Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN

KONSEP UNIVERSAL HEALTH COVERAGE DAN IMPLIKASI


PEMBIAYAANNYA

Disusun oleh :

Kelompok 4

Fadilla Resti (2006007)

Kintan Sabila Kurnia (2006009)

Sherly Oktaviani (2006019)

Uchi Septiani (2006024)

Dosen Pembimbing :

DR. Yuliva, M. Kes

PROGRAM STUDI S.Tr MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN

STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG

2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia –
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karangan ilmiah ini. Shalawat serta
salam tak lupa kami panjatkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW
beserta para keluarga, sahabat dan para umatnya yang insya allah setia sampai
akhirjaman. Makalah ini disusun guna melengkapi tugas Sistem Pembiayaan
Kesehatan. Dalam penyusunan karangan ilmiah ini, dengan kerja keras dan
dukungan dari berbagai pihak, kami telah berusaha untuk dapat memberikan serta
mencapai hasil yang semaksimal mungkin dan sesuai dengan harapan, Walaupun
di dalam pembuatannya kami menghadapi berbagai kesulitan karena keterbatasan
ilmu pengetahuan dan keterampilan yang kami miliki.
Dengan, diberikannya kesempatan ini kami mengucapkan banyak berterima
kasih kepada Ibu DR. Yuliva, M. Kes selaku dosen Sistem Pembiayaan
Kesehatan. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini tidaklah
sempurna maka dari itu kami meminta kepada ibu untuk memberikan kritik dan
saran kepada kami untuk dapat memperbaiki makalah ini di pertemuan
selanjutnya. Dan semoga apa yang kami tulis dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua.

Padang, 1 Desember 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Universal Health Coverage.........................................................3
B. Tujuan Universal Health Coverage...............................................................4
C. Hubungan UHC Dengan Jkn, Bpjs, Dan Kis................................................5
D. Implikasi Pembiayaan UHC..........................................................................8
BAB III PENUTUP.................................................................................................9
A. Kesimpulan...................................................................................................9
B. Saran..............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan Hak Azasi Manusia dan merupakan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia pada undang-undang Nomor 36 tahun 2009 dan pasal 5 tentang hak
yang berbunyi bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau. Setiap orang
berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan
kesehatan yang diperlukan bagi dirinya. Disamping hak, setiap orang
mempunyai kewajiban turut serta dalam program jaminan kesehatan sosial
sebagaimana pada pasal 13 pada undang-undang tersebut.
Undang-undang Nomor 11 tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial pasal 1
dan 2 yang berbunyi kesejahteraan sosial itu sendiri merupakan suatu kondisi
terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar
dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat
melaksanakan fungsi sosialnya yang dapat dilakukan pemerintah, pemerintah
daerah dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial yang meliputi
rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial dan perlindungan
sosial.
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) ditetapkan untuk memenuhi hak
setiap warga negara agar bisa hidup layak dan bermartabat menuju
tercapainya tingkat kesejahteraan yang diharapkan. Jaminan sosial merupakan
perlindungan yang dirancang oleh pemerintah, untuk melindungi warga
negara terhadap resiko kematian, kesehatan, pengangguran, kemiskinan,
pensiun dan kondisi pekerjaan yang tidak layak. Pemerintah mengembangkan
program asuransi kesehatan secara nasional sampai tercapainya Universal
Health Coverage (UHC) pada tahun 2019 yangmerupakan sistem kesehatan
yang memastikan setiap warga di dalam populasi memiliki akses yang adil
terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu seperti yang dijamin undang-
undang SJSN dan dilaksanakan oleh BPJS.

1
Menghadapi tantangan menuju UHC maka pemerintah menyusun strategi
dengan perintegrasian jamkesmas kedalam Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) yang akan dikelola secara terpusat oleh BPJS paling lambat 1 januari
2019 semua masyarakat sudah menjadi peserta BPJS.
Jaminan Kesehatan Nasional berupa perlindungan kesehatan agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Jaminan tersebut diberikan kepada
setiap orang yang telah membayar iuran atau bagi peserta Penerima Bantuan
Iuran (PBI) yang biayanya telah dibayarkan oleh pemerintah. Jaminan
kesehatan dalam SJSN, diselenggarakan dengan prinsip asuransi sosial
dengan kepesertaan wajib bagi seluruh rakyat Indonesia yang menghendaki
adanya peran serta masyarakat dalam bentuk pembayaran iuran jaminan
kesehatan secara adil berdasarkan kemampuan finansial peserta.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Universal Health Coverage ?
2. Apa Tujuan Universal Health Coverage ?
3. Apa Hubungan UHC Dengan Jkn, Bpjs, Dan Kis ?
4. Implikasi Pembiayaan UHC ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Apa Pengertian Universal Health Coverage
2. Untuk Mengetahui Apa Tujuan Universal Health Coverage
3. Untuk Mengetahui Apa Hubungan UHC Dengan Jkn, Bpjs, Dan Kis
4. Untuk Mengetahui Implikasi pembiayaan UHC

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Universal Health Coverage


Universal Health Coverage adalah program yang memastikan masyarakat
memiliki akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa harus
mengahadapi kesulitan finansial. Hal ini ditunjang dengan pelayanan fasilitas
kesehatan yang berkualitas.
Menurut WHO, UHC adalah menjamin semua orang mempunyai akses
kepada layanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang
dibutuhkan, dengan mutu yang memadai sehingga efektif, disamping
menjamin pula bahwa layanan tersebut tidak menimbulkan kesulitan finansial
penggunanya. Lebih lanjut WHO juga mengingatkan bahwa:
1. UHC bukan jaminan kesehatan tak terbatas atau pengobatan gratis.
2. UHC bukan semata tentang pembiayaan kesehatan, namun mencakup
pengelolaan semua komponen sistem kesehatan.
3. UHC bukan hanya terbatas pada pembiayaan layanan kesehatan dasar
minimal, namun harus meningkatkan cakupan pada saat sumber daya
sudah makin baik.
4. UHC bukan hanya mencakup kesehatan perorangan, namun
mengupayakan kesehatan masyarakat termasuk promosi kesehatan,
penyediaan air bersih, pengendalian nyamuk, dsb.
5. UHC bukan hanya mengenai peningkatan kesehatan, namun juga langkah
menuju ekuiti, prioritasi pembangunan, serta inklusi dan kohesi sosial.
Dr Suwit Wilbulpolprasert, Senior Advisor on Disease Control, Ministry
of Public Health, Bangkok, Thailand menyampaikan gambaran umum UHC.
UHC adalah suatu konsep reformasi pelayanan kesehatan yang mencakup
beberapa aspek antara lain :
1). Aksesibilitas dan equitas pelayanan kesehatan
2). Pelayanan kesehatan yang berkualitas dan komprehensif yang meliputi
pelayanan preventif, promotif, curatif sampai rehabilitatif dan
3). Mengurangi keterbatasan finansial dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan bagi setiap penduduk.

3
B. Tujuan Universal Health Coverage
WHO telah menyepakati tercapainya universal health coverage (UHC)
tahun 2014. Universal health coverage merupakan sistem kesehatan yang
memastikan setiap warga dalam populasi memiliki akses yang adil terhadap
pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif bermutu
dengan biaya terjangkau. Cakupan universal mengandung dua elemen inti
yakni akses pelayanan kesehatan yang adil dan bermutu bagi setiap warga,
dan perlindungan risiko finansial ketika warga menggunakan pelayanan
kesehatan.
Universal health coverage menuntut upaya pelayanan kesehatan yang
maksimal bagi masyarakat. Guru besar ilmu kesehatan masyarakat dari
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Ascobat Gani
mengatakan, mutu pelayanan bukan hanya ditentukan premi, melainkan juga
ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan. Menurutnya, harus seimbang
antara jaminan dan akses. Sebesar apa pun premi, jika belum ada pemerataan
fasilitas kesehatan di seluruh pelosok Tanah Air, tujuan utama dari
pelaksanaan universal health coverage tidak akan tercapai.
Ascobat mencontohkan, ada sejumlah daerah, seperti Papua, Aceh dan
NTT, meskipun biaya kesehatan digratiskan, tidak semua masyarakat bisa
berobat karena minimnya fasilitas dan tenaga. Demikian pula pada sistem
rujukan, tidak akan ada perbaikan selama akses pelayanan belum merata.
Menurut DR. Supriyantoro, kesiapan lapangan adalah salah satu kunci yang
harus disiapkan untuk mendukung tercapainya UHC. Kesiapan lapangan yang
dimaksud adalah ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan, aksesibilitas,
organisasi BPJS daerah, serta tingkat pengetahuan/kesadaran  masyarakat.
Saat ini, masih banyak provinsi DTPK (Daerah Terpencil, Perbatasan,
dan Kepulauan) menghadapi kendala lapangan tersebut. Contohnya kesulitan
masyarakat mengakses pelayanan kesehatan dasar dan rujukan karena
hambatan geografis, lemahnya sdm kesehatan, dan kurangnya sarana dan
prasarana kesehatan. Kendala lapangan yang membuat layanan kesehatan
menjadi tidak maksimal. Provinsi dengan kemampuan keuangan sedang-

4
rendah (75,76%) jelas kesulitan mengatasi masalah-masalah tersebut.
Ditunjukkan dalam monitoring dan evaluasi kesiapan Jaminan Kesehatan
Nasional yang dilakukan Kementerian Kesehatan. Informan dari beberapa
kabupaten/kota mengharapkan dukungan yang lebih besar dari pemerintah
pusat untuk membantu mengatasi kekurangan tenaga dan minimnya fasilitas
kesehatan di wilayahnya.
Secara definisi, ada tiga tujuan dari UHC, antara lain:
1. Kesetaraan dalam mengakses layanan kesehatan, semua orang akan
mendapatkan layanan yang mereka butuhkan, tidak hanya terbatas bagi
mereka yang dapat membayar layanan tersebut;
2. Kualitas layanan kesehatan yang diberikan harus cukup baik sehingga
kondisi kesehatan penerima layanan akan semakin baik;
3. Masyarakat terlindungi dari risiko finansial, memastikan bahwa biaya
yang dikeluarkan tidak akan memberikan pengaruh secara signifikan pada
kondisi keuangan penerima layanan.

C. Hubungan UHC Dengan Jkn, Bpjs, Dan Kis


Di Indonesia, falsafah dan dasar negara Pancasila terutama sila ke-5
mengakui hak asasi warga atas kesehatan. Hak ini juga termaktub dalam
Undang-Undang Dasar (UUD) 45 pasal 28H dan pasal 34. Lebih jelas lagi
dalam Undang-Undang (UU) No.39/2009 menegaskan bahwa setiap orang
punya hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang
kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan
terjangkau. Sebaliknya, setiap orang juga mempunyai kewajiban turut serta
dalam program jaminan kesehatan sosial.
Biaya tanggungan untuk kesehatan sangat tidak bisa diprediksi baik
jumlah dan kapan biaya tersebut dibutuhkan, oleh karena itu dibutuhkan suatu
jaminan yang berbentuk asuransi kesehatan dimana peserta membayar premi
dengan besaran tetap. Premi tetap yang dikumpulkan secara gotong royong
tersebut yang nantinya akan digunakan untuk menanggung biaya tanggungan
kesehatan bagi peserta yang membutuhkan sehingga tidak memberatkan
perorangan.

5
Untuk memastikan keberlanjutan terkait upaya menjamin dan
melindungi seluruh warga, maka kepesertaan bersifat wajib bagi seluruh
warga negara Indonesia.
1. Apa itu JKN?
Jaminan Kesehatan Nasional atau yang biasa disingkat JKN
merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang
diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan
yang bersifat mandatory atau wajib di ikuti oleh seluruh warga Indonesia
untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat secara layak
yang diberikan kepada setiap warga yang telah membayar premi/iuran atau
bagi warga yang tidak mampu akan dibayarkan premi nya oleh
Pemerintah.
Setidaknya ada 5 komponen pada SJSN, antara lain:
1.      Jaminan kesehatan
2.      Jaminan kecelakaan kerja
3.      Jaminan hari tua
4.      Jaminan pensiun
5.      Jaminan kematian
2. Apa itu BPJS?
BPJS adalah singkatan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
Apabila dicermati dari namanya, kita akan langsung memahami bahwa
BPJS adalah sebuah badan. BPJS adalah sebuah badan hukum atau
perusahaan yang bertanggung jawab menyelenggarakan jaminan social.
Kebanyakan orang akan langsung mengaitkan BPJS dengan
layanan kesehatan atau rumah sakit. Pdahal, sebagaimana dijelaskan
dalam Undang-Undang No.24 tahun 2011 tentang BJPS, ada dua macam
BPJS yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Sebagai perusahaan BPJS Kesehatan berasal dari struktur
perusahaan ASKES, sementara BPJS Ketenaga-kerjaan berasal dari
Jamsostek, Taspen, dan Asabri yang melebur. Jika BPJS Kesehatan sudah
mulai berubah nama serta beroperasi mulai 1 Januari 2014, maka BPJS
Ketagakerjaan baru mulai beroperasi penuh mulai 1 Juli 2015.

6
Kepesertaan BPJS Kesehatan terdiri dari dua golongan yaitu
golongan mampu dan tidak mampu. Golongan mampu akan membayar
premi sesuai dengan yang ditetapkan setiap bulannya dan bagi golongan
tidak mampu preminya akan dibayarkan oleh negara dan disebut dengan
Penerima Bantuan Iuran (PBI).
3. Apa itu KIS?
KIS atau Kartu Indonesia Sehat merupakan kartu identitas
keanggotaan BPJS Kesehatan.
Masih banyak yang beranggapan bahwa KIS hanya diperuntukan
bagi warga yang tidak mampu agar mereka dapat mengakses layanan
kesehatan dengan gratis. Tapi sebenarnya, sejak 1 Maret 2015, seluruh
warga negara Indonesia akan memiliki KIS sebagai bentuk identitas
keanggotaan BPJS Kesehatan.
4. Lalu apa kesimpulannya?
Lebih mudahnya seperti ini, JKN adalah nama dari program nya,
BPJS adalah nama yang menyelenggarakan program dan KIS adalah nama
kartu keanggotaannya.
5. Apa hubungannya dengan UHC?
UHC adalah singkatan dari Universal health Coverage atau setelah
dialihbahasakan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia dalam Renstra
Kemenkes 2015-2019 menjadi “Jaminan Kesehatan Semesta” dan sudah
mulai di implementasikan di Indonesia sejak penyelenggaraan program
JKN pada Januari 2014.
Secara umum UHC merupakan sistem kesehatan yang memastikan
setiap warga dalam memiliki akses yang adil terhadap pelayanan
kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif bermutu dengan
biaya terjangkau.  Terdapat dua elemen inti dalam UHC yakni akses
pelayanan kesehatan yang adil dan bermutu bagi setiap warga, dan
perlindungan risiko finansial ketika warga menggunakan pelayanan
kesehatan.

7
D. Implikasi Pembiayaan UHC
Salah satu Implikasi komitmen penerapan UHC ini adalah tersedianya
pelayanan Kesehatan yang setara bagi seluruh masyarakat Indonesia dengan
kualitas yang baik dan tidak menimbulkan resiko beben finansial.

8
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Universal health coverage merupakan sistem kesehatan yang memastikan
setiap warga dalam populasi memiliki akses yang adil terhadap pelayanan
kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif bermutu dengan
biaya terjangkau.
2. Cakupan universal mengandung dua elemen inti yakni akses pelayanan
kesehatan yang adil dan bermutu bagi setiap warga, dan perlindungan
risiko finansial ketika warga menggunakan pelayanan kesehatan.
3. Secara definisi, ada tiga tujuan dari UHC, antara lain:
a) Kesetaraan dalam mengakses layanan kesehatan, semua orang akan
mendapatkan layanan yang mereka butuhkan, tidak hanya terbatas bagi
mereka yang dapat membayar layanan tersebut;
b) Kualitas layanan kesehatan yang diberikan harus cukup baik sehingga
kondisi kesehatan penerima layanan akan semakin baik;
c) Masyarakat terlindungi dari risiko finansial, memastikan bahwa biaya
yang dikeluarkan tidak akan memberikan pengaruh secara signifikan
pada kondisi keuangan penerima layanan.

B. Saran
Kami Menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna,karena kami hanyalah manusia yang jauh dari kata sempurna dan
tak luput dari salah. kedepannya kami harap untuk pembaca atau penyimak
bisa lebih mengembangkan pembahasan yang ada dalam makalah ini dan dari
berbagai sumber .

9
DAFTAR PUSTAKA

Indonesia Berita (2018) Perbedaan Jkn, Bpjs, Kis Dan Hubungannya Dengan
UHC https://www.iac.or.id/perbedaan-jkn-bpjs-kis-dan-
hubungannya-dengan-uhc/
Rokom (2018) Upaya Indonesia Capai Universal Health Coverage di Tahun 2019
http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/
20180502/4725818/upaya-indonesia-capai-universal-health-
coverage-tahun-2019/
Trisnantoro ,Laksono dkk (2018) Manajemen Pembiayaan Kesehatan
https://manajemen-pembiayaankesehatan.net/index.php/88-reportase/933-
gambaran-umum-universal-health-coverage-uhc

Dinas Kesehatan Privinsi NTB (2022). Advokasi dan Sosialisasi Kesehatan


Dalam Mendukung UHC. https://dinkes.ntbprov.go.id/berita/advokasi-
dan-sosialisasi-pembiayaan-kesehatan-dalam-mendukung-uhc-dan-
kemitraaan-penanganan-penyakit-prioritas/

10

Anda mungkin juga menyukai