Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH TOKSIKOLOGI

TOKSISITAS LOGAM DAN


PESTISIDA

KELOMPOK : I (SATU)
KELAS :D
ANGGOTA:
WA ODE HADIJA (O1A118032)
MELARNI (O1A120176)
NABILAH MUYASAR BASRI (O1A120184)
NILAM WARDAH AIDA (O1A120185)
NUR NADILLAH SYAM (O1A120190)
NURUL ZAHRA (O1A120195)
RINI PURNAMA SARI (O1A120203)
SRI REZKY (O1A120209)
WA ODE FANNISA AMELYA N (O1A120212)
WA ODE AISYAH FEA (O1A120216)
DHEALFA AZZAHRA (O1A120222)

PROGRAM STUDI SARJANA


FARMASI FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadiran allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makala ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Toksiologi dengan judul " TOKSISITAS LOGAM DAN PEPTISIDA ".
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembagan dunia pendidikan.

Kendari, 19 April 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................3
D. Manfaat.........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
A. Toksisitas Logam.........................................................................................4
B. Toksisitas Pestisida....................................................................................14

BAB III PENUTUP................................................................................................18


A. Kesimpulan.................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................1

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Logam atau metal adalah barang tambang, biasanya berupa bahan dasar berat
dan padat, mempunyai sifat tertentu, berkilau, dapat dibengkokkan, dapat
ditempa, dapat dilebur dengan menggunakan panas api dan listrik, mineral yang
tidak tembus pandang, dapat menjadi penghantar panas dan arus listrik. Logam
berat adalah logam yang menimbulkan bahaya lingkungan jangka panjang seperti
kadmium, kobalt, kromium, tembaga, merkuri, nikel, timbal dan seng (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 2002). Dalam bahasa Inggris metal dan logam
mempunyai arti yang sama (Webster's New Collegiate Dictionary, 1980). Menurut
Lee and van Orden (1965) logam biasanya berwarna opag, dicirikan sebagai
bahan kimia yang keras, memiliki kekuatan tensil (yang dapat diregangkan),
elastik, dapat ditempa (malleable), dapat dibengkokkan (ductile), kemampuan
daya tarik elektron dan semuanya memiliki konduktor panas dan elektrisiti yang
baik. Logam dapat berkombinasi dengan non logam dan membentuk senyawa
ionik yang relatif rendah.perak (silver), antimoni (antimony), talium (thallium)
dan timah (tin) (Duffus, 2002). Masih terdapat beberapa definisi dari logam berat
yang lebih spesifik tetapi tidak ada dari definisi diusulkan mendapat penerimaan
yang luas.
Logam-logam berat biasanya ditemukan secara alami dalam tanah atau batu-
batuan dan konsentrasinya semakin meningkat karena adanya aktivitas manusia
melalui proyek-proyek pertambangan emas, batu bara dan mineral-mineral
lainnya, asap-asap kendaraan bermotor serta adanya hasil-hasil pembakaran
pabrik-pabrik industri kendaraan bermotor, pakaian, bahan-bahan elektronik serta
adanya pembakaran hutan, semak dan pembakaran tumpukan-tumpukan di tempat
pembuangan sampah yang hampir tidak pernah padam selama berhari-hari,
bahkan bertahun-tahun. Meskipun adanya pertambangan dapat mengakibatkan
Logam berbeda dengan senyawa-senyawa beracun lainnya karena logam
tidak dapat disintesa atau dimusnahkan serta dihancurkan dalam tubuh

1
manusia.Banyak jenis logam yang sangat berbahaya bahkan mematikan bila
dikonsumsi melebihi dari standar kebutuhan manusia. Logam-logam ini masuk ke
dalam tubuh manusia melalui udara yang kita hirup, air minum dan makanan atau
juga melalui proses penguraian senyawa-senyawa yang mengandung logam.
Namun demikian terdapat juga banyak jenis logam yang sangat dibutuhkan untuk
proses pertumbuhan dan perkembangan manusia meskipun dalam jumlah yang
sangat sedikit. Jenis-jenis logam tersebut biasanya ditambahkan dalam bentuk
vitamin atau bahan tambahan pangan.
Logam-logam tersebar secara alami di dalam lingkungan melalui banyak
proses seperti dalam bentuk debu letusan-letusan gunung berapi, proses pelapukan
bebatuan yang mengandung senyawa atau unsur-unsur logam, pembakaran
minyak-minyak fosil, pembakaran hutan/semak, hasil-hasil pembakaran dalam
industri-industri, pembuangan limbah domestik dan industri.
Istilah logam berat (heavy metals) pertama-tama digunakan pada tahun 1817
pada saat Gmelin membagi elemen-elemen menjadi bukan logam (non metal),
logam ringan (light metals) dan logam berat (heavy metals) (Habashy, 2009).
Logam ringan memiliki densitas 0.860-5.0 gm/cm3; logam berat 5.308-22.000
(Gmelin, 1849).Logam-logam berat seperti arsenik, tembaga, seng, besi dan
mangan yang secara alami terkandung dalam air minum dapat membahayakan
kesehatan manusia.Logam berat adalah semua logam (metalloid) yang
berhubungan dengan masalah lingkungan.Pemberian definisi tentang logam berat
juga berawal dari referensi tentang pengaruh merusak dari logam-logam
kadmium, merkuri, timah, dimana semuanya lebih ringan dari besi.Logam-logam
berat lainnya yang juga disebut metaloid adalah logam-logam beracun seperti
arsen (Kumar & Abbas, 2013), kromium (chromium), kobalt (cobalt), nikel
(nickel), tembaga (copper), seng (zinc), selenium (Se).
Pestisida merupakan golongan bahan kimia yang umum digunakan
untukmembasmi hama dan gulma atau tanaman penganggu. Hama seperti jamur,
serangga,siput, dan hewan pengerat adalah organismetarget pestisida.Pestisida
digunakan diberbagai bidang atau kegiatan, mulai darirumah tangga, kesehatan,
pertanian, dan lainlain.Disamping manfaatnya, pestisida jugaberpotensi juga

2
meracuni dan membasmi makhluk hidup lainnya, termasuk tanaman dan serangga
yang berguna, binatang sertamanusia.Hal ini dikarenakan kebanyakan bahan aktif
dalam pestisida tidak memilikiefek toksisitas yang spesifik,
sehinggamempengaruhi baik organisme target, nontarget, manusia maupun
lingkungan dan ekosistem secara keseluruhan.Artikel in bertujuan untuk
memberikan paparan efektoksik pestisida terhadap kesehatan manusia.WHO
(2014) mencatat 1-5 juta kasus keracunan terjadi tiap tahun khususnya pada
pekerja pertanian. Dari besaran tersebut, 80%terjadi di negara berkembang
denganmortality rate sebesar 5,5% atau sekitar220.000 jiwa. Jenni, et al. (2014)
dalam studikasusnya menyebutkan bahwa 95,8% petanisayur dan buah di kota
Batu, Malang Jawa Timur mengalami keracunan pestisida berdasarkan
pengukuran kadar kolinesterase dalam darahnya. Keracunan massal juga pernah
terjadi dalam kecelakaan kerja skala,isosianat, salah satu komponen pembentuk
karbamat, pestisida organofosfat yangdigunakan untuk membasmi
serangga,menyebabkan kematian onsite 16 ribu jiwa. Dampak insiden masih tetap
dirasakan hingga 30 tahun pasca kejadian dengan banyaknyakelahiran cacat dan
kasus gagal organ dalam Pajanan ringan jangka pendek, mungkin hanya
menyebabkan iritasi pada selaput mata atau kulit, namun pajanan ringan jangka
panjang berpotensi menimbulkan berbagai dampak kesehatan, seperti gangguan
terhadap sistem hormon, kegagalan organ dan kematian.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat dirumuskan dari makalah ini:
1. Apakah yang di maksud dengan Toksisitas Logam dan Peptisida?
2. Bagaimana Mekanisme Toksisitas Logam dan Peptisida?
3. Apa saja Faktor dan penyebab Toksisitas Logam dan Peptisida?
4. Bagaimana Pencegahan Toksisitas Logam dan Peptisida?

C. Tujuan
Tujuan yang didapat dari penulisan makalah ini adalah:
1. Menjelaskan apa yang dimaksud Toksisitas Logam dan Peptisida?

3
2. MengetahuiMekanisme Toksisitas Logam dan Peptisida?
3. Menjelaskan Faktor dan penyebab Toksisitas Logam dan Peptisida?
4. Mengetahui Pencegahan Toksisitas Logam dan Peptisida?

D. Manfaat
Makalah ini disusun agar dapat bermanfaat bagi penulis dan juga pembaca
makalah ini.Selain itu memberi pembelajaran tentang Toksisitas Logam dan
Peptisida.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Toksisitas Logam
Logam berbeda dengan senyawa-senyawa beracun lainnya karena logam
tidak dapat disintesa atau dimusnahkan serta dihancurkan dalam tubuh
manusia.Banyak jenis logam yang sangat berbahaya bahkan mematikan bila
dikonsumsi melebihi dari standar kebutuhan manusia. Logam-logam ini masuk ke
dalam tubuh manusia melalui udara yang kita hirup, air minum dan makanan atau
juga melalui proses penguraian senyawa-senyawa yang mengandung logam.
Namun demikian terdapat juga banyak jenis logam yang sangat dibutuhkan untuk
proses pertumbuhan dan perkembangan manusia meskipun dalam jumlah yang
sangat sedikit. Jenis-jenis logam tersebut biasanya ditambahkan dalam bentuk
vitamin atau bahan tambahan pangan.

1. Arsen (As)
Arsen adalah elemen kimia dengan simbol As dan nomor atom 33 dan
merupakan bahan racun yang sangat berbahaya. Arsen adalah suatu metaloid,
terdapat dalam banyak jenis mineral terutama yang berhubungan dengan
sulfur dan logam-logam.Kegunaan utama arsen adalah untuk memperkuat
campuran tembaga terutama timbal, khususnya untuk baterai mobil.Arsen
juga dipergunakan untuk produksi pestisida (herbisida, fungisida dan
insektisida).Arsenik adalah senyawa yang sangat beracun terhadap banyak
jenis organisme dan merupakan logam berat yang merupakan masalah untuk
air minum di banyak negara di dunia.Hal ini disebabkan oleh adanya arsenik
dalam air tanah, dan sumber-sumber lain seperti air sungai, dan udara.
Napoleon Bonaparte (1769-1821) diduga mati keracunan arsen.di saat
beliau dalam penjara di Saint Helena Island. Contoh forensik rambut dari
Napoleon Bonaparte menunjukkan kandungan arsenik 13.kali lebih tinggi
dari normal (Whorton, 2011). Clare Luce, Duta Besar AS untuk Italia tahun
1953 sampai 1956 menderita karena keracunan arsenik yang bersumber dari

5
cat mengandung arsenik pada langit-langit. tempat tidurnya dan diduga juga
telah mengonsumsi makanan yang. terkontaminasi serpihan cat yang
mengandung arsen (Whorton, 2011).

a) Toksisitas dan Gejala Keracunan Arsen


Gejala akibat keracunan arsenik diawali dengan sakit kepala,
kebingungan, diare, mengantuk dan bila keracunan berkembang dapat
mengakibatkan konvulsi (gangguan hebat) dan perubahan pigmentasi
kuku-kuku jari yang dikenal leukonychia striata (Tüzün & Karakus,
2009).Gejala lain adalah muntah-muntah, darah dalam urine, kram pada
otot, rambut rontok, sakit perut dan konvulsi.Bagian organ yang
terpengaruh oleh keracunan arsenik adalah paru-paru, kulit, ginjal dan
hati.Hasil akhir dari keracunan arsenik adalah koma dan kematian (IHC
World, 2014).Keracunan arsenik juga berhubungan dengan kekurangan
vitamain A, sehingga dapat mengakibatkan buta malam (night
blindness). Keracunan kronik menghasilkan pengaruh yang sama tetapi
dalam waktu jangka panjang.
Sejak lama arsen telah digunakan untuk meracuni dan membunuh
seseorang karena keracunan arsenik tidak menunjukkan gejala yang
jelas.Namun dengan adanya "March Test" yang dikembangkan oleh
James March tahun 1836, maka kini dengan mudah mendeteksi adanya
arsenik dalam tubuh. March test adalah metode yang sangat sensitif
untuk mendeteksi arsenik, sehingga menjadi sangat penting untuk
toksikologi forensik. Reinsch test adalah indikator awal untuk
mendeteksi adanya logam-logam berat dalam tubuh, sepert ini, arsenik,
bismut, selenium, talium dan merkuri. Karena banyaknya orang yang
menggunakan arsenik untuk membunuh orang, maka arsenik dikenal
dengan nama julukan the Poison of Kings dan the King of Poisons.
Toksisitas arsenik terhadap bakteri, jamur dan serangga membuat
arsenik sebagai bahan pengawet kayu (Rahman et al., 2004).Arsenik
juga dipergunakan sebagai bahan tambahan makanan untuk ternak
ayam dan babi untuk mencegah penyakit seperti roxarsone, yang

6
digunakan untuk ternak ayam pedaging (Jones, 2007). Arsenik dapat
mengakibatkan arsenikosis dan bersifat karsinogenik.International
Agency for Research on Cancer (IARC) mengakui arsenik dan
senyawa-senyawa arsenik sebagai karsinogen kelompok 1. Arsenik
dapat menginhibisi enzim pyruvate: dehydrogenase (PDH) yang
mengkatalisa oksidasi piruvat menjadi asetil CoA oleh DNA yang
mengakibatkan sistem energi sel terganggu. Arsenik dapat mencegah
penggunaan tiamin yang mengakibatkan kondisi seperti kekurangan
tiamin.Goyer and Clarkson (2003) mengemukakan bahwa arsenik
menginhibisi aktivitas dari enzim suksinat dehidrogenase. (succinic
dehydrogenase) dan merubah oksidatif fosforilasi; proses ini
mengakibatkan stimulasi dari aktifitas ATPase mitokondria. Arsenik.

b) Arsen Dalam lingkungan


Bebatuan dan mineral-mineral yang mengandung arsen yang
kemudian masuk ke dalam air tanah. Sumber arsenik juga dapat berasal
dari bekas area pertambangan, yaitu lubang-lubang bekas tambang
(pits), limbah pembuangan, dan kolam sedimen, mineralisasi, erosi, air
panas (hot spring), sedimen danau, sedimen aluvial dan antropogenik
(pestisida) (Lubis, 2005). Arsenik juga ditemukan dalam makanan, air
tanah dan udara dan kemudian diabsorpsi oleh tumbuhan terutama padi,
sayuran, buah apel dan ikan laut (Goodman, 2014).Dilaporkan bahwa
semua tanaman menyerap arsenik dimana konsentrasi dalam daun
tanaman lebih tinggi dari biji-bijian, sehingga sayuran dalam bentuk
dedaunan mengandung arsenik yang lebih tinggi daripada padi terutama
bila ditanam pada tanah yang mengandung arsenik yang tinggi. Arsenik
dalam beras menjadi masalah di Bangladesh, Australia dan Amerika
Serikat.
Kontaminasi arsenik dalam air tanah telah mengakibatkan
epidemik keracunan arsenik di Bangladesh dan negara negara tetangga
lainnya (Menharg, 2005). Diperkirakan sekitar 57 juta orang di Lembah
Bengal minum air yang telah tercemar oleh arsen dengan konsentrasi di

7
atas standar yang telah ditetapkan, yaitu 10 ppb. Pada dasarnya semua
negara yang memiliki gunung berapi yang aktif seperti di negara-negara
Asia Tenggara termasuk Indonesia, air tanahnya mengandung arsenik
yang cukup tinggi.Dilaporkan bahwa pencemaran arsenik dalam air
minum merupakan suatu masalah global dan berbahaya bagi kesehatan
manusia karena dapat memengaruhi lebih dari 70 negara dan 137 juta
orang.
WHO membatasi konsentrasi arsenik dalam air minum sebesar 10
ppb namun sesuai laporan terdapat 57 juta orang minum air yang
mengandung lebih dari 50 ppb (Arsenic in dringking water, USA
Today, 2007). Oleh sebab itu, maka US-EPA mengusulkan nilai standar
arsenik

c) Pengobatan
Pengobatan yang dapat dilakukan untuk keracunan arsen adalah
mengeluarkan arsen yang dikonsumsi dengan cara emisis diikuti
dengan. obat pencuci perut dan menggunakan antidot dengan
memberikan Dimercaprol (BAL) dengan dosis 5mg/kg sampai 300 mg
setiap 4 jam untuk hari pertama dan sesudah itu setiap 6 jam pada hari
kedua dan akhirnya 8 jam.

2. Besi (Fe)
Logam Fe merupakan logam essensial yang keberadaannya dalam
jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam
jumlah berlebih dapat menimbulkan efek racun. Tingginya kandungan logam
Fe akan berdampak terhadap kesehatan manusia diantaranya bisa
menyebabkan keracunan (muntah), kerusakan USUS, penuaan dini hingga
kematian mendadak, radang sendi, cacat lahir, gusi berdarah, kanker, sirosis
ginjal, sembelit, diabetes, diare, pusing, mudah lelah, hepatitis, hipertensi,
insomnia.
Besi merupakan logam berat yang dibutuhkan dimana zat ini dibutuhkan

8
dalam proses untuk menghasilkan oksidasi enzim cytochrome dan pigmen
pernapasan (haemoglobin). Logam ini akan menjadi racun apabila
keadaannya terdapat dalam konsentrasi di atas normal.
Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat ini dapat dibagi
menjadi dua jenis.Jenis pertama adalah logam berat esensial di mana
keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme
hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun,
contoh logam berat ini adalah Fe.Keberadaan besi dalam air laut juga dapat
bersumber dari perkaratan kapal kapal laut dan tiang-tiang pancang
pelabuhan yang mudah berkarat.Sedangkan jenis kedua adalah logam berat
non esensial atau beracun, dimana keberadaannya dalam tubuh masih belum
diketahui manfaatnya atau bahkan dapat bersifat racun seperti Pb. Secara
alamiah timbal dapat masuk ke dalam badan perairan melalui pengkristalan
timbal di udara dengan bantuan air hujan. Kandungan logam berat yang
menumpuk pada air laut dan sedimen akan masuk ke dalam sistem rantai
makanan dan berpengaruh pada kehidupan organisme.
Logam berat ini dapat menimbulkan efek kesehatan bagi manusia
tergantung pada bagian mana logam berat tersebut terikat dalam tubuh. Daya
racun yang dimiliki akan bekerja sebagai penghalang kerja enzim, sehingga
proses metabolisme tubuh terputus. Lebih jauh lagi, logam berat ini akan
bertindak sebagai alergen, mutagen, atau karsinogen bagi manusia. Jalur
masuknya adalah melalui kulit, pernafasan, dan pencernaan.Masing-masing
logam berat tersebut memiliki dampak negatif terhadap manusia jika
dikonsumsi dalam jumlah yang besar dalam waktu yang lama.

Toksisitas Besi
Sebagai unsur esensial yang dibutuhkan oleh tanaman, besi
memiliki banyak peran penting dalam proses metabolisme
tanaman.Proses metabolisme tersebut meliputi fotosintesis, respirasi,
penyusun utama protein sel dan juga bertanggung jawab terhadap
kualitas dan kuantitas hasil tanaman. Namun, besi akan bersifat toksik

9
ketika terakumulasi dalam jumlah besar dalam jaringan tanaman.
Menurut Mandal et al. (2004) toksisitasbesi biasanya terjadi pada tanah
masam dataran rendah, lahan rawa, rawa pesisir, dan Ultisol dan
Oksisol yang diirigasi.Toksisitas besi hanya terjadi pada tanah yang
telah tergenang dalam periode waktu yang panjang, dengan
menurunkan potensial redoks tanah menyebabkan Fe3+ pada mineral
tanah direduksi menjadi Fe2+ yang lebih larut dalam air, sehingga
memicu kelebihan besi bahkan konsentrasinya mencapai 1000 mg l-
1.Jumlah besi ferro (Fe2+) yang tinggi di dalam larutan tanah juga
dapat mengakibatkan terjadinya ketidak seimbangan hara mineral yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman(Audebert, 2006).

3. Timbal (Pb)
Timbal termasuk sebagai logam pascatransisi (post-transition metal) dan
juga anggota dari kelompok karbon dengan simbol Pb dan memiliki nomor
atom 82 berbentuk logam lembut, stabil, memiliki densitas tinggi, lembut,
tahan korosi, memiliki konduktivitas lemah dan paruh waktu sangat lama
(stabil) serta terdapat bebas secara alami dalam bumi dalam bentuk empat
isotop, yaitu 204, 206, 207 dan 208 serta kemampuan bereaksi. Bila tertelan,
maka timbal dapat bersifat racun pada manusia dan hewan yang dapat
mengganggu sistem persarafan.
Keracunan timbal adalah yang banyak dipelajari karena merupakan salah
satu logam yang berbahaya bagi kesehatan lingkungan dan manusia. Timbal
merupakan salah satu logam yang pertama tama dilebur dan digunakan untuk
keperluan industry. Pada abad kedua seorang ahli botani dari Yunani,
Nicander menguraikan gejala sakit perut dan paralisis atau kelumpuhan
akibat keracunan timbale. Timbal mulai digunakan sejak lama untuk
pembuatan pipa air, namun diketahui bahwa timbal putih yang dihasilkan dari
penggunaan pipa air tersebut dapat membahayakan kesehatan. Sampai
dengan abad 17, timah dianggap sama dengan timbal dimana timbal disebut
timbal nigrum atau timbal hitam, sedangkan timah (tin) disebut plumbum

10
candidum atau timbal cerah ("bright lead").
Penyakit encok juga diketahui merupakan akibat dari keracunan timbal
atau air dan anggur manis yang mengandung timbale. Timbal cair dioksidasi
di udara, sehingga membentuk timbal monoksida.Senyawa timbal keluar
dalam dua bentuk oksidasi, yaitu +2 dan +4. Sumber-sumber timbal adalah
cat rumah, timbal di udara sebagai hasil pembakaran atau emisi industri, dan
sumber-sumber lain.

a) Kegunaan
Timbal biasanya digunakan untuk penahan radiasi.Penggunaan
timbal dipermudah oleh sifat-sifatnya yang memiliki titik didih rendah,
lunak dan memiliki densitas tinggi serta tahan terhadap korosi.Oleh
karena sifat-sifat tersebut, maka timbal juga digunakan untuk menjadi
tali pengikat scuba diving.Sebagian besar produksi timbal di Amerika
Serikat, yaitu sekitar 1.15 juta ton (tahun 2000) dipergunakan untuk
pabrik kendaraan bermotor, elektroda baterai timbal, dan sebagai
baterai mobil.Timbal juga dipergunakan untuk bahan insulasi kabel-
kabel listrik bertegangan tinggi, penangkal, radiasi (ruangan X-ray),
pendingin reaktor cepat dan pipa organ.Senyawa-senyawa plumbum
digunakan sebagai pewarna merah dan kuning dalam pembuatan
lapisan, pembuatan plastik PVC (polyvinyl chloride), dan juga pada
zaman dahulu bersama campuran seng atau antimoni untuk pembuatan
peluru. Bahan ini pula dapat digunakan sebagai pigmen untuk
pembuatan cat berwarna putih, kuning atau merah namun penggunaan
timbal untuk pembuatan cat sudah semakin berkurang karena bahaya
keracunan timbal.Penggunaan timbal sudah banyak berkurang di
Amerika Serikat untuk pembuatan baterai, cat, solder, bensin, dan
sistem air karena sangat berbahaya terutama bagi anak-anak.Timbal
karbonat berwarna putih digunakan sebagai pigmen utama untuk
lukisan tradisional.Di zaman Roma, timbal digunakan untuk pembuatan
pipa air, pengawet makanan dan minuman.Selain itu timbal juga
digunakan untuk pembuatan pestisida

11
b) Timbal dalam Lingkungan
Pencemaran lingkungan oleh timbal dapat mengakibatkan bahaya
kesehatan bagi manusia. Sumber-sumber bahan pencemar timbal dalam
lingkungan adalah eksposur limbah industri, minuman keras yang tidak
terdaftar, penghirupan udara, bahan-bahan kosmetik .Masalah utama
keracunan timbal berasal dari penambangan, makanan dan minuman
yang terkontaminasi, cat di rumah-rumah tua, dan peleburan timbal.

c) Pencegahan
Meningkatkan frekuensi untuk mencuci tangan dan mengonsumsi
besi dan kalsium, melarang anak-anak meletakkan tangannya dalam
mulut, membersihkan rumah setiap hari, dan menghilangkan bahan-
bahan yang mengandung timbal dalam rumah seperti pergantian pipa
timbal. Dalam hal strategi pencegahan kedokteran maka penyaringan
merupakan metode yang penting. Penyaringan dilakukan dengan
menganalisis darah pada anak-anak yang terekspos dengan timbal
terutama anak-anak yang tinggal dekat daerah perindustrian.
Pencegahan di tingkat wilayah seperti kecamatan atau kota/kabupaten
dapat dilakukan dengan melarang penggunaan timbal yang tidak
penting dan memperkuat peraturan untuk memperkecil penggunaan
timbal dalam tanah, air dan produk-produk lain.
Peraturan tentang pembatasan kadar timbal dalam cat, peralatan
rumah tangga dan mainan anak-anak sampai 0.06% atau kurang telah
dikeluarkan oleh pemerintah Amerika Serikat pada tahun 1978. Pada
tahun 2008 US Environmental Protection Agency telah menurunkan
level timbal 0.15 micrograms per meter udara.

d) Pengobatan
Pengobatan atas keracunan timbal dapat dilakukan dengan
menggunakan terapi yang disebut chelation therapy (Henretig, 2006;
Kosnett, 2007).Pengurangan besi, kalsium, dan seng yang berasosiasi
dengan peningkatan absorpsi timbal dapat dilakukan untuk pengobatan

12
keracunan timbal.

4. Tembaga (Cu)
Tembaga adalah unsur kimia dengan simbol Cu dan merupakan logam
berwarna merah, lunak, mudah dibentuk (ductile) dan sebagai konduktor
yang baik untuk panas dan elektrisiti. Kebanyakan tembagal dipergunakan
untuk peralataaan listrik, konstruksi, mesin-mesin

a) Toksisitas dan Gejala Keracunan Cu


Keracunan Tembaga disebabkan oleh adanya tembaga yang
berlebihan dalam tubuh manusia.Dalam kondisi normal maka tembaga
dibutuhkan tubuh manusia dalam jumlah yang sangat rendah sebagai
komponen.vitamin B12. LD50 larutan garam tembaga diperkirakan
antara 150 sampai dengan 500 mg/kg. Eksposur terhadap tembaga
dalam jangka waktu panjang dapat mengakibatkan iritasi dalam hidung,
mulut dan mata, dan menyebabkan sakit kepala, sakit perut, muntah-
muntah dan diare.Mengonsumsi tembaga dalam jumlah besar dapat
merusak ginjal dan hati serta mematikan. Keracunan kronik tembaga
dapat mengakibatkan penyakit hati yang dikenal dengan nama Wilson
Disease karena adanya akumulasi tembaga dalam hati, otak. ginjal dan
kornea. Penyakit lain yang dapat diakibatkan oleh adanya akumulasi
tembaga adalah melemahnya otot jantung (Cardiomyophaty) dan
akumulasi kalsium dalam ginjal. Gejala lain keracunan tembaga juga
sensasi bunyi terus menerus dalam telinga (tinnitus), gangguan terhadap
sistem persarafan (neurophaty), pernapasan, hiper reaktivitas pembuluh
tenggorokan (bronchial hyperreactivity), disfungsi tiroid (thyroid
disfuction) dan keracunan ginjal.
Tembaga terdapat dimana-mana dan disebarkan melalui berbagai
cara yang alami. Tembaga banyak dipergunakan, baik dalam industri
maupun untuk keperluan pertanian, sehingga kadar tembaga di
lingkungan. semakin lama semakin meningkat dan produksi tembaga di
dunia juga semakin meningkat, yaitu sekitar 12 juta ton per tahun.

13
Negara-negara.penambang tembaga adalah Indonesia, Cili, Amerika
Serikat, Australia dan Kanada. Potensi tembaga terbesar yang dimiliki
Indonesia terdapat di Papua.Potensi lainnya menyebar di Jawa Barat,
Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan. Di Tembagapura, Papua,
terdapat dua tambang besar, masing-masing tambang Ertsberg (tambang
tembaga) di Gunung Erstberg dan tambang Grasberg di Gunung
Grasberg yang merupakan. tambang dengan cadangan tembaga terbesar
ketiga di dunia dan salah satu cadangan emas terbesar di dunia. Kedua
tambang ini dioperasikan oleh PT Freeport Indonesia.Produksi tembaga
di Indonesia pada tahun 2003 sebesar 4.244.143 ton dan turun menjadi
2.385.121 ton pada tahun 2012 (BPS, RI).

b) Tembaga dalam Lingkungan


Tembaga masuk ke dalam lingkungan melalui pembakaran hutan,
debu gunung berapi, pertambangan dan kemudian masuk ke air tanah,
sungai dan kolam pada musim hujan. Senyawa-senyawa tembaga akan
terikat dengan partikel-partikel tanah atau di dasar air. Larutan senyawa
tembaga seperti dalam bentuk pestisida merupakan bahan.yang
berbahaya bagi kesehatan manusia. Tembaga dapat ditemukan di
berbagai jenis makanan, air minum dan juga di udara.Konsumsi
tembaga yang melebihi standar terutama bagi penduduk yang tinggal di
daerah dekat pertambangan tembaga dan pabrik-pabrik yang
menggunakan tembaga, penambang logam, pekerja dalam operasi
peleburan dapat membahayakan kesehatan manusia.Demikian juga bagi
penduduk yang masih menggunakan sistem instalasi air minum yang
menggunakan pipa yang berlapis tembaga dapat membahayakan
kesehatan karena tembaga.dapat dikeluarkan dari pipa air melalui
proses korosi.
Tembaga dapat diklasifikasikan dalam lima tipe, yaitu: deposit
porfiri, urat batuan, deposit dalam batuan sedimen, deposit masif pada
batuan volkanik, deposit tembaga nikel dalam intrusi/mafik, serta
deposit alami. Umumnya biji tembaga di Indonesia terbentuk secara

14
magmatik. Pembentukan endapan magmatik dapat berupa proses
hidrotermal atau metasomatisme. Metasomatisme adalah perubahan
bentuk (metamorfisme) yang melibatkan perubahan dalam komposisi
kimia dan tekstur batuan.Logam tembaga digunakan secara luas dalam
industri peralatan listrik. Kawat tembaga dan paduan tembaga
digunakan dalam pembuatan motor listrik, generator, kabel transmisi,
instalasi listrik rumah dan industri, kendaraan bermotor, konduktor
listrik, kabel, tabung microwave, sakelar, reactifier transistor, bidang
telekomunikasi dan bidang-bidang yang membutuhkan sifat
konduktivitas listrik dan panas yang tinggi, seperti untuk pembuatan
tabung-tabung dan klep di pabrik penyulingan. Meskipun aluminium
dapat digunakan untuk tegangan tinggi pada jaringan transmisi, tetapi
tembaga masih memegang peranan penting. untuk jaringan bawah tanah
dan menguasai pasar kawat berukuran kecil, peralatan industri yang
berhubungan dengan larutan, industri konstruksi, pesawat terbang dan
kapal laut, atap, pipa ledeng, campuran kuningan dengan perunggu,
dekorasi rumah, mesin industri nonelektrik, peralatan mesin, pengatur
suhu ruangan, dan mesin pertanian.

5. Merkuri (Hg)
Merkuri atau juga disebut air raksa atau hydrargyrum adalah elemen
kimia dengan simbol Hg dan memiliki nomor atom 80 berisotop 202 dengan
paruh hidup (half-life) 444 tahun. Merkuri adalah logam berat berwarna
keperakan, tetapi merupakan konduktor panas yang lemah.

a) Toksisitas dan Gejala Keracunan Hg


Semua bentuk merkuri bersifat racun meskipun toksisitasnya
berbeda antara satu senyawa dengan senyawa yang lain. Jenis yang
kurang beracun adalah merkuri anorganik.Gas merkuri adalah yang
paling berbahaya (Duffus, 1980).Keracunan merkuri disebut
"hydrargyria" atau "mercurialism" adalah bentuk keracunan logam dan
merupakan kondisi medis yang disebabkan oleh masuknya merkuri atau

15
senyawa senyawanya ke dalam tubuh manusia. Pengaruh racun dapat
mengakibatkan kerusakan pada otak, ginjal dan paru-paru. Keracunan
merkuri dapat mengakibatkan beberapa penyakit di antaranya
"acrodynia" (pink disease), Hunter-Russell syndrome, dan Minamata
disease.
Menghirup uap merkuri dapat mengakibatkan korosif bronkitis
akut, pneumonitis dan memengaruhi pusat persarafan dengan gejala
tremor, sedangkan merkuri biklorida yang dikenal dengan garam
anorganik merkuri dapat mengakibatkan perut kram, pendarahan, diare
berdarah dan kerusakan sistem pencernaan makanan. Senyawa senyawa
merkuri biasanya kurang bersifat korosif dan kurang
beracun.dibandingkan dengan garam-garam merkuri. Penggunaan
tepung untuk pertumbuhan gigi pada anak-anak menyebabkan penyakit
yang disebut "pink diseases".
Gejala umum dari keracunan merkuri adalah parasthesia atau gatal
gatalrasa sakit, perubahan warna kulit, pembengkakan, dan kulit yang

b) Toksikologi Lingkungan
Sumber utama merkuri adalah bentuk-bentuk gas yang berasal dari
kulit bumi termasuk di dalamnya adalah daratan, sungai dan lautan dan
diperkirakan jumlah per tahun sebesar 25.000 sampai dengan 150.000
ton (WHO, 1976).Letusan gunung berapi juga menghasilkan
merkuri.Dikatakan bahwa sumber alami dari merkuri berasal dari
vulkano yang mengemisi setengah dari kandungan merkuri dalam
atmosfer dan setengah berasal dari pabrik-pabrik buatan
manusia.Indonesia memiliki banyak gunung berapi yang aktif dan
hampir setiap tahun meletus bahkan terdapat beberapa gunung berapi
seperti Gunung Soputan dan Lokon di Sulawesi Utara, Gunung
Sinabung di Sumatera Utara dan gunung gunung berapi lainnya di
Ternate, Jawa dan Bali yang sering meletus.Letusan-letusan gunung
berapi ini menghasilkan banyak debu yang mengakibatkan kabut debu
yang bukan hanya mengganggu kesehatan manusia karena

16
menimbulkan penyakit pernapasan dan menghalangi penerbangan
pesawat-pesawat udara tetapi juga debu-debu tersebut mengandung
logam-logam berbahaya, seperti Hg terutama metil Hg beracun yang
mengganggu kesehatan manusia.
Merkuri sering masuk ke dalam lingkungan melalui proses
pembuangan sampah domestik dan industri (baterai, pembakaran,
lampu-lampu infloressen, produk-produk medis, termometer,
barometer, termostat, dll.), pembakaran hutan, pembakaran sisa-sisa
sampah domestik di tempat-tempat pembuangan sampah terutama di
perkotaan dan peleburan. Namun dengan adanya peraturan yang ketat
tentang penggunaan merkuri dan adanya larangan pemerintah di negara-
negara tertentu, seperti di Swedia, maka industri-industri seperti industri
kertas
Merkuri telah mulai dimanfaatkan sejak abad ke 18 untuk
pembuatan. "felt hats". Amalgama emas yang adalah campuran dengan
merkuri banyak digunakan dalam penyepuhan, sehingga banyak
menyebabkan kecelakaan bagi para pekerja. Kemudian terjadi ledakan
keracunan logam merkuri di Jepang selang tahun 1950-an karena
adanya pembuangan limbah merkuri.
Hingga saat ini merkuri masih digunakan secara luas dalam
pertambangan rakyat di seluruh Indonesia untuk memisahkan atau
memurnikan emas yang baru ditambang dari bahan-bahan lain yang
ikut bersamanya saat digali. Di Indonesia, pertambangan berskala kecil
atau pertambangan emas tanpa izin (PETI) sampai saat ini masihterus
bertambah terutama di dekade terakhir ini dimana harga emas semakin
melonjak dibanding pada tahun 1980-an. Dikatakan bahwa saat ini ada
sekitar 250.000 petambang tanpa izin dan sekitar 1 juta orang pekerja
lainnya terlibat dalam kegiatan ini. Menurut perkiraan secara kolektif
para petambang tanpa izin ini bisa memproduksi sekitar 60 ton emas
setiap tahun, bandingkan dengan jumlah ekspor emas Indonesia secara
resmi yang berjumlah 100 ton per tahun , melaporkan bahwa air laut di

17
atas penempatan tailing pertambangan emas Ratatotok, Minahasa
Selatan, Sulawesi Utara mengandung peningkatan kadar As dan Hg
yang menunjukkan bahwa tailing yang terdapat dalam sedimen
mengeluarkan As dan Hg. Namun demikian Setiabudi (2005),
melaporkan bahwa hasil analisis contoh air menunjukkan tidak
terdeteksi adanya kontaminasi merkuri dan logam berat lainnya dalam
air permukaan. Meskipun demikian pengolahan emas dengan cara
amalgamasi telah menyebabkan kontaminasi pada sedimen sungai,
dimana kadar Hg, Pb, Zn, As dan Cd menunjukkan nilai yang sangat
tinggi dan berpotensi menimbulkan dampak lingkungan dan berbahaya
bagi kesehatan masyarakat di sekitar lokasi penambangan. Hasil
analisis contoh tanah menunjukkan kadar merkuri yang sangat tinggi
>50 ppm Hg. Demikian pula dengan contoh tailing yang menunjukkan
nilai konsentrasi Hg yang sangat tinggi, yaitu 800 - 6900 ppm.
Kenaikan konsentrasi merkuri dalam tailing berhubungan erat dengan
pemakaian merkuri dalam proses penggilingan biji dengan gelundung.
Berdasarkan sifat toksikologinya maka merkuri dibagi dalam 31
bentuk, yaitu emen merkuri, anorganik merkuri dan senyawa organik
merkuri.Baik merkuri organik dan anorganik dapat mengalami
transformasi di dalam lingkungan.Logam merkuri dapat dioksidasi
menjadi merkuri anorganik yang bervalensi dua, terutama dalam air dan
merkuri bervalensi dua ini dapat direduksi menjadi merkuri metalik
(Goyer, 1986). Proses ini penting dalam siklus merkuri secara global
dan merupakan sumber potensial gas merkuri yang dapat dikeluarkan ke
atmosfer. Konversi lainnya dari merkuri bervalensi dua yaitu proses
metilasi menjadi dimetil merkuri melalui proses bakteri anaerobik yang
dapat masuk ke atmosfer dan kembali ke kulit bumi atau masuk ke
dalam air (danau, sungai). Bentuk ini dapat dikonsumsi oleh ikan dan
pada akhirnya masuk ke dalam tubuh manusia.Alkil merkuri mengalami
biotransformasi menjadi senyawa merkuri divalent dalam
jaringan.hewan melalui pemecahan dari ikatan karbon dan merkuri.

18
Anorganik.merkuri dalam bentuk garam dapat berbentuk divalent
(bervalensi dua) atau monovalent (bervalensi satu). Logam ini banyak
digunakan untuk termometer, barometer, manometer, lampu floresent
serta juga sebagai bahan amalgam untuk pengisian gigi yang berlobang.

c) Sifat Kimia Merkuri


Merkuri dapat bereaksi dengan asam-asam oksidasi seperti
konsentrat asam sulfat dan asam nitrat dan menghasilkan sulfat dan
nitrat serta dapat mencairkan logam-logam yang lain, seperti emas dan
perak membentuk amalgams (campuran dari elemen yang berbeda).
Amalgam dari merkuri dan logam lain digunakan untuk pengisian
lobang gigi. Ginjal mengandung konsentrasi merkuri yang sangat tinggi
setelahadanya eksposur dengan garam anorganik dari merkuri dan uap
merkuri, sedangkan merkuri organik lebih banyak ditemukan dalam
otak terutama pada bagian posterior korteks (Goyer, 1986).Merkuri
keluar dari dalam tubuh hewan melalui air kencing dan kotoran
(feces).Semua bentuk merkuri masuk ke fetus melalui plasenta.

d) Pencegahan
Keracunan merkuri dapat dicegah dengan mengeliminasi atau
mereduksi penggunaan merkuri atau masuknya merkuri ke dalam tubuh
manusia.Pengobatan dapat menggunakan agen pengkelat, British Anti
Lewisite (BAL). Hal ini dapat juga dilakukan dengan melarang
penjualan merkuri kepada masyarakat awam tanpa izin dari yang
berwewenang.Hal ini penting untuk Indonesia karena begitu banyak
orang yang melakukan pertambangan kecil dan ilegal dengan
menggunakan merkuri yang dapat dibeli dengan mudah di toko-toko
obat.

19
B. Toksisitas Pestisida
PATOFISIOLOGI PAPARAN PESTISIDA
Pestisida masuk kedalam tubuh melalui beberapa cara, diantaranya absorpsi
melalui,kulit, melalui oral baik disengaja atau,kecelakaan, dan melalui pernafasan.
Absorbsi lewat kulit atau subkutan dapat terjadi jika substansi toksik menetap di
kulit dalam waktu lama.Intake melalui saluran pernafasan terjadi jika pemaparan
berasal dari droplet, uap atau serbuk halus.Pestisida meracuni manusia
melaluiberbagai mekanisme kerja.a. Mempengaruhi kerja enzim dan
hormon.Bahan racun yang masuk kedalam tubuh dapat menonaktifkan aktivator
sehinggaenzim atau hormon tidak dapat bekerja. Pestisida tergolong sebagai
endocrine disrupting chemicals (EDCs), yaitu bahan kimia yang dapat
mengganggu sintesis, sekresi, transport, metabolisme, pengikatan dan eliminasi
hormon-hormon dalam tubuh yang berfungsi menjaga homeostasis, reproduksi
dan proses tumbuh kembang. Merusak jaringan.Masuknya pestisida menginduksi
produksi serotonin dan histamin, hormon ini memicu reaksi alergi dan dapat
menimbulkan senyawa baru yang lebih toksik.

CARA MASUK PESTISIDA KE DALAM TUBUH


Kontaminasi lewat kulit merupakan kontaminasi yang paling sering terjadi,
meskipun tidak seluruhnya berakhir dengan keracunan akut. Lebih dari 90% kasus
keracunan diseluruh dunia disebabkan oleh kontaminasi lewat kulit .Faktor risiko
kontaminasi lewat kulit dipengaruhi oleh daya toksisitas dermal, konsentrasi,
formulasi, bagian kulit yang terpapar dan luasannya, serta kondisi fisik individu
yang terpapar. Risiko keracunan semakin besar jika nilai lethal dose 50 (LD50)
semakin kecil, konsentrasi pestisida yang menempel pada kulit semakin pekat,
formulasi pestisida dalam bentuk yang mudah diserap, kulit yang terpapar lebih
mudah menyerap seperti punggung tangan, area yang terpapar luas serta jika
kondisi system kekebalan individu sedang lemah. Pekerjaan- pekerjaan yang
menimbulkan risiko kontaminasi lewat kulit umumnya adalah penyemprotan,
pencampuran pestisida dan proses pencucuian alat-alat kontak pestisida.
Keracunan pestisida karena partikel pestisida terhisap lewat hidung merupakan

20
yang terbanyak kedua sesudah kontaminasi kulit. Gas dan partikel semprotan yang
sangat halus (misalnya, kabutasap dari fogging) dapat masuk kedalam paru-paru,
sedangkan partikel yang lebih besar akan menempel di selaput lendir hidung atau
di kerongkongan. Bahaya penghirupan pestisida lewat saluran pernapasan juga
dipengaruhi oleh LD 50 pestisida yang terhirup dan ukuran partikel dan bentuk
fisik pestisida.Pestisida berbentuk gas yang masuk ke dalam paru-paru dan sangat
berbahaya. Partikel atau droplet yang berukuran kurang dari 10 mikron dapat
mencapai paru-paru, namun droplet yang berukuran lebih dari 50 mikron mungkin
tidak mencapai paru-paru, tetapi dapat menimbulkan gangguan padaselaput lendir
hidung dan kerongkongan. Toksisitas droplet/gas pestisida yang terhisap
ditentukan oleh konsentrasinya di dalam ruangan atau di udara, lamanya paparan
dan kondisi fisik individu yang terpapar ,Pekerjaan yang menyebabkan terjadinya
kontaminasi lewat saluran pernafasan umumnya pekerjaan yang terkait dengan
penyemprotan lahan pertanian, fogging atau alat pembasmi serangga domestik.
Cara yang ketiga adalah intake lewat mulut (oral).Peristiwa keracunan lewat
mulut sebenarnya tidak sering terjadi dibandingkan kontaminasi kulit atau
keracunan karena terhirup. Contoh oral intake misalnya kasus bunuh diri, makan
minum merokok ketika bekerja dengan pestisida, menyeka keringat dengan
sarung tangan atau kain yang terkontaminasi pestisida, drift atau butiran pestisida
yang terbawa angin masuk ke mulut, meniup nozzle yang tersumbat dengan
mulut,makanan dan minuman terkontaminasi pestisida.

1. Fungisida
Salah satu pestisida yang umum digunakan pada sistem perkebunan
adalah fungisida. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa fungi- sida
memiliki efek neurotoksik terhadap hewan uji. Akan tetapi, dengan
anggapan bahwa target dari fungisida adalah spesifik bagi fungi
menyebabkan penelitian efek toksisitas pada organisme non target relatif
jarang ditemukan walaupun terdapat kesamaan pada beberapa struktur
senyawa kimia penyusun mereka dengan senyawa kimia pada insektisida.
Ditambah dengan sifat dari lebah Trigona sp. yang memiliki ukuran koloni
kecil dan mengumpulkan makanan serta sumber daya pada sarang mereka

21
menyebabkan kehilangan anggota koloni akan menghambat perkembangan
kolon.
a) Senyawa merkuri, misalnya metil dan etil merkuri merupakan fungisida
yang sangat efektif dan telah dipergunakan secara luas untuk
mengawetkan butir padi-padian. Beberapa kecelakaan tragis akibat peng
gunaan pestisida ini, menyebabkan banyak kematian dan kerusakan
neurologi menetap, sehingga kini tidak digunakan lagi.
b) Senyawa dikarboksimida antara lain dimetil-tiokarbamat (ferbam, tiram
dan ziram) dan etilenbisditiokar (maneb, nabam dan zineb). Toksisitas
akut senyawa ini relatif rendah, karena itu zat ini diper gunakan secara
luas dalam pertanian tapi ada kemungkinan berpotensi karsinogenik
c) Derivat ftalimida misalnya kaptan dan folpet, mempunyai toksisitas akut
dan kronis yang sangat sangat rendah namun berpotensi karsinogenik
dan teratogenik.
d) Senyawa aromatik misalnya penta klorofenol (PCP), sebagai bahan
pengawet kayu. Pentakloronitrobenzen (PCNB) diper gunakan sebagai
fungisida dalam mengolah tanah. Secara akut zat ini tidak begitu tosik
dibandingkan PCP, tetapi dapat bersifat karsinogenik
e) Fungisida lain adalah senyawa N heterosiklik tertentu misalnya benomil
dan tiabendazol. Toksisitas bahan kimia ini sangat rendah sehingga
dipergunakan secara luas dalam pertanian. Heksaklorobenzen
dipergunakan sebagai zat pengolah benih.

2. Herbisida
Ada beberapa jenis herbisida yang toksisitasnya pada hewan belum
diketahui dengan pasti.
a) Senyawa klorofenoksi, misalnya 2,4-D (2,4 asam diklorofenoksiasetat)
dan 2,4,5-T (2,4,5-asam triklorofenoksi asetat). Senyawa-senyawa ini
bekerja pada tumbuh an sebagai hormon pertumbuhan. Toksi sitasnya
pada hewan relatif rendah. Tetapi klorakne, mempunyai efek toksik pada
manusia disebabkan oleh pencemar 2,3,7,8 tetraklorobenzo-p-dioksin.

22
b) Herbisida biperidil, misalnya parakuat dan dikuat, telah dipergunakan
secara luas. Toksisitas zat ini dilakukan lewat pem bentukan radikal
bebas. Toksisitas parakuat ditandai oleh efek paru-paru melalui paparan
inhalasi dan oral. Keracunan kronis pestisida paraquat dan dikuat bersifat
karsinogenik
c) Herbisida lainnya seperti dinitro-o-kresol (DNOC), amitrol (aminotriazol),
karbamat profam dan kloroprofam dan lain-lain.

3. Rodentisida
Penggunaan rodentisida sintetis menimbulkan dampak negatif karena
dapat menimbulkan keracunan bagi manusia dan organisme lain bukan
sasaran seperti ikan dan hewan peliharaan lainnya sehingga diperlukan
rodentisida alternatif yang ramah lingkungan dan tidak menyebabkan salah
sasaran dalam aplikasinya Alternatif yang dapat dilakukan adalah melalui
penggunaan rodentisida nabati yang memiliki keuntungan antara lain relatif
aman, ramah lingkungan, murah dan mudah didapatkan. Rodentisida nabati
memiliki kekurangan yaitu penggunaan yang harus berulang-ulang, tidak
tahan lama dan daya kerja yang lambat.
a) Warfarin adalah suatu antikoagulan yang bekerja sebagai anti metabolit
vitamin K. dengan demikian menghambat pembentuk an protrombin.
Bahan kimia ini telah dipergunakan secara luas karena toksi sitasnya
rendah.
b) Tiourca misalnya ANTU (a-naftiliourea) sangat toksik pada tikus
tetapi tidak begitu toksik bagi manusia.
c) Natrium fluoroasetat dan fluoroasetamida, bersifat sangat toksik karena
itu kedua zat ini hanya boleh digunakan oleh orang-orang tertentu yang
mendapat izin. Kedua toksikan ini bekerja menghambat siklus asam sitra
d) Rodentisida lainnya mencakup produk tumbuhan misalnya alkaloid
striknin perangsang susunan syaraf pusat kuat, squill merah, yang
mengandung glikosida skilaren A dan B. Glikosida ini mempunyai
efek kardiotonik dan emesis sentral karena itu zat ini secara relatif
tidak

23
beracun bagi sebagian besar mamalia tetapi sangat beracun bagi tikus.
Rodentisida anorganik antara lain seng fosfid, talium sulfat, arsen
trioksida dan unsur fosfor.

4. Petunjuk yang Harus Diikuti bagi Pengguna Pestisida


a) Selalu menyimpan pestisida dalam wadah asli yang berlabel.
b) Jangan menggunakan mulut untuk meniup lubang pada alat semprot.
c) Jangan makan, minum atau merokok pada tempat penyemprotan
dan sebelum mencuci tangan.

5. Penanganan Keracunan Pestisida


Setiap orang yang pekerjaannya sering berhubungan dengan pestisida
seperti petani,buruh penyemprot dan lain-lain harus mengenali gejala dan
tanda keracunan pestisida dengan baik. Tindakan pencegahan lebih baik
dilakukan untuk menghindari keracunan. Setiap orang yang berhubungan
dengan pestisida harus memperhatikan hal-hal berikut:
a) Kenali gejala dan tanda keracunan pestisida dari pestisida yang
sering digunakan.
b) Jika diduga keracunan, korban segera dibawa ke rumah sakit atau
dokter terdekat.
c) Identifikasi pestisida yang memapari korban, berikan informasi ini
pada rumah sakit atau dokter yang merawat.
d) Bawa label kemasan pestisida tersebut. Pada label tertulis
informasi pertolongan pertama penanganan korban.
e) Tindakan darurat dapat dilakukan sampai pertolongan datang atau
korban dibawa kerumah sakit.

24
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Logam atau metal adalah barang tambang, biasanya berupa bahan dasar
berat dan padat, mempunyai sifat tertentu, berkilau, dapat dibengkokkan, dapat
ditempa, dapat dilebur dengan menggunakan panas api dan listrik, mineral yang
tidak tembus pandang, dapat menjadi penghantar panas dan arus listrik. Logam
berat adalah logam yang menimbulkan bahaya lingkungan jangka panjang seperti
kadmium, kobalt, kromium, tembaga, merkuri, nikel, timbal dan seng.
Pestisida merupakan golongan bahan kimia yang umum digunakan
untukmembasmi hama dan gulma atau tanaman penganggu. Hama seperti jamur,
serangga,siput, dan hewan pengerat adalah organismetarget pestisida.Pestisida
digunakan diberbagai bidang atau kegiatan, mulai darirumah tangga, kesehatan,
pertanian, dan lainlain.Disamping manfaatnya, pestisida jugaberpotensi juga
meracuni dan membasmi makhluk hidup lainnya, termasuk tanaman dan serangga
yang berguna, binatang sertamanusia.Hal ini dikarenakan kebanyakan bahan aktif
dalam pestisida tidak memilikiefek toksisitas yang spesifik,
sehinggamempengaruhi baik organisme target, nontarget, manusia maupun
lingkungan dan ekosistem secara keseluruhan.Artikel in bertujuan untuk
memberikan paparan efektoksik pestisida terhadap kesehatan manusia.

25
DAFTAR PUSTAKA

Ames R.G., Brown SK, Mengle D.C., Kahn E, Stratton J.W. Jackson R.J.. 1989.
"Cholinesterase Activity Depression Among California Agricultural
Pesticide Applicators." Industr.Med., Vol.15
Coye M.J., Barnett P.G., Midtling J.E. Velasco A.R., Romero P, Clements C.L.
Rose T.G. 1987. "Clinical Confirmation of Organophosphate Poisoning of
Agricultural Workers."Am. J.Ind Med,Vol.10(4).
Dantje, T., 2015.Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta: CV. Andi Offset
Dewi, E. R. 2022. "Analisis Cemaran Logam Berat Arsen, Timbal, dan Merkuri
pada Makanan di Wilayah Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo Jawa
Timur." IKESMA, Vol.18(1).
Effendi, M. (2015)."Pengaruh Toksisitas Besi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Biomassa Pada Tiga Klon Tanaman Nanas (Ananas Comosus L.
Merr.)Kultivar Smooth Cayenne."(Doctoral dissertation, Universitas
Brawijaya).
Kinasih, Ida, et al. "Toksisitas beberapa jenis fungisida komersial pada serangga
penyerbuk, Trigona (Tetragonula) laeviceps Smith." Jurnal Entomologi
Indonesia,Vol.14(1).
Lu F.C.1995. Toksikologi Dasar, ed. 2. Jakarta: UI Press
Pramestuti, Nova, et al. 2019. "Formulasi Rodentisida Nabati Papain Papaya
(Carica papaya L.) sebagai Alternatif Pendendali Mencit." Vektora,
Vol.10(2).
Raini, M., 2007."Toksikologi Peptisida dan Penanganan Akibat Keracunan
Pestisida."Media Litbang Kesehatan,Vol.17(3).
Raini M. 2007. "Sikap dan Perilaku Buruh Penyemprot yang Keracunan Pestisida
Organofosfat di Kecamatan Pacet - Jawa Baver Media Penelitian dan
Pengembangun pada 13 Mei 2007, University of Nebraska."Cooperative
Extension EC 97-2505-A. 9.
Sembel, Dantje T. 2015. Toksikologi lingkungan. Penerbit Andi.
Setia,O.,2016. Bahaya Paparan Pestisida terhadap Kesehatan Manusia.Bioedukasi,
Vol.14(1).
Sukasediati N. Suhardi, Hermana, Kurniawan L, Kusnindar. 1997. "The KAP of
Activity Blood Level at Subdistrict Pacel. Cianjur - West Java." Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan, Vol.1(2).

26
MODERATOR : MELARNI (O1A120176)

PRESENTATOR
1. NUR NADILLAH SYAM (O1A120190)

2. RINI PURNAMA SARI (O1A120203)

3. DHEALFA AZZAHRA (O1A120222)

4. NURUL ZAHRA (O1A120195)

5. NABILAH MUYASAR BASRI (O1A120184)

27
Pertanyaan dan jawaban hasil presentasi :
1. Assalamualaikum perkenalkan saya atas nama Rhizka Sri Pramudita dengan
Nim O1A120111 kelas c. izin bertanya mengenai toksisitas dari arsen, dari
berbagai jenis limbah arsen manakah yang lebih berbahaya limbah yang
berbentuk cair atau gas dari logam arsen? Terimakasih 🙏Assalamualaikum
perkenalkan saya atas nama Rhizka Sri Pramudita dengan Nim O1A120111
kelas c. izin bertanya mengenai toksisitas dari arsen, dari berbagai jenis
limbah arsen manakah yang lebih berbahaya limbah yang berbentuk cair atau
gas dari logam arsen? Terimakasih

Jawaban :
Jawaban dari Waode Aisyah Fea :
Penyebab utama logam berat menjadi bahan pencemar berbahaya adalah karena
sifatnya yang tidak dapat dihancurkan (nondegradable) oleh organisme hidup
yang ada di lingkungan. Jdi sesuai penelitian yg tiada di jurnal teknik pomits
Dengan judul Studi Dampak Arsen (As) dan Kadmium (Cd) terhadap Penurunan
Kualitas Lingkungan Oleh Festri Istarani dan Ellina S. Pandebesie Jurusan Teknik
Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS)
Ada 2 dampaknya yaitu untuk manusia dan lingkungan

Arsenik memang dikenal karsinogen atau dapat menyebabkan kanker. Orang


yang terlalu banyak terkena zat arsen dari konsumsi air minum disebut
arsenikosis. Korban dari arsenikosis ini tidak akan berdampak dalam waktu dekat,
namun dampaknya baru terlihat setelah dalam jangka waktu yang lama (long-
term). Berbagai dampak diantaranya pigmentasi kulit, gangren, dan keratosis, itu
pun baru terlihat minimal 5 tahun terkena arsenik yang terakumulasi. Karena
keracunan arsen ini tidak langsung dapat dilihat, maka tindakan yang paling
mungkin adalah tindakan pencegahan Bahan pencemar yang masuk ke dalam
lingkungan perairan akan mengalami tiga macam proses akumulasi, yaitu fisik,
kimia, dan biologis. Buangan limbah industri yang mengandung bahan berbahaya
dengan toksisitas yang tinggi dan kemampuan biota laut untuk menimbun logam-
logam bahan pencemar langsung terakumulasi secara fisik dan kimia kemudian
mengendap di dasar perairan. Metabolisme bahan berbahaya terjadi melalui rantai
makanan secara biologis yang disebut bioakumulasi. Sesuai penelitian yang telah
di pakukan tersebut bisa di lihat, limbah yang berbentuk cair lah yg paling
berbahaya karena sulit untuk di hancurkan. Kenapa demikian karena gas masih
bisa di hentikan dan menyatu dengan udara.

2. Assalamualaikum wr.wb. saya atas nama ARMIN OGA NIM O1A120144


izin bertanya mengapa merkuri dapat menyebabkan toksisitas serta mengapa
kalangan orang banyak menggunakan merkuri padahal merkuri berbahaya
bagi tubuh coba deskripsikan.

28
Jawaban dari nurul zahra:
Mengapa merkuri menyebabkan toksisitas karena Paparan yang
tinggi terhadap merkuri dapat berupa kerusakan pada saluran
pencernaan, sistem saraf, dan sistem urologi. Selain itu, merkuri
juga berisiko mengganggu berbagai organ tubuh, seperti otak,
jantung, ginjal, paru-paru, dan sistem kekebalan tubuh. Merkuri
tidak hanya akan berdampak kepada orang dewasa.
Dan pertanyaan kedua mengapa merkuri masih bnhak
digunakan padahal sudah diketahui berbahaya karen Merkuri banyak digunakan
oleh orang"karena penggunaan merkuri pada produk kecantikan dapat
memberikan efek instan untuk memutihkan kulit, oleh sebab itu orang"lbih
memilih menggunakan merkuri tanpa memikirkan efek sampingnya Kebanyakan
masyarakat Indonesia memang masih terobsesi dengan kulit wajah yang putih, tak
peduli dengan risikonya.
Akibatnya, segala cara ditempuh untuk memutihkan wajahh
apapun tone warna kulit aslinya. Termasuk pula menggunakan
kosmetik dengan kandungan merkuri yang sebenarnya sangat
berisiko untuk kesehatan.Apapun manfaat merkuri yang didapatkan, sebenarnya
tidak sebanding dengan bahayanya. Kita mungkin bisa mendapatkan wajah yang
putih seketika namun efek buruknya akan datang sewaktu-waktu tanpa terduga.
Alhasil, kita harus membuang banyak waktu, tenaga dan uang untuk mengobati
kondisi wajah akibat tergoda fungsi merkuri dalam kosmetik yang dipakai.

29

Anda mungkin juga menyukai