Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL SEMINAR AKUNTANSI

Analisis Pengaruh Moralitas Akuntansi Sektor Publik serta


Mencegah Technology Fraud terhadap Perusahaan Manufaktur
di Era Digital

Dosen Pengajar: Popi Fauziati,S.E.,M.Si .,Ak.CA

Disusun Oleh :
Sulthan Sewu (1810011311027)
Mutia Dwi Rahmadillah (1910011311037)
Indah Amelia Putri (1910011311061)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BUNG HATTA
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perusahaan manufaktur adalah sebuah badan usaha yang mengubah barang mentah
menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang memiliki nilai jual. Dalam proses
pengolahannya, perusahaan mengoperasikan mesin, peralatan, dan tenaga kerja dalam satu
medium. Semua proses dan tahapan yang dilakukan dalam kegiatan manufaktur mengacu
pada Standar Operasional Prosedur atau SOP yang dimiliki masing-masing satuan kerja. Di
Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur sering disebut dengan pabrik.
Dalam bahasa inggris, istilah pabrik disebut juga dengan factory yang menunjuk pada
keterangan tempat.

Efek normal dari kemajuan inovatif pada penganggaran sektor publik adalah
implementasi yang lebih mudah dan lebih cepat dari berbagai proses akuntansi dan data yang
lebih akurat yang dihasilkan dari siklus ini. Namun, hal ini harus dilakukan dengan asumsi
bahwa pertemuan yang terkait dengan sistem akuntansi memiliki peluang untuk
menggunakan perangkat teknologi untuk tujuan yang ideal dan bahagia, terutama untuk
kemajuan manajemen masyarakat umum. Kemampuan dan alasan positif untuk menggunakan
teknologi dalam sistem akuntansi meningkatkan kompetensi dan kesesuaian. Kemudian
kemampuan, dikombinasikan dengan tujuan berbahaya, terutama untuk kepentingan pribadi,
mendorong pemerasan.
Penganggaran sektor publik adalah alat akuntansi swasta yang digunakan dalam
operasi asosiasi publik. Akuntansi sektor publik mencakup perusahaan tingkat tinggi dan
lembaga pemerintah, seperti B. parlemen terkait, perusahaan, kelompok ideologis, dan
asosiasi nirlaba lainnya (Halim, 2016). Oleh karena itu, pelaksanaan penganggaran sektor
publik sama dengan praktik lainnya pada umumnya, hanya saja terdapat pembatasan terhadap
mitra sektor publik dan lingkungan lokal yang lebih luas.
Era digital merupakan paradigma baru dalam dunia akuntansi, dan kemajuan
teknologi dan semua produk sangat cocok untuk melacak peran kritis akuntan dalam
melakukan berbagai transaksi akuntansi  penting bagi perusahaan. Dari catatan keuangan
hingga analisis data keuangan, ada juga yang di outsource ke aplikasi dan perangkat lunak
komputer tanpa mengandalkan keakuratan dan keakuratan seorang akuntan. Jauh lebih efisien
dan efektif. Di satu sisi, keterampilan menabung memiliki efek positif pada akuntan,
memungkinkan mereka untuk fokus pada tugas lain yang tidak dapat  digantikan oleh
komputer (Rini, 2019). Namun di sisi lain, hal ini menciptakan tantangan dan ancaman baru.
Dia memiliki potensi besar. Singkatnya, kemungkinan penipuan digital adalah argumen yang
samar dan tegas tentang perlunya menggunakan teknologi digital untuk membuat penipuan
menjadi sulit dan terus-menerus. Padahal, tantangan dan ancaman pertama dan paling
mendasar adalah kendaraan dan teknologi. Dalam hal ini, teknologi informasi yang
menciptakan ruang digital dapat menggusur cara  berpikir masyarakat, terutama ketika
akuntan menjalankan fungsi akuntansi (Cahyadi, 2019). Padahal, teknologi telah diciptakan
untuk memungkinkan manusia memenuhi perannya secara lebih efektif dan efisien, sehingga
manusia selalu memiliki kesempatan  untuk terlibat dalam berbagai proses penting di segala
bidang kehidupannya (Kruskopf et al, 2019). Era digital dapat diartikan sebagai suatu kondisi
kehidupan atau zaman dimana semua kegiatan yang mendukung kehidupan sudah
dipermudah dengan adanya teknologi. Bisa juga dikatakan bahwa era digital hadir untuk
menggantikan beberapa teknologi masa lalu agar jadi lebih praktis dan modern.
Perkembangan era digital ini merupakan suatu perkembangan yang terjadi pada
masyarakat di kehidupan baru dengan adanya jaringan internet, perangkat digital, aplikasi /
platform digital, media sosial, sehingga memudahkan segala aktivitas dan pekerjaan di
berbagai bidang dalam kehidupan sehari-hari.
Perkembangan dunia teknologi saat ini pun semakin pesat ke arah serba digital. Era digital ini
telah membuat manusia memasuki gaya hidup baru yang tidak bisa dilepaskan dari perangkat
yang serba elektronik. Teknologi menjadi alat yang membantu kebutuhan manusia. Dengan
teknologi apapun dapat dilakukan dengan lebih mudah. Pentingnya peran teknologi mulai
membawa peradaban memasuki ke era digital. Sistem informasi saat ini telah berkembang
seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat, terbukti sangat berperan penting
dalam berbagai kegiatan perekonomian serta strategi penyelenggaraan pembangunan dalam
berbagai bidang. Keberadaan sistem informasi tersebut juga mampu mendukung kinerja,

Fraud (Kecurangan)
Fraud adalah istilah dalam bahasa Inggris yang berarti kecurangan. Selain  fraud,
kekeliruan atau error juga menjadi kesalahan lain dalam akuntansi. Kedua istilah
ini, fraud dan error adalah dua jenis kesalahan yang sering terjadi dalam proses
akuntansi. Meskipun dinilai sama, namun keduanya memiliki sedikit perbedaan, yaitu
terlihat dari ada dan tidak adanya unsur kesengajaan. Di mana,  error terjadi karena
tidak ada kesengajaan, sementara fraud terjadi karena adanya unsur kesengajaan.
Faktanya, kecurangan akan lebih sulit dideteksi jika dibandingkan dengan kekeliruan.
Hal ini lantaran pihak manajemen atau karyawan akan berusaha untuk
menyembunyikan kecurangan itu sendiri.
Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia, fraud atau kecurangan adalah suatu
tindakan yang disengaja oleh satu individu atau lebih dalam manajemen atau pihak
yang bertanggungjawab atas tata kelola, karyawan, dan pihak ketiga yang melibatkan
penggunaan tipu muslihat untuk memperoleh satu keuntungan secara tidak adil, atau
melanggar hukum. Pada dasarnya, fraud adalah serangkaian ketidakberesan
(irregularities) dan perbuatan melawan hukum (illegal act) yang dilakukan oleh orang
luar atau orang dalam perusahaan, untuk mendapatkan keuntungan dan merugikan
orang lain.
Fraud  dapat diartikan secara harfiah sebagai penipuan. tipuan; atau penggelapan dana
masyarakat (Said, Alam, Karim & Johari 2018). Penipuan adalah tindakan yang dilakukan
dengan penuh pengetahuan, bukan  kelalaian atau ketidaktahuan, untuk mendapatkan
keuntungan moneter melalui penipuan (Peprah 2018, Zanaria 2017). Fraud adalah perbuatan
aktif dengan maksud untuk menipu orang yang ditipu agar merugikan dan menguntungkan
orang yang ditipu (Hantono 2018). Akuntansi sektor publik adalah mekanisme akuntansi
swasta yang digunakan dalam praktik organisasi pemerintah. Sektor akuntansi sektor publik
mencakup lembaga negara dan departemen senior seperti pemerintah daerah, yayasan, partai
politik dan organisasi nirlaba lainnya (Halim, 2016).
Menurut Omar, Navavi, dan Salin (2016), fraud merupakan risiko komersial yang
dapat terjadi di setiap bisnis, baik di instansi pemerintah maupun di perusahaan swasta.
Karena baik perusahaan besar maupun UKM tidak dapat dipisahkan dari kemungkinan
terjadinya kecurangan, maka dapat dikatakan bahwa tidak ada perusahaan yang tidak bebas
dari penyakit kecurangan. Menurut teori segitiga penipuan, ada tiga penyebab utama
penipuan: tekanan, peluang, dan rasionalisasi. Ada juga faktor tambahan yang
mempengaruhi, yaitu teori diamond fraud  yang merupakan evolusi dari chance fraud
triangle  (Eyo Bassey, 2018). Inti dari teori ini adalah bahwa ada dua  faktor utama yang
memberi penghargaan kepada pemalsu: faktor internal seperti kemampuan dan rasionalisasi
dan faktor eksternal seperti tekanan dan peluang.
Kemampuan masyarakat untuk menggunakan produk digital dapat menjadi faktor yang kuat
dalam penipuan ketika datang ke kemajuan teknologi yang telah mencapai tingkat digital saat
ini. Selain itu, penggunaan teknologi digital tetap tidak proporsional, menciptakan peluang
besar untuk penipuan, karena pengetahuan dan keterampilan dalam manajemen teknologi 
belum dimiliki oleh semua organisasi komersial, termasuk sektor publik. Fraud secara garis
besar dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis: penggelapan aset, misrepresentasi laporan
keuangan, dan korupsi (Sihombing, Erlina, Rujiman, dan Muda, 2019). Menurut survei yang
dilakukan oleh Association of Registered Fraud Investigators (ACFEIC) cabang Indonesia,
korupsi merupakan jenis penipuan yang paling banyak terjadi di Indonesia, disusul dengan
penggelapan aset dan  penipuan dalam pelaporan keuangan. Umumnya di dalam dunia
akuntansi fraud ini merupakan suatu tindak kecurangan yang dilakukan oleh seseorang atau
bahkan juga bisa lebih. Bisa saja tindakan ini dilakukan oleh pihak internal atau orang yang
terlibat secara langsung di dalam suatu perusahaan. Namun bisa juga tindakan ini dilakukan
oleh pihak ketiga di luar perusahaan. Umumnya pula apa yang disebut dengan fraud
accounting ini cenderung memanfaatkan suatu bentuk kebohongan dengan tujuan khusus
untuk memperoleh keuntungan sekalipun keuntungan tersebut didapatkan dengan cara yang
tidak adil.

Perbuatan yang dilakukan oleh satu atau beberapa pihak dengan penuh kecurangan pada
suatu perusahaan ini tentu saja berkaitan dengan penipuan dan cenderung dilakukan dengan
tujuan memperoleh keuntungan berupa uang. Jadi kondisi finansial perusahaan akan
mengalami kesalahan karena adanya tindakan penipuan tersebut. Akuntansi perusahaan
akhirnya juga tidak dapat memberikan hasil yang tepat karena adanya kekacauan yang
disebabkan oleh fraud di dalamnya. Dan biasanya bentuk pelanggaran ini terjadi karena
adanya suatu kepercayaan yang didapatkan oleh pelaku penipuan. Tentu saja hal ini sebisa
mungkin harus segera dicegah agar tidak terjadi pada perusahaan.
Fraud secara garis besar dapat digolongkan ke dalam tiga jenis tindakan, yaitu
penyalahgunaan aset, pernyataan palsu dalam laporan keuangan, dan korupsi (Sihombing,
Erlina, Rujiman, & Muda, 2019). Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Association of
Certified Fraud Examiners Indonesia Chapter (ACFE-IC), korupsi merupakan jenis fraud
yang paling banyak terjadi di Indonesia, disusul oleh penyalahgunaan aset, dan terakhir
adalah kecurangan laporan keuangan.

Berdasarkan data tersebut, ACFE IC juga menggambarkan estimasi kerugian yang


diakibatkan oleh masing-masing jenis fraud di atas. Sesuai dengan frekuensinya, korupsi
menjadi jenis fraud yang paling merugikan, disusul oleh penyalagunaan aset, dan terakhir
kecurangan laporan keuangan .
Peningkatan jumlah fraud terutama kasus korupsi sebagaimana data di atas
kemungkinan besar memiliki keterkaitan dengan adanya teknologi digital yang memberikan
kapabilitas dan kesempatan lebih besar bagi para pelaku fraud. Namun demikian, hal tersebut
masih belum pernah dikaji oleh peneliti terdahulu. Padahal, pemahaman mengenai
karakteristik fraud yang terjadi pada sektor publik di era digital akan sangat membantu dalam
perumusan strategi untuk mengidentifikasi indikasi terjadinya fraud serta strategi untuk
mencegah fraud di masa mendatang, serta dapat memudahkan dalam penerapan Akuntansi
Sektor Publik guna mencapai tujuan untuk menghasilkan informasi keuangan yang akurat.
Akuntansi sektor publik merupakan mekanisme akuntansi swasta yang diberlakukan dalam
praktik-praktik organisasi publik. Akuntansi sektor publik memiliki ruang lingkup lembaga
tinggi negara dan departemen yang berada di bawahnya, seperti pemerintah daerah, yayasan,
partai politik, maupun organisasi nirlaba lainnya (Halim, 2016). Dengan demikian,
praktikpraktik akuntansi sektor publik adalah sama dengan praktik akuntansi pada umumnya,
hanya saja terdapat batasan pada pemangku kepentingannya yang merupakan pihak yang
berasal dari pemerintahan dan masyarakat luas.

Pendekatan teori yang digunakan untuk menjelaskan fraud dalam penelitian ini adalah
akuntansi keperilakuan, yaitu sebuah teori yang menjelaskan hubungan antara sistem
informasi akuntansi dengan perilaku manusia. Sebagaimana dijelaskan oleh Kutluk (2017),
bahwa akuntansi keperilakuan mempelajari perilaku manusia, baik yang berprofesi sebagai
akuntan atau selain akuntan, berkaitan dengan pengaruhnya terhadap sistem akuntansi dan
faktor pembentuk perilaku tersebut yang berasal dari sistem akuntansi. Pelaksana akuntansi
keperilakuan, yang merupakan akuntan keperilakuan, memiliki tugas untuk menganalisis
perilaku manusia dan persepsi manusia terhadap pekerjaannya, tugasnya, perusahaannya,
maupun rekan kerjanya, untuk disampaikan kepada pengguna informasi keperilakuan sebagai
dasar pengambilan keputusan dan perumusan prediksi mengenai perilaku manusia di masa
depan, serta untuk menentukan strategi yang paling tepat untuk mengubah atau mengarahkan
perilaku manusia sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hasil analisis keperilakuan
mencakup bagaimana manusia berperilaku dan faktor yang mendasari terbentuknya perilaku
tersebut, serta rekomendasi untuk memperbaiki perilaku yang dianggap disfungsional
(Supriyono, 2018). Lebih lanjut dijelaskan oleh Supriyono (2018),

Akuntansi Keperilakuan

Akuntansi keperilakuan mempelajari perilaku manusia, baik yang berprofesi sebagai


akuntan atau selain akuntan, berkaitan dengan pengaruhnya terhadap sistem akuntansi dan
faktor pembentuk perilaku tersebut yang berasal dari sistem akuntansi (Akay, Poputra, &
Kalalo, 2016). Berdasarkan pengertian tersebut, maka pelaksana akuntansi keperilakuan,
yaitu akuntan keperilakuan, memiliki tugas untuk menganalisis perilaku manusia dan
persepsi manusia terhadap pekerjaannya, tugasnya, perusahaannya, maupun rekan kerjanya,
untuk disampaikan kepada pengguna informasi keperilakuan sebagai dasar pengambilan
keputusan dan perumusan prediksi mengenai perilaku manusia di masa depan, serta untuk
menentukan strategi yang paling tepat untuk mengubah atau mengarahkan perilaku manusia
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hasil analisis keperilakuan mencakup bagaimana
manusia berperilaku dan faktor yang mendasari terbentuknya perilaku tersebut, serta
rekomendasi untuk memperbaiki perilaku yang dianggap disfungsional (Supriyono 2018) .
Menurut Supriyono (2018), tujuan dari akuntansi keperilakuan antara lain:

1. Menganalisis faktor yang menjelaskan mengenai perilaku manusia yang relevan dengan
sistem akuntansi

2. Merumuskan dan menyampaikan informasi mengenai faktor keperilakuan tersebut kepada


pihak pengambil keputusan.

3. Melengkapi informasi yang relevan dengan aspek keperilakuan manusia yang dibutuhkan
oleh pengambil keputusan dan dituangkan dalam laporan keuangan.

Adapun lingkup dari Akuntansi Keperilakuan adalah (Supriyono 2018):

1. Pengaruh dari perilaku manusia terhadap desain, penyusunan, dan penggunaan sistem
informasi, dimana akuntansi keperilakuan menggambarkan keterkaitan antara pandangan
nilai dan sikap dari manajemen suatu perusahaan dalam mengendalikan proses akuntansi
dengan fungsi dari setiap elemen dalam perusahaan.

2. Pengaruh dari sistem akuntansi terhadap perilaku manusia, dimana akuntansi keperilakuan
mengkaji pengaruh dari sistem akuntansi terhadap motivasi, produktivitas, proses
pengambilan keputusan, kepuasan kerja, dan kerja sama yang terjalin antar anggota
organisasi.

3. Memprediksi perilaku dan merumuskan strategi untuk mengubah perilaku manusia,


dimana akuntansi keperilakuan menganalisis peran dari sistem akuntansi terhadap perubahan
perilaku manusia.

Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan dari suatu perusahaan pada


suatu periode akuntansi.Keberadaan laporan keuangan dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan khususnya dalam bidang keuangan.Susunan laporan
keuangan terbagi menjadi laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan arus
kas dan laporan perubahan modal dan catatan atas laporan keuangan.Laporan keuangan
adalah salah satu bentuk dari pelaporan keuangan. Laporan keuangan dapat memberikan
informasi mengenai kinerja keuangan tiap bulan, semester, tahun atau beberapa tahun.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2016), laporan keuangan adalah bagian dari
pelaporan keuangan yang isinya terdiri dari laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan
kedudukan keuangan, laporan dan catatan lain, dan isi penjelas atas konten laporan keuangan.
laporan keuangan adalah suatu laporan yang menunjukkan data keuangan perusahaan, yang
diringkas dalam bentuk laporan laba rugi, neraca, dan laporan lain, yang dijadikan sebagai
sumber informasi penting bagi pengambil keputusan dan pihakpihak terkait yang memiliki
kepentingan. Menurut Septarini & Papilaya (2016), laporan keuangan merupakan sumber
informasi keuangan penting yang dibutuhkan oleh berbagai pihak yang memiliki kepentingan
untuk digunakan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan strategis. Oleh karena itu,
informasi yang dimuat dalam laporan keuangan harus memiliki kualitas yang baik sesuai
dengan karakteristik yang ditetapkan oleh pemerintah. Laporan keuangan disusun dengan
tujuan untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus
kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam
pembuatan keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada manajemen (Wahyuni &
Budiwitjaksono 2017).
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah moralitas individu berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi di era
digital ?
2. Apakaha teknologi digital dapat mengoptimalkan kesempatan untuk melakukan
fraud ?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris :
1. Menguji pengaruh moralitas individu terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi di era digital
2. Menguji pengoptimalan kesempatan melakukan fraud

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat dari penelitian ini adalah:

untuk menemukan dan mendeskripsikan karakteristik fraud yang terjadi pada sektor publik di
era digital dan mengembangkan model penerapan Akuntansi Sektor Publik untuk mencegah
fraud yang terjadi pada sektor publik di era digital.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1 Fraud
Secara harfiah, fraud dapat diartikan sebagai penipuan; kecurangan; atau penggelapan
(Said, Alam, Karim, & Johari 2018). Fraud merupakan suatu tindakan yang dilakukan dengan
penuh kesadaran, bukan karena kelalaian atau ketidak-tahuan, untuk mendapatkan manfaat
finansial dengan cara berbuat curang (Peprah 2018, Zanaria 2017). Fraud sebagai tindakan
aktif yang dilakukan dengan tujuan untuk menipu pihak lain, sehingga pihak yang tertipu
tersebut mengalami kerugian dan pihak yang menipu mendapatkan keuntungan (Hantono
2018).
Fraud biasanya bisa dibagi menjadi tiga jenis kegiatan, yaitu: penyalahgunaan aset,
false statement pada laporan keuangan serta korupsi (sihombing et., al 2019). Berdasarkan
yang akan terjadi survei yang dilakukan oleh association of certified fraud examiners (acfe-
ic) cabang indonesia, korupsi merupakan jenis penipuan yang paling umum pada indonesia,
diikuti oleh penyalahgunaan aset dan , akhirnya, penipuan pelaporan keuangan.
2.1.2 Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi keperilakuan mempelajari perilaku manusia, baik yang berprofesi sebagai
akuntan atau selain akuntan, berkaitan dengan pengaruhnya terhadap sistem akuntansi dan
faktor pembentuk perilaku tersebut yang berasal dari sistem akuntansi (Akay, Poputra, &
Kalalo, 2016). Berdasarkan pengertian tersebut, maka pelaksana akuntansi keperilakuan,
yaitu akuntan keperilakuan, memiliki tugas untuk menganalisis perilaku manusia dan
persepsi manusia terhadap pekerjaannya, tugasnya, perusahaannya, maupun rekan kerjanya,
untuk disampaikan kepada pengguna informasi keperilakuan sebagai dasar pengambilan
keputusan dan perumusan prediksi mengenai perilaku manusia di masa depan, serta untuk
menentukan strategi yang paling tepat untuk mengubah atau mengarahkan perilaku manusia
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hasil analisis keperilakuan mencakup bagaimana
manusia berperilaku dan faktor yang mendasari terbentuknya perilaku tersebut, serta
rekomendasi untuk memperbaiki perilaku yang dianggap disfungsional (Supriyono 2018).
2.1.3 Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2016), laporan keuangan adalah bagian dari
pelaporan keuangan yang isinya terdiri dari laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan
kedudukan keuangan, laporan dan catatan lain, dan isi penjelas atas konten laporan keuangan.
laporan keuangan adalah suatu laporan yang menunjukkan data keuangan perusahaan, yang
diringkas dalam bentuk laporan laba rugi, neraca, dan laporan lain, yang dijadikan sebagai
sumber informasi penting bagi pengambil keputusan dan pihakpihak terkait yang memiliki
kepentingan.
Menurut Septarini & Papilaya (2016), laporan keuangan merupakan sumber informasi
keuangan penting yang dibutuhkan oleh berbagai pihak yang memiliki kepentingan untuk
digunakan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan strategis. Oleh karena itu, informasi
yang dimuat dalam laporan keuangan harus memiliki kualitas yang baik sesuai dengan
karakteristik yang ditetapkan oleh pemerintah. Laporan keuangan disusun dengan tujuan
untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas
entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam
pembuatan keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada manajemen (Wahyuni &
Budiwitjaksono 2017).

2.2 Pengembangan Hipotesis


2.2.1 Pengaruh Moralitas Individu Terhadap Kecurangan Akuntansi di Era Digital
Menurut teori fraud triangle, fraud dapat terjadi karena adanya tiga faktor utama yang
menyebabkannya, yaitu tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi. Selanjutnya terdapat juga
teori fraud diamond yang merupakan pengembangan dari fraud triangle dengan satu faktor
penyebab tambahan, yaitu kapabilitas (Eyo Bassey, 2018). Inti dari teori tersebut menyatakan
bahwa seseorang yang melakukan fraud mendapatkan dorongan dari dua kategori faktor,
yaitu faktor internal yang berupa kapabilitas dan rasionalisasi, dan faktor eksternal yang
meliputi tekanan dan kesempatan.
Apabila dikaitkan dengan kemajuan teknologi yang telah sampai pada tingkat digital
seperti saat ini, maka kapabilitas yang dimiliki individu dalam mendayagunakan produk
teknologi digital dapat menjadi pendorong kuat untuk melaksanakan fraud. Terlebih lagi,
penerapan teknologi digital yang masih belum merata karena pengetahuan dan kemampuan
pengoperasionalan teknologi tersebut yang masih belum dimiliki oleh seluruh entitas usaha,
termasuk sektor publik, menghadirkan kesempatan besar untuk melakukan fraud.
Peningkatan jumlah fraud terutama kasus korupsi sebagaimana data di atas
kemungkinan besar memiliki keterkaitan dengan adanya teknologi digital yang memberikan
kapabilitas dan kesempatan lebih besar bagi para pelaku fraud. Namun demikian, hal tersebut
masih belum pernah dikaji oleh peneliti terdahulu. Padahal, pemahaman mengenai
karakteristik fraud yang terjadi pada sektor publik di era digital akan sangat membantu dalam
perumusan strategi untuk mengidentifikasi indikasi terjadinya fraud serta strategi untuk
mencegah fraud di masa mendatang, serta dapat memudahkan dalam penerapan Akuntansi
Sektor Publik guna mencapai tujuan untuk menghasilkan informasi keuangan yang akurat.
H1 : moralitas individu berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kecurangan
akuntansi
2.2.2 Pengoptimalan Kesempatan Melakukan Fraud
Pendekatan teori yang digunakan untuk menjelaskan fraud dalam penelitian ini adalah
akuntansi keperilakuan, yaitu sebuah teori yang menjelaskan hubungan antara sistem
informasi akuntansi dengan perilaku manusia. Sebagaimana dijelaskan oleh Kutluk (2017),
bahwa akuntansi keperilakuan mempelajari perilaku manusia, baik yang berprofesi sebagai
akuntan atau selain akuntan, berkaitan dengan pengaruhnya terhadap sistem akuntansi dan
faktor pembentuk perilaku tersebut yang berasal dari sistem akuntansi. Pelaksana akuntansi
keperilakuan, yang merupakan akuntan keperilakuan, memiliki tugas untuk menganalisis
perilaku manusia dan persepsi manusia terhadap pekerjaannya, tugasnya, perusahaannya,
maupun rekan kerjanya, untuk disampaikan kepada pengguna informasi keperilakuan sebagai
dasar pengambilan keputusan dan perumusan prediksi mengenai perilaku manusia di masa
depan, serta untuk menentukan strategi yang paling tepat untuk mengubah atau mengarahkan
perilaku manusia sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Hasil analisis keperilakuan mencakup bagaimana manusia berperilaku dan faktor
yang mendasari terbentuknya perilaku tersebut, serta rekomendasi untuk memperbaiki
perilaku yang dianggap disfungsional (Supriyono, 2018). Lebih lanjut dijelaskan oleh
Supriyono (2018), keterhubungan yang dikaji tersebut sifatnya timbal balik, dimana perilaku
manusia dapat memberikan pengaruh terhadap informasi akuntansi beserta keputusan bisnis
yang diambil. Sebaliknya, informasi akuntansi juga dapat mempengaruhi perilaku manusia
serta keputusan bisnis yang diambil.
H2 : Teknologi digital berpengaruh positif terhadap pengoptimalan kesempatan untuk
melakukan fraud .

2.2.3 Kerangka Konseptual

moralitas
individu (X1) H1

Perusahaan
Manufaktur
Teknologi
Digital (X2) (Y)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini berjenis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Creswell
(2014), penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk melakukan
eksplorasi atas topik yang diteliti hingga bisa diperoleh penjelasan rinci dan lengkap. Melalui
pendekatan tersebut, peneliti berharap dapat memperoleh informasi yang mampu digunakan
untuk mendeskripsikan variabel, gejala, atau keadaan yang menjadi fokus penelitian. Data
penelitian berupa data sekunder yang dikumpulkan melalui studi kepustakaan, yaitu dengan
mengumpulkan teori, data penelitian atau temuan pada penelitian sebelumnya dengan
berbagai sumber yang berkaitan dengan topik penelitian yang akan dikaji.
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis menggunakan metode analisis kualitatif
dengan 3 tahapan analisis sebagai berikut (Bungin, 2017)
a. Reduksi data Peneliti mengkaji data untuk mendapatkan data yang relevan dan
mengecualikan data yang tidak sesuai dengan penelitian ini.
b. Penyajian Data Setelah mengolah data yang diterima, data tersebut disajikan dalam bentuk
deskripsi, diagram, hubungan antar kategori, flowchart, dll untuk memudahkan analisis dan
interpretasi.
c. Penarikan Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan yang
didapatkan dari analisis terhadap data untuk menjawab permasalahan penelitian. Analisis
dilakukan secara induktif dengan mengkedepankan pemikiran dan pemahaman peneliti yang
mengacu pada teori yang relevan

3.2 3.3 Jenis Variabel/Variabel dalam Penelitian


a) Variabel Dependen (Terikat)

Variabel reliabel (terikat ) dalam penelitian ini adalah Pemahaman Akuntansi, variabel
yang terpengaruh / berubah menjadi akibat dari variabel bebas. Menurut Sugiyono (2015:
39) variabel dependen itu variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang
merupakan hasil akhir karena adanya variabel bebas. Pemahaman Akuntansi ini memang
harus di pahami sedari sekarang yang berguna untuk kedepannya untuk tahap dunia kerja.

b) Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel bebas (tidak terikat) yaitu variabel yang
mempengaruhi atau menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variaabel .

3.3 Objek,Populasi,dan Sampel


Objek dalam penelitian ini adalah Sektor Publik

Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perusahaan manufaktur di
era digital dan sampel dipilih menggunakan teknik purposive .
DAFTAR PUSTAKA

https://www.jurnal.id/id/blog/kenali-ruang-lingkup-perusahaan-manufaktur/#:~:text=Pengertian
%20perusahaan%20manufaktur%20adalah%20sebuah,tenaga%20kerja%20dalam%20satu
%20medium.
https://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_keuangan
https://verihubs.com/blog/fraud-adalah/#:~:text=Perlu%20Anda%20ketahui%2C%20pengertian
%20fraud,pada%20saat%20penulisan%20laporan%20keuangan.
https://www.researchgate.net/profile/Dwi-Cahyono/publication/
333557474_TAMAN_KAMPUS_PRESSINDO_PENGANTAR_AKUNTANSI_KEPERILAKUAN/
links/5cf37ec54585153c3dab7971/TAMAN-KAMPUS-PRESSINDO-PENGANTAR-AKUNTANSI-
KEPERILAKUAN.pdf
https://accounting.binus.ac.id/2021/12/27/peranan-teknologi-digital-terhadap-pelaksanaan-tugas-
akuntan-public-untuk-mencegah-fraud/
https://www.jurnal.id/id/blog/fraud-accounting/#:~:text=Pengertian%20Fraud%20Accounting,-
Seperti%20yang%20telah&text=Umumnya%20di%20dalam%20dunia%20akuntansi,langsung%20di
%20dalam%20suatu%20perusahaan.
https://verihubs.com/blog/fraud-adalah/#:~:text=Perlu%20Anda%20ketahui%2C%20pengertian
%20fraud,pada%20saat%20penulisan%20laporan%20keuangan.

Anda mungkin juga menyukai