SUMBER PEMBIAYAAN
Oleh :
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan
hidayahnya, sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dalam waktu
yang telah ditentukan. Tanpa pertolongan-Nya tentu penulis tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penyusunan makalah ini
merupakan salah satu bentuk syarat penuntasan tugas Mata Kuliah Pembiayaan
dan Penganggaran Kesehatan dengan judul “Sumber Pembiayaan”.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak, utamanya dari Dosen Pengampu Mata Kuliah
Pembiayaan dan Penganggaran Kesehatan untuk perbaikan dan kelengkapan
penyusunan makalah ini, serta semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi Pembiayaan
2.2. Definisi Pembiayaan Kesehatan
2.3. Sumber Pembiayaan
2.4. Sumber Pembiayaan Kesehatan di Indonesia
2.5. Alokasi Sumber Pembiayaan Kesehatan di Indonesia
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi pembiayaan.
2. Untuk mengetahui definisi pembiayaan kesehatan.
3. Untuk mengetahui sumber pembiayaan.
4. Untuk mengetahui pembiayaan kesehatan di Indonesia.
5. Untuk ,mengetahui pengalokasian pembiayaan kesehatan di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.5. Alokasi
1. Pengalokasian dana yang dihimpun dan dilakukan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan
memperhatikan pengutamaan upaya pembangunan kesehatan dengan
prinsip yang berkelanjutan, efektif dan efisien.
2. Alokasi dana yang berasal dari pemerintah dilakukan melalui
penyusunan APBD, serta Pemerintah Daerah dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota berkewajiban mengalokasikan anggaran untuk
kesehatan minimal 10% dari total APBD di luar gaji dengan pembagian
yang proporsional untuk upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
3. Anggaran kesehatan diprioritaskan untuk kepentingan pelayanan publik
yang besarannya paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari anggaran kesehatan
dalam APBD.
4. Alokasi anggaran kesehatan untuk pelayanan publik terutama guna:
a. Pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama dan pelayanan
kesehatan masyarakat tingkat kedua;
b. Pelayanan kesehatan perorangan bagi penduduk miskin,
kelompok lanjut usia, dan anak terlantar yang tidak terdaftar
sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dipaparkan pada BAB II di atas, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembiayaan adalah kegiatan menyediakan sejumlah uang yang
dibutuhkan, dengan persetujuan atau kesepakatan antara suatu pihak
dengan pihak lainnya.
2. Pembiayaan kesehatan ialah besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan/atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan
yang diperlukan oleh keluarga, perorangan, kelompok, dan masyarakat.
3. Berdasarkan sumbernya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu
sumber pembiayaan konvensional dan sumber pembiayaan non-
konvensional. Sumber pembiayaan konvensional merupakan
pembiayaan yang didapat dari pendapatan negara atau daerah,
sedangkan sumber pembiayaan non-konvensional adalah pembiayaan
yang sumbernya berasal dari kolaborasi antara pihak pemerintah dan
pihak swasta maupun masyarakat.
4. Sumber pembiayaan kesehatan di Indonesia diatur dalam Peraturan
Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional.
5. Pengalokasian dana yang dihimpun dan dilakukan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan
memperhatikan pengutamaan upaya pembangunan kesehatan dengan
prinsip yang berkelanjutan, efektif dan efisien.
3.2. Saran
Ada baiknya pembaca mencari sumber referensi lain untuk menambah
wawasan tentang sumber pembiayaan utamanya di bidang kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA