Anda di halaman 1dari 71

BUKU MATERI

EKONOMI KESEHATAN

Oleh : Nisrina Luthfi Rhosidah


(1751700016)

UNIVERSITAS VETERAN BANGUN


NUSANTARA SuKOHARJO
KATA PENGANTAR
2018 i| P a g e
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan Buku Materi Ajar Ekonomi
Kesehatan untuk mahasiswa Program Studi Ilmu
Kesehatan Mayarakat ini dengan baik dan
tepat waktu. Buku materi ini disusun untuk
memenuhi ketentuan kegiatan perkuliahan
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
UNIVET BANTARA SUKOHARJO.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan buku ini. Penulis menyadari masih
terdapat kekurangan dalam buku ini, tetapi
penulis meyakini bahwa sekecil apapun buku
ini tetap memberikan manfaat. Kritik dan
saran terhadap penyempurnaan buku ini sangat
diharapkan. Semoga Buku Materi ini dapat
memberi manfaat bagi mahasiswa khususnya
mahasiswa Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat
dan umumnya bag semua pihak yang
membutuhkan. Terimakasih.

Penulis

DAFTAR ISI
ii| P a g e
HALAMAN DEPAN ............................................................................... i

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................ iii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vi

BAGIAN 1 PENDAHULUAN ................................................................ 1

A. Konsep Dasar ilmu ekonomi : Definisi dan

Ruang Lingkup ...................................................................................... 1

B. Prinsip-prinsip ilmu Ekonomi ............................................................ 4

C. Tujuan, Masalah, dan Sistem Ekonomi ..........................................5

BAGIAN 2 KETERKAITAN ANTARA EKONOMI

DAN KESEHATAN ................................................................................ 9

A. Konsep Dasar Ekonomi Kesehatan ................................................. 9

B. Tujuan Akhir Kesehatan Masyarakat ............................................... 10

C. Isu Pokok Ekonomi Kesehatan ......................................................... 11

D. Sumbangan Ekonomi Kesehatan .................................................... 12

E. Hubungan Ekonomi & Kesehatan serta Masalah

iii| P a g e
Pembangunan Ekonomi & Kesehatan ........................................... 13

F. Fakta dan Data Indikator Ekonomi dan Kesehatan .................... 16

BAGIAN 3 OVERVIEW TEORI ILMU EKONOMI YANG RELEVAN

DI KESEHATAN ..................................................................................... 19

A. Teori Demand/Permintaan Dan Perilaku

Konsumen ............................................................................................. 19

B. Teori Supply/Penawaran Dan Perilaku Produsen ....................... 26

C. Teori Pendapatan Nasional .............................................................. 31

BAGIAN 4 INDUSTRI PELAYANAN KESEHATAN ............................ 34

A. Ciri/Karakteristik Kesehatan Yankes ................................................ 34

B. Peran Pemerintah Dan Swasta Dalam Yankes

Dilema Profit dan Not for Profit dalam Yankes ........................... 38

BAGIAN 5 APLIKASI DEMAND DAN SUPPLY DALAM

YANKES .................................................................................................. 41

A. Masalah Kesehatan, Needs dan demand Yankes ....................... 41

B. Konsep ATP dan WTP ......................................................................... 43

C. Penerimaan (Revenue) dan Biaya (Cost) ....................................... 46

BAGIAN 6 PEMBIAYAAN KESEHATAN DAN ANALISIS


iv| P a g e
BIAYA PUSKESMAS .............................................................................. 48

A. Konsep Biaya ......................................................................................... 48

B. Fakta Data Pembiayaan Kesehatan Indonesia ............................. 50

C. Analisis Biaya Puskesmas ...................................................................50

DAFTAR PUSTAKA

v| P a g e
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria RT miskin menurut BPS .........................................16

Tabel 2.2 Data Indikator Kesehatan Sosial Ekonomi dan Demografi

Tahun 1999 ..................................................................................................18

Tabel 4.1 Peranan Sawasta dan Pemerintah dalam Yankes ..........39

Tabel 6.1 Contoh pusat biaya puskesmas ..........................................53

v| P a g e
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan Antara Ekonomi Dan Kesehatan ............... 13

Gambar 2.2 Lingkaran Kemiskinan ( poverty cycle ) ..................... 15

Gambar 3.1 Kurva Permintaan .............................................................. 20

Gambar 3.2 Kurva Penawaran ............................................................. 27

Gambar 3.3 Kurva Tidak Elastis dan Tidak Elastis Sempurn ........... 28

Gambar 3.4 Kurva Netral ........................................................................ 29

Gambar 3.5 Kurva Elastis dan Elastis Sempurna .............................. 29

Gambar 5.1 Kurva WTP dan Surplus .................................................. 45

vi| P a g e
vii| P a g e
BAGIAN PERTAMA
PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar Ilmu Ekonomi : Definisi dan Ruang


Lingkup
1. Definisi
Berasal dari bahasa Yunani : Oikos = Rumah
Tangga/Keluarga dan Nomos = Ilmu/Aturan atau hukum.
Beberapa definisi ilmu ekonomi antara lain :
 Ilmu ekonomi adalah suatu ilmu ( studi ) yang
mempelajari tentang bagaimana orang atau
masyarakat membuat pilihan dengan menggunakan
sumber daya yang terbatas tetapi dapat digunakan
dalam berbagai cara ( alternatif ) untuk menghasilkan
barang dan jasa dan didistribusikan untuk konsumsi
masyarakat saat ini dan yang akan datang.
 Ilmu ekonomi adalah Ilmu yang mempelajari
bagaimana manusia memenuhi kebutuhan rumah
tangga dengan sumberdaya terbatas, sehingga
memperoleh kepuasan yang maksimum.
 Ilmu ekonomi adalah Ilmu memilih (choice),
bagaimana mengalokasikan sumber daya yang
terbatas sehingga memperoleh manfaat /benefit yang
sebesar-besarnya.
1| P a g e
 Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana
manusia bertingkah pekerti mengorganisasi kegiatan-
kegiatan konsumsi dan produksinya.

2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup ilmu ekonomi digolongkan menjadi dua
yaitu :
a. Ekonomi Positif ( positive economics ): menguraikan
teori dan kejadian ekonomi secara apa adanya.
b. Ekonomi Normatif (normatif economics):
menguraikan teori dan kejadian ekonomi dalam
kerangka normatif ( etika, aspek nilai ).
Sebagian besar ilmu ekonomi terapan bersifat
normatif seperti ekonomi pembangunan, ekonomi
pedesaan, ekonomi Sumber Daya Alam, Ekonomi
Sumber Daya Manusia, Ekonomi Kesehatan. Cara
penggambaran ilmu-ilmu ekonomi ini biasanya dengan
grafik, model matematis, dan statistik ( Makro dan
Mikro).

Pilihan ( choices )
Sudah diungkapkan di depan, bahwa ilmu ekonomi
hakekatnya ilmu memilih. Hal ini disebabkan adanya
kebutuhan yang tidak terbatas sementara sumber daya

2| P a g e
terbatas. Kebutuhan ( needs ) yang dibahas dalam ilmu
ekonomi hanyalah kebutuhan yang bersifat ekonomi dan
bukan kebutuhan non ekonomi.
Sifat-sifat kebutuhan ekonomi adalah :
 Berbeda antara orang satu dengan yang lain
 Tidak sama sepanjang waktu
 Berkembang baik jumlah maupun kualitas
 Bisa bersifat saling melengkapi atau saling
bertentangan.
Kebutuhan manusia yang tidak terbatas itu, juga
dapat dilihat dari jenis kebutuhannya seperti kebutuhan
primer-sekender-tersier (Intensitas kegunaanya), kebutuhan
jasmani-rohani ( Sifatnya ), kebutuhan masa sekarang dan
masa yang akan datang ( Waktunya). Kebutuhan-kebutuhan
ini harus dipenuhi dengan berbagai cara. Cara yang
dipergunakan dengan menggunakan atau mengkonsumsi
barang-barang privat-publik, barang produksi-konsumsi,
barang substitusi atau saling mengganti dan barang
komplementer ( saling melengkapi), barang kongkrit dan
barang abstrak ( jasa ).

3| P a g e
Jenis-jenis Kebutuhan
1. Menurut Instensitas Kegunaannya
a. Kebutuhan primer : sandang, pangan dan papan.
Jika tidak terpenuhi akan mengganggu aktivitas
individu tsb. Yang lain keluarga, teman,
pendidikan, pengetahuan, kesehatan, pekerjaan,
keamanan, informasi, kasih sayang, identitas.
b. Sekunder : kebutuhan tambahan shg kebutuhan
manusia dapat lebih baik.
c. Tersier : jika tidak terpenuhi tidak akan menjadi
masalah
2. Menurut Sifatnya
a. Kebutuhan jasmani, merupakan kebutuhan yang
dibutuhkan manusia untuk memelihara fisik serta
raganya. Misalnya: istirahat, olahraga, dan
lainnya.
b. Kebutuhan rohani, merupakan kebutuhan yang
dibutuhkan manusia untuk memenuhi kebutuhan
jiwa dan batin. Misalnya: hiburan, ibadah,
rekreasi, kesenian, dan lainnya.

B. Prinsip Prinsip Ilmu Ekonomi


Apa yang dimaksud dengan prinsip ekonomi ? Secara
umum prinsip ekonomi adalah pedoman untuk melakukan

4| P a g e
tindakan ekonomi yang didalamnya terkandung asas dengan
pengorbanan tertentu diperoleh hasil yang maksimal. Prinsip
ekonomi adalah dengan pengorbanan sekecil-kecilnya untuk
memperoleh hasil tertentu aau dengan pengorbanan tertentu
untuk memperoleh hasil semaksimal mungkin.

C. Tujuan, Masalah, dan Sistem Ekonomi


Hakekat tujuan ekonomi baik bagi individu maupun
masyarakat (negara) yaitu agar individu ( masyarakat/negara)
dapat menjadi makmur terpenuhi kebutuhan ekonominya dan
bukan kebutuhan yang non ekonomi. Tujuan itu, misalnya
dirumuskan menjadi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang
cepat dan tinggi, harga-harga stabil, pengangguran dapat
diatasi, adanya keadilan dalam distribusi dan sebagainya.
Sedangkan masalah-masalah pokok ekonomi meliputi :
 Produksi, menyangkut masalah usaha atau kegiatan
menciptakan atau menambah kegunaan suatu benda.
Bagaimana cara memproduksinya?
 Konsumsi, menyangkut kegiatan menghabiskan atau
mengurangi kegunaan suatu benda. Barang dan jasa yang
harus diproduksi dan berapa banyak?
 Distribusi, menyangkut kegiatan menyalurkan barang dari
produsen kepada konsumen. Untuk siapa barang dan jasa
dibuat?

5| P a g e
 Bagaimana caranya agar sumber daya yang ada dapat
dimanfaatkan ?
 Mengapa terjadi masalah kenaikan harga ? dan seterusnya

Upaya untuk mencapai tujuan dan menanggulangi


masalah ekonomi tersebut, tergantung dari sistem ekonomi
yang dianut. Yang dimaksud sistem ekonomi adalah
hubungan atau keterkaitan antara komponen ( unsur )
ekonomi dalam kerangka hukum, adat/budaya dan politik
yang mengatur bagaimana komponen-komponen tersebut
melakukan aktivitasnya menuju cita-cita atau tujuan yang
ditetapkan.
Hubungan atau keterkaitan antara unsur ekonomi
dalam kerangka hukum, adat/budaya, politik yang mengatur
bagaimana komponen-komponen melakukan aktivitasnya
menuju cita-cita atau tujuan tertentu. Di dunia ini, banyak
sekali sistem ekonomi yang dijalankan, namun dapat
digolongkan menjadi tiga :
1. Sistem ekonomi kapitalis
 Mengandalkan laissez faire ( kebebasan ) dan
persaingan
 Swasta bebas melakukan produksi, konsumsi dan
distribusi barang dan jasa

6| P a g e
 Pemilikan SD dan alat produksi oleh swasta (
perorangan atau kelompok)
 Berproduksi untuk dijual di pasar dengan situasi
persaingan dan digerakan oleh mekanisme pasar dan
kekuatan pasar ( demand dan supply )
 Peran negara sebagai penguasa sangat kecil
 Tujuan mencari laba setinggi-tingginya
 Seringkali disebut dengan sistem ekonomi yang
ekstrim kanan
2. Sistem Ekonomi Terencana/terpusat/komunis :
 Pemilik sumberdaya/Alat produksi oleh negara,
swasta dan masyarakat tak berhak memiliki
 Pengambilan keputusan tentang apa yang akan
diproduksi, berapa banyak, bagaimana, kapan,
dimana dan berapa harganya dilakukan oleh negara.
Mekanisme pasar diganti dengan perencanaan
terpusat oleh pemerintah pusat. Sehingga produksi,
distribusi dan konsumsi diatur oleh negara. Inisiatif
dan kreativitas ekonomi masyarakat dan swasta tidak
dikehendaki oleh negara.
 Sistem ini sering disebut sistem ekonomi ekstrim
kiri.

7| P a g e
3. Sistem Ekonomi Campuran/sosialis demokrasi
 Perpaduan antara sistem ekonomi kapitalis dan
komunis, yang membedakan adalah derajat dominasi
antara dua sistem tersebut, dan hal ini dipengaruhi
oleh sistem nilai dan falsafah bangsa.
 Pemilikan negara berdampingan dengan
kepemilikan swasta, tetapi dalam hal-hal tertentu
negara bisa monopoli karena untuk kepentingan
rakyat.
 Mekanisme pasar diimbgangi dengan perencanaan
dari negara lewat aturan-aturan untuk memperlancar
produksi, distribusi dan konsumsi.
 Inisiatif dan kreativitas ekonomi dari
swasta/masyarakat dikembangkan dan negara
memberikan motivasi, bimbingan dan pengawasan.

8| P a g e
BAGIAN KEDUA
KETERKAITAN ANTARA EKONOMI DAN
KESEHATAN

A. Konsep Dasar Ekonomi Kesehatan


Secara sederhana Ekonomi Kesehatan dapat dikatakan
sebagai aplikasi ilmu ekonomi dalam bidang kesehatan.
Definisi menurut WHO : penggunaan ilmu ekonomi
untuk kwantifikasi sumberdaya yang digunakan untuk
menyediakan pelayanan kesehatan, alokasi dan efisiensi
penggunaan sumberdaya tersebut untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan serta kuantifikasi dampak upaya -
upaya preventif, kuratif, dan rehabilitatif terhadap
produktivitas individu dan produktivitas nasional.
Jadi Ekonomi Kesehatan merupakan integrasi ilmu
ekonomi dengan Ilmu Kesehatan khususnya kesehatan
masyarakat.
Apa Ilmu Kesehatan Masyarakat ? Menurut Winslow,
sautu ilmu dan seni untuk :
1. Pencegahan penyakit
2. Memperpanjang hidup
3. Meningkatkan derajat kesehatan dan efesiensi, yang
dilaksanakan melalui pengorganisasian upaya masyarakat
melalui :
9| P a g e
 Penyehatan lingkungan
 Pencegahan dan pemberantasan penyakit
 Pendidikan kesehatan bagi masyarakat
 Pengorganisasian pelayanan kesehatan
 Pengembangan organisasi sosial untuk menjamin standar
hidup yang sehat. Sehingga setiap warganegara
memperoleh haknya menikmati hidup sehat dan umur
panjang.

B. Tujuan Akhir Kesehatan Masyarakat


Tercapainya kesehatan masyarakat secara optimal.
WHO merumuskan sebagai suatu keadaan yang bukan hanya
bebas dari penyakit, akan tetapi juga sehat secara mental dan
sosial. Menurut Blum, keadaan kesehatan dipengaruhi oleh :
1. Faktor Lingkungan, mempunyai pengaruh terbesar
terhadap status kesehatan, meliputi tanah, bahan kimia
dll, lingkungan biologis seperti faktor penyakit dan
lingkungan sosial.
2. Perilaku Kesehatan, perilaku masyarakat untuk
memelihara kesehatannya, mulai dari perilaku promotif,
preventif dan perilaku mencari pengobatan apabila jatuh
sakit.

10| P a g e
3. Pelayanan Kesehatan, berbagai macam pelayanan
kesehatan dari pelayanan promotif-preventif, pelayanan
kuratif dan pelayanan rehabilitatif .
4. Keturunan/genetik, peranannya paling kecil dalam
penentuan keadaan kesehatan seperti diabetes, dan lain-
lain.

C. Isu Pokok Ekonomi Kesehatan


1. Mobilisasi Sumber Daya
Sumberdaya (dana, SDM, Peralatan dan sarana, teknologi,
manajerial) terbatas. Perlu dimobilisasi agar tercapai
pemerataan dan keadilan kesehatan untuk semua pihak.
Misalnya peningkatan anggaran kesehatan, mobilisasi
sumber dana di masyarakat melalui ASKES, penyesuaian
tarif pelayanan kesehatan agar lebih riil, dan lain-lain.
2. Alokasi Sumber Daya
Alokasi sumberdaya harus diupayakan seoptimal
mungkin. Misalnya, kecenderungan anggaran kesehatan
untuk upaya kuratif akan tergeser seiring dengan
paradigma baru kesehatan yang mengutamakan upaya
preventif dan promotif.
3. Efisiensi dan efektivitas
Kontribusi Ekonomi Kesehatan sangat menonjol dalam
aspek efisiensi ( daya guna ) dan efektivitas ( hasil guna)

11| P a g e
dalam proyek kesehatan. Misalnya Cost Benefit Analysis
(CBA) dan Cost Effectiveness Analysis ( CEA) membantu
mengkaji perbandingan biaya dengan manfaat atau biaya
dengan hasil dari alternatif pilihan yang ditentukan.
4. Mekanisme Pasar dan meningkatnya peran swasta di
kesehatan
Apakah mekanisme pasar perlu ditetapkan dalam Yankes?
Ini demi efisiensi dan kualitas pelayanan mengingat
persaingan antar provider makin kuat dengan masuknya
swasta dalam Yankes. Ekonomi Kesehatan ditantang
untuk menjawab persoalan ini.

