Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Diajukan Sebagai Mata Kuliah


TOKSIKOLOGI KLINIK

OLEH
SUSI SUKMAWATI (5119016)

INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI


PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
BANDUNG

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat, rahmat,
dan hidayah-NYA, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Timbal”.
Shalawat beserta salam senantiasa tercurah pada baginda Rasullullah
Nabi besar Muhammad SAW, sang pencerah dalam kegelapan, sang petunjuk
jalan kesesatan. Sifat dan akhlaknya yang patut digugu dan dituru. Serta pada para
keluarganya, para sahabatnya, serta kita semua selaku umatnya di akir Zaman.
Aamin.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat matan kuliah
Toksikologi Klinik pada Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Rajawali Bandung.
Penulis menyadari makalah begitu sulit terwujud tanpa bantuan
dariberbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesikan makalah ini baik berupa materias
ataupun spiritual.
Makalah ini masih dirasa kurang dari kata sempurna, karena itu kritik
dan saranbagi penulis dirasa perlu untuk saling memperbaiki dan mengingatkan
akan kesalahan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan para
pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................5
C. TUJUAN...................................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................................6
A. TIMBAL...................................................................................................................................6
1. Karakteristik Timbal...........................................................................................................6
2. Toksikokinetik pada Timbal...............................................................................................6
3. Toksikodinamik pada Timbal.............................................................................................7
4. Biotransformasi pada Timbal.............................................................................................9
BAB III...............................................................................................................................................11
PENUTUP..........................................................................................................................................11
KESIMPULAN..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA2

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Timbal adalah logam berat yang paling melimpah di kerak bumi, yang telah
digunakan sejak zaman prasejarah dan telah didistribusikan secara luas dan
dimobilisasi di lingkungan (WHO HECA undated). Meningkatnya aktivitas manusia,
seperti pertambangan dan peleburan, dan pengunaannyadalam bahan bakar minyak,
dan juga masih banyak lagi di gunakan dalam pembuatan produk lainnya,sehingga
kandungan timbal di biosphere telah meningkat dalam 300 tahun terakhir (NHMRC
2009).
Timbal memiliki titik lebur dan rendah, mudah dibentuk, serta mudah
dikombinasikan dengan logam lain untuk membentuk logam campuran. Dengan
alasan tersebut, timbal telah digunakan oleh manusia selama ribuan tahun dan banyak
digunakan hingga sekarang.
Timbal bisa masuk dalam lingkungan dan tubuh manusia dari berbagai macam
sumber seperti bensin (petrol), daur ulang atau pembuangan baterai mobil, mainan,
cat, pipa, tanah, beberapa jenis kosmetikdan obat tradisional dan berbagai sumber
lainnya (WHO 2007). Pemaparan timbal telah meningkat, pada eksposur pekerjaan
dan lingkungan untuk timbal tetap merupakan masalah serius di banyak negara
berkembang dan negara-negara industri juga di beberapa negara maju. Di kebanyakan
negara berkembang, sumber utama kontak dengan timbal berasal dari bensin
bertimbal. Selain itu juga, berbagai consumer produk seperti yang disebutkan diatas
dan makanan juga bisa mengandung timbal (Meyer, et al 2003).
Timbal merupakan zat yang sangat beracun jika terserap ke dalam tubuh (Kessel I
& O’Connor 1997). Sejak timbal telah di identifikasi di zaman Mesir kuno, berbagai
laporan menunjukkan adanya keracunan timbal pada orang-orang terdahulu (Pueschel
et al 1996). Pusat pengontrolan dan pencegahan penyakitdi US telah mendefinisikan
keracunan timbal karena kandungan timbal dalam darah lebih besar dari 10
micrograms per deciliter (ug/dL) (Albalak et al 2003). Selanjutnya, keracunan timbal
di kalangan orang dewasa berhubungan dengan tekanan darah tinggi pada populasi
dasa; keguguran, lelaki yang kurangsubur, gagal ginjal, kehilangan keseimbangan,
gangguan pendengaran, anemia, ketulian dan rusaknya saraf seperti lambat dalam
beraksi (Kessel I & O’Connor 1997). Pengaruh timbal pada kesehatan anak sangat
banyak sekali termasuk diantaranya mengurangi perkembangan IQ, hyperactive,
susah dalam belajar, masalah dalam bersikap seperti kurang peduli dan aggressive,
rusak alat pendengaran dan lemah pertumbuhan (Meyer et al 2003). Kandungan
timbal dalam darah lebih dari 50 ug/dL bisa menyebabkan rusaknya ginjal dan
anemia. Konsentrasi timbal 100 micrograms per deciliter dalam darah anak bisa
menyebabkan penyakit serius, koma, sawan atau kematian (Kessel I & O’Connor
1997).Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum menetapkan sebuah nilai tunjuk
untuk timbal di dalam darah,tapi Fewtrell et al (2004) memperkirakan untuk WHO
pada tahun 2004 “bahwa 20% dari semua anak-anakmemiliki kandungan timbal

4
dalam darah diatas 10 ug/dL dan kebanyakan dari mereka tinggal dinegara
berkembang” (Clark, et al 2009).
Logam Pb sebagai gas buangan kendaraan bermotor dapat membahayakan
kesehatan dan lingkungan. Logam Pb yang terhirup manusia setiap hari akan diserap,
disimpan dan kemudian ditampung dalam darah. Bentuk kima Pb merupakan fakor
penting yang mempengaruhi sifat-sifat Pb dalam tubuh. Tidak semua Pb yang terisap
atau tertelan kedalam tubuh akan tertinggal dalam tubuh. Kira-kira 5-10% dari jumlah
yang tertelan akan diabsorbsi melalui pencernaan dan kira-kira 30% dari jumlah yang
terhisap melalui hidung akan diabsorbsi melalui saluran pernafasan akan tinggal di
dalam tubuh karena dipengaruhi oleh ukuran partikel-partikelnya (BPLHD, 2009).

B. RUMUSAN MASALAH
Untuk memudahkan pembahasannya maka akan dibahas sub masalah sesuai dengan
latar belakang diatas yakni sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik pada timbal?
2. Bagaimana toksikokinetik pada timbal?
3. Bagaimana toksikodinamis pada timbal?
4. Bagaimana biotransformasi pada timbal?

C. TUJUAN
Makalah ini bertujan untuk:
1. Untuk mengetahui karakteristik pada timbal.
2. Untuk mengetahui toksikokinetik pada timbal.
3. Untuk mengetahui toksikodinamis pada timbal.
4. Untuk mengetahui biotransformasi pada timbal.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. TIMBAL
1. Karakteristik Timbal
Timbal dalam keseharian lebih dikenal dengan nama timah hitam atau
dalam bahasa ilmiah Plumbum (Pb). Timah hitam (timbale, pb) adalah logam
berat yang berwarna kelabu yang meleleh pada suhu 327o C. Timah hitam
menguap pada suhu dia ats 500o Jumlah Pb di udara mengalami peningkatan
yang sangat drastis sejak C dan bereaksi dengan udara membentuk senyawa
oksida timah hitam (Suma’mur, 2010). Pada tabel periodik unsur kimia
termasuk kedalam kelompok logam golongan IV –A, mempunyai nomor atom
(NA) 82 dengan bobot atau berat atom (BA) 207,2 (Palar, 2012).
Timbal bersifat toksik yang dapat mencemari makanan, minuman, udara,
air, serta debu. Intoksikasi timbal dapat melalui jalur oral, pernafasan, kontak
dermal, kontak melalui mata, serta parenteral.Timah hitam atau Pb yang ada
dalam tatanan udara, terutama sekali bersumber dari buangan (asap) kendaraan
bermotor. Melalui buangan mesin kendaraan tersebut, unsur Pb terlepas ke
udara. Sebagian di antaranya akan membentuk partikulat di udara bebas
dengan unsure lain, sedangkan sebagian lainnya akan menempel dan diserap
oleh daun tumbuhan-tumbuhan yang ada disepanjang jalan (Palar, 2012)
2. Toksikokinetik pada Timbal
a. Absorpsi
Timbal dan senyawanya masuk ke dalam tubuh melalui inhalasi dan
penelanan. Absorpsi melalui kulit hanya penting dalam hal senyawa
organik (alkil timbal dan naftenat timbal). Timbal masuk pada populasi
umum diperkirakan antara 100 hingga 350 µg/hari. Walaupun sumber
utama adalah makanan dan air, sebanyak 20 µg mungkin diabsorpsi dari
inhalasi uap timbal dan partikel-partikel lingkungan kota yang polutif.
Bahaya kesehatan yang ditimbulkan timbal dalam udara, berkaitan
dengan ukuran partikelnya. Partikel yang lebih kecil 10µm dapat bertahan
di paruparusedangkan partikel yang lebih besar mengendap di saluran
nafas bagian atas, dari sini diangkut melalui gerakan mukosiliar ke
nasofarinng dan ditelan. Rata – rata 10- 30% timbal yang terinhalasi
diabsorpsi melalui saluran cerna. Uap timbal tetraetil diabsorpsi dengan
baik melalui paru (WHO;ECG. 1995, Palar, 2012)
b. Distribusi
Timbal yang diabsorpsi diangkut oleh darah ke organ-organ lain.
Sekitar 90% timbal dalam darah diikat oleh sel darah merah. Sebagian
timbal plasma adalah bentuk yang dapat berdifusi, diperkirakan dalam
keseimbangan dengan pool timbal tubuh lainnya, yang dapat dibagi
menjadi duajaringan keras (tulang, rambut, kuku dan gigi); dan jaringan
lunak (sumsum tulang, system saraf, ginjal, hati).
Pb pada tulang akan terakumulasi karena logam dalam bentuk ion
(Pb2+) mampu menggantikan keberadaan ion Ca2+ Timbal diekskresi
lewat kemih (75-80%) dan feses (sekitar 15%). Bahkan setelah absorpsi

6
sedang, timbal dengan cepat muncul dalam kemih. Tampaknya tubuh telah
mencapai suatu keseimbangan antara absorpsi dan ekskresi, di mana
jumlah timbal yang diekskresi dalam kemih, feses, empedu, keringat,
rambut dan kuku sesuai dengan jumlah yang diabsorpsi. Pembersihan
timbal oleh ginjal pada dasarnya adalah filtrasi glomerulus. Kecepatan
ekskresi timbal melalui empedu pada manusia tidak diketahui
(WHO;EGC.1995) (kalsium) yang terdapat dalam jaringan tulang (Palar,
2012). Diperkirakan bahwa hanya timbal dalam jaringan lunak saja yang
toksik secara langsung. Timbal jaringan keras tetap terikat erat pada
jaringan dan hanya toksik jika pool tersebut bertindak sebagai sumber
timbal jaringan lunak. Karena adanya distribusi timbal antara jaringan
keras dan lunak, maka waktu paruh biologis timbal sulit ditetapkan. Akan
tetapi, tidak ada keraguan bahwa pembersih separuh beban timbal tubuh
memerlukan waktu bertahun-tahun. (WHO;EGC. 1995)
c. Ekskresi
Timbal diekskresi lewat kemih (75-80%) dan feses (sekitar 15%).
Bahkan setelah absorpsi sedang, timbal dengan cepat muncul dalam
kemih. Tampaknya tubuh telah mencapai suatu keseimbangan antara
absorpsi dan ekskresi, di mana jumlah timbal yang diekskresi dalam
kemih, feses, empedu, keringat, rambut dan kuku sesuai dengan jumlah
yang diabsorpsi. Pembersihan timbal oleh ginjal pada dasarnya adalah
filtrasi glomerulus. Kecepatan ekskresi timbal melalui empedu pada
manusia tidak diketahui (WHO;EGC.1995)
3. Toksikodinamik pada Timbal
Toksikodinamik atau farmakodinamik meliputi interaksi antara molekul zat
kimia dengan bagian organ kerja yang spesifik berupa reseptor. Konsentrasi
zat pemaparan pada tempat sasaran menentukan kekuatan biologis yang
dihasilkan. Bila dosis yang diserap relative kecil maka kerusakannya dapat
terbatas pada beberapa sel saja, karena itu cukup banyak sel sehat untuk dapat
tetap menjalani fungsi normal organ. Akan tetapi jika relative banyak sel yang
menderita maka organ tersebut sudah tidak dapat memenuhi lagi fungsinya
yang normal.pada bagian ini kerja toksik menampakkan diri sebagai penyakit
yang integralpada individu.
Proses toksikodinamik timbal dalam tubuh :
1. Timbal masuk ke dalam tubuh manusia ( timbal dapat masuk kedalam
tubuh manusia terutama melalui inhalasi dan saluran pencernaan)
2. Timbal diabsorpsi dalam tubuh. (absorpsi melalui kulit terbatas pada
senyawa organic (alkil timbal dan naftenat timbal)
3. Penyebaran timbal : Timbal yang diabsorpsi dalam tubuh (timbal yang
telah diabsorpsi diangkut oleh darah ke organ-organ lain, sekitar 95%
terikat sengan eritrosit dan 1% terikat plasma. Timbal plasma dapat
berdifusi ke jaringan kemudian disimpan dalam jaringan keras (tulang,
rambut, kuku, dan gigi) dan jaringan lunak (sumsum tulang, system saraf,
ginjal, hati, otak, kulit, dan otot rangka).
4. Timbal akan terakumulasi di tubuh manusia dan menimbulkan gangguan
kesehatan karena dapat memberikan efek toksik pada berbagai system

7
tubuh, antara lain saluran pencernaan (spasme usus halus, pigmentasi
kelabu pada gusi), system hematopoietic (anemia hemolitik), system saraf
( konvulsi, delirium, dan koma), ginjal (aminoasiduria, glikosuria, dan
hiperfosfaturia), endokrin (pertumbuhan tulang dan gigi terganggu),
system reproduksi (berat badan lahir rendah, kelahiran premature dan
penurunan jumlah motiloitas sperma).
Dampaknya
Saat tubuh dalam keadaan stress, seperti hamil, menyusui, atau terserang
penyakit kronis, timbal dari jaringan lunak akan dilepaskan ke dalam darah
sehingga kadarnya meningkat, kemudian terjadi distribusi timbal antara
jaringan keras dan lunak.
Diperkirakan bahwa pembersihan separuh beban timbal tubuh memerlukan
waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun sehingga walaupun dalam
dosis kecil, timbal dapat menyebabkan keracunan.
Timbal juga dapat berasal dari ibu, sebab timbal dapat melewati plasenta.
Sumber timbal dari ibu berasal dari cadangan endogen yaitu tulang ibu atau
paparan baru melalui lingkungan.
Penyakit tulang ( osteoporosis, fraktur) dapat meningkatkan pelepasan timbal
dari tempak penyimpanannya sehingga kadarnya dalam darah juga meningkat.
Timbal pun dapat menembus plasenta sehingga kadar timbal pasa fetus
berkaitan dengan kadar timbal maternal. Timbal di intraseluler berikatan
dengan kelompok sulfhidril dan beberapa enzim seluler termasuk yang terlibat
dalam sintesis heme. Selain itu, timbal juga berikatan dengan membrane
mitokondria dan mempengaruhi sintesa protein dan asam nukteat.
5. Timbal terutama dieksresi oleh ginjal melalui urin, feses, keringat, dan
pengelupasan epidermis kulit. Penyakit tulang (osteoporosis, fraktur) dapat
meningkatkan pelepasan timbal dari tempat penyimpanannya sehingga
kadarnya dalah darah juga meningkat.
Contoh kasus
Efek Pajanan Timbal Infertilitas Pria di Bandung
Untuk keracunan timbal sangat jarang terjadi, kalaupun ada itu perlu waktu
yang lama dan dapat menimbulkan kelainan. Pada orang dewasa dapat
menyebabkan gejala anoreksia, muntah, nyeri, sakit perut, diare, dll.
Penderita akan sakit kepala, lemas, lesu, depresi, insomnia dan tidak dapat
berkonsentrasi. Pada pria dapat menurunkan libido, menurunkan jumlah
sperma dan lain lain. Untuk wanita dapat menyebabkan gangguan
menstruasi, pada ibu hamil dapat menyebabkan abortus spontan atau bayi
lahir mati. Pada anak-anak dalam waktu lama akan menyebabkan gangguan
belajar, iritasi, alergi dan lain-lain. Pajanan didalam rumah itu dapat melalui
cat tembok atau debu dan asap kendaraan bermotor.
Mekanisme paparan timbal

8
Sebuah penelitian di Italia mengungkapkan bahwa gas buang kendaraan
bermotor bias merusak sperma dan menurunkan kesuburan pria. Penelitian ini
dilakukan terhadap 85 penjaga pintu tol yang terpapar timbal selama 6 jam
setiap harinya dan 85 orang pria pada umur yang sama yang tinggal
didaerah sekitar pintu tol tersebut sebagai control.
Berdasarkan hasil penelitian jumlah sperma dari kedua kelompok tidak
berkurang, hormone FSH, LH, dan testosterone yang dibutuhkan untuk
spermatogenesis masih dalam batas normal, tapi motilitas sperma menurun.
Dari hasil wawancara kepada kelompok sampel rata-rata butuh waktu 2 kali
lebih lama agar membuat istri mereka hamil. Ini dihubungkan dengan pintu
tol yang dapat menyebabkan kadar methaeglobin meningkat dengan akibat
menurunkan kualitas sperma.
Penelitian di Taiwan di lakukan terhadap 163 pekerja industry baterai dan
hanya 41 pasangan yang dapat menghasilkan kehamilan setelah terpapar
timbal.
4. Biotransformasi pada Timbal
Proses Biotransformasi Logam Berat (Pb) Logam berat masuk ke tubuh
manusia melewati rantai pangan pendek (hewan manusia) atau lewat rantai
pangan panjang (tanaman - hewan- manusia) yang disebut pencemaran dakhil
(Notohadiprawira, 1995). Disamping melalui mulut dari makanan dan
minuman, logam berat juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan
dan kulit. Logam berat mempunyai afinitas yang tinggi terhadap senyawa -
senyawa sulfida, seperti sulfihidril (-SH) dan disulfida (-S-S) (Petruci, 1992).
Gugus ini banyak terdapat dalam enzim, sehingga dengan kaitannya dengan
logam berat pada gugus ini, logam berat dapat menghambat kerja enzim
tertentu. Timbal disebut juga sebagai timah hitam, banyak digunakan dalam
industri kabel, batrei, cat (sebagai warnanya), dalam penyepuhan, dalam
pestisida, dan yang paling banyak ditambahkan pada bensin. Laidler (1991)
pernyataan di dalam bensin timbal ditambahkan dalam bentuk timbal tetra etil
(TEL) dengan rumus molekul (CaHs) 4-Pb atau dalam bentuk timbal tetra
metil dengan rumus molekul (CH:) - Pb. Keracunan timah hitam syringe
terjadi pada hewan ruminansia yang merumput di daerah tercemar
(Humphreys, 1980). Racun timah hitam ini biasanya mempengaruhi sistem
syaraf, ginjal dan. pembentuk darah, sehingga hewan akan mengalami sakit
perut (kolik) yang hebat, anemia, anoreksia, kebutaan, konvulsi dan diare,
yang kemudian berakhir dengan kematian (Bartic dan Piskoc, 1981). Adanya
kontaminasi timbal dalam tubuh dapat diketahui melalui pengukuran kadar
timbal dalam darah, gigi, dan rambut. Selain dari makanan, udara, dan air,
timbal dalam rambut dapat berasal dari cat rambut yang mengandung timbal
asetat dan dapat berasal dari debu (Cohen dan Ros, 1991). Proses Biotrans
formasi adalah proses transpormasi metabolik dimana zat kimia dirubah
menjadi zat derifat lain (Metabolit) dalam tubuh manusia. Proses ini
umumnya menyebabkan terbentuknya metabolit yang mudah larut udara., Dan
tidak mudah larut lemak, dan memiliki kepolaran yang tinggi sehingga mudah
di ekskresikan oleh tubuh. Biotransformasi umumnya menghas ikan metabolit

9
yang kurang toksik. Transformasi metabolik dapat dibagi menjadi emapat
kategori di antaranya Oksidasi, Reduksi, Hidrolisis dan Konjugasi. Fase
tersebut dikenal dengan fase pertama dari biotrans formasi. Fase pertama
adalah meningkatkan polaritas senyawa toks ik sehingga kelarutannya pada air
akan meningkat. Selain itu jufga adanya fase roaksi oksidatif yang bertujuan
untuk menambaha kereaktivan senyawa toksik. Tujuan pereaktivan racun
racun adalah dengan mempermudah keterikatannya dengan senyawa anti
oksidan yang mampu meningkatkan ROX. Fase kedua adalah proses
konjugasi, merupakan satu - satunya reaksi biotransformasi yang terjadi di
dalam tubuh. Pada reaksi konjugasi grup - grup polar akan di tambahkan pada
hasil reaksi pada fase satu. Oksidasi merupakan reaksi biotransformasi yang
paling penting. Ada dua macam reaksi oksidasi yaitu penambahan oksigen
secara langsung pada melalui proses Dehidrogenasi. unsur - unsur carbon,
sulfur, nitrogen, Kebanyakan dari reaksi - reaksi ini memerlukan enzim -
enzim mikros omal dan juga oksidase - oksidase yang terdapat dalam sitoplas
ma dan mitokondria. Peranan Reduksi dalam biotransformasi umumnya
adalah kurang penting. Pewarna sintetik umum ya sulit umtuk dilakukan
proses metabolit yang kurang toksik. Selain itu juga, getaran pada tubuh
semakin meningkat maka kemampuan tubuh dalam mengubah tingkat
toksisitasnya masih kurang. Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi proses
biotrans formasi adalah: status kesehatan, usia, gizi .

10
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Toksikokinetik (sering disingkat 'TK') adalah gambaran tentang laju zat kimia
yang akan masuk ke dalam tubuh dan apa yang terjadi untuk mengeluarkan
dan memetabolisme senyawa setelah berada di dalam tubuh.
Ada empat proses potensial untuk bahan kimia yang berinteraksi dengan
hewan: penyerapan , distribusi, metabolisme, dan ekskresi (ADME).
Penyerapan menggambarkan masuknya bahan kimia ke dalam tubuh, dan
dapat terjadi melalui udara, air, makanan, atau tanah. Begitu bahan kimia
berada di dalam tubuh, ia dapat didistribusikan ke area lain di tubuh melalui
proses difusi atau proses biologis lainnya. Pada titik ini, bahan kimia tersebut
dapat mengalami metabolisme dan diubah bentuknya menjadi bahan kimia
lain ( metabolit ). Metabolit ini bisa kurang atau lebih beracun dibandingkan
senyawa induknya. Setelah biotransformasi potensial ini terjadi, metabolit
dapat meninggalkan tubuh, berubah menjadi senyawa lain, atau terus disimpan
di kompartemen tubuh.
Biotransformasi adalah perubahan atau modifikasi senyawa kimia
oleh enzim atau sel mikrob Proses yang diinginkan dari biotransformasi adalah
pembuatan (sintesis) suatu senyawa maupun menghilangkan senyawa
tersebut. Saat ini biotransformasi banyak berperan dalam berbagai industri
seperti industri makanan, obat-obatan dan vitamin, pembuatan senyawa kimia,
dan pakan ternak. Penggunaan enzim dan sel mikrob dalam proses industri
berdampak pada berkurangnya penggunaan senyawa kimia berbahaya
sehingga memiliki sifat ramah lingkungan. Maka dari itu, enzim dan sel
mikrob disebut biokatalis yang akan menggantikan katalis kimia.

11
DAFTAR PUSTAKA

Meyer, Pamela A.; McGeehin, Michael A.; and Falk, Henry. 2003. A global
Papproach to childhood lead poisoning prevention. International Journal
Hygiene Environmental Health. Diambil dari www.ncbi.nlm.
nih.gov/pubmed/12971691
Palar.2012. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta; Rineka Cipta.
WHO.1995. Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja; Jakarta. EGC
WHO. 2008. The WHO Report on the Global Tobacco Epidemic.
WHO. 2001. Human Energy Requirements. FAO/WHO/UNU Expert
Consultation. Rome
JKM. Vol.8. No. 1 Juli 2008: 87-93
Edcometch Vol.1 No. 1 April 2016

12

Anda mungkin juga menyukai