Anda di halaman 1dari 26

Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional diarahkan pada peningkatan

kualitas sumber daya manusia dan dilaksanakan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan
untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.

ARAH ,TUJUAN, DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN


KESEHATAN

BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Pembangunan Kesehatan


Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut
merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun
pemerintah.
Pembangunan kesehatan harus diimbangi dengan intervensi perilaku yang memungkinkan
masyarakat lebih sadar, mau dan mampu melakukan hidup sehat sebagai prasyarat pembangunan
yang berkelanjutan (sustainable development). Untuk menjadikan masyarakat mampu hidup
sehat, masyarakat harus dibekali dengan pengetahuan tentang cara-cara hidup sehat. Oleh sebab
itu promosi kesehatan hendaknya dapat berjalan secara integral dengan berbagai aktivitas
pembangunan kesehatan sehingga menjadi arus utama pada percepatan pencapaian MDGs dan
mewujudkan jaminan kesehatan masyarakat semesta
B.   Arah Pembangunan Kesehatan
1.      Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional
2.      pelayanan kesehatan baik oleh pemerintah maupun masyarakat harus diselengarakan secara
bermutu, adil dan merata dengan memberikan pelayanan khusus kepada penduduk miskin, anak-
anak, dan para lanjut usia yang terlantar, baik di perkotaan mapun di pedesaan
3.      Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan strategi pembangunan profesionalisme,
desentralisasi dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat dengan memperhatikan berbagai
tantangan yang ada saat ini.
4.      Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan masyarakat dilaksanakan melalui program
peningkatan perilaku hidup sehat, pemeliharaan lingkungan sehat, pelayanan kesehatan dan
didukung oleh sistem pengamatan, Informasi           dan manajemen yang handal.
5.      Pengadaan dan peningkatan prasarana dan sarana kesehatan terus dilanjutkan
6.      Tenaga yang mempunyai sikap nasional, etis dan profesional, juga memiliki semangat
pengabdian yang tinggi kepada bangsa dan negara, berdisiplin, kreatif, berilmu dan terampil,
berbudi luhur dan dapat memegang teguh etika profesi.
7.      Meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling mendukung dengan
pendekatan paradigma sehat, yang memberikan prioritas pada upaya peningkatan kesehatan
pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan rehabilitasi sejak pembuahan dalam kandungan
sampai lanjut usia.
8.      Meningkatkan dan memelihara mutu lembaga dan pelayanan kesehatan melalui pemberdayaan
sumber daya manusia secara berkelanjutan dan sarana prasarana dalam bidang medis, termasuk
ketersediaan obat yang dapat dijangkau oleh masyarakat.
9.      Mengembangkan sistem jaminan sosial tenaga kerja bagi seluruh tenaga kerja bagi seluruh
tenaga kerja untuk mendapatkan perlindungan, keamanan, dan keselamatan kerja yang memadai,
yang pengelolaannya melibatkan pemerintah, perusahaan dan pekerja.
10.   Membangun ketahanan sosial yang mampu memberi bantuan penyelamatan dan pemberdayaann
terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial dan korban bencana serta mencegah
timbulnya gizi buruk dan turunnya kualitas generasi muda.
11.  Membangun apresiasi terhadap penduduk lanjut usia dan veteran untuk menjaga harkat
martabatnya serta memanfaatkan pengalamannya.
12.  Meningkatkan kepedulian terhadap penyandang cacat, fakir miskin dan anak-anak terlantar, serta
kelompok rentan sosial melalui penyediaan lapangan kerja yang seluas-luasnya dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
13.  Meningkatkan kualitas penduduk melalui pengendalian kelahiran, memperkecil angka kematian,
peningkatan kualitas program keluarga berencana.
14.  Memberantas secara sistematis perdagangan dan penyalahgunaan narkotik dan obat-obatan
terlarang dengan memberikan sanksi yang seberat-beratnya kepada produsen, pengedar dan
pemakai

C.   Tujuan Pembangunan Kesehatan


Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui
terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai penduduk yang hidup dengan
perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di
seluruh wilayah Republik Indonesia. Adapun tujuan utama dari pembangunan kesehatan yaitu :

1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang


kesehatan.
2. Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan.
3. Peningkatan status gizi masyarakat.
4. Pengurangan kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas).
5. Pengembangan keluarga sehat sejahtera

D.    KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN


Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan dan melandaskan pada memperhatikan
kebijakan umum yang dikelompokkan sebagai berikut:
1.      Peningkatan Kerjasama Lintas Sektor.
            Untuk optimalisasi hasil pembangunan berwawasan kesehatan, kerjasama lintas sektor
merupakan hal yang utama dan karena itu perlu digalang serta dimantapkan secara seksama.
Sosialisasi masalah-masalah kesehatan pada sektor lain perlu dilakukan secara intensif dan
berkala. Kerjasama lintas sektor harus mencakup pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian serta melandaskan dengan seksama pada dasar-dasar pembangunan kesehatan.
2.      Penigkatan perilaku, Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan Swasta.
            Masyarakat dan swata perlu berperan aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.
Dalam kaitan ini perilaku hidup masyarakat sejak usia dini perlu ditingkatkan melalui berbagai
kegiatan penyuluhan dan pendidikan kesehatan, sehingga menjadi bagian dari norma hidup dan
budaya masyarakat dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kemandirian masyarakat untuk
hidup sehat. Peran masyarakat dalam pembangunan kesehatan terutama melalui penerapan
konsep pembangunan kesehatan masyarakat tetap didorong bahkan dikembangkan untuk
menjamin terpenuhinya kebutuhan serta keseimbangan upaya kesehatan.
3.      Peningkatan Kesehatan Lingkungan.
            Kesehatan lingkungan perlu diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan
yang sehat, yaitu keadaan lingkungan yang bebas dari resiko yang membahayakan kesehatan dan
keselamatan hidup manusia. Upaya ini perlu untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup dan
meningkatkan kemauan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat dalam merencanakan dan
melaksanakan pembangunan berwawasan kesehatan.
            Kesehatan lingkungan pemukiman, tempat kerja dan tempat-tempat umum serta tempat
periwisata ditingkatkan melalui penyediaan serta pengawasan mutu air yang memenuhi
persyaratan terutama perpipaan, penerbitan tempat pembuangan sampah, penyediaan sarana
pembangunan limbah serta berbagai sarana sanitasi lingkungan lainnya. Kualitas air, udara dan
tanah ditingkatkan untuk menjamin hidup sehat dan produktif sehingga masyarakat terhindar dari
keadaan yang dapat menimbulkan bahaya kesehatan. Untuk itu diprlukan peningkatan dan
perbaikan berbagai peraturan perundang-undangan, pendidikan lingkungan sehat sejak dini usia
muda serta pembakuan standar lingkungan.
4.      Peningkatan Upaya Kesehatanya.
            Penyelenggaraan upaya kesehatan dilakuakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan, melalui upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pennyembuhan
penyakit dan pemuluhan kesehatan serta upaya khusus melalui pelayanan kemanusiaan dan
darurat atau kritis. Selanjutnya, pemerataan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan perlu
terus –menerus diupayakan.
            Dalam rangka mempertahankan status kesehatan masyarakat selama kritis ekonomi,
upaya kesehatan diproriataskan untuk mengatasi dampak kritis disamping tetap mempertahankan
peningkatan pembangunan kesehatan. Perhatikan khusus dalam mengatasi dapak kritis diberikan
kepada kelompok berisiko dari keluarga-keluarga miskin agar derajat kesehatan tidak memburuk
dan tetap hidup produktif. Pemerintah berttanggung jawab terhadap biaya pelayanan kesehatan
untuk penduduk miskin.
            Setelah melewati krisis ekonomi, status kesehatan masyarakat diusahakan ditigkatkan
melalui pencegahan dan panganguran mordibitas, mortalitas, dan kecacatan dalam masyarakat
terutama pada bayi, anak balita, dan wanita hamil, melahirkan dan masa nifas, melalui upaya
peningkatan (promosi) hidup sehat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta
pengobatan penyakit dan rehabilitas. Prioritas utama diberikan kepada penaggulangan penyakit
menular dan wabah yang            cenderung meningkat.
            Perhatian yang lebih besar diberikan untuk mewujudkan produktifitas kerja yang tinggi,
melalui berbagai upaya pelayanan kesehatan kerja termasuk perbaikan gizi dan kebugaran
jasmani tenaga kerja serta upaya kesehatan lain yang menyangkut kesehatan lingkungan kerja
dan lingkungan pemukiman terutama bagi penduduk yang tinggal di daerah yang kumuh.
5.      Peningkatan Sumber Daya Kesehatan
            Pengenbangan tenaga kesehatan harus menunjang seluruh upaya pembangunan kesehatan
dan diarahkan untuk menciptakan tenaga kesehatan yang ahli dan terampil sesuai pengembangan
ilmu dan teknologi, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berpegang teguh
pada pengabdian bangsa dan negara dari etika profesi. Pengembangan tenaga kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan atau daya guna tenaga dan penyediaan jumlah
serta mutu tenaga kesehatan dari masyarakat dan pemerintah yang mampu melaksanakan
pembangunan kesehatan. Dalam parencanaan tenaga kesehatan perlu diutamakan penentu
kebutuhan tenaga di kabupaten dan kota juga keperluan tenaga berbagai negara di luar negeri
dalam rangka globalisasi. Pengembangan karier tenaga kesehatan mesyarakat dan pemerintah
perlu ditingkatkan dengan terarah dan seksama serta diserasikan secara bertahap.
            Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JK PM) yakni cara pelayanan kesehatan
melelui penyebaran secara praupaya dikembangkan terus untuk menjamin tersekenggaranya
pemeliharaan kesehatan yang lebih merata dan bermutu dengan harga yang terkendali. JKPM
diselenggarakan sebagai upaya bersama antar masyarakat, swasta dan pemerintah untuk
memenuhi kebutuhan biaya pelayanan kesehatan yang terus meningkat. Tarif pelayanan
kesehatan perlu disesuaikan atas dasar nilai jasa dan barang yang diterima oleh anggota
masyarakat yang memperoleh pelayanan. Masyarakat yang tidak mampu akan dibantu melalui
system JKPM yang disubsidi oleh pemerintah. Bersamaan dengan itu dikembangkan pula
asuransi kesehatan sebagai pelengkap/pendamping JKPM. Pengembangan asuransi kesehatan
berada dibawah pembinaan pemerintah dan asosialisasi perasuransian. Secara bertahap
puskesmas dan rumahsakit milik pemewrintah akan dikelolah secara swadana.
6.      Peningkatan Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan.
            Kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan perlu makin ditingkatkan terutama
melalui peningkatan secara strategis dalam kerjasama antara sektor kesehatan dan sektor lain
yang yang terkait, dan antara berbagai program kesehatan serta antara para pelaku dalam
pembangunan kesehatan sendiri. Manajemen upaya kesehatan yang terdiri dari perencanaan,
pengerakan pelaksanaan, pengendalian, dan penilaian diselenggarakan secara sistematik untuk
menjamin upaya kesehatan yang terpaduh dan menyeluruh. Manajemen tersebut didukung oleh
sistem informasi ynag handal guna menghasilkan pengambilan kepetusan dan dan cara kerja
yang efisien. Sistem informasi tersebut dikembangkan secara komprehensif diberbagai tingkat
administrasi kesehatan sebagai bagian dari pengembangan administrasi mder. Organisasi
Departemen Kesehatan perlu disesuaikan kembali dengan fungsi-fungsi : regulasi, perencanaan
nasional, pembinaan dan pengawasan.
            Desentralisasi atas dasr prinsip otonomi ynag nyata, dinamis, serasi dan bertanggung
jawab dipercepat melalui pelimpahan tanggung jawab pengelolaaan upaya kesehatan kepada
daerah Dinas Kesehatan ditingkatkan terus kemampuan manajemennya sehingga dapat
melaksanakan secara lebih bertanggung jawab dalam perencanaan, pembiayaan dan pelalsaan
upaya kesehatan. Peningkatan kemampuan manajemen tersebut dilakukan melalui rangkaian
pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan pembangunan kesehatan yang ada. Upaya tersebut
pula didukung oleh tersedianya pembiayaan kesehatan yang memadai. Untuk itu perlu
diupayakan peningkatan pendanaan kesehatan yang baik berasal dari anggaran Pendapatan dan
Belanja Nasional maupun dari anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah.
7.      Peningkatan Ilmu Pengetahuan dan teknologi Kesehatan.
            Penelitian dan pengembangan dibidang kesehatan akan terus dikembangkan secara
terarah dan bertahap dalam rangka menunjang upaya kesehatan, utamanya untuk mendukung
perumusan kebijaksanaan, membantu memecahkan masalah kesehatan dan mengatasi kendala
dalam pelaksanaan program kesehatan. Penelitian dan pengembangan kesehatan akan terus
dikembangkan melalui jaringan kemitraan dan didesentralisasikan sehingga menjadi bagian
pentig dari pembangunan kesehatan daerah.
            Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi didorong untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan, gizi, pendayagunaan obat dan pengembangan obat asli Indonesia, pemberatasan
penyakit dan perbaikan lingkungan. Penelitian yang berkaitan dengan ekonomi kesehatan
dikembangkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan pembiayaan kesehatan dari pemerintah dan
swasta. Setra meningkatkan kontribusi pemerintah dalam pembiayaan kesehatan yang terbatas.
Penelitian bidang sosial budaya dan perilaku sehat dilakukan untuk mengembangkan gaya hidup
sehat dan mengurangi masalah kesehatan masyarakat yang ada.
8.      Peningkatan Lingkungan Sosial Budaya.
            Selain berpengaruh positif, globalisasi juga menimbulkan perubahan lingkungan sosial
dan budaya masyarakat yang dapat berpengaruh negatif terhadap pembangunan kesehatan.
Untuk itu sangat diperlukan peningkatan ketahanan sosial dan budaya masyarakat melalui
peningkatan sosioekonomi masyarakat, sehingga dapat mengambil manfaat yang sebesar-
besarnya dan sekaligus meminimalkan dampak negatif dari globalisasi.
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
         Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
         Adapun arah pembangunan kesehatan antara lain Pembangunan kesehatan adalah bagian
integral dari pembangunan nasional, pelayanan kesehatan baik oleh pemerintah maupun
masyarakat harus diselengarakan secara bermutu, adil dan merata dengan memberikan pelayanan
khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia yang terlantar, baik di
perkotaan mapun di pedesaan
         Tujuan pembangunan kesehatan yaitu : meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui
terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai penduduk yang hidup dengan
perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di
seluruh wilayah Republik Indonesia.
         Kebijakan pembangunan kesehatan antara lain Penigkatan perilaku, Pemberdayaan Masyarakat
dan  Kemitraan Swasta.
B.     SARAN
Jika ada kesalahan dan kekeliruan pada makalah ini maka kami dari kelompok 2 meminta kritik
maupun saran yang membangun dari pembaca agar bisa lebih baik kedepannya.

trategi Pembangunan Nasional


Posted on 22 Mei 2011 | Meninggalkan komentar

Strategi Pembangunan Nasional

 Hal-Hal Pokok Dalam Strategi Pembangunan Nasional


Strategi Pembangunan Nasional berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7
tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2004-2009
menetapkan 2 (dua) strategi pokok,yaitu:

1. Strategi penataan kembali Indonesia yang diarahkan untuk menyelamatkan system


ketatanegaraan Republik Indonesia berdasarkan semangat,jiwa,nilai dan consensus dasar
yang melandasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi Pancasila;
Undang-undang Dasar 1945(terutama pembukaan Undang-Undang Dasar 1945); tetap
tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tetap berkembangnya pluralism dan
keragaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika.
2. Strategi pembangunan Indonesia yang diarahkan untuk membangun Indonesia di segala
bidang yang merupakan perwujudan dari amanat yang tertera jelas dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 terutama dalam pemenuhan dasar rakyat dan penciptaan
landasan pembangunan yang kokoh.

Sedangkan Strategi Pembagunan daerah Propinsi Jawa Barat yang tertuang dalam dokumen
pola Dasar Pembangunan Daerah Propinsi Jawa Barat tahun 2003-2007, menetapkan 15 strategi
pokok sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas demokrasi untuk mempercepat proses reformasi di segala bidang.


2. Meningkatkan efektifitas birokrasi melalui peningkatan kualitas aparatur dan kualitas
pelayanan.
3. Memelihara ketertiban umum,ketentraman dan stabilitas keamanan.
4. Meningkatkan penegakan hukum dalam segala bidang.
5. Mempertahankan nilai-nilai agama dan budaya luhur masyarakat Jawa Barat (religious,
silih asih, silih asah dan silih asuh) untuk mengantisipasi masuknya budaya dari luar
yang dapat mempengaruhi budaya daerah.
6. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan ,kesehatan dan lapangan pekerjaan.
7. Meningkatkan kapasitas kemampuan sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi.
8. Mengembangkan kegiatan utama ekonomi (agribisnis, pariwisata, SDM kelautan,
industri manufaktur dan jasa) yang berbasis sumber daya local dengan system ekonomi
kerakyatan.
9. Memperkuat keterkaitan usaha untuk memantapkan struktur ekonomi.
10. Mengurangi ketimpangan sumber daya ekonomi (SDM, teknologi, dana, pasar, dan
prasarana) antar wilayah.
11. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan untuk keseimbangan perkembangan antar
wilayah.
12. Meningkatkan dan mengembangkan infrastruktur wilayah yang mendukung terwujudnya
struktur ruang yang mantap.
13. Mewujudkan komposisi kawasan lindung 45 persen dan kawasan budidaya 55 persen
pada tahun 2010 sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Barat.
14. Meningkatkan kualitas daya dukung dan daya tamping lingkungan hidup melalui
optimalisasi pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
15. Mengendalikan pencemaran air, tanah dan udara di kawasan perkotaan dan perdesaan.

II. VISI DAN MISI STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL


1. Visi

 Terwujudnya kehidupan masyarakat,bangsa dan Negara yang aman, bersatu, rukun, dan
damai.
 Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara yang menjunjung tinggi hukum,
kesetaraan dan hak azasi manusia.
 Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan kehidupan
yang layak serta memberikan fondasi yang kokoh bagi pembangunan yang berkelanjutan.
 Mewujudkan Indonesia yang aman dan damai.
 Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis.
 Serta mewujudkan Indonesia yang sejahtera.

1. Misi

 Mewujudkan Indonesia yang aman dan damai.


 Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis.
 Serta mewujudkan Indonesia yang sejahtera.

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM TUGAS KEBIDANAN


Diposkan oleh Bukbidan FDL | Jumat, 31 Oktober 2014

               Nah teman sekalian kini saya akan mulai mengepost bagaimana pengertian implementasi nilai
pancasila dalam tugas kebidanan . mari kita simak latar belakangnya dulu . jumm lihat simak bersama ;;) 

            Beberapa peraturan menteri kesehatan dan ketetapan-ketetapannya merupakan salah satu


perundang-undangan yang pada dasarnya harus diimplementasikan dalam meberikan pelayanan
kebidanan. Bidan, sebagai seorang tenaga kesehatan harus mengetahui dan mematuhi segala
peundang-undangan dan ketetapan-ketetapan yang dibuat oleh lembaga pemerintahan karena
bagaimanapun bidan juga merupakan warga negara indonesia yang wajib menaati segala peraturan
yang berlaku. Disamping itu bidan juga wajib memahami segala aspek yang ada di negaranya. 

                     Kesadaraan akan nilai-nilai universal yg ada di Indonesia telah terangkum semuanya di dalam
Pancasila. Pancasila harus dibuat bermakna bagi kehidupan kita agar tidak hanya menjadi sekedar
konsep yang sewaktu-waktu bisa dibuang. Karena itu kesadaran akan Pancasila harus muncul dari
bawah. Nilai-nilai Dasar sangat penting untuk selalu dimaknai kembali, karena generasi di masa
mendatang belum tentu bisa menghayati Pancasila sebagai perekat dasar yang mempersatukan
Indonesia.

                     Hal tersebut akan sulit sekali dicapai jika kita tidak berusaha memaknai kembali nilai-nilai
luhur Pancasila Bidan adalah sebuah profesi yang khusus, dinyatakan sebagai sebuah pengertian bahwa
bidan adalah orang pertama yang melakukan penyelamatan kelahiran sehingga ibu dan bayinya lahir
dengan selamat. Tugas yang diemban bidan berguna untuk kesejahteraan manusia. Tugas bidan menjadi
sangat penting dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan anak. Pengamalan Pancasila
bagi bidan sangat penting. Seorang bidan yang melaksanakan Pancasila dengan baik dalam kehidupan
sehari-hari akan menjadi warganegara yang baik dan menjadi tenaga kesehatan yang profesional. Dalam
pelayanan kebidanan, aturan hukum dan perundang-undangan serta etika profesi yang dapat dipelajari
melalui pendidikan kewarganegaraan sangatlah penting untuk dimengerti, dipahami serta
diimplementasikan dalam profesi kebidanan. 

                 Oleh sebab itu, dalam makalah ini akan dibahas kaitan antara nilai pancasila dengan tugas
kebidanan yang berjudul “implementasi nilai-nilai pancasila dalam tugas kebidanan” agar kita
mengetahui peran dan pentingnya pendidikan kewarganegaraan dalam profesi kebidanan. nilai – nilai
luhur yang terkandung dalam pancasila mutlak harus dihayati dan diamalkan oleh masyarakat indonesia,
agar kita dapat terhindar dari akibat – akibat buruk yang dibawa oleh zaman tersebut. Nilai – nilai
persatuan tapi universal yang terkandung dalam pancasila dapat menjadi jati diri bangsa indonesia. 

1.Pengertian Pancasila
                  Arti pancasila berasal dari bahasa sansekerta india (kasta brahmana). Sedangkan menurut
muh yamin, dalam bahasa sansekerta , memiliki dua macam arti secara leksikal yaitu : panca : yang
artinya lima, syila : vokal i pendek, yang artinya batu sendi, alas, atau dasar. Syiila vokal i panjang artinya
peraturan tingkah laku yang baik atau penting. Pancasila adalah petunjuk hidup bagi warga negara
indonesia . Pancasila juga sebagai sarana yang bertujuan untuk mencapai filsafat negara .
Menumbuhkan wawasan kebangsaan bernegara serta membentuk sikap dan perilaku cinta tanah air
yang bersendikan budaya dan falsafah bangsa indonesia . Maka pancasila merupakan sumber dari segala
sumber hukum, pancasila merupakn sumber kaidah hukum negara yang secara konstitusional mengatur
negara republik indonesia berserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat, wilayah, serta pemerintahan
negara. Sebagai dasar negara, pancasila merupakan suatu asa kerokhanian yang meliputi suatu
kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber nilai, norma serta kaidah, baik moral
maupun hukum negara, dan menguasai hukumdasar baik yang tertulis atau undang-undang dasar
maupun yang tidak tertulis atau convensi. Dalam kehidupannya sebagaidasar negara, pancasila
mempunyai kekuatan mengikat secara hukum.
                Pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan negara atau
dengan lain perkataan pencasila merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara.
Konsekuensinya seluruh pelaksana dan penyelenggara negara segala peraturan terutama segala
peraturan perundang-undangan termasuk proses reformasi dalam segala bidang dewasa ini, dijabarkan
diderivasikan dari nilai-nilai pancasila. Oleh sebab itu, nilai – nilai luhur yang terkandung dalam pancasila
mutlak harus dihayati dan diamalkan oleh masyarakat indonesia, agar kita dapat terhindar dari akibat –
akibat buruk yang dibawa oleh zaman tersebut. Nilai – nilai persatuan tapi universal yang terkandung
dalam pancasila dapat menjadi jati diri bangsa indonesia.

2.Peran Dan Fungsi Bidan


             Bidan selalu berusaha mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban, asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,jenis kelamin, kedudukan
sosial, warna kulit dan sebagainya Seorang bidan harus mampu mengdientifikasikan penelitian dalam
bidanhg kesehatan mandiri maupun kelompok .melaksanakan investigasi sesuai dengan
rencana.menyusun rencana kerja pelatihan, dan juga memanfaatkan hasil ivestigasi untuk meningkatkan
dan mengembangkan program kerja dan pelayanan kesehatan . Bidan juga memiliki tanggung jawab
besar baik dari segi konseling, yang meliputi:
• remaja putri
• pranikah
• prahamil
• ibu hamil
• ibu bersalin
• ibu nifas
• klimakterium
• menopause

Bidan juga harus mampu memberikan pelayanan kebidanan normal yang meliput:
• hamil
• bersalin
• nifas
• pemeriksaan fisik
• senam hamil
• pengendalian anemia
• amniotoni
• uterotonika
• ASI ekslusif .

               Bidan juga harus bisa memberi pelayanan abnormal, pelayanan kebidanan pada anak dan
balita , pelayanan KB , dan pelayanan kesehatan masyarakat .Mengembangkan sikap saling mencintai
sesama manusia. Dasar pelayanan kebidanan yang baik yaitu dengan rasa kecintaan pada sesama
manusia. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
             Bidan selalu bersikap tenggang rasa dan tepa selira dalam menghadapipasien, mengembangkan
sikap tidak semena-mena terhadap orang lain, klien, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Memberi pelayanan kesehatan ibu dan anak dan berusaha melakukan kegiatanm kemanusiaan, berani
membela kebenaran dan keadilan, selalu berani untuk membela kebenaran dan keadilan dalam Hukum
Bangsa Indonesia, merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia karena bagian dari seluruh
umat manusia tersebut,sehingga bidan wajib menghargaikehidupan manusia untuk meneruskan
kehidupan bangsa, mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain,
bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya.
                Upaya pendeteksian dini terhadap kehamilan oleh seorang ibu merupakan suatu hal yang
penting dalam upaya penerapan standar pelayanan kebidanan, pengetahuan tentang identifikasi
kehamilan oleh para pasangan calon ibu ataupun oleh para pasangan usia subur sangat berguna
terutama dalam pemberian pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil serta bagi janin yang
dikandungnnya. Identifikasi ibu hamil adalah melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan
masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota
keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilan sejak dini dan secara teratur (ibi,
2000).

 3.Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Tugas Kebidanan


              Berdoa sebelum dan setelah menolong pasien Mengajarkan pasien untuk menyerahkan hasil
pertolongan lepada Tuhan YME .Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab. Menghormati kepercayaan dan agama pasien Tidak memaksakan kehemdak mengenai
kebiasaan berdoa dan beribadah kepada orang lain Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan
Yang Maha Esa. Menghormati kebiasaan berdoa dan beribadan pasiennya Menghormati agama orang
lain Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa. Tetap menjaga kerukunan umat beragama meskipun berbeda-beda kepercayaan dan agama
Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan
pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Memegang teguh prinsip bahwa agama dan
kepercayaan menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
                  Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing Menghormati kebebasan pasien untuk berdoa dan
beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya dan membimbing untuk selalu berdoa sesuai
keyakinannya Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada
orang lain. Tidak memaksakan agama dan kepercayaan kita kepada pasien. Kehidupan manusia tanpa
mengenal Ketuhanan Yang Maha Esa dapat mengakibatkan mereka kehilangan nilai – nilai etik, moral
dan spiritual. Tanpa manusia yang adil dan beradap, kemajuan bidang ekonomi, ilmu pengetahuan dan
teknologi justru akan memerosokkan nilai – nilai kemanusiaan ke dalam tempat yang rendah. Tanpa nilai
persatuan dan kesatuan, bangsa indonesia akan mengalami perpecahan dari dalam, misalnya
perpecahan antar suku bangsa, antar agama atau ras.
               Tanpa nilai – nilai kedaulatan rakyat, dapat disaksikan tumbuhnya kekuatan – kekuatan
pemerintah yang sewenang – wenang yang akhirya terjadi pertentangan antara pemerintah dan rakyat.
Tanpa nilai – nilai keadilan sosial, dapat disaksikan kesenjangan sosial dalam masyarakat, akan terjadi
kecemburuan sosial antara si kaya dan si miskin. Lebih lanjut hal ini dapat menimbulkan keresahan dan
keresahan dan perpecahan yang selanjutnya dapat membahayakan kelestarian hidup bangsa dan
negara.
            Oleh sebab itu, nilai – nilai luhur yang terkandung dalam pancasila mutlak harus dihayati dan
diamalkan oleh masyarakat Indonesia, agar kita dapat terhindar dari akibat – akibat buruk yang dibawa
oleh zaman tersebut. Nilai – nilai persatuan tapi universal yang terkandung dalam pancasila dapat
menjadi jati diri bangsa Indonesia. Ketika kita dihadapi oleh berbagai persoalan multidimensional dan
mulai kehilangan arah, maka ada pihak yang mengusung budaya kearab – araban pada satu sisi dan
kebarat – baratan pada satu sisi yang lain, maka pancasila menjadi jawaban yang relevan. Sebagai nilai –
nilai dasar, pancasila telah mencakup semuanya. Kesadaran akan nilai – nilai universal yang ada di
Indonesia telah terangkum semuanya didalam pancasila. Pancasila harus di buat bermakna bagi
kehidupan kita agar tidak hanya menjadi sekedar konsep yang sewaktu – waktu bisa dibuang, karena itu
kesadaran pancasila harus muncul dari bawah. Nilai – nilai dasar sangat penting untuk selalu dimaknai
kembali, karena generasi dimasa mendatang belum tentu bisa menghayati pancasila sebagai perekat
dasar yang mempersatukan Indonesia. Hal tersebut akan sulit sekali dicapai jika kita tidak berusaha
memaknai kembali nilai – nilai luhur pancasila. Bidan adalah sebuah profesi yang khusus, dinyatakan
sebagai sebuah pengertian bahwa bidan adalah orang pertama yang melakukan penyelamatan kelahiran
sehingga ibu dan bayinya lahir dengan selamat. Tugas yang diemban bidan berguna untuk kesejahteraan
manusia. Tugas bidan menjadi sangat penting dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan
anak. Pengamalan pancasila bagi bidan sangat penting. Seorang bidan yang melaksanakan pancasila
dengan baik dalam kehidupan sehari – hari akan menjadi warga negara yang baik dan menjadi tenaga
kesehatan yang profesional. Bidan selalu bersikap tenggang rasa dan tepa selira dalam mengahdapi
pasien.
            Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.Tidak berlaku semana-mena
terhadap klienMenjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Selalu menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
dan Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Beragama berdoa sebelum dan setelah menolong
pasien. Mengajarkan pasien untuk menyerahkan hasil pertolongan kepada Tuhan Yang Maha
Esa.Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Menghormati
kepercayaan dan agama pasien. Tidakaa memaksakan kehendak mengenai kebiasaan berdoa dan
beribadah kepada orang lain. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

                  Nah teman teman, sekian  yang bisa saya sampaikan mengenai implementasi nilai pancasila
dalam tugas kebidanan . Saran saya Biasakan melakukan hal-hal yang kecil supaya kita tetap beretika
dan selalu dipandang baik oleh orang lain , bercengkrama dengan penuh tata krama membuat kita
dinilai sebagai salah seorang yang baik dalam menghadapi oranglain . itu adalah contoh implementasi
pancasila dalam tugas kebidanan lingkup kecil .sudah saat nya kita mulai melatih diri sejak dini agar
terbiasa kelak menjadi seorang bidan yang profesional .

# Daftar pustaka Makalah ini sebagian besar bersumber dari media internet yang diantaranya adalah :
1.    http://dyaswara.blogspot.com/2013/10/makalah-nilai-pancasila-dalam-praktik.html
2. https://id.scribd.com/doc/109970465/Peranan-Pancasila-Dalam-Kelancaran-Tugas-Tenaga-Kebidanan
3.    https://rhennynouvizani.wordpress.com/category/pancasila/
4.    http://www.artikelkebidanan.com/artikel/penerapan-nilai-pancasila-dalam-praktek-kebidanan.html
5. http://midwifeaff.wordpress.com/2013/01/15/implementasi-perundang-undangan-hukum-dan-etika-
dalam-pelayanan-kebidanan/
6.  http://eyotakeyboard.blogspot.com/2013/12/pancasila-sebagai-pandangan-hidup-bangsa.html
      
PERANAN PANCASILA DALAM KELANCARAN TUGAS TENAGA KEBIDANAN
A.Pendahuluan
Dewasa ini telah terjadi perubahan-perubahan yang sangat pesat dan luas di seluruh Dunia sebagai
akibat adanya kemajuan daya nalar/pikir manusia. Perubahan perubahan yang dinamis itu dapat
dirasakan dalam Pembangunan Nasional, hal itu akan mempengaruhi aspirasi/ pendapat, cara berpikir
dan sikap atau perbuatan masyarakat Indonesia.
Perubahan Sosial dan Budaya akan menghasilkan perubahan tata nilai, tetapi karena tata nilai baru
belum melembaga sementara tata nilai lama mulai ditinggalkan, maka dapat menimbulkan berbagai
gejolak, ketidak pastian, rasa cemas dan kegelisahan. Bangsa Indonesia harus makin memantapkan
kesetiaannya kepada Pancasila, dengan cara menghayati mengamalkannya dalam segala bidang
kehidupan (Ekonomi, Sosial Budaya dsb).
Kehidupan manusia tanpa mengenal Ketuhanan Yang Maha Esa dapat mengakibatkan mereka
kehilangan nilai-nilai etik, moral dan spritual. Tanpa Kemanusiaan yang adil dan beradab, kemajuan
bidang ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi justru akan memerosokkan nilai-nilai kemanusiaan ke
dalam tempat yang rendah. Tanpa nilai Persatuan dan Kesatuan, bangsa indonesia akan mengalami
perpecahan dari dalam, misalnya permusuhan antar suku bangsa, antar agama atau ras. Tanpa nilai-nilai
Kedaulatan rakyat, dapat disaksikan tumbuhnya kekuatan kekuatan pemerintahan yang sewenang-
wenang yang akhirnya terjadi pertentangan antara pemerintah dan rakyat. Tanpa nilai-nilai Keadilan
sosial, dapat disaksikan kesenjangan sosial dalam masyarakat, akan terjadi kecemburuan sosial antara
sikaya dan si miskin. Lebih lanjut hal ini dapat menimbulkan keresahan dan perpecahan yang selanjutnya
dapat membahayakan kelestarian hidup bangsa dan negara.
Oleh sebab itu, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila mutlak harus dihayati dan
diamalkanoleh masyarakat Indonesia, agar kita dapat terhindar dari akibat-akibat buruk yang dibawa
oleh zaman tersebut. Nilai-nilai persatuan tapi universal yang terkandung dalam Pancasila dpat menjadi
jati diri bangsa Indonesia. . Ketika kita dihadapi oleh berbagai persoalan multidimensional dan mulai
kehilangan arah, maka ada pihak yang mengusung budaya kearab-araban pada satu sisi dan kebarat-
baratan pada sisi yang lain, maka Pancasila menjadi jawaban yang relevan.
Sebagai nilai-nilai dasar, Pancasila telah mencakup semuanya. Kesadaraan akan nilai-nilai universal yg
ada di Indonesia telah terangkum semuanya di dalam Pancasila. Pancasila harus dibuat bermakna bagi
kehidupan kita agar tidak hanya menjadi sekedar konsep yang sewaktu-waktu bisa dibuang. Karena itu
kesadaran akan Pancasila harus muncul dari bawah. Nilai-nilai Dasar sangat penting untuk selalu
dimaknai kembali, karena generasi di masa mendatang belum tentu bisa menghayati Pancasila sebagai
perekat dasar yang mempersatukan Indonesia. Hal tersebut akan sulit sekali dicapai jika kita tidak
berusaha memaknai kembali nilai-nilai luhur Pancasila
Bidan adalah sebuah profesi yang khusus, dinyatakan sebagai sebuah pengertian bahwa bidan adalah
orang pertama yang melakukan penyelamatan kelahiran sehingga ibu dan bayinya lahir dengan selamat.
Tugas yang diemban bidan berguna untuk kesejahteraan manusia.
Tugas bidan menjadi sangat penting dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan anak.
Pengamalan Pancasila bagi bidan sangat penting. Seorang bidan yang melaksanakan Pancasila dengan
baik dalam kehidupan sehari-hari akan menjadi warganegara yang baik dan menjadi tenaga kesehatan
yang profesional.
B. Pelaksanaan Pancasila dalam Pelaksanaan Tugas Seorang Bidan
Seorang bidan yang profesional, perlu mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-harinya.
Pelaksanaan Pancasila secara subyektif yaitu sesuai dengan butir-butir Pancasila.
Butir - butir Pancasila sebagai berikut:
Sila Butir-butir Pancasila
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
1.Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2.Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3.Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan
penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4.Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
5.Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan
pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6.Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing
7.Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-
bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia
10.Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
Persatuan Indonesia
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak
dan kewajiban yang sama
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
6. Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah.
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha
Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
4. Menghormati hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
9. Suka bekerja keras
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial

Pelaksanaan Pancasila, sila Ketuhanan Yang Maha Esa daN Kemnusiaan Yang Adil dan Beradab dalam
kehidupan sehari-hari seorang bidan adalah sebgai beriukut:
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Beragama
Berdoa sebelum dan setelah menolong pasien
Mengajarkan pasien untuk menyerahkan hasil pertolongan lepada Tuhan YME
Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Menghormati kepercayaan dan agama pasien
Tidak memaksakan kehemdak mengenai kebiasaan berdoa dan beribadah kepada orang lain
Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Menghormati kebiasaan berdoa dan beribadan pasiennya
Menghormati agama orang lain
Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
Tetap menjaga kerukunan umat beragama meskipun berbeda-beda kepercayaan dan agama
Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan
pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Memegang teguh prinsip bahwa agama dan kepercayaan menyangkut hubungan pribadi manusia
dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing Menghormati kebebasan pasien untuk berdoa dan beribadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya dan membimbing untuk selalu berdoa sesuai keyakinannya
Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
Tidak memaksakan agama dan kepercayaan kita kepada pasien.

Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab


Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa.
Menghargai hak prifasi pasien, memperlakukan pasien dengan penuh empati karena pasien memiliki
hak untuk diperlakukan sebagai manusia yang bermartabat.
Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-
bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.
Bidan selalu berusaha mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial, warna kulit dan sebagainya.
Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
Dasar pelayanan kebidanan yang baik yaitu dengan rasa kecintaan pada sesama manusia.
Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
Bidan selalu bersikap tenggang rasa dan tepa selira dalam mengahdapi pasien.
Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
Tidak berlaku semana-mena terhadap klien
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Selalu menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
Memberi pelayanan kesehatan ibu dan anak dan berusaha melakukan kegiatan kemanusiaan
Berani membela kebenaran dan keadilan
Selalu berani untuk membela kebenraran dan keadilan dalam hukum
Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia Karena bagian dari seluruh
umat manusia sehingga bidan wajib menghargai kehidupan manusia untuk meneruskan kehidupan
bangsa
Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
Bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya.

Unsur Manajemen Dalam Pelayanan Kebidanan

Tentang

Pengawasan, Pengendalian Dan Penilaian

A.      Manajemen Pelayanan Kebidanan

Manajemen Pelayanan Kebidanan didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan yang bekerja

secara sistematis untuk menghasilkan luaran Pelayanan Kebidanan yang efektif dan efisien.

Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan membentuk fungsi-fungsi manajemen.

Ada 3 (tiga) fungsi manajemen yang dikenal yakni Pengawasan, Pengendalian, dan

Penilaian. Semua fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan

berkesinambungan (Departemen Kesehatan, 2004).

1)        Pengawasan : Monitoring

Kegiatan pelayanan harus terus di awasi pelaksanaannya agar mencapai target yang telah

ditetapkan.

Pengawasan dibedakan atas dua macam, yakni pengawasan internal dan pengawasan

eksternal. Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan langsung. Pengawasan

eksternal dilakukan oleh masyarakat, dinas kesehatan kabupaten/kota serta berbagai institusi

pemerintah terkait. Pengawasan mencakup aspek administrative, keuangan dan teknis pelayanan.

Pengawasan adalah fungsi manajemen dimana peran dari personal yang sudah memiliki

tugas, wewenang dan menjalankan pelaksanaannya perlu dilakukan pengawasan agar supaya
berjalan sesuai dengan tujuan, visi dan misi perusahaan. Di dalam manajemen perusahaan yang

modern fungsi control ini biasanya dilakukan oleh divisi audit internal.

Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu

organisasi. Semua fungsi manajemen yang lain, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi

pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan

tentang pengawasan sebagai: “the process by which manager determine wether actual operation

are consistent with plans”.

Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan oleh T. Hani Handoko (1995)

mengemukakan definisi pengawasan yang di dalamnya memuat unsur esensial proses

pengawasan, bahwa: “pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan

standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan

balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,

menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi

yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan

cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.”

Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk

mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah

tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan

bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.

Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses pengawasan memiliki lima

tahapan, yaitu:

         Penetapan standar pelaksanaan;

         Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;


         Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata;

         Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-

penyimpangan; dan

         Pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.

1.        Prinsip Pengawasan

a.     Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya mudah

diukur. Misalnya tentang waktu dan tugas-tugas pokok yang harus diselesaikan oleh staf.

b.    Fungsi pengawasan harus difahami pimpinan sebagai suatu kegiatan yang sangat penting dalam

upaya mencapai tujuan organisasi.

c.     Standar unjuk kerja harus dijelaskan kepada seluruh staf karena kinerja staf akan terus dinilai

oleh pimpinan sebagai pertimbangan untuk memberikan reward kepada mereka yang dianggap

mampu bekerja.

2.        Manfaat Pengawasan

Bila fungsi wasdal dilaksanakan dengan tepat, organisasi akan memperoleh manfaat berupa:

a.     Dapat mengetahui sejauh mana program sudah dilakukan oleh staf, apakah sesuai dengan

standar atau rencana kerja, apakah sumber daya telah digunakan sesuai dengan yang telah

ditetapkan. Fungsi wasdal akan meningkatkan efisiensi kegiatan program.

b.    Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf dalam melaksanakan tugas-

tugasnya.

c.     Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi kebutuhan dan telah

dimanfaatkan secara efisien.


d.    Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan

e.     Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan, dipromosikan atau diberikan pelatihan

lanjutan.

4.        Proses pengawasan

Terdapat tiga langkah penting dalam proses pengawasana manajerial yaitu:

a.     Mengukur hasil/prestasi yang telah dicapaioleh staf atau organisasi

b.    Membandingkan hasil yang telah dicapai dengan tolok ukur.

c.     Memperbaiki penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sesuai dengan faktor-faktor

penyebabnya, dan menggunakan, dan menggunakan faktor tersebut untuk menetapkan langkah-

langkah intervensi.

