Anda di halaman 1dari 33

KEBIJAKAN NASIONAL

PROMOSI KESEHATAN
Dalam agenda pembangunan nasional (Nawacita),
pembangunan kesehatan itu sendiri termasuk kedalam poin
nawacita 5 yang berbunyi ‘Meningkatkan kualitas hidup
manusia Indonesia’ dengan salah satu programnya yaitu kartu
Indonesia sehat yang lebih dikenal dengan JKN. Sedangkan
dalam RPJMN III 2015-2019 arah pembangunan kesehatan
dari kuratif bergerak ke arah promotif dan preventif dengan visi
masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan, yang berarti
promkes adalah salah satu agenda utama dalam pembangunan
kesehatan nasional.
Kebijakan nasional promosi kesehatan ditujukan untuk
mendukung tujuan  pembangunan jangka panjang bidang
kesehatan 2005-2025 yaitu meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat adalah perilaku. Upaya pemberdayaan
masyarakat agar mau dan mampu melakukan perilaku hidup
bersih dan sehat adalah melalui promosi kesehatan. Upaya
promosi kesehatan pada prinsipnya adalah memberdayakan
masyarakat agar mampu secara mandiri meningkatkan
kesehatannya serta mencegah terjadinya masalah kesehatan,
melalui penerapan perilaku hidup bersih dan sehat.
Pengertian Kebijakan Nasional Promosi
kesehatan
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan adalah suatu peraturan
perundang-undangan yang diberlakukan sebagai landasan
dalam penyelenggaraan upaya promosi kesehatan yang
dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam meningkatkan
kemampuan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
untuk hidup sehat dan mengembnagkan upaya kesehatan yang
bersumber masyarakat, serta terciptanya lingkungan yang
kondusif untuk mendorong terbentuknya kemampuan tersebut
Pengertian Promosi kesehatan

 Promosi Kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan masyarakat


ber-perilaku hidup bersih dan sehat melalui pembelajaran dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya
sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya
masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan (SK Menkes No.
1193/Menkes/SK/X/2004).  
 Mengacu pada pengertian promosi kesehatan masyarakat tersebut, maka
upaya promosi kesehatan pada prinsipnya adalah memberdayakan
masyarakat agar mampu secara mandiri meningkatkan kesehatannya
serta mencegah terjadinya masalah kesehatan, melalui penerapan
perilaku hidup bersih dan sehat.
 Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan
perilaku  yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai
hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau
keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan
dan berperan-aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakatnya.
Tujuan PHBS
1. Tujuan umum:
Meningkatnya PHBS individu, keluarga, kelompok-kelompok dan masyarakat  serta
berperan aktif dalam setiap gerakan kesehatan masyarakat melalui upaya promosi
kesehatan yang terintegrasi secara lintas program, lintas sektor, swasta dan masyarakat.
2. Tujuan khusus:
a.Meningkatkan komitmen pembangunan berwawasan kesehatan dari para penentu
kebijakan dari berbagai pihak.
b.Meningkatkan kerjasama antar masyarakat, antar kelompok, serta antar lembaga dalam
rangka pembangunan berwawasan kesehatan.
c. Meningkatkan peran masyarakat termasuk swasta sebagai subjek atau penyelenggara
upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan.
d. Meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan yang efektif
dengan mempertimbangan kearifan lokal.
e. Meningkatkan keterpaduan pelaksanaan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat dengan seluruh program dan sektor terkait, di pusat, provinsi dan
kabupaten/kota dengan mengacu kepada rencana strategis kementerian kesehatan.
PHBS dalam tatanan rumah tangga

 PHBS tatanan rumah tangga adalah upaya untuk


memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan
mampu melaksananakan perilaku hidup bersih dan sehat
serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat. PHBS di rumah tangga dilakukan untuk
mencapai rumah tangga sehat
Indikator PHBS

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan Persalinan ditolong oleh


tenaga kesehatan
adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter,
dan tenaga persalinan lainnya). Persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan akan lebih menjamin
keselamatan ibu maupun bayi
2. Memberi bayi ASI eksklusif ASI eksklusif
Adalah memberikan ASI saja tanpa memberi makanan dan minuman
lain kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan. ASI banyak
mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Bayi yang
diberikan ASI tidak sering sakit karena ASI mengandung kekebalan
seperti leukosit 4000/ml, mengandung IgA.
3. Menimbang bayi dan balita setiap bulan
Tujuannya adalah agar balita yang dimaksud dapat dipantau
pertumbuhannya setiap bulan dari usia 1 tahun sampai 5 tahun di
Posyandu. Menimbang balita setiap bulan maka dapat diukur
pertumbuhannya. Menimbang berat badan juga merupakan skrining atau
deteksi penyimpangan tumbuh kembang
4. Menggunakan air bersih Air
Adalah kebutuhan dasar setiap makhluk hidup untuk melakukan
aktivitasnya. Air dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak,
mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur,
mencuci pakaian, dll
5. Cuci tangan pakai sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik nyamuk
8. Makan sayur dan buah setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat

1.  Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan dalam mewujudkan perilaku hidup


bersih dan sehat dalam pencapaian tujuan pembangunan berwawasan kesehatan.
2.  Menempatkan upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan menjadi
salah satu prioritas pembangunan kesehatan.
3. Melaksanakan peningkatan akses informasi dan edukasi tentang kesehatan yang
seimbang dan bertanggungjawab.
4. Memantapkan peran serta masyarakat, kelompok-kelompok potensial, termasuk
swasta dan dunia usaha dalam pembangunan kesehatan.
5. Melaksanakan upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan secara
holistik dan terpadu.
6. Melaksanakan peningkatan kualitas penyelenggaraan upaya pemberdayaan
masyarakat dan promosi kesehatan.
Strategi Promosi Kesehatan
 Pengembangan strategi dasar promosi kesehatan secara nasional mengacu pada
strategi health promotion yang ada di dalam the Ottawa Charter tahun 1986, yaitu.
Advokasi (advocacy), memampukan atau memperkuat (empower) dan mediasi
(mediate). Selanjutnya, ada lima ruang lingkup promosi
kesehatan berdasarkan Ottawa Charter (1986) tersebut, yaitu:
a. Membangun kebijakan publik berwawasan kesehatan (bulid healthy public
policy), artinya mengupayakan para penentu kebijakan di berbagai sector di
setiap tingkatan administrasi agar menetapkan kebijakan yang terkait dengan
dampak kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam pembangunan
nasional.
b. Menciptakan lingkungan sehat (create supportive environment for health), artinya
setiap sector dalam melaksanakan kegiatannya/program kerjanya
merealisasikan terwujudnya lingkungan sehat yang meliputi lingkungan fisik,
sosial – budaya, pendidikan, politik maupun keamanan. Sehingga masyarakat
termotivasi untuk melakukan upaya-upaya yang positif bagi kesehatannya.
c. Memperkuat gerakan masyarakat (strengthen community actionfor
health), artinya memberikan dukungan terhadap kegiatan masyarakat
agar lebih berdaya (tahu, mau dan mampu) mengendalikan faktor-faktor
yang mempengaruhi kesehatan.
d. Mengembangkan keterampilan individu (develop personal skills), artinya
mengupayakan agar masyarakat tahu, mampu dan mau membuat
keputusan yang efektif dalam upaya memelihara, meningkatkan serta
mewujudkan kesehatannya melalui pemberian informasi, pendidikan dan
pelatihan yang memadai.
e. Reorientasi sistem pelayanan kesehatan (reorient health services),
artinya mengubah pola pikir serta sistem pelayanan kesehatan
masyarakat agar lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif yang
didukung upaya kuratif dan rehabilitatif. Promosi kesehatan, menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dalam mewujudkan pelayanan kesehatan
yang berkualitas, yakni seperti dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan
yaitu sisi pelayanan medis teknis dan sisi promosi kesehatan.
Dalam kebijakan nasional promosi kesehatan, ada empat strategi
nasional promosi kesehatan, yaitu:

1. Advokasi (advocacy) lebih diarahkan pada sasaran tersier yang mempunyai potensi
memberikan dukungan kebijakan dan sumberdaya dalam upaya pemberdayaan masyarakat
adalah RT, RW, Kepala Desa, Lurah, Camat, Bupati/Walikota, BPD, DPR
2. Bina suasana (social support) lebih diarahkan pada sasaran sekunder yaitu lintas program,
petugas kesehatan, kader, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, TP-PKK, Organisasi
Kemasyarakatan, Organisasi Keagamaan, Pramuka, Organisasi Pemuda, Organisasi Profesi,
Kelompok-kelompok Peduli Kesehatan, Media Massa, Lintas Sektor, Swasta/Dunia Usaha.
3. Gerakan pemberdayaan masyarakat (empowerment) lebih diarahkan pada sasaran primer
yaitu individu, keluarga dan kelompok masyarakat. Pemberdayaan masyarakat merupakan
suatu strategi efektif untuk meningkatkan pengetahuan, kemauan, kemampuan dan
partisipasi masyarakat dalam meningkatkan status kesehatannya, melalui pemberian
pengalaman proses belajar secara bertahap, pemberian pendelegasian wewenang,  sesuai
sosial budaya setempat dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki masyarakat setempat.
4. Kemitraan, merupakan strategi yang memperkuat ketiga strategi tersebut diatas, sehingga
penerapan strategi promosi kesehatan lebih efektif  dan efisien. 
Pendukung dalam Pelaksanaan Promkes

1. Metode dan Media


2. Sumber Daya
Kegiatan Promkes Dalam Gedung

 Di tempat Pendaftaran  Di halaman puskesmas (Parkir/taman dll


 Poliklinik  Di dinding Puskesmas
 Ruang KIA-KB  Pagar pembatas Puskesmas
 Di ruang Rawat Inap  Di kantin atau kawasan Pusk lainnya
 Di Laboratorium
 Di Kamar Obat
 Tempat pembayaran
 Di Klinik Khusus
Baca pedoman pelaksanaan Promkes di Puskesmas
Prinsip pemberian informasi yang harus
diperhatikan dan di praktikan petugas
1. Memberikan suasana gembira dan semangat hidup
2. Menghargai klien sepenuh hati
3. Melihat pasien/individu sebagai subjek
4. Mengembangkan dialog yang menyentuh perasaan
5. Memberikan keteladanan
Kegiatan Promkes diluar gedung Puskesmas
Pemantauan dan Evaluasi
Perencanaan
1. Menentukan prioritas masalah
2. Menentukan tujuan
3. Menentukan keiatan
4. Menyusun jadwal kegiatan
Penggerakan dan Pelaksanaan
5. Menngerakkan keluarga klien
6. Peningkatan pengetahuan klien
7. Memberdayakan dukungan tokoh masyarakat
Pemantauan
8. Pelaporan yang bersih
9. Peninjauan lapangan
Evaluasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai