Anda di halaman 1dari 12

PEMBIAYAAN DAN PENGANGGARAN KESEHATAN DI NEGARA JEPANG

Dosen Pengampu : Yuyun Umniyatun, SKM., MARS.


Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pembiayaan & Penganggaran Kesehatan

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 8
ANDRYANI SAFFANAH ZAHRA 1905015149
ARIANI SHINTA A 1905015171
DAHLIANA SIREGAR 1905015144
DICKY DWI PUTRANTO 1905015176
ZAHRA AULIA 1905015185

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah Subhannahu Wa Ta’ala karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Pembiayaan
dan Penganggaran di Negara Jepang”. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
junjungan besar kita, Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yang telah membawa kita dari
zaman kegelapan hingga ke zaman yang terang benderang ini.
Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Allah Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini
penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Jakarta, 10 Oktober 2021

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

A. Overview Pembiayaan Kesehatan di Negara Jepang ............................................ 3

B. Revenue Collection ............................................................................................... 4

C. Pooling Risk .......................................................................................................... 5

D. Purchasing ............................................................................................................. 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................................ 8

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem kesehatan di setiap negara sangat bervariasi, tapi memiliki satu tujuan yang
sama yakni untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Setiap negara maju maupun negara berkembang mempunyai kelebihan dan kelemahan
masing-masing dari setiap sistem kesehatan yang diterapkan. Sistem kesehatan yang
lampau hingga kini disetiap negara mengalami perubahan yang lebih baik. Setiap
pemerintahan negara berkembang maupun negara maju berusaha untuk bisa mencover
asuransi kesehatan bagi masyarakatnya. Sistem pembiayaan kesehatan ditiap negara juga
berbeda, hal ini dikarenakan di setiap negara mempunyai perbedaan karakteristik
penduduk, pemasukan negara, ekonomi, dan geografis yang sangat berpengaruh. (Habibi,
2020)
Sebagian besar pelayanan kesehatan disediakan melalui sistem asuransi kesehatan
publik yang mencakup seluruh populasi di Jepang. Asuransi kesehatan publik di Jepang
(Fukawa, 2002) pertama kali dikenalkan untuk para pekerja pada sektor swasta dengan
dasar hukum yaitu The Health Insurance Law Tahun 1922. The Health Insurance Law
berlaku untuk perlindungan kepada para pekerja, namun cakupannya hanya sebagian dan
manfaatnya tidak komprehensif. Setelah perang dunia kedua, Jepang memperkenalkan dan
meningkatkan sistem jaminan sosial yang termasuk di dalamnya asuransi kesehatan. Pada
tahun 1954, pemerintah nasional menetapkan secara sepihak sebesar satu milyar yen untuk
subsidi pemerintah pertama kali dalam mengatur asuransi kesehatan. Tujuan dari cakupan
universal asuransi kesehatan publik tercapai pada tahun 1961.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini, antara lain :
a. Bagaimana pembiayaan kesehatan di negara Jepang?
b. Bagaimana sistem revenue collection di negara Jepang?
c. Bagaimana pooling mechanism pembiayaan kesehatan di Negara Jepang?
d. Bagaimana sistem revenue collection di negara Jepang?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
a. Untuk mengetahui pembiayaan kesehatan di negara Jepang
b. Untuk mengetahui revenue collection pembiayaan kesehatan di negara Jepang
c. Untuk mengetahui pooling mechanism pembiayaan kesehatan di negara Jepang
d. Untuk mengetahui sistem revenue collection pembiayaan kesehatan di negara Jepang

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Overview Pembiayaan Kesehatan di Negara Jepang


Jepang merupakakan salah satu negara dengan harapan hidup tetinggi. Ini terjadi
karena jepang memiliki teknologi Kesehatan yang lengkap dan canggih yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Namun itu semua menggakibatkan pengeluaran dan pembiaaan
meningkat. Pembiayaan Kesehatan dijepang sudah dimulai sejak tahun 1927. Bahkan pada
tahun 1973 jepang menggratiskan biaya Kesehatan pada penduduk lansia. Negara ini juga
menyediakan pelayanan kesehatan kepada seluruh populasi masyarakat dijepang melalui
asuransi kesehatan. Setelah pasca perang kedua jepang berupaya memperbaiki sistem
kesehatannya, termasuk asuransi bagi masyarakat jepang. Pada tahun 1954 pemerintah
nasional menetapkan subsidi untuk asuransi kesehatan sebesar satu miliyar yen.
Ada 2 jenis sistem asuransi yang diberlakukan oleh pemerintah jepang
1. Asuransi Kesehatan pekerja (difasilitasi oleh perusahaan)
2. Asuransi Kesehatan nasional (wajib menggunakan asuransi ini jika tidak mempunyai
asuransi dari perusahaan)

