Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNAAN

DAN PERKEMBANGAN APLIKASI FINTECH PEER TO PEER LENDING (STUDI


PADA DANARUPIAH)

TESIS

Disusun oleh:
DEVI SILFIA ISTIQOMAH
2401181018

MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2019

i
PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNAAN
DAN PERKEMBANGAN APLIKASI FINTECH PEER TO PEER LENDING (STUDI
PADA DANARUPIAH)
PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNAAN DAN
PERKEMBANGAN APLIKASI FINTECH PEER TO PEER LENDING (STUDI PADA
DANARUPIAH)

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Manajemen.
Program Studi Magister Manajemen
Disusun oleh:
DEVI SILFIA ISTIQOMAH
2401181018

MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG

2019

ii
HALAMAN PENGESAHAN

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS

iv
KATA PENGANTAR

v
ABSTRAK

vi
1

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR
2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran umum objek penelitian

DanaRupiah merupakan produk resmi dari PT Layanan Keuangan Berbagi, yaitu salah
satu perusahaan Fintech Peer to Peer (P2P) Lending yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) yang bergerak di bidang pendanaan konsumen berbasis teknologi online. DanaRupiah
memiliki produk pembiayaan untuk tiga kebutuhan utama yakni: pinjaman tunai (personal),
pinjaman produktif pertanian, serta pinjaman pendidikan. Sampai saat ini, total pinjaman yang
telah disalurkan oleh DanaRupiah sebesar Rp. 2,5 Triliun, dari total 578 ribu jumlah borrower
dimana 203 ribu diantaranya merupakan borrower aktif. DanaRupiah menawarkan pinjaman
Kredit Tanpan Agunan (KTA), dengan proses yang cepat (bisa sekitar satu jam saja), dan
menawarkan bunga yang cukup rendah yaitu biaya proses data 0.3%, biaya penilaian risiko
0.362%, bunga 0.038%, biaya komisi 0.1%. DanaRupiah menawarkan pinjaman mulai dari
Rp. 400.000,00 sampai dengan Rp. 8.000.000,00, dengan masa tenor pinjaman mulai 21 hari
sampai dengan 91 hari. Gambar 1 menunjukkan tampilan aplikasi DanaRupiah.

Gambar 1 Tampilan Aplikasi Dana Rupiah


3

Berikut ini merupakan tara cara pengajuan pinjaman ke DanaRupiah.

1. Unduh Aplikasi DanaRupiah di Google Play Store.

2. Lakukan Registrasi & Login di Aplikasi DanaRupiah dengan nomor ponsel.

3. Ajukan pinjaman online.

4. Persetujuan pengajuan pinjaman (Paling Cepat Menit)

5. Dana cepat cair langsung ke rekening pengguna.

Objek dari konsumen yang akan diteliti yaitu peminjam atau kreditur atau borrowers
yang menggunakan aplikasi Peer to Peer Lending.

Berisi paparan profil objek penelitian, bisa berupa profil perusahaan atau profil konsumen.

1.2 Latar belakang penelitian

Financial technology (Fintech) merupakan salah satu bisnis yang mengalami


pertumbuhan cepat sejak pertama kali muncul pada tahun 2008. Fintech merupakan suatu
adopsi dari teknologi terbaru yang lebih memberikan efisiensi pada sektor layanan keuangan
dibandingkan dengan layanan keuangan tradisional. Salah satu bagian dari Fintech yaitu Peer
to Peer Lending. Fintech Peer to Peer Lending atau Fintech P2P Lending menyediakan
layanan pinjam meminjam uang menggunakan platform aplikasi online. Layanan ini
mempertemukan pemberi pinjaman (Lenders) dan peminjam (Borrowers) melalui platform
aplikasi online.

Berdasarkan data yang diperoleh dari website resmi Otoritas Jasa Keuangan atau OJK,
pada data per 25 Januari 2018, ada sekitar 32 perusahaan penyedia layanan Fintech Lending
yang resmi terdaftar di OJK. Hanya dalam kurun waktu kurang dari dua tahun, jumlah
perusahaan penyedia layanan Fintech Lending pada data per 30 September 2019 bertambah
menjadi 127, dimana 114 perusahaan sudah terdaftar di OJK dan sebanyak 13 perusahaan
sudah terdaftar dan bahkan telah memiliki izin usaha dari OJK. Dari 127 perusahaan tersebut,
119 perusahaan bersifat konvensional dan 8 perusahaan sisanya bersifat Syariah. Dengan
akumulasi total pinjaman macapai Rp. 54,72 Triliun. Jumlah ini meningkat dari total
akumulasi bulan sebelumnya yaitu Rp. 49,79 Triliun. Tabel di bawah ini menunjukan data
statistik Fintech P2P Lending pada kuartal ke-3 tahun 2019.

Tabel. 1 Statistik Fintech Peer to Peer Lending Kuartal ke-3 Tahun 2019
4

Masing-masing dari perusahaan penyedia layanan Fintech P2P Lending juga sudah
menyediakan aplikasi pinjaman online yang bisa dengan mudah diunduh oleh pengguna
smartphone seperti Rupiah Plus, DanaRupiah, Kredit Pintar, TunaiKita dan lainnya. Jumlah
perusahaan yang terdaftar diperkirakan akan bertambah untuk periode selanjutnya mengingat
terdapat 277 perusahaan potensial, 16 diantaranya perusahaan dalam proses pendaftaran, 112
perusahaan yang pendaftarannya dikembalikan, dan 22 perusahaan yang berminat
mendaftarkan ke OJK. Hal ini menandakan bahwa bisnis pinjam meminjam uang berbasis
online makin berkembang seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi dan perubahan
perilaku masyarakat yang serba ingin praktis dalam setiap hal.

Pinjam meminjam uang menggunakan perantara Teknologi Informasi sudah menjadi hal
yang tidak asing bagi sebagian kalangan masyarakat. Dengan hanya mengunduh aplikasi
layanan Fintech P2P Lending, masyarakat sudah dapat menerima uang yang mereka pinjam
hanya dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari saja tanpa perlu repot-repot pergi ke
bank dengan jangka waktu pencairan yang cukup lama untuk mendapatkan pinjaman uang.
Sebagian besar penyedia layanan Fintech P2P Lending tidak memerlukan persyaratan yang
rumit kepada para peminjam. Hanya bermodalkan smartphone dan KTP peminjam sudah
dapat menerima uang yang mereka pinjam tanpa harus menyertakan jaminan apapun.
5

Dibalik kepraktisan yang didapat, pinjaman online juga memiliki beberapa risiko yang
didapat, diantaranya suku bunga yang cukup besar, sering terjadi penyalahgunaan data oleh
pihak pemberi layanan Fintech P2P Lending. Selain itu, tenor yang ditawarkan untuk
membayar pinjaman relatif tidak terlalu lama, sehingga sering terdapat keluhan dari
masyarakat terkait tindakan tidak mengenakan yang dilakukan desk collertor kepada nasabah
yang terlambat mengembalikan uang.

Meskipun banyak risiko yang didapat, nampaknya hal ini tidak menghalangi masyarakat
untuk tetap menggunakan aplikasi Fintech P2P Lending sebagai platform pinjam meminjam
uang. Fokus penelitian ini adalah mengidentikasi faktor-faktor yang mempengaruhi peminjam
(Borrowers) dalam keputusan penggunakan layanan Fintech P2P Lending yang secara tidak
langsung menjadi salah satu penyebab berkembangnya Fintech Peer to Peer Lending di
Indonesia dengan studi kasus pada aplikasi DanaRupiah.

Latar belakang mengemukakan penelitian dalam peta keilmuan yang menjadi perhatian
peneliti. Latar belakang penelitian ini berisi:

1) Gejala/fenomena yang akan diteliti, dapat diangkat dari masalah teoritis atau masalah
praktis.

2) Argumentasi tentang pemilihan topik penelitian (menunjukan permasalah sebagai


perbedaan antara konsep atau teori yang ada).

3) Situasi yang melatarbelakangi penelitian atau masalah penelitian yang menguraikan


kelayakan suatu masalah untuk diteliti.

1.3 Perumusan masalah

Fokus penelitian ini adalah mengidentikasi faktor-faktor yang mempengaruhi


peminjam (Borrowers) dalam keputusan penggunakan layanan Fintech P2P Lending. Adapun
variabel-variabel yang akan diteliti terkait masalah ini yaitu kepuasan peminjam terhadap
kualitas aplikasi, pengaruh syarat yang diajukan untuk meminjam, pengaruh besarnya suku
bunga yang ditawarkan, pengaruh jaminan keamanan dan layanan pasca peminjaman.

Fokus dari perhatian peneliti dalam menjalankan proses penelitiannya. Merupakan gambaran
yang jelas dari isu yang ingin dijelaskan, diselesaikan atau diperbaiki melalui penelitian.
Rumusan masalah merupakan pernyataan yang menunjukkan adanya masalah dari segi
akademis dan praktis sehingga bisa di jelaskan dalam 2 paragraf.

Contoh Rumusan Masalah Penelitian Layanan 3G (Indrawati, 2012):


6

Layanan dan teknologi 3G telah mampu memberikan layanan yang memiliki nilai dan
keuntungan yang lebih baik daripada layanan yang berdasarkan teknologi generasi-generasi
sebelumnya, layanan 3G telah secara komersial diimplementasikan di Indonesia sejak tahun
2006, dan para operator telah melakukan investasi yang cukup besar dalam pengadaan
teknologi ini. Namun, di Indonesia jumlah penggunaan layanan multimedia berbasis 3G
masih belum memuaskan, karena jumlah pelanggan belum banyak.

Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam menggunakan layanan


multimedia berbasis 3G di Indonesia belum dipahami secara baik. Beberapa studi terdahulu
yang terkait dengan masalah adopsi 3G ini tidak diperhatikan karena skope penelitian yang
terbatas dan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam mengadopsi 3G
belum bisa dipastikan.

1.4 Pertanyaan Penelitian

Merupakan bentuk penajaman dari perumusan masalah. Pertanyaan penelitian merupakan


pertanyaan yang jawabannya merupakan solusi dari masalah yang ingin diselesaikan dalam
penelitian dan sesuai dengan model penelitian di bab 2.

Contoh Pertanyaan Penelitian Layanan 3G (Indrawati, 2012):

Sesuai dengan hasil literature review yang telah dilakukan, diketahui bahwa model UTAUT
dari Venkantesh et al. (2003) merupakan model yang paling bagus dan paling pas untuk dasar
teori penelitian tentang layanan 3G. Namun, berdasarkan hasil interview dengan para pelaku
bisnis, pengamat bisnis, dan calon pengguna, ternyata ada variabel yang belum masuk dalam
model UTAUT sehingga model tersebut perlu dimodifikasi, maka model yang akan dipakai
dalam penelitian ini adalah model modifikasi UTAUT. Dengan demikian, maka pertanyaan
penelitian layanan 3G adalah sebagai berikut:

1) Berdasarkan model modifikasi UTAUT, faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap


kecenderungan calon konsumen dalam menggunakan layanan multimedia berbasis 3G di
Indonesia?

2) Apakah perbedaan usia, jenis kelamin, dan pendapatan berdampak terhadap pengaruh
faktor-faktor dalam model modifikasi UTAUT dalam kontek adopsi layanan multimedia 3G di
Indonesia?

1.5 Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.


7

1. Mengetahui pengaruh kualitas aplikasi DanaRupiah terhadap keputusan peminjaman.

2. Mengetahui pengaruh syarat yang diajukan terhadap keputusan peminjaman.

3. Mengetahui pengaruh besarnya suku bunga pinjaman terhadap keputusan


peminjaman.

4. Mengetahui pengaruh jaminan keamanan yang ditawarkan terhadap keputusan


peminjaman.

5. Mengetahui pengaruh layanan pasca peminjaman yang diberikan terhadap keputusan


peminjaman.

Berkaitan dengan pengembangan keilmuan dan manfaat praktis dari permasalahan yang akan
diteliti. Tujuan penelitian merupakan pernyataan dari apa yang ingin dicapai dalam
penelitiannya dan biasanya selaras dengan pertanyaan penelitian.

Contoh Tujuan penelitian Adopsi Layanan 3G (Indrawati, 2012):

1) Menguji faktor-faktor model modifikasi UTAUT yang berpengaruh terhadap


kecenderungan calon konsumen dalam menggunakan layanan multimedia berbasis 3G di
Indonesia

2) Menguji jika perbedaan usia, jenis kelamin, dan pendapatan berdampak terhadap pengaruh
faktor-faktor dalam model modifikasi UTAUT dalam konteks adopsi layanan multimedia 3G
di Indonesia

1.6 Manfaat penelitian

Mengungkapkan secara khusus manfaat yang ingin dicapai yang sejalan dengan perumusan
masalah (dilihat dari aspek praktis dan akademis). Pernyataan kegunaan penelitian hendaknya
tidak bersifat terlalu umum, klise dan subjektif. Manfaat penelitian akademis tidak selalu
harus ada, jika memang tidak memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan.

Contoh Manfaat Penelitian Adopsi Layanan 3G (Indrawati, 2012):

Hasil dari penelitian jasa layanan 3G ini diharapkan akan memiliki nilai yang sangat
signifikan dalam memverifikasi penerapan dari model modifikasi UTAUT dalam
menginvestigasi adopsi layanan multimedia bergerak berbasis 3G. Penelitian ini akan
mencoba menambahkan variabel “kemampuan membeli layanan”, “kemampuan membeli
alat”, dan “konten” ke variabel yang telah ada dalam model UTAUT. Penambahan ketiga
variabel tersebut belum dilakukan pada penelitian terdahulu, karena itu penelitian ini
8

diharapkan akan mengisi kesenjangan (gap) keberadaan tulisan atau literatur terkait dengan
adopsi layanan berbasis teknologi, khususnya layanan multimedia berbasis teknologi 3G.
Terlebih lagi, penelitian yang berfokus pada adopsi layanan berbasis teknologi generasi ke-3
sangat penting dari segi praktik bisnis, karena memahami permasalahan adopsi layanan
berbasis teknologi generasi ke-3 akan menjadi jalan bagi inovasi yang lebih besar lagi dalam
layanan berbasis teknologi telekomunikasi baik di Indonesia atau secara regional.

Hal ini juga dinyatakan oleh Y. Garo, Vice President Technology Business Incubation of
Telkomsel, dalam wawancara dengan penulis tanggal 11 Mei 2010, bahwa pemahaman
tentang penerimaan konsumen akan layanan berbasis 3G sangat penting bagi sektor
telekomunikasi, karena teknologi 3G adalah bagian dari evolusi teknologi telekomunikasi ke
depan. Memahami perilaku konsumen akan layanan berbasis 3G saat ini, akan membantu
memahami perilaku pelanggan akan layanan berbasis teknologi ke depan. Terlebih,
berdasarkan penelitian Fransson, Kaarie, Krekula, dan Orma (2001) bahwa penerimaan
operator telekomunikasi ke depan akan megalami penurunan pendapatan dari layanan suara
(voice) dan akan meningkat dari layanan bukan suara (data, gambar dan lain-lain). Karena itu,
penelitian tentang perilaku konsumen akan layanan multimedia bergerak berbasis 3G sangat
penting.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Lingkup penelitian memberikan gambaran sampai batas mana penelitian akan memberikan
informasi sebagai hasilnya dan dalam lingkup mana dapat diaplikasikan. Bisa berupa bahasan
objek penelitian, lokasi, variabel yang digunakan atau waktu penelitian.

Contoh Ruang Lingkup Penelitian Adopsi Layanan 3G (Indrawati, 2012):

Penelitian ini adalah tentang kecenderungan perilaku konsumen akan penggunaan layanan
multimedia berbasis 3G di Indonesia. Penelitian ini dikhususkan untuk meneliti layanan
multimedia berbasis 3G bukan tentang teknologi 3G mengingat konsumen di Indonesia pada
umumnya tidak begitu memerhatikan teknologi yang digunakannya melainkan mereka lebih
peduli akan layanan yang ditawarkan berdasarkan teknologi tertentu (Indrawati et al., 2010;
2010a). Pelanggan lebih memerhatikan manfaat yang dapat mereka peroleh dari keberadaan
teknologi.

Pandangan ini sejalan dengan pendapat Peter Bodor, juru bicara dari Sony Ericsson, yang
mengungkapkan bahwa untuk menarik konsumen, Eurostar tidak mengiklankan spesifikasi
teknologi dari keretanya yang dipakai di Prancis, melainkan mengkomunikasikan atraksi-
9

atraksi yang bisa dilihat di kota tersebut (Bohlin, BjÖrkdahl, Lindmark, Dunnewijk, Hmimda,
Hultén, & Tang, 2003).Oleh karena itu, dia menyarankan untuk memasarkan atau
mengkomunikasikan teknologi yang digunakan. Selain itu suatu penelitian tentang kesuksesan
i-mode paket layanan telepon bergerak dari DoComo, mengungkapkan bahwa banyaknya
trafik ke jaringan DoComo karena para konsumen mengakses layanan atau konten i-mode
(Bohlin et al., 2003) bukan karena teknologi yang dimiliki DoComonya.

Penelitian ini menggunakan sampel dari para pelanggan Telkomsel, Indosat, dan
Excelcomindo, mengingat ketiga operator tersebut adalah tiga operator telepon bergerak
terbesar di Indonesia. Sebagai tiga operator terbesar, mereka harus memahami perilaku
pelanggan mereka, khususnya terkait denganfaktor-faktor yang berpengaruhterhadap
kecenderungan konsumen dalam menggunakan layanan multimedia bergerak berbasis 3G.
Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut, maka para operator tersebut dapat merancang
layanan dan program pemasaran yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
sehingga dapat meningkatkan keinginan konsumen dalam menggunakan layanan multimedia
bergerak berbasis 3G.

1.8 Sistematika penulisan Tugas Akhir

Berisi tentang sistematika dan penjelasan ringkas laporan penelitian dari mulai Bab 1 sampai
Bab 5.
10
11

Anda mungkin juga menyukai