1.1 Latar Belakang
Masyarakat internasional secara konsisten telah mengukuhkan hak-hak remaja akan informasi
tentang kesehatan reproduksi remaja (KRR) yang benar dan pelayanan keehatan reproduksi
(KR) termasuk konseling saat International Conferent on Population and Development
(ICPD) tahun 1994. Masyarakat international juga telah mengingatkan kembali bahwa hak
dan tanggung jawab orang tua adalah membimbing termasuk tidak menghalangi anak
remajanya untuk mendapatkan akses terhadap pelayanan dan informasi yang mereka butuhkan
tentang kesehatan reproduksi yang baik.
Pemahaman rmaja akan kesehatan reproduksi menjadi bekal remaja dalam berperilaku sehatn
dan bertaggungjawab, namun tidak semua remaja memperoleh informasi yang cukup dan
benar tentang kesehatan reproduksi. Keterbatasan pengetahuan dan pemahaman ini dapat
membawa remaja ke arah perilaku beresiko. Dalam hal inilah bagi para ahli dalam bidang ini
memandang perlu akan adanya pengertian, bimbingan dan dukungan dari lingkungan
disekitarnya agar dalam sistem perubahan tersebut terjadi pertumbuhan dan perkembangan
yaang sehat sedemikian rupa sehingga kelak remaja menjadi manusia dewasa yang sehat
secara jasmani, rohani dan sosial.
Sejak tahun 2000, pemerintah indonesia telah mengangkat KRR menjadi program nasional.
Program KRR merupakan pelayanan untuk membantu remaja memiliki status kesehatan
reproduksi yang baik melalui pemberian informasi, pelayanan konseling, dan pendidikan
keterampilan hidup.
1.2 Tujuan Umum
Mengetahui tentang peran dan tugas bidan dalam PHC untuk wanita
1.3 Tujuan Khusus
1. Mengetahui tentang masalah lingkungan dan pekerjaan
2. Mengetahui tentang masalah seksual
3. Mengetahui tentang masalah kesehatan reproduksi wanita
4. Mengetahui tentang pembinaan kesehatan reproduksi remaja
5. Mengetahui tentang pembekalan pengetahuan yang diperlukan remaja
Peran dan tugas bidan dalam masyarakat sebagai tenaga terlatih dalam PHC:
1. Sebagai pelaksana, memberi pelayanan kesehatan (provider care)
Bidan memegang peranan penting untuk meningkatkan pelayanan yang menyeluruh dan
bermutu ditengah masyarakat dengan memberika pelayanan kebidanan secaran langsung
maupun tidak langsung.
Pelayanan kesehatan yang patut dilaksanakan bidan antara lain:
a. Meningkatkan upaya pengawaasn ibu hamil
b. Mmeningkatkan gizi ibu hamil dan ibu menyusui
c. Meningkatkan penerimaan gerakan KB
d. Meningkatkan kesehatan lingkungan
e. Meningkatkan sistem rujukan
f. Meningkatkan penerimaan imunisasi ibu hamil dan bayi.
2. Sebagai pengelolah
Sebagai pengelolah bidan berperan dalam pengembangan pelayanan dasar kesehatan terutama
pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat diwilayah
kerja dengan melibatkan keluarga/klien. Pengembangan pelayanan dasar kesehatan yang
dapat dilakukan bidan antara lain:
a. Tim kesehatan dan pemuka masyarakat mengkaji kebutuhan terutama yang berhubungan
dengan kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan dan mengembangan kesehatan di wilayah
kerjanya.
b. Mengelolah pelayanan kesehatan masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak serta
KB sesuai rencana
c. Mengkoordinasi, mangewasi dan membimbing kader, dukun atau petugas kesehatan lain
dalam melaksanakan program/kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak serta KB
d. Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, khusunya
kesehatan ibu dan anak serta KB termasuk pemanfaatan sumber yag ada pada program dan
sector terkait.
e. Menggerakkan dan mengembangkan kemampuan masyarakat serta memelihara
kesehatannya dengan memanfaatkan potensi yang ada.
3. Sebagai pendidik (Health Education)
Pendidikann masyarakat memegang peranan penting yang meliputi:
a. Pentingnya arti pengawasan hamil
b. Pentingnya arti imunisasi TT pada ibu hamil pentingnya arti pelaksanaan KB
c. Mengarahkan kemana persalinan dilakukan untuk mendapatkan well born baby
d. Pengawasan postpartum dan persiapan untuk merawat bayi dan menyususi
4. Sebagai pangamat kesehatan (Health Monitor)
Melakukan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadipada individu, keluarga
dan masyarakat yang menyangkutkan masalah-masalah kesehatan yang tibul serat berdampak
terhadap setatus kesehatan mereka melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan dengan
cara observasi dan pengumpulan data.
5. Sebagai koordinator pelayanan kesehatan (coordinator of service)
Mengkoordinasi seluruh kegiatan upaya peeayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat
dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan tim kesehatan lainnya sehingga
tercipta keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan.
6. Sebagai penggorganisasian pelayanan kesehataan (organisator)
Berperan serta memberikanmotivasi untuk meningkatkan partisipasi individu, keluarga dan
masyarakat dalam setiap upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh masyarakat
misalnya posyandu,dana sehat, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan penilaian dan
berpartisipasi aktif dalamkegiatan pengembangan kegiatan masyarakat dalam bidang
kesehatan.
A. PENGERTIAN
Pengertian Primary Health Care, menurut deklarasi Alma Alta 1978, adalah sebagai berikut:
“Primary Health Care is essential health care, based on practical, scientifically sound socially
acceptable methods and technology made universally accessible to individuals and families in
the community, through their full participation and at a cost that the community and the
country can afford to maintain at every stage of their development, in the spirit of self reliance
and self determination”
“It forms and integral part both of the country’s health system, of which it is the central
function and its main focus, and of the overall social and economic development of the
community. It is the first level of contact of individuals, the family and community with the
national health system bringing health care as close as possible to where people live and work,
and constitutes the first element of a continuing health care process”.
Primary Health Care:
Menggambarkan keadaan social ekonomi, budaya dan politik masyarakat dan berdasarkan
penerapan hasil penelitian kesehatan-sosial-biomedis dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Ditujukan untuk mengatasi masalah utama kesehatan masyarakat dengan upaya preventif,
promotif, kuratif dan rehabilitatif.
Minimal mencakup: penyuluhan tentang masalah kesehatan utama dan cara pencegahan dan
pengendaliannya, penyediaan makanan dan peningkatan gizi, penyediaan sanitasi dasar dan
air bersih, pembinaan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana, imunisasi
terhadap penyakit menular utama dan penyegahan penyakit endemic, pengobatan penyakit
umum dan cedera serta penediaan obat esensial.
Masa remaja (usia 11 – 20 tahun) adalah masa yang khusus dan penting, karena merupakan
periode pematangan organ reproduksi manusia. Masa remaja disebut juga masa pubertas,
merupakan masa transisi yang unik ditandai dengan berbagai perubahan fisik, emosi dan
psikis. Remaja berada dalam situasi yang sangat peka terhadap pengaruh nilai baru,
terutama bagi mereka yang tidak mempunyai daya tangkal. Mereka cenderung lebih mudah
melakukan penyesuaian dengan arus globalisasi dan arus informasi yang bebas yang dapat
menyebabkan terjadinya perubahan perilaku menyimpang karena adaptasi terhadap nilai-
nilai yang datang dari luar. Masalah yang paling menonjol dilakangan remaja saat ini,
misalnya masalah seksualitas, sehingga hamil di luar nikah dan melakukan aborsi.
Kemudian rentan terinfeksi penyakit menular seksual (IMS), HIV dan AIDS serta
penyalahgunaan Narkoba. Adanya motivasi dan pengetahuan yang memadai untuk
menjalani masa remaja secara sehat, diharapkan remaja mampu untuk memelihara
kesehatan dirinya sehingga mampu memasuki masa kehidupan berkeluarga dengan
reproduksi sehat.
DEFINISI
- Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial
secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang
berkaitan dengan sistim reproduksi, serta fungsi dan prosesnya.
- Remaja atau adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh ka
arah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja,
tetapi juga kematangan sosial dan psikologis.
- Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi
dan psikis. Masa remaja adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia,
dan sering disebut masa peralihan. Masa remaja merupakan periode peralihan dari masa anak
ke masa dewasa.
TAHAPAN REMAJA
Tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual,
semua remaja akan melewati tahapan berikut :
1. Masa remaja awal/dini (early adolescence) : umur 11 – 13 tahun.
Dengan ciri khas : ingin bebas, lebih dekat dengan teman sebaya, mulai berfikir abstrak
dan lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya.
2. Masa remaja pertengahan (middle adolescence) : umur 14 – 16 tahun.
Dengan ciri khas : mencari identitas diri, timbul keinginan untuk berkencan, berkhayal
tentang seksual, mempunyai rasa cinta yang mendalam.
3. Masa remaja lanjut (late adolescence) : umur 17 – 20 tahun.
Dengan ciri khas : mampu berfikir abstrak, lebih selektif dalam mencari teman sebaya,
mempunyai citra jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa cinta, pengungkapan
kebebasan diri.
Tahapan ini mengikuti pola yang konsisten untuk masing-masing individu. Walaupun
setiap tahap mempunyai ciri tersendiri tetapi tidak mempunyai batas yang jelas, karena
proses tumbuh kembang berjalan secara berkesinambungan.
Terdapat ciri yang pasti dari pertumbuhan somatik pada remaja, yaitu peningkatan
massa tulang, otot, massa lemak, kenaikan berat badan, perubahan biokimia, yang terjadi
pada kedua jenis kelamin baik laki-laki maupun perempuan walaupun polanya berbeda.
Selain itu terdapat kekhususan (sex specific), seperti pertumbuhan payudara pada remaja
perempuan dan rambut muka (kumis, jenggot) pada remaja laki-laki.
c. Polimenorea
Definisi Polimenore
Ketika seorang wanita mengalami siklus haid yang lebih sering (siklus
haid yang lebih singkat dari 21 hari), hal ini dikenal dengan istilah
polimenorea. Wanita dengan polimenorea akan mengalami haid hingga dua
kali atau lebih dalam sebulan, dengan pola yang teratur dan jumlah
perdarahan yang relatif sama atau lebih banyak dari biasanya.
Polimenorea harus dapat dibedakan dari metroragia. Metroragia
merupakan suatu perdarahan iregular yang terjadi di antara dua waktu haid.
Pada metroragia, haid terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan darah
yang dikeluarkan lebih sedikit.
Penyebab
1) Timbulnya haid yang lebih sering ini tentunya akan menimbulkan
kekhawatiran pada wanita yang mengalaminya. Polimenorea dapat
terjadi akibat adanya ketidakseimbangan sistem hormonal pada aksis
hipotalamus-hipofisis-ovarium.
2) Ketidak seimbangan hormon tersebut dapat mengakibatkan gangguan
pada proses ovulasi (pelepasan sel telur) atau memendeknya waktu
yang dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu siklus haid normal
sehingga didapatkan haid yang lebih sering. Gangguan keseimbangan
hormon dapat terjadi pada:
a) 3-5 tahun pertama setelah haid pertama
b) Beberapa tahun menjelang menopause
c) Gangguan indung telur
d) Stress dan depresi
e) Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
f) Penurunan berat badan berlebihan
g) Obesitas
h) Olahraga berlebihan, misal atlit
i) Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antikoagulan, aspirin,
NSAID, dll
Pada umumnya, polimenorea bersifat sementara dan dapat sembuh
dengan sendirinya. Penderita polimenorea harus segera dibawa ke dokter
jika polimenorea berlangsung terus menerus. Polimenorea yang
berlangsung terus menerus dapat menimbulkan gangguan hemodinamik
tubuh akibat darah yang keluar terus menerus. Disamping itu, polimenorea
dapat juga akan menimbulkan keluhan berupa gangguan kesuburan karena
gangguan hormonal pada polimenorea mengakibatkan gangguan ovulasi
(proses pelepasan sel telur). Wanita dengan gangguan ovulasi seringkali
mengalami kesulitan mendapatkan keturunan.
d. Menoragia atau Hipermenorea
Definisi Menoragia atau Hipermenorea
Menoragia atau hipermenorea adalah perdarahan haid yang lebih
banyak dari normal (lebih dari 80ml/hari) atau lebih lama dari normal (lebih
dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu haid. Siklus haid
yang normal berlangsung antara 21-35 hari, selama 2-8 hari dengan jumlah
darah haid sekitar 25-80 ml/hari.
Gejala
1) Penderita menoragia dapat mengalami beberapa gejala seperti:
a) Perlu mengganti pembalut hampir setiap jam selama beberapa hari
berturut-turut
b) Perlunya mengganti pembalut di malam hari atau pembalut ganda di
malam hari
c) haid berlangsung lebih dari 7 hari
d) Darah haid dapat berupa gumpalan-gumpalan darah
e) Haid yang berlangsung berkepanjangan dengan jumlah darah yang
terlalu banyak untuk dikeluarkan setiap harinya dapat menyebabkan
tubuh kehilangan terlalu banyak darah sehingga memicu terjadinya
anemia. Terdapat tanda-tanda anemia, seperti napas lebih pendek,
mudah lelah, pucat, kurang konsentrasi, dll.
Penyebab
1) Timbulnya perdarahan yang berlebihan saat terjadinya haid (menoragia)
dapat terjadi akibat beberapa hal, diantaranya:
a) Adanya kelainan organik, seperti:
infeksi saluran reporduksi
kelainan koagulasi (pembekuan darah), misal : akibat von
willebrand disease, kekurangan protrombin, idiopatik
trombositopenia purpura (ITP), dll
Disfungsi organ yang menyebabkan terjadinya menoragia
seperti gagal hepar atau gagal ginjal. Penyakit hati kronik dapat
menyebabkan gangguan dalam menghasilkan faktor pembekuan
darah dan menurunkan hormon estrogen.
2) Kelainan hormon endokrin misal akibat kelainan kelenjar tiroid dan
kelenjar adrenal, tumor pituitari, siklus anovulasi, Sindrome Polikistik
Ovarium (PCOS), kegemukan, dll
3) Kelainan anatomi rahim seperti adanya mioma uteri, polip
endometrium, hiperplasia endometrium, kanker dinding rahim dan lain
sebagainya.
4) Iatrogenik : misal akibat pemakaian IUD, hormon steroid, obat-obatan
kemoterapi, obat-obatan anti-inflamasi dan obat-obatan antikoagulan.
e. Hipomenorea
Definisi Hipmenorea
Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih
kurang dari biasa.
Penyebab
Hipomenorea disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang
akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal.
f. Metroragia
Definisi Metroragia
Metroragia adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada
hubungannya dengan haid. Metroragia merupakan suatu perdarahan
iregular yang terjadi di antara dua waktu haid. Pada metroragia, haid terjadi
dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih
sedikit. Metroragia tidak ada hubungannya dengan haid, namun keadaan ini
sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun hanya berupa bercak
Klasifikasi
1) Metroragia oleh karena adanya kehamilan, seperti abortus, kehamilan
ektopik.
2) Metroragia diluar kehamilan
Penyebab
1) Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak
sembuh, carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis, peradangan dari
haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia, endometritis
haemorrhagia), hormonal.
2) Perdarahan fungsional:
a) Perdarahan Anovulatoar, disebabkan oleh psikis, neurogen,
hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan
gizi, metabolik, penyakit akut maupun kronis.
b) Perdarahan Ovulatoar, akibat korpus luteum persisten, kelainan
pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakit
akut ataupun kronis.
Wanita dalam kehidupannya tidak luput dari adanya siklus haid normal yang
terjadi secara periodik. kita akan merasa terganggu bila hidupnya mengalami
perubahan, terutama bila haid menjadi lebih lama dan atau banyak, tidak teratur,
lebih sering atau tidak haid sama sekali. Penyebab gangguan haid dapat karena
gangguan psikologis seperti sress maupun emosi.Kelainan siklus menstruasi
merupakan penyebab infertilitas yang penting.Disfungsi ovulasi berjumlah 10-
25% dari kasus infertilitas wanita. Gangguan nutrisi yang berat (misalnya
kelaparan, anoreksia nervosa), penurunan BB (misalnya : penyakit medis atau
psikologis) dan aktivitas yang berat (misalnya : pelari maraton, penari balet)
adalah berhubungan dengan gangguan ovulasi. Obesitas juga disertai dengan
siklus anovulatorik karena peningkatan tonik kadar estrogen, sedangkan tress berat
menyebabkan anovulasi dan amenore.
Ovulasi yang jarang, endometriosis dapat menyebabkan infertilitas. Nyeri
haid seringkali dianggap sebagai gejala khas dari endometriosis. Ternyata scott
dan felinde hanya mendapatkan 19% dengan dismenorea yang progresif.
Gangguan haid pada remaja dan dewasa merupakan kenyataan yang banyak
dijumpai dalam praktek pada Dokter Spesialis Obsetri Ginekologi bahkan Dokter
Umum. Beberapa waktu yang lampau masalah remaja dengan alat reproduksinya
kurang mendapat perhatian karena umur relatif muda, masih dalam status
pendidikan sehingga seolah-olah bebas dari kemungkinan menghadapi masalah
penyulit dan penyakit yang berkaitan dengan alat reproduksinya padahal
pencegahan dan pengobatan haruslah dilakuakan sedini mungkin.
Menstruasi atau mens atau haid atau datang bulan adalah perdarahan yang terjadi
secara berulang setiap bulannya (kecuali saat kehamilan) pada uterus seorang
wanita dikarenakan adanya proses deskuamasi atau peluruhan dinding rahim
(endometrium).
Darah menstruasi yang banyak mengandung campuran dari penumpukan sisa-
sisa deskuamasi lapisan endometrium uteri, bekuan darah, cairan dan lendir, serta
beberapa bakteri dan mikroorganisme, akan tampak berwarna merah kehitaman
atau hitam. Lamanya perdarahan menstruasi biasanya antara 3 - 5 hari, tetapi ada
juga yang mengalami perdarahan selama 1 - 2 hari yang diikuti terjadinya
perdarahan kembali sedikit demi sedikit. Bahkan ada juga yang sampai 7 - 8 hari,
tetapi biasanya lama terjadinya perdarahan menstruasi itu pada setiap wanita
bersifat menetap.Terjadinya perdarahan mens biasanya didahului dengan
terjadinya leukorrhea (keputihan), yang ditunjukkan dengan pengeluaran cairan
(lendir) dari vagina, agak encer, berwarna putih kekuningan, jika terjadi campuran
dari tetesan darah, warnanya menjadi merah muda disebut bloody show, bening
atau jernih dan tidak berbau.
Cairan yang keluar tersebut dapat berubah sifatnya jika terjadi infeksi di
daerah vagina atau uterusnya, yaitu menjadi berwarna kuning atau hijau, jika
tedapat campuran dari tetesan darah, warnanya berubah menjadi merah kehitaman
atau hitam, lebih kental dan keruh serta berbau.Jumlah atau banyaknya darah
mens yang keluar rata-rata 33,2 atau lebih kurang 16 ml. Pada wanita yang
usianya lebih tua biasanya jumlah darah haid yang keluar akan lebih
banyak.Menstruasi yang pertama kali , disebut menarke, paling sering terjadi pada
usia 11 tahun tetapi bisa juga terjadi pada usia 8 tahun atau 16 tahun. Tetapi rata-
rata terjadi pada usia 12,5 tahun. Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif
pada kehidupan seorang wanita, yang dimulai dari menarke sampai terjadinya
menopause.