D. Sumbangan Ekonomi Kesehatan


1. Menganalisis dampak kesehatan thp pembangunan SDM,
misal melalui penelitian kuantitatif sehingga mudah
dipahami “ awam” betapa besar sumbangan kesehatan
dalam pembangunan SDM sehingga perlu anggaran besar.
2. Melakukan kajian bagaimana memobilisasi sumber dana
masyarakat yang sangat potensial untuk membiayai
kesehatan mereka, seperti pengembangan JPKM (
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat ).
3. Melakukan kajian analisis biaya program kesehatan
maupun yankes seperti pentuan tarif Puskesmas dan RS

12| P a g e
4. Antisipasi pasar bebas, pergeseran paradigma kesehatan,
dan adanya desentralisasi penyelenggaraan pemerintahan.

E. Hubungan Antara Ekonomi dan Kesehatan serta


Masalah Pembangunan Ekonomi Dan Kesehatan

Pembangunan Pendapatan Daya beli


ekonomi negara & barang/jasa
sukses masy naik kes naik

Status Kesehatan,
Produktivitas gizi, sanitasi
kesehatan
naik lingkungan
lebih baik
lebih baik

Gambar 2.1 Hubungan Antara Ekonomi Dan Kesehatan

Mempunyai hubungan yang sangat erat, bidang


ekonomi mendukung kesehatan dalam arti bidang ekonomi
menyediakan sarana dan prasarana untuk bidang kesehatan.
Pendapatan negara maupun keluarga yang meningkat karena
keberhasilan pembangunan ekonomi kan dapat menyediakan
dana yang cukup untuk membangun fasilitas kesehatan serta
meningkatkan kemampuan membeli pelayanan kesehatan.

13| P a g e
Kerberhasilan pembangunan di bidang kesehatan akan
meningkatkan status kesehatan masyarakat yang pada
gilirannya akan menyumbang kenaikan produktivitas
masyarakat.
Masalah Pembangunan Ekonomi Dan Kesehatan
1. Kemiskinan
2. Transisi Demografi
3. Transisi Epidemologis
4. Industrialisasi

KEMISKINAN ? Secara ekonomi adalah suatu kondisi


ekonomi dimana tidak ada kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan hidup yang pokok ( pangan, sandang, perumahan,
pendidikan dan kesehatan) dengan layak. Kemiskinan
dipengaruhi oleh rendahnya pendapatan, tingkat pendidikan
dan keterampilan, rendahnya kepemilikan Sumberdaya,
sistem nilai sosial budaya dan sebagainya.

Ciri Umum Masyarakat Miskin


 Tidak mempunyai faktor produksi sendiri spt tanah,
modal dan ketrampilan
 Tidak memiliki kemungkinan-kemungkinan untuk
memperoleh kekayaan dengan kekuatan sendiri, misal
karena terlibat utang

14| P a g e
 Tingkat pendidikan dan keterampilan rendah
 Kebanyakan tinggal di desa dan melakukan urbanisasi
kemudian menciptakan kemiskinan di tempat yang baru
 Relatif lemah jasmani dan rokhani, ditandai dengan
tingkat kesehatan dan gizi rendah, lingkungan tak layak,
tingkat absensi kerja dan sekolah rendah sehingga “
mental” miskin menjadi sulit dipecahkan.

Pend. Miskin Gizi/pangan


Daya Kes. ling.
Pendapatan beli
rendah Pendidikan
brg/jasa
rendah
rendah

Kecerd
Produk asan, Status gizi
Morbidit
tivitas partisip dan
as/morta
hasil asi kesehatan
litas
rendah kerja rendah
tinggi
rendah

Gambar 2.2 Lingkaran Kemiskinan ( poverty cycle )

15| P a g e
F. Fakta dan Data tentang Indikator Ekonomi dan
Kesehatan
Data Kemiskinan :
BPS 1999 : 23 % penduduk di bawah garis kemiskinan
Papua = 54,8 %
Maluku = 46 %
NTT = 46,7 %
Jatim = 29,5 %
Jateng = 28,5 %
DIY = 26 %

Sedangkan menurut BPS, kriteria RT miskin sebagai berikut :

Tabel 2.1 Kriteria RT miskin menurut BPS

NO. VARIABEL KRITERIA


1 Luas lantai bangunan tempat Kurang dari 8 M2 per orang
tinggal
2 Jenis lantai bangunan tempat Tanah / Bambu / kayu murahan
tinggal
3 Jenis dinding tenpat tinggal Bambu/rumbia/kayu berkualitas
rendah/ tembok tanpa plester
4 Fasilitas tempat buang air Tidak punya / bersama-sama
besar dengan rumah tangga lain
5 Sumber air minum Sumur / mata air tak terlindung /
sungai/ air hujan
6 Sumber penerangan rumah Bukan listrik

16| P a g e
tangga
7 Bahan bakar untuk memasak Kayu bakar/arang/minyak tanah
sehari-hari
8 Konsumsi daging/susu/ayam Tidak pernah mengkomsumsi /
perminggu hanya satu kali dalam seminggu
9 Makan dalam sehari untuk Hanya 1 kali makan / 2 kali makan
setiap ART dalam sehari
10 Pembelian pakaian baru untuk Tidak pernah membeli/ hanya
setiap ART dalam setahun membeli 1 stel dalam setahun
11 Kemampuan membayar untuk Tidak mampu membayar untuk
berobat ke Puskesmas/ berobat
Poloklinik
12 Lapangan pekerjaan utama Petani dengan luas lahan 0,5
Kepala Rumah Tangga ha/buruh tani, nelayan, buruh
bangunan, buruh perkebunan atau
pekerjaan lainnya dengan
pendapatan di bawah Rp. 600.000,-
per bulan.
13 Pendidikan tertinggi Kepala Tidak sekolah / tidak tamat SD /
Rumah Tangga hanya SD
14 Pemilikan Asset / tabungan Tidak punya tabungan / barang
yang mudah dijual dengan nilai
minimal Rp. 500.000,- seperti
sepeda motor (kredit / non kredit),
emas, ternak, kapal motor, atau
barang modal lainnya

17| P a g e
Tabel 2.2 Data Indikator Kesehatan Sosial Ekonomi dan
Demografi Tahun 1999
Negara Pop UHH % IMR MM LPP GNP % %
( jt) Wan BH R /Kap/ lah Ca
(th) Wa US$ ir k
n na Air
kes ber
sih
Indonesia 209, 67 22 48 390 1,4 3390 36 65
3
Malaysia 21,8 74,3 21 11 43 2 7730 98 89
Filipina 74,5 70,2 6 36 208 2,1 3670 53 83
Etiopia 61,1 44,3 74 116 1400 2,5 500 8 26
Singapura 3,5 79,3 14 5 10 1,4 2923 10 10
0 0 0
Jepang 126, 82,9 1 4 8 0,2 2440 10 96
5 0 0
Belanda 15,7 80,2 0 6 12 0,4 2130 10 99
0 0
Inggris 58,7 79,8 0 7 9 0,2 2017 10 10
0 0 0

Sumber : Annual Report of World Population, UNFPA,1999

18| P a g e
BAGIAN KETIGA
OVERVIEW TEORI ILMU EKONOMI YANG
RELEVAN DI KESEHATAN

A. TEORI DEMAND/PERMINTAAN DAN PERILAKU


KONSUMEN
Demand=pembelian=permintaan=pemanfaatan=
penggunaan
 Qdx = f ( Px, Ceteis paribus )
 Qdx = jumlah barang/jasa x yang dibeli
 Px = harga barang/jasa x
 Demand adalah sejumlah barang atau jasa yang dibeli
dalam berbagai kemungkinan harga yang berlaku pada
pasar dalam suatu waktu tertentu.
 Permintaan adalah keinginan yang disertai dengan
kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang yang
bersangkutan. Keinginan tidak berpengaruh terhadap
harga.
 Hukum Demand : harga barang/jasa x naik, maka jumlah
pembeliannya akan berkurang dan sebaliknya.
 Demand barang/jasa dipengaruhi oleh :
1. Harga barang /jasa
2. Pendapatan

19| P a g e
3. Harga barang/jasa substitusi ( pengganti )
4. Harga barang/Jasa komplementer ( pelengkap)
5. Selera/kebiasaan pembeli
6. Kebijakan ekonomi pemerintah
7. Harapan akan perubahan harga
8. Faktor-faktor non ekonomi ( politik, sosial, budaya,
demografi, kesehatan dsb ).

Catatan : BILA YANG BERUBAH HARGA MAKA KURVE


DEMAND BERGESER SEPANJANG KURVE. TAPI KALAU
BERGESER KE KANAN ATAU KE KIRI MAKA
PERUBAHAN ITU BUKAN KARENA FAKTOR HARGA

Demand Bertambah Misalnya Karena Pendapatan Naik, Harga


Barang Substitusi Naik, Barang Komplementer Turun, Selera
Naik Dan Faktor Non Ekonomi Positif.

Gambar 3.1 Kurva Permintaan

.
20| P a g e
ELASTISITAS DEMAND
Elastisitas mengukur seberapa besar tingkat perubahan
jumlah barang atau jasa yang dibeli karena adanya perubahan
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Manfaatnya untuk
penetapan harga, upah, pajak dsb.
Dari sisi demand ada tiga elastisitas yaitu elastisitas harga,
elastisitas pndapatan dan elastisitas silang. Besarnya derajat
perubahan ditunjukan dengan angka atau koefisien elastisitas
dengan ketentuan sbb :
1. Bila E kurang 1 berarti tidak elastis
2. Bila E lebih besar 1 berarti elastis
3. Bila E = 1 berarti netral ( uniter )

MEMPENGARUHI ELASTISITAS DEMAND :


a. Barang komplementer umumnya tidak elastis, sedang barang
substitusi umumnya elastis
b. Barang penting cenderung tidak elastis
c. Bila barang dari sejak awal harga relatif sudah tinggi maka
bersifat elastis
d. Barang yang digunakan sebagai tradisi cenderung tidak
elastis
e. Barang yang tahan lama umumnya bersifat tidak elastis

21| P a g e
JENIS-JENIS ELASTISITAS DEMAND :
1) Elastisitas harga permintaan ( price elasticity of demand)
Persentase perubahan jumlah barang yang diminta dibagi
dengan persentasi perubahan harga barang tsb.

Rumus : ed =dq/q :dp/p

Ed : koefisien elastisitas harga


Q : jumlah brg/jasa yang dibeli mula-mula
Dq : perubahan brg/jasa yang dibelli ( q2-q1)
P : harga barang mula-mula
Dp : perubahan harga baarang yang dibeli ( p2-p1 )

Contoh : Harga barang x berubah dari Rp 1000 menjadi 700


dan perubahan barang yang dibeli naik dari 20 kg menjadi
30 kg. Hitunglah elastisitas demand ?
Jawab :
Q1 = 20 p : 700
p 1 : 1000
Q2 = 30
Ed = q2-q1 =10/20 : -300/1000 = -1,67 ( tidak elastis )
2) Elastisitas pendapatan
Hubungan antara berubahnya pendapatan dengan jumlah
barang/jasa yang dibeli.

Rumus : Ei = dq/q : dy/y


22| P a g e
Ei =koefisien elastisitas pendapatan
Q= jumlah barang/jasa yang dibeli mula-mula
Dq =perubahan barang/jasa yang dibeli
Y =pendapatan mula-mula
Dy= perubahan pendapatan ( y2-y1)

Contoh : Pendapatan naik dari Rp 500.000 menjadi 600000


per bulan. Jumlah daging yang dibeli naik dari 10 kg
menjadi 15 kg. Hitung elastisitas pendapatannya ?
Jawab :
Ei = dq/q : dy/y
Dq= 15-10 = 5
Dy =600.000-500.000 = 100.000
Ei = 5/10 : 100.0000/500.000 = 2,5 (elastis )
3) Elastisitas Silang
Hubungan ( derajat kepekaan) antara berubahnya jumlah
barang/jasa x yang dibeli dengan berubahnya harga barang
lainnya.

Rumus : Ec = dqx/qx : dpy/py

Ec= koefisien elastisitas silang


qx = jumlah barang x yang dibeli mula-mula
Dqx = perubahan jumlah barang x yang dibeli (qx2-qx1)

23| P a g e
Py = harga barang y mula-mula
Dpy = perubahan harga barang y (Py2-py1)

Contoh :
Barang Awal Akhir
p q p q
M.Goreng (x) 2000 50 2300 30
M Goreng y 1800 40 1600 50

Ec = dqx = 30-50= -20


Q =50
Dpy =1600-1800=-200
Py =1800
-20/50 :-200/1800 =+3,6 ( barang x dan y bersifat substitusi )

TEORI PERILAKU KONSUMEN


o Konsumen=pembeli=pengguna barang/jasa
o Perlu ditelaah agar diketahui : Kebutuhan, keinginan dan
latar belakang mengapa konsumen membeli sedikit atau
banyak dan bagaimana konsumen menentukan komposisi
barang/jasa yang dibeli.
o Mengapa konsumen membeli barang atau jasa ?
- Ada guna/manfaat ( utility )
- Berusaha memaksimalkan guna /manfaat ( utiity
maximization)

24| P a g e
Ada dua teori perilaku konsumen :
1) Cardinal utility : Menganggap bahwa guna suatu barang
/jasa dapat diukur dan konsumen berusaha memaksimalkan
kepuasan. .
 Bila barang/jasa dibeli berkali-kali dalam waktu yang
sama maka guna tambahannya akan berkurang ( the law
of deminishing marginal utiity )
2) Ordinal Utility : Teori ini menganggap bahwa kepuasan tak
dapat diukur tapi konsumen berusaha untuk memaksimalkan
kepuasan.
Konsep lain :
a. Konsep ATP ( Ability to Pay ) - Kemampuan
membayar
b. Konsep WTP ( Wilingness to Pay ) - Kemauan
membayar
Kemampuan membayar sangat dipengaruhi oleh harga
barang dan pendapatan konsumen. Sedang kemauan
membayar dipengaruhi oleh harga, pendapatan dan faktor
lain seperti selera, persepsi dan lain-lain.
o Bila masyarakat ATP tapi tidak WTP : Pelayanan
Kesehatan Underutilization
o Bila masyarakat WTP tapi ATP : Pelayanan Kesehatan
Overutilization

25| P a g e
Yang ingin dicapai adalah yankes dimana konsumennya ATP
sekaligus WTP karena pelayanan kesehatan yang disediakan
dapat dibeli sesuai kemampuan dan kemauan masyarakat.

B. TEORI SUPPLY/PENAWARAN DAN PERILAKU


PRODUSEN
Suplay atau penawaran dapat didefinisikan jumlah
barang yang dijual dalam berbagai kemungkinan harga yang
berlaku di pasar pada periode waktu tertentu. Kalau
pengertian ini dirumuskan maka :
Qsx = F ( Px, ceteris paribus )
Dimana :
Qsx = kuantitas barang x yang dijual oleh produsen
Px = harga barang x

Sebagaimana dalam Demand, maka dalam Suplay


juga berlaku Hukum Penawaran yang menyatakan bahwa
apabila harga suatu barang naik maka jumlah barang yang
ditawarkan akan meningkat, ceteris paribus. Hukum
Penawaran ini akan menghasilkan kurva penawaran yaitu,
kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah
barang/jasa yang ditawarkan dan tingkat harga barang /jasa
yang bersangkutan dengan menganggap faktor-faktor lain
tetap. Variabel lain yang dianggap tetap seperti Teknologi

26| P a g e
produksi, biaya produksi, pajak, supply bahan baku ( raw
material ) dan keadaan alam ( cuaca, kebijakan pemerintah,
persaingan antar produksen dan sebagainya ).

p s

P1

P2

0 Q2 Q1 Q

Gambar 3.2 Kurva Penawaran

. ELASTISITAS PENAWARAN
Elastisitas penawaran yaitu tanggapan dari jumlah
barang yang ditawarkan terhadap perubahan harga barang
yang bersangkutan. Jadi elastisitas ini menunjukan hubungan
antara berubahnya jumlah barang yang ditawarkan dengan
berubahnya harga barang yang bersangkutan.

Rumus : Esx = dQx/Qx : dPx/Px

Esx = Koefisien atau angka elastisitas supply


Qx = Jumlah barang x yang dijual mula-mula
27| P a g e
DQx =Perubahan jumlah barang x
Px = harga barang x mula-mula
DPx = Perubahan harga barang x
Koefisien elastisitas penawaran selalu menunjukan
angka yang positif, karena lereng kurva penawaran adalah
positif. Atau hubungan antara tingkat harga barang dan
jumlah barang yang ditawarkan adalah positif. Apabila E > 1
maka penawaran itu bersifat elastis, bila E = 1 penawaran
bersifat unitary, dan bila E < 1, maka penawaran bersifat
tidak elastis atau in-elastis.

P sx P sx

P2 P1

P1 P2

0 Q1 Q2 Q 0 Q1,2 Q

Gambar 3.3 Kurva Tidak Elastis dan Tidak Elastis Sempurna

.
28| P a g e
P
sx

0 Q
Gambar 3.4 Kurva Netral

P P
.

sx
P2

sx

P1
Q Q
0 Q1 Q2 0 Q1,2

Gambar 3.5 Kurva Elastis dan Elastis Sempurna

Contoh : Harga jagung turun dari Rp 600,- menjadi Rp 400,- per


kg, maka jumlah yang dijual turun dari 8000 kg menjadi 4000 kg,
.
berapakah angka elastisitasnya?

