Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA KESEHATAN DAN


PEMBANGUNAN EKONOMI”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah:

EKONOMI KESEHATAN

Oleh Dosen:
dr.GraceE.C. Korompis, MHSM,DrPH

KARS PAGI Semester II Kelompok IV:

INGGRID WAURAN
VIDYA LESTARI

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


(KAJIAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT)
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
2019

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan adalah proses pengembangan keseluruhan sistem penyelenggaraan


negara untuk mewujudkan tujuan nasional, adapaun tujuan nasional Indonesia
tercantum dalam UUD 1945 alinea ke empat, yakni: ”Melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.

Sejak pertengahan tahun 1997 Indonesia dilanda krisis moneter dan berkembang
menjadi krisis ekonomi serta berbagai krisis lainnya yang berpengaruh pada multi
kehidupan salah satunya adalah kesehatan. Dampak dari krisis moneter atau krisis
ekonomi tersebut, penyebabnya adalah karena terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap
dollar. Krisis ekonomi tersebut berdampak terhadap derajat kesehatan masyarakat dan
kinerja pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia serta kemungkinan penyesuaian
kebijakan yang akan ditempuh pada masa yang akan datang lebih diutamakan pada
status gizi serta perilaku kesehatan masyarakat.

Tujuan dasar pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan yang


berkaitan dengan kualitas hidup masyarakat. Pembangunan sering dikaitkan oleh
pertumbuhan ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia.
Pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi pembangunan di sektor kesehatan dan
pendidikan. Pendidikan juga dapat mempengaruhi kesehatan, semakin tinggi taraf
pendidikan seseorang maka tingkat kesadaran akan kesehatan meningkat.

2
Pada saat ini, pemerintah fokus dalam permasalahan kesehatan karena rendahnya
permasalahan kesehatan mendorong terciptanya manusia produktif sehingga dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Demikian pula dengan pembangunan
kesehatan, sesuai dengan program pemerintah yang ingin menciptakan Indonesia
sehat sebagai salah satu pendorong yang bersinergi dengan pembangunan ekonomi
maka banyak dilakukan perubahan – perubahan baik di ruang lingkup skala daerah
dan nasional.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Apa itu Konsep Pembangunan Ekonomi?


2. Apa itu Kesehatan Ditinjau dari Ilmu Ekonomi Kesehatan?
3. Bagaimana Hubungan Timbal Balik Kesehatan dan Pembangunan Ekonomi?
4. Bagaimana Penyakit Di Regional Selatan-Timur Asia yang Mempengaruhi
Pembangunan Ekonomi?

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui Apa itu Konsep Pembangunan Ekonomi?


2. Untuk mengetahui Apa itu Kesehatan Ditinjau dari Ilmu Ekonomi Kesehatan?
3. Untuk mengetahui Bagaimana Hubungan Timbal Balik Kesehatan dan
Pembangunan Ekonomi?
4. Untuk mengetahui Bagaimana Penyakit Di Regional Selatan-Timur Asia yang
Mempengaruhi Pembangunan Ekonomi?

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pembangunan Ekonomi

Menurut Siagian (1983:111), pembangunan merupakan usaha atau rangkaian


usaha pertumbuhan dan perubahan yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa,
Negara dan pemerintah untuk menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa
(National Building). Pembangunan merupakan proses perubahan yang terencana
dalam segi pertumbuhan ekonomi, sosial, dan budaya untuk dapat meningkatkan
kesejahteraan manusia yang lebih baik. Manusia merupakan pelaku terciptanya
pertumbuhan ekonomi diukur dari pertumbuhan pendapatan yang akan menentukan
pembangunan dalam meningkatkan kualitas hidup manusia tersebut. Kegagalan
dalam sistem pembangunan terjadi dilihat dari tingginya angka pengangguran,
kesenjangan social dan meningkatnya kemiskinan.

Sedangkan menurut Sumodiningrat (1999 :72) peningkatan kesejahteraan


umum masyarakat merupakan suatu inti dari sasaran pembangunan. Suatu
pembangunan bisa dikatakan berhasil apabila mampu mengangkat derajat rakyat
sebanyak mungkin pada tatanan kehidupan ekonomi yang lebih baik dan layak.
Secara umum Pembangunan Nasional tidak dapat dipisahkan dengan pemberdayaan
masyarakat. Pembangunan nasional adalah usaha peningkatan kualitas manusia dan
masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan
nasional, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
memperhatikan tantangan perkembangan global. Pembangunan ekonomi adalah suatu
proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan
adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam
struktur ekonomi suatu negara. Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari

4
pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong
pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses
pembangunan ekonomi.

2.2 Kesehatan Ditinjau dari Ilmu Ekonomi Kesehatan

Ekonomi kesehatan adalah bagaimana menganalisis pilihan yang disusun dan


diprioritaskan untuk memaksimalkan kesejahteraan di dalam sumber daya terbatas.
Masalah kesehatan dapat ditinjau dari segi ilmu ekonomi kesehatan. Karena sumber
daya jumlahnya terbatas, sedangkan manusia mempunyai bermacam-macam
keperluan maka terjadi persaingan untuk memperoleh sumber daya yang dapat
dialokasikan untuk keperluan kesehatan. Masalah pengalokasian sumber daya ke
dalam maupun di dalam bidang kesehatan inilah yang dipelajari ekonomi kesehatan.

Kesehatan merupakan salah satu modal manusia (human capital) yang sangat
diperlukan dalam menunjang pembangunan ekonomi. Hal ini dikarenakan kesehatan
merupakan prasyarat bagi peningkatan produktivitas. Kesehatan dapat mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi melalui beberapa cara, seperti perbaikan kesehatan seseorang
akan menyebabkan pertambahan dalam partisipasi tenaga kerja perbaikan kesehatan
dapat pula membawa perbaikan dalam tingkat pendidikan yang kemudian
menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi, ataupun perbaikan kesehatan
menyebabkan bertambahnya penduduk yang akan membawa tingkat partisipasi
angkatan kerja persoalan penerapan kriteria ekonomi dan keuangan pada sektor
kesehatan benar-benar sukar karena hakekat pelayanan yang perlu disediakan, yaitu
menyangkut masalah hidup atau mati manusia. Konsekuensinya, setiap usaha untuk
memotong pembiayaan kesehatan akan menghadapi tantangan yang tidak kecil dari
banyak pihak. Pemerintah bertanggung jawab dalam merencanakan,mengatur,
menyelenggarakan, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata
dan terjangkau oleh masyarakat. Upaya kesehatan akan dilakukan pemerintah secara
terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan melalui pencegahan penyakit (preventie),

5
peningkatan kesehatan (promotive), pengobatan penyakit (curative), dan pemulihan
kesehatan (rehabilitative). Pemerintah juga memberikan hak yang sama kepada
masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan dan kebebasan untuk
menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan (Oscar Gish (1977:8)
dalam Conyers (1991:64)).

2.3 Hubungan Timbal Balik Kesehatan dan Pembangunan Ekonomi

Berbagai hubungan keterkaitan antara kesehatan dengan pembangunan


ekonomi yang dapat dijelaskan melalui berbagai mekanisme dan dapat
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Berikut ini akan diuraikan pembahasan
terhadap tiga fokus area, yaitu pertama, kesehatan dan pembangunan, kedua,
kesehatan dan kemiskinan, dan ketiga, pendekatan dari aspek demografi.

2.3.1 Kesehatan dan Pembangunan


a. Pada tingkat mikro yaitu pada tingkat individual dan keluarga,
kesehatan adalah dasar bagi produktivitas kerja dan kapasitas untuk
belajar di sekolah. Tenaga kerja yang sehat secara fisik dan mental
akan lebih enerjik dan kuat, lebih produktif, dan mendapatkan
penghasilan yang tinggi. Keadaan ini terutama terjadi di negara-negara
sedang berkembang, dimana proporsi terbesar dari angkatan kerja
masih bekerja secara manual. Di Indonesia sebagai contoh, tenaga
kerja laki-laki yang menderita anemia menyebabkan 20% kurang
produktif jika dibandingkan dengan tenaga kerja laki-laki yang tidak
menderita anemia. Selanjutnya, anak yang sehat mempunyai
kemampuan belajar lebih baik dan akan tumbuh menjadi dewasa yang
lebih terdidik. Dalam keluarga yang sehat, pendidikan anak cenderung
untuk tidak terputus jika dibandingkan dengan keluarga yang tidak
sehat.

6
b. Pada tingkat makro, penduduk dengan tingkat kesehatan yang baik
merupakan masukan (input) penting untuk menurunkan kemiskinan,
pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan ekonomi jangka panjang.
Beberapa pengalaman sejarah besar membuktikan berhasilnya tinggal
landas ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi yang cepat didukung
oleh terobosan penting di bidang kesehatan masyarakat,
pemberantasan penyakit dan peningkatan gizi. Hal ini antara lain
terjadi di Inggris selama revolusi industri, Jepang dan Amerika Selatan
pada awal abad ke-20, dan pembangunan di Eropa Selatan dan Asia
Timur pada permulaan tahun 1950-an dan tahun 1960-an.
Informasi yang paling mengagumkan adalah penelusuran sejarah yang
dilakukan oleh Prof. Robert Fogel, yang menyatakan bahwa
peningkatan ketersediaan jumlah kalori untuk bekerja, selama 200
tahun yang lalu mempunyai kontribusi terhadap pertumbuhan
pendapatan per kapita seperti terjadi di Perancis dan Inggris. Melalui
peningkatan produktivitas tenaga kerja dan pemberian kalori yang
cukup, Fogel memperkirakan bahwa perbaikan gizi memberikan
kontribusi sebanyak 30% terhadap pertumbuhan pendapatan per kapita
di Inggris.
Bukti-bukti makroekonomi menjelaskan bahwa negara-negara dengan
kondisi kesehatan dan pendidikan yang rendah, mengahadapi
tantangan yang lebih berat untuk mencapai pertumbuhan
berkelanjutan jika dibandingkan dengan negara yang lebih baik
keadaan kesehatan dan pendidikannya.

Tabel 1 (pada lampiran 1) ditunjukkan tingkat pertumbuhan dari beberapa negara


sedang berkembang pada periode 1965-1994. Pengelompokan negara-negara tersebut
didasarkan atas tingkat pendapatan dan angka kematian bayi (sebagai proksi dari
seluruh keadaan penyakit pada tahun 1965). Tabel tersebut menjelaskan di negara-

7
negara dengan tingkat angka kematian bayi yang rendah menikmati tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada periode tertentu.

Terdapat korelasi yang kuat antara tingkat kesehatan yang baik dengan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Secara statistik diperkirakan bahwa setiap
peningkatan 10% dari angka harapan hidup (AHH) waktu lahir akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi minimal 0.3–0.4% pertahun, jika faktor-faktor pertumbuhan
lainnya tetap. Dengan demikian, perbedaan tingkat pertumbuhan tahunan antara
negara-negara maju yang mempunyai AHH tinggi (77 tahun) dengan negara-negara
sedang berkembang dengan AHH rendah (49 tahun) adalah sekitar 1.6%, dan
pengaruh ini akan terakumulasi terus menerus.

Peningkatan kesejahteraan ekonomi sebagai akibat dari bertambah


panjangnya usia sangatlah penting. Dalam membandingkan tingkat kesejahteraan
antar kelompok masyarakat, sangatlah penting untuk melihat angka harapan hidup,
seperti halnya dengan tingkat pendapatan tahunan. Di negara-negara yang tingkat
kesehatannya lebih baik, setiap individu memiliki rata-rata hidup lebih lama, dengan
demikian secara ekonomis mempunyai peluang untuk untuk memperoleh pendapatan
lebih tinggi.

Peranan kesehatan diantara berbagai faktor pertumbuhan ekonomi dapat


digambarkan dalam Diagram 1 dibawah ini. Dalam diagram tersebut dapat dilihat,
pembangunan ekonomi disatu pihak, merupakan fungsi dari kebijakan dan institusi
(kebijakan ekonomi, pemerintahan yang baik, dan penyediaan pelayanan publik), dan
faktor masukan (sumber daya manusia, teknologi, dan modal perusahaan) dilain
pihak. Kesehatan mempunyai peranan ekonomi yang sangat kuat terhadap sumber
daya manusia dan modal perusahaan melalui berbagai mekanisme seperti
digambarkan.

8
Diagram 1: Kesehatan Sebagai Masukan Untuk Pembangunan Ekonomi

Kebijakan ekonomi
Pemerintahan yang baik
Penyediaan pelayanan publik

Sumberdaya manusia, termasuk:


Pendidikan, pelatihan, perkembangan
Fisik dan kognitif

Kesehatan Teknologi, termasuk:


Pertumbuhan
Pengetahuan ilmiah yang relevan
untuk menghasilkan inovasi dalam ekonomi:
difusi ekonomi dalam negeri dengan Pertumbuhan
menggunakan teknologi dari luar GNP perkapita,

Modal perusahaan, termasuk: Penurunan


Investasi yang pasti dalam peralatan, kemiskinan
organisasi dan kerjasama karyawan,
peluang investasi untuk menarik
modal

Keluarga yang usia harapan hidupnya lebih panjang, cenderung untuk


menginvestasikan pendapatannya di bidang pendidikan dan menabung.
Dengan demikian, tabungan nasional dan investasi akan meningkat, dan pada
gilirannya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, hal ini antara lain
terjadi di sub-Sahara Afrika dan Asia Selatan. Beban berat yang diakibatkan
oleh penyakit dan pengaruh gandanya terhadap produktivitas, kependudukan,
dan pendidikan mempunyai peranan dalam kinerja ekonomi yang buruk dan
kronis di negara-negara Afrika. Studi terbaru yang dilakukan oleh Bloom dan
Sachs, menemukan bahwa lebih dari setengahnya dari keterbelakangan
pertumbuhan di negara-negara Afrika jika dibandingkan dengan dengan
negara-negara di Asia Timur, secara statistik dapat diterangkan oleh beban
berat akibat penyakit, kependudukan, dan geografis jika dibandingkan dengan

9
variabel-variabel tradisional dari ekonomimakro dan politik pemerintahan.
Sebagai contoh, tingginya angka prevalensi penyakit malaria menunjukkan
hubungan yang erat dengan penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar satu
persen atau lebih setiap tahunnya.

2.3.2 Kesehatan dan Kemiskinan

Berbagai indikator kesehatan di negara-negara berpendapatan rendah dan


menengah jika dibandingkan dengan negara-negara berpendapatan tinggi,
memperlihatkan bahwa angka kesakitan dan kematian secara kuat berkorelasi terbalik
dengan pendapatan, seperti terlihat dalam Tabel 2 (lampiran 2). IStudi lain dilakukan
oleh Bank Dunia yang membagi keadaan kesehatan antara kelompok penduduk
berpenghasilan tinggi dan rendah pada negara-negara tertentu. Sebagai contoh,
tingkat kematian anak pada quantil termiskin di Bolivia dan Turki diperkirakan
empat kali lebih besar dibandingkan dengan tingkat kematian pada quantil terkaya.
Dengan demikian kebijakan yang diarahkan untuk menanggulangi penyakit malaria
dan kekurangan gizi secara langsung merupakan implementasi dari kebijakan
mengurangi kemiskinan.

Komitmen global WHO untuk meningkatkan status kesehatan secara jelas


dicantumkan dalam Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals-
MDGs).

Tujuan pembangunan milenium tersebut antara lain:

1) Menurunkan angka kematian anak sebesar dua pertiganya pada tahun 2015
dari keadaan tahun 1990;
2) Menurunkan angka kematian ibu melahirkan sebesar tiga perempatnya pada
tahun 2015 dari keadaan 1990;
3) Menahan peningkatan prevalensi penyakit HIV/AIDS dan penyakit utama
lainnya pada tahun 2015.

10
Tujuan pembangunan milenium difokuskan terhadap pengurangan kemiskinan pada
umumnya dan beberapa tujuan kesehatan pada khususnya, sehingga terdapat
keterkaitan antara upaya keseluruhan penurunan kemiskinan dengan investasi di
bidang kesehatan.

Beberapa alasan meningkatnya beban penyakit pada penduduk miskin adalah:

1. Penduduk miskin lebih rentan terhadap penyakit karena terbatasnya akses


terhadap air bersih dan sanitasi serta kecukupan gizi.
2. Penduduk miskin cenderung enggan mencari pengobatan walaupun sangat
membutuhkan karena terdapatnya kesenjangan yang besar dengan petugas
kesehatan, terbatasnya sumber daya untuk memenuhi kebutuhan dasar, dan
terbatasnya pengetahuan untuk menghadapi serangan penyakit.

Konsekuensi ekonomi jika terjadi serangan penyakit pada anggota keluarga


merupakan bencana jika untuk biaya penyembuhannya mengharuskan menjual aset
yang mereka miliki atau berhutang. Hal ini akan menyebabkan keluarga jatuh
kedalam kemiskinan, dan jika tidak bisa keluar dari hal ini akan mengganggu tingkat
kesejahteraan seluruh anggota keluarga bahkan generasi berikutnya. Serangan
penyakit yang tidak fatal dalam kehidupan awal akan mempunyai pengaruh yang
merugikan selama siklus hidup berikutnya. Pendidikan secara luas dikenal sebagai
kunci dari pembangunan, tetapi masih belum dihargai betapa pentingnya kesehatan
anak dalam pencapaian hasil pendidikan. Kesehatan yang buruk secara langsung
menurunkan potensi kognitif dan secara tidak langsung mengurangi kemampuan
sekolah. Penyakit dapat memelaratkan keluarga melalui menurunnya pendapatan,
menurunnya angka harapan hidup, dan menurunya kesejahteraan psikologis.

2.2.3 Pendekatan Aspek Demografi

Hal yang paling merugikan, namun kurang diperhatikan, biaya yang tinggi
dari kematian bayi dan anak dapat ditinjau dari aspek demografi. Keluarga miskin

11
akan berusaha mengganti anaknya yang meninggal dengan cara memiliki jumlah
anak yang lebih banyak. Jika keluarga miskin mempunyai banyak anak maka
keluarga tersebut tidak akan mampu melakukan investasi yang cukup untuk
pendidikan dan kesehatan untuk setiap anaknya. Dengan demikian, tingginya beban
penyakit pada keluarga yang memiliki banyak anak akan menyebabkan rendahnya
investasi untuk kesehatan dan pendidikan untuk setiap anaknya.

Bukti empiris tentang adanya hubungan antara tingkat fertilitas dengan tingkat
kematian anak adalah sangat kuat. Negara-negara yang memiliki angka kematian bayi
kurang dari 20, mempunyai angka rata-rata tingkat fertilitas (Total Fertility Rate)
sebesar 1.7 anak. Negara-negara dengan tingkat kematian bayi diatas 100 mempunyai
angka rata-rata tingkat fertilitas 6,2 anak. Pola ini menuntun pengertian kita bahwa
negara-negara yang mempunyai tingkat kematian bayi yang tinggi mempunyai
tingkat pertumbuhan penduduk tercepat di dunia dengan segala konsekwensinya.

Ketika angka kematian anak menurun, disertai dengan turunnya tingkat kesuburan,
secara keseluruhan tingkat pertumbuhan penduduk juga menurun dan rata-rata umur
penduduk akan meningkat. Ratio ketergantungan penduduk juga akan menurun.
Perubahan demografi ini akan mendorong keseluruhan peningkatan GNP per kapita
dan pertumbuhan ekonomi. Meningkatnya proporsi penduduk usia kerja secara
langsung meningkatkan GNP per kapita.

Produk Dosmestik Bruto (PDB atau GNP merupakan ukuran umum yang
dipakai untuk mengukur nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan dalam
suatu perekonomian. Pertumbuhan GNP dapat terjadi baik, karena nilai dari pada apa
yang dihasilkan tersebut meningkat. Salah satu kesulitan dalam pengukuran memakai
GNP karena penekanan diberikan hanya kepada aspek kuantitas daripada barang-
barang dan jasa-jasa yang dihasilkan. Aspek kualitas dilupakan sama sekali.
Sementara program-program dibidang kesehatan dan pendidikan lebih berhubungan
dengan peningkatan kualitas dari sumber daya manusia.

12
Secara teoritis dapat dikemukakan semakin tinggi GNP suatu negara, akan semakin
terenuhi kebutuhan dasar masyarakat dalam negara tersebut. Modal dasar yang
diguakan ekonom untuk menjelaskan GNP dalam bentuk suatu fungsi dimana ouput
merupakan fungsi dari dua input utama yaitu tenaga kerja dan modal.

2.3 Penyakit Di Regional Selatan-Timur Asia yang Mempengaruh


Pembangunan Ekonomi

Kesehatan telah memberikan kontribusi yang sangat penting dalam


mendemontrasikan keterkaitan antara kesehatan dengan pembangunan ekonomi. Ada
beberapa jenis penyakit yang memberikan kontribusi yang tinggi terhadap
memburuknya keadaan kesehatan, dan terdapat intervensi yang efektif untuk
mencegah dan mengobati penyakit tersebut.

Diidentifikasi tujuh penyebab utama kematian yang dialami di negara-negara


menurut WHO telah melakukan perhitungan beban penyakit secara global (Global
Burden of Disease-GBD) pada tahun 1999 – 2001 bagi negara yang berpendapatan
rendah (pendapatan pertahun sekitar US$ 300) yaitu penyakit: HIV/AIDS, Malaria,
Tuberkulosis/TB, infeksi menular pada anak, masalah kesehatan ibu dan bayi,
kekurangan zat gizimikro, dan penyakit akibat merokok.

Sebagian besar kegiatan yang diperlukan untuk melaksanakan intervensi


esensial tersebut tidak memerlukan teknologi canggih atau tenaga kesehatan dengan
keahlian tinggi seperti tersedia di Rumah Sakit. Dibawah ini disampaikan beberapa
intervensi esensial yang diperlukan untuk menangani berbagai penyakit penyebab
utama kematian yaitu sebagai berikut.

1. HIV/AIDS: Ubah kebiasaan hidup, contohnya hanya melalukan hubungan


intim dengan satu partner, gunakan kondom, gunakan transfusi darah yang
aman, gunakan jarum suntik yang aman.

13
2. Malaria: Gunakan kelambu yang telah dicelup dengan insektisida, lakukan
manajemen kasus yang baik.
3. Tuberkulosis: Manajemen kasus yang lebih baik melalui DOTS (Directly
Observed Treatment Short-course)
4. Penyakit infeksi menular pada anak: Imunisasi, penggunaan oralit atau larutan
gula garam
5. Gangguan kesehatan ibu dan bayi: Pertolongan persalinan oleh tenaga terlatih,
imunisasi ibu dengan tetanus-toksoid
6. Kekurangan zat gizimikro: Yodisasi garam, pemberantasan penyakit cacing
pada anak sekolah
7. Penyakit akibat tembakau: Larangan iklan rokok, naikan pajak rokok.

WHO mengarahkan agar dilakukan intervensi langsung terhadap tujuh penyebab


utama kematian tersebut, dan intervensi tersebut dilaksanakan melalui pelayanan
kesehatan dasar seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan jaringannya agar lebih
dekat pelayanannya terhadap penderita, disebut dengan sistem Dekat Dengan Klien-
DDK (Close to Client-CTC)

BAB III

14
KESIMPULAN

Tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan yang


berkaitan dengan kualitas hidup masyarakat. Pembangunan sering dikaitkan oleh
pertumbuhan ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia.
Pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi pembangunan di sektor kesehatan dan
pendidikan.

Dampak Pembangunan Ekonomi dapat mempengaruhi derajat derajat


kesehatan masyarakat. Begitupun sebaliknya kesehatan dapat mempengaruhi
pembangunan ekonomi, terdapat korelasi yang kuat antara tingkat kesehatan yang
baik dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Peningkatan kesejahteraan ekonomi
sebagai akibat dari bertambah panjangnya usia sangatlah penting karena kesehatan
yang baik. Keluarga yang usia harapan hidupnya lebih panjang, cenderung untuk
menginvestasikan pendapatannya di bidang pendidikan dan menabung. Dengan
demikian, tabungan nasional dan investasi akan meningkat, dan pada gilirannya akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Penyakit dapat memelaratkan keluarga melalui menurunnya pendapatan,


menurunnya angka harapan hidup, dan menurunya kesejahteraan psikologis.
Konsekuensi ekonomi jika terjadi serangan penyakit pada anggota keluarga
merupakan bencana jika untuk biaya penyembuhannya harus menjual asset yang
dimiliki. Ketika angka kematian anak menurun, disertai dengan turunnya tingkat
kesuburan, secara keseluruhan tingkat pertumbuhan penduduk juga menurun dan
rata-rata umur penduduk akan meningkat. Perubahan demografi akan mendorong
keseluruhan peningkatan GNP per kapita dan pertumbuhan ekonomi. Meningkatnya
proporsi penduduk usia kerja secara langsung meningkatkan GNP per kapita.

Lampiran 1

15
Tabel 1: Tingkat Pertumbuhan Pendapatan Per Kapita, 1965-1994
( Didasarkan atas Pendapatan dan Angka Kematian Bayi, 1965)

Angka Kematian Bayi AKB< 50 AKB 50-100 AKB 100- AKB > 150
(AKB),1965 150
Tahun Dasar Pendapatan,
1965 - 3.7 1.0 0.1
GDP < US$ 750 - 3.4 1.1 -0.7
GDP US$ 750-1500 5.9 1.8 1.1 2.5
GDP US$ 1500-3000 2.8 1.7 0.3 -
GDP US$ 3000-6000 1.9 -0.5 - -
GDP > US$ 6000
Sumber: WHO-SEAR, 2002

Lampiran 2

16
Tabel 2: Angka Harapan Hidup Dan Tingkat Kematian, Menurut Tingkat
Kemajuan Pembangunan Negara (1995-2000)
Tingkat Penduduk Rata-rata Angka Angka Angka
Pembangunan (1999) Pendapatan Harapan Kematian Kematian
Negara Juta Tahunan Hidup Bayi (Per- Anak Balita
(US$) (Tahun) 1000) (Per-1000)
Sangat 643 296 51 100 159
Terbelakang
Pendapatan 1777 538 59 80 120
Rendah
Pendapatan 2094 1200 70 35 39
Menengah-
Bawah
Pendapatan 573 4900 71 26 35
Menengah-Atas
Pendapatan 891 25730 78 6 6
Tinggi
Sub-Sahara 642 500 51 92 151
Afrika
Sumber: Human Development Report 2001, Table 8, and CMH Calculation using World
Development Indicators of the World Bank

17
Lampiran 3

Tabel 2: Angka Harapan Hidup Dan Tingkat Kematian, Menurut Tingkat


Kemajuan Pembangunan Negara (1995-2000)

Tingkat Penduduk Rata-rata Angka Angka Angka


Pembangunan (1999) Pendapatan Harapan Kematian Kematian
Negara Juta Tahunan Hidup Bayi (Per- Anak Balita
(US$) (Tahun) 1000) (Per-1000)
Sangat 643 296 51 100 159
Terbelakang
Pendapatan 1777 538 59 80 120
Rendah
Pendapatan 2094 1200 70 35 39
Menengah-
Bawah
Pendapatan 573 4900 71 26 35
Menengah-Atas
Pendapatan 891 25730 78 6 6
Tinggi
Sub-Sahara 642 500 51 92 151
Afrika
Sumber: Human Development Report 2001, Table 8, and CMH Calculation using World
Development Indicators of the World Bank

18
DAFTAR PUSTAKA

Conyers, Diana.Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga: Suatu Pengantar. Yogyakarta,


Gadjah Mada University Press. 1991

Siagian, Sondang. Administrasi Pembangunan. Jakarta, Gunung Agung.1983

Sumodiningrat, Gunawan. Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengamanan Sosial.


Yogyakarta, Ghalia Indonesia.1999

WHO Regional Office For South-East ASIA( 2002): Regional Conference of


Parliamentarians on the Report of the Commission on Macroeconomics and Health
:Health and Development Regional Initiatives, Bangkok, Thailand 15 – 17 December
2002.

Arum Atmawikarta, Investasi Kesehatan Untuk Pembangunan Ekonomi.


BAPPENAS.2002. dari https://www.bappenas.go.id.>files>

Dwi Kurniawati, Supriyono, Hanafi. Jurnal PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


DI BIDANG USAHA EKONOMI. Universitas Brawijaya, Malang.2011 dari
https://journal feb.unmul.ac.id

Wardana, Dedy. Jurnal PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI TERHADAP


PEMBANGUNAN MANUSIA. Universitas Mulawarman.2016 dari
https://media.neliti.com>publication

19

Anda mungkin juga menyukai