005
Gambar 9.1. Dasar Hukum Pembiayaan Infrastruktur Sumber Dana Non APBN
I. Kondisi Kelembagaan
1. Umum
Bab 9 |5
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
1. Tugas Pokok
2. Fungsi
Bab 9 |6
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
3. Susunan Organisasi
a. Kepala Dinas.
b. Sekretaris, membawahi :
Bab 9 |7
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
g. UPTD.
Bab 9 |8
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Gambar 9.1.
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan
Kabupaten Timor Tengah Utara
KEPALA DINAS
KELOMPOK SEKRETARIS
JABATAN FUNGSIONAL
UPTD
Bab 9 |9
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
1. Tugas Pokok
Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam
melaksanakan urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum berdasarkan asas
otonomi dan tugas pembantuan.
2. Fungsi
Dinas Pekerjaan Umum mempunyai fungsi:
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat, membawahi:
Bab 9 | 10
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
g. UPTD.
Bab 9 | 11
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Gambar 9.2.
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Timor Tengah Utara
KEPALA DINAS
SEKSI SEKSI
SURVEY, PEMETAAN SURVEY, PEMETAAN SEKSI
DAN PERENCANAAN PEMBINAAN JASA
DAN PERENCANAAN
KONSTRUKSI
SEKSI SEKSI
PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAN SEKSI
SUNGAI, PANTAI DAN PENINGKATAN JALAN PENGAWASAN DAN
SUMBER DAYA AIR DAN JEMBATAN LABORATORIUM
LAINNYA
SEKSI
SEKSI
PENGEMBANGAN
PEMELIHARAAN SEKSI
DAN KONSEVASI
JALAN DAN PERALATAN DAN
SUMBER DAYA AIR
JEMBATAN PERBENGKELAN
UPTD
Bab 9 | 12
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
1. Tugas Pokok
2. Fungsi
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
3. Susunan Organisasi
1) Kepala Badan.
2) Sekretariat, membawahi :
Bab 9 | 13
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 9 | 14
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Gambar 9.3.
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Timor Tengah Utara
KEPALA BADAN
SEKRETARIS
SUB BIDANG SUB BIDANG SOSIAL, SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG
SUB BIDANG
PEMERINTAHAN, PENDIDIKAN, PERINDAGKOP, PERTANIAN, LINGKUNGAN HIDUP DAN INFRASTRUKTUR PENELITIAN DAN
HUKUM DAN KESEHATAN, UMKM DAN NAKERTRANS SUMBER DAYA ALAM FISIK WILAYAH STATISTIK PENGEMBANGAN
HAM BUDAYA DAN AGAMA PARIWISATA DAN INVESTASI
Bab 9 | 15
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
1. Tugas Pokok
2. Fungsi
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
3. Susunan Organisasi
a. Kepala Badan.
b. Sekretariat, membawahi :
Bab 9 | 16
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 9 | 17
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Gambar 9.4.
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah
Kabupaten Timor Tengah Utara
KEPALA BADAN
SEKRETARIS
SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG PENGKAJIAN
TEKNIS DAN PENGENDALIA PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN PENGAWASAN PERIZINAN DAN PENGEMBANGAN KONSERVASI
KEANEKARAGAMAN
PEMBINAAN N DAMPAK PENGELOLAAN PENCEMARAN HUKUM KAPASITAS SDM DAN
HAYATI
AMDAL LINGKUNGAN LIMBAH DAN KERUSAKAN KELEMBAGAAN
LINGKUNGAN
Bab 9 | 18
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tugas Pokok, Fungsi, Susunan Organisasi dan Struktur Organisasi Sekretariat Daerah adalah
sebagai berikut:
1. Tugas Pokok
b. Sekretariat Daerah dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati.
2. Fungsi
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
3. Susunan Organisasi
Susunan Organisasi Setda terdiri dari 3 (tiga) Asisten, 9 (sembilan) Bagian dan 27 (dua
puluh tujuh) Sub Bagian, serta dibantu oleh Kelompok Jabatan Fungsional.
a. Sekretaris Daerah.
Bab 9 | 19
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 9 | 20
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tanggung jawab yang diemban Asisten-asisten, Bagian-bagian, Sub Bagian-sub bagian adalah:
4. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah.
Bab 9 | 21
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Gambar 9.5.
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah
Kabupaten Timor Tengah Utara
SEKRETARIS DAERAH
PEMBANGUNAN
SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN
PERANGKAT PENGUMPUL SUB BAGIAN PEREKONOMIAN AGAMA DAN SUB BAGIAN KELEMBAGAAN SUB BAGIAN
PERATURAN
DAERAH DATA DAN PERUU-AN DAN PROGRAM DAN PRODUKSI KESEJAHTERAAN TATA USAHA DAN KINERJA
DAN KERJASAMA PENYARINGAN DOKUMENTASI DAERAH RAKYAT APARATUR ANGGARAN
INFORMASI
Bab 9 | 22
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Identifikasi dan analisis terhadap konsekuensi dan dampak yang mungkin muncul
sebagai akibat dilaksanakannya strategi pembangunan permukiman dan
infrastruktur perkotaan perlu dilakukan. Dengan mengetahui konsekuensi dan
dampak penerapan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur, maka
perubahan yang terjadi dapat diantisipasi. Analisis konsekuensi dan dampak
penerapan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
dilakukan pada berbagai aspek sesuai dengan karakteristik wilayahnya, baik
meliputi aspek fisik, aspek social, aspek ekonomi dan aspek budaya.
Bab 9 | 23
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 9 | 24
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel VIII.1. Matriks Analisis Korelasi Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Dalam Skema Manajemen Pembangunan Perkotaan
1,3 Penerbitan regulasi mengenai permukiman di Perumahan Legal 1.3.1 Penerbitan Perda RDTR, Zoning Regulation, Bangunan Gedung, IMB Renstra PU Ditjen Tata Ruang, Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penataan - Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
kota Kefamenanu Bangunan dan Lingkungan PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
1,4 Penanganan terhadap permukiman padat dan Penataan Fisik 1.4.1 Penyusunan RTBL lingkungan kumuh Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penataan Bangunan dan RPIJM Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
kumuh Bangunan dan Lingkungan PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Lingkungan 1.4.2 Penyediaan dan perbaikan prasarana dan sarana dasar permukiman Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penataan Bangunan dan RPIJM Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Lingkungan PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
1.4.3 Penyediaan dan perbaikan prasarana dan sarana penunjang kegiatan sosial ekonomi Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penataan Bangunan dan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Lingkungan PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
1,5 Penanganan dan penyediaan permukiman Perumahan Fisik 1.5.1 Pembangunan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Pengembangan Permukiman RPIJM Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
bagi masyarakat berpenghasilan rendah PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
1.5.2 Stimulan perbaikan rumah Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Pengembangan Permukiman RPIJM Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
1.5.3 Resettlement ex pengungsi Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Pengembangan Permukiman Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Badan Pengelola Perbatasan, Swasta, Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Masyarakat
1,6 Penanggulangan terhadap kawasan Perumahan Fisik 1.6.1 Penyediaan dinding penahan tanah pada daerah rawan longsor tepi jalan, tepi sungai Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Pengembangan Permukiman, RPIJM Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
permukiman yang rawan bencana (banjir, dan perbukitan. Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN) PPRK Kabupaten, Badan Penanggulangan Bencana Nasional/Daerah, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat
kekeringan, longsor dan kebakaran) Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Fisik 1.6.2 Penyediaan sistem pemadam kebakaran kota Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penataan Bangunan dan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Lingkungan PPRK Kabupaten, Badan Penanggulangan Bencana Nasional/Daerah, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Fisik 1.6.3 Penyediaan reservoir dan hidran Umum pada daerah bencana untuk menampung air Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Pengembangan Permukiman, RPIJM Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
dropping dari tangki Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN) PPRK Kabupaten, Badan Penanggulangan Bencana Nasional/Daerah, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Fisik 1.6.4 Penyediaan sistem air bersih pada daerah rawan kekeringan Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Pengembangan Permukiman, RPIJM Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN) PPRK Kabupaten, Badan Penanggulangan Bencana Nasional/Daerah, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Kabupaten, Swasta, Masyarakat
1,7 Penyiapan lingkungan perumahan yang Perumahan Fisik 1.7.1 Peningkatan Kualitas Permukiman Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan RPIJM Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
bersih dan sehat terhindar dari penyakit Permukiman PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
akibat sanitasi buruk
1,8 Pembangunan kawasan permukiman baru Perumahan Fisik 1.8.1 Penyiapan kasiba lisiba dan pengembangan kawasan perumahan baru Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Pengembangan Permukiman, RPIJM Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
(New development) Kementrian Perumahan Rakyat PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
1.8.2 Pembangunan kawasan permukiman baru (New development) Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Pengembangan Permukiman, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Kementrian Perumahan Rakyat PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
1.8.2 Penyediaan prasarana dan sarana permukiman Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Pengembangan Permukiman, RPIJM Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Kementrian Perumahan Rakyat PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
1,9 Penanganan rumah-rumah adat/ tradisional Penantaan Fisik 1.9.1 Penataan Bangunan dan Lingkungan kawasan dengan rumah adat / tradisional Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penataan Bangunan dan RPIJM Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Bangunan dan Lingkungan PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Lingkungan
1,10 Penanganan rumah tidak layak huni Perumahan Fisik 1.10.1 Stimulan perbaikan rumah Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Pengembangan Permukiman RPIJM Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Fisik 1.10.2 Penyediaan rumah layak huni Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Pengembangan Permukiman Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Sosial 1.10.3 Sosialisasi rumah sehat Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Pengembangan Permukiman Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
1,11 Penyediaan prasarana sarana permukiman Penataan Fisik 1.11.1 Penyediaan Work shop Gedung seni untuk kegiatan adat dan budaya Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penataan Bangunan dan Kemenpera, Kemetrian Industri dan Perdagangan, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
yang mendukung perkembangan sosial bangunan dan Lingkungan Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Dinas Kabupaten, Swasta, Masyarakat
budaya masyarakat lingkungan Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Swasta, Masyarakat
Fisik 1.11.2 Penyediaan dan perbaikan prasarana dan sarana permukiman yang mendukung Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penataan Bangunan dan RPIJM Kemenpera, Kemetrian Industri dan Perdagangan, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
perkembangan kegiatan sosial ekonomi Lingkungan Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Dinas Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Swasta, Masyarakat
Fisik 1.7.3 Penataan Bangunan dan Lingkungan (dikawasan KM. 9, pasar lama, Terminal, Pasar Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penataan Bangunan dan RPIJM Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Baru) Lingkungan PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Fisik 1.11.3 Penyediaan RTH dan taman kota Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penataan Bangunan dan Kemenpera, Kementrian Lingkungan Hidup, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Lingkungan Dinas PU Kabupaten, Dinas LH, Dinas PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Swasta, Masyarakat
1,12 Pembinaan Teknis Bangunan Gedung Negara Penataan Perencanaan 1.12.1 Identifikasi asset dan kebutuhan Bangunan Gedung Negara Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penataan Bangunan dan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Bangunan dan Lingkungan PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Lingkungan Fisik 1.12.2 Pembangunan dan rehabilitasi Bangunan Gedung Negara Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penataan Bangunan dan RPIJM Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Lingkungan PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
1,13 Peningkatan aksesibilitas dan kedekatan kota Jalan dan Perencanaan 1.13.1 Penyusunan studi tataran transportasi lokal (tatralok) Renstra PU Ditjen Tata Ruang, Kementrian Perhubungan Kemenpera, Kementrian Perhubungan, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
sebagai bagian dari pengembangan wilayah jembatan Dinas Perhubungan, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Kota Kefamenanu Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Fisik 1.13.2 Pembangunan jalan akses antar lingkungan permukiman Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Pengembangan Permukiman, RPIJM Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Sub Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan, Ditjen Bina Marga PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Fisik 1.13.3 Pembangunan jembatan untuk membuka daerah terisolir dan pemerataan Renstra PU Ditjen Bina Marga, Ditjen Cipta Karya Sub Bidang RPIJM Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
pembangunan. Pengembangan Permukiman. PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Bab 9 | 25
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Permukiman Fisik 1.14.1 Pengembangan PS Kawasan Perbatasan, Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Pengembangan Permukiman, RPIJM Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Badan Penglola Perbatasan, APBN, APBD Provinsi, APBD 7 Tahun Pertama
sub Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Masyarakat
Permukiman Fisik 1.14.1 Pengembangan PS Kawasan Agropolitan Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Pengembangan Permukiman RPIJM Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 8 Tahun Pertama
PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Permukiman Fisik 1.14.1 Penyediaan PS Penanganan Bencana Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Pengembangan Permukiman RPIJM Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 9 Tahun Pertama
PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Permukiman Fisik 1.14.1 Penyediaan PS permukiman terpencil Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Pengembangan Permukiman RPIJM Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 10 Tahun Pertama
PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Permukiman Fisik 1.14.1 Pembangunan PS Kumuh dan Nelayan Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Pengembangan Permukiman RPIJM Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 11 Tahun Pertama
PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
1,15 Penyediaan Dokumen identifikasi dan Permukiman Perencanaan 1.15.1 Penyusunan Studi tentang Pariwisata (RIPP, RTBL, Revitalisasi kawasan wisata, dll) Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Pengembangan Permukiman, Kemenpera, Kementrian Pariwisata, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 12 Tahun Pertama
Rencana Penataan Kawasan Wisata sub Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan, Ditjen Tata Ruang PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
1,16 Penyediaan Dokumen identifikasi dan Permukiman Perencanaan 1.16.1 Penyusunan Studi tentang Pengembangan Industri (KEK, KTM, Kapet, dll) Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Pengembangan Permukiman, Kemenpera, Kementrian Ekonomi & Perindustrian, Kemen PU Ciptakarya, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 13 Tahun Pertama
Rencana Penataan Kawasan Industri sub Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan, Ditjen Tata Ruang, Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Perekonomian Swasta, Masyarakat
2. JALAN LINGKUNGAN
2,1 Penyusunan studi terkait transportasi Perencanaan 2.1.1 Penyusunan studi terkait sistem transpostasi Renstra PU Ditjen Tata Ruang, Kementrian Perhubungan Kementrian PU, Bina Marga Provinsi, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Perhubungan, Dinas PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
2,2 Penyediaan regulasi jaringan jalan dan sistem Legal 2.2.1 Penyusunan regulasi jaringan jalan (Termasuk mengatur GSB dan pembatasan tonase Renstra PU Ditjen Tata Ruang, Ditjen Bina Marga, Kementrian Kementrian PU, Bina Marga Provinsi, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
stransportasi kendaran) Perhubungan, Perhubungan, Dinas PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Legal 2.2.2 Pengaturan hirarki jalan dan pembatasan tonase kendaraan Renstra PU Ditjen Tata Ruang, Ditjen Bina Marga, Kementrian Kementrian PU, Bina Marga Provinsi, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Perhubungan, Perhubungan, Dinas PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Legal 2.2.3 Penyusunan standardisasi jalan lingkungan Renstra PU Ditjen Tata Ruang, Ditjen Bina Marga, Kementrian Kementrian PU, Bina Marga Provinsi, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Perhubungan Perhubungan, Dinas PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
2,3 Penyusunan sistem informasi dan database Perencanaan 2.3.1 Penyusunan sistem informasi dan data base jaringan jalan di kota Kefamenanu Renstra PU Ditjen Tata Ruang, Ditjen Bina Marga, Kementrian Kementrian PU, Bina Marga Provinsi, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
jalan Perhubungan Perhubungan, Dinas PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
2,4 Pembangunan Jalan Lingkungan dan jalan Jalan Lingkungan Fisik 2.4.1 Pembangunan jalan akses antar lingkungan permukiman Renstra PU Ditjen Pengembangan Permukiman, Ditjen Bina Marga, RPIJM Kementrian PU, Bina Marga Provinsi, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Akses Kementrian Perhubungan Perhubungan, Dinas PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
2.4.2 Peningkatan dan pemeliharaan jalan lingkungan dan jalan akses Renstra PU Ditjen Pengembangan Permukiman, Ditjen Bina Marga, RPIJM Kementrian PU, Bina Marga Provinsi, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Kementrian Perhubungan Perhubungan, Dinas PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
2.4.3 Penyediaan jalan inspeksi di tepi sungai dan saluran Renstra PU Ditjen Pengembangan Permukiman, Ditjen Bina Marga, Ditjen RPIJM Kementrian PU, Bina Marga Provinsi, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Sumber Daya Air, Kementrian Perhubungan Perhubungan, Dinas PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
2.4.4 Penyediaan sistem penahan tanah pada daerah rawan longsor Renstra PU Ditjen Pengembangan Permukiman, Ditjen Bina Marga, RPIJM Kementrian PU, Bina Marga Provinsi, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
BPBN Perhubungan, Dinas PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
2,5 Pembangunan jembatan dan bangunan Fisik 2.5.1 Pembangunan jembatan (Pembangunan baru, peningkatan dan pemeliharaan Renstra PU Ditjen Tata Ruang, Ditjen Bina Marga, Kementrian RPIJM Kementrian PU, Bina Marga Provinsi, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
pelengkap jalan jembatan) Perhubungan Perhubungan, Dinas PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Fisik 2.5.2 Penyediaan bangunan pelengkap jalan (Rambu-rambu, penunjuk jalan, kelas jalan, Renstra PU Ditjen Tata Ruang, Ditjen Bina Marga, Kementrian Kementrian PU, Bina Marga Provinsi, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Penerangan Jalan Umum) Perhubungan Perhubungan, Dinas PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
3. DRAINASE
3.1 Penyusunan Studi terkait drainase Drainase Legal 3.1.1 Penyusunan Studi Drainase (Master Plan Drainase Kawasan Kota Kefamenanu dan Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan RPIJM Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Penyusunan Studi Pengembangan dan Pengelolan Sungai) Permukiman, Ditjen Sumber Daya Air PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
3.2 Penyediaan regulasi tentang drainase Legal 3.2.1 Penyusunan regulasi tentang drainase kota Kefamenanu. (Mengatur sistem, hak, Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
kewajiban, sanksi bagi masyarakat terkait pengelolaan drainase kota) Permukiman, Ditjen Sumber Daya Air PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Sekretariat Daerah, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
3.3 Penyediaan embung sebagai retarding basin Fisik 3.3.1 Penyediaan embung yang menampung air hujan dari permukiman agar meresap Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
air hujan kedalam tanah sebelum masuk ke sungai / main drain. Permukiman, Ditjen Sumber Daya Air PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
3.4 Penataan saluran drainase Fisik 3.4.1 Pembangunan saluran drainase dipermukiman (pembangunan baru, peningkatan dan Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan RPIJM Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
pemeliharaan salluran) Permukiman, Ditjen Sumber Daya Air PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
3.5 Penyediaan sumur resapan Fisik 3.5.1 Pembangunan sumur resapan (dikawasan permukiman baik ditingkat sistem kota Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan RPIJM Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
maupun persil) Permukiman, Ditjen Sumber Daya Air PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
4. SEKTOR AIR MINUM
4.1. Penyediaan Studi terkait pengembangan Air Minum Perencanaan 4.1.1 Penyusunan Identifikasi Potensi Air Baku Kota Kefamenanu Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Perpamsi, PDAM, Kemen PU Ciptakarya, BBWS, Dinas PSDA Provinsi, Dinas Ciptaru APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
SPAM Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Air Minum, Ditjen Sumber Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Daya Air, Balai Wilayah Sungai
Perencanaan 4.1.2 Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan RPIJM Perpamsi, PDAM, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Air Minum, Ditjen Sumber BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, swasta, PDAM,
Daya Air, Balai Wilayah Sungai masyarakat
Legal 4.1.3 Pembentukan kelembagaan SPAM Regional TTU-TTS Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Perpamsi, PDAM, Kemen PU Ciptakarya, BBWS, Dinas PSDA Provinsi, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Air Minum, Ditjen Sumber Prov, PDAB Provinsi, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, PDAM,
Daya Air, Balai Wilayah Sungai Swasta, Masyarakat masyarakat
Perencanaan 4.1.4 Review DED Jaringan Distribusi Utama SPAM Regional Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Perpamsi, PDAM, Kemen PU Ciptakarya, BBWS, Dinas PSDA Provinsi, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Air Minum, Ditjen Sumber Prov, PDAB Provinsi, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, PDAM,
Daya Air, Balai Wilayah Sungai Swasta, Masyarakat masyarakat
4.2 Peningkatan debit dan suplai air baku Fisik 4.2.1 Pencarian alternatif sumber air baku baru (mata air, embung, sumur dalam, pengolahan Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Perpamsi, PDAM, Kemen PU Ciptakarya, BBWS, Dinas PSDA Provinsi, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
air laut, dll) Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Air Minum, Ditjen Sumber Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, swasta, PDAM,
Daya Air, Balai Wilayah Sungai masyarakat
4.2.2 Optimalisasi sumber air baku yang ada (Dari Gn Mutis,Taekas dan Oenenu Utara) Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Perpamsi, PDAM, Kemen PU Ciptakarya, BBWS, Dinas PSDA Provinsi, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Air Minum, Ditjen Sumber Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, swasta, PDAM,
Daya Air, Balai Wilayah Sungai masyarakat
4.3 Pengembangan cakupan dan tingkat 4.3.1 Peningkatan jaringan perpipaan distribusi Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan RPIJM Perpamsi, PDAM, Kemen PU Ciptakarya, BBWS, Dinas PSDA Provinsi, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
pelayanan air minum Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Air Minum, Perpamsi Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, swasta, PDAM,
masyarakat
4.3.2 Penyediaan sistem penyediaan air minum perpipaan dan non perpipaan dipermukiman Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Perpamsi, PDAM, Kemen PU Ciptakarya, BBWS, Dinas PSDA Provinsi, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Air Minum, Perpamsi Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, swasta, PDAM,
masyarakat
Bab 9 | 26
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
5. SEKTOR PERSAMPAHAN
5.1 Penyediaan Studi terkait pengelolaan sampah Persampahan Perencanaan 5.1.1 Penyusunan Studi terkait pengelolaan sampah (Perencanaan Teknik Manajemen Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru / PLP Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK, APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Persampahan (PTMP), DED TPA Landfill, Studi Potensi Retribusi Kebersihan, dll) Permukiman BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM Kabupaten, Swasta, Masyarakat
5.2 Peningkatan cakupan pelayanan Fisik 5.2.1 Penyediaan TPA Landfill Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru / PLP Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK, APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
persampahan Permukiman BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Fisik 5.2.2 Pengadaan alat berat Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru / PLP Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK, APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Permukiman BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Fisik 5.2.3 Pengadaan arm roll truck dan container Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan RPIJM Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru / PLP Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK, APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Permukiman BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Fisik 5.2.4 Pengadaan alat pengangku dan pengumpul persampahan Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan RPIJM Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru / PLP Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK, APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Permukiman BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Fisik 5.2.5 Penyediaan TPS di permukiman dan perkotaan Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan RPIJM Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru / PLP Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK, APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Permukiman BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Kelembagaan 5.2.6 Optimalisasi Manajemen Pengelolaan Sampah hingga tingkat lingkungan Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru / PLP Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK, APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Permukiman BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Sosial 5.2.7 Sosialisasi kebersihan kepada masyarakat Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru / PLP Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK, APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Permukiman BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM Kabupaten, Swasta, Masyarakat
5,3 Penyediaan regulasi pengelolaan sampah Legal 5.3.1 Penyediaan regulasi pengelolaan sampah , kelembagaan dan tarif retribusi kebersihan Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru / PLP Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK, APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Permukiman BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM Kabupaten, Swasta, Masyarakat
5,4 Peningkatan pengelolaan persampahan Sosial 5.4.1 Sosialisasi 3R persampahan dan penyuluhan kebersihan Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru / PLP Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK, APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
melalui program 3R Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Permukiman BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Fisik 5.4.2 Penyediaan TPS dan TPST 3R di permukiman dan perkotaan Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan RPIJM Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru / PLP Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK, APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Permukiman BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Fisik 5.4.3 Penyediaan mesin komposting di TPST dan TPA Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru / PLP Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK, APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Permukiman BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Fisik 5.4.4 Pilot project kawasan mandiri sampah Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru / PLP Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK, APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Permukiman BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM Kabupaten, Swasta, Masyarakat
6. SEKTOR AIR LIMBAH
6,1 Penyediaan Studi terkait Sanitasi Air Limbah Perencanaan 6.1.1 Partisipasi dalam Program Percepatan Sanitasi Perkotaan (studi EHRA,Buku Putih Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru / PLP Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK, APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Sanitasi, SSK) Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Permukiman BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM Kabupaten, Swasta, Masyarakat
6.1.1 Penyusunan Rencana Induk dan DED Sistem air limbah kota Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan RPIJM Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru / PLP Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK, APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Permukiman BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM Kabupaten, Swasta, Masyarakat
6,2 Peningkatan Cakupan pelayanan sanitasi / air Fisik 6.2.1 Penyediaan sarana dan prasarana sanitasi dilingkungan permukiman. (MCK Komunal Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan RPIJM Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru / PLP Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK, APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
limbah dan jamban keluarga) Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Permukiman BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Fisik 6.2.2 Penambahan prasarana dan sarana sanitasi di tempat publik (pasar, terminal, sekolah, Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan RPIJM Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru / PLP Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK, APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
CBD dll) Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Permukiman BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Fisik 6.2.3 Penyediaan iInstalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) untuk limbah non domestik (Rumah Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Kemen PU Ciptakarya, Kementrian Lingkungan Hidup, Dinas Ciptaru / PLP Prov, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
sakit, hotel, rumah makan, Rumah Pemotongan Hewan, Industri, IKM/UKM) Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Permukiman PU Kabupaten, Dinas PPRK, Dinas LH, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM Kabupaten, Swasta, Masyarakat
6,3 Penyediaan prasarana dan sarana sanitasi / Fisik 6.3.1 Penyediaan Instalasi Pengolah Tinja (IPLT) Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru / PLP Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK, APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
air limbah Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Permukiman BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Fisik 6.3.2 Penyediaan truk tinja Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru / PLP Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK, APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Permukiman BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM Kabupaten, Swasta, Masyarakat
6.4 Pengelolaan air limbah sistem off site Fisik 6.3.3 Penyediaan sanitasi sewerage sistem. Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru / PLP Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK, APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Permukiman BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM Kabupaten, Swasta, Masyarakat
6,5 Pemantapan kelembagaan pengelolaan air Sosial 6.4.1 Pembentukan, pelatihan kelembagaan pengelolaan air limbah Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru / PLP Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK, APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
limbah Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Permukiman BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM Kabupaten, Swasta, Masyarakat
6,6 Penyediaan regulasi tentang pengolahan Legal 6.5.1 Penyusunan Perda tentang air limbah Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Kemen PU Ciptakarya, Kementrian LH, Dinas Ciptaru / PLP Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
limbah cair domestik dan non domestik Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Permukiman Dinas Lingkungan Hidup, Dinas PPRK, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM Kabupaten, Swasta, Masyarakat
6,7 Pelibatan Masyarakat dalam pengembangan Pelibatan 6.6.1 Pelibatan masyarakat dalam pengembangan pelayanan sanitasi Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru / PLP Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK, APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
pelayanan sanitasi masyarakat Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Permukiman BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM Kabupaten, Swasta, Masyarakat
7. ASPEK PERAN SERTA MASYARAKAT, KELEMBAGAAN DAN PENDANAAN
7,1 Penyediaan informasi tentang RTRW Kota Peran Serta Pelibatan 7.1.1 Pemasangan peta Konsep Pola Ruang RTRW Kota Kefamenanu di beberapan Renstra PU Ditjen Tata Ruang Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Kefamenanu di kalangan masyarakat Masyarakat masyarakat kawasan strategis PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
7.1.2 Penyebaran informasi tentang RTRW dalam bentuk pamflet/ leaflet Renstra PU Ditjen Tata Ruang Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
7,2 Menyediakan informasi tentang kawasan Pelibatan 7.2.1 Pemasangan papan larangan mendirikan di kawasan lindung (sempadan sungai, hutan Renstra PU Ditjen Tata Ruang Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
lindung (sempadan sungai kawasan hutan masyarakat lindung dll) PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
lindung) yang dilarang mendirikan bangunan 7.2.2 Penyuluhan di kawasan permukiman sekitar sungai dan hutan lindung. Renstra PU Ditjen Tata Ruang Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
7.2.3 Penyuluhan di sekolah-sekolah setingkat SLTA dan perguruan tinggi tentang Renstra PU Ditjen Tata Ruang Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
pentingnya kawasan lindung PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
7,3 Peningkatan Kapasitas forum Lembaga Pelibatan 7.3.1 Pembinaan manajemen dan teknis KSM-KSM pengelola infrastruktur dan sanitasi Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Swadaya Masyarakat dan atau Kelompok masyarakat komunal Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Permukiman PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Swadaya Masyarakat dalam penangaman
masalah pengelolaan permukiman dan
infrastruktur
Penguatan implementasi pengelolaan sampah Pelibatan 7.3.2 Penyuluhan pengelolaan sampah dengan 3 R di tingkat rumah tangga melalui kegiatan Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
dengan 3 R (reuse, reduse, dan recycle ). masyarakat PKK dan Karang Taruna Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Permukiman PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Pelibatan 7.3.3 Pelatihan pemanfaatan sampah organik untuk pembuatan kompos dan pemanfaatan Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
masyarakat sampah plastik untuk dijadikan kerajinan Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Permukiman PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
7,4 Pengembangan pelayanan air bersih kepada Pelibatan 7.4.1 Pemanfaatan sumber air baku yang dilakukan secara partisipatif dan berbasis Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Pengembangan Air Minum, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
masyarakat melalui pembangunan dan masyarakat komunitas. Sub Bidang Pengembangan Permukiman PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
pengelolaan air bersih yang baik berbasis
komunitas 7.4.2 Pembentukan pengelolaan air minum secara partisipatif dan demokratis Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Pengembangan Air Minum, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Sub Bidang Pengembangan Permukiman PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
7.4.3 Konservasi sumber air baku berbasis komunitas Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Pengembangan Air Minum, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Sub Bidang Pengembangan Permukiman PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
7,5 Peningkatkan pelibatan peran swasta pada Pelibatan 7.5.1 Program Satuan Kerja pada Kerjasama Swasta pada Penyelenggaraan & Operasional Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
penyelenggaraan infrastruktur perkotaan. masyarakat Infrastruktur Perkotaan Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Permukiman, Sub Bidang PBL, PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Sub Bidang Air Minum, Bina Program
7,6 Peningkatan pendapatan PAD pada Pembiayaan Pembiayaan 7.6.1 Program Intensifikasi dan eksentifikasi pajak dan retribusi daerah pada Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
pengelolaan Infrastruktur Perkotaan penyelenggaraan Infrastruktur Perkotaan Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Permukiman, Sub Bidang PBL, PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Sub Bidang Air Minum, Bina Program
7,7 Pengkajian sumber pendanaan baru melalui Pembiayaan 7.7.1 Program peningkatan kinerja swadaya masyarakat pada penyelenggaraan Operasional Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
swadaya masyarakat pada penyelenggaraan & Pemeliharaan Infrastruktur Perkotaan. Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Permukiman, Sub Bidang PBL, PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Operasional &Pemeliharaan infrastruktur Sub Bidang Air Minum, Bina Program
Perkotaan
7,8 Peningkatan kinerja aparat pemerintah daerah Kelembagaan Kelembagaan 7.8.1 Program pelatihan aparat pemerintah daerah pada penyelengggaraan infrastruktur Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
& Peran swasta pada penyelenggaraan perkotaan Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Permukiman, Sub Bidang PBL, PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
infrastruktur Perkotaan Sub Bidang Air Minum, Bina Program
7,9 Peningkatan kerjasama pihak swasta melalui Kelembagaan 7.9.1 Program Peningkatan Kerjasama dengan swasta pada penyelenggaraan Infrastruktur Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) pada Perkotaan Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Permukiman, Sub Bidang PBL, PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
penyelenggaraan Infrastruktur Perkotaan. Sub Bidang Air Minum, Bina Program
7,10 Peningkatan Kualitas SDM pada Kelembagaan 7.10.1 Program Pelatihan bagi aparat Pemkot pada penyelenggaraan Operaional & Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
penyelenggaraan infrastruktur Perkotaan Pemeliharaan Infrastruktur Perkotaan. Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Permukiman, Sub Bidang PBL, PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Sub Bidang Air Minum, Bina Program
7,11 Peningkatan pelibatan masyarakat dalam Kelembagaan 7.11.1 Program Pembentukan dan Pelatihan satuan Tugas BKM, KSM, Kelembagaan Lokal Renstra PU Ditjen Cipta Karya Sub Bidang Penyehatan Lingkungan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Dinas APBN, APBD Provinsi, APBD 5 Tahun Pertama
penyelenggaraan Infrastruktur Perkotaan Pemeliharaan & Operasional Infrastruktur Perkotaan. Permukiman, Sub Bidang Pengembangan Permukiman, Sub Bidang PBL, PPRK Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Sub Bidang Air Minum, Bina Program
Bab 9 | 27
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel VIII.2. Matriks Analisis Konsekuensi Atau Implikasi Penerapan Strategi Pembangunan
1,3 Penerbitan regulasi mengenai permukiman di kota Kefamenanu Perumahan Legal Memerlukan penyusunan peraturan daerah yang mengatur penataan 1.3.1 Penerbitan Perda RDTR, Zoning Regulation,
ruang dn infrastruktur kota/kabupaten seperti Perda Tata Rang, Bangunan Gedung, IMB
Perda Bangunaa Gedung, Perda IMB dll.
1,4 Penanganan terhadap permukiman padat dan kumuh Penataan Fisik Perlunya kawasan permukiman yang diatur bangunan dan 1.4.1 Penyusunan RTBL lingkungan kumuh
Bangunan dan lingkungan sesuai denga tata ruang
Lingkungan Perbaikan kawasan yang sesuai dengan penataan ruang, bangunan 1.4.2 Penyediaan dan perbaikan prasarana dan
dan lingkungan sarana dasar permukiman
Perlunya perencanaan kawasan permukiman kumuh yang diatur 1.4.3 Penyediaan dan perbaikan prasarana dan
bangunan dan lingkungan sesuai denga tata ruang sarana penunjang kegiatan sosial ekonomi
1,5 Penanganan dan penyediaan permukiman bagi masyarakat berpenghasilan Perumahan Fisik Perumahan masyarakat berpenghasilan rendah masih jauh dari 1.5.1 Pembangunan perumahan bagi masyarakat
rendah standart perumahan permukiman nasional berpenghasilan rendah
Pembangunan perbaikan perumahan dengan subsidi yang diberikan 1.5.2 Stimulan perbaikan rumah
kepada masyarakat berpenghasilan rendah
1,6 Penanggulangan terhadap kawasan permukiman yang rawan bencana Perumahan Fisik Perlunya dinding penahan longsor bagi permukiman yang rawan 1.6.1 Penyediaan dinding penahan tanah pada
(banjir, kekeringan, longsor dan kebakaran) longsor daerah rawan longsor tepi jalan, tepi sungai
dan perbukitan.
Fisik Seiring pertumbuhan permukiman dan perumahan perlu infrastuktur 1.6.2 Penyediaan sistem pemadam kebakaran
kebakaran kota
Fisik Pendataan daerah rawan air bersih dan longsor utk penempatan 1.6.3 Penyediaan reservoir dan hidran Umum pada
reservoir air daerah bencana untuk menampung air
dropping dari tangki
Fisik Pendataan daerah rawan air bersih dan longsor utk penempatan 1.6.4 Penyediaan sistem air bersih pada daerah
reservoir air serta pembangunan infrastrukturnya rawan kekeringan
1,7 Penyiapan lingkungan perumahan yang bersih dan sehat terhindar dari Perumahan Fisik Meningkatnya kualitas kesehatan dan perumahan warga 1.7.1 Peningkatan Kualitas Permukiman
penyakit akibat sanitasi buruk kota/kabupaten
1,8 Pembangunan kawasan permukiman baru (New development) Perumahan Fisik menyiapkan lahan sesuai peruntukkanya dalam RDTR ataupun 1.8.1 Penyiapan kasiba lisiba dan pengembangan
RTRW kawasan perumahan baru
menyiapkan lahan sesuai peruntukkanya dalam RDTR ataupun 1.8.2 Pembangunan kawasan permukiman baru
RTRW (New development)
menyiapkan lahan sesuai peruntukkanya dalam RDTR ataupun 1.8.2 Penyediaan prasarana dan sarana
RTRW permukiman
1,9 Penanganan rumah-rumah adat/ tradisional Penantaan Fisik Melestarikan bangunan rumah adat dengan mengatur bangunan 1.9.1 Penataan Bangunan dan Lingkungan
Bangunan dan disekitarnya kawasan dengan rumah adat / tradisional
Lingkungan
1,10 Penanganan rumah tidak layak huni Perumahan Fisik Perlu adanya subsidi perumahan bagi rakyat 1.10.1 Stimulan perbaikan rumah
Fisik Masyarakat memiliki rumah sehat 1.10.2 Penyediaan rumah layak huni
Bab 9 | 28
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
1,12 Pembinaan Teknis Bangunan Gedung Negara Penataan Perencanaan Memerlukan studi Identifikasi asset dan kebutuhan Bangunan 1.12.1 Identifikasi asset dan kebutuhan Bangunan
Bangunan dan Gedung Negara Gedung Negara
Lingkungan Fisik Memerlukan Pembangunan dan rehabilitasi Bangunan Gedung 1.12.2 Pembangunan dan rehabilitasi Bangunan
Negara Gedung Negara
1,13 Peningkatan aksesibilitas dan kedekatan kota sebagai bagian dari Jalan dan Perencanaan Memerlukan Penyusunan studi tataran transportasi lokal (tatralok) 1.13.1 Penyusunan studi tataran transportasi lokal
pengembangan wilayah Kota Kefamenanu jembatan (tatralok)
Fisik Memerlukan Pembangunan jalan akses antar lingkungan 1.13.2 Pembangunan jalan akses antar lingkungan
permukiman permukiman
Fisik Memerlukan Pembangunan jembatan untuk membuka daerah 1.13.3 Pembangunan jembatan untuk membuka
terisolir dan pemerataan pembangunan. daerah terisolir dan pemerataan
pembangunan.
1,14 Penataan Permukiman Perdesaan Permukiman Fisik Memerlukan peningkatan Kualitas Permukiman 1.14.1 Peningkatan Kualitas Permukiman
Permukiman Fisik Memerlukan pengembangan PS Kawasan Perbatasan, 1.14.2 Pengembangan PS Kawasan Perbatasan,
Permukiman Fisik Memerlukan pengembangan PS Kawasan Agropolitan 1.14.3 Pengembangan PS Kawasan Agropolitan
Permukiman Fisik Memerlukan penyediaan PS Penanganan Bencana 1.14.4 Penyediaan PS Penanganan Bencana
Permukiman Fisik Memerlukan penyediaan PS permukiman terpencil 1.14.5 Penyediaan PS permukiman terpencil
Permukiman Fisik Memerlukan pembangunan PS Kumuh dan Nelayan 1.14.6 Pembangunan PS Kumuh dan Nelayan
1,15 Penyediaan Dokumen identifikasi dan Rencana Penataan Kawasan Wisata Permukiman Perencanaan Memerlukan penyusunan Studi tentang Pariwisata (RIPP, RTBL, 1.15.1 Penyusunan Studi tentang Pariwisata (RIPP,
Revitalisasi kawasan wisata, dll) RTBL, Revitalisasi kawasan wisata, dll)
1,16 Penyediaan Dokumen identifikasi dan Rencana Penataan Kawasan Industri Permukiman Perencanaan PMemerlukan penyusunan Studi tentang Pengembangan Industri 1.16.1 Penyusunan Studi tentang Pengembangan
(KEK, KTM, Kapet, dll) Industri (KEK, KTM, Kapet, dll)
2. JALAN LINGKUNGAN
2,1 Penyusunan studi terkait transportasi Perencanaan Dibutuhkan data base dan sistem informasi jalan lingkungan yang 2.1.1 Penyusunan studi terkait sistem transpostasi
ada di Kota/Kabupaten,Dapat diketahui dengan mudah kondisi jalan
lingkungan
2,2 Penyediaan regulasi jaringan jalan dan sistem stransportasi Legal Memerlukan regulasi jaringan jalan 2.2.1 Penyusunan regulasi jaringan jalan
(Termasuk mengatur GSB dan pembatasan
tonase kendaran)
Legal Memerlukan pembatasan tonase jalan 2.2.2 Pengaturan hirarki jalan dan pembatasan
tonase kendaraan
Legal Memerlukan strandaririsasi jalan 2.2.3 Penyusunan standardisasi jalan lingkungan
2,3 Penyusunan sistem informasi dan database jalan Perencanaan Dibutuhkan data base dan sistem informasi jalan lingkungan yang 2.3.1 Penyusunan sistem informasi dan data base
ada di Kota/Kabupaten,Dapat diketahui dengan mudah kondisi jalan jaringan jalan di kota Kefamenanu
lingkungan
2,4 Pembangunan Jalan Lingkungan dan jalan Akses Jalan Fisik Memerlukan akses jalan antar lingkungan 2.4.1 Pembangunan jalan akses antar lingkungan
Lingkungan permukiman
Memerlukan peningkatan dan pemeliharaan jalan lingkungan dan 2.4.2 Peningkatan dan pemeliharaan jalan
jalan akses lingkungan dan jalan akses
Memerlukan Penyediaan jalan inspeksi di tepi sungai dan saluran 2.4.3 Penyediaan jalan inspeksi di tepi sungai dan
saluran
Memerlukan Penyediaan sistem penahan tanah pada daerah rawan 2.4.4 Penyediaan sistem penahan tanah pada
longsor daerah rawan longsor
2,5 Pembangunan jembatan dan bangunan pelengkap jalan Fisik Memerlukan Pembangunan jembatan (Pembangunan baru, 2.5.1 Pembangunan jembatan (Pembangunan
peningkatan dan pemeliharaan jembatan) baru, peningkatan dan pemeliharaan
jembatan)
Bab 9 | 29
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
4.1. Penyediaan Studi terkait pengembangan SPAM Air Minum Perencanaan Memerlukan Penyusunan Identifikasi Potensi Air Baku Kota 4.1.1 Penyusunan Identifikasi Potensi Air Baku
Kefamenanu Kota Kefamenanu
Perencanaan Memerlukan Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air 4.1.2 Penyusunan Rencana Induk Sistem
Minum Penyediaan Air Minum
Legal Memerlukan Pembentukan kelembagaan SPAM Regional TTU-TTS 4.1.3 Pembentukan kelembagaan SPAM Regional
TTU-TTS
Perencanaan Memerlukan Review DED Jaringan Distribusi Utama SPAM Regional 4.1.4 Review DED Jaringan Distribusi Utama
SPAM Regional
4.2 Peningkatan debit dan suplai air baku Fisik Memerlukan Pencarian alternatif sumber air baku baru (mata air, 4.2.1 Pencarian alternatif sumber air baku baru
embung, sumur dalam, pengolahan air laut, dll) (mata air, embung, sumur dalam, pengolahan
air laut, dll)
Memerlukan Optimalisasi sumber air baku yang ada (Dari Gn 4.2.2 Optimalisasi sumber air baku yang ada (Dari
Mutis,Taekas dan Oenenu Utara) Gn Mutis,Taekas dan Oenenu Utara)
4.3 Pengembangan cakupan dan tingkat pelayanan air minum Memerlukan Peningkatan jaringan perpipaan distribusi 4.3.1 Peningkatan jaringan perpipaan distribusi
Memerlukan Penyediaan sistem penyediaan air minum perpipaan 4.3.2 Penyediaan sistem penyediaan air minum
dan non perpipaan dipermukiman perpipaan dan non perpipaan dipermukiman
4.4 Peningkatan kinerja PDAM Perencanaan Memerlukan Program penyehatan PDAM, penyusunan corporate 4.4.1 Program penyehatan PDAM, penyusunan
plan corporate plan
4.5 Pengurangan angka kehilangan air Fisik Memerlukan perbaikan dan peningkatan sistem perpipaan transmisi 4.5.1 Memperbaiki dan meningkatkan sistem
dan distribusi perpipaan transmisi dan distribusi
Memerlukan Perbaikan pembacaan meteran air 4.5.2 Perbaikan pembacaan meteran air
4.6 Pengembangan SPAM IKK Fisik Memerlukan Pembuatan sistem SPAM IKK dalam penyediaan air 4.6.1 Pembuatan sistem SPAM IKK dalam
minum perpipaan dan non perpipaan dengan sumber dari Taekas penyediaan air minum perpipaan dan non
Kec Miomaffo / Oenenu induk Kec Bikomi perpipaan dengan sumber dari Taekas Kec
Miomaffo / Oenenu induk Kec Bikomi
4.7 Pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan SPAM dengan PAMSIMAS Fisik Memerlukan Sistem air bersih sederhana perkotaan dan perdesaan 4.7.1 Sistem air bersih sederhana perkotaan dan
perdesaan
4.8 Peningkatan akses air minum untuk masyarakat yang inovatif dan hemat energi Fisik Memerlukan Pemanfaatan sumber air baku yang terdapat didekat 4.8.1 Pemanfaatan sumber air baku yang terdapat
permukiman didekat permukiman
Memerlukan Pemanfaatan teknologi yang hemat energi seperti 4.8.2 Pemanfaatan teknologi yang hemat energi
pompa air tenaga listrik, angin, tenaga surya atau mikro hidro. seperti pompa air tenaga listrik, angin,
tenaga surya atau mikro hidro.
4.9 Peningkatan akses air minum untuk masyarakat berpenghasilan rendah Fisik Memerlukan Penyediaan prasarana sarana ai r minum pada 4.9.1 Penyediaan prasarana sarana ai r minum
masyarakat berpenghasilan rendah pada masyarakat berpenghasilan rendah
4.10 Penanganan air minum pada daerah bencana kekeringan dan rawan air Fisik Memerlukan Pelayanan air minum pada daerah rawan air dengan 4.10.1 Pelayanan air minum pada daerah rawan air
dropping tangki air bersih, penampungan air dan pembuatan sistem dengan dropping tangki air bersih,
air bersih. penampungan air dan pembuatan sistem air
bersih.
Bab 9 | 30
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
5.1 Penyediaan Studi terkait pengelolaan sampah Persampahan Perencanaan Memerlukan Penyusunan Studi terkait pengelolaan sampah 5.1.1 Penyusunan Studi terkait pengelolaan
(Perencanaan Teknik Manajemen Persampahan (PTMP), DED TPA sampah (Perencanaan Teknik Manajemen
Landfill, Studi Potensi Retribusi Kebersihan, dll) Persampahan (PTMP), DED TPA Landfill,
Studi Potensi Retribusi Kebersihan, dll)
5.2 Peningkatan cakupan pelayanan persampahan Fisik Memerlukan Penyediaan TPA Landfill 5.2.1 Penyediaan TPA Landfill
Fisik Memerlukan Pengadaan arm roll truck dan container 5.2.3 Pengadaan arm roll truck dan container
Fisik Memerlukan Pengadaan alat pengangku dan pengumpul 5.2.4 Pengadaan alat pengangku dan pengumpul
persampahan persampahan
Fisik Memerlukan Penyediaan TPS di permukiman dan perkotaan 5.2.5 Penyediaan TPS di permukiman dan
perkotaan
Kelembagaan Memerlukan Optimalisasi Manajemen Pengelolaan Sampah hingga 5.2.6 Optimalisasi Manajemen Pengelolaan
tingkat lingkungan Sampah hingga tingkat lingkungan
Sosial Memerlukan Sosialisasi kebersihan kepada masyarakat 5.2.7 Sosialisasi kebersihan kepada masyarakat
5,3 Penyediaan regulasi pengelolaan sampah Legal Memerlukan Penyediaan regulasi pengelolaan sampah , 5.3.1 Penyediaan regulasi pengelolaan sampah ,
kelembagaan dan tarif retribusi kebersihan kelembagaan dan tarif retribusi kebersihan
5,4 Peningkatan pengelolaan persampahan melalui program 3R Sosial Memerlukan Sosialisasi 3R persampahan dan penyuluhan 5.4.1 Sosialisasi 3R persampahan dan penyuluhan
kebersihan kebersihan
Fisik Memerlukan Penyediaan TPS dan TPST 3R di permukiman dan 5.4.2 Penyediaan TPS dan TPST 3R di
perkotaan permukiman dan perkotaan
Fisik Memerlukan Penyediaan mesin komposting di TPST dan TPA 5.4.3 Penyediaan mesin komposting di TPST dan
TPA
Fisik Memerlukan Pilot project kawasan mandiri sampah 5.4.4 Pilot project kawasan mandiri sampah
6.4 Pengelolaan air limbah sistem off site Fisik Memerlukan Penyediaan sanitasi sewerage sistem. 6.3.3 Penyediaan sanitasi sewerage sistem.
6,5 Pemantapan kelembagaan pengelolaan air limbah Sosial Memerlukan Pembentukan, pelatihan kelembagaan pengelolaan air 6.4.1 Pembentukan, pelatihan kelembagaan
limbah pengelolaan air limbah
6,6 Penyediaan regulasi tentang pengolahan limbah cair domestik dan non Legal Memerlukan Penyusunan Perda tentang air limbah 6.5.1 Penyusunan Perda tentang air limbah
domestik
6,7 Pelibatan Masyarakat dalam pengembangan pelayanan sanitasi Pelibatan masyarakat Memerlukan Pelibatan masyarakat dalam pengembangan pelayanan 6.6.1 Pelibatan masyarakat dalam pengembangan
sanitasi pelayanan sanitasi
Bab 9 | 31
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Memerlukan Penyuluhan di kawasan permukiman sekitar sungai dan 7.2.2 Penyuluhan di kawasan permukiman sekitar
hutan lindung. sungai dan hutan lindung.
Memerlukan Penyuluhan di sekolah-sekolah setingkat SLTA dan 7.2.3 Penyuluhan di sekolah-sekolah setingkat
perguruan tinggi tentang pentingnya kawasan lindung SLTA dan perguruan tinggi tentang
pentingnya kawasan lindung
7,3 Peningkatan Kapasitas forum Lembaga Swadaya Masyarakat dan atau Pelibatan masyarakat Memerlukan Pembinaan manajemen dan teknis KSM-KSM pengelola 7.3.1 Pembinaan manajemen dan teknis KSM-
Kelompok Swadaya Masyarakat dalam penangaman masalah pengelolaan infrastruktur dan sanitasi komunal KSM pengelola infrastruktur dan sanitasi
permukiman dan infrastruktur komunal
Penguatan implementasi pengelolaan sampah dengan 3 R (reuse, reduse, Pelibatan masyarakat Memerlukan Penyuluhan pengelolaan sampah dengan 3 R di tingkat 7.3.2 Penyuluhan pengelolaan sampah dengan 3
dan recycle). rumah tangga melalui kegiatan PKK dan Karang Taruna R di tingkat rumah tangga melalui kegiatan
PKK dan Karang Taruna
Pelibatan masyarakat Memerlukan Pelatihan pemanfaatan sampah organik untuk 7.3.3 Pelatihan pemanfaatan sampah organik
pembuatan kompos dan pemanfaatan sampah plastik untuk dijadikan untuk pembuatan kompos dan pemanfaatan
kerajinan sampah plastik untuk dijadikan kerajinan
7,4 Pengembangan pelayanan air bersih kepada masyarakat melalui Pelibatan masyarakat Memerlukan Pemanfaatan sumber air baku yang dilakukan secara 7.4.1 Pemanfaatan sumber air baku yang
pembangunan dan pengelolaan air bersih yang baik berbasis komunitas partisipatif dan berbasis komunitas. dilakukan secara partisipatif dan berbasis
komunitas.
Memerlukan Pembentukan pengelolaan air minum secara partisipatif 7.4.2 Pembentukan pengelolaan air minum secara
dan demokratis partisipatif dan demokratis
Memerlukan Konservasi sumber air baku berbasis komunitas 7.4.3 Konservasi sumber air baku berbasis
komunitas
7,5 Peningkatkan pelibatan peran swasta pada penyelenggaraan infrastruktur Pelibatan masyarakat Memerlukan Program Satuan Kerja pada Kerjasama Swasta pada 7.5.1 Program Satuan Kerja pada Kerjasama
perkotaan. Penyelenggaraan & Operasional Infrastruktur Perkotaan Swasta pada Penyelenggaraan &
Operasional Infrastruktur Perkotaan
7,6 Peningkatan pendapatan PAD pada pengelolaan Infrastruktur Perkotaan Pembiayaan Pembiayaan Memerlukan Program Intensifikasi dan eksentifikasi pajak dan 7.6.1 Program Intensifikasi dan eksentifikasi pajak
retribusi daerah pada penyelenggaraan Infrastruktur Perkotaan dan retribusi daerah pada penyelenggaraan
Infrastruktur Perkotaan
7,7 Pengkajian sumber pendanaan baru melalui swadaya masyarakat pada Pembiayaan Memerlukan Program peningkatan kinerja swadaya masyarakat pada 7.7.1 Program peningkatan kinerja swadaya
penyelenggaraan Operasional &Pemeliharaan infrastruktur Perkotaan penyelenggaraan Operasional & Pemeliharaan Infrastruktur masyarakat pada penyelenggaraan
Perkotaan. Operasional & Pemeliharaan Infrastruktur
Perkotaan.
7,8 Peningkatan kinerja aparat pemerintah daerah & Peran swasta pada Kelembagaan Kelembagaan Memerlukan Program pelatihan aparat pemerintah daerah pada 7.8.1 Program pelatihan aparat pemerintah daerah
penyelenggaraan infrastruktur Perkotaan penyelengggaraan infrastruktur perkotaan pada penyelengggaraan infrastruktur
perkotaan
Bab 9 | 32
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
7,10 Peningkatan Kualitas SDM pada penyelenggaraan infrastruktur Perkotaan Kelembagaan Memerlukan Program Pelatihan bagi aparat Pemkot pada 7.10.1 Program Pelatihan bagi aparat Pemkot pada
penyelenggaraan Operaional & Pemeliharaan Infrastruktur penyelenggaraan Operaional &
Perkotaan. Pemeliharaan Infrastruktur Perkotaan.
7,11 Peningkatan pelibatan masyarakat dalam penyelenggaraan Infrastruktur Kelembagaan Memerlukan Program Pembentukan dan Pelatihan satuan Tugas 7.11.1 Program Pembentukan dan Pelatihan satuan
Perkotaan BKM, KSM, Kelembagaan Lokal Pemeliharaan & Operasional Tugas BKM, KSM, Kelembagaan Lokal
Infrastruktur Perkotaan. Pemeliharaan & Operasional Infrastruktur
Perkotaan.
Bab 9 | 33
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 1 0 |1
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 1 0 |2
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
RPJPD
Arah kebijakan& Strategi Kabupaten
RTRW, RDTR
RPJMD Arah Pengembangan Kabupaten
Arah Pengembangan Permukiman &
Infrastruktur
RPIJMD & Strategi
Sektoral / RIS Arahan bidang Arahan Bidang
Ekonomi Lain
Survei Kondisi Eksisting
FGD 1 : Tujuan dan Kebijakan
Identifikasi Isu Strategis Bidang Permukiman & Infras
Pra FGD 1 Perkotaan
Identifikasi Pot, Mas,
Tantangan Pembangunan
Pra FGD 3
SWOT
Identifikasi Kebutuhan FGD 3 : Perumusan Strategi
Pembangunan Pembangunan Permukiman dan
permukiman Infrastruktur Perkotaan
Pra FGD 4
Skala Skala
Kabupaten Kawasan
Skala Skala
Kabupaten Kawasan
Gambar 10.1.
Bagan alir penyusunan program strategis pengembangan permukiman dan infastruktur perkotaan
Bab 1 0 |3
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel IX.1. Strategi dan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Skala Kabupaten Timor Tengah Utara.
SUMBER
PELAKU
PERIODE 5 TAHUN KE - PENDANAAN
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN
I II III IV
1 2 3 4 5
1.1 Penyediaan data Permukiman Perencanaan 1.1.1 Penyusunan data base dan Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
base dan sistem sistem informasi permukiman PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
informasi permukiman Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
PU Kabupaten, Dinas swasta,
X X X X
PPRK Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA
Kabupaten, Swasta,
Masyarakat
1,2 Penyediaan Permukiman Perencanaan 1.2.1 Penyusunan Studi tentang Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
Dokumen identifikasi permukiman Kabupaten TTU PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
dan Rencana (SPK, RP4D, penataan dan Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
Penataan peremajaan, Pengembangan PU Kabupaten, Dinas swasta,
Permukiman KTP2D, Pengembangan PS PPRK Kabupaten, masyarakat
Perkotaan dan Kawasan Perbatasan, BAPPEDA
perdesaan Pengembangan PS Kawasan Kabupaten, Swasta,
Agropolitan, Penanganan Masyarakat
Bencana, Penyediaan PS X X X X
permukiman terpencil, RTBL
kawasan, Penataan RTH,
Pembangunan PS Kumuh dan
Nelayan, Pembangunan PS
Kawasan Pesisir,
Pembangunan PS Kawasan
Tradisional, Pemberdayaan
masyarakat)
Bab 1 0 |4
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
SUMBER
PELAKU
PERIODE 5 TAHUN KE - PENDANAAN
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN
I II III IV
1 2 3 4 5
1,3 Penerbitan regulasi Permukiman Legal 1.3.1 Penerbitan Perda RDTR, Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen
mengenai Zoning Regulation, Bangunan PU Ciptakarya, Dinas
permukiman di Gedung, IMB Ciptaru Prov, Dinas
Kabupaten TTU PU Kabupaten, Dinas
X X X X X
PPRK Kabupaten,
BAPPEDA
Kabupaten, Swasta,
Masyarakat
1,4 Penanganan Penataan Fisik 1.4.1 Penyusunan RTBL lingkungan Kel.Benpasi, Kel Kefa Kemenpera, Kemen APBN. APBD
terhadap permukiman Bangunan dan kumuh Selatan PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
padat dan kumuh Lingkungan Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
PU Kabupaten, Dinas swasta,
X X X X X
PPRK Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA
Kabupaten, Swasta,
Masyarakat
1.4.2 Penyediaan dan perbaikan Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
prasarana dan sarana dasar PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
permukiman Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
PU Kabupaten, Dinas swasta,
X X X X X X X X
PPRK Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA
Kabupaten, Swasta,
Masyarakat
1.4.3 Penyediaan dan perbaikan Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
prasarana dan sarana PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
penunjang kegiatan sosial Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
ekonomi PU Kabupaten, Dinas swasta,
X X X X X
PPRK Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA
Kabupaten, Swasta,
Masyarakat
Bab 1 0 |5
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
SUMBER
PELAKU
PERIODE 5 TAHUN KE - PENDANAAN
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN
I II III IV
1 2 3 4 5
1,5 Penanganan dan Perumahan Fisik 1.5.1 Pembangunan perumahan bagi Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
penyediaan masyarakat berpenghasilan PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
permukiman bagi rendah Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
masyarakat PU Kabupaten, Dinas swasta,
X X X X X
berpenghasilan PPRK Kabupaten, masyarakat
rendah BAPPEDA
Kabupaten, Swasta,
Masyarakat
1.5.2 Stimulan perbaikan rumah Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
PU Kabupaten, Dinas swasta,
X X X X X X
PPRK Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA
Kabupaten, Swasta,
Masyarakat
1.5.3 Resettlement ex pengungsi Kelurahan Tubuhue dan Kemenpera, Kemen APBN. APBD
Kelurahan Maubeli PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
PU Kabupaten, Dinas swasta,
PPRK Kabupaten, masyarakat
X X X X
BAPPEDA
Kabupaten, Badan
Pengelola
Perbatasan, Swasta,
Masyarakat
1,6 Penanggulangan Perumahan Fisik 1.6.1 Penyediaan dinding penahan Kel Sasi, Kel Maubeli, Kel Kemenpera, Kemen APBN. APBD
terhadap kawasan tanah pada daerah rawan Benpasi, Kel Bansone, Kel PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
permukiman yang longsor tepi jalan, tepi sungai Aplasi, Kel Kefamenanu Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
rawan bencana dan perbukitan. Tengah, Kel Tubuhue, Kel X X X X X X X X PU Kabupaten, Dinas swasta,
(banjir, kekeringan, Oelami, Kefa Selatan, PPRK Kabupaten, masyarakat
longsor dan Kefa Utara, Desa Niola Badan
kebakaran) dan Taekas Penanggulangan
Bab 1 0 |6
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
SUMBER
PELAKU
PERIODE 5 TAHUN KE - PENDANAAN
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN
I II III IV
1 2 3 4 5
Bencana
Nasional/Daerah,
BAPPEDA
Kabupaten, Swasta,
Masyarakat
Fisik 1.6.4 Penyediaan sistem air bersih Desa Naiola, Kel Sasi, Kel Kemenpera, Kemen
pada daerah rawan kekeringan Oelami, Kel Benpasi, Kel PU Ciptakarya, Dinas
X X X X X X X X
Kefa Selatan, Kel, Kefa Ciptaru Prov, Dinas
Tengah, Kel Tubuhue, Kel PU Kabupaten, Dinas
Bab 1 0 |7
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
SUMBER
PELAKU
PERIODE 5 TAHUN KE - PENDANAAN
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN
I II III IV
1 2 3 4 5
1,7 Penyiapan Perumahan Fisik 1.7.1 Peningkatan Kualitas Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
lingkungan Permukiman PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
perumahan yang Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
bersih dan sehat PU Kabupaten, Dinas swasta,
X X X X X X X X
terhindar dari PPRK Kabupaten, masyarakat
penyakit akibat BAPPEDA
sanitasi buruk Kabupaten, Swasta,
Masyarakat
1,8 Pembangunan Perumahan Fisik 1.8.1 Penyiapan kasiba lisiba dan KM. 9, Desa Naiola, Kel. Kemenpera, Kemen APBN. APBD
kawasan permukiman pengembangan kawasan Sasi, Kel. Maubeli, Kel. PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
baru (New perumahan baru Tubuhue, Kel Oelami, Kel Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
development) Benpasi bagian RT PU Kabupaten, Dinas swasta,
X X X X
20,21,22 PPRK Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA
Kabupaten, Swasta,
Masyarakat
1.8.2 Pembangunan kawasan KM. 9, Desa Naiola, Kel. Kemenpera, Kemen APBN. APBD
permukiman baru (New Sasi, Kel. Maubeli, Kel. PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
development) Tubuhue Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
PU Kabupaten, Dinas swasta,
X X X X
PPRK Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA
Kabupaten, Swasta,
Masyarakat
Bab 1 0 |8
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
SUMBER
PELAKU
PERIODE 5 TAHUN KE - PENDANAAN
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN
I II III IV
1 2 3 4 5
1.8.2 Penyediaan prasarana dan Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
sarana permukiman PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
PU Kabupaten, Dinas swasta,
X X X X X X X X
PPRK Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA
Kabupaten, Swasta,
Masyarakat
1,9 Penanganan rumah- Penantaan Fisik 1.9.1 Penataan Bangunan dan Kel Tubuhue, Desa Kemenpera, Kemen APBN. APBD
rumah adat/ Banbgunan dan Lingkungan kawasan dengan Oenenu Induk dan Desa PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
tradisional Lingkungan rumah adat / tradisional Oenenu Utara Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
PU Kabupaten, Dinas swasta,
X X X X X
PPRK Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA
Kabupaten, Swasta,
Masyarakat
1,10 Penanganan rumah Perumahan Fisik 1.10.1 Stimulan perbaikan rumah Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
tidak layak huni PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
PU Kabupaten, Dinas swasta,
X X X X X X
PPRK Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA
Kabupaten, Swasta,
Masyarakat
Fisik 1.10.2 Penyediaan rumah layak huni Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
PU Kabupaten, Dinas swasta,
X X X X
PPRK Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA
Kabupaten, Swasta,
Masyarakat
Bab 1 0 |9
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
SUMBER
PELAKU
PERIODE 5 TAHUN KE - PENDANAAN
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN
I II III IV
1 2 3 4 5
Sosial 1.10.3 Sosialisasi rumah sehat Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
PU Kabupaten, Dinas swasta,
X X X X X X X X
PPRK Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA
Kabupaten, Swasta,
Masyarakat
1,11 Penyediaan Penataan Fisik 1.11.1 Penyediaan Work shop Gedung Kel Sasi dan Kel Tubuhue Kemenpera, APBN. APBD
prasarana sarana bangunan dan seni untuk kegiatan adat dan Kemetrian Industri Provinsi, APBD
permukiman yang lingkungan budaya dan Perdagangan, Kabupaten,
mendukung Kemen PU swasta,
perkembangan sosial Ciptakarya, Dinas masyarakat
budaya masyarakat Ciptaru Prov, Dinas
PU Kabupaten, Dinas
X X
PPRK Kabupaten,
BAPPEDA
Kabupaten, Dinas
Perindustrian,
Perdagangan dan
Koperasi, Swasta,
Masyarakat
Fisik 1.11.2 Penyediaan dan perbaikan Kabupaten TTU Kemenpera, APBN. APBD
prasarana dan sarana Kemetrian Industri Provinsi, APBD
permukiman yang mendukung dan Perdagangan, Kabupaten,
perkembangan kegiatan sosial Kemen PU swasta,
ekonomi Ciptakarya, Dinas masyarakat
X X X X X Ciptaru Prov, Dinas
PU Kabupaten, Dinas
PPRK Kabupaten,
BAPPEDA
Kabupaten, Dinas
Perindustrian,
Bab 1 0 | 10
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
SUMBER
PELAKU
PERIODE 5 TAHUN KE - PENDANAAN
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN
I II III IV
1 2 3 4 5
Perdagangan dan
Koperasi, Swasta,
Masyarakat
Fisik 1.7.3 Penataan Bangunan dan KM. 9, Pasar Lama, Pasar Kemenpera, Kemen APBN. APBD
Lingkungan (dikawasan KM. 9, Baru, Terminal, Rumah PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
pasar lama, Terminal, Pasar Dinas Bupati Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
Baru) PU Kabupaten, Dinas swasta,
X X X X X
PPRK Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA
Kabupaten, Swasta,
Masyarakat
Fisik 1.11.3 Penyediaan RTH dan taman KM 9, Kelurahan Kefa Kemenpera, APBN. APBD
kota Tengah dan Kelurahan Kementrian Provinsi, APBD
Benpasi Lingkungan Hidup, Kabupaten,
Kemen PU swasta,
Ciptakarya, Dinas masyarakat
Ciptaru Prov, Dinas
X X X X X
PU Kabupaten, Dinas
LH, Dinas PPRK
Kabupaten,
BAPPEDA
Kabupaten, Swasta,
Masyarakat
1,12 Pembinaan Teknis Penataan Perencanaan 1.12.1 Identifikasi asset dan KM 9, Kel Benpasi, Kel Kemenpera, Kemen APBN. APBD
Bangunan Gedung Bangunan dan kebutuhan Bangunan Gedung Maubeli, Kel Kefa Tengah, PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
Negara Lingkungan Negara Kel Kefa Selatan Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
PU Kabupaten, Dinas swasta,
X X X X
PPRK Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA
Kabupaten, Swasta,
Masyarakat
Bab 1 0 | 11
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
SUMBER
PELAKU
PERIODE 5 TAHUN KE - PENDANAAN
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN
I II III IV
1 2 3 4 5
Fisik 1.12.2 Pembangunan dan rehabilitasi Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
Bangunan Gedung Negara PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
PU Kabupaten, Dinas swasta,
X X X X
PPRK Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA
Kabupaten, Swasta,
Masyarakat
1,13 Peningkatan Jalan dan Perencanaan 1.13.1 Penyusunan studi tataran Kabupaten TTU Kemenpera, APBN. APBD
aksesibilitas dan jembatan transportasi lokal (tatralok) Kementrian Provinsi, APBD
kedekatan kota Perhubungan, Kemen Kabupaten,
sebagai bagian dari PU Ciptakarya, Dinas swasta,
pengembangan Ciptaru Prov, Dinas masyarakat
wilayah Kabupaten X Perhubungan, Dinas
TTU PU Kabupaten, Dinas
PPRK Kabupaten,
BAPPEDA
Kabupaten, Swasta,
Masyarakat
Fisik 1.13.2 Pembangunan jalan akses Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
antar lingkungan permukiman PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
PU Kabupaten, Dinas swasta,
X X X X X X X X
PPRK Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA
Kabupaten, Swasta,
Masyarakat
Fisik 1.13.3 Pembangunan jembatan untuk Kel Sasi ke Kel Tubuhue, Kemenpera, Kemen APBN. APBD
membuka daerah terisolir dan Kel Maubeli ke Kel PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
pemerataan pembangunan. Tubuhue, Kel Bansone ke Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
X X X X X X X X
Lingkungan Maumolo, Kel PU Kabupaten, Dinas swasta,
Kefa Selatan Ke PPRK Kabupaten, masyarakat
Lingkungan Tauf, Kel BAPPEDA
Bab 1 0 | 12
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
SUMBER
PELAKU
PERIODE 5 TAHUN KE - PENDANAAN
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN
I II III IV
1 2 3 4 5
1,14 Penataan Permukiman Fisik 1.2.1 Peningkatan Kualitas Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
Permukiman Permukiman PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
Perdesaan Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
X X X X PU Kabupaten, swasta,
BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, BPS
Kabupaten, Swasta,
Permukiman Fisik 1.2.1 Pengembangan PS Kawasan Wini Kemenpera, Kemen APBN. APBD
Perbatasan, PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
X X X X PU Kabupaten, swasta,
BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, BPS
Kabupaten, Swasta,
Permukiman Fisik 1.2.1 Pengembangan PS Kawasan Eban Kemenpera, Kemen APBN. APBD
Agropolitan PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
X X X X PU Kabupaten, swasta,
BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, BPS
Kabupaten, Swasta,
Permukiman Fisik 1.2.1 Penyediaan PS Penanganan Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
Bencana PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
X X X X PU Kabupaten, swasta,
BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, BPS
Kabupaten, Swasta,
Bab 1 0 | 13
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
SUMBER
PELAKU
PERIODE 5 TAHUN KE - PENDANAAN
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN
I II III IV
1 2 3 4 5
Permukiman Fisik 1.2.1 Penyediaan PS permukiman Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
terpencil PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
X X X X PU Kabupaten, swasta,
BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, BPS
Kabupaten, Swasta,
Permukiman Fisik 1.2.1 Pembangunan PS Kumuh dan Wini Kemenpera, Kemen APBN. APBD
Nelayan PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
X X X X PU Kabupaten, swasta,
BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, BPS
Kabupaten, Swasta,
1,15 Penyediaan Permukiman Perencanaan 1.2.1 Penyusunan Studi tentang Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
Dokumen identifikasi Pariwisata (RIPP, RTBL, PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
dan Rencana Revitalisasi kawasan wisata, Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
Penataan Kawasan dll) X X X X PU Kabupaten, swasta,
Wisata BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, BPS
Kabupaten, Swasta,
1,16 Penyediaan Permukiman Perencanaan 1.2.1 Penyusunan Studi tentang Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
Dokumen identifikasi Pengembangan Industri (KEK, PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
dan Rencana KTM, Kapet, dll) Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
Penataan Kawasan X X X X PU Kabupaten, swasta,
Industri BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, BPS
Kabupaten, Swasta,
2. JALAN LINGKUNGAN
2,1 Penyusunan studi Perencanaan 2.1.1 Penyusunan studi terkait sistem Kabupaten TTU Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD
X X
BAPPEDA Provinsi, APBD
Bab 1 0 | 14
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
SUMBER
PELAKU
PERIODE 5 TAHUN KE - PENDANAAN
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN
I II III IV
1 2 3 4 5
2,2 Penyediaan regulasi Legal 2.2.1 Penyusunan regulasi jaringan Kabupaten TTU Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD
jaringan jalan dan jalan (Termasuk mengatur BAPPEDA Provinsi, APBD
sistem stransportasi GSB dan pembatasan tonase Kabupaten, Kabupaten,
X X
kendaran) Pemerintah swasta,
Kabupaten, Dinas masyarakat
Perhubungan
Legal 2.2.2 Pengaturan hirarki jalan dan Kabupaten TTU Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD
pembatasan tonase kendaraan BAPPEDA Provinsi, APBD
Kabupaten, Kabupaten,
X X
Pemerintah swasta,
Kabupaten, Dinas masyarakat
Perhubungan
Legal 2.2.3 Penyusunan standardisasi Kabupaten TTU Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD
jalan lingkungan BAPPEDA Provinsi, APBD
Kabupaten, Kabupaten,
X X
Pemerintah swasta,
Kabupaten, Dinas masyarakat
Perhubungan
2,3 Penyusunan sistem Perencanaan 2.3.1 Penyusunan sistem informasi Kabupaten TTU Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD
informasi dan dan data base jaringan jalan di BAPPEDA Provinsi, APBD
database jalan Kabupaten TTU Kabupaten, Kabupaten,
X X
Pemerintah swasta,
Kabupaten, Dinas masyarakat
Perhubungan
2,4 Pembangunan Jalan Jalan Lingkungan Fisik 2.4.1 Pembangunan jalan akses Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
Lingkungan dan jalan antar lingkungan permukiman PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
X X X X X X X X
Akses Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
PU Kabupaten, swasta,
Bab 1 0 | 15
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
SUMBER
PELAKU
PERIODE 5 TAHUN KE - PENDANAAN
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN
I II III IV
1 2 3 4 5
BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
2.4.2 Peningkatan dan pemeliharaan Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
jalan lingkungan dan jalan PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
akses Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
X X X X X X X X PU Kabupaten, swasta,
BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
2.4.3 Penyediaan jalan inspeksi di Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
tepi sungai dan saluran PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
X X X X X PU Kabupaten, swasta,
BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
2.4.4 Penyediaan sistem penahan Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
tanah pada daerah rawan PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
longsor Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
X X X X X X X X PU Kabupaten, swasta,
BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
2,5 Pembangunan Fisik 2.5.1 Pembangunan jembatan Kabupaten TTU Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD
jembatan dan (Pembangunan baru, BAPPEDA Provinsi, APBD
bangunan pelengkap peningkatan dan pemeliharaan Kabupaten, Kabupaten,
X X X X X X X X
jalan jembatan) Pemerintah swasta,
Kabupaten, Dinas masyarakat
Perhubungan
Fisik 2.5.2 Penyediaan bangunan Kabupaten TTU Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD
X X X X X
pelengkap jalan (Rambu- BAPPEDA Provinsi, APBD
Bab 1 0 | 16
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
SUMBER
PELAKU
PERIODE 5 TAHUN KE - PENDANAAN
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN
I II III IV
1 2 3 4 5
3. DRAINASE
3.1 Penyusunan Studi Drainase Legal 3.1.1 Penyusunan Studi Drainase Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
terkait drainase (Master Plan Drainase PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
Kawasan Kabupaten TTU dan Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
Penyusunan Studi X X PU Kabupaten, swasta,
Pengembangan dan BAPPEDA masyarakat
Pengelolan Sungai) Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
3.2 Penyediaan regulasi Legal 3.2.1 Penyusunan regulasi tentang Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
tentang drainase drainase Kabupaten TTU. PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
(Mengatur sistem, hak, Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
kewajiban, sanksi bagi X X PU Kabupaten, swasta,
masyarakat terkait pengelolaan BAPPEDA masyarakat
drainase kota) Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
3.3 Penyediaan embung Fisik 3.3.1 Penyediaan embung yang Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
sebagai retarding menampung air hujan dari PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
basin air hujan permukiman agar meresap Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
kedalam tanah sebelum masuk X X X X X X PU Kabupaten, swasta,
ke sungai / main drain. BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
3.4 Penataan saluran Fisik 3.4.1 Pembangunan saluran drainase Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
drainase dipermukiman (pembangunan PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
baru, peningkatan dan X X X X X X X X Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
pemeliharaan salluran) PU Kabupaten, swasta,
BAPPEDA masyarakat
Bab 1 0 | 17
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
SUMBER
PELAKU
PERIODE 5 TAHUN KE - PENDANAAN
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN
I II III IV
1 2 3 4 5
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
3.5 Penyediaan sumur Fisik 3.5.1 Pembangunan sumur resapan Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
resapan (dikawasan permukiman baik PU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
ditingkat sistem kota maupun Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
persil) X X X X X X X X PU Kabupaten, swasta,
BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
4.1. Penyediaan Studi Air Minum Perencanaan 4.1.1 Penyusunan Identifikasi Potensi Kabupaten TTU Kemen PU APBN. APBD
terkait Air Baku Kabupaten TTU Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
pengembangan Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
SPAM X X PU Kabupaten, Balai swasta, PDAM,
PSDA, BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, PDAM,
Swasta.
Perencanaan 4.1.2 Penyusunan Rencana Induk Kabupaten TTU Kemen PU APBN. APBD
Sistem Penyediaan Air Minum Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
X X PU Kabupaten, Balai swasta, PDAM,
PSDA, BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, PDAM,
Swasta.
Bab 1 0 | 18
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
SUMBER
PELAKU
PERIODE 5 TAHUN KE - PENDANAAN
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN
I II III IV
1 2 3 4 5
Swasta.
Perencanaan 4.1.4 Review DED Jaringan Distribusi Kabupaten TTU Kemen PU APBN. APBD
Utama SPAM Regional Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
X X PU Kabupaten, Balai swasta, PDAM,
PSDA, BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, PDAM,
Swasta.
4.2 Peningkatan debit Fisik 4.2.1 Pencarian alternatif sumber air Kabupaten TTU (sumber Kemen PU APBN. APBD
dan suplai air baku baku baru (mata air, embung, air baku Desa Taekas dan Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
sumur dalam, pengolahan air Desa Oenenu Induk) Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
laut, dll) X X X PU Kabupaten, Balai swasta, PDAM,
PSDA, BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, PDAM,
Swasta.
4.2.2 Optimalisasi sumber air baku Kabupaten TTU (sumber Kemen PU APBN. APBD
yang ada (Dari Gn air baku Desa Taekas dan Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
Mutis,Taekas dan Oenenu Desa Oenenu Induk) Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
Utara) X X X PU Kabupaten, Balai swasta, PDAM,
PSDA, BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, PDAM,
Swasta.
4.3 Pengembangan 4.3.1 Peningkatan jaringan perpipaan Kabupaten TTU Kemen PU APBN. APBD
cakupan dan tingkat distribusi Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
pelayanan air minum Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
X X X X X X PU Kabupaten, Balai swasta, PDAM,
PSDA, BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, PDAM,
Swasta.
Bab 1 0 | 19
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
SUMBER
PELAKU
PERIODE 5 TAHUN KE - PENDANAAN
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN
I II III IV
1 2 3 4 5
4.4 Peningkatan kinerja Perencanaan 4.4.1 Program penyehatan PDAM, Kabupaten TTU Kemen PU APBN. APBD
PDAM penyusunan corporate plan Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
X X X X X PU Kabupaten, Balai swasta, PDAM,
PSDA, BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, PDAM,
Swasta.
4.5 Pengurangan angka Fisik 4.5.1 Memperbaiki dan Kabupaten TTU Kemen PU APBN. APBD
kehilangan air meningkatkan sistem perpipaan Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
transmisi dan distribusi Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
X X X X X X X X PU Kabupaten, Balai swasta, PDAM,
PSDA, BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, PDAM,
Swasta.
4.6 Pengembangan Fisik 4.6.1 Pembuatan sistem SPAM IKK Kabupaten TTU (sumber Kemen PU APBN. APBD
SPAM IKK dalam penyediaan air minum air baku Desa Taekas dan Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
perpipaan dan non perpipaan Desa Oenenu Induk) Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
X X X X
dengan sumber dari Taekas PU Kabupaten, Balai swasta, PDAM,
Kec Miomaffo / Oenenu induk PSDA, BAPPEDA masyarakat
Kec Bikomi Kabupaten, PDAM,
Bab 1 0 | 20
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
SUMBER
PELAKU
PERIODE 5 TAHUN KE - PENDANAAN
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN
I II III IV
1 2 3 4 5
Swasta.
4.7 Pemberdayaan Fisik 4.7.1 Sistem air bersih sederhana Kabupaten TTU Kemen PU APBN. APBD
masyarakat dalam perkotaan dan perdesaan Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
pengembangan Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
SPAM dengan X X X X X X X X PU Kabupaten, Balai swasta, PDAM,
PAMSIMAS PSDA, BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, PDAM,
Swasta.
4.8 Peningkatan akses air Fisik 4.8.1 Pemanfaatan sumber air baku Desa Naiola, , Kel Kefa Kemen PU APBN. APBD
minum untuk yang terdapat didekat Utara, Kel Bansone, Desa Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
masyarakat yang permukiman Oenenu induk,Kel Oelami Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
inovatif dan hemat dan Desa Taekas X X X X X X X X PU Kabupaten, Balai swasta, PDAM,
energi PSDA, BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, PDAM,
Swasta.
4.9 Peningkatan akses air Fisik 4.9.1 Penyediaan prasarana sarana Kabupaten TTU Kemen PU APBN. APBD
minum untuk ai r minum pada masyarakat Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
masyarakat berpenghasilan rendah Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
berpenghasilan X X X X X PU Kabupaten, Balai swasta, PDAM,
rendah PSDA, BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, PDAM,
Swasta.
Bab 1 0 | 21
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
SUMBER
PELAKU
PERIODE 5 TAHUN KE - PENDANAAN
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN
I II III IV
1 2 3 4 5
4.10 Penanganan air Fisik 4.10.1 Pelayanan air minum pada Desa Naiola, Kel Sasi, Kel Kemen PU APBN. APBD
minum pada daerah daerah rawan air dengan Oelami, Kel Benpasi, Kel Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
bencana kekeringan dropping tangki air bersih, Kefa Selatan, Kel, Kefa Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
dan rawan air penampungan air dan Tengah, Kel Tubuhue, Kel X X X X X PU Kabupaten, Balai swasta, PDAM,
pembuatan sistem air bersih. Kefa Utara, Kel Bansone, PSDA, BAPPEDA masyarakat
Desa Oenenu Utara dan Kabupaten, PDAM,
Kel Aplasi Swasta.
5. SEKTOR PERSAMPAHAN
5.1 Penyediaan Studi Persampahan Perencanaan 5.1.1 Penyusunan Studi terkait Kabupaten TTU Kemen PU APBN. APBD
terkait pengelolaan pengelolaan sampah Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
sampah (Perencanaan Teknik Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
Manajemen Persampahan X X PU Kabupaten, swasta,
(PTMP), DED TPA Landfill, BAPPEDA masyarakat
Studi Potensi Retribusi Kabupaten, Swasta,
Kebersihan, dll) BKM/KSM
5.2 Peningkatan cakupan Fisik 5.2.1 Penyediaan TPA Landfill Kabupaten TTU Kemen PU APBN. APBD
pelayanan Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
persampahan Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
X PU Kabupaten, swasta,
BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
Fisik 5.2.2 Pengadaan alat berat Kabupaten TTU Kemen PU APBN. APBD
Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
X X X X X PU Kabupaten, swasta,
BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
Fisik 5.2.3 Pengadaan arm roll truck dan Kabupaten TTU Kemen PU APBN. APBD
container X X X X X Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
Bab 1 0 | 22
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
SUMBER
PELAKU
PERIODE 5 TAHUN KE - PENDANAAN
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN
I II III IV
1 2 3 4 5
PU Kabupaten, swasta,
BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
Fisik 5.2.4 Pengadaan alat pengangku dan Kabupaten TTU Kemen PU APBN. APBD
pengumpul persampahan Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
X X X X X X X X PU Kabupaten, swasta,
BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
Sosial 5.2.7 Sosialisasi kebersihan kepada Kabupaten TTU Kemen PU APBN. APBD
masyarakat Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
X X X X X X X X PU Kabupaten, swasta,
BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
Bab 1 0 | 23
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
SUMBER
PELAKU
PERIODE 5 TAHUN KE - PENDANAAN
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN
I II III IV
1 2 3 4 5
5,3 Penyediaan regulasi Legal 5.3.1 Penyediaan regulasi Kabupaten TTU Kemen PU APBN. APBD
pengelolaan sampah pengelolaan sampah , Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
kelembagaan dan tarif retribusi Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
kebersihan X X PU Kabupaten, swasta,
BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
5,4 Peningkatan Sosial 5.4.1 Sosialisasi 3R persampahan Kabupaten TTU Kemen PU APBN. APBD
pengelolaan dan penyuluhan kebersihan Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
persampahan melalui Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
program 3R X X X X X PU Kabupaten, swasta,
BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
Fisik 5.4.2 Penyediaan TPS dan TPST 3R Kabupaten TTU Kemen PU APBN. APBD
di permukiman dan perkotaan Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
X X X X X PU Kabupaten, swasta,
BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
Fisik 5.4.3 Penyediaan mesin komposting Desa Naiola / Kec Bikomi Kemen PU APBN. APBD
di TPST dan TPA selatan Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
X X X X PU Kabupaten, swasta,
BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
Fisik 5.4.4 Pilot project kawasan mandiri Kel Benpasi Kemen PU APBN. APBD
sampah Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
X Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
PU Kabupaten, swasta,
BAPPEDA
Bab 1 0 | 24
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
SUMBER
PELAKU
PERIODE 5 TAHUN KE - PENDANAAN
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN
I II III IV
1 2 3 4 5
6,1 Penyediaan Studi Air Limbah Perencanaan 6.1.1 Partisipasi dalam Program Kabupaten TTU Kemen PU APBN. APBD
terkait Sanitasi Percepatan Sanitasi Perkotaan Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
(studi EHRA,Buku Putih Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
Sanitasi, SSK) X X PU Kabupaten, swasta,
BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
6,2 Peningkatan Fisik 6.2.1 Penyediaan sarana dan Kabupaten TTU Kemen PU APBN. APBD
Cakupan pelayanan prasarana sanitasi dilingkungan Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
sanitasi / air limbah permukiman. (MCK Komunal Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
dan jamban keluarga) X X X X X X X X PU Kabupaten, swasta,
BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
Fisik 6.2.2 Penambahan prasarana dan KM 9, Kel Benpasi, Kel Kemen PU APBN. APBD
sarana sanitasi di tempat publik Maubeli, Kel Kefa Tengah, Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
(pasar, terminal, sekolah, CBD Kel Kefa Selatan Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
dll) X X X X X X X X PU Kabupaten, swasta,
BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
Bab 1 0 | 25
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
SUMBER
PELAKU
PERIODE 5 TAHUN KE - PENDANAAN
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN
I II III IV
1 2 3 4 5
Fisik 6.2.3 Penyediaan iInstalasi Pengolah Kabupaten TTU Kemen PU APBN. APBD
Air Limbah (IPAL) untuk limbah Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
non domestik (Rumah sakit, Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
hotel, rumah makan, Rumah X X X X X X X X PU Kabupaten, swasta,
Pemotongan Hewan, Industri, BAPPEDA masyarakat
IKM/UKM) Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
6,3 Penyediaan Fisik 6.3.1 Penyediaan Instalasi Pengolah Kabupaten TTU Kemen PU APBN. APBD
prasarana dan sarana Tinja (IPLT) Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
sanitasi / air limbah Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
X X X X X X X X PU Kabupaten, swasta,
BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
Fisik 6.3.2 Penyediaan truk tinja Kabupaten TTU Kemen PU APBN. APBD
Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
X X X X PU Kabupaten, swasta,
BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
6.4 Pengelolaan air Fisik 6.3.3 Penyediaan sanitasi sewerage Kabupaten TTU Kemen PU APBN. APBD
limbah sistem off site sistem. Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
X X PU Kabupaten, swasta,
BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
6,5 Pemantapan Sosial 6.4.1 Pembentukan, pelatihan Kabupaten TTU Kemen PU APBN. APBD
kelembagaan kelembagaan pengelolaan air Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
pengelolaan air limbah X X X X Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
limbah PU Kabupaten, swasta,
BAPPEDA
Bab 1 0 | 26
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
SUMBER
PELAKU
PERIODE 5 TAHUN KE - PENDANAAN
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN
I II III IV
1 2 3 4 5
6,6 Penyediaan regulasi Legal 6.5.1 Penyusunan Perda tentang air Kabupaten TTU Kemen PU APBN. APBD
tentang pengolahan limbah Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
limbah cair domestik Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
dan non domestik X PU Kabupaten, swasta,
BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
6,7 Pelibatan Masyarakat Pelibatan 6.6.1 Pelibatan masyarakat dalam Kabupaten TTU Kemen PU APBN. APBD
dalam masyarakat pengembangan pelayanan Ciptakarya, Dinas Provinsi, APBD
pengembangan sanitasi Ciptaru Prov, Dinas Kabupaten,
pelayanan sanitasi X X X X X X X X PU Kabupaten, swasta,
BAPPEDA masyarakat
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
7,1 Penyediaan informasi Peran Serta Pelibatan 7.1.1 Pemasangan peta Konsep Pola Kabupaten TTU Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD
tentang RTRW Masyarakat masyarakat Ruang RTRW Kabupaten TTU Dinas PU Provinsi, APBD
Kabupaten TTU di di beberapan kawasan strategis Kabupaten, Kabupaten,
X
kalangan masyarakat BAPPEDA swasta,
Kabupaten, Swasta, masyarakat
BKM/KSM
7.1.2 Penyebaran informasi tentang Kabupaten TTU Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD
RTRW dalam bentuk pamflet/ Dinas PU Provinsi, APBD
leaflet Kabupaten, Kabupaten,
X
BAPPEDA swasta,
Kabupaten, Swasta, masyarakat
BKM/KSM
Bab 1 0 | 27
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
SUMBER
PELAKU
PERIODE 5 TAHUN KE - PENDANAAN
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN
I II III IV
1 2 3 4 5
7,2 Menyediakan Pelibatan 7.2.1 Pemasangan papan larangan Kabupaten TTU Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD
informasi tentang masyarakat mendirikan di kawasan lindung Dinas PU Provinsi, APBD
kawasan lindung (sempadan sungai, hutan Kabupaten, Kabupaten,
X
(sempadan sungai lindung dll) BAPPEDA swasta,
kawasan hutan Kabupaten, Swasta, masyarakat
lindung) yang BKM/KSM
dilarang mendirikan
7.2.2 Penyuluhan di kawasan Kabupaten TTU Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD
bangunan
permukiman sekitar sungai dan Dinas PU Provinsi, APBD
hutan lindung. Kabupaten, Kabupaten,
X X X X X X
BAPPEDA swasta,
Kabupaten, Swasta, masyarakat
BKM/KSM
7.2.3 Penyuluhan di sekolah-sekolah Kabupaten TTU Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD
setingkat SLTA dan perguruan Dinas PU Provinsi, APBD
tinggi tentang pentingnya Kabupaten, Kabupaten,
X X X
kawasan lindung BAPPEDA swasta,
Kabupaten, Swasta, masyarakat
BKM/KSM
7,3 Peningkatan Pelibatan 7.3.1 Pembinaan manajemen dan Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
Kapasitas forum masyarakat teknis KSM-KSM pengelola PU Ciptakarya, Provinsi, APBD
Lembaga Swadaya infrastruktur dan sanitasi Dinas Ciptaru Prov, Kabupaten,
Masyarakat dan atau komunal Dinas PU swasta,
Kelompok Swadaya Kabupaten, masyarakat
X X X X X X X X
Masyarakat dalam BAPPEDA
penangaman Kabupaten, Swasta,
masalah pengelolaan BKM/KSM
permukiman dan
infrastruktur
Penguatan Pelibatan 7.3.2 Penyuluhan pengelolaan Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
implementasi masyarakat sampah dengan 3 R di tingkat PU Ciptakarya, Provinsi, APBD
pengelolaan sampah rumah tangga melalui kegiatan X X X X X X Dinas Ciptaru Prov, Kabupaten,
dengan 3 R (reuse, PKK dan Karang Taruna Dinas PU swasta,
Kabupaten,
Bab 1 0 | 28
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
SUMBER
PELAKU
PERIODE 5 TAHUN KE - PENDANAAN
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN
I II III IV
1 2 3 4 5
Pelibatan 7.3.3 Pelatihan pemanfaatan sampah Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
masyarakat organik untuk pembuatan PU Ciptakarya, Provinsi, APBD
kompos dan pemanfaatan Dinas Ciptaru Prov, Kabupaten,
sampah plastik untuk dijadikan Dinas PU swasta,
X X X X X X
kerajinan Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
7,4 Pengembangan Pelibatan 7.4.1 Pemanfaatan sumber air baku Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
pelayanan air bersih masyarakat yang dilakukan secara PU Ciptakarya, Provinsi, APBD
kepada masyarakat partisipatif dan berbasis Dinas Ciptaru Prov, Kabupaten,
melalui komunitas. Dinas PU swasta,
X X X X X X X X
pembangunan dan Kabupaten, masyarakat
pengelolaan air BAPPEDA
bersih yang baik Kabupaten, Swasta,
berbasis komunitas BKM/KSM
7.4.2 Pembentukan pengelolaan air Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
minum secara partisipatif dan PU Ciptakarya, Provinsi, APBD
demokratis Dinas Ciptaru Prov, Kabupaten,
Dinas PU swasta,
X X X X X X X X
Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
7.4.3 Konservasi sumber air baku Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
berbasis komunitas PU Ciptakarya, Provinsi, APBD
Dinas Ciptaru Prov, Kabupaten,
X X X
Dinas PU swasta,
Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA
Bab 1 0 | 29
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
SUMBER
PELAKU
PERIODE 5 TAHUN KE - PENDANAAN
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN
I II III IV
1 2 3 4 5
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
7,5 Peningkatkan Pelibatan 7.5.1 Program Satuan Kerja pada Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
pelibatan peran masyarakat Kerjasama Swasta pada PU Ciptakarya, Provinsi, APBD
swasta pada Penyelenggaraan & Dinas Ciptaru Prov, Kabupaten,
penyelenggaraan Operasional Infrastruktur Dinas PU swasta,
X X X X X X X X
infrastruktur Perkotaan Kabupaten, masyarakat
perkotaan. BAPPEDA
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
7,6 Peningkatan Pembiayaan Pembiayaan 7.6.1 Program Intensifikasi dan Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
pendapatan PAD eksentifikasi pajak dan retribusi PU Ciptakarya, Provinsi, APBD
pada pengelolaan daerah pada penyelenggaraan Dinas Ciptaru Prov, Kabupaten,
Infrastruktur Infrastruktur Perkotaan Dinas PU swasta,
X X X
Perkotaan Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
7,7 Pengkajian sumber Pembiayaan 7.7.1 Program peningkatan kinerja Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
pendanaan baru swadaya masyarakat pada PU Ciptakarya, Provinsi, APBD
melalui swadaya penyelenggaraan Operasional Dinas Ciptaru Prov, Kabupaten,
masyarakat pada & Pemeliharaan Infrastruktur Dinas PU swasta,
penyelenggaraan Perkotaan. X X X Kabupaten, masyarakat
Operasional BAPPEDA
&Pemeliharaan Kabupaten, Swasta,
infrastruktur BKM/KSM
Perkotaan
7,8 Peningkatan kinerja Kelembagaan Kelembagaan 7.8.1 Program pelatihan aparat Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
aparat pemerintah pemerintah daerah pada PU Ciptakarya, Provinsi, APBD
daerah & Peran penyelengggaraan infrastruktur Dinas Ciptaru Prov, Kabupaten,
X X X X X
swasta pada perkotaan Dinas PU swasta,
penyelenggaraan Kabupaten, masyarakat
infrastruktur BAPPEDA
Bab 1 0 | 30
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
SUMBER
PELAKU
PERIODE 5 TAHUN KE - PENDANAAN
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN
I II III IV
1 2 3 4 5
7,9 Peningkatan Kelembagaan 7.9.1 Program Peningkatan Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
kerjasama pihak Kerjasama dengan swasta PU Ciptakarya, Provinsi, APBD
swasta melalui pada penyelenggaraan Dinas Ciptaru Prov, Kabupaten,
Kerjasama Infrastruktur Perkotaan Dinas PU swasta,
Pemerintah Swasta X X X X X Kabupaten, masyarakat
(KPS) pada BAPPEDA
penyelenggaraan Kabupaten, Swasta,
Infrastruktur BKM/KSM
Perkotaan.
7,10 Peningkatan Kualitas Kelembagaan 7.10.1 Program Pelatihan bagi aparat Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
SDM pada Pemkot pada penyelenggaraan PU Ciptakarya, Provinsi, APBD
penyelenggaraan Operaional & Pemeliharaan Dinas Ciptaru Prov, Kabupaten,
infrastruktur Infrastruktur Perkotaan. Dinas PU swasta,
X X X X X
Perkotaan Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
7,11 Peningkatan Kelembagaan 7.11.1 Program Pembentukan dan Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen APBN. APBD
pelibatan masyarakat Pelatihan satuan Tugas BKM, PU Ciptakarya, Provinsi, APBD
dalam KSM, Kelembagaan Lokal Dinas Ciptaru Prov, Kabupaten,
penyelenggaraan Pemeliharaan & Operasional Dinas PU swasta,
X X X X X X X X
Infrastruktur Infrastruktur Perkotaan. Kabupaten, masyarakat
Perkotaan BAPPEDA
Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
Bab 1 0 | 31
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel IX.2. Strategi dan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Skala Kawasan Km 9 dan Benpasi
PERIODE 5 TAHUN KE -
STRATEGI PROGRAM KAWASAN I PELAKU SUMBER PENDANAAN
II III IV
1 2 3 4 5
1.PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
1,1 Penanganan terhadap 1.1.1 Penyusunan RTBL lingkungan kumuh Kel Benpasi (Lingkungan Pasar Baru,) Kel Kefa Tengah Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
permukiman padat dan kumuh (Lingkungan Pasar lama, belakang masjid Agung, Kel Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
Kefa Selatan (Lingkungan Terminal dan sekitarnya)
X X
1.1.2 Penyediaan dan perbaikan prasarana dan sarana Kel Benpasi (Lingkungan Pasar Baru,) Kel Kefa Tengah Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
dasar permukiman kumuh (Lingkungan Pasar lama, belakang masjid Agung, Kel Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
Kefa Selatan (Lingkungan Terminal dan sekitarnya) X X
1.1.3 Penyediaan dan perbaikan prasarana dan sarana Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
penunjang kegiatan sosial ekonomi Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
1,2 Penanganan dan penyediaan 1.2.1 Pembangunan perumahan bagi masyarakat Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
permukiman bagi masyarakat berpenghasilan rendah Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
berpenghasilan rendah
1.2.2 Stimulan perbaikan rumah Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
1.2.3 Resettlement ex pengungsi Kel Tubuhue Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
1,3 Penanggulangan terhadap 1.3.1 Penyediaan dinding penahan tanah pada daerah Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
kawasan permukiman yang rawan longsor tepi jalan, tepi sungai dan Tengah, Benpasi dan Tubuhue Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
rawan bencana (banjir, perbukitan. X X
kekeringan, longsor dan
kebakaran) 1.3.2 Penyediaan sistem pemadam kebakaran kota Kel Benpasi dan Kel Sasi Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
1.3.3 Penyediaan reservoir dan hidran Umum pada Desa Naiola, Kel Sasi, Kel Benpasi, Kel Tubuhue Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
daerah bencana untuk menampung air dropping X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
1.3.4 dari tangki sistem air bersih pada daerah rawan Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa
Penyediaan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
kekeringan Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
1,4 Pembangunan kawasan 1.4.1 Penyiapan kasiba lisiba dan pengembangan Desa Naiola, Kel Sasi, Kel Benpasi (bagian ling RT Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
permukiman baru (New kawasan perumahan baru 20,21,22, Kel Tubuhue X X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
development)
1.4.2 Penyediaan prasarana dan sarana permukiman Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
Tengah, Benpasi dan Tubuhue
X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
1,5 Penanganan rumah-rumah 1.5.1 Penataan Bangunan dan Lingkungan kawasan Kelurahan Tubuhue Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
adat/ tradisional dengan rumah adat / tradisional X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
1,6 Penanganan rumah tidak 1.6.1 Stimulan perbaikan rumah Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
layak huni Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
1.6.2 Penyediaan rumah layak huni Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Pemerintah APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X Kabupaten, BLH Kabupaten swasta, masyarakat
1.6.3 Sosialisasi rumah sehat Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Pemerintah APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X Kabupaten, BLH Kabupaten swasta, masyarakat
1.7 Peningkatan aksesibiltas pada 1.7.1 Pembangunan jalan akses antar lingkungan Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
kawasan permukiman permukiman Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
1.7.2 Pembangunan jembatan untuk membuka daerah Kel Sasi ke Kel Tubuhue, Kel Maubeli Ke Kel Tubuhue, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
terisolir dan pemerataan pembangunan. Kel Kefa Tengah ke Ling Tauf dan Kel Benpasi ke ling Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
RT 20,21,22 X X
Bab 1 0 | 32
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
PERIODE 5 TAHUN KE -
STRATEGI PROGRAM KAWASAN I PELAKU SUMBER PENDANAAN
II III IV
1 2 3 4 5
1,8 Peningkatan akses 1.8.1 Penyehatan Lingkungan permukiman (SANIMAS, Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
permukiman terhadap sanitasi persampahan, sanitasi, air minum, drainase, jalan Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
yang baik lingkungan)
2. JALAN LINGKUNGAN
2,1 Pembangunan Jalan 2.1.1 Pembangunan jalan akses antar lingkungan Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
Lingkungan dan jalan Akses permukiman Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
2.1.2 Peningkatan dan pemeliharaan jalan lingkungan Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
dan jalan akses Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
2.1.3 Penyediaan jalan inspeksi di tepi sungai dan saluranKel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
2.1.4 Penyediaan sistem penahan tanah pada daerah Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
rawan longsor Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
2,2 Pembangunan jembatan dan 2.2.1 Pembangunan jembatan (Pembangunan baru, Kel Sasi ke Kel Tubuhue, Kel Maubeli Ke Kel Tubuhue, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Pemerintah APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
bangunan pelengkap jalan peningkatan dan pemeliharaan jembatan) Kel Kefa Tengah ke Ling Tauf dan Kel Benpasi ke ling Kabupaten, Dinas Perhubungan swasta, masyarakat
RT 20,21,22 X X
3. DRAINASE
3.3 Penyediaan embung sebagai 3.3.1 Penyediaan embung yang menampung air hujan Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
retarding basin air hujan dari permukiman agar meresap kedalam tanah Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
sebelum masuk ke sungai / main drain.
3.4 Penataan saluran drainase 3.4.1 Pembangunan saluran drainase dipermukiman Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
(pembangunan baru, peningkatan dan Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
pemeliharaan salluran)
3.5 Penyediaan sumur resapan 3.5.1 Pembangunan sumur resapan (dikawasan Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
permukiman baik ditingkat sistem kota maupun Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
persil)
4. SEKTOR AIR MINUM
4.1 Pengembangan cakupan dan 4.1.1 Peningkatan jaringan perpipaan distribusi Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
tingkat pelayanan air minum Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, PDAM, Swasta. swasta, PDAM, masyarakat
4.1.2 Penyediaan sistem penyediaan air minum Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
perpipaan dan non perpipaan dipermukiman Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, PDAM, Swasta. swasta, PDAM, masyarakat
4.2 Pemberdayaan masyarakat 4.2.1 Program PAMSIMAS Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
dalam pengembangan SPAM Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, PDAM, Swasta. swasta, PDAM, masyarakat
dengan PAMSIMAS
4.3 Peningkatan akses air minum 4.3.1 Pemanfaatan sumber air baku yang terdapat Desa Naiola, Kel Sasi, Kel Benpasi, Kel Kefa Tengah Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
untuk masyarakat yang didekat permukiman X X Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, PDAM, Swasta. swasta, PDAM, masyarakat
inovatif dan hemat energi
4.3.2 Pemanfaatan teknologi yang hemat energi seperti Desa Naiola, Kel Sasi, Kel Benpasi, Kel Kefa Tengah Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
pompa air tenaga angin, tenaga surya atau mikro X X Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, PDAM, Swasta. swasta, PDAM, masyarakat
hidro.
4.4 Peningkatan akses air minum 4.4.1 Penyediaan prasarana sarana ai r minum pada Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
untuk masyarakat masyarakat berpenghasilan rendah Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, PDAM, Swasta. swasta, PDAM, masyarakat
berpenghasilan rendah
4.5 Penanganan air minum pada 4.5.1 Pelayanan air minum pada daerah rawan air Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
daerah bencana kekeringan dengan dropping tangki air bersih, penampungan Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, PDAM, Swasta. swasta, PDAM, masyarakat
dan rawan air air dan pembuatan sistem air bersih.
Bab 1 0 | 33
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
PERIODE 5 TAHUN KE -
STRATEGI PROGRAM KAWASAN I PELAKU SUMBER PENDANAAN
II III IV
1 2 3 4 5
5. SEKTOR PERSAMPAHAN
5.1 Peningkatan cakupan pelayan 5.1.1 Pengadaan alat pengangkut dan pengumpul Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
sampah persampahan Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
5.1.2 Penyediaan TPS di permukiman Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
5.1.3 Optimalisasi Manajemen Pengelolaan Sampah Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
hingga tingkat lingkungan Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
5.1.4 Sosialisasi kebersihan kepada masyarakat Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
5,2 Peningkatan pengelolaan 5.2.1 Sosialisasi 3R persampahan dan penyuluhan Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
persampahan melalui program kebersihan Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
3R
5.2.2 Penyediaan TPST 3R di permukiman Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
5.2.3 Penyediaan mesin komposting di TPST Desa Naiola, Kel Sasi, Kel Tubuhue dan Kefa Tengah Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
5.2.4 Pilot project kawasan mandiri sampah Kel, Benpasi Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
6. SEKTOR AIR LIMBAH
6,1 Peningkatan Cakupan 6.1.1 Penyediaan sarana dan prasarana sanitasi Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
pelayanan sanitasi / air limbah dilingkungan permukiman. (MCK Komunal dan Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
jamban keluarga)
6.1.2 Penambahan prasarana dan sarana sanitasi di Kel Sasi, Kel Maubeli, Kefa Selatan, Kefa Tengah, dan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
tempat publik (pasar, terminal, sekolah, CBD dll) Kel Benpasi X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
6.1.3 Penyediaan iInstalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
untuk limbah non domestik (Rumah sakit, hotel, Tengah, Benpasi dan Tubuhue BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
rumah makan, Rumah Pemotongan Hewan, X X
Industri, IKM/UKM)
6.2 Pengelolaan air limbah sistem 6.2.1 Penyediaan sanitasi sewerage sistem. Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
off site Tengah, Benpasi dan Tubuhue BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
6,3 Pelibatan Masyarakat dalam 6.3.1 Pelibatan masyarakat dalam pengembangan Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
pengembangan pelayanan pelayanan sanitasi Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
sanitasi
7. ASPEK PEKPERAN SERTA MASYARAKAT
7,1 Penguatan implementasi 7.1.1 Penyuluhan pengelolaan sampah dengan 3 R di Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
pengelolaan sampah dengan 3 tingkat rumah tangga melalui kegiatan PKK dan Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
R (reuse, reduse, dan Karang Taruna
recycle ). 7.1.2 Pelatihan pemanfaatan sampah organik untuk Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
pembuatan kompos dan pemanfaatan sampah Tengah, Benpasi dan Tubuhue X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
plastik untuk dijadikan kerajinan
7,2 Pengembangan pelayanan air 7.2.1 Pemanfaatan sumber air baku yang dilakukan Desa Naiola, Kel Sasi, Kel Tubuhue, kel Benpasi dan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
bersih kepada masyarakat secara partisipatif dan berbasis komunitas. Kel Kefa Tengah X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
melalui pembangunan dan
pengelolaan air bersih yang 7.2.2 Konservasi sumber air baku berbasis komunitas Desa Naiola, Kel Sasi, Kel Tubuhue, kel Benpasi dan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
baik berbasis komunitas Kel Kefa Tengah
X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
7,3 Peningkatan pelibatan 7.3.1 Program Pembentukan dan Pelatihan satuan Kel Sasi, Kel Maubeli, Desa Naiola, Kefa Selatan, Kefa Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
masyarakat dalam Tugas BKM, KSM, Kelembagaan Lokal Tengah, Benpasi dan Tubuhue Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
penyelenggaraan Infrastruktur Pemeliharaan & Operasional Infrastruktur
Perkotaan Perkotaan (jalan lingkungan, drainase, air minum, X X
persampahan dan sanitasi)
Bab 1 0 | 34
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel IX.3. Strategi dan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Skala Kawasan Kota Lama
PERIODE 5 TAHUN KE -
STRATEGI PROGRAM KAWASAN I PELAKU SUMBER PENDANAAN
II III IV
1 2 3 4 5
1.PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
1,1 Penanganan terhadap permukiman 1.1.1 Penyusunan RTBL lingkungan kumuh Kel Aplasi Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
padat dan kumuh X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
1.1.2 Penyediaan dan perbaikan prasarana dan sarana dasar permukiman Kel Aplasi Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
kumuh X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
1.1.3 Penyediaan dan perbaikan prasarana dan sarana penunjang kegiatan Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
sosial ekonomi Sebagian Tubuhuea Utara X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
1,2 Penanganan dan penyediaan 1.2.1 Pembangunan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
permukiman bagi masyarakat Sebagian Tubuhuea Utara X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
berpenghasilan rendah
1.2.2 Stimulan perbaikan rumah Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
Sebagian Tubuhuea Utara X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
1.2.3 Resettlement ex pengungsi Sebagian Kel Tubuhue (lingkungan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
Naen dan Lu'lu) X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
1,3 Penanggulangan terhadap kawasan 1.3.1 Penyediaan dinding penahan tanah pada daerah rawan longsor tepi Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
permukiman yang rawan bencana jalan, tepi sungai dan perbukitan. Sebagian Tubuhuea Utara X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
(banjir, kekeringan, longsor dan
1.3.2 Penyediaan sistem pemadam kebakaran kota Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
kebakaran)
Sebagian Tubuhuea Utara X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
1.3.3 Penyediaan reservoir dan hidran Umum pada daerah bencana untuk Kel Aplasi dan sebagian Tubuhue Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
menampung air dropping dari tangki X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
1.3.4 Penyediaan sistem air bersih pada daerah rawan kekeringan Kel Aplasi dan sebagian Tubuhue
X X Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten,
BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM
APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
swasta, masyarakat
1,4 Pembangunan kawasan 1.4.1 Penyiapan kasiba lisiba dan pengembangan kawasan perumahan Kel Kefamenanu Utara dan Sebagian Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
permukiman baru (New baru Tubuhue X X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
development) 1.4.2 Penyediaan prasarana dan sarana permukiman Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
Sebagian Tubuhue X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
1,5 Penanganan rumah-rumah adat/ 1.5.1 Penataan Bangunan dan Lingkungan kawasan dengan rumah adat / Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
tradisional tradisional Sebagian Tubuhue X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
1,6 Penanganan rumah tidak layak huni 1.6.1 Stimulan perbaikan rumah Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
Sebagian Tubuhue X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
1.6.2 Penyediaan rumah layak huni Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Pemerintah Kabupaten, BLH APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
Sebagian Tubuhue X X Kabupaten swasta, masyarakat
1.6.3 Sosialisasi rumah sehat Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Pemerintah Kabupaten, BLH APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
Sebagian Tubuhue X X Kabupaten swasta, masyarakat
1.7 Peningkatan aksesibiltas pada 1.7.1 Pembangunan jalan akses antar lingkungan permukiman Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
kawasan permukiman Sebagian Tubuhue X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
1.7.2 Pembangunan jembatan untuk membuka daerah terisolir dan Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
pemerataan pembangunan. Sebagian Tubuhue X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
1,8 Peningkatan akses permukiman 1.8.1 Penyehatan Lingkungan permukiman (SANIMAS, persampahan, Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
terhadap sanitasi yang baik sanitasi, air minum, drainase, jalan lingkungan) Sebagian Tubuhue X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
Bab 1 0 | 35
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
PERIODE 5 TAHUN KE -
STRATEGI PROGRAM KAWASAN I PELAKU SUMBER PENDANAAN
II III IV
1 2 3 4 5
1.PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
2. JALAN LINGKUNGAN
2,1 Pembangunan Jalan Lingkungan 2.1.1 Pembangunan jalan akses antar lingkungan permukiman Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
dan jalan Akses Sebagian Tubuhue X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
2.1.2 Peningkatan dan pemeliharaan jalan lingkungan dan jalan akses Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
Sebagian Tubuhue X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
2.1.3 Penyediaan jalan inspeksi di tepi sungai dan saluran Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
Sebagian Tubuhue X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
2.1.4 Penyediaan sistem penahan tanah pada daerah rawan longsor Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
Sebagian Tubuhue X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
2,2 Pembangunan jembatan dan 2.2.1 Pembangunan jembatan (Pembangunan baru, peningkatan dan Kel Aplasi dan sebagian Tubuhue Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Pemerintah Kabupaten, Dinas APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
bangunan pelengkap jalan pemeliharaan jembatan) X X Perhubungan swasta, masyarakat
3. DRAINASE
3.3 Penyediaan embung sebagai 3.3.1 Penyediaan embung yang menampung air hujan dari permukiman Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
retarding basin air hujan agar meresap kedalam tanah sebelum masuk ke sungai / main drain. Sebagian Tubuhue X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
3.4 Penataan saluran drainase 3.4.1 Pembangunan saluran drainase dipermukiman (pembangunan baru, Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
peningkatan dan pemeliharaan salluran) Sebagian Tubuhue X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
3.5 Penyediaan sumur resapan 3.5.1 Pembangunan sumur resapan (dikawasan permukiman baik ditingkat Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
sistem kota maupun persil) Sebagian Tubuhue X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
4. SEKTOR AIR MINUM X X
4.1 Pengembangan cakupan dan 4.1.1 Peningkatan jaringan perpipaan distribusi Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Balai PSDA, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
tingkat pelayanan air minum Sebagian Tubuhue X X BAPPEDA Kabupaten, PDAM, Swasta. swasta, PDAM, masyarakat
4.1.2 Penyediaan sistem penyediaan air minum perpipaan dan non Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Balai PSDA, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
perpipaan dipermukiman Sebagian Tubuhue X X BAPPEDA Kabupaten, PDAM, Swasta. swasta, PDAM, masyarakat
4.2 Pemberdayaan masyarakat dalam 4.2.1 Program PAMSIMAS Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Balai PSDA, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
pengembangan SPAM dengan Sebagian Tubuhue X X BAPPEDA Kabupaten, PDAM, Swasta. swasta, PDAM, masyarakat
PAMSIMAS
4.3 Peningkatan akses air minum untuk 4.3.1 Pemanfaatan sumber air baku yang terdapat didekat permukiman Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Balai PSDA, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
masyarakat yang inovatif dan hemat X X BAPPEDA Kabupaten, PDAM, Swasta. swasta, PDAM, masyarakat
energi
4.3.2 Pemanfaatan teknologi yang hemat energi seperti pompa air tenaga Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Balai PSDA, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
angin, tenaga surya atau mikro hidro. Sebagian Tubuhue X X BAPPEDA Kabupaten, PDAM, Swasta. swasta, PDAM, masyarakat
4.4 Peningkatan akses air minum untuk 4.4.1 Penyediaan prasarana sarana ai r minum pada masyarakat Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Balai PSDA, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
masyarakat berpenghasilan rendah berpenghasilan rendah Sebagian Tubuhue X X BAPPEDA Kabupaten, PDAM, Swasta. swasta, PDAM, masyarakat
4.5 Penanganan air minum pada 4.5.1 Pelayanan air minum pada daerah rawan air dengan dropping tangki Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Balai PSDA, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
daerah bencana kekeringan dan air bersih, penampungan air dan pembuatan sistem air bersih. Sebagian Tubuhue X X BAPPEDA Kabupaten, PDAM, Swasta. swasta, PDAM, masyarakat
rawan air
5. SEKTOR PERSAMPAHAN
5.1 Peningkatan cakupan pelayan 5.1.1 Pengadaan alat pengangku dan pengumpul persampahan Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
sampah Sebagian Tubuhue X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
5.1.2 Penyediaan TPS di permukiman Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
Sebagian Tubuhue X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
5.1.3 Optimalisasi Manajemen Pengelolaan Sampah hingga tingkat Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
lingkungan Sebagian Tubuhue X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
5.1.4 Sosialisasi kebersihan kepada masyarakat Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
Sebagian Tubuhue X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
5,2 Peningkatan pengelolaan 5.2.1 Sosialisasi 3R persampahan dan penyuluhan kebersihan Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
persampahan melalui program 3R Sebagian Tubuhue X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
5.2.2 Penyediaan TPST 3R di permukiman Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
Sebagian Tubuhue X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
5.2.3 Penyediaan mesin komposting di TPST Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
5.2.4 Pilot project kawasan mandiri sampah Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
Bab 1 0 | 36
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
PERIODE 5 TAHUN KE -
STRATEGI PROGRAM KAWASAN I PELAKU SUMBER PENDANAAN
II III IV
1 2 3 4 5
6. SEKTOR AIR LIMBAH
6,1 Peningkatan Cakupan pelayanan 6.1.1 Penyediaan sarana dan prasarana sanitasi dilingkungan permukiman. Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
sanitasi / air limbah (MCK Komunal dan jamban keluarga) Sebagian Tubuhue X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
6.1.2 Penambahan prasarana dan sarana sanitasi di tempat publik (pasar, Kel Aplasi, dan Sebagian Tubuhue Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
terminal, sekolah, CBD dll) X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
6.1.3 Penyediaan iInstalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) untuk limbah non Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
domestik (Rumah sakit, hotel, rumah makan, Rumah Pemotongan Sebagian Tubuhue X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
Hewan, Industri, IKM/UKM)
6.2 Pengelolaan air limbah sistem off 6.2.1 Penyediaan sanitasi sewerage sistem. Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
site Sebagian Tubuhue X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
6,3 Pelibatan Masyarakat dalam 6.3.1 Pelibatan masyarakat dalam pengembangan pelayanan sanitasi Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
pengembangan pelayanan sanitasi Sebagian Tubuhue X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
7,1 Penguatan implementasi 7.1.1 Penyuluhan pengelolaan sampah dengan 3 R di tingkat rumah tangga Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
pengelolaan sampah dengan 3 R melalui kegiatan PKK dan Karang Taruna Sebagian Tubuhue X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
(reuse, reduse, dan recycle ).
7.1.2 Pelatihan pemanfaatan sampah organik untuk pembuatan kompos dan Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
pemanfaatan sampah plastik untuk dijadikan kerajinan Sebagian Tubuhue X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
7,2 Pengembangan pelayanan air 7.2.1 Pemanfaatan sumber air baku yang dilakukan secara partisipatif dan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
bersih kepada masyarakat melalui berbasis komunitas. X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
pembangunan dan pengelolaan air
7.2.2 Konservasi sumber air baku berbasis komunitas Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
bersih yang baik berbasis X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
komunitas
7,3 Peningkatan pelibatan masyarakat 7.3.1 Program Pembentukan dan Pelatihan satuan Tugas BKM, KSM, Kel Aplasi, Kel Kefa Utara dan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
dalam penyelenggaraan Kelembagaan Lokal Pemeliharaan & Operasional Infrastruktur Sebagian Tubuhue BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM swasta, masyarakat
Infrastruktur Perkotaan Perkotaan (jalan lingkungan, drainase, air minum, persampahan dan X X
sanitasi)
Bab 1 0 | 37
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel IX.4. Strategi dan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Skala Kawasan Bansone
PERIODE 5 TAHUN KE -
STRATEGI PROGRAM KAWASAN I PELAKU SUMBER PENDANAAN
II III IV
1 2 3 4 5
1.PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
1,1 Penanganan terhadap permukiman padat dan 1.1.1 Penyusunan RTBL lingkungan kumuh Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
kumuh X X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
1.1.2 Penyediaan dan perbaikan prasarana dan sarana dasar Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
permukiman kumuh X X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
1.1.3 Penyediaan dan perbaikan prasarana dan sarana penunjang Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
kegiatan sosial ekonomi Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
1,2 Penanganan dan penyediaan permukiman 1.2.1 Pembangunan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
bagi masyarakat berpenghasilan rendah rendah Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
1.2.2 Stimulan perbaikan rumah Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
1.2.3 Resettlement ex pengungsi Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
1,3 Penanggulangan terhadap kawasan 1.3.1 Penyediaan dinding penahan tanah pada daerah rawan Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
permukiman yang rawan bencana (banjir, longsor tepi jalan, tepi sungai dan perbukitan. Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
kekeringan, longsor dan kebakaran)
1.3.2 Penyediaan sistem pemadam kebakaran kota Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
1.3.3 Penyediaan reservoir dan hidran Umum pada daerah Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
bencana untuk menampung air dropping dari tangki Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
1.3.4 Penyediaan sistem air bersih pada daerah rawan kekeringan Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
1,4 Pembangunan kawasan permukiman baru 1.4.1 Penyiapan kasiba lisiba dan pengembangan kawasan Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
(New development) perumahan baru Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
1.4.2 Penyediaan prasarana dan sarana permukiman Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
1,5 Penanganan rumah-rumah adat/ tradisional 1.5.1 Penataan Bangunan dan Lingkungan kawasan dengan rumah Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
adat / tradisional Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
1,6 Penanganan rumah tidak layak huni 1.6.1 Stimulan perbaikan rumah Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
1.6.2 Penyediaan rumah layak huni Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi,
Kel Oelami
X X X X Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Pemerintah Kabupaten, BLH Kabupaten APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten,
masyarakat
swasta,
1.7 Peningkatan aksesibiltas pada kawasan 1.7.1 Pembangunan jalan akses antar lingkungan permukiman Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
permukiman Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
1.7.2 Pembangunan jembatan untuk membuka daerah terisolir dan Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
pemerataan pembangunan. Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
1,8 Peningkatan akses permukiman terhadap 1.8.1 Penyehatan Lingkungan permukiman (SANIMAS, Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
sanitasi yang baik persampahan, sanitasi, air minum, drainase, jalan lingkungan) Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
2. JALAN LINGKUNGAN
2,1 Pembangunan Jalan Lingkungan dan jalan 2.1.1 Pembangunan jalan akses antar lingkungan permukiman Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Akses Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
2.1.2 Peningkatan dan pemeliharaan jalan lingkungan dan jalan Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
akses Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
2.1.3 Penyediaan jalan inspeksi di tepi sungai dan saluran Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
2.1.4 Penyediaan sistem penahan tanah pada daerah rawan Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
longsor Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
2,2 Pembangunan jembatan dan bangunan 2.2.1 Pembangunan jembatan (Pembangunan baru, peningkatan Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Pemerintah Kabupaten, Dinas APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
pelengkap jalan dan pemeliharaan jembatan) X X X X Perhubungan masyarakat
Bab 1 0 | 38
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
3. DRAINASE X X X
3.3 Penyediaan embung sebagai retarding basin 3.3.1 Penyediaan embung yang menampung air hujan dari Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
air hujan permukiman agar meresap kedalam tanah sebelum masuk ke Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
sungai / main drain.
3.4 Penataan saluran drainase 3.4.1 Pembangunan saluran drainase dipermukiman Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
(pembangunan baru, peningkatan dan pemeliharaan salluran) Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
3.5 Penyediaan sumur resapan 3.5.1 Pembangunan sumur resapan (dikawasan permukiman baik Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
ditingkat sistem kota maupun persil) Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
4. SEKTOR AIR MINUM
4.1 Pengembangan cakupan dan tingkat 4.1.1 Peningkatan jaringan perpipaan distribusi Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Balai PSDA, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta, PDAM,
pelayanan air minum Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, PDAM, Swasta. masyarakat
4.1.2 Penyediaan sistem penyediaan air minum perpipaan dan non Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Balai PSDA, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta, PDAM,
perpipaan dipermukiman Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, PDAM, Swasta. masyarakat
4.2 Pemberdayaan masyarakat dalam 4.2.1 Program PAMSIMAS Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Balai PSDA, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta, PDAM,
pengembangan SPAM dengan PAMSIMAS Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, PDAM, Swasta. masyarakat
4.3 Peningkatan akses air minum untuk 4.3.1 Pemanfaatan sumber air baku yang terdapat didekat Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Balai PSDA, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta, PDAM,
masyarakat yang inovatif dan hemat energi permukiman Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, PDAM, Swasta. masyarakat
4.3.2 Pemanfaatan teknologi yang hemat energi seperti pompa air Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Balai PSDA, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta, PDAM,
tenaga angin, tenaga surya atau mikro hidro. Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, PDAM, Swasta. masyarakat
4.4 Peningkatan akses air minum untuk 4.4.1 Penyediaan prasarana sarana ai r minum pada masyarakat Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Balai PSDA, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta, PDAM,
masyarakat berpenghasilan rendah berpenghasilan rendah Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, PDAM, Swasta. masyarakat
4.5 Penanganan air minum pada daerah bencana 4.5.1 Pelayanan air minum pada daerah rawan air dengan Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Balai PSDA, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta, PDAM,
kekeringan dan rawan air dropping tangki air bersih, penampungan air dan pembuatan Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, PDAM, Swasta. masyarakat
sistem air bersih.
5. SEKTOR PERSAMPAHAN
5.1 Peningkatan cakupan pelayan sampah 5.1.1 Pengadaan alat pengangku dan pengumpul persampahan Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Kel Oelami X X X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
5.1.2 Penyediaan TPS di permukiman Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Kel Oelami X X X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
5.1.3 Optimalisasi Manajemen Pengelolaan Sampah hingga tingkat Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
lingkungan Kel Oelami X X X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
5.1.4 Sosialisasi kebersihan kepada masyarakat Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Kel Oelami X X X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
5,2 Peningkatan pengelolaan persampahan 5.2.1 Sosialisasi 3R persampahan dan penyuluhan kebersihan Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
melalui program 3R Kel Oelami X X X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
5.2.2 Penyediaan TPST 3R di permukiman Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Kel Oelami X X X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
5.2.3 Penyediaan mesin komposting di TPST Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Kel Oelami X X X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
5.2.4 Pilot project kawasan mandiri sampah Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
6. SEKTOR AIR LIMBAH
6,1 Peningkatan Cakupan pelayanan sanitasi / air 6.1.1 Penyediaan sarana dan prasarana sanitasi dilingkungan Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
limbah permukiman. (MCK Komunal dan jamban keluarga) Kel Oelami X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
6.1.2 Penambahan prasarana dan sarana sanitasi di tempat publik Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
(pasar, terminal, sekolah, CBD dll) X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
6.1.3 Penyediaan iInstalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) untuk Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
limbah non domestik (Rumah sakit, hotel, rumah makan, Kel Oelami X X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Rumah Pemotongan Hewan, Industri, IKM/UKM)
6.2 Pengelolaan air limbah sistem off site 6.2.1 Penyediaan sanitasi sewerage sistem. Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Kel Oelami X X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
6,3 Pelibatan Masyarakat dalam pengembangan 6.3.1 Pelibatan masyarakat dalam pengembangan pelayanan Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
pelayanan sanitasi sanitasi Kel Oelami X X X X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
7,1 Penguatan implementasi pengelolaan sampah 7.1.1 Penyuluhan pengelolaan sampah dengan 3 R di tingkat rumah Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
dengan 3 R (reuse, reduse, dan recycle ). tangga melalui kegiatan PKK dan Karang Taruna Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
7.1.2 Pelatihan pemanfaatan sampah organik untuk pembuatan Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
kompos dan pemanfaatan sampah plastik untuk dijadikan Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
kerajinan
7,2 Pengembangan pelayanan air bersih kepada 7.2.1 Pemanfaatan sumber air baku yang dilakukan secara Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
masyarakat melalui pembangunan dan partisipatif dan berbasis komunitas. Kel Oelami X X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
pengelolaan air bersih yang baik berbasis
7.2.2 Konservasi sumber air baku berbasis komunitas Kel Oelami Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
komunitas X X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
7,3 Peningkatan pelibatan masyarakat dalam 7.3.1 Program Pembentukan dan Pelatihan satuan Tugas BKM, Kel Bansone, Kel Sebagian Benpasi, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
penyelenggaraan Infrastruktur Perkotaan KSM, Kelembagaan Lokal Pemeliharaan & Operasional Kel Oelami BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Infrastruktur Perkotaan (jalan lingkungan, drainase, air minum, X X X X
persampahan dan sanitasi)
Bab 1 0 | 39
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel IX.5. Strategi dan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Skala Kawasan Taekas
PERIODE 5 TAHUN KE -
STRATEGI PROGRAM KAWASAN I PELAKU SUMBER PENDANAAN
II III IV
1 2 3 4 5
1.PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
1,1 Penanganan terhadap permukiman padat dan 1.1.1 Penyusunan RTBL lingkungan kumuh Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
kumuh X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
1.1.2 Penyediaan dan perbaikan prasarana dan sarana dasar permukiman kumuh Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Oenenu Selatan
1.1.3 Penyediaan dan perbaikan prasarana dan sarana penunjang kegiatan sosial ekonomi Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Oenenu Selatan
1,2 Penanganan dan penyediaan permukiman 1.2.1 Pembangunan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
bagi masyarakat berpenghasilan rendah Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Oenenu Selatan
1.2.2 Stimulan perbaikan rumah Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Oenenu Selatan
1.2.3 Resettlement ex pengungsi Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Oenenu Selatan
1,3 Penanggulangan terhadap kawasan 1.3.1 Penyediaan dinding penahan tanah pada daerah rawan longsor tepi jalan, tepi sungai Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
permukiman yang rawan bencana (banjir, dan perbukitan. Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
kekeringan, longsor dan kebakaran) Oenenu Selatan
1.3.2 Penyediaan sistem pemadam kebakaran kota Kel Oesena Kec Miomaffo Timur, Desa Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Taekas Kecamatan Bikomi Tengah X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
1.3.3 Penyediaan reservoir dan hidran Umum pada daerah bencana untuk menampung air Desa Taekas Miomaffo Timur dan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
dropping dari tangki Desa Oenenu Induk Bikomi Tengah X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
1.3.4 Penyediaan sistem air bersih pada daerah rawan kekeringan Kel Oesena , Desa Oenenu Utara dan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Oenenu Selatan X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
1,4 Pembangunan kawasan permukiman baru 1.4.1 Penyiapan kasiba lisiba dan pengembangan kawasan perumahan baru Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
(New development) Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Oenenu Selatan
1.4.2 Penyediaan prasarana dan sarana permukiman Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Oenenu Selatan
1,5 Penanganan rumah-rumah adat/ tradisional 1.5.1 Penataan Bangunan dan Lingkungan kawasan dengan rumah adat / tradisional Kel Oenenu Utara, dan Desa Oenenu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
induk X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
1,6 Penanganan rumah tidak layak huni 1.6.1 Stimulan perbaikan rumah Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Oenenu Selatan
1.6.2 Penyediaan rumah layak huni Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Pemerintah Kabupaten, BLH Kabupaten APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X masyarakat
Oenenu Selatan
1.6.3 Sosialisasi rumah sehat Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Pemerintah Kabupaten, BLH Kabupaten APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X X masyarakat
Oenenu Selatan
1.7 Peningkatan aksesibiltas pada kawasan 1.7.1 Pembangunan jalan akses antar lingkungan permukiman Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
permukiman Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Oenenu Selatan
1.7.2 Pembangunan jembatan untuk membuka daerah terisolir dan pemerataan Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
pembangunan. Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
1,8 Peningkatan akses permukiman terhadap 1.8.1 Penyehatan Lingkungan permukiman (SANIMAS, persampahan, sanitasi, air minum, Oenenu Selatan
Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
sanitasi yang baik drainase, jalan lingkungan) Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Oenenu Selatan
2. JALAN LINGKUNGAN
2,1 Pembangunan Jalan Lingkungan dan jalan 2.1.1 Pembangunan jalan akses antar lingkungan permukiman Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Akses Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Oenenu Selatan
2.1.2 Peningkatan dan pemeliharaan jalan lingkungan dan jalan akses Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Oenenu Selatan
2.1.3 Penyediaan jalan inspeksi di tepi sungai dan saluran Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Oenenu Selatan
2.1.4 Penyediaan sistem penahan tanah pada daerah rawan longsor Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Oenenu Selatan
2,2 Pembangunan jembatan dan bangunan 2.2.1 Pembangunan jembatan (Pembangunan baru, peningkatan dan pemeliharaan Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Pemerintah Kabupaten, Dinas APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
pelengkap jalan jembatan) Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X Perhubungan masyarakat
Oenenu Selatan
Bab 1 0 | 40
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
PERIODE 5 TAHUN KE -
STRATEGI PROGRAM KAWASAN I PELAKU SUMBER PENDANAAN
II III IV
1 2 3 4 5
3. DRAINASE
3.3 Penyediaan embung sebagai retarding basin 3.3.1 Penyediaan embung yang menampung air hujan dari permukiman agar meresap Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
air hujan kedalam tanah sebelum masuk ke sungai / main drain. Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Oenenu Selatan
3.4 Penataan saluran drainase 3.4.1 Pembangunan saluran drainase dipermukiman (pembangunan baru, peningkatan dan Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
pemeliharaan salluran) Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Oenenu Selatan
3.5 Penyediaan sumur resapan 3.5.1 Pembangunan sumur resapan (dikawasan permukiman baik ditingkat sistem kota Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
maupun persil) Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa
Oenenu Selatan
X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
4.3 Peningkatan akses air minum untuk 4.3.1 Pemanfaatan sumber air baku yang terdapat didekat permukiman Desa Taekas dan Desa Oenenu Induk Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Balai PSDA, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta, PDAM,
masyarakat yang inovatif dan hemat energi X X BAPPEDA Kabupaten, PDAM, Swasta. masyarakat
4.3.2 Pemanfaatan teknologi yang hemat energi seperti pompa air tenaga angin, tenaga Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Balai PSDA, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta, PDAM,
surya atau mikro hidro. Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X BAPPEDA Kabupaten, PDAM, Swasta. masyarakat
Oenenu Selatan
4.4 Peningkatan akses air minum untuk 4.4.1 Penyediaan prasarana sarana ai r minum pada masyarakat berpenghasilan rendah Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Balai PSDA, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta, PDAM,
masyarakat berpenghasilan rendah Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X BAPPEDA Kabupaten, PDAM, Swasta. masyarakat
Oenenu Selatan
4.5 Penanganan air minum pada daerah bencana 4.5.1 Pelayanan air minum pada daerah rawan air dengan dropping tangki air bersih, Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, Balai PSDA, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta, PDAM,
kekeringan dan rawan air penampungan air dan pembuatan sistem air bersih. Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X BAPPEDA Kabupaten, PDAM, Swasta. masyarakat
Oenenu Selatan
5. SEKTOR PERSAMPAHAN
5.1 Peningkatan cakupan pelayan sampah 5.1.1 Pengadaan alat pengangku dan pengumpul persampahan Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Oenenu Selatan
5.1.2 Penyediaan TPS di permukiman Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Oenenu Selatan
5.1.3 Optimalisasi Manajemen Pengelolaan Sampah hingga tingkat lingkungan Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Oenenu Selatan
5.1.4 Sosialisasi kebersihan kepada masyarakat Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Oenenu Selatan
5,2 Peningkatan pengelolaan persampahan 5.2.1 Sosialisasi 3R persampahan dan penyuluhan kebersihan Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
melalui program 3R Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Oenenu Selatan
5.2.2 Penyediaan TPST 3R di permukiman Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Oenenu Selatan
5.2.3 Penyediaan mesin komposting di TPST Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Oenenu Selatan
5.2.4 Pilot project kawasan mandiri sampah Desa Taekas Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
6. SEKTOR AIR LIMBAH
6,1 Peningkatan Cakupan pelayanan sanitasi / air 6.1.1 Penyediaan sarana dan prasarana sanitasi dilingkungan permukiman. (MCK Komunal Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
limbah dan jamban keluarga) Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Oenenu Selatan
6.1.2 Penambahan prasarana dan sarana sanitasi di tempat publik (pasar, terminal, sekolah, Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
CBD dll) Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Oenenu Selatan
6.1.3 Penyediaan iInstalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) untuk limbah non domestik (Rumah Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
sakit, hotel, rumah makan, Rumah Pemotongan Hewan, Industri, IKM/UKM) Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Oenenu Selatan
6.2 Pengelolaan air limbah sistem off site 6.2.1 Penyediaan sanitasi sewerage sistem. Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Oenenu Selatan
6,3 Pelibatan Masyarakat dalam pengembangan 6.3.1 Pelibatan masyarakat dalam pengembangan pelayanan sanitasi Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
pelayanan sanitasi Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Oenenu Selatan
7. ASPEK PEKPERAN SERTA MASYARAKAT
7,1 Penguatan implementasi pengelolaan sampah 7.1.1 Penyuluhan pengelolaan sampah dengan 3 R di tingkat rumah tangga melalui kegiatan Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
dengan 3 R (reuse, reduse, dan recycle ). PKK dan Karang Taruna Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Oenenu Selatan
7.1.2 Pelatihan pemanfaatan sampah organik untuk pembuatan kompos dan pemanfaatan Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
sampah plastik untuk dijadikan kerajinan Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Oenenu Selatan
7,2 Pengembangan pelayanan air bersih kepada 7.2.1 Pemanfaatan sumber air baku yang dilakukan secara partisipatif dan berbasis Desa Taekas dan Desa Oenenu Induk Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
masyarakat melalui pembangunan dan komunitas. X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
pengelolaan air bersih yang baik berbasis
7.2.2 Konservasi sumber air baku berbasis komunitas Desa Taekas dan Desa Oenenu Induk Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
komunitas X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
7,3 Peningkatan pelibatan masyarakat dalam 7.3.1 Program Pembentukan dan Pelatihan satuan Tugas BKM, KSM, Kelembagaan Lokal Desa Oenenu Utara, Desa Oenenu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
penyelenggaraan Infrastruktur Perkotaan Pemeliharaan & Operasional Infrastruktur Perkotaan (jalan lingkungan, drainase, air
minum, persampahan dan sanitasi)
Induk, Desa Taekas, Kel Oesena Desa
Oenenu Selatan
X X X BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Bab 1 0 | 41
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel IX.6. Strategi dan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Skala Kawasan Strategis Pantura
PERIODE 5 TAHUN KE -
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN I PELAKU SUMBER PENDANAAN
II III IV
1 2 3 4 5
1.PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
1,1 Penanganan terhadap Penataan Fisik 1.4.1 Penyusunan RTBL Kawasan Pesisir dan Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
permukiman padat dan Bangunan dan Perbatasan X X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
kumuh Lingkungan Swasta, BKM/KSM
1.4.2 Penyediaan dan perbaikan prasarana dan Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
sarana dasar permukiman X X X X X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
Swasta, BKM/KSM
1.4.3 Penyediaan dan perbaikan prasarana dan Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
sarana penunjang kegiatan sosial ekonomi X X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
Swasta, BKM/KSM
1,2 Penanganan dan Perumahan Fisik 1.5.1 Pembangunan perumahan bagi masyarakat Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
penyediaan permukiman berpenghasilan rendah X X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
bagi masyarakat Swasta, BKM/KSM
berpenghasilan rendah 1.5.2 Stimulan perbaikan rumah Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
X X X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
Swasta, BKM/KSM
1.5.3 Resettlement ex pengungsi Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten,
Swasta, BKM/KSM
Kabupaten, swasta, masyarakat
1,3 Penanggulangan terhadap Perumahan Fisik 1.6.1 Penyediaan dinding penahan tanah pada Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
kawasan permukiman yang daerah rawan longsor tepi jalan, tepi sungai Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
rawan bencana (banjir, dan perbukitan. X X X X X X X X Swasta, BKM/KSM
kekeringan, longsor dan
kebakaran)
Fisik 1.6.2 Penyediaan sistem pemadam kebakaran kota Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
Swasta, BKM/KSM
Fisik 1.6.3 Penyediaan reservoir dan hidran Umum pada Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
daerah bencana untuk menampung air X X X X X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
dropping dari tangki Swasta, BKM/KSM
Fisik 1.6.4 Penyediaan sistem air bersih pada daerah Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
rawan kekeringan Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
X X X X X X X X Swasta, BKM/KSM
1,4 Penyiapan lingkungan Perumahan Fisik 1.7.1 Peningkatan Kualitas Permukiman Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
perumahan yang bersih dan X X X X X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
sehat terhindar dari penyakit Swasta, BKM/KSM
1,5 akibat sanitasi buruk
Pembangunan kawasan Perumahan Fisik 1.8.1 Penyiapan kasiba lisiba dan pengembangan Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
permukiman baru (New kawasan perumahan baru X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
development) Swasta, BKM/KSM
1.8.2 Pembangunan kawasan permukiman baru Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
(New development) X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
Swasta, BKM/KSM
1.8.2 Penyediaan prasarana dan sarana Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
permukiman X X X X X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
Swasta, BKM/KSM
Bab 1 0 | 42
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
PERIODE 5 TAHUN KE -
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN I PELAKU SUMBER PENDANAAN
II III IV
1 2 3 4 5
1,6 Penanganan rumah-rumah Penantaan Fisik 1.9.1 Penataan Bangunan dan Lingkungan kawasan Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
adat/ tradisional Banbgunan dan dengan rumah adat / tradisional X X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
Lingkungan Swasta, BKM/KSM
1,70 Penanganan rumah tidak Perumahan Fisik 1.10.1 Stimulan perbaikan rumah Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
layak huni X X X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
Swasta, BKM/KSM
Fisik 1.10.2 Penyediaan rumah layak huni Wini, Ponu Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD
X X X X Pemerintah Kabupaten, BLH Kabupaten Kabupaten, swasta, masyarakat
Sosial 1.10.3 Sosialisasi rumah sehat Wini, Ponu Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD
X X X X X X X X Pemerintah Kabupaten, BLH Kabupaten Kabupaten, swasta, masyarakat
1,80 Penyediaan prasarana Penataan Fisik 1.11.1 Penyediaan Work shop Gedung seni untuk Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
sarana permukiman yang bangunan dan kegiatan adat dan budaya X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
mendukung perkembangan lingkungan Fisik 1.11.2 Penyediaan dan perbaikan prasarana dan Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
sosial budaya masyarakat sarana permukiman yang mendukung X X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
perkembangan kegiatan sosial ekonomi Swasta, BKM/KSM
Fisik 1.7.3 Penataan Bangunan dan Lingkungan Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
X X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
Swasta, BKM/KSM
Fisik 1.11.3 Penyediaan RTH dan taman kota Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
X X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
Swasta, BKM/KSM
1,9 Pembinaan Teknis Penataan Perencanaan 1.12.1 Identifikasi asset dan kebutuhan Bangunan Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
Bangunan Gedung Negara Bangunan dan Gedung Negara X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
Lingkungan Swasta, BKM/KSM
Fisik 1.12.2 Pembangunan dan rehabilitasi Bangunan Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
Gedung Negara di Perbatasan X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
Swasta, BKM/KSM
1,10 Peningkatan aksesibilitas Jalan dan Perencanaan 1.13.1 Pembangunan jalan akses antar lingkungan Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
dan kedekatan kota sebagai jembatan permukiman X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
bagian dari pengembangan Swasta, BKM/KSM
wilayah Wini, Ponu Fisik 1.13.2 Pembangunan jembatan untuk membuka Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
daerah terisolir dan pemerataan X X X X X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
pembangunan. Swasta, BKM/KSM
1,11 Penataan Permukiman Permukiman Fisik 1.14.1 Peningkatan Kualitas Permukiman kawasan Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
Perdesaan pesisir X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
Permukiman Fisik 1.14.1 Pengembangan PS Kawasan Perbatasan, Wini, Ponu BPS Kabupaten,
Kemenpera, Swasta,
Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
Permukiman Fisik 1.14.1 Pengembangan PS Kawasan Agropolitan Wini, Ponu BPS Kabupaten,
Kemenpera, Swasta,
Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
BPS Kabupaten, Swasta,
Permukiman Fisik 1.14.1 Penyediaan PS permukiman terpencil Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
Permukiman Fisik 1.14.1 Pembangunan PS Kumuh dan Nelayan Wini, Ponu BPS Kabupaten,
Kemenpera, Swasta,
Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
BPS Kabupaten, Swasta,
1,12 Penataan Kawasan Wisata Permukiman Fisik 1.2.1 Penataan Kawasan Wisata Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
BPS Kabupaten, Swasta,
1,13 Penataan Kawasan Industri Permukiman Fisik 1.2.1 Penataan Kawasan Industri yang terpadu Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
BPS Kabupaten, Swasta,
1,14 Penataan Kawasan Perkotaan Fisik 1.2.1 Penataan Kawasan Perbatasan Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
Perbatasan X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
BPS Kabupaten, Swasta,
Bab 1 0 | 43
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
PERIODE 5 TAHUN KE -
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN I PELAKU SUMBER PENDANAAN
II III IV
1 2 3 4 5
2. JALAN LINGKUNGAN Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
BPS Kabupaten, Swasta,
2,1 Pembangunan Jalan Jalan Lingkungan Fisik 2.4.1 Pembangunan jalan akses antar lingkungan Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
Lingkungan dan jalan Akses permukiman Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
X X X X X X X X Swasta, BKM/KSM
2.4.2 Peningkatan dan pemeliharaan jalan Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
lingkungan dan jalan akses
X X X X X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten,
Swasta, BKM/KSM
Kabupaten, swasta, masyarakat
2.4.4 Penyediaan sistem penahan tanah pada Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
daerah rawan longsor Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
X X X X X X X X Swasta, BKM/KSM
2,2 Pembangunan jembatan Fisik 2.5.1 Pembangunan jembatan (Pembangunan baru, Wini, Ponu Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD
dan bangunan pelengkap peningkatan dan pemeliharaan jembatan) X X X X X X X X Pemerintah Kabupaten, Dinas Perhubungan Kabupaten, swasta, masyarakat
jalan
Fisik 2.5.2 Penyediaan bangunan pelengkap jalan Wini, Ponu Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, APBN. APBD Provinsi, APBD
(Rambu-rambu, penunjuk jalan, kelas jalan, X X X X X Pemerintah Kabupaten, Dinas Perhubungan Kabupaten, swasta, masyarakat
Penerangan Jalan Umum)
3. DRAINASE
3,1 Penyediaan embung Fisik 3.3.1 Penyediaan embung yang menampung air Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
sebagai retarding basin air
hujan
hujan dari permukiman agar meresap kedalam
tanah sebelum masuk ke sungai / main drain.
X X X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten,
Swasta, BKM/KSM
Kabupaten, swasta, masyarakat
3,2 Penataan saluran drainase Fisik 3.4.1 Pembangunan saluran drainase dipermukiman Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
(pembangunan baru, peningkatan dan
pemeliharaan salluran)
X X X X X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten,
Swasta, BKM/KSM
Kabupaten, swasta, masyarakat
3,3 Penyediaan sumur resapan Fisik 3.5.1 Pembangunan sumur resapan (dikawasan Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
permukiman baik ditingkat sistem kota maupun
persil)
X X X X X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten,
Swasta, BKM/KSM
Kabupaten, swasta, masyarakat
Bab 1 0 | 44
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
PERIODE 5 TAHUN KE -
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN I PELAKU SUMBER PENDANAAN
II III IV
1 2 3 4 5
4. SEKTOR AIR MINUM Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
Swasta, BKM/KSM
4,1 Peningkatan debit dan Fisik 4.2.1 Pencarian alternatif sumber air baku baru Wini, Ponu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD
suplai air baku (mata air, embung, sumur dalam, pengolahan X X X Kabupaten, Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, PDAM,
air laut, dll) PDAM, Swasta. masyarakat
4.2.2 Optimalisasi sumber air baku yang ada Wini, Ponu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD
X X X Kabupaten, Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, PDAM,
PDAM, Swasta. masyarakat
4,2 Pengembangan cakupan 4.3.1 Peningkatan jaringan perpipaan distribusi Wini, Ponu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD
dan tingkat pelayanan air X X X X X X Kabupaten, Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, PDAM,
minum 4.3.2 Penyediaan sistem penyediaan air minum Wini, Ponu PDAM,
Kemen Swasta.
PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU masyarakat
APBN. APBD Provinsi, APBD
perpipaan dan non perpipaan dipermukiman X X X X X X X X Kabupaten, Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, PDAM,
4,3 Pengembangan SPAM IKK Fisik 4.6.1 Pembuatan sistem SPAM IKK dalam Wini, Ponu PDAM, Swasta.
Kemen masyarakat
PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD
penyediaan air minum perpipaan dan non Kabupaten, Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, PDAM,
perpipaan dengan sumber dari Taekas Kec
X X X X PDAM, Swasta. masyarakat
Miomaffo / Oenenu induk Kec Bikomi
4,4 Pemberdayaan masyarakat Fisik 4.7.1 Sistem air bersih sederhana perkotaan dan Wini, Ponu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD
dalam pengembangan perdesaan X X X X X X X X Kabupaten, Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, PDAM,
SPAM dengan PAMSIMAS PDAM, Swasta. masyarakat
4,5 Peningkatan akses air Fisik 4.8.1 Pemanfaatan sumber air baku yang terdapat Wini, Ponu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD
minum untuk masyarakat didekat permukiman X X X X X X X X Kabupaten, Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, PDAM,
yang inovatif dan hemat PDAM, Swasta. masyarakat
energi 4.8.2 Pemanfaatan teknologi yang hemat energi Wini, Ponu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD
seperti pompa air tenaga listrik, angin, tenaga X X X X X X X X Kabupaten, Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, PDAM,
surya atau mikro hidro. PDAM, Swasta. masyarakat
4,6 Peningkatan akses air Fisik 4.9.1 Penyediaan prasarana sarana ai r minum pada Wini, Ponu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD
minum untuk masyarakat masyarakat berpenghasilan rendah X X X X X Kabupaten, Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, PDAM,
berpenghasilan rendah PDAM, Swasta. masyarakat
4,7 Penanganan air minum Fisik 4.10.1 Pelayanan air minum pada daerah rawan air Wini, Ponu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD
pada daerah bencana dengan dropping tangki air bersih, Kabupaten, Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, PDAM,
kekeringan dan rawan air penampungan air dan pembuatan sistem air X X X X X PDAM, Swasta. masyarakat
bersih.
Bab 1 0 | 45
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
PERIODE 5 TAHUN KE -
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN I PELAKU SUMBER PENDANAAN
II III IV
1 2 3 4 5
5. SEKTOR PERSAMPAHAN
5,10 Peningkatan cakupan Fisik 5.2.1 Penyediaan TPA Landfill Wini, Ponu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD
pelayanan persampahan X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Kabupaten, swasta, masyarakat
Fisik 5.2.2 Pengadaan alat berat Wini, Ponu BKM/KSM
Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD
X X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Kabupaten, swasta, masyarakat
Fisik 5.2.3 Pengadaan arm roll truck dan container Wini, Ponu BKM/KSM
Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD
X X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Kabupaten, swasta, masyarakat
Fisik 5.2.4 Pengadaan alat pengangku dan pengumpul Wini, Ponu BKM/KSM
Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD
persampahan X X X X X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Kabupaten, swasta, masyarakat
Fisik 5.2.5 Penyediaan TPS di permukiman dan Wini, Ponu BKM/KSM
Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD
perkotaan X X X X X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Kabupaten, swasta, masyarakat
Kelembagaan 5.2.6 Optimalisasi Manajemen Pengelolaan Sampah Wini, Ponu BKM/KSM
Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD
hingga tingkat lingkungan X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Kabupaten, swasta, masyarakat
Sosial 5.2.7 Sosialisasi kebersihan kepada masyarakat Wini, Ponu BKM/KSM
Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD
X X X X X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Kabupaten, swasta, masyarakat
BKM/KSM
5,2 Peningkatan pengelolaan Sosial 5.4.1 Sosialisasi 3R persampahan dan penyuluhan Wini, Ponu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD
persampahan melalui kebersihan X X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Kabupaten, swasta, masyarakat
program 3R BKM/KSM
Fisik 5.4.2 Penyediaan TPS dan TPST 3R di permukiman Wini, Ponu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD
dan perkotaan X X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Kabupaten, swasta, masyarakat
BKM/KSM
Fisik 5.4.3 Penyediaan mesin komposting di TPST dan Wini, Ponu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD
TPA X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Kabupaten, swasta, masyarakat
BKM/KSM
Fisik 5.4.4 Pilot project kawasan mandiri sampah Wini, Ponu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD
X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Kabupaten, swasta, masyarakat
BKM/KSM
6. SEKTOR AIR LIMBAH
6,1 Peningkatan Cakupan Fisik 6.2.1 Penyediaan sarana dan prasarana sanitasi Wini, Ponu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD
pelayanan sanitasi / air dilingkungan permukiman. (MCK Komunal dan X X X X X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Kabupaten, swasta, masyarakat
limbah jamban keluarga) BKM/KSM
Fisik 6.2.2 Penambahan prasarana dan sarana sanitasi Wini, Ponu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD
di tempat publik (pasar, terminal, sekolah, CBD X X X X X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Kabupaten, swasta, masyarakat
dll) BKM/KSM
Fisik 6.2.3 Penyediaan iInstalasi Pengolah Air Limbah Wini, Ponu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD
(IPAL) untuk limbah non domestik (Rumah X X X X X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Kabupaten, swasta, masyarakat
sakit, hotel, rumah makan, Rumah BKM/KSM
6,2 Penyediaan prasarana dan Fisik 6.3.1 Pemotongan Hewan, Pengolah
Penyediaan Instalasi Industri, IKM/UKM)
Tinja (IPLT) Wini, Ponu Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD
sarana sanitasi / air limbah X X X X X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Kabupaten, swasta, masyarakat
Fisik 6.3.2 Penyediaan truk tinja Wini, Ponu BKM/KSM
Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD
X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Kabupaten, swasta, masyarakat
6,3 Pengelolaan air limbah Fisik 6.3.3 Penyediaan sanitasi sewerage sistem. Wini, Ponu BKM/KSM
Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD
sistem off site X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Kabupaten, swasta, masyarakat
6,4 Pelibatan Masyarakat dalam Pelibatan 6.6.1 Pelibatan masyarakat dalam pengembangan Wini, Ponu BKM/KSM
Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD
pengembangan pelayanan masyarakat pelayanan sanitasi X X X X X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Kabupaten, swasta, masyarakat
sanitasi BKM/KSM
Bab 1 0 | 46
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
PERIODE 5 TAHUN KE -
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN I PELAKU SUMBER PENDANAAN
II III IV
1 2 3 4 5
7. ASPEK PERAN SERTA MASYARAKAT, KELEMBAGAAN DAN PENDANAAN
7,1 Penguatan implementasi Pelibatan 7.3.2 Penyuluhan pengelolaan sampah dengan 3 R Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
pengelolaan sampah masyarakat di tingkat rumah tangga melalui kegiatan PKK X X X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
dengan 3 R (reuse, reduse, dan Karang Taruna Swasta, BKM/KSM
dan recycle ). Pelibatan 7.3.3 Pelatihan pemanfaatan sampah organik untuk Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
masyarakat pembuatan kompos dan pemanfaatan sampah X X X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
plastik untuk dijadikan kerajinan Swasta, BKM/KSM
7,2 Pengembangan pelayanan Pelibatan 7.4.1 Pemanfaatan sumber air baku yang dilakukan Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
air bersih kepada masyarakat secara partisipatif dan berbasis komunitas. X X X X X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
masyarakat melalui Swasta, BKM/KSM
7.4.2 Pembentukan pengelolaan air minum secara Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
pembangunan dan
partisipatif dan demokratis X X X X X X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
pengelolaan air bersih yang
Swasta, BKM/KSM
baik berbasis komunitas 7.4.3 Konservasi sumber air baku berbasis Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
komunitas X X X Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
Swasta, BKM/KSM
7,30 Peningkatan pelibatan Kelembagaan 7.11.1 Program Pembentukan dan Pelatihan satuan Wini, Ponu Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru APBN. APBD Provinsi, APBD
masyarakat dalam Tugas BKM, KSM, Kelembagaan Lokal Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Kabupaten, swasta, masyarakat
penyelenggaraan Pemeliharaan & Operasional Infrastruktur X X X X X X X X Swasta, BKM/KSM
Infrastruktur Perkotaan Perkotaan.
Bab 1 0 | 47
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel IX.7. Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Skala Kawasan Kabupaten TTU
PERIODE 5 TAHUN KE -
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN I PELAKU SUMBER PENDANAAN
II III IV
1 2 3 4 5
1.PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
1.1 Penyediaan data base dan sistem informasi Permukiman Perencanaan 1.1.1 Penyusunan data base dan sistem informasi permukiman Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
permukiman Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat
X X X X
1,2 Penyediaan Dokumen identifikasi dan Permukiman Perencanaan 1.2.1 Penyusunan Studi tentang permukiman Kabupaten TTU Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Rencana Penataan Permukiman Perkotaan (SPK, RP4D, penataan dan peremajaan, Pengembangan KTP2D, Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, masyarakat
dan perdesaan Pengembangan PS Kawasan Perbatasan, Pengembangan PS BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Kawasan Agropolitan, Penanganan Bencana, Penyediaan PS X X X X
permukiman terpencil, RTBL kawasan, Penataan RTH,
Pembangunan PS Kumuh dan Nelayan, Pembangunan PS
Kawasan Pesisir, Pembangunan PS Kawasan Tradisional,
1,3 Penerbitan regulasi mengenai permukiman di Permukiman Legal 1.3.1 Penerbitan Perda RDTR, Zoning Regulation, Bangunan Gedung, Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov,
Kabupaten TTU IMB Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten,
BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat
X X X X X
1,4 Penanganan terhadap permukiman padat dan Penataan Fisik 1.4.1 Penyusunan RTBL lingkungan kumuh Kel.Benpasi, Kel Kefa Selatan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
kumuh Bangunan dan X X X X X Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, masyarakat
Lingkungan BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat
1.4.2 Penyediaan dan perbaikan prasarana dan sarana dasar Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
permukiman X X X X X X X X Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat
1.4.3 Penyediaan dan perbaikan prasarana dan sarana penunjang Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
kegiatan sosial ekonomi X X X X X Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat
1,5 Penanganan dan penyediaan permukiman Perumahan Fisik 1.5.1 Pembangunan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
bagi masyarakat berpenghasilan rendah rendah X X X X X Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat
1.5.2 Stimulan perbaikan rumah Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X X X X X Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat
1.5.3 Resettlement ex pengungsi Kelurahan Tubuhue dan Kelurahan Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Maubeli X X X X Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA Kabupaten, Badan Pengelola Perbatasan,
1,6 Penanggulangan terhadap kawasan Perumahan Fisik 1.6.1 Penyediaan dinding penahan tanah pada daerah rawan longsor Kel Sasi, Kel Maubeli, Kel Benpasi, Kel Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
permukiman yang rawan bencana (banjir, tepi jalan, tepi sungai dan perbukitan. Bansone, Kel Aplasi, Kel Kefamenanu Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, Badan masyarakat
kekeringan, longsor dan kebakaran) Tengah, Kel Tubuhue, Kel Oelami, X X X X X X X X Penanggulangan Bencana Nasional/Daerah, BAPPEDA
Kefa Selatan, Kefa Utara, Desa Niola Kabupaten, Swasta, Masyarakat
dan Taekas
Fisik 1.6.2 Penyediaan sistem pemadam kebakaran kota Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X X X Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, Badan masyarakat
Penanggulangan Bencana Nasional/Daerah, BAPPEDA
Fisik 1.6.3 Penyediaan reservoir dan hidran Umum pada daerah bencana Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
untuk menampung air dropping dari tangki X X X X X X X X Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, Badan masyarakat
Penanggulangan Bencana Nasional/Daerah, BAPPEDA
Fisik 1.6.4 Penyediaan sistem air bersih pada daerah rawan kekeringan Desa Naiola, Kel Sasi, Kel Oelami, Kel Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Benpasi, Kel Kefa Selatan, Kel, Kefa Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, Badan masyarakat
Tengah, Kel Tubuhue, Kel Kefa Utara, X X X X X X X X Penanggulangan Bencana Nasional/Daerah, BAPPEDA
Kel Bansone, Desa Oenenu Utara dan Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Kel Aplasi
1,7 Penyiapan lingkungan perumahan yang Perumahan Fisik 1.7.1 Peningkatan Kualitas Permukiman Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
bersih dan sehat terhindar dari penyakit X X X X X X X X Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, masyarakat
akibat sanitasi buruk BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat
1,8 Pembangunan kawasan permukiman baru Perumahan Fisik 1.8.1 Penyiapan kasiba lisiba dan pengembangan kawasan perumahan KM. 9, Desa Naiola, Kel. Sasi, Kel. Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
(New development) baru Maubeli, Kel. Tubuhue, Kel Oelami, Kel X X X X Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, masyarakat
Benpasi bagian RT 20,21,22 BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat
1.8.2 Pembangunan kawasan permukiman baru (New development) KM. 9, Desa Naiola, Kel. Sasi, Kel. Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Maubeli, Kel. Tubuhue X X X X Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, masyarakat
1.8.2 Penyediaan prasarana dan sarana permukiman Kabupaten TTU BAPPEDA
Kemenpera,Kabupaten,
Kemen PUSwasta, Masyarakat
Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X X X X X X X Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, masyarakat
1,9 Penanganan rumah-rumah adat/ tradisional Penantaan Fisik 1.9.1 Penataan Bangunan dan Lingkungan kawasan dengan rumah Kel Tubuhue, Desa Oenenu Induk dan BAPPEDA Kabupaten,
Kemenpera, Kemen PUSwasta, Masyarakat
Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Banbgunan dan adat / tradisional Desa Oenenu Utara X X X X X Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, masyarakat
1,10 Penanganan rumah tidak layak huni Lingkungan
Perumahan Fisik 1.10.1 Stimulan perbaikan rumah Kabupaten TTU BAPPEDA
Kemenpera,Kabupaten,
Kemen PUSwasta, Masyarakat
Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X X X X X Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, masyarakat
Fisik 1.10.2 Penyediaan rumah layak huni Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X X X Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Sosial 1.10.3 Sosialisasi rumah sehat Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X X X X X X X Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Bab 1 0 | 48
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
PERIODE 5 TAHUN KE -
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN I PELAKU SUMBER PENDANAAN
II III IV
1 2 3 4 5
1,11 Penyediaan prasarana sarana permukiman Penataan Fisik 1.11.1 Penyediaan Work shop Gedung seni untuk kegiatan adat dan Kel Sasi dan Kel Tubuhue Kemenpera, Kemetrian Industri dan Perdagangan, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
yang mendukung perkembangan sosial bangunan dan budaya X X Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU masyarakat
budaya masyarakat lingkungan Fisik 1.11.2 Penyediaan dan perbaikan prasarana dan sarana permukiman Kabupaten TTU Kemenpera, Kemetrian Industri dan Perdagangan, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
yang mendukung perkembangan kegiatan sosial ekonomi X X X X X Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU masyarakat
Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, BAPPEDA
Fisik 1.7.3 Penataan Bangunan dan Lingkungan (dikawasan KM. 9, pasar KM. 9, Pasar Lama, Pasar Baru, Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
lama, Terminal, Pasar Baru) Terminal, Rumah Dinas Bupati X X X X X Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Fisik 1.11.3 Penyediaan RTH dan taman kota KM 9, Kelurahan Kefa Tengah dan Kemenpera, Kementrian Lingkungan Hidup, Kemen PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Kelurahan Benpasi X X X X X Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, masyarakat
Dinas LH, Dinas PPRK Kabupaten, BAPPEDA
1,12 Pembinaan Teknis Bangunan Gedung Negara Penataan Perencanaan 1.12.1 Identifikasi asset dan kebutuhan Bangunan Gedung Negara KM 9, Kel Benpasi, Kel Maubeli, Kel Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Bangunan dan Kefa Tengah, Kel Kefa Selatan X X X X Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, masyarakat
Lingkungan BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Fisik 1.12.2 Pembangunan dan rehabilitasi Bangunan Gedung Negara Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X X X Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat
1,13 Peningkatan aksesibilitas dan kedekatan kota Jalan dan Perencanaan 1.13.1 Penyusunan studi tataran transportasi lokal (tatralok) Kabupaten TTU Kemenpera, Kementrian Perhubungan, Kemen PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
sebagai bagian dari pengembangan wilayah jembatan X Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas Perhubungan, masyarakat
Kabupaten TTU Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten,
Fisik 1.13.2 Pembangunan jalan akses antar lingkungan permukiman Kabupaten TTU BAPPEDA Kabupaten,
Kemenpera, Kemen PUSwasta, Masyarakat
Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X X X X X X X Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, masyarakat
BAPPEDA Kabupaten, Swasta, Masyarakat
Fisik 1.13.3 Pembangunan jembatan untuk membuka daerah terisolir dan Kel Sasi ke Kel Tubuhue, Kel Maubeli Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
pemerataan pembangunan. ke Kel Tubuhue, Kel Bansone ke X X X X X X X X Dinas PU Kabupaten, Dinas PPRK Kabupaten, masyarakat
1,14 Penataan Permukiman Perdesaan Permukiman Fisik 1.2.1 Peningkatan Kualitas Permukiman Lingkungan Maumolo, Kel Kefa
Kabupaten TTU BAPPEDA
Kemenpera,Kabupaten,
Kemen PUSwasta, Masyarakat
Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov,
APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X X X Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, BPS masyarakat
Permukiman Fisik 1.2.1 Pengembangan PS Kawasan Perbatasan, Wini Kabupaten,
Kemenpera,Swasta,
Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X X X Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, BPS masyarakat
Permukiman Fisik 1.2.1 Pengembangan PS Kawasan Agropolitan Eban Kabupaten, Swasta,
Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X X X Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, BPS masyarakat
Kabupaten, Swasta,
Permukiman Fisik 1.2.1 Penyediaan PS Penanganan Bencana Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X X X Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, BPS masyarakat
Kabupaten, Swasta,
Permukiman Fisik 1.2.1 Penyediaan PS permukiman terpencil Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X X X Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, BPS masyarakat
Permukiman Fisik 1.2.1 Pembangunan PS Kumuh dan Nelayan Wini Kabupaten,
Kemenpera,Swasta,
Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X X X Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, BPS masyarakat
Kabupaten, Swasta,
1,15 Penyediaan Dokumen identifikasi dan Permukiman Perencanaan 1.2.1 Penyusunan Studi tentang Pariwisata (RIPP, RTBL, Revitalisasi Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Rencana Penataan Kawasan Wisata kawasan wisata, dll) X X X X Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, BPS masyarakat
Kabupaten, Swasta,
1,16 Penyediaan Dokumen identifikasi dan Permukiman Perencanaan 1.2.1 Penyusunan Studi tentang Pengembangan Industri (KEK, KTM, Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Rencana Penataan Kawasan Industri Kapet, dll) X X X X Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, BPS masyarakat
Kabupaten, Swasta,
2. JALAN LINGKUNGAN
2,1 Penyusunan studi terkait transportasi Perencanaan 2.1.1 Penyusunan studi terkait sistem transpostasi Kabupaten TTU Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Pemerintah APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X Kabupaten, Dinas Perhubungan masyarakat
2,2 Penyediaan regulasi jaringan jalan dan sistem Legal 2.2.1 Penyusunan regulasi jaringan jalan (Termasuk mengatur GSB Kabupaten TTU Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Pemerintah APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
stransportasi dan pembatasan tonase kendaran) X X Kabupaten, Dinas Perhubungan masyarakat
Legal 2.2.2 Pengaturan hirarki jalan dan pembatasan tonase kendaraan Kabupaten TTU Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Pemerintah APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X Kabupaten, Dinas Perhubungan masyarakat
Legal 2.2.3 Penyusunan standardisasi jalan lingkungan Kabupaten TTU Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Pemerintah APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X Kabupaten, Dinas Perhubungan masyarakat
2,3 Penyusunan sistem informasi dan database Perencanaan 2.3.1 Penyusunan sistem informasi dan data base jaringan jalan di Kabupaten TTU Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Pemerintah APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
jalan Kabupaten TTU X X Kabupaten, Dinas Perhubungan masyarakat
2,4 Pembangunan Jalan Lingkungan dan jalan Jalan Lingkungan Fisik 2.4.1 Pembangunan jalan akses antar lingkungan permukiman Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Akses Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, masyarakat
X X X X X X X X BKM/KSM
2.4.2 Peningkatan dan pemeliharaan jalan lingkungan dan jalan akses Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X X X X X X X Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
masyarakat
2.4.3 Penyediaan jalan inspeksi di tepi sungai dan saluran Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X X X X Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
masyarakat
2.4.4 Penyediaan sistem penahan tanah pada daerah rawan longsor Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, masyarakat
X X X X X X X X BKM/KSM
2,5 Pembangunan jembatan dan bangunan Fisik 2.5.1 Pembangunan jembatan (Pembangunan baru, peningkatan dan Kabupaten TTU Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Pemerintah APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
pelengkap jalan pemeliharaan jembatan) X X X X X X X X Kabupaten, Dinas Perhubungan masyarakat
Fisik 2.5.2 Penyediaan bangunan pelengkap jalan (Rambu-rambu, penunjuk Kabupaten TTU Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Pemerintah APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
jalan, kelas jalan, Penerangan Jalan Umum) X X X X X Kabupaten, Dinas Perhubungan masyarakat
Bab 1 0 | 49
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
PERIODE 5 TAHUN KE -
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN I PELAKU SUMBER PENDANAAN
II III IV
1 2 3 4 5
3. DRAINASE
3.1 Penyusunan Studi terkait drainase Drainase Legal 3.1.1 Penyusunan Studi Drainase (Master Plan Drainase Kawasan Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Kabupaten TTU dan Penyusunan Studi Pengembangan dan Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, masyarakat
Pengelolan Sungai) X X BKM/KSM
3.2 Penyediaan regulasi tentang drainase Legal 3.2.1 Penyusunan regulasi tentang drainase Kabupaten TTU. (Mengatur Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
sistem, hak, kewajiban, sanksi bagi masyarakat terkait Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, masyarakat
pengelolaan drainase kota) X X BKM/KSM
3.3 Penyediaan embung sebagai retarding basin Fisik 3.3.1 Penyediaan embung yang menampung air hujan dari permukiman Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
air hujan agar meresap kedalam tanah sebelum masuk ke sungai / main
drain.
X X X X X X Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
masyarakat
3.4 Penataan saluran drainase Fisik 3.4.1 Pembangunan saluran drainase dipermukiman (pembangunan Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
baru, peningkatan dan pemeliharaan salluran)
X X X X X X X X Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
masyarakat
3.5 Penyediaan sumur resapan Fisik 3.5.1 Pembangunan sumur resapan (dikawasan permukiman baik Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
ditingkat sistem kota maupun persil)
X X X X X X X X Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
masyarakat
4.1. Penyediaan Studi terkait pengembangan Air Minum Perencanaan 4.1.1 Penyusunan Identifikasi Potensi Air Baku Kabupaten TTU Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta, PDAM,
SPAM X X Kabupaten, Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, PDAM, masyarakat
Swasta.
Perencanaan 4.1.2 Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta, PDAM,
X X Kabupaten, Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, PDAM, masyarakat
Swasta.
Legal 4.1.3 Pembentukan kelembagaan SPAM Regional TTU-TTS Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta, PDAM,
X X Kabupaten, Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, PDAM, masyarakat
Swasta.
Perencanaan 4.1.4 Review DED Jaringan Distribusi Utama SPAM Regional Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta, PDAM,
X X Kabupaten, Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, PDAM, masyarakat
Swasta.
4.2 Peningkatan debit dan suplai air baku Fisik 4.2.1 Pencarian alternatif sumber air baku baru (mata air, embung, Kabupaten TTU (sumber air baku Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta, PDAM,
sumur dalam, pengolahan air laut, dll) Desa Taekas dan Desa Oenenu X X X Kabupaten, Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, PDAM, masyarakat
Induk) Swasta.
4.2.2 Optimalisasi sumber air baku yang ada (Dari Gn Mutis,Taekas dan Oenenu
Kabupaten
Utara)
TTU (sumber air baku Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta, PDAM,
Desa Taekas dan Desa Oenenu X X X Kabupaten, Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, PDAM, masyarakat
Induk) Swasta.
4.3 Pengembangan cakupan dan tingkat 4.3.1 Peningkatan jaringan perpipaan distribusi Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta, PDAM,
pelayanan air minum X X X X X X Kabupaten, Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, PDAM, masyarakat
4.3.2 Penyediaan sistem penyediaan air minum perpipaan dan non Kabupaten TTU Swasta.
Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta, PDAM,
perpipaan dipermukiman X X X X X X X X Kabupaten, Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, PDAM, masyarakat
4.4 Peningkatan kinerja PDAM Perencanaan 4.4.1 Program penyehatan PDAM, penyusunan corporate plan Kabupaten TTU Swasta.PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU
Kemen APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta, PDAM,
X X X X X Kabupaten, Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, PDAM, masyarakat
Swasta.
4.5 Pengurangan angka kehilangan air Fisik 4.5.1 Memperbaiki dan meningkatkan sistem perpipaan transmisi dan Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta, PDAM,
distribusi X X X X X X X X Kabupaten, Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, PDAM, masyarakat
Swasta.
4.5.2 Perbaikan pembacaan meteran air Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta, PDAM,
X X X X Kabupaten, Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, PDAM, masyarakat
4.6 Pengembangan SPAM IKK Fisik 4.6.1 Pembuatan sistem SPAM IKK dalam penyediaan air minum Kabupaten TTU (sumber air baku Swasta.
Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta, PDAM,
perpipaan dan non perpipaan dengan sumber dari Taekas Kec Desa Taekas dan Desa Oenenu Kabupaten, Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, PDAM, masyarakat
Miomaffo / Oenenu induk Kec Bikomi Induk)
X X X X Swasta.
4.7 Pemberdayaan masyarakat dalam Fisik 4.7.1 Sistem air bersih sederhana perkotaan dan perdesaan Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta, PDAM,
pengembangan SPAM dengan PAMSIMAS X X X X X X X X Kabupaten, Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, PDAM, masyarakat
Swasta.
4.8 Peningkatan akses air minum untuk Fisik 4.8.1 Pemanfaatan sumber air baku yang terdapat didekat permukiman Desa Naiola, , Kel Kefa Utara, Kel Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta, PDAM,
masyarakat yang inovatif dan hemat energi Bansone, Desa Oenenu induk,Kel X X X X X X X X Kabupaten, Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, PDAM, masyarakat
Oelami dan Desa Taekas Swasta.
4.8.2 Pemanfaatan teknologi yang hemat energi seperti pompa air Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta, PDAM,
tenaga listrik, angin, tenaga surya atau mikro hidro. X X X X X X X X Kabupaten, Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, PDAM, masyarakat
Swasta.
4.9 Peningkatan akses air minum untuk Fisik 4.9.1 Penyediaan prasarana sarana ai r minum pada masyarakat Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta, PDAM,
masyarakat berpenghasilan rendah berpenghasilan rendah X X X X X Kabupaten, Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, PDAM, masyarakat
Swasta.
4.10 Penanganan air minum pada daerah bencana Fisik 4.10.1 Pelayanan air minum pada daerah rawan air dengan dropping Desa Naiola, Kel Sasi, Kel Oelami, Kel Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta, PDAM,
kekeringan dan rawan air tangki air bersih, penampungan air dan pembuatan sistem air Benpasi, Kel Kefa Selatan, Kel, Kefa Kabupaten, Balai PSDA, BAPPEDA Kabupaten, PDAM, masyarakat
bersih. Tengah, Kel Tubuhue, Kel Kefa Utara, X X X X X Swasta.
Kel Bansone, Desa Oenenu Utara dan
Kel Aplasi
Bab 1 0 | 50
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
PERIODE 5 TAHUN KE -
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN I PELAKU SUMBER PENDANAAN
II III IV
1 2 3 4 5
5. SEKTOR PERSAMPAHAN
5.1 Penyediaan Studi terkait pengelolaan sampah Persampahan Perencanaan 5.1.1 Penyusunan Studi terkait pengelolaan sampah (Perencanaan Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Teknik Manajemen Persampahan (PTMP), DED TPA Landfill, X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Studi Potensi Retribusi Kebersihan, dll)
5.2 Peningkatan cakupan pelayanan Fisik 5.2.1 Penyediaan TPA Landfill Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
persampahan X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Fisik 5.2.2 Pengadaan alat berat Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Fisik 5.2.3 Pengadaan arm roll truck dan container Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Fisik 5.2.4 Pengadaan alat pengangku dan pengumpul persampahan Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X X X X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Fisik 5.2.5 Penyediaan TPS di permukiman dan perkotaan Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X X X X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Kelembagaan 5.2.6 Optimalisasi Manajemen Pengelolaan Sampah hingga tingkat Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
lingkungan X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Sosial 5.2.7 Sosialisasi kebersihan kepada masyarakat Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X X X X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
5,3 Penyediaan regulasi pengelolaan sampah Legal 5.3.1 Penyediaan regulasi pengelolaan sampah , kelembagaan dan tarif Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
retribusi kebersihan X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
5,4 Peningkatan pengelolaan persampahan Sosial 5.4.1 Sosialisasi 3R persampahan dan penyuluhan kebersihan Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
melalui program 3R X X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Fisik 5.4.2 Penyediaan TPS dan TPST 3R di permukiman dan perkotaan Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Fisik 5.4.3 Penyediaan mesin komposting di TPST dan TPA Desa Naiola / Kec Bikomi selatan Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Fisik 5.4.4 Pilot project kawasan mandiri sampah Kel Benpasi Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
6. SEKTOR AIR LIMBAH
6,1 Penyediaan Studi terkait Sanitasi Air Limbah Perencanaan 6.1.1 Partisipasi dalam Program Percepatan Sanitasi Perkotaan (studi Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
EHRA,Buku Putih Sanitasi, SSK) X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
6.1.1 Penyusunan Rencana Induk dan DED Sistem air limbah kota Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
6,2 Peningkatan Cakupan pelayanan sanitasi / air Fisik 6.2.1 Penyediaan sarana dan prasarana sanitasi dilingkungan Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
limbah permukiman. (MCK Komunal dan jamban keluarga) X X X X X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Fisik 6.2.2 Penambahan prasarana dan sarana sanitasi di tempat publik KM 9, Kel Benpasi, Kel Maubeli, Kel Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
(pasar, terminal, sekolah, CBD dll) Kefa Tengah, Kel Kefa Selatan X X X X X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Fisik 6.2.3 Penyediaan iInstalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) untuk limbah Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
non domestik (Rumah sakit, hotel, rumah makan, Rumah X X X X X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Pemotongan Hewan, Industri, IKM/UKM)
6,3 Penyediaan prasarana dan sarana sanitasi / Fisik 6.3.1 Penyediaan Instalasi Pengolah Tinja (IPLT) Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
air limbah X X X X X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Fisik 6.3.2 Penyediaan truk tinja Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
6.4 Pengelolaan air limbah sistem off site Fisik 6.3.3 Penyediaan sanitasi sewerage sistem. Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
6,5 Pemantapan kelembagaan pengelolaan air Sosial 6.4.1 Pembentukan, pelatihan kelembagaan pengelolaan air limbah Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
limbah X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
6,6 Penyediaan regulasi tentang pengolahan Legal 6.5.1 Penyusunan Perda tentang air limbah Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
limbah cair domestik dan non domestik X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
6,7 Pelibatan Masyarakat dalam pengembangan Pelibatan 6.6.1 Pelibatan masyarakat dalam pengembangan pelayanan sanitasi Kabupaten TTU Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
pelayanan sanitasi masyarakat X X X X X X X X Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
Bab 1 0 | 51
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
PERIODE 5 TAHUN KE -
STRATEGI SEKTOR ASPEK PROGRAM KAWASAN I PELAKU SUMBER PENDANAAN
II III IV
1 2 3 4 5
7. ASPEK PERAN SERTA MASYARAKAT, KELEMBAGAAN DAN PENDANAAN
7,1 Penyediaan informasi tentang RTRW Peran Serta Pelibatan 7.1.1 Pemasangan peta Konsep Pola Ruang RTRW Kabupaten TTU di Kabupaten TTU Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Kabupaten TTU di kalangan masyarakat Masyarakat masyarakat beberapan kawasan strategis X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
7.1.2 Penyebaran informasi tentang RTRW dalam bentuk pamflet/ Kabupaten TTU Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
leaflet X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
7,2 Menyediakan informasi tentang kawasan Pelibatan 7.2.1 Pemasangan papan larangan mendirikan di kawasan lindung Kabupaten TTU Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
lindung (sempadan sungai kawasan hutan masyarakat (sempadan sungai, hutan lindung dll) X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
lindung) yang dilarang mendirikan bangunan
7.2.2 Penyuluhan di kawasan permukiman sekitar sungai dan hutan Kabupaten TTU Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
lindung. X X X X X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
7.2.3 Penyuluhan di sekolah-sekolah setingkat SLTA dan perguruan Kabupaten TTU Dinas Ciptaru Prov, Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
tinggi tentang pentingnya kawasan lindung X X X Kabupaten, Swasta, BKM/KSM masyarakat
7,3 Peningkatan Kapasitas forum Lembaga Pelibatan 7.3.1 Pembinaan manajemen dan teknis KSM-KSM pengelola Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Swadaya Masyarakat dan atau Kelompok masyarakat infrastruktur dan sanitasi komunal Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, masyarakat
Swadaya Masyarakat dalam penangaman BKM/KSM
masalah pengelolaan permukiman dan X X X X X X X X
infrastruktur
Penguatan implementasi pengelolaan sampah Pelibatan 7.3.2 Penyuluhan pengelolaan sampah dengan 3 R di tingkat rumah Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
dengan 3 R (reuse, reduse, dan recycle ). masyarakat tangga melalui kegiatan PKK dan Karang Taruna X X X X X X Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, masyarakat
BKM/KSM
Pelibatan 7.3.3 Pelatihan pemanfaatan sampah organik untuk pembuatan kompos Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
masyarakat dan pemanfaatan sampah plastik untuk dijadikan kerajinan X X X X X X Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, masyarakat
BKM/KSM
7,4 Pengembangan pelayanan air bersih kepada Pelibatan 7.4.1 Pemanfaatan sumber air baku yang dilakukan secara partisipatif Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
masyarakat melalui pembangunan dan masyarakat dan berbasis komunitas. X X X X X X X X Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, masyarakat
pengelolaan air bersih yang baik berbasis BKM/KSM
7.4.2 Pembentukan pengelolaan air minum secara partisipatif dan Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
komunitas
demokratis X X X X X X X X Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, masyarakat
BKM/KSM
7.4.3 Konservasi sumber air baku berbasis komunitas Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
X X X Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, masyarakat
BKM/KSM
7,5 Peningkatkan pelibatan peran swasta pada Pelibatan 7.5.1 Program Satuan Kerja pada Kerjasama Swasta pada Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
penyelenggaraan infrastruktur perkotaan. masyarakat Penyelenggaraan & Operasional Infrastruktur Perkotaan X X X X X X X X Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, masyarakat
BKM/KSM
7,6 Peningkatan pendapatan PAD pada Pembiayaan Pembiayaan 7.6.1 Program Intensifikasi dan eksentifikasi pajak dan retribusi daerah Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
pengelolaan Infrastruktur Perkotaan pada penyelenggaraan Infrastruktur Perkotaan
X X X Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta,
BKM/KSM
masyarakat
7,7 Pengkajian sumber pendanaan baru melalui Pembiayaan 7.7.1 Program peningkatan kinerja swadaya masyarakat pada Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
swadaya masyarakat pada penyelenggaraan penyelenggaraan Operasional & Pemeliharaan Infrastruktur Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, masyarakat
Operasional &Pemeliharaan infrastruktur Perkotaan. X X X BKM/KSM
Perkotaan
7,8 Peningkatan kinerja aparat pemerintah daerah Kelembagaan Kelembagaan 7.8.1 Program pelatihan aparat pemerintah daerah pada Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
& Peran swasta pada penyelenggaraan penyelengggaraan infrastruktur perkotaan Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, masyarakat
infrastruktur Perkotaan
X X X X X BKM/KSM
7,9 Peningkatan kerjasama pihak swasta melalui Kelembagaan 7.9.1 Program Peningkatan Kerjasama dengan swasta pada Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) pada penyelenggaraan Infrastruktur Perkotaan Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, masyarakat
penyelenggaraan Infrastruktur Perkotaan. X X X X X BKM/KSM
7,10 Peningkatan Kualitas SDM pada Kelembagaan 7.10.1 Program Pelatihan bagi aparat Pemkot pada penyelenggaraan Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
penyelenggaraan infrastruktur Perkotaan Operaional & Pemeliharaan Infrastruktur Perkotaan. X X X X X Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, masyarakat
BKM/KSM
7,11 Peningkatan pelibatan masyarakat dalam Kelembagaan 7.11.1 Program Pembentukan dan Pelatihan satuan Tugas BKM, KSM, Kabupaten TTU Kemenpera, Kemen PU Ciptakarya, Dinas Ciptaru Prov, APBN. APBD Provinsi, APBD Kabupaten, swasta,
penyelenggaraan Infrastruktur Perkotaan Kelembagaan Lokal Pemeliharaan & Operasional Infrastruktur X X X X X X X X Dinas PU Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, Swasta, masyarakat
Perkotaan. BKM/KSM
Bab 1 0 | 52
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bab 1 0 | 53
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel IX.8. Analisis Dampak Penerapan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Skala Kabupaten Timor Tengah Utara.
1,2 Penyediaan Dokumen identifikasi dan Permukiman Perencanaan 1.2.1 Penyusunan Studi tentang permukiman Kabupaten TTU Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi
Rencana Penataan Permukiman Perkotaan (SPK, RP4D, penataan dan peremajaan, Pengembangan KTP2D, Pengembangan PS permukiman.
dan perdesaan Kawasan Perbatasan, Pengembangan PS Kawasan Agropolitan, Penanganan
Bencana, Penyediaan PS permukiman terpencil, RTBL kawasan, Penataan RTH,
Pembangunan PS Kumuh dan Nelayan, Pembangunan PS Kawasan Pesisir,
Pembangunan PS Kawasan Tradisional, Pemberdayaan masyarakat)
1,3 Penerbitan regulasi mengenai permukiman di Permukiman Legal 1.3.1 Penerbitan Perda RDTR, Zoning Regulation, Bangunan Gedung, IMB Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi
Kabupaten TTU permukiman.
1,4 Penanganan terhadap permukiman padat dan Penataan Fisik 1.4.1 Penyusunan RTBL lingkungan kumuh Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi
kumuh Bangunan dan permukiman.
Lingkungan
1.4.2 Penyediaan dan perbaikan prasarana dan sarana dasar permukiman Peningkatan kualitas lingkungan permukiman; keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan
harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1.4.3 Penyediaan dan perbaikan prasarana dan sarana penunjang kegiatan sosial ekonomi Peningkatan kesejahteraan masyarakat; Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan
harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1,5 Penanganan dan penyediaan permukiman Perumahan Fisik 1.5.1 Pembangunan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
bagi masyarakat berpenghasilan rendah akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1.5.2 Stimulan perbaikan rumah Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1.5.3 Resettlement ex pengungsi Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1,6 Penanggulangan terhadap kawasan Perumahan Fisik 1.6.1 Penyediaan dinding penahan tanah pada daerah rawan longsor tepi jalan, tepi sungai Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
permukiman yang rawan bencana (banjir, dan perbukitan. akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
kekeringan, longsor dan kebakaran)
Fisik 1.6.2 Penyediaan sistem pemadam kebakaran kota Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Fisik 1.6.3 Penyediaan reservoir dan hidran Umum pada daerah bencana untuk menampung air Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
dropping dari tangki akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Fisik 1.6.4 Penyediaan sistem air bersih pada daerah rawan kekeringan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Bab 1 0 | 54
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
1,7 Penyiapan lingkungan perumahan yang Perumahan Fisik 1.7.1 Peningkatan Kualitas Permukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
bersih dan sehat terhindar dari penyakit akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
akibat sanitasi buruk
1,8 Pembangunan kawasan permukiman baru Perumahan Fisik 1.8.1 Penyiapan kasiba lisiba dan pengembangan kawasan perumahan baru Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
(New development) akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1.8.2 Pembangunan kawasan permukiman baru (New development) Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1.8.2 Penyediaan prasarana dan sarana permukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1,9 Penanganan rumah-rumah adat/ tradisional Penantaan Fisik 1.9.1 Penataan Bangunan dan Lingkungan kawasan dengan rumah adat / tradisional Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
Banbgunan dan akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Lingkungan
1,10 Penanganan rumah tidak layak huni Perumahan Fisik 1.10.1 Stimulan perbaikan rumah Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Fisik 1.10.2 Penyediaan rumah layak huni Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Sosial 1.10.3 Sosialisasi rumah sehat Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1,11 Penyediaan prasarana sarana permukiman Penataan Fisik 1.11.1 Penyediaan Work shop Gedung seni untuk kegiatan adat dan budaya Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
yang mendukung perkembangan sosial bangunan dan akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
budaya masyarakat lingkungan
Fisik 1.11.2 Penyediaan dan perbaikan prasarana dan sarana permukiman yang mendukung Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
perkembangan kegiatan sosial ekonomi akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Fisik 1.7.3 Penataan Bangunan dan Lingkungan (dikawasan KM. 9, pasar lama, Terminal, Pasar Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
Baru) akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Fisik 1.11.3 Penyediaan RTH dan taman kota Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1,12 Pembinaan Teknis Bangunan Gedung Negara Penataan Perencanaan 1.12.1 Identifikasi asset dan kebutuhan Bangunan Gedung Negara Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
Bangunan dan akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Lingkungan
Fisik 1.12.2 Pembangunan dan rehabilitasi Bangunan Gedung Negara Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Bab 1 0 | 55
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
1,13 Peningkatan aksesibilitas dan kedekatan kota Jalan dan Perencanaan 1.13.1 Penyusunan studi tataran transportasi lokal (tatralok) Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
sebagai bagian dari pengembangan wilayah jembatan akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Kabupaten TTU
Fisik 1.13.2 Pembangunan jalan akses antar lingkungan permukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Fisik 1.13.3 Pembangunan jembatan untuk membuka daerah terisolir dan pemerataan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
pembangunan. akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1,14 Penataan Permukiman Perdesaan Permukiman Fisik 1.14.1 Peningkatan Kualitas Permukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Permukiman Fisik 1.14.1 Pengembangan PS Kawasan Perbatasan, Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Permukiman Fisik 1.14.1 Pengembangan PS Kawasan Agropolitan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Permukiman Fisik 1.14.1 Penyediaan PS Penanganan Bencana Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Permukiman Fisik 1.14.1 Penyediaan PS permukiman terpencil Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Permukiman Fisik 1.14.1 Pembangunan PS Kumuh dan Nelayan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1,15 Penyediaan Dokumen identifikasi dan Permukiman Perencanaan 1.15.1 Penyusunan Studi tentang Pariwisata (RIPP, RTBL, Revitalisasi kawasan wisata, dll) Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
Rencana Penataan Kawasan Wisata akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1,16 Penyediaan Dokumen identifikasi dan Permukiman Perencanaan 1.16.1 Penyusunan Studi tentang Pengembangan Industri (KEK, KTM, Kapet, dll) Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
Rencana Penataan Kawasan Industri akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
2. JALAN LINGKUNGAN
2,1 Penyusunan studi terkait transportasi Perencanaan 2.1.1 Penyusunan studi terkait sistem transpostasi Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
2,2 Penyediaan regulasi jaringan jalan dan sistem Legal 2.2.1 Penyusunan regulasi jaringan jalan (Termasuk mengatur GSB dan pembatasan tonase Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
stransportasi kendaran) akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Legal 2.2.2 Pengaturan hirarki jalan dan pembatasan tonase kendaraan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Legal 2.2.3 Penyusunan standardisasi jalan lingkungan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Bab 1 0 | 56
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
2,3 Penyusunan sistem informasi dan database Perencanaan 2.3.1 Penyusunan sistem informasi dan data base jaringan jalan di Kabupaten TTU Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
jalan akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
2,4 Pembangunan Jalan Lingkungan dan jalan Jalan Lingkungan Fisik 2.4.1 Pembangunan jalan akses antar lingkungan permukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
Akses akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
2.4.2 Peningkatan dan pemeliharaan jalan lingkungan dan jalan akses Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
2.4.3 Penyediaan jalan inspeksi di tepi sungai dan saluran Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
2.4.4 Penyediaan sistem penahan tanah pada daerah rawan longsor Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
2,5 Pembangunan jembatan dan bangunan Fisik 2.5.1 Pembangunan jembatan (Pembangunan baru, peningkatan dan pemeliharaan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
pelengkap jalan jembatan) akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Fisik 2.5.2 Penyediaan bangunan pelengkap jalan (Rambu-rambu, penunjuk jalan, kelas jalan, Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
Penerangan Jalan Umum) akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
3. DRAINASE
3.1 Penyusunan Studi terkait drainase Drainase Legal 3.1.1 Penyusunan Studi Drainase (Master Plan Drainase Kawasan Kabupaten TTU dan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
Penyusunan Studi Pengembangan dan Pengelolan Sungai) akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
3.2 Penyediaan regulasi tentang drainase Legal 3.2.1 Penyusunan regulasi tentang drainase Kabupaten TTU. (Mengatur sistem, hak, Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
kewajiban, sanksi bagi masyarakat terkait pengelolaan drainase kota) akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
3.3 Penyediaan embung sebagai retarding basin Fisik 3.3.1 Penyediaan embung yang menampung air hujan dari permukiman agar meresap Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
air hujan kedalam tanah sebelum masuk ke sungai / main drain. akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
3.4 Penataan saluran drainase Fisik 3.4.1 Pembangunan saluran drainase dipermukiman (pembangunan baru, peningkatan dan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
pemeliharaan salluran) akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
3.5 Penyediaan sumur resapan Fisik 3.5.1 Pembangunan sumur resapan (dikawasan permukiman baik ditingkat sistem kota Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
maupun persil) akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
4.1. Penyediaan Studi terkait pengembangan Air Minum Perencanaan 4.1.1 Penyusunan Identifikasi Potensi Air Baku Kabupaten TTU Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
SPAM akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Perencanaan 4.1.2 Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Legal 4.1.3 Pembentukan kelembagaan SPAM Regional TTU-TTS Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Perencanaan 4.1.4 Review DED Jaringan Distribusi Utama SPAM Regional Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Bab 1 0 | 57
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
4.2 Peningkatan debit dan suplai air baku Fisik 4.2.1 Pencarian alternatif sumber air baku baru (mata air, embung, sumur dalam, pengolahan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
air laut, dll) akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
4.2.2 Optimalisasi sumber air baku yang ada (Dari Gn Mutis,Taekas dan Oenenu Utara) Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
4.3 Pengembangan cakupan dan tingkat 4.3.1 Peningkatan jaringan perpipaan distribusi Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
pelayanan air minum akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
4.3.2 Penyediaan sistem penyediaan air minum perpipaan dan non perpipaan dipermukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
4.4 Peningkatan kinerja PDAM Perencanaan 4.4.1 Program penyehatan PDAM, penyusunan corporate plan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
4.5 Pengurangan angka kehilangan air Fisik 4.5.1 Memperbaiki dan meningkatkan sistem perpipaan transmisi dan distribusi Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
4.5.2 Perbaikan pembacaan meteran air Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
4.6 Pengembangan SPAM IKK Fisik 4.6.1 Pembuatan sistem SPAM IKK dalam penyediaan air minum perpipaan dan non Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
perpipaan dengan sumber dari Taekas Kec Miomaffo / Oenenu induk Kec Bikomi akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
4.7 Pemberdayaan masyarakat dalam Fisik 4.7.1 Sistem air bersih sederhana perkotaan dan perdesaan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
pengembangan SPAM dengan PAMSIMAS akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
4.8 Peningkatan akses air minum untuk Fisik 4.8.1 Pemanfaatan sumber air baku yang terdapat didekat permukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
masyarakat yang inovatif dan hemat energi akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
4.8.2 Pemanfaatan teknologi yang hemat energi seperti pompa air tenaga listrik, angin, Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
tenaga surya atau mikro hidro. akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
4.9 Peningkatan akses air minum untuk Fisik 4.9.1 Penyediaan prasarana sarana ai r minum pada masyarakat berpenghasilan rendah Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
masyarakat berpenghasilan rendah akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
4.10 Penanganan air minum pada daerah bencana Fisik 4.10.1 Pelayanan air minum pada daerah rawan air dengan dropping tangki air bersih, Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
kekeringan dan rawan air penampungan air dan pembuatan sistem air bersih. akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
5. SEKTOR PERSAMPAHAN
5.1 Penyediaan Studi terkait pengelolaan sampah Persampahan Perencanaan 5.1.1 Penyusunan Studi terkait pengelolaan sampah (Perencanaan Teknik Manajemen Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
Persampahan (PTMP), DED TPA Landfill, Studi Potensi Retribusi Kebersihan, dll) akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
5.2 Peningkatan cakupan pelayanan Fisik 5.2.1 Penyediaan TPA Landfill Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
persampahan akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Fisik 5.2.2 Pengadaan alat berat Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Fisik 5.2.3 Pengadaan arm roll truck dan container Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Fisik 5.2.4 Pengadaan alat pengangku dan pengumpul persampahan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Fisik 5.2.5 Penyediaan TPS di permukiman dan perkotaan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Kelembagaan 5.2.6 Optimalisasi Manajemen Pengelolaan Sampah hingga tingkat lingkungan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Sosial 5.2.7 Sosialisasi kebersihan kepada masyarakat Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
5,3 Penyediaan regulasi pengelolaan sampah Legal 5.3.1 Penyediaan regulasi pengelolaan sampah , kelembagaan dan tarif retribusi kebersihan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Bab 1 0 | 58
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
5,4 Peningkatan pengelolaan persampahan Sosial 5.4.1 Sosialisasi 3R persampahan dan penyuluhan kebersihan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
melalui program 3R akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Fisik 5.4.2 Penyediaan TPS dan TPST 3R di permukiman dan perkotaan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Fisik 5.4.3 Penyediaan mesin komposting di TPST dan TPA Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Fisik 5.4.4 Pilot project kawasan mandiri sampah Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
6,1 Penyediaan Studi terkait Sanitasi Air Limbah Perencanaan 6.1.1 Partisipasi dalam Program Percepatan Sanitasi Perkotaan (studi EHRA,Buku Putih Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
Sanitasi, SSK) akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
6.1.1 Penyusunan Rencana Induk dan DED Sistem air limbah kota Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
6,2 Peningkatan Cakupan pelayanan sanitasi / air Fisik 6.2.1 Penyediaan sarana dan prasarana sanitasi dilingkungan permukiman. (MCK Komunal Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
limbah dan jamban keluarga) akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Fisik 6.2.2 Penambahan prasarana dan sarana sanitasi di tempat publik (pasar, terminal, sekolah, Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
CBD dll) akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Fisik 6.2.3 Penyediaan iInstalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) untuk limbah non domestik (Rumah Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
sakit, hotel, rumah makan, Rumah Pemotongan Hewan, Industri, IKM/UKM) akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
6,3 Penyediaan prasarana dan sarana sanitasi / Fisik 6.3.1 Penyediaan Instalasi Pengolah Tinja (IPLT) Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
air limbah akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Fisik 6.3.2 Penyediaan truk tinja Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
6.4 Pengelolaan air limbah sistem off site Fisik 6.3.3 Penyediaan sanitasi sewerage sistem. Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
6,5 Pemantapan kelembagaan pengelolaan air Sosial 6.4.1 Pembentukan, pelatihan kelembagaan pengelolaan air limbah Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
limbah akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
6,6 Penyediaan regulasi tentang pengolahan Legal 6.5.1 Penyusunan Perda tentang air limbah Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
limbah cair domestik dan non domestik akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
6,7 Pelibatan Masyarakat dalam pengembangan Pelibatan 6.6.1 Pelibatan masyarakat dalam pengembangan pelayanan sanitasi Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
pelayanan sanitasi masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Bab 1 0 | 59
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
7,1 Penyediaan informasi tentang RTRW Peran Serta Pelibatan 7.1.1 Pemasangan peta Konsep Pola Ruang RTRW Kabupaten TTU di beberapan kawasan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
Kabupaten TTU di kalangan masyarakat Masyarakat masyarakat strategis akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
7.1.2 Penyebaran informasi tentang RTRW dalam bentuk pamflet/ leaflet Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
7,2 Menyediakan informasi tentang kawasan Pelibatan 7.2.1 Pemasangan papan larangan mendirikan di kawasan lindung (sempadan sungai, hutan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
lindung (sempadan sungai kawasan hutan masyarakat lindung dll) akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
lindung) yang dilarang mendirikan bangunan
7.2.2 Penyuluhan di kawasan permukiman sekitar sungai dan hutan lindung. Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
7.2.3 Penyuluhan di sekolah-sekolah setingkat SLTA dan perguruan tinggi tentang Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
pentingnya kawasan lindung akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
7,3 Peningkatan Kapasitas forum Lembaga Pelibatan 7.3.1 Pembinaan manajemen dan teknis KSM-KSM pengelola infrastruktur dan sanitasi Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
Swadaya Masyarakat dan atau Kelompok masyarakat komunal akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Swadaya Masyarakat dalam penangaman
masalah pengelolaan
Penguatan permukiman
implementasi dansampah
pengelolaan Pelibatan 7.3.2 Penyuluhan pengelolaan sampah dengan 3 R di tingkat rumah tangga melalui kegiatan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
dengan 3 R (reuse, reduse, dan recycle ). masyarakat PKK dan Karang Taruna akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Pelibatan 7.3.3 Pelatihan pemanfaatan sampah organik untuk pembuatan kompos dan pemanfaatan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
masyarakat sampah plastik untuk dijadikan kerajinan akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
7,4 Pengembangan pelayanan air bersih kepada Pelibatan 7.4.1 Pemanfaatan sumber air baku yang dilakukan secara partisipatif dan berbasis Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
masyarakat melalui pembangunan dan masyarakat komunitas. akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
pengelolaan air bersih yang baik berbasis
komunitas 7.4.2 Pembentukan pengelolaan air minum secara partisipatif dan demokratis Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
7.4.3 Konservasi sumber air baku berbasis komunitas Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
7,5 Peningkatkan pelibatan peran swasta pada Pelibatan 7.5.1 Program Satuan Kerja pada Kerjasama Swasta pada Penyelenggaraan & Operasional Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
penyelenggaraan infrastruktur perkotaan. masyarakat Infrastruktur Perkotaan akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
7,6 Peningkatan pendapatan PAD pada Pembiayaan Pembiayaan 7.6.1 Program Intensifikasi dan eksentifikasi pajak dan retribusi daerah pada Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
pengelolaan Infrastruktur Perkotaan penyelenggaraan Infrastruktur Perkotaan akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
7,7 Pengkajian sumber pendanaan baru melalui Pembiayaan 7.7.1 Program peningkatan kinerja swadaya masyarakat pada penyelenggaraan Operasional Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
swadaya masyarakat pada penyelenggaraan & Pemeliharaan Infrastruktur Perkotaan. akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Operasional &Pemeliharaan infrastruktur
7,8 Perkotaan
Peningkatan kinerja aparat pemerintah daerah Kelembagaan Kelembagaan 7.8.1 Program pelatihan aparat pemerintah daerah pada penyelengggaraan infrastruktur Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
& Peran swasta pada penyelenggaraan perkotaan akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
infrastruktur Perkotaan
7,9 Peningkatan kerjasama pihak swasta melalui Kelembagaan 7.9.1 Program Peningkatan Kerjasama dengan swasta pada penyelenggaraan Infrastruktur Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) pada Perkotaan akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
penyelenggaraan Infrastruktur Perkotaan.
7,10 Peningkatan Kualitas SDM pada Kelembagaan 7.10.1 Program Pelatihan bagi aparat Pemkot pada penyelenggaraan Operaional & Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
penyelenggaraan infrastruktur Perkotaan Pemeliharaan Infrastruktur Perkotaan. akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
7,11 Peningkatan pelibatan masyarakat dalam Kelembagaan 7.11.1 Program Pembentukan dan Pelatihan satuan Tugas BKM, KSM, Kelembagaan Lokal Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan, Keresahan masyarakat
penyelenggaraan Infrastruktur Perkotaan Pemeliharaan & Operasional Infrastruktur Perkotaan. akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Bab 1 0 | 60
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel IX.9. Analisis Dampak Penerapan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Skala Kawasan Km 9 dan Benpasi
Bab 1 0 | 61
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
1,5 Penanganan rumah-rumah adat/ tradisional 1.5.1 Penataan Bangunan dan Lingkungan kawasan dengan rumah adat / tradisional Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
1,6 Penanganan rumah tidak layak huni 1.6.1 Stimulan perbaikan rumah Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
1.6.2 Penyediaan rumah layak huni Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
1.6.3 Sosialisasi rumah sehat Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
1.7 Peningkatan aksesibiltas pada kawasan 1.7.1 Pembangunan jalan akses antar lingkungan permukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
permukiman Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
1.7.2 Pembangunan jembatan untuk membuka daerah terisolir dan pemerataan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
pembangunan. Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
1,8 Peningkatan akses permukiman terhadap 1.8.1 Penyehatan Lingkungan permukiman (SANIMAS, persampahan, sanitasi, air minum, Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
sanitasi yang baik drainase, jalan lingkungan) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
2. JALAN LINGKUNGAN
2,1 Pembangunan Jalan Lingkungan dan jalan 2.1.1 Pembangunan jalan akses antar lingkungan permukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Akses Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
2.1.2 Peningkatan dan pemeliharaan jalan lingkungan dan jalan akses Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
2.1.3 Penyediaan jalan inspeksi di tepi sungai dan saluran Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
2.1.4 Penyediaan sistem penahan tanah pada daerah rawan longsor Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
2,2 Pembangunan jembatan dan bangunan 2.2.1 Pembangunan jembatan (Pembangunan baru, peningkatan dan pemeliharaan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
pelengkap jalan jembatan) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
Bab 1 0 | 62
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
3. DRAINASE
3.3 Penyediaan embung sebagai retarding basin 3.3.1 Penyediaan embung yang menampung air hujan dari permukiman agar meresap Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
air hujan kedalam tanah sebelum masuk ke sungai / main drain. Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
3.4 Penataan saluran drainase 3.4.1 Pembangunan saluran drainase dipermukiman (pembangunan baru, peningkatan dan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
pemeliharaan salluran) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
3.5 Penyediaan sumur resapan 3.5.1 Pembangunan sumur resapan (dikawasan permukiman baik ditingkat sistem kota Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
maupun persil) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
4. SEKTOR AIR MINUM Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
4.1 Pengembangan cakupan dan tingkat 4.1.1 Peningkatan jaringan perpipaan distribusi Keresahan
Peningkatanmasyarakat akan kegiatan
kualitas permukiman, survei yang dilakukan
ketergantungan masyarakatdanpada
harapan akanbantuan,
program perwujudan
pelayanan air minum Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
4.1.2 Penyediaan sistem penyediaan air minum perpipaan dan non perpipaan dipermukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
4.2 Pemberdayaan masyarakat dalam 4.2.1 Program PAMSIMAS Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
pengembangan SPAM dengan PAMSIMAS Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
4.3 Peningkatan akses air minum untuk 4.3.1 Pemanfaatan sumber air baku yang terdapat didekat permukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
masyarakat yang inovatif dan hemat energi Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
4.3.2 Pemanfaatan teknologi yang hemat energi seperti pompa air tenaga angin, tenaga Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
surya atau mikro hidro. Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
4.4 Peningkatan akses air minum untuk 4.4.1 Penyediaan prasarana sarana ai r minum pada masyarakat berpenghasilan rendah Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
masyarakat berpenghasilan rendah Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
4.5 Penanganan air minum pada daerah bencana 4.5.1 Pelayanan air minum pada daerah rawan air dengan dropping tangki air bersih, Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
kekeringan dan rawan air penampungan air dan pembuatan sistem air bersih. Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
Bab 1 0 | 63
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
5. SEKTOR PERSAMPAHAN
5.1 Peningkatan cakupan pelayan sampah 5.1.1 Pengadaan alat pengangkut dan pengumpul persampahan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
5.1.2 Penyediaan TPS di permukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
5.1.3 Optimalisasi Manajemen Pengelolaan Sampah hingga tingkat lingkungan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
5.1.4 Sosialisasi kebersihan kepada masyarakat Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
5,2 Peningkatan pengelolaan persampahan 5.2.1 Sosialisasi 3R persampahan dan penyuluhan kebersihan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
melalui program 3R Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
5.2.2 Penyediaan TPST 3R di permukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
5.2.3 Penyediaan mesin komposting di TPST Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
5.2.4 Pilot project kawasan mandiri sampah Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
6. SEKTOR AIR LIMBAH
6,1 Peningkatan Cakupan pelayanan sanitasi / air 6.1.1 Penyediaan sarana dan prasarana sanitasi dilingkungan permukiman. (MCK Komunal Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
limbah dan jamban keluarga) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
6.1.2 Penambahan prasarana dan sarana sanitasi di tempat publik (pasar, terminal, sekolah, Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
CBD dll) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
6.1.3 Penyediaan iInstalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) untuk limbah non domestik (Rumah Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
sakit, hotel, rumah makan, Rumah Pemotongan Hewan, Industri, IKM/UKM) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
6.2 Pengelolaan air limbah sistem off site 6.2.1 Penyediaan sanitasi sewerage sistem. Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
6,3 Pelibatan Masyarakat dalam pengembangan 6.3.1 Pelibatan masyarakat dalam pengembangan pelayanan sanitasi Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
pelayanan sanitasi Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
Bab 1 0 | 64
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
7,1 Penguatan implementasi pengelolaan sampah 7.1.1 Penyuluhan pengelolaan sampah dengan 3 R di tingkat rumah tangga melalui kegiatan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
dengan 3 R (reuse, reduse, dan recycle ). PKK dan Karang Taruna Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
7.1.2 Pelatihan pemanfaatan sampah organik untuk pembuatan kompos dan pemanfaatan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
sampah plastik untuk dijadikan kerajinan Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
7,2 Pengembangan pelayanan air bersih kepada 7.2.1 Pemanfaatan sumber air baku yang dilakukan secara partisipatif dan berbasis Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
masyarakat melalui pembangunan dan komunitas. Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
pengelolaan air bersih yang baik berbasis perbaikan kondisi permukiman.
komunitas 7.2.2 Konservasi sumber air baku berbasis komunitas Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
7,3 Peningkatan pelibatan masyarakat dalam 7.3.1 Program Pembentukan dan Pelatihan satuan Tugas BKM, KSM, Kelembagaan Lokal Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
penyelenggaraan Infrastruktur Perkotaan Pemeliharaan & Operasional Infrastruktur Perkotaan (jalan lingkungan, drainase, air Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
minum, persampahan dan sanitasi) perbaikan kondisi permukiman.
Bab 1 0 | 65
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel IX.10. Analisis Dampak Penerapan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Skala Kawasan Kota Lama
Bab 1 0 | 66
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
1,6 Penanganan rumah tidak layak huni 1.6.1 Stimulan perbaikan rumah Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
1.6.2 Penyediaan rumah layak huni Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
1.6.3 Sosialisasi rumah sehat Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
1.7 Peningkatan aksesibiltas pada kawasan 1.7.1 Pembangunan jalan akses antar lingkungan permukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
permukiman Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
1.7.2 Pembangunan jembatan untuk membuka daerah terisolir dan pemerataan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
pembangunan. Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
1,8 Peningkatan akses permukiman terhadap 1.8.1 Penyehatan Lingkungan permukiman (SANIMAS, persampahan, sanitasi, air minum, Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
sanitasi yang baik drainase, jalan lingkungan) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
2. JALAN LINGKUNGAN
2,1 Pembangunan Jalan Lingkungan dan jalan 2.1.1 Pembangunan jalan akses antar lingkungan permukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Akses Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
2.1.2 Peningkatan dan pemeliharaan jalan lingkungan dan jalan akses Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
2.1.3 Penyediaan jalan inspeksi di tepi sungai dan saluran Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
2.1.4 Penyediaan sistem penahan tanah pada daerah rawan longsor Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
2,2 Pembangunan jembatan dan bangunan 2.2.1 Pembangunan jembatan (Pembangunan baru, peningkatan dan pemeliharaan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
pelengkap jalan jembatan) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
3. DRAINASE
3.3 Penyediaan embung sebagai retarding basin 3.3.1 Penyediaan embung yang menampung air hujan dari permukiman agar meresap Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
air hujan kedalam tanah sebelum masuk ke sungai / main drain. Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
3.4 Penataan saluran drainase 3.4.1 Pembangunan saluran drainase dipermukiman (pembangunan baru, peningkatan dan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
pemeliharaan salluran) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
3.5 Penyediaan sumur resapan 3.5.1 Pembangunan sumur resapan (dikawasan permukiman baik ditingkat sistem kota Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
maupun persil) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
Bab 1 0 | 67
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
5.1 Peningkatan cakupan pelayan sampah 5.1.1 Pengadaan alat pengangku dan pengumpul persampahan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
5.1.2 Penyediaan TPS di permukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
5.1.3 Optimalisasi Manajemen Pengelolaan Sampah hingga tingkat lingkungan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
5.1.4 Sosialisasi kebersihan kepada masyarakat Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
5,2 Peningkatan pengelolaan persampahan 5.2.1 Sosialisasi 3R persampahan dan penyuluhan kebersihan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
melalui program 3R Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
5.2.2 Penyediaan TPST 3R di permukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
5.2.3 Penyediaan mesin komposting di TPST Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
5.2.4 Pilot project kawasan mandiri sampah Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
Bab 1 0 | 68
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
6,1 Peningkatan Cakupan pelayanan sanitasi / air 6.1.1 Penyediaan sarana dan prasarana sanitasi dilingkungan permukiman. (MCK Komunal Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
limbah dan jamban keluarga) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
6.1.2 Penambahan prasarana dan sarana sanitasi di tempat publik (pasar, terminal, sekolah, Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
CBD dll) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
6.1.3 Penyediaan iInstalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) untuk limbah non domestik (Rumah Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
sakit, hotel, rumah makan, Rumah Pemotongan Hewan, Industri, IKM/UKM) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
6.2 Pengelolaan air limbah sistem off site 6.2.1 Penyediaan sanitasi sewerage sistem. Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
6,3 Pelibatan Masyarakat dalam pengembangan 6.3.1 Pelibatan masyarakat dalam pengembangan pelayanan sanitasi Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
pelayanan sanitasi Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
7. ASPEK PEKPERAN SERTA MASYARAKAT
7,1 Penguatan implementasi pengelolaan sampah 7.1.1 Penyuluhan pengelolaan sampah dengan 3 R di tingkat rumah tangga melalui kegiatan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
dengan 3 R (reuse, reduse, dan recycle ). PKK dan Karang Taruna Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
7.1.2 Pelatihan pemanfaatan sampah organik untuk pembuatan kompos dan pemanfaatan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
sampah plastik untuk dijadikan kerajinan Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
7,2 Pengembangan pelayanan air bersih kepada 7.2.1 Pemanfaatan sumber air baku yang dilakukan secara partisipatif dan berbasis Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
masyarakat melalui pembangunan dan komunitas. Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
pengelolaan air bersih yang baik berbasis perbaikan kondisi permukiman.
komunitas 7.2.2 Konservasi sumber air baku berbasis komunitas Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
7,3 Peningkatan pelibatan masyarakat dalam 7.3.1 Program Pembentukan dan Pelatihan satuan Tugas BKM, KSM, Kelembagaan Lokal Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
penyelenggaraan Infrastruktur Perkotaan Pemeliharaan & Operasional Infrastruktur Perkotaan (jalan lingkungan, drainase, air Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
minum, persampahan dan sanitasi) perbaikan kondisi permukiman.
Bab 1 0 | 69
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel IX.11. Analisis Dampak Penerapan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Skala Kawasan Bansone
Bab 1 0 | 70
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
1,6 Penanganan rumah tidak layak huni 1.6.1 Stimulan perbaikan rumah Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
1.6.2 Penyediaan rumah layak huni Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
1.6.3 Sosialisasi rumah sehat Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
1.7 Peningkatan aksesibiltas pada kawasan 1.7.1 Pembangunan jalan akses antar lingkungan permukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
permukiman Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
1.7.2 Pembangunan jembatan untuk membuka daerah terisolir dan pemerataan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
pembangunan. Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
1,8 Peningkatan akses permukiman terhadap 1.8.1 Penyehatan Lingkungan permukiman (SANIMAS, persampahan, sanitasi, air minum, Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
sanitasi yang baik drainase, jalan lingkungan) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
2. JALAN LINGKUNGAN
2,1 Pembangunan Jalan Lingkungan dan jalan 2.1.1 Pembangunan jalan akses antar lingkungan permukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Akses Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
2.1.2 Peningkatan dan pemeliharaan jalan lingkungan dan jalan akses Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
2.1.3 Penyediaan jalan inspeksi di tepi sungai dan saluran Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
2.1.4 Penyediaan sistem penahan tanah pada daerah rawan longsor Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
Bab 1 0 | 71
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
2,2 Pembangunan jembatan dan bangunan 2.2.1 Pembangunan jembatan (Pembangunan baru, peningkatan dan pemeliharaan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
pelengkap jalan jembatan) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
3. DRAINASE
3.3 Penyediaan embung sebagai retarding basin 3.3.1 Penyediaan embung yang menampung air hujan dari permukiman agar meresap Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
air hujan kedalam tanah sebelum masuk ke sungai / main drain. Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
3.4 Penataan saluran drainase 3.4.1 Pembangunan saluran drainase dipermukiman (pembangunan baru, peningkatan dan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
pemeliharaan salluran) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
3.5 Penyediaan sumur resapan 3.5.1 Pembangunan sumur resapan (dikawasan permukiman baik ditingkat sistem kota Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
maupun persil) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
4. SEKTOR AIR MINUM
4.1 Pengembangan cakupan dan tingkat 4.1.1 Peningkatan jaringan perpipaan distribusi Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
pelayanan air minum Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
4.1.2 Penyediaan sistem penyediaan air minum perpipaan dan non perpipaan dipermukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
4.2 Pemberdayaan masyarakat dalam 4.2.1 Program PAMSIMAS Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
pengembangan SPAM dengan PAMSIMAS Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
4.3 Peningkatan akses air minum untuk 4.3.1 Pemanfaatan sumber air baku yang terdapat didekat permukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
masyarakat yang inovatif dan hemat energi Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
4.3.2 Pemanfaatan teknologi yang hemat energi seperti pompa air tenaga angin, tenaga Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
surya atau mikro hidro. Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
4.4 Peningkatan akses air minum untuk 4.4.1 Penyediaan prasarana sarana ai r minum pada masyarakat berpenghasilan rendah Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
masyarakat berpenghasilan rendah Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
4.5 Penanganan air minum pada daerah bencana 4.5.1 Pelayanan air minum pada daerah rawan air dengan dropping tangki air bersih, Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
kekeringan dan rawan air penampungan air dan pembuatan sistem air bersih. Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
Bab 1 0 | 72
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
5. SEKTOR PERSAMPAHAN
5.1 Peningkatan cakupan pelayan sampah 5.1.1 Pengadaan alat pengangku dan pengumpul persampahan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
5.1.2 Penyediaan TPS di permukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
5.1.3 Optimalisasi Manajemen Pengelolaan Sampah hingga tingkat lingkungan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
5.1.4 Sosialisasi kebersihan kepada masyarakat Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
5,2 Peningkatan pengelolaan persampahan 5.2.1 Sosialisasi 3R persampahan dan penyuluhan kebersihan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
melalui program 3R Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
5.2.2 Penyediaan TPST 3R di permukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
5.2.3 Penyediaan mesin komposting di TPST Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
5.2.4 Pilot project kawasan mandiri sampah Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
6. SEKTOR AIR LIMBAH
6,1 Peningkatan Cakupan pelayanan sanitasi / air 6.1.1 Penyediaan sarana dan prasarana sanitasi dilingkungan permukiman. (MCK Komunal Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
limbah dan jamban keluarga) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
6.1.2 Penambahan prasarana dan sarana sanitasi di tempat publik (pasar, terminal, sekolah, Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
CBD dll) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
6.1.3 Penyediaan iInstalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) untuk limbah non domestik (Rumah Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
sakit, hotel, rumah makan, Rumah Pemotongan Hewan, Industri, IKM/UKM) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
6.2 Pengelolaan air limbah sistem off site 6.2.1 Penyediaan sanitasi sewerage sistem. Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
6,3 Pelibatan Masyarakat dalam pengembangan 6.3.1 Pelibatan masyarakat dalam pengembangan pelayanan sanitasi Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
pelayanan sanitasi Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
Bab 1 0 | 73
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
7,1 Penguatan implementasi pengelolaan sampah 7.1.1 Penyuluhan pengelolaan sampah dengan 3 R di tingkat rumah tangga melalui kegiatan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
dengan 3 R (reuse, reduse, dan recycle ). PKK dan Karang Taruna Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
7.1.2 Pelatihan pemanfaatan sampah organik untuk pembuatan kompos dan pemanfaatan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
sampah plastik untuk dijadikan kerajinan Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
7,2 Pengembangan pelayanan air bersih kepada 7.2.1 Pemanfaatan sumber air baku yang dilakukan secara partisipatif dan berbasis Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
masyarakat melalui pembangunan dan komunitas. Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
pengelolaan air bersih yang baik berbasis perbaikan kondisi permukiman.
komunitas 7.2.2 Konservasi sumber air baku berbasis komunitas Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
7,3 Peningkatan pelibatan masyarakat dalam 7.3.1 Program Pembentukan dan Pelatihan satuan Tugas BKM, KSM, Kelembagaan Lokal Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
penyelenggaraan Infrastruktur Perkotaan Pemeliharaan & Operasional Infrastruktur Perkotaan (jalan lingkungan, drainase, air Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
minum, persampahan dan sanitasi) perbaikan kondisi permukiman.
Bab 1 0 | 74
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel IX.12. Analisis Dampak Penerapan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Skala Kawasan Taekas
Bab 1 0 | 75
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
1,5 Penanganan rumah-rumah adat/ tradisional 1.5.1 Penataan Bangunan dan Lingkungan kawasan dengan rumah adat / tradisional Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
1,6 Penanganan rumah tidak layak huni 1.6.1 Stimulan perbaikan rumah Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
1.6.2 Penyediaan rumah layak huni Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
1.6.3 Sosialisasi rumah sehat Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
1.7 Peningkatan aksesibiltas pada kawasan 1.7.1 Pembangunan jalan akses antar lingkungan permukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
permukiman Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
1.7.2 Pembangunan jembatan untuk membuka daerah terisolir dan pemerataan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
pembangunan. Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
1,8 Peningkatan akses permukiman terhadap 1.8.1 Penyehatan Lingkungan permukiman (SANIMAS, persampahan, sanitasi, air minum, Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
sanitasi yang baik drainase, jalan lingkungan) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
2. JALAN LINGKUNGAN
2,1 Pembangunan Jalan Lingkungan dan jalan 2.1.1 Pembangunan jalan akses antar lingkungan permukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Akses Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
2.1.2 Peningkatan dan pemeliharaan jalan lingkungan dan jalan akses Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
2.1.3 Penyediaan jalan inspeksi di tepi sungai dan saluran Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
2.1.4 Penyediaan sistem penahan tanah pada daerah rawan longsor Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
2,2 Pembangunan jembatan dan bangunan 2.2.1 Pembangunan jembatan (Pembangunan baru, peningkatan dan pemeliharaan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
pelengkap jalan jembatan) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
Bab 1 0 | 76
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
3. DRAINASE
3.3 Penyediaan embung sebagai retarding basin 3.3.1 Penyediaan embung yang menampung air hujan dari permukiman agar meresap Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
air hujan kedalam tanah sebelum masuk ke sungai / main drain. Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
3.4 Penataan saluran drainase 3.4.1 Pembangunan saluran drainase dipermukiman (pembangunan baru, peningkatan dan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
pemeliharaan salluran) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
3.5 Penyediaan sumur resapan 3.5.1 Pembangunan sumur resapan (dikawasan permukiman baik ditingkat sistem kota Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
maupun persil) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
4. SEKTOR AIR MINUM
4.1 Pengembangan cakupan dan tingkat 4.1.1 Peningkatan jaringan perpipaan distribusi Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
pelayanan air minum Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
4.1.2 Penyediaan sistem penyediaan air minum perpipaan dan non perpipaan dipermukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
4.2 Pemberdayaan masyarakat dalam 4.2.1 Program PAMSIMAS Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
pengembangan SPAM dengan PAMSIMAS Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
4.3 Peningkatan akses air minum untuk 4.3.1 Pemanfaatan sumber air baku yang terdapat didekat permukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
masyarakat yang inovatif dan hemat energi Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
4.3.2 Pemanfaatan teknologi yang hemat energi seperti pompa air tenaga angin, tenaga Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
surya atau mikro hidro. Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
4.4 Peningkatan akses air minum untuk 4.4.1 Penyediaan prasarana sarana ai r minum pada masyarakat berpenghasilan rendah Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
masyarakat berpenghasilan rendah Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
4.5 Penanganan air minum pada daerah bencana 4.5.1 Pelayanan air minum pada daerah rawan air dengan dropping tangki air bersih, Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
kekeringan dan rawan air penampungan air dan pembuatan sistem air bersih. Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
Bab 1 0 | 77
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
5. SEKTOR PERSAMPAHAN
5.1 Peningkatan cakupan pelayan sampah 5.1.1 Pengadaan alat pengangku dan pengumpul persampahan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
5.1.2 Penyediaan TPS di permukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
5.1.3 Optimalisasi Manajemen Pengelolaan Sampah hingga tingkat lingkungan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
5.1.4 Sosialisasi kebersihan kepada masyarakat Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
5,2 Peningkatan pengelolaan persampahan 5.2.1 Sosialisasi 3R persampahan dan penyuluhan kebersihan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
melalui program 3R Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
5.2.2 Penyediaan TPST 3R di permukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
5.2.3 Penyediaan mesin komposting di TPST Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
5.2.4 Pilot project kawasan mandiri sampah Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
6. SEKTOR AIR LIMBAH
6,1 Peningkatan Cakupan pelayanan sanitasi / air 6.1.1 Penyediaan sarana dan prasarana sanitasi dilingkungan permukiman. (MCK Komunal Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
limbah dan jamban keluarga) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
6.1.2 Penambahan prasarana dan sarana sanitasi di tempat publik (pasar, terminal, sekolah, Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
CBD dll) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
6.1.3 Penyediaan iInstalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) untuk limbah non domestik (Rumah Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
sakit, hotel, rumah makan, Rumah Pemotongan Hewan, Industri, IKM/UKM) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
6.2 Pengelolaan air limbah sistem off site 6.2.1 Penyediaan sanitasi sewerage sistem. Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
6,3 Pelibatan Masyarakat dalam pengembangan 6.3.1 Pelibatan masyarakat dalam pengembangan pelayanan sanitasi Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
pelayanan sanitasi Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
Bab 1 0 | 78
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
7,1 Penguatan implementasi pengelolaan sampah 7.1.1 Penyuluhan pengelolaan sampah dengan 3 R di tingkat rumah tangga melalui kegiatan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
dengan 3 R (reuse, reduse, dan recycle ). PKK dan Karang Taruna Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
7.1.2 Pelatihan pemanfaatan sampah organik untuk pembuatan kompos dan pemanfaatan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
sampah plastik untuk dijadikan kerajinan Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
7,2 Pengembangan pelayanan air bersih kepada 7.2.1 Pemanfaatan sumber air baku yang dilakukan secara partisipatif dan berbasis Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
masyarakat melalui pembangunan dan komunitas. Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
pengelolaan air bersih yang baik berbasis perbaikan kondisi permukiman.
komunitas 7.2.2 Konservasi sumber air baku berbasis komunitas Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
perbaikan kondisi permukiman.
7,3 Peningkatan pelibatan masyarakat dalam 7.3.1 Program Pembentukan dan Pelatihan satuan Tugas BKM, KSM, Kelembagaan Lokal Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
penyelenggaraan Infrastruktur Perkotaan Pemeliharaan & Operasional Infrastruktur Perkotaan (jalan lingkungan, drainase, air Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan perwujudan
minum, persampahan dan sanitasi) perbaikan kondisi permukiman.
Bab 1 0 | 79
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
Tabel IX.13. Analisis Dampak Penerapan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Skala Kawasan Strategis Pantura
Bab 1 0 | 80
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
1,4 Penyiapan lingkungan perumahan yang 1.7.1 Peningkatan Kualitas Permukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
bersih dan sehat terhindar dari penyakit Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
akibat sanitasi buruk perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1,5 Pembangunan kawasan permukiman baru 1.8.1 Penyiapan kasiba lisiba dan pengembangan kawasan perumahan baru Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
(New development) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1.8.2 Pembangunan kawasan permukiman baru (New development) Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1.8.2 Penyediaan prasarana dan sarana permukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1,6 Penanganan rumah-rumah adat/ tradisional 1.9.1 Penataan Bangunan dan Lingkungan kawasan dengan rumah adat / tradisional Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1,70 Penanganan rumah tidak layak huni 1.10.1 Stimulan perbaikan rumah Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1.10.2 Penyediaan rumah layak huni Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1.10.3 Sosialisasi rumah sehat Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1,80 Penyediaan prasarana sarana permukiman 1.11.1 Penyediaan Work shop Gedung seni untuk kegiatan adat dan budaya Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
yang mendukung perkembangan sosial Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
budaya masyarakat perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1.11.2 Penyediaan dan perbaikan prasarana dan sarana permukiman yang mendukung Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
perkembangan kegiatan sosial ekonomi Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1.7.3 Penataan Bangunan dan Lingkungan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1.11.3 Penyediaan RTH dan taman kota Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1,9 Pembinaan Teknis Bangunan Gedung Negara 1.12.1 Identifikasi asset dan kebutuhan Bangunan Gedung Negara Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1.12.2 Pembangunan dan rehabilitasi Bangunan Gedung Negara di Perbatasan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Bab 1 0 | 81
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
1,10 Peningkatan aksesibilitas dan kedekatan kota 1.13.1 Pembangunan jalan akses antar lingkungan permukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
sebagai bagian dari pengembangan wilayah Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
Wini, Ponu perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1.13.2 Pembangunan jembatan untuk membuka daerah terisolir dan pemerataan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
pembangunan. Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1,11 Penataan Permukiman Perdesaan 1.14.1 Peningkatan Kualitas Permukiman kawasan pesisir Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1.14.1 Pengembangan PS Kawasan Perbatasan, Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1.14.1 Pengembangan PS Kawasan Agropolitan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1.14.1 Penyediaan PS permukiman terpencil Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1.14.1 Pembangunan PS Kumuh dan Nelayan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1,12 Penataan Kawasan Wisata 1.2.1 Penataan Kawasan Wisata Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1,13 Penataan Kawasan Industri 1.2.1 Penataan Kawasan Industri yang terpadu Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
1,14 Penataan Kawasan Perbatasan 1.2.1 Penataan Kawasan Perbatasan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Bab 1 0 | 82
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
2. JALAN LINGKUNGAN
2,1 Pembangunan Jalan Lingkungan dan jalan 2.4.1 Pembangunan jalan akses antar lingkungan permukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Akses Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
2.4.2 Peningkatan dan pemeliharaan jalan lingkungan dan jalan akses Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
2.4.3 Penyediaan jalan inspeksi di tepi sungai dan saluran Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
2.4.4 Penyediaan sistem penahan tanah pada daerah rawan longsor Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
2,2 Pembangunan jembatan dan bangunan 2.5.1 Pembangunan jembatan (Pembangunan baru, peningkatan dan pemeliharaan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
pelengkap jalan jembatan) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
2.5.2 Penyediaan bangunan pelengkap jalan (Rambu-rambu, penunjuk jalan, kelas jalan, Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Penerangan Jalan Umum) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
3. DRAINASE
3,1 Penyediaan embung sebagai retarding basin 3.3.1 Penyediaan embung yang menampung air hujan dari permukiman agar meresap Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
air hujan kedalam tanah sebelum masuk ke sungai / main drain. Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
3,2 Penataan saluran drainase 3.4.1 Pembangunan saluran drainase dipermukiman (pembangunan baru, peningkatan dan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
pemeliharaan salluran) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
3,3 Penyediaan sumur resapan 3.5.1 Pembangunan sumur resapan (dikawasan permukiman baik ditingkat sistem kota Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
maupun persil) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Bab 1 0 | 83
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
4,1 Peningkatan debit dan suplai air baku 4.2.1 Pencarian alternatif sumber air baku baru (mata air, embung, sumur dalam, pengolahan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
air laut, dll) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
4.2.2 Optimalisasi sumber air baku yang ada Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
4,2 Pengembangan cakupan dan tingkat 4.3.1 Peningkatan jaringan perpipaan distribusi Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
pelayanan air minum Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
4.3.2 Penyediaan sistem penyediaan air minum perpipaan dan non perpipaan dipermukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
4,3 Pengembangan SPAM IKK 4.6.1 Pembuatan sistem SPAM IKK dalam penyediaan air minum perpipaan dan non Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
perpipaan dengan sumber dari Taekas Kec Miomaffo / Oenenu induk Kec Bikomi Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
4,4 Pemberdayaan masyarakat dalam 4.7.1 Sistem air bersih sederhana perkotaan dan perdesaan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
pengembangan SPAM dengan PAMSIMAS Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
4,5 Peningkatan akses air minum untuk 4.8.1 Pemanfaatan sumber air baku yang terdapat didekat permukiman Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
masyarakat yang inovatif dan hemat energi Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
4.8.2 Pemanfaatan teknologi yang hemat energi seperti pompa air tenaga listrik, angin, Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
tenaga surya atau mikro hidro. Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
4,6 Peningkatan akses air minum untuk 4.9.1 Penyediaan prasarana sarana ai r minum pada masyarakat berpenghasilan rendah Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
masyarakat berpenghasilan rendah Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
4,7 Penanganan air minum pada daerah bencana 4.10.1 Pelayanan air minum pada daerah rawan air dengan dropping tangki air bersih, Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
kekeringan dan rawan air penampungan air dan pembuatan sistem air bersih. Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Bab 1 0 | 84
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
5. SEKTOR PERSAMPAHAN
5,10 Peningkatan cakupan pelayanan 5.2.1 Penyediaan TPA Landfill Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
persampahan Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
5.2.2 Pengadaan alat berat Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
5.2.3 Pengadaan arm roll truck dan container Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
5.2.4 Pengadaan alat pengangku dan pengumpul persampahan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
5.2.5 Penyediaan TPS di permukiman dan perkotaan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
5.2.6 Optimalisasi Manajemen Pengelolaan Sampah hingga tingkat lingkungan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
5.2.7 Sosialisasi kebersihan kepada masyarakat Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
5,2 Peningkatan pengelolaan persampahan 5.4.1 Sosialisasi 3R persampahan dan penyuluhan kebersihan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
melalui program 3R Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
5.4.2 Penyediaan TPS dan TPST 3R di permukiman dan perkotaan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
5.4.3 Penyediaan mesin komposting di TPST dan TPA Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
5.4.4 Pilot project kawasan mandiri sampah Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Bab 1 0 | 85
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Timor Tengah Utara
6. SEKTOR AIR LIMBAH Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
6,1 Peningkatan Cakupan pelayanan sanitasi / air 6.2.1 Penyediaan sarana dan prasarana sanitasi dilingkungan permukiman. (MCK Komunal Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
limbah dan jamban keluarga) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
6.2.2 Penambahan prasarana dan sarana sanitasi di tempat publik (pasar, terminal, sekolah, Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
CBD dll) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
6.2.3 Penyediaan iInstalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) untuk limbah non domestik (Rumah Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
sakit, hotel, rumah makan, Rumah Pemotongan Hewan, Industri, IKM/UKM) Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
6,2 Penyediaan prasarana dan sarana sanitasi / 6.3.1 Penyediaan Instalasi Pengolah Tinja (IPLT) Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
air limbah Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
6.3.2 Penyediaan truk tinja Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
6,3 Pengelolaan air limbah sistem off site 6.3.3 Penyediaan sanitasi sewerage sistem. Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
6,4 Pelibatan Masyarakat dalam pengembangan 6.6.1 Pelibatan masyarakat dalam pengembangan pelayanan sanitasi Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
pelayanan sanitasi Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
7. ASPEK PERAN SERTA MASYARAKAT, KELEMBAGAAN DAN PENDANAAN
7,1 Penguatan implementasi pengelolaan sampah 7.3.2 Penyuluhan pengelolaan sampah dengan 3 R di tingkat rumah tangga melalui kegiatan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
dengan 3 R (reuse, reduse, dan recycle ). PKK dan Karang Taruna Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
7.3.3 Pelatihan pemanfaatan sampah organik untuk pembuatan kompos dan pemanfaatan Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
sampah plastik untuk dijadikan kerajinan Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
7,2 Pengembangan pelayanan air bersih kepada 7.4.1 Pemanfaatan sumber air baku yang dilakukan secara partisipatif dan berbasis Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
masyarakat melalui pembangunan dan komunitas. Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
pengelolaan air bersih yang baik berbasis perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
komunitas 7.4.2 Pembentukan pengelolaan air minum secara partisipatif dan demokratis Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
7.4.3 Konservasi sumber air baku berbasis komunitas Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
7,30 Peningkatan pelibatan masyarakat dalam 7.11.1 Program Pembentukan dan Pelatihan satuan Tugas BKM, KSM, Kelembagaan Lokal Peningkatan kualitas permukiman, ketergantungan masyarakat pada program bantuan,
penyelenggaraan Infrastruktur Perkotaan Pemeliharaan & Operasional Infrastruktur Perkotaan. Keresahan masyarakat akan kegiatan survei yang dilakukan dan harapan akan
perwujudan perbaikan kondisi permukiman.
Bab 1 0 | 86