PEMBIAYAAN DAN
PENGANGGARAN KESEHATAN
Oleh Nisrina Luthfi Rhosidah
Penulis
ii | P a g e
DAFTAR ISI
KESEHATAN ........................................................................................... 20
iii | P a g e
B. Strategi Pembiayaan Kesehatan ..................................................... 21
B. APBD ........................................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA
iv | P a g e
BAGIAN PERTAMA
PENDAHULUAN
2|Page
Secara umum disebutkan apabila total dana
yang dikeluarkan oleh seluruh pemakai jasa
pelayanan, dan arena itu merupakan pemasukan
bagi penyedia pelayan kesehatan (income) adalah
lebih besar daripada yang dikeluarkan oleh penyedia
pelayanan kesehatan (expenses), maka berarti
penyelenggaraan upaya kesehatan tersebut
mengalami keuntungan (profit). Tetapi apabila
sebaliknya, maka berarti penyelenggaraan upaya
kesehatan tersebut mengalami kerugian (loss).
3|Page
Pada sistem ini, biaya dan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan sepenuhnya ditanggung
oleh pemerintah. Pelayanannya diberikan secara
cuma-cuma oleh pemerintah sehingga sangat
jarang penyelenggaraan pelayanan kesehatan
disediakan oleh pihak swasta. Untuk negara yang
kondisi keuangannya belum baik, sistem ini sulit
dilaksanakan karena memerlukan dana yang
sangat besar.
Contohnya :
Dana dari pemerintah pusat dan provinsi,
Pemerintahan pusat dan dana dekonsentrasi,
dana program kompensasi BBM dan ABT,
Pemerintah provinsi melalui skema dana
provinsi (PAD ditambah dana desentralisasi
DAU provinsi dan DAK provinsi)
Pemerintah kabupaten atau kota melalui
skema dana kabupaten atau kota (PAD
ditambah dana desentralisasi DAU kabupaten
atau kota dan DAK kabupaten atau kota)
Keuntungan badan usaha milik daerah
Penjualan aset dan obligasi daerah.
Hutang pemerintah daerah
2. Bersumber dari anggaran masyarakat
Dapat berasal dari individual ataupun
perusahaan. Sistem ini mengharapkan agar
masyarakat (swasta) berperan aktif secara
mandiri dalam penyelenggaraan maupun
4|Page
pemanfaatannya. Hal ini memberikan dampak
adanya pelayanan-pelayanan kesehatan yang
dilakukan oleh pihak swasta, dengan fasilitas dan
penggunaan alat-alat berteknologi tinggi disertai
peningkatan biaya pemanfaatan atau
penggunaannya oleh pihak pemakai jasa layanan
kesehatan tersebut. Contohnya CSR atau
Corporate Social Reponsibility) dan pengeluaran
rumah tangga baik yang dibayarkan tunai atau
melalui sistem asuransi.
Dana yang bersumber dari swasta anatara lain :
- Perusahaan swasta
- Lembaga swadaya masyarakat
- Dana kemanusiaan (charity)
3. Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri
Sumber pembiayaan kesehatan, khususnya
untuk penatalaksanaan penyakit-penyakit
tertentu cukup sering diperoleh dari bantuan
biaya pihak lain, misalnya oleh organisasi sosial
ataupun pemerintah negara lain. Misalnya
bantuan dana dari luar negeri untuk penanganan
HIV dan virus H5N1 yang diberikan oleh WHO
kepada negara-negara berkembang (termasuk
Indonesia).
4. Gabungan anggaran pemerintah dan
masyarakat
Sistem ini banyak diadopsi oleh negara-
negara di dunia karena dapat mengakomodasi
5|Page
kelemahan-kelemahan yang timbul pada sumber
pembiayaan kesehatan sebelumnya. Tingginya
biaya kesehatan yang dibutuhkan ditanggung
sebagian oleh pemerintah dengan menyediakan
layanan kesehatan bersubsidi. Sistem ini juga
menuntut peran serta masyarakat dalam
memenuhi biaya kesehatan yang dibutuhkan
dengan mengeluarkan biaya tambahan.
6|Page
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
untuk mencegah penyakit.
7|Page
sosial keagamaan) untuk kepentingan
kesehatan.
5. Pada dasarnya penggalian, pengalokasian dan
pembelanjaan pembiayaan kesehatan di daerah
merupakan tanggung jawab pemerintah daerah.
Namun untuk pemerataan pelayanan kesehatan,
Pemerintah menyediakan dana perimbangan
(maching grant) bagi daerah yang kurang
mampu.
8|Page
3. Pemanfaatan
Alokasi dana pelayanan disesuaikan dengan
tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan.
Upaya yang dapat dilakuakan untuk dapat
melaksanakan syarat-syarat pokok tersebut, yaitu :
Peningkatan Efektivitas
Peningkatan efektifitas dilakukan dengan
mengubah penyebaran atau alokasi penggunaan
sumber dana. Alokasi dana lebih diutamakan pada
upaya kesehatan yang menghasilkan dampak
yang lebih besar, misalnya lebih mengutamakan
upaya pencegahan daripada pengobatan penyakit.
Peningkatan Efisiensi
Peningkatan efisiensi dilakukan dengan
memperkenalkan berbagai mekanisme
pengawasan dan pengendalian. Mekanisme
tersebut meliputi :
a. Standar minimal pelayanan yang memiliki
tujuan untuk menghindari pemborosan.
- Standar minimal sarana, misalnya
standar minimal rumah sakit dan standar
minimal laboratorium.
- Standar minimal tindakan, misalnya tata
cara pengobatan dan perawatan
penderita, serta daftar obat-obat esensial.
Dengan adanya standar minimal pelayanan,
diharapkan pemborosan dapat dihindari dan
9|Page
dengan demikian tingkat efisiensinya dapat
lebih ditingkatkan. Selain itu, dengan adanya
standar minimal pelayanan ini dapat pula
dipakai sebagai pedoman dalam menilai
mutu pelayanan kesehatan.
b. Kerjasama antar berbagai sarana pelayanan
kesehatan merupakan bentuk lain yang
diperkenalkan guna meningkatkan efisiensi
pelayanan kesehatan/
- Kerjasama institusi, misalnya sepakat
secara bersama-sama membeli peralatan
kedokteran yang mahal dan jarang
dipergunakan. Dengan demikian, dapat
lebih menghemat dana yang tersedia
serta dapat pula digunakan dalam
menghindari penggunaan peralatan yang
rendah, sehingga tingkat efisiensinya juga
akan meningkat.
- Kerjasama sistem, misalnya sistem
rujukan, yaitu adanya hubungan timbal
balik kerjasama antara satu sarana
kesehatan dengan sarana kesehatan yang
lain.
10 | P a g e
Sumber dana untuk UKM terutama
berasal dari pemerintah baik pusat
maupun daerah, melalui pajak umum,
pajak khusus, bantuan dan pinjaman
serta berbagai sumber lainnya. Sumber
dana lain untuk upaya kesehatan
masyarakat adalah swasta serta
masyarakat. Sumber dari swasta
dihimpun dengan menerapkan prinsip
public-private patnership yang
didukung dengan pemberian insentif,
misalnya keringanan pajak untuk setiap
dana yang disumbangkan. Sumber dana
dari masyarakat dihimpun secara aktif
oleh masyarakat sendiri guna
membiayai upaya kesehatan
masyarakat, misalnya dalam bentuk
dana sehat atau dilakukan secara pasif
yakni menambahkan aspek kesehatan
dalam rencana pengeluaran dari dana
yang sudah terkumpul di masyarakat,
contohnya dana sosial keagamaan.
2) Penggalian dana untuk Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) berasal
dari masing-masing individu dalam
satu kesatuan keluarga. Bagi
masyarakat rentan dan keluarga
miskin, sumber dananya berasal dari
11 | P a g e
pemerintah melalui mekanisme
jaminan pemeliharaan kesehatan wajib.
b. Pengalokasian dana
1) Alokasi dana dari pemerintah yakni
alokasi dana yang berasal dari
pemerintah untuk UKM dan UKP
dilakukan melalui penyusunan anggaran
pendapatan dan belanja baik pusat
maupun daerah sekurang-kurangnya
5% dari PDB atau 15% dari total
anggaran pendapatan dan belanja setiap
tahunnya.
2) Alokasi dana dari masyarakat yakni
alokasi dana dari masyarakat untuk
UKM dilaksanakan berdasarkan asas
gotong royong sesuai dengan
kemampuan. Sedangkan untuk UKP
dilakukan melalui kepesertaan dalam
program jaminan pemeliharaan
kesehatan wajib dan atau sukarela.
c. Pembelanjaan
1) Pembiayaan kesehatan dari pemerintah
dan public-private patnership digunakan
untuk membiayai UKM.
2) Pembiayaan kesehatan yang terkumpul
dari Dana Sehat dan Dana Sosial
Keagamaan digunakan untuk
membiayai UKM dan UKP.
12 | P a g e
3) Pembelajaan untuk pemeliharaan
kesehatan masyarakat rentan dan
kesehatan keluarga miskin dilaksanakan
melalui Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan wajib.
13 | P a g e
negara yang sedang berkembang, kebanyakan
penduduk bertempat tinggal di daerah
pedesaan.
3. Pemanfaatan dana yang tidak tepat
Adalah mengejutkan bahwa di banyak negara
tenyata biaya pelayanan kedokterannya jauh
lebih tinggi dari pada pelayanan kesehatan
masyarakat. Padahal semua pihak telah
mengetahui bahwa pelayanan kedokteran
dipandang kurang efektif dari pada pelayanan
kesehatan masyarakat.
4. Pengelolaan dana yang belum sempurna
Penyebab utamanya ialah karena
pengelolaannya memang belum sempurna, yang
kait berkait tidak hanya dengan pengetahuan
dan keterampilan yang masih terbatas, tetapi
juga ada kaitannya dengan sikap mental para
pengelola.
5. Biaya kesehatan yang makin meningkat
Banyak penyebab yang berperanan di sini,
beberapa yang terpenting adalah :
a. Tingkat inflasi.
b. Tingkat permintaan.
c. Kemajuan ilmu dan teknologi.
d. Perubahan pola penyakit.
e. Perubahan pola pelayanan kesehatan.
14 | P a g e
Berbagai upaya mengatasi permasalahan
tersebut antara lain :
1. Upaya meningkatkan jumlah dana
a. Terhadap pemerintah, meningkatkan
alokasi biaya kesehatan dalam anggaran
pendapatan dan belanja negara.
b. Terhadap badan-badan lain di luar
pemerintah, menghimpun dana dari
sumber masyarakat serta bantuan luar
negri.
2. Upaya memperbaiki penyebaran, pemanfaatan
dan pengelolaan dana
a. Penyempurnaan sistem pelayanan, misalnya
lebih mengutamakan pelayanan kesehatan
masyarakat dan atau melaksanakan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh
dan terpadu.
b. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan
tenaga pengelola.
3. Upaya mengendalikan biaya kesehatan
a. Memperlakukan peraturan sertifikasi
kebutuhan, dimana penambahan sarana
atau fasilitas kesehatan hanya dapat
dibenarkan jika dibuktikan dengan adanya
kebutuhan masyarakat. Dengan
diberlalukannya peraturan ini maka dapat
dihindari berdiri atau dibelinya berbagai
sarana kesehatan secara berlebihan
15 | P a g e
b. Memperlakukan peraturan studi kelayakan,
dimana penambahan sarana dan fasilitas
yang baru hanya dibenarkan apabila dapat
dibuktikan bahwa sarana dan fasilitas
pelayanan kesehatan tersebut dapat
menyelenggarakan kegiatannya dengan tarif
pelayanan yang bersifat sosial.
c. Memperlakukan peraturan pengembangan
yang terencana, dimana penambahan sarana
dan fasilitas kesehatan hanya dapat
dibenarkan apabila sesuai dengan rencana
pengembangan yang sebelumnya telah
disetujui pemerintah
d. Menetapkan standar baku pelayanan, diman
pelayanan kesehatan hanya dibenarkan
untuk diselenggarakan jika tidak
menyimpang dari standar baku yang telah
ditetapkan.
e. Menyelenggarakan program menjaga mutu.
f. Menyelenggarakan peraturan tarif
pelayanan.
g. Asuransi kesehatan.
16 | P a g e
PENGETAHUAN :
17 | P a g e
DESENTRALISASI SEKTOR KESEHATAN :
Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan
oleh pemerintah kepada daerah otonom dalam kerangka Negara
Kesatuan RI ( UU N0,22/1999 ). 23/2016
Arti lain Desentralisasi ( Mills,1991), adalah pemindahan
Kewenangan atau pemindahan kekuasaan Dalam perencanaan
pemerintahan, manajemen, dan pengambilan keputusan dari
tingkat nasional ke Tingkat daerah .
3 MODEL DESENTRALISASI :
1. Dekonsentrasi
Pemindahan beberapa kekuasaan administratif ke kantor2
daerah dari Kementrian pusat. Contoh di sektor kesehatan
adanya Kantor wilayah timgkat propinsi dan kabupaten
2. Devolusi
Kebijaksanaan untuk membentuk atau memperkuat
pemerintahan tingkat sub nasional (pemda atau badan Otoritas
daerah) yg benar2 independeen Dari tingkat nasional dalam
beberapa fungsi secara jelas
3. Delegasi
Pemindahan tnggung jawab manajerial untuk tugas2 ttt ke
organ2 yg berada di luar struktur
18 | P a g e
H. PENGANGGARAN PELAYANAN KESEHATAN
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan
penganggaran kesehatan, maka kita terlebih dahulu
harus mengetahui apa yang dimaksud dengan anggaran
dan penganganggaran kesehatan. Anggaran merupakan
estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode
waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial.
Anggaran adalah suatu pendekatan yang formal dan
sistematis dari pelaksanaan tanggung jawab manajemen
didalam perencanaan koordinasi dan pengawasan.
(Winarno, 2013). Penganggaran kesehatan adalah suatu
rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi
seluruh kegiatan kesehatan, yang dinyatakan dalam unit
(kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu
(periode) tertentu yang akan datang.
Peran pemerintah dalam penganggaran kesehatan
yaitu mengalokasikan dana kesehatan melalui APBN
dan APBD untuk diteruskan ke instansi-instansi
kesehatan yang telah ditentukan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan dan mempermudah dalam
melakukan kegiatan kesehatan guna meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Pemerintah juga bertugas
mengawasi agar dana yang sudah diberikan dapat
digunakan sesuai dengan tujuannya. (Trisugiarto, 2016)
19 | P a g e
BAGIAN KEDUA
MODEL DAN STRATEGI PEMBIAYAAN
KESEHATAN
20 | P a g e
Model Pembiayaan Kesehatan Pengaruh Ideologi
21 | P a g e
b. kesinambungan fiscal space dalam anggaran
kesehatan nasional.
c. peningkatan kolaborasi intersektoral untuk
mendukung pembiayaan kesehatan
2. Pengurangan pembiayaan Out Of Pocket (OOP)
dan meniadakan hambatan pembiayaan untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan terutama
kelompok miskin dan rentan (pengembangan
asuransi kesehatan sosial) yang dilakukan
melalui:
a. promosi pemerataan akses dan pemerataan
pembiayaan dan utilisasi pelayanan,
b. pencapaian universal coverage dan
penguatan jaminan kesehatan masyarakat
miskin dan rentan
3. Peningkatan efisiensi dan efektifitas pembiayaan
kesehatan yang dilakukan melalui :
a. kesesuaian tujuan kesehatan nasional dengan
reformasi pembiayaan yang diterjemahkan
dalam instrument anggaran operasional dan
rencana pembiayaan,
b. penguatan kapasitas manajemen
perencanaan anggaran dan pemberi
pelayanan kesehatan (providers)
c. pengembangan best practices .
22 | P a g e
BAGIAN KETIGA
ANALISIS BIAYA
A. DEFINISI BIAYA
BIAYA??
1. Biaya adalah nilai suatu pengorbanan untuk
memperoleh suatu hasil/tujuan tertentu.
Jenis pengorbanan :
a. Uang
b. Barang
c. Tenaga
d. Pikiran
e. Waktu
f. Kesempatan
2. Nilai uang dari sejumlah input ( faktor produksi)
yang dipakai untuk menghasilkan suatu produk
barang atau jasa.
B. JENIS-JENIS BIAYA
1. Pengaruhnya terhadap skala produksi
a. Biaya Tetap ( fixed Cost = FC ) yaitu biaya
yang memiliki karakteristik :
Biaya untuk faktor produksi tetap
Secara relatif tak dipengaruhi oleh
besrnya jumlah produksi
Tetap harus dikeluarkan dan tidak
tergantung apakah pelayanan diberikan
atau tidak Contoh : nilai gedung,
23 | P a g e
kendaraan, peralatan kedokteran dan
tanah
b. Biaya variabel ( Variable Cost =VC )
Volume biaya dipengaruhi oleh banyaknya
produksi/pelayanan.
Contohnya : biaya obat, makanan, ATK,
Pemeliharaan. Biaya ini sering disebut biaya
rutin : volumenya dapat direncanakan
secara rutin.
Biaya gaji : Semi Variable
c. Biaya Total = FC + VC
2. Lama Penggunaannya
a. Biaya Investasi
Biaya yang kegunaannya dapat berlangsung
untuk waktu yang lama biasanya lebih 1
tahun. Hampir sama dengan biaya tetap.
Contohnya biaya pembangunan gedung,
pembelian mobil, peralatan besar
b. Biaya Operasional
Biaya untuk melaksanakan proses produksi
dan bersifat habis pakai dalam waktu relatif
singkat, biasanya kurang dari satu tahun.
Hampir sama dengan biaya variable.
Contohnya biaya obat, makanan, gaji
pegawai, rekening. Biaya operasional sering
disebut biaya pemeliharaan karena untuk
mempertahankan nilai barang investasi agar
tetap berfungsi contohnya biaya
24 | P a g e
pemeliharaan gedung, alat medis alat kanto,
kendaraan.
3. Dalam Kaitannya Dengan Biaya Satuan ( Unit
Cost)
a. Biaya langsung
Biaya yang berkaitan langsung dengan
pelayanan kepada konsumen/pasien.
Ditempatkan pada unit-unit pelayanan
konsumen( unit produksi ). Contohnya
semua biaya yang dikeluarkan oleh unit
rawat jalan, rawat inap, laboratorium, kamar
operasi, rontgen.
b. Biaya tidak langsung
Biaya yang tidak berkaitan langsung
dengan pelayanan kepada
konsumen/pasien
Ditempatkan pada unit-unit penunjang
pelayanan
Contohnya semua biaya yang
dikeluarkan oleh bagian administrasi
dan keuangan, rekam medis, instalasi
gizi, sanitasi RS dsb
Dalam biaya langsung atau tidak
langsung ini masih bisa dikelompokan
menjadi biaya invbestasi dan
operasional atau biaya tetap dan
variable.
25 | P a g e
4. BIAYA KESEMPATAN ( OPPORTUNITY COST )
Merupakan konsep dasar ilmu ekonomi : pilih
memilih.
Setiap Sumber daya yang sifatnya langka
mempunyai alternatif pemanfaatan
Biaya yang terjadi karena suatu kesempatan
yang hilang akibat melakukan pilihan suatu
pilihan
Secara rasional manusia sebagai homo
economicus memilih yang biayanya rendah
sedangkan manfaat atau hasilnya besar .
Berkaitan dengan sumber dana maka suatu
dana sejumlah ttt akan dipakai untuk
membeli stetoskop atau tensimeter,
membangun sebuah RS atau beberapa
Puskesmas, untuk program P2M atau
membangun jalan dan jembatan dsb.
5. BIAYA DEPRESIASI ( PENYUSUTAN)
Biaya yang timbul akibat terjadinya
pengurangan nilai barang2 investasi akibat
penggunaannya karena proses
produksi/pelayanan. Banyak metode yang
dipakai, tapi untuk Yankes biasanya dipakai
Annualized Investement Cost ( AIC ) atau biaya
penyusutan pertahun.
26 | P a g e
AIC = IIC ( 1 + I )
27 | P a g e
BAGIAN KEEMPAT
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
28 | P a g e
B. APBD
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan
daerah yang bahas dan disetujui bersama oleh
pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan
dengan peraturan daerah. Bila terjadi defisit maka
dapat ditutup dari sumber sisa lebih perhitungan
anggaran (SILPA), pencairan dana cadangan,hasil
penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan,
penerimaan pinjaman dan atau penerimaan kembali
pemberian pinajaman Pemegang kekuasaan
Pengelolaan Keuangan Daerah adalah Kepala daerah
yg karena jabatanya mempunyai kewenangan
Menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan
keuangan daerah.
29 | P a g e
Sumber daya manusia merupakan hal yang
terpenting dalam sebuah organisasi. Baik-
buruknya organisasi sangat ditentukan baik-
buruknya kinerja manusia yang ada didalamnya.
Membangun organisasi dibutuhkan SDM yang
berkualitas, profesional, dan bervisi jangka
panjang termasuk dalam pengelolaan kebijakan
anggaran.Banyak pemerintah daerah tidak
memiliki SDM pendukung implementasi
kebijakan APBD sehingga anggaran tidak dapat
direalisasaikan dengan baik.Banyak faktor yang
menyebabkan pemerintah daerah tidak memiliki
SDM yang baik, diantaranya pola rekruitmen
SDM yang tidak berdasarkan analisis
kemampuan.Pemerintah daerah dalam
rekreuitmen SDM masih mengedepankan sikap
kolusifitas sehingga tidak jarang dijumpai unit-
unit pemerintah ditempati SDM yang tidak
memiliki kemampuan dalam pengelolaan
anggaran berbasiskan kegiatan dan kebutuhan
strategis untuk pembangunan daerah.
2. Sistem penganggaran yang rigid (rumit)
Sistem penganggaran pemerintahan daerah
dinilai sangat rigid sehingga implementasi
(realisasi) anggaran tidak dapat dilaksanakan
sebagaimana yang sudah diatur dalam kebijakan
APBD. Pengguna anggaran harus melalui proses
dan waktu panjang untuk mendapatkan
30 | P a g e
anggaran karena harus menyiapkan syarat-
syarat legalitas yang harus dipenuhi untuk
realisasi anggaran. Apabila pengguna anggaran
tidak melalui sistem termasuk memenuhi syarat
legalitas, maka akan berdampak pada sanksi
yang harus diterima. Karena itu, pengguna
anggaran (apalagi SDM yang tidak berkualitas)
seringkali tidak ingin pusing dengan aturan
sehingga anggaran tidak dapat direalisasikan.
Masyarakat (apalagi yang tidak paham tentang
mekanisme anggaran) semakin kesulitan untuk
mendapatkan anggaran. Masyarakat
mendapatkan anggaran harus melalui proses
sesuai aturan hukum yang barlaku. Kebutuhan
masyarakat yang insidental tidak dapat dibiayai
melalui APBD karena tidak melalui
sistem.Rigidsitas anggaran menyebabkan
pemerintah dan masyarakat kesulitan untuk
akses anggaran.
3. Pengaruh politik dalam pengelolaan anggaran
Mengingat kebijakan anggaran bagian dari
politik, maka implementasi (realisasi) anggaran
sarat dengan kepentingan politik. Kepentingan
politik menentukan realisasi anggaran.Banyak
program-program besar pemerintah daerah
tidak dapat direalisasikan karena dihambat
kepentingan politik stakeholder. Kepala daerah
dan DPRD adalah dua stakeholder yang
31 | P a g e
berkepentingan lansung dengan kebijakan
anggaran. Acapkali kepala daerah dan DPRD
tidak harmonis dalam pengelolaan
anggaran.Mereka mengedepankan kepentingan
masing-masing. Kepala daerah menbawa visi
yang berbeda dengan DPRD. Kebijakan anggaran
dikelola berdasarkan kepentingan, bukan
kinerja dan kebutuhan penting untuk
pembangunan daerah. Perbedaan kepentingan
dan visi memperburuk pengelolaan keuangan
daerah sehingga kebijakan anggaran
diimplementasikan tanpa arah yang jelas.
32 | P a g e
melalui political will rakyat untuk memilih
pemimpin yang amanah, cerdas, dan profesional
dalam menjalankan tugas dan fungsi pemerintahan
(melindungi, melayani, dan mengayomi). Selama
rakyat tidak memilih pemimpin seperti yang
disampaikan tersebut, selama itu-pula rakyat tidak
memiliki pemerintah daerah yang komitmen dalam
menjalankan tugas dan fungsi termasuk pengelolaan
keuangan daerah dengan baik. Karena itu, political
will rakyat wajib dimiliki untuk mewujudkan
komitmen pemerintah daerah.
34 | P a g e
dapat diakses dan dikomunikasikan secara
vertikal maupun horizontal dengan baik.
2. Value for money, prinsip ini diopersionalkan
dalam pengelolaan keuangan daerah dan
anggaran daerah dengan ekonomis, efektif, dan
efisien.
3. Kejujuran dalam mengelola keuangan publik
(probity), dalam pengelolaan keuangan daerah
harus dipercayakan kepada pegawai yang
memiliki integritas dan kejujuran yang tinggi,
sehingga potensi munculnya praktek korupsi
dapat diminimalkan.
4. Transparansi, merupakan keterbukaan
pemerintah dalam membuat kebijakan-
kebijakan keuangan daerah sehingga dapat
diketahui dan diawasi oleh Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) maupun masyarakat.
5. Pengendalian, dalam pengelolaan keuangan
daerah perlu dilakukan monitoring terhadap
penerimaan maupun pengeluaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),
sehingga bila terjadi selisih (varians) dapat
dengan segera dicari penyebab timbulnya
selisih.
35 | P a g e
Menurut Peraturan Pemerintah No.58 Tahun 2005
dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006
Pasal 4, terdapat prinsip penting dalam mengelola
keuangan daerah meliputi :
1. Taat pada peraturan perundang-undangan, dengan
maksud bahwa pengelolaan keuangan daerah harus
berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
2. Efektif, merupakan pencapaian hasil program dengan
target yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara
membandingkan keluaran dengan hasil.
3. Efisien, merupakan pencapaian keluaran yang
maksimum dengan masukan tertentu atau
penggunaan masukan terendah untuk mencapai
keluaran tertentu.
4. Ekonomis, merupakan pemerolehan masukan dengan
kualitas dan kuantitas tertentu pada tingkat harga
terendah.
5. Transparan, merupakan prinsip keterbukaan ynag
memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan
mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang
keuangan daerah.
6. Bertanggung jawab, marupakan wujud dari
kewajiban seseorang untuk
mempertanggungjawabkan pengelolaan dan
pengendalian sumber daya dan pelaksanaan
kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
7. Keadilan, adalah keseimbangan distribusi
kewenangan dan pendanaannya dan/keseimbangan
36 | P a g e
distribusi hak dan kewajiban berdasarkan
pertimbangan yang objektif.
8. Kepatutan, adalah tindakan atau suatu sikap yang
dilakukan dengan wajar dan proporsional.
9. Manfaat, maksudnya keuangan daerah diutamakan
untuk pemenuhan kebutuhan masayarakat.
SINGKATAN :
1. RPJMD = Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
2. RKP = Rencana Kerja Pemerintah
3. RENSTRA = Rencana Strategis SKPD
4. RENJA = Rencana Kerja
5. RKPD = Rencana kerja pemerintah daerah
6. KUA = Kebijaksanaan Umum Anggaran
7. PPKD = Pejabat Pengelola Keuangan Daerah ( dalam
hal ini kepala DPKAD/BKD)
8. PPKD bertindak sebagai BUD ( Bendahara Umum
Daerah)
9. Pengguna Anggaran (PA) adalah pejabat Pemegang
kewenangan penggunaan Anggaran untuk
melaksanakan Tupoksi SKPD yg dipimpinnya
37 | P a g e
10. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah Pejabat yg
diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian
kewenangan pengguna anggaran dlm melaksanakan
sebagian tupoksi SKPD.
11. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK SKPD)
adalah pejabat yg melaksanakan fungsi dan tata
usaha keuangan pada SKPD
38 | P a g e
21. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah Pejabat yg
diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian
kewenangan pengguna anggaran dlm melaksanakan
sebagian tupoksi SKPD.
22. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK SKPD)
adalah pejabat yg melaksanakan fungsi dan tata
usaha keuangan pada SKPD
23. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) adalah
pejabat pada unit kerja SKPD yg melaksanakan satu
atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai
dg bidang tugasnya
24. Bendahara Penerimaan adalah pegawai/pejabat
fungsional yg ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
menyetorkan, menatausahakan,dan
mempertanggungjawabkan uang pendapatanDaerah
dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD
25. Bendahara pengeluaran adalah pegawai yg ditunjuk
untuk menerima, menyimpan, membayarkan,
menatausahakan dan mempertanggungjawabkan
uang untuk keperluan belanja daerah dalam rangka
pelaksanaan APBD pada SKPD
39 | P a g e
26. Kebijaksanaan Umum APBD ( KUA ) adalah dokumen
yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja
dan pembiayaan serta asumsi yg mendasarinya
untuk periode 1 (satu) tahun
27. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ( PPAS )
adalah Rancangan program prioritas dan patokan
batas maksimal Anggaran yg diberikan kepada KPD.
28. untuk setiap program. Sebagai acuan dalam
penyusunan RKA-SKPD sebelum Disepakati dg DPRD
29. Rencana Kerja dan Anggaran SKPD ( RKA SKPD)
adalah perencanaaan dan penganggaran yg berisi
rencana pendapatan, rencana belanja program dan
kegiatan SKPD serta rencana pembiayaan sebagai
dasar penyusunan APBD
30. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD ( DPA -
SKPD) adalah dokumen yg memuat pendapatan,
belanja dan pembiayaan yg digunakan sebagai dasar
pelaksanaan oleh pengguna anggaran
31. Surat Penyediaan Dana (SPD) adalah dokumen yg
menyatakan tersedianya dana untuk melaksanakan
kegiatan sebagai dasar penerbitan SPP
40 | P a g e
32. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) adalah
dokumen dokumen yg diterbitkan oleh pejabat yg
bertanggungjawab atas pelaksanaan
kegiatan/bendahara pengeluaran untuk mengajukan
permintaan pembayaran
33. SPP Uang persediaan ( SPP UP ) adalah dokumen yg
diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk
permintaan uang muka kerja yg bersifat pengisian
kembali ( revolving ) yg tidak dapat dilakukan
dengan pembayaran langsung
34. SPP ganti uang persediaan ( SPP-GU) adalah
dokumen yg diajukan oleh bendahara pengeluaran
untuk permintaan pengganti uang persediaan yang
tidak dapat dilakukan dg pembayaran langsung
35. SPP tambahan uang persediaan ( SPPTU ) adalah
dokumen yg diajukan oleh bendahara pengeluaran
untuk permintaan tambahan uang persediaan guna
melaksanakan kegiatan skpd yg bersifat mendesak
dan tidak dapat digunakan untuk pembayaran
langsung dan uang persediaan
36. SPP langsung ( SPP –LS) adalah dokumen yg
diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk
41 | P a g e
permintaan pembayaran langsung kepada pihak
ketiga atas dasar perjanjian kontrak kerja atau surat
perintah kerja lainnya dan pembayaran gaji dg
jumlah, penerima, peruntukan dan waktu
pembayaran ttt yg dokumennya disiapkan oleh PPTK
37. Surat perintah membayar (SPM ) adalah dokumen yg
digunakan/diterbitkan oleh PA/KPA untuk
penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD
yg digunakan sebagai uang persediaan untuk
mendanai kegiatan
38. Surat perintah membayar uang persediaan (SPM –
UP) adalah dokumen yg digunakan/diterbitkan oleh
PA/KPA untuk penerbitan SP2D atas beban
pengeluaran DPA-SKPD yg digunakan sebagai uang
persediaan untuk mendanai kegiatan
39. Surat Perintah membayar ganti uang persediaan
(SPM-GU) adalah dokumen yg
digunakan/diterbitkan oleh PA/KPA untuk
penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD
yg digunakan untuk mengganti uang persediaaan yg
telah dibelanjakan
42 | P a g e
Surat perintah membayar tambahan uang
persediaan ( SPM-TU ) adalah dokumen yg
digunakan/diterbitkan oleh PA/KPA untuk
penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD
krn kebutuhan dananya melebihi dari jumlah batas
pagu uang persediaan yg telah ditetapkan sesuai dg
ketentuan.
40. Surat perintah membayar langsung (SPM-LS)
dokumen yg digunakan/diterbitkan oleh PA/KPA
untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran
DPA-SKPD kpd pihak ketiga
41. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah
dokumen yg digunakan sebagai dasar pencairan
dana yg diterbitkan oleh BUD berdasarkan SPM
42. BMP = Barang Milik Daerah adalah semua barang yg
dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal
dari perolehan lainnya yang sah
43. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah pejabat yg
bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan
barang/jasa
44. Unit Layanan Pengadaan (ULP) adalah unit
organisasi pemerintah yang berfungsi melaksanakan
43 | P a g e
pengadaan barang/jasa di SKPD yang bersifat
permanen, dpt berdiri sendiri atau melekat pada
unit yang sudah ada.
45. Pejabat Pengadaan adalah personil yang memiliki
sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa yang
melaksanakan pengadaan barang/jasa.
46. Panitia/pejabat penerima hasil pekerjaan adalah
panitia atau pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA
yang bertugas memeriksa dan menerima hasil
pekerjaan .
44 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Kompasiana.2011.kesehatan.
(http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/10/16/kebi
jakan-pembiayaan-kesehatan-403770.html). diakses tanggal
16 November 2018 pukul 11.00 WIB.
http://catatankuliahnya.wordpress.com/2010/01/06/pembi
ayaan-pelayanan-kesehatan/ (diakses tanggal 16 November
2018 pukul 11.00 WIB)
https://www.scribd.com/doc/204216884/Model-Sistem-
Pembiayaan-Kesehatan (diakses tanggal 16 November 2018
pukul 11.20 WIB)
https://www.academia.edu/11680922/PENGELOLAAN_KEU
ANGAN_DAERAH (diakses tanggal 16 November 2018 pukul
11.30 WIB)
1|Page