Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENYAKIT AKBAT KERJA (PAK)

Pajanan Logam Berat (Merkuri dan Timbal)

Dosen Pengampu: Sri mindayani.S.KM.M.kes

DISUSUN OLEH :

Kelompok 2

Fatimah Shahilla dhifa (1910070120019)

Aisyiyah Melisa Rowi (1910070120003)

PRODI KESEHATAN MASYAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” PENYAKIT AKIBAT KERJA (Karena
Pajanan Logam Berat (Merkuri dan Timbal)

Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Sri


Mindayani.S.KM.M.kes selaku dosen mata kuliah penyakit akibat kerja yang sudah memberikan
kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah
pengetahuan juga wawasan menyangkut penyakit akibat kerja karena pajanan logam berat yaitu
(Merkuri dan Timbal).Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan
saran demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya
bagi para pembaca.Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang
berkenan.

Padang, 21 September 2021

Kelompok 2
DAFTAR ISI

hal
KATA PENGANTAR………...………………………………...………………... i
DAFTAR ISI……………………...……………………………...……………….. ii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………...……........ 1
1.1 Latar Belakang…………....………………………………………………... 1
1.2 Tujuan ……… ………………………...…………………………………… 2
1.3 Manfaat..……………….………………………………...………………… 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………...……………………... 3
2.1 Pengertian Penyakit Akibat Kerja(PAK) Karena Pajanan Logam Berat 3
. 1. Unsur Merkuri dan Timbal. ……………………………………….. 3
2. Pajanan Merkuri dan Timbal dalam Tubuh……………………….. 4
3. Industry Terkait Pajanan Merkuri dan Timbal……………………… 5
4. Dampak Akut dan Kronik Merkuri dan Timbal……………………… 6
5. Pencegahan Pajanan Merkuri dan Timbal,………………………….. 8
BAB III PENUTUP.....……………………………………………………….. 10
A. Kesimpulan.…..……………………………………………………….. 10
B. Saran…………………………………………………………………… 10
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 11
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja,
bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian Penyakit Akibat Kerja merupakan
penyakit yang artifisial atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA
(Occupational Safety & Health Association) adalah beberapa kondisi atau gangguan
abnormal dikarenakan oleh pekerjaan yang disebabkan pajanan pada faktor lingkungan
tempat kerja yang berhubungan dengan pekerja. Sekitar 460.000 pekerja terdiagnosa
beberapa penyakit akibat kerja pada tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita
Musculoskeletal Disorders (MSDs) dan dengan diikuti oleh penyakit kulit sebesar 14% dan
penyakit pernafasan sebesar 5% (Kolluru, 1996). Berdasarkan Departemen Tenaga Kerja
angka kecelakaan kerja di Indonesia masih tinggi meskipun cenderung turun dari tahun
ketahun sepanjang tahun 2009 pemerintah mencatat telah terjadi sebanyak 54.398 kasus
kecelakaan kerja di Indonesia, meskipun menunjukkan penurunan namun angka tersebut
masih tergolong tinggi.
Penyakit akibat kerja salah satu nya dikarenakan pajanan logam termasuk (Logam
berat). Logam secara alami terdapat di alam dan digunakan sebagai bahan baku berbagai
jenis industri yang memproduksi berbagai kebutuhan manusia. Benda yang berasal dari
logam banyak digunakan dalam kehidupan sehari hari antara lain untuk alat perlengkapan
rumah tangga, memberi warna terang pada perkakas, sebagai pelarut emas, dan lain-lain.
Dengan meningkatnya industrialisasi dimana banyak yang menggunakan unsur logam
sebagai bahan baku, meningkatkan risiko terjadinya pencemaran lingkungan yang berdampak
terhadap kesehatan baik pada manusia, hewan, tanaman. Selain itu pekerja yang bekerja
menggunakan logam atau memproduksi logam sangat berisiko terjadinya gangguan
kesehatan akibat logam tersebut. Efek toksik dari logam berat dapat menghalangi kerja enzim
yang berakibat mengganggu metabolisme tubuh, menyebabkan alergi, bersifat mutagen,
teratogen atau karsinogen baik bagi manusia maupun hewan. Dengan banyaknya masalah
kesehatan akibat logam ini, dokter perlu mengetahui lebih lanjut tentang gejala-gejala yang
timbul akibat logam ini dan penatalaksanaannya sehingga mengurangi kejadian kecacatan
atau kematian. Penyakit akibat kerja karena pajanan logam berat salah satu nya adalah
Merkuri dan Timbal, yang mana Merkuri (Hg) merupakan cairan yang berwarna putih
keperakan, mudah menguap pada suhu ruangan, tidak larut dalam air tetapi larut dalam asam
nitrat dan mudah larut dalam lemak. Mekuri masuk ke dalam tubuh terutama melalui paru-
paru, 80% di ab rbsi oleh tubuh dan larut dalam lemak. Selain itu logam air raksa jug dapat
tertelan melalui saluran cerna. Beberapa merkuri organik da anorganik dapat diabsorbsi
melalui kulit. Dan Timbal (Pb) atau timah hitam adalah logam berbentuk padat halus, war a
biru kecoklatan dan resisten korosi. Timbal (Pb) dapat menguap dan bereaksi dengan oksigen
di udara. Tim al masuk kedalam tubuh melalui pernafasan dan tertelan bersama ma nan atau
minuman yang terkontaminasi timbal. Timbal dalam tub h tidak dibutuhkan, sebagian akan
dikeluarkan lewat kemih (75- 80°/) dan feses (sekitar 15%), sebagian akan terakumulasi di
dalam hati, ginjal, jaringan lemak, kuku dan rambut.

1.2 Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami penyakit akibat kerja karena
pajanan logam berat (Timbal dan Merkuri)
2. Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami sumber informasi tentang gambaran
dan paparan Merkuri (Hg) dan Timbal (Pb)
3. Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami cara pencegahan jika terjadi pajanan
logam berat ( Timbal dan Merkuri)

1.3 Manfaat
1. Hasil makalah ini dapat dijadikan referensi oleh mahasiswa kesmas, masyarakat
umumnya dan pekerja khususnya mengenai penyakit akibat kerja karena pajanan logam
berat (Timbal dan Merkuri)
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi oleh mahasiswa kesmas, masyarakat
umumnya dan pekerja khususnya mengenai sebagai sumber informasi tentang gambaran
dan paparan Merkuri (Hg) dan Timbal (Pb)
3. Sebagai tambahan wawasan, serta pengetahuan penulis tentang pencegahan jika terjadi
pajanan Merkuri (Hg) dan Timbal (Pb)
BAB II
TINJUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Penyakit Akibat Kerja (PAK) Karena Pajanan Logam Berat

1. Unsur Merkuri (Hg) dan Timbal (Pb)

a. Merkuri

 Unsur golongan logam transisi ini berwarna keperakan dan merupakan satu dari lima
unsur (bersama cesium, fransium, galium, dan brom) yang berbentuk cair dalam suhu kamar,
serta mudah menguap. Hg akan memadat pada tekanan 7.640 Atm. Kelimpahan Hg di bumi
menempati di urutan ke-67 di antara elemen lainnya pada kerak bumi. Di alam, merkuri (Hg)
ditemukan dalam bentuk unsur merkuri (Hg0), merkuri monovalen (Hg1+), dan bivalen (Hg2+).
Raksa merupakan penghantar kalor yang buruk dibandingkan logam lain. Unsur ini mudah
membentuk campuran logam dengan logam-logam yang lain seperti emas, perak, dan timah
(disebut juga amalgam). Merkuri termasuk logam berat sebagaimana Perak (Ag), Timbal (Pb)
dan Kadmium (Cd). Densitasnya yang tinggi menyebabkan benda-benda seperti bola biliar
menjadi terapung jika diletakkan di dalam cairan raksa hanya dengan 20% volumenya
terendam.Menurut Palar (2004), logam merkuri atau air raksa, mempunyai nama hydragyrum
berarti perak cair yang dilambangkan dengan Hg. Merkuri (Hg) dewasa ini banyak dikenal dalam
bentuk yang bebas sebagai polutan karena pemakaian yang baik yang berasal dari industri,
kedokteran gigi, pertanian, laboratorium penelitian, rumah sakit. Merkuri memiliki peranan
penting dalam proses industri terutama industri kecantikan. Merkuri umumnya memasuki tubuh
dapat melalui udara, air atau makanan yang terserap dalam jumlah yang bervariasi. Sementara itu
tubuh manusia tidak dapat mengolah bentukbentuk dari metil merkuri sehingga merkuri tetap
berada dalam tubuh dalam waktu yang relatif lama dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
Pemaparan merkuri dalam waktu singkat pada kadar merkuri yang tinggi dapat mengakibatkan
kerusakan paruparu, muntah, peningkatan tekanan darah dan denyut jantung. Keracunan akut
yang disebabkan oleh logam merkuri umumnya terjadi pada pekerja pekerja industri,
pertambangan, pertanian, yang menggunakan merkuri sebagai bahan baku, katalis dan atau
pembentuk amalgam atau pestisida. Mekanisme daya racun merkuri dalam tubuh meliputi;
kerusakan tubuh yang permanen. Komponen merkuri mempunyai karakteristik yang berbeda-
beda untuk daya racunnya, distribusi dan akumulasi serta pengumpulan dan waktu resistensinya
di dalam tubuh. Oleh karena logam merkuri sangat toksis sehingga merkuri tidak dapat
dihancurkan oleh organisme dalam lingkungan hidup. Inwiasri dan Kusnoputranto (2011:7282)
menyatakan merkuri merupakan satusatunya logam yang mengalami transformasi organik
melalui rantai makanan dalam bentuk organik yang lebih toksik yaitu metil merkuri, dimetil
merkuri, etil merkuri. Dari segi toksisitasnya kadar di dalam darah merupakan suatu indikator
yang sesuai dengan dosis yang diserap dalam tubuh secara sistematik. Jika kadar merkuri
berkisar 50–100πg% akan mulai menunjukkan gejala keracunan.

b. Timbal (Hg)

Unsur kimia dengan lambang Pb dan nomor atom 82. Unsur ini merupakan logam berat
dengan massa jenis yang lebih tinggi daripada banyak bahan yang ditemui sehari-hari. Timbal
memiliki sifat lunak, mudah ditempa, dan bertitik leleh rendah. Saat baru dipotong, timbal
berwarna perak mengilat kebiruan, tetapi jika terpapar udara permukaannya akan berubah
menjadi warna abu-abu buram. Timbal adalah unsur stabil bernomor atom tertinggi dan tiga di
antara isotopnya adalah hasil akhir peluruhan berantai unsur-unsur yang lebih berat.Timbal
adalah logam golongan IVA (14) yang relatif lengai atau tidak mudah bereaksi. Logam ini
bersifat amfoter; unsur timbal maupun senyawa oksidanya mudah bereaksi dengan asam maupun
basa. Dalam senyawa, timbal biasanya memiliki bilangan oksidasi +2, dan jarang teroksidasi
hingga +4 yang umum pada unsur golongan IVA di atasnya. Namun, bilangan oksidasi +4 sering
terjadi dalam senyawa-senyawa organotimbal.Timbal (Pb) adalah satu unsur logam berat yang
kadarnya dalam lingkungan meningkat karena berbagai penggunaannya dalam industri. Timbal
(Pb) digunakan sebagai bahan produksi baterai dan amunisi, komponen pembuatan cat, pabrik
timbal (Pb) tetraethil, pelindung radiasi, lapisan pipa, pembungkus kabel, gelas keramik, barang-
barang elektronik, kontainer, juga dalam proses mematri.
2. Pajanan Merkuri (Hg) dan Timbal (Pb) dalam tubuh

a. Merkuri (Hg)

Merkuri umumnya memasuki tubuh dapat melalui udara, air atau makanan yang terserap
dalam jumlah yang bervariasi. Sementara itu tubuh manusia tidak dapat mengolah bentukbentuk
dari metil merkuri sehingga merkuri tetap berada dalam tubuh dalam waktu yang relatif lama dan
dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Pemaparan merkuri dalam waktu singkat pada kadar
merkuri yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan paruparu, muntah, peningkatan tekanan
darah dan denyut jantung. Atau Mekuri masuk ke dalam tubuh terutama melalui paru-paru, 80%
di ab rbsi oleh tubuh dan larut dalam lemak. Selain itu logam air raksa jug dapat tertelan melalui
saluran cerna. Beberapa merkuri organik da anorganik dapat diabsorbsi melalui kulit.

 Sumber pajanan.
Penggunaan merkuri pada bidang medis dan industry
a. Pada bidang industri, digunakan pada pertambangan emas dan perak, produk kulit
binatang, cat, pigmen, tatoo, pestisida, fungisida, insektisida, baterai, kembang api,
peralatan scientific, peralatan listrik (hampir 50% penggunaan).
b. Pajanan merkuri di bidang medis seperti laboratorium, rumah sakit dan praktek dokter
gigi. Pada bidang medis, banyak digunakan pada peralatan medis, seperti tensimeter,
thermometer, pacemakers, dll.
c. Pada bidang farmasi sebagai antiseptik d. Pajanan merkuri selain dari tempat kerja
juga dapat berasal dari alam.

b. Timbal (Pb)

Timbal yang masuk ke dalam darah di eksresikan melalui ginjal akan terakumulasi menahun
di dalam ginjal sehingga dapat menyebabkan terjadinya kerusakan tubulus proksimal.18 Selain
pada ginjal, penggunaan timbal dalam jumlah besar atau penggunaan yang berulang-ulang
menyebabkan sifat kumulatif pada organ hati serta dapat mengakibatkan keracunan pula.
Padahal, dalam pembentukan eritosit (eritropoiesis), diperlukan juga hormon eritropoietin.
Hormon ini sekitar 85% berasal dari ginjal dan 15% dari hati. Bila massa ginjal berkurang karena
penyakit ginjal atau nefrektomi, maka hati tidak dapat mengkompensasi. Kondisi ini dapat
menimbulkan anemia karena rendahnya jumlah eritrosit yang ada.19 Anemia dapat
menyebabkan naiknya laju endap darah. Atau Timbal masuk kedalam tubuh melalui pernafasan
dan tertelan bersama ma nan atau minuman yang terkontaminasi timbal. Timbal dalam tub h
tidak dibutuhkan, sebagian akan dikeluarkan lewat kemih (75- 80°/) dan feses (sekitar 15%),
sebagian akan terakumulasi di dalam hati, ginjal, jaringan lemak, kuku dan rambut.

 Sumber pajanan Timbal


Timbal terdapat di mana-mana dalam lingkungan, karena terdapat di alam dan digunakan
dalam industri.1 Kira-kira 10% dari hasil tambang timbal digunakan untuk produksi Pb
tetraetil, yang ditambahkan pada bensin sebanyak 1 mL/L bensin sebagai antiknock. Pb
tetraetil digunakan secara luas sebagai bahan tambahan pada bensin selama tahun 1930
hingga 1970. Namun, setelah itu penggunaannya sudah 9 dieliminasi oleh sebagian besar
negara karena terbukti berdampak buruk bagi kesehatan.
Selain itu, pajanan timbal juga berasal dari penguapan batubara di mana timbal dapat
dijumpai dalam jumlah yang sangat kecil, juga dapat dijumpai pada tangki air yang
menggunakan pipa yang mengandung timbal. Timbal juga dapat dijumpai pada baterai,
insektisida, tinta koran, serta cat yang mengandung timbal. Penggunaan timbal yang
paling umum saat ini berasal dari baterai yang didaur ulang. Sekitar 97% baterai di dunia
dilaporkan didaur ulang, terutama di negara berpenghasilan rendah

3. Industry terkait pajanan Merkuri (Hg) dan Timbal (Pb)


a. Merkuri (Hg)

industry yang terkait adalah industry kosmetik. Merkuri (Hg) banyak dipergunakan dalam
industri kecantikan sebagai zat kimia yang dipergunakan dalam produk–produk kecantikan
dewasa ini. Namun pada kenyataannya diketahui bahwa dampak dari paparan merkuri yang terus
menerus berefek pada gangguan metabolisme dalam tubuh. Merkuri (Hg) termasuk logam berat
berbahaya yang dalam konsentrasi kecil dapat bersifat racun. Pemakaian merkuri dalam krim
pemutih dapat menimbulkan berbagai hal, mulai dari alergi kulit, iritasi kulit, dan bintik–bintik
hitam. Dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen otak sehingga
menimbulkan muntahmuntah, kepala. Kadar toksisitas merkuri berkisar 50–100 µg% dan akan
terlihat gejalagejala keracunan.

Industry pertambangan aktivitas penambangan ternyata masih memiliki risiko paparan logam
berat merkuriyang cukup tinggi, meskipun aktivitas penambangan tidak berjalan lagi terbukti
dengan masih adanya kandungan merkuri pada sampel lingkungan, bahan makanan, dan rambut
masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Penelitian tersebut membuktikan bahwa adanya
kadar merkuri pada rambut masyarakat yang tinggal di sekitar sungai Mandor yaitu5,71 μ g/g-
27,18 μ g/g pada sampel kasus dan 0,67 μ g/g-4,62 μ g/g pada sampel kontrol terjadi karena
akumulasi yang lama dari paparan merkuri yang terdapat pada lingkungan dan bahan makanan
yang dikonsumsi masyarakat dalam waktu yang lama

b. Timbal (Pb)

Industry yang terkait adalah pekerja bagian pengecatan industry koroseri Proses pembuatan
badan bus di industri karoseri memiliki proses yang dibagi menjadi 9. Pada tahap pengecatan,
dilakukan dengan sistem semprot (spray) dalam sebuah ruangan semacam oven dengan suhu
sekitar 600C yang biasa disebut dengan spraybooth. Prosesnya dilakukan manual dengan tenaga
manusia, sehingga untuk mengecat sebuah bus besar dibutuhkan 2-3 orang.6 Pada tahap inilah
para pekerja di bagian pengecatan berisiko terpapar Pb atau timbal (Pb) yang terkandung dari
dalam cat, baik melalui mekanisme inhalasi, ingesti, maupun paparan langsung pada kulit selama
jam kerja. Timbal (Pb) digunakan sebagai bahan pigmen dalam cat. Senyawa timbal (Pb) juga
dapat digunakan sebagai agen pengering dan katalis pada cat berdasar minyak agar cat lebih
cepat kering dan tersebar merata. Anti korosi yang menggunakan timbal (Pb) digunakan dalam
cat berfungsi untuk menghambat perkaratan pada permukaan logam.

 Pekerjaan dengan resiko terpajan timbal (Pb)

- Pekerja pada Industri Batera

- Pekerja pembuatan Kabel

- Pekerja pembuat Keramik

- Pekerja industr Peleburan logam

- Pekerja industry bahan bakar


- Pekerja di jalan raya ( penjaga pintu tol, polisi lalu lintas, dll)

4. Dampak Akut dan Kronik Merkuri (Hg) dan Timbal (Pb)


a. Merkuri (Hg)
Gangguan kesehatan pekerja salah satunya pekerja industry kosmetik karena paparan
merkuri pada pekerja di industri kosmetik sangatlah tinggi menginggat industri kosmetik
banyak menggunakan bahan baku merkuri sebagai bahan kosmetik. Merkuri banyak
berdampak bagi kesehatan para pekerja, selain menimbulkan efek jangka pendek dan
menimbulkan efek jangka panjang bagi kesehatan. Menurut penelitian yang dilakukan
Hartono (2003), pada 45 pekerja laboratorium di Bandar Lampung, terdapat hubungan yang
bermakna antara variabel umur pekerja dengan kadar merkuri pada rambut (nilai p = 0,02).
Diketahui pula pekerja dengan umur > 35 tahun mempunyai kemungkinan 5,678 kali
memiliki kadar merkuri pada rambutnya melebihi 2 ppm, dibandingkan dengan pekerja
dengan umur ≤ 35 tahun (95% CI OR = 1,318 – 24,536). Dengan masa kerja rata – rata 8,7
tahun. Semakin lama seseorang bekerja, semakin banyak paparan bahaya yang ditimbulkan
dari area tempat kerjanya. Semua manusia terkena beberapa tingkat merkuri. Paparan merkuri
yang terus menerus berakibat pada kerusakan organ yang permanen, baik itu otak, ginjal
maupun saluran cerna. Kadar toksisitas merkuri berkisar 50–100 μg% akan mulai
menunjukkan gejala keracunan. Tanda tanda seorang penderita keracunan kronis dapat dilihat
pada organ mata. Biasanya lensa mata penderita tampak berwarna abuabu sampai gelap, atau
abu abu. Nefrotoksisitas pada pasca pajanan akut metal merkuri dapat diberikan asupan
suportif intensif segera berupa unitiol oral atau intravena, dimerkaprol intramuscular, atau
suksimer oral. Gangguan kesehatan terjadi diakibatkan oleh paparan merkuri tinggi dalam
waktu singkat adalah kerusakan paru–paru, muntah, peningkatan tekanan darah dan denyut
jantung.
 Efek terhadap kesehatan pekerja antara lain sebagai berikut :
(Akut)

- Keracunan akut terjadi akibat pajanan jangka pendek uap/debu merkuri konsentrasi tinggi.

- Keracunan akut Merkuri Elemental dapat menyebabkan penyakit Acute Interstitial


Pneumonitis, Bronchitis dan Broncholitis.
- Umumnya penyakit ini disertai gejala rasa sesak, nyeri pada dada, sulit bernafas & batuk, rasa
logam, nausea, nyeri abdomen, muntah, diare, sakit kepala, kadang-kadang albuminuria dan
dapat menyebabkan kematian.

- Biasanya setelah 3-4 hari, kelenjar saliva bengkak, ginggivitis dan timbul garis merkuri, juga
gejala gastroenteritis dan nephritis

(Kronik)

- Keracunan kronik dapat terjadi akibat pajanan melalui inhalasi atau ingesti dan diperberat
melalui absorpsi kulit. Gejala timbul beberapa minggu-tahun setelah pajanan. Pajanan rendah
akan menimbulkan gejala patoneurologik/ patopsikologik, berupa tremor, gangguan
kepribadian, parkinsonism, demensia dan kelainan gusi. Pada pajanan tinggi akan
menyebabkan gangguan pada mulut (stomatitis), neuropati perifer, ginjal, gastroenteritis dan
sistem respirasi

b. Timbal (Pg)

Gangguan kesehatan kerja akibat pajanan timbal (Pb) salah satu nya pada pekerja industry
pengecatan contohnya Proses pembuatan badan bus di industri karoseri memiliki proses yang
dibagi menjadi 9. Pada tahap pengecatan, dilakukan dengan sistem semprot (spray) dalam sebuah
ruangan semacam oven dengan suhu sekitar 600C yang biasa disebut dengan spraybooth.
Prosesnya dilakukan manual dengan tenaga manusia, sehingga untuk mengecat sebuah bus besar
dibutuhkan 2-3 orang.6 Pada tahap inilah para pekerja di bagian pengecatan berisiko terpapar Pb
atau timbal (Pb) yang terkandung dari dalam cat, baik melalui mekanisme inhalasi, ingesti,
maupun paparan langsung pada kulit selama jam kerja. Timbal (Pb) digunakan sebagai bahan
pigmen dalam cat. Senyawa timbal (Pb) juga dapat digunakan sebagai agen pengering dan katalis
pada cat berdasar minyak agar cat lebih cepat kering dan tersebar merata. Anti korosi yang
menggunakan timbal (Pb) digunakan dalam cat berfungsi untuk menghambat perkaratan pada
permukaan logam.7 Laju endap darah adalah reaksi non spesifik dari tubuh. Laju endap darah
biasanya tetap dalam batas normal yaitu pada batas-batas penyakit-penyakit infektif setempat
yang kecil. Laju endap darah normal dapat memberi jaminan dokter untuk menyampaikan pada
pasiennya bahwa tidak ada penyakit organ yang serius.8 Timbal (Pb) menyebabkan defisiensi
enzim G-6PD dan menghambat enzim pirimidin-5’- nukleotidase. Hal ini menyebabkan turunnya
masa hidup eritrosit dan meningkatkan kerapuhan membran eritrosit, sehingga terjadi penurunan
jumlah eritrosit.9 Bila terdapat sangat banyak eritrosit maka laju endap darah akan terjadi
penurunan dan bila sangat sedikit eritrosit maka laju endap darah akan mengalami peningkatan.

 Efek terhadap kesehatan perkerja anatara lain sebagai berikut :


(Akut)

- Efek timbal inorganic meliputi Kolik abdomen, konstipasi, hepatitis, pankreatitis, anemia
haemolotik, encefalopati (kejangkejang, sakit kepala, oedema pupil, dll), akut renal failure,
insomnia.

(Kronik)

- Hematologik anemia, gangguan gastro intestinal, SSP, polineuropati (ICD.10, G62.2),


nefropati (ICD.10,N14.3), kelumpuhan saraf lengan, gangguan paru pekerja tambang.

5. Pencegahan pajanan Merkuri (Hg) dan Timbal (Pb)

a. Merkuri (Hg)

- Mengganti alat-alat medis yang menggunakan merkuri dengan alat alat medis non merkuri.

- Menggunakan masker dengan catridge yang sesuai

b. Timbal (Pb)

- Jauhkan dari pajanan dan hindari kontak

- Pemeriksaan kesehatan sebelum penempatan meliputi riwayat medik,

- Pemeriksaan fisik dan perhatian khusus pada sistem hematopoetik, saraf dan ginjal
Pemeriksaan secara berkala untuk mencari tanda dan gejala terpajan timbal, dapat juga
dilakukan uji laboratorium untuk mengukur absorpsi timbal yang berlebihan.

- Merekomendasikan untuk pengawasan secara ketat terhadap sumber debu atau uap timbal dan
langkah pengendalian

- Tidak makan dan minum diruang kerja


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penyakit akibat kerja salah satu nya dikarenakan pajanan logam termasuk (Logam berat).
Logam secara alami terdapat di alam dan digunakan sebagai bahan baku berbagai jenis
industri yang memproduksi berbagai kebutuhan manusia, Penyakit akibat kerja karena
pajanan logam berat salah satu nya adalah Merkuri dan Timbal, yang mana Merkuri (Hg)
merupakan cairan yang berwarna putih keperakan, mudah menguap pada suhu ruangan, tidak
larut dalam air tetapi larut dalam asam nitrat dan mudah larut dalam lemak. Dan Timbal (Pb)
atau timah hitam adalah logam berbentuk padat halus, war a biru kecoklatan dan resisten
korosi. Timbal (Pb) dapat menguap dan bereaksi dengan oksigen di udara. Tim al masuk
kedalam tubuh melalui pernafasan dan tertelan bersama ma nan atau minuman yang
terkontaminasi timbal. Timbal dalam tub h tidak dibutuhkan, sebagian akan dikeluarkan
lewat kemih (75- 80°/) dan feses (sekitar 15%), sebagian akan terakumulasi di dalam hati,
ginjal, jaringan lemak, kuku dan rambut.

3.2 Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan untuk memahami tentang penyakit akibat kerja dan penyakit akibat kerja
karena pajanan merkuri (Hg) dan timbale (Pb)
2. Bagi Institusi
Diharapkan untuk memberikan penanganan dan pengetahuan tentang penyakit akibat
kerja.karena pajanan merkuri (Hg) dan timbale (Pb)
3. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat dapat mengetahui tentang penyakit akibat kerja karena pajanan
merkuri (Hg) dan timbale (Pb) agar lebih waspada.
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Books-557-
Penyakitakibatkerjakarenapajananlogamberat.PDF

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

http://repository.uki.ac.id/762/1/274.%20Nur%20Nunu%20Prihantini%202018.pdf

http://eprints.undip.ac.id/69538/3/BAB_2.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/184498-ID-hubungan-kadar-merkuri-hg-dalam-
tubuh-te.pdf

Anda mungkin juga menyukai