Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Tujuan dasar pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan yang berkaitan dengan kualitas
hidup masyarakat. Pembangunan sering dikaitkan oleh pertumbuhan ekonomi yang dapat meningkatkan
kesejahteraan manusia. Berdasarkan United National Development Program, terdapat 3 (tiga) indikator
pembangunan manusia yaitu dengan mengukur kesehatan, pendidikan dan kemampuan ekonomi. (UNDP,
2003-2006)
Pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi pembangunan di sektor kesehatan dan pendidikan. Pendidikan
juga dapat mempengaruhi kesehatan, semakin tinggi taraf pendidikan seseorang maka tingkat kesadaran
akan kesehatan meningkat. Pada saat ini, pemerintah fokus dalam permasalahan kesehatan karena
rendahnya permasalahan kesehatan mendorong terciptanya manusia produktif sehingga dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
            Demikian pula dengan pembangunan kesehatan, sesuai dengan program pemerintah yang ingin
menciptakan Indonesia sehat sebagai salah satu pendorong yang bersinergi dengan pembangunan ekonomi
maka banyak dilakukan perubahan – perubahan baik di ruang lingkup skala daerah dan nasional.
Pembangunan kesehatan lebih terfokus ke preventive serta mengedepankan pendekatan persuasif. Serta
adanya perbaikan – perbaikan sistem kesehatan yang ada di Indonesia.

1.2              Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dijelaskan diatas, permasalahan yang penyusun ingin ketahui, yaitu:
1. Apa itu konsep pembangunan?
2. Apa itu konsep pembangunan ekonomi?
3. Apa itu konsep pembangunan kesehatan?
4. Apa hubungan pembangunan kesehatan dengan pembangunan ekonomi?
1.3              Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui konsep pembangunan.
2.      Untuk mengetahui konsep pembangunan ekonomi.
3.      Untuk mengetahui konsep pembangunan kesehatan.
4.      Untuk mengetahui hubungan antara ekonomi dan kesehatan dalam konsep pembangunan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Konsep Pembangunan
Pengertian pembangunan menurut Siagian (1994) suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan
perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju
modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building).
Pengertian pembangunan menurut Ginanjar Kartasasmita (1994) yaitu suatu proses perubahan ke arah yang
lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.
 Deddy T. Tikson (2005) menyatakan bahwa pembangunan nasional dapat pula diartikan sebagai
transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang
diinginkan.
Dengan demikian, pembangunan adalah proses perubahan yang terencana dalam segi pertumbuhan
ekonomi, sosial, dan budaya untuk dapat meningkatkan kesejahteraan manusia yang lebih baik. Manusia
merupakan pelaku terciptanya pertumbuhan ekonomi diukur dari pertumbuhan pendapatan penduduk per
kapita yang akan menentukan pembangunan dalam meningkatkan kualitas hidup manusia tersebut.
Kegagalan dalam sistem pembangunan terjadi dilihat dari tingginya angka pengangguran, kesenjangan
social dan meningkatnya kemiskinan.

2.2       Konsep Pembangunan Ekonomip

Pembangunan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis atau gradual, tetapi merupakan perubahan
yang spontan dan tidak terputus-putus. Pembangunan ekonomi disebabkan oleh perubahan terutama dalam
lapangan industri dan perdagangan. Pembangunan ekonomi berkaitan dengan pendapatan perkapita dan
pendapatan nasional. Menurut Adam Smith (Suryana, 2000),  pembangunan ekonomi merupakan proses
perpaduan antara pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi.  Profesor Simon Kuznets (Jhingan,
2000), pembangunan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan (teknologi) suatu negara
untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada
penduduknya. Profesor Meier (Adisasmita, 2005) mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai proses
kenaikan pendapatan riil perkapita dalam suatu jangka waktu yang panjang.
Pembangunan ekonomi (Sirojuzilam: 2005) dipandang sebagai suatu proses yang menyebabkan naiknya
pendapatan per kapita masyarakat dalam suatau masyarakat untuk jangka panjang, maka pembangunan
ekonomi mempunyai 3 sifat penting yaitu:
1.   Suatu proses, yang berarti terjadinya perubahan secara teru menerus.
2.   Adanya usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita masyarakat.
3.  Kenaikan pendapatan masyarakat tersebut terjadi dalam jangka waktu yang panjang.

Maka pembangunan ekonomi adalah proses pertumbuhan ekonomi di ikuti dengan perubahan-perubahan
pada kegiatan ekonomi (pendapatan perkapita dan pendapatan nasional) dengan memanfaatkan sumber
daya (alam dan manusia) dan kemajuan teknologi. Salah satu faktor pertumbuhan ekonomi yaitu
kemajuan teknologi yang dibagi menjadi dua bentuk, yaitu inovasi produk dan inovasi proses. Inovasi
produk berkaitan dengan produk-produk baru yang sebelumnya tidak ada atau pengembangan produk-
produk sebelumnya sedangkan inovasi proses merupakan penggunaan teknik-teknik baru yang lebih murah
dalam memproduksi produk-produk yang telah ada.

2.3       Konsep Pembangunan Kesehatan


Tjiptoherijanto (1993) menyatakan bahwa kesehatan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi melalui
beberapa,seperti perbaikan kesehatan seseorang akan menyebabkan pertambahan dalam partisipasi tenaga
kerja, perbaikan kesehatan dapat pula membawa perbaikan dalam tingkat pendidikan yang kemudian
menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi, ataupun perbaikan kesehatan menyebabkan bertambahnya
penduduk yang akan membawa tingkat partisipasi angkatan kerja.
 Mills dan Gillson (1999) mendefinisikan ekonomi kesehatan sebagai penerapan teori, konsep dan teknik
ilmu ekonomi dalam sektor kesehatan.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang menyatakan bahwa setiap warga negara
mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang
tinggi. Salah satu program pemerintah dalam mewujudkan derajat kesehatan bagi seluruh penduduk adalah
peningkatan pelayanan kesehatan yang didukung oleh sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di
tiap daerah.
Penyediaan pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan yang disampaikan kepada pasien oleh kombinasi
antara tenaga pelayanan kesehatan dan fasilitas kesehatan (rumah sakit, klinik dan laboratorium klinis).
Beberapa faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan, yaitu:
1.      Sumber daya manusia seperti dokter (umum atau spesialis), bidan, perawat dan sebagainya.
2.      Biaya yang muncul dalam penyediaan seperti biaya operasional dan lain-lain.
3.      Logistik pelayanan kesehatan seperti obat, alat suntik dan sebagainya.
4.      Standar operasional pada fasilitas pelayanan kesehatan seperti tindakan medis.
5.      Peralatan yang digunakan dalam penyediaan layanan kesehatan seperti peralatan medis dan lain-lain.
6.      Wilayah pelayanan kesehatan
7.      Teknologi yang digunakan dalam pelayanan kesehatan
8.      Waktu yang digunakan dalam memberikan pelayanan kesehatan
9.      Informasi terkait pelayanan kesehatan seperti internet atau famplet.

Maka pembangunan kesehatan adalah kesehatan yang dapat mempengaruhi proses pertumbuhan ekonomi
karena manusia yang sehat menciptakan manusia yang produktif dan mampu meningkatkan derajat
kesehatan dirinya sendiri. Setiap  manusia memiliki hak yang sama untuk mendapatkan kesehatan,
pemerintah membuat program untuk pembangunan kesehatan seperti Millennium Development Goals
(MDGs). Millennium Development Goals (MDGs) bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yang memiliki tujuan yang terbatas dan target terukur. Terdapat 8 (delapan) tujuan Millennium
Development Goals (MDGs), yaitu:
1.      Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan.
2.      Mencapai pendidikan dasar untuk semua.
3.      Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
4.      Menurunkan kematian anak.
5.      Meningkatkan kesehatan ibu.
6.      Mengendalikan hiv dan aids, malaria dan penyakit menular lainnya (tb).
7.      Menjamin kelestarian lingkungan hidup.
8.      Mengembangkan kemitraan pembangunan di tingkat global.

Kebijakan umum untuk pembangunan kesehatan dikelompokkan menjadi, sebagai berikut :


1.      Peningkatan Kerjasama Lintas Sektor.
Untuk optimalisasi hasil pembangunan berwawasan kesehatan, kerjasama lintas sektor berupa sosialisasi
masalah-masalah kesehatan pada sektor lain perlu dilakukan secara intensif dan berkala. Kerjasama lintas
sektor harus mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian serta melandaskan pembangunan
kesehatan.
2.      Peningkatan perilaku, Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan Swasta.
Masyarakat berperan aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan melalui berbagai kegiatan penyuluhan
dan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
3.      Peningkatan Kesehatan Lingkungan.
Kualitas lingkungan yang sehat mewujudkan keadaan lingkungan yang bebas dari bahaya resiko dan
keselamatan.
4.      Peningkatan Upaya Kesehatannya.
Penyelenggaraan upaya kesehatan dilakukan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan, melalui
upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pennyembuhan penyakit dan peyuluhan kesehatan
serta upaya khusus melalui pelayanan kemanusiaan dan darurat atau kritis.
Pemerintah bertanggung jawab terhadap biaya pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin pada sektor
ekonomi. Status kesehatan masyarakat ditingkatkan melalui pencegahan dan panganguran morbiditas,
mortalitas, dan kecacatan dalam masyarakat terutama pada bayi, anak balita, dan wanita hamil, melahirkan
dan masa nifas, melalui upaya peningkatan (promosi) hidup sehat, pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular serta pengobatan penyakit dan rehabilitas..
5.      Peningkatan Sumber Daya Kesehatan
Pengembangan sumber daya kesehatan (tenaga kesehatan) bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan
atau daya guna tenaga dan penyediaan jumlah serta mutu tenaga kesehatan dari masyarakat dan pemerintah
yang mampu melaksanakan pembangunan kesehatan.
6.      Peningkatan Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan.
Kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan perlu makin ditingkatkan terutama melalui
peningkatan secara strategis dalam kerjasama antara sektor kesehatan dan sektor lain yang yang terkait, dan
antara berbagai program kesehatan serta antara para pelaku dalam pembangunan kesehatan sendiri.
7.      Peningkatan Ilmu Pengetahuan dan teknologi Kesehatan.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong untuk meningkatkan pelayanan kesehatan,
gizi, penyalahgunaan obat dan pemberatasan penyakit dan perbaikan lingkungan. Penelitian yang berkaitan
dengan ekonomi kesehatan dikembangkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan pembiayaan kesehatan dari
pemerintah dan swasta. Penelitian bidang sosial budaya dan perilaku sehat dilakukan untuk
mengembangkan gaya hidup sehat dan mengurangi masalah kesehatan masyarakat yang ada.
8.      Peningkatan Lingkungan Sosial Budaya.
Selain berpengaruh positif, globalisasi juga menimbulkan perubahan lingkungan sosial dan budaya
masyarakat yang dapat berpengaruh negatif terhadap pembangunan kesehatan. Misalnya perubahan gaya
hidup yang tidak sehat akan timbul penyakit degeneratif seperti hipertensi atau diabetes.

4.4              Hubungan Antara Ekonomi Dan Kesehatan Dalam Konsep Pembangunan


Aspek ekonomi seperti pendapatan merupakan syarat utama untuk dapat menikmati fasilitas kesehatan
dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan
antara lain, tersedianya sarana kesehatan, keadaan lingkungan yang memadai dan mutu makanan yang di
konsumsi. Penanganan faktor tersebut harus dilakukan terarah dan terpadu dengan memperhatikan kondisi
sosial ekonomi yang berkaitan (Rahmi, 2008).
Keadaan faktor sosial ekonomi juga berpengaruh dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia,
seperti pendidikan, pekerjaan dan tingkat pendapatan yang diperoleh oleh rumah tangga (Yulia, 2009).

