Anda di halaman 1dari 6

Implementasi Kebijakan Penertiban Ternak diKelurahan

Kayumalue Pajeko Kecamatan Palu utara Kota Palu


Rafina*; Mohammad Irfan Mufti; Imam Sofyan;
Program Studi Ilmu Administrasi Publik, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

ARTIKEL INFO ABSTRAK



Corresponding author;
emailauthor@untad.ac.id Implementasi Kebijakan Penertiban Ternak di Kelurahan Kayumalue Pajeko
Kecamatan Palu Utara Kota Palu. Rafina. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Kata Kunci: Realitas implementasi kebijakan penertiban ternak di kelurahan kayumalue pajeko
kecamatan palu utara kota palu, dalam prosesnya sudah sesuai dengan peraturan
komunikasi; yang ada dan diukur dengan menggunakan teori implementasi yang dikemukakan
sumber daya; oleh George C. Edwar III yang terdiri dari empat aspek yaitu komunikasi, sumber
disposisi; daya, disposisi, dan stuktur birokrasi. Tipe penelitiaan ini adalah penelitian
struktur birokrasi; kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data adalah
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini ditentukan
Keywords: secara proposive sampling yang berjumlah 5 orang. Data yang dikumpul disaring
dan dipilih berdasarkan kebutuhan data kemudian dianalisis dengan menggunakan
bureaucratic structure; metode analisis yang di kemukan oleh Miles dan Huberman. Dengan menggunakan
communicatio; empat aspek diatas hasil penelitian menunjukan bahwa hasil penelitian ini
disposition menunjukan bahwa Implementasi Kebijakaan Penertiban ternak dikelurahan
resources;; kayumalue pajeko belum berjalan dengan efektif, dapat dilihat dari aspek
komunikasi bahwa aparat belum konsistensi terhadap Perda ini. Kemudian untuk
sumberdaya masih sangat kurang karena belum didukung anggaran dan fasilitas
yang memadai sehingga kebijakan ini belum berjalan dengan efektif. Dari segi sikap
para pelaksana ini belum konsistensi dan kemudian kesungguhan dari mereka
untuk menyampaikan dan melaksanakan tindakan penertiban kepada masyarakat
masih sangat kurang.

Implementation of Livestock Control Policy in Kayumalue Pajeko Village of Palu


North Palu District of Palu City. Rafina. This research aims to find out the reality of
the implementation of livestock control policies in the village of Kayumalue Pajeko
sub-district of palu north of palu city, in the process it is in accordance with existing
regulations and measured using the theory of implementation put forward by
George C. Edwar III which consists of four aspects, namely communication,
resources, disposition, and bureaucratic structure. This type of research is
qualitative research with a descriptive approach. Data collection techniques are
observation, interviews, and documentation. Informants in this study were
determined by proposive sampling of 5 people. The collected data is filtered and
selected based on data needs and then analyzed using the analysis methods that
Miles and Huberman put it. Using the four aspects above the results of the study
showed that the results of this study showed that the Implementation of Livestock
Control Policy in the woodmalue pajeko village has not run effectively, it can be
seen from the aspect of communication that the apparatus has not been consistent
with this Regulation. Then for resources are still very lacking because it has not
been supported by adequate budgets and facilities so that this policy has not
worked effectively. In terms of the attitude of these implementers has not been
consistency and then the earnestness of them to convey and implement the actions
of the order to the community is still very lacking.

Page 1 of 6
PENDAHULUAN Kebijakan peraturan daerah nomor 6 tahun 2012
Beternak merupakan salah satu cara untuk tentang penertiban ternak belum terlaksana secara
memenuhi kebutuhan hidup, bagi masyarakat optimal, hal ini dikarenakan perilaku budaya masyarakat
beternak merupakan pekerjaan sampingan atau kelurahan kayumalue pajeko yang masih memiliki
sambilan selain bertani dan berladang. Tujuan kebiasaan dengan cara melepas ternaknya begitu saja, hal
masyarakat beternak pada dasarnya sebagai itu tentunnya menjadi masalah krusial, karena apabila
penanaman modal karena dengan membeli dan ternak tersebut bebas berkeliaran dijalanan umum,
memelihara ternak mereka dapat menjual kembali tentunya akan menimbulkan gangguan atas ketertiban
ternak mereka sehingga memberi keuntungan yang arus lalu lintas, estetika dan kebersihan daerah, serta
optimal kepada pemilik ternak. Peternakan idealnya menganggu keselamatan dan kenyamanan para penguna
memerlukan kandang yang berfungsi sebagai tempat jalan umum (Syukur M,2019).
perlindungan bagi ternak dari hal yang tidak Perihal peraturan daerah yang telah
diinginkan seperti pencurian, hama pemangsa dan dikeluarkan diatas, masih sangat minim kenyataan
penggangu bagi ternak. Sebagian daerah di yang kita jumpai terjadi saat ini kenyataannya masih
Indonesia seperti di sulawesi tengah, Sebagian banyak hewan ternak yang berkeliaran di jalan raya
wilahyahnya masih cenderung melepaskan begitu seperti yang terjadi dijalan raya trans sulawesi
saja hewan ternak baik itu dilingkungan masyarakat, khususnya dikelurahan kayumalue pajeko kecamatan
dijalan-jalan raya dan ditempat umum lainya. Hewan palu utara, peraturan daerah yang telah dikeluarkan
ternak yang biasa dilepas ialah sapi dan kambing. tidak terlalu dipedulikan bagi masyarakat pemilik
Ternak tersebut dibiarkan bebas berkeliaran tanpa ternak, padahal sudah jelas dalam peraturan walikota
diikat,dikandangkan dan tanpa pengawasan dari palu nomor 17 tahun 2013 tentang petunjuk
pemiliknya.(Yoshi dkk, 2019) pelaksanaan peraturan daerah kota palu nomor 6
Peraturan dearah kota palu nomor 6 tahun tahun 2012 juga dijelaskan mengenai penggenaan
2012 tentang penertiban hewan ternak pasal 3 biaya denda pada pasal 5 yakni:
bertujuan untuk : (a) Menjaga keteriban arus lalu 1.) Penggenaan biaya denda menurut jenis
lintas dijalan umum guna untuk mencegah ternak, meliputi :
terjadinya kecelakan lalu lintas yang di alami oleh a.) Ternak besar sebesar Rp.
para pengguna jalan; dan (b) Menjaga kebersihan 2.000.000,-
dan keindahan daerah dari adanya ternak yang b.) Ternak kecil sebesar Rp. 750.000,-
berkeliaran dan mengotori lingkungan daerah 2.) Denda sebagaimana yang dimaksud ayat
(Perda Nomor 6 tahun 2012). (1) merupakan penerimaan daerah.
Penjelasan peraturan daerah nomor 6 tahun Dengan adanya denda tersebut masyarakat
2012 tentang penertiban ternak disimpulkan untuk (pemilik ternak) tidak kunjung jera dan masih
mewujudkan kota khususnya kelurahan yang membiarkan ternaknya berkeliaran, dan ini sangat
bersih, aman dan tertib serta menjaga keselarasaan merugikan banyak pihak baik itu pengguna jalan raya
ekosistem lingkungan hidup dan alam di sekitarnya, maupun pemilik ternak.
perlu penataan pemeliharaan dan penertiban
disemua aspek kehidupan masyarakat termasuk Kebijakan Publik
larangan melepas hewan ternak yang dapat Istilah Kebijakan publik merupakan
menggangu atau memengaruhi kehidupan sehari- terjemahan istilah Bahasa inggris, yaitu public policy.
hari (Nurhaliza,2017). Kata policy ada yang menerjemahkan menjadi
Dalam rangka pemulihan ekosistem alam “kebijakan”(Samodra Wibawa,1994; Muhadjir
yang sudah rusak melalui penghijauan, reboisasi, Darwin, (1998) dan ada juga yang menerjemahkan
pengolahan pertanian,dan perkebunan memerlukan menjadi “Kebijaksanaan” (Islamy,2001; Abdul Wahap,
dana yang sangat besar maka perlu diamankan dari 1990). Meskipun belum ada kesepakatan bahwa
gangguan/pengrusakkan ternak yang berkeliaran policy diterjamahkan menjadi “Kebijakan” atau
dimana-mana sehingga menggangu ketertiban lalu “kebijaksanaan”, kecenderungan untuk policy
lintas yang dapat mencelakakan pemakai jalan digunakan istilah kebijakan. Oleh karena itu, Public
(Reza,2019).

Page 2 of 6
policy diterjemahkan menjadi kebijakan imlementasi kebijakan dapat diamati dengan jelas
publik(Anggara, 2014) yaitu mulai dari program, ke proyek dan ke kegiatan.
Harold Laswell dan Abraham Kaplan Kebijakan di turunkan berupa program-program
mendefinisikan kebijakan sebagai suatu program yang kemudian diturunkan menjadi proyek-proyek,
yang diproyeksikan dengan tujuan-tujuan tertentu, dan akhirnya berwujud pada kegiatan-kegiatan,
nilai-nilai tertentu, dan praktik-praktik tertentu baikyang dilakukan oleh pemerintah,masyarakat
(Nugroho, 2008). maupun Kerjasama pemerintah dengan masyarakat.
James E. Anderson mendefinisikan kebijakan Implementasi menurut pendapat para ahli, yaitu
sebagai perilaku dari sejumlah aktor (pejabat, sebagai berikut;
kelompok, instansi pemerintah) atau serangkaian Kajian klasik Mazmanian & Sabatier
aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu mendefinisikan implementasi kebijakan sebagai
(Indiahono, 2015). pelaksanaan keputusan biasanya dalam bentuk
Carl Friedrich memandang kebijakan sebagai undang-undang, tapi dapat pula berbentuk perintah-
suatu arah tindakan yang diusulkan oleh seseorang, perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang
kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan penting atau pun keputusan badan peradilan
tertentu yang memberikan hambatan-hambatan dan (Agustino, 2014).
peluang-peluang terhadap kebijakan yang diusulkan Van Meter & Van Horn mendefinisikan
untuk menggunakan dan mengatasi dalam rangka kimplementasi kebijakan sebagai tindakan-tindakan
mencapai suatu tujuan atau merealisasikan suatu yang dilakukan baik oleh individu-individu atau
sasaran atau maksud tertentu (Winarno, 2012). pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok
David Easton mendefinisikan kebijakan pemerintah atau swasta yang diarahkan pada
publik sebagai pengalokasian nilai-nilai kepada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan
seluruh masyarakat secara keseluruhan (Santosa, dalam keputusan kebijaksanaan (Agustino, 2014).
2012). Udoji mendefinisikan implementasi kebijakan
William N. Dunn mengatakan bahwa adalah sesuatu yang penting bahkan mungkin jauh
kebijakan publik adalah suatu rangkaian pilihan- lebih penting daripada formulasi kebijakan (Santosa,
pilihan yang saling berhubungan yang dibuat oleh 2012).
lembaga atau pejabat pemerintah pada bidang- Ripley dan Franklin berpendapat bahwa
bidang yang menyangkut tugas pemerintahan implementasi adalah apa yang terjadi setelah undang-
(Pasolong, 2016). Seperti pertahanan keamanan, undang ditetapkan yang memberikan otoritas
energi, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan program, kebijakan, keuntungan (benefit), atau suatu
masyarakat, kriminalitas, perkotaan dan lain-lain. jenis keluaran tang nyata (tangible output) (Winarno,
Definisi lain tentang kebijakan publik 2012).
diberikan oleh Thomas R. Dye yang mengatakan Sementara itu, Grindle juga memberikan
bahwa kebijakan publik menyangkut pilihan-pilihan pandangannya tentang implementasi dengan
apapun yang dilakukan oleh pemerintah, baik untuk mengatakan bahwa secara umum, tugas
melakukan sesuatu ataupun untuk tidak berbuat implementasi adalah membentuk suatu kaitan
sesuatu (Rusli, 2013). (linkage) yang memudahkan tujuan-tujuan kebijakan
Chaizi Nasucha mengatakan bahwa bisa direalisasikan sebagai dampak dari suatu
kebijakan publik adalah kewenangan pemerintah kegiatan pemerintah (Winarno, 2012).
dalam pembuatan suatu kebijakan yang digunakan Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan
ke dalam perangkat peraturan hukum (Pasolong, oleh peneliti menemukan beberapa masalah
2016). mengenai diberlakukannya peraturan daerah nomor
Implementasi Kebijakan 6 tahun 2012 tentang penertiban ternak terutama di
Implementasi kebijakan pada prinsipnya wilayah kelurahan kayumalue pajeko yang menjadi
adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai pusat dan aktivitas masyarakat. Banyaknya peternak
tujuannya.Tidak lebih dan tidak kurang. Untuk hewan seperti peternak sapi,dan kambing dipelihara
mengimplementasikan kebijakan public,ada dua dengan cara dilepas dipekarangan umum. Hal ini
pilihan Langkah yang ada, langsung menimbulkan keresahan karena hewan ternak yang
mengimplementasikan dalam bentuk program atau dipelihara dengan dilepas masuk ke pekarangan
melalui formulasi kebijakan derivat atau turunan rumah orang lain dan merusak tanaman-tanaman
dari kebijakan public tersebut. Rangkaian serta kebun-kebun masyarakat setempat, kemudian

Page 3 of 6
sering terjadinya kecelakaan lalu lintas yang terjadinya kecelakaan lalu lintas yang di alami oleh
disebabkan oleh hewan ternak yang berkeliaran pengunna jalan; dan menjaga kebersihan dan
dijalanan umum keindahan daerah dari adanya ternak yang
berkeliaran dan mengotori lingkungan daerah.
METODE Keberhasilan suatu implementasi kebijakan
Metode penelitian seluruh rangkaian peneliti ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan para
yang akan dilaksanakan mengunakan metode implementors yang akan menerapkan dan
kualitatif, dengan menggunakan tipe pendekatan mengaktualisasikan kebijakan tersebut. Kemampuan
deskriptif, yakni tipe penelitian yang berupaya untuk implementors tersebut berkaitan dengan
menjelaskan berbagai kondisi dan situasi apa yang kemampuan dan pengetahuan serta tugas yang
terjadi pada saat melakukan penelitian. Jadi dibeban kepadanya. Tidak jarang kegagalan
penelitian ini bertujuan untuk memperoleh implementasi kebijakan disebabkan oleh kurangnya
informasi-informasi mengenai keadaan saat ini dan pengetahuan,diketerampilan dan kemampuan dalam
melihat kaitan variabel-varibel yang ada Sumarno, memahami tugas-tugas.
M. A. (2018). Dari hasil peneliti dilakukan bahwa
Pengumpulan data dalam metode kualitatif implementasi kebijakan Perda nomor 6 tahun 2012
adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. tentang penertiban ternak belum berjalan secara
Langka-langka penelitian kualitatif dapat dibagi atas efektif hal ini dikarenakan kemasih kurangya
bacaan, wawancara kelapangan, penggumpulan data, beberapa aspekyang belum efektif dan diukur dalam
memeriksa laporan, merekam, mengiterprestasi dan model kebijakan yang dikembangakan melalui
menafsirkan informasi data (primer dan sekunder). George C. Edward III. Aspek tersebut yaitu
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang Komunikasi , Sumberdaya, Disposisi,Komunikasi
paling strategis dalam penelitian, karena tujuan Komunikasi merupakan jal paling penting dalam
utama dari penelitian adalah mendapatkan data. sebuah melaksanakan impelementasi kebiajakan.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka Jika dalam proses komunikasi informasi yang
peneliti tidak akan mendapatkan data yang disampaikan tidak tersalurakn dengan baik maka
memenuhi standar data yang ditetapkan. akan menjda terhambat serta berbagaai macam
Bila dilihat dari segi cara atau teknik masalah lainnya. penyampaian informasi
pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data komunikator kepada komunikan merupakan proses
dapat dilakukan dengan cara sebagai penyampaian informasi kebijakan dari pembuat
berikut:Observasi, dokumentasi, wawancara kebijakan (policy maker) Kepada Pelaksana
Metode observasi adalah salahsatu metode Kebijakan (Policy Implementors) yang akan
pengumpulan data, dimana melalui observasi melaksanakan kebijakan tersebut. Sumberdaya
peneliti melakukan kegiatan pengamatan dan merupakan hal paling penting dalam menjalankan
pencatatan langsung terhadap objek penelitian guna implementasi kebijakan atau pelaksanan suatu
memperoleh data yang valid dan actual dari sumber kebijakan. Keberhasilan suatu implementasi
data dilapangan. kebijakan sangat bergantung pada sumberdaya yang
Analisis data adalah proses mencari dan ada baik sumberdaya manusia maupun sumberdaya
menyusun secara sistematis data yang diperoleh sarana prasarana. Suatu Disposisi dalm implementasi
dari hasil wawancara,catatan lapangan,dan dan karakteristik, sikap yang dimiliki oleh
sebagainya sehingga dapat mudah dipahami. implementor kebijakan seperti komitemen,
Menurut Miles, Huberman dan Saldana (2014 :31- kejujuran, komunikatif. Implementor baik harus
33) didalam analisis data kualitatif terdapat tiga memilki disposisi yang baik, maka dia akan dapat
alur kegiatan terjadi secara bersamaan yaitu menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang
kondensasi data (Data Condensation), penyajian data diinginkan dan ditetapkan oleh pembuat kebijakan.
(Data Display), Penarikan kesimpulan (Conclusion Struktur Birokrasi menjadi penting dalam
Drawing). implementasi kebijakan. Struktur birokrasi berkaitan
dengaan kesesuian organisasi birokrasi yang
HASIL DAN DISKUSI menjadi penyelenggara kebijakan . Fungsi dari
Kebijakan penertiban ternak yang dilaksanakan struktur birokrasi mengantur agar tidak terjadi
oleh Satpol PP kota palu yang bertujuan untuk kesalahan atau keterlambatan dalam melaksanakan
menjaga ketertiban arus lalu lintas guna mencegah kebijakan.

Page 4 of 6
Implementasi kebijkan Perda nomor 6 Tahun melakukan penyebarluasn informasi melalui cara lain
2012 tentang penertiban ternak dikelurahan agar masyarakat mau mengikuti kebijakan ini guna
kayumalu pajeko belum bisa dikatakan efektif mencapai tujuan kemudian tidak konsistensinya
karena di aspek komunikasi berdasarkan transmisi, aparat dalam menertibkan ternak. tetapi untuk
kejelasan,dan konsistensi, belum terlaksana dengan kebijakan ini dari tahun 2018 akhir sampai dengan
baik. Dari segi Transmisi bahwa dari tahun 2018 sekarang sudah tidak berjalan dengan semestinya.
sudah sampai dengan sekarang sudah tidak Kemudian untuk sumberdaya masih sangat kurang
melakukan sosialisas dan tindakan Penertiban karena belum didukung anggaran dan sarana
ternak . Segi Konsistensi bahwa pelaksana kebijakan prasarana yang memadai sehingga kebijakan ini
dalam hal ini Satpol PP yang dibantu oleh kelurahan belum berjalan dengan efektif. Dari segi sikap dan
juga belum melaksanakan tugasnya terhitung dari tanggung jawab para pelaksana ini belum konsistensi
tahun 2018-2021. Kemudian efek jera yang dan kemudian kesungguhan dari mereka untuk
diberikan kepada masyarakat masih sangat kurang menyampaikan dan melaksanakan tindakan
sehingga mereka tidak begitu mempedulikan Perda penertiban kepada masyarakat masih sangat kurang.
penertiban ternak ini khususnya di kelurahan
kayumalue Pajeko. Itulah peneliti menganggap Perda REFERENSI
ini belum bisa dikatakan efektif. Agustino, L. (2014). Dasar-Dasar Kebijakan Publik.
Hal lain juga dari aspek Sumberdaya Alfabeta.
finansial dan sarana dan prasarana pendukung
dalam menunjang kebijakan ini belum begitu
memadai. Dikarenakan dalam penertiban ini masih Anggara, S. (2014). Kebijakan Publik. PUSTAKA
kurangnya fasilitas seperti kandang penampungaan SETIA.
dan mobil pengangkut ternak yang bisa membantu
berjalannya perda ini. Peneliti juga menilai bahwa Indiahono, D. (2015). Kebijakan Publik Berbasis
kebijakan ini benar-benar belum efektif Dynamic Policy Analysis. Gava Media.
dikarenakan anggaran hanya diperuntukan untuk
Covid19 dikota palu, kebijakan itu akan berjalan Pasolong, H. (2016). Teori Administrasi Publik.
ketika didukung dengan sumber daya anggaran yang Alfabeta.
cukup agar supaya peraturan daerah yang akan
dilakukan bisa tercapai. Kemudian disposisi sikap Rusli, B. (2013). Kebijakan Publik Membangun
dan komitmen yang dilakukan implementor dalam Pelayanan Publik Yang Responsif. Hakim Publishing.
hal ini Satpol pp dan aparat kelurahan terhadap
Perda Nomor 6 tahun 2012 ini belum berjalan sesuai
dengan apa yang diharapkan. Masih ada ternak yang Santosa, P. (2012). Administrasi Publik Teori dan
berkeliaran bebas khususnya dijalanan umum yang Aplikasi Good Governance. PT. Refika Aditama.
bisa saja menganggu penegendara jalan yang
mengakibatkan kematian.
Sumarno, M. A. (2018). Implementasi Kebijakan
Peternakan dan Ketertiban Hewan Ternak di
KESIMPULAN Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala. Universitas
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas yang Tadulako.
dijelaskan pada bab sebelumnya maka peneliti dapat
menyimpulkan beberapa kesimpulan mengenai
Implementasi Kebijakan Penertiban Ternak Mulyadi, D. (2016). Studi Kebijakan Publik dan
dikelurahan kayumalue pajeko. Implementasi Pelayanan Publik (Konsep dan
Kebijakan Penertiban Ternak ini belum berjalan
dengan baik sesuai apa yang di inginkan masih Nugroho, R. (2008). Public Policy. PT. Elex Media
banyak kendala-kendala dalam Komputindo.
pengimplementasiannya. Dari Aspek Komunikasi
berdasarkan tranmsisi dimana pemerintah belum
melakukan sosialisasi dari tingkat kecamatan sampai
dengan tingkat kelurahan seharusnya pemerintah

Page 5 of 6
Rozali, A. (2003). Pelaksanaan otonomi luas dan isu
federalisme sebagai suatu alternative. PT Raja
Grafindo Pertsada.

Peraturaan Daerah Kota Palu No. 6 Tahun 2012


Tentang Penertiban Hewan Ternak

Peraturan Walikota Nomor 17 Tahun 2013 Tentang


Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Palu
Nomor 6 Tahun 2012 tentang Penertiban Ternak

Ulfah, N. (2017). Fungsi Pemerintah Kecamatan


Dalam Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban
Umum (Studi Kasus Penertiban Hewan Ternak di
Kecamatan Lingga). Universitas Riau.

Wardhani, N. (2018). Keselarasan Hukum Adat dan


Hukum Positif (Studi Tentang Keselarasan Antara
Perda Kbupaten Tebo Nomor 18 Tahun 2014 Dengan
Prinsip Umo Bepaga Siang, Ternak Berkandang
Malam di Kabupaten Tebo). Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Winarno, B. (2012). Kebijakan Publik Teori, Proses,


dan Studi Kasus. C A P S.

Page 6 of 6

Anda mungkin juga menyukai