Prosedur:
 Pertama, pasien yang tertanggung asuransi membayar premi ke pihak asuransi
Kesehatan
 Kedua, saat berobat ia akan mendapatkan pelayanan medis dengan membayar
Sebagian biaya pengobatan 10-30% total biaya pengobatan
 Ketiga, institusi medis tempat pasien berobat akan meminta tagihan biaya medis kea
gen pembayaran dan pemeriksaan klaim Kokuho
 Keempat, agen tersebut akan mengkonfirmasi ke pihak asuransi Kesehatan yang
merupakan pemerintah lokal
 Kelima, pembayaran atas klaim terhadap pengobatan medis dibayarkan ke institusi
medis

3
Sistem asuransi di Jepang tidak semua pengobatan maupun perawatan akan
ditanggung oleh asuransi, tetapi akan ditanggung secara bersama oleh pihak asuransi dan
juga pasien yang bersangkutan.

B. Revenue Collection
Revenue collection atau sumber pembiayaan dapat didefinisikan sebagai proses
dimana sebuah sistem kesehatan menerima uang baik dari rumah tangga, perusahaan,
pemerintah dan organisasi lainnya, dalam hal ini termasuk donor. Hal ini tidak hanya terkait
dengan menjamin ketersediaan sumber daya (dana), namun juga bagaimana target dari
aksesibilitas keuangan universal dari pelayanan kesehatan tercapai. Hal ini karena cara
pendapatan (revenue) dikumpulkan mempengaruhi aksesibilitas keuangan. Masalah desain
utama pada pengumpulan pendapatan adalah cakupan populasi dan metode pembiayaan.
(Norman & Weber, 2009)
Pemerintah jepang pada tahun1984 mengeluarkan kebijakan yang berisi bahwa
masyarakat wajib membayar 10% dari pengobatan, lalu terjadi peningkatan pada tahun
1997 yaitu sebesar 20%, dan terakhir pada 2003 meningkat menjadi 30% yang mana itu
berlaku hingga saat ini. Namun peningkatan 30% itu tidak berlaku untuk semua
masyarakat.
Sharing cost asuransi kesehatan dijepang yang berlaku saat ini yaitu :
a. Umur ≥ 75 tahun membayar 10%, bila mempunyai pendapaatan sebesar income maka
naik menjadi 30%.
b. Umur 70-75 tahun membayar 20%, bila mempunyai pendepataan sebesar income
maka naik menjadi 30%.
c. Mulai wajib belajar – umur 70 tahun membayar sebesar 30 %.
d. Anak yang belum sekolah membayar 30%

4
C. Pooling Risk
Pooling Risk adalah pengumpulan dan pengelolaan sumber daya keuangan
sehingga resiko finansial yang besar dan tidak dapat di distribusikan dapat terprediksi dan
didistribusikan kepada semua kelompok. Sistem asuransi di Jepang dibiayai dari kontribusi
individu, pemberi kerja dan subsidi pemerintah. Menurut Fukawa (2002) pemerintah
Jepang memiliki tiga kategori asuransi kesehatan :
1. Employer Based Insurance
Asuransi Kesehatan kategori ini diatur oleh lembaga, pemerintah, dan mutual
aid association.
a. Lembaga : dana perolehan didapat dari pembagian antara pemberi kerja dan pekerja
b. Pemerintah : Perbedaan kedua sistem yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu pada
asuransi yang diatur oleh lembaga ditawarkan berbagai manfaat, sedangkan yang
pemerintah tawarkan hanya untuk satu paket perawatan
c. Mutual Aid Association : pekerja di sector public
2. National Health Insurance
Asuransi ini berdasarkan masyarakat yang mencakup orang-orang yang bukan
merupakan Employer Based Insurance, seperti pekerja di bidang agrikultur,
wiraswasta, dan pensiunan dan juga tanggungannya. Tetapi pelayanan kesehatannya
secara umum sama dengan Employer Based Insurance dengan cost sharing yang lebih
tinggi dan manfaat tunai yang lebih terbatas. Pada asuransi ini sumber kontrinusinya
beragam dari satu masyarakat dengan masyarakat lainnya dan berdasarkan atas
penghasilan individu dan aset.
3. Health Insurance for Elderly
Sistem ini berfungsi untuk menyebarkan beban dalam penyedian perawatan
kesehatan pada penduduk usia lanjut dengan kategori usia lebih dari 70 tahun dan
penyandang cacat usia 65-69 tahun.

5
Berbagai macam asuransi yang ada di Jepang, yaitu :
a. National Health Insurance, dikelola oleh pemerintah, yang mana asuransi ini ditujukan
untuk masyarakat yang sudah pension, orang usia lanjut <75 tahun, masyarakat yang
tidak mampu, serta masyarakat yang menganggur.
b. Japan Health Insurance, dikelola oleh pemerintah yang ditujukan untuk karyawan
yang bekerja disebuah perusahaan yang kecil <7000 orang karyawan.
c. Association/Union Administered Health Insurance, dikelola oleh swasta yang
ditujukan untuk karyawan yang bekerja diperusahaan besar >7000 orang karyawan.
d. Mutual Aid Insurance, dikelola oleh pemerintah yang ditujukan untuk pegawai negeri.
e. Advanced Eldery Medical Service System, dikelola oleh pemerintah yang ditujukan
untuk masyarakat lansia >75 tahun.

D. Purchasing
Purchasing merupakan sebuah proses dimana kontribusi yang telah dikumpulkan
digunakan untuk membayar penyedia pelayanan kesehatan berdasarkan satu set pelayanan
kesehatan yang diberikan. Purchasing bisa secara pasif atau strategik, pembelian pasif
hanya mengikuti anggaran yang telah ditentukan atau membayar tagihan ketika tagihan
diberikan. Pembelian strategik lebih menjadi pilihan, karena melibatkan pencarian yang
terus menerus untuk mendapatkan metode pembelian dan penyedia pelayanan kesehatan
terbaik. Masalah desain utama dalam pembelian adalah pada paket manfaat, organisasi
penyedia jasa, mekanisme pembayaran penyedia pelayanan dan efisiensi
operasional/administrasi.

6
Sumber daya dijepang memiliki kualitas yang baik untuk mewujudkan jaminan
kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat. Jepang memiliki pelayanan kesehatan berupa
rumah sakit sebanyak ≥1000 rumah sakit mental, general hospital 8700 unit,
comprehensive hospital 1000 unit dengan kapasitas BOR 1,5 juta, 48.000 klinik gigi, dan
79.000 pelayanan kesehatan yang dilengkapi fasilitas layanan rawat jalan dan rawat inap.
Dijepang dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama untuk semua asuransi yang
dipakai. Pembayaran yang dipakai berupa fee for service, tetapi secara parsial telah
digunakan sebagai pembayaran paket pada asuransi Health Insurance for Elderly. Masing-
masing harga perawatan medis telah terdaftar oleh asuransi pada fee schedule berdasarkan
rekomendasi The Central Social Insurance Medical Council yang ditentukan oleh
pemerintah. Harga resep obat yang dapat diklaim oleh fasilitas medis berdasarkan standard
harga obat-obatan.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa Jepang menyediakan
pelayanan kesehatan kepada seluruh populasi masyarakat dijepang melalui asuransi
kesehatan, namun tidak semua pengobatan maupun perawatan akan ditanggung oleh
asuransi, tetapi akan ditanggung secara bersama oleh pihak asuransi dan juga pasien yang
bersangkutan. Sumber pembiayaan kesehatan di Jepang berasal dari rumah tangga,
perusahaan, pemerintah dan organisasi lainnya. Kemudian dana tersebut dikelola oleh
asuransi kesehatan seperti Employer Based Insurance, Mutual Aid Association, National
Health Insurance dan Health Insurance for Elderly. Setelah itu dana yang dikelola akan
didistribusikan kepada fasilitas dan pelayanan kesehatan yang ada.

8
DAFTAR ISI

Habibi, D. (2020). Rekonstruksi Sistem Hukum Kesehatan Di Indonesia Dengan Pendekatan


Perbandingan Sistem Kesehatan Di Negara Maju. Jurnal Medika Hutama, 01(03), 156–162.
Habibi, D. (2020). REKONSTRUKSI SISTEM HUKUM KESEHATAN DI INDONESIA
DENGAN PENDEKATAN PERBANDINGAN SISTEM KESEHATAN DI NEGARA
MAJU. Jurnal Medika Hutama Vol, 02(01), 402–406.
Putri, R. N. (2019). Perbandingan Sistem Kesehatan di Negara Berkembang dan Negara Maju.
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 19(1), 139.
https://doi.org/10.33087/jiubj.v19i1.572

Anda mungkin juga menyukai