Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor industri di negara Indonesia saat ini sedang mengalami

perkembangan yang sangat signifikan serta situasi ekonomi yang cenderung

berubah-ubah. Oleh karena itu, terjadi persaingan yang begitu ketat antar

perusahaan. Akibatnya, terjadi kerugian yang cukup banyak bagi para

perusahaan serta tidak sedikit perusahan yang harus menutup perusahaanya

akibat dari ketidakmapuan dalam mengatur keuangannya. Ketatnya

persaingan yang telah terjadi, menuntut para perusahaan harus pintar-pintar

mengatur strategi keuangannya baik secara efektif maupun efisien agar

berada pada posisi yang stabil dan kompetitif serta dapat bertahan dan

tumbuh dengan nilai perusahaan yang baik, yang menjadi prioritas bagi

investor untuk menamakan modalnya di perushaan yang dipilihnya

(Khoiriyah, 2018).

Seiring perkembangan sains dan teknologi yang begitu cepat,

pengguna internet serta komputer (gadget) mengalami peningkatan yang

begitu pesat pula, tidak dipungkiri adanya hal tersebut dapat membantu

aktifitas serta pekerjaan manusia. Oleh karena itu, teknologi yang canggih

dapat mempengaruhi keberhasilan kinerja para pegawai. Teknologi yang

mumpuni dan canggih dapat membantu para perusahaan memproduksi

berbagai informasi secara tepat waktu dan akurat yang nantinya dipergunakan

1
2

sebagi pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang efektif. (Mellinda,

2017).

Tujuankeberadaanperusahaan adalah untuk mengoptimalkannilai

perusahaan itu sendiri. Semakin baik nilai perusahaan,secara otomatisakan

integraldengan tingkat returnsaham yang diharapkan pemegang saham.

Suharli (2006) dalam (Duhita & Chabachib, 2019) menjelaskan bahwasanya

appraisal company atau lembaga penilailah yang akan menetapkan nilai

perusahaan , bagi perusahaan yang tergolong bersifat privat. Sementara itu,

bagi para perusahaan yang akan mengubah status perusahaannya berubah

menjadi go public, nila suatu perusahaan bisa menjadi suatu indikasi tentang

bagaimana keadaan suatu perusahaan tersebut bagi para calon investornya.

Tujuan keberadaan perusahaan adalah untuk mengoptimalkan nilai-

nilai perusahaan tersebut. Apabila nilai suatu perusahaan kian membaik,

secara otomatis akan integral terhadap return saham yang diinginkan oleh

pemilik saham. (Duhita & Chabachib, 2019) menjelaskan bahwasanya suatu

perusahaan yang berkategori privat, penetapan nilai-nilai perusahaannya akan

dilakukan oleh appraisal company atau bisa disebut lembaga penilai.

Sementara itu, bagi para perusahaan yang akan mengubah status

perusahaannya berubah menjadi go public, nila suatu perusahaan bisa

menjadi suatu indikasi tentang bagaimana keadaan suatu perusahaan tersebut

bagi para calon investornya. Berdasarkan data yang diperoleh berupa data

statistik dari Kemenperin menginformasikan terdapat kenaikan yang

2
3

signifikan pada industri dibidang teknologi sebesar 41% tiap tahunnya

dibandingkan dengan sektor lainnya (Patricia & Bangun, 2018).

Pada tahun 2022 di (market cap) Bursa Efek Indonesia (BEI) saham di

sektor teknologi diperkirakan sampai 15-20 % dari keseluruhan total yang

beredar di pasar, hal ini menujukan kenaikan yang begitu pesat apabila di

bandingkan pada tanggal 28 Desember 2021 yang hanya mencapai 4,3% saja.

Kenaikan nilai pasar sektor teknologi disebabkan penawaran umum

perdana atau (IPO) saham unicorn serta decacorn sebagai contoh misalnya si

Cepat, Blibli, GoTo serta Traveloka, dengan perkiraan IHSG Naik 7,6%

menjadi 7.000 di tahun depan, dari perkiraan akhir 6.500 pada tahun 2021,

penguasaan pasar teknologi diperkirakan sekitar Rp 1.320-1.760 triliun,

sedangkan pada penutupan sebelumnya hanya mencapai Rp 358 triliun, hal

ini menunjukan kenaikan mencapai 268-391%. Kondisi yang demikian

memungkinkan saham ini menjadi nomor dua di pasar BEI dan menjadi salah

satu posisi di puncak serta mengalahkan saham dengan eksposur komoditas,

industri, utilitas, energi, manufaktur, produk industri dan non-komersial.

(Kurniawan , 2021 ).

Tabel 1. 1.
Kapasitas Pasar Saham Teknologi per Tanggal 25 Januari - 28 Desember 2021
Sektor Usaha Bulan

25 Januari 2021 28 Desember 2021

Keuangan 2.710,6 3.186,5

Barang Konsumen Primer 1.178,0 1.043,5

3
4

Barang Baku 871,4 903,7

Infrastruktur 601,4 854,3

Energi 370,1 566,5

Perindustrian - 389,5

Barang Konsumen Non-Barang 305,2 370,7

Teknologi 33,1 358,8

Kesehatan 232,2 251,9

Properti & Real Estate 289,2 244,2

Transportasi & Logistik 26,6 84,7

Sumber : BEI Berita Satu Research

Pada tahun 2021, di BEI saham dibidang teknologi berada di puncak

gain tercatat Per tanggal 28 Desember 2021, gain IDX pada bidang teknologi

berkisar 67%, apabila dilihat dari IHSG maka jauh di atasnya prosentasenya

hanya berkisar 10,3%. Tidak hanya itu, LQ45 yang merupakan salah satu

saham yang berada dilevel atas indeksnya hanya mengalami kenikan sebesar

0,23%. IDX pada bidang transportasi serta Logistik posisinya berada di

peringkat kedua dengan prosentase sekitar 69,78%, kemudian di bidang

energi berkisar 48,5%, serta bidang Finansial berkisar sebesar 22,43%.

Namun dengan meningkatnya investasi pada industri teknologi pada

faktanya tidak menjamin para perusahaan yang bergerak di bidang ini

mempunyai penilaian perusahaan yang bagus atau tinggi. Pada tahun 2021 di

BEI setidaknya terdapat 12 sektor, diantaranya adalah sektor logistik, sektor

infrastruktur, sektor transportasi, sekor property/real estate, sektor teknologi,

4
5

sektor keuangan, sektor barang konsumsi non-primer, sektor kesehatan,

sektor barang konsumsi barang baku, sektor primer, sektor perindustrian,

sektor energi dan produkproduk investasi yang tercatat.Di bawah ini disajikan

data yang memperlihatkan bagaimana keadaan nilai perusahaan sub-sektor

teknologi yang ada di BEI pada periode 2020 hingga periode 2021.

Tabel 1. 2
Rata-rata Nilai Perusahaan Sektor Teknologi di BEI Periode Tahun 2020-2021
Tahun 2020 2021

Rata-rata PBV 2,09 2,54

Sumber: IDX Annually Statistic (diolah 2022)

Nilai perusahaan sangat dipengaruhi secara signifikan oleh turun dan

naiknya harga saham, walupun hal ini bukan faktor penentu satu-satunya.

Ada berbagai faktor lainnya yang memiliki pengaruh bagi nilai perusahaan

sebagai contoh misalnya keputusan berinvestasi, adalah keputusan yang telah

disepakati oleh masing-masing perusahaan di dalam membelanjakan

anggaran atau dana yang ia miliki berupa aset-aset tertentu dengan tujuan

memperoleh laba diera mendatang. Kemudian profitabilitas, ukuran

perusahaan serta leverage merupakan lain yang memiliki pengaruh bagi nilai

perusahaan. Laba atau keuntungan merupakan tujuan akhir yang ingin

diwujudkan bagi suatu perusahaan. Apabila suatu perusahaan memperoleh

keuntungan yang tinggi, maka berbading lurus dengan kinerja suatu perusaan

yang bertambah baik pula. Laba perusahaan bukan satu-satunya yang menjadi

5
6

indikator kemampuan perusahaan di dalam pemenuhan suatu kewajibannya

untuk para investornya, meskipun demikian hal tersebut dapat menjadi salah

satu komponen penciptaan suatu nilai perusahaan yang memperlihatkan

potensi perusahaan pada masa mendatang. Profitabilitas pada suatu

Perusahaan yang tinggi menggambarkan terjadinya pemasukan yang besar

atau tinggi..

Manajemen adalah kegiatan yang berkaitan dengan rancangan,

mengelola pengendalian serta pengarahan dengan maksud untuk menggapai

tujuan suatu perusahaan baik secara efisien atupun efektif ,2021). Terdapat

beberapa unsur yang harus diberikan perhatian lebih, apabila kinerja

manajemen didalam aktifitas bisnis bisa berjalan dengan baik dan lancer.

Dalam memposisikan unsur-unsur tersebut harus setara serta saling

melengkapi. Umumnya terdapat enam unsur didalam suatu aktivits

manajemen seperti pasar, material, uang, manusia, mesin serta metode.

Sekelompok rasio yang dipergunakan untuk menilai keahlian suatu

perusahaan dalam mencari laba atau untung disebut dengan Profitabilitas.

Rasio disini juga memaparkan gambaran dan ukuran dari tingkatan efektivitas

manajemennya di masing-masing perusahaan. Maka dari itu, hal tersebut

dapat dibuktikan dengan adanya keuntungan yang didapatkan dari perolehan

investasi dan penjualan. Pemakaian Rasio ini memperlihatkan suatu efisiensi

dari perusahaan (Kasmir, 2017). Rasio profitabilitas merupakan indikator

yang esensial untuk melakukan evaluasi kinerja pimpinan (manajer) serta

digunakan sebagai alat ukur utama keberhasilan dari masing-masing

6
7

perusahaan. Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai keahlian

atau kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh laba atau untung.

Rasio ini pula memberikan skala tingkatan keefektifitasan manajemen

pada industri atau perusahaan serta di tujukan oleh keuntungan yang

diperoleh dari pemasaran serta pemasukan pemodalan atau investasi.

Proffitabilitas merupakan kapasitas suatu perusahaan dalam mendapatkan

keuntungan yang berhubungan dengan pemasaran, keseluruhan aktiva

ataupun modal pribadi. Angka Profitabilitas yang semakin tinggi maka akan

terus menjadi bagus pula situasi industri atau perusahaan, sehingga terus

menjadi besar pula pemasukan yang didapatkan industri atau perusahaan serta

akan menaikkan pula harga saham perusahaan tersebut dengan tutur lain bisa

menaikkan nilai industriatau perusahaan. Perbandingan atau rasio

profitabilitas bisa di ukur memakai return on total assets (ROA). ROA

adalah suatu pengukuran kapasitas industri atau perusahaan dalam

mendapatkan keuntungan dari pemanfaatan dari keseluruhan aset dan sumber

daya yang ada.

Leverage digunakan untuk mendeskripsikan kapasitas industri atau

perusahaan untuk memanfaatkan aktiva ataupun anggaran yang memiliki

beban konsisten ( fixed cost assets or funds) untuk memperluasr tingkatan

pemasukan (return) untuk owner industri atau perusahaan. Tidak hanya itu

leverage digunaan sebagai instrumen mengukur kapasitas industri atau

perusahaan guna melunasi semua kewajibannya, baik periode pendek ataupun

7
8

periode panjang seandainya industri atau perusahaan di bubarkan (Kasmir,

2017). Menurut (Prilia, 2019) Leverage ataupun solvabilitas merupakan rasio

atau perbandinganyang dipakai untuk mengukur sejauh mana aktiva industri

dibiayai dengan hutang dibanding modal pribadi. Leverage yang terus

menjadi membesar membuktikan perbandingan atau rasio penanaman modal

atau investasi yang terus membesar juga. Industri atau perusahaan dengan

Leverage yang kecil mempunyai efek leverage yang terus menjadi kecil juga.

Perbandingan atau rasio leverage bisa diukur dengan memakai DER atau

sering disebut debt to equity ratio.

DER atau biasa disebut Debt to equity ratio ialah pertimbangan antara

jumlah hutang periode jauh dengan modal milik pribadi ataupun ekuitas pada

pembiayaan industri atau suatu perusahaan. Perbandingan ini membuktikan

kapasitas suatu perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya dengan

modal milik pribadi. Terus menjadi besar nilai perbandingan atau rasio ini

berati modal milik pribadi terus menjadi berkurang dibanding hutang yang

ada. Penggunaan DER disini sebagai instrumen alat ukur untuk mengetahui

tingkatan sejauh mana suatu perusahaan didanai oleh para pemberi kredit atau

disebut para kreditur. Kian membesarnya leverage mengakibatkan terus

menjadi kecil keuntungan yang hendak dibagikan terhadap pemegang saham,

alhasil dapat mengurangi harga saham yang dari perusahaan tersebut. Terus

menurunya tingkatan leverage,memungkinkan angka atau nilai industri akan

terus menjadi besar serta industri hendak menemukan keyakinan dari

penanam modal atau investor.

8
9

Ukuran perusahaan menurut (Widiastari & Gerianta, 2018) adalah

salah satu skala pengklasifikasikan besar kecilnya suatu perusahaan yang

pengukuranya dengan jumlah total aktiva, nilai saham, jumlah penjualan serta

lainya. Ukuran industri atau perusahaan memunyai dampak yang berlainan

kepada nilai sesuatu industri. Ukuran industri atau perusahaan ditinjau dari

keseluruhan asset yang ada pada suatu industri atau perusahaan serta bisa

dipergunakan guna aktivitas oprasi industri. Skala suatu perusahaan diukur

memakai keseluruhan aktiva yang milik perusahaan sebab angka atau nilai

aktiva cenderung lebih normal dibanding pemasaran. Skala suatu perusahaan

dianggap sanggup memberikan pengaruh nilai suatu industri sebab ababila

terus menjadi besar skala suatu perusahaan, maka akan terus menjadi mudah

suatu industri mendapatkan basis pembiyaan atau pendanaan, yang setelah itu

digunakan oleh para pengelola disuatu perusahaan untuk menaikkan nilai

industri. Definisi dari nilai suatu perusahaan merupakan nilai suatu pasar

sebab nilai suatu pasar bisa membagikan kelimpahan pemegang saham secara

optimal jika harga saham industri mengalami peningkatan. Bermacam-

macamnya kebijaksanaan yang digunakan oleh manajemen pada usaha untuk

menaikkan nilai suatu industri melewati kelimpahan pemegang saham serta

owner (Kusumawati & Andita, 2018). Mengoptimalkan nilai suatu industri

sangat memiliki arti untuk sesuatu industri, sebab dengan mengoptimalkan

nilai suatu industri pula berati mengoptimalkan kelimpahan pemegang saham

yang merupakan suatu misi penting industri.

9
10

Berbagai Perusahaan besar mampu secara cepat dan mudah mengases

pasar modal. Mudahnya akses di pasar modal berati perusahaan tersebut

mempunyai keahlian memperoleh dana serta mempunyai fleksibilitas, karena

kemudahan tersebut dapat memudahkan untuk mendatangkan lebih besar

dana yang masuk. Kemudahan-kemudahan yang ada kemudian akan di

tangkap para investor sebagai sinyal baik atau positif serta berpotensi baik ,

hal ini akan berpengaruh baik bagai suatu nilai perusahaan.

Berdasarkan fenomena di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian terkait dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan

Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan(Studi Kasus pada

Perusahaan Teknologi Yang Terdaftar di BEI Periode 2020-2021)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai

perusahaan ?

2. Apakah leverage berpengaruh positif signifikan terhadap nilai

perusahaan ?

3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap

nilai perusahaan ?

4. Apakah profitabilitas, leveragedanukuran perusahaan berpengaruh

terhadap nilai perusahaan ?

10
11

C. Batasan Masalah

Dalam riset ini dilakukan pada suatu perusahaan yang bergerak dalam

bidang teknologi yang tercatat serta terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Data yang digunakan ialah hasil dari informasi finansial berbentuk neraca

rentang waktu 2020- 2021 dalam industri teknologi yang tertera dan tercatat

di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada riset ini, penulis hanya mempelajari dan

meneliti skala industri yang dipakai guna mengetahui besar kecilnya angka

equity, angka pemasaran serta angka keseluruhan aktiva, perbandingan

leverage diukur memakai debt to equity ( DER) selaku variabel bebas dipakai

untuk membandingkan antara jumlah hutang periode Panjang dengan modal

pribadi ataupun ekuitas pada pembiyayaan suatu industri. Perbandingan atau

rasio profitabilitas pengukuranya memakai ROA atau sering disebut return

on keseluruhan assets selaku variabel bebas atau variabel independen dipakai

sebagai efektifitas serta modal efisien guna mengelola modal milik pribadi

yang dilakukan oleh pengelola manajemen industri atau perusahaan. Nilai

dari suatu industri yang diproksikan oleh PBV atau biasa disebut rasio price

book value selaku variabel terbatas atau variabel dependen sebab

perbandingan atau rasio ini membagikan petunjuk berkaitan hal apa yang

dipikirkan oleh penanam modal atau para investor atas hasil kerja industri

pada tahun-tahun lalu dan peluang pada waktu mendatang.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusn masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan :

11
12

1. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas positif signifikan terhadap nilai

perusahaan.

2. Untuk mengetahui pengaruh leverage positif signifikan terhadap nilai

perusahaan.

3. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan positif signifikan

terhadap nilai perusahaan.

4. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, leverage danukuran

perusahaan terhadap nilai perusahaan

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Penulis

Manfaat untuk penulis dalam riset ini , diantaranya yaitu

wawasan penulis akan semakin bertambah serta pengetahuan penulis

juga akan semakin bertambah terlebih berkaitan dengan riset yang

penulis lakukan mengenai Profitabilitas, Leverage dan ukuran

perusahaan.

b. Bagi Pemilik Perusahaan

Untuk pemilik dari perusahaan, dalam Riset ini harpanya

mampu memberikan dampak guna melakukan peningkatan-

peningkatan terhadap kinerja dinternal perusahaanya, sehingga

nantinya dapat berpengaruh ke peningkatan nilai dari saham

perusahaan tersebut.

2. Manfaat Praktis

12
13

a. Bagi Investor

Harapan dari riset ini , mampu menjadi pondasi di dalam

pengabilan ketetapan atau keputusan menanamkan modal bagi para

calon investor ataupun investor yang potensial dengan menaksir nilai

suatu saham perusahaan yang didasarkan oleh data-data berkaitan

dengan Profitabilitas, Leverage serta ukuran perusahaan yang begitu

esensial untuk melihat nilai saham industri atau perusahaan. Hal

tersebut mampu mencerminkan tingkat keyakinan para penanam

modal terhadap dampak dari Profitabilitas, Leverage serta ukuran

perusahaan.

b. Bagi Akademisi

Penelitian tentang Profitabilitas, Leverage serta ukuran suatu

perusahaan untuk dilakukan pengkajian sangat menarik.

Pengaplikasian berbagai konsep banyak berhubungan dengan bidang

keilmuan manajemen keuangan, keilmuan akuntansi serta keilmuan

akuntansi keperilakuan.

13
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teoritis

1. Nilai perusahaan

Nilai suatu perusahaan direfleksikan sebagai nilai saat ini dari

segala laba perusahaan pada masa mendatang. Nilai dari salah satu

perusahaan merupakan opini atau pandangan investor bagi perusahaan itu

sendiri, yang seringkali dihubungkan dengan harga-harga sahamnya.

Tinggi rendahnya harga suatu saham mempengaruhi nilai suatu

perusahan itu sendiri, oleh karena itu ketika suatu saham tinggi maka

nilai perusahaannya juga ikut tinggi. Suatu harga yang telah terjadi di

saat suatu saham dijual belikan di pasar disebut harga saham

(Rachmawati & Pinem, 2015). (Pradnyani, 2018) menjelaskan

bahwasanya nilai dari suatu perusahaan bergantung pada bagaimana

investor memandang keberhasilan manajer dalam mengendalikan sumber

daya yang sudah dipercayakan kepada mereka, yang berkorelasi dengan

harga saham.

Nilai perusahaan adalah pendapat atau pandangan berbagai

investor terhadap tingkat keberhasilan yang dihubungkan dengan harga

saham perusahaan. Nilai yang tinggi bagi suatu perusahaan

memperlihatkan bahwasanya perusahaan tersebut berkinerja baik dan

14
15

memiliki potensi atau prospek yang baik di masa depan, serta dipandang

dapat memberikan return yang diharapkan kepada investor.

Begitu pentingnya mengoptimalkan nilai suatu perusahaan bagi

perusahaan itu sendiri, hal ini dapat mengoptimalkan kemakmuran

terhadap orang-orang pemilik saham. Nilainya yang kian tinggi, akan

semakin banyak investor tertarik untuk membeli saham perusahaan di

perusahaan bernilai tinggi (Hidayat, 2019). Berdasarkan penjelasan

sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwasanya nilai suatu perusahaan

merupakan suatu keadaan yang telah dicapai pimpinan atau manager di

dalam mengatur dan mengorganisir sumber daya disuatu perusahaan,

yang digunakan sebagai ilustrasi investor ataupun masyarakat yang

umumnya burhubungan dengan saham. Jika perusahaan dapat

meningkatkan nilai perusahaan, maka perusahaan akan mendapatkan

kepercayaan dari investor tidak hanya mempengaruhi kinerjanya saat ini,

tetapi juga mempengaruhi potensi atau prospeknya di masa mendatang.

2. Profitabilitas

Menurut (Astutik:2019)berpendapat bahwa kebijakan manajemen

adalah apa yang mengarah pada profitabilitas. Rasio ini digunakan untuk

menghitung keuntungan perusahaan. Manajemen laba perusahaan yang

lebih baik menunjukkan laba yang lebih tinggi. Semua kebijakan dan

keputusan keuangan tercermin dalam rasio profitabilitas(Brigham &

Houston, 2018).

15
16

Profitabilitas adalah cara untuk mengukur seberapa baik

manajemen secara keseluruhan bekerja karena menunjukkan berapa

banyak uang yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Terbukti

dengan naiknya harga saham perusahaan, semakin besar kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba maka semakin besar nilainy,

(Firdaus:2019).

Menurut Novianti & Hakim (2019) “Sejumlah kebijakan dan

pilihan perusahaan pada akhirnya mengarah pada profitabilitas. Dengan

mencapai profitabilitas yang tinggi, kehidupan perusahaan akan lebih

terjamin dalam jangka panjang.

Profitabilitas memegang peranan penting dalam mempertahankan

eksistensi perusahaan. Investor akan lebih cenderung memasukkan

uangnya ke dalam perusahaan untuk membeli saham jika kondisi

perusahaan di masa depan menjanjikan atau menguntungkan.(Lumoly et

al., 2018).

Return On Total Assets atau biasa disingkat dengan ROA

merupakan perbandingan diantara keuntungan sebelum melakukan pajak

serta biaya bunga dengan semua kekayaan disuatu perusahaan atau aktiva

(Mindra & Erawati, 2016). Selain itu ROA adalah suatu ukuran yang

berkaitan dengan efektivitas manajemen didalam mengelola serta

mengatur investasinya. Selain itu, hasil pengembalian investasi baik itu

modal mandiri ataupun modal pinjaman terlihat produktivitasnya dari

seluruh dana perusahaan. Semakin tinggi rasio, maka semakin baik

16
17

begitupula sebaliknya. Hal ini berarti rasio dipakai sebagai pengukur

efektivitas dari semua operasi perusahaan.

3. Leverage

Leverage adalah tingkatan sejauh mana perusahaan menggunakan

modal hutang yang dipakai sebagai sumber dananya (Brigham dan

Houston, 2015). Menurut (Kasmir: 2014) leverage merupakan rasio

solvabilitas atau rasio leverage adalah rasio yang dipergunakan untuk

mengukur dimana aktivitas perusahaan dibiayai oleh hutang.

Berdasar dari penjelasan di atas maka bisa diambil kesimpulan

bahwa rasio leverage adalah suatu rasio keuangan yang digunakan untuk

pengukuran kapabilitas suatu perusahaan didalam pemenuhan kewajiban

berjangka Panjang, contohnya membayar bunga diatas utang, membayar

hutang pokok akhir serta berbagai kewajiban tetap selainya. Definisi

Hutang berjangka panjang yaitu seuatu kewajiban untuk melakukan

pembayaran yang telah jatuh tempo pembayaran 1 tahun lebih.

Berikut merupakan Tujuan suatu perusahaan dengan memakai

rasio hutang (leverage) menurut (Kasmir:2016), yaitu:

a. Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada

pihaklainnya (kreditor).

b. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban

yangbersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga).

17
18

c. Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva

tetapdengan modal.

d. Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.

e. Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan

terhadappengelolaan aktiva.

f. Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah

modalsendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.

g. Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih,

terdapatsekian kalinya modal sendiri yang dimiliki, dan

h. Tujuan lainnya

DER merupakan instrument pengukuran untuk Analisis leverage

perhitunganya dengan melakukan pembandingan antara jumlah

keseluruhan hutang serta semua asset perusahaan yang ada. DER adalah

ukuran suatu perusahaan dalam liability atau melunasi kewajiban. Jika

suatu kewajiban begitu tinggi atau besar, maka laba yang diperoleh

otomatis menurun atau sedikit. Melakukan peningkatan nilai DER dalam

tempo waktu tertentu, mengindikasikan perusahaan tersebut berjalan

diatas pemotongan atas hutangnya kepada pemberi hutang yaitu kreditor.

Tingginya DER dalam suatu perusahaan dapat menandakan

bahwasanya perusahaan tersebut tidak berpenghasilan yang bagus,

terlebih pada saat akan melunasi kewajibannya. Rasioleverage

merupakan skala yang dipakai guna melakukan pengukuran sejauh mana

aktiva suatu perusahaan didanai menggunakan hutang. Maksudnya

18
19

seberapa besar tanggungan hutang yang dibebankan oleh industri atau

perusahaan dibandingkan dengan aktiva tersebut. Secara pengertian luas

disebutkan bahwasanya rasio atau skala leverage dipakai untuk

pengukuran kapasitas suatu perusahaan dalam melunasi semua kewajiban

baik itu periode pendek ataupun periode Panjang, jika industri atau

perusahaan dilikuiditas atau dibubarkan (Kasmir:2016).

4. Ukuran Perusahaan

Widiastari & Yasa (2018), berpendapat bahwa ukuran suatu

perusahaan merupakan skala di mana total aset, jumlah, nilai penjualan,

saham, dan metrik lainnya dapat digunakan untuk mengklasifikasikan

ukuran suatu perusahaan. Sedangkan pendapat Mindra & Erawati (2016)

ukuran suatu perusahaan ditentukan oleh asetnya, total penjualan, atau

modal.

Menurut Yusriwarti (2019) “Ukuran perusahaan dilihat dari

bidang usaha yang dijalankan.” Rata-rata tingkat penjualan, total aset,

dan total penjualan semuanya dapat digunakan untuk menghitung ukuran

perusahaan. Jumlah aset yang dimiliki perusahaan dapat digunakan untuk

menentukan besarnya. Laba dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,

salah satunya adalah ukuran perusahaan. Ketika suatu perusahaan lebih

besar, biasanya memiliki kekuatan sendiri dalam menyelesaikan masalah

bisnis dan kapasitas untuk menghasilkan keuntungan besar sebagai hasil

dari dukungan dari aset besar. Perusahaan dengan total aset atau total aset

yang besar menunjukkan bahwa mereka telah mencapai kedewasaan,

19
20

ketika arus kas positif dan dianggap memiliki prospek yang baik untuk

waktu yang relatif lama.

Aset adalah semua kekayaan perusahaan yang akan digunakan

untuk mendanai kegiatan operasional untuk mencapai tujuan perusahaan,

termasuk untuk memperoleh keuntungan. Lumoly (2018) mengatakan

bahwa aset dapat dibagi menjadi dua kategori:

a. Aktiva Lancar Kas, surat berharga jangka pendek, piutang usaha,

wesel tagih, persediaan, pendapatan, dan peralatan merupakan

contoh aktiva lancar yang masa perputarannya kurang dari satu

tahun.

b. Aset Tidak Lancar Aset dengan siklus panjang dan masa manfaat

lebih dari satu tahun dianggap sebagai aset tidak lancar. Ada tiga

jenis aset tidak lancar:

1) Aktiva Tetap

Aktiva tetap perusahaan meliputi, misalnya, sebagai

berikut: tanah, bangunan, mesin, kendaraan, persediaan, dan

peralatan.

2) Aset Tidak Berwujud

Aset tidak berwujud adalah segala sesuatu yang tidak

dapat dilihat, disentuh, atau diukur secara fisik, seperti: hak

dalam kontrak, paten, hak guna bangunan, hak sewa, dan lain

sebagainya.

3) Investasi Jangka Panjang

20
21

Aset ini terdiri dari seluruh portofolio usaha jangka

panjang perusahaan, baik saat ini maupun masa lalu. Jika,

misalnya, perusahaan A melakukan investasi di perusahaan B,

maka perusahaan A wajib mencatat investasinya sebagai aset

pada neraca.

21
22

5. Penelitian Terdahulu

No. Nama dan Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1. Gilang Kemal secara simultan  Variabel Independen Objek

Ramadhitya & Vaya Profitabilitas, Leverage, (Profitabilitas, Leverage,

Juliana Dillak, (2018) UkuranPerusahan dan Ukuran Perusahaan)

“PengaruhProfitabilitas, Keputusan Investasi  Variabel Dependen

Leverage, Ukuran berpengaruh signifikan (Nilai Perusahaan)

Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan.  Pengambilan Sampel

DanKeputusan Investasi sedangkan secara (Purposive Sampling)

Terhadap Nilai parsialProfitabilitas

Perusahaan(Studi Kasus berpengaruh positif

pada Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan,

Manufaktur Sub Sektor Leverage berpengaruh

Makanan dan Minuman positif terhadap

yangTerdaftar di Bursa NilaiPerusahaan, Ukuran

Efek Indonesia Periode Perusahaan tidak

2012-2016). berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan dan Keputusan

Investasiberpengaruh positif

terhadap Nilai Perusahaan.

2. Aniela Nurminda, Profitabilita berpengaruh  Variabel Independen Objek

Deannes Isynuwardhana, positif signifikan (Profitabilitas, Leverage,

S.E., M.M, Annisa terhadapnilai perusahaan, Ukuran Perusahaan)

Nurbaiti, S.E., M.Si. yang berarti kenaikan nilai  Variabel Dependen

(2017). “Pengaruh pada perusahaan (Nilai Perusahaan)

Profitabilitas, Leverage, manufaktur sub sektor

22
23

DanUkuran barang dankonsumsi  Pengambilan Sampel

PerusahaanTerhadap cenderung dapat (Purposive Sampling)

Nilai Perusahaan(Studi meningkatkan pula nilai

pada Perusahaan perusahaannya.

Manufaktur Sub Sektor Meningkatnya nilai ini

Barang dan Konsumsi memberikan dampak yang

yang terdaftardi Bursa positif untuk menjadikan

Efek Indonesia Periode nilai perusahaan semakin

2012-2015) baik.

3. Dewi Ernawati, Dini Profitabilitas  Variabel Independen Objek

Widyawati (2015) berpengaruh positif (Profitabilitas, Leverage,

Ukuran Perusahaan)
“Pengaruh terhadap nilai
 Variabel Dependen
Profitabilitas, perusahaan, dengan
(Nilai Perusahaan)
Leverage Dan nilai signifikansi
 Pengambilan Sampel
Ukuran Perusahaan sebesar 0,000 lebih
(Purposive Sampling)
Terhadap Nilai kecil dari α= 0,05 dan

Perusahaan koefisien regresi

sebesar 0,074. Leverage

berpengaruh negatif

terhadap nilai

perusahaan, dengan

nilai signifikansi

sebesar 0,097 lebih

besar dari α= 0,05 dan

23
24

koefisien regresi

sebesar -1,641. Ukuran

perusahaan

berpengaruh positif

terhadap nilai

perusahaan dengan nilai

signifikansi sebesar

0,000 lebih kecil dari α

= 0,05 dan koefisien

regresi sebesar 0,353

24
25

6. Hipotesis

Hipotesis ialah suatu tanggapan yang sifatnya masih sementara

yang dipakai untuk menarik simpulan pada riset berlandaskan teori dan

rumusan permasalahan yang dipakai. Dalam riset ini hipotesisnya

diantaranya yaitu:

a. Pengaruh profitabilitas terhadap nilaiperusahaan.

Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan guna

memperoleh keuntungan dalam jangka waktu tertentu, industri atau

perusahaan yang dapat menghasilkan keuntungan yang tinggi serta

stabil dapat menarik para penanam modal atau investor, secara

otomatis hal ini dapat memberikan keuntungan bagi para penanam

modal atau investor. Kemampuan suatu perusahaan yang besar guna

mendapatkan penghasilan yang menguntungkan juga membuktikan

pengelolaan pada perusahaan tersebut bagus serta baik, alhasil

meningkatkan keyakinan dalam penanam modal atau calon investor

(Triasesiarta, 2019).

Hasil penelitian Nofrita (2013) profitabilitas yang diukur

dengan ROA menyebutkan bahwasanya profitabilitas memiliki

pengaruh yang signifikan bagi nilai suatu industri atau perusahaan.

Tinggi angka Profitabilitas menggambarkan kondisi perusahaan

ataupun industri yang baik, alhasil angka atau nilai yang diserahkan

kepasar yang tergambar pada harga saham pada perusahaan yang

25
26

bersangjutan juha akan baik dan bagus, artinya nilai perusahaan akan

meningkat apabila profitabilitas mengalami peningkatan.

Hasil riset yang dilakukan oleh Cahya & Riwoe (2018)

menjelaskan bahwasanya profitabilitas memiliki pengaruh secara

signifikan bagi nilai suatu industri atau perusahaan yang sejalan

dengan teori sinyal. Dari penjelasan tersebut dapat difahami bahwa

berubahnya profitabilitas senantiasa akan mengikuti berubahnya

nilai suatu perusahaan. Profitabilitas adalah indikasi yamg berupa

informasi-informasi yang menjelaskan bahwasanya suatu perusahaan

yang bersangkutan lebih bagus apabila dibandingkan dengan

perusahaan lainnya, serta dapat membagikan kejelasana peluang

suatu perusahaan pada masa mendatang harapanya dapat

memberikan peningkatan nilai perusahaan tersebut.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Hidayat & Khotimah

(2022) Dalam riset ini ROA digunakan untuk mengukur

profitabilitas, caranya yaitu dengan cara membandingkan

keuntungan setelah membayar pajak dengan keseluruhan aktiva.

Terus mengecilnya profitabilitas berdampak pula terhadap nilai

industri atau perusahaan yang didapatkan terus menjadi kecil atau

menurun. Suatu perusahaan mempunyai profitabilitas yang kurang

tinggi, maka perusahaan bisa melakukan peningkatan kinerja yang

berdampak pada turunya tingkat angka atau nilai suatu perusahaan.

Industri atau perusahaan di setiap tahunya sukses menaikkan

26
27

profitabilitas, akan semakin membuat ketertarikan banyak para

penanam modal atau investor. Para Penanam modal atau investor

memiliki kepercayaan terhadap perusahaan yang sdapat

membuahkan keuntungan yang besar sebab return yang didapat kecil

atau rendah, maka hal ini menjadi pertanda buruk atau negatif

terhadap para investor dariperusahaan.

Berdasarkan prediksi tersebut, maka rumusan hipotesis

penelitian sebagai berikut :

H1: Profitabilitas berpengaruh positifterhadap nilai perusahaan

b. Pengaruh Leverage terhadap nilai perusahaan.

Leverage bisa dimengerti selaku penaksir dari resiko yang

menyatu dalam suatu industri atau perusahaan. Maksudnya, leverage

yang terus menjadi besar memperlihatkan resiko investasi yang terus

menjadi besar pula. Perusahan dengan perbandingan leverage yang

kecil mempunyai resiko leverage yang lebih kecil. Dengan tingginya

perbandingan leverage memperlihatkan kalau industry atau

perusahaan tidak solvable, maksudnya keseluruhan hutang yang

dimiliki lebih besar dibandingakan dengan keseluruhan asetnya

(Sutama &Lisa 2018).

Berdasakan pada pengukuran DER, riset yang telah

dilakukan Bachrudin (2017) menjelaskan bahwasanya leverage

berpengrauh signifikan bagi suatu nilai perusahaan. Dengan

27
28

tingginya rasioleverage terlihat bahwa perusahaan tidak solvabel,

maksudnya keseluruhan hutang yang dimiliki lebih tinggi apabila

dibandingkan dengan keseluruhan aset atau modal yang dimilikinya,

jika para investor mengetahui suatu perusahaan mempunyai modal

atau asset yang besar akan tetapi resiko leveragenya besar, maka

para investor akan memikirkan ulang apabila ingin menanam modal

pada perusahaan yang bersangkutan. Hal tersebut dikhawatirkan,

modal dan asset yang tinggi milik pribadi perusahaan tersebut

diperoleh dari utang, hal ini akan berdampak pada peningkatan

resiko dalam berinvestasi jika perusahaan tersebut gagal membayar

kewajibanya tepat waktu.

Leverage ialah kebijakan finansial yang berhubungan dengan

ketetapan finansial suatu perusahaan. Industri atau perusahaan yang

memiliki pinjaman bertanggung jawab atas bunga serta bayaran

pokok pinjaman. Pemakaian pinjaman atau (external financing)

mempunyai resiko yang tinggi, hutang yang tidak terbayarkan,

alhasil pemakaian pinjaman perlu diperhatikan kapasitas atau daya

perusahaan tersebut didalam mendapatkan keuntungan (Prasetyorini,

2013).

Hasil penelitian ( Pratama & Wiksuana 2016) menunjang

hipotesis yaitu Leverage memiliki pengaruh yang positif serta

signifikan bagi Nilai suatu Perusahaan. Pengaruh positif tersebut

memmpunyai makna bahwasanya kian besar Leverage maka kian

28
29

besar juga Nilai Perusahaan didapatkan. Penggunaan pembiyayaan

yang bersumber dari pinjaman yang kian besar, maka akan kian besar

juga nilai perusahaan yang diperoleh. Dengan demikian dapat

dirumuskanhipotesis sebagai berikut:

H2:Leverage berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

c. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap nilai perusahaan.

Kemampuan bernegosiasi pada kontak keuangan bisa

didetetapkan oleh skala industri atau perusahaan. perusahaan yang

memiliki rasio besar relative lebih mudah mengarah akses ke pasar

modal, sebab mempunyai permintaan yang lebih profitable atau

bermanfaat dibanding dengan perusahaan dengan rasio kecil

(Setiawati & Lim, 2018).

Penelitian mengenai ukuran perusahaan dnegan pengukuran

menggunakan SIZE pernah dilakukan oleh (Rudangga &

Sudiarta:2016)

Ukuran suatu Perusahaan memiliki dampak positif pada

profitabilitas dan nilai perusahaan. Terus besarnya suatu perusahaan,

berdampak terus besarnya nila perusahaan tersebut, serta terus

mengecilnya perusahaan berdampak pada terus mengcilnya nilai

perusahaan tersebut. Hasil dari riset ini menjelaskan bahwasanya

skala perusahaan yang besar memungkinkan memiliki nilai

perusahaan yang lebih tinggi karena perusahaan besar dapat

mengantisipasi ekspansi bisnis baru sebelum melunasi hutang .

29
30

Maspupah, (2014) menjelaskan jika skala suatu perusahaan

memiliki pengaruh yang positif serta memiliki pengaruh yang

signifikan bagi nilai perusahaan. Apabila skala perusahaan

bertambah membesar maka akan mempermudah suatu perusahaan

memperoleh kepercayaan dari para peminjam modal atau Kreditur

dalam mendapatkan sumber – sumber anggaran atau pendanaan yang

besar, baik itu diperoleh dari dalam ataupun dari luar. Basis

anggaran itu bisa dipakai oleh perusahaan untuk lebih menaikkan

profit industri melewati perluasan serta effisiensi Tidak hanya itu

dengan terus menjadi besar skala industri, sehingga terdapat

kecondongan lebih banyak penanam modal yang meletakkan atensi

dalam industri itu. Perihal ini diakibatkan sebab industri yang besar

mengarah mempunyai situasi yang lebih normal dari tahun ke tahun

kuncinya pada return saham pada penanam modal.

Novari & Lestari (2016) bahwa ukuran perusahaan

memilikipengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan. Hasil positifmemperlihatkan bahwa ukuran perusahaan

yang tinggi menyebabkan nilaiperusahaan semakin tinggi pula. Hal

ini disebabkan karena perusahaan yang besarcenderung memiliki

kondisi yang lebih stabil. Kondisi tersebut menjadi penyebab-,atas

naiknya harga saham perusahaan di pasar modal. Investor memiliki

eukspektasiyang besar terhadap perusahaan besar. Ekspektasi

30
31

insvestor berupa perolehan dividendari perusahaan tersebut. Dengan

demikian hipotesis penelitian sebagai berikut:

H3:Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan.

d. Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan

terhadap nilai perusahaan.

Profitabilitas adalah sekelompok rasio untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. leverage

digunaan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar

seluruh kewajibannya, baik jangkapendek maupun jangka panjang

apabila perusahaan di bubarkan (Kasmir, 2017).

Ukuran perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai

perusahaan karena semakin besar ukuran suatu perusahaan maka

akan semakin mudah perusahaantersebut memperoleh sumber

pendanaan, yang kemudian dimanfaatkan oleh pihakmanajemen

unruk meningkatkan nilai perusahaan, (Novari & Lestari, 2016).

Nilai perusahaan didefinisikansebagai nilai pasar karena nilai

pasar dapat memberikan kemakmuran pemegangsaham secara

maksimal apabila harga saham perusahaan meningkat secara

simultanProfitabilitas, Leverage, UkuranPerusahan dan Keputusan

Investasi berpengaruhsignifikan terhadap Nilai Perusahaan,

(Brigham & Daves, 2014)

31
32

Penelitian yang dilakukan Sofiani& Siregar (2022)

menyatakan bahwa ROA berpengaruh terhadap nilai perusahaan

yang diproksikan dengan PBV. hasil pengujian ini memperlihatkan

adanya hubungan yang positif dan signifikan variabel ROA terhadap

nilai perusahaan (PBV). ROA yang meningkat mengindikasikan

meningkatnya laba bersih dari penggunaan aset yang ada,

peningkatan inimenunjukkan kemampuan/keberhasilanperusahaan

mengelola keuangan yag merupakan bagian dari tujuan perusahaan

yaitu memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham atau nilai

perusahaan.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Nurminda, dkk (2017)

DER berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV). Pada

kenyataannya, belumada yang bisa memastikan nilaileverage yang

baik itu seperti apa. Karena meskipun nilai leverage tinggi,tetapi

perusahaan tetap mampu membayar kewajiban leverage nya maka

perusahaan itu dinilaibaik dalam menggunakan leverage, sehingga

mampu membayarkan kewjibannya. Tetapi, jika suatu

perusahaanmemiliki nilai leverage yang kecil karena modal yang

dimiliki perusahaan dirasa mampu untuk membiayaioperasional

perusahaanpun, perusahaan tersebut dianggap memiliki nilai yang

baik. Angka DER yang tinggi tidak selalu menjadi penyebabdari

rendahnya nilai perusahaan. Begitupula dengan angka DER yang

rendah, tidak selalu menjadikan nilaiperusahaan naik.

32
33

Dari hasil penelitian Ramadhany (2020) variabel size

berpengaruh positif dan signifikan terhadap price bookvalue.

Perusahaan besar dapat dengan mudah mengakses kepasar modal.

Kemudahan untuk mengakses ke pasar modal berarti perusahaan

memilikifleksibilitas kemampuan untuk mendapatkan dana. Karena

kemudahan aksebilitas ke pasarmodal cukup berarti fleksibilitas dan

kemampuannya untuk memunculkan dana lebih besar.Dengan

kemudahan tersebut ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif

dan prospek yangbaik. Maka hipoteisis dalam penelitian ini sebagai

berikut:

H4:Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan berpengaruh

positif terhadap nilai perusahaan.

33
34

7. Kerangka Berfikir

Profitabilitas
(X1)

Nilai
Leverage (X2)
Perusahaan (Y)

Ukuran
Perusahaan (X3)

Gambar 2. 1. Kerangka Berfikir

Keterangan:

: Berpengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel

terikat (Y) secara parsial.

: Berpengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel

terikat (Y) secara simultan.

34

Anda mungkin juga menyukai