Anda di halaman 1dari 20

EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN

DI RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN POLMAN

SULAWESI BARAT

Dosen : Novita Yuliani, S.KM

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Ari Nugroho (2011


2. Wahyu Pratama Sakti (2011
3. Heni Wulan Sari (2011
4. Paris Cikal (2011
5. Wahyu Nur Anggraini (2011
6. Elisabeth Prita (2011
7. Nisrina Luthfi Rhosidah (2011032)
8. Susi Susilawati (2011

AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMATIKA KESEHATAN


APIKES CITRA MEDIKA SURAKARTA
2013 / 2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya, penulis
dapat menyelesaikan makalah Qulity Assurance ini dengan lancar.
Makalah dengan judul “ Efektivitas Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
Umum Kabupaten Polman Sulawesi Barat”. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas kuliah di Semester IV Apikes Citra Medika Surakarta Tahun Akademik
2013/ 2014.
Dengan terselesaikannya makalah ini penulis menyampaikan terima kasih
kepada :
1. Bapak Tominanto, S.Kom, M.Cs selaku direktur Apikes Citra Medika
Surakarta.
2. Ibu Novita Yuliani, S.KM selaku dosen mata kuliah Quality Assurance.
3. Rekan – rekan mahasiswa yang telah membantu dalam pembuatan makalah.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun
sebagai acuan dalam menyusun makalah di masa yang akan datang.

Surakarta, Juli 2013

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki
peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat derajat kesehatan
masyarakat Indonesia. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat banyak hal yang perlu diperhatikan. Salah satu diantaranya yang
dianggap mempunyai peranan yang cukup penting adalah penyelenggaraan
pelayanan kesehatan. Sesuai dengan peraturan UU No.23 Tahun 1999
tentang Pelayanan Kesehatan. Agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan
dapat mencapai tujuan yang diinginkan maka pelayanan harus memenuhi
berbagai syarat diantaranya ; tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima
dan wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau, dan bermutu (Azwar, 1996) .
Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan salah satu tolak ukur
kepuasan yang berefek terhadap keinginan pasien untuk kembali kepada
institusi yang memberikan pelayanan kesehatan yang efektif. Untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan pasien sehingga dapat memperoleh
kepuasan yang ada pada akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan pada
rumah sakit melalui pelayanan prima. Melalui pelayanan prima, rumah sakit
diharapkan akan menghasilkan keunggulan kompetitif dengan pelayanan
bermutu, efisien, inovatif, dan menghasilkan sesuai dengan UU No. 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Pasien.
Bentuk pelayanan yang efektif antara pasien dan pemberi pelayanan
(provider) disadari sering terjadi perbedaan persepsi. Pasien mengartikan
pelayanan yang bermutu dan efektif jika pelayanannya nyaman,
menyenangkan dan petugasnya ramah yang mana secara keseluruhan
memberikan kesan kepuasan terhadap pasien. Sedangkan pemberi pelayanan
mengartikan pelayanan yang bermutu dan efisien jika pelayanan sesuai
dengan standar pemerintah. Adanya perbedaan persepsi tersebut sering
menyebabkan keluhan terhadap pelayanan (Azwar, 1996).
Adapun kondisi yang menunjukkan masalah mutu dan keefektifan yang
ada di rumah sakit yakni adanya keluhan yang sering terdengar dari pihak
pemakai pelayanan kesehatan yang biasanya menjadi sasaran adalah sikap
dan tindakan dokter atau perawat, sikap petugas administrasi, selain itu juga
tentang sarana yang kurang memadai, kelambatan pelayanan, persediaan obat,
tarif pelayanan kesehatan, peralatan medis, dan lain-lain.
Adapun salah satu bentuk masalah di Rumah Sakit Umum Polman harus
memperhatikan dan meningkatkan efektivitas dan mutu pelayanan kesehtan
di rumah sakit kepada pasien yang penerapannya harus dilaksanakan oleh
semua elemen organisasi secara komprehensif dan berkelanjutan termasuk
pula pasien sebagai pihak pemakai. Oleh karena itu kami mengangkat judul
“Efektivitas Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Kabuaten Polman”,
karena adanya keluhan masyarakat terhadap pemberian pelayan kesehatan di
rumah sakit.

B. Rumusan Masalah
Didasarkan dengan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana efektivitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum
Kabupaten Polman?
2. Faktor apa yang menjadi pendukung dan penghambat efektivitas
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Kabupaten Polman?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui efektivitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
Umum Kabupaten Polman.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat efektivitas
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Kabupaten Polman.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diperoleh dari penyusunan makalah ini, antara lain :
1. Bagi Mahasiswa
a. Sebagai bahan referensi dalam belajar Quality Assurance.
b. Sebagai bahan analisis kualitas mutu pelayanan kesehatan di suatu
rumah sakit.
2. Bagi Rumah Sakit
a. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan.
b. Untuk pedoman penambahan / peningkatan pelayanan kesehatan
rumah sakit yaitu pelayanan medik (pasien rawat jalan, pasien rawat
inap, pelayanan penunjang) dan pelayanan non medik (SDM,
administrasi rumah sakit, sarana prasarana, dan mutu pelayanan).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pelayanan Kesehatan


Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara
sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara,
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat
(Azwar, 1998).
Pelayanan rumah sakit merupakan salah satu bentuk upaya yang
diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pelayanan rumah
sakit berfungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh
dan terpadu yang dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan yang bermutu
dan terjangkau dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
(Suparto, 1994).
Pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah kegiatan pelayanan berupa
pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan administrasi,
pelayanan gawat darurat yang mencakup pelayanan medik dan penunjang
medik. Sedangkan untuk dapat disebut sebagai bentuk pelayanan kesehatan,
baik dari jenis pelayanan kesehatan kedokteran maupun dari jenis pelayanan
kesehatan masyarakat harus memiliki berbagai syarat pokok yaitu :
1. Tersedia dan berkesinambungan
Pelayanan kesehatan tersebut harus tersedia di masyarakat serta bersifat
berkesinambungan.
2. Dapat diterima dan wajar
Pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan
kepercayaan masyarakat.
3. Mudah dicapai
Pelayanan kesehatan tersebut mudah dicapai oleh masyarakat (dari sudut
lokasi).
4. Mudah dijangkau
Keterjangkauan yang dimaksud disini termasuk dari sudut biaya, artinya
pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi
masyarakat.
5. Bermutu
Pengertian yang dimaksud disini adalah menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang disatu
pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan dan di pihak lain
tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang
telah ditetapkan.

B. Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit


Mutu adalah tingkat kesempurnaan dari penampilan sesuatu yang sedang
diamati (Winson Dictionary, 1956). Mutu pelayanan lebih mengacu pada
konsep costumer focus, dimana mutu pelayanan merupakan penilaian
terhadap kepuasan pelanggan (pasien) yang harus dipenuhi setiap saat, baik
pelanggan internal maupun eksternal. Mutu pelayanan kesehatan menurut
WHO 1998 dalam Wijono (1999) adalah “penampilan yang pantas atau
sesuai yang berhubungan dengan standar-standar dari suatu intervensi yang
diketahui aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang
berdangkutan yang telah mempunyai kemampuan untuk menghasilkan
dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan, dan kekurangan gizi.
1. Penilaian Mutu dan Efektivitas Pelayanan Rumah Sakit
Untuk melihat tingkat keberhasilan pelayanan rumah sakit dapat
dilihat daru berbagai aspek (DepKes RI, 1999), antara lain :
a. Pemanfaatan sarana pelayanan
b. Mutu Pelayanan
c. Tingkat efisiensi pelayanan
2. Dimensi Mutu (Kualitas) Pelayanan
Menurut Wijono (1999 : 35) ada 8 (delapan) dimensi mutu
pelayanan kesehatan untuk mengukur sejauh mana telah dicapai standar
dan efektivitas pelayanan kesehatan.
a. Kompetensi teknis : terkait dengan keterampilan dan penampilan
petugas, manager dan staf pendukung. Berhubungan dengan
bagaimana cara peugas megikuti standar pelayanan yang teah
ditetapkan.
b. Akses terhadap pelayanan kesehatan : bahwa pelayanan kesehatan
tidak terhalang oleh keadaan sosial, ekonomi, budaya, organisasi, dan
hambatan bahasa.
c. Efektivitas mutu pelayanan kesehatan : menyangkut norma pelayanan
kesehatan dan petunjuk klinis sesuai standar yang ada. Misal, apakah
prosedur atau pengobatan bila ditetapkan dengan benar kanan
menghasilkan hasil yang diinginkan.
d. Hubungan antar manusia : interaksi antar petugas dan pasien, manajer
dan petugas, dan antara tim kesehata dengan masyarakat. Misal,
menanamkan kepercayaan dengan cara menghargai, menjaga rahasia,
responsif dan memberikan perhatian, mendengarkan keluhan, dan
berkomunikasi secara efektif.
e. Efisiensi : akan mempengaruhi hasil pelayanan kesehatan, apalagi
dengan sumber daya terbatas, pelayanan yang efisien akan
memberikan perhatian yang optimal dan memaksimalkan pelayanan
kesehatan kepada pasien dan masyarakat.
f. Kelangsungan pelayanan : berarti klien akan menerima pelayanan
yang lengkap sesuai yang dibutuhkan (termasuk rujukan) tanpa
intrupsi, berhenti atau mengurangi prosedur diagnosa dan terapi yang
tidak perlu.
g. Keamanan : berarti mengurangi resiko cidera, infeksi, efek samping
atau bahaya lain yang berkaitan dengan pelayanan.
h. Kenyamanan : berhubungan langsung dengan efektivitas klinis, tapi
dapat mempengaruhi kepuasan pasien dan tersedianya untuk kembali
ke fasilitas kesehatan untuk memperoleh pelayanan berikutnya.

Menurut Jacobalis (1982) pada umumnya nilai mutu pelayanan


kesehatan mencakup 4 (empat) hal pokok, yaitu :
1. Kesejahteraan pasien
Biasanya dihubungkan dengan perasaan senang dan aman, cara dan
sikap serta tindakan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan.
Dihubungkan juga dengan kualitas pelayanan kedokteran atau kualitas
pelayanan keperawatan, selain itu juga dihubungkan dengan fasilitas yang
memadai, terpelihara dengan baik sehingga segala macam peralatan yang
digunakan selalu dapat berfungsi dengan baik.
2. Kenyamanan dan kondisi kamar
Kenyaman pasien merupakan salah satu variabel yang digunakan
untuk dapat terselenggaranya pelayanan yang bermutu. Suasana tersebut
harus dipertahankan sehingga pasien merasa puas (nyaman) atas
pelayanan yang diberikan, tapi yang terpenting adalah sikap dan tindakan
dokter dan perawat ketika memberikan pelayanan kesehatan. Kondisi
kamar pasien merupakan aspek yang dapat memberikan kenyamanan dan
ketenangan serta kepuasan pasien selama dirawat di rumah sakit.
3. Keadaan ruang perawatan
Akan mempengaruhi tanggapan pasien dari keluarganya tentang
mutu pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit. Oleh karena itu,
setiap unit perawatan sebaiknya terdaoat sarana/fasilitas yang menunjang
penyelenggaraan pelayanan kesehatan disertai pemeliharaan agar selalu
dapat berfungsi dengan baik.
4. Catatan atau rekam medik
Tercermin segala informasi yang menyangkut seorang pasien yang
akan dijadikan dasar dalam menentukan tindakan lebih lanjut dalam
pelayanan kesehatan / tindakan medik lain yang diberikan pada pasien
yang akan datang ke instansi penyedia layanan kesehatan (rumah sakit).

Adapun salah satu efektivitas Pelayanan Rumah Sakit Umum


Kabupaten Polman harus menciptakan dan meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan di rumah sakit agat dapat melayani kebutuhan dan keinginan serta
memberikan kepuasan kepada pasien yang penerapannya harus dilaksanakan
oleh semua elemen organisasi rumah sakit secara komprehensif dan
berkelanjutan termasuk pula pasien sebagai pihak pemakai.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Profil RSU Kabupaten Polman


Rumah Sakit Umum (RSU) Daerah Kabupaten Polman didirikan pada
tahun 1975 beralamat di Jalan H. Andi Depu No. 02 Polewali dan disesuaikan
tanggal 25 Mei 1978 dengan SK Bupati KDH TK II Polmas No.
32/BKDH/V/1978 dengan kapasitas tempat tidur pada saat itu 25 buah. Pada
tahun 1987 RSU Daerah Polewali pindah ke alamat Jl. DR. Sam Ratulangi
No. 50 Pekkabata Kelurahan Darma Kecamatan Polewali dengan luas tanah
40.000 m2 dan luas bangunan 2.315 m2 menempati bangunan baru yang
dibangun secara bertahap sehingga kapasitas tempat tidur menjadi 75 buah.
Melalui SK Menteri RI No. 101/SK.MENKES/1995, kelas RSU
Kabupaten Polman ditingkatkan dari rumah sakit tipe D menjadi tipe C dan
personalia yang mengisi jabatan struktur belum dikukuhkan.
Fasilitas instansi Rumah Sakit Umum Rembang : 8 Poliklinik (Poli
umum, dalam, bedah, kebidanan (KIA dan Kandungan/KB), kesehatan anak,
mata, gigi dan mulut, THT ; Unit Instalasi Gawat Darurat ( IGD ); Unit
Instalasi Rawat Inap, Unit Instalasi Rawat Intensif (ICU); Pelayanan
Penunjang Medik (Radiologi, laboratorium, farmasi, fisioterapi) dan
Pelayanan Penunjang Non Medik (Instalasi gizi, Instalasi Pemeliharaan
Sarana RS).
Berdasar SK Mendagri No. 01/SK/Mendagri/2002 :
Visi : Mewujudkan rumah sakit swadana dengan pelayanan kesehatan
yang paripurna, profesioanal menggunakan teknologi teat guna
untuk mencapai kepuasan pasien.
Misi : Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau oleh
masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
B. Efektivitas Pelayanan Kesehatan RSU Kabupaten Polman
1. Pelayanan Non Medis
Pelayanan non medis sangat mempengaruhi baik buruknya dan
efektivitas pelayanan medik yang diberikan. Untuk mengetahui tingkat
efektivitas pelayanan di RSU Kabupaten Polman dapat dilihat pada
analisis data yang disajikan dalam bentuk tabel. Adapun pelayanan non
medis diantaranya sumber daya manusia, administrasi, sistem informasi,
serta tingkat mutu layanan di rumah sakit.
Tabel 3.1 Tanggapan Responden tentang efektivitas pelayanan dan
hasil kerja RSU Kabupaten Polman terhadap pelayanan
kesehatan
No Kategori Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Efektif 10 14,3
2 Efektif 51 72,9
3 Kurang Efektif 9 12,8
4 Tidak Efektif - -
Jumlah 70 100

Kesimpulan : Hasil kerja RSU Kabupaten Polman telah mencapai tingkat


efisiensi. Hal ini membuktikan terdapat 87,2 % menyatakan efektif
terhadap tugas yang dijalankannya dan 12,8 % menyatakan kurang
efektif.
Tabel 3.2 Tanggapan Responden tentang pelayanan kesehatan pasien
yang diselenggarakan oleh tenaga-tenaga ahli RSU
Kabupaten Polman
No Kategori Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Efektif 7 10
2 Efektif 50 71,4
3 Kurang Efektif 13 18,6
4 Tidak Efektif - -
Jumlah 70 100

Kesimpulan : Bahwa pelayanan di RSU Kabupaten Polman terhadap


kesehatan pasiennya benar-benar dikerjakan oleh tenaga-tenaga ahli,
terbukti 75 % responden memberikan keterangan efektif.
Tabel 3.3 Tanggapan Responden tentang pengelolaan administrasi
secara profesional di RSU Kabupaten Polman
No Kategori Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Efektif 12 17,2
2 Efektif 52 74,3
3 Kurang Efektif 5 7,1
4 Tidak Efektif 1 1,4
Jumlah 70 100

Kesimpulan : Bahwa sistem administrasi yang dikelola secara profesional


dapat membantu efektivitas pelaksanaan pelayanan kesehatan terhadap
pasien, terbukti 91,5 % memberikan keterangan efektif.
Tabel 3.4 Tanggapan Responden tentang mutu pelayanan kesehatan
di RSU Kabupaten Polman.
No Kategori Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Efektif 10 14,3
2 Efektif 57 81,4
3 Kurang Efektif 3 4,2
4 Tidak Efektif - -
Jumlah 70 100

Kesimpulan : Bahwa tingkat efektivitas pelayanan kesehatan secara


menyeluruh di RSU Kabupaten Polman sudah memenuhi standar
pelayanan kesehatan, terbukti 4,2 % responden menyatakan kurang
efektif/bermutu dan 95,7 % menyatakan efektif/bermutu.
2. Pelayanan Medis
Pelayanan medis adalah suatu bentuk fasilitas yang disiapkan oleh
rumah sakit baik tenaga ahli maupun fasilitas medis lainnya dengan
tujuan sebagai wahana pelayanan kesehatan terhadap pasien. Bentuk
pelayanan medis RSU Kabupaten Polman yaitu pelayanan pasien rawat
jalan dan pelayanan pasien rawat inap.
Tabel 3.5 Tanggapan Responden tentang efektivitas pelayanan
kesehatan pasien rawat jalan di RSU Kabupaten Polman.
No Kategori Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Efektif 10 14,3
2 Efektif 50 71,4
3 Kurang Efektif 10 14,3
4 Tidak Efektif - -
Jumlah 70 100

Kesimpulan : Bahwa efektivitas kerja para tenaga medis khususnya yang


menangani pelayanan rawat jalan adalah tergolong aktif, terbukti dengan
85,7 % responden menyatakan efektif/aktif.
Tabel 3.6 Tanggapan Responden tentang efektivitas pelayanan
kesehatan pasien rawat inap di RSU Kabupaten Polman.
No Kategori Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Efektif 14 20
2 Efektif 46 65,8
3 Kurang Efektif 5 7,1
4 Tidak Efektif 5 7,1
Jumlah 70 100

Kesimpulan : Bahwa efektivitas kerja para tenaga medis khususnya yang


menangani pelayanan rawat inap adalah tergolong aktif, terbukti dengan
85,8 % responden menyatakan efektif/aktif dan 14,2 % menyatakan
kurang efektif.
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Efektivitas Pelayanan RSU
Kabupaten Polman
1. Faktor Pendukung Pelayanan Kesehatan
Yang menjadi faktor pendukung keaktifan hasil kerja keras RSU
Kabupaten Polman terhadap pasiennya, baik pasien rawat jalan maupun
pasien rawat inap adalah karena ditunjang oleh tenaga dan sumber daya
yang memadai sehingga tercipta kedisiplinan yang tinggi khususnya
disiplin terhadap jam kerja.
Tabel 3.7 Tanggapan Responden tentang kedisiplinan pelayanan
kesehatan pada pasien rawat jalan dan inap di RSU
Kabupaten Polman.
No Kategori Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Disiplin 15 21,4
2 Disiplin 55 78,6
3 Kurang Disiplin - -
4 Tidak Disiplin - -
Jumlah 70 100

Kesimpulan : Bahwa telah ada peningkatan kedisiplinan para petugas


dalam bekerja, terbukti 21,4 % responden menyatakan sangat disiplin dan
78,6 % responden menyatakan sudah disiplin.
Tabel 3.8 Tanggapan Responden tentang pimpinan RSU Kabupaten
Polman menjalin hubungan erat dengan bawahannya
terhadap pelayanan kesehatan.
No Kategori Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Aktif 6 8,6
2 Atif 52 74,3
3 Kurang Aktif 9 12,8
4 Tidak Aktif 3 4,3
Jumlah 70 100
Kesimpulan : Untuk menciptakan suasana yang kondusif, di RSU
Kabupaten Polman terhadap pelayanan kesehatan maka pimpinan berusaha
maksimal menjalin kerjasama yang erat dengan bawahannya. Tebukti,
82,9 % responden memberikan keterangan aktif hubungan pimpinan
dengan bawahan.
Tabel 3.9 Tanggapan Responden tentang kedisiplinan dokter ahli
dalam melaksanakan tugasnya di RSU Kabupaten Polman.
No Kategori Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Aktif 4 5,7
2 Atif 51 72,8
3 Kurang Aktif 11 15,8
4 Tidak Aktif 4 5,7
Jumlah 70 100

