Anda di halaman 1dari 20

INOVASI DAN DISRUPSI TEKNOLOGI DALAM FINTECH

diperlukan untuk memenuhi tugas


“Financial Technology”

Dosen Pembimbing:

ACHMAD KAUTSAR, S.E, M.M.

Disusun Oleh:

Silviana Mar'atu Shalikhah 21081494005


Lirameira Latifah 21081494008
Silvika Rina Fatin Serzya 21081494012
Narendra Ahmad Khatami 21081494042
Zidan Sundavalensa Rahmani 21081494053

PROGRAM STUDI BISNIS DIGITAL

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “INOVASI DAN DISRUPSI
TEKNOLOGI DALAM FINTECH” ini tepat pada waktunya. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna
dan menjadi anugerah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas
Kelompok dari Bapak Achmad Kautsar, S.E, M.M. pada mata kuliah “Financial
Technology”. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Achmad Kautsar, S.E, M.M
selaku dosen mata kuliah “Financial Technology” yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Penulis menyadari, makalah yang penulis susun ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 28 Februari 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Hadirnya globalisasi di era milenium ini telah membawa dampak yang besar di
seluruh sektor kehidupan manusia termasuk salah satunya adalah teknologi dan internet.
Teknologi dan internet memiliki peran yang begitu besar dalam menunjang segala aktivitas
kehidupan manusia. Pemanfaatan teknologi digital di Indonesia yang sangat besar tentu saja
memberikan dampak bagi beberapa sektor, salah satunya adalah sektor bisnis atau industri
bisnis yang kemudian melahirkan perdagangan online atau e-commerce. Namun, dampak dari
semakin pesatnya perkembangan teknologi dan internet tidak hanya merambah industri
perdagangan, tetapi juga pada industri keuangan Indonesia. Hal tersebut ditandai dengan
hadirnya financial technology (fintech).1 Fintech berasal dari istilah financial technology atau
teknologi finansial. Menurut The National Digital Research Centre (NDRC), di Dublin,
Irlandia, mendefinisikan fintech sebagai “ innovation in financial services” atau “inovasi
dalam layanan keuangan fintech” yang merupakan suatu inovasi pada sektor finansial yang
mendapat sentuhan teknologi modern. Transaksi keuangan melalui fintech ini meliputi
pembayaran, investasi, peminjaman uang, transfer, rencana keuangan dan pembanding 1
Ernama, Budiharto, Hendro S., “Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Financial
Technology (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016),” Diponegoro Law
Journal, Vol. 6, No.3, (2017), hlm. 1-2 2 produk keuangan.

Layanan keuangan digital atau financial technology (fintech) dilaksanakan dengan


berlandaskan payung hukum. Hal ini menyusul setelah dikeluarkannya Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan (POJK) Nomor 77/POJK.01/2016, tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang
Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI). Di dalam aturan tersebut, OJK mengatur berbagai
hal yang harus ditaati oleh penyelenggara bisnis pinjaman dari pengguna ke pengguna, atau
yang biasa disebut dengan peer to peer lending (P2P lending). Sehingga pada akhirnya ini
akan melindungi kepentingan konsumen terkait keamanan dana dan data, serta kepentingan
nasional terkait pencegahan pencucian uang dan pendanaan terorisme, serta stabilitas sistem
keuangan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Financial Technology?
2. Apa yang dimaksud dengan API?
3. Apa perbedaan SOAP dan REST?
4. Apa yang dimaksud dari ITP?

1.3 Tujuan
1. Memahami tentang Financial Technology
2. Memahami tentang API
3. Memahami perbedaan SOAP dan REST
4. Memahami tentang IPT
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Financial Technology (FINTECH)

Financial Technology merupakan gabungan dari dua kata, yaitu Financial yang
memiliki arti hal-hal yang terkait dengan keuangan dan Technology yang mana technology
yang dimaksud adalah digital. Technology digital ini menggambarkan bagaimana keuangan
dilakukan dan dilayani secara digital dan technology ini menghasilkan uang dan tak kalah
update dengan data atau informasi yang akan diperoleh dari aktivitas transaksi, nasabah,
customer dan semacamnya yang akan menjadi big data yang akan dianalisis menjadi bisnis
baru. Sedangkan hal lain yang berkaitan dengan fintech adalah :
● Pembayaran (payment)
● Pembiayaan (Peer to peer, Crowdfunding)
● Pengelolaan (Supporting, Manajemen, Risiko, Asuransi).
Dampak sisi positif dari fintech adalah membuat transaksi menjadi lebih murah (cost), cepat
(waktu), ruang (branch less, pergudangan). Fintech ini mengakibatkan disrupsi atau
perubahan secara besar besaran karena proses transaksi yang berbeda maupun produk yang
dihasilkan.

Menurut Bank Indonesia Teknologi Financial adalah penggunaan teknologi dalam


sistem keuangan yang menghasilkan produk, layanan, teknologi, dan/atau model bisnis baru
serta dapat berdampak pada stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan/atau efisiensi,
kelancaran, keamanan, dan keandalan sistem pembayaran. Menurut Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) Teknologi Finansial adalah sebuah inovasi pada industri jasa keuangan yang
memanfaatkan penggunaan teknologi. Produk fintech biasanya berupa suatu sistem yang
dibangun guna menjalankan mekanisme transaksi keuangan yang spesifik. Fintech Lending
atau Fintech Peer to Peer Lending atau Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi
Informasi (LPMUBTI) adalah salah satu inovasi pada bidang keuangan dan pemanfaatan
teknologi yang memungkinkan pemberi pinjaman dan penerima pinjaman melakukan
transaksi pinjam meminjam tanpa harus bertemu langsung.
Fintech merupakan generasi Industri 4.0.
A. Ruang lingkup dari Financial Technology

Fintech Industry Mapping pada 2018 fintech trends report terbagi menjadi beberapa macam :
1. Deposit & Lending (Peer to peer lending & alternative underwriting platform).
2. Blockchain / Crypto (Companies leveraging blockchain technologies for financial
services).
3. Regtech (Audit, Risk, and Regulatory compliance software seperti Pajak, Lawble,
Legal Go).
4. Personal Finance (Tools to manage bills and track personal and/or credit accounts
seperti JOJONOMIC).
5. Payment / Billing (Payment processing, card developers & subscription billing
software tools seperti OVO, GOPAY, DOKU, Cashlez, ESPAY, dll).
6. Insurance (Alternative underwriting, claims, distribution, and/or brokerage platforms
seperti Rajapremi, PREMIRO, Asuransi88, PasarPolis, dll).
7. Capital Markets (Sales & trading, analysis and infrastructure tools for financial
institution).
8. Wealth Management (Investment and wealth management platforms and analytics
tools seperti bareksa, ngaturduit.com).
9. Market Provisioning (Seperti Aturduit, CEKAJA, privyid, cermati).
10. Capital Rising (Crowdfunding seperti Akseleran, Kitabisa.com, WeCare,id).
B. Ekosistem Keuangan Digital

Regulator merupakan pengaturnya/pengawasnya seperti OJK, kemudian Accelerator


yang mempercepat ekosistem fintech, Service Provider adalah penyedia layanan, perlu
Facilitator untuk asosiasi, kemudian ada Incubator sarana untuk mempercepat startup,
Capacity Builder sebagai pembangun kapasitas untuk memperkuat pengetahuan teknologi
dan sebagainya, kemudian Digital Utilities bagaimana perkembangan dunia digital terpantau
sangat pesat, dan berkaitan dengan Customer karena mereka adalah user atau penggunanya.

C. Potensi Kerawanan Fintech


Yaitu terjadinya kegagalan sistem, kesalahan informasi, kesalahan transaksi, keamanan data
pribadi, kerjasama dengan pihak ketiga, penerapan prinsip KYC, rentan terhadap aktivitas
pencucian uang dan pendanaan terorisme, klausula eksonerasi, dan penanganan pengadilan
konsumen.
D. Fintech Impact Minimization
- Customer Protection & Education
- High Disclosure
- Business-Specific Regulation
- Regulatory Sandbox
- Market Conduct Supervision

E. Key Technologies pada Fintech

Tech Penjelasan

Big Data Analysis ● large volume, either structured or unstructured, internet


and corporate
● untraditional analysis, tapi: focus patterns, trend,
correlation, preferences

AI (Artificial ● program komputer yang mampu: problem solving,


Intelligence) speech recognition, visual perception, decision making,
language translation. e.g: robo advice

Machine Learning ● bagian dari AI, program mengenali pattern dari data
yang besar (data based bukan rule base-logic-basic
algorithm), untuk determinasi atau prediksi

Internet of Things(IoT) ● konsep menggunakan berbagai tech untuk


menghubungkan ‘daily life device” (mobile phone, car,
house alarm, kulkas dll) ke internet

DLT (Distributed ● Database yang di share ke multiples parties (nodes)


Ledger Technology) untuk eksekusi transaksi yang disepakati tanpa “central
trusted party” e.g: blockchain yang digunakan bitcoin,
smart contract, fiat money
API (Application ● aplikasi untuk interface antar program, contoh: financial
Program Interface) management tool

Smart Contract ● digital contract dengan eksekusi otomatis jika


persyaratan dipenuhi. digunakan dalam DLT

Cloud Computing ● penggunaan remote dan share servers dalam


penyimpanan dan memproses data. efisien.

Cryptography ● science of protecting information. e.g: enkripsi. kedepan


menjadi penting karena metode sekarang dengan
algoritma matematika akan mudah di bongkar oleh
quantum computer

Biometrics ● digital capture and storage dari karakter unik individu


(e.g: fingerprint, iris, voice, face)

2.2 API (Application Programming Interface)

API adalah akronim untuk Application Programming Interface yang merupakan


perantara software (perangkat lunak) yang memungkinkan 2 application atau 2 system untuk
saling berinteraksi.

A. Jenis-jenis Cara Integrasi API

1. Integrasi level data


Metode ini merupakan suatu proses, teknik dan teknologi yang memungkinkan perpindahan
data melalui data store/ database system. Metode ini melakukan ekstraksi data dari satu
sistem database, lalu memproses data tersebut jika diperlukan, dan melakukan updating pada
sistem database yang lain. Data Level EAI digunakan ketika aplikasi tidak menyediakan APIs
atau client interfaces. Dalam melakukan metode data level EAI, dibutuhkan pemahaman yang
baik terkait operasional bisnis yang mungkin dapat mempengaruhi application’s data model.
Kelebihan dalam metode ini adalah dapat meminimalisir biaya dan tidak mengubah code
aplikasi. Infrastruktur yang dapat digunakan dalam metode ini antara lain Distributed DBMS
dan ETL Tools dan contoh proyeknya akan dipublish di postingan selanjutnya.
2. Application Interface Level
Dalam menerapkan metode ini, seorang developers dapat menggabungkan (bundle) banyak
application secara bersama dan melakukan sharing logika bisnis dan informasi. Beberapa
packaged application yang sering digunakan antara lain, SAP, PeopleSoft, Baan, dan
lain-lain). Metode ini menggunakan interface untuk mengakses proses dan data,
mengekstraksi informasinya, dan meletakkannya ke dalam suatu format yang dapat
dimengerti oleh target aplikasi dan mengirimkan informasinya. Infrastruktur yang dapat
digunakan pada metode ini adalah API (Application Programming Interface), dan contoh
proyek akan dipublish di postingan selanjutnya.

3. Method Level
Pada umumnya, metode ini digunakan ketika masing-masing aplikasi yang akan
diintegrasikan memiliki kesamaaan functional methods. Misalkan suatu metode untuk
melakukan update customer record dapat diakses oleh berbagai macam aplikasi dan aplikasi
tersebut dapat mengakses metode tersebut tanpa melakukan penulisan ulang (rewrite)
masing-masing metode tersebut. Contoh penerapannya adalah distributed component atau
CORBA. Infrastruktur yang dapat digunakan pada metode ini adalah distributed object/
component framework.

4. User Interface Level


Metode ini menggabungkan aplikasi dengan menggunakan user interface (UI) mereka
sebagai common point dalam integrasi atau biasa disebut screen scraping. Metode ini
digunakan ketika suatu sistem tidak memungkinkan untuk dilakukan integrasi melalui data
level, aplikasi level maupun method level. Selain itu, metode ini juga dapat digunakan ketika
business logic tertanam dalam user interfacenya. Infrastruktur yang dapat digunakan dalam
metode ini adalah screen scraper, dan contoh proyeknya akan dipublish di postingan
selanjutnya.

B. Contoh Penggunaan Application Programming Interface

Aplikasi M-banking ini menyediakan API yang bisa diakses di berbagai platform. Bisa
mengakses tracking keuangan melalui website, android APP, desktop, SMS. Sehingga bisa
terhubung di berbagai platform untuk mengambil informasi secara bersamaan.

Ketika menggunakan aplikasi M banking bisa melihat tagihan atau melakukan pembayaran
- Bisa terkoneksi untuk pembayaran pihak lain. Contoh pembeli melakukan pembelian
di shopee dan membayar melalui gopay atau melakukan pembelian listrik di shopee;
- Customer tidak perlu mengakses database tapi tinggal melihat interface dari pihak
yang sudah menyediakan;
- API modern kebanyakan menggunakan web atau protokol HTTP;
- API itu semacam gateway untuk mengurangi saldo atau mengirimkan tagihan;
- User seolah hanya memberi perintah, API mengerjakan integrasi dengan database,
sehingga data selalu sinkron atau update. Penggunaan api ini memyngkinkan
penggunaan berbagai platform atau website.

C. Jenis-jenis API Berdasarkan Ownership

1. Open API : yang tersedia untuk umum untuk digunakan API oauth dari Google dan
tidak ada batasan untuk menggunakan. Oleh karena itu dikenal sebagai API Open.
2. Partner API : hanya bisa diakses ketika sudah berpartner. API dimana hak atau lisensi
khusus untuk mengakses API jenis ini karena tidak tersedia untuk umum biasanya
dengan layanan berbayar (payment gateway)
3. Internal API : API yang dikembangkan oleh perusahaan untuk digunakan ke dalam
sistem internal mereka sehingga mereka dapat meningkatkan produktivitas
pengembangan.
4. Composite API : menggabungkan data dan api layanan yang berbeda

D. Contoh API (Application Programming Interface

- Google API
Yang memungkinkan anda untuk menghubungkan anda ke seluruh jajaran layanan
google dari maps dan google translate. Meskipun open api tetap melakukan perizinan
dengan api key lalu baru menggunakan api secara free dengan batasan 100.000
kunjungan adapun selebihnya melakukan partnership dll untuk menentukan lokasi
yang lebih dekat dll.
- Payment Gateway : bukalapak, shopee. Aplikasi > payment gateway > M-banking.
Adanya pihak ke 3 yang bisa mengkoneksikan antara aplikasi pembelian dengan
aplikasi pembayaran electronic digital.

E. Jenis API Berdasarkan Tipe Communication :


1. High Level API biasa kita gunakan secara umum dan bentuk text ini dimaksudkan
untuk programmer yang menginginkan pertukaran informasi di layer aplikasi dalam
konteks proses bisnis yang lebih generic.
2. Low Level API tingkat abstrak lebih rendah sehingga lebih rinci yang
memungkinkan programmer untuk memanipulasi yang terdapat dalam modul aplikasi
atau dalam hardware pada tingkat granul. Biasanya api tingkat rendah ini digunakan
dalam mengirim video atau umpan balik secara realtime. Contoh untuk pengecekan
status atau background system.
F. Jenis-jenis API Berdasarkan Architecture Style

- SOAP ( simple object access protocol)

- REST (representational state transfer)

- RPC (remote procedure call)

G. Sejarah Architecture Style-API

- 1981 – RPC (Remote Procedure Call)


- 1991 – CORBA (The Common Object Request Broker Architecture)
- 1998 – SOAP (Simple Object Access Protocol)
- 2000 – REST (Representational State Transfer)
- 2011 – GraphQL (Graph Query Language)

H. Persentase Penggunaannya

· 69% REST (Representational State Transfer)

Rest is a simple way of sending and receiving data between client and server and it doesn’t
have very many standards defined. You can send and receive data as JSON, XML or even
plain text. It’s a light weighted compared to SOAP.

· 23% SOAP (Simple Object Access Protocol)

SOAP is a method of transferring messages, or a small amounts of information, over the


internet. SOAP messages are formatted in XML and are typically sent using HTTP (hypertext
transfer protocol)

· 8% (JavaScript / XML-RPC)
I. SOAP

SOAP (Simple Object Access Protocol) adalah standar untuk bertukar pesan-pesan berbasis
XML melalui jaringan komputer atau sebuah jalan untuk program yang berjalan pada suatu
sistem operasi (OS) untuk komunikasi dengan program pada OS yang sama maupun berbeda
dengan menggunakan HTTP dan XML sebagai mekanisme untuk pertukaran data. SOAP
dapat berkomunikasi dengan berbagai aplikasi meskipun terdapat perbedaan sistem operasi,
teknologi, dan Bahasa pemrograman lainnya

J. REST (Representational State Transfer) :

REST (Representational State Transfer) adalah suatu arsitektur metode komunikasi yang
menggunakan suatu arsitektur metode komunikasi yang menggunakan protokol HTTP untuk
pertukaran data dan metode ini sering diterapkan dalam pengembangan aplikasi. Dimana
tujuannya adalah untuk menjadikan system yang memiliki performa yang baik, cepat dan
mudah untuk dikembangkan (scale) terutama dalam pertukaran dan komunikasi data.

Prinsip sederhana dari REST adalah memanfaatkan HTTP method sebagai basic request:

● GET, biasanya digunakan untuk membaca resources dari REST server


● POST, biasanya digunakan untuk membuat resources baru di REST server
● PUT, biasanya digunakan untuk memperbarui resources di REST server
● DELETE, biasanya digunakan untuk mengahpus resources dari REST server
● OPTIONS, digunakan untuk mendapatkan operasi yang disupport pada resources dari
REST server

K. Berkomunikasi menggunakan HTTPS Methods - Rest


Contoh bagaimana API GET pada Rest menggunakan perintah yang mirip seperti dengan
URL pada browser.
L. RPC (Remote Procedure Call) sebenarnya dikenal sebagai bentuk arsitektur klasik.
RPC terkenal dulu dengan konsep CORBA (Common Object Broker Architecture). Akan
tetapi menjadi menarik karena akhir-akhir ini RPC muncul kembali sebagai bentuk arsitektur
yang baru.

M. Modern RPC
Google dengan Golang memperkenalkan kembali RPC ini dalam versi modern (2015).
disebut sebagai gRPC. gRPC adalah framework tinggi yang dapat berjalan di lingkungan apa
saja.
N. Perbedaan SOAP VS REST
SOAP RPC VS REST

REST equivalent:
http://humanresources.com/benefits?user=<USER_SSID>&type=full_time_employee

Perbedaan SOAP VS RESTFUL Dalam Mode Request

Perbedaan SOAP VS RPC VS REST


Beberapa perkembangan yang lain

2.3 Interface Pembayaran Terintegrasi (IPT) BANK INDONESIA

A. Pengertian, Manfaat, dan Dampak IPT

IPT merupakan upaya BI untuk menciptakan interoperabilitas dalam akses layanan transaksi
pembayaran di Indonesia, utamanya pada kanal mobile dan internet. Pengembangan IPT
diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam bertransaksi secara
seamless (any apps untuk mengakses berbagai rekening) dengan berbagai keunggulan
CEMUMUAN sebagai berikut.

a. Cepat. Layanan real time 24/7 pada level nasabah dan bank.
b. Mudah. Cukup menggunakan satu aplikasi dan satu ID untuk melakukan transaksi.
c. Murah. Efisiensi koneksi berpotensi menurunkan biaya transaksi.
d. Aman. Terdapat fitur keamanan 2 Factor Authentication (2-FA).
e. Andal. Dapat menggunakan berbagai instrumen dan kanal pembayaran untuk
melakukan berbagai layanan transaksi.

Bagi pelaku industri, IPT dapat memberikan kemudahan untuk menyediakan layanan secara
seamless dan menyeluruh secara lebih efisien. IPT juga diharapkan dapat memberikan data
capturing secara lebih lengkap dan cepat, utamanya pada ekosistem SP ritel. Pengembangan
IPT diharapkan mampu mendorong integrasi, interkoneksi, dan interoperabilitas sehingga
ekosistem pembayaran nasional mendukung transaksi yang cepat, mudah, murah, aman, dan
andal. Inovasi IPT dapat mempercepat proses integrasi antar pelaku industri yang lebih
efisien serta efektif. Selain itu, penggunaan IPT tentunya diharapkan meningkatkan kuantitas
pemakai layanan sistem pembayaran digital.
B. Kondisi Eksisting

Perbankan perlu melakukan transformasi dan penyesuaian model bisnisnya untuk tetap
relevan di era digital yang didorong oleh fintech dan digital behavior. Transformasi digital
pada sektor jasa keuangan akan membawa perubahan signifikan bagi perbankan dalam
meningkatkan kemampuan menyediakan layanan keuangan digital. Kolaborasi antara non
bank dan perbankan semakin meningkat dan menjadi pilihan bijak bagi bank untuk menutupi
kekurangan. Bank Indonesia mengeluarkan Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP)
untuk meningkatkan interoperabilitas fintech dan bank melalui IPT. SNAP memudahkan
hubungan antar pelaku industri dengan standar yang sudah interoperabilitas, otentikasi, dan
ID transaksi yang terstandarisasi.

C. Konfigurasi SP Ritel

SPI 2025 yang mendukung integrasi ekonomi-keuangan digital nasional dan dibagi menjadi
tiga bagian, yaitu front-end, middle, dan back-end. Front-end mencakup instrumen, kanal,
dan agregator yang digunakan oleh konsumen, sedangkan middle merupakan tempat proses
transaksi pada data hub dan back-end adalah proses settlement. Tujuannya adalah untuk
menjamin fungsi bank sentral dalam proses peredaran uang, kebijakan moneter, dan stabilitas
sistem keuangan.

Pertumbuhan instrumen transaksi berbasis direct to account seperti mobile banking dan
internet banking meningkat seiring dengan stagnannya pertumbuhan instrumen transaksi
lainnya seperti kartu debit dan kredit. Uang elektronik (UE) berbasis server juga mengalami
peningkatan, terlihat dari perkembangan dana float dan total nominal transaksi UE. Layanan
pembayaran dengan QR Code juga semakin populer, dan BI telah meluncurkan standar QR
Code Indonesian Standard (QRIS) untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan pelayanan
pembayaran yang inklusif, murah, dan aman. Agregator juga memainkan peran penting
dalam ekonomi keuangan digital. IPT sebagai middle-end dan BI-FAST sebagai infrastruktur
SP ritel baru dikembangkan untuk memproses seluruh transaksi secara real time 24/7, murah,
dan aman. Terdapat juga SKNBI dan GPN sebagai infrastruktur publik yang berfungsi
memproses transaksi switching dan kliring.

D. Overview Desain IPT

IPT adalah platform yang mengintegrasikan instrumen dan kanal pembayaran berbasis
mobile/internet melalui teknologi API secara real-time 24/7 dengan fitur utama single
interface, ID repository, dan simple authentication. Fitur single interface memungkinkan
nasabah menggunakan satu aplikasi untuk mengakses berbagai rekening dan layanan
pembayaran, serta memungkinkan nasabah bank yang tidak memiliki e-channel untuk
menikmati layanan transaksi berbasis mobile/internet. IPT juga memiliki fitur ID repository
sebagai penyimpanan dan pengelolaan IPT ID yang terstandarisasi. IPT dilengkapi dengan
fitur keamanan otentikasi melalui single login ID dan one click 2 factor authentication. IPT
dapat memfasilitasi berbagai instrumen dan kanal, dengan instrumen dan kanal APMK yang
berbasis mobile/internet lebih diutamakan. Penerapan Standar Nasional Open API
Pembayaran (SNAP) merupakan salah satu prerequisite dalam rangka interoperability fintech
dan bank pada IPT.

F. Skema Harga

IPT hadir untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bertransaksi dengan biaya yang
terjangkau. Untuk operasionalisasi IPT ke depan, disarankan agar skema harga dibagi
menjadi 2 cakupan. Pertama, skema harga dari penyelenggara ke peserta, yang dapat
dievaluasi secara bertahap dan cenderung menurun, dengan memperhatikan keberlangsungan
industri. Kedua, skema harga dari peserta ke nasabah, yang memperhatikan benefit of
economy, menjadi instrumen kebijakan BI untuk efisiensi dan perluasan EKD, serta
mengedepankan transparansi, misalnya dengan penetapan tarif bervariasi berdasarkan jenis
atau nominal transaksi.

G. Peran Bank Indonesia dan Industri dalam IPT

Bank Indonesia memiliki peran sebagai regulator, operator infrastruktur, dan agent of change
dalam ekosistem pembayaran di Indonesia, sementara pelaku industri (PJP PIAS/PJP AIS)
memiliki peran sebagai penyedia layanan pembayaran, edukator bagi unbanked people, dan
lembaga intermediasi utama pada sistem keuangan.

H. Timeline Pengembangan IPT

Pengembangan dan implementasi IPT merupakan proses yang kompleks dan memerlukan
persiapan yang matang dari berbagai pihak terkait. Oleh karena itu, proses implementasi akan
dilakukan secara bertahap baik dari sisi peserta maupun layanan. Tahun 2024 akan menjadi
awal dari implementasi live layanan kredit transfer melalui IPT. Dengan dilakukannya
penerapan secara bertahap, diharapkan industri memiliki ruang untuk melakukan persiapan
yang dibutuhkan sejalan dengan timeline implementasi IPT. Selain itu, proses implementasi
secara bertahap juga memungkinkan adanya evaluasi dan perbaikan terhadap sistem IPT
sebelum penerapan layanan-layanan berikutnya. Dengan demikian, diharapkan implementasi
IPT dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat bagi masyarakat serta industri
secara keseluruhan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Salah satu yang kini ramai diperbincangkan di Indonesia adalah munculnya


perusahaan-perusahaan baru bidang keuangan yang menggunakan teknologi sebagai dasar
bisnisnya. Perusahaan-perusahaan ini disebut dengan financial-technology (fintech).

Menurut definisi yang dijabarkan oleh National Digital Research Centre (NDRC),
FinTech adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu inovasi di bidang jasa finansial.
Kata FinTech sendiri berasal dari kata financial dan technology yang mengacu pada inovasi
finansial dengan sentuhan teknologi modern. Jika kita lihat sekarang, layanan
perusahaan-perusahaan fintech ini telah menjangkau banyak konsumen di Indonesia. Layanan
yang dapat diakses melalui internet membuat penduduk Indonesia yang tinggal di wilayah
luar perkotaan pun bisa melakukan transaksi dengan produk-produk fintech.

Dengan adanya mereka, kegiatan keuangan menjadi lebih mudah dilakukan dan juga
meningkatkan kesadaran konsumen Indonesia terhadap kegiatan yang berkaitan dengan
keuangan.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.youtube.com/watch?v=jwp-FhqyT5s

https://www.youtube.com/watch?v=C5UA8IFpC7c

https://www.youtube.com/watch?v=JxB399hSL7g

https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Documents/Lampiran_SP_24150
22.pdf

Anda mungkin juga menyukai