Anda di halaman 1dari 61

KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PEMERINTAH

DALAM BIDANG KESEHATAN

Prodi Kebidanan Magelang


KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PEMERINTAH
DALAM BIDANG KESEHATAN
Pembangunan kesehatan dalam peningkatan mutu pelayanan
kesehatan di Indonesia tertuang dlm peraturan perundangan
sebagai berikut :

1. Undang-Undang No.23 tahun 1992 tentang KESEHATAN diperbarui


No 36 tahun 2009
Bahwa kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan
umum harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 mll pembangunan nasional yang
berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
Bahwa pembangunan kesehatan diarahkan untuk mempertinggi
derajat kesehatan yang besar artinya bagi pengembangan dan
pembinaan SDM Indonesia dan sebagai modal bagi pelaksanaan
pembangunan Nasional yang pd hakekatnya adalah
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan
seluruh masyarakat Indonesia
lanjutan

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk


meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemapuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
Jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat
adalah suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan
kesehatan yang paripurna berdasarkan azaz usaha
bersama dan kekeluargaan yang berkesinambungan
dan dengan mutu yang terjamin serta pembiayaan
yang dilaksanakan secara pra upaya
2. SISTEMKESEHATAN NASIONAL
Sistem Kesehatan Nasional (SKN)  Kepmenkes
RI.No.99a/Men.Kes/SK/III/1982

SKN pada hakekatnya merupakan penjabaran dan


petunjuk pelaksanaan pola atau arah dan strategi
pembangunan kesehatan yang tercantum dlm GBHN

SKN adalah suatu tatanan yang mencerminkan upaya


bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai
perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud
dalam pembukaan UUD 1945
3 bagian utama SKN

 Pemikiran dasar SKN


 Rencana Pembangunan Jangka Panjang
bidang Kesehatan (RPJPK)
 Bentuk Pokok SKN

Pemikiran Dasar SKN


 Secara garis besar mengariskan arah,
tujuan, kebijaksanaan dan dasar serta
landasan tentang pengadministrasian
segala upaya kesehatan di Indonesia
lanjutan

 Pembangunan Kesehatan hendaknya diselenggarakan


sebagai bagian integral dari pembangunan nasional 
diarahkan pada pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat
Indonesia menuju masyarakat yang maju, adil dan
makmur berlandaskan Pancasila
 Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk tercapainya
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar
dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan
nasional
Rencana Pembangunan Jangka Panjang
bidang Kesehatan (RPJPK)

 Merupakan bagian pokok dari SKN

 Isi dari RPJPK dijabarkan dalam Rencana


Pokok Program Pembangunan Jangka
Panjang Bidang Kesehatan (RP3JPK) hasil
dari Kepmenkes RI.No.35/MenKes/SK/II/1983

 Garis besar uraian RP3JPK:


Tujuan pembangunan dijabarkan dalam 5
butir tujuan utama, yang sering disebut
PANCA KARSA HUSADA, yaitu:
Lanjutan Panca Karsa Husada
1. Peningkatan kemampuan masyarakat
menolong dirinya sendiri dalam bidang
kesehatan
2. Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat
menjamin kesehatan
3. peningkataan status gizi masyarakat
4. Pengurangan kesakitan (morbiditas) dan
kematian (mortalitas).
5. Pengembangan keluarga sehat sejahtera
dengan makin diterimanya keluarga kecil
yang bahagia dan sejahtera.
Adapun kebijakan langkah-langkah
kegiatannya, yang sering disebut PANCA
KARYA HUSADA, yaitu:

1. Peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan


2. Pengembangan tenaga kesehatan
3. Pengendalian, pengadaan, dan pengawasan obat,
makanan, dan bahan berbahaya bagi kesehatan.
4. Perbaikan gizi dan peningkatan kesehatan
lingkungan
5. Peningkatan dan pemantapan manajemen dan
hukum
3. GBHN 1993, TAP MPR no II/MPR/1993
 Sasaran bidang pembangunan jangka panjang ke-
dua:
 Terwujudnya kehidupan masyarakat yang makin
sejahtera lahir, batin secara adil & merata
terselenggaranya pendidikan nasional & pelayanan
kesehatan yang main bermutu dan merata yang
mampu mewujudkan manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan YME, berbudi pekerti luhur,
tangguh, sehat, cerdas, patriotik, berdisiplin, kreatif,
produktif, dan profesional, makin mantap budaya
bangsa yang tercermin dalam meningkatnya
peradaban, harkat dan martabat manusa Indonesia,
dan memperkuat jati diri dan kepribadian bangsa.
Arah pembangunan jangka panjang ke-2
 Pembangunan kesehatan diarahkan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta
meningkatkan mutu dan kemudahan pelayanan
kesehatan yang harus makin tejangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat serta meningkatnya gizi dan
membudayakan sikap hidup bersih dan sehat didukung
dengan pembangunan perumahan dan pemukiman
yang layak.
 Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid
Moeloek, Sp.M(K), menyatakan bahwa di
tahun 2020 mendatang, Indonesia akan
mendapatkan bonus demografi, di mana
jumlah penduduk usia produktif akan sangat
banyak. Namun, hal ini perlu diantisipasi agar
proyeksi jumlah generasi usia produktif yang
mencapai 164 juta jiwa benar-benar manusia
yang sehat dan produktif.

Berdasarkan peraturan dari menteri kesehatan


No. 39 Tahun 2016 setidaknya ada 12 indikator
keluarga sehat.
Gerakan pembangunan berwawasan
kesehatan

 adalah inisiatif semua komponen


bangsa dalam menetapkan
perencanaan pembangunan selalu
berorientasi untuk mengedapankan
upaya promotif dan preventif pada
masalah kesehatan, walaupun bukan
berarti mengesampingkan kegiatan
kuratif.
Gerakan pembangunan berwawasan kesehatan

berupa kegiatan individu, keluarga, kelompok


masyarakat, instansi pemerintah ataupun swasta.
Promotif yang dimaksud adalah suatu upaya untuk
meningkatkan status kesehatan dan menjaganya dari
semua kemungkinan-kemingkinan yang menyebabkan
timbulnya penyakit dan masalah kesehatan.
meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan, menjaga
kebugaran tubuh, mengatur menu seimbang termasuk
didalamnya kegiatan rekreasi dan pembinaan mental spiritual.
 preventif dapat dilaksanakan dengan cara mencegah
dan menghindari timbulnya penyakit dan asalah
kesehatan lain.
 Kegiatan ini bisa berupa pemberian imunisasi,
perbaikan lingkungan ( hygiene dan sanitasi )baik
perorangan, perumahan, industri rumah tangga
maupan indistri perusahaan.
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS)

 Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)


merupakan suatu tindakan sistematis dan terencana
yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh
komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan
kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan
kualitas hidup.
 Pelaksanaan GERMAS harus dimulai dari keluarga,
karena keluarga adalah bagian terkecil dari
masyarakat yang membentuk kepribadian.
 GERMAS dapat dilakukan dengan cara:
Melakukan aktifitas fisik, Mengonsumsi sayur
dan buah, Tidak merokok, Tidak mengonsumsi
alkohol, Memeriksa kesehatan secara rutin,
Membersihkan lingkungan, dan Menggunakan
jamban. Pada tahap awal, GERMAS secara
nasional dimulai dengan berfokus pada tiga
kegiatan, yaitu:
 1) Melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari,
 2) Mengonsumsi buah dan sayur; dan
 3) Memeriksakan kesehatan secara rutin. 
 Untuk menyukseskan GERMAS, tidak bisa hanya
mengandalkan peran sektor kesehatan saja. Peran
Kementerian dan Lembaga di sektor lainnya juga turut
menentukan, dan ditunjang peran serta seluruh lapisan
masyarakat. Mulai dari individu, keluarga, dan
masyarakat dalam mempraktekkan pola hidup sehat,
akademisi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, dan
organisasi profesi dalam menggerakkan anggotanya
untuk berperilaku sehat; serta Pemerintah baik di tingkat
pusat maupun daerah dalam menyiapkan sarana dan
prasarana pendukung, memantau dan mengevaluasi
pelaksanaannya.
 Salah satu dukungan nyata lintas sektor
untuk suksesnya GERMAS, diantaranya
Program Infrastruktur Berbasis Masyarakat
(IBM) Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang berfokus pada
pembangunan akses air minum, sanitasi, dan
pemukiman layak huni, yang merupakan
infrastruktur dasar yang mendukung Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Badan
Pengawas Obat dan Makanan dalam hal
keamanan pangan.
 Pencanangan GERMAS menandai puncak
peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-52
yang jatuh pada 12 November 2016. Tahun ini, HKN
ke-52 mengusung tema Indonesia Cinta Sehat dengan
sub tema Masyarakat Hidup Sehat, Indonesia Kuat.
Tema ini harus dimaknai secara luas, seiring dengan
Program Indonesia Sehat dengan pendekatan
keluarga melalui gerakan masyarakat hidup sehat
(GERMAS). Secara khusus, GERMAS diharapkan
dapat meningkatkan partisipasi dan peran serta
masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan
produktivitas masyarakat, dan mengurangi beban
biaya kesehatan. 
PERUBAHAN PARADIGMA
 Model atau pelayanan kesehatan tidaklah bersifat
statis namun dinamis mengikuti perkembangan
keadaan dan masalah serta lingkungan dalam arti
luas: politik, ekonomi, sosial budaya masyarakat
yang dilayani.
 Kebijakan pembangunan kesehatan perlu lebih
ditekankan pada upaya preventif-promotif,
dengan maksud meningkatkan, memelihara, dan
melindungi orang agar tetap sehat, atau lebih
sehat, sedangkan yang sakit perlu disembuhkan
agar secepatnya menjadi sehat dan produktif
PARADIGMA LAMA DAN BARU DALAM PELAYANAN KESEHATAN

Paradigma lama Paradigma baru


1. Menejemen dan
kepemimpinan Birokrat+profesionalisme TQM+wirausaha

2. Pusat pelatihan Sakit Sehat


Kuratif, rehabilitatif Preventif, promotif

3. Pola penyakit Menular Tidak menular


Akut Kronik

4. Pola makan Kecukupan gizi Keseimbangan gizi

5. Perilaku sexual Hetero sex - Homosex


- Heterosex
- Unisex
6. Orientasi pengabdian Sosial Mutu dan kepuasan
pelangan

7. Pendekatan demografi Usia muda Usia produktif


Balita Manusia usia lanjut

8. Pelayanan profesional Individual dlm fungsi Tim, lintas fungsi

9. Pembiayaan Individu langsung JPKM/gotong royong


saat sakit kekeluargaan saat masih
sehat

10.Pandangan pelayanan Retrospektif Prospektif


PARADIGMA SEHAT
 Paradigma sehat, dengan jargon “Gerakan Pembangunan
yang Berwawasan Kesehatan”, dicanangkan oleh Presiden
RI pada tanggal 1 Maret 1999.
 Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau
model pembanguan kesehatan yang memandang masalah
kesehatan saling terkait dan mempengaruhi banyak faktor
yang bersifat lintas sektoral dengan upaya yang lebih
diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan, serta
perlindungan kesehatan, tidak hanya pada upaya
penyembuhan penyakit atau pemulihan kesehatan.
 Paradigma sehat mengubah cara pandang
terhadap masalah kesehatan baik secara makro
maupun mikro. Secara makro, berarti bahwa
pembangunan semua sektor harus
memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan,
minimal memberi sumbangan dalam
pengembangan lingkungan dan perilaku sehat.
Secara mikro, berarti bahwa pembangunan
kesehatan harus menekankan pada upaya
promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan
upaya kuratif dan rehabilitatif.
Paradigma sehat adalah perubahan sikap dan orientasi
( mindset ), yaitu sebagai berikut:
1. pola pikir yang memandang kesehatan sebagai kebutuhan yang
bersifat pasif, menjadi sesuatu yang bersifat aktif, yang mau
tidak mau harus diupayakan, karena kesehatan merupakan
keperluan dan bagian dari hak asasi manusia (HAM).
2. Sehat bukan hal yang konsumtif, melainkan suatu investasi
karena menjamin tersedianya SDM yang produktif secara sosial
dan ekonomi.
3. Kesehatan yang semula hanya berupa penanggulangan yang
bersifat jangka pendek ke depannya akan menjadi bagian dari
upaya pengembangan SDM yang bersifat jangka panjang.
4. Pelayanan kesehatan tidak hanya pelayanan medis yang melihat
bagian dari yang sakit/penyakit, tetapi merupakan pelayanan
kesehatan paripurna yang memandang manusia secara utuh.
5. Kesehatan tidak hanya sehat jasmani, tetapi juga sehat mental
dan sosial.
6. Pelayanan kesehatan tidak lagi terpecah-pecah (fragmented),
tetapi terpadu (integrated).
7. Fokus kesehatan tidak hanya penyakit, tetapi juga bergantung
pada permintaan pasar.
8. Sasaran pelayanan kesehatan bukan hanya masyarakat umum
(pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan umum), melainkan
juga masyarakat swasta (pelayanan kesehatan untuk
perorangan/pribadi, misalnya homecare ).
9. Kesehatan bukan hanya menjadi urusan pemerintah, melainkan
juga menjadi urusan swasta.
10.Biaya yang ditanggung pemerintah adalah untuk keperluan
publik (seperti pemberantasan penyakit menular, penyuluhan
kesehatan), sedangkan keperluan lainnya perlu ditanggung
bersama dengan pengguna jasa.
11. Biaya kesehatan bergeser dari pembayaran setelah
pelayanan menjadi pembayaran di muka dengan model
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat.
12. Kesehatan tidak hanya berfungsi sosial, tetapi juga
dapat berfungsi ekonomi.
13. Pengaturan kesehatan tidak lagi diatur dari atas (top
down), tetapi berdasarkan aspirasi dari bawah (bottom
up).
14. Pengaturan kesehatan tidak lagi tersentralisasi, tetapi
telah terdesantralisasi.
15. Pelayanan kesehatan tidak lagi bersifat birokratis
tetapi entrepreuner.
16. Masyarakat tidak sekedar ikut berperan serta, tetapi
telah berperan sebagai mitra.
Dasar Pemikiran Paradigma Sehat

 Hidup sehat adalah hak asasi manusia, artinya sehat


merupakan sesuatu yang sangat esensial dalam diri
manusia yang perlu dipertahankan dan dipelihara. Sehat
merupakan suatu investasi untuk kehidupan yang
produktif. Sehat bukanlah hal yang konsumtif, melainkan
prasyarat agar hidup kita menjadi berarti, sejahtera dan
bahagia.
 Kesehatan merupakan salah satu dari tiga faktor utama
yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia,
disamping pendidikan dan pendapatan (ekonomi). Oleh
karena itu, kualitas kesehatan perlu dipelihara dan
ditingkatkan.
 Adanya transisi demografis dan epidemologis,
tantangan global dan regional, perkembangan
iptek, tumbuhya era desentralisasi, serta maraknya
demokratisasi disegala bidang, mendorong
perlunya upaya peninjauan kebijakan yang ada
serta perumusan paradigma baru dibidang
kesehatan.
 Berdasarkan paradigma sehat, dirumuskan visi,
misi dan strategi pembangunan kesehatan. Visi
Indonesia Sehat 2010  Visi Indonesia Sehat 2025
 Indonesia Sehat 2025

1. Menggerakan pembangunan nasional


berwawasan kesehatan
2. Memelihara dan meningkatkan
kesehatan individu, keluarga,
masyarakat, dan lingkungan
3. Memelihara dan meningkatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata, dan terjangkau
4. Mendorong kemandirian masyarakat
untuk sehat
MISI DEPKES

1. Menggerakkan Pembangunan Nasional


Berwawasan Kesehatan

masalah kesehatan dapat dipandang sebagai


muara dari segala kebijakan, dimana faktor
kesehatan merupakan salah satu faktor yang
hendaknya selalu menjadi bahan
pertimbangan dalam menyusun kebijakan
sektor non kesehatan.

Setiap kebijakan program sektor kesehatan selalu memperhatikan da


mempertimbangkan kemungkinan dampaknya terhadap kesehatan
penduduk
Lanjutan MISI
2. Memelihara dan meningkatkan kesehatan
individu, keluarga, masyarakat dan
lingkungan.

Derajat kesehatan masyarakat sangat


dipengaruhi oleh lingkungan dalam artiluas,
kebijakan ekonomi, politik, sosial budaya,
ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta
lingkungan fisik biologik dan variabel
kependudukan.

Dengan demikian penanggulangan kesehatan


masyarakat memerlukan pendekatan secara
menyeluruh, terpadu, berkesinambungan dan
kerjasama lintas sektoral
Lanjutan MISI

3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan


kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau.
Diakui bahwa sarana prasarana pembangunan
kesehatan di Indonesia telah merata diseluruh wilayah
geografis dan demografis.

Demikian pula pembiayaan pelayanan kesehatan relatif


terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah
khususnya difasilitas kesehatan pemerintah.

Dengan pendekatan peningkatan mutu berkelanjutan


dan menjaga mutu maupun program Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM)
Lanjutan MISI

4. Mendorong kemandirian masyarakat untuk


Hidup sehat
Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang
kesehatan yang bertujuan “Meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal”.

Penekanannya adalah dalam pemberdayaan


individu maupun masyarakat itu sendiri dalam
memelihara kesehatannya.
Pemerintah mendorong masyarakat termasuk
swasta dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.
Sasaran pembangunan kesehatan yang
akan dicapai pada tahun 2025 adalah
meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat, yang ditunjukkan oleh
indikator dampak yaitu:
a . Meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) dari
69 tahun pada tahun 2005 menjadi 73,7 tahun
pada tahun 2025.
b . Menurunnya Angka Kematian Bayi dari 32,3 per
1.000 kelahiran hidup pada tahun 2005 menjadi
15,5 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2025.
c . Menurunnya Angka Kematian Ibu dari 262 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2005
menjadi 74 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2025.
d . Menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita
dari 26% pada tahun 2005 menjadi 9,5% pada
tahun 2025
1. Aktualisasi paradigma sehat dalam
pembangunan nasional berwawasan
kesehatan
2. Profesionalisme
3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat (JPKM)
4. Desentralisasi
 Strategi Pembangunan Kesehatan
a. Aktualisasi Paradigma sehat dan
Pembangunan Berwawasan Kesehatan

* Wawasan kesehatan sebagai azas


pembangunan nasional(merupakan
bagian dari GBHN)
* Paradigma sehat sebagai komitmen
gerakan nasional
Dicanangkan langsung oleh presiden
dan dilaksanakan secara serempak dan
bertanggung jawab oleh segenap lapisan,
termasuk partisipasi aktif lintas sektor dan
seluruh potensi masyarakat
b. Profesionalisme
- Pemantapan sumber daya manusia.
- Pemantapan aspek ilmu dan teknologi,
iman dan taqwa, etika profesi.
- Penajaman konsep profesionalisme
kedokteran dan kesehatan.
- Penciptaan aliansi strategi dengan pihak-
pihak yang turut memainkan peranan
penting dalam mewujudkan Visi Indonesia
Sehat .
c. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
(JPKM)
^ Komitmen dan pencanangan bersama
gerakan Paradigma Sehat.
^ Dukungan peraturan perundang undangan.
^ Sosialisasi internal dan eksternal ( strategi
dan program komunikasi, informasi dan
edukasi).
^ Intervensi pemerintah terutama dalam inisiasi
penghimpunan dana awal
^ Kebijakan yang memberi keleluasan
pengelolaan secara bertanggung jawab.
d. Desentralisasi
` Keseimbangan dan sinergi asas-asas
desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas
pembantuan.
` Penegasan jenis dan peningkatan
kewenangan.
` Kejelasan pedoman pengelolaan disertai
dengan indikator/parameter kinerja
untuk Kota Sehat dan Kabupaten Sehat,
sebagai landasan penetapan pencapaian
program
` Pemberdayaan kemampuan/kapasitas
untuk menetapkan desentralisasi.
` Sistem dan kebijakan sumber daya
manusia yang mendukung.
` Infrastruktur lintas sektoral yang terutama
dengan departemen Dalam Negeri.
` Mekanisme pengendalian yang andal.
SISTEM PELAYANAN
 KESEHATAN
Menurut Dubois Miley (2005)
 Sistem pelayanan kesehatan merupakan
jaringan pelayanan interdisipliner, komprehensif,
dan kompleks, terdiri dari aktivitas diagnosis, 
treatmen, rehabilitasi, pemeliharaan kesehatan 
dan pencegahan untuk masyarakat pada
seluruh kelompok umur dan dalam berbagai keadaan.
 Berbagai sistem pelayanan kesehatan
meliputi pelayanan kesehatan masyarakat, rumah
sakit-rumah sakit, klinik-klinik medikal,
organisasi-organisasi pemeliharaan kesehatan,
perawatan dalam rumah, klinik-klinik kesehatan
mental, dan pelayanan-pelayanan rehabilitasi.
 Pekerja sosial bekerja dalam berbagai
sistem pelayanan kesehatan.
 Umumnya pelayanan kesehatan
masyarakat disediakan melalui program-
program kesehatan secara lokal, lebih fokus
pada promotif dan pencegahan atau upaya
perubahan masyarakat dalam mengatasi suatu
masalah kesehatan, seperti memberantas
penyakit menular.

Sistem kesehatan terbagi ke dalam subsitem (Menurut Johntson, M.


1988)
 1) Yang menitikberatkan pada pelayanan kuratif
 2) Yang menitikberatkan pada pelayanan promotif 
dan preventif
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

 merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat


kesehatan.
 tujuan pembangunan kesehatan dapat tercapai dengan
cara efektif, efisien dan tepat sasaran.
 Keberhasilan system pelayanan kesehatan tergantung
dari berbagai komponen yang masuk dalam
pelayanan diantara perawat bidan dokter atau tim
kesehatan lain yang satu dengan yang lain saling
menunjang.
 Akan memberikan kualitas pelayanan kesehatan yang
efektif dengan melihat nilai-nilai yang ada di masyarakat
SYSTEM PELAYANAN KESEHATAN

UU No 32-33 2004

Regulasi Nasional
Regulasi Propinsi
Regulasi Daerah

•YAN KES BERMUTU


FUNGSI •PERILAKU HIDUP SEHAT
PUSKESMAS •LINGKUNGAN SEHAT

PUSAT KESEHATAN PUSAT PUSAT


BERWAWASAN PEMBERDAYAAN YANKES
KESEHATAN KELUARGA STR I

YANKES
YANKESMAS
PERORANGAN
(PUBLIC GOODS)
(PRIVATE GOODS)
ORGANISASI DEPKES
UU No 32-33 2004

REGULASI NASIONAL
REGULASI PROPINSI
REGULASI DAERAH

SUB SISTEM •KATEGORI INPUT Langkah-langkah Penyusunan


1. Upaya kesehatan
1. Fase Persiapan
2. Pembiayaan kesehatan
•KATEGORI PROSES 2. Fase Analaisa situasi
3. SDM Kesehatan
3. Fase Penyusunan
4. Obat & Perbekalan Kes
•KATEGORI OUT PUT 4. Fase Penetapan
5. Pemberdayaan&Managemen Kes

SISTEM KESEHATAN DAERAH KABUPATEN

POLDAS PROPEDA RENSTRADA

Kebijakan dan Program Desentralisasi Bidang


Pembangunan Kesehatan Nasional Kesehatan
Keterangan
Poldas : Pola Dasar Pembangunan
Propeda : Program Pembangunan Daerah
Renstrada : Rencana Strategi Daerah

Anda mungkin juga menyukai