Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS KEUANGAN

PT NFC INDONESIA Tbk

Oleh :

SEKTOR TEKNOLOGI

NAMA :

Muchlis Adi Putra 210810301196


Nadia Talitha Suharsono 200810301143
Melinda Florensia Aili S. 200810301149

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2022
A. Informasi Umum Perusahaan
1. Latar Belakang

PT. NFC Indonesia Tbk (NFCX) bergerak di bidang layanan teknologi


informasi, digital, dan telekomunikasi. Produk utama perusahaan adalah
nfcxc.com, Oona TV, Tawarin.com, Selaluada.com. Perusahaan yang beralamat di
AXA Tower, 7th floor, Kota Kuningan, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav.18, Setiabudi,
Jakarta Utara, DKI Jakarta.

NFC Indonesia Tbk memilki beberapa jenis lini usaha yang berbasis teknologi
untuk penjualan barang dan jasa. Selain itu, perseroan pengembangkan teknologi
berbasis pemindaian kode batang untuk membantu pelaku usaha khususnya dan
masyarakat pada umumya untuk terjun memasuki gaya hidup digital yang mulai
berkembang. Beberapa produk yang dimiliki NFC sebagai berikut: 1.) Portal
Aggregator Pulsa Digital NFCXC.com, 2.) Portal e-commerce SelaluAda.com, dan
3.) Portal e-commerce barang bekas Tawarin.com.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham NFC Indonesia Tbk,
yaitu: PT Kresna Jubileum Indonesia (26,25%), PT Nusantara Teknologi Perkasa
(18,75%), M Cash Integrasi Tbk (MCAS) (15,00%), Kresna Graha Investama Tbk
(KREN) (7,50%) dan PT 1Inti Dot Com (7,50%).

2. Anak Perusahaan

No Nama Presentase (%)

1 PT Media Karya Nusantara 35

2 PT Abdi Anugerah Persada 50

3 PT Inova Duapuluh Duapuluh 50

4 PT Wicaksana Anugerah Nusantara 75

5 PT Mitra Wicaksono Hopindo 25

6 NFCX Media Teknologi 90

7 PT Oona Media Indonesia 51

8 PT Digital Mediatama Maxima 29,07


9 PT Digital Consumer Engagement 99

10 PT Digital Maxima Indonesia 99

11 PT Internet Omega Teknologi 50

12 PT Nusantara Xchange Indonesia 50

13 PT Anugrah Wicaksana Digital 31,5

14 PT Omega Kreasi Bersama 65

15 PT Nusantara Inti Karunia 90

16 PT Nusantara Semesta Mandiri 75

17 PT DMMX Media Maxima 99

B. Analisis Makro
PT. NFC Indonesia Tbk (NFCX) bergerak di bidang layanan teknologi
informasi, digital, dan telekomunikasi. Perusahaan yang belum terkenal di kalangan
masyarakat dan kurang memperlihatkan kinerja yang baik di laporan keuangan.
Produk utama dari NFCX adalah nfcxc.com, Oona TV, Tawarin.com,Selaluada.com.
Produk yang cukup asing di masyarakat Indonesia seperti Oona TV yang hanya
memperoleh rating 2,9 di playstore dan di download kurang lebih 50.000 pengguna
smartphone.

C. Analisis SWOT
STRENGH (KEKUATAN)
Bisnis utama NFCX saat ini adalah yakni phone credit exchange yang
merupakan platform market place pulsa digital dan Oona TV atau layanan streaming
TV digital. Perusahaan ini tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 12 Juli 2018.
PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) membukukan laba bersih sebesar Rp 15,76
miliar pada akhir 2018, atau meroket 24 kali lipat (24.141%) dari capaian tahun
sebelumnya yang hanya sebesar Rp 64,82 juta. Laporan keuangan NFCX
menunjukkan, melesatnya laba bersih sepanjang tahun lalu juga berimbas pada nilai
laba per saham yang naik menjadi Rp 72,22 dari tahun 2017 yang hanya Rp
4,67/saham.
WEAKNESS (KELEMAHAN)
Kelemahan dari PT NFC Indonesia Tbk terletak pada pemasaran yang
dilakukan dalam rangka memperkenalkan beberapa produk perusahaan di dalam
persaingan yang ketat. Pengenalan produk yang lambat kepada konsumen akan
memperlambat perusahaan untuk berkembang di masa mendatang. Apabila strategi
perusahaan secara berkelanjutan tidak maksimal maka tidak menutup kemungkinan
perusahaan akan bangkrut atau hanya dalam posisi tanpa perkembangan.
OPPORTUNITY (PELUANG)
PT NFC Indonesia Tbk. (NFCX), melalui anak usahanya Ideosource
Entertainment tengah menjajaki peluang kerja sama dengan layanan streaming
Vidio.com milik Grup Emtek dan Vision+ milik Grup MNC.Ideosource Entertaiment
telah memproduksi sebanyak 14 film hasil kolaborasi dengan berbagai rumah
produksi dan para sineas.
Dengan kerjasama yang dilakukan oleh PT NFC ini akan menjadikan
perusahaan ini memiliki peluang untuk semakin memperbesar nama perusahaan PT
NFC Indonesia Tbk. Dengan adanya kerja sama ini branding dari PT NFC juga
memiliki peluang untuk bisa meningkat.
THREAT (ANCAMAN)
PT NFC Indonesia Tbk mempunyai beberapa anak perusahahaan, namun
apabila perusahaan bergerak secara lambat di insudtri teknologi maka akan
mengalami kegagalan dalam bersaing dengan perusahaan pesaing yang lebih dahulu
mengadopi dan memanfaatkan teknologi.
Acaman seperti e-commerce yang cukup berat untuk bersaing dengan Gojek,
Grab dan Bukalapak tentunya akan memperlambat bisnis dari perusahaan. Produk
Oona Tv dengan pesaing seperti Mola Tv, Vidio dan lainnya akan memperlambat
perkembangan perusahaan apabila tidak bergerak cepat atau melakukann kerjasama
dengan pesaing.
STRATEGI UNTUK MENGHADAPI KOMPETITOR
PT NFC Indonesia menyiapkan anggaran modal sebesar 100 milyar pada tahun
2021 untuk bersiap melakukan pengembangan terhadap produk perusahaan. Dimana
tentunya dana yang disiapkan ini tentunya menjadi slaah satu strategi untuk
menghadapi kompetitor yang ada, khususnya kompetitor yang sudah memiliki nama
besar.
Kerjasama dengan Grup Emtek dan Vision+ menjadi salah satu strategi yang
digunakan untuk menghadapi kompetitor. Hal tersebut dikarenakan dengan adanya
kerja sama ini akan semakin memperbesar nama dari PT NFC Indonesia Tbk
(branding perusahaan).
D. Analisis Aktivitas Investasi
Dalam Rupiah

ANALISIS KAS 2020 2019 2018


DAN SETARA KAS

Kas dan setara kas 266.532.948.429 465.146.929.177 43.650.242.074

Jumlah aset lancar 1.117.816.587.759 1.257.937.730.321 518.994.146.417

Jumlah aset 1.403.992.329.735 1.341.118.244.979 531.535.643.965

Penjualan NETO 7.597.266.302.278 6.153.637.893.298 2.489.584.302.130

Jumlah liabilitas 337.680.268.108 282.957.848.823 79.794.022.982


jangka pendek

Rata-rata kas 365.839.938.803 254.398.585.625 -

ANALISIS

Year to Year Kas 266.532.948.429 465.146.929.177 (198.613.980.748)


dan Setara Kas

Analisis Trend 611% 1066% 100%


Angka indeks Kas

Common size kas to 19% 35% 8%


jumah aset

Common size kas to 24% 37% 8%


aset lancar

Perputaran kas 20 24 -

Berdasarkan data dari analisis kas dan setara kas, dapat dilihat jika terjadi
penurunan kas dan setara kas sebesar Rp198.613.980.748,00. Penurunan kas dan
setara kas terjadi pada periode 2019 ke periode 2020. Penurunan kas dan setara kas
tersebut bisa terbilang menurun drastis, dikarenakan mengalami penurunan sebesar
43% dari tahun sebelumnya.
Hal tersebut juga bisa dilihat pada analisis common size kas terhadap jumlah
aset dimana dari tahun 2018 ke tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 27%,
sementara dari tahun 2019 ke tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 16%.
Demikian pula hal yang sama terjadi pada analisis common size kas terhadap aset
lancar dimana menunjukkan hal yang serupa dimana pada tahun 2018 menuju 2019
mengalami peingkatan, sementara dari tahun 2019 menuju ke tahun 2020
mengalamani penurunan.
Hal serupa juga terlihat di perputaran kas dimana perputaran kas di tahun 2020
mengalami menurunan menjadi 20 kali, sementara perputaran kas di tahun 2019
adalah sebanyak 24 kali. Jika perputaran kas dikaitkan dnegan liabilitas jangka
pendek, maka semakin besar perputaran kas maka liabilitas jangka pendek nilainya
semakin kecil, hal tersebut dapat dilihat dimana liabilitas jangka pendek pada tahun
2019 lebih kecil dibandingkan pada tahun 2020.

Dalam Rupiah

ANALISIS PIUTANG 2020 2019 2018

Piutang usaha 156.620.099.632 166.965.903.740 110.133.346.070

Jumlah aset lancar 1.117.816.587.759 1.257.937.730.321 518.994.146.417

Penjualan NETO 7.597.266.302.278 6.153.637.893.298 2.489.584.302.130

Jumlah aset 1.403.992.329.735 1.341.118.244.979 531.535.643.965

Rata-Rata Piutang 161.793.001.686 138.549.624.905 -

ANALISIS

Year to Year Piutang 156.620.099.632 166.965.903.740 (10.345.804.108)

Analisis Trend Angka 142% 152% 100%


indeks Piutang

Common size piutang to 14% 13% 21%


aset lancar

Perputaran piutang 46 44 -
Berdasarkan analisis piutang terhadap Perusahaan NFC Indonesia Tbk dapat
dilihat jika piutang usaha perusahaan mengalami kenaikan dan penurunan. Dapat
dilihat melalui analisis year to year dimana pada tahun 2019 terjadi peningkatan
piutang usaha (Rp166.965.903.740,00) dimana di tahun sebelumnya piutang usaha
lebih kecil (Rp110.133.346.070,00). Namun pada tahun 2020 piutang usaha
perusahaan mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2019 yaitu menjadi
Rp156.620.099.632,00 (terjadi penurunan sebesar Rp10.345.804.108,00).
Sementara di analisis common size terhadap aset lancar menunjukkan jika
mengalami penurunan dan peningkatan dimana pada tahun 2019 mengalami
penurunan dibandingkan dengan tahun 2018. dan ditahun 2020 mengalami
peningkatan sebesar 1 persen dibandingkan dengan tahun 2019.
Sementara untuk analisis perputan piutang, perputan piutang pada tahun 2020
mengalami peningkatan menjadi 46 kali, dimana di tahun sebelumnya 2019
perputaran piutang hanya sebanyak 44 kali.

Dalam Rupiah

ANALISIS 2020 2019 2018


PERSEDIAAN

Persediaan 335.577.943.507 177.077.003.587 42.503.692.863

Penjualan NETO 7.597.266.302.278 6.153.637.893.298 2.489.584.302.130

Harga Pokok 7.493.529.427.508 6.044.671.612.386 2.449.230.092.040


Penjualan

Jumlah aset 1.403.992.329.735 1.341.118.244.979 531.535.643.965

Rata-rata 256.327.473.547 109.790.348.225 -


persediaan

ANALISIS

Year to year 335.577.943.507 177.077.003.587 158.500.939.920


persediaan

Analisis Angka 790% 417% 100%


trend persediaan

Common size 24% 13% 8%


persediaan ke total
aset

Perputaran 29 55 -
Persediaan

Berdasarkan analisis persediaan pada Perusahaan NFC Indonesia Tbk maka


dapat dilihat jika persediaan yang dimiliki oleh perusahaan terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun (2018-2020). Peningkatan persedian terbesar terjadi
di tahun 2019 dimana terjadi peningkatan sebesar 76%. Sementara peningkatan
persedian di tahun 2020 hanya terjadi sebesar 47%. Hal ini juga dapat dilihat pada
analisis angka trend persediaan dimana terus mengalami peningkatan yang signifikan
setiap tahunnya.
Pada analisis common size persediaan terhadap total aset juga mengalami
peningkat setiap tahunnya dimana pada tahun 2018 sebesar 8% lalu pada tahun 2019
meningkat menjadi 13%, dan pada tahun 2020 juga mengalami peningkatan menjadi
24%.
Namun di analisis perputaran persediaan terjadi penurunan yang awalnya
sebanyak 55 kali di tahujn 2019 menjadi sebanyak 29 kali di tahun 2020. Faktor yng
memungkinkan terjadinya penurunan perputaran persediaan adalah penjualan yang
sedang lemah atau tidak baik, atau terjadi masalah dengan barang yang akan dijual.

Dalam Rupiah

ANALISIS AKTIVA 2020 2019 2018


TETAP

Penjualan NETO 7.597.266.302.278 6.153.637.893.298 2.489.584.302.130

Jumlah aset tidak 286.175.741.976 83.180.514.658 12.541.497.548


lancar

Jumlah liabilitas 337.680.268.108 282.957.848.823 79.794.022.982


jangka pendek

Jumlah liabilitas 71.936.293.008 893.114.667 37.688.104.867


jangka panjang

Jumlah ekuitas 994.375.768.619 1.057.267.281.489 414.053.516.116

Laba 54.310.551.270 57.271.215.065 22.582.007.139


Rata-rata aktiva 184.678.128.317 47.861.006.103 -
tetap

ANALISIS

Year to year aktiva 286.175.741.976 83.180.514.658,00 202.995.227.318,00


tetap

Rasio aktiva tetap 0,8 0,3 0,2


terhadap hutang
jangka pendek

Rasio aktiva terhadap 0,29 0,07 0,03


ekuitas

Analisis angka trend 2282% 663% 100%


aktiva tetap

Perputaran aktiva 41 128


tetap

Rasio modal yang 3,7 12,7 36,01


didanai

Rasio Laba terhadap 0,3 1,2 -


aktiva tetap

Berdasarkan analisis aktiva tetap terhadap Perusahaan NFC Indonesia Tbk


terlihat jika aset tidak lancar terus mengalami peningkatan per tahunnya,dimana
liabilitas jangkka pendek juga terus mengalami peningkatan per tahunnya. Namun
berbeda dengan liabilitas jangka panjang yang mengalami peningkatan pada tahun
2019 tetapi kembali mengalami penurunan pada tahun 2020.
Rasio aktiva terhadap hutang jangka pendek juga mengalami peningkatan
dimana pada tahun 2018 sebesar 0,2, lalu pada tahun 2019 menjadi sebesar 0,3 dan
pada tahun 2020 meningkat menjadi sebesar 0,8. Hal yang serupa juga terjadi
terhadap rasio aktiva tetap terhadap ekuitas dimana juga sama-sama mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Pada analisis angka trend aktiva tetap terjadi kenaikan
yang sangat signifikan sebesar 2282% pada tahun 2020, dimana pada tahun 2019
hanya sebesar 663%.
Pada rasio modal yang didanai terlihat jika rasio mengalami menurunan dari
tahun 2018 sampai tahun 2020. Nilai rasio tertinggi berada pada tahun 2018 dimana
bisa diartikan jika pada tahun 2018 sebesar 36,01% aktiva tetap didanai oleh
komitmen jangka panjang baik investor ataupun kreditur. Sementara pada rasio laba
terhadap aktiva tetap terlihat mengalami penurunan yang awalnya pada tahun 2019
sebesar 1,2% menjadi sebesar 0,3%. Dimana data ini bisa menunjukkan jika laba yang
dihasilkan oleh PT NFC Indonesia Tbk mengalami penurunan, Hal tersebut juga
terlihat pada tabel data laba tahun 2020 yang mengalami penurunan dibandingkan
tahun 2019.

E. Analisis Aktivitas Pendanaan


1. Arus Kas Pendanaan
Pada aktivitas pendanaan laporan arus kas dari tahun 2017 hingga tahun 2020,
arus kas pendanaan neto mengalami perubahan yang signifikan. Pada tahun 2017,
PT NFC memiliki arus kas neto pendanaan sebesar Rp. 30.445.000 sedangkan pada
tahun 2018 mengalami kenaikan pesat pada arus kas pendanaan yaitu sebesar Rp.
327.098.647.105. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan tambahan modal
saham yang pada tahun 2017 sebesar Rp. 19.495.000.000 menjadi Rp.
46.666.750.000 pada tahun 2018. Tidak hanya itu, faktor yang meningkatkan arus
kas neto pendanaan karena adanya kenaikan yang sangat tinggi yaitu penerimaan
dari pihak berelasi yang pada tahun 2017 sebesar Rp. 10.950.000.000 kemudian
pada tahun 2018 sebesar Rp. 303.555.356.155. Pada tahun 2019, arus kas neto
pendanaan mengalami peningkatan yang sangat pesat sebesar Rp.
664.511.163.282. Angka ini sangat besar karena adanya penawaran umum saham
perdana dan entitas anak pada tahun 2019 yaitu sebesar Rp. 576.792.367.095 yang
tidak ada di tahun-tahun sebelumnya.
2. Liabilitas Jangka Pendek
Pada aktivitas pendanaan laporan arus kas dari tahun 2017 hingga tahun 2020,
penerimaan utang bank jangka pendek pada tahun 2018 adalah peningkatan yang
paling besar yaitu sebesar Rp. 28.750.000.000 dalam kurun waktu 4 tahun.
Penerimaan utang jangka pendek ini berasal dari PT Bank Mandiri Tbk. Utang
jangka pendek ini digunakan sebagai modal kerja operasional MKN, Entitas Anak.
Tidak hanya itu, penerimaan utang bank jangka pendek juga diterima dari PT Bank
CIMB Niaga Tbk pada tahun 2019 sebesar Rp. 25.000.000.000.
3. Liabilitas Jangka Panjang
Pada aktivitas pendanaan laporan arus kas dari tahun 2017 hingga tahun 2020,
penerimaan liabilitas dari bank jangka panjang hanya terdapat pada tahun 2020
sebesar Rp. 55.161.443.399. Adanya utang bank jangka panjang pada tahun 2020
dikarenakan Entitas Anak mendapatkan fasilitas pembiayaan investasi Ib MMQ
(Musyarakah Mutanaqisah), fasilitas pembiayaan langsung (uncommitted) dari PT
CIMB Niaga Tbk yaitu sebesar Rp. 66.250.000.000. Pinjaman ini digunakan untuk
pembelian aset MMQ berupa office space yang terletak di Mangkuluhur City
Office Tower One, lantai 18. Selain itu, Entitas Anak juga menerima fasilitas kredit
investasi dari PT Bank Central Asia Tbk sebesar Rp. 5.300.000.000. Pinjaman ini
digunakan untuk modal kerja.
4. Liabilitas Sewa
Liabilitas sewa juga menjadi faktor meningkatnya arus kas pendanaan pada PT
NFCX tahun 2020 yaitu sebesar Rp. 17.167.201.432. Pada tahun 2020 terdapat
sewa yang dilakukan perusahaan sebagai berikut:
a. Pada tanggal 31 Desember 2020, liabilitas sewa merupakan sewa bangunan
kantor di Mangkuluhur City dari PT Anugerah Teknologi Mandiri, pihak
berelasi, sebesar Rp17.167.201.432 atau setara dengan 4,19% dari total
liabilitas.
b. Grup memiliki kontrak sewa untuk bangunan kantor dan peralatan kantor yang
digunakan dalam operasinya. Bangunan kantor dan peralatan kantor memiliki
jangka waktu sewa masing-masing 5 tahun dan 2 tahun tanpa batasan atau
perjanjian yang diberlakukan dan mencakup opsi perpanjangan dan pemutusan
hubungan kerja. Pada tanggal 31 Desember 2020, nilai tercatat aset hak guna
adalah sebesar Rp15.822.539.606.
5. Ekuitas
Total dari keseluruhan ekuitas PT NFCX  yang terdapat pada laporan posisi
keuangan yang berada di bagian ekuitas, dapat dilihat bahwa setiap tahunnya
mengalami kenaikan yang cukup stabil. Pada tahun 2017 total dari ekuitas sebesar
Rp. 27.437.011.910 kemudian mengalami peningkatan yang sangat pesat sebesar
Rp. 412.622.208.487 pada tahun 2018. Dapat dilihat bahwa kenaikan ini
disebabkan oleh meningkatnya jumlah tambahan modal disetor yaitu sebesar Rp.
1.152.900.000 menjadi Rp. 283.081.137.931 pada tahun 2018. Namun, pada tahun
2018 hingga tahun 2020, tambahan modal disetor cukup stabil dan dapat dikatakan
sama. Faktor lain peningkatan ekuitas adalah modal ditempatkan dan disetor penuh
yaitu Rp. 20.000.000.000 dan pada tahun 2018 sebesar Rp. 66.666.750.000. Pada
setiap tahunnya, saldo laba mengalami kenaikan yang signifikan dikarenakan saldo
laba yang belum ditentukan penggunaannya terus meningkat.
F. Analisis Aktivitas Operasi
1. Pengukuran Laba
a. Pengukuran Laba Akuntansi
Dalam Rupiah
Keterangan 2020 2019 2018
Pendapatan
dan
Keuntungan
Pendapatan 7.595.985.567.743 6.014.182.565.367 2.489.674.657.427
Keuntungan 16.254.460.201 7.686.094.752 11.995.519.006
Beban dan
Kerugian
BPP (7.627.499.310.752 (6.090.917.564.727) 2.446.994.647.355
)
Kerugian (1.876.854.236) (34.007.389) (84.999.740)
b. Klasifikasi dan Pengukuran Laba Alternatif
Dalam Rupiah

Keterangan 2020 2019 2018


Laba Berulang dan
Tidak Berulang
Laba Bersih 54.310.551.27 57.271.215.065 22.415.131.090
Pendapatan 54.429.022.770 56.867.333.144 23.063.203.205
Komprehensif
Laba Operasi dan
Non Operasi
Laba Kotor 103.736.874.770 108.966.280.912 42.680.010.072
Laba Usaha 60.845.314.899 64.823.500.515 15.876.230.268
Pendapatan
Komprehensif
Laba Bersih 54.310.551.27 57.271.215.065 22.415.131.090
Laba Kotor 103.736.874.770 108.966.280.912 42.680.010.072

Tujuan utama dalam analisis adalah menentukan komponen permanen


atau berulang dari laba dilaporkan. Hal tersebut sangat penting untuk
memisahkan komponen berulang dan tidak berulang pada laba. Oleh karena
itu, identifikasi di atas menunjukkan pemisahan untuk keperluan analisis PT
NFC Indonesia Tbk.

2. Pos yang Tidak Berulang


Dalam Rupiah

Keterangan 2020 2019 2018


Pos Luar Biasa
Keuntungan - 4.241.221.854 7.218.347.536
pembelian dengan
diskon
Pendapatan bunga - - 4.777.171.470
deposito
Rugi pelepasan - (3.112.975.795) -
entitas anak
Liabilitas Imbalan 155.144.000 (84.733.000) 4.455.000
Kerja Karyawan
Efek Pajak Terkait (36.672.500) 21.183.250 (1.113.750)
Selisih kurs karena - - 644.730.865
penjabaran laporan
keuangan

Pada laporan keuangan PT NFC Indonesia Tbk,pos luar biasa menyumbang


kurang dari 6% pada tahun 2020,2019 dan 2018. Hal tersebut menenjukan laba yang
dihasilkan oleh perusahaan sebagian besar dari aktivitas operasi dan pos luar biasa
hanya menyumbang sebagian kecil. Sehingga, kinerja operasi perusahaan bisa
disimpulkan maksimal apabila dilihat dari sisi sumbangan pos luar biasa.

3. Pengakuan Pendapatan
PSAK 72 menetapkan satu model komprehensif untuk digunakan entitas dalam
akuntansi untuk pendapatan yang timbul dari kontrak dengan pelanggan. Pada saat
berlaku efektif, PSAK 72 akan menggantikan panduan pengakuan pendapatan saat ini
termasuk PSAK 23, “Pendapatan”, PSAK 34, “Kontrak Konstruksi” dan interpretasi
terkait.
Prinsip utama PSAK 72 adalah bahwa entitas harus mengakui pendapatan untuk
menggambarkan pengalihan barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan dalam
jumlah yang mencerminkan imbalan yang diperkirakan menjadi hak entitas dalam
pertukaran dengan barang atau jasa tersebut.Berdasarkan PSAK 72, entitas mengakui
pendapatan ketika (atau pada saat) kewajiban pelaksanaan terpenuhi, yaitu ketika
pengendalian barang atau jasa yang mendasari kewajiban pelaksanaan tertentu
dialihkan ke pelanggan.
Mulai tanggal 1 Januari 2020 pendapatan dari penjualan produk digital diakui
diakui pada saat pengendalian atas barang telah dialihkan, yaitu pada saat pelanggan
membeli barang. Pembayaran harga transaksi jatuh tempo segera pada saat pelanggan
membeli barang sesuai dengan persyaratan penjualan yang telah disepakat.
4. Beban Ditangguhkan
Dalam Rupiah

Keterangan 2020 2019 2018


Beban
Ditangguhkan
Penyesuaian - 34.318.619 383.995.064
proforma

Penyesuaian proforma yang dilakukan oleh PT NFC Indonesia Tbk sangat


maksimal apabila dilihat dari sisi peningkatan penjualan dari tahun 2018 sampai tahun
2020. Walaupun tingginya penjualan tersebut berbarengan dengan tingginya beban
pokok penjualan, sehingga tidak mencerminkan kinerja yang baik dari perusahaan
tetapi hanya mencerminkan adanya pemanfaatan dari penyesuaian proforma tersebut.
Penyesuaian proforma yang menghabiskan dana yang cukup kecil dengan
peningkatan penjualan yang tinggi mencerminkan pemanfaatan yang cukup maksimal
dari adanya proforma tersebut. Perusahaan berhasil meningkatkan nilai dari
perusahaan bagi di mata komsumen, debitur, kreditur dan investor yang ditunjukkan
dengan meningkatnya harga saham NFCX secara signifikan dari 2018 sampai 2020.

5. Imbalan Kerja Tambahan


Dalam Rupiah

Keterangan 2020 2019 2018


Imbalan Kerja
Tambahan
Liabilitas Imbalan 155.144.000 (84.733.000) 4.455.000
Kerja Karyawan
Efek Pajak terkait (36.672.500) 21.183.250 (1.113.750)

Imbalan kerja jangka pendek adalah imbalan kerja yang jatuh tempo dalam
jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan dan diakui pada saat pekerja
telah memberikan jasa kerjanya. Kewajiban diakui ketika karyawan memberikan jasa
kepada grup dimana semua perubahan pada nilai bawaan dari kewajiban diakui pada
laba rugi.
Grup mengakui kewajiban imbalan kerja yang tidak didanai sesuai dengan
Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003, tanggal 25 Maret 2003. Beban
pensiun berdasarkan program dana manfaat pasti Perusahaan ditentukan melalui
perhitungan aktual secara periodik dengan menggunakan metode projected-unit credit
dan menerapkan asumsi atas tingkat diskonto, imbal hasil atas aset program dan
tingkat kenaikan gaji.
Seluruh pengukuran kembali, terdiri dari keuntungan dan kerugian aktuarial,
dampak perubahan pada batas atas aset (jika ada) dan imbal hasil atas aset program
(tidak termasuk bunga), yang tercermin langsung dalam laporan posisi keuangan yang
dibebankan atau dikreditkan diakui dalam penghasilan komprehensif lain pada
periode terjadinya untuk mencerminkan liabilitas imbalan kerja karyawan yang diakui
pada laporan keuangan untuk mencerminkan nilai penuh dari defisit dan surplus
program. Pengukuran kembali diakui dalam penghasilan komprehensif lain tercermin
segera dalam saldo laba dan tidak akan direklasifikasi ke laba rugi.
Seluruh biaya jasa lalu diakui pada saat yang lebih dulu antara ketika
amandemen/kurtailmen terjadi atau ketika biaya restrukturisasi atau pemutusan
hubungan kerja diakui. Bunga neto dihitung dengan menggunakan tingkat diskonto
terhadap liabilitas imbalan kerja karyawan. Imbalan kerja karyawan dikategorikan
sebagai berikut:
a. Biaya jasa (termasuk biaya jasa kini, biaya jasa lalu serta keuntungan dan
kerugian kurtailmen dan penyelesaian).
b. Beban atau pendapatan bunga neto.
c. Pengukuran kembali.
6. Biaya Bunga
Risiko suku bunga adalah risiko dalam hal nilai wajar atau arus kas kontraktual
masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan suku
bunga pasar. Eksposur Grup yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait
dengan setara kas, deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya, utang bank
jangka pendek, utang bank jangka panjang, utang pembiayaan dan liabilitas sewa.
Grup memonitor secara ketat fluktuasi suku bunga pasar dan ekspektasi pasar
sehingga dapat mengambil langkah-langkah yang paling menguntungkan Grup secara
tepat waktu. Manajemen tidak menganggap perlunya melakukan swap suku bunga
saat ini.

Tahun 2020

Dalam Rupiah

Jatuh Tempo
Keterangan Tahun ke 1 Jatuh ke 2 Tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5 Total
Aset

Bunga Tetap

Bank dan Kas 259.490.360.451 259.490.360.451

Liabilitas

Bank 15.846.170.096 15.899.582.787 15.952.995.476 16.006.239.528 7.302.625.608 71.007.613.495


Pembiayaan 1.108.347.356 1.044.048.826 852.364.739 373.186.817 49.003.524 3.426.951.262
Sewa 4.398.409.729 3.887.514.821 4.252.190.527 4.629.086.355 - 17.167.201.432

Tahun 2019
Dalam Rupiah

Jatuh Tempo
Keterangan Tahun ke 1 Jatuh ke 2 Tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5 Total
Aset

Bunga Tetap

Bank dan Kas 459.124.152.170 459.124.152.170

Deposito 3.750.000.000 3.750.000.000

Liabilitas

Bank 3.750.000.000 3.750.000.000

Pembiayaan 522.160.000 143.766.667 665.926.667

Tahun 2018

Dalam Rupiah

Jatuh Tempo
Keterangan Tahun ke 1 Jatuh ke 2 Tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5 Total
Aset

Bunga Tetap

Bank dan Kas 565.735.143 565.735.143

Piutang pihak 7.956.725.433 32.428.900 7.989.154.333


ketiga
Piutang pihak 3.450.000.000 3.450.000.000
berelasi
Piutang lain-lain 660.312.000 660.312.000
Data bunga yang ditampilan di atas dari tahun 2018 sampai 2020 relatif kecil dari
pada kas dan setara ka yang dimiliki perusahaan. Hal ini menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam membayar bunga dari utang jangka panjang maupun jangka
pendek. Kemampuan perusahaan menunjukkan kinerja yang baik dan jauh dari
likuidasi, sehingga cukup meyakinkan apabila investor akan membeli saham NFCX
dalam jangka panjang.

7. Pajak Penghasilan
Kekurangan atau kelebihan pembayaran pajak badan dicatat sebagai bagian dari
beban pajak kini dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
konsolidasian. Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat surat ketetapan
pajak diterima. Jika Grup mengajukan keberatan, Grup mempertimbangkan apakah
besar kemungkinan otoritas pajak akan menerima keberatan tersebut dan
merefleksikan dampaknya terhadap liabilitas perpajakan Grup.
Pajak tangguhan diukur dengan metode liabilitas atas beda waktu pada tanggal
pelaporan antara dasar pengenaan pajak untuk aset dan liabilitas dengan nilai
tercatatnya untuk tujuan pelaporan keuangan. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk
semua perbedaan temporer kena pajak dengan beberapa pengecualian. Aset pajak
tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan rugi fiskal
apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba kena pajak pada masa
mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer dan rugi
fiskal.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan dihitung berdasarkan tarif yang akan
dikenakan pada periode saat aset direalisasikan atau liabilitas tersebut diselesaikan,
berdasarkan undang-undang pajak yang berlaku atau berlaku secara substantif pada
akhir periode laporan keuangan. Pengaruh pajak terkait dengan penyisihan dan/atau
pemulihan semua perbedaan temporer selama tahun berjalan, termasuk pengaruh
perubahan tarif pajak, dikreditkan atau dibebankan pada periode operasi berjalan,
kecuali untuk transaksi - transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau
dikreditkan pada penghasilan komprehensif lainnya atau langsung ke ekuitas.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan secara saling hapus saat hak yang
dapat dipaksakan secara hukum ada untuk saling hapus aset pajak kini dan liabilitas
pajak kini, atau aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan berkaitan dengan
entitas kena pajak yang sama, atau Grup bermaksud untuk menyelesaikan aset dan
liabilitas pajak kini dengan dasar neto.

Keterangan 2020 2019 2018


Laba Sebelum Pajak 66.713.992.328 74.588.825.391 28.079.889.576
dan Penyusutan
Beban Penyusutan 6.185.978.517 1.244.498.692 693.206.344
Laba Sebelum Pajak 60.528.013.811 73.344.326.699 27.386.683.232
Utang Pajak 4.303.628.782 15.238.358.092 6.791.496.376
Pajak Tangguhan 584.604.922 401.136.000 3.618.515.898
Pajak Provisi 4.888.233.704 15.639.494.092 10.410.012.274
Laba Neto 55.639.780.107 57.704.832.607 16.976.670.958
Laba Neto Tanpa 55.055.175.185 57.303.696.607 13.358.155.060
Pajak Tangguhan

Anda mungkin juga menyukai