Anda di halaman 1dari 5

PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK DI SELURUH

PEMERINTAHAN SELANDIA BARU

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Persyaratan Memperoleh Nilai Pada


Mata Kuliah Audit Sektor Publik Fakultas Pascasarjana
Program Studi Magister Akuntansi

Disusun Oleh:
EKO HIDAYAT
55519110009

Dosen Pengampu:
Dr. Agustin Fadjarenie, M.Ak., CA., Ak

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

2020

i
PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK DI SELURUH
PEMERINTAHAN SELANDIA BARU
Oleh: Eko Hidayat
Universitas Mercu Buana

Pengantar
Pemerintah Selandia Baru pada tahun 2001 membuat sebuah proyek yang
berencana menerapkan pengadaan barang/jasa secara elektronik atau e-procurement
yang dinamakan dengan proyek GoProcure yang dikepalai oleh Unit E-Government
(EGU) dari Komisi Pelayanan Negara. Diperkirakan proyek ini akan menghemat
biaya sebesar NZ$ 6,5 juta sampai dengan NZ$ 16 juta. GoProcure ini memungkin
pemerintah membeli barang/jasa secara online, dan akan dikirim secara otomatis ke
supplier, hal ini akan mempermudah dan menghemat pengeluaran pemerintah
Selandia Baru.
Kontrak proposal awal sudah ditanda tangani antara EGU dan konsultan Cap
Gemini Ernst & Young selama lima tahun dengan nilai kontrak sebesar NZ$ 7,5 juta
untuk pengadaan software oracle. Awalnya sulit bagi pemerintah untuk mendapatkan
informasi tentang pengeluaran pengadaan di sektor public. Sebagian orang yang
mengetahui informasi tersebut khawatir jika informasi tersebut disebar-luaskan ke
pihak lain, dimana akan mengancam jabatan atau pekerjaan mereka sendiri.
Proyek ini terbagi kedalam dua fase, yaitu fase uji coba dan fase operasional.
Fase uji coba sendiri akan di mulai sejak bulan april sampai dengan agustus 2002
dengan melibatkan lima instansi pemerintahan. Jika fase uji coba ini berhasil, maka
akan dilanjutkan ke fase operasional yang berpotensi akan melibatkan 89 instansi
pemerintah. Tetapi, hasil pada fase pertama hanya berjalan di bulan Juni dan Juli
2002 dan terbukti terlalu mahal pada penerapannya. Setalah melakukan workshop
dengan 57 instansi yang ada untuk mendiskusikan manfaat dan biayanya, maka
proyek ini pun hanya memasukan 6 instansi pada fase kedua dan telah disetuji oleh
pihak internal.
Pada November 2002, EGU melaporkan kepada Menteri bahwa GoProcure
tidak berjalan dengan baik, karena ada masalah teknis juga buruknya kinerja dari
konsultan Cap Gemini Ernst & Young dan tidak siapnya instansi untuk melakukan
perubahan. Selain itu, beberapa instansi juga mengungkapkan bahwa software
tersebut tidak membuat penggunanya memiliki independensi. Pada juni 2003, hanya
ada dua instansi yang masih berpartisipasi dalam proyek ini dari total 6 instansi dan
semuanya tidak memiliki komitmen untuk melakukan fase kedua secara penuh.
Sampai dengan Desember 2003, tidak ada satupun instansi yang sudah menggunakan
software tersebut, padahal proyek GoProcure telah menghabiskan dana NZ$ 2 juta.

1
Hingga akhirnya, Menteri Layanan Negara Trevor Mallard
merekomendasikan kepada kabinet selandia baru untuk membatalkan proyek
GoProcure karena instansi pemerintah belum siap untuk menerapkan pengadaan
secara elektronik. Pemerintah secara resmi telah menutup proyek ini tanpa pinalti.
Walau demikian, GoProcure dipandang telah memiliki dampak positif dalam praktek
pengadaan barang pada sektor public.

Kenapa Proyek GoProcure Tidak Mencapai Tujuan Aslinya?


Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa dari fase pertama pun sudah terjadi
kendala teknis yang mengakibatkan proyek ini tidak berjalan dengan baik, yaitu
buruknya kinerja konsultan Cap Gemini Ernst & Young sebagai mitra EGU.
Disamping itu, ketidak siapan instansi-instansi pemerintah untuk melakukan
perubahan dalam menerepakan proyek GoProcre ini. Seharusnya EGU yang ditunjuk
sebagai kepala dari proyek GoProcure ini melakukan sosialisasi dan arahan terlebih
dahulu tanpa tergesa-gesa, agar instansi-instansi tersebut dalam pelaksanaan
GoProcure ini siap dan tidak gagap. Disisi lain, pemilihan mitra kerja sama pun harus
diseleksi dengan ketat, agar mitra yang bekerja sama dengan pihak EGU ini
merupakan mitra kerja yang dapat diandalkan, professional juga handal dalam
bidangnya. Supaya proyek GoProcure ini bisa mencapai tujuan aslinya yaitu
menghemat anggaran.
Ada hal yang juga harus diperhatikan dalam mengimplementasikan proyek
ini, adalah perlunya dukungan antar instansi terkait untuk melakukan kolaborasi. Hal
ini bisa dilihat dari kurangnya dukungan dan kolaborasi intansi-intansi yang terlibat,
dimana pada bulan juni 2003 hanya ada dua instansi saja yang masih berpartisapasi
dalam proyek GoProcure ini, selebihnya 4 instansi enggan mengikuti partisipasi lagi.
Belum adanya komitmen yang dibuat antara EGU dan instansi dari awal juga salah
satu kelemahan mengapa proyek ini tidak bisa mencapai tujuan aslinya.

Perlukah Trevor Mallard Menggunakan Kekuasaanya Untuk Mewajibkan


Seluruh Pemerintah Selandia Baru Menggunakan GoProcure?
Menurut saya, Trevor Mallard tidak perlu memaksa semua pemerintah
Selandia Baru menggunakan GoProcure. Alangkah baiknya Trevor Mallard
menerapkan GoProcure secara bertahap kepada instansi-instansi yang sudah siap.
Agar nantinya intansi lain yang belum menerapkan GoProcure bisa melihat dan
mencontoh apa yang telah diterapkan di instansi yang sudah
mengimplementasikannya.

Mengapa proyek lintas instansi sulit? Bagaimana cara mengatasinya?


Menurut saya,

2
Apakah jalan keuar untuk menghentikan proyek GoProcure dengan menutup
tanpa pinalti adalah pilihan bagus? Atau sebenarnya bisa menimbulkan
kerugian?

3
Referensi
Bayangkara, IBK. 2008. Audit Manajemen, Salemba empat, Jakarta
Chien-Chih Yu, Hung-Chao Yu dan Chi-Chun Chou. 2000.The Impacts of Electronic
Commerce on Auditing Practise: An Auditing Process Model for Evidence
Collection and Validation. International Journal of Intelligent Systems in
Accounting, Finance & Management, Vol 9: p. 195-216.

Anda mungkin juga menyukai