Hubungan antara kesehatan dan pembangunan ekonomi berdasarkan tingkat, yaitu :


a.       Pada tingkat mikro yaitu tingkat individual dan keluarga, kesehatan adalah dasar bagi produktivitas
kerja dan kapasitas untuk mendapatkan pendidikan. Tenaga kerja yang sehat secara fisik dan mental akan
lebih produktif dan mendapatkan penghasilan yang tinggi.
b.      Pada tingkat makro yaitu penduduk dengan tingkat kesehatan yang baik merupakan masukan
(input) penting untuk menurunkan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan ekonomi jangka
panjang. Pertumbuhan ekonomi yang cepat didukung oleh terobosan penting di bidang kesehatan
masyarakat, pemberantasan penyakit dan peningkatan gizi.
Pada tingkat makro ekonomi menjelaskan bahwa kondisi kesehatan dan pendidikan yang rendah,
mengalami tantangan dalam mencapai pertumbuhan berkelanjutan jika dibandingkan dengan kesehatan dan
pendidikan yang tinggi. Angka harapan hidup yang tinggi dapat meningkatan kesejahteraan ekonomi.

Cesario, Simon dan Kinne 1980 (dalam Tjiptoherijanto, 1993) menjelaskan hubungan antara program gizi
dan pertumbuhan ekonomi, menyatakan bahwa:
a.        Perbaikan di dalam status gizi akan menurunkan tingkat kematian dan kesakitan, khususnya bagi
penduduk usia kerja, sehingga dapat meningkatkan partisipasi bagi yang belum kerja dan meningkatkan
hari kerja bagi yang sedang melakukan kegiatan kerja.
b.      Perbaikan dalam status gizi dan kesehatan tenaga kerja akan meningkatkan efisiensi kerja melalui
peningkatan kemampuan individualnya. Pengaruh dari program kesehatan serta gizi terhadap penduduk
usia muda akan terlihat pada peningkatan GNP ( Gross National Product) melalui pertumbuhan ekonomi,
yakni dengan bertambahnya tingkat partisipasi angkatan kerja dan secara tidak langsung melalui tingkat
partisipasi dalam dunia pendidikan.
Pendapatan perkapita penduduk juga dapat mempengaruhi status gizi karena jika pendapatan yang tinggi
maka status gizi menjadi baik sehingga menurunkan angka kesakitan dan kematian. Sebaliknya. pendapatan
yang rendah akan menimbulkan status gizi yang buruk sehingga meningkatnya angka kesakitan dan
kematian biasanya hal ini terjadi pada penduduk miskin.
Kemiskinan merupakan salah satu faktor yang menghambat dalam pembangunan ekonomi dan kesehatan.
Penduduk miskin memiliki beban penyakit yang tinggi karena terbatasnya akses terhadap air bersih dan
sanitasi serta kecukupan gizi. Selain itu biaya yang cukup tinggi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
membuat penduduk miskin lebih memilih pengobatan alternatif serta rendahnya pendidikan membuat
keterbatasan pengetahuan dalam menghadapi suatu penyakit. Komunikasi kesehatan adalah suatu cara yang
dilakukan pelayanan kesehatan untuk mengajak penduduk miskin untuk merubah perilaku dan
memperbaiki kesehatan mereka.

2.5       Interaksi Antara Ekonomi Dan Kesehatan


Kesehatan hanya memiliki value in use dan bukannya value in exchange (Mills : 1909). Berarti kesehatan
bukanlah suatu komoditi sedangkan pelayanan kesehatan adalah suatu komoditi. Dari sudut
pandang supply (persediaan) produksi yang terpenting dari pelayanan kesehatan adalah kesehatan dan
sekaligus akan menghasilkan output lainnya. Dari sudut pandang demand (permintaan) masyarakat ingin
memperbaiki status kesehatannya, sehingga perlu pelayanan kesehatan sebagai salah satu cara untuk
mencapai status kesehatan yang lebih tinggi karena adanya keinginan untuk dapat menikmati hidup sebaik
mungkin dibandingkan bila mengalami gangguan kesehatan.
Demand diukur dengan tingkat keterpakaian tempat tidur, jumlah kunjungan, jumlah tes diagnostik, dan
sebagainya. Demand terhadap pelayanan kesehatan secara dominan sangat dipengaruhi beberapa faktor
yaitu harga, penghasilan pasien dan preferensi pasien.
Need (kebutuhan) adalah kuantitas barang atau pelayanan yang secara objektif dipandang terbaik untuk
digunakan memperbaiki kondisi kesehatan pasien. Need biasanya ditentukan oleh dokter, tetapi kualitas
pertimbangan dokter tergantung pendidikan, peralatan, dan kompetensi dokter.
Wants (keinginan) adalah pelayanaan yang diinginkan pasien dianggap terbaik bagi mereka (misalnya, obat
yang bekerja cepat). Wants bisa sama atau berbeda dengan need.
BAB III
PENUTUP

3.1   Kesimpulan

1.      Pembangunan adalah proses perubahan yang terencana dalam segi pertumbuhan ekonomi, sosial, dan
budaya untuk dapat meningkatkan kesejahteraan manusia yang lebih baik. Pertumbuhan pendapatan
penduduk per kapita yang akan menentukan pembangunan dalam meningkatkan kualitas hidup manusia
tersebut.
2.      Pembangunan ekonomi adalah proses pertumbuhan ekonomi di ikuti dengan perubahan-perubahan
pada kegiatan ekonomi (pendapatan perkapita dan pendapatan nasional) dengan memanfaatkan sumber
daya (alam dan manusia) dan kemajuan teknologi.
3.      Pembangunan kesehatan adalah kesehatan yang dapat mempengaruhi proses pertumbuhan ekonomi
karena manusia yang sehat menciptakan manusia yang produktif dan mampu meningkatkan derajat
kesehatan dirinya sendiri, program pembangunan kesehatan yaitu Millennium Development Goals
(MDGs).
4.      Hubungan antara ekonomi dan kesehatan berkaitan dengan pendapatan penduduk, status gizi, tingkat
kemingkinan, dan pendidikan.
5.      Interaksi antara ekonomi dan kesehatan berawal dari keinginan untuk meningkatkan derajat
kesehatan, kebutuhan pelayanan kesehatan dan permintaan untuk sembuh dari penyakit.

3.2       Saran
            Diperlukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan ekonomi dan
kesehatan. Pemerintah menjamin ketersediaan fasilitas dan pelayanan kesehatan dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Selain itu, untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dapat dilakukan
penyuluhan yang mengutamakan kegiatan preventive dengan menggunakan pendekatan persuasif.
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita. H.R., 2005. Dasar-dasar Ekonomi Wilayah. Jakarta: Graha Ilmu

Jhingan, 2000. Ekonomi Pembangunan dan Perencana, Penerjemah Guritno, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. Diunduh dari  http://repository.usu.ac.id tanggal 13 September 2015

 Kartasasmita, Ginanjar. 1994. Manajemen Pembangunan Untuk Negara Berkembang. Jakarta: PT Gelora


Aksara Pratama. Diunduh dari http://ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id tanggal 13 September 2015

Mills, Anne. (1990). Ekonomi Kesehatan untuk Negara-negara Sedang berkembang.  Jakarta: Dian


Rakyat

Mills, JS. 1909. Principles of Political Economy. Longman, Green and Co: London
Diunduh dari www.journal.unitas-pdg.ac.id tanggal 13 September 2015

Sirojuzilam. 2005. Beberapa Aspek Pembangunan Regional. Diunduh


dari http://repository.usu.ac.id tanggal 13 September 2015

Suryana, 2000. Ekonomi Pembangunan: Problematika dan Pendekatan. Edisi Pertama, Jakarta: Salemba


Empat. Diunduh dari  http://digilib.its.ac.id tanggal 13 September 2015

Tjiptoherijanto, Prijono. (1994). Ekonomi Kesehatan.  Jakarta: PT. Rineka Cipta.


Undang – Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Pembangunan Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai