Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Situasi ekonomi di Indonesia cenderung berubah, dan sektor

manufaktur saat ini sedang mengalami perubahan yang sangat penting. Sebab

karena itu, terjadi persaingan yang begitu ketat antar perusahaan. Akibatnya,

terjadi kerugian yang cukup banyak bagi para perusahaan serta tidak sedikit

perusahan yang harus menutup perusahaanya akibat dari ketidakmapuan

dalam mengatur keuangannya. Ketatnya persaingan yang telah terjadi,

menuntut para perusahaan harus pintar-pintar mengatur strategi keuangannya

baik secara efektif maupun efisien agar berada pada posisi yang stabil dan

kompetitif serta bertumbuh kembang dengan nilai industri sehingga investor

memprioritaskan untuk menamakan modalnya di perushaan yang dipilihnya

(Khoiriyah, 2018).

Seiring perkembangan sains dan teknologi yang begitu cepat,

pengguna internet serta komputer (gadget) mengalami peningkatan yang

begitu pesat pula, tidak dipungkiri adanya hal tersebut dapat membantu

aktifitas serta pekerjaan manusia. Oleh karena itu, teknologi yang canggih

dapat mempengaruhi keberhasilan kinerja para pegawai. Teknologi yang

mumpuni dan canggih dapat membantu para perusahaan memproduksi

berbagai informasi secara tepat waktu dan akurat yang nantinya dipergunakan

1
2

sebagi pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang efektif. (Mellinda,

2017).

Tujuan keberadaanperusahaan adalah untuk mengoptimalkannilai

perusahaan itu sendiri. Semakin baik nilai perusahaan,secara otomatisakan

integraldengan tingkat returnsaham yang diharapkan pemegang saham.

Suharli (2006) dalam (Duhita & Chabachib, 2019) menjelaskan bahwasanya

appraisal company atau lembaga penilailah yang akan menetapkan nilai

perusahaan , bagi perusahaan yang tergolong bersifat privat. Sementara itu,

bagi para perusahaan yang akan mengubah status perusahaannya berubah

menjadi go public, nila suatu perusahaan bisa menjadi suatu indikasi tentang

bagaimana keadaan suatu perusahaan tersebut bagi para calon investornya.

Cita-cita perusahaan harus dimaksimalkan agar dapat melayani

misinya. Jika nilai perusahaan meningkat, itu secara alami akan menjadi

faktor pengembalian ekuitas yang diinginkan pemegang saham. (Duhita &

Chabachib, 2019) menjelaskan bahwasanya suatu perusahaan yang

berkategori privat, penetapan nilai-nilai perusahaannya akan dilakukan oleh

appraisal company atau bisa disebut lembaga penilai. Sementara itu, bagi

para perusahaan yang akan mengubah status perusahaannya berubah menjadi

go public, nila suatu perusahaan bisa menjadi suatu indikasi tentang

bagaimana keadaan suatu perusahaan tersebut bagi para calon investornya.

Berdasarkan data yang diperoleh berupa data statistik dari Kemenperin

menginformasikan terdapat kenaikan yang signifikan pada industri dibidang

2
3

teknologi sebesar 41% tiap tahunnya dibandingkan dengan sektor lainnya

(Patricia & Bangun, 2018).

Pada tahun 2022 di (market cap) Bursa Efek Indonesia (BEI) saham di

sektor teknologi diperkirakan sampai 15-20 % dari keseluruhan total yang

beredar di pasar, hal ini menujukan kenaikan yang begitu pesat apabila di

bandingkan pada tanggal 28 Desember 2021 yang hanya mencapai 4,3% saja.

Kenaikan nilai pasar sektor teknologi disebabkan penawaran umum

perdana atau (IPO) saham unicorn serta decacorn sebagai contoh misalnya si

Cepat, Blibli, GoTo serta Traveloka, dengan perkiraan IHSG Naik 7,6%

menjadi 7.000 di tahun depan, dari perkiraan akhir 6.500 pada tahun 2021,

penguasaan pasar teknologi diperkirakan sekitar Rp 1.320-1.760 triliun,

sedangkan pada penutupan sebelumnya hanya mencapai Rp 358 triliun, hal

ini menunjukan kenaikan mencapai 268-391%. Kondisi yang demikian

memungkinkan saham ini menjadi nomor dua di pasar BEI dan menjadi salah

satu posisi di puncak serta mengalahkan saham dengan eksposur komoditas,

industri, utilitas, energi, manufaktur, produk industri dan non-komersial.

(Kurniawan , 2021 ).

Tabel 1. 1.
Kapasitas Pasar Saham Teknologi per Tanggal 25 Januari - 28 Desember 2021
Sektor Usaha Bulan

25 Januari 2021 28 Desember 2021

Keuangan 2.710,6 3.186,5

Barang Konsumen Primer 1.178,0 1.043,5

3
4

Barang Baku 871,4 903,7

Infrastruktur 601,4 854,3

Energi 370,1 566,5

Perindustrian - 389,5

Barang Konsumen Non-Barang 305,2 370,7

Teknologi 33,1 358,8

Kesehatan 232,2 251,9

Properti & Real Estate 289,2 244,2

Transportasi & Logistik 26,6 84,7

Sumber : BEI Berita Satu Research

Pada tahun 2021, di BEI saham dibidang teknologi berada di puncak

gain tercatat Per tanggal 28 Desember 2021, gain IDX pada bidang teknologi

berkisar 67%, apabila dilihat dari IHSG maka jauh di atasnya prosentasenya

hanya berkisar 10,3%. Tidak hanya itu, LQ45 yang merupakan salah satu

saham yang berada dilevel atas indeksnya hanya mengalami kenikan sebesar

0,23%. IDX pada bidang transportasi serta Logistik posisinya berada di

peringkat kedua dengan prosentase sekitar 69,78%, kemudian di bidang

energi berkisar 48,5%, serta bidang Finansial berkisar sebesar 22,43%.

Namun dengan meningkatnya investasi pada industri teknologi pada

faktanya tidak menjamin para perusahaan yang bergerak di bidang ini

mempunyai penilaian perusahaan yang bagus atau tinggi. Pada tahun 2021 di

BEI setidaknya terdapat 12 sektor, diantaranya adalah sektor logistik, sektor

infrastruktur, sektor transportasi, sekor property/real estate, sektor teknologi,

4
5

sektor keuangan, sektor barang konsumsi non-primer, sektor kesehatan,

sektor barang konsumsi barang baku, sektor primer, sektor perindustrian,

sektor energi dan produkproduk investasi yang tercatat.Di bawah ini disajikan

data yang memperlihatkan bagaimana keadaan nilai perusahaan sub-sektor

teknologi pada BEI tahun 2020-2021.

Tabel 1. 2
Rata-Rata Nilai Bisnis Industri Teknologi di BEI Tahun 2020–2021
Tahun 2020 2021

Rata-rata PBV 2,09 2,54

Sumber: IDX Annually Statistic (diolah 2022)

Nilai perusahaan sangat dipengaruhi secara signifikan oleh turun dan

naiknya harga saham, walupun hal ini bukan faktor penentu satu-satunya.

Ada berbagai faktor lainnya yang memiliki pengaruh bagi nilai perusahaan

sebagai contoh misalnya keputusan berinvestasi, adalah keputusan yang telah

disepakati oleh masing-masing perusahaan di dalam membelanjakan

anggaran atau dana yang ia miliki berupa aset-aset tertentu dengan tujuan

memperoleh laba diera mendatang. Kemudian profitabilitas, ukuran

perusahaan serta leverage merupakan yang mampu mempengaruhi nilai

bisnis. Laba atau keuntungan ialah tujuan akhir bagi suatu bisnis. Jika instansi

memperoleh laba tinggi, berbading lurus dengan kinerja suatu perusaan yang

bertambah baik pula. Laba perusahaan bukan satu-satunya yang menjadi

indikator kemampuan perusahaan di dalam pemenuhan suatu kewajibannya

5
6

untuk para investornya, meskipun demikian hal tersebut dapat menjadi salah

satu komponen penciptaan suatu nilai perusahaan yang memperlihatkan

potensi perusahaan pada masa mendatang. Profitabilitas pada suatu

Perusahaan yang tinggi menggambarkan terjadinya pemasukan yang besar

atau tinggi..

Manajemen adalah kegiatan yang berkaitan dengan rancangan,

mengelola pengendalian serta pengarahan dengan maksud untuk menggapai

tujuan suatu perusahaan baik secara efisien atupun efektif ,2021). Terdapat

beberapa unsur yang harus diberikan perhatian lebih, apabila kinerja

manajemen didalam aktifitas bisnis bisa berjalan dengan baik dan lancer.

Dalam memposisikan unsur-unsur tersebut harus setara serta saling

melengkapi. Umumnya terdapat enam unsur didalam suatu aktivits

manajemen seperti pasar, material, uang, manusia, mesin serta metode.

Kesuksesan sebuah perusahaan ditentukan oleh kumpulan metrik yang

digunakan untuk menilai kehebatannya dalam mengejar kekayaan. Rasio

disini juga memaparkan gambaran dan ukuran dari tingkatan efektivitas

manajemennya di masing-masing perusahaan. Maka dari itu, hal tersebut

dapat dibuktikan dengan adanya keuntungan yang didapatkan dari perolehan

investasi dan penjualan. Pemakaian Rasio ini memperlihatkan suatu efisiensi

dari perusahaan (Kasmir, 2017). Rasio profitabilitas merupakan indikator

yang esensial untuk melakukan evaluasi kinerja pimpinan (manajer) sebagai

keberhasilan dari masing-masing instansi. Angka profitabilitas digunakan

6
7

untuk mengevaluasi keterampilan atau kapasitas perusahaan untuk

menghasilkan kekayaan.

Angka ini pula sebagai skala tingkatan keefektifitasan manajemen

pada industri atau perusahaan serta di tujukan oleh keuntungan yang

diperoleh dari pemasaran serta pemasukan pemodalan atau investasi.

Proffitabilitas merupakan kapasitas suatu perusahaan dalam mendapatkan

keuntungan yang berhubungan dengan pemasaran, keseluruhan aktiva

ataupun modal pribadi. Angka Profitabilitas yang semakin tinggi maka akan

terus menjadi bagus pula situasi industri atau perusahaan, sehingga terus

menjadi besar pula pemasukan yang didapatkan industri atau perusahaan serta

akan menaikkan pula harga saham perusahaan tersebut dengan tutur lain bisa

menaikkan nilai industriatau perusahaan. Perbandingan atau rasio

profitabilitas bisa di ukur memakai return on total assets (ROA). ROA

adalah suatu pengukuran kapasitas industri atau perusahaan dalam

mendapatkan keuntungan dari pemanfaatan dari keseluruhan aset dan sumber

daya yang ada.

Leverage digunakan untuk mendeskripsikan kapasitas industri atau

perusahaan untuk memanfaatkan aktiva ataupun anggaran yang memiliki

beban konsisten ( fixed cost assets or funds) untuk memperluasr tingkatan

pemasukan (return) untuk owner industri atau perusahaan. Tidak hanya itu

leverage digunaan sebagai instrumen mengukur kapasitas industri atau

perusahaan guna melunasi semua kewajibannya, baik periode pendek ataupun

7
8

periode panjang seandainya industri atau perusahaan di bubarkan (Kasmir,

2017). Menurut (Prilia, 2019) Leverage ataupun solvabilitas merupakan rasio

atau perbandingan yang dipakai untuk mengevaluasi keterampilan atau

kapasitas perusahaan dalam menghasilkan kekayaan.. Leverage yang terus

menjadi membesar membuktikan perbandingan atau rasio penanaman modal

atau investasi yang terus membesar juga. Industri atau perusahaan dengan

Leverage yang kecil mempunyai efek leverage yang terus menjadi kecil juga.

Perbandingan atau rasio leverage bisa diukur dengan memakai DER atau

sering disebut debt to equity ratio.

DER atau biasa disebut Debt to equity ratio ialah pertimbangan antara

jumlah hutang periode jauh dengan modal milik pribadi ataupun ekuitas pada

pembiayaan industri atau suatu perusahaan. Perbandingan ini membuktikan

kapasitas suatu perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya dengan

modal milik pribadi. Terus menjadi besar nilai perbandingan atau rasio ini

berati modal milik pribadi terus menjadi berkurang dibanding hutang yang

ada. Penggunaan DER disini sebagai instrumen alat ukur untuk mengetahui

tingkatan sejauh mana suatu perusahaan didanai oleh para pemberi kredit atau

disebut para kreditur. Kian membesarnya leverage mengakibatkan terus

menjadi kecil keuntungan yang hendak dibagikan terhadap pemegang saham,

alhasil dapat mengurangi harga saham yang dari perusahaan tersebut. Terus

menurunya tingkatan leverage,memungkinkan angka atau nilai industri akan

terus menjadi besar serta industri hendak menemukan keyakinan dari

penanam modal atau investor.

8
9

Ukuran perusahaan menurut (Widiastari & Gerianta, 2018) adalah

salah satu skala pengklasifikasikan besar kecilnya suatu perusahaan yang

pengukuranya dengan jumlah total aktiva, nilai saham, jumlah penjualan serta

lainya. Ukuran industri atau perusahaan memunyai dampak yang berlainan

kepada nilai sesuatu industri. Ukuran industri atau perusahaan ditinjau dari

keseluruhan asset yang ada pada suatu industri atau perusahaan serta bisa

dipergunakan guna aktivitas oprasi industri. Skala suatu perusahaan diukur

memakai keseluruhan aktiva yang milik perusahaan sebab angka atau nilai

aktiva cenderung lebih normal dibanding pemasaran. Skala suatu perusahaan

dianggap sanggup memberikan pengaruh nilai suatu industri sebab ababila

terus menjadi besar skala suatu perusahaan, maka akan terus menjadi mudah

suatu industri mendapatkan basis pembiyaan atau pendanaan, yang setelah itu

digunakan oleh para pengelola disuatu perusahaan untuk menaikkan nilai

industri. Definisi dari nilai suatu perusahaan merupakan nilai suatu pasar

sebab nilai suatu pasar bisa membagikan kelimpahan pemegang saham secara

optimal jika harga saham industri mengalami peningkatan. Bermacam-

macamnya kebijaksanaan yang digunakan oleh manajemen pada usaha untuk

menaikkan nilai suatu industri melewati kelimpahan pemegang saham serta

owner (Kusumawati & Andita, 2018). Mengoptimalkan nilai suatu industri

sangat memiliki arti untuk sesuatu industri, sebab dengan mengoptimalkan

nilai suatu industri pula berati mengoptimalkan kelimpahan pemegang saham

yang merupakan suatu misi penting industri.

9
10

Berbagai Perusahaan besar mampu secara cepat dan mudah mengases

pasar modal. Mudahnya akses di pasar modal berati perusahaan tersebut

mempunyai keahlian memperoleh dana serta mempunyai fleksibilitas, karena

kemudahan tersebut dapat memudahkan untuk mendatangkan lebih besar

dana yang masuk. Kemudahan-kemudahan yang ada kemudian akan di

tangkap para investor sebagai sinyal baik atau positif serta berpotensi baik ,

hal ini akan berpengaruh baik bagai suatu nilai perusahaan.

Berdasarkan kejadian di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul. “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran

Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan(Studi Kasus pada Perusahaan

Teknologi Yang Terdaftar di BEI Periode 2020-2021)”

B. Rumusan Masalah

Masalahnya dapat dinyatakan sebagai berikut berdasarkan informasi

sebelumnya yang diberikan di atas :

1. Apakah kesuksesan meningkatkan nilai perusahaan secara

signifikan?

2. Apakah meminjam secara signifikan meningkatkan nilai

perusahaan?

3. Apakah pertumbuhan perusahaan meningkatkan nilainya secara

signifikan?

4. Apakah nilai perusahaan bergantung pada pendapatan, leverage,

dan ukuran perusahaan?

10
11

C. Batasan Masalah

Dalam riset ini dilakukan pada suatu perusahaan yang bergerak dalam

bidang teknologi yang tercatat serta terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Data yang digunakan ialah hasil dari informasi finansial berbentuk neraca

rentang waktu 2020- 2021 dalam industri teknologi yang tertera dan tercatat

di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada riset ini, penulis hanya mempelajari dan

meneliti skala industri yang dipakai guna mengetahui besar kecilnya angka

equity, angka pemasaran serta angka keseluruhan aktiva, perbandingan

leverage diukur memakai debt to equity ( DER) selaku variabel bebas dipakai

untuk membandingkan antara jumlah hutang periode Panjang dengan modal

pribadi ataupun ekuitas pada pembiyayaan suatu industri. Perbandingan atau

rasio profitabilitas pengukuranya memakai ROA atau sering disebut return on

keseluruhan assets selaku variabel bebas atau variabel independen dipakai

sebagai efektifitas serta modal efisien guna mengelola modal milik pribadi

yang dilakukan oleh pengelola manajemen industri atau perusahaan. Nilai

dari suatu industri yang diproksikan oleh PBV atau biasa disebut rasio price

book value selaku variabel terbatas atau variabel dependen sebab

perbandingan atau rasio ini membagikan petunjuk berkaitan hal apa yang

dipikirkan oleh penanam modal atau para investor atas hasil kerja industri

pada tahun-tahun lalu dan peluang pada waktu mendatang.

Tujuan penelitian ini didasarkan pada bagaimana masalah tersebut

dinyatakan di atas.

D. Tujuan Penelitian

11
12

Tujuan penelitian ini didasarkan pada bagaimana masalah tersebut

dinyatakan di atas:

1. Untuk menilai dampak pendapatan baik yang substansial terhadap nilai

perusahaan.

2. Untuk menilai dampak leverage positif substansial terhadap nilai

perusahaan.

3. Untuk memastikan dampak peningkatan substansial dalam ukuran

bisnis terhadap nilai perusahaan.

4. Untuk memastikan bagaimana pertumbuhan bisnis, leverage, dan

profitabilitas mempengaruhi nilai perusahaan

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Penulis

Manfaat untuk penulis dalam riset ini , diantaranya yaitu

wawasan penulis akan semakin bertambah serta pengetahuan penulis

juga akan semakin bertambah terlebih berkaitan dengan riset yang

penulis lakukan mengenai Profitabilitas, Leverage dan ukuran

perusahaan.

b. Bagi Pemilik Perusahaan

Untuk pemilik dari perusahaan, dalam Riset ini harpanya

mampu memberikan dampak guna melakukan peningkatan-

peningkatan terhadap kinerja dinternal perusahaanya, sehingga

12
13

nantinya dapat berpengaruh ke peningkatan nilai dari saham

perusahaan tersebut.

2. Manfaat Praktis

a. Teruntuk Investor

Harapan dari riset, mampu menjadikan pondasi di dalam

pengambilan ketetapan atau keputusan menanamkan modal bagi para

calon investor ataupun investor yang potensial dengan menaksir nilai

suatu saham perusahaan yang didasarkan oleh data-data berkaitan

dengan Profitabilitas, Leverage serta ukuran perusahaan yang begitu

esensial untuk melihat nilai saham industri atau perusahaan. Hal

tersebut mampu mencerminkan tingkat keyakinan para penanam

modal terhadap dampak dari Profitabilitas, Leverage serta ukuran

perusahaan.

b. Bagi Akademisi

Penelitian tentang Profitabilitas, Leverage serta ukuran suatu

perusahaan untuk dilakukan pengkajian sangat menarik.

Pengaplikasian berbagai konsep banyak berhubungan dengan bidang

keilmuan manajemen keuangan, keilmuan akuntansi serta keilmuan

akuntansi keperilakuan.

13
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teoriti

1. Nilai Bisnis

Nilai bisnis direfleksikan sebagai nilai saat ini dari segala laba

perusahaan pada masa mendatang. Nilai dari salah satu perusahaan

merupakan opini atau pandangan investor bagi perusahaan itu sendiri,

yang seringkali dihubungkan dengan harga-harga sahamnya. Tinggi

rendahnya harga suatu saham mempengaruhi nilai suatu perusahan itu

sendiri, oleh karena itu ketika suatu saham tinggi maka nilai

perusahaannya juga ikut tinggi. Suatu harga yang telah terjadi di saat

suatu saham dijual belikan di pasar disebut harga saham (Rachmawati &

Pinem, 2015). (Pradnyani, 2018) menjelaskan bahwasanya keberhasilan

yang dirasakan administrator dalam mengelola sumber daya yang

diberikan kepada mereka oleh investor, yang berkorelasi dengan harga

saham, menentukan nilai bisnis.

Nilai bisnis adalah pendapat atau pandangan berbagai investor

terhadap tingkat keberhasilan yang dihubungkan dengan harga saham

perusahaan. Nilai yang tinggi bagi suatu perusahaan memperlihatkan

bahwasanya perusahaan tersebut berkinerja baik dan memiliki potensi

atau prospek yang baik di masa depan, serta dipandang dapat

memberikan return yang diharapkan kepada investor.

14
15

Begitu pentingnya mengoptimalkan nilai suatu perusahaan bagi

perusahaan itu sendiri, hal ini dapat mengoptimalkan kemakmuran

terhadap orang-orang pemilik saham. Minat investor untuk membeli

saham di bisnis bernilai tinggi akan meningkat seiring kenaikan nilai.

(Hidayat, 2019). Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat ditarik

kesimpulan bahwasanya nilai suatu perusahaan merupakan suatu keadaan

yang telah dicapai pimpinan atau manager di dalam mengatur dan

mengorganisir sumber daya disuatu perusahaan, yang digunakan sebagai

ilustrasi investor ataupun masyarakat yang umumnya burhubungan

dengan saham. Jika perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan,

maka perusahaan akan mendapatkan kepercayaan dari investor tidak

hanya mempengaruhi kinerjanya saat ini, tetapi juga mempengaruhi

potensi atau prospeknya di masa mendatang.

2. Profitabilitas

Menurut (Astutik:2019)berpendapat bahwa kebijakan manajemen

adalah apa yang mengarah pada profitabilitas. Rasio ini digunakan untuk

menghitung keuntungan perusahaan. Manajemen laba perusahaan yang

lebih baik menunjukkan laba yang lebih tinggi. Semua kebijakan dan

keputusan keuangan tercermin dalam rasio profitabilitas(Brigham &

Houston, 2018).

Profitabilitas adalah cara untuk mengukur seberapa baik

manajemen secara keseluruhan bekerja karena menunjukkan berapa

banyak uang yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Terbukti

15
16

dengan naiknya harga saham perusahaan, semakin besar kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba maka semakin besar nilainy,

(Firdaus:2019).

Menurut Novianti & Hakim (2019) “Sejumlah kebijakan dan

pilihan perusahaan pada akhirnya mengarah pada profitabilitas. Dengan

mencapai profitabilitas yang tinggi, kehidupan perusahaan akan lebih

terjamin dalam jangka panjang.

Profitabilitas memegang peranan penting dalam mempertahankan

eksistensi perusahaan. Investor akan lebih cenderung memasukkan

uangnya ke dalam perusahaan untuk membeli saham jika kondisi

perusahaan di masa depan menjanjikan atau menguntungkan.(Lumoly et

al., 2018).

Return On Total Assets atau biasa disingkat dengan ROA

merupakan perbandingan diantara keuntungan sebelum melakukan pajak

serta biaya bunga dengan semua kekayaan disuatu perusahaan atau aktiva

(Mindra & Erawati, 2016). Selain itu ROA adalah suatu ukuran yang

berkaitan dengan efektivitas manajemen didalam mengelola serta

mengatur investasinya. Selain itu, hasil pengembalian investasi baik itu

modal mandiri ataupun modal pinjaman terlihat produktivitasnya dari

seluruh dana perusahaan. Semakin tinggi rasio, maka semakin baik

begitupula sebaliknya. Hal ini berarti rasio dipakai sebagai pengukur

efektivitas dari semua operasi perusahaan.

16
17

3. Leverage

Leverage adalah tingkatan sejauh mana perusahaan menggunakan

modal hutang yang dipakai sebagai sumber dananya (Brigham dan

Houston, 2015). Menurut (Kasmir: 2014) leverage merupakan rasio

solvabilitas atau rasio leverage adalah rasio yang dipergunakan untuk

mengukur dimana aktivitas perusahaan dibiayai oleh hutang.

Berdasar dari penjelasan di atas maka bisa diambil kesimpulan

bahwa rasio leverage adalah suatu rasio keuangan yang digunakan untuk

pengukuran kapabilitas suatu perusahaan didalam pemenuhan kewajiban

berjangka Panjang, contohnya membayar bunga diatas utang, membayar

hutang pokok akhir serta berbagai kewajiban tetap selainya. Definisi

Hutang berjangka panjang yaitu seuatu kewajiban untuk melakukan

pembayaran yang telah jatuh tempo pembayaran 1 tahun lebih.

Berikut merupakan Tujuan suatu perusahaan dengan memakai

rasio hutang (leverage) menurut (Kasmir:2016), yaitu:

a. Untuk melihat keadaan suatu industri atau perusahaan terhadap tanggung

jawabnya kepada pihaklainnya (kreditor).

b. Untuk menilai kecakapan suatu perusahaan didalam pemenuhan kewajibannya

yang sifatnya normal (contohnya cicilan hutang serta bunganya).

c. Untuk memperkirakan seimbang tidaknya diantara nilai aktiva terlebih aktiva

tetap yang menggunakan modal.

d. Untuk memperhitungkan sejauhmana aktiva suatu industri atau perusahaan

didanai oleh pinjaman atau hutang.

17
18

e. Untuk memperhitungkan sejauhmana dampak hutang pada perusahaan terhadap

pengelolaan aktiva.

f. Untuk menentukan berapa banyak dari setiap uang rupiah yang digunakan

sebagai jaminan pinjaman jangka panjang.

g. Untuk menentukan jumlah dana pinjaman yang akan segera ditagih, seberapa

sering Anda memiliki modal sendiri, dan

h. Tujuan lainnya

DER merupakan instrument pengukuran untuk Analisis leverage

perhitunganya dengan melakukan pembandingan antara jumlah

keseluruhan hutang serta semua asset perusahaan yang ada. DER adalah

ukuran suatu perusahaan dalam liability atau melunasi kewajiban. Jika

suatu kewajiban begitu tinggi atau besar, maka laba yang diperoleh

otomatis menurun atau sedikit. Melakukan peningkatan nilai DER dalam

tempo waktu tertentu, mengindikasikan perusahaan tersebut berjalan

diatas pemotongan atas hutangnya kepada pemberi hutang yaitu kreditor.

Tingginya DER dalam suatu perusahaan dapat menandakan

bahwasanya perusahaan tersebut tidak berpenghasilan yang bagus,

terlebih pada saat akan melunasi kewajibannya. Rasioleverage

merupakan skala yang dipakai guna melakukan pengukuran sejauh mana

aktiva suatu perusahaan didanai menggunakan hutang. Maksudnya

seberapa besar tanggungan hutang yang dibebankan oleh industri atau

perusahaan dibandingkan dengan aktiva tersebut. Secara pengertian luas

disebutkan bahwasanya rasio atau skala leverage dipakai untuk

pengukuran kapasitas suatu perusahaan dalam melunasi semua kewajiban

18
19

baik itu periode pendek ataupun periode Panjang, jika industri atau

perusahaan dilikuiditas atau dibubarkan (Kasmir:2016).

4. Ukuran Perusahaan

Widiastari & Yasa (2018), berpendapat bahwa ukuran suatu

perusahaan merupakan skala di mana total aset, jumlah, nilai penjualan,

saham, dan metrik lainnya dapat digunakan untuk mengklasifikasikan

ukuran suatu perusahaan. Sedangkan pendapat Mindra & Erawati (2016)

ukuran suatu perusahaan ditentukan oleh asetnya, total penjualan, atau

modal.

Menurut Yusriwarti (2019) “Ukuran perusahaan dilihat dari

bidang usaha yang dijalankan.” Rata-rata tingkat penjualan, total aset,

dan total penjualan semuanya dapat digunakan untuk menghitung ukuran

perusahaan. Jumlah aset yang dimiliki perusahaan dapat digunakan untuk

menentukan besarnya. Laba dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,

salah satunya adalah ukuran perusahaan. Ketika suatu perusahaan lebih

besar, biasanya memiliki kekuatan sendiri dalam menyelesaikan masalah

bisnis dan kapasitas untuk menghasilkan keuntungan besar sebagai hasil

dari dukungan dari aset besar. Perusahaan dengan total aset atau total aset

yang besar menunjukkan bahwa mereka telah mencapai kedewasaan,

ketika arus kas positif dan dianggap memiliki prospek yang baik untuk

waktu yang relatif lama.

Aset adalah semua kekayaan perusahaan yang akan digunakan

untuk mendanai kegiatan operasional untuk mencapai tujuan perusahaan,

19
20

termasuk untuk memperoleh keuntungan. Lumoly (2018) mengatakan

bahwa aset dapat dibagi menjadi dua kategori:

a. Aktiva Lancar Kas, surat berharga jangka pendek, piutang usaha,

wesel tagih, persediaan, pendapatan, dan peralatan merupakan

contoh aktiva lancar yang masa perputarannya kurang dari satu

tahun.

b. Aset Tidak Lancar Aset dengan siklus panjang dan masa manfaat

lebih dari satu tahun dianggap sebagai aset tidak lancar. Ada tiga

jenis aset tidak lancar:

1) Aktiva Tetap

Aktiva tetap perusahaan meliputi, misalnya, sebagai

berikut: tanah, bangunan, mesin, kendaraan, persediaan, dan

peralatan.

2) Aset Tidak Berwujud

Aset tidak berwujud adalah segala sesuatu yang tidak

dapat dilihat, disentuh, atau diukur secara fisik, seperti: hak

dalam kontrak, paten, hak guna bangunan, hak sewa, dan lain

sebagainya.

3) Investasi Jangka Panjang

Aset ini terdiri dari seluruh portofolio usaha jangka

panjang perusahaan, baik saat ini maupun masa lalu. Jika,

misalnya, perusahaan A melakukan investasi di perusahaan B,

20
21

maka perusahaan A wajib mencatat investasinya sebagai aset

pada neraca.

21
22

5. Penelitian Terdahulu

No. Nama dan Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1. Pengaruh Profitabilitas, secara simultan  Variabel Independen Objek

Leverage, Ukuran Bisnis, Profitabilitas, Leverage, (Profitabilitas, Leverage,

dan Pilihan Investasi UkuranPerusahan dan Ukuran Perusahaan)

terhadap