MAKALAH
Semester
Disusun oleh:
Andharulita Prastita Adji (C0A023079)
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "KASUS BUNUH DIRI
ADAKAMI" dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata
tentang regulasi financial technology bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dyah Perwita selaku dosen Mata
Kuliah Kewarganegaraan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna.
Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
C0A0230709
2
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN .................................................................................................. 5
BAB II .................................................................................................................... 8
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Lee dan Teo, fintech adalah inovasi dalam bentuk produk dan
teknologi (Mutiara et al., 2019). Salah satu jenis fintech yang telah
bagi pelanggan yang memiliki akses terbatas atau tidak ada akses sama
5
bank-bank tradisional yang sering memiliki kriteria eligibilitas yang ketat
individu dengan skor kredit rendah atau sumber pendapatan yang tidak
online, menjadikan prosesnya lebih praktis dan dapat diakses. Selain itu,
pinjaman yang lebih cepat. Seperti yang disarankan oleh Hsueh dan Kuo,
6
AdaKami adalah sebuah platform peer-to-peer lending online lokal yang
adalah untuk membangun akses keuangan yang berkualitas bagi ratusan juta
komunitas dalam meraih mimpi mereka dalam setiap tahapan hidup mereka.
(OJK). Hal ini sejalan dengan misi kami dalam mewujudkan inklusi
optimal.
B. Rumusan Masalah
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN PUSTAKA
Teori Inovasi Fintech adalah kerangka teoritis yang dapat digunakan untuk
bagaimana fintech diterima dan diadopsi oleh masyarakat dan bisnis di negara
meluas di masyarakat.
negara tersebut.
9
Platform P2P (Peer-to-Peer) Lending: Beberapa fintech di Indonesia
yang lebih luas. Anda dapat menjelaskan bagaimana model ini berfungsi dan
online melalui aplikasi atau situs web, prosesnya menjadi lebih mudah dan
praktis. Ini juga membantu individu dan bisnis yang mungkin memiliki
10
dokumen, dan mengikuti kemajuan pinjaman mereka secara elektronik. Ini
mereka.
3. Regulasi Fintech
11
Definisi Inovasi Layanan Keuangan: Peraturan ini memberikan definisi
kualitas pelayanan.
proposal inovasi mereka, yang akan dievaluasi oleh OJK sebelum disetujui
atau ditolak.
Pengujian Inovasi: Salah satu fitur utama dari peraturan ini adalah
12
Penghentian Inovasi: OJK berhak untuk menghentikan atau membatasi
dengan lembaga keuangan lain seperti bank dan lembaga keuangan nonbank
dirancang untuk memberikan kerangka kerja yang jelas dan terstruktur bagi
Berikut adalah beberapa poin penting yang dijelaskan dalam Peraturan OJK
No. 13/POJK.02/2018:
13
Persyaratan Lisensi: Peraturan ini menetapkan bahwa setiap perusahaan
untuk mengelola risiko dengan baik. Ini termasuk pengelolaan risiko kredit,
14
keluhan. Mereka juga harus memberikan pendidikan keuangan kepada
konsumen.
dan pemberi pinjaman harus disimpan dalam rekening terpisah yang diawasi
oleh bank yang ditunjuk oleh OJK. Hal ini dilakukan untuk memastikan
P2P lending tentang persyaratan yang harus mereka penuhi dan prosedur
15
BAB III
KESIMPULAN
memberikan kerangka kerja yang jelas untuk industri Layanan Pinjam Meminjam
perusahaan P2P lending. Ini bertujuan untuk menjaga stabilitas pasar keuangan dan
fleksibilitas untuk menguji inovasi tanpa harus memenuhi persyaratan penuh lisensi
sistem keuangan.
bisnis yang mapan dengan persyaratan dan prosedur yang ketat, sementara fintech
seringkali menawarkan model yang lebih inklusif dan proses yang lebih cepat.
16
Teori Inovasi Fintech: Teori inovasi fintech dapat digunakan untuk merunut
inovasi dalam cara orang mengakses dan menggunakan layanan keuangan. Model
bisnis berbasis teknologi ini telah mengubah cara pinjaman diberikan dan dielola,
Dengan demikian, regulasi dan teori ini menciptakan kerangka kerja yang
pada inklusi keuangan yang lebih baik dan akses yang lebih besar terhadap layanan
keuangan di Indonesia.
17