Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami

wanita saat menstruasi. Nyeri dirasakan pada perut bagian bawah, kadang-

kadang disertai pusing, lemas, mual dan muntah, biasanya terjadi pada saat

haid atau menjelang haid. Nyeri saat menstruasi di sebabkan oleh kejang otot

uterus (Wilson, 2012). Nyeri haid (dismenore) dapat menghambat aktivitas

remaja sehari-hari, mengganggu konsentrasi belajar atau bahkan memaksa

penderita untuk beristirahat sehingga tidak dapat mengikuti proses

pembelajaran.

Rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara mengalami nyeri

menstruasi. Presentasi angka kejadian nyeri menstruasi di Amerika sekitar

60% sedangkan di Swedia sekitar 72%. Sementara di Indonesia angka

kejadiannya sekitar 55%. Prevalensi nyeri menstruasi berkisar 45-95% di

kalangan wanita usia produktif. Pada umumnya hal ini tidak berbahaya,

namun seringkali dirasa mengganggu bagi wanita yang mengalaminya.

Intensitas nyeri berbeda-beda untuk setiap wanita di pengaruhi oleh deskripsi

individu tentang nyeri, persepsi dan pengalaman nyeri (Kelly, 2012).

Di Indonesia angka kejadian disminore primer sekitar 54,89% dan

sisanya adalah penderita dengan type sekunder (Proverawati & Misaroh,

2009). Kenyataan yang ada, angka kejadian yang tinggi di Indonesia tidak

membuat penderita untuk berobat. Dapat diperkirakan jumlah penderita yang

datang berobat hanya 1-2% saja karena para wanita menganggap disminore

1
2

adalah hal yang padahal disminore primer yang tidak disadari dan tidak

mendapat pemeriksaan lebih lanjut terkadang memperlihatkan kelainan

organik yang merupakan disminore sekunder

Nyeri saat haid menyebabkan ketidak nyamanan dalam aktivitas fisik

sehari-hari. Keluhan ini berhubungan dengan ketidak hadiran berulang di

sekolah ataupun di tempat kerja, sehingga dapat mengganggu produktivitas.

47% wanita pada masa reproduksi mengalami nyeri haid, dan sebesar 10

persen mengalaminya hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Sekitar70-90

persen kasus nyeri haid terjadi saatusia remaja dan remaja yang mengalami

nyeri haid akan terpengaruh aktivitas akademis, sosial dan olahraganya (Puji,

2010).

Gangguan menstruasi adalah penyebab umum perempuan datang

berobat ke dokter umum. Anurogo dan Wulandari (2011:32) menyebutkan

bahwa gangguan menstruasi yang paling umum pada perempuan adalah nyeri

menstruasi (dismenore). Manuaba (1999:57) menjelaskan bahwa dismenore

merupakan perasaaan nyeri saat menstruasi. Perasaan nyeri pada saat

menstruasi berupa kram ringan pada bagian kemaluan sehingga terjadi

gangguan dalam tugas sehari – hari. Dismenore dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

dismenore primer adalah dismenore tanpa kelainan anatomi genital dan

dismenore sekunder adalah dismenore yang disertai kelainan anatomi genital.

Peneliti meneliti dismenore primer.

Beberapa cara digunakan untuk mengurangi disminore primer salah

satunya dengan melakukan pengompresan menggunakan air hangat pada

daerah perut, melakukan pemijatan dengan perlahan pada daerah yang sakit,
3

posisi tidur terlentang dengan kaki diganjal bantal, olahraga ringan sebelum

dan setelah haid serta dengan menggunakan ramuan tradisional. Pengobatan

nyeri haid primer secara modern dilakukan dengan memberikan obat anti

nyeri yang bekerja dengan cara menekan sintesis prostaglandin (Susilawati,

2010).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ramadina dkk (2014) di

SMP Negeri 3 Pekanbaru, dari 92 orang siswi, sebanyak 81,52% mengalami

dismenore primer dengan tingkat nyeri ringan dan sedang. 62,19% siswi yang

mengalami dismenore primer mengatakan mengalami kesulitan untuk

berkonsentrasi saat belajar serta merasa malas, risih, dan sulit beraktifitas.

Sebanyak 61,95% siswi mengatakan hanya dibiarkan saja, dan sebanyak 18,

47% siswi menggunakan terapi farmakologis seperti menggunakan analgetik

yang mudah diperoleh di warung–warung atau apotik.

Menurut Puspita (2016) Untuk mengatasi dismenorea dapat dilakukan

dengan penejelasan dan nasihat, pemberian obat analgetik, terapi hormonal,

terapi alternative (Judha, 2012). Cara mengobati dismenorea juga dengan

cara meminum obat pereda rasa sakit, beristirahat, menarik napas panjang,

menenangkan diri, berolahraga ringan, mengonsumsi sayur dan buah –

buahan, mengompres bagian yang terasa sakit dengan air panas

(Nurchasanah, 2014).

Zat gizi yang dapat membantu meringankan dismenorea adalah

kalsium, magnesium serta vitamin A,E,B6, dan C. Salah satu cara non obat-

obatan yang digunakan adalah dengan menggunakan jus buah atau sayuran.
4

Untuk meringankan nyeri haid dengan cara nonfarmakologi salah satunya

adalah pemberian air kelapa muda (Devi, 2016) .

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri pada

dismenore adalah dengan menggunakan air kelapa hijau. Air kelapa hijau

mengandung Kalsium 14,11 Mg/100 ml, Magnesium 9,11Mg/100 ml dan

Vitamin C 8,59 Mg/100 ml. Kalsium dan Magnesium yang terkandung dalam

air kelapa mengurangi ketegangan otot dan Vitamin c yang merupakan zat-

zat alami anti inflamasi yang membantu meringankan rasa sakit akibat kram

menstruasi dengan menghambat ezimcyclooxygenase yang memiliki peran

dalam mendorong proses pembentukan prostaglandin (Kristina & Syahid,

2012).

Penanganan nyeri secara non farmakologi yang efektif yaitu dengan

pemberian air kelapa hijau. Pemberian air kelapa hijau ini selain tidak

menyita waktu, dapat dilakukan di mana pun dan kapanpun sehingga sangat

mudah dilakukan oleh setiap perempuan, prinsipnya adalah pemberikan air

kelapa hijau 250 ml (Kristina & Syahid, 2012).

Air kelapa hijau dapat merelaksasikan otot yang disebabkan oleh

aktifitas prostaglandin, karna pada saat menstruasi, lapisan rahim yang rusak

dikeluarkan dan akan digantikan dengan yang baru, senyawa molekul yang

disebut prostaglandin dilepaskan. Senyawa ini menyebabkan otot-otot rahim

berkontraksi. Ketika terjadi kontraksi otot rahim, maka suplai darah ke

endometrium menyempit (vasokonstriksi) dan proses inilah yang

menyebabkan rasa sakit saat menstruasi. Zat lain yang dikenal sebagai
5

leukotrien, yang merupakan bahan kimia yang berperan dalam respon

inflamasi, juga meningkat pada saat ini dan berhubungan dengan timbulnya

nyeri menstruasi

Berdasarkan hasil prasurvey yang dilakukan di Mhasiswi Kebidanan

Poltekes Kotabumi Lampung Utara dengan melakukan wawancara bebas

terhadap 10 responden didapat 6 orang (60%) menyatakan jika saat datang

bulan, sering merasakan nyeri hingga kejang perut, dan 4 orang (40%)

mengatakan tidak terlalu mengalami nyeri dikarenakan biasa mengkonsumsi

jamu sehat, baik yang diolah oleh ibu, ataupun jamu sehat datang bulan yang

dikemas dan siap minum. 6 orang lainnya, menyatakan jika selama nyeri

datang bulan, mereka tidak mengkonsumsi obat pereda nyeri

Dari uraian diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “pengaruh pemberian air kelapa muda dengan penurunan

nyeri disminore pada mahasiswi kebidanan Poltekes Negri Kotabumi

Lampung Utara Tahun 2019”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti merumuskan suatu

permasalahan yaitu : “apakah ada pengaruh pemberian air kelapa muda

dengan penurunan nyeri disminore pada mahasiswi kebidanan Poltekes Negri

Kotabumi Lampung Utara Tahun 2019?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


6

Untuk mengetahui pengaruh pemberian air kelapa muda dengan

penurunan nyeri disminore pada mahasiswi kebidanan Poltekes Negri

Kotabumi Lampung Utara Tahun 2019.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui rata-rata nyeri disminore mahasiwi kebidanan

sebelum diberi air kelapa muda di Poltekes Negri Kotabumi

Lampung Utara Tahun 2019

2. Untuk mengetahui rata-rata nyeri disminore mahasiwi kebidanan

sesudah diberi air kelapa muda di Poltekes Negri Kotabumi

Lampung Utara Tahun 2019

3. Untuk mengetahui pengaruh pemberian air kelapa muda dengan

penurunan nyeri disminore pada mahasiswi kebidanan Poltekes

Negri Kotabumi Lampung Utara Tahun 2019

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya yang

berkaitan dengan penanganan nyeri haid menggunakan minuman herbal.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Memberikan tambahan pengetahuan tentang manfaat air kelapa

muda dibidang kesehatan dalam mengurangi nyeri haid.

2. Memberikan pengetahuan dan solusi bagi masyarakat yang

mengalami nyeri haid dalam mengurangi dan mencegah nyeri saat

menstruasi.
7

3. Memberi pengalaman baru bagi peneliti dalam melaksanakan

penelitian dan dapat mengaplikasikan teori yang telah didapat untuk

mengatasi masalah nyeri haid pada peneliti sendiri. Hasil penelitian

ini juga dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya terkait

terapi herbal dalam mengurangi nyeri haid.

Anda mungkin juga menyukai