Kesimpulan : Bahwa selain sarana dan prasarana sebagai salah satu


pendukung efektifnya pelayanan kesehatan lembaga kesehatan, maka
kedisiplinan dan ketelitian tenaga ahli juga dibutuhkan karena sangat
mempengaruhi efektif dan tidaknya hasil kerja pelayanan.
2. Faktor Penghambat Pelayanan Kesehatan
Tersedianya alat-alat medis di RSU Kabupaten Polman bukan
berarti dari pihak pemerintah kurang memperhatikan hal tersebut, akan
tetapi dana yang tersedia tidak dapat mencukupi persediaan alat medis
tersebut.
Tabel 3.10 Tanggapan Responden tentang persediaan peralatan medis
di RSU Kabupaten Polman.
No Kategori Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Tersedia 2 2,8
2 Tersedia 15 21,4
3 Kurang Tersedia 45 64,3
4 Tidak Tersedia 8 11,4
Jumlah 70 100

Kesimpulan : Bahwa persediaan sarana dan prasarana (peralatan) yang


dimiliki oleh RSU Kabupaten Polman masih kurang, terbukti dengan 75,7
% responden memberikan keterangan persediaan peralatan yang kurang
tersedia dan belum tersedia.

Disamping kurangnya peralatan medis yang menjadi kurang


efektifnya pelayanan kesehatan di RSU Kabupaten Polman, maka yang
sangat memprihatinkan adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang
betapa pentingnya arti kesehatan serta cara menanggulanginya. Menurut
Dr. H. Ahmad Aziz bahwa meskipun di RSU Kabupaten Polman telah
disiapkan fasilitas peralatan yang memadai secara maksimal dan
disediakan tenaga-tenaga ahli profesional, akan tetapi masyarakat tidak
memiliki kesadaran yang tinggi tentang manfaat kesehatan dan
membiasakan hidup sehat, maka tingkat penderita akan semakin
meningkat dan eksistensi peralatan tersebut tidak sama sekali
meminimalisasi tingkat penderita, akan tetapi perannya adalah sebagai alat
bantu penyembuhan.
Agar tercipta efektivitas pelayanan dan dapat mengurangi
peningkatan pasien, maka menurut beliau harus menjalin kerjasama anatar
pihak rumah sakit agar menyiapkan semaksimal mungkin fasilitas yang
dibutuhkan dan masyarakat harus mampu memiliki kesadaran yang tinggi
tentang pentingya kesehatan.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data secara deskriptif diatas tentang efektivitas
pelayanan kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas
pelayanan kesehatan di RSU Kabupaten Polman, maka dapat dikemukakan
beberapa kesimpulan :
1. RSU Kabupaten Polman dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
pasien dikategorikan bermutu dan efektif, karena tidak terlepas dari
proses dan prosedur pelaksanaannya yaitu antara fakta dan standar sesuai
tanggapan-tanggapan responden pada hasil penelitian dibandingkan
dengan informasi masyarakat sebelumnya.
2. Sarana dan prasarana di RSU Kabupaten Polman berdasarkan data hasil
analisis pada tingkat persediaan dan perlengkapannya masih dalam tahap
pengembangan, sehingga hal tersebut menjadi salah satu faktor
penghambat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat
dinilai kurang efektif.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka berikut ini
dikemukakan beberapa saran :
1. Sebagaiamana tingkat mutu pelayanan kesehatan RSU Kabupaten
Polman dinilai efektif dalam pengelolaannya, pihak rumah sakit sebagai
wadah dapat memberikan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan
berkelanjutan, serta memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan
di segala bidang agar lebih meningkatkan kepuasan pelanggannya
(pasien).
2. RSU Kabupaten Polman beserta pemerintah setempat agar tetap
berupaya menyediakan sarana-sarana penunjang pelayanan kesehatan
demi meminimalisasi tingkat penderita dan lebih meningkatkan motivasi
kerja pada tenaga-tenaga rumah sakit di bidang pelayanan medis maupun
non medis.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar Asrul. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan, Jakarta : Pustaka Sinar


Harapan.

Jacobalis, Samsi. 1982. Penilaian Mutu Pelayanan Kesehatan dan Akreditasi


Rumah Sakit. Jakarta : Kumpulan Naskah Ilmiah Kongres PERSI II.

Departemen Kesehatan RI. 1999. Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan


Rumah Sakit. Jakarta.

http://www.facebook.com/RSU.KAB. POLMAN/profil

http://www.facebook.com/RSU.KAB.POLMAN/info

http://pustaka.ui.ac.id/dokumen/lihat/574.pdf

Anda mungkin juga menyukai