Tentang
DosenPembimbing :
TA 2021/2022
KATA PENGANTAR
Keberhasilan penulisan makalah ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang ti
dak dapat dituliskan satu persatu. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan tenaga untuk membantu
penulis menyelesaikan makalah ini.
Dengan keterbatasan yang dimiliki penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. baik dari segi materi yang disampaikan ataupun dalam penulisan makala
h. Oleh karena itu penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang membangun pengemba
ngan makalah ini kedepannya. Akhir kata penulis berharap penulisan makalah ini dapat menj
adi berkat dan memberikan manfaat tertentu bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta me
miliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan ha
rus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu kom
ponen utama selain pendidikan dan pendapatan Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun
1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,
Jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekono
mi. Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan elemen konstitutif dalam proses kehidupa
n seseorang. Tanpa adanya kesehatan yang baik maka tidak akan ada masyarakat yang prod
uktif. Dalam kehidupan berbangsa, pembangunan kesehatan merupakan suatu hal yang ber
nilai sangat insentf. Nilai investasinya terletak pada tersedianya sumber daya yang senantia
sa “siap pakai” dan terhindar dari ancaman penyakit. Di Indonesia sendiri tak bisa dipungki
ri bahwa trend pembangunan kesehatan bergulir mengikuti pola rezim penguasa. Ketika pe
merintah negeri inihanya memandang sebelah mata pada pembangunan kesehatan, maka ku
alitas hidup dan dera&atkesehatan masyarakat akan men&adi sangat memprihatinkan.
Salah satu sub sistem kesehatan nasional adalah subsistem pembiayaan kesehatan. J
ika ditinjaudari dari defenisi sehat, sebagaimana yang dimaksud oleh WHO, maka pembiay
aan pembangunan perumahan dan atau pembiayaan pengadaan pangan, yang karena juga m
emiliki dampak terhadap derajat kesehatan, seharusnya turut pula diperhitungkan. Pada akh
ir akhir ini ,dengan makin kompleksnya pelayanan kesehatan serta makin langkanya sumbe
r dana yang tersedia, maka perhatian terhadap sub sistem pembiayaan kesehatan makin me
ningkat. Pembahasan tentang subsistem pembiayaan kesehatan ini tercangkup dalam suatu
cabang ilmu khusus yang dikenal dengan nama ekonomi kesehatan.
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Penyedia pelayanan kesehatan yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut
penyedia pelayanan (health provider) adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk
dapat menyelenggarakan upaya kesehatan. Dengan pengertian yang seperti ini tampak
bahwa kesehatan dari sudut penyedia pelayanan adalah persoalan utama pemerintah dan
atau pun pihak swasta, yakni pihak-pihak yang akan menyelenggarakan upaya
kesehatan.
2. Pemakai jasa pelayanan yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut pemakai jasa
pelayanan (healthconsumer) adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat
memanfaatkan jasa pelayanan. berbeda dengan pengertian pertama, maka biaya
kesehatan di sini menjadi persoalan utama para pemakai jasa pelayanan. Dalam batas-
batas tertentu, pemerintah juga turut mempersoalkannya, yakni dalam rangka terjaminny
a pemenuhan kebutuhan pelayanankesehatan bagi masyarakat yang membutuhkannya.
Dari batasan biaya kesehatan yang seperti ini segera dipahami bahwa pengertian
biayakesehatan tidaklah sama antara penyedia pelayanan kesehatan (health provider)
dengan pemakai &asa pelayanan kesehatan (health consumer). Bagi penyedia pelayanan
kesehatan, pengertian biaya kesehatan lebih menunjuk pada dana yang harus disediakan
untuk dapat menyelenggarakan upaya kesehatan. Sedangkan bagi pemakai jasa pelayanan
kesehatan, pengertian biaya kesehatan lebih menun&uk pada dana yang harus disediakan
untuk dapat memanfaatkan upaya kesehatan. Sesuai dengan terdapatnya perbedaan
pengertian yang seperti ini, tentu mudah diperkirakan bahwa besarnya dana yang dihitung
sebagai biaya kesehatan tidaklah sama antara pemakai jasa pelayanan dengan penyedia
pelayanan kesehatan. Besarnya dana bagi penyedia pelayanan lebih menunjuk pada seluruh
3
biaya investasi (investment cost) serta seluruh biaya operasional (operational cost) yang
harus disediakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Sedangkan besarnnya dana
bagi pemakai jasa pelayanan lebih menunjuk pada jumlah uang yang harus dikeluarkan
(out of pocket) untuk dapat meman'aatka suatu upaya kesehatan.
Fungsi pembiayaan kesehatan merupakan sebuah fungsi penting dalam sebuah siste
m kesehatan
1. Penggalian dana
a) Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). Sumber dana untuk UK
M terutama berasal dari pemerintah baik pusat maupun daerah, melalui pajak umum, p
ajak khusus, bantuan dan pinjaman serta berbagai sumber lainnya. Sumber dana lain u
ntuk upaya kesehatan masyarakat adalah swasta serta masyarakat. Sumber dari swasta
di himpun dengan menerapkan prinsip publik-private patnership yang didukung denga
n pemberian insentf', misalnya keringanan pajak untuk setiap dana yang disumbangkan.
Sumber dana dari masyarakat dihimpun secara aktif oleh masyarakat sendiri guna me
mbiayai upaya kesehatan masyarakat, misalnya dalam bentuk dana sehat atau dilakuka
n secara pasf' yakni menambahkan aspek kesehatan dalam rencana pengeluaran dari da
na yang sudah terkumpul di masyarakat, contohnya dana sosial keagamaan.
b) Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) berasal dari masing-masi
ng individu dalam satu kesatuan keluarga. Bagi masyarakat rentan dan keluarga miski
n, sumber dananya berasal dari pemerintah melalui mekanisme jaminan pemeliharaan
kesehatan wajib.
2. Pengalokasian dana
a) Alokasi dana dari pemerintah yakni alokasi dana yang berasal dari pemerintah untuk
UKM dan UKP dilakukan melalui penyusunan anggaran pendapatan dan belanja baik
pusat maupun daerah sekurang-kurangnya 5% dari PD6 atau 15% dari total anggaran p
endapatan dan belanja setiap tahunnya.
b) Alokasi dana dari masyarakat yakni alokasi dana dari masyarakat untuk UKM dilaksa
nakan berdasarkan asas gotong royong sesuai dengan kemampuan. Sedangkan untuk U
4
KP dilakukan melalui kepesertaan dalam program jaminan pemeliharaan kesehatan w
ajib dan sukarela.
3. Pembelanjaan
b) Pembiayaan kesehatan yang terkumpul dari dana sehat dan dana sosial keagamaan dig
unakan untuk membiayai UKM dan UKP.
Adapun 3 fungsi utama pembiayaan kesehatan dalam jaminan kesehatan nasional yaitu:
1. Revenue Collection
a. Level dan Jenis Pendanaan : harus menghasilkan sumber dana yang memadai dan berk
elanjutan, sehingga sistem pembiayaan dapat beroperasi dengan efektif.
b. Progresivitas dan solidaritas : penting dari sistem pembiayaan kesehatan terutama bagi
skema social health insurance yaitu pada aspek progresivitas dan solidaritas, aspek ini
berkaitan dengan kontribusi berdasarkan kemampuan membayar (Ability to pay) masy
arakat/peserta, dan hal ini dapat dicapai dengan sistem pembayaran berdasarkan incom
e/pendapatan, bukan berdasarkan premi flat yang regresif.
5
d. Cakupan Populasi : jika suatu negara telah memilih sistem Social Health Insurance dal
am mencapai universal health coverage. Isu permasalahannya terletak pada bagaimana
cakupan populasi pada asuransi kesehatan sosial tersebut. Kenaikan persentase cakupa
n yang lebih besar akan terjadi seiring dengan berjalannya waktu dengan semakin baik
kinerja pelayanan dan terciptanya kesetaraan (equity) dalam pelayanan kesehatan.
3. Purchasing
Suatu biaya kesehatan yang baik haruslah memenuhi beberapa syarat pokok yakni :
1. Jumlah : Syarat utama dari biaya kesehatan haruslah tersedia dalam jumlah yang cukup.
Yang dimaksud cukup adalah dapat membiayai penyelenggaraan semua upaya kesehatan
yang dibutuhkan serta tidak menyulitkan masyarakat yang ingin memanfaatkannya.
2. Penyebaran : Berupa penyebaran dana yang harus sesuai dengan kebutuhan. Jika dana
yang tersedia tidak dapat dialokasikan dengan baik, niscaya akan menyulitkan
penyelenggaraan setiap upaya kesehatan.
Memanfaatan sekalipun jumlah dan penyebaran dana baik, tetapi jika pemanfaatann
ya tidak mendapat pengaturan yang optimal, niscaya akan banyak menimbulkan masalah, y
6
ang jika berkelanjutan akan menyulitkan masyarakat yang membutuhkan pelayanan keseha
tan. Untuk dapat melaksanakan syarat-syarat pokok tersebut maka perlu dilakukan beberap
ahal, yakni memafaatan sekalipun jumlah dan penyebaran dana baik, tetapi jika pemanfaata
nnya tidak mendapat pengaturan yang optimal, niscaya akan banyak menimbulkan masalah,
yang jika berkelanjutan akan menyulitkan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kese
hatan. Untuk dapat melaksanakan syarat-syarat pokok tersebut maka perlu dilakukan beber
apa hal, yakni :
• Standar minimal sarana, misalnya standar minimal rumah sakit dan standar minimal
laboratorium.
Dengan adanya standar minimal pelayanan ini, bukan saja pemborosan dapat
dihindari dan dengan demikian akan ditingkatkan efisiensinya, tetapi juga sekaligus
dapat pula dipakai sebagai pedoman dalam menilai mutu pelayanan.
7
• Kerjasama sistem, misalnya sistem rujukan, yakni adanya hubungan kerjasama
timbal balik antara satu sarana kesehatan dengan sarana kesehatan lainnya.
1. Kurangnya dana yang tersedia di banyak negara terutama di negara yang sedang berkem
bang, dana yang disediakan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan tidaklah mem
adai. Rendahnya alokasi anggaran ini kait berkait dengan masih kurangnya kesadaran pe
ngambil keputusan akan pentingnya arti kesehatan. Kebanyakan dari pengambilan keput
usan menganggap pelayanan kesehatan tidak bersifat produktif melainkan bersifat konsu
mtf dan karena itu kurang diprioritaskan. Kita dapat mengambil contoh di Indonesia mis
alnya, jumlah dana yang disediakan hanya berkisar antara 2-3% dari total anggaran bela
nja dalam setahun.
2. Masalah lain yang dihadapi ialah penyebaran dana yang tidak sesuai, karena kebanyaka
n justru beredar di daerah perkotaan. Padahal jika ditinjau dari penyebaran penduduk, ter
utama di negara yang sedang berkembang, kebanyakan penduduk bertempat tinggal di da
erah pedesaan.
3. Pemanfaatan dana yang tidak tepat juga merupakan salah satu masalah yang dihadapi dal
am pembiayaan kesehatan ini adalah mengejutkan bahwa di banyak negara tenyata biay
a pelayanan kedokterannya jauh lebih tinggi dari pada pelayanan kesehatan masyarakat.
Padahal semua pihak telah mengetahui bahwa pelayanan kedokteran dipandang kurangef
ektf dari pada pelayanan kesehatan masyarakat.
4. Pengelolaan dana yang belum sempurna seandainya dana yang tersedia amat terbatas, pe
nyebaran dan pemanfaatannya belum begitu sempurna, namun jika apa yang dimiliki ters
8
ebut dapat dikelola dengan baik, dalam batas - batas tertentu tujuan dari pelayanan keseh
atan masih dapat dicapai.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
11