Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menjelaskan tentang tujuan

Nasional bangsa Indonesia. Untuk mencapai tujuan Nasional tersebut, maka

dilaksanakan upaya pembangunan yang menyeluruh. Termasuk diantaranya

pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang

dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang untuk mencapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya melalui pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat.

Setiap orang baik individu, kelompok maupun masyarakat,

mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk melindungi kesehatan dan

menjaga kesehatan dirinya sendiri dari segala ancaman penyakit dan masalah

kesehatan yang lain. Kemampuan untuk memelihara dan melindungi

kesehatan mereka sendiri disebut kemandirian atau self reliancen.

Pemerintah melalui sistem Kesehatan Nasional, berupaya

menyelenggarakan kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dan

dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Upaya

tersebut diselenggarakan dengan menitik beratkan pada pelayanan kesehatan

untuk masyarakat luas, guna mencapai derajat kesehatan yang

optimal.Kesehatan yang baik merupakan hal yang penting bagi kesejahteraan

manusia. Hal tersebut juga berperan penting dalam pembangunan suatu


negara karena masyarakat dengan tingkat kesehatan yang baik dapat memiliki

angka harapan hidup yang lebih tinggi dan diharapkan akan dapat lebih

produktif.

Sebagai komponen yang tidak terpisahkan dari masyarakat, individu

dan keluarga memiliki peran signifikan dalam status kesehatan. Ibu dan anak

sebagai individu merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan

prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak

merupakan kelompok rentan terhadap kesehatan keluarga dan sekitarnya

secara umum. Hal ini yang menjadi alasan pentingnya upaya kesehatan ibu

dan anak menjadi salah satu prioritas pembangunan kesehatan di Indonesia.

Selain pelayanan kesehatan ibu dan dan anak, kesehatan reproduksi

juga merupakan hal penting yang harus diperhatikan dengan melakukan

pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat. Kesehatan reproduksi

adalah segala aspek kesehatan yang berhubungan dengan sistem reproduksi,

fungsi serta prosesnya yang berada dalam keadaan sempurna baik secara

fisik, mental, dan social dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau

kecacatan. Kesehatan reproduksi dalam arti luas meliputi seluruh proses,

fungsi, dan sistem reproduksi pada seluruh tahapan kehidupan manusia.

Secara lebih khusus, studi kesehatan mempelajari bagaimana individu dapat

terbebas dari berbagai gangguan kesehatan yang disebabkan oleh proses atau

bekerjanya fungsi dan sistem reproduksi.


B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pemberdayaan?

2. Bagaimana bentuk strategi pemberdayaan pada individu dalam pelayanan

kesehatan ibu dan anak serta reproduksi wanita?

3. Bagaimana bentuk strategi pemberdayaan pada keluarga dalam pelayanan

kesehatan ibu dan anak serta reproduksi wanita?

4. Bagaimana bentuk strategi pemberdayaan pada masyarakat dalam

pelayanan kesehatan ibu dan anak serta reproduksi wanita

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pemberdayaan.

2. Untuk mengetahui strategi pemberdayaan pada individu dalam pelayanan

kesehatan ibu dan anak serta reproduksi wanita.

3. Untuk mengetahui strategi pemberdayaan pada keluarga dalam pelayanan

kesehatan ibu dan anak serta reproduksi wanita.

4. Untuk mengetahui strategi pemberdayaan pada masyarakat dalam

pelayanan kesehatan ibu dan anak serta reproduksi wanita.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan

kepada masyarakat langsung. Tujuannya untuk mewujudkan kemampuan

masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat itu

sendiri.

Pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan, antara

lain: penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat

dalam bentuk, misalnya: koperasi, pelatihan-pelatihan untuk kemampuan

peningkatan pendapatan keluarga. Dengan meningkatnya kemampuan

ekonomi keluarga dapat berdampak pada kemampuan dalam pemeliharaan

kesehatan mereka, seperti terbentuknya dana sehat, terbentuknya pos obat

desa, berdirinya polindes, dan sebagainya.

B. Strategi Pemberdayaan Individu

Individu adalah bagian dari anggota keluarga, apabila individu

tersebut mempunyai masalah kesehatan karena ketidakmampuan merawat

dirinya sendiri oleh suatu hal atau sebab, maka dapat mempengaruhi anggota

keluarga lainnya baik secara fisik, mental dan sosial.

Bentuk strategi pemberdayaan individu ialah dengan melakukan

pemberdayaan perempuan khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu dan

anak serta reproduksi wanita. Kesehatan reproduksi memiliki peranan penting

dalam meningkatkan kesehatan ibu.


Peningkatan kualitas perempuan menjadi dasar untuk menciptakan

pembangunan yang berkelanjutan bagi suatu bangsa. Oleh karena itu,

diperlukan pemberdayaan perempuan agar memiliki kesadaran akan dirinya

sebagai manusia yang seutuhnya dan posisi dalam budayanya. Pemberdayaan

ini dilakukan dengan memberikan promosi kesehatan melalui penyuluhan

kesehatan untuk meningkatkan kemampuan individu dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatannya.

Pengetahuan dasar yang perlu diberikan kepada remaja khususnya

perempuan agar mempunyai kesehatan reproduksi yang sehat diantaranya

sebagai berikut:

1. Pengenalan mengenai sistem, proses, dan fungsi alat reproduksi.

2. Perlunya mendewasakan usia perkawinan serta mengadakan perencanaan

dan pengaturan kehamilan.

3. Pengenalan bahaya narkoba dan minuman keras pada organ reproduksi.

4. Pengenalan pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual dan

kekerasan seksual serta cara menghindarinya.

5. Meningkatkan pemahaman agama serta terbuka dalam berkomunikasi

mengenai masalah kesehatan reproduksi

6. Pengenalan berbagai penyakit menular seksual (PMS) dan HIV/AIDS

serta dampaknya terhadap kondisi kesehatan reproduksi.

Dengan adanya penyuluhan kesehatan terkait kesehatan reproduksi

diharapkan:
1. Meningkatnya kemandirian wanita dalam memutuskan peran dan fungsi

reproduksinya.

2. Meningkatnya hak dan tanggung jawab sosial wanita dalam menentukan

kapan hamil, jumlah dan jarak kehamilan.

3. Meningkatnya peran dan tanggung jawab sosial pria terhadap akibat dari

perilaku seksual dan fertilitasnya kepada kesehatan dan kesejahteraan

pasangan maupun anak-anaknya.

4. Dukungan yang menunjang wanita untuk membuat keputusan yang

berkaitan dengan proses reproduksi, berupa pengadaan informasi dan

pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan untuk mencapai kesehatan

reproduksi secara optimal.

C. Strategi Pemberdayaan Keluarga

Keluarga adalah suatu lembaga yang merupakan satuan (unit) terkecil

dari masyarakat, terdiri atas ayah, ibu dan anak. Keluarga yang seperti ini

disebut rumah tangga atau keluarga inti (keluarga batih). Sedangkan keluarga

yang anggotanya mencakup juga kakek dan nenek atau individu lain yang

memiliki hubungan darah, bahkan juga tidak memiliki hubungan darah

(misalnya pembantu rumah tangga) disebut keluarga luas (extended family).

Oleh karena merupakan unit terkecil dari masyarakat, maka derajat kesehatan

rumah tangga atau keluarga menentukan derajat kesehatan masyarakat.

Strategi pemberdayaan keluarga yang dapat dilakukan ialah

Pendekatan Keluarga. Pendekatan keluarga adalah salah satu cara puskesmas


untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan

akses pelayanan kesahatan diwilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.

Pentingnya pendekatan keluarga juga diamanatkan dalam Rencana

Strategis (Renstra) Kementrian Kesehatan tahun 2015-2019. Dalam Renstra

disebutkan bahwa salah satu acuan bagi arah kebijakan Kementrian

Kesehatan adalah penerapan pendekatan pelayanan kesehatan yang

terintegrasi dan berkesinambungan (continuum of care). Hal ini berarti bahwa

pelayanan kesehatan harus dilakukan terhadap seluruh tahapan siklus hidup

manusia (life cycle), sejak masih dalam kandungan sampai lahir menjadi bayi,

tumbuh menjadi anak balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa muda (usia

produktif), dan akhirnya menjadi dewasa tua atau usia lanjut. Untuk dapat

melaksanakan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan terhadap seluruh

tahapan siklus hidup manusia, maka fokus pelayanan kesehatan harus pada

keluarga. Dalam pemberian pelayanan kesehatan, indvidu-individu harus

dilihat dan diperlakukan sebagai bagian dari keluarga.

Pendekatan keluarga yang dimaksud dalam pedoman umum ini

merupakan pengembangan dari kunjungan rumah oleh Puskesmas dana

perluasan dari upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), yang

meliputi kegiatan berikut :

1. Kunjungan keluarga untuk pendataan / pengumpulan data Profil

Kesehatan Keluarga dan peremajaan (updating) pangkalan datanya.


2. Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya

promotif dan preventif.

3. Kunjungan keluarga untuk menindaklanjuti pelayanan kesehatan dalam

gedung.

4. Pemanfaatan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga untuk

pengorganisasian / pemberdayaan masyarakat dan manajemen

Puskesmas.

Tujuan dari pendekatan keluarga adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan

komprehensif, meliputi pelayanan promotif dan preventif serta pelayanan

kuratif dan rehabilitatif dasar.

2. Mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimum (SPM)

Kabupaten/Kota dan SPM Provinsi, melalui peningkatan akses dan

skrining kesehatan.

3. Mendukung pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan

meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta JKN.

4. Mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia Sehat dalam rencana

Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019.

Keluarga sebagai fokus dalam pendekatan pelaksanaan program

Indonesia Sehat terdapat lima fungsi keluarga, yaitu:

1. Fungsi efektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang

utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota


keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk

perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.

2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui

individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam

lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna

untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah

laku sosial sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan meneruskan

nilai-nilai budaya keluarga.

3. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) adalah fungsi unutk

mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

4. Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi untuk

memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk

mengembangkan kemampuan individu, meningkatkan penghasilan untuk

memenuhi kebutuhan keluarga.

5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care

Function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota

keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini

dikembangkan menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan. Sedangkan

tugas-tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan adalah:

a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota

keluarganya

b. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat

c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit


d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk

kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya.

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas

kesehatan.

Di bidang kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana harus

dipraktikkan perilaku meminta pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan,

menimbang balita dan memantau perkembangannya secara berkala,

memberikan imunisasi dasar lengkap kepada bayi, menjadi akseptor keluarga

berencana, dan lain-lain. Di bidang gizi dan farmasi harus dipraktikkan

perilaku makan dengan gizi seimbang, minum Tablet Tambah Darah (TTD)

selama hamil, memberi bayi Air Susu Ibu saja (ASI Ekslusif), dan lain-lain.

D. Strategi Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat atau empowerment merupakan proses

menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam

mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan

kesejahteraan mereka sendiri (Notoadmodjo, 2010). Dalam hal ini

kesejahteraan adalah upaya dalam memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatan.

Adapun strategi pemberdayaan masyarakat ialah:

1. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan.

2. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas

pelayanan kesehatan yang telah disediakan oleh pemerintah.


3. Mengembangkan berbagai cara untuk menggali dan memanfaatkan

sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat untuk pembangunan

kesehatan.

4. Mengembangkan berbagai bentuk kegiatan pembangunan kesehatan yang

sesuai dengan kultur budaya masyarakat setempat.

5. Mengembangkan manajemen sumberdaya yang dimiliki masyarakat

secara terbuka (transparan).

Kegiatan mengembangkan peran serta masyarakat umum:

1. Pendekatan kepada tokoh masyarakat.

2. Survei mawas diri masyarakat untuk mengenali masalah kesehatan (

diagnosa masalah kesehatan)

3. Musyawarah masyarakat desa untuk penentuan pemecahan masalah

kesehatan yang dihadapi.

4. Pelaksanaan kegiatan kesehatan oleh dan untuk masyarakat melalui

kadernya yang telah terlatih.

5. Pengembangan dan pelestarian kegiatan kesehatan oleh masyarakat.

Bentuk peran serta masyarakat:

1. Posyandu ( pos pelayanan terpadu )

Wadah pelayanan masyarakat untuk menunjang kesehatan ibu dan anak.

suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan

masyarakat dan Keluarga berencana yang dilaksanakan oleh masyarakat,


dari masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta

pembinaan teknis dari petugas kesehatan, yang mempunyai nilai strategis

untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini.

2. Poskesdes ( pos kesehatan desa )

Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat untuk menyediakan

pelayanan dasar masyarakat desa.

3. Polindes

Suatu tempat untuk memberikan pelayanan KIA dan KB di desa. Pondok

bersalin dikelola oleh bidan di desa bekerja sama dengan dukun bayi,

serta dibawah pengawasan dokter puskesmas setempat.

4. KP-KIA ( Kelompok pembelajaran Kesehatan Ibu dan Anak )

Kelompok belajar tentang kesehatan ibu dan anak yang beranggotakan

semua ibu hamil dan menyusui di wilayah desa. Kegiatan ini dibimbing

oleh kader posyandu setempat.

5. Tabulin ( Tabungan Ibu Bersalin )

Tabulin adalah uang yang dikumpulkan oleh ibu hamil dan disimpan

sendiri dirumah, bank atau bidan yang akan membantu persalinan. Pada

saat ini tabulin sudah hampir tidak ada, mengingat pemerintah telah

memberikan pelayanan melahirkan gratis bagi keluarga miskin melalui

program jampersal, dan saat ini dikenal dengan program KIS ( Kartu

Indonesia Sehat ) dan BPJS ( Badan Penyelenggara Jaminan Sosial )

kesehatan.

6. Dosalin ( Dana Sosial Bersalin )


Dana bersama yang dikumpulkan warga dan dikelola oleh pengurus

berdasarkan kesepakatan bersama dengan warga, bentuk tabungan bisa

dengan mengumpulkan barang yang bisa di uangkan. Dosalin sudah tidak

ada lagi diselenggarakan didesa.

7. Donor Darah Berjalan

Salah satu strategi yang dilakukan Departemen Kesehatan, Direktorat

Bina Kesehatan Ibu melalui program pemberdayaan perempuan, keluarga,

dan masyarakat. Hal tersebut bertujuan untuk mempercepat penurunan

AKI.

8. Ambulan Desa

Suatu alat transportasi yang dapat digunakan untuk mengantarkan warga

yang membutuhkan pertolongan dan perawatan ke tempat pelayanan

kesehatan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan

kepada masyarakat langsung. Tujuannya untuk mewujudkan kemampuan

masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat itu

sendiri. Pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan, antara

lain: penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan

masyarakat.

Strategi pemberdayaan dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak serta

reproduksi wanita dibagi menjadi tiga yaitu:

1. Strategi pemberdayaan individu dengan melakukan pemberdayaan

perempuan khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak serta

reproduksi wanita. Kesehatan reproduksi memiliki peranan penting dalam

meningkatkan kesehatan ibu.

2. Strategi pemberdayaan keluarga yang dapat dilakukan dengan Pendekatan

Keluarga. Pendekatan keluarga adalah salah satu cara puskesmas untuk

meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses

pelayanan kesahatan diwilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.

3. Strategi pemberdayaan masyarakat atau empowerment merupakan proses

menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam

mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan

kesejahteraan mereka sendiri (Notoadmodjo, 2010). Dalam hal ini


kesejahteraan adalah upaya dalam memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatan. Adapun strategi pemberdayaan masyarakat ialah:

a. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan.

b. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas

pelayanan kesehatan yang telah disediakan oleh pemerintah.

c. Mengembangkan berbagai cara untuk menggali dan memanfaatkan

sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat untuk pembangunan

kesehatan.

d. Mengembangkan berbagai bentuk kegiatan pembangunan kesehatan

yang sesuai dengan kultur budaya masyarakat setempat.

e. Mengembangkan manajemen sumberdaya yang dimiliki masyarakat

secara terbuka (transparan).

B. Saran

Mengingat pentingnya peran tenaga kesehatan terkait strategi

pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat dalam pelayanan kesehatan

ibu dan anak serta reproduksi wanita. Maka dari itu kami mengharapkan

kritik dan saran dari semua pihak baik dosen ataupun mahasiswa demi

kesempurnaan makalah yang kami buat.


DAFTAR PUSTAKA

Panata, Jum. 2018. Aku Perawat Komunitas. Yogyakarta: Gava Media

Susanti, Ari Indra., Tanti Rinjani., Diah Ayu Pertiwi,. Nadiatul Khaira. 2017.

Pemberdayaan Perempuan Melalui Pendidikan Kesehatan Untuk Meningkatkan

Derajat Kesehatan. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1):19-23 (Diakses

tanggal 17 Oktober 2019)

Sari, Rina. 2019. Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Mahasiswa

Kebidanan. Yogyakarta: PT Pustaka Baru

Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat Dengan

Pendekatan Keluarga. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta: 2016

Anda mungkin juga menyukai