Disusun Oleh
Kelompok 6 :
1. Gabrielle Happy Prasasti 200810301042
2. Faniar Datun Nikmah 200810301048
3. Miftachul Jannah 210810301206
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2022
Sektor : Consumer Cyclicals
Website : www.scm.co.id
A. Informasi Perusahaan
1. Latar Belakang
2. Prospek Usaha
a. Tahun 2016-2018
i. Perusahaan akan berinovasi dalam kegiatan produksi dan programming di
stasiun televisi.
ii. Perusahaan akan memperkuat pemasaran untuk mengembangkan pangsa pasar
di masing-masing stasiun televisi.
iii. Perusahaan akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia terhadap
pengembangan potensi untuk menghadapi regulasi dan teknologi dalam
dalam media penyiaran.
b. Tahun 2019
i. Pada masa Pandemi Covid-19 perusahaan berusaha memperbaiki material
ekonomi.
ii. Perusahaan akan melakukan antisipasi pada sumber daya manusia.
iii. Perusahaan tetap malakukan penyiaran berita terupdate dan memberikan
hiburan pada masyarakat di masa pandemi Covid-19.
c. Tahun 2020
i. Selama PSBB perusahaan mengalami peningkatan jumlah pelanggan terutama
dalam platform berbasis digital, video, yang meningkat secara eksponensial.
3. Strategi Pemasaran
a. Tahun 2016 - 2020
i. Perusahaan akan mengoptimalkan potensi pada kedua stasiun televisi dan
digital online.
ii. Manajemen akan mempertahankan karakteristik tiap stasiun televisi.
iii. Tim marketing akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pelanggan terkait
dengan produk yang ditawarkan.
C. Analisis Industri Melalui Analisis SWOT
a. Kekuatan
- Lokasi SCM yang strategis
- Marketing relation yang cukup baik dengan para kliennya
- Karakteristik program televisi yang kuat
- Nama baik SCM yang sangat dikenal
- Tarif pasang iklan yang fleksibel dan kompetitif
- Promosi yang efektif
- Fasilitas pada klien yang menarik
- Sarana perusahaan yang lengkap dan canggih
b. Kelemahan
- Fasilitas kerja karyawan yang kurang memadai
- Kualitas kerja karyawan yang tidak terlalu tinggi, dan
- Kurang adanya kemampuan mendesain program
c. Peluang
- Kemajuan teknologi inovasi bidang informasi dan komunikasi sangat pesat
- Ukuran pasar industri media yang menjanjikan
- Era globalisasi yang memungkinkan adanya kerjasama saling menguntungkan
dengan instansi lain, dan
- Pernyataan bahwa televisi sebagai media peraih billing iklan terbesar nasional.
d. Ancaman
- Situasi politik dan ekonomi di Indonesia yang kurang stabil
- Perubahan sosial budaya masyarakat yang sangat cepat
- Banyak pesaing yang bermunculan
- Persaingan antar stasiun televisi (perang program)
- Adanya UU penyiaran yang mengekang kebebasan pers, dan Nilai tukar rupiah
yang berfluktuasi secara cepat (inflasi)
D. Analisis Aktivitas Investasi
a. Analisis Kas dan Setara Kas
Keterangan 2020 2019 2018 2017 2016
Kas dan setara kas (A) 677.880.200 544.543.346 829.557.962 233.516.750 454.731.888
Total Aset (B) 5.385.807.87
6.766.903.494 6.716.724.073 6.138.226.584 4.820.611.941
8
Pendapatan neto (C) 4.453.848.56
5.101.113.259 5.523.362.497 5.001.848.767 4.524.135.762
9
Jumlah Liabilitas Jangka
1.542.474.950 988.970.149 804.149.297 743.336.338 990.467.600
Pendek (D)
Analisis
Year to year Kas dan setara
24,49% -34% 255,25% 48,65
Kas
Analisis trend angka indeks
149,07% 119,75% 182,43% 51,35% 100,00%
Kas
common size kas to aset
10,02% 8,11% 13,51% 4,34% 9,43%
A/B
Perputaran Kas (kali) C/E 8 8 9 13
Rata-rata Kas (E) 611.211.773 687.050.654 531.537.356 344.124.319
Rasio Kas A/D 1:2 1:2 1:1 1:3 1:2
Pembahasan:
a) Menurut analisis year to year, pada tahun 2018 kas dan setara kas terjadi
kenaikan yang sangat drastis 255,25% daripada tahun 2017 sebesar -48%. Akan
tetapi, pada tahun 2019 terjadi penurunan yang mengakibatkan kas dan setara
kas kembali negatif yaitu -34%. Pada tahun 2020 terjadi kenaikan sehingga kas
dan setara kas menjadi 24,49%. Dapat disimpulkan bahwa kas dan setara kas
pada tahun 2017 – 2020 tidak stabil. Kas dan setara kas yang mengalami
penurunan akan menghasilkan hasil negatif, sedangkan kas dan setara kas yang
mengalami kenaikan akan menghasilkan hasil positif pada analisis ini.
b) Menurut analisis trend angka indeks, pada tahun 2017 terjadi penurunan 51,35%
dibanding dengan tahun 2016. Tahun 2018 terjadi kenaikan 182,43% dibanding
2017, tahun 2019 terjadi penurunan kembali 119,75% dibanding tahun 2018
dan tahun 2020 terjadi kenaikan Kembali 149,07% dibanding tahun 2019.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa year to year dari 2016 – 2020 kas setara kas
merupakan kenaikan yang cukup estrim, karena 2016 sebagai angka indeksnya,
itu cukup jauh dengan tahun 2020. Penurunan ataupun kenaikan tersebut
berbanding lurus dengan jumlah kas dan setara kas yang mengalami penurunan
dan kenaikan.
c) Menurut analisis common size kas to asset, dapat diketahui nilai presentase pada
tahun 2016 sebesar 9,43%, tahun 2017 sebesar 4,34%, tahun 2018 sebesar
14,51%, tahun 2019 sebesar 8,11%, dan tahun 2020 sebesar 10,02%. Dapat
disimpulkan bahwa tahun 2016 – 2020 tidak stabil. Hal ini terjadi karena adanya
kenaikan dan penurunan pada jumlah akun kas dan setara kas setiap tahunnya.
d) Perputaran kas pada kelima tahun tersebut cukup rendah. Pada tahun 2020
sebanyak 8 kali, tahun 2019 sebanyak 8 kali, tahun 2018 sebanyak 9 kali, dan
tahun 2017 sebanyak 13 kali. Perputaran kas ini di dapat dari pendapatan neto
dibagi dengan rata-rata kas. Semakin besar pendapatan neto dan semakin rendah
rata-rata kas, maka semakin banyak pula perputaran kas.
e) Pada tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata kas tahun 2017 sebesar Rp
344.124.319, tahun 2018 sebesar Rp 531.537.356, tahun 2019 sebesar Rp
687.050.654, dan tahun 2020 sebesar Rp 611.211.773. Semakin tinggi jumlah
kas dan setara kas, maka semakin ringgi pula rata-rata kas.
f) Pada tahun 2016, 2019 dan 2020, rasio kas 1:2 artinya kas yang tersedia secara
teori tidak mencukupi untuk memenuhi liabilitas jangka pendek. Ada satu
liabilitas jangka pendek yang tidak bisa dilunasi dengan kas. Pada tahun 2018,
rasio kas menunjukkan 1:1 artinya kas yang tersedia secara teori cukup untuk
memenuhi atau melunasi liabilitas jangka pendek. Pada tahun 2017, rasio kas
menunjukkan 1:3 artinya kas yang tersedia secara teori tidak mencukupi untuk
memenuhi liabilitas jangka pendek. Ada dua liabilitas jangka pendek yang tidak
bisa dilunasi dengan kas.
b. Analisis Piutang
Pembahasan
a) Year to year piutang. Terdapat kenaikan piutang dari tahun 2018 ke tahun 2019
sebesar Rp 225.141.790 atau sekisar 1,23% adalah perubahan yg lumayan
signifikan.
b) Analisis tren angka indeks piutang. Dengan menggunakan tahun 2016 sebagai
dasar yaitu 100% , tren untuk tahun 2017 naik menjadi 111,72% , tahun 2018 naik
menjadi 127,33% , tahun 2019 naik menjadi 139,33% , dan tahun 2020 naik
menjadi sebesar 140,37%
c) Analisis common size terhadap aset lancar. Piutang terhadap total aset lancar pada
tahun 2016 sebesar 61,24%, tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 50,29% ,
tahun 2018 kembali naik menjadi 55,83% , tahun 2019 sedikit mengalami
penurunan menjadi 52,99% , dan pada tahun 2020 kembali naik sebesar 53,33%
d) Perputaran piutang pada kelima tahun tersebut cukup rendah. Pada tahun 2020
sebanyak 8 kali, tahun 2019 sebanyak 9 kali, tahun 2018 sebanyak 10 kali, dan
tahun 2017 sebanyak 12 kali. Hasil ini dipertegas dengan rasio pengumpulan
piutang setiap hari. Rasio perputaran piutang adalah rasio yang mengukur
kemampuan dan efisiensi perusahaan dalam menagih piutangnya, semakin tinggi
rasio ini akan semakin baik dan menguntungkan.
e) Waktu penjualan persediaan dari tahun 2019 - 2020 lumayan tinggi. Pada tahun
2020 membutuhkan waktu 43 hari untuk menjual persediaan. Pada tahun 2019
membutuhkan waktu 42 hari untuk mengumpulkan piutang. Sedangkan tahun
2018 dan 2017 membutuhkan waktu 37 hari dan 31 hari untuk mengumpulkan
piutang. Dapat disimpulkan bahwa waktu pengumpulan piutang pada tahun 2017-
2020 perbandingannya lumayan signifikan.
f) Pada tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata piutang tahun 2016 sebesar Rp
1.668.766.369, 2017 sebesar Rp 1.573.822.555, tahun 2018 sebesar Rp
1.518.238.225 , tahun 2019 sebesar Rp 1.618.586.168 , dan tahun 2020 sebesar Rp
1.792.193.231
g) Pada tabel diatas menunjukkan bahwa rasio rata-rata piutang tahun 2016 sebesar
233,98 , tahun 2017 sebesar 359,90 , tahun 2018 sebesar 426,14 , tahun 2019
sebesar 364,39 , dan tahun 2020 sebesar 298,06.
c. Analisis Persediaan
Pembahasan:
a) Menurut year to year persediaan pada tahun 2018 terjadi kenaikan 23,07%
dibanding tahun 2017 sebesar 11,13%. Akan tetapi, pada tahun 2019 terjadi
penurunan yang mengakibatkan nilai persediaan negatif yaitu -1,92%. Pada tahun
2020 terjadi penurunan kembali sehingga persediaan menjadi -27,47%. Dapat
disimpulkan bahwa persediaan pada tahun 2017 – 2020 cukup rendah. Persediaan
yang mengalami penurunan akan menghasilkan hasil negatif, sedangkan
persediaan yang mengalami kenaikan akan menghasilkan hasil positif pada
analisis ini.
b) Menurut analisis trend angka indeks, pada tahun 2017 terjadi kenaikan 111,13%
dibanding dengan tahun 2016. Tahun 2018 terjadi kenaikan 136,76% dibanding
2017, tahun 2019 terjadi penurunan 134,14% dibanding tahun 2018, dan tahun
2020 terjadi penurunan kembali 97,29% dibanding tahun 2019. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa year to year dari 2016 – 2020 persediaan terjadi penurunan,
karena 2016 sebagai angka indeksnya, lebih tinggi dibanding dengan tahun 2020.
c) Menurut analisis common size persediaan ke total aset, dapat diketahui nilai
presentase pada tahun 2016 sebesar 14%, tahun 2017 sebesar 14%, tahun 2018
sebesar 15%, tahun 2019 sebesar 14%, dan tahun 2020 sebesar 10%. Menurut
analisis common size persediaan ke pendapatan, dapat diketahui nilai presentase
pada tahun 2016 sebesar 15%, tahun 2017 sebesar 17%, tahun 2018 sebesar 19%,
tahun 2019 sebesar 17%, dan tahun 2020 sebesar 13%. Dapat disimpulkan bahwa
tahun 2016 – 2020 tidak stabil. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan dan
penurunan pada jumlah persediaan setiap tahunnya.
d) Perputaran persediaan pada kelima tahun tersebut cukup rendah yaitu sebanyak 6
kali. Perputaran persediaan ini di dapat dari pendapatan neto dibagi dengan rata-
rata persediaan. Semakin besar pendapatan neto dan semakin rendah rata-rata
persediaan, maka semakin banyak pula perputaran persediaan.
e) Waktu penjualan persediaan dari tahun 2017 - 2020 lumayan tinggi. Pada tahun
2017 membutuhkan waktu 60 hari untuk menjual persediaan. Pada tahun 2018 dan
2019 membutuhkan waktu 62 hari untuk menjual persediaan. Sedangkan tahun
2020 membutuhkan waktu 57 hari untuk menjual persediaan. Dapat disimpulkan
bahwa waktu penjualan persediaan dari tahun 2017 – 2020 lumayan tinggi.
f) Rasio persediaan terhadap total asset pada tahun 2016 dan 2017 sebesar 14%,
tahun 2018 sebesar 15%, tahun 2019 sebesar 14%, dan tahun 2020 sebesar 10%..
1. Total liabilitas jangka pendek pada tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp 743.34
miliar, mengalami penurunan sebesar 24,95% dibandingkan dengan total liabilitas
jangka pendek pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp 990.47 miliar.
Penurunan liabilitas jangka pendek dikarenakan adanya peningkatan utang usaha
dari pemasok pihak ketiga dan penurunan biaya yang masih harus dibayar
terutama pada beban akrual masing-masing sebesar Rp 297.62 miliar dan Rp
164.72. Hal ini mengindikasikan bahwa liabilitas jangka pendek perusahaan tidak
memiliki beban financial berupa bunga.
2. Total liabilitas jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp 237.08
miliar, mengalami peningkatan sebesar 90,06% dari total liabilitas jangka panjang
tahun 2016 sebesar Rp 124.74 miliar. Hal ini karena adanya penyisihan liabilitas
untuk imbalan kerja karyawan dan liabilitas pajak tangguhan.
3. Keseluruhan total pendanaan hutang pada tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp
980.41 miliar. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami penurunan
dalam tingkat pendanaan hutang sebesar 12,01% dibandingkan dengan tahun
sebelumnya sebesar Rp 1,115 triliun.
Tahun 2018
Keterangan:
1. Total liabilitas jangka pendek pada tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp 804.15
miliar, mengalami kenaikan sebesar 8,18% dibandingkan dengan total liabilitas
jangka pendek pada tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp 743.34 miliar.
Peningkatan liabilitas jangka pendek dikarenakan adanya peningkatan utang usaha
dari pemasok pihak ketiga dan peningkatan biaya yang masih harus dibayar
terutama pada beban akrual masing-masing sebesar Rp 368.89 miliar dan Rp
187.03. Hal ini mengindikasikan bahwa liabilitas jangka pendek perusahaan tidak
memiliki beban financial berupa bunga.
2. Total liabilitas jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp 231.12
miliar, mengalami penurunan sebesar 2,51% dari total liabilitas jangka panjang
tahun 2017 sebesar Rp 237.08 miliar. Hal ini karena adanya penurunan liabilitas
pajak tangguhan grup.
3. Keseluruhan total pendanaan hutang pada tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp
1.035,27 triliun. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami
peningkatan dalam tingkat pendanaan hutang sebesar 5,6% dibandingkan dengan
tahun sebelumnya sebesar Rp 980.41 miliar.
Tahun 2019
Keterangan :
1. Total liabilitas jangka pendek pada tanggal 31 Desember 2019 sebesar Rp 988.97
miliar, mengalami kenaikan sebesar 7,45% dibandingkan dengan total liabilitas
jangka pendek pada tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp 920,39 miliar.
Peningkatan liabilitas jangka pendek dikarenakan adanya peningkatan utang usaha
dari pemasok pihak ketiga dan peningkatan biaya yang masih harus dibayar
terutama pada beban akrual masing-masing sebesar Rp 407.31 miliar dan Rp
315.97. Hal ini mengindikasikan bahwa liabilitas jangka pendek perusahaan tidak
memiliki beban financial berupa bunga.
2. Total liabilitas jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2019 sebesar Rp 239.16
miliar, mengalami peningkatan sebesar sebesar 9,60% dari total liabilitas jangka
panjang tahun 2018 sebesar Rp 218.20 miliar. Hal ini karena adanya peningkatan
liabilitas imbalan kerja group grup.
3. Keseluruhan total pendanaan hutang pada tanggal 31 Desember 2019 sebesar Rp
1.228.13 triliun. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami
peningkatan dalam tingkat pendanaan hutang sebesar 7,86% dibandingkan dengan
tahun sebelumnya sebesar Rp 1.138,59 triliun.
Tahun 2020
Keterangan:
1. Total liabilitas jangka pendek pada tanggal 31 Desember 2020 sebesar Rp
1.542,47 triliun, mengalami kenaikan sebesar 55,97% dibandingkan dengan total
liabilitas jangka pendek pada tanggal 31 Desember 2019 sebesar Rp 988,97miliar.
Peningkatan liabilitas jangka pendek dikarenakan adanya peningkatan biaya yang
masih harus dibayar terutama pada beban akrual sebesar Rp 510.74 miliar. hal ini
mengindikasikan bahwa liabilitas jangka pendek perusahaan tidak memiliki beban
financial berupa bunga.
2. Total liabilitas jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2020 sebesar Rp
1.327,84 triliun, mengalami peningkatan sebesar sebesar 455,22% dari total
liabilitas jangka panjang tahun 2019 sebesar Rp 239,16 miliar. Hal ini karena
adanya fasilitas kredit yang diterima grup untuk tujuan umum dan penambahan
modal kerja.
3. Keseluruhan total pendanaan hutang pada tanggal 31 Desember 2020 sebesar Rp
2.870,32 triliun. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami
peningkatan dalam tingkat pendanaan hutang sebesar 133,72% dibandingkan
dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 1.228,13 triliun.
Pembahasan:
Berdasarkan dari data diatas terkait dengan pendanaan hutang. Berikut adalah
perhitungan yang terjadi pada aktivitas pendanaan hutang pada PT Surya Citra Media Tbk
selama 5 tahun dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2020.
1) Dari data tabel di atas , berikut adalah perhitungan pendanaan hutang pada tahun 2016
ke tahun 2017 dapat dilihat pertumbuhan dan penurunannya adalah sebagai berikut:
Liabilitas Jangka Pendek :
( 743.336.338−990.467 .600 )
x 100=−25 %
990.467.600
Liabilitas Jangka Panjang :
( 237.078.280−124.736 .185 )
x 100=90,06 %
124.736 .185
Dari perhitungan di atas menunjukkan bahwa adanya penurunan nilai liabilitas jangka
pendek pada tahun 2017 senilai 25% dari tahun sebelumnya dan terdapat kenaikan
pada liabilitas jangka panjang pada tahun 2017 senilai 90,06% dari tahun sebelumnya.
2) Berikut adalah perhitungan pendanaan hutang tahun 2017 ke 2018 yang mengalami
peningkatan pada nilai liabilitas jangka pendek namun pada liabilitas jangka panjang
mengalami penurunan.
Liabilitas Jangka Pendek :
( 804.149.297−743.336 .338 )
x 100=8,18 %
743.336 .338
Liabilitas Jangka Panjang :
( 231.124 .772−237.078 .280 )
x 100=−2,51 %
237.078 .280
Dari perhitungan di atas menunjukkan bahwa adanya pertumbuhan pada nilai liabilitas
jangka pendek tahun 2018 senilai 8,18% dari tahun sebelumnya dan terdapat
penurunan pada nilai liabilitas jangka panjang di tahun 2018 senilai 2,51% dari tahun
sebelumnya yang dimana perusahaan lagi-lagi memerlukan dana untuk membantu
kegiatan operasional perusahaan.
3) Berikut adalah perhitungan pendanaan hutang tahun 2018 ke 2019 yang mengalami
pertumbuhan pada liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang.
Liabilitas Jangka Pendek :
( 988.970.149−804.149 .297 )
x 100=22,98 %
804.149 .297
Liabilitas Jangka Panjang :
( 239.155.397−231.124 .772 )
x 100=3,47 %
231.124 .772
Dari perhitungan di atas menunjukkan bahwa adanya pertumbuhan pada nilai liabilitas
jangka pendek tahun 2019 senilai 22,98% dari tahun sebelumnya, nilai tersebut lebih
tinggi daripada pertumbuhan liabilitas jangka panjang pada tahun 2019 senilai 3,47%
dari tahun sebelumnya.
4) Berikut adalah perhitungan pendanaan hutang tahun 2019 ke 2020 yang mengalami
pertumbuhan sangat tinggi pada liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang.
Liabilitas Jangka Pendek :
( 1.542.474 .950−988.970 .149 )
x 100=55,97 %
988.970 .149
Liabilitas Jangka Panjang :
( 1.327.841 .996−239.155.397 )
x 100=455,22 %
239.155 .397
Dari perhitungan di atas menunjukkan bahwa adanya pertumbuhan pada nilai liabilitas
jangka pendek pada tahun 2020 senilai 55,97% dari tahun sebelumnya dan terjadi
penaikan yang sangat tinggi pada nilai liabilitas jangka panjang tahun 2020 senilai
455,22% dari tahun sebelumnya yang disebabkan karena adanya pinjaman besar dari
perusahaan. Hal ini bahwa perusahaan mengindikasikan pendanaan hutang di tahun
2020 sangat bermasalah dengan adanya wabah covid-19 sehingga perusahaan
memerlukan tambahan dana untuk menutupi biaya operasional perusahaan.
2. Sewa
Tahun 2016 – 2017
a. Biaya Sewa Dibayar dimuka Jangka Panjang
Pembahasan:
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016, amortisasi atas biaya
sewa dibayar di muka sebesar Rp5.559.214. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2017, amortisasi atas biaya sewa dibayar di muka sebesar Rp6.123.089.
b. Utang Sewa Pembiayaan
Rincian tingkat bunga efektif dan jatuh tempo utang sewa pembiayaan adalah
sebagai berikut:
Pembahasan:
Tingkat bunga efektif utang sewa pembiayaan tahun 2016 sebesar 4,9% - 7,7%
yang jatuh tempo pada tahun 2017 – 2019. Sedangkan tingkat bunga efektif
tahun 2017 sebesar 3,7% - 7,7% yang jatuh tempo pada tahun 2018 – 2020.
Rincian atas utang sewa pembiayaan adalah sebagai berikut:
Pembahasan:
Pada tahun 2016, pembayaran minimum utang sewa pembiayaan sebesar
Rp1.089.208 dan yang akan jatuh tempo dalam satu tahun sebesar Rp618.847.
Sisanya Rp470.361 merupakan utang sewa pembiayaan jangka panjang.
Sedangkan pada tahun 2017, pembayaran minimum utang sewa pembiayaan
sebesar Rp4.927.546 dan yang akan jatuh tempo dalam satu tahun sebesar
Rp2.876.517. Sisanya Rp2.051.029 merupakan utang sewa pembiayaan jangka
panjang.
Tahun 2017 – 2018
a. Biaya Sewa Dibayar Dimuka Jangka Panjang
Pembahasan:
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, amortisasi
atas biaya sewa dibayar di muka sama yaitu sebesar Rp6.123.089.
b. Utang Sewa Pembiayaan
Rincian tingkat bunga efektif dan jatuh tempo utang sewa pembiayaan adalah
sebagai berikut:
Pembahasan:
Tingkat bunga efektif utang sewa pembiayaan tahun 2017 sebesar 3,7% - 7,7%
yang jatuh tempo pada tahun 2018 – 2020. Sedangkan tingkat bunga efektif
tahun 2018 sebesar 4,2% - 7,6% yang jatuh tempo pada tahun 2019 – 2020.
Rincian atas utang sewa pembiayaan adalah sebagai berikut:
Pembahasan:
Pada tahun 2017, pembayaran minimum utang sewa pembiayaan sebesar
Rp4.927.546 dan yang akan jatuh tempo dalam satu tahun sebesar
Rp2.876.517. Sisanya Rp2.051.029 merupakan utang sewa pembiayaan jangka
panjang. Sedangkan pada tahun 2018, pembayaran minimum utang sewa
pembiayaan sebesar Rp2.164.154 dan yang akan jatuh tempo dalam satu tahun
sebesar Rp1.722.010. Sisanya Rp442.135 merupakan utang sewa pembiayaan
jangka panjang.
Tahun 2018 – 2019
a. Biaya Sewa Dibayar Dimuka Jangka Panjang
Pembahasan:
Untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, amortisasi atas
biaya sewa dibayar di muka sama yaitu sebesar Rp6.123.089.
b. Utang Sewa Pembiayaan
Rincian tingkat bunga efektif dan jatuh tempo utang sewa pembiayaan adalah
sebagai berikut:
Pembahasan:
Tingkat bunga efektif utang sewa pembiayaan tahun 2018 disajikan kembali
sebesar 4,2% - 12,98% yang jatuh tempo pada tahun 2019 – 2021. Sedangkan
tingkat bunga efektif tahun 2019 sebesar 4,2% - 12,98% yang jatuh tempo
pada tahun 2020 – 2021.
Rincian atas utang sewa pembiayaan adalah sebagai berikut:
Pembahasan:
Pada tahun 2018, pembayaran minimum utang sewa pembiayaan disajikan
kembali sebesar Rp2.319.889 dan yang akan jatuh tempo dalam satu tahun
sebesar Rp1.777.802. Sisanya Rp542.087 merupakan utang sewa pembiayaan
jangka panjang. Sedangkan pada tahun 2019, pembayaran minimum utang
sewa pembiayaan sebesar Rp100.159 dan yang akan jatuh tempo dalam satu
tahun sebesar Rp63.527. Sisanya Rp36.632 merupakan utang sewa
pembiayaan jangka panjang.
Pembahasan:
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019, amortisasi atas biaya
sewa dibayar di muka sebesar Rp6.123.089. Untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2020, tidak ada amortisasi atas biaya sewa dibayar dimuka.
Rincian tingkat bunga efektif dan jatuh tempo utang sewa pembiayaan adalah
sebagai berikut:
Pembahasan:
Tingkat bunga efektif utang sewa pembiayaan tahun 2019 sebesar 4,2% -
12,98% yang jatuh tempo pada tahun 2020 – 2021. Sedangkan tingkat bunga
efektif tahun 2020 sebesar 12,55% - 12,98% yang jatuh tempo pada tahun
2021.
Pembahasan:
Pada tahun 2019, pembayaran minimum utang sewa pembiayaan sebesar
Rp100.159 dan yang akan jatuh tempo dalam satu tahun sebesar Rp63.527.
Sisanya Rp36.632 merupakan utang sewa pembiayaan jangka panjang. Pada
tahun 2020, pembayaran minimum utang sewa pembiayaan sebesar Rp36.632
dan yang akan jatuh tempo dalam satu tahun sebesar Rp36.632. Pada tahun
2020 ini utang sewa pembiayaan jangka panjang habis atau nol.
3. Ekuitas Pemegang Saham
Tahun 2016
Pembahasan:
Pada tahun 2016, terdapat PT Elang Mahkota Teknologi Tbk dengan jumlah saham
yg disetor penuh sebesar Rp8.870.942.351 dengan presentase kepemilikan 60,671%
yg dimana menjadi pemegang saham terbesar dan tidak ada pemegang saham lain yg
memiliki presentase kepemilikan lebih dai 5%.
Tahun 2017
Pembahasan:
Pada tahun 2017, terdapat PT Elang Mahkota Teknologi Tbk mengalami kenaikan
jumlah saham yg disetor penuh sebesar Rp8.893.873.351 dengan presentase
kepemilikan 60,671% , tetapi terjadi penurunan untuk pemegang saham publik sekitar
Rp5.722.994.049 namun tidak berpengaruh pada sub total dan total akhir.
Tahun 2018
Pembahasan:
Pada tahun 2018, terdapat PT Elang Mahkota Teknologi Tbk mengalami kenaikan
jumlah saham yg disetor penuh sebesar Rp8.900.232.951 dengan presentase
kepemilikan 60,871% , tetapi terjadi penurunan untuk pemegang saham publik sekitar
Rp5.716.634.449 dengan presentase kepemilikan 39,098% namun tidak berpengaruh
pada sub total dan total akhir.
Tahun 2019
Pembahasan:
Pada tahun 2019, terdapat PT Elang Mahkota Teknologi Tbk mengalami kenaikan yg
cukup signifikan dengan jumlah saham yg disetor penuh sebesar Rp9.142.463.118
dengan presentase kepemilikan 62,081% , dan adanya pemegang saham baru sehingga
diperoleh total jumlah saham yg disetor penuh sebesar Rp14.774.672.301
Tahun 2020
Pembahasan:
Pada tahun 2020, terdapat PT Elang Mahkota Teknologi Tbk mengalami sedikit
penurunan dengan jumlah saham yg disetor penuh sebesar Rp9.020.667.128 dengan
presentase kepemilikan 71,306% , dan adanya jumlah saham yang diperoleh kembali
pada harga peroleh meningkat pesat dari tahun 2016-2020 sebesar Rp2.128.410.924
dengan total akhir jumlah saham yg disetor sebesar Rp14.779.091.301
Tahun 2020
Pembahasan:
Liabilitas atas imbalan pasca-kerja pada tanggal 31 Desember 2020 ditentukan
berdasarkan
penilaian aktuaris yang dilakukan oleh PT Dayamandiri Dharmakonsilindo, aktuaris
independen, berdasarkan laporannya tanggal 18 Januari 2021.
Asumsi-asumsi penting yang digunakan oleh aktuaris independen adalah
sebagai berikut:
Tingkat bunga/Discount rates : 6,00% - 7,40% per tahun (2021 dan 2020)
Tingkat kenaikan gaji per tahun : 6,00% per tahun (2021 dan 2020)
Usia pensiun/Retirement age : 55 tahun/55 years old
Tingkat cacat/Disability rate : 10% dari tingkat kematian/10% of mortality rate
Metode penilaian/Valuation method : Projected Unit Credit
Pensiun dini/pengunduran diri : 4% - 10% pada usia 25 - 45 dan berkurang secara
linear sampai dengan 1% pada usia 45 dan setelahnya
Tingkat kematian/Mortality rate : Tabel Mortalita IV Indonesia (TMI IV) (2021 dan
2020)
Perkiraan pengembalian ditentukan berdasarkan ekspektasi pasar untuk
pengembalian keseluruhan periode liabilitas dengan mempertimbangkan perpaduan
portofolio dari aset program. Hasil aktual aset program adalah Rp1,04 miliar untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020.
Beban imbalan pasca-kerja telah dibebankan pada operasi untuk periode enam
bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2021 dan 2020.
Pendapatan
dan
Keuntungan
Keuntungan 78.111.000 - - - -
Beban dan
Kerugian
Laba
Berulang
dan Tidak
Berulang
Pendapatan
Komprehensif
Pos Luar
Biasa
Keuntungan 35.148.761 (7.636.291) (10.179.316) (9.482.689) (9.467.664)
(kerugian)
atas liabilitas
imbalan kerja
- setelah
pajak
Pada tabel diatas menenjukan bahwa laba yang dihasilkan oleh PT Surya Citra
Media Tbk sebagian besar dari aktivitas operasi dan pos luar biasa hanya
menyumbang sebagian kecil. Sehingga, kinerja operasi perusahaan dapat
disimpulkan maksimal apabila dilihat dari sisi sumbangan pos luar biasa.
3. Pengakuan Pendapatan
Pendapatan terdiri dari nilai wajar imbalan yang diterima atau akan diterima
dari penjualan barang dan jasa dalam kegiatan kelompok usaha. Pendapatan
disajikan neto setelah dikurangi pajak pertambahan nilai,retur, potongan harga dan
diskon. Kelompok usaha mengakui pendapatan ketika jumlah pendapatan dapat
diukur secara andal, dan besar kemungkinan memperoleh manfaat ekonomis masa
depan yang mengalir ke entitas.
Pada 1 Januari 2020, perusahaan menerapkan PSAK 72, “Pendapatan dari
Kontrak dengan Pelanggan”, yaitu pengakuan pendapatan ketika kewajian
pelaksanaan telah dipenuhi dengan menyerahkan barang atau jasa yang dialihkan ke
pelanggan.
Pendapatan dari iklan televisi diakui pada saat iklan yang bersangkutan
ditayangkan. Uang muka yang diterima dari pelanggan dicatat sebagai bagian
dari akun “Liabilitas Lancar Lainnya” dalam laporan posisi keuangan
konsolidasaian.
4. Beban Ditangguhkan
Dalam Rupiah
Beban
Ditangguh
kan
Penyesuaian proforma yang dilakukan oleh PT Surya Citra Media Tbk sangat
maksimal apabila dilihat dari sisi peningkatan penjualan dari tahun 2016 sampai tahun
2020. Walaupun tingginya penjualan tersebut berbarengan dengan tingginya beban
pokok penjualan, sehingga tidak mencerminkan kinerja yang baik dari perusahaan
tetapi hanya mencerminkan adanya pemanfaatan dari penyesuaian proforma tersebut.
Imbalan
Kerja
Tambahan
Tahun Keterangan
Kenaikan/penurunan Dampak terhadap laba sebelum
dalam satuan point pajakak penghasilan
+100 (13.123.475)
2020
-100 13.123.475
+100 (114.741)
2019
-100 114.741
+100 (103.279)
2018
-100 103.279
+100 (620.969)
2017
-100 620.969
+100 (2.072.132)
2016
-100 2.072.132
Berdasarkan data tingkat suku bunga yang ditampilkan di atas dari tahun 2016
sampai tahun 2020 adalah terjadi fluktuasi yang cenderung naik secara signifikan di
tahun 2002. Hal tersebut berpengaruh pada laba sebelum pajak penghasilan pada
tahun 2020 lebih tinggi daripada tahun 2019 sebagai akibat dari beban bunga utang
bank dengan tingkat suku bunga mengambang yang lebih tinggi.
7. Pajak Penghasilan
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer aset dan
liabilitas antara pelaporan komersial dan pajak pada setiap tanggal pelaporan. Aset
pajak tangguhan diakui dengan metode liabilitas untuk seluruh perbedaan temporer
yang dapat dikurangan dan saldo rugi fiskal yang belum dikompensasikan, sepanjang
tersedia laba fiskal pada masa yang akan datang untuk mengkompensasi perbedaan
temporer dan rugi fiskal yang belum dikompensasikan.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur berdasarkan tarif pajak yang akan
berlaku pada tahun saat aset direalisasikan atau liabilitas diselesaikan berdasarkan
berdasarkan peraturan pajak yang berlaku atau secara subtantif telah diberlakukan
pada tanggal pelaporan posisi keuangan. pengaruh pajak terkait dengan penyisihan
untuk dan/atau pembalikan seluruh peredaan temporer selama periode berjalan,
termasuk pengaruh perubahan tarif pajak, diakui sebagai “Beban (manfaat) Pajak
Penghasilan Tangguhan” dan termasuk dalam laba atau rugi periode berjalan, keculai
untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya langsung dibebankan atau di kreditkan ke
ekuitas.
Keterangan 2020 2019 2018 2017 2016
Laba Sebelum
Pajak dan 1.488.100.052 1.373.065.504 1.969.018.654 1.782.043.501 2.003.341.864
Penyusutan
Beban
174.873.111 176.627.584 158.648.063 149.612.512 136.962.543
Penyusutan
Laba Sebelum
1.313.226.941 1.196.437.920 1.810.370.591 1.632.430.989 1.866.379.321
Pajak
Utang Pajak 175.486.096 72.115.583 58.992.955 64.290.800 95.026.700
Pajak
39.190.063 60.065.770 - - 3.624.339
Tangguhan
Pajak Provisi 214.676.159 132.181.353 58.992.955 64.290.800 98.651.039
Laba Neto 1.098.550.782 1.064.256.567 1.751.377.636 1.568.140.189 1.767.728.282
Laba Neto
Tanpa Pajak 1.059.360.719 1.004.190.797 1.751.377.636 1.568.140.189 1.764.103.943
Tangguhan