Terdapat lima ganggua menstruasiyang paling sering muncul,yaitu
oligomenore (jangka waktu haid terlalau lama), polimenora(terlalu sering haid)
Hipermenorea (darah haid terlalu banyak), hipomenorea (darah haid terlalu
sedikit), dan amenore (tidak haid sam sekali).
Ada dua penyebab utama gangguan menstruasi. Pertama, kelainan organ
seperti mioma, kanker atau polip. Kedua, kelainan hormonal. Dari kelima
gangguan menstruasi diatas, ada yang berbahaya ada yang tidak berbahaya.
Oligomenore tidak berbahaya, namun perempuan dapat memiliki potensi sulit
hamil, karena tidak terjadi ovulasi. Polimenore dan hipermenore adalah gangguan
menstruasi yang berbahaya. Terlalu sering haid (polimenore), misalnya 2 minggu
sekali, dapat menyebabkan anemia. Begitu juga dengan hipermenore dapat
menyebabkan anemia. Polimenore dan hipermenore juga berhubungan dengan
gangguan bekuan darah dan mioma. Polimenore yang terkait dengan gangguan
hormonal, dapat terjadi pada perempuan yang mengalami peralihan dari masa
subur ke masa menopause. Polimenore juga dapat terjadi pada perempuan muda
menjelang haid pertama kali. Perempuan obesitas juga terkadang mengalami
polimenore. Factor penyebab hipermenore adalah mioma uteri, polip
endometrium, endometritis, dll. Suntik KB dapat menyebabkan oligomenore
maupun amenore. Jika tidak menggunakan KB pil atau suntik, oligomenore
berhubungan dengan penyakit polikistik ovarium. Yang menyebabkan perempuan
tidak dapat menghasilkan sel telur, sehingga tidak terdaji ovulasi yang pada
akhirnya dapat menimbulkan gangguan hormone, akibatnya jangka waktu haid
sangat lama.
C. Pelvic Inflamantory Desease (PID)
1. Radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID) adalah suatu infeksi
yang menjangkiti serviks (leher rahim), uterus (rahim), tuba falopi (saluran
indung telur), dan ovarium (indung telur). Kasus radang panggul sebagian
besar ditemukan pada perempuan berusia 15-24 tahun yang aktif secara
seksual. Selain infertilitas, penyakit radang panggul yang tidak segera
ditangani dapat menyebabkan nyeri panggul kronis, dan kehamilan ektopik.
2. Penyebab Radang Panggul
a. Infeksi menular seksual adalah salah satu penyebab radang panggul.
Bakteri pada infeksi menular seksual, seperti chlamydia dan gonore, adalah
contoh bakteri yang biasanya menyebabkan infeksi pada leher rahim.
Bakteri ini dapat menyebar dari vagina hingga ke organ reproduksi bagian
atas. Selain itu, beberapa bakteri yang biasanya hidup pada vagina juga
dapat mengakibatkan radang panggul. Bakteri ini akan melewati vagina dan
menginfeksi organ tubuh lainnya.
b. Faktor risiko radang panggul berkaitan dengan keguguran, tindakan aborsi,
sering berganti pasangan seksual, berhubungan seksual tanpa kondom,
memiliki riwayat radang panggul dan infeksi menular seksual sebelumnya,
penggunaan alat kontrasepsi IUD (spiral).
3. Gejala Radang Panggul
a. Organ reproduksi yang terinfeksi radang panggul tidak selalu menunjukkan
gejala, sehingga pada sebagian besar kasusnya sulit untuk dikenali. Gejala
yang dialami dapat berupa rasa nyeri pada daerah panggul, nyeri pada perut
bagian bawah, nyeri ketika buang air kecil, atau nyeri saat berhubungan
seksual. Selain itu, dapat terjadi demam, mual, dan muntah-muntah.
Keputihan yang berubah warna menjadi kuning atau hijau juga bisa
menjadi pertanda telah terjadi infeksi pada organ reproduksi.
b. Waspadai juga periode menstruasi yang lebih lama serta pendarahan yang
terjadi di antara menstruasi atau setelah berhubungan seksual. Segera temui
dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
4. Diagnosis Radang Panggul
a. Pasien dapat dicurigai menderita radang panggul berdasarkan gejala yang
dialami, informasi tentang riwayat kesehatannya, serta aktivitas seksualnya.
Tes yang biasa dilakukan sebagai pendukung utama adalah pengambilan
sampel dari cairan vagina (swab vagina) atau dari leher rahim untuk
mendeteksi adanya infeksi bakteri, serta jenis bakteri yang menginfeksi.
Selain itu, beberapa tes lain yang mungkin dilakukan adalah tes darah, tes
urine, tes kehamilan, dan USG.
b. Pasien dapat didiagnosis radang panggul setelah hasil tes terhadap bakteri
penyebab seperti chlamydia atau gonore dinyatakan positif. Walau pada
sebagian besar kasus, hasil yang keluar adalah negatif, bukan berarti pasien
tersebut tidak menderita radang panggul.
c. Dapat juga dilakukan sebuah tindakan berupa laparoskopi atau pembedahan
kecil pada bagian perut untuk memasukkan kamera mikro guna melihat
kondisi organ dalam pasien dan mengambil sampel jaringan bila
diperlukan.
d. Jika terdapat indikasi radang panggul, khususnya setelah berhubungan
seksual, dokter biasanya akan menyarankan agar pasangan pasien tersebut
diperiksa juga untuk mendeteksi terjadinya penularan.
e. Dalam kasus tertentu, abses dapat terjadi di rahim atau tuba falopi, di mana
terdapat nanah atau cairan yang berkumpul. Jika hasil diagnosis ditemukan
adanya abses, pasien akan langsung dirawat di rumah sakit.
5. Pengobatan Radang Panggul
a. Pengobatan radang panggul atau pelvic inflammatory disease dapat
dilakukan dengan cara pemberian antibiotik pada penderita yang masih
berada pada tahapan awal penyakit. Biasanya penderita akan diberikan
antibiotik metronidazole, ofloxacin, doxycycline, atau ceftriaxone untuk
mengobati infeksi bakteri, setidaknya selama 14 hari. Pemberian antibiotik
dapat disertai dengan pemberian obat pereda sakit, seperti ibuprofen dan
paracetamol jika penderita merasakan sakit di daerah perut atau panggul.
Bagi penderita yang sedang hamil, disarankan untuk berkonsultasi dengan
dokter sebelum mengonsumsi antibiotik.
b. Sebagian besar pasien dengan kasus radang panggul berat dapat menerima
antibiotik melalui infus di rumah sakit. Pengobatan dengan antibiotik harus
diselesaikan sampai tuntas sesuai dengan periode konsumsi yang
dianjurkan oleh dokter agar infeksi bakteri benar-benar hilang.
c. Bagi penderita radang panggul yang memakai alat kontrasepsi IUD, dokter
kemungkinan akan menganjurkan pencabutan alat kontrasepsi tersebut bila
gejala tidak kunjung membaik setelah beberapa hari.
d. Untuk mencegah penyebaran infeksi pada orang lain selama periode
pengobatan radang panggul, pasangan seksual penderita juga disarankan
untuk menjalani pemeriksaan dan pengobatan, walau tidak nampak gejala
yang sama. Dokter juga akan menganjurkan penderita dan pasangannya
untuk tidak berhubungan seksual selama proses pengobatan berlangsung.
e. Prosedur operasi dilakukan jika abses telah muncul pada organ yang
terinfeksi dan terdapat jaringan parut yang menyebabkan nyeri. Tindakan
operasi dapat dilakukan dengan membuka perut (laparotomi) atau dengan
bedah minimal invasif (laparoskopi), untuk mengangkat atau mengalirkan
abses dan memotong jaringan parut.
D. PEMBINAAN KESPRO
Secara umum dalam penanggulangan masalah remaja, peran bidan adalah sebagai
fasilitator dan konselor yang bisa dijadikan tempat untuk mencari jawaban daari suatu
permasalahan yang dihadapai oleh remaja, bidan harus memiliki pengetahuan dan wawassan
yang cukup.