Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini berjudul “Fungsi Manajemen Pembiayaan Kesehatan”. Makalah ini
disusun agar dapat bermanfaat sebagai media sumber informasi dan pengetahuan.

Ucapan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Manajemen Pembiayaan,


teman-teman dan semua pihak yang telah terlibat dan memberikan bantuan dalam
bentuk moril maupun materil dalam proses penyusunan makalah ini, sehingga
dapat selesai tepat pada waktunya.

Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat dibutuhkan. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan berguna serta bisa digunakan sebagaimana mestinya.

Banda Aceh, Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................ 1
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Fungsi Manajemen Pembiayaan Kesehatan ....................... 2
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................................... 10
3.2 Saran ................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi


serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam pengukuran Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu komponen utama
selain pendidikan dan pendapatan Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1992
tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomi.

Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan elemen konstitutif dalam


proses kehidupan seseorang. Tanpa adanya kesehatan yang baik maka tidak akan
ada masyarakat yang produktif. Dalam kehidupan berbangsa, pembangunan
kesehatan merupakan suatu hal yang bernilai sangat insentif. Nilai investasinya
terletak pada tersedianya sumber daya yang senantiasa “siap pakai” dan terhindar
dari ancaman penyakit. Di Indonesia sendiri tak bisa dipungkiri bahwa trend
pembangunan kesehatan bergulir mengikuti pola rezim penguasa. Ketika
pemerintah negeri ini hanya memandang sebelah mata pada pembangunan
kesehatan, maka kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat akan menjadi
sangat memprihatinkan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
fungsi dari manajemen pembiayaan kesehatan.

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui fungsi dari manajemen pembiayaan kesehatan.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fungsi Manajemen Pembiayaan Kesehatan

Fungsi pembiayaan kesehatan antara lain :

a. Penggalian dana

1. Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). Sumber


dana untuk UKM terutama berasal dari pemerintah baik pusat maupun
daerah, melalui pajak umum, pajak khusus, bantuan dan pinjaman serta
berbagai sumber lainnya. Sumber dana lain untuk upaya kesehatan
masyarakat adalah swasta serta masyarakat. Sumber dari swasta
dihimpun dengan menerapkan prinsip public-private patnership yang
didukung dengan pemberian insentif, misalnya keringanan pajak untuk
setiap dana yang disumbangkan. Sumber dana dari masyarakat dihimpun
secara aktif oleh masyarakat sendiri guna membiayai upaya kesehatan
masyarakat, misalnya dalam bentuk dana sehat atau dilakukan secara
pasif yakni menambahkan aspek kesehatan dalam rencana pengeluaran
dari dana yang sudah terkumpul di masyarakat, contohnya dana sosial
keagamaan.

2. Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) berasal dari


masing-masing individu dalam satu kesatuan keluarga. Bagi masyarakat
rentan dan keluarga miskin, sumber dananya berasal dari pemerintah
melalui mekanisme jaminan pemeliharaan kesehatan wajib.

b. Pengalokasian dana

1. Alokasi dana dari pemerintah yakni alokasi dana yang berasal dari
pemerintah untuk UKM dan UKP dilakukan melalui penyusunan
anggaran pendapatan dan belanja baik pusat maupun daerah sekurang-

2
kurangnya 5% dari PDB atau 15% dari total anggaran pendapatan dan
belanja setiap tahunnya.

2. Alokasi dana dari masyarakat yakni alokasi dana dari masyarakat untuk
UKM dilaksanakan berdasarkan asas gotong royong sesuai dengan
kemampuan. Sedangkan untuk UKP dilakukan melalui kepesertaan
dalam program jaminan pemeliharaan kesehatan wajib dan atau sukarela.

c. Pembelanjaan

1. Pembiayaan kesehatan dari pemerintah dan public-private patnership


digunakan untuk membiayai UKM.

2. Pembiayaan kesehatan yang terkumpul dari Dana Sehat dan Dana Sosial
Keagamaan digunakan untuk membiayai UKM dan UKP.

3. Pembelajaan untuk pemeliharaan kesehatan masyarakat rentan dan


kesehatan keluarga miskin dilaksanakan melalui Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan wajib.

Fungsi pembiayaan juga menyangkut tentang :

a. Planning

Perencanaan program kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan


masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan
kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang
paling pokok dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Perencanaan akan menjadi efektif jika perumusan masalah sudah
dilakukan berdasarkan fakta-fakta dan bukan berdasarkan emosi atau angan-angan
saja.

Dalam upaya pemberantasan kesehatan baik itu yang sifatnya menular


maupun tidak menular yang dilakukan oleh departemen kesehatan dalam suatu
negara diperlukan sebuah pola kerja atau program kerja yang tersusun dengan
baik. untuk mendukung itu semua maka diperlukan fungsi manajemen

3
perencanaan agar tujuan yang dicapai terarah dengan baik, adapun perencanaan
yang dapat disusun dalam program kesehatan untuk melakukan pemberantasan
penyakit tidak menular yaitu :

1. Penyusunan perencanaan dalam lingkup tugas dibidang pencegahan dan


penanggulangan penyakit;

2. Perencanaan kegiatan pengumpulan data bahan perumusan pencegahan


dan pemberantasan penyakit bersumber pada binatang, penyakit menular
langsung, penyakit menular tertentu dan penyakit tidak menular serta
kejadian luar biasa penyakit dan wabah;

3. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan;

4. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisisan data dan


pelaksanaan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit
bersumber pada binatang , penyakit menular langsung, penyakit menular
tertentu dan penyakit tidak menular serta kejadian luar biasa penyakit
dan wabah;

5. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi /lembaga lainnya terkait


pembinaan di Tempat-tempat Umum, Lingkungan Pemukiman,
Lingkungan Kerja Perusahaan, pengendalian vektor penyakit,
pengawasan kualitas air bersih dan air minum;

6. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan.

7. Evaluasi pencapaian hasil kerja yang terdapat dalam tujuan utama


program kerja.

Langkah yang sering digunakan dalam perencanaan program kesehatan


adalah mengikuti prinsip lingkaran pemecahan masalah (problem solving cycle),
secara umum tersusun sebagai berikut :

1. Melakukan Pengumpulan Data

4
2. Menetapkan Prioritas Masalah

3. Menyusun Alternatif Jalan Keluar

4. Memilih Prioritas Jalan Keluar

5. Menyusun Rencana Kerja Selengkapnya

6. Metode Penilaian dan Kriteria Keberhasilan

b. Organizing

Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar


menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah
manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan
untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian
dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa
yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan,
siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan
harus diambil.

Pengorganisasian yang dapat dilakukan dalam perencanaan program


kesehatan ialah :

1. Bagaimana bentuk tindakan pemberantasan panyakit tidak menular yang


akan dilakukan dan siapa yang akan melakukannya ?

2. Mengkoordinir petugas kesehatan yang akan melakukan tahapan


pemberantasan penyakit tidak menular dimasyarakat.

Untuk menjawab point pertama diatas maka tindakan pengorganisasian


perencanaan program kesehatan itu berupa pelaksanaan tugas-tugas oleh bidang-
bidang pemberantasan kesehatan tidak menular yang telah dibentuk sebelumnya
oleh pemerintah terkait yang kemudian akan dilaksanakan oleh bidang-bidang
tersebut misalnya Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan terdiri dari :

5
1. Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Seksi Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit mempunyai tugas merencanakan,
melaksanakan pembinaan dan koordinasi serta pengawasan dan
pengendalian kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit.

2. Seksi Pengamatan Penyakit dan Imunisasi Seksi Pengamatan Penyakit


dan Imunisasi mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan
pembinaan dan koordinasi serta pengawasan dan pengendalian kegiatan
Pengamatan Penyakit dan Imunisasi.

3. Seksi Penyehatan Lingkungan Seksi Penyehatan Lingkungan


mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan pembinaan dan
koordinasi serta pengawasan dan pengendalian kegiatan penyehatan
lingkungan.

Dari ketiga contoh diatas merupakan bentuk pengorganisasian dari


pernecanaan program kesehatan dalam rangka pemberantasan penyakit tidak
menular.

Kemudian poin kedua ialah cara untuk mengordinir petugas pemberantasan


kesehatan dimasyarakat oleh petugas kesehatan ialah dengan memberdayakan
semua potensi yang ada baik itu dari lingkup kesehatan sendiri maupun dari
masyarakat sendiri.

c. Actuating

Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak


diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja
cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan
untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus
sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Kecuali memang ada hal-hal
khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian. Setiap SDM harus bekerja sesuai
dengan tugas, fungsi dan perannya masing-masing. Tidak boleh saling jegal untuk
memperebutkan lahan basah misalnya.

6
Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pembangunan nasional yang diupayakan oleh pemerintah. Dalam melaksanakan
pembangunan kesehatan di tengah beban dan permasalahan kesehatan yang
semakin pelik, dibutuhkan strategi jitu untuk menghadapinya. Dalam perencanaan
program kesehatan untuk memberantas penyakit tidak menular dapat dilaksanakan
strategi sebagai berikut yang dapat dijalankan oleh dinas kesehatan terkait:

Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat.


Sasaran utama strategi ini adalah seluruh desa menjadi desa siaga, seluruh
masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat serta seluruh keluarga sadar gizi.

Meningkatkan akses masyarakat tehadap pelayanan kesehatan yang


berkualitas. Sasaran utama strategi ini adalah ; Setiap orang miskin mendapatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu; setipa bayi, anak, dan kelompok masyarakat
risiko tinggi terlindungi dari penyakit; di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang
kompeten; di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar;
setiap Puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh
masyarakat di wilayah kerjanya; pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit,
Puskesmas dan jaringannya memenuhi standar mutu.

Meningkatkan sistem surveillans, monitoring dan informasi kesehatan.


Sasaran utama dari strategi ini adalah : setiap kejadian penyakit terlaporkan secara
cepat kepada desa/lurah untuk kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat;
setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat
dan tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat; semua
ketersediaan farmasi, makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat;
terkendalinya pencemaran lingkungan sesuai dengan standar kesehatan; dan
berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh
Indonesia.

Meningkatkan pembiayaan kesehatan. Sasaran utama dari strategi ini adalah


pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat
dan daerah; anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan

7
dan promosi kesehatan; dan terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan
terutama bagi rakyat miskin.

d. Controlling

Hal-hal yang perlu dikontrol dalam program perencanaan kesehatan


misalnya :

1. Tenaga Kesehatan

Peranan dokter, dokter gigi, perawat dan bidan dalam upaya kesehatan
yang menekankan penyembuhan penyakit adalah sangat penting.
Pengelolaan upaya kesehatan dan pembinaan bangsa yang sehat
memerlukan pendekatan holistic yang lebih luas, menyeluruh, dan
dilakukan terhadap masyarakat secara kolektif dan tidak individual.
Tenaga kesehatan harus mampu mengajak, memotifasi dan
memberdayakan masyarakat, mampu melibatkan kerjasama lintas
sektoral, mampu mengelola system pelayanan kesehatan yang efisien
dan efektif, mampu menjadi pemimpin, pelopor, pembinan dan teladan
hidup sehat.

2. Pemberdayaan Masyarakat

Dalam pembinaan dan pemberdayaan mayarkat yang sangat penting


adalah bagaimana mengajak dan menggairahkan masyarakat untuk dapat
tertarik dan bertanggungjawab atas kesehatan mereka sendiri dengan
memobilisasi sumber dana yang ada pada mereka.

3. Kesehatan dan Komitmen Politik.

Masalah kesehatan pada dasarnya adalah masalah politik oleh karena itu
untuk memecahkan masalah kesehatan diperlukan komitmen politik.
Dewasa ini masih terasa adanya anggapan bahwa unsur kesehatan
penduduk tidak banyak berperan terhadap pembangunan social ekonomi.
Para penentu kebijakan banyak beranggapan sector kesehatan lebih

8
merupakan sector konsumtif ketimbang sektor produktif sebagai
penyedia sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga apabila ada
kegoncangan dalam keadaan ekonomi negara alokasi terhadap sector ini
tidak akan meningkat.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Fungsi pembiayaan menyangkut tentang :

a. Planning

Perencanaan akan menjadi efektif jika perumusan masalah sudah


dilakukan berdasarkan fakta-fakta dan bukan berdasarkan emosi atau
angan-angan saja.

b. Organizing

Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa


yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana
tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas
tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.

c. Actuating

Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang


telah disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu
dilakukan penyesuian.

d. Controling

Hal-hal yang perlu dikontrol dalam program perencanaan kesehatan


misalnya :

1. Tenaga Kesehatan

2. Pemberdayaan Masyarakat

3. Kesehatan dan komitmen politik.

10
3.2 Saran

Demikianlah makalah Fungsi Manajemen Pembiayaan Kesehatan yang kami


buat, tentunya masih banyak kelemahan dan kekurangan di karenakan
keterbatasan pengetahuan kami. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca agar dalam pembuatan makalah berikutnya lebih sempurna. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan untuk para pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ali Imran, La Ode.2013. Ekonomi Kesehatan. Kendari.

Depkes.2013. Fungsi Pembiayaan Kesehatan

Helda.2011. Pembiayaan Kesehatan

Suhadi.2012. Pembiayaan Kesehatan

12

Anda mungkin juga menyukai