29| P a g e
Jawab :
Esx = - 4000/8000 : -200/600 = 1,5 ( elastis )

TEORI PERILAKU PRODUSEN


Teori ini mengkaji bagaimana perilaku produksen
dalam memproduksi barang dan jasa dengan menggunakan
prinsip ekonomi. Yaitu, menggunakan dan
mengkombinasikan faktor produksi dengan kecakapan
manajerial dan teknologi yang ada untuk memproduksi
barang dan jasa, dan menjualnya kepada masyarakat untuk
mencapai keuntungn yang sebesar-besarnya.
Seperti diketahui, untuk menghasilkan barang dan jasa
akan dipengaruhi berbagai variabel seperti tenaga kerja,
jumlah modal, teknologi dan sumber daya alam ( tanah,
bahan-bahan baku). Di sini berlaku hukum tambahan hasil
yang makin berkurang ( the law of deminishing return )
yaitu bila satu faktor produksi ditambah sedangkan faktor
produksi lainnya tetap maka tambahan output yang
dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input ( marginal
product ) mula-mula naik, tetapi setelah mencapai titik
tertentu ( optimum ) akan turun.

30| P a g e
C. TEORI PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan nasional adalah nilai uang seluruh barang
jadi dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam kurun
waktu tertentu ( biasanya satu tahun ).
Tujuan mempelajari pendapatan nasional :
a. Mengetahui nilai produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh suatu negara sehingga dapat untuk
perbandingan dari waktu ke waktu atau diperbandingkan
dengan negara lain.
b. Menganalisis perkembangan perekonomian suatu negara :
cara pendapatan, produksi dan pengeluaran.
c. Mengetahui seberapa besar sumbangan masing-masing
sektor ekonomi dan bagaimana kecenderungannya.
d. Landasan untuk membuat kebijakan pembangunan
nasional.

Ada Tiga Pendekatan Perhitungan Pendapatan Nasional


1. Pendekatan Pengeluaran
Dalam pendekatan ini, pendapatan nasional dihitung
dari nilai mata uang dari seluruh nilai tambah ( value added )
dari barang dan jasa jadi, bukan barang dan jasa antara (
intermediate goods ) atau barang setengah jadi. Pendekatan
pengeluaran ini, biasa dikenal dengan istilah Produk Nasional

31| P a g e
Bruto ( PNB ) atau Gross National Product ( GNP ) yang
dihitung dengan :

Rumusnya : Y = C+I+G+( X-M )

Dimana :
Y = pendapatan nasional
C = Pengeluaran nasional untuk konsumsi masyarakat
I = Pengeluargan nasional untuk investasi swasta
G = Pengeluaran nasional untuk konsumsi pemerintah
X = Export nasional
M = Import nasional

Yang dihitung adalah nilai mata uang dari seluruh nilai barang
dan jasa jadi, bukan barang dan jasa antara atau barang
setengah jadi.

2. Pendekatan Produksi
Kita kenal Produk Domestik Bruto ( PDB) atau Gross
Domestic Bruto ( GDB). Dalam pendekatan ini, yang
dihitung adalah nilai mata uang dari seluruh nilai tambah
setiap sektor produksi yang ada dalam perekonomian. Ada 11
sektor produksi : pertanian, pertambangan dan galian,
industri pengolahan, listrik gas dan air minum, bangunan,
perdagangan, pengangkutan dan komunikasi, bank dan
lembaga keuangan, sewa tanah, pemerintahan, jasa/pelayanan

32| P a g e
3. Pendekatan Pendapatan ( Income )
Dalam pendekatan ini yang dihitung adalah nilai mata
uang seluruh balas jasa atau pendapatan yang diterima oleh
semua faktor produksi yang turut serta dalam perekonomian
dalam suatu negara selama setahun. Pendapatan dari masing-
masing faktor produksi itu, seperti SDM berupa upah dan
gaji, SDA dari pendapatan sewa, modal berupa bunga dan
kemampuan manajerial dari keuntungan usaha. Untuk
pendekatan ini, Indonesia belum dapat melakukan karena
pencatatan dan pelaporan ( RR ) yang diterima oleh setiap
faktor produksi belum dapat berjalan.

33| P a g e
BAGIAN KEEMPAT
INDUSTRI PELAYANAN KESEHATAN

A. CIRI / KARAKTERISTIK KESEHATAN PELAYANAN


KESEHATAN
Industri pelayanan kesehatan memiliki karakteristik
khusus yang membedakan dengan sektor lain. Oleh karena
itu, penerapan ilmu ekonomi harus dilakukan secara lentur
dan harus di pilih-pilih yang sesuai. Di bawah ini akan
diuraikan delapan karakteristik secara garis besar.
1. Ketidaktahuan Konsumen ( Consumer’s ignorance )
Pasien dan masyarakat umum sangat tergantung
pada produser/provider, mereka ( konsumen ) tidak tahu
apa yang harus dikunsumsi, jenis, berapa banyak
barang/jasa yang harus dikonsumsi untuk mengatasi
masalah kesehatannya. Ciri ini sangat jelas dalam
pelayanan kuratif dimana pasien datang ke provider
dalam kondisi tidak tahu apa penyakitnya dan bagaimana
mengatasinya.
2. Provider dominan (Suppllier induced demand)
Selain ketidaktahuan pasien di pihak lain provider
yankes sangat dominan dalam memenuhi kebutuhan
kebutuhan konsumen. Provider akan merekomendasikan
jenis dan volume pelayanan apa yang harus dikonsumsi
34| P a g e
dan ketentuan lainnya. Sayangnya, tidak jarang
keputusan provider tidak memperhatikan aspek biaya dan
kemampuan konsumen.
3. Kejadian penyakit seringkali tidak terduga
Berbeda dengan engetahuan orang tentang
kebutuhannya akan komoditi ekonomi seperti makanan,
pakaian, rumah dan seterusnya. Umumnya orang sakit
tidak menduga penyakit apa yang akan dialaminya dimasa
yang akan datang. Oleh sebab itu, orang juga tidak tahu
komoditi pelayanan kesehatan apa yang sebetulnya ia
butuhkan. Ketidakpastian ini ( uncertainty) mendorong
untuk mengembangkan sistim asuransi.
4. Kesehatan adalah konsumsi sekaligus investasi
Mengkonsumsi pelayanan kesehatan adalah kegiatan
konsumsi karena mengeluarkan sumber daya ( uang,
tenaga, waktu ) untuk mendapatkan kesehatan, tetapi
mengkonsumsi yankes terutama preventif dan promotif
pada hakekatnya adalah investasi SDM masa mendatang.
Demikian halnya mengkonsumsi makanan bergizi,
program-program kesehatan untuk bayi, kelompok
sekolah dan pekerja akan meningkatkan kesehatan dan
mutu SDM masa mendatang.
5. Eksternalitas

35| P a g e
Yankes ditandai dengan eksteralitas. Artinya,
dampak positif atau negatif yang diakibatkan oleh
perbutan orang lain, misalnya imunisasi yang dilakukan
oleh seseorang untuk mencegah enyakit menular juga
akan memberikan manfaat kepada masyarakat. Tetapi,
polusi industri menyebabkan dampak negatif bagi
masyarakat sekitar yang mungkin tidak ada kaitannya
dengan aktivitas industri itu. Dalam ilmu ekonomi dikenal
bahwa suatu kegiatan yang manfaat sosialnya lebih tinggi
daripada manfaat individunya maka pemerintah perlu
menjamin dan berperanserta dalam program-program
yang mempunyai eksternalitas tinggi.
6. Non competitive
Dalam industri lain, walaupun konsumen tidak
mempunyai informasi yang lengkap akan komoditi yang
akan dibelinya, mereka masih terlindungi adanya
kompetisi antar produksen. Kompetisi ini mendorong
produksen menginformasikan kelebihan-kelebihan
produknya lewat upara pemasaran. Dalam kesehatan,
kompetisi dalam bentuk iklan secara etis dianggap tidak
patut. Akibatnya konsumen yang ignorance tadi juga
tidak memperoleh informasi tentang beda kualitas
pelayanan dan beda tarif dari berbagai alternatif yankes.

36| P a g e
7. Non Profit Motif ( motif nirlaba )
Walaupun ada yankes yang mendapatkan laba,
misalkan rumah sakit swasta, idealnya mencari
keuntungan bukan motif utama. Dalam praktek, upaya
memaksimumkan laba yang biasanya bisa dilakukan
dengn mengendalikan jumlah produksi dan tarif, sulit
dilakukan pada yankes. Kunjungan pasien ( cerminan
morbiditas ) sulit diprediksi dan dikendalikan sementara
tarif tidk bisa leluasa dinaikan karena pasaing provider
lain tidak banyak, juga pertimbangan lain misalkan sejak
dahulu kesehatan diposisikan sebagai sektor yang penuh
muatan sosial, bahkan tidak etis bila berbicara untung
rugi.
Oleh karena itu sebagian besar rumah sakit
pemerintah seringkali menunjukan defisit dan rumah sakit
swasta juga tidak bisa leluasa membatasi jumlah pasien
pada tingkat yang optimum dan dapat memberikan laba
terbesar.

8. Padat Karya dan ada hambatan untuk memasukinya


Didalam yankes yang kompleks, seperti rumah sakit,
seringkali teknologi medis harus dikerjakan oleh manusia.
Sangat banyak jenis profesi kesehatan yang bersifat
spesialis dan tidak tergantikan fungsinya, seperti dokter,
perawat, bidan, ahli gizi, tenaga laboratorium dan
37| P a g e
sebagainya. Pola tenaga yang padat karya dan
terspesialisasi ini membuat industri yankes menjadi
kompleks dan rumit mengelolanya. Selain itu tidak
mudah melakukan investasi pada industri yankes, karena
masalah pengadaan tenaga kesehatan tersebut serta iptek
yang sangat banyak jenisnya.

B. PERAN PEMERINTAH DAN SWASTA DALAM


PELAYANAN KESEHATAN ( DILEMA PROFIT
DAN NOT FOR PROFIT DALAM YANKES )
1. Pengertian Swasta
Pengertian swasta di sini yaitu semua organissi dan
individu yang dalam melaksanakan kegiatannya tidak
langsung dikendalikan oleh pemerintah. Dalam hal ini
termasuk perusahaan swasta dan individu yang mencari
laba ( for profit ) serta organisasi swasta yang tidak
mencari untung ( non profit ). Dengan demikian,
pengertian swasta yang ditelaah adalah swasta for profit,
not profit ( dengan atau tanpa subsidi ), dengan ijin resmi
atau tanpa ijin yang kesemuannya bergerak dalam bidang
yankes baik preventif, promotif, kuratif maupun
rehabilitatif.

38| P a g e
2. Peranan Swasta dan Pemerintah
Peranan swasta dan pemerintah dalam yankes,
dapat terlihat dalam matrik sebagai berikut :
Tabel 4.1. Peranan Swasta Dan Pemerintah Dalam
Yankes
Pelaksana/Biaya Pemerintah Swasta
PEMERINTAH Rumah Sakit Pelaksanaannya
Puskesmas dikontrakan ke swasta,
Pustu misalnya cleaning
Program Kesmas service, pemeliharaan
alat, dsb.

SWASTA Pavilliun swasta Pasien/perusahaan


di RS Pemerintah, swasta ke yankes swasta
Yankes dari askes ( RS, RB)
swasta di yankes Praktek swasta, askes
pemerintah swasta ke yankes swasta

39| P a g e
Private dan Public Goods
 Ciri Private Goods
a. Sifatnya rival ( sasaran masyarakat kota dan
golongan menengah ke atas ) dan eksklusif (
SDM, peralatan medis dan pendukungnya serta
tarif )
b. Orang yang mengkonsumsi /manfaatkannya
langsung dapat manfaatnya.
c. Dalam yankes peran swasta ( menonjol ) dan
pemerintah.
 Public Goods
a. P2M dan Pengendalian vector
b. Kesling : air bersih, sanitasi, polusi
c. KIA dan KB : imunisas
d. Promkes
e. Pemerintah ( menonjol ) dan swasta ( pilih-pilih
)

40| P a g e
BAGIAN KELIMA
APLIKASI DEMAND DAN SUPPLY DALAM
PELAYANAN KESEHATAN

A. MASALAH KESEHATAN, NEEDS DAN DEMAND


PELAYANAN KESEHATAN
1. Pendahuluan
Masalah kesehatan merupakan masalah fisik/psikis
individu yakni kelainan yang dapat atau tidak dirasakan
sesuai dengan kreteria medis. Sedangkan needs yankes
merupakan perpaduan jenis dan jumlah pelayanan
kesehatan yang diperlukan untuk menghilangkan masalah
kesehatan. Masalah dan needs yankes ini akan
diperhatikan oleh individu tergantung pada tingkat
pengetahuan/pendidikan, sikap, kepercayaan/keyakinan
dan sosial budayanya.
Perhatian individu terhadap masalah kesehatan dan
kebutuhan tadi, perlu dievaluasi secara teknis medis,
apakah kurang, cukup atau lebih besar dibandingkan
dengan masalah yang sebenarnya. Proses perubahan dari
masalah kesehatan menuju perhatian dan kemudian
beralih menjadi need yang akhirnya terwujud menjadi
konsumsi nyata yankes ( demand yankes ) biasa dikenal
41| P a g e
dengan istilah Proses Demand Yankes. Yang menjadi
masalah adalah antara yankes yang tersedia dengan
yankes yang mau dan mampu terjadi GAP yaitu
underutilization dan overutilization.
Untuk itulah, melalui studi demand yankes kita
akan mengetahui pola pemanfaatan yankes oleh
konsumen, strata pendidikan, strata pendapatan, letak
geografis, pekerjaan, kelompok umur dan sebagainya.
Selain itu, kita juga dapat mengkuantifikasikan pengaruh
variabel ekonomi seperti tarif, subsidi, pendapatan, askes
dan sebagainya melalui analisis elastisitas. Studi ini akan
bermanfaat dalam mengembil keputusan dalam yankes
agar sesuai dengan keinginan konsumen, efektif dan
efisien.

2. Teori-Teori Demand Yankes


Banyak para ahli yang mengemukakan berbagai
teori demand, diantaranya :
a. Alan I. Sorkin ( 1976), yang menyatakan bahwa
demand yankes kuratif dipengaruhi oleh Needs (
Kebutuhan ) seperti rasa sakit fisik/psikis dan
pandangan individu terhadap sehat dan sakit menurut
tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan

42| P a g e
persepsi terhadap yankes ( tarif, jarak, waktu
pelayanan dan kondisi pelayanan )
b. Paul J. Feldstein ( 1983), mengemukakan
demand kuratif dipengaruhi (a) needs insidens
penyakit ( morbiditas ), ( b ) karakteristik
demografi dan sosbud seperti statsu marital,
jumlah dan struktur keluarga, pendidikan dan
sistem nilai dan ( c) faktor ekonomi seperti
pendaatan, harga/tarif yankes, nilai waktu/time
cost.
c. Heggenhougen dan Clements ( 1987 )
menyebutkan demand yankes preventif (
imunisasi ) dipengaruhi (a) karakteristik sistem
yankes seperti pelayanan terintegrasi atau tidak,
waktu dan tempat, dan sikap petugas, ( b)
karakteristik target populasi seperti sosio
ekonomik, mobilitas dan hubungan masyarakat,
sikap dan kepercayaan.

B. KONSEP ATP DAN WTP


Sebagaimana telah dibahas di depan, salah satu
pendekatan demand yang digunakan adalah Cardinal utility.
Kepuasan konsumen dapat diukur dengan nilai uang atau
43| P a g e
angka. Konsumen juga dapat mempunyai kelebihan kepuasan
( surplus konsumen ) yaitu perbedaan antara kepuasan karena
mengkonsumsi barang/jasa tertentu dibandingkan dengan
jumlah pembayarannya. Analisis surplus konsumen ini
diperlukan untuk mengetahui ATP ( ability to pay/
kemampuan membayar ) dan WTP ( willingness to pay/
kemauan membayar ).
Dalam ATP lebih banyak dipengaruhi oleh pendapatan
dan harga/tarif barang dan jasa, sedangkan WTP dipengaruhi
selera, persepsi serta harapan konsumen atau variabel non
ekonomi. Dalam yankes, idealnya konsumen ATP sekaligus
WTP. Apabila ATP tetapi tidak WTP, tentu akan berakibat
tidak laku atau underutilization. Sebaliknya, konsumen
WTP tapi tidak ATP maka yankes laku tetapi mengalami
kerugian atau overutilization.
Untuk itu, kondisi underutilization dan
overutilization yang terjadi perlu dicarikan solusinya.
Umumnya konsumen golongan sosial ekonomi menengah ke
bawah WTP tidak ATP sehingga perlu kebijakan subsidi
agar barang/jasa terjangkau. Sedangkan konsumen golongan
menengah ke atas, ATP tidak WTP diperlukan perbaikan
penampilan barang/jasa.

44| P a g e
Biasanya, cara mengukur ATP dalam yankes
diperlukan semacam survei pendapatan dan pengeluaran
masyarakat. Pengukuran ATP dengan dua cara yaitu :

a. ATP = Non essential expenditure + actual health expenditure


b. ATP = Disposabel incame X 5 %.

Disposabel incame = Pendapatan total – belanja


pangan
WTP biasanya juga diperlukan survei di masayakat
dengan menayakan berapa rupiah kemauan mereka
membayar pelayanan kesehtan sesuai dengan keinginan,
harapan serta persepsi mereka terhadap pelayanan kesehatan
seperti kualitas, kondisi fisik gedung dan sarana serta
petugasnya. WTP dan Surplus Konsumen digambarkan
dengan kurva akan nampak sebagai berikut:

P ( harga)
10.000
8.000 Surplus konsumen
5.000

0 150 170 200 Q ( jumlah )

Gambar 5.1 Kurva WTP dan Surplus45| P a g e


Konsumen
C. PENERIMAAN ( REVENUE ) DAN BIAYA ( COST )
1. PENERIMAAN
Adalah sejumlah uang yang diterima dari hasil produksi
dan penjualan produk/jasa
a. Penerimaan total ( Total Revenue=TR ). TR = P (
Price) X Q (quantity)
b. Penerimaan rata-rata ( Average Revenue=AR). AR =
TR/Q
c. Penerimaan marginal ( Marginal Revenue=MR). MR
= TR1 - TR 2

Penerimaan dari suatu proses produksi tergantung pada


jenis pasar dimana perusahan tersebut beroperasi :
1) Pasar Persaingan Sempurna
Salah satu cirinya yaitu penjual sangat banyak, dan
masing-masing tidak dapat menguasai harga, harga dalam
jangka tertentu tetap, tidak berubah-ubah, dan harga yang
ditetapkan di pasar sama atau hampir sama dengan AR.
Q P=AR TR MR
0 50 0 -
1 50 50 50

46| P a g e
2 50 100 50
3 50 150 50
4 50 200 50 dst
2) Pasar Persaingan Tak Sempurna (Persaingan
monopolistik, oligopoli dan monopoli )
Salah satu cirinya yaitu jumlah penjual sudah
berkurang ( cenderung makin berkurang), walaupun harga
berubah tetapi harga pasar masih. Mendekati atau
cenderung sama dengan AR. TR meningkat tetapi pada
harga tertentu dapat menurun sedangkan MR mula-mula
tinggi dan cenderung menurun dan dapat negatif
Q P=AR TR MR Q P=AR TR MR
0 100 0 - 6 40 240 -10
1 90 90 90 7 30 210 -30
2 80 160 70 8 20 160 -50
3 70 210 50 9 10 90 -70
4 60 240 30 10 0 0 -90
5 50 250 10

Dari berbagai kombinasi harga suatu barang/jasa dan jumlah


yang dibeli dapat dibuat kurve TR,AR dan MR

2. BIAYA ( COST )

47| P a g e
Adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan
untuk menghasilkan barang/jasa. Biaya ini dipergunakan
untuk membeli/membayar faktor produksi.

BAGIAN KEENAM
PEMBIAYAAN KESEHATAN DAN ANALISIS
BIAYA PUSKESMAS

A. KONSEP BIAYA
Ada beberapa konsep :
a) Biaya total ( Total Cost )
Seluruh pengorbanan ( dalam nilai uang ) yang
diperlukan untuk menghasilkan barang atau jasa. Dalam
jangka pendek perush. Harus sudah mempunyai peralatan
seperti gedung, mesin dan faktor produksi tetap lainnya.
Yang masih harus disesuaikan dengan bahan mentah,
tenaga kerja dan bahan pembantu lainnya ( faktor
produksi variable ). Operasional faktor produksi tetap dan
variable akan menyesuaikan diri dan bertambah lentur.

Biaya Total = Biaya tetap + Biaya Variable/ TC = FC + V


C
b) Biaya Tetap ( Fixed Cost = FC )
Besarnya nilai uang pengorbanan untuk
mendapatkan faktor produksi tetap, seperti nilai gedung (
48| P a g e
penyusutan /depresiasi nilai gedung karena perbikan ),
tanah ( pembelian tanah atau sewa ), mesin ( penyusutan
nilai mesin). FC dalam jangka panjang relatif tetap untuk
skala produksi ttt, tetapi akan berubah bilamana ada
perluasan produksi ( misal Penambahan gedung dan
mesin ).
c) Biaya Variabel (Variable COST = VC )
Besarnya nilai uang pengorbanan untuk
mendapatkan faktor produksi variable seperti bahan
mentah, tenaga kerja, bahan pembantu dsb. VC ini akan
berubah-ubah jumlahnya sesuai dengan skala
produksinya.
d) Biaya marjinal ( Marginal Cost = MC )
Besarnya biaya yang diperlukan apabila produk
barang/jasa yang akan dihasilkan bertambah 1 unit.

Ada dua pendekatan biaya :


 Pendekatan Total ; TC = TFC + TVC
MC= dTC atau MC = TCn + TC n-1
 Pendekatan rata-rata : dibagi dengan Q ( jumlah
barang yang diproduksi)
TC Everage Total Cost/ATC = TC/Q
TFC : Average Fixed Cost/ AFC = TFC/Q
TVC : Average Variable Cost/AVC = TVC/Q

49| P a g e
Dari data biaya ( baik total maupun rata-rata ) yang ada dapat
dibuat kurvenya agar data biaya lebih mudah dibaca dan
disimpukan pola biayanya.

B. FAKTA : DATA PEMBIAYAAN KESEHATAN


INDONESIA
Contoh data biaya
Q TFC TVC TC MC AFC AVC ATC
0 60 0 60 - - 0 -
1 60 30 90 30 60 30 90
2 60 40 100 10 30 20 50
3 60 45 105 5 20 15 35
4 60 55 115 10 15 13,75 28,75
5 60 75 135 20 12 15 27
6 60 120 180 45 10 20 30

C. ANALISIS BIAYA PUSKESMAS


1. Pengertian
Suatu kegiatan menghitung biaya Puskesmas untuk
berbagai jenis pelayanan yang ditawarkan, baik secara
total maupun per unit/per pasien, dengan cara menghitung
seluruh biaya pada seluruh unit/pusat biaya serta
mendistribusikannya ke unit-unit produksi yang kemudian
dibayar oleh pasien.

50| P a g e
2. Tujuan Umum
Mendapatkan informasi mengenai biaya total dan biaya
satuan di Puskesmas dan Puskesmas pemantu

3. Tujuan Khusus
a. Mendapatkan gambaran mengenai unit/bagian yang
merupakan “ pusat biaya “ atau Cost Center serta “
pusat pendapatan “ atau Revenue Center.
b. Mendapatkan gambaran biaya pada tiap unit/kegiatan
pokok, baik biaya tetap ( fixed cost ) biaya investasi
yang disetahunkan maupun biaya variable/
Recurrent cost/baiaya operasional-pemeliharaan.
Identifikasi biaya untuk seluruh sumber dana seperti
APBN, DIP Terpadu, APBD I,II dan sumber lain
seperti kesehatan haji, BKKBN, Askes.
c. Mendapatkan gambaran pendapatan puskesmas, baik
bersumber dari pemerintah maupun retribusi (
Revenue )
d. Mendapatkan gambaran biaya satuan pelayanan
puskesmas ( BP/Kuratif/Pengobatan, KIA,KB,
Imunnisasi, Rawat Inap dll )
4. Manfaat
a. Menghasilkan informasi biaya satuan yang penting
untuk penyesuaian Perda Tarif Puskesmas.

51| P a g e
b. Informasi untuk menetapkan kebijakan subsidi silang
internal puskesmas maupun antar puskesmas.

5. Langkah-Langkah
a. Pertama :
Pilih satuan waktu untuk perhitungan biaya ,
biasanya tahung anggaran yang telah berjalan yang
datanya tersedia dan lengkap.. Beri batrasan unit
yang dilakukan analisis biaya, misalnya : untuk
Puskesmas atau Pustu, atau untuk seluruh kegiatah
utuh puskesmas dan semua pustu. Untuk
kepentingan analisis penetapan tarif, sebaiknya
dipisah perhitungan untuk Puskesmas Induk dan
Puskesmas Pembantu. Tidak boleh dilupakan bahwa
kegiatan lapangan seperti Pusling, Posyandu,
Penyuluhan, adalah bagian dari kegiatan Puskesmas.
Bila ingin diketahui keseluruhan biaya puskesmas
tsb maka analisis biaya melibatkan seluruh unit.
Namun bila untuk penetapan tarif hanya kegiatan BP
saja misalnya yang dihitung, maka harus dibatasi
dengan tegas dan jelas komponen kegiatan dan
baiayanya yang dimasukan dalam analisis biaya
b. Kedua :

52| P a g e
Identifikasi pusat-pusat biaya pelayanan dan
pendukung dari Puskesmas. Pusat biaya di sini
adalah unit-unit didalam Puskesmas yang
menyediakan pelayanan/kegiatan pokok/program,
misalnya unit BP ( pelayanan pengobatan/kuratif ),
atau menyediakan pendukung pelayanan, misalnya
Tata Usaha/RR. Komponen pelkes yang dipungut
Retribusi misalnya : Rawat jalan; Rawat inap; Rawat
kunjungan; Tindakan Medik; Pemeriksaan penunjang
diagnostik; Pelayanan Ambulans.

Tabel 6.1 Contoh pusat biaya puskesmas


Pusat/unit pelayanan Pusat /Unit penunjang
BP/Pengobatan TU/administrasi
KIA KB,RT/Pemeliharaan
BP Gigi Apotik
Laboratorium Bag. Pendaftaran/karcis

Program lain UKS, Sanitasi lingkungan,


penyuluhan, gizi, rawat inap, persalinan, dan lain-
lain.
Tiap pusat biaya di atas mempunyai komponen
biaya investasi dan biaya operasional, artinya tiap
bagian di Puskesmas mempunyai ruangan, staf, alat,

53| P a g e
pengeluaran operasional-pemeliharaan dll yang
semuanya harus dihitung.

c. Ketiga :
Identifikasi komponen biaya investasi/modal
dan biaya operasional Puskesmas selama tahun
anggaran yang telah ditetapkan., Sebagai alat bantu
digunakan instrumen pengumpulan data biaya
puskesmas. Biaya investasi adalah biaya pembelian
alat/barang yang digunakan lebih dari satu tahun.
Biaya investasi disebut juga biaya tetap. Perhitungan
biaya tetap yang disetahunkan ( dihitung biaya tsb
dalam waktu setahun ) harus mempertimbangkan
harga beli, masa pakai dan umur barang saat itu
dengan rumus. :

AFC = iic ( 1+r ) t


L

AFC =Annualized Fixed Cost


IIC = innitialized Investment cost ( harga beli)
I = laju inflansi
t = masa pakai
L = perkiraan masa pakai ( life time )

54| P a g e
Yang termasuk biaya tetap : gedung (
Puskesmas, pustu ), alat ( alat medis dan non medis),
kendaraan, pendidikan staf.
 Untuk biaya operasional, dihitung pengeluaran
Puskesmas/pustu selama setahun 1. )untuk
operasional-pemeliharaan, seperti : personel/pegawai
( biaya semi tetap) yang terdiri dari gaji, honor,
insentif, tunjangan dll.
 Untuk staf yang kerjanya rangkap, dibutuhkan
informasi tambahan perkiraan bobot waktu untuk
kegiatann pokok dan kegiatan lainnya di puskesmas,
contohnya dokter 70 % di BP dan 20 % di lapangan,
dan 10 % administrasi/rapat-rapat. 3).Obat dan bahan
( vaksin) dll . 4). Utilities (listrik, telepon dll ).5).
Biaya pemeliharaan gedung dan alat. 6).
Transport/biaya perjalanan dan perdiem. 7). Bahan
makanan/dapur. 8). Bahan habis pakai/ATK 9).
Bahan rumah tangga/kebersihan. 10). Biaya
operasional lainnya.

Pendekatan Perhitungan
 Full Cost : Menghitung seluruh komponen AFC dan
biaya operasional puskesmas

55| P a g e
 Direct Cost : Menghitung komponen biaya tanpa
AFC dan Gaji PNS ( tetapi honor, insentif, jasa
medik tetap dibebankan )

Data, Sumber Data Dan Cara Pengumpulan


1. Biaya Investasi :
o Gedung : Pengukuran meter persegi setiap pusat
biaya; Biaya satuan M2 dari Kabupaten atau
propinsi ; Hitung dengan rumus AFC
o Alat : Data inventaris dari staff puskesmas atau
catatan data; Harga pembelian setiap item dari
kabupaten atau propinsi ; Hitung dengan rumus
AFC
o Kendaraan : Infentaris/catatan data; Harga
kendaraan dari Kab/prop; hitung dengan rumus
AFC
o Lain-lain : Masukan biaya-biaya pelatihan atau
pendidikan; Masukan biaya rumah dinas staf
puskesmas; depresiasikan-AFC berdasarkan
perkiraan masa pemanfaatan pelatihan
2. Biaya Operasional
Staff, jumlah dan jenis gaji, tunjangan, honorarium,
insentif. Sumber datanya melalui wawancara dengan
kepala puskesmas dan lain-lain. Obat-obatan, harga

56| P a g e
satuan obat-obatan, pemeliharaan gedung, alat,
kendaraan, biaya perjalanan, bensin per Diem,
transport, utilities, dll.

d. Keempat :
Mengalokasikan biaya-biaya tetap dan biaya
operasional pada pusat biaya pendukung/unit
penunjang dan unit produksi ( pusat layanan ). Tahap
ini merupakan alokasi tahap pertama dimana asumsi-
asumsi yang dipakai sebagai dasar pembobotan
adalah : Investasi; Dasar Alokasi; Gedung
M2 luas setiap ruang layanan; Alat
Biasanya dihitung sesuai penggunaan.

BILA ALAT DIPAKAI BERSAMA UNTUK BEBERAPA


KEGIATAN, GUNAKAN ASUMSI BOBOT

Kendaraan Dihitung sesuai penggunaan, misalnya


100 % untuk adiministrasi untuk mobil dinas, dan
untuk ambulance 60% BP, 40 % lain-lain.

BIAYA OPERSIONAL DASAR ALOKASI


Gaji/Tunjangan Alokasikan menurut waktu masing2
staf

57| P a g e
Obat2an Alokasikan untuk unit2 pengguna

Pemeliharaan, supervisi, perjalanan, biaya umum juga demikian.

e. Kelima :
Merupakan alokasi tahap kedua, dimana biaya-
biaya dari pusat biaya penunjang ( administrasi dll )
ke pusat pelayanan/program/kegiatan pokok dengan
dasar asumsi menggunakan bobot aktifitas
puskesmas ybs.; diwakili oleh bobot pengeluargan
untuk obat dan gaji pada masing2 unit produksi.
Misalnya biaya obat dan gaji di BP 40 %; KIA/KB
25 %; imunisasi 15 %; Laboratorium 5 %, lain-lain
15 %. Dengan demikian bobot biaya utilities/umum
di unit-unit tsb adalah berturut-turut 40%,25
%,15%,5 % dan 15 % ( bobot ini juga digunakan
untuk memboot biaya lain yang sulit diasumsikan
penggunaannya pada tiap unit ).
f. Keenam :
Dari berbagai langkah penghitungan di atas,
kumpulkan informasi biaya-biaya untuk setiap unit
pelayanan di puskesmas, sehingga diperoleh data

58| P a g e
biaya total tiap unit ( BP,KIA dll). Data disesuaikan
dengan keadaan puskesmas ybs :
 Unit/Program BP outputnya : Jumlah kunjungan
pasien rawat jalan
 KIA outputnya :
- Jumlah kunjungan pasien KIA
- Ummnunisasi TT
- Pemeriksaan ibu hamil
- Penimbangan bayi
- Pemeriksaan penyakit kandungan
- Pemeriksaan pasca melahirkan
- Pemeriksaan balita
 KB outputnya: Jumlah kunjungan pasien KB ( pil,
iud, implant )
 BP Gigi outputnya : Jumlah kunjungan pasien
perawatan gigi
 Imunisasi output : Jumlah imunisasi BCG, DPT,
Polio, Campak
 Rawat inap : jumlah pasien rawat inap yang
keluar; jumlah hari rawat inap.
 Tindakan Medik ringan: Jahit luka,
vasektomiinsisi abses, sirkumsisi, tindik daun
telinga, pemasangan dan pencabutan IUD-Implant
dll

59| P a g e
 Tindakan medik sedang : Operasi katarak,
minilaparotomi, vakum ekstraksi dll.
 Pemeriksaan diagnostik : USG, rontgen foto dll
g. Ketujuh :
Untuk menghitung biaya satuan atau unit cost
diperoleh dengan cara membagi biaya total pada tiap
unit dengan output unit ybs. Untuk penyesuaian tarif
yang akan di Perdakan, perlu dibedakan perhitungan
biaya satuan total ( keseluruhan, terdiri dari biaya
investasi dan operasional pemeliharaan atau full cost
) atau biaya satuan operasional pemeliharaan saja (
tanpa investasi dan gaji PNS ) sehingga subsidi dpat
diperhitungkan untuk beberapa komponen biaya.

60| P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Boediono (2001), Ekonomi Makro, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu


Ekonomi No. 2, edisi 4, BPFE Yogyakarta.

Priyono Tjiptoheriyanto, Budi Soesetyo. Ekonomi Kesehatan.


Rineka Cipta. Jakarta.

Soediyono (2000), Ekonomi Makro: Analisis IS-LM dan


Permintaan-Penawaran Agregat, edisi Millenium, Penerbit
Liberty Yogyakarta.

https://pratama1989.wordpress.com/2016/04/07/konsep-dasar-
ilmu-ekonomi/

https://www.zonareferensi.com/pengertian-ilmu-ekonomi/

https://wirkatze.wordpress.com/2014/07/23/prinsip-dasar-ilmu-
ekonomi/

http://eprints.dinus.ac.id/6213/1/I_EKONOMI_KESEHATAN

https://www.scribd.com/doc/95955969/Konsep-Dasar-Ekonomi-
Kesehatan

https://ilmukesehatanmasyarakatblog.wordpress.com/2016/04/
15/pengertian-ilmu-kesehatan-masyarakat-2/

https://www.academia.edu/8278738/Definisi_Kesehatan_Masya
rakat
http://sutarmo-univet.blogspot.com/2014/11/batasan-
konsepsual-ekonomi-kesehatan.html

1| P a g e
http://sutarmo-univet.blogspot.com/2014/11/hubungan-
ekonomi-dan-kesehatan.html

https://www.ekomarwanto.com/2012/04/teori-permintaan-
demand-dan-teori.html

https://chandrapamungkas.wordpress.com/2011/04/05/permint
aan-penawaran-hukum-permintaan-dan-penawaran-harga-
keseimbangan/

http://afrinataika.blogspot.com/2014/06/demand-dan-supply-
pelayanan-kesehatan.html

https://www.scribd.com/doc/52457525/Ciri-ciri-Industri-
Layanan-Kesehatan

https://catatankuliahnya.wordpress.com/2010/01/06/pembiaya
an-pelayanan-kesehatan/

http://bukutembaga.blogspot.com/2016/04/analisis-biaya-
puskesmas.html

2| P a g e
1| P a g e

Anda mungkin juga menyukai