Anda di halaman 1dari 40

TUGAS MANAJEMEN PROMOSI KESEHATAN

Dosen Pembimbing : lissa ervina ,S.KEP.M.KM

Disusun Oleh :

Selvi Annisyah

P05170020032

PRODI D-IV JURUSAN PROMOSI KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

BENGKULU

TAHUN 2021/ 2022


Implementasi Promosi Kesehatan

Pada jaman awal kemerdekaan, upaya untuk mempromosikan produk atau jasa (jaman
kemerdekaan istilahnya propaganda) di bidang kesehatan sudah dilakukan dengan tujuan untuk
memberi penerangan kepada masyarakat tentang kesehatan. Upaya propaganda pada waktu itu
dilakukan dalam bentuk yang sederhana melalui pengeras suara atau dalam bentuk gambar dan
poster. Juga melalui film layar tancap. Cara-cara itu kemudian berkembang, karena dirasakan
propaganda kurang efektif apabila tidak dilakukan upaya perubahan atau perbaikan perilaku
hidup sehari-hari masyarakat. Maka dilancarkanlah upaya pendidikan kesehatan masyarakat
(health education) yang dipadukan dengan upaya pembangunan masyarakat (community
development) atau upaya pengorganisasian masyarakat (community organization) Upaya ini
berkembang pada tahun 1960 an, sampai kemudian mengalami perkembangan lagi pada tahun
1975 an, menjadi "Penyuluhan Kesehatan". Meski fokus dan caranya sama, tetapi istilah
"Pendidikan Kesehatan" itu berubah menjadi "Penyuluhan Kesehatan, karena pada waktu itu
istilah "pendidikan" khusus dibakukan di lingkungan Departemen Pendidikan. Pada sekitar tahun
1995 istilah Penyuluhan Kesehatan itu berubah lagi menjadi "Promosi Kesehatan Perubahan itu
dilakukan selain karena hembusan perkembangan dunia (Health promotion mulai dicetuskan di
Ottawa pada tahun 1986), juga sejalan dengan "Paradigma Sehat, yang merupakan arah baru
pembangunan kesehatan di Indonesia. Istilah itulah yang berkembang sampai sekarang.
Mengenai istilah Promesi Kesehatan sendiri juga mengalami perkembangan. Mula-mula
dicetuskan di Ottawa, Canada pada tahun 1986 (dikenal dengan "Ottawa Charter"), yang oleh
WHO) promosi kesehatan didefinisikan sebagai: "the process of enabling people to control over
and improve their health", Definisi tersebut diaplikasikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi:
"Prosex pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya. Definisi ini tetap dipergunakan, sampai dengan sekarang (Pusat) Promosi
Kesehatan Depkes 2005)

Pada 1 Maret 1999. Presiden Habibie mencanangkan Gerakan Pembangunan yang


Berwawasan Kesehatan", atau dikenal dengan "Paradigma Schat". Sebagai konsekuensinya
adalah bahwa semua pembangunan dari semua sektor harus mempertimbangkan dampaknya di
bidang kesehatan, minimal harus memberi kontribusi dan tidak merugikan pertumbuhan
lingkungan dan perilaku schat Disebutkan bahwa visi pembangunan kesehatan adalah:
"Indonesia Schat 2010". dengan misi:

1. Menggerakkan pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan


2. Mendorong kamandirian masyarakat untuk hidup sehat
3. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu
4. Meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat termasuk lingkungannya.

Salah satu pilar Indonesia Sehat 2010 tersebut adalah perilaku sehat, disamping dua pilar
lainnya yaitu: lingkungan sehat dan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata
Ditetapkan pula strategi pembangunan kesehatan beserta program-program pokoknya. Dalam
Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) disebutkan bahwa salah satu program pokok
pembangunan kesehatan adalah peningkatan perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat. yang
karenanya menempatkan Promosi Kesehatan sebagai salah satu program unggulan. Dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009 dan Rencana Strategis (Renstra)
Depkes 2005-2009 juga disebutkan bahwa Promosi Kesehatan merupakan program tersendiri
dan diposisikan pada urutan pertama. Dengan demikian Promosi Kesehatan (termasuk PHBS),
yang berorientasi pada perilaku hidup sehat, semakin memperoleh pijakan yang kuat.
Selanjutnya Promosi Kesehatan menyusun visi, misi dan program kegiatannya, serta sasaran atau
target yang harus dapat terukur. Dalam kaitan itu ditetapkan Visi Promosi Kesehatan yaitu:
"PHBS 2010", yang mengindikasikan tentang terwujudnya masyarakat Indonesia baru yang
berbudaya sehat. Misi Promosi Kesehatan yang ditetapkan adalah:

1. Memberdayakan indivīdu, keluarga dan masyarakat untuk hidup sehar


2. Membina suasana atau lingkungan yang kondusif bagi terciptanya PHBS di masyarakat
3. Melakukan advokasi kepada para pengambil keputusan dan penentu kebijakan.

Misi tersebut telah menjelaskan tentang apa yang harus dan perlu dilakukan oleh Promosi
Kesehatan dalam mencapai visinya. Misi tersebut juga menjelaskan fokus upaya dan kegiatan
yang perlu dilakukan. Berdasarkan visi dan misi tersebut, maka memunculkan Strategi Promosi
Kesehatan sebagai berikut:
1. Advokasi (advocacy).

Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar orang lain tersebut membantu atau
mendukung terhadap apa yang diinginkan. Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi adalah
pendekatan kepada pembuat keputusan atau penentu kebijakan di berbagai sektor dan diberbagai
tingkatan sehingga para pejabat tersebut mau mendukung program kesehatan yang kita inginkan
Dukungan tersebut dapat berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-
undang, peraturan pemerintah, peraturan daerah dan lain sebagainya.

2. Bina Suasana

Strategi ini adalah suatu kegiatan untuk mensosialisasikan program-program kesehatan agar
masyarakat mau menerima dan berpartisipasi terhadap program tersebut. Strategi ini ditujukan
untuk membina suasana yang kondusif terhadap kesehatan.

3. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)

Strategi ini langsung ditujukan kepada masyarakat. Tujuan utama pemberdayaan adalah
mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka
sendiri.

Dari visi, misi dan strategi tersebut direncanakan delapan kegiatan pokok, yaitu:

1. Upaya advokasi.
2. Pembinaan suasana.
3. Pemberdayaan masyarakat.
4. Pengembangan kemitraan.
5. Pengembangan SDM.
6. Pengembangan Iptek Promosi Kesehatan.
7. Pengembangan media dan sarana
8. Pengembangan infrastruktur Promosi kesehatan
Faktor Pendukung Dan Penghambat Implementasi Promosi Kesehatan

Setiap adanya implementasi maupun pelaksanaan promosi kesehatan di puskesmas


tentunya akan mengalami hambatan serta dukungan sebagai indikator pencapaian keberhasilan
dan kegagalan setiap kegiatan yang dilakukan.

a. Faktor Pendukung

Petugas khusus promosi kesehatan selalu berkoordinasi dengan semua petugas kesehatan di
Puskesmas Dinoyo dalam memberikan informasi kesehatan kepada masyarakat. Sarana dan
prasarana seperti ruang kerja staff, komputer, media promosi, dan lain sebagainya yang memadai
membuat proses kerja nyaman dalam hal implementasi promosi kesehatan yang dilakukan oleh
petugas kesehatan khusus untuk promosi kesehatan. Sumber daya manusia pada bagian promosi
kesehatan maupun tenaga kesehatan pada masyarakat hampir seluruhnya memiliki latar
pendidikan yang mumpuni dalam hal pemberian informasi kesehatan. Memiliki petunjuk teknis
dalam pelaksanaan promosi kesehatan untuk penyuluhan kepada masyarakat sebagai pegangan
dalam melakukan promosi kesehatan.

b. Faktor Penghambat

Hambatan-hambatan yang terjadi ini berasal dari dalam organisasi maupun diluar. Hambatan
dari dalam dapat dilihat dari keterrsediaan sumber daya manusia, struktur organisasi, dana,
sarana dan fasilitas, informasi serta aturan sistem dan prosedur yang jelas. Hambatan dari luar
dapat dilihat dari kekuatan yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung seperti
aturan, sasaran, kondisi ekonomi, politik, sosial budaya dan sebagainya. Selain adanya faktor
pendukung, di dalam organisasi apapun tentunya terdapat pula faktor-faktor penghambat yang
mempengaruhi serta dapat menentukan jalannya keberhasilan dalam melaksanakan promosi
kesehatan.
Pemantauan dan Penilaian Promosi Kesehatan

Pemantauan dan penilaian merupakan salah satu fungsi manajemen yang harus
dilaksanakan oleh setiap pengelola program, agar upaya yang telah dilakukan dapat diketahui
proses pelaksanaannya, ada tidaknya hambatan/permasalahan, penggunaan sumberdaya, serta
hasil kegiatan sesual atau tidak dengan tujuan program yang ditetapkan.

Kegiatan promosi kesehatan bukan hanya sekedar menyebarluaskan informasi tentang


kesehatan ke masyarakat, melainkan merupakan upayal pemberdayaan masyarakat agar tahu,
mau dan mampu berperlaku hidup bersih dan sehat yang diperkuat dukungan kebijakan publik
berwasasan kesehatan. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau
keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan-aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakatnya, Intervensi perubahan perilaku melalui upaya promosi kesehatan di
puskesmas, diterapkan pada semua upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan
pengembangan. Dengan demikian upaya promosi kesehatan di puskesmas, dilaksanakan secara
terintegrasi dengan semua upaya kesehatan di puskesmas. Promosi kesehatan merupakan upaya
penting. mendukung tercapainya target cakupan layanan kesehatan, yang pada akhirnya
berdampak pada peningkatan kinerja puskesmas. Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab
kinerja puskesmas, mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam menggerakkan, mengarahkan,
memantau serta menilai penerapan upaya promosi kesehatan semua program kesehatan yang ada
di puskesmas. Mekanisme pemantauan dan penilaian upaya promosi kesehatan di puskesmas
dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Petugas yang melakukan pemantauan
dan penilaian upaya promosi kesehatan tersebut, adalah petugas pengelola promosi kesehatan
dan petugas pengelola program pelayanan kesehatan. Hasil kegiatan ini kemudian dilaporkan
kepada Kepala Puskesmas sebagai bentuk pertanggung jawaban kegiatan yang telah dikerjakan
oleh petugas pengelola program. Disamping itu, hasil pemantauan dan penilaian ini juga
dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun penyelenggaraan upaya promosi kesehatan pada
tahun berikutnya. Dengan demikian petugas pengelola promosi kesehatan serta petugas
pengelola program yang terlibat dalam kegiatan promosi kesehatan di puskesmas, harus mampu
melakukan pemantauan dan penilaian pelaksanaan programnya.
A. Konsep Dasar Pemantauan dan Penilaian Upaya Promosi Kesehatan
1. Pengertian Pemantauan dan Penilaian Upaya Promosi Kesehatan
a. Pemantauan atau monitoring merupakan dasar dari adaptasi dan pembelajaran yang akan
memberikan informasi terhadap permasalahan dalam implementasi Pemantauan upaya
promosi kesehatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara periodik terhadap
sejumlah indikator terpilih dalam pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan. Pemantauan
upaya promosi kesehatan merupakan upaya supervisi dan review kegiatan yang dilaksanakan
secara sistematis oleh pengelola program, untuk melihat apakah pelaksanaan program sudah
sesuai dengan yang direncanakan. Pemantauan atau monitoring seringkali disebut sebagai
"evaluasi proses". Pemantauan juga merupakan upaya untuk mengamati kegiatan promosi
kesehatan yang terintegrasi dengan upaya kesehatan yang. diselenggarakan puskesmas yang
terarah pada upaya peningkatan cakupan program. Mengamati upaya promosi kesehatan
artinya melihat apakah pelaksanaan kegiatan sudah sesuai dengan perencanaan atau seperti
yang diharapkan. Melalui pemantauan/monitoring dimaksudkan agar seawal mungkin dapat
ditemukan adanya penyimpangan atau permasalahan dan dapat segera diatasi atau diperbaiki.
Pengkajian terhadap desain dari program monitoring biasanya meliputi:
1. Mengidentifikasi informasi tentang pijakan program, aktivitas program atau kondisi
pinggiran
2. Menentukan siapa lembaga yang akan menggunakan informasi yang dimonitor
3. Mengkaji efektivitas prosedur untuk pengumpulan, penyimpanan dan pengambilan dan
analis data monitoring
b. Penilaian atau evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai atau besamya sukses dalam
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Klineberg mendefinisikan evaluasi sebagai suatu
proses yang memungkinkan administrator mengetahui hasil programnya, dan berdasarkan itu
mengadakan penyesuaian-penyesuaian untuk mencapai tujuan secara efektif. Jadi menurut
definisi Klinerberg ini. maka evaluasi itu tidak sekedar menentukan keberhasilan atau
kegagalan, tetapi juga mengetahui mengapa keberhasilan atau kegagalan itu terjadi dan apa
yang dapat dilakukan terhadap hasil hasil tersebut. Hal ini tercermin dalam
pertanyaanpertanyaan berikut yang diusulkan oleh Herzog :
1. Perubahan macam apa yang diinginkan?
2. Apa cara yang dipakai untuk menciptakan perubahan tersebut?
3. Apa buktinya bahwa perubahan yang terjadi disebabkan oleh cara yang dipakai ?
4. Apa arti dari perubahan yang terjadi?
5. Adakah pengaruh-pengaruh yang tidak diharapkan yang terjadi akibat adanya perubahan
tersebut?

Penilaian upaya promosi kesehatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengetahui hasil kegiatan promosi kesehatan serta sejauhmana indikator kinerja promosi
kesehatan di puskesmas dapat tercapai. Kegiatan penilaian diarahkan untuk melihat dan
mengetahui pencapaian Dalam melaksanakan evaluasi program, sangatlah berguna apabila untuk
menguji tipe kajian evaluasi. Tipe-tipe evaluasi dapat digolongkan menjadi :

1. Evaluasi kinerja ([Performance Evaluation), didesain untuk mengakses kualitas dari


eksekusi proyek/program dan tingkatan dimana evaluasi sesuai dengan komitmen.
2. Kajian Kapasitas Pengelolaan (Management Capacity Assessment) didesain untuk
menentukan kecukupan struktur pengelolaan dan proses g overnance sesuai dengan
standar dan pengalaman. Evaluasi Hasil (Outcome evaluation), mengkaji dampak dari
program terhadap sumber daya daerah pinggiran dan lingkungan sosialnya.

2. Tujuan Pemantauan dan Penilaian Upaya Promosi Kesehatan


a. Tujuan Pemantauan
Secara umum tujuan pemantauan adalah untuk mengetahui proses pelaksanaan kegiatan
dan permasalahannya agar dapat segera dilakukan upaya mengatasinya apabila terjadi
suatu penyimpangan. Selanjutnya, secara khusus tujuan pemantauan upaya promosi
kesehatan adalah :
1. Diperolehnya informasi tentang kegiatan promosi kesehatan yang sedang dilakukan,
apakah telah sesuai dengan rencana kegiatan yang telah ditetapkan atau belum.
2. Diperolehnya informasi tentang adanya hambatan dan permasalahan yang ada
dilapangan, serta upaya apa yang dilakukan untuk mengatasinya. Idealnya
pemantauan telah dilakukan pada tahap awal pengembangan program, sehingga
apabila ada permasalahan dapat langsung dilakukan upaya mengatasinya sedini dan
secepat mungkin
3. Diperolehnya informasi tentang penggunaan alokasi anggaran atau dana untuk
kegiatan promosi kesehatan, serta adanya. permasalahan/hambatan yang ada
dilapangan
4. Diketahuinya apakah perencanaan promosi kesehatan yang telah ditetapkan, dapat
dilaksanakan dengan baik, atau perlu dilakukan revisi atau perbaikan perencanaan.
5. Diketahuinya jumlah dan jenis media promosi kesehatan yang dipergunakan dalam
mendukung kegiatan promosi kesehatan di puskesmas, beserta permasalahannya,
6. Diperolehnya informasi tentang peran mitra dalam pelaksanaan kegiatan promosi
kesehatan di puskesmas.
7. Diperolehnya informasi tentang optimalisasi penggunaan alokasi waktu yang tersedia
untuk pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan di puskemas, beserta
permasalahannya.
b. Tujuan Penilaian Upaya Promosi Kesehatan Secara umum tujuan penilaian upaya
promosi kesehatan adalah untuk mengetahui hasil pelaksanaan kegiatan promosi
kesehatan terhadap peningkatan cakupan program kesehatan di puskesmas.
Selanjutnya, secara khusus tujuan penilaian upaya promosi kesehatan adalah :
1. Diperolehnya informasi tentang hasil kegiatan promosi kesehatan dalam bentuk
peningkatan cakupan rumah tangga yang ber-PHBS
2. Diperolehnya informasi tentang hasil kegiatan promosi kesehatan dalam bentuk
peningkatan jumlah UKBM di Desa/Kelurahan Siaga Aktif
3. Diperolehnya informasi tentang hasil kegiatan promosi kesehatan dalam bentuk
meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di puskesmas.
4. Diperolehnya informasi tentang adanya peningkatan jumlah kebijakan publik
berwawasan kesehatan yang bersifat lokal spesifik dan mengakomodir kearifan lokal
yang dikeluarkan oleh penentu kebijakan di wilayah kerja puskesmas.
5. Diperolehnya informasi tentang jumlah kebijakan publik berwawasan kesehatan yang
ada di wilayah puskesmas yang telah disosialisasikan dan diterapkan.
6. Diperolehnya informasi tentang adanya peningkatan dukungan dana, tenaga serta
sarana untuk kegiatan promosi kesehatan
3. Ruang lingkup substansi penilaian upaya promosi kesehatan
1. Jumlah kebijakan publik berwawasan kesehatan
2. Jumlah mitra yang berperan aktif dalam upaya promosi kesehatan
3. Peningkatan dana promosi kesehatan
4. Cakupan PHBS di RT
5. Cakupan PHBS di Sekolah
6. Jumlah UKBM di Desa/Kelurahan
7. Cakupan rumah sehat
8. Cakupan kepesertaan KB (9) Cakupan imunisasi bayi
9. Cakupan pemberian Vit A pada bayi dan balita (11) Cakupan keluarga sadar gizl
(Kadarzi)
10. Cakupan pengobatan penderita TB-BTA Positif (13) Cakupan penanganan kasus diare.

4. Melaksanakan kegiatan pemantauan dan penilaian upaya promosi kesehatan

Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan penilaian mengacu pada langkah – langkah kegiatan
pemantauan dan penilaian promosi kesehatan tersebut yaitu:

1. Menyusun perencanaan pemantauan dan penilaian upaya promosi kesehatan di


puskesmas
2. Mempelajari instrument pemantauan dan penilaian upaya promosi kesehatan di
puskesmas
3. Menggunakan instrument pemantauan dan penilaian upaya promosi kesehatan di
puskesmas
Konsep Manajemen Promosi Kesehatan di Tatanan Rumah Tangga

A. Pengertian

PHBS di Tatanan Rumah Tangga adalah upaya untuk menyadarkan keluarga dan masing
masing anggota keuarga agar memilki kemaunan dan kemampuan dalam mempraktikkan
PHBS.Sehingga keluarga dan seluruh anggota keluarga dapat memelihara dan meningkatkan
kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Rumah tangga atau keluarga yang
sehat dapat diwujudkan dengan mengimplementasikan PHBS dan menciptakan dukungan
lingkungan yang sehat.

Rumah tangga atau keluarga yang sehat merupakan aset utama pembangunan yang perlu
dipelihara terus menerus, ditingkakan dan dilindungi kesehatannya. Sehingga perlu dilakukan
upaya upaya untuk meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah tangga
atau anggota keluarga untuk melaksanakan PHBS, dan ikut berperan aktif dalam gerakan PHBS
di masyarakat.

B. Latar Belakang PHBS Di Tatanan Rumah Tangga

Masalah kesehatan yang ada di masyarakat sangatlah banyak dan beragam macamnya.
Penulusuran dari rumah ke rumah merupakan cara paling efektif untuk mengetahui secara nyata
masalah kesehatan yang sebenarnya dihadapi oleh masyarakat. Sebagian masyarakat ada yang
menyadari dan juga ada yang tidak menyadari bahwa ada masalah kesehatan yang sedang
dialami

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis Peningkatan
derajat kesehatan sangat dipengaruhi oleh faktor perilaku sehingga peningkatan perilaku hidup
bersih dan sehat perlu memperoleh perhatian utama dalam pembangunan kesehatan. Aspek
perilaku merupakan hal yang paling penting agar terwujud status kesehatan masyarakat yang
semakin meningkat. Seluruh anggota masyarakat, baik secara individu maupun kelompok harus
berperilaku hidup sehat, serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan
merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan
peningkatan kesehatan masyarakat tersebut, maka pemerintah membuat suatu program yang
dinamakan “Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar bagi perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan
melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku, melalui pendekatan
pimpinan (advocacy), bina suasana (social support), dan pemberdayaan masyarakat
(empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga,
memelihara, dan meningkatkan kesehatan masyarakat

PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota 3 rumah tangga agar
tahu, mau, dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat, serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan masyarakat. Keluarga merupakan lembaga terkecil dari masyarakat, maka
pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari pemberdayaan keluarga. Keluarga mempunyai
peran penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, karena dalam keluarga terjadi
komunikasi dan interaksi antara anggota keluarga yang menjadi awal penting dari suatu proses
pendidikan perilaku. Beberapa anggota rumah tangga mempunyai masa rawan terkena penyakit
menular dan tidak menular. Oleh karena itu, untuk mencegah penyakit tersebut, anggota rumah
tangga perlu diberdayakan untuk melaksanakan PHBS

C. Manfaat PHBS Di Tatanan Rumah Tangga


1. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit
2. Anak tumbuh sehat dan cerdas
3. Anggota keluarga giat bekerja.
4. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga,
pendidikan dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.

Rumah Tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di Rumah Tangga,
yaitu :

1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.


2. Memberi bayi ASI Eksklusif.
3. Menimbang balita setiap bulan.
4. Menggunakan air bersih.
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan
tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih
dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai
salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu
orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung
(menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk, gelas).
Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan binatang, ataupun cairan
tubuh lain seperti ingus, dan makanan/ minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci
dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada orang lain yang tidak
sadar bahwa dirinya sedang ditularkan.
Mencuci Tangan Pakai sabun (CTPS) telah terbukti dan efektif dapat mencegah
terjadinya penularan penyakit : Diare, Ispa, Pneumonia, dan Infeksi Cacing (ascariasis
dan trichuriasis). Selain itu juga telah terbukti dapat mengurangi terjadinya penyakit
kulit; serta infeksi pada mata seperti trakoma.
Penyakit diare seringkali diasosiasikan dengan keadaan air, namun secara akurat
sebenarnya harus diperhatikan juga penanganan kotoran manusia seperti tinja dan air
kencing, karena kuman-kuman penyakit penyebab diare berasal dari kotoran-kotoran ini.
Mencuci tangan dengan sabun mengurangi terjadinya infeksi saluran pernapasan ini
dengan dua langkah: dengan melepaskan patogen-patogen pernapasan yang terdapat pada
tangan dan permukaan telapak tangan serta dengan menghilangkan patogen virus
entrentic. Demikian juga halnya dengan Pneumonia; adalah radang paru yang disebabkan
oleh bakteri dengan gejala panas tinggi disertai batuk berdahak, napas cepat (frekuensi
nafas >50 kali/menit), sesak, dan gejala lainnya (sakit kepala, gelisah dan nafsu makan
berkurang).
CTPS merupakan perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang
mengalir, langkah-langkah-nya adalah :
a. Basahi kedua tangan dengan air bersih yang mengalir.
b. Gosokkan sabun pada kedua telapak tangan sampai berbusa lalu gosok kedua
punggung tangan, jari jemari, kedua jempol, sampai semua permukaan kena busa
sabun.
c. Bersihkan ujung-ujung jari dan sela-sela di bawah kuku.
d. Bilas dengan air bersih sambil menggosok-gosok kedua tangan sampai sisa sabun
hilang.
e. Keringkan kedua tangan dengan memakai kain, handuk bersih, atau kertas tisu, atau
mengibas-ibaskan kedua tangan sampai kering.
6. Menggunakan jamban sehat.
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu.
8. Makan buah dan sayur setiap hari.
9. Melakukan Aktivitas Fisik setiap hari.
Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga/energi
dan pembakaran energi. Aktivitas fisik dikategorikan cukup apabila seseorang melakukan
latihan fisik atau olah raga selama 30 menit setiap hari atau minimal 3-5 hari dalam
seminggu. Beberapa aktivitas fisik yang dapat dilakukan antara lain aktivitas fisik sehari-
hari seperti berjalan kaki, berkebun, menyapu, mencuci, mengepel, naik turun tangga dan
lain-lain.
Manfaat Aktifitas Fisik :
Beberapa manfaat kesehatan dari aktifitas fisik dapat segera diperoleh, seperti
mengurangi perasaan cemas, mengurangi tekanan darah, dan meningkatkan kualitas tidur,
beberapa aspek fungsi kognitif, dan sensitivitas insulin. Manfaat lainnya adalah seperti
peningkatan kebugaran kardiorespirasi, peningkatan kekuatan otot, penurunan gejala
depresi, dan penurunan tekanan darah yang berkelanjutan; namun hal ini memerlukan
beberapa minggu atau bulan dalam melakukan aktifitas fisik. Aktifitas fisik juga dapat
memperlambat atau menunda perkembangan penyakit kronis, seperti hipertensi dan
diabetes tipe 2; bahkan resiko kanker. Aktifitas fisik yang terprogram juga dapat
mengendalikan berat badan dan mengatasi Obesitas. Manfaat permanen dapat diperoleh
dengan melakukan aktifitas fisik secara rutin, teratur dan berkelanjutan (kontinyu).
Manfaat kesehatan dari aktifitas fisik akan bermanfaat tidak hanya pada anak-anak dan
remaja, juga pada dewasa muda dan setengah baya, orang dewasa yang lebih tua, wanita
dan pria, orang dari berbagai ras dan etnis, dan orang dengan kondisi kronis atau cacat.
Manfaat kesehatan dari aktifitas fisik umumnya tidak tergantung pada berat badan
seseorang. Orang dewasa dengan berbagai ukuran dan bentuk dapat memperoleh manfaat
kesehatan dan kebugaran dengan menjadi aktif secara fisik.
manfaat Aktifitas Fisik Bagi Anak-anak dan Remaja :
a. Peningkatan kesehatan tulang (usia 3 hingga 17 tahun)
b. Peningkatan status berat badan (usia 3 hingga 17 tahun)
c. Peningkatan kebugaran kardiorespirasi dan otot (usia 6 hingga 17 tahun)
d. Peningkatan kesehatan kardiometabolik (usia 6 hingga 17 tahun)
e. Peningkatan kognisi (usia 6 hingga 13 tahun)
f. Mengurangi risiko depresi (usia 6 hingga 13 tahun)

Manfaat Aktifitas Fisik Dewasa dan Dewasa Lansia :

a. Risiko lebih rendah dari semua penyebab kematian


b. Risiko lebih rendah dari kematian akibat penyakit kardiovaskular
c. Risiko lebih rendah dari penyakit kardiovaskular (termasuk jantung) penyakit dan
stroke)
d. Menurunkan risiko hipertensi
e. Menurunkan risiko diabetes tipe 2
f. Menurunkan risiko profil lipid darah yang merugikan
g. Menurunkan risiko kanker kandung kemih, payudara, usus besar, endometrium,
kerongkongan, ginjal, paru-paru, dan perut
h. Peningkatan kognisi
i. Mengurangi risiko demensia (termasuk penyakit Alzheimer)
j. Meningkatkan kualitas hidup
k. Mengurangi kecemasan
l. Mengurangi risiko depresi
m. Meningkatkan tidur
n. Menambah atau mengurangi kenaikan berat badan
o. Penurunan berat badan, terutama bila dikombinasikan dengan mengurangi asupan
kalori
p. Pencegahan kenaikan berat badan kembali setelah penurunan berat badan awal
q. Peningkatan kesehatan tulang
r. Peningkatan fungsi fisik
s. Risiko jatuh yang lebih rendah (orang dewasa yang lebih tua)
t. Risiko cedera yang terkait dengan jatuh yang lebih rendah (dewasa yang lebih tua)
10. Tidak merokok di dalam rumah.

D. Sasaran
1. Pus
2. Ibu hamil dan menyusui
3. Anak dan remaja
4. Usila
5. Pengasuh anak

E. Pola Pembinaan PHBS Di Tatanan Rumah Tangga


1. Tahap Persiapan
a. Sosialisasi dan advokasi kesehatan
b. Persiapan sarana
c. Persiapan administrasi
d. Persiapan pelaksana

2. Tahap Pengkajian
a. Pengkajian masalah penyakit dan resiko penyakit
b. Pengkajian sumber daya
c. Pemetaan wilayah
d. Pengkajian sumber daya

3. Tahap Perencanaan
a. Menentukan Prioritas
b. Menentukan Tujuan
c. Menentukan jenis kegiatan/intervensi
d. Jadwal kegiatan

4. Tahap penggerakan/ pelaksanaan


a. Advocacy
b. Social support
c. Empowerment

5. Tahap pemantauan dan evaluasi


a. Pemantauan
b. Evaluasi
Konsep Manajemen Promosi Kesehatan di Tatanan Sekolah

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Ada beberapa indikator
yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu :

1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun


2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4. Olahraga yang teratur dan terukur
5. Memberantas jentik nyamuk
6. Tidak merokok di sekolah
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan

Mengingat jumlah anak di indonesia rata-rata 30% dari total penduduk Indonesia dan usia
sekolah merupakan masa keemasan untuk menanamkan nilai-nilai perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) sehingga berpotensi sebagai agen perubahaan untuk mempromosikan PHBS, baik
dilingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Jika tiap sekolah memiliki 20 kader kesehatan
saja maka ada 5 juta kader kesehatan yang dapat membantu terlaksananya dua strategi utama
Departemen Kesehatan Munculnya sebagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah
(usia 6-10), ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai
PHBS disekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pedekatan usaha
kesehatan Sekolah (UKS). PHBS disekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah agar tahu dan mau serta mampu mempraktikan PHBS dan
berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Kegiatan PHBS ini juga akan mendukung
program/kegiatan pemerintah dibidang penilaian sekolah

A. Pengertian Manajemen Pendidikan Taman Kanak-Kanak (Tk)/Paud


Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengelola, memimpin atau
mengarahkan. Dalam bahasa Indonesia penggunaannya disamaartikan dengan manajemen
yang memiliki makna sebagai usaha mengelola, mengendalikan, dan mengarahkan berbagai
sumber yang ada untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pengertian lain dari manajemen
adalah suatu proses mengkoordinasikan dan mengintegrasikan sumber daya melalui
kegiatan-kegiatan agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan melibatkan orang lain.

Pengertian Manajemen PAUD


Apa itu manajemen PAUD? Pengertian Manajemen PAUD adalah upaya untuk mengatur
proses Pendidikan Anak Usia Dini agar dapat mencapai tujuan dari PAUD, yaitu
memberikan pendidikan terbaik kepada anak untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangannya. Umumnya PAUD bertujuan untuk membentuk kepribadian seorang anak,
bermain dan bersosialisasi dengan teman sebayanya. Bahkan di negara lain seperti Jepang,
PAUD mengajarkan tentang budi pekerti dan kebiasaan baik. Anak TK/Paud merupakan
asset atau modal utama pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan
dilindungi kesehatannya. Sekolah TK/paud selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran
juga dapat menjadi ancaman penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik.
Maka dari itu diperlukannya , Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari,oleh,untuk dan bersama masyarakat,agar
mereka dapat menolong dirinya sendiri,serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat,sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan.
Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 79 menyatakan bahwa kesehatan
sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik sehingga
mereka dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan dapat menjadi manusia
berkualitas.
Sekolah yang menerapkan program promosi kesehatan adalah sekolah yang melakukan
kegiatan dan memberikan prioriatas pada terbentuknya lingkungan yang kondusif. Bentuk
promosi kesehatan yang ada di sekolah adalah program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

B. Tujuan Manajemen Pendidikan Taman Kanak-Kanak (Tk)/Paud


Tujuan manajemen adalah tujuan lembaga atau organisasi yang dapat dicapai dengan cara
yang efisien dan efektif dalam segala aspeknya.
Tujuan Management PAUD

Untuk mengetahui implementasi kegiatan usaha kesehatan sekolah yang ada di T. Untuk
mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat dalam pelaksanaan kegiatan usaha
kesehatan sekolah yang ada di TK .

1. Menerapkan perilaku hidup sehat dengan makan sayur,karena di sesuikan dengan


usia mereka yang masih dini
2. Menjadi polisi kesehatan di lingkungan rumah,
3. Anak-anak akandi ajarkan cuci tangan .
4. Pemenafaatkan usaha kesehatan TK/PAUD
5. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di TK/PAUD dan Lingkungan
rumah.

C. Sasaran Usaha Kesehatan Di Tk/Paud


Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah di Taman tk/paud Menurut Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (2012: 4) sasaran pembinaan dan pengembangan UKS meliputi sasaran primer
yaitu sasaran kepada peserta didik, sasaran sekunder adalah 25 sasaran UKS terhadap guru,
pamong belajar/tutor, komite sekolah/ orang tua, pengelola pendidikan dan pengelola
kesehatan, sedangkan sasaran tertier diberikan kepada lembaga pndidikan mulai dari tingkat
prasekolah sampai pada sekolah lanjutan atas, termasuk satuan pendidikan luar sekolah dan
perguruan agama beserta lingkungannya. Dari pernyataan tersebut dapat dinyatakan bahwa
sasaran UKS yang ada d Taman Kanak-kanak yaitu sasaran primer diberikan kepada semua
peserta didik yang ada di lembaga sekolah. Sasaran sekundernya adalah guru, orang tua,
maupun petugas kesehatan khusus di UKS. Sedangkan sasaran tertiernya adalah lembaga
sekolah itu sendiri atau yayasan sekolah

D. Prinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan Tk/Paud


Dalam menjalankan sebuah lembaga pendidikan TK/PAUD hendaknya seorang manajer
memperhatikan prinsip-prinsip manajemen pendidikan, hal ini dimaksudkan agar lembaga
yang dikelolanya dapat menjadi lembaga yang tetap eksis sampai kapanpun. Prinsip-prinsip
yang dimaksud meliputi:
1. Komitmen
Manajemen penyelenggaraan pendidikanTK/PAUD harus didasarkan pada komitmen
pendidik (guru), orangtua, dan penyelenggara agar tujuan pendidikan lembaga yang
bermuara pada optimalisasi tumbuh kembang anak dapat berkembang secara maksimal.
Makna komitmen ini lebih tertuju pada adanya suatu kemauan, tekad, keinginan serta
kemampuan pendidik, orang tua, dan penyelenggara untuk mewujudkan suatu situasi
pendidikan yang akan memiliki dampak terhadap terjadinya optimalisasi perkembangan
tumbuh kembng anak. Dengan demikian, suatu komitmen itu akan menjadi landasan
utama serta prinsip dasar dalam menyelenggarakan lembaga pendidikan TK/PAUD.
Komitmen bisa juga merupakan suatu kesadaran yang mendalam bahwa penyelenggaraan
pendidikan di TK/PAUD itu merupakan suatu pondasi utama dalam memberikan warna
serta terbentuknyta unsurunsur dasar kepribadian anak. Kesadaran itu tumbuh sebagai
bentuk pemahaman keilmuan dan praksis pendidikan di TK/PAUD yang memiliki
karakteristik yang khas pada setiap aspek perkembangannya. Melaksanakan pendidikan
di TK/PAUD merupakan tugas yang sangat mulia tetapi berat di dalam pelaksanaannya
mengingat guru merupakan totalitas pendidik yang harus menggunakan keseluruhan jati
dirinya menjadi bagian dari proses pendidikan di TK/PAUD. Sesuai dengan
perkembangan anak yang berada pada masa imitasi maka guru sepenuhnya menjadi suri
tauladan atau contoh. Betapapun guru memberikan contoh yang salah maka anak usia
dini akan menganggapnya sesuatu hal yang benar sehingga guru akan menjadi pewarna
yang dominan dalam mengisi aspek kepribadian anak.
2. Profesionalitas
Profesionalitas penyelenggaraan lembaga PAUD merupakan prinsip yang paling
mendasar dan sebagai pembeda dengan pengelolaan yang non profesional. Pengelolaan
lembaga pendidikan TK/PAUD yang profesional didasarkan pada kesesuaian antara
landasan konseptual penyelenggaraan dengan praktik penyelenggaraan pendidikan
Taman Kanak-kanak. Kesesuaian tersebut menunjukkan bahwa penyelenggara menguasai
konsepkonsep dasar penyenggaraan dan praktik pelaksanaannya. Konsep yang dirujuk
didasarkan pada landasan teoritik yang benar dan sudah teruji.
3. Koordinasi (kesatuan kerja)
Proses manajerial penyelenggaraan pendidikan TK/PAUD harus didasarkan pada adanya
koordinasi yang baik dan jelas antara guru sebagai pelaksana langsung yang berhadapan
dengan orang tua dan anak, kepala sekolah sebagai pembina dan pengawas serta yayasan
sebagai lembaga yang memayungi. Prinsip koordinasi merupakan suatu usaha untuk
menggerakkan dan melibatkan semua sumber daya manusia sebagai satu kesatuan untuk
mencapai satu tujuan yang sama. Melalui upaya ini, kegiatan manajerial akan
memberikan ruang gerak yang sama antara seluruh komponen sumber daya manusia serta
fungsi dan kedudukannya. Kondisi ini akan terjadi manakala terdapat gambaran yang
jelas tentang fungsi dan kedudukan masing-masing komponen (fungsi dan peran guru,
kepala sekolah, pengawas, dan yayasan penyelenggara). Jika fungsi masing-masing
komponen itu menjadi tidak jelas maka kegiatan manajerial pasti akan terganggu karena
masing-masing komponen akan menunjukkan fungsi dan peran yang dipersepsikan
secara subjektif oleh masing-masing komponen tersebut. Lebih parah lagi jika masing-
masing fungsi saling berbenturan sehingga mengakibatkan terjadinya konflik internal,
yang tidak jarang berakhir dengan keluarnya sumber daya manusia yang ada.
4. Kepemimpinan (leaderships)
Kepemimpinan memegang peranan penting dalam mengelola penyelenggaraan lembaga
pendidikan TK/PAUD. Kepemimpinan terkait secara langsung dengan seluruh aspek
penyelenggaraan lembaga pendidikan TK/PAUD. Kepemimpinan yang baik harus
dimulai pada pemahaman secara utuh tentang seluruh komponen penyelenggaraan
lembaga TK/PAUD, menyamakan persepsi tentang arah dan proses penyelenggaraan
lembaga TK/PAUD serta proses monitoring dan evaluasi terhadap proses dan
keberhasilan penyelenggaraan lembaga TK/PAUD. Di samping itu, prinsip
kepemimpinan harus mampu menciptakan suatu iklim kompetisi yang sehat antara
berbagai staf (khususnya guru) dalam menyelenggarakan pembelajaran di TK/PAUD.
Upaya ini perlu diimbangi oleh adanya pemberian hadiah (reward) dan hukuman
(punishment) yang bersifat konstruktif dan mendidik. Prinsip kepemimpinan juga
diarahkan untuk membangun kebersamaan, perasaan memiliki serta kepedulian terhadap
permasalahan yang dihadapi oleh setiap staf. Dengan demikian, setiap staf (khususnya
guru) akan merasa aman dan terlindungi dalam menyelenggarakan berbagai tugas
profesionalnya. Prinsip kepemimpinan dalam penyelenggaraan TK. PAUD dipegang
sepenuhnya oleh kepala lembaga atau guru yang ditunjuk. Oleh karena itu,
kepemimpinan kepada lembaga memegang peranan penting dan kunci bagi keberhasilan
pengembangan lembaga, peningkatan kesejahteraan guru maupun berbagai
pengembangan inovasi lainnya. Kepala TK/PAUD memiliki otoritas “penuh” di bawah
kordinasi yayasan untuk menemukan dan mengembangkan berbagai program dan proses
penyelenggaraan pendidikan unggulan yang dapat ditawarkan pada masyarakat.
Kewenangan kepala TK/PAUD seperti itu sering dikenal dengan istilah manajemen
berbasis sekolah. Istilah tersebut menjadi seni melakukan tugas-tugas kepemimpinan
yang digulirkan pemerintah untuk memberdayakan lembaga pendidikan sekolah sehingga
mampu bersaing dan bertahan hidup, bahkan dapat beradaptasi secara kreatif dan
menguntungkan.
Konsep Manajemen Promosi Kesehatan di Tatanan Tempat Umum

PHBS di Tempat – tempat Umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat


pengunjung dan pengelola tempat – tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat – tempat Umum Sehat.

Tempat – tempat Umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta,


atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana pariwisata,
transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan sarana sosial
lainnya.Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Tempat –
Tempat Umum yaitu :

1. Menggunakan air bersih


Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak,
mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur,
mencuci pakaian dan sebagainya haruslah air bersih, agar kita
tidak terkena penyakit atau terhindar dari sakit.
Syarat-syarat air bersih :
a. Air tidak boleh berwarna harus bening / jernih.

b. Air tidak boleh keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur,
sampah, busa dan kotoran lainnya.

c. Air tidak boleh berasa, harus bebas dari bahan kimia beracun,
tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau, dan tidak
pahit.

d. Air tidak boleh berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau
bau belerang.

e. Air tersebut segar, artinya suhu air tidak melebihi suhu udara
luar.
2. Menggunakan jamban
3. Membuang sampah pada tempatnya
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari
sumber hasil aktivitas manusia maupun alam.Secara garis besar, sampah dibedakan
menjadi tiga jenis yaitu :
a. Sampah anorganik/kering, yang tidak dapat mengalami pembusukan secara alami,
contoh : logam, besi, kaleng, plastik, karet, atau botol.

b. Sampah organik/basah, yang dapat mengalami pembusukan secara alami, contoh :


sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-rempah atau sisa buah.

c. Sampah berbahaya, contoh : batere, botol racun nyamuk, atau jarum suntik bekas.
Selain kotor, tidak sedap dipandang mata, sampah jugamengundang kuman penyakit.
Oleh karena itu sampah harus dibuang di tempat sampah.

4. Tidak merokok di tempat umum


Tempat-tempat umum penuh dengan pengunjung, mulai dari bayi sampai usia lanjut,
akan terpapar asap rokok yang berbahaya untuk kesehatannya. Dalam satu batang rokok
yang diisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya diantaranya yang
paling berbahaya adalah Nikotin, Tar dan CO. Nikotin menyebabkan ketagihan dan
merusak jantung dan aliran darah. Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker.
CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen, sehingga sel-sel
tubuh akan mati.

5. Tidak meludah sembarangan


6. Memberantas jentik nyamuk

PHBS Tatanan Tempat Umum Dalam Menggunakan Jamban.

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang
terdiri atas tempat jongkokatau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa
(cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.
a. Jenis jamban

1. Jamban cemplung
Jamban yang penampungannya berupa lubang berfungsi menyimpan dan meresapkan
cairan kotoran / tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran ke dasar lubang. Untuk
jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.
2. Jamban tangki septik / leher angsa
Jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik kedap air
yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian / dekomposisi kotoran manusia yang
dilengkapi dengan resapannya.
b. Alasan harus menggunakan jamban

1. Menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau.

2. Tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya.

3. Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit
Diare, Kolera, Disentri, Thypus, kecacingan, penyakit infeksi saluran pencernaan,
penyakit kulit dan keracunan.

Tujuan :

1. Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat di tempat-tempat umum.


2. Meningkatnya tempat-tempat umum sehat, khususnya tempat perbelanjaan, rumah
makan, tempat ibadah dan sarana transportasi

Manfaat Bagi Masyarakat :

a. Masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit


b. Masyarakat mampu mengupayakan lingungan sehat, serta mampu mencegah dan
mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi
Manfaat Bagi Tempat Umum:

a. Lingkungan di sekitar tempat-tempat umum menjadi lebi bersih, indah dan sehat,
sehingga meningkatkan citra tempat umum.
b. Meningkatkan pendapatkan bagi tempat-tempat umum sebagai akibat dari meningkatnya
kunjungan pengguna tempat-tempat umum.

Manfaat Bagi Pemerintah Kabupaten/Kota:

a. Peningkatan persentase tempat umum sehat menunjukkan kinerja dan citra pemerintah
kabupaten/kota yang baik.
b. Kabupaten/Kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan
PHBS di tempat-tempat umum.

PHBS Di Pasar :

1. Menggunakan air bersih


2. Menggunakan Jamban
3. Membuang sampah pada tempatnya 4. Tidak merokok di pasar
4. Tidak meludah sembarangan 6. Memberantas jentik nyamuk

PHBS Di Tempat Ibadah :

1. Menggunakan air bersih


2. Menggunakan Jamban
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Tidak merokok di tempat ibadah
5. Tidak meludah sembarangan
6. Memberantas jentik nyamuk
PHBS di Rumah Makan :

1. Menggunakan air bersih


2. Menggunakan Jamban
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
5. Tidak merokok di rumah makan
6. Menutup makanan dan minuman
7. Tidak meludah sembarangan
8. Memberantas jentik nyamuk

PHBS Di Angkutan Umum :

PHBS di Angkutan Umum (Bus, Angkot, Kereta, Pesawat, Kapal Laut, dll)

1. Menggunakan air bersih


2. Menggunakan Jamban
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Tidak merokok di angkutan umum
5. Tidak meludah sembarangan

Sasaran :

1. Sasaran primer :
Pengunjung atau pengguna
2. Sasaran sekunder :
Pegawai atau karyawan
3. Sasaran Tersier :
Direksi atau pemilik
Konsep Manajemen Promosi Kesehatan di Tatanan Tempat Kerja

PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di tempat kerja merupakan upaya
memberdayakan karyawan agar mengetahui, mau dan mampu mempraktikkan PHBS serta ikut
berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja sehat. Penerapan PHBS di tempat kerja
diperlukan untuk menjaga, memelihara dan mempertahankan kesehatan pekerja agar tetap sehat
dan produktif.

Pengertian dan Latar Belakang

Tempat Kerja (kantor, pabrik dan lain-lain); adalah kondisi lingkungan tempat kerja yang
meliputi kondisi fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikososial; dll. Penerapan PHBS di tempat
kerja diperlukan untuk menjaga, memelihara dan mempertahankan kesehatan pekerja agar tetap
sehat dan produktif

Menyadari pentingnya penerapan PHBS ditempat kerja dalam rangka meningkatkan


derajat kesehatan masyarakat, dalam hal ini adalah pada seluruh karyawan di tempat kerja maka
perlu dilakukan sosialisasi yang sistematis dan massive. PHBS di Tatanan Tempat Kerja
merupakan salah satu Tatanan dari 5 (lima) Tatanan PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Tujuan PHBS di Tempat Kerja :

antara lain :

1. Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja.


2. Menurunkan angka absensi tenaga kerja.
3. Menurunkan angka penyakit akibat kerja dan lingkungan kerja.
4. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, medukung dan aman.
5. Membantu berkembangnya gaya kerja dan gaya hidup yang sehat.
6. Memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan kerja dan masayarakat.
Manfaat PHBS di Tempat Kerja :

Manfaat dari penerapan PHBS; yaitu :

1. Setiap pekerja meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit, produktivitas pekerja akan
meningkat yang berdampak pada peningkatan penghasilan pekerja dan ekonomi keluarga.
2. Pengeluaran biaya rumah tangga hanya ditujukan untuk peningkatan taraf hidup bukan untuk
biaya pengobatan akibat sakit.

Sedangkan manfat bagi perusahaan antara lain :

Dengan meningkatnya produktivitas kerja yang berdampak positif terhadap pencapaian target
dan tujuan, menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan, serta meningkatnya citra
tempat kerja yang positif.

Indikator PHBS di Tatanan Tempat Kerja :

1. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.


Alat pelindung diri (APD) dibutuhkan oleh para pekerja untuk menjaga keamanan dan
keselamatan di lingkungan kerja yang penuh risiko. Hal ini karena ada banyak potensi
bahaya di lingkungan kerja, misalnya kejatuhan benda berat, terluka oleh mesin produksi,
atau terpapar bahan kimia.
2. Tidak merokok/ada kebijakan dilarang merokok
Tujuan diberlakukannya peraturan ini untuk melindungi banyak orang terpapar racun
berbahaya dari asap rokok di tempat kerja atau di dalam ruang. Merokok telah diidentifikasi
sebagai penyebab utama penyakit hati dan kanker paru-paru
3. Olah raga yang teratur/aktivitas fisik
Ada banyak alasan mengapa kita harus rutin berolahraga di dalam kehidupan sehari-hari.
Intinya, olahraga membawa dampak baik pada berbagai aspek kesehatan kita.
10 alasan mengapa kita harus olahraga
Olahraga diartikan sebagai segala gerakan yang membuat otot bekerja dan menuntut tubuh
membakar kalori. Ada banyak jenis olahraga yang dapat dicoba, seperti berenang, berlari,
hingga bersepeda.
Bukan sekadar mitos belaka, sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa olahraga
sangatlah baik untuk kesehatan. Bahkan, berolahraga secara rutin dipercaya dapat membuat
Anda hidup lebih lama.
a. Menjaga berat badan
Setiap gerakan olahraga akan menuntut tubuh untuk membakar kalori. Semakin intens
gerakannya, semakin banyak juga kalori yang dipangkas. Itulah mengapa berolahraga secara
rutin dapat membantu Anda menjaga berat badan ideal.
b. Mencegah datangnya penyakit
Takut akan penyakit jantung? Khawatir dengan tekanan darah tinggi? Cobalah untuk
berolahraga secara rutin. Salah satu alasan penting mengapa kita harus berolahraga secara
rutin adalah menjaga tubuh dari berbagai macam penyakit.
Berolahraga dapat meningkatkan kolesterol baik (HDL) dan menurunkan trigliserida. Faktor
ini dapat melancarkan aliran darah sehingga menurunkan risiko penyakit jantung.
Selain itu, berolahraga secara rutin juga dipercaya dapat mencegah berbagai penyakit ini:
o Stroke
o Sindrom metabolic
o Diabetes tipe 2
o Depresi
o Gangguan cemas
o Berbagai jenis kanker
o Artritis.
Ditambah lagi, berolahraga secara rutin juga diyakini dapat meningkatkan fungsi kognitif dan
menurunkan risiko kematian dari penyakit apa pun.
c. Memperbaiki suasana hati
Suasana hati yang kurang baik bisa diperbaiki dengan berolahraga. Sebab, berolahraga
secara rutin dapat merangsang berbagai zat kimia pada otak yang membuat Anda menjadi
lebih rileks, bahagia, dan terhindar dari gangguan cemas.
d. Meningkatkan rasa percaya diri
Sejumlah perubahan fisik akan terjadi ketika kita telah terbiasa berolahraga, contohnya
postur tubuh yang membaik, otot lengan membesar, atau bahkan six pack. Perubahan ini
tentunya dapat meningkatkan rasa percaya diri Anda.
e. Menambah stamina
Sering merasa lelah saat melakukan aktivitas? Cobalah berolahraga secara rutin untuk
meningkatkan kekuatan otot dan ketahanan tubuh.
Kebiasaan berolahraga secara teratur juga dapat memastikan jaringan tubuh mendapatkan
oksigen dan nutrisi yang dibutuhkannya. Lebih dari itu, kegiatan ini bisa membuat sistem
kardiovaskuler berkerja secara efisien sehingga stamina tubuh akan meningkat.
f. Mencegah gangguan tidur
Menjadikan olahraga sebagai kebiasaan dapat membantu Anda untuk tertidur lebih cepat
dan nyenyak. Bagi Anda yang memiliki gangguan tidur, cobalah untuk berolahraga
dengan teratur.
Namun ingat, jangan berolahraga berdekatan dengan waktu tidur. Kebiasaan ini malah
bisa membuat Anda merasa kesulitan untuk terlelap.
g. Menyehatkan kulit
Punya masalah kulit? Cobalah lebih aktif melakukan aktivitas fisik. Menurut sebuah
studi, tubuh akan memproduksi antioksidan alami saat berolahraga yang bisa membantu
menyehatkan kulit Anda.
Kegiatan ini juga mampu meningkatkan aliran darah dan merangsang adaptasi sel kulit
guna mencegah penuaan dini.
h. Menjaga kesehatan otak
Ketika berolahraga, jantung akan terpacu untuk berdetak cepat sehingga aliran darah dan
oksigen ke otak menjadi lancar. Berolahraga juga mampu merangsang produksi hormon
yang bisa memacu pertumbuhan sel otak.
Lebih dari itu, sebuah penelitian sudah membuktikan kalau berolahraga dapat
memperbesar ukuran hipokampus (bagian otak yang berfungsi untuk mengingat dan
belajar). Studi lain juga mengungkapkan kalau berolahraga juga ampuh dalam
mengurangi perubahan di otak akibat penyakit Alzheimer dan skizofrenia.
i. Membuat kehidupan seks lebih bergairah
Kebiasaan berolahraga secara rutin dapat memperkuat sistem kardiovaskuler,
meningkatkan sirkulasi darah, mengencangkan otot, hingga mengasah fleksibilitas tubuh.
Semua faktor ini mampu membuat kehidupan seks Anda lebih bergairah.
Sebuah riset membuktikan, partisipan wanita yang berusia 40 tahun ke atas mengalami
peningkatkan gairah dalam kehidupan seksnya setelah rajin berolahraga. Untuk pria,
berolahraga digadang-gadang dapat meredakan gejala disfungsi ereksi.
j. Menumbuhkan jiwa sosial
Berolahraga secara rutin dapat menumbuhkan jiwa sosial jika dilakukan bersama teman
atau keluarga
Berolahragalah bersama-sama untuk menambah keseruan!
Kegiatan olahraga dapat lebih menyenangkan jika dilakukan bersama teman-teman,
keluarga, hingga kekasih. Sambil berbincang dan bertukar cerita, Anda pun dapat
menikmati sesi olahraga.
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar
5. Menggunakan jamban sehat saat buang air kecil dan besar
6. Membuang sampah di tempat sampah
Membuang sampah pada tempatnya dapat memudahkan pengelolaan sampah sehingga juga
dapat didaur ulang. Terlebih jika sampah dibuang berdasarkan jenisnya, yaitu sampah
organik, sampah kertas, sampah nondaur ulang, dan sampah daur ulang
7. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja
8. Mengkonsumsi makanan dan minuman sehat
Beragam Pilihan Makanan Sehat :
Agar bisa berfungsi dengan baik, tubuh membutuhkan nutrisi dan energi yang diperoleh dari
makanan. Beberapa pilihan makanan sehat yang baik untuk dikonsumsi antara lain adalah:
a. Sayuran hijau
Sayuran hijau menempati urutan pertama dalam jenis makanan sehat karena mengandung
banyak nutrisi penting, seperti serat, vitamin A, vitamin C, vitamin K, magnesium,
kalsium, zat besi, folat, dan kalium, yang sangat baik untuk kesehatan.
Selain itu, sayuran hijau juga kaya akan antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari
kerusakan akibat radikal bebas. Pilihan sayuran hijau juga beragam, mulai dari sawi
hijau, brokoli, kangkung, selada, hingga bayam. Sayuran hijau juga dapat diolah dengan
berbagai macam cara, mulai dari direbus, ditumis, hingga dikukus. Untuk
mempertahankan warna sayuran hijau tetap menarik, coba masak sayuran hijau
menggunakan air mineral. Kandungan mineral di dalamnya, seperti sodium bikarbonat
dan magnesium hidroksida, dapat mempertahankan warna hijau alami daun.
b. Buah-buahan
Selain sayur, buah juga sangat penting dikonsumsi karena mengandung banyak vitamin.
Beberapa buah yang populer karena kekayaan nutrisinya adalah:
o Apel (serat, vitamin C, dan antioksidan)
o Jeruk (vitamin C)
o Pisang (kalium)
o Alpukat (lemak sehat, kalium, dan vitamin C)
o Beri-berian, seperti blueberry dan strawberry (rendah kalori namun kaya akan
antioksidan dan serat)
c. Daging dan telur
Daging merupakan salah satu makanan sehat karena kaya akan nutrisi, terlebih lagi
daging sapi tanpa lemak. Daging jenis ini mengandung protein dan zat besi paling tinggi
dibandingkan dengan daging jenis lainnya.
Di samping daging, telur juga termasuk ke dalam makanan sehat. Selain tinggi protein,
telur juga mengandung nutrisi lengkap, mulai dari vitamin, mineral, lemak tak jenuh,
hingga zat antioksidan.
d. Kacang-kacangan dan biji-bijian
Makanan sehat yang sarat akan nutrisi berikutnya adalah kacang-kacangan dan biji-
bijian. Contohnya adalah kacang tanah, kacang mete, kacang almond, chia seed, biji labu,
dan biji wijen. Kacang-kacangan dan biji-bijian tersebut tidak hanya mengandung protein
dan serat yang tinggi, tetapi juga kaya akan vitamin dan mineral, seperti magnesium dan
vitamin E.
e. Ikan dan makanan laut lainnya
Makanan laut merupakan pilihan makanan sehat yang kaya akan asam lemak omega-3
dan yodium. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang sering makan ikan laut
cenderung lebih panjang umur dan memiliki risiko lebih rendah terhadap banyak
penyakit, termasuk penyakit jantung.
f. Susu
Susu banyak mengandung vitamin, mineral, protein hewani berkualitas, dan lemak sehat.
Selain itu, susu merupakan salah satu sumber kalsium terbaik. Untuk memproleh nutrisi
yang terdapat pada susu, Anda dapat mengonsumsinya secara langsung atau
mengonsumsi produk olahannya, seperti keju dan yoghurt.
9. Bebas NAPZA (Narkotika, Obat-obatan, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya)
10. Tidak meludah sembarang tempat

beberapa perilaku (PHBS) yang harus dipraktekkan di tempat kerja; adalah :

1. Kurangi menggunakan plastik /Styrofoam


2. Manfaatkan kertas bekas
3. Matikan komputer dan peralatan listrik jika sudah tidak digunakan
4. Letakan sampah pada tempatnya : pisahkan antara sampah basah, kering dan berbahaya
5. Minimalkan penggunaan kendaraan pribadi ke kantor atau maksimalkan penumpang dalam
satu mobil
6. Tidak Merokok
7. Beraktifitas fisik sekurangnya 30 menit setiap hari
8. Cuci tangan menggunakan sabun sesering mungkin
9. Konsumsi makanan bergizi seimbang, makan buah dan sayur 3-5 porsi sehari
Konsep Manajemen Promosi Kesehatan di Tatanan Fasilitas Kesehatan

Kebijakan pembangunan kesehatan ditekankan pada upaya promotif dan preventif agar
orang yang sehat menjadi lebih sehat dan produktif. Pola hidup sehat merupakan perwujudan
paradigma sehat yang berkaitan dengan perilaku perorangan, keluarga, kelompok, dan
masyarakat yang berorientasi sehat dengan meningkatkan, memelihara, dan melindungi kualitas
kesehatan baik fisik, mental, spiritual maupun sosial.

Perilaku hidup sehat meliputi perilaku proaktif untuk :

1. memelihara dan meningkatkan kesehatan dengan cara olah raga teratur dan hidup sehat
2. menghilangkan kebudayaan yang berisiko menimbulkan penyakit
3. usaha untuk melindungi diri dari ancaman yang menimbulkan penyakit;
4. berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.

Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya
orang sakit dan sehat sehingga berpotensi menjadi sumber penularan penyakit bagi pasien,
petugas kesehatan maupun pengunjung. Terjadinya infeksi oleh bakteri atau virus yang ada di
fasilitas pelayanan kesehatan, penularan penyakit dari penderita yang dirawat di fasilitas
pelayanan kesehatan kepada penderita lain atau petugas di fasilitas pelayanan kesehatan ini
disebut dengan infeksi rumah sakit.

Infeksi rumah sakit dapat terjadi karena kurangnya kebersihan fasilitas pelayanan
kesehatan atau kurang higienis atau tenaga kesehatan yang melakukan prosedur medis tertentu
kurang terampil. Penularan penyakit juga dapat terjadi karena tidak memadainya fasilitas sanitasi
seperti ketersediaan air bersih, jamban dan pengelolaan limbah.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2004 ternyata infeksi rumah sakit
merupakan salah satu penyumbang penyakit tertinggi. Persentase tingkat risiko terjangkitnya
infeksi rumah sakit di Rumah Sakit Umum mencapai 93,4% sedangkan Rumah Sakit Khusus
hanya 6,6%, 1,6-80,8 % diantaranya merupakan penyakit saluran pencernaan.
PHBS di fasilitas pelayanan kesehatan merupakan upaya untuk memberdayakan pasien,
masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS
dan berperan aktif dalam mewujudkan fasilitas pelayanan kesehatan yang sehat dan mencegah
penularan penyakit di fasilitas pelayanan kesehatan.

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guna efektivitas PHBS di fasilitas pelayanan kesehatan
yaitu :

1. Penggunaan air bersih


Air adalah salah satu elemen utama di Bumi yang menjadi bagian tidak terpisahkan bagi
seluruh manusia. Makhluk hidup tidak dapat hidup jika tidak ada air, sehingga air sangat
dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan makhluk hidup.
Air dalam tubuh manusia sangat berfungsi untuk mengisi cairan dalam tubuh dengan
meminum air. Selain untuk penghilang rasa haus dan manfaat utama lainnya air untuk
tubuh, air juga memiliki manfaat lain yang sangat dibutuhkan untuk menunjang
kehidupan. Salah satu bentuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS adalah dengan
menggunakan air bersih sehari-hari. Karena kualitas air dapat mempengaruhi kesehatan
dan kehidupan sehari-hari.
Air yang kita gunakan sehari-hari seperti minum, memasak, mandi dan lainnya harus
dalam keadaan bersih sehingga kita dapat terhindar dari penyakit yang disebabkan karena
kualitas air buruk.
Dengan menggunakan air bersih kita dapat terhindar dari penyakit seperti diare, kolera,
disentri, tipes, cacingan, penyakit kulit hingga keracunan. Untuk itu wajib bagi seluruh
anggota keluarga dalam menggunakan air bersih setiap hari dan menjaga kualitas air tetap
bersih di lingkungannya.

Berikut ada beberapa tips dalam menjaga kualitas air bersih di lingkungan :
a. Pisahkan jarak antara sumber air dengan jamban dan tempat pembuangan sampah
minimal 10 meter
b. Sumber mata air harus dilindungi dari bahan pencemar
c. Sumur gali, sumur pompa, kran umum dan mata air harus dijaga bangunannya gar
tidak rusak
d. Lantai sumur sebaiknya kedap air (diplester) dan tidak retak, bibir sumur dan dinding
sumur harus diplester dan sumur ditutup;
e. Ember penampung air dilengkapi denga penutup dan gayung bertangkai, dijaga
kebersihannya.
f. Air harus dihaga kebersihannya dengan tidak ada genangan air di sekitar sumber air,
dan dilengkapi dengan saluran pembuangan air, tidak ada kotoran, tidak ada lumut,
pada lantai/dinding sumur.
2. Penggunaan jamban sehat
Selain demi PHBS, penggunaan jamban juga untuk mencegah penularan penyakit
terhadap lingkungan. Dilansir dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
Kementerian Kesehatan, manfaat buang air besar dan kecil di jamban begitu besar bagi
kesehatan lingkungan. Lingkungan dapat menjadi bersih, sehat, dan tidak berbau.
3. membuang sampah pada tempatnya
Salah satu manfaat selalu membuang sampah pada tempatnya yaitu menjaga kebersihan
lingkungan sekitar. Sebab, jika sampah dibuang tidak pada tempatnya, sampah-sampah
ini bisa merusak pemandangan dan mengotori kawasan tempat tinggal Anda.
4. larangan merokok
Rokok sangat berbahaya bagi kesehatan. Tak hanya untuk perokok pasif, risiko kesehatan
akibat terpapar asapnya juga tinggi untuk perokok pasif.
Apa saja risiko tersebut dan di mana lokasi merokok yang tepat agar tidak menggangu
orang sekitar, berikut ulasannya.
1. Pada orang dawasa
Pada orang dewasa, risiko terbesar menjadi perokok pasif adalah terkena kanker.
Tidak hanya itu, penyakit lainnya juga dapat muncul, seperti jantung koroner, stroke,
dan tekanan darah tinggi.
2. Pada ibu hamil
Bahaya terpapar asap rokok pada ibu hamil adalah keguguran, kelahiran bayi secara
prematur, sampai kelahiran bayi dengan berat badan kurang. Risiko-risiko tersebut
akan semakin tinggi jika ibu hamil terus menerus terpapar asap rokok.
3. Pada anak-anak
Pada anak-anak risikonya adalah terkena asma, infeksi telinga, infeksi saluran
pernapasan, meningitis, alergi, sampai pada sindrom kematian mendadak pada bayi.
Risiko tersebut akan semakin besar, apabila anak-anak sering menghirup asap rokok
setiap hari.
5. tidak meludah sembarangan
6. pemberantasan jentik nyamuk

Agar pengunjung terhindar dari berbagai penyakit yang ditularkann nyamuk seperti
demam berdarah, malaria, dan kaki gajah. 2. Lingkungan fasilitas kesehatan menjadi
bersih dan sehat. Sebaiknya pemeriksaan jentik berkala dan 3M dilakukan secara teratur
setiap minggu (satu hari dalam satu minggu) di fasilitas kesehatan

Tujuan PHBS di fasilitas pelayanan kesehatan :

1. membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat


2. mencegah terjadinya penularan penyakit.
3. menciptakan lingkungan yang sehat.

Sasaran PHBS di fasilitas pelayanan kesehatan

1. pasien,
2. keluarga pasien,
3. pengunjung,
4. petugas kesehatan,
5. karyawan.
Manfaat PHBS di fasilitas pelayanan kesehatan :

Bagi pasien/keluarga pasien/pengunjung :

1. memperoleh pelayanan kesehatan yang aman dan sehat,


2. terhindar dari penularan penyakit
3. mempercepat proses penyembuhan penyakit dan
4. peningkatan derajat kesehatan pasien.

Bagi fasilitas pelayanan kesehatan/rumah sakit :

1. mencegah terjadinya penularan penyakit,


2. meningkatkan citra fasilitas pelayanan kesehatan yang baik sebagai tempat untuk
memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan kesehatan bagi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai