Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi sebagai era yang dapat mengubah kehidupan manusia menjadi

lebih mudah dan efektif karena adanya kemajuan di bidang digital. Teknologi

informasi memegang peranan penting dalam kemajuan pada industri keuangan.

Penerapan teknologi industri keuangan dapat mengurangi biaya, menghilangkan

perantara, meningkatkan transparansi, dan membuat informasi keuangan dapat

diakses (Gosal & Linawati, 2018).

Indonesia kini memasuki era revolusi industri 4.0 berbasis teknologi dan

internet yang disebabkan oleh perkembangan zaman. Indonesia memiliki sumber

daya alam dan sumber daya manusia yang berpotensi sehingga menjadikan

perekonomian maju dengan memanfaatkan peluang adanya revolusi industri 4.0

untuk memakmurkan rakyatnya. Peranan teknologi informasi dan komunikasi kini

telah menempatkan posisinya dengan strategis yang dapat meningkatkan

produktivitas dan efisiensi (Rizkiyah et al., 2021).

Teknologi informasi merupakan sistem yang dirancang untuk membantu pengelolaan

dan pengendalian topik yang terkait dengan bidang ekonomi dan keuangan

perusahaan yang disebut sebagai Sistem Informasi Akuntansi (SIA) (Grande et al.,

2011). Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang mengumpulkan,

menyimpan, mengolah data keuangan dan akuntansi, dan juga untuk melaporkan
informasi keuangan yang digunakan oleh pengambilan keputusan (Romney &

Steinbart, 2017). SIA dapat menambah nilai bagi suatu perusahaan dengan

menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu. Salah satu faktor yang

mempengaruhi kinerja SIA adalah keterlibatan pemakai pengguna. Contoh pada

pengguna sistem informasi ialah penggunaan smartphone yang terdapat SIA sebagai

layanan mobile payment yang dapat dijadikan sebagai contoh perpaduan teknologi

dengan sistem keuangan guna memberikan layanan keuangan yang lebih mudah

diakses oleh masyarakat luas (Grande et al., 2011).

Masyarakat dalam menggunakan smartphone terdapat jaringan internet yang

juga digunakan sebagai sarana untuk bertransaksi. Berkembangnya teknologi dan

fasilitas jaringan internet semakin mempermudah masyarakat dalam melakukan

aktivitas sehari-hari terutama dalam hal bertransaksi. Selain lebih mudah dalam

melakukan transaksi, melakukan transaksi dengan menggunakan smartphone

dianggap lebih praktis dan efisien karena dilengkapi dengan sistem keamanan.

Sehingga masyarakat yang melakukan transaksi secara tunai kini perlahan mulai

melakukan transaksi secara non tunai dengan menggunakan smartphone (Gosal &

Linawati, 2018).

Teknologi informasi dalam mengakses lebih cepat, mudah dan murah bagi

masyarakat Indonesia tentunya akan berpengaruh pada tingkat partisipasi masyarakat

Indonesia dalam dunia digital. Perkembangan teknologi informasi menuju era digital

saat ini merupakan sebuah inovasi yang merubah sistem dan mempengaruhi perilaku
dan ekspektasi manusia dalam mengakses beragam informasi dan beragam fitur

layanan elektronik. Layanan dan usaha fintech merujuk pada pelaku industri jasa

keuangan berbasis teknologi informasi (Tukan et al., 2018).

Teknologi dalam bidang finansial secara pesat secara tidak langsung akan

memberikan pengaruh bagi masyarakat dalam hal masyarakat tanpa uang tunai.

Perkembangan teknologi informasi di era digital yang sangat pesat membuat gaya

hidup masyarakat berubah. Perubahan gaya bertransaksi masyarakat ini disebut

sebagai fenomena cashless society. Perubahan dalam masyarakat saat ini dalam

bertransaksi yang awalnya masih menggunakan uang tunai dan mengalami

perubahan gaya bertransaksi yang sudah mulai menggunakan transaksi non-tunai

ataupun menggunakan transaksi secara digital (Tumpal Manik, 2019).

Cashless society merupakan keadaan masyarakat saat ini yang lebih

menggunakan transaksi pembayaran menggunakan uang elektronik baik itu

bertransaksi barang ataupun jasa jika dibandingkan dengan bertransaksi

menggunakan uang fisik. Terjadinya fenomena cashless society ini merupakan

salah satu dari peran dari financial technology. Perubahan sistem pembayaran

tunai menjadi non-tunai memunculkan suatu gerakan di Indonesia pada tahun

2014 yang dinamakan Gerakan Nasional Non-Tunai atau GNNT. Gerakan ini

memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pembayaran

non-tunai dalam bertransaksi (Abiba & Indrarini, 2020).

Financial technology (Fintech) merupakan salah satu perkembangan

terbaru pelayanan jasa keuangan yang mana sektor inilah yang sangat diharapkan

pemerintah dan masyarakat untuk mendorong peningkatan jumlah pengguna yang


dapat mengakses layanan keuangan. Fintech merupakan salah satu perantara

keuangan didalam aplikasi teknologi digital (Aaron dkk., 2017). Fintech

memegang peranan penting dalam melakukan transaksi digital bagi masyarakat di

seluruh dunia. Secara global, fintech terus berkembang dengan semakin

meningkat jumlah investasi terhadap perusahaan fintech (Milian dkk., 2019).

Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/12/PBI/2017 Tentang

Penyelenggaraan Teknologi keuangan mengatakan bahwa teknologi keuangan

merupakan penggunaan teknologi di bidang keuangan yang menghasilkan

teknologi, produk, layanan, atau model bisnis baru yang akan berdampak terhadap

stabilitas moneter, stabilitas pada sistem keuangan, yang akan memberikan

efisiensi, kelancaran, keamanan dan keunggulan sistem pembayaran. fintech lebih

mengacu kepada proses sebagai solusi masalah keuangan yang didukung oleh

digital atau teknologi karena ini merupakan perpaduan dari sektor jasa keuangan

dengan digital (Arner dkk., 2016).

Stewart & Jurjens, 2018 fintech adalah perangkat seluler dalam

menggunakan platform teknologi sebagai akses pemberitahuan transaksi,

peringatan debit melalui pelayanan pesan singkat, rekening bank, atau aplikasi

lainnya untuk memperoleh informasi. Salah satu contoh fintech adalah mobile

payment. Mobile payment merupakan alat pembayaran dalam melakukan transaksi

dengan menggunakan perangkat elektronik (smartphone) yang terhubung dengan

jaringan internet. Pemanfaatan sistem pembayaran tunai menjadi non-tunai

dengan munculnya perusahaan perusahaan yang meluncurkan sistem pembayaran

non tunai berbasis aplikasi atau mobile payment (Chen & Nath, 2008).
Bank Indonesia akan meningkatkan sistem transaksi elektronik dalam

pembayaran dan meningkatkan infrastruktur sistem pembayaran. Tingginya minat

masyarakat dalam menggunakan alat transaksi yang mudah dan praktis,

mendorong manajemen perusahaan untuk menciptakan layanan mobile payment

yang dapat digunakan kapanpun dan dimanapun. Bank Indonesia menyatakan,

transaksi keuangan dan ekonomi digital terus mengalami pertumbuhan. Hal

tersebut sejalan dengan meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat untuk

berbelanja daring, serta meluasnya pembayaran digital dan akselerasi digital

banking. Pembayaran digital menjadi salah satu sektor dalam industri fintech yang

paling berkembang di Indonesia (Syarifuddin et al., 2009).

Industri fintech diharapkan oleh pemerintah dan masyarakat untuk

mendorong peningkatan jumlah masyarakat yang memiliki akses kepada layanan

keuangan. Peningkatan pengguna layanan mobile payment perlahan-lahan juga

mempengaruhi gaya hidup konsumen yang semakin konsumtif. Gaya hidup dan

situasi keuangan di dunia dapat membantu pengembangan startup baru dari

pembayaran mobile dan mampu meningkatkan standar hidup mahasiswa (Abiba

& Indrarini, 2020).

Mahasiswa akuntansi merupakan bagian dari displin ilmu akuntansi yang

mengkaji hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi (Amrullah et

al., 2016). Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan sistem yang digunakan

memproses data dan transaksi guna menyediakan infomasi yang diperlukan oleh

pengguna. Sistem informasi akuntansi berperan dalam mengumpulkan dan

menyimpan segala macam aktivitas ekonomi, terutama segala macam aktivitas


transaksi yang dilakukan oleh perusahaan. Akuntansi merupakan sebuah laporan

keuangan yang dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak lain mengenai

kegiatan ekonomi (Grande et al., 2011).

Akuntansi dalam kegiatan sehari-hari akan memudahkan dan membantu

melaksanakan kegiatan secara terstruktur dan bersistem sesuai dengan informasi

akuntansi. Sistem akuntansi menerapkan keputusan keuangan yang tepat dan juga

dapat meringankan beban kehidupan dalam mengolah suatu keuangan. Akuntansi

berperan untuk mempermudahkan para mahasiswa mengolah keuangannya, baik

itu digunakan untuk membayar kuliah ataupun untuk keperluan sehari-hari atau

disisihkan untuk keperluan yang lainnya (Tumpal Manik, 2019).

Mahasiswa akuntansi berlatar belakang pendidikan lebih banyak dalam

mengetahui transaksi keuangan dan dapat membantu memudahkan terkait dengan

proses kegiatan transaksi mobile payment dan berguna sebagai pengambilan

keputusan. Menjadikan keperilakuan merupakan tanggapan atau reaksi individu

yang dilakukan terus menerus dan bersifat mendukung atau menentang. Individu

yang bertindak sebagai konsumen memiliki hak untuk menerima ataupun menolak

suatu produk. Suatu penolakan atau penerimaan terhadap suatu produk merupakan

salah satu wujud dari perilaku konsumen (Hazbiyah & Wuryanta, 2020).

Behavioral Intention atau niat perilaku didefinisikan sebagai keinginan

seseorang dalam menggunakan teknologi informasi dengan tujuan yang

diharapkannya. Niat atau minat perilaku adalah suatu tindakan individu pada

suatu sistem di masa yang akan datang yang akan membentuk suatu perilaku

khusus individu (McKnight et al., 2002; Venkatesh et al., 2003).


Niat perilaku seseorang mempunyai faktor-faktor yaitu pertama

performance expectancy didefinisikan sebagai sebuah tingkat bagi individu

percaya dengan menggunakan suatu sistem atau teknologi dapat memberikan

manfaat dan membantu meningkatkan kinerjanya dalam bekerja. Kedua

facilitating conditions didefinisikan sebagai ialah tingkat individu percaya bahwa

sebuah organisasi dan infrastruktur mendukung penggunaan system (Venkatesh et

al., 2003). Ketiga hedonic motivation didefinisikan sebagai sebuah perasaan

kesenangan atau kenikmatan yang disebabkan dengan penggunaan teknologi.

Keempat price value didefinisikan sebagai pengorbanan individu antara

penerimaan manfaat dari penggunaan teknologi dan biaya yang dikeluarkan dalam

penggunaannya. Kelima habit didefinisikan sebagai sejauh mana orang cenderung

melakukan perilaku secara otomatis karena belajar (Venkatesh et al., 2012).

Alkhowaiter, 2020 mengatakan bahwa performance expectancy dan

facilitating conditions secara langsung berpengaruh positif terhadap behavioral

intentions. Begitu pula dengan facilitating conditions dan behavioral intention

secara langsung berpengaruh positif terhadap use behavioral. Selanjutnya, hasil

penelitian Putri & Suardika, 2020 mengatakan bahwa facilitating conditions,

hedonic motivation, dan price value secara langsung berpengaruh positif terhadap

behavioral intentions. Begitu pula dengan habit dan behavioral intentions secara

langsung berpengaruh positif terhadap use behavioral.

Palau-Saumell et al., 2019 mengatakan bahwa performance expectancy,

facilitating conditions, hedonic motivation, price value, dan habit secara langsung

sedangkan berpengaruh positif terhadap behavioral intentions. Begitu pula


dengan facilitating conditions, habit, dan behavioral intentions secara langsung

berpengaruh positif terhadap use behavioral. Selanjutnya, hasil penelitian Indah &

Agustin, 2019 mengatakan bahwa performance expectancy, dan facilitating

conditions secara langsung berpengaruh positif terhadap behavioral intentions.

Begitu pula dengan behavioral intentions secara langsung berpengaruh positif

terhadap use behavioral. Selanjutnya, hasil penelitian Makanyeza &

Mutambayashata, 2018 mengatakan bahwa performance expectancy, hedonic

motivation, dan habit secara langsung berpengaruh positif terhadap behavioral

intentions. Begitu pula dengan behavioral intentions secara langsung berpengaruh

positif terhadap use behavioral.

A. Gupta & Dogra, 2017 mengatakan bahwa performance expectancy,

facilitating conditions, hedonic motivation dan habit secara langsung berpengaruh

positif terhadap behavioral intentions. Begitu pula dengan habit dan behavioral

intentions berpengaruh positif terhadap use behavioral. Selanjutnya, hasil

penelitian Pertiwi & Ariyanto, 2017 performance expectancy secara langsung

berpengaruh positif terhadap behavioral intentions. Begitu pula dengan habit dan

behavioral intentions berpengaruh positif terhadap use behavioral./ Selanjutnya,

hasil penelitian Hoque & Sorwar, 2017 mengatakan bahwa performance

expectancy secara langsung berpengaruh positif terhadap behavioral intentions.

Begitu pula dengan behavioral intentions secara langsung berpengaruh positif

terhadap use behavioral. Selanjutnya, hasil penelitian Dewa et al., 2015

mengatakan bahwa performance expectancy secara langsung berpengaruh positif


terhadap behavioral intentions. Begitu pula dengan behavioral intentions secara

langsung berpengaruh positif terhadap use behavioral.

Penelitian ini merencanakan replikasi dari penelitan Alkhowaiter, 2020

dengan skala pengukurannya menggunakan likert yaitu skala yang digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang. Hasil yang ditemukan

adalah pertama performance expectancy dan effort expectancy berpengaruh positif

terhadap attitude. Lalu yang kedua adalah performance expectancy, effort

expectancy, social influence, trust, facilitating conditions, dan attitude

berpengaruh positif terhadap behavioral intentions. Terakhir adalah facilitating

conditions, behavioral intention, dan islamic religiosity berpengaruh positif

terhadap use behavioral.

Penelitian ini mereplikasi terkait dengan topik penelitian yang disebabkan

oleh Covid-19 yang masuk ke Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020

mengakibatkan World Health Organization mengeluarkan imbauan terkait

penggunaan non tunai dalam bertransaksi. Transaksi uang elektronik tercatat tak

mengalami penurunan selama pandemi virus corona Covid-19. Oleh karena itu,

banyak masyarakat yang akhirnya menggunakan e-commerce untuk berbelanja

berbagai kebutuhan segala jenis transaksi pembayaran salah satunya

menggunakan mobile payment (databoks.katadata.co.id, 2020).

Bank Indonesia mencatat pertumbuhan nilai transaksi uang elektronik di

Indonesia dari 2016 hingga Oktober 2020 mencapai 478,7%. Pertumbuhan

transaksi tertinggi terjadi pada 2019 yang mencapai 207,6% dari 2018. Secara

akumulasi, nilai transaksi elektronik sepanjang Januari-Oktober 2020 sebesar Rp


163,43 triliun. Nilai tersebut melampaui nilai akumulasi transaksi sepanjang 2019

yang sebesar Rp 145,17 triliun (Databoks.co.id, 2021).

Gubernur BI mengatakan bahwa pertumbuhan yang melonjak tajam

terpengaruh kinerja positif uang elektronik dan preferensi masyarakat yang

menguat dalam bertransaksi menggunakan fintech serta e-commerce.

Pertumbuhan ini juga menandakan kebutuhan transaksi ekonomi dan keuangan

digital pada masyarakat semakin tinggi di tengah penurunan aktivitas selama masa

PSBB (Databoks.co.id, 2021).

Gambar 1.1
Nilai Transaksi Uang Elektronik

Sumber: databoks.katadata.co.id, 2021

Bank Indonesia (BI) mencatat, nilai transaksi dengan uang elektronik

mencapai Rp 25,4 triliun pada Juli 2021. Transaksi uang elektronik pada Juli 2021

juga lebih tinggi 57,7% dari bulan yang sama tahun lalu sebesar Rp 16 triliun. Ini

menunjukkan bahwa masyarakat semakin sering menggunakan uang elektronik

sebagai alat pembayaran sehari-hari (Databoks.co.id, 2021).


Pandemi Covid-19 menjadikan uang elektronik memang semakin banyak

digunakan masyarakat. Sebab, jenis transaksi tersebut dianggap lebih aman dari

penularan virus corona lantaran minim kontak secara langsung. Selain itu,

transaksi lewat uang elektronik juga dianggap lebih praktis dan efisien. Hal lain

yang memicu masyarakat lebih sering menggunakan uang elektronik yakni

banyaknya promo harga maupun diskon yang ditawarkan

(databoks.katadata.co.id, 2021).

Gambar 1.2
Nilai Transaksi Uang Elektronik

Sumber: databoks.katadata.co.id, 2021

Penelitian ini bereplikasi lainnya terkait topik terdapat revolusi teknologi

yang juga berpengaruh terhadap penerimaan pengguna pada layanan mobile

payment yang merupakan salah satu kategori Industri fintech (financial

technology), yang mulai dikembangkan di Indonesia saat ini. Era revolusi industri

4.0 yang terjadi saat ini, telah mengubah cara hidup masyarakat, bekerja, dan

berhubungan satu sama lain termasuk industri keuangan yang mengalami Iebih
banyak tantangan, terlebih dengan hadirnya financial technology (fintech) dan

mitra teknologi dalam beberapa tahun terakhir (Rizkiyah et al., 2021).

Era digital semakin melekat dalam merubah gaya kehidupan masyarakat di

Indonesia, khususnya industri keuangan seperti perbankan, asuransi dan

perusahaan pembiayaan (multifinance). Perubahan ini harus mampu direspons

secara cepat, hal ini guna mempersiapkan lembaga jasa keuangan dalam

menghadapi inovasi digital banking. Sektor ini sedang mengalami tranformasi

menuju era digitalisasi. Transformasi industri perbankan merupakan jawaban

terhadap fenomena perkembangan fintech, digital ekonomi, keuangan digital dan

revolusi teknologi digital (4th revolution industry-digital industry). Transformasi

digital dan industri 4.0 akan membawa dampak yang sangat besar terhadap

perekonomian Indonesia (Rizkiyah et al., 2021).

Teknologi pembayaran dan keuangan digital yang sangat dibutuhkan oleh

masyarakat untuk melakukan kegiatan transaksi keuangan sehari-hari dari mulai

bayar tagihan telepon, listrik, tv kabel, bayar transportasi, bayar hotel, dan

sebagainya. Hal ini didasari dengan sebuah statistik yang menunjukkan bahwa

pertumbuhan smartphone sudah melampaui kepemilikan akun bank oleh

masyarakat. Untuk itu, baik Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan tentu

mengarahkan perbankan dan fintench untuk berkolaborasi untuk meningkatkan

inklusi keuangan (wartaekonomi.co.id, 2021).

Peneliti ini memilih objek yang disebabkan oleh situasi saat pandemi

Covid-19 dan gaya hidup masyarakat berubah menjadikan generasi milenial

khususnya mahasiswa menjadi generasi penggerak. Maka dari itu, pelaku bisnis
harus dapat memahami perilaku mahasiswa. Terlebih lagi mahasiswa akuntansi

yang sangat terkait dengan latar belakang pendidikannya bertujuan untuk

mengetahui dan memahami proses kegiatan transaksi mobile payment pada

transaksi keuangan yang berguna untuk pengambilan keputusan. Perilaku

mahasiswa akuntansi tersebut dapat dipahami dalam hal mengelola keuangan.

Fenomena perubahan gaya transaksi dikenal dengan istilah cashless

society (masyarakat tanpa uang tunai). Istilah cashless society merujuk pada

kondisi mahasiswa yang lebih memilih menggunakan uang elektronik dalam

bertransaksi barang dan jasa dibandingkan dengan uang tunai. Cashless society

memang memiliki hubungan erat dengan digitalisasi. Oleh karena itu, mahasiswa

sebagai generasi yang paham akan teknologi dianggap lebih dapat menyesuaikan

diri dengan budaya baru, seperti membayar secara non-tunai (Hazbiyah &

Wuryanta, 2020).

Penelitian utama dengan rencana penelitian terletak perbedaannya pada

variabel, periode, dan objek penelitian. Perbedaan pertama terletak pada variabel

independen penelitian utama yaitu variabel effort expectancy, social influence,

trust dan islamic religiosity sedangkan pada rencana penelitian diganti oleh

facilitating conditions, hedonic motivation, price value, dan habit. Periode

perbedaan penelitian yaitu tahun 2020 pada penelitian utama sedangkan pada

rencana penelitian periode pandemi Covid-19 tahun 2021 dikarenakan harus

adanya pembaruan hasil penelitian yang terkait dengan topik yang dipilih dan juga

periode ini dipilih dikarenakan terjadinya fenomena pandemic Covid-19 di

seluruh dunia khususnya yang terjadi di Indonesia. Perbedaan ketiga terletak pada
objek penelitian yaitu negara-nefara GCG yang terdiri atas Teluk Persia, Bahrain,

Kuwait, Oman, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi, sedangkan pada

penelitian utama sedangkan rencana penelitian pada Mahasiswa Akuntansi

Universitas Jambi dikarenakan mahasiswa akuntansi merupakan bagian dari

displin ilmu akuntansi yang mengkaji hubungan antara perilaku manusia dan

sistem akuntansi (Amrullah et al., 2016).

Latar belakang penelitian ini beralihnya mahasiswa dalam penggunaan

uang tunai ke transaksi digital akhir-akhir ini menjadi menarik untuk dikaji, agar

dapat diketahui sejauh mana dampak covid-19 terhadap perilaku konsumen dalam

penggunaan layanan mobile payment. Maka dari itu peneliti mengajukan judul

“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Mahasiswa Akuntansi Universitas

Jambi Terhadap Layanan Transaksi Keuangan Pada Mobile Payment Saat Masa

Pandemi Covid-19 Tahun 2021”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, peneliti

meneliti tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Mahasiswa

Akuntansi Terhadap Layanan Transaksi Keuangan Pada Mobile Payment Saat

Masa Pandemi Covid-19 Tahun 2021, sehingga rumusan masalah yang diajukan

yaitu sebagai berikut:

1. Apakah performance expectancy berpengaruh secara langsung terhadap

behavioral intentions?
2. Apakah facilitating conditions berpengaruh secara langsung terhadap

behavioral intentions?

3. Apakah hedonic motivation berpengaruh secara langsung terhadap

behavioral intentions?

4. Apakah price value berpengaruh secara langsung terhadap behavioral

intentions?

5. Apakah habit berpengaruh secara langsung terhadap behavioral

intentions?

6. Apakah habit berpengaruh secara langsung terhadap use behavioral?

7. Apakah behavioral intentions berpengaruh secara langsung terhadap use

behavioral?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh performance expectancy secara langsung

terhadap behavioral intentions.

2. Untuk menganalisis pengaruh facilitating conditions secara langsung

terhadap behavioral intentions.

3. Untuk menganalisis pengaruh hedonic motivation secara langsung

terhadap behavioral intentions.

4. Untuk menganalisis pengaruh price value secara langsung terhadap

behavioral intentions.
5. Untuk menganalisis pengaruh habit secara langsung terhadap behavioral

intentions.

6. Untuk menganalisis pengaruh habit secara langsung terhadap use

behavioral.

7. Untuk menganalisis pengaruh behavioral intentions secara langsung

terhadap use behavioral.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

Dapat menambah ilmu pengetahuan secara teoritis dan praktis, serta dapat

memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku mahasiswa

akuntansi Universitas Jambi terhadap layanan transaksi keuangan pada

mobile payment.

2. Bagi Umum

Dapat memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku mahasiswa akuntansi Universitas Jambi terhadap layanan

transaksi keuangan pada mobile payment.

3. Bagi Penelitian Yang Akan Datang

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi yang dapat

bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai