Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PEMBIAYAAN DAN PENGANGGARAN KESEHATAN

SUMBER PEMBIAYAAN

Oleh :

Ardyansyah Saputra Basri


K011191162
Kelas C

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan
hidayahnya, sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dalam waktu
yang telah ditentukan. Tanpa pertolongan-Nya tentu penulis tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penyusunan makalah ini
merupakan salah satu bentuk syarat penuntasan tugas Mata Kuliah Pembiayaan
dan Penganggaran Kesehatan dengan judul “Sumber Pembiayaan”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak, utamanya dari Dosen Pengampu Mata Kuliah
Pembiayaan dan Penganggaran Kesehatan untuk perbaikan dan kelengkapan
penyusunan makalah ini, serta semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Polewali Mandar, 11 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi Pembiayaan
2.2. Definisi Pembiayaan Kesehatan
2.3. Sumber Pembiayaan
2.4. Sumber Pembiayaan Kesehatan di Indonesia
2.5. Alokasi Sumber Pembiayaan Kesehatan di Indonesia
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pelayanan kesehatan masyarakat secara luas pada hakikatnya memuat
pelayanan berbasis promotif dan preventif. Pelayanan kesehatan yang sifatnya
promotif merupakan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
menuju pola hidup sehat, sedangkan Pelayanan kesehatan yang sifatnya
preventif merupakan upaya untuk mencegah kesakitan pada masyarakat
secara luas serta terhindar dari penyakit. Pelayanan kesehatan promotif dan
preventif ini sejalan dalam membangun pelayanan kesehatan masyarakat
secara luas. Oleh karenanya, target pelaksanaan pelayanan kesehatan
masyarakat tidak hanya berfokus kepada pengobatan atau rehabilitasi dari
orang yang sakit, namun lebih kepada upaya pencegahan dan pengingkatan
derajat kesehatan masyarakat secara luas.
Berbicara mengenai pelayanan kesehatan, proses pelaksanaannya
tidak bisa dipisahkan dari pembiayaan kesehatan. Karena biaya kesehatan
merupakan hal yang menopang terlaksana atau tidaknya penyelenggaraan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut, penting bagi mahasiswa ilmu kesehatan
masyarakat untuk mengetahui sumber pembiayaan agar nantinya saat
melakukan pengabdian atau bekerja sebagai ahli kesehatan masyarakat dapat
menjamin tersedianya pembiayaan kesehatan dengan jumlah mencukupi,
teralokasi secara adil dan termanfaatkan secara berhasil guna, berdaya guna
dan berkesinambungan untuk menjamin terselenggaranya upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan sesuai peraturan perundangan
yang berlaku.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pembiayaan?
2. Apa yang dimaksud dengan pembiayaan kesehatan?
3. Apa saja sumber-sumber pembiayaan?
4. Seperti apa pembiayaan kesehatan di Indonesia?
5. Bagaimana pengalokasian pembiayaan kesehatan di Indonesia?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi pembiayaan.
2. Untuk mengetahui definisi pembiayaan kesehatan.
3. Untuk mengetahui sumber pembiayaan.
4. Untuk mengetahui pembiayaan kesehatan di Indonesia.
5. Untuk ,mengetahui pengalokasian pembiayaan kesehatan di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Pembiayaan


Pembiayaan adalah kegiatan menyediakan sejumlah uang yang
dibutuhkan, dengan persetujuan atau kesepakatan antara suatu pihak dengan
pihak lainnya. Terkait dengan hal tersebut, pihak yang dibiayai
berkewajibkan untuk mengembalikan biaya tersebut dalam jangka waktu
tertentu dengan imbalan atau bagi hasil sesuai dengan kesepakatan. Jadi, bisa
dikatakan bahwa pihak tersebut menyediakan dan memberikan anggaran
untuk digunakan oleh pihak lainnya (Callista Angelina, 2019).

2.2. Pembiayaan Kesehatan


Pembiayaan kesehatan ialah besarnya dana yang harus disediakan
untuk menyelenggarakan dan/atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan
yang diperlukan oleh keluarga, perorangan, kelompok, dan masyarakat.
Tujuan pembiayaan kesehatan adalah tersedianya pembiayaan
kesehatan dengan jumlah mencukupi, teralokasi secara adil dan
termanfaatkan secara berhasil guna, berdaya guna dan berkesinambungan
untuk menjamin terselenggaranya Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya
Kesehatan Perorangan.
Berdasarkan pengertian ini, maka biaya kesehatan dapat ditinjau dari
dua sudut yaitu berdasarkan:
1. Penyedia Pelayanan Kesehatan (Health Provider), adalah besarnya dana
yang harus disediakan untuk dapat menyelenggarakan upaya kesehatan,
maka dilihat pengertian ini bahwa biaya kesehatan dari sudut penyedia
pelayanan adalah persoalan utama pemerintah dan ataupun pihak swasta,
yakni pihak-pihak yang akan menyelenggarakan upaya kesehatan.
Besarnya dana bagi penyedia pelayanan kesehatan lebih menunjuk kepada
seluruh biaya investasi (investment cost) serta seluruh biaya operasional
(operational cost).
2. Pemakai Jasa Pelayanan (Health consumer), adalah besarnya dana yang
harus disediakan untuk dapat memanfaatkan jasa pelayanan. Dalam hal ini
biaya kesehatan menjadi persoalan utama para pemakai jasa pelayanan,
namun dalam batas-batas tertentu pemerintah juga turut serta, yakni dalam
rangka terjaminnya pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat yang membutuhkannya. Besarnya dana bagi pemakai jasa
pelayanan lebih menunjuk pada jumlah uang yang harus dikeluarkan (out
of pocket untuk dapat memanfaatkan suatu upaya kesehatan (Azwar A,
1999 dalam Setyawan F.E.B., 2015).
.
2.3. Sumber Pembiayaan
Berdasarkan sumbernya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu
sumber pembiayaan konvensional dan sumber pembiayaan non-konvensional.
Sumber pembiayaan konvensional merupakan pembiayaan yang didapat dari
pendapatan negara atau daerah (Callista Angelina, 2019). Contoh dari sumber
pembiayaan konvensional adalah APBD dan APBN serta pajak.
Sumber pembiayaan non-konvensional adalah pembiayaan yang
sumbernya berasal dari kolaborasi antara pihak pemerintah dan pihak swasta
maupun masyarakat. Sumber pembiayaan non-konvensional dapat dibagi
menjadi tiga yaitu, sumber pembiayaan dari pendapatan, hutang, dan
kekayaan. Contoh dari sumber pembiayaan non-konvensinal adalah seperti
joint venture, Development Impact Fee (DIF), obligasi, dan lain-lainnya.
Contoh lainnya adalah Private Public Partnership (PPP) atau bisa juga disebut
dengan Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS).
Pada sistem KPS, pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta baik
dalam pembiayaannya maupun proses pembangunannya. Karena adanya
keterbatasan biaya yang dimiliki pemerintah, maka pemerintah mengandalkan
investasi dari pihak swasta sehingga sebagian besar biaya pembangunannya
ditanggung oleh pihak swasta. Oleh karena itu, pihak swasta mendapatkan
hak untuk mengelola setelah pembangunan selesai sampai mereka
mendapatkan balik modal atau mendapatkan keuntungan. Setelah balik modal
terjadi, pihak swasta harus mengembalikan kendali kepada pemerintah.
2.4. Sumber Pembiayaan Kesehatan di Indonesia
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang
Sistem Kesehatan Nasional, sumber pembiayaan kesehatan terdiri atas:
1. Sumber pembiayaan kesehatan Daerah:
a. Pemerintah Pusat;
b. Pemerintah Provinsi;
c. Pemerintah Daerah;
d. Bantuan Luar Negeri;
e. Dunia Usaha, Swasta;
f. Masyarakat; dan
g. Sumber lain yang sah.
2. Dinas dapat mengakses, menyelenggarakan pemantauan dan pengawasan
terhadap sumber-sumber pembiayaan kesehatan.
3. Bantuan Keuangan dari Provinsi untuk kabupaten/kota dibagi secara
proporsional sesuai dengan kebutuhan dan kekuatan fiskal masing-
masing daerah.

2.5. Alokasi
1. Pengalokasian dana yang dihimpun dan dilakukan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan
memperhatikan pengutamaan upaya pembangunan kesehatan dengan
prinsip yang berkelanjutan, efektif dan efisien.
2. Alokasi dana yang berasal dari pemerintah dilakukan melalui
penyusunan APBD, serta Pemerintah Daerah dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota berkewajiban mengalokasikan anggaran untuk
kesehatan minimal 10% dari total APBD di luar gaji dengan pembagian
yang proporsional untuk upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
3. Anggaran kesehatan diprioritaskan untuk kepentingan pelayanan publik
yang besarannya paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari anggaran kesehatan
dalam APBD.
4. Alokasi anggaran kesehatan untuk pelayanan publik terutama guna:
a. Pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama dan pelayanan
kesehatan masyarakat tingkat kedua;
b. Pelayanan kesehatan perorangan bagi penduduk miskin,
kelompok lanjut usia, dan anak terlantar yang tidak terdaftar
sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dipaparkan pada BAB II di atas, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembiayaan adalah kegiatan menyediakan sejumlah uang yang
dibutuhkan, dengan persetujuan atau kesepakatan antara suatu pihak
dengan pihak lainnya.
2. Pembiayaan kesehatan ialah besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan/atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan
yang diperlukan oleh keluarga, perorangan, kelompok, dan masyarakat.
3. Berdasarkan sumbernya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu
sumber pembiayaan konvensional dan sumber pembiayaan non-
konvensional. Sumber pembiayaan konvensional merupakan
pembiayaan yang didapat dari pendapatan negara atau daerah,
sedangkan sumber pembiayaan non-konvensional adalah pembiayaan
yang sumbernya berasal dari kolaborasi antara pihak pemerintah dan
pihak swasta maupun masyarakat.
4. Sumber pembiayaan kesehatan di Indonesia diatur dalam Peraturan
Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional.
5. Pengalokasian dana yang dihimpun dan dilakukan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan
memperhatikan pengutamaan upaya pembangunan kesehatan dengan
prinsip yang berkelanjutan, efektif dan efisien.

3.2. Saran
Ada baiknya pembaca mencari sumber referensi lain untuk menambah
wawasan tentang sumber pembiayaan utamanya di bidang kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Angelina, C. (2019). Anggaran dan Sumber Pembiayaan. Kompasiana.com.


Diakses pada tanggal 11 September Tahun 2020, dari
https://www.kompasiana.com/181910501059callistaa/5cf0ad833ba7f775
0805e3b2/anggaran-sumber-pembiayaan

Malik, R. (2002). Pembiayaan Kesehatan di Indonesia Tahun 1990-2000. Buletin


Penelitian Sistem Kesehatan. 5(2), 93-105.

Republik Indonesia. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem


Kesehatan Nasional. Sekretariat Negara. Jakarta. 2012.

Setyawan, F. E. B. (2017). Sistem Pembiayaan Kesehatan. Saintika Medika:


Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga. 11(2), 119-126.

Anda mungkin juga menyukai