DISUSUN OLEHi :
NAMAi :
1.ALVIRA RHAMADANTY (PO.71.34.1.20.067)
2.PUTRI AISYAH HARAHAP (PO.71.34.1.20.072)
DOSEN PEMBIMBINGi :
RIDWAN S.Pd.,SKM., M.Kesi
PENDAHULUANi
1.1.Latar Belakangii
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat merupakan
sarana kesehatan yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Untuk itu peranan puskemas hendaknya tidak lagi menjadi sarana
pelayanan pengobatan dan rehabilitatif saja tetapi juga lebih ditingkatkan pada upaya
promotif dan preventifi.
Dengan promosi kesehatan juga menjadikan lingkungan puskesmas lebih
aman, nyaman, bersih dan sehat dalam mendukung perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS). Promosi kesehatan dipuskesmas merupakan tanggung jawab bersama antara
petugas, pengunjung maupun masyarakat. Petugas puskesmas diharapkan menjadi
teladan perilaku sehat dimasyarakat dan melahirkan gerakan pemberdayaan masyarakat.
Sedang para pengunjung puskesmas yaitu para pasien dan keluarganya dapat
menerapkan perilaku sehat juga aktif menjadi penggerak atau kader kesehatan
dimasyarakati.
Upaya dimaksud juga menjadi tangung jawab pemerintah kabupaten/kota
beserta jajaran sektor terkait untuk memfasilitasi puskesmas agar dapat melaksanakan
promosi kesehatan di puskesmasi.
Oleh karena itu promosi kesehatan (promkes) menjadi salah satu upaya wajib
di puskesmas. Promosi kesehatan di puskesmas merupakan upaya puskesmas dalam
memberdayakan pengunjung dan masyarakat baik didalam maupun di luar puskesmas
agar berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk mengenali masalah kesehatan,
mencegah dan menanggulanginyai.
PEMBAHASAN
Secara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok, yakni:
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Sedangkan ahli lainnya membagi menjadi
dua aspek, yaknii :
a) Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehati
b) Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan sasaran kelompok
orang yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok yang sakiti.
Dengan demikian maka ruang lingkup promosi kesehatan di kelompok menjadi dua
yaitui:
a) Pendidikan kesehatan pada aspek promotifi.
b) Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhani.
Pada ruang lingkup tingkat pelayanan kesehatan promosi kesehatan dapat dilakukan
berdasarkan lima tingkat pencegahan (five level of prevention) dari Leavel and Clarki.
a) Promosi Kesehatani.
b) Perlindungan khusus (specific protection)i.
c) Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)i.
d) Pembatasan cacat (disability limitation) Rehabilitasi (rehabilitation)i.
Perhatian utama dalam promosi kesehatan adalah mengetahui visi serta misi yang
jelas. Dalam konteks promosi kesehatan “ Visi “ merupakan sesuatu atau apa yang ingin
dicapai dalam promosi kesehatan sebagai salah satu bentuk penunjang program-
program kesehatan lainnya.Tentunya akan mudah dipahami bahwa visi dari promosi
kesehatan tidak akan terlepas dari koridor Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 tahun
1992 serta organisasi kesehatan dunia WHO (World Health Organization)i.
Adapun visi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikuti :
Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
derajatkesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara
ekonomi maupun sosiali.
Pendidikan kesehatan disemua program kesehatan, baik pemberantasan
penyakitmenular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan,
maupun programkesehatan lainnya dan bermuara pada kemampuan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu, kelompok, maupun
masyarakati.
Dalam mencapai visi dari promosi kesehatan diperlukan adanya suatu upaya yang harus
dilakukan dan lebih dikenal dengan istilah “ Misi ” Misi promosi kesehatan merupakan
upaya yang harus dilakukan dan mempunyai keterkaitan dalam pencapaian suatu visii.
Secara umum Misi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikuti :
a) Advokasi (Advocation)i