Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN

Tentang

FUNGSI PEMBIAYAAN KESEHATAN

DosenPembimbing :

Alfita Dewi M.Kes

Di SusunOleh : Kelompok III

Ahamd Rinaldy Daulay (1906001)

Mutia Juwita (1906005)

STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG PROGRAM STUDI

SARJANA TERAPAN MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN

TA 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan rahma


t dan karunia-Nya sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini dibuat unt
uk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pembiayaan Kesehatan tentang Fungsi Pembiayaan
Kesehatan di Stikes Syedza Saintika Padang.

Keberhasilan penulisan makalah ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang ti
dak dapat dituliskan satu persatu. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan tenaga untuk membantu
penulis menyelesaikan makalah ini.

Dengan keterbatasan yang dimiliki penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. baik dari segi materi yang disampaikan ataupun dalam penulisan makala
h. Oleh karena itu penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang membangun pengemba
ngan makalah ini kedepannya. Akhir kata penulis berharap penulisan makalah ini dapat menj
adi berkat dan memberikan manfaat tertentu bagi pembaca.

Padang, 20 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta me
miliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan ha
rus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu kom
ponen utama selain pendidikan dan pendapatan Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun
1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,
Jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekono
mi. Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan elemen konstitutif dalam proses kehidupa
n seseorang. Tanpa adanya kesehatan yang baik maka tidak akan ada masyarakat yang prod
uktif. Dalam kehidupan berbangsa, pembangunan kesehatan merupakan suatu hal yang ber
nilai sangat insentf. Nilai investasinya terletak pada tersedianya sumber daya yang senantia
sa “siap pakai” dan terhindar dari ancaman penyakit. Di Indonesia sendiri tak bisa dipungki
ri bahwa trend pembangunan kesehatan bergulir mengikuti pola rezim penguasa. Ketika pe
merintah negeri inihanya memandang sebelah mata pada pembangunan kesehatan, maka ku
alitas hidup dan dera&atkesehatan masyarakat akan men&adi sangat memprihatinkan.

Salah satu sub sistem kesehatan nasional adalah subsistem pembiayaan kesehatan. J
ika ditinjaudari dari defenisi sehat, sebagaimana yang dimaksud oleh WHO, maka pembiay
aan pembangunan perumahan dan atau pembiayaan pengadaan pangan, yang karena juga m
emiliki dampak terhadap derajat kesehatan, seharusnya turut pula diperhitungkan. Pada akh
ir akhir ini ,dengan makin kompleksnya pelayanan kesehatan serta makin langkanya sumbe
r dana yang tersedia, maka perhatian terhadap sub sistem pembiayaan kesehatan makin me
ningkat. Pembahasan tentang subsistem pembiayaan kesehatan ini tercangkup dalam suatu
cabang ilmu khusus yang dikenal dengan nama ekonomi kesehatan.

A. Rumusan Masalah
B. Tujuan

1
2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Biayaan Kesehatan


Sub system pembiayaan kesehatan merupakan salah satu bidang ilmu dari ekonomi
kesehatan (health economy). Yang dimaksud dengan biaya kesehatan adalah besarnya dana
yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya
kesehatan yangdiperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. Biaya
kesehatan dapat ditinjau dari dua sudut yakni :

1. Penyedia pelayanan kesehatan yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut
penyedia pelayanan (health provider) adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk
dapat menyelenggarakan upaya kesehatan. Dengan pengertian yang seperti ini tampak
bahwa kesehatan dari sudut penyedia pelayanan adalah persoalan utama pemerintah dan
atau pun pihak swasta, yakni pihak-pihak yang akan menyelenggarakan upaya
kesehatan.

2. Pemakai jasa pelayanan yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut pemakai jasa
pelayanan (healthconsumer) adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat
memanfaatkan jasa pelayanan. berbeda dengan pengertian pertama, maka biaya
kesehatan di sini menjadi persoalan utama para pemakai jasa pelayanan. Dalam batas-
batas tertentu, pemerintah juga turut mempersoalkannya, yakni dalam rangka terjaminny
a pemenuhan kebutuhan pelayanankesehatan bagi masyarakat yang membutuhkannya.

Dari batasan biaya kesehatan yang seperti ini segera dipahami bahwa pengertian
biayakesehatan tidaklah sama antara penyedia pelayanan kesehatan (health provider)
dengan pemakai &asa pelayanan kesehatan (health consumer). Bagi penyedia pelayanan
kesehatan, pengertian biaya kesehatan lebih menunjuk pada dana yang harus disediakan
untuk dapat menyelenggarakan upaya kesehatan. Sedangkan bagi pemakai jasa pelayanan
kesehatan, pengertian biaya kesehatan lebih menun&uk pada dana yang harus disediakan
untuk dapat memanfaatkan upaya kesehatan. Sesuai dengan terdapatnya perbedaan
pengertian yang seperti ini, tentu mudah diperkirakan bahwa besarnya dana yang dihitung
sebagai biaya kesehatan tidaklah sama antara pemakai jasa pelayanan dengan penyedia
pelayanan kesehatan. Besarnya dana bagi penyedia pelayanan lebih menunjuk pada seluruh

3
biaya investasi (investment cost) serta seluruh biaya operasional (operational cost) yang
harus disediakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Sedangkan besarnnya dana
bagi pemakai jasa pelayanan lebih menunjuk pada jumlah uang yang harus dikeluarkan
(out of  pocket) untuk dapat meman'aatka suatu upaya kesehatan.

B. Fungsi Sistem Pembiayaan

Fungsi pembiayaan kesehatan merupakan sebuah fungsi penting dalam sebuah siste
m kesehatan

1. Penggalian dana

a) Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). Sumber dana untuk UK
M terutama berasal dari pemerintah baik pusat maupun daerah, melalui pajak umum, p
ajak khusus, bantuan dan pinjaman serta berbagai sumber lainnya. Sumber dana lain u
ntuk upaya kesehatan masyarakat adalah swasta serta masyarakat. Sumber dari swasta
di himpun dengan menerapkan prinsip publik-private patnership yang didukung denga
n pemberian insentf', misalnya keringanan pajak untuk setiap dana yang disumbangkan.
Sumber dana dari masyarakat dihimpun secara aktif oleh masyarakat sendiri guna me
mbiayai upaya kesehatan masyarakat, misalnya dalam bentuk dana sehat atau dilakuka
n secara pasf' yakni menambahkan aspek kesehatan dalam rencana pengeluaran dari da
na yang sudah terkumpul di masyarakat, contohnya dana sosial keagamaan.

b) Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) berasal dari masing-masi
ng individu dalam satu kesatuan keluarga. Bagi masyarakat rentan dan keluarga miski
n, sumber dananya berasal dari pemerintah melalui mekanisme jaminan pemeliharaan
kesehatan wajib.

2. Pengalokasian dana

a) Alokasi dana dari pemerintah yakni alokasi dana yang berasal dari pemerintah untuk 
UKM dan UKP dilakukan melalui penyusunan anggaran pendapatan dan belanja baik 
pusat maupun daerah sekurang-kurangnya 5% dari PD6 atau 15% dari total anggaran p
endapatan dan belanja setiap tahunnya.

b) Alokasi dana dari masyarakat yakni alokasi dana dari masyarakat untuk UKM dilaksa
nakan berdasarkan asas gotong royong sesuai dengan kemampuan. Sedangkan untuk U

4
KP dilakukan melalui kepesertaan dalam program jaminan pemeliharaan kesehatan w
ajib dan sukarela.

3. Pembelanjaan

a) Pembiayaan kesehatan dari pemerintah dan publik-private patnership digunakan untu


k membiayai UKM.

b) Pembiayaan kesehatan yang terkumpul dari dana sehat dan dana sosial keagamaan dig
unakan untuk membiayai UKM dan UKP.

c) Pembelajaan untuk pemeliharaan kesehatan masyarakat rentan dan kesehatan keluarga


miskin dilaksanakan melalui jaminan pemeliharaan kesehatan wajib.

Adapun 3 fungsi utama pembiayaan kesehatan dalam jaminan kesehatan nasional yaitu:

1. Revenue Collection

Revenue collection atau sumber pembiayaan dapat didefinisikan sebagai proses d


imana sebuah sistem kesehatan menerima uang baik dari rumah tangga, perusahaan, pem
erintah dan organisasi lainnya, dalam hal ini termasuk donor. Hal ini tidak hanya terkait
dengan menjamin ketersediaan sumber daya (dana), namun juga bagaimana target dari a
ksesibilitas keuangan universal dari pelayanan kesehatan tercapai. Hal ini karena cara pe
ndapatan (revenue) dikumpulkan mempengaruhi aksesibilitas keuangan. Masalah desain
utama pada pengumpulan pendapatan adalah cakupan populasi dan metode pembiayaan.
(Norman & Weber, 2009) Berikut Komponen Metode Pembiayaan:

a. Level dan Jenis Pendanaan : harus menghasilkan sumber dana yang memadai dan berk
elanjutan, sehingga sistem pembiayaan dapat beroperasi dengan efektif.

b. Progresivitas dan solidaritas : penting dari sistem pembiayaan kesehatan terutama bagi
skema social health insurance yaitu pada aspek progresivitas dan solidaritas, aspek ini
berkaitan dengan kontribusi berdasarkan kemampuan membayar (Ability to pay) masy
arakat/peserta, dan hal ini dapat dicapai dengan sistem pembayaran berdasarkan incom
e/pendapatan, bukan berdasarkan premi flat yang regresif.

c. Risk Protection : untuk meningkatkan dalam sistem pembiayaan kesehatan, harus me


mastikan metode pembiayaan yang memiliki perlindungan finansial yang memadai ter
hadap biaya pelayanan kesehatan. Tingkat prepayment harus tinggi dan jumlah rumah
tangga yang mengalami pengeluaran kesehatan katastrofik harus mendekati nol.

5
d. Cakupan Populasi : jika suatu negara telah memilih sistem Social Health Insurance dal
am mencapai universal health coverage. Isu permasalahannya terletak pada bagaimana
cakupan populasi pada asuransi kesehatan sosial tersebut. Kenaikan persentase cakupa
n yang lebih besar akan terjadi seiring dengan berjalannya waktu dengan semakin baik
kinerja pelayanan dan terciptanya kesetaraan (equity) dalam pelayanan kesehatan.

2. Pooling (sharing the risk)

Pooling atau penyebaran risiko merupakan akumulasi dan manajemen sumber pe


ndanaan untuk membatasi pembayaran oleh individu pada pelayanan kesehatan. Diharap
kan dengan adanya mekanisme pooling yang baik dan luas sehingga individu tidak lagi
menanggung risiko mereka sendiri.

3. Purchasing

Purchasing merupakan sebuah proses dimana kontribusi yang telah dikumpulkan


digunakan untuk membayar penyedia pelayanan kesehatan berdasarkan satu set pelayana
n kesehatan yang diberikan. Purchasing bisa secara pasif atau strategik, pembelian pasif
hanya mengikuti anggaran yang telah ditentukan atau membayar tagihan ketika tagihan d
iberikan.  Pembelian strategik lebih menjadi pilihan, karena melibatkan pencarian yang t
erus menerus untuk mendapatkan metode pembelian dan penyedia pelayanan kesehatan t
erbaik. Masalah desain utama dalam pembelian adalah pada paket manfaat, organisasi pe
nyedia jasa, mekanisme pembayaran penyedia pelayanan dan efisiensi operasional/admin
istrasi. (Norman & Weber, 2009)

C. Syarat Pokok Biaya Kesehatan

Suatu biaya kesehatan yang baik haruslah memenuhi beberapa syarat pokok yakni :

1. Jumlah : Syarat utama dari biaya kesehatan haruslah tersedia dalam jumlah yang cukup.
Yang dimaksud cukup adalah dapat membiayai penyelenggaraan semua upaya kesehatan
yang dibutuhkan serta tidak menyulitkan masyarakat yang ingin memanfaatkannya.

2. Penyebaran : Berupa penyebaran dana yang harus sesuai dengan kebutuhan. Jika dana
yang tersedia tidak dapat dialokasikan dengan baik, niscaya akan menyulitkan
penyelenggaraan setiap upaya kesehatan.

Memanfaatan sekalipun jumlah dan penyebaran dana baik, tetapi jika pemanfaatann
ya tidak mendapat pengaturan yang optimal, niscaya akan banyak menimbulkan masalah, y

6
ang jika berkelanjutan akan menyulitkan masyarakat yang membutuhkan pelayanan keseha
tan. Untuk dapat melaksanakan syarat-syarat pokok tersebut maka perlu dilakukan beberap
ahal, yakni memafaatan sekalipun jumlah dan penyebaran dana baik, tetapi jika pemanfaata
nnya tidak mendapat pengaturan yang optimal, niscaya akan banyak menimbulkan masalah,
yang jika berkelanjutan akan menyulitkan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kese
hatan. Untuk dapat melaksanakan syarat-syarat pokok tersebut maka perlu dilakukan beber
apa hal, yakni :

1. Peningkatan efektifitas dilakukan dengan mengubah penyebaran atau alokasi penggunaa


n sumber dana. Berdasarkan pengalaman yang dimiliki, maka alokasi tersebut lebih diuta
makan pada upaya kesehatan yang menghasilkan dampak yang lebih besar, misalnya me
ngutamakan upaya pencegahan, bukan pengobatan penyakit.

2. Peningkatan efisiensi dilakukan dengan memperkenalkan berbagai mekanisme pengawas


an dan pengendalian. Mekanisme yang dimaksud untuk peningkatan efisiensi antara lain:

a) Standar minimal pelayanan. Tujuannya adalah menghindari pemborosan. Pada


dasarnya ada dua macam standar minimal yang sering dipergunakan yakni:

• Standar minimal sarana, misalnya standar minimal rumah sakit dan standar minimal
laboratorium.

• Standar minimal tindakan, misalnya tatacara pengobatan dan perawatan penderita,


dan daftar obat-obat esensial.

Dengan adanya standar minimal pelayanan ini, bukan saja pemborosan dapat
dihindari dan dengan demikian akan ditingkatkan efisiensinya, tetapi juga sekaligus
dapat pula dipakai sebagai pedoman dalam menilai mutu pelayanan.

b) Kerjasama. Bentuk lain yang diperkenalkan untuk meningkatkan efisiensi ialah


memperkenalkan konsep kerjasama antar berbagai sarana pelayanan kesehatan.
Terdapat dua bentuk kerjasama yang dapat dilakukan yakn:

• Kerjasama institusi, misalnya sepakat secara bersama-sama membeli peralatan


kedokteran yang mahal dan jarang dipergunakan. Dengan pembelian dan pemakaian
bersama ini dapat dihematkan dana yang tersedia serta dapat pula dihindari
penggunaan peralatan yang rendah. Dengan demikian efisiensi juga akan meningkat.

7
• Kerjasama sistem, misalnya sistem rujukan, yakni adanya hubungan kerjasama
timbal balik antara satu sarana kesehatan dengan sarana kesehatan lainnya.

Jika diperhatikan syarat pokok pembiayaan kesehatan sebagaimana dikemukakan di


atas, segera terlihat bahwa untuk memenuhinya tidaklah semudah yang diperkirakan. Seba
gai akibat makin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan juga karena t
elah dipergunakarmya berbagai peralatan canggih, menyebabkan pelayanan kesehatan sem
akin bertambah komplek.

Kesemuanya ini disatu pihak memang mendatangkan banyak keuntungan yakni ma


kin meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, namun di pihak lain ternyata juga mendat
angkan banyak masalah. Adapun berbagai masalah tersebut jika ditinjau dari sudut pembia
yaan kesehatan secara sederhana dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kurangnya dana yang tersedia di banyak negara terutama di negara yang sedang berkem
bang, dana yang disediakan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan tidaklah mem
adai. Rendahnya alokasi anggaran ini kait berkait dengan masih kurangnya kesadaran pe
ngambil keputusan akan pentingnya arti kesehatan. Kebanyakan dari pengambilan keput
usan menganggap pelayanan kesehatan tidak  bersifat produktif melainkan bersifat konsu
mtf dan karena itu kurang diprioritaskan. Kita dapat mengambil contoh di Indonesia mis
alnya, jumlah dana yang disediakan hanya berkisar antara 2-3% dari total anggaran bela
nja dalam setahun.

2. Masalah lain yang dihadapi ialah penyebaran dana yang tidak sesuai, karena kebanyaka
n justru beredar di daerah perkotaan. Padahal jika ditinjau dari penyebaran penduduk, ter
utama di negara yang sedang berkembang, kebanyakan penduduk bertempat tinggal di da
erah pedesaan.

3. Pemanfaatan dana yang tidak tepat juga merupakan salah satu masalah yang dihadapi dal
am pembiayaan kesehatan ini adalah mengejutkan bahwa di banyak negara tenyata biay
a pelayanan kedokterannya jauh lebih tinggi dari pada pelayanan kesehatan masyarakat.
Padahal semua pihak telah mengetahui bahwa pelayanan kedokteran dipandang kurangef
ektf dari pada pelayanan kesehatan masyarakat.

4. Pengelolaan dana yang belum sempurna seandainya dana yang tersedia amat terbatas, pe
nyebaran dan pemanfaatannya belum begitu sempurna, namun jika apa yang dimiliki ters

8
ebut dapat dikelola dengan baik, dalam batas - batas tertentu tujuan dari pelayanan keseh
atan masih dapat dicapai.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

10
DAFTAR PUSTAKA

11

Anda mungkin juga menyukai