5.        Obyek Pengawasan

Dalam melaksanakan fungsi pengawasan manajerial, ada lima jenis obyek yang perlu dijadikan

sasaran pengawasan.

a.     Obyek yang menyangkut kuantitas dan kualitas barang atau jasa. Pengawasan ini bersifat fisik.

b.    Keuangan

c.     Pelaksanaan program dilapangan

d.    Obyek yang bersifat strategis

e.     Pelaksanaan kerja sama dengan sektor lain yang terkait.

6.        Jenis-jenis Pengawasan


a.    Pengawasan fungsiomal (struktural). Fungsi pengawasan ini melekat pada seseorang yang

menjabat sebagai pimpinan lembaga.

b.    Pengawasan publik. Pengawasan ini dilakukan oleh masyarakat.

c.    Pengawasan non fungsional. Pengawasan ini biasanya dilakukan oleh badan-badan yag

diberikan wewenang untuk melakukan pengawasan seperti DPR, BPK, KPK, dan lain-lain.

7.        Prinsip Pokok

Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana

sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang dikehendaki. Untuk dapat menjalankan

pengawasan, perlu diperhatikan 2 prinsip pokok, yaitu:

a.    Adanya Rencana

b.    Adanya instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada bawahan.

Dalam fungsi pengawasan tidak kalah pentingnya adalah sosialisasi tentang perlunya disiplin,

mematuhi segala peraturan demi keselamatan kerja bersama. Sosialisasi perlu dilakukan terus

menerus, karena usaha pencegahan adalah penting untuk mendapat perhatian.

Pengawasan dan pengendalian (controlling) sebagai fungsi manajemen bila diikerjakan

dengan baik, akan menjamin bahwa semua tujuan dari setiap orang atau kelompok konsisten

dengan tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Hal  ini membantu menyakinkan bahwa

tujuan dan hasil tetap konsisten satu sama lain dengan dalam organisasi. Controlling berperan

juga dalam menjaga pemenuhan (kompliansi) aturan dan kebijakan yang esensial.

Proses pengendalian mulai dengan perencanaan dan pembangunan tujuan penampilan kerja.

Tujuan penampilan didefinisikan dan standar-standar untuk mengukurnya disusun. Ada 2 tipe

standar :
a.    Standar out-put (keluaran): mengukur hasil-hasil tampilan dalam istilah kuantitas, kualitas, biaya

atau waktu.

b.    Standar in-put (masukan):  mengukur usaha-usaha kerja yang masuk ke dalam tugas

penampilan.

8.        Pengukuran Penampilan Aktual

Pengukuran harus cukup akurat untuk menyorot penyimpangan atau variasi. Tanpa

pengukuran, pengendalian yang efektif tidaklah mungkin ada. Pengukuran dilakukan dengan

membandingkan hasil dengan tujuan dan standar. Perbandingan dari tampilan aktual dengan

tampilan yang diharapkan membangun kebutuhan untuk bertindak.

Cara untuk membuat perbandingan meliputi:

a.    Historis/relatif/rancang-bangun

b.    Benchmarking

2)      Pengendalian : Controlling

Pelayanan yang sudah optimal tetap perlu dikendalikan arahnya agar tidak menyimpang dari

tujuan kegiatan.

1.        Pengendalian Efektif

Pengendalian terbaik dalam organiasasi adalah berorientasi pada strategi dan hasil, dapat

dipahami, mendorong pengendalian diri (self-control), berorientasi secara waktu dan eksepsi,

bersifat positif, setara dan objektif, fleksibel.


Tipe-tipe pengendalian (awal) preliminary, kadang-kadang disebut kendali feedforward, hal

ini harus dipenuhi sebelum suatu perkerjaan dimulai. Kendali ini menyakinkan bahwa arah yang

tepat telah disusun dan sumber-sumber yang tepat tersedia untuk memenuhinya.

Tipe-tipe pengendalian (saat ini) concurrent berfokus pada apa yang sedang terjadi selama

proses. Kadang-kadang disebut kendali steering, kendali ini memantau operasi dan aktivitas yang

sedang berjalan untuk menjamin sesuatunya telah sedang dikerjakan dengan tepat.

Tipe-tipe pengendalian (akhir) post-action; kadang-kadang disebut kendali feedback , kendali

ini mengambil tempat setelah suatu tindakan dilengkapi. Kendali akhir berfokus pada hasil akhir,

kebalikan dari input dan aktivitas.

Manajer memiliki 2 pilihan luas dengan memperhatikan pengendalian. Mereka dapat

mengandalkan orang-orang untuk melatih pengendalian diri (internal) atas tingkah lakunya

sendiri. Alternatif lain, manajer dapat mengambil tindakan langsung (external) untuk

mengendalikan tingkah laku orang lain.

Pengendalian internal memberikan individu yang termotivasi untuk melatih pengendalian diri

dalam memenuhi harapan pekerjaan. Potensi untuk pengendalian diri dikembangkan ketika

orang yang mampu memiliki tujuan tampilan yang jelas dan dukungan sumber-sumber yang

tepat.

Pengendalian eksternal terjadi melalui supervisi personal dan penggunaan sistem administrasi

formal antara lain sistem penilaian penampilan, sistem kompensasi dan keuntungan, sistem

disiplin kepegawaian, dan management-by-objectives (manajemen berdasar tujuan).

Kompensasi dan keuntungan dari sistem pengawasan dan pengendalian yang baik adalah:

a.    Akan menarik orang berbakat dan mempertahankannya di dalam organisasi.

b.    Memotivasi orang untuk menggunakan usaha maksimum dalam pekerjaannya.


c.    Menyadarkan nilai dari kontribusi penampilannya.

3)      Penilaian : Evaluation

Setiap hasil kegiatan harus dievaluasi sebagai bentuk pertanggung jawaban institusi terhadap

publik dan pemerintah daerah.

Kegiatan penilaian dilakukan pada akhir tahun anggaran. Kegiatan yang dilakukan

mencakup hal-hal berikut :

a.    Melakukan penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai, dibandingkan

dengan rencana tahunan dan standar pelayanan.

b.    Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan pencapaian serta masalah

dan hambatan yang ditemukan untuk rencana tahun berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai