Anda di halaman 1dari 19

Toksikologi Klinis

" Logam Berat : Timbal (Pb)"



Oleh :
Disusun
Kelompok 3
Kelas 2A

Dosen Pembimbing :
Diah Navianti, S.Pd. , M.Kes

D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
Anggota :
1. Oca Mareta PO.71.34.1.20.005
2. Rika Diah Anggraini PO.71.34.1.20.029
3. Ruwina Wulandari PO. 71.34.1.20.061
4. Junialita PO.71.34.1.20.001
5. Muthia Nur Hafizah PO.71.34.1.20.049
6. Risma Hidayati PO.71.34.1.20.013
7. Anne Retno Roifah PO.71.34.1.20.026
8. Dea Fitri Annisa PO.71.34.1.20.042
9. Anisa triani PO. 71.34.1.20.016
10. Eicha Reabylly Aiesyah PO.71.34.1.20.069
11. Dwi Fahmi Fadhil PO.71.34.1.20.068
12. Della Yuliantizar PO.71.34.1.20.008
Timbal termasuk
logam berat ”trace
metals”

Pengertian Timbal (Pb)


Timbal ”Pb” merupakan inhibitor enzim yang
kurang selektif dan bekerja sebaliknya. Mereka
menginhibisi sejumlah enzim secara bolak-balik.
Dan kerjanya didasarkan pada reaksi dengan
gugus SH, yang diperlukan berbagai enzim agar
berfungsi secara normal.
​ etabolisme timbal di
M
dalam tubuh
​ etabolisme timbal di dalam tubuh
M
Timbal masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan, saluran
pencernaan dan dermal. Saluran pernafasan merupakan jalur pemajanan
terbesar dengan tingkat absorbsi mencapai 40%. Sedangkan absorbsi timbal
melalui saluran pencernaan hanya 5-10%. Timbal yang telah masuk kedalam
tubuh akan didistribusi ke dalam darah sebesar 95% yang terikat pada sel
darah merah, dan sisanya terikat pada plasma darah. Sebagian timbal
disimpan pada jaringan lunakdan tulang. Eksresi terutama melalui ginjal dan
saluran pencernaan (Palar, 2004).
KUSNOPUTRANTO (1996) mengelompokkan
polutan di udara menjadi 10 kelompok besar,
yaitu:
a) karbonoksida (CO, CO2), g) senyawa organik lainnya (asbestos, hidrogen
b) sulfur oksida(SO2, SO3), fluorida “HF”, hidrogen sulfida “H2S”, amonia
“NH3”, asam sulfat “H2SO4”, dan asam nitrat
c) nitrogen oksida (N2O, NO, dan NO2), “HNO3”),
d) hidrokarbon (methan “CH4”, butan h) senyawa organik karbon rantai
“C4H10”, benzen “C6H6”), panjang (pestisida, herbisida, berbagai alkohol,
e) oksidan fotokimia(ozon, PAN, dan berbagai dan hidrokarbon lain yang mudah menguap),
i) substansi radio aktif (tritium, radon: emisi
senyawa aldehid),
dari
f) partikulat (titik air yang tersuspensi di bahan bakar fosil dan pembangkit tenaga
udara, asap, debu, asbestos, partikel logam nuklir),
“Pb, Be, Cd”, minyak tersuspensi di udara, j) Kebisingan.
dan garam sulfat),
PENGURAIAN TIMBAL
Timbal tidak dapat terurai secara biologis dan toksisitasnya tidak berubah
sepanjang waktu. Anak dapat menyerap hingga 50% Timbal yang masuk ke
dalam tubuh, sedangkan orang dewasa hanya menyerap 10-15%. Kadar
Timbal 68 mikrogram/l dapat menyebabkan anak makin agresif, kurang
konsentrasi, bahkan menyebabkan kanker. Studi toksisitas menunjukkan
bahwa kandungan timbal dalam darah sebanyak 100 mikrogram/l dianggap
sebagai tingkat aktif (level action) berdampak pada gangguan
perkembangan dan penyimpangan perilaku. Kandungan timbal 450
mikrogram/l membutuhkan perawatan segera dalam waktu 48 jam, lebih
dari 700 mikrogram/l menyebabkan kondisi gawat secara medis (medical
emergency), sedangkan di atas 1200 mikrogram/l bersifat sangat toksik dan
dapat menimbulkan kematian pada anak.
EFEK TOKSIK TIMBAL PADA TUBUH
Timbal dalam tubuh dapat menghambat aktivitas kerja enzim. Namun yang paling berbahaya
adalah toksitas timbal yang disebabkan oleh gangguan absorbsi kalsium Ca. Hal ini
menyebabkan terjadinya penarikan deposit timbal dari tulang tersebut.
Timbal adalah logam toksik yang bersifat kumulatif sehingga mekanisme toksitasnya
dibedakan menurut beberapa organ yang dipengaruhinya, yaitu sebagai berikut :
a. Sistem hemopoeitik: timbal akan mengahambat sistem pembentukan hemoglobin
sehingga menyebabkan anemia
b. Sistem saraf pusat dan tepi: dapat menyebabkan gangguan enselfalopati dan gejala gangguan
saraf perifer
c. Sistem ginjal : dapat menyebabkan aminoasiduria, fostfaturia, gluksoria, nefropati,
fibrosis dan atrofi glomerular
d. Sistem gastro-intestinal: dapat menyebabkan kolik dan konstipasi
e. Sistem kardiovaskular: menyebabkan peningkatan permeabelitas kapiler pembuluh darah
f. Sistem reproduksi: dapat menyebabkan kematian janin pada wanita dan hipospermi
dan teteratosperm
5 April 2022

Organ target utama


Pb
Sistem hematopoetik, sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, dan ginjal.
Timbal dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui pernafasan, pemaparan maupun saluran
pencernaan.
Lebih kurang 90 % partikel timbal dalam asap atau debu halus di udara dihisap melalui saluran
pernafasan.
Penyerapan di usus mencapai 5 – 15% pada orang dewasa.
Pada anak-anak lebih tinggi yaitu 40% dan akan menjadi lebih tinggi lagi apabila si anak
kekurangan kalsium, zat besi dan zinc dalam tubuhnya.
Yang lebih menghawatirkan adalah efeknya terhadap kecerdasan (IQ) anak – anak, sehingga
menurunkan prestasi belajar mereka, walaupun kadar timbal di dalam darah mereka tidak
dianggap toksik.
Pengaruh Pb terhadap
eritrosit

Banyak diamati oleh karena affinitas eritrosit terhadap


Pb sangat tinggi. Eritrosit mengikat 99% Pb dalam darah. Pb ini
menimbulkan destabilitas membran sel, menurunkan fluiditas
membran dan meningkatkan kecepatan hemolisis.
Pb dianggap sebagai agen hemolitik seperti juga tembaga dan
air raksa, menyebabkan penghancuran eritrosit melalui
pembentukan peroksida-peroksida lipid dalam membran sel.
Pb pada gasoline (bensin) memiliki dampak negatif terhadap
lingkungan hidup termasuk kepada kesehatan manusia, salah
satunya yaitu penyebab potensi terhadap peningkatan
akumulasi kandungan Pb dalam darah.
Efek
hematotoksisitas Menghambat aktifitas enzim-aminolevulinat
dehydrogenase (-aminolevulinic acid
Pb dehydrogenase = -ALAD) dalam eritroblas
sumsum tulang dan eritrosit pada sintesis heme.
Gejala dari dampak keterpaparan timbal secara
akut maupun kronis secara visual akan muncul,
diantaranya:
1. Keracunan Akut
2. Keracunan Subakut
3. Keracunan Kronik
Faktor perilaku seperti Kebiasaan Merokok
juga menjadi salah satu faktor yang
menpengaruhi Pb dalam darah.

Faktor perilaku seperti Kebiasaan Merokok juga menjadi salah satu faktor yang
menpengaruhi Pb dalam darah.
Rokok mengandung beberapa logam berat seperti Pb, Cd, dan sebagainya
yang membahayakan bagi kesehatan.
Konsumsi rokok setiap harinya akan meningkatkan resiko inhalasi Pb akibat
dari asap rokok tersebut.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian Mormontoy, Gastanaga, yang
menyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara polisi yang merokok
dengan yang tidak merokok dalam hal kandungan timbal dalam darah.
Adanya Timbal (Pb) dalam peredaran darah dan otak
dapat menyebabkan gangguan sintesis hemoglobin
darah, gangguan neurologi (susunan syaraf),
gangguan pada ginjal, sistem reproduksi, penyakit akut
atau kronik sistem syaraf, dan gangguan fungsi paru-
paru. Selain itu, dapat menurunkan IQ pada anak kecil
jika terdapat 10-20 myugram/dl dalam darah.
Pb sebagai gas buang kendaraan bermotor dapat
membahayakan kesehatan dan merusak lingkungan. Pb
yang terhirup oleh manusia setiap hari akan diserap,
disimpan dan kemudian ditampung dalam darah.
Bentuk kimia Pb merupakan faktor penting yang
mempengaruhi sifat-sifat Pb di dalam tubuh.
Komponen Pb organik misalnya tetraethil Pb segara
dapat terabsorbsi oleh tubuh melalui kulit dan
membran mukosa. Pb organik diabsorbsi terutama
melalui saluran pencernaan dan pernafasan dan
merupakan sumber Pb utama di dalam tubuh. Tidak
semua Pb yang terisap atau tertelan ke dalam tubuh
akan tertinggal di dalam tubuh. Kira-kira 5-10 % dari
jumlah yang tertelan akan diabsorbsi melalui saluran
pencernaan, dan kira-kira 30 % dari jumlah yang
terisap melalui hidung akan diabsorbsi melalui saluran
akan tinggal di dalam tubuh karena dipengaruhi oleh
ukuran partikel-partikelnya (SNI,2009).
Kelainan biokimia dan
hematologi pada timbal
“pb” :
1. Anaemia
2. raised zinc
protoporphyrin,
3. basophilic stippling
Tanaman Penyerap
Partikel Pb

1. Jenis pohon dengan kemampuan menyerap sangat


baik: jambu batu, ketapang, dan bungur.
2. Jenis pohon dengan kemampuan menyerap
sedang: mahoni, mangga, cemara gunung, angsana.
3. Jenis pohon dengan kemampuan menyerap
rendah: daun kupu-kupu, kersen, kenanga, kere
payung, karet munding, kenari, akasia, dadap.
Upaya-upaya Penanggulangan
Pencemaran oleh Timbal (Pb)
3. Pendekatan Edukasi
a. Memberikan informasi secara intensif kepada
1. Pendekatan Teknis
masyarakat tentang dampak Pb pada kesehatan dan
Timah hitam yang keluar dari knalpot berbentuk partikel yang
lingkungan, serta bagaimana cara mengatasinya.
sangat halus, adanya polutan timbal (Pb) karena dalam bensin
b. Melakukan pendidikan pelatihan pada orang-
diberikan bahan tambah berupa Pb (C2H5)4 yaitu Tetra EthilLead
orang yang potensial menjadi penyebab
(TEL) sebagai upaya untuk meningkatkan angka oktan. Untuk meningkatnya pencemaran Pb, seperti pengemudi,
menghilangkan polutan Pb dapat dilakukan secara teknik, yaitu pemilik kendaraan bermotor, mekanik/teknisi yang
dengan mengendalikan bahan bakar yang akan digunakan oleh melakukan perawatan kendaraan
kendaraan bermotor. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggantikan TEL dengan anti knocking yang lain yang tidak 2. Pendekatan Planatologi, Administrasi, dan Hukum
mengandung Pb. Pemerintah mempunyai posisi yang paling srategis dalam
upaya pengendalian pencemaran Pb ini. Pemerintah dapat
menyusun tata kota dan rambu lalu lintas yang
memungkinkan kendaraan dapat berjalan lancar, dapat
mengontrol kadar Pb dan mengenakan sanksi atas
pengendara yang melanggar.
Kesimpulan
Timbal ”Pb” merupakan inhibitor enzim yang kurang selektif dan bekerja sebaliknya. Mereka menginhibisi
sejumlah enzim secara bolak-balik. Dan kerjanya didasarkan pada reaksi dengan gugus SH, yang diperlukan
berbagai enzim agar berfungsi secara normal.
Timbal tidak dapat terurai secara biologis dan toksisitasnya tidak berubah sepanjang waktu. Anak dapat
menyerap hingga 50% Timbal yang masuk ke dalam tubuh, sedangkan orang dewasa hanya menyerap 10-15%.
Kadar Timbal 68 mikrogram/l dapat menyebabkan anak makin agresif, kurang konsentrasi, bahkan
menyebabkan kanker.
Timbal dalam tubuh dapat menghambat aktivitas kerja enzim. Namun yang paling berbahaya
adalah toksitas timbal yang disebabkan oleh gangguan absorbsi kalsium Ca.
Organ target utama Pb yaitu : sistem hematopoetik, sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, dan ginjal.
Timbal dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui pernafasan, pemaparan maupun saluran pencernaan.
Lebih kurang 90 % partikel timbal dalam asap atau debu halus di udara dihisap melalui saluran pernafasan.
Penyerapan di usus mencapai 5 – 15% pada orang dewasa.
Pada anak-anak lebih tinggi yaitu 40% dan akan menjadi lebih tinggi lagi apabila si anak kekurangan
kalsium, zat besi dan zinc dalam tubuhnya.
Yang lebih menghawatirkan adalah efeknya terhadap kecerdasan (IQ) anak – anak, sehingga menurunkan
prestasi belajar mereka, walaupun kadar timbal di dalam darah mereka tidak dianggap toksik.
Daftar Pustaka
Moch Solikin. Dampak dan Upaya Pengendalian Gas Buang Kendaraan Bermotor.Cakrawala
Pendidikan No.3, Tahun XVI, Nov 1997.
Wardhana, A.W.2004.Dampak Pencemaran Lingkungan,Yogyakart: Penerbit Andi Darmono.
2009. Farmasi forensic dan Toksikologi. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Presss)
Palar,H. 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. jakarta. PT Rineka Cipta
Ferdianto Rangan, 2012. Penyakit yang disebabkan oleh Timbal.
Rahayu, muji, moch firman solihat. 2018. Toksikologi Klinik.
TERIMA KASIH

Semoga
Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai