Anda di halaman 1dari 17

ANGGARAN KESEHATAN 2023 DALAM PENINGKATAN KUALITAS

LAYANAN KESEHATAN

Anggota Kelompok 1 :
S. Diana Alom (202211005)
Grasella Oktaviani Saputri (202211020)
Elsa Suko Ningrum (202211028)
Paloma Maria A. (202211031)
Kintan Lirmalia (202211035)
Maria Wahyuningtyas D. U. (202211036)
Aloysius Christian H.W. (202211046)
Clarita Hutabarat (202211054)

STIKES ST. ELISABETH SEMARANG


MARET 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Anggaran
kesehatan 2023 dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan” dengan lancar.
Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah dari Ibu
Andri Kenti Gayatina, M.Kep
Dalam proses penyusunan tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan atas
berbagai dari pihak, untuk itu kami ucapkan terima kasih atas segala bantuan yang
kami peroleh.
Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan
kesalahan dalam menuliskan makalah ini, sehingga penulis meminta saran dan
kritik yang membangun dari semua pihak. Akhir kata semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Penyusun

ii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.............................................................................1
B. TUJUAN UMUM....................................................................................2
C. TUJUAN KHUSUS.................................................................................2
D. MANFAAT.............................................................................................2
BAB II ISI...........................................................................................................3
A. ISI TOPIK...............................................................................................3
B. PEMBAHASAN......................................................................................4
BAB III PENUTUP...........................................................................................12
A. KESIMPULAN ...............................................................................12
B. SARAN.............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pelayanan Kesehatan ialah upaya yang di selenggarakan sendiri atau


bersama-sama dalam suatu organisasi guna memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. Pembiayaan
kesehatan, didefinisikan dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan
atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan,
keluarga dan masyarakat.4
Salah satu sub sistem kesehatan nasional adalah subsistem pembiayaan
kesehatan. Jika ditinjau dari dari defenisi sehat, sebagaimana yang dimaksud oleh
WHO, maka pembiayaan pembangunan perumahan dan atau pembiayaan
pengadaan pangan, yang karena juga memiliki dampak terhadap derajat
kesehatan, seharusnya turut pula diperhitungkan. Pada akhir akhir ini, dengan
makin kompleksnya pelayanan kesehatan serta makin langkanya sumber dana
yang tersedia, maka perhatian terhadap sub sistem pembiayaan kesehatan makin
meningkat. Pembahasan tentang subsistem pembiayaan kesehatan ini tercakup
dalam suatu cabang ilmu khusus yang dikenal dengan nama ekonomi kesehatan.5
Salah satu langkah pemerintah untuk menyediakan dana dalam
menanggulangi pandemi ini adalah dengan melakukan penyesuaian atau
penghematan belanja kementerian/lembaga untuk tahun 2020. Kanwil DJKN
Suluttenggomalut melakukan penghematan pada anggaran yang bersumber dari:
(1) belanja modal untuk kegiatan yang tidak prioritas yaitu renovasi rumah dinas
sebesar Rp100.145.000,- (2) belanja barang birokrasi yang terdiri dari perjalanan
dinas, biaya rapat, dan belanja non operasional lainnya yang berjumlah sebesar Rp
461.495.000,- Adanya penghematan tersebut menunjukkan pula bahwa Kanwil
DJKN Suluttenggomalut telah menyesuaikan target output dengan anggaran
setelah penghematan.7
B. Tujuan Umum
1. Mahasiswa mampu menganalisis Anggaran kesehatan 2023 dalam
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
2. Setelah mengikuti pembelajaran komunikasi keperawatan diharapkan
mahasiswa keperawatan mampu meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan.
C. Tujuan Khusus

1. Memahami kebijakan terkait penganggaran kesehatan


2. Mengetahui gambaran skema pembiayaan kesehatan
3. Mengetahui peran penting APBD dalam pembiayaan kesehatan.
4. Percepatan peningkatan kepersertaan
5. Peningkatan akses dan kualitas layanaan program JKN
6. Mendorong suplay side melalui sinkronisasi pemerintahan pusat dan
daerah
7. Mendorong pola hidup sehat melalui Gemas
8. Peningkataan nutrisi ibu hamil, menyusui dan balita, serta imunisasi
9. Percepatan penurunan stunting melalui skema program for result
10. Pemerataan akses layanan kesehatan melalui DAK fisik dan pembanguan
rumah sakit daerah menggunakan skema KPBU
D. Manfaat
1. Bagi pemerintah anggaran sebagai alat pengendalian yang efektif guna
meningkatkan pelayanan kesehatan di Indonesia
2. Bagi masuarakat anggaran sebagai sarana untuk mempermudah pengobatan/
meningkatan kualitas kesehatan diri
3. Bagi institusi pendidikan anggaran berguna sebagau alat pengorganisasian
teratur
4. Bagi mahasiswa keperawatan/tenaga medis, anggaran sebagai alat
perencanaan dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan

BAB
2
II
ISI

A. Isi Topik

Sub system pembiayaan kesehatan merupakan salah satu bidang ilmu dari
ekonomi kesehatan (health economy). Yang dimaksud biaya kesehatan adalah
besarnya dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan atau
memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakat. biaya kesehatan dapat ditinjau dari dua sudut
yakni :
1) Penyedia Pelayanan Kesehatan
Penyedia pelayanan (health provider) adalah besarnya dana yang
harus disediakan untuk dapat menyelenggarakan upaya kesehatan.
pengertian yang seperti ini tampak bahwa kesehatan dari sudut penyedia
pelayanan adalah persoalan utama pemerintah dan atau pun pihak swasta,
yakni pihak-pihak yang akan menyelenggarakan upaya kesehatan

2) Pemakai Jasa Pelayanan


Pemakai jasa pelayanan (health consumer) adalah besarnya dana
yang harus disediakan untuk dapat memanfaatkan jasa pelayanan. Dari
batasan biaya kesehatan yang seperti ini segera dipahami bahwa
pengertian biaya kesehatan tidaklah sama antara penyedia pelayanan
kesehatan (health provider) dengan pemakai jasa pelayanan kesehatan
(health consumer). Bagi penyedia pelayanan kesehatan, pengertian biaya
kesehatan lebih menunjuk pada dana yang harus disediakan untuk dapat
menyelenggarakan upaya kesehatan. Sedangkan bagi pemakai jasa
pelayanan kesehatan, pengertian biaya kesehatan lebih menunjuk pada
dana yang harus disediakan untuk dapat memanfaatkan upaya kesehatan.
besarnnya dana bagi pemakai jasa pelayanan lebih menunjuk pada jumlah
uang yang harus dikeluarkan (out of pocket) untuk dapat memanfaatka
suatu upaya kesehatan. Secara umum disebutkan apabila total dana yang
dikeluarkan oleh seluruh pemakai jasa pelayanan, dan arena itu merupakan
pemasukan bagi penyedia pelayan kesehatan (income) adalah lebih besar
daripada yang dikeluarkan oleh penyedia pelayanan kesehatan (expenses),
maka berarti penyelenggaraan upaya kesehatan tersebut mengalami
keuntungan (profit).6

3) Anggaran Kesehatan
Pemerintah berkomitmen untuk memenuhi alokasi anggaran
kesehatan sebeser 5% dari belanja negara, sebagaimana diamanatkan
dalam Undang-Undang Nomor 9  Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Anggaran kesehatan tahun 2019 diarahkan untuk :
1. Percepatan peningkatan kepesertaan;
2. Peningkatan akses dan kualitas layanan program JKN;
3. Mendorong supply side melalui sinkronisasi pemerintah pusat dan
daerah;
4. Mendorong pola hidup sehat melalui Germas;
5. Peningkatan nutrisi ibu hamil, menyusui dan balita, serta
imunisasi;
6. Percepatan penurunan stunting melalui skema Program for Result
(PforR);
7. Pemerataan akses layanan kesehatan melalui DAK Fisik dan
pembangunan rumah sakit di daerah menggunakan skema KPBU.1

B. Pembahasan
1. Komponen Anggaran Kesehatan

Telah kita ketahui bersama bahwa sumber pembiayaan untuk penyediaan


fasilitas-fasilitas kesehatan melibatkan dua pihak utama yaitu pemerintah (public)
dan swasta (private). Hal ini tentunya akan menjadi kendala terutama bagi
masyarakat golongan menengah ke bawah. Di sebagian besar wilayah Indonesia,
sektor swasta merupakan rumah sakit swasta, dan sekitar 30-50 persen segala

4
bentuk pelayanan diberikan oleh pihak swasta (satu dekade yang lalu hanya
sekitar 10 persen). Tidak sebanding dengan kemampuan ekonomi yang tergolong.
Sumber biaya kesehatan tidaklah sama antara satu negara dengan negara lain.
Secara umum sumber biaya kesehatan dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Bersumber dari anggaran pemerintah
Dalam sistem ini, biaya dan pelayanan kesehatan ditanggung sepenuhnya
oleh negara. Layanan disediakan secara gratis oleh pemerintah, sehingga
pemberian layanan kesehatan jarang dilakukan oleh sektor swasta. Bagi
negara yang kondisi keuangannya masih kurang baik, sulit menerapkan
sistem ini karena membutuhkan sumber daya yang sangat besar. Misalnya,
keuangan pemerintah pusat dan provinsi.
2. Bersumber dari anggaran masyarakat
Bisa dari perorangan atau perusahaan. Sistem ini mengharapkan
masyarakat (swasta) berperan aktif secara mandiri dalam implementasi
dan penggunaannya. Hal ini mempengaruhi ketersediaan pelayanan
kesehatan yang disediakan oleh pihak swasta dengan fasilitas dan
penggunaan peralatan berteknologi tinggi, yang disertai dengan
peningkatan biaya akses atau penggunaan pelayanan kesehatan tersebut
oleh pengguna. Misalnya, CSR (Corporate Social Responsibility) dan
pengeluaran rumah tangga dibayar baik secara tunai maupun melalui
sistem asuransi.
3. Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri
Sumber pembiayaan kesehatan untuk penatalaksanaan penyakit-penyakit
tertentu cukup sering diperoleh dari bantuan biaya pihak lain, misalnya
oleh organisasi sosial ataupun pemerintah negara lain. Misalnya bantuan
dana dari luar negeri untuk penanganan HIV dan virus H5N1.
4. Gabungan anggaran pemerintah dan masyarakat
Sistem ini banyak diadopsi oleh negara-negara di dunia karena dapat
mengakomodasi kelemahan-kelemahan yang timbul pada sumber pembiayaan
kesehatan sebelumnya. Dengan ikut sertanya masyarakat menyelenggarakan
dengan mengeluarkan biaya tambahan, maka ditemukan pelayanan kesehatan

5
swasta. Pada negara yang peranan swastanya sangat dominan pun peranan
pemerintah tetap ditemukan.

2. Macam Biaya Kesehatan

Biaya kesehatan secara umum dapat dibedakan atas dua macam yaitu :
1. Biaya pelayanan kedokteran
Biaya yang dimaksudkan di sini adalah biaya yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kedokteran, yakni
yang tujuan utamanya untuk mengobati penyakit serta memulihkan
kesehatan penderita.
2. Biaya pelayanan kesehatan masyarakat
Biaya yang dimaksudkan di sini adalah biaya yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat
yakni yang tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta untuk mencegah penyakit.

3. Skema Pembiayaan Kesehatan

Syarat pokok skema pembiayaan kesehatan:


1. Jumlah
Biaya kesehatan haruslah tersedia dalam jumlah yang cukup. Yang
dimaksud cukup adalah dapat membiayai penyelenggaraan semua upaya
kesehatan yang dibutuhkan serta tidak menyulitkan masyarakat yang ingin
memanfaatkannya.
2. Penyebaran
Penyebaran dana harus sesuai dengan kebutuhan. Jika dana yang tersedia
tidak dapat dialokasikan dengan baik, maka akan menyulitkan
penyelenggaraan setiap upaya kesehatan.
3. Pemanfaatan
Penyebaran jumlah dana yang baik, tetapi jika pemanfaatannya tidak
mendapat pengaturan yang optimal, maka akan banyak menimbulkan
6
masalah,jika berkelanjutan akan menyulitkan masyarakat yang
membutuhkan pelayanan kesehatan.
Untuk dapat melaksanakan syarat-syarat pokok tersebut maka perlu dilakukan
beberapa hal, yakni :
a) Peningkatan Efektifitas
Peningkatan efektifitas dilakukan dengan mengubah penyebaran atau
alokasi penggunaan sumber dana. Misalnya lebih mengutamakan upaya
pencegahan, bukan pengobatan penyakit.
b) Peningkatan Efisiensi
Peningkatan efisiensi dilakukan dengan memperkenalkan berbagai
mekanisme pengawasan dan pengendalian. Mekanisme yang dimaksud
untuk peningkatan efisiensi antara lain:
a. Standar minimal pelayanan
Tujuannya adalah menghindari pemborosan. Ada dua macam
standar minimal yang sering dipergunakan yakni:
1) Standar minimal sarana, misalnya standar minimal rumah sakit
dan standar minimal laboratorium.
2) Standar minimal tindakan, misalnya tata cara pengobatan dan
perawatan penderita, dan daftar obat-obat esensial.
Dengan adanya standard minimal pelayanan ini, bukan
saja pemborosan dapat dihindari dan dengan demikian akan
ditingkatkan efisiensinya, tetapi juga sekaligus dapat pula
dipakai sebagai pedoman dalam menilai mutu pelayanan.
b. Kerjasama
Untuk meningkatkan efisiensi diperlukan memperkenalkan konsep
kerjasama antar berbagai sarana pelayanan kesehatan. Terdapat dua
bentuk kerjasama yang dapat dilakukan yakni:
1) Kerjasama institusi, misalnya sepakat secara bersama-sama
membeli peralatan kedokteran yang mahal dan jarang
dipergunakan. Dengan pembelian dan pemakaian bersama
ini dapat dihematkan dana yang tersedia serta dapat pula
7
dihindari penggunaan peralatan yang rendah. Dengan
demikian efisiensi juga akan meningkat.
2) Kerjasama sistem, misalnya sistem rujukan, yakni adanya
hubungan kerjasama timbal balik antara satu sarana
kesehatan dengan sarana kesehatan lainnya.

4. Skema pembiayaan kesehatan antara lain :


a. Penggalian Dana
1) Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Sumber
dana untuk UKM terutama berasal dari pemerintah baik pusat maupun
daerah, melalui pajak umum, pajak khusus, bantuan dan pinjaman
serta berbagai sumber lainnya. Sumber dana lain untuk upaya
kesehatan masyarakat adalah swasta serta masyarakat. Sumber dari
swasta dihimpun dengan menerapkan prinsip public-private
patnership yang didukung dengan pemberian insentif. Sumber dana
dari masyarakat dihimpun secara aktif oleh masyarakat sendiri guna
membiayai upaya kesehatan masyarakat.
2) Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) berasal
dari masing-masing individu dalam satu kesatuan keluarga. Bagi
masyarakat rentan dan keluarga miskin, sumber dananya berasal dari
pemerintah melalui mekanisme jaminan pemeliharaan kesehatan wajib
b. Pengalokasian dana
1) Alokasi dana dari pemerintah yakni alokasi dana yang berasal dari
pemerintah untuk UKM dan UKP dilakukan melalui penyusunan
anggaran pendapatan dan belanja baik pusat maupun daerah
sekurang-kurangnya 5% dari PDB atau 15% dari total anggaran
pendapatan dan belanja setiap8 tahunnya.
2) Alokasi dana dari masyarakat yakni alokasi dana dari masyarakat
untuk UKM dilaksanakan berdasarkan asas gotong royong sesuai
dengan kemampuan.

8
c. Pembelanjaan
1) Pembiayaan kesehatan dari pemerintah dan public-private patnership
digunakan untuk membiayai UKM.
2) Pembiayaan kesehatan yang terkumpul dari Dana Sehat dan Dana
Sosial Keagamaan digunakan untuk membiayai UKM dan UKP.
3) Pembelajaan untuk pemeliharaan kesehatan masyarakat rentan dan
kesehatan keluarga miskin dilaksanakan melalui Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan wajib.

Jika diperhatikan syarat pokok pembiayaan kesehatan terlihat bahwa untuk


memenuhinya tidaklah semudah yang diperkirakan. Akibat meningkatnya
kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan juga karena telah dipergunakarmya
berbagai peralatan canggih, menyebabkan pelayanan kesehatan semakin
bertambah komplek. Kesemuanya ini disatu pihak memang mendatangkan banyak
keuntungan yakni makin meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, namun di
pihak lain tenyata juga mendatangkan banyak masalah. Adapun berbagai masalah
dari sudut pembiayaan kesehatan secara sederhana dapat disimpulkan sebagai
berikut:
a. Kurangnya dana yang tersedia
Di banyak negara terutama di negara yang sedang berkembang, dana yang
disediakan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan tidaklah
memadai. Rendahnya alokasi anggaran ini berkaitan dengan masih
kurangnya kesadaran pengambil keputusan akan pentingnya arti
kesehatan. Kebanyakan dari pengambilan keputusan menganggap
pelayanan kesehatan tidak bersifat produktif melainkan bersifat
konsumtif dan karena itu kurang diprioritaskan. Contohnya di Indonesia
jumlah dana yang disediakan hanya berkisar antara 2 – 3% dari total
anggaran belanja dalam setahun.
b. Penyebaran dana yang tidak sesuai
Masalah lain yang dihadapi ialah penyebaran dana yang tidak sesuai,
karena kebanyakan justru beredar di daerah perkotaan.

9
c. Pemanfaatan dana yang tidak tepat
Pemanfaatan dana yang tidak tepat juga merupakan salah satu masalah
yang dihadapi dalam pembiayaan kesehatan ini. Di banyak negara tenyata
biaya pelayanan kedokterannya jauh lebih tinggi dari pada pelayanan
kesehatan masyarakat. Padahal semua pihak telah mengetahui bahwa
pelayanan kedokteran dipandang kurang efektif dari pada pelayanan
kesehatan masyarakat.
d. Pengelolaan dana yang belum sempurna
Seandainya dana yang tersedia amat terbatas, penyebaran dan
pemanfaatannya belum begitu sempuma, namun jika apa yang dimiliki
tersebut dapat dikelola dengan baik, dalam batas- batas tertentu tujuan dari
pelayanan kesehatan masih dapat dicapai.
e. Biaya kesehatan yang makin meningkat
Masalah lain yang dihadapi oleh pembiayaan kesehatan ialah makin
meningkatnya biaya pelayanan kesehatan itu sendiri.6

5. Peran Penting APBD dalam Pembiayaan Kesehatan


Tujuan pembiayaan kesehatan adalah untuk membuat dana yang
tersedia, serta untuk mengaturinsentif keuangan yang tepat untuk provider
kesehatan, hal ini berfungsi untuk memastikan bahwa semua individu
memiliki akses kesehatan masyarakat yang efektif, pelayanan kesehatan
individu (WHO 2000). Sistem pembiayaan kesehatan yang baik misalnya
mengumpulkan dana yang memadai untuk kesehatan, mencari cara yang
memastikan orang dapat menggunakan layanan yang dibutuhkan, dan
dilindungi dari bencana keuangan atau pemiskinan akibat pembayaran
layanan kesehatan. Hal tersebut juga memberikan insentif bagi penyedia
dan pengguna untuk efisien (WHO, 2007). Tujuan pembiayaan kesehatan
adalah tersedianya pembiayaan kesehatan dengan jumlah mencukupi,
teralokasi secara adil dan termanfaatkan secara berhasil guna, berdaya

10
guna dan berkesinambungan dengan menjamin terselenggaranya Upaya
Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan.3

6. Keselarasan Pemerintah Pusat dan Prioritas Bangunan


Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dengan memberdayakan,
mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan
Kebijakan pembangunan kesehatan difokuskan pada upaya kesehatan
dasar yang berkualitas terutama melalui peningkatan jaminan kesehatan,
peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang
didukung dengan penguatan sistem kesehatan dan peningkatan pembiayaan
kesehatan.2

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembiayaan kesehatan merupakan salah satu bidang ilmu dari ekonomi


kesehatan (health economy). Yang dimaksud dengan biaya kesehatan adalah
besarnya dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau
memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Sumber biaya kesehatan dapat berasal dari anggaran pemerintah, anggaran
masyarakat, bantuan dari dalam dan luar negeri, serta gabungan dari anggaran
pemerintah dan masyarakat. Secara umum biaya kesehatan dapat dibedakan
menjadi dua, yakni biaya pelayanan kedokteran dan biaya pelayanan kesehatan
masyarakat. Syarat pokok pembiayaan kesehatan adalah jumlah, penyebaran dan
pemanfaatan. Sedangkan fungsi pembiayaan kesehatan adalah penggalian dana,
pengalokasian dana dan pembelanjaan.
Masalah pokok pembiayaan kesehatan antara lain seperti kurangnya dana
yang tersedia, penyebaran dana yang tidak sesuai, pemanfaatan dana yang tidak
tepat, pengelolaan dana yang belum sempurna serta biaya kesehatan yang makin
meningkat. Sedangkan upaya penyelesaian yang dapat ditempuh seperti
meningkatkan jumlah dana, memperbaiki penyebaran, pemanfaatan dan
pengelolaan dana, serta mengendalikan biaya kesehatan.

B. Saran

1. Saran untuk pemerintah agar tetap memantau perkembangan anggaran yang


turun ke masyarakat agar masyarakat dapat menggunakan anggaran
sepenuhnya.
2. Saran untuk masyarakat supaya memanfaatkan anggaran sebaik mungkin
untuk kepentingan bersama dan untuk kesejahteraan bersama.
3. Saran untuk mahasiswa agar mempelajari dan mengetahui guna anggaran dari
pemerintah serta fungsinya

13
DAFTAR PUSTAKA
https://data-apbn.kemenkeu.go.id/lang/id/post/11/anggaran-kesehatan
https://e-renggar.kemkes.go.id/file2018/e-performance/1-621928-4tahunan-
509.pdf
https://manajemen-pembiayaankesehatan.net/index.php/using
joomla/extensions/components/content-component/article-categories/101-
proposal-bpjs-2015/1475-ii-a-monev-kebijakan-
2#:~:text=Tujuan%20pembiayaan%20kesehatan%20adalah%20untuk,kese
hatan%20individu%20(WHO%202000).
https://repository.uin-suska.ac.id/14083/8/8.%20BAB%20III_201825IH.pdf
https://www.scilit.net/article/2e10fce05d9d01daed3dce0caf55e000
Siti Solihat https://www.academia.edu/9819007/PEMBIAYAAN_KESEHATAN
www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-suluttenggomalut/baca-
artikel/13163/Pelaksanaan-Anggaran-Pada-Masa-Pandemi-Covid-19.html

Anda mungkin juga menyukai