EKONOMI KESEHATAN
Penulis
DAFTAR ISI
ii| P a g e
HALAMAN DEPAN ............................................................................... i
iii| P a g e
Pembangunan Ekonomi & Kesehatan ........................................... 13
DI KESEHATAN ..................................................................................... 19
Konsumen ............................................................................................. 19
YANKES .................................................................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA
v| P a g e
DAFTAR TABEL
v| P a g e
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.3 Kurva Tidak Elastis dan Tidak Elastis Sempurn ........... 28
vi| P a g e
vii| P a g e
BAGIAN PERTAMA
PENDAHULUAN
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup ilmu ekonomi digolongkan menjadi dua
yaitu :
a. Ekonomi Positif ( positive economics ): menguraikan
teori dan kejadian ekonomi secara apa adanya.
b. Ekonomi Normatif (normatif economics):
menguraikan teori dan kejadian ekonomi dalam
kerangka normatif ( etika, aspek nilai ).
Sebagian besar ilmu ekonomi terapan bersifat
normatif seperti ekonomi pembangunan, ekonomi
pedesaan, ekonomi Sumber Daya Alam, Ekonomi
Sumber Daya Manusia, Ekonomi Kesehatan. Cara
penggambaran ilmu-ilmu ekonomi ini biasanya dengan
grafik, model matematis, dan statistik ( Makro dan
Mikro).
Pilihan ( choices )
Sudah diungkapkan di depan, bahwa ilmu ekonomi
hakekatnya ilmu memilih. Hal ini disebabkan adanya
kebutuhan yang tidak terbatas sementara sumber daya
2| P a g e
terbatas. Kebutuhan ( needs ) yang dibahas dalam ilmu
ekonomi hanyalah kebutuhan yang bersifat ekonomi dan
bukan kebutuhan non ekonomi.
Sifat-sifat kebutuhan ekonomi adalah :
Berbeda antara orang satu dengan yang lain
Tidak sama sepanjang waktu
Berkembang baik jumlah maupun kualitas
Bisa bersifat saling melengkapi atau saling
bertentangan.
Kebutuhan manusia yang tidak terbatas itu, juga
dapat dilihat dari jenis kebutuhannya seperti kebutuhan
primer-sekender-tersier (Intensitas kegunaanya), kebutuhan
jasmani-rohani ( Sifatnya ), kebutuhan masa sekarang dan
masa yang akan datang ( Waktunya). Kebutuhan-kebutuhan
ini harus dipenuhi dengan berbagai cara. Cara yang
dipergunakan dengan menggunakan atau mengkonsumsi
barang-barang privat-publik, barang produksi-konsumsi,
barang substitusi atau saling mengganti dan barang
komplementer ( saling melengkapi), barang kongkrit dan
barang abstrak ( jasa ).
3| P a g e
Jenis-jenis Kebutuhan
1. Menurut Instensitas Kegunaannya
a. Kebutuhan primer : sandang, pangan dan papan.
Jika tidak terpenuhi akan mengganggu aktivitas
individu tsb. Yang lain keluarga, teman,
pendidikan, pengetahuan, kesehatan, pekerjaan,
keamanan, informasi, kasih sayang, identitas.
b. Sekunder : kebutuhan tambahan shg kebutuhan
manusia dapat lebih baik.
c. Tersier : jika tidak terpenuhi tidak akan menjadi
masalah
2. Menurut Sifatnya
a. Kebutuhan jasmani, merupakan kebutuhan yang
dibutuhkan manusia untuk memelihara fisik serta
raganya. Misalnya: istirahat, olahraga, dan
lainnya.
b. Kebutuhan rohani, merupakan kebutuhan yang
dibutuhkan manusia untuk memenuhi kebutuhan
jiwa dan batin. Misalnya: hiburan, ibadah,
rekreasi, kesenian, dan lainnya.
4| P a g e
tindakan ekonomi yang didalamnya terkandung asas dengan
pengorbanan tertentu diperoleh hasil yang maksimal. Prinsip
ekonomi adalah dengan pengorbanan sekecil-kecilnya untuk
memperoleh hasil tertentu aau dengan pengorbanan tertentu
untuk memperoleh hasil semaksimal mungkin.
5| P a g e
Bagaimana caranya agar sumber daya yang ada dapat
dimanfaatkan ?
Mengapa terjadi masalah kenaikan harga ? dan seterusnya
6| P a g e
Pemilikan SD dan alat produksi oleh swasta (
perorangan atau kelompok)
Berproduksi untuk dijual di pasar dengan situasi
persaingan dan digerakan oleh mekanisme pasar dan
kekuatan pasar ( demand dan supply )
Peran negara sebagai penguasa sangat kecil
Tujuan mencari laba setinggi-tingginya
Seringkali disebut dengan sistem ekonomi yang
ekstrim kanan
2. Sistem Ekonomi Terencana/terpusat/komunis :
Pemilik sumberdaya/Alat produksi oleh negara,
swasta dan masyarakat tak berhak memiliki
Pengambilan keputusan tentang apa yang akan
diproduksi, berapa banyak, bagaimana, kapan,
dimana dan berapa harganya dilakukan oleh negara.
Mekanisme pasar diganti dengan perencanaan
terpusat oleh pemerintah pusat. Sehingga produksi,
distribusi dan konsumsi diatur oleh negara. Inisiatif
dan kreativitas ekonomi masyarakat dan swasta tidak
dikehendaki oleh negara.
Sistem ini sering disebut sistem ekonomi ekstrim
kiri.
7| P a g e
3. Sistem Ekonomi Campuran/sosialis demokrasi
Perpaduan antara sistem ekonomi kapitalis dan
komunis, yang membedakan adalah derajat dominasi
antara dua sistem tersebut, dan hal ini dipengaruhi
oleh sistem nilai dan falsafah bangsa.
Pemilikan negara berdampingan dengan
kepemilikan swasta, tetapi dalam hal-hal tertentu
negara bisa monopoli karena untuk kepentingan
rakyat.
Mekanisme pasar diimbgangi dengan perencanaan
dari negara lewat aturan-aturan untuk memperlancar
produksi, distribusi dan konsumsi.
Inisiatif dan kreativitas ekonomi dari
swasta/masyarakat dikembangkan dan negara
memberikan motivasi, bimbingan dan pengawasan.
8| P a g e
BAGIAN KEDUA
KETERKAITAN ANTARA EKONOMI DAN
KESEHATAN
10| P a g e
3. Pelayanan Kesehatan, berbagai macam pelayanan
kesehatan dari pelayanan promotif-preventif, pelayanan
kuratif dan pelayanan rehabilitatif .
4. Keturunan/genetik, peranannya paling kecil dalam
penentuan keadaan kesehatan seperti diabetes, dan lain-
lain.
11| P a g e
dalam proyek kesehatan. Misalnya Cost Benefit Analysis
(CBA) dan Cost Effectiveness Analysis ( CEA) membantu
mengkaji perbandingan biaya dengan manfaat atau biaya
dengan hasil dari alternatif pilihan yang ditentukan.
4. Mekanisme Pasar dan meningkatnya peran swasta di
kesehatan
Apakah mekanisme pasar perlu ditetapkan dalam Yankes?
Ini demi efisiensi dan kualitas pelayanan mengingat
persaingan antar provider makin kuat dengan masuknya
swasta dalam Yankes. Ekonomi Kesehatan ditantang
untuk menjawab persoalan ini.
12| P a g e
4. Antisipasi pasar bebas, pergeseran paradigma kesehatan,
dan adanya desentralisasi penyelenggaraan pemerintahan.
Status Kesehatan,
Produktivitas gizi, sanitasi
kesehatan
naik lingkungan
lebih baik
lebih baik
13| P a g e
Kerberhasilan pembangunan di bidang kesehatan akan
meningkatkan status kesehatan masyarakat yang pada
gilirannya akan menyumbang kenaikan produktivitas
masyarakat.
Masalah Pembangunan Ekonomi Dan Kesehatan
1. Kemiskinan
2. Transisi Demografi
3. Transisi Epidemologis
4. Industrialisasi
14| P a g e
Tingkat pendidikan dan keterampilan rendah
Kebanyakan tinggal di desa dan melakukan urbanisasi
kemudian menciptakan kemiskinan di tempat yang baru
Relatif lemah jasmani dan rokhani, ditandai dengan
tingkat kesehatan dan gizi rendah, lingkungan tak layak,
tingkat absensi kerja dan sekolah rendah sehingga “
mental” miskin menjadi sulit dipecahkan.
Kecerd
Produk asan, Status gizi
Morbidit
tivitas partisip dan
as/morta
hasil asi kesehatan
litas
rendah kerja rendah
tinggi
rendah
15| P a g e
F. Fakta dan Data tentang Indikator Ekonomi dan
Kesehatan
Data Kemiskinan :
BPS 1999 : 23 % penduduk di bawah garis kemiskinan
Papua = 54,8 %
Maluku = 46 %
NTT = 46,7 %
Jatim = 29,5 %
Jateng = 28,5 %
DIY = 26 %
16| P a g e
tangga
7 Bahan bakar untuk memasak Kayu bakar/arang/minyak tanah
sehari-hari
8 Konsumsi daging/susu/ayam Tidak pernah mengkomsumsi /
perminggu hanya satu kali dalam seminggu
9 Makan dalam sehari untuk Hanya 1 kali makan / 2 kali makan
setiap ART dalam sehari
10 Pembelian pakaian baru untuk Tidak pernah membeli/ hanya
setiap ART dalam setahun membeli 1 stel dalam setahun
11 Kemampuan membayar untuk Tidak mampu membayar untuk
berobat ke Puskesmas/ berobat
Poloklinik
12 Lapangan pekerjaan utama Petani dengan luas lahan 0,5
Kepala Rumah Tangga ha/buruh tani, nelayan, buruh
bangunan, buruh perkebunan atau
pekerjaan lainnya dengan
pendapatan di bawah Rp. 600.000,-
per bulan.
13 Pendidikan tertinggi Kepala Tidak sekolah / tidak tamat SD /
Rumah Tangga hanya SD
14 Pemilikan Asset / tabungan Tidak punya tabungan / barang
yang mudah dijual dengan nilai
minimal Rp. 500.000,- seperti
sepeda motor (kredit / non kredit),
emas, ternak, kapal motor, atau
barang modal lainnya
17| P a g e
Tabel 2.2 Data Indikator Kesehatan Sosial Ekonomi dan
Demografi Tahun 1999
Negara Pop UHH % IMR MM LPP GNP % %
( jt) Wan BH R /Kap/ lah Ca
(th) Wa US$ ir k
n na Air
kes ber
sih
Indonesia 209, 67 22 48 390 1,4 3390 36 65
3
Malaysia 21,8 74,3 21 11 43 2 7730 98 89
Filipina 74,5 70,2 6 36 208 2,1 3670 53 83
Etiopia 61,1 44,3 74 116 1400 2,5 500 8 26
Singapura 3,5 79,3 14 5 10 1,4 2923 10 10
0 0 0
Jepang 126, 82,9 1 4 8 0,2 2440 10 96
5 0 0
Belanda 15,7 80,2 0 6 12 0,4 2130 10 99
0 0
Inggris 58,7 79,8 0 7 9 0,2 2017 10 10
0 0 0
18| P a g e
BAGIAN KETIGA
OVERVIEW TEORI ILMU EKONOMI YANG
RELEVAN DI KESEHATAN
19| P a g e
3. Harga barang/jasa substitusi ( pengganti )
4. Harga barang/Jasa komplementer ( pelengkap)
5. Selera/kebiasaan pembeli
6. Kebijakan ekonomi pemerintah
7. Harapan akan perubahan harga
8. Faktor-faktor non ekonomi ( politik, sosial, budaya,
demografi, kesehatan dsb ).
.
20| P a g e
ELASTISITAS DEMAND
Elastisitas mengukur seberapa besar tingkat perubahan
jumlah barang atau jasa yang dibeli karena adanya perubahan
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Manfaatnya untuk
penetapan harga, upah, pajak dsb.
Dari sisi demand ada tiga elastisitas yaitu elastisitas harga,
elastisitas pndapatan dan elastisitas silang. Besarnya derajat
perubahan ditunjukan dengan angka atau koefisien elastisitas
dengan ketentuan sbb :
1. Bila E kurang 1 berarti tidak elastis
2. Bila E lebih besar 1 berarti elastis
3. Bila E = 1 berarti netral ( uniter )
21| P a g e
JENIS-JENIS ELASTISITAS DEMAND :
1) Elastisitas harga permintaan ( price elasticity of demand)
Persentase perubahan jumlah barang yang diminta dibagi
dengan persentasi perubahan harga barang tsb.
23| P a g e
Py = harga barang y mula-mula
Dpy = perubahan harga barang y (Py2-py1)
Contoh :
Barang Awal Akhir
p q p q
M.Goreng (x) 2000 50 2300 30
M Goreng y 1800 40 1600 50
24| P a g e
Ada dua teori perilaku konsumen :
1) Cardinal utility : Menganggap bahwa guna suatu barang
/jasa dapat diukur dan konsumen berusaha memaksimalkan
kepuasan. .
Bila barang/jasa dibeli berkali-kali dalam waktu yang
sama maka guna tambahannya akan berkurang ( the law
of deminishing marginal utiity )
2) Ordinal Utility : Teori ini menganggap bahwa kepuasan tak
dapat diukur tapi konsumen berusaha untuk memaksimalkan
kepuasan.
Konsep lain :
a. Konsep ATP ( Ability to Pay ) - Kemampuan
membayar
b. Konsep WTP ( Wilingness to Pay ) - Kemauan
membayar
Kemampuan membayar sangat dipengaruhi oleh harga
barang dan pendapatan konsumen. Sedang kemauan
membayar dipengaruhi oleh harga, pendapatan dan faktor
lain seperti selera, persepsi dan lain-lain.
o Bila masyarakat ATP tapi tidak WTP : Pelayanan
Kesehatan Underutilization
o Bila masyarakat WTP tapi ATP : Pelayanan Kesehatan
Overutilization
25| P a g e
Yang ingin dicapai adalah yankes dimana konsumennya ATP
sekaligus WTP karena pelayanan kesehatan yang disediakan
dapat dibeli sesuai kemampuan dan kemauan masyarakat.
26| P a g e
produksi, biaya produksi, pajak, supply bahan baku ( raw
material ) dan keadaan alam ( cuaca, kebijakan pemerintah,
persaingan antar produksen dan sebagainya ).
p s
P1
P2
0 Q2 Q1 Q
. ELASTISITAS PENAWARAN
Elastisitas penawaran yaitu tanggapan dari jumlah
barang yang ditawarkan terhadap perubahan harga barang
yang bersangkutan. Jadi elastisitas ini menunjukan hubungan
antara berubahnya jumlah barang yang ditawarkan dengan
berubahnya harga barang yang bersangkutan.
P sx P sx
P2 P1
P1 P2
0 Q1 Q2 Q 0 Q1,2 Q
.
28| P a g e
P
sx
0 Q
Gambar 3.4 Kurva Netral
P P
.
sx
P2
sx
P1
Q Q
0 Q1 Q2 0 Q1,2
29| P a g e
Jawab :
Esx = - 4000/8000 : -200/600 = 1,5 ( elastis )
30| P a g e
C. TEORI PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan nasional adalah nilai uang seluruh barang
jadi dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam kurun
waktu tertentu ( biasanya satu tahun ).
Tujuan mempelajari pendapatan nasional :
a. Mengetahui nilai produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh suatu negara sehingga dapat untuk
perbandingan dari waktu ke waktu atau diperbandingkan
dengan negara lain.
b. Menganalisis perkembangan perekonomian suatu negara :
cara pendapatan, produksi dan pengeluaran.
c. Mengetahui seberapa besar sumbangan masing-masing
sektor ekonomi dan bagaimana kecenderungannya.
d. Landasan untuk membuat kebijakan pembangunan
nasional.
31| P a g e
Bruto ( PNB ) atau Gross National Product ( GNP ) yang
dihitung dengan :
Dimana :
Y = pendapatan nasional
C = Pengeluaran nasional untuk konsumsi masyarakat
I = Pengeluargan nasional untuk investasi swasta
G = Pengeluaran nasional untuk konsumsi pemerintah
X = Export nasional
M = Import nasional
Yang dihitung adalah nilai mata uang dari seluruh nilai barang
dan jasa jadi, bukan barang dan jasa antara atau barang
setengah jadi.
2. Pendekatan Produksi
Kita kenal Produk Domestik Bruto ( PDB) atau Gross
Domestic Bruto ( GDB). Dalam pendekatan ini, yang
dihitung adalah nilai mata uang dari seluruh nilai tambah
setiap sektor produksi yang ada dalam perekonomian. Ada 11
sektor produksi : pertanian, pertambangan dan galian,
industri pengolahan, listrik gas dan air minum, bangunan,
perdagangan, pengangkutan dan komunikasi, bank dan
lembaga keuangan, sewa tanah, pemerintahan, jasa/pelayanan
32| P a g e
3. Pendekatan Pendapatan ( Income )
Dalam pendekatan ini yang dihitung adalah nilai mata
uang seluruh balas jasa atau pendapatan yang diterima oleh
semua faktor produksi yang turut serta dalam perekonomian
dalam suatu negara selama setahun. Pendapatan dari masing-
masing faktor produksi itu, seperti SDM berupa upah dan
gaji, SDA dari pendapatan sewa, modal berupa bunga dan
kemampuan manajerial dari keuntungan usaha. Untuk
pendekatan ini, Indonesia belum dapat melakukan karena
pencatatan dan pelaporan ( RR ) yang diterima oleh setiap
faktor produksi belum dapat berjalan.
33| P a g e
BAGIAN KEEMPAT
INDUSTRI PELAYANAN KESEHATAN
35| P a g e
Yankes ditandai dengan eksteralitas. Artinya,
dampak positif atau negatif yang diakibatkan oleh
perbutan orang lain, misalnya imunisasi yang dilakukan
oleh seseorang untuk mencegah enyakit menular juga
akan memberikan manfaat kepada masyarakat. Tetapi,
polusi industri menyebabkan dampak negatif bagi
masyarakat sekitar yang mungkin tidak ada kaitannya
dengan aktivitas industri itu. Dalam ilmu ekonomi dikenal
bahwa suatu kegiatan yang manfaat sosialnya lebih tinggi
daripada manfaat individunya maka pemerintah perlu
menjamin dan berperanserta dalam program-program
yang mempunyai eksternalitas tinggi.
6. Non competitive
Dalam industri lain, walaupun konsumen tidak
mempunyai informasi yang lengkap akan komoditi yang
akan dibelinya, mereka masih terlindungi adanya
kompetisi antar produksen. Kompetisi ini mendorong
produksen menginformasikan kelebihan-kelebihan
produknya lewat upara pemasaran. Dalam kesehatan,
kompetisi dalam bentuk iklan secara etis dianggap tidak
patut. Akibatnya konsumen yang ignorance tadi juga
tidak memperoleh informasi tentang beda kualitas
pelayanan dan beda tarif dari berbagai alternatif yankes.
36| P a g e
7. Non Profit Motif ( motif nirlaba )
Walaupun ada yankes yang mendapatkan laba,
misalkan rumah sakit swasta, idealnya mencari
keuntungan bukan motif utama. Dalam praktek, upaya
memaksimumkan laba yang biasanya bisa dilakukan
dengn mengendalikan jumlah produksi dan tarif, sulit
dilakukan pada yankes. Kunjungan pasien ( cerminan
morbiditas ) sulit diprediksi dan dikendalikan sementara
tarif tidk bisa leluasa dinaikan karena pasaing provider
lain tidak banyak, juga pertimbangan lain misalkan sejak
dahulu kesehatan diposisikan sebagai sektor yang penuh
muatan sosial, bahkan tidak etis bila berbicara untung
rugi.
Oleh karena itu sebagian besar rumah sakit
pemerintah seringkali menunjukan defisit dan rumah sakit
swasta juga tidak bisa leluasa membatasi jumlah pasien
pada tingkat yang optimum dan dapat memberikan laba
terbesar.
38| P a g e
2. Peranan Swasta dan Pemerintah
Peranan swasta dan pemerintah dalam yankes,
dapat terlihat dalam matrik sebagai berikut :
Tabel 4.1. Peranan Swasta Dan Pemerintah Dalam
Yankes
Pelaksana/Biaya Pemerintah Swasta
PEMERINTAH Rumah Sakit Pelaksanaannya
Puskesmas dikontrakan ke swasta,
Pustu misalnya cleaning
Program Kesmas service, pemeliharaan
alat, dsb.
39| P a g e
Private dan Public Goods
Ciri Private Goods
a. Sifatnya rival ( sasaran masyarakat kota dan
golongan menengah ke atas ) dan eksklusif (
SDM, peralatan medis dan pendukungnya serta
tarif )
b. Orang yang mengkonsumsi /manfaatkannya
langsung dapat manfaatnya.
c. Dalam yankes peran swasta ( menonjol ) dan
pemerintah.
Public Goods
a. P2M dan Pengendalian vector
b. Kesling : air bersih, sanitasi, polusi
c. KIA dan KB : imunisas
d. Promkes
e. Pemerintah ( menonjol ) dan swasta ( pilih-pilih
)
40| P a g e
BAGIAN KELIMA
APLIKASI DEMAND DAN SUPPLY DALAM
PELAYANAN KESEHATAN
42| P a g e
persepsi terhadap yankes ( tarif, jarak, waktu
pelayanan dan kondisi pelayanan )
b. Paul J. Feldstein ( 1983), mengemukakan
demand kuratif dipengaruhi (a) needs insidens
penyakit ( morbiditas ), ( b ) karakteristik
demografi dan sosbud seperti statsu marital,
jumlah dan struktur keluarga, pendidikan dan
sistem nilai dan ( c) faktor ekonomi seperti
pendaatan, harga/tarif yankes, nilai waktu/time
cost.
c. Heggenhougen dan Clements ( 1987 )
menyebutkan demand yankes preventif (
imunisasi ) dipengaruhi (a) karakteristik sistem
yankes seperti pelayanan terintegrasi atau tidak,
waktu dan tempat, dan sikap petugas, ( b)
karakteristik target populasi seperti sosio
ekonomik, mobilitas dan hubungan masyarakat,
sikap dan kepercayaan.
44| P a g e
Biasanya, cara mengukur ATP dalam yankes
diperlukan semacam survei pendapatan dan pengeluaran
masyarakat. Pengukuran ATP dengan dua cara yaitu :
P ( harga)
10.000
8.000 Surplus konsumen
5.000
46| P a g e
2 50 100 50
3 50 150 50
4 50 200 50 dst
2) Pasar Persaingan Tak Sempurna (Persaingan
monopolistik, oligopoli dan monopoli )
Salah satu cirinya yaitu jumlah penjual sudah
berkurang ( cenderung makin berkurang), walaupun harga
berubah tetapi harga pasar masih. Mendekati atau
cenderung sama dengan AR. TR meningkat tetapi pada
harga tertentu dapat menurun sedangkan MR mula-mula
tinggi dan cenderung menurun dan dapat negatif
Q P=AR TR MR Q P=AR TR MR
0 100 0 - 6 40 240 -10
1 90 90 90 7 30 210 -30
2 80 160 70 8 20 160 -50
3 70 210 50 9 10 90 -70
4 60 240 30 10 0 0 -90
5 50 250 10
2. BIAYA ( COST )
47| P a g e
Adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan
untuk menghasilkan barang/jasa. Biaya ini dipergunakan
untuk membeli/membayar faktor produksi.
BAGIAN KEENAM
PEMBIAYAAN KESEHATAN DAN ANALISIS
BIAYA PUSKESMAS
A. KONSEP BIAYA
Ada beberapa konsep :
a) Biaya total ( Total Cost )
Seluruh pengorbanan ( dalam nilai uang ) yang
diperlukan untuk menghasilkan barang atau jasa. Dalam
jangka pendek perush. Harus sudah mempunyai peralatan
seperti gedung, mesin dan faktor produksi tetap lainnya.
Yang masih harus disesuaikan dengan bahan mentah,
tenaga kerja dan bahan pembantu lainnya ( faktor
produksi variable ). Operasional faktor produksi tetap dan
variable akan menyesuaikan diri dan bertambah lentur.
49| P a g e
Dari data biaya ( baik total maupun rata-rata ) yang ada dapat
dibuat kurvenya agar data biaya lebih mudah dibaca dan
disimpukan pola biayanya.
50| P a g e
2. Tujuan Umum
Mendapatkan informasi mengenai biaya total dan biaya
satuan di Puskesmas dan Puskesmas pemantu
3. Tujuan Khusus
a. Mendapatkan gambaran mengenai unit/bagian yang
merupakan “ pusat biaya “ atau Cost Center serta “
pusat pendapatan “ atau Revenue Center.
b. Mendapatkan gambaran biaya pada tiap unit/kegiatan
pokok, baik biaya tetap ( fixed cost ) biaya investasi
yang disetahunkan maupun biaya variable/
Recurrent cost/baiaya operasional-pemeliharaan.
Identifikasi biaya untuk seluruh sumber dana seperti
APBN, DIP Terpadu, APBD I,II dan sumber lain
seperti kesehatan haji, BKKBN, Askes.
c. Mendapatkan gambaran pendapatan puskesmas, baik
bersumber dari pemerintah maupun retribusi (
Revenue )
d. Mendapatkan gambaran biaya satuan pelayanan
puskesmas ( BP/Kuratif/Pengobatan, KIA,KB,
Imunnisasi, Rawat Inap dll )
4. Manfaat
a. Menghasilkan informasi biaya satuan yang penting
untuk penyesuaian Perda Tarif Puskesmas.
51| P a g e
b. Informasi untuk menetapkan kebijakan subsidi silang
internal puskesmas maupun antar puskesmas.
5. Langkah-Langkah
a. Pertama :
Pilih satuan waktu untuk perhitungan biaya ,
biasanya tahung anggaran yang telah berjalan yang
datanya tersedia dan lengkap.. Beri batrasan unit
yang dilakukan analisis biaya, misalnya : untuk
Puskesmas atau Pustu, atau untuk seluruh kegiatah
utuh puskesmas dan semua pustu. Untuk
kepentingan analisis penetapan tarif, sebaiknya
dipisah perhitungan untuk Puskesmas Induk dan
Puskesmas Pembantu. Tidak boleh dilupakan bahwa
kegiatan lapangan seperti Pusling, Posyandu,
Penyuluhan, adalah bagian dari kegiatan Puskesmas.
Bila ingin diketahui keseluruhan biaya puskesmas
tsb maka analisis biaya melibatkan seluruh unit.
Namun bila untuk penetapan tarif hanya kegiatan BP
saja misalnya yang dihitung, maka harus dibatasi
dengan tegas dan jelas komponen kegiatan dan
baiayanya yang dimasukan dalam analisis biaya
b. Kedua :
52| P a g e
Identifikasi pusat-pusat biaya pelayanan dan
pendukung dari Puskesmas. Pusat biaya di sini
adalah unit-unit didalam Puskesmas yang
menyediakan pelayanan/kegiatan pokok/program,
misalnya unit BP ( pelayanan pengobatan/kuratif ),
atau menyediakan pendukung pelayanan, misalnya
Tata Usaha/RR. Komponen pelkes yang dipungut
Retribusi misalnya : Rawat jalan; Rawat inap; Rawat
kunjungan; Tindakan Medik; Pemeriksaan penunjang
diagnostik; Pelayanan Ambulans.
53| P a g e
pengeluaran operasional-pemeliharaan dll yang
semuanya harus dihitung.
c. Ketiga :
Identifikasi komponen biaya investasi/modal
dan biaya operasional Puskesmas selama tahun
anggaran yang telah ditetapkan., Sebagai alat bantu
digunakan instrumen pengumpulan data biaya
puskesmas. Biaya investasi adalah biaya pembelian
alat/barang yang digunakan lebih dari satu tahun.
Biaya investasi disebut juga biaya tetap. Perhitungan
biaya tetap yang disetahunkan ( dihitung biaya tsb
dalam waktu setahun ) harus mempertimbangkan
harga beli, masa pakai dan umur barang saat itu
dengan rumus. :
54| P a g e
Yang termasuk biaya tetap : gedung (
Puskesmas, pustu ), alat ( alat medis dan non medis),
kendaraan, pendidikan staf.
Untuk biaya operasional, dihitung pengeluaran
Puskesmas/pustu selama setahun 1. )untuk
operasional-pemeliharaan, seperti : personel/pegawai
( biaya semi tetap) yang terdiri dari gaji, honor,
insentif, tunjangan dll.
Untuk staf yang kerjanya rangkap, dibutuhkan
informasi tambahan perkiraan bobot waktu untuk
kegiatann pokok dan kegiatan lainnya di puskesmas,
contohnya dokter 70 % di BP dan 20 % di lapangan,
dan 10 % administrasi/rapat-rapat. 3).Obat dan bahan
( vaksin) dll . 4). Utilities (listrik, telepon dll ).5).
Biaya pemeliharaan gedung dan alat. 6).
Transport/biaya perjalanan dan perdiem. 7). Bahan
makanan/dapur. 8). Bahan habis pakai/ATK 9).
Bahan rumah tangga/kebersihan. 10). Biaya
operasional lainnya.
Pendekatan Perhitungan
Full Cost : Menghitung seluruh komponen AFC dan
biaya operasional puskesmas
55| P a g e
Direct Cost : Menghitung komponen biaya tanpa
AFC dan Gaji PNS ( tetapi honor, insentif, jasa
medik tetap dibebankan )
56| P a g e
satuan obat-obatan, pemeliharaan gedung, alat,
kendaraan, biaya perjalanan, bensin per Diem,
transport, utilities, dll.
d. Keempat :
Mengalokasikan biaya-biaya tetap dan biaya
operasional pada pusat biaya pendukung/unit
penunjang dan unit produksi ( pusat layanan ). Tahap
ini merupakan alokasi tahap pertama dimana asumsi-
asumsi yang dipakai sebagai dasar pembobotan
adalah : Investasi; Dasar Alokasi; Gedung
M2 luas setiap ruang layanan; Alat
Biasanya dihitung sesuai penggunaan.
57| P a g e
Obat2an Alokasikan untuk unit2 pengguna
e. Kelima :
Merupakan alokasi tahap kedua, dimana biaya-
biaya dari pusat biaya penunjang ( administrasi dll )
ke pusat pelayanan/program/kegiatan pokok dengan
dasar asumsi menggunakan bobot aktifitas
puskesmas ybs.; diwakili oleh bobot pengeluargan
untuk obat dan gaji pada masing2 unit produksi.
Misalnya biaya obat dan gaji di BP 40 %; KIA/KB
25 %; imunisasi 15 %; Laboratorium 5 %, lain-lain
15 %. Dengan demikian bobot biaya utilities/umum
di unit-unit tsb adalah berturut-turut 40%,25
%,15%,5 % dan 15 % ( bobot ini juga digunakan
untuk memboot biaya lain yang sulit diasumsikan
penggunaannya pada tiap unit ).
f. Keenam :
Dari berbagai langkah penghitungan di atas,
kumpulkan informasi biaya-biaya untuk setiap unit
pelayanan di puskesmas, sehingga diperoleh data
58| P a g e
biaya total tiap unit ( BP,KIA dll). Data disesuaikan
dengan keadaan puskesmas ybs :
Unit/Program BP outputnya : Jumlah kunjungan
pasien rawat jalan
KIA outputnya :
- Jumlah kunjungan pasien KIA
- Ummnunisasi TT
- Pemeriksaan ibu hamil
- Penimbangan bayi
- Pemeriksaan penyakit kandungan
- Pemeriksaan pasca melahirkan
- Pemeriksaan balita
KB outputnya: Jumlah kunjungan pasien KB ( pil,
iud, implant )
BP Gigi outputnya : Jumlah kunjungan pasien
perawatan gigi
Imunisasi output : Jumlah imunisasi BCG, DPT,
Polio, Campak
Rawat inap : jumlah pasien rawat inap yang
keluar; jumlah hari rawat inap.
Tindakan Medik ringan: Jahit luka,
vasektomiinsisi abses, sirkumsisi, tindik daun
telinga, pemasangan dan pencabutan IUD-Implant
dll
59| P a g e
Tindakan medik sedang : Operasi katarak,
minilaparotomi, vakum ekstraksi dll.
Pemeriksaan diagnostik : USG, rontgen foto dll
g. Ketujuh :
Untuk menghitung biaya satuan atau unit cost
diperoleh dengan cara membagi biaya total pada tiap
unit dengan output unit ybs. Untuk penyesuaian tarif
yang akan di Perdakan, perlu dibedakan perhitungan
biaya satuan total ( keseluruhan, terdiri dari biaya
investasi dan operasional pemeliharaan atau full cost
) atau biaya satuan operasional pemeliharaan saja (
tanpa investasi dan gaji PNS ) sehingga subsidi dpat
diperhitungkan untuk beberapa komponen biaya.
60| P a g e
DAFTAR PUSTAKA
https://pratama1989.wordpress.com/2016/04/07/konsep-dasar-
ilmu-ekonomi/
https://www.zonareferensi.com/pengertian-ilmu-ekonomi/
https://wirkatze.wordpress.com/2014/07/23/prinsip-dasar-ilmu-
ekonomi/
http://eprints.dinus.ac.id/6213/1/I_EKONOMI_KESEHATAN
https://www.scribd.com/doc/95955969/Konsep-Dasar-Ekonomi-
Kesehatan
https://ilmukesehatanmasyarakatblog.wordpress.com/2016/04/
15/pengertian-ilmu-kesehatan-masyarakat-2/
https://www.academia.edu/8278738/Definisi_Kesehatan_Masya
rakat
http://sutarmo-univet.blogspot.com/2014/11/batasan-
konsepsual-ekonomi-kesehatan.html
1| P a g e
http://sutarmo-univet.blogspot.com/2014/11/hubungan-
ekonomi-dan-kesehatan.html
https://www.ekomarwanto.com/2012/04/teori-permintaan-
demand-dan-teori.html
https://chandrapamungkas.wordpress.com/2011/04/05/permint
aan-penawaran-hukum-permintaan-dan-penawaran-harga-
keseimbangan/
http://afrinataika.blogspot.com/2014/06/demand-dan-supply-
pelayanan-kesehatan.html
https://www.scribd.com/doc/52457525/Ciri-ciri-Industri-
Layanan-Kesehatan
https://catatankuliahnya.wordpress.com/2010/01/06/pembiaya
an-pelayanan-kesehatan/
http://bukutembaga.blogspot.com/2016/04/analisis-biaya-
puskesmas.html
2| P a g e
1| P a g e