Anda di halaman 1dari 9

COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting

Volume 7 Nomor 3, Tahun 2024


e-ISSN : 2597-5234

DU PONT SYSTEM ANALYSIS: FINANCIAL PERFORMANCE OF


TELECOMMUNICATION SUB-SECTOR COMPANIES LISTED ON THE BEI
FOR THE PERIOD 2020-2022

DU PONT SYSTEM ANALYSIS: KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SUB-


SEKTOR TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2020-
2022

Lia Uswatun Nuha*1, Sri Isnowati2


Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Stikubank, Kota Semarang1, 2
*e-mail: liauswatunnuha@gmail.com

ABSTRAK
Kinerja keuangan merupakan pemeriksaan terhadap keuangan suatu perusahaan untuk
mengetahui kemampuan manajer dalam menciptakan keuntungan bagi pemegang saham.
Berdasarkan analisis Du Pont System, penelitian ini bermaksud untuk menguji kinerja keuangan
perusahaan subsektor telekomunikasi yang terdaftar di BEI dalam rentang waktu 2020-2022.
Untuk menilai temuan penelitian, metodologi deskriptif diadopsi. Data sekunder berupa laporan
keuangan PT XL Axiata Tbk, PT Smartfren Telecom Tbk, PT Indosat Tbk, dan PT Telkom
Indonesia Tbk digunakan untuk menghasilkan data kuantitatif dengan skala numerik.
Berdasarkan temuan penelitian ini, PT XL Axiata Tbk dan PT Smartfren Telecom Tbk memiliki
kinerja keuangan yang buruk karena margin keuntungan penjualan dan total perputaran aset jauh
di bawah norma industri. Baru pada tahun 2020 PT Indosat Tbk mencapai hasil keuangan yang
buruk, namun pada tahun 2021 dan 2022 menghasilkan hasil keuangan yang kuat. PT Telkom
Indonesia Tbk memiliki kinerja keuangan yang solid karena margin keuntungan penjualan selalu
lebih tinggi dari rata-rata industri.

Kata kunci : Analisis Du Pont System; Kinerja Keuangan; Rasio Profitabilitas; Rasio Aktivitas;
Rasio Keuangan.

ABSTRACT
Financial performance is an assessment of a company's finances to see the manager's ability to
generate profits for shareholders. This research aims to analyze the financial performance of
telecommunications sub-sector companies listed on the IDX for the 2020-2022 using Du Pont
System Analysis. The method is descriptive analysis method. The type of research is quantitative
data with a numerical scale sourced from secondary data from the financial reports of PT XL
Axiata Tbk, PT Smartfren Telecom Tbk, PT Indosat Tbk, and PT Telkom Indonesia Tbk. Only in
2020 did PT Indosat Tbk achieve terrible financial results, but in 2021 and 2022 it produced
strong financial results. PT Telkom Indonesia Tbk has a solid financial performance since its
profit margin on sales is always higher than the industry average.are not good financial
performance because Profit Margin on Sales and Total Assets Turnover are below industry
standards. PT Indosat Tbk only in 2020 notsolid financial performance, whereas good financial
performance in 2021 and 2022. PT Telkom Indonesia Tbk has a strong financial performance
since its profit margin on sales is consistently higher than industry standards.

Keywords : Du Pont System Analysis; Financial performance; Profitability Ratio; Activity Ratio;
Financial Ratios.
COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting
Volume 7 Nomor 3, Tahun 2024
e-ISSN : 2597-5234

PENDAHULUAN untuk mengakomodasi arus informasi


Di Indonesia, perkembangan secara digital (Putri dan Ukhriyawati,
Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016). Persaingan ini ditandai dengan
(TIK) semakin pesat. Bukti kemajuan terdaftarnya 20 perusahaan
TIK dapat dilihat dari munculnya istilah telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia
masyarakat digital (Memah, dkk., 2023). (BEI) yaitu antaralain: Centratama
Masyarakat digital menjadi bukti Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT),
keberadaan manusia di mana metode Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI),
interaksi antarsesama yang secara Bakrie Telecom Tbk (BTEL), XL Axiata
langsung dipengaruhi oleh adanya Tbk (EXCL), Smartfren Telecom Tbk
teknologi informasi dan komunikasi (FREN ), Vision Telecommunications
(Isabella, dkk., 2023). Masyarakat telah Infrastructure (GOLD), Indosat Tbk
menyadari pentingnya teknologi sebagai (ISAT), First Media Tbk (KBLV), Link
proses pendistribusian informasi secara Net TMaharaksa Biru Energi Tbk
digital. Pendistribusian informasi secara (OASA), Mora Telematika Indonesia
digital dapat dengan mudah dilakukan Tbk (MORA), Gihon Telekomunikasi
dibanding secara manual tanpa Indonesia Tbk (GHON), Ketrosden
pemanfaatan teknologi. Distribusi Triasmitra Tbk (KETR), Dayamitra
informasi digital bukan serta-merta Telekomunikasi Tbk (MTEL), Jasnita
dilakukan begitu saja, namun harus Telekomindo Tbk (JAST), dan Sinergi
memanfaatkan jaringan internet. Inti Andalan Prima Tbk (INET).
Pemanfaatan jaringan internet Banyaknya pilihan perusahaan
guna melakukan distribusi informasi telekomunikasi menyebabkan adanya
sangat efisien dilakukan untuk saat ini. persaingan yang sangat kompetitif.
Menurut penelitian Isabella, dkk., (2023) Menurut Putri dan Ukhriyawati (2016),
proses penyampaian informasi ke saat ini perusahaan telekomunikasi
khalayak umum membutuhkan teknologi banyak merancang strategi khusus untuk
informasi berbasis digital yang dinilai menghadapi dunia bisnis yang semakin
mudah, ekonomis, dan cepat. kompetitif. Strategi tersebut di antaranya
Sebagaimana hasil survei oleh Asosiasi adalah memberikan layanan yang
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia terbaik, menawarkan harga yang
(APJII) bahwa pengguna internet di bersaing, dan meningkatkan kreativitas
Indonesia terus bertambah tiap tahunnya. produk yang ditawarkan.
Tahun 2018 pengguna internet sebanyak Keberhasilan strategi yang
171,17 juta mengalami peningkatan pada dilakukan oleh perusahaan
tahun 2019 – 2020 sebesar 15% menjadi telekomunikasi merupakan salah satu
196,71 juta pengguna. Begitu pula pada aspek yang mendorong investor untuk
tahun 2021 – 2022 pengguna internet menanamkan uangnya pada perusahaan.
mengalami peningkatan sebesar 7% dan Menurut Tarmizi dan Marlim (2016)
tahun 2022 – 2023 pengguna internet terdapat faktor lain yang digunakan oleh
mengalami peningkatan sebesar 3% dari investor untuk memilih menanamkan
tahun sebelumnya. modal di sebuah perusahaan, di
Peningkatan penggunaan internet antaranya adalah posisi keuangan dan
di Indonesia melatar belakangi kinerja keuangan. Hal ini diperlukan
persaingan ketat perusahaan oleh investor untuk memperkirakan
telekomunikasi yang menjadi penyedia kinerja perusahaan tersebut di masa yang
jasa layanan telekomunikasi sebagai alat akan datang. Sudiyatno dan Puspitasari
2024. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(3):3809-3817

(2010) menyatakan bahwa mengukur (ROE) perusahaan (Brigham dan Daves,


kinerja keuangan sangat penting 2007).
dilakukan guna melihat kemampuan Profit Margin on Sales
manajer dalam menjalankan tugas sesuai dipengaruhi oleh pendapatan bersih dan
yang diamanatkan oleh para pemilik total penjualan perusahaan, sehingga
perusahaan. Menurut Indarti dan dapat disimpulkan bahwa Profit Margin
Extaliyus (2013) kinerja keuangan on Sales juga meliputi beban yang
dinilai dapat menggambarkan hasil ditanggung oleh perusahaan. Semakin
keuntungan atau laba dari laporan besar pendapatan bersih daripada total
keuangan yang dicapai oleh perusahaan penjualan akan meningkatkan
melalui aktivitas yang telah dilakukan. kesuksesan finansial perusahaan. Total
Keuntungan atau laba yang efisien dan Assets Turnover dipengaruhi oleh total
efektif dapat dianalisis melalui laporan penjualan dan total aset yang mencakup
keuangan setiap perusahaan. Menurut aset lancar dan tidak lancar. Semakin
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) besar pendapatan keseluruhan suatu
informasi yang dapat kita ambil untuk perusahaan melebihi seluruh asetnya,
melihat status kinerja keuangan melalui maka akan semakin tinggi pula
laporan keuangan perusahaan. kenaikannya yang memiliki arti baik
Laporan keuangan dari perusahaan kinerja keuangannya dilihat berdasarkan
tidak dapat serta-merta digunakan perputaran penjualan terhadap total
sebagai bahan pengambilan keputusan. asetnya. Sedangkan Equity Multiplier
Perlu adanya analisis supaya hasil yang dipengaruhi oleh total aset dan total
diinginkan sesuai dan relevan untuk ekuitas.
kebutuhan pemakai. Menurut Sudiyatno Analisis tersebut dapat
(2013) laporan keuangan dapat dibuat diberlakukan untuk menganalisis Return
secara berkala dengan standar ketentuan on Assets dihitung dengan mengalikan
yang telah ditetapkan. Menurut margin keuntungan penjualan dengan
Romadoni dan Pradita (2022) laporan total perputaran aset. Hasil ROA
keuangan yang terdiri dari laporan arus dikalikan Equity Multiplier adalah
kas, laporan laba rugi, dan laporan posisi Return on Equity. Semakin besar nilai
keuangan, tercermin dalam laporan Return on Assets semakin baik
keuangan tahunan atau annual report perusahaan dalam mengelola aset untuk
yang dimanfaatkan sebagai input untuk menghasilkan laba. Semakin besar nilai
pengambilan keputusan. Menurut Return on Equity juga semakin baik
Brigham dan Houston (2018) untuk untuk para investor. Melalui ini investor
mengukur kinerja melalui laporan diharapkan dapat menilai perusahaan
keuangan dapat menggunakan beberapa telekomunikasi yang mana dapat
analisis di antaranya adalah Trend memberikan hasil maksimal bagi
Analysis, Benchmarking, Percent mereka. Selain itu, hasil Return on
Change Analysis, Common Size Equity juga dapat dimanfaatkan oleh
Analysis, Ratio Analysis, dan Sistem Du investor untuk mengevaluasi kinerja
Pont. Analisis Du Pont digunakan dalam keuangan perusahaan.
penelitian ini untuk mengukur Beberapa temuan penelitian yang
keberhasilan finansial yang dirancang menyelidiki kinerja keuangan
untuk menunjukkan hasil perkalian perusahaan sub-sektor telekomunikasi di
antara Profit Margin on Sales, Total negara maju dan berkembang
Assets Turnover, dan Equity Multiplier, memberikan hasil yang berbeda..
dalam menentukan Return on Equity Penelitian kinerja keuangan yang

3811
2024. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(3):3809-3817

dilakukan di negara maju oleh Olulu- peneliti ambil untuk sampel penelitian
Briggs dan Wobo (2022) menunjukkan ini dapat dilihat pada Tabel 1. sebagai
hasil bahwa rasio kas dan setaranya berikut:
terhadap penjualan dan Kewajiban
lancar mempunyai pengaruh negatif dan Tabel 1. Proses Seleksi Sampel
kecil terhadap ROE. sedangkan rasio kas Penelitian
dan rasionya setara dengan total aset Kriteria Sampel Jumlah
mempunyai pengaruh positif namun tak 1) Perusahaan yang 20
banyak bagi ROE. terdaftar di Bursa Efek
Sedangkan hasil dari penelitian di
Indonesia (BEI) sebagai
negara berkembang juga terdapat
kesenjangan hasil penelitian mengenai subsektor telekomunikasi
kinerja keuangan perusahaan sub-sektor 2) Perusahaan sub sektor 12
telekomunikasi dari tahun sebelumnya. telekomunikasi yang
Hasil penelitian di Indonesia sangat memiliki papan
bervariatif yang selanjutnya diolah untuk pencatatan utama di
menjadi research gap. Hasil Anggraini
(BEI)
(2013) menghasilkan penelitian yang
menunjukkan kondisi kinerja keuangan 3) Perusahaan subsektor 4
yang menguntungkan, seperti yang telekomunikasi yang
dilakukan Gitayuda dan Purnomo terdaftar di (BEI) dengan
(2020). Menurut temuan penelitian bidang usaha penyediaan
kondisi kinerja keuangan yang fluktuatif jasa telekomunikasi.
dilakukan oleh Dewi (2018) dan
penelitian yang dilakukan oleh Rahmani Jenis dan Sumber Data
dan Mauluddi (2020). Sedangkan hasil Penelitian ini menggunakan data
penelitian yang menunjukkan kondisi kuantitatif dalam skala numerik yang
keuangan yang kurang baik dilakukan dipadukan dengan metodologi
oleh Anisa dan Ali (2021) dan penelitian deskriptif. Sedangkan data yang
yang dilakukan oleh Bong, dkk (2020). digunakan adalah data sekunder yang
diperoleh dari laporan keuangan tahunan
METODE PENELITIAN perusahaan PT XL Axiata Tbk, PT
Populasi dan Sampel Smartfren Telecom Tbk, PT Indosat
Menurut Sugiyono (2013) Tbk, dan PT Telkom Indonesia Tbk
menjelaskan bahwa suatu populasi dan periode 2020 - 2022 yang dipublikasikan
sampel penelitian merupakan dua hal langsung oleh pihak Indonesia. Bursa
yang berbeda. Populasi memiliki arti Efek (BEI) dan website resmi masing-
wilayah batasan umum yang memiliki masing perusahaan.
karakteristik khusus yang dipilih untuk
menjadi kesimpulan. Populasi penelitian Definisi Operasional dan Pengukuran
ini terdiri dari perusahaan sub-sektor Variabel
telekomunikasi yang terdaftar di BEI Penelitian ini mengacu pada
sejumlah 20 perusahaan. Sedangkan Brigham dan Daves (2007) dalam
sampel menjadi bagian dari wilayah atau mendefinisikan variabelnya, yaitu:
besarnya populasi. Sampel dari 1) Profit Margin on Sales merupakan
penelitian diambil berdasarkan teknik analisis rasio profitabilitas yang
non-probability sampling dengan teknik mengukur tingkat keuntungan bersih
purposive sampling. Kriteria yang

3812
2024. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(3):3809-3817

perusahaan berdasarkan penjualan ditunjukkan pada Gambar 1. di bawah


dengan rata-rata standar industri 5%. ini:

𝑁𝑒𝑡 𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 𝑡𝑜 𝑐𝑜𝑚𝑚𝑜𝑛 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟𝑠


𝑃𝑀𝑆 =
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

2) Total Assets Turnover menjadi salah Gambar 1. Model Penelitian Du Pont


satu pemeriksaan rasio manajemen System
aset yang digunakan untuk merotasi
seluruh aset perusahaan yang HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan melalui cara membagi Profit Margin on Sales
penjualan dengan total aset Profit Margin on Sales Perusahaan
perusahaan. Rata-rata industri untuk Sub-Sektor Telekomunikasi dapat dilihat
mengukur Total Assets Turnover pada Gambar 2.:
adalah 1,8 kali.

𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
𝑇𝐴𝑇 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

3) Return on Assets adalah analisis rasio


keuntungan yang dihitung dengan
mengalikan margin keuntungan
penjualan dengan total perputaran
aset. Standar industri untuk menilai
ROA adalah 9%.
Gambar 2. Profit Margin on Sales
𝑅𝑂𝐴 = 𝑃𝑀𝑆 × 𝑇𝐴𝑇
Berdasarkan Gambar 2. Profit
4) Analisis Equity Multiplier digunakan Margin on Sales PT XL Axiata Tbk
untuk menilai aset suatu perusahaan tahun 2020 – 2022 secara keseluruhan
yang berasal dari ekuitas daripada masih di bawah standar industri,
utang. Menurut Dewi (2018) Equity sehingga dalam kurun waktu tiga tahun
Multiplier memiliki rata-rata industri tersebut gambar di atas dari PT XL
sebesar 0,4 kali. Axiata Tbk dalam kondisi buruk. Begitu
juga PT Smartfren Telecom Indonesia
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑀𝑢𝑙𝑡𝑖𝑝𝑙𝑖𝑒𝑟 = Tbk di 2020 – 2021 masih di bawah
𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
standar industri dan nilainya negatif,
5) Return on Equity merupakan salah sehingga Profit Margin on Sales PT
satu analisis rasio profitabilitas yang Smartfren Telecom Indonesia Tbk tahun
diukur dari hasil perkalian antara 2020 – 2021 dalam kondisi buruk.
ROA dengan Equity Multiplier yang Sedangkan pada tahun 2022, dari gambar
menggunakan standar industri 15%. di atas PT Smartfren Telecom Indonesia
Tbk berhasil melampaui standar industri,
𝑅𝑂𝐸 = 𝑅𝑂𝐴 × 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑀𝑢𝑙𝑡𝑖𝑝𝑙𝑖𝑒𝑟 sehingga PT Smartfren Telecom
Indonesia Tbk tahun 2022 dalam kondisi
Model Penelitian baik. PT Indosat Tbk tahun 2020 masih
Model bagan penelitian yang di bawah standar industri dan nilainya
digunakan dalam penelitian ini negatif, sehingga Profit Margin on Sales
PT Indosat Tbk tahun 2020 dalam

3813
2024. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(3):3809-3817

kondisi buruk. Sedangkan pada tahun Telekomunikasi:


2021 – 2022 Profit Margin on Sales PT
Indosat Tbk berhasil melampaui standar
industri, sehingga Profit Margin on
Sales PT Indosat Tbk di 2021 – 2022
dalam kondisi baik. Bergitu juga dengan
PT Telkom di Indonesia Tbk tahun 2020
– 2022 secara keseluruhan melampaui
standar industri, sehingga dalam kurun
waktu tiga tahun tersebut dari gambar di
atas perusahaan Telkom di Indonesia Gambar 4. Return on Assets
Tbk dalam kondisi baik.
Dari Gambar 4. tersebut didapat
Total Assets Turnover data tahunan perusahaan XL Axiata Tbk
Total Assets Turnover berdasarkan 2020 – 2022 secara keseluruhan masih di
Gambar 3. menggambarkan Perusahaan bawah standar industri, sehingga dalam
Sub-Sektor Telekomunikasi: kurun waktu tiga tahun tersebut Return
on Assets perusahaan tersebut dalam
kondisi buruk. Sejalan dengan itu,
Perusahaan Smartfren Telecom
Indonesia Tbk tahun 2020 – 2022 secara
keseluruhan juga masih di bawah standar
industri, sehingga dalam kurun waktu
tiga tahun tersebut dalam kondisi buruk.
Sedangkan pada PT Indosat Tbk hanya
di tahun 2020 di bawah standar industri
Gambar 3. Total Assets Turnover dan nilainya negatif, namun pada tahun
2021 berhasil melampaui standarisasi
Gambar 3. menggambarkan total dari industri sehingga dalam kondisi
perputaran aset dari perusahaan- yang baik. Kemudian, pada tahun 2022,
perusahaan yang telah disebutkan untuk Return on Assets PT Indosat Tbk
dianalisis. Pada tahun 2020 – 2022 kembali berada di bawah standar
secara keseluruhan seluruh sampel industri, yang menandakan Return on
masih di bawah standar industri, Assets PT Indosat Tbk berada dalam
sehingga dalam kurun waktu tiga tahun kondisi yang buruk. Selanjutnya PT
tersebut Total Assets Turnover Telkom Indonesia Tbk secara berturut-
perusahaan sampel dalam kondisi buruk. turut 2020 – 2022 secara keseluruhan
melebihi norma industri, menandakan
Return on Assets hal tersebut dalam kondisi baik untuk
Gambar 4. menggambarkan Return on periode tiga tahun tersebut.
Assets Perusahaan Sub-Sektor
Equity Multiplier
Equity Multiplier Gambar 5.
menggambarkan Perusahaan Sub Sektor
Telekomunikasi:

3814
2024. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(3):3809-3817

negatif, menandakan bahwa Return on


Equity dalam kondisi yang buruk.
Sementara itu, pada tahun selanjutnya
dapat melebihi norma industri terjadi
pada 2021 dan 2022, hal ini
menunjukkan bahwa Return on Equity
PT Indosat Tbk pada tahun 2021 dan
2022 berada dalam kondisi yang baik.
Sedangkan pada PT Telkom Indonesia
Gambar 5. Equity Multiplier Tbk dalam kurun waktu tiga tahun selalu
melebihi norma industri yang
Berdasarkan Gambar 5. Equity menunjukkan bahwa perusahaan telkom
Multiplier perusahaan diatas di 2020 – berada dalam kondisi yang baik.
2022 secara keseluruhan melampaui
standar industri, sehingga dalam kurun PENUTUP
waktu tiga tahun tersebut Equity Berdasarkan hasil yang telah dijelaskan,
Multiplier perusahaan sampel dalam dapat disimpulkan bahwa kinerja
kondisi baik. keuangan usaha sub sektor
telekomunikasi yang terdaftar di Bursa
Return on Equity Efek Indonesia tahun 2020 – 2022
Return on Equity Sektor Telekomunikasi ditetapkan sebesar:
dapat dilihat pada Tabel 6.: 1. Perusahaan Smartfren maupun XL
Axiata berkinerja buruk secara
finansial.
2. PT Indosat Tbk hanya mencatatkan
kinerja keuangan buruk pada tahun
2020, sedangkan pada tahun 2021
dan 2022 memiliki kinerja keuangan
yang solid.
3. PT Telkom Indonesia Tbk memiliki
rekam jejak keuangan yang solid.
Hasil analisis kinerja keuangan
Gambar 6. Return on Equity didapatkan Perusahaan telkom saja yang
memiliki kemampuan keuangan kuat
Berdasarkan Gambar 6. Return on dikarenakan Return on Assets juga
Equity PT XL Axiata Tbk pada tahun Return on Equity selalu lebih tinggi dari
2020 – 2022 masih di bawah standar standar industri, ini menjadi pilihan yang
industri, hal ini menunjukkan bahwa baik bagi para investor untuk
Return on Equity PT XL Axiata Tbk menanamkan modal di PT Telkom
berada dalam kondisi yang buruk selama Indonesia Tbk. Sedangkan PT Indosat
tiga tahun tersebut. Begitu juga dengan mempunyai kemampuan keuangan kuat
PT Smartfren Telecom Tbk pada 2020 – di 2021-2022, walaupun masih belum
2022 secara keseluruhan masih di bawah stabil atau berubah. Lalu ada PT XL
standar industri, sehingga dalam kurun Axiata Tbk dan PT Smartfren Telecom
waktu tiga tahun tersebut dalam kondisi Tbk yang mendapat kemampuan dalam
buruk. Berbeda dengan keduanya, pada keuangan buruk karena Return on Assets
2020 PT Indosat Tbk masih berada di dan Return on Equity selalu di posisi
bawah standar industri dan bernilai

3815
2024. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(3):3809-3817

bawah dari industri yang telah di kepemilikan, dan ukuran


standardisasi. perusahaan terhadap kinerja
keuangan. Jurnal Bisnis dan
DAFTAR PUSTAKA Ekonomi, 20(2).
Anggraini, F. P. (2013). Analisis Return Isabella, I., Iriyani, A., dan Lestari, D. P.
on Investment (ROI) dan Residual (2023). Literasi Digital sebagai
Income (RI) Dengan Du Pont Upaya Membangun Karakter
System untuk Mengukur Kinerja Masyarakat Digital. Jurnal
Keuangan Perusahaan (Studi pada Pemerintahan Dan Politik, 8(3),
perusahaan telekomunikasi yang 167-172.
tergabung Indeks LQ 45 di Bursa Memah, G., Mangantar, M., dan Untu,
Efek Indonesia Periode 2008-2012). V. N. (2023). Analisis Komparatif
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 2(1). Kinerja Keuangan Sebelum dan
Anisa, N., dan Ali, A. (2021). Analisis Saat Masa Pandemi Covid–19 pada
Kinerja Keuangan Dengan Metode Sektor Telekomunikasi yang
Dupont Pada PT. Telekomunikasi Tercatat di Bursa Efek Indonesia
Indonesia (Persero) Tbk. Periode (BEI)(2017–2020). Jurnal EMBA:
2015-2019. Jurnal Manajemen, Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen,
1(1), 31-40. Bisnis dan Akuntansi, 11(1), 1085-
Bong, V., Panjaitan, F., dan Astuti, N. 1093.
(2020). Analisis Kinerja Keuangan Olulu-Briggs, O. V., dan Wobo, H. O.
Perusahaan dengan Metode Du Pont (2022). Cash positioning and
System pada PT Indosat Tbk financial performance of
(Periode Tahun 2014–2018). Jurnal telecommunication firms in Nigeria.
Akuntansi Bisnis Dan Keuangan, Nigerian Journal of Management
7(1), 56-63. Sciences Vol, 23(1).
Brigham, E. F., dan Daves, P. R. (2007). Putri, R. W., dan Ukhriyawati, C. F.
Intermediate financial management. (2016). Pengaruh Likuiditas,
Thomson Learning. Leverage dan Profitabilitas terhadap
Brigham, E. F., dan Houston, J. F. Hasil Perusahaan pada Perusahaan
(2018). Manajemen Keuangan. Telekomunikasi yang Terdaftar di
Buku 1 edisi 14. Jakarta: Salemba Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-
empat. 2014. Bening, 3(1).
Dewi, M. (2018). Analisis kinerja Rahmani, S. A., dan Mauluddi, H. A.
keuangan perusahaan dengan (2020). Analisis Kinerja Keuangan
menggunakan du pont system pada Perusahaan dengan Menggunakan
PT. Indosat, Tbk. Jurnal Penelitian Du Pont System. Journal of Applied
Ekonomi Akuntansi (JENSI), 2(2), Islamic Economics and Finance,
117-126. 1(1), 225-232.
Gitayuda, M. B. S., dan Purnomo, A. S. Romadoni, D. S., dan Pradita, N. (2022).
D. (2020). Du Pont System: Pengaruh Kepemilikan Manajerial,
Comparative Study Of Financial Komisaris Independen dan
Performance PT. Indosat Tbk and Kepemilikan Konstitusional
PT. XL Axiata Tbk. Jurnal Studi terhadap Kinerja Keuangan
Manajemen Dan Bisnis, 7(1), 23-29. Perusahaan. Jurnal Pendidikan
Indarti, M. K., dan Extaliyus, L. (2013). Tambusai, 6(2), 15203-15215.
Pengaruh Corporate Gorvernance Sudiyatno, B. (2013). Pengaruh risiko
Preception Index (CGPI), struktur kredit dan efisiensi operasional

3816
2024. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(3):3809-3817

terhadap kinerja bank (Studi


Empirik pada bank yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia). Jurnal
Organisasi dan Manajemen, 9(1),
73-86.
Sudiyatno, B., dan Puspitasari, E.
(2010). Tobin's q dan altman z-score
sebagai indikator pengukuran
kinerja perusahaan. Kajian
Akuntansi, 2(1), 247233.
Sugiyono. (2013.). Metode Penelitian
kuantitatif, kualitatif dan R dan D /
Sugiyono. Bandung: Alfabeta,.
Tarmizi, R., dan Marlim, M. (2016).
Analisis du pont system dalam
mengukur kinerja keuangan
perusahaan (studi kasus pada
perusahaan telekomunikasi yang
terdaftar di bursa efek Indonesia
periode 2012-2014). Jurnal
Akuntansi dan Keuangan
Universitas Bandar Lampung, 7(2),
96231.

3817

Anda mungkin juga menyukai