Anda di halaman 1dari 16

AUDIT MANAJEMEN ERA DIGITAL

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Persyaratan Memperoleh Nilai Pada


Mata Kuliah Audit Manajemen Fakultas Pascasarjana
Program Studi Magister Akuntansi

Disusun Oleh:
EKO HIDAYAT
55519110009

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

2020

i
AUDIT MANAJEMEN ERA DIGITAL
Oleh: Eko Hidayat
Unversitas Mercu Buana

Pengantar
Perkembangan zaman yang mengarah pada era digitalisasi pada semua sektor,
memberikan dampak bagi manusia di muka bumi untuk mempermudah dalam
melaksanakan kegiatan sehari-harinya. Sehingga pada saat sekarang ini sulit rasanya
manusia bisa terlepas dari perangkat elektronik, apalagi semakin banyak macam
teknologi yang membuat candu para penggunanya. Semakin canggih dan
mutakhirnya teknologi pada zaman sekarang juga berdampak pada berbagai bidang
seperti; ekonomi, politik, budaya, privasi, informasi dan lain-lain.
Disisi lain dengan hadirnya era digital ini memberikan dampak yang
membawa pada perubahan juga penyesuaian pada berbagai bidang profesi, salah
satunya profesi auditor. Perkembangan ini memaksa para auditor untuk dapat
mengikuti perkembangan teknologi informasi dan data. Hal ini serupa juga pernah
diutarakan oleh Mentri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti)
Mohamad Nasir ketika menjadi narasumber pada Seminar Kongres XIII Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) di Rafflesia Ballroom Balai Kartini, Jakarta. Beliau
mengatakan pada zaman era digital ini, terjadi beberapa pergeseran di berbagai
bidang ilmu dan profesi, sehingga cara kerja dan praktik akuntan perlu diubah untuk
meningkatkan kualitas layanan dan ekspansi global melalui komunikasi daring dan
penggunaan cloud computing.
Maka dari itu, seorang auditor harus meningkatkan keahlian dan juga
memperluas wawasan, bukannya hanya pada bidang ilmu akuntansi tapi juga ilmu IT
(Information Technology) atau informasi teknologi. Tantangan akuntan/auditor saat
ini adalah bagaimana cara untuk menjaga akuntabilitas dan integritas dengan model
bisnis dalam pesatnya perkembangan teknologi yang semakin kompleks.

Sejarah Perubahan Teknologi


Teknologi merupakan berbagai macam alat/sarana atau sistem yang
diciptakan untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi manusia. Menurut
Mark Moore, seorang arkeolog dari University of New England Armidale, Australia,
manusia yang hidup pada zaman pra sejarah, terdapat penemuan teknologi pertama
kali yaitu berupa alat-alat batu yang terbuat dari batu, alat ini digunakan untuk
mempermudah pekerjaan masyarakat pada zaman itu untuk kesehariannya.

1
Sejak tahun 1980-an telah terjadi perkembangan teknologi dari zaman serba
manual yang bermetamorfosis menjadi serba teknologi pada zaman milenial seperti
sekarang ini. Perkembangan ini sangat cepat dan masif setelah penemuan sebuah
personal computer (PC) yang dirancang untuk menginput data, memproses data
hingga menghasilkan output melalui sistem yang dirancang secara otomatis yang
tersimpan dalam memori. Dalam dunia akuntansi, dengan adanya perkembangan
teknologi juga memicu para pelaku usaha untuk berfikir agar perusahaan atau
usahanya tidak ketinggalan zaman, salah satunya dengan penerapan software
akuntansi.
Disisi lain dengan hadirnya teknologi yang semakin canggih, peran manusia
mulai tergantikan oleh teknologi, seperti penggatian tugas seorang akuntan yang
membuat laporan keuangan dengan software-software akuntansi. Maka dari itu, perlu
kita sebagai manusia untuk dapat mengontrol pesatnya perkembangan di zaman era
digital ini. Karena tidak menutup kemungkinan 10 sampai dengan 20 tahun kedepan
pekerjaan manusia semuanya akan digantikan oleh robot. Apalagi sekarang sedang
dikembangkannya kecerdasan buatan yang diterapkan pada robot seperti Shopia robot
yang berbasis AI (Artificial Intelegency) atau kecerdasan buatan. Semoga dengan
makin majunya teknologi bisa meningkatkan kualitas hidup manusia bukannya
menggatikan peran manusia secara keseluruhan.
Pada sektor perdagangan, perbankan, pasar modal dan bisnis khususnya,
peran teknologi sangat mempengaruhi. Menurut Gartner yang dikutip dari Leonard
Nugroho seorang Managing Director, Accenture in Indonesia, di tahun 2020, 30%
dari CIO sudah mulai memasukkan penggunaan teknologi AI (Artificial Intelligence)
ke dalam rencana investasi mereka. Untuk beberapa tahun ke depan, bisnis model
yang tradisional akan berevolusi akibat dampak dari munculnya teknologi baru atau
evolusi dari teknologi yang ada sekarang.
Imbas dari majunya teknologi terhadap dunia bisnis adalah hal yang dilakukan
secara manual berubah drastis menjadi otomasi dengan teknologi. Teknologi juga
membantu dalam dunia bisnis untuk memberikan informasi dan analisis yang berguna
untuk masa depan. Pada awalnya teknologi digunakan lebih berfokus pada integrasi
proses bisnis yang juga mempunyai dampak pada bisnis terutama di area finance
seperti implementasi sistem ERP (Enterprise Resource Planning) pada perusahaan.
Semakin berkembang suatu organisasi, teknologi yang diperlukan bukan hanya
integrasi dan otomasi proses bisnis tapi mulai bergerak ke arah nilai yang dihasilkan.
Namun dalam penerapan teknologi dalam dunia bisnis, ada beberapa hal yang
menjadi kekhawatiran secara umum, yaitu tentang privasi atau keamanan data,
standarisasi, kesalahan atau bugs pada sistem teknologi tersebut. Lalu bagaimana

2
dunia bisnis menyikapi hal tersebut? kita sebagai para pelaku bisnis harus mulai
sedini mungkin untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang teknologi. Yang perlu
kita pahami sebagai para pelaku bisnis adalah bahwa teknologi hanya sebatas media
pendukung dalam dunia bisnis, kemampuan analisis, antisipasi dan pengambilan
keputusan tetap menjadi point utama yang harus dipertahankan.
Dengan adanya perkembangan teknologi informasi, maka sistem pemrosesan
transaksi yang dahulu dilakukan secara manual, dengan menggunakan alat bantu
kalkulator, kemudian dengan kegiatan tulis menulis, yang membutuhkan waktu yang
lama kini mulai ditinggalkan dan bergesar ke arah sistem akuntansi yang berbasis
komputer dengan sistem pemrosesan menggunakan alat-alat yang semakin canggih,
dan proses transaksi yang semakin cepat. Berkembangnya teknologi dengan
munculnya internet, intranet, e-commerce dan berbagai jaringan yang terhubung
dengan komputer akan semakin berkembang pesat pada saat sekarang ini.
Beberapa data transaksi yang terjadi dengan adanya proses yang terintegrasi
dengan komputer mengalami perubahan. Terdapat dua metode yang digunakan dalam
pengorganisasian data tersebut, yaitu: traditional file method dan database method.
Di dalam traditional file method, master file dan file transaksi terpisah untuk setiap
aplikasi akuntansi atas siklus akuntansi yang berbeda, sedangkan dalam database
method, data dalam file dapat diakses secara langsung oleh berbagai program aplikasi
(Halim, 2003: 290).
Apabila suatu transaksi sudah terintegrasi dengan komputer, maka suatu
sistem informasi akuntansi yang diterapkan perusahaan juga mengalami perubahan
dengan adanya transaksi yang semakin berkembang, dan perusahaan sudah harus
mulai memikirkan penggunaan software akuntansi. Pada saat sekarang ini banyak
software akuntansi yang dipergunakan, seperti Accurate, SAP, MYOB, Zahir dan
lain-lain.
Banyak manfaat yang diperoleh dengan diterapkannya software akuntansi
tersebut, di antaranya data akuntansi akan langsung dapat diproses pada saat data di
input ke dalam sistem akuntansi, atau yang sering disebut dengan real time
processing, informasi akan dapat diperoleh secara up to date, oleh karenanya
sewaktu-waktu pihak atasan membutuhkan informasi akan segera dapat diperoleh.

Transaksi Online Era Digital


E-commerce adalah dimana dalam satu website menyediakan atau dapat
melakukan Transaksi secara online atau juga bisa merupakan suatu cara berbelanja
atau berdagang secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas Internet
dimana terdapat website yang dapat menyediakan layanan “get and deliver“. E-

3
commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas
biaya-biaya operasional untuk kegiatan trading (perdagangan).
Sudah berapa banyak transaksi yang Anda lakukan dalam setahun ke belakang
ini menggunakan e-cash, baik untuk belanja maupun bertransaksi di e-commerce dan
bahkan di jalanan. Melihat dunia digital yang semakin menjadi-jadi, maka posisi IT –
pun bergeser dari support menuju enabler sebuah proses bisnis, bahkan zaman
sekarang IT menjadi core business banyak perusahaan start up. Dunia digital tidak
hanya melahirkan peluang dan dan manfaat besar bagi publik dan kepentingan bisnis.
Hal ini juga berimplikasi pada risiko kesinambungan usaha dan kredibilitas
organisasi.
Di era digital ini, peran kontrol dan audit teknologi menjadi semakin krusial.
Audit Teknologi tidak dimaksudkan untuk mencari perkembangan kesalahan, namun
suatu upaya perbaikan melalui proses sistematis untuk memperoleh bukti secara
obyektif terhadap aset teknologi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian
antara teknologi dengan kriteria dan/atau standar yang telah ditetapkan.

Revolusi Manajemen Klasik menjadi Manajemen berbasis Digital


Teori manajemen klasik berkembang di inggris dengan cepat seiring dengan
booming-nya revolusi industri pada tahun 1800-an. Manajemen klasik muncul seiring
dengan meningkatnya kebutuhan terdahap standar atau pedoman dalam mengelola
organisasi yang sangat kompleks di dunia usaha. Pada prinsipnya ada tiga jenis aliran
dalam perkemabangan teori manajemen klasik ini, antara lain teori birokrasi, teori
administrasi dan teori manajemen ilmiah. Metode manajemen klasik banyak
diterapkan dalam berbagai kegiatan organisasi untuk meningkatkan produktivitas
kerja. Studi gerak dan waktu,. prinsip efisiensi, seleksi pekerja secara ilmiah,
perlunya pendidikan dan pelatihan ternyata mampu meningkatkan produktivitas kerja.
Era digital memaksa banyak bisnis untuk mengubah operasional mereka
secara radikal. Era ini menciptakan iklim persaingan yang sangat ketat dan kejam, di
mana mengelola change management saja tak cukup untuk membuat organisasi kita
survive. Kemajuan teknologi membentuk kembali tantangan dan kemungkinan
perubahan yang ditawarkan. Kecerdasan buatan mengubah sifat pekerjaan dan
mengubah pekerjaan yang pernah dilakukan manusia menjadi mesin.
Di dunia di mana semakin banyak keputusan bisnis dibuat oleh mesin,
penelitian telah menemukan hanya 10% orang yang mempercayai AI untuk
melakukan tugas yang kompleks dan berisiko tinggi. Kita perlu menemukan cara baru
untuk membangun kepercayaan tidak hanya antara orang tetapi juga antara orang dan

4
mesin. Hal ini tentu merubah secara perlahan manajemen klasik menjadi manajemen
berbasis digital.

Audit Manajemen
Audit manajemen atau sering juga disebut audit operasional, audit fungsional
atau audit sistem adalah suatu proses yang sistematis untuk mengevaluasi efesiensi
dan efektivitas kegiatan suatu organisasi dalam prosesnya untuk mencapai tujuan
organisasi tersebut, dan keekonomisan operasi organisasi yang berada dalam
pengendalian manjemen serta melaporkan kepada orang-orang yang tepat atas hasil-
hasil evaluasi tersebut beserta rekomendasi untuk perbaikan.
Adapun fungsi-fungsi yang harus di periksa oleh auditor manajemen
diantaranya fungsi keungan, fungsi marketing, fungsi sales, fungsi produksi dan
fungsi personalia. Dalam pelaksanaan management audit, auditor lebih banyak
menggunakan audit program dalam bentuk questionnaires. Questionnaires tersebut
dikelompokkan untuk masing-masing fungsi yang terdapat dalam perusahaan. Lalu
dari jawaban-jawaban questionnaires tersebut dikonfrimasi dengan pengecekan
dilapangan dan pemeriksaan bukti-bukti secara sampling serta diskusi dengan bagian
yang terkait.
Setelah proses itu selesai, maka Auditor menyimpulkan mengenai efektifitas,
efisiensi dan keekonomisan dari kegiatan masing-masing dalam perusahaan. Laporan
management audit berisi temuan-temuan dan saran-saran perbaikan untuk
menghasilkan efisiensi, efektifitas dan keekonomisan dari kegiatan operasi
perusahaan dan komentar manajemen mengenai temuan-temuan dan saran-saran
tersebut.
Dalam konteks audit manajemen, manajemen meliputi seluruh operasi internal
perusahaan yang harus dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang memiliki
wewenang yang lebih tinggi. Audit manajemen dirancang secara sistematis untuk
mengaudit aktivitas, program-program yang diselenggarakan, atau sebagian dari
entitas yang bisa diaudit untuk menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana
telah digunakan secara efisien, serta apakah tujuan dari program dan aktivitas yang
telah direncanakan dapat tercapai dan tidak melanggar ketentuan aturan dan
kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan.
Audit manajemen bertujuan untuk mengidentifikasi kegiatan, program, dan
aktivitas yang masih memerlukan perbaikan, sehingga dengan rekomendasi yang
diberikan nantinya dapat dicapai perbaikan atas pengelolaan berbagai program dan
aktivitas pada perusahaan tersebut. Berkaitan dengan tujuan ini titik berat audit
diarahkan terutama pada berbagai objek audit yang diperkirakan dapat diperbaiki di

5
masa yang akan datang, disamping juga mencegah kemungkinan terjadinya berbagai
kerugian (Bayangkara, 2008 : 2-3).
Ada tujuh prinsip dasar yang harus diperhatikan auditor agar audit manajemen
dapat mencapai tujuan dengan baik, yang meliputi :
1. Audit dititikberatkan pada objek audit yang mempunyai peluang untuk
diperbaiki
2. Prasyarat penilaian terhadap kegiatan objek audit
3. Pengungkapan dalam laporan tentang adanya temuan-temuan yang bersifat
positif
4. Identifikasi individu yang bertanggungjawab terhadap kekurangan-
kekurangan yang terjadi
5. Penentuan tindakan terhadap petugas yang seharusnya bertanggung jawab.
6. Pelanggaran hukum.
7. Penyelidikan dan pencegahan kecurangan.
Sedangan dalam pelaksanaan audit manajemen, ada beberapa yang harus
dilakukan dalam audit manajemen. Secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi
5 yaitu :
1. Audit pendahuluan, Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan
informasi latar belakang terhadap objek yang diaudit
2. Review dan pengujian pengendalian manajemen, Dari hasil pengujian ini,
auditor dapat lebih memahami pengendalian yang berlaku pada objek audit
sehingga dengan lebih mudah dapat diketahui potensi-potensi terjadinya
kelemahan pada berbagai aktivitas yang dilakukan.
3. Audit terinci, Pada tahap ini juga dilakukan pengembangan temuan untuk
mencari keterkaitan antara satu temuan dengan temuan yang lain dalam
menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit.
4. Pelaporan, Tahapan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil audit
termasuk rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang
berkepentingan.
5. Tindak lanjut, Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut
bertujuan untuk mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan
tindak lanjut (perbaikan) sesuai dengan rekomendasi yang diberikan.
Dan pada akhirnya, audit manajemen dilakukan untuk dapat mencapai kondisi
dimana perusahaan harus bisa meningkatkan 3E (Efektivitas, Efisiensi, dan
Ekonomisasi).

Efektivitas, efisiensi, dan ekonomisasi

6
Menurut bayangkara (2008:11-15) Secara singkat efektivitas dapat dipahami
sebagai tingkat keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Efisiensi berhubungan dengan bagaimana perusahaan melakukan operasinya,
shingga dicapai optimalisasi penggunaan sumber daya yang dimilki. Efisiensi
berhubungan dengan metode kerja (operasi). Dalam hubungannya dengan konsep
input-proses-output, efisiensi adalah rasio antara output dan input. Seberapa besar
output yang dihasilkan dengan menggunakan sejumlah tertentu input yang dimiliki
perusahaan. Metode kerja yang baik akan dapat memandu proses operasi berjalan
dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Jadi,
efisiensi merupakan ukuran proses yang menghubungkan antara input dan output
dalam operasional perusahaan. Pengelolaan program-program tersebut harus berjalan
secara efisien.
Ekonomisasi merupakan ukuran input yang digunakan dalam berbagai
program yang dikelola. Artinya, jika perusahaan mampu memperoleh sumber daya
yang akan digunakan dalam operasi dengan pengorbanan yang paling kecil, ini berarti
perusahaan telah mampu memperoleh sumber daya tersebut dengan cara yang
ekonomis. Dengan demikian harga pokok perunit input yang digunakan dalam
operasi juga menjadi rendah, yang memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan
produk dengan harga pokok yang relative rendah dibandingkan para pesaingnya.

Audit Manajemen dalam Era Digital


Bisnis, budaya, dan teknologi yang selalu berkembang membuat auditor selalu
dihadapkan pada situasi dan tantangan yang berbeda. Di era globalisasi ini, auditor
dituntut untuk bekerja sama dengan klien besar yang memiliki jutaan transaksi per
bulannya. Dengan keterbatasan manusia, auditor tidak mungkin menganalisis data
sebanyak itu sehingga digunakanlah metode sampling dan juga pengenaan batas
materialitas. Akan tetapi, metode tersebut apabila dilakukan secara manual terbukti
masih memiliki banyak keterbatasan.
Penggunaan teknologi dalam proses pengauditan mungkin tidak menjamin
auditor dapat bekerja mengikuti working hour 9-to-5 normal setiap harinya. Akan
tetapi, hal yang pasti terjadi adalah pekerjaan auditor menjadi lebih bermakna dan
memberikan nilai tambah. Alih-alih lembur untuk melakukan proses vouching tiada
akhir, auditor akan lebih fokus untuk melakukan analisis data. Proses audit akan lebih
tepat guna dan auditor dapat memberikan nilai serta keyakinan lebih terhadap
pelaporan keuangan klien.
Dunia digital tidak hanya melahirkan peluang dan dan manfaat besar bagi
publik dan kepentingan bisnis. Hal ini juga berimplikasi pada risiko kesinambungan

7
usaha dan kredibilitas organisasi. Bisnis, budaya, dan teknologi yang selalu
berkembang membuat auditor selalu dihadapkan pada situasi dan tantangan yang
berbeda. Pada era globalisasi ini, auditor dituntut untuk bekerja sama dengan klien
besar yang memiliki jutaan transaksi per bulannya. Dengan terbatasnya manusia,
auditor tidak mungkin menganalisis data sebanyak itu sehingga digunakanlah metode
sampling dan juga pengenaan batas materialitas. Akan tetapi, metode tersebut apabila
dilakukan secara manual terbukti masih memiliki banyak keterbatasan.
Kurang lebih ada empat peran krusial Akuntan Profesional dalam mengawal
perekonomian dan sektor bisnis di era digital sebagai pengambil keputusan, akuntan
harus mengambil tanggungjawab dalam manajemen risiko, keputusan investasi IT
dan manajemen rantai nilai (supply chain). Sebagai seorang auditor, akuntan
memiliki tanggungjawab dalam audit pelaporan keuangan yang lebih baik dan cepat,
dan berbagai jasa assurans lainnya. Risiko dan peluang dalam penggunaan teknologi
perlu diidentifikasi dan dipahami dengan baik oleh kalangan profesi di tengah tren IT
global, agar dunia bisnis dapat bertumbuh dengan aman dan optimal. Dalam
perspektif peluang teknologi ada konsep big data dan analisa risiko sementara dalam
perspektif risiko teknologi berkembang dinamika cyber security.
Dalam penyelesaian tugas yang semakin kompleks, sistem informasi yang
didukung oleh komputer (komputer-supported information system/IS) semakin
diperlukan dalam proses keputusan. Dalam hal ini profesi akuntansi diharapkan dapat
menghadapi perubahan tersebut untuk dapat bersaing dalam era kompetisi seperti saat
ini. Berkaitan dengan perkembangan teknologi informasi dengan pemakaian jaringan
komputer yang semakin luas, maka proses transaksi juga mengalami perubahan,
proses transaksi diharapkan semakin cepat, dan semakin luas. Dengan demikian
proses akuntansi juga akan mengalami perubahan, karena semakin meningkatnya
kebutuhan informasi yang cepat, luas dan akurat, maka akuntansi sebagai suatu
proses yang akan menghasilkan informasi keuangan juga mengalami perkembangan.
Hal ini merupakan kecenderungan perkembangan akuntansi di saat ini dan masa
mendatang.
Dalam kondisi teknologi informasi yang berkembang seperti sekarang ini,
akuntan dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan tersebut dengan berusaha
untuk mempelajari teknologi informasi. Ada beberapa alasan mengenai pentingnya
akuntan mempelajari teknologi informasi tersebut, diantaranya akuntan diharapkan
tidak hanya sebagai pengguna tetapi diharapkan sebagai pengembang suatu sistem
dan sebagai auditor diharapkan dapat mengevaluasi suatu sistem, dengan memiliki
kemampuan tersebut maka akuntan dapat memperoleh posisi yang menguntungkan
seiring dengan perkembangan sistem informasi seperti sekarang ini.

8
Salah satu skandal accounting fraud terbesar, HealthSouth, tidak terdeteksi
untuk waktu yang cukup lama karena pihak manajemen berhasil ‘menipu’ auditor
dengan cara memalsukan penambahan aset tetap di bawah batas materialitas auditor.
Dalam hal pemilihan metode sampling juga seringkali terkontaminasi dengan bias
dari auditor. Beruntung, dengan adanya perkembangan teknologi, analisis data yang
kompleks dapat dilakukan dengan lebih komprehensif sehingga proses audit yang
dilakukan akan lebih tepat sasaran.
Dengan perkembangan teknologi informasi tersebut maka pelaksanaan audit
dengan cara tradisional semestinya sudah harus dipikirkan perubahannya. Hal ini
disebabkan semakin banyaknya transaksi yang terhubungan dengan komputer saat
ini. Munculnya teknologi informasi akan menimbulkan pendekatan bisnis baru seperti
electronic commerce (e-commerce), electronic data interchange (EDI) serta internet
(Rezaee et al, dalam Astuti, 2006). E-commerce tersebut mampu mengintegrasikan
teknologi jaringan, manajemen informasi, jasa manajemen dan value added networks
(VANs) untuk menyediakan jasa on-line (Chien-Chih Yu et al, 2000: 195). Dengan
e- commerce maka suatu transaksi antara dua atau lebih perusahaan yang
menggunakan komputer akan dapat terhubung secara bersama-sama dalam suatu
jaringan.
Sehubungan dengan munculnya pendekatan bisnis baru tersebut maka di
dalam praktek audit kita kenal adanya audit e-commerce, yaitu suatu audit yang
dilakukan dalam perusahaan yang e-commerce. Kondisi demikian menuntut seorang
auditor untuk menguasai teknologi informasi, sehingga auditor mampu beradaptasi
dalam perubahan lingkungan bisnis saat ini dan auditor mampu memberikan masukan
yang berguna bagi perusahaan.
Dengan adanya perubahan dalam proses audit, maka kecenderungan
pelaksanaan audit saat ini dan terutama masa yang akan datang akan bergeser dari
audit tradisional ke arah audit modern. Adanya perbedaan audit modern dengan audit
tradisional terutama disebabkan perkembangan transaksi bisnis yang sangat pesat dan
disertai dengan perkembangan teknologi informasi. Pada audit tradisional auditor
datang ke perusahaan kemudian melakukan pemeriksaan kewajaran penyajian
laporan keuangan dengan cara memeriksa bukti-bukti transaksi dan dilakukan
pengambilan sampel. Proses audit seperti ini masih dapat dijalankan selama
perusahaan yang bersangkutan masih menggunakan sistem akuntansi manual, atau
menggunakan komputer sebagai alat untuk membantu pelaksanaan transaksi, serta
bukti transaksi masih banyak menggunakan bukti fisik seperti kertas atau dikatakan
belum berorientasi pada paperless. Tetapi apabila semua transaksi perusahaan sudah
terintegrasi dengan komputer, dan semua transaksi sudah terhubung dengan internet

9
sehingga mengurangi penggunaan kertas, maka cara audit tradisional tersebut sudah
tidak memungkinkan untuk diterapkan. Hal ini terutama disebabkan adanya proses
pengumpulan bahan bukti audit sudah mengalami perubahan pelaksanaan, sudah
tidak terdapat bukti transaksi secara fisik, tetapi semua bukti ada dalam bentuk
elektronik. Dengan cara tersebut proses pengumpulan bukti audit dilaksanakan
dengan menggunakan computer assited audit techniques (CAATS). Yaitu suatu
teknik yang meliputi penggunaan software audit, pengintegrasian fasilitas pengujian,
monitor audit, keterkaitan dan expert system (Jamieson dalam Astuti, 2006).
Sehingga dari pergeseran pelaksanaan audit tersebut maka audit pada saat ini
sudah benar-benar menyatu dengan komputer tidak hanya sebatas pada audit
berbantuan komputer saja. Dengan diterapkannya software akuntansi pada saat
sekarang ini maka pelaksanaan audit tentunya sudah berubah dengan audit with the
computer dan tidak hanya audit around the computer. Dengan diterapkannya audit
with the computer tersebut maka pelaksanan audit dilakukan dengan menggunakan
software audit, misalnya Generalized Audit Software (GAS). Software audit tersebut
diyakini dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan audit dengan lebih efisien,
cepat dan tepat waktu, bahkan dalam kondisi klien auditor adalah perusahan yang
sudah berbasis teknologi yang canggih sekalipun, software diyakini mampu
mengatasi hal tersebut. Setiap software memiliki keunggulan masing-masing, ada
yang menawarkan kemudahan dalam perancangan pre-audit, misalnya identitas klien,
menyangkut jenis industri klien, risiko audit, tujuan audit, dan ada yang menawarkan
kemudahan dalam analisis going concern suatu perusahaan (Purba, 2002: 10).
Dari uraian tersebut di atas jelaslah bahwa perkembangan teknologi informasi
yang sedemikian pesat akan membawa perubahan dalam dunia bisnis, dengan
demikian membawa perubahan baru dalam transaksi bisnis. Hal ini akan
mempengaruhi peran dari profesi akuntan dan akhirnya mempengaruhi pelaksanaan
dari audit oleh seorang auditor. Apabila akuntan tidak mau memposisikan dirinya
dalam era informasi seperti saat ini maka dapat dipastikan peran akuntan akan
tergeser dan tidak memperoleh kepercayaan publik.

Penerapannya di Indonesia
Setelah diuraikan secara mendetail mengenai audit dalam lingkungan
teknologi informasi yang semakin berkembang dengan diterapkannya e-commerce,
internet dan lain sebagainya, maka yang menjadi pertanyaan di benak kita adalah
bagaimana dengan audit e-commerce di Indonesia? Sudahkah hal ini diterapkan
sepenuhnya?.

10
Melihat fenomena yang sedang berkembang saat ini, maka audit modern
berbasis teknologi informasi dengan didukung oleh pelaksanaan transaksi yang
berbasis e-commerce dan sebagainya belum sepenuhnya dapat diterapkan, hal ini
dikarenakan belum sepenuhnya bisnis di Indonesia dilaksanakan dengan penggunaan
teknologi yang canggih, meskipun sudah ada beberapa perusahaan yang sudah
menerapkan transaksi melalui internet, e-commerce.
Ada beberapa transaksi perdagangan yang sudah melalui internet, dan sudah
ada beberapa perusahaan yang menggunakan software akuntansi yang sudah on-line
ke seluruh bagian dalam perusahaan, seperti penggunaan SAP, tetapi kondisi ini
belum sepenuhnya dapat diterima oleh masyarakat secara umum. Bahkan ada
beberapa perusahaan yang hanya memiliki program tersebut hanya sepotong-
sepotong, misalnya hanya untuk sistem penggajian saja atau untuk sistem pembelian
saja dan lain sebagainya. Tetapi meskipun demikian persiapan penerapan audit
modern tetap diperlukan, hal ini untuk mengantisipasi adanya perkembangan
teknologi informasi di masa mendatang, yang menuntut para akuntan untuk memiliki
keahlian dan pengetahuan di bidang teknologi informasi tersebut dan didukung
dengan semakin banyaknya software akuntansi yang semakin canggih diterapkan
pada perusahaan, dengan demikian kebutuhan penggunaan software audit oleh
auditor akan semakin besar.
Dengan demikian kondisi yang terjadi pada saat sekarang ini menuntut kantor
akuntan publik untuk lebih mempersiapkan auditor-auditornya untuk lebih
membekali diri dengan pengetahuan mengenai teknologi informasi agar tetap dapat
bertahan dan mampu bersaing dengan kantor akuntan publik yang lain. Lalu
bagaimana dengan kantor akuntan publik yang nota bene masih berskala kecil dengan
personel audit yang masih sedikit dan pengalaman audit masih sebatas pada
perusahaan berskala kecil?. Untuk mengatasi adanya kesenjangan perkembangan
dengan KAP yang sudah berskala besar dengan tenaga auditor yang sudah
berpengalaman, maka merjer adalah solusi yang paling tepat agar mereka dapat
bertahan dan memiliki wawasan yang bertambah dengan bergabung pada KAP besar
sehingga mereka dapat menuju ke arah yang lebih profesional.

Penutup
Semakin canggihnya teknologi digital masa kini membuat perubahan besar
terhadap dunia, dan telah melahirkan berbagai macam teknologi baru yang semakin
maju. Teknologi pada era digital ini membawa banyak manfaat dari berbagai bidang
seperti politik, eknomi, sosial budaya, pertahanan atau keamanan serta teknologi
informasi, namun tidak dipungkiri setiap pemanfaatannya memiliki tantangan.

11
Berkembangnya produk dan jasa seperti software akuntansi, profesi dan internet
menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui
pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari
budaya yang berbeda.
Dunia telah memasuki era digital yang ditandai dengan kehadiran artificial
intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Hampir semua negara membentuk dan
menerapkan teknologi ini. Dampaknya, revolusi digital memengaruhi secara sistemik
di berbagai bidang, termasuk bidang auditing akuntansi. Tentu saja, hal tersebut
menuntut auditor untuk cepat menyesuaikan diri. Tidak hanya itu, seorang auditor
juga harus siap menghadapi tantangan auditing di era digital.
Teknologi informasi akan terus berkembang yang kemudian mempengaruhi
setiap tahapan proses audit. Mulai dari program-program audit yang dihasilkan
komputer sampai kemampuan software audit dalam melakukan pengujian seluruh
populasi terhadap data klien, sehingga keberadaan teknologi informasi merupakan hal
yang mendasar bagi akuntan untuk dapat memahami proses bisnis klien dan
menghadapi lingkungan audit yang tanpa kertas (paper/ess audit). Auditor yang
peduli dan menggunakan teknologi informasi dalam pekerjaannya akan mendapatkan
keuntungan yang sangat besar, terutama dalam efisiensi dan efektivitas audit.
Perkembangan teknologi merupakan tantangan bagi kita, karena tanpa
mengikuti perkembangan tersebut, dapat dipastikan posisi kita akan semakin
terpojok, karena hal ini merupakan orientasi di masa yang akan datang. ang bahkan
pengevaluasi suatu sistem akuntansi suatu perusahaan. Dalam hal pelaksanaan audit,
secara otomatis juga mengalami pergeseran. Pelaksanaan audit secara tradisional
sudah mulai harus dipikirkan perubahannya, karena dalam era kompetitif seperti
sekarang ini permintaan akan peningkatan kualitas, waktu yang singkat, dan
perbaikan yang berkelanjutan akan semakin meningkat (Lucy, 1999). Sehingga peran
dari teknologi informasi akan semakin dirasakan juga dalam pelaksanaan audit.
Pelaksanaan audit ke depan adalah audit yang berbasis teknologi informasi. Dengan
demikian sudah saatnya akuntan berbenah diri untuk beradaptasi dengan perubahan
tersebut sehingga kepercayaan publik terhadap profesi akuntan tetap dapat dijaga.
Hal ini merupakan tantangan bagi kantor akuntan publik untuk meningkatkan
keahlian dan pengetahuan bagi tenaga auditornya untuk mendapatkan pemahaman
mengenai teknologi informasi, sehingga perubahan dalam proses bisnis tidak akan
menjadi hambatan bagi kantor akuntan publik untuk tetap dapat memberikan jasa
auditnya dan memberikan opini mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan
suatu perusahaan, dan keberadaan kantor akuntan publik tetap dapat diakui oleh
masyarakat. Cara seperti ini dilakukan apabila auditor tidak ingin kalah bersaing

12
dengan auditor lain yang memiliki pengetahuan mengenai teknologi informasi selain
dari pengetahuan audit yang menjadi profesi mereka, sehingga profesi akuntan siap
menghadapi perubahan bisnis periode mendatang dan posisinya tidak akan digantikan
oleh kantor akuntan asing yang rata-rata sudah lebih berpengalaman dalam audit yang
berbasis teknologi informasi ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Bayangkara, IBK. 2008. Audit Manajemen, Salemba empat, Jakarta


Chien-Chih Yu, Hung-Chao Yu dan Chi-Chun Chou. 2000.The Impacts of Electronic
Commerce on Auditing Practise: An Auditing Process Model for Evidence Collection
and Validation. International Journal of Intelligent Systems in Accounting, Finance &
Management, Vol 9: p. 195-216.
Dewi Saptantinah Puji Astuti, 2006, Penerapan Audit Modern Di Era Teknologi
Informasi, Universitas Slamet Riyadi Surakarta
Halim, Abdul. 2003. Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan). Jilid 1.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Muh Syahrum, 2016. Pengaruh Audit Manajemen Terhadap Fungsi Sumber Daya
Manusia Pada Kantor Pusat Pt. Bank Sulselbar Makassar, STIEM Bongaya
Purba, Marisi.P. 2002. Audit Berbasis Teknologi Informasi: Paradigma Abad 21. Media
Akuntansi, Edisi 27/Juli-Agustus/Thn. IX: hal. 6-11.
Vasarhelyi, Miklos A., Warren Jr, J. Donald, Teeter, Ryan A., and Titera, Ryan R. (2014,
April 1). Embracing the Automated Audit. Journal of Accountancy. Diakses di
http://www.journalofaccountancy.com/issues/2014/apr/automated-audits-
20127039.html
W. Setiawan, 2017. Era Digital dan Tantangannya, Universitas Pendidikan Indonesia.
Yerry Wirawan, 2017. Teknologi dan Sejarah, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
http://haxtunchamber.org/pengertian-kelebihan-dan-kekurangan-ecommerce/
http://www.jtanzilco.com/blog/detail/1309/slug/audit-pada-era-digital
https://pqm.co.id/berubahnya-perubahan-menghadapi-matinya-konsep-change-
management-tradisional/
https://sis.binus.ac.id/2019/06/05/sejarah-perkembangan-teknologi/
https://swa.co.id/swa/business-update/accenture/perkembangan-teknologi-finance-di-era-
digital
https://www.asikbelajar.com/teori-manajemen-klasik-dan-sejarahnya/

14
https://www.kompasiana.com/riyanaa/5d171de2097f3642005ba582/tantangan-audit-
dalam-menghadapi-revolusi-industri-4-0?page=all

15

Anda mungkin juga menyukai