Oleh :
RAFINA
B 101 17 041
PROPOSAL
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh Gelar
Sarjana Administrasi Publik pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Tadulako
HASIL
Palu, 2020
Telah disetujui oleh Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
Ketua Program Studi Ilmu Administrasi
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1. 1. Latar Belakang 1
1. 2. Rumusan Masalah 6
2. 1. Kajian Pustaka 7
2. 2. Alur Pikir 34
3. 3. Jenis Data 39
3. 5. Instrumen Penelitian 43
3. 6. Analisis Data 44
5.1.1 Komunikasi
5.1.2 Sumberdaya
5.1.3 Disposisi
Penertiban Terank
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.1 Saran
DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN PERNYATAAN
adanya bantuan pihak lain terkecuali arahan dari tim pembimbing dan
2. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
gelar yang telah diperoleh karaya ini, serta sanksi lainnya sesuai norma
Palu,
RAFINA
ABSTRAK
Kecamatan Palu utara Kota Palu” yang merupakan salah satu syarat dalam
menyelesaikan Pendidikan strata satu (S1) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Skripsi ini saya persembahkan kepada keluarga saya terutama kedua orang
tua saya Ayahanda tercinta Ahyar dan ibunda tercinta Hadija yang telah
memberikan semua hal yang saya butuhkan berupa dukungan, materi, kasih
sayang tulus serta do’a yang tiada hentinya demi kesuksesan saya dimasa depan.
Tidak ada yang dapat saya balaskan kepada kedua orang tua selain dengan
skripsi ini, karenanya segala kritik dan saran yang berguna bagi untuk peenulis.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih
sedalam-dalamnya kepada Bapak Dr. Muhammad Irfan Mufti, M.Si Selaku dosen
juga kepada Bapk Dr. Imam Sofyan, M.Si selaku pembimbing kedua II yang
memberi nasihat sehinggnya penulis agar menyelesikan skripsi ini dengan baik.
Semoga ALLAH SWT melimpahkan berkah, rahmat daan karunia kepada kedua
2. Bapak Prof. Dr. Muhammad Khairil, M.Si Sebagai Dekan Fakultas Ilmu
3. Ibu Dr. Hj. Nurasiyah, M.Si Sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik
4. Ibu Dr. Andi Mascundra Amir, M.Si Sebagai Wakil Dekan Bidang Umum
dan Keuangan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako.
5. Ibu Dr. Intam Kurnia M.Si Sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
7. Ibu Dr. Ani Susanti M.Si, Sebagai Ketua Program Studi Administrasi
8. Ibu Dr. Intam Kurnia M.Si Sebagai Ketua, bapak Dr. Muzakir
perkuliahan.
10. Bapak Aan Hariyawan Selaku Lurah kelurahan Kayumalue Pajeko, Bapak
12. Kepada Sahabat perjuanganku Rini Irawati dan Farah Anisa Guci, Fenny
13. Kepada Kak Hilda Devayanti dan Firda Arista selaku sahabat Yang sudah
15. Terima Kasih Pula kepada teman-teman yang berada diperantauan , Dian
Akhir kata penulis berharap segala bentuk dukungan, ketulusan dan do’a yang
kalian berikan mendapatkan limpahan rahmat dari Allah SWT, Tuham semesta
RAFINA
BAB I
PENDAHULUAN
Negara Republik Indonesia tahun 1945 penerapan sistem otonomi daerah telah
Indonesia tahun 1945 yang menyatakan bahwa Negara Republik Indonesia dibagi
atas daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi pula atas daerah kabupaten dan
dilaksanakan dengan asas otonomi daerah yang artinya ialah hak, wewenang, dan
undangan. Hal ini mengandung makna bahwa urusan pemerintahan pusat yang
kesejateraan rakyat disemua daerah. Oleh sebab itu, hal-hal mengenai urusan
pemerintahan yang dapat dilaksanakan oleh daerah itu sendiri, sangat tepat
diberikan kebijakan otonomi sehingga setiap daerah akan lebih mampu dan
rakyat didaerah.
Sistem Pemerintahan daerah yang telah diakui di Indonesia telah
otonomi daerah, tetapi dalam rangka penjabaran lebih lanjut dari peraturan
Saaat ini Indonesia sedang dilanda virus Covid-19 yang juga merebak
hampi diseluruh wilahyah Indonesia. Hal ini membuat pemerintah indonesia dan
semua pihak yang terkait berupaya ikut berperan serta dalam mengatasi covid-19.
awal 2020 hingga saat ini jumlah pasien masih terus bertambah . Hampir seluruh
pajeko pada saat ini sudah tidak begitu menjalankan kebijakan ini. Kelurahan
kayumalaue pajeko sedang memulihkan daerahnya yang hampir Sebagian
wilayahnya yang terkena dampak dari bencana dari tsunami dan gempa pada
tahun 2018 lalu. Ditambah lagi virus yang masuk ke Indonesia awal 2020 ini
Penertiban Hewan Ternak pasal 3 bertujuan untuk : (a) Menjaga keteriban arus
lalu lintas dijalan umum guna untuk mencegah terjadinya kecelakan lalu lintas
yang dialami oleh para pengguna jalan; dan (b) Menjaga kebersihan dan
keindahan daerah dari adanya ternak yang berkeliaran dan mengotori lingkungan
aman dan tertib serta menjaga keselarasaan ekosistem lingkungan hidup dan alam
Hewan ternak yang menjadi salah satu sumber kehidupan masyarakat kelurahan
secara teratur dan secara tertib. Akan tetapi menimbulkan permasalahan ketika
ternak dilepas secara liar oleh pemiliknya, permasalahannya antara lain kerusakan
mengakibatkaan kematian..
Kebijakan Peraturan daerah Nomor 6 tahun 2012 tentang Penertiban
kayumalue di daerah yang masih berpola pikir secara tradisional. Dimana dalam
beternak mereka memiliki kebiasaan dengan cara melepas ternaknya begitu saja,
telapak tangan. Akan tetapi harus ada usaha yang terstruktur yang dilakukan oleh
mendapat campur tangan stake holder yakni pihak swasta yang ada didaerah. Ini
karena sistem peternakan yang tidak mengikuti aturan yang ditetapkan oleh
ada didaerah untuk mengurusi daerahnya masing-masing, maka dari itu muncul
berbagai aturan yang mengatur tentang berbagai macam permasalahan yang ada di
diatas, masih sangat minim kenyataan yang kita jumpai terjadi saat ini
kenyataannya masih banyak hewan ternak yang berkeliarakn dijalan raya seperti
yang terjadi dijalan raya Trans Sulawesi khususnya di Kelurahan Kayumalue
Pajeko Kecamatan Palu Utara, peraturan daerah yang telah dikeluarkan tidak
terlalu dipedulikan bagi masyarakat pemilik ternak, padahal sudah jelas dalam
Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 6 Tahun 2012 juga dijelaskan mengenai
daerah.
jera dan masih membiarkan ternaknya berkeliaran, dan ini sangat merugikan
banyak pihak baik itu pengguna jalan raya maupun pemilik ternak. Untuk melihat
teori melalui aspek menurut Menurut Edward III, ada empat variabel pendekatan
Melihat dari empat indicator yang dikemukakan George Edward III ada
kesuksesan.
Palu.
Hewan Ternak di Kelurahan Kayumalue Pajeko Kecamatan Palu Utara Kota Palu.
2. Secara Praktis, Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi
tersebut.
BAB II
Penelitian terdahulu (Skripsi) yang terkait dengan penelitian ini adalah yang
Donggala. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menjawab rasa keingintahuan
Koto Hilie ini yaitu untuk menciptakan kebersihan, keindahan dan ketertiban di
penentuan informan dalam penelitian ini mengunakan informan yang dipilil secara
purposive sampling.
Dengan tujuan untuk menjaga keselarasaan ekosistem lingkungan hidup dan alam
sekitarnya yang dikaji melalui model impementasi Van metter Van Horn 1.
sosial, dan politik. Tipe Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif
kualitatif.
Tabel 2.1
Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu
. judul
1. Moh. Agus Edward III Komunikasi , Deskriptif Implementasi
Sumarno Sumber daya, Dispossisi, dan Kualitatif Kebijakan
(B 101 15 Struktrur Birokrasi Peternakaan dan
001) penertiban Hewan
Implementas Ternak di
i Kebijakan Kecamatan Labuan
Peternakan Kabupaten
dan Donggala belum
penertiban berjalan dengan
Hewan baik. Sosialisasi
Ternak di sudah dilakukan
Kecamatan namun aparat
Labuan belum bisa
Kabupaten konsisten dalam
Donggala penertiban hewan
ternak. Dana dan
sarana prasarana
pendukung belum
memadai. Instansi
yang terlibat cukup
kompleks sehingga
menghambat
proses
pengimplementasia
n serta
melemahkan
pengawasan.
Secara etimologi administrasi berasal dari bahasa Latin (Yunani) yang terdiri
atas dua kata, yaitu “ad” dan “ministrate” yang berarti “to serve” yang dalam bahasa
Indonesia berarti melayani dan atau memenuhi. Selanjutnya menurut Dimock &
Dimock, kata administrasi itu berasal dari kata “ad” dan “minister” yang berarti juga
“to serve” (Pasolong, 2016). Jadi dapat dipahami bahwa yang dimaksud administrasi
Leonard D. White mendefinisikan administrasi adalah suatu proses yang umum ada
pada usaha kelompok-kelompok, baik pemerintah maupun swasta, baik sipil maupun
keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan
(Pasolong, 2016).
pekerjaan yang dilakukan oleh sekelompok orang di dalam kerjasama mencapai tujuan
Bertitik tolak dari pengertian administrasi sebagai suatu proses kerja sama dari
sekelompok orang (dua orang atau lebih) untuk mencapai tujuan tertentu, Proses
admnistrasi tersebut sebenarnya telah ada ribuan tahun yang lalu sejak manusia mulai
bekerja sama terutama untuk memenuhi kebutuhan bersama. Akan tetapi, administrasi
metode, prinsip dasar, ataupun cara memecahkan suatu masalah, yang dianut suatu
masyarakat ilmiah pada waktu tertentu (Khun 1970). Paradigma suatu ilmu akan
berubah apabila paradigma tersebut mengalami krisis, kurang berwibawa, tidak lagi
keilmuan sehingga pradigma tersebut digantikan oleh pradigma baru yang lahir
kemudian.
Presiden AS dan juga merupakan Guru Besar Ilmu Politik, Woodrow Wilson (1887-
Wilson, mantan Presiden Amerika Serikat dan Guru Besar Ilmu Politik di Princeton
University Amerika serikat. Maka dari iru munculah konsep Old Public
professional, dan lurus mengarah kepada tujuan yang telah ditetapkan. Ada dua kunci
dalam memahami OPA ini, pertama adanya perbedaan yang jelas antara politik dan
administrasi. Kedua, perhatian untuk membuat struktur dan strategi pengelolaan hak
Reinventing Government yang lebih dikenal sebagai New Public Management (NPM)
memecahkan masalah dalam memberikan pelayanan kepada publik. Karena itu Vigoda
mengungkapkan bahwa ada tujuh prinsip-prinsip NPM (Pasolong, 2016), yaitu sebagai
berikut;
dunia manajemen bisnis dan disiplin lain untuk memperbaiki efektivitas, efisiensi,
Kemudian pada tahun 2003, atau kurang lebih sepuluh tahun munculah
paradigma baru dalam administrasi public , yaitu New Public Service (NPS) oleh
J.V. Denhardt dan R.B. Denhardt dalam Harbani Pasolong (2013:35). Paradigma
tersebut menyarankan meninggalkan prinsip administrasi klasik dan New Public
yang dihadapi oleh suatu negara, telah disadari sebagai akibat dari tidak beresnya
administrasi publik.
publik(Anggara, 2014)
Pada dasarnya terdapat banyak batasan atau definisi mengenai apa yang
pengertian kebijakan publik menurut pendapat para ahli, yaitu sebagai berikut;
mencapai suatu tujuan atau merealisasikan suatu sasaran atau maksud tertentu
(Winarno, 2012).
rangkaian pilihan-pilihan yang saling berhubungan yang dibuat oleh lembaga atau
Definisi lain tentang kebijakan publik diberikan oleh Thomas R. Dye yang
perusahaan.
3. Material Policy
penerimanya.
orang banyak.
individu (perorangan).
Kebijakan publik yang bersifat makro atau umum atau dapat juga
langsung diimplentasikan.
Kebijakan publik yang bersifat meso atau yang bersifat menegah atau yang
lebih dikenal dengan penjelas pelaksanaan. Kebijakan ini dapat berupa Peraturan
Wali kota, Keputusan Bersama atau SKB antar-Menteri, Gubernur dan Bupati
Walikota.
karena melibatkan banyak proses maupun variabel yang harus dikaji. Oleh karena
itu beberapaa ahli politik yang menaruh minat untuk mengkaji kebijakan public
kebijakan(Winarno, 2007).
para perumus kebijakan, pada akhirnya salah satu dari alternatif ijakan
akan ditentang.
5. Tahap Penilaian (Evaluasi) Kebijakan
Pada tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau
Gambar 2.1
Bagan Proses Kebijakan Publik
berasal dari kata kerja “to implement”. Menurut Webster’s Dictionary, kata to
implement berasal dari bahasa latin “implementum” dari asal kata “impere” dan
“plere”. Kata “implere” dimaksudkan “to fill up”; “to fill in”, yang artinya
saran (alat) untuk melaksanakan sesuatu; memberikan hasil yang bersifat praktis
dkk., 2006).
imlementasi kebijakan dapat diamati dengan jelas yaitu mulai dari program, ke
(Agustino, 2014).
bahkan mungkin jauh lebih penting daripada formulasi kebijakan (Santosa, 2012).
kebijakan, keuntungan (benefit), atau suatu jenis keluaran tang nyata (tangible
Van metter dan van Horn (dalam Budi Winarno, 2008: 146-147)
yang dilakukan oleh organisasi public yang diarahkan untu mencapai tujuan-
implementasi kebijakan berkaitan dengan tiga hal, yakni (i) Adanya tujuan atau
sasaran, (ii) Adanya aktivitas atau, dan (iii) Adanya hasil.Sementara itu,
keberhasilan suatu kebijakan dapat diukur atau dilihat dari proses dan pencapaian
implementasi dan prespektif hasil, Tetapi suatu program juga bisa saja berhasil
dilihat dari sudut proses,,akan tetapi bisa saja gagal jika ditinjau dari dampak yang
dihasilkannya.
atau melalui formulasi kebijakan Derivat atau turunan dari kebijakan public
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Proses Implementasi Kebijakan
kebijakan tersebut.
Ada enam variabel menurut Van Meter dan Van Horn yang mempengaruhi
kebijakan.
2. Sumber daya
publik.
Gambar 2.4
Model Implementasi Kebijakan Van Meter & Van Horn
sama lain
1. Komunikasi
Apabila tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak jelas atau bahkan tidak
2. Sumberdaya
3. Disposisi
kebijakan.
4. Struktur Birokrasi
Salah satu dari aspek sturktur yang penting dari setiap organisasi adalah
tidak fleksibel.
Gambar 2.5
Model Implementasi Kebijakan George C. Edward III
Sumber: Deddy Mulyadi, Studi kebijakan Publik dan Pelayanan Publik,
(2016:69)
implementation),Indikatornya;
a. Kejelasan isi kebijakan
institusi pelaksana;
implementasi kebijakan.
Indikatornya:
Penertiban berasal dari kata tertib yang artinya teratur atau sesuai dengan
aturan, kata penertiban ditujunkan pada sesuatu benda hidup atau mati.
ruang publik dalam lingkungan Kota Palu (pasal 1 ayat 10). Kelurahan
diberbagai ruang publik guna mencegah timbulnya gangguan atas ketertiban lalu
kenyamanan para pengguna jalanan umum, maka perlu adanya penertiban hewan
ternak.
yang juga dapat berkoordinasi dengan pihak terkait dalam pelaksanaan penertiban.
atau tempat yang dianggap aman oleh petugas dan masyarakat setempat.
penertiban, ternak yang disita ditangani dengan baik oleh pelaksana penertiban
serta dapat dilakukan lelang jika dalam waktu tertentu peternak belum melakukan
dialami oleh Pemerintah, badan hukum swasta, atau peroranga atas akibat yang
ditimbulkan dari ternak yang berkeliaran di jalanan umum atau diberbagai ruang
publik. Pemilik ternak wajib mengambil ternaknya paling lama 7 (tujuh) hari
tentang penertiban ternak yang tertulis dalam peraturan daerah Kota Palu Nomor 6
Tahun 2012 tentang Penertiban ternak yang bertujuan untuk Menjaga ketertiban
arus lalu lintas dijalanan umum guna mencegah terjadinya kecelakaan yang
dialami oleh para pengguna jalan dan menjaga kebersihan dan keindahan daerah
Permasalahan yang utama yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
suatu Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2012 tentang Penertiban ternak untuk
kebijakan Penertiban Ternak dikelurahan kayaumalue pajeko kec Palu Utara dan
menciptakan tujuan awal yakni menjaga ketertiban arus lalu lintas guna
METODE PENELITIAN
kondisi dan situasi apa yang terjadi pada saat melakukan penelitian. Jadi
keadaan saat ini dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada.
pajeko Kecamatan Palu utara Kota Palu yaitu teori yang dikemukan oleh George
1. Komunikasi
a. Transmisi
b. Kejelasan
diterima tetapi juga harus jelas. Kejelasan informasi yang disampaikan akan
c. Konsistensi
2. Sumber Daya
Setiap kebijakan harus didukung oleh sumber daya yang memadai,
3. Disposisi
4. Struktur Birokrasi
Adanya suatu prosedur yang mengatur tata cara dan pola aliran
penertiban ternak membutuhkan banyak instansi baik dari Satpol PP, pihak
kecamatan, pihak kelurahan, kepolisian maupun babinsa (TNI) maupun
lainnya.
Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber lain yang berkaitan
bersumber dari :
1. Data Primer
sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer dapat berupa opini
suatu metode (fisi), kegiatan atau kejadian dan hasil pengujian metode
survey dan metode observasi. Pada penelitian ini, data primer yang akan
diri secara langsung dalam situasi sosial yang berhubungan dengan aspek
(b). Informan
(3). Lurah
2. Data Sekunder
1. Observasi
Observasi adalah aktifitas terhadap suatu proses atau objek dengan maksud
langsung terhadap objek penelitian guna memperoleh data yang valid dan aktual
dari sumber data dilapangan. Teknik ini banyak digunakan, baik dalam penelitian
2. Dokumentasi
melihat atau manganalisis foto-foto, gambar, dan dokumen (catatan) yang dibuat
oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek, dengan tujuan untuk
melengkapi dan memperkuat keakuratan data yang dikumpulkan. Dalam hal ini
kepada responden, dan jawaban responden, dan jawaban responden dicatat atau
permasalahan yang diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil,
Instrumen Penelitian merupaka alat atau sarana yang dapat digunakn untuk
atas semuanya.
2. Daftar Pertanyaan atau interview guide, sebagai alat bagi peneliti agar
wawancara yang dilakukan lebih terarah pada masalah yang sedang diteliti.
3. Perangkat penunjang, berupa alat bantu untuk mencatat dan alat bantu untuk
Analisis data adalah proses mencari dan Menyusun secara sistematis data yang
mudah dipahami. Menurut Miles, Huberman dan Saldana (2014 :31-33) didalam
analisis data kualitatif terdapat tiga alur kegiatan terjadi secara bersamaan yaitu
berdasarkan pengalaman.
Gambar 3.2
Data Conclusions:
Condesation Drawing/Verifyi
ng
Kelurahan Kayumalue Pajeko Kecamatan Palu Utara Kota Palu. Dilokasi tersebut
sehingga saat ini belum terlaksana sebagai mana mestinya sehingga peneliti
kebijakan tersebut.
3.8 Waktu dan Jadwal Penelitian
dan efisiensi waktu yang dibutuhkan oleh peneliti sesuai lokasi dan waktu yang
ada. Waktu yang dibutuhkan peneliti dalam penyusunan skripsi ini adalah selama
2 bulan.
BAB IV
1,1 Ha (Kelapa dan Coklat), Sementara tidak diusahakan : 8 Ha, sehingga lahan
pertanian bukan sawah seluas 17,1 Ha, dan sisanya yaitu 221,9 Ha merupakan
Tawaeli dalam hal ini yaitu wilayah Kelurahan Panau yang merupakan batas
Pajeko memiliki pantai yang masih natural dan belum banyak dijamah
telah mendapat pengamatan langsung dari peneliti luar negeri dan tentu saja hal
pada wilayah Kecamatan Palu utara. Luas wilayah kelurahan 239 Ha. Batas-batas
wewenang, dan tanggung jawab. Pedoman struktur organisasi dan tata kerja
dapat pula dikatakan sebagai suatu sistem pembagian kerja secara teratur,
sebagai hal yang paling mendasar untuk mencapai efisiensi, efektivitas, dan
Sekretaris Kelurahan dan tiga orang Kepala Seksi yaitu, Seksi Pemerintahan,
sebagai Berikut
AAN HARIYAWAN
19790719 200701 1 014
ROSNIWATI
Jabatan Fungsional
19640706 199311 2 001
Tabel 2
terbagi atas 8 ruangan. Yaitu ruang tamu, ruang Kepala Kelurahan, Sekretaris
Lurah, ruang kepala-kepala Seksi, ruang Administrasi, dan Aula sebagai tempat
dengan Sekretaris kelurahan bahwa kondisi fisik fasilitas tersebut diatas masih
Tabel 3.
dari jumlah keseleruhan ternak besar maupun ternak kecil yakni 171 ekor. Hal
kayumalue pajeko.
BAB V
sering dianggap hanya merupakan pelaksanaan dari apa yang ditelah diputuskan
oleh legislative atau para pengambil keputusan. Akan tetapi dalam kenyatannya,
tahapan implementasi menjadi begitu penting karena suatu kebijakan tidak akan
berarti apa-apa jika tidak dapat di laksanakan dengan baik dan benar. Dengan kata
lain implementasi merupakan suatu kegiatan atau usaha yang dilaksanakan oleh
pelaksana kebijakan dengan harapan akan memperoleh suatu hasil yang sesuai
Pajeko. Model Edward III (1984:10) mengajukan empat factor atau variabel yang
Empat variabel atau factor tadi antara lain meliputi variabel atau factor
memahami dan mengetahui apa yang menjadi maksud dan tujuan dari kebijakan.
media cetak, baliho, sosialisasi yang dilakukan di rumah-rumah ibadah dan tempat
keramaian
berikut:
5.1.1.1 Transmisi
daerah yang sudah dibuat dan harus di sampaikan kepada para implementors agar
lakukan terkait dengan adanya Perda No 6 Tahun 2012 tentang Penertiban Hewan
ternak.
Untuk itu peneliti mengajukan pertanyaan kepada Informan, Apakah ada
pemilik ternak dan pemilik kandang baik itu ternak besar sedang maupun kecil,
19 Maret 2021)
masyarakat terutama pemilik ternak dan pemilik kandang baik itu ternak besar,
sedang maupun kecil. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk upaya dari pelaksana
terlebih dahulu bahwa akan ada dilakukan penertiban terkait hewan ternak, hanya
pelaksanaan terkait kebijakan penertiban hewan, yang mana agar masyarakat yang
memiliki hewan ternak untuk mengandangkan ternak agar saat petugas turun
penertiban, tak ada lagi hewan yang berkeliaran. Namun pada kenyataannya, tak
hewan ternak yang berkeliaran didaerah Kayumalue Pajeko adalah milik warga
sekitar, namun berasal dari desa seberang yaitu dari Kabupaten Donggala.
Menurut Bapak Mohamad Azhar S.STP selaku Camat Palu Utara beliau
mengatakan :
Ternak, merupakan sesuatu yang baik. Sebab jika melihat kenyataann yang ada
masih banyak sekali hewan ternak yang berkeliaran di jalan khususnya, dan hal
terhambat. Akibatnya tujuan yang hendak dicapai dari kebijakan yang dibuat tidak
“Kita hanya menerusakan apa yang diperintahkan oleh aturan itu yang
pertama kemudian, masyarakat juga tidak terlalu peduli dengan aturaan
maksudnya dalam artian tipkal masyarakat kitai ini berbeda dengan masyarakat
perkotaan. Kemudian penyampaian yang kami lakukan hanya sebatas sosialisasi
dan memasang spanduk agar supaya masyarakat melihat dan mengetahui sanks-
saksi tersebut, karena untuk menertibkan ternak itu bukan tugas kami. Kami juga
sudah sampaikan di tempat ibadah, ditempat keramian, tetapi untuk 3 tahun
terhitung dari tahun 2018 akhir itu sampai dengan sekarang belum ada Satpol PP
yang menertibkan ternak.” (Wawancara tanggal 15 maret 2021)
kelurahaan kayumalue pajeko. Jadi tidak ada alasan untuk tidak mengetahui perda
5.1.2. Kejelasan
Pajeko. sehingga Tujuan dari perda Penertiban ternak tersebut bisa tercapai.
Untuk itu peneliti mengajukan pertanyaan kepada Informan, Apakah
Mengatakan Bahwa:
membuat para pengguna jalan merasa terganggu, bahkan bukan hanya para
pengguna jalan saja tetapi masyarakat sekitar pun ikut merasa tergangggu. Dengan
Walikota Nomor 17, yang mana didalamnya mengatur tentang akibat dari
Masyarakat pun menerima aturan yang buat dengan menuntut pemerintah juga
harus memberikan solusi bagi mereka yang kesulitan mencari makanan ternak.
Kayumalue Pajeko:
menganggu masyarakat, baik dari pengguna jalan atau masyarakat sekitar. Sebab
masih banyak sekali hewan-hewan yang berkeliaran dijalanan dan itu sanggat
Kesimpulan mengenai kejelasan Aturan dari kebijakan perda ini. Dari aspek
berbeda dengan apa yang dilihat oleh peneliti bahwa dikelurahan kayumalue
pajeko itu belum sepenuhnya menatati aturan yang ada masih banyak hewan-
Peraturan Daerah (PERDA) Penertiban ternak ini dari tahun 2018 akhir sampai
5.1.3. Konsistensi
kayumalue pajeko ini harus jelas dan tidak simpang siur sehingga tujuan dari
Kayumalue Pajeko saja yang berkeliaran dijalanan namun ada juga yang dari
untuk melaksanakan aturan yang ada namun tetap saja tidak dapat berjalan
dengan baik. Sebab masyarakat yang ada didesa seberang tidak mengetahui
“ Sejauh pengamatan saya, saya melihat tidak ada konsistensi terkait kebijakan
tersebut, karena dalam PERDA sudah jelaskan, namun pada kenyataannya fakta
sanksi bagi pelanggar aturan harus benar-benar dilaksanakan, agar ada efek jera
bagi mereka yang melanggar. Makanya kebijakan penertiban ini belum efektif
kebijakan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat terlaksana dengan baik. Namun
efek jera yang diberikan kepada para pelanggar kebijakan dari aturan penertiban
hewan tenak, sebelum sepenuhnya memberikan efek jera kepada mereka yang
untuk mencari makan dijalanan yang mana itu sanggat menganggu ketertiban.
sepenuhnya berjalan dengan baik sesuai apa yang ingin diharapkan . Konsitensi
menyampaikan terkait kebijakan sudah dilakukan hanya saja efek jera yang
kebijakan ini. Itulah mengapa Perda ini belum bisa dikatakan efektif.
5.1.2. Sumberdaya
Pada penelitian ini didalam indicator Sumber daya peneliti melihat dari
segi sumber daya manusia, untuk mengetahui hal tersebut maka peneliti
Menurut Ibu Murni S.H selaku KABID PPAD Kota Palu mengatakan
bahwa :
“sumber daya manusia untuk melaksanakan Razia Penertiban saya rasa masih
kurang untuk peneggakan perda ini apalagi biasanya kalau kita operasi itu hanya 15
sampai 20 orang yang dibawah biasa juga kami dibantu oleh masyarakat setempat.
Dan kami itu tidak punya orang yang ahli dalaam penengkapan hewan ternak
ini”( Wawancara tanggal 22 maret 2021)
Hal serupa dikatakan oleh Bapak Aan Hariyawan selaku lurah Kelurahan
kayumalue Pajeko mengatakan bahwa :
“Jumlah pelaksana untuk menyampaikan informasi terkait dengan perda ini sudah
lebih dari cukup, cuman kalau untuk pelaksana penertiaban seperti satpol pp
masih kurang biasanya juga masyarakat ikut membantu.”( Wawancara tanggal 22
februari 2021 )
Penertiban ternak ini masih kurang, karena mereka jugaa masih dibantu oleh
daya finansial atau pun fasilitas yang berada dikelurahan kayumalue pajeko.
Apakah sumber daya finansial/ fasilitas dalam kebijakan penertiban hewan ternak
sudah memadai ?
Menurut Ibu Murni S.H selaku KABID PPAD Kota Palu mengatakan
bahwa :
“Ini lagi kalau berbicara finansial di kebijakan penertiban ternak dari tahun 2018-
2021 ini kami belum memiliki anggaran karena semua anggaran di larikan
pemulihan bencana kemarin dan covid 19. Jadi kami tidak puya anggaran untuk
melakukan penertiban. Kalau fasilitas, fasilitasnya masih kurang saya kemarin
itu kesulitan kendaraan penggangkut ternak,kemudian sumber daya ahli yang
nangkap ternak itu kita ndak ada.” ( Wawancara 25 maret 2021)
membuat terhambat. Yang mana hampir semua kegiatan yang akan dilaksanakan
terutama pada sumberdaya manusia yang memang ahli dalam menangkap hewan
ke Covid 19. Kalau saya liat cuman seperti kandang yang disiapkan untuk ternak,
19 maret 2021)
“Kalau sumber daya finansial pastilah ada , karena kalau kebijakan itu harus di
dukung dengan finansial, bagaimana mau jalan program kalau tidak adaa
finansialnya, cuman memang untuk sekarang penertiban ternak itu belum
dilakukan lagi itu terakhir kalau ndak salah 2018 sebelum gempa. Fasilitas
pendukung itu hanya sekedar mobil pengangkut ,dan kandang ternak yang
dikecamatan, biasanya juga dibawah ke koramil.” (Wawancara tanggal 19
maret 2021)
Setiap kebijakan yang ada haarus didukung oleh sumberdaya finansial
yang memadai agar dapat terlaksana dengan baik. Bukan hanya itu, tetapi harus
Peneliti juga menilai bahwa kebijakan ini benar-benar belum efektif dikarenakan
anggaranya tidak ada, menurut peneliti Kebijakan itu akan berjalan Ketika
didukung dengan sumber daya anggaran yang cukup agar supaya program yang
5.1.3 Disposisi
sehingga apa yang menjadi tujuan kebijakan dapat diwujudkan. Disposisi ini akan
bukan hanya ditentukan oleh sejauh mana para pelaku kebijakan mengetahui apa
yang harus dilakukan dan mampu melakukannya, tetapi juga ditentukan oleh
kemauan para pelaku kebijakan tadi memiliki disposisi terhadap kebijakan yang
“ Kita pahami dulu isi dari kebijakan perda penertiban itu baru kita sampaikan
lagi kepada masyaraktnya agar tujuan dari kebijakan itu bisa tercapai. jangan
sampai aparat-aparat tidak tahu apa yang dimaksud dari isi kebijakan jika
sewaktu-waktu masyarakat bertanyaa. Jadi sebelum kami sampaikaan kami juga
harus pahami dek. Cuman memang Kebijakan ini sudah lama tidak jalan
makanya masyarakat masa bodo dan tidak perduli lagi makanya ternak-ternak
dilepas begitu saja. Tapi kami tidak pernah bosan untuk memberitahukan kepada
masyarakat agar tidak melapas ternaknya. Kami juga sangat setuju dengan
adanya kebijakan Penertiban ternak.” (Wawancara tanggal 15 maret 2021)
kayumalue pajeko yang mana mereka sebagai sasaran dari kebijakan tesebut.
terkanya secara liar . peneliti juga melihat upaya yang dilakukan pemerintah
kelurahan hanya saja perda ini sudah lama tidak berjalan jadi aparat kelurahan
“pro dan kontra sih karena fasilitasnya yang tidak tersiapkan nah
kandangnya juga tidak ada, yang pasti banyak yang tidak senang dengan
adanya kebijakan ini karena solusi-solusinya tidak disiapkan pemerintah,
semestinya kebijakan yang diturunkan pemerintah itu harus disiapkan apa-
apa yang dibutuhkan masyarakat seperti pakan,dll intinya masyarakat
belum siap dengan adanya kebijakan ini.” (Wawancara tanggal 03 maret
2021)
Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Penertiban ternak ini ada yang mendukung dan ada
yang tidak, sebab jika ternak-ternak ini dikandangkan maka tidak akan
(SOP) sebagai landasan yang pelaksanaan tugas dilapangan kebijakan. SOP juga
menjalankan tugasnya.
peraturan ini sudah diatur sedemikian rupa yang semuanya terdapat pada
Menurut ibu Murni S.H selaku Kabid PPAD Kota Palu mengatakan
bahwa:
penertiban ternak dek , tapi kalau birokrasi yang terkait itu biasa
25 maret 2021)
kemudian jika salah satu instansi terkait belum bisa mencangkup atau
penertiban.
Dilanjutkan oleh bapak Putra M Airlangga selaku kasih trantib
mengatakan bahwa :
kepada kami, hanya saja masyarakat kelurahan ini ada yang merespon
baik ada juga yang tidak, kami berharap masyarakat kelurahan ini tidak
2021)
penertiban ternak itu diawasi langsung oleh kasi trantib kelurahan kayumalue
pajeko.
Penertiban Ternak.
kayumalue pajeko dan ini dapat mengambarkan bawah adanya kerjasama dan
koordinasi yang baik, Antara Pembuat Kebijakan dan para pelaksana
(Implementors)
penghambat dalam pelaksanannya baik dari factor internal maupun eksternal Dari
factor internal yang menjadi penghambat adalah sumber daya finansial atau
anggaran peraturan daerah Nomor 6 tahun 2012 belum didukung dengan anggaran
yang cukup dikarena kebijakn ini sudah hampir tiga tahun sudah tidak dijalankan.
Kemudian yang menjadi factor penghambat selanjutnya kuran adanya sarana atau
eksternalnya adalah factor yang bersumber dari masyarakat nya sendiri seperti
dan mereka juga masa bodo dengan aturan yang sudah ditetapakan oleh
pemerintah daerah.
BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
berjalan dengan baik sesuai apa yang di inginkan masih banyak Kendala-
kelurahan agar kebijakan ini mencapai tujuan tetapi untuk kebijakan ini
dari tahun 2018 akhir sampai dengan sekarang sudah tidak berjalan dengan
ini belum berjalan dengan efektif. Sikap dari para pelaksana ini sudah
sebagai berikut:
baik.
masyarakat yang tidak mengikuti aturan yang sudah ditetapkan, agar efek
A. Buku
Media.
Mulyadi, D. (2016). Studi Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik (Konsep dan
Publik. Alfabeta.
Rozali, A. (2003). Pelaksanaan otonomi luas dan isu federalisme sebagai suatu
Santosa, P. (2012). Administrasi Publik Teori dan Aplikasi Good Governance. PT.
Refika Aditama.
Tadulako.
Tachjan, H., Mariana, D., Paskarina, C., Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI)
YPAPI.
B. Dokumen
Kecamatan Palu Utara dalam angka 2019, Badan Statistika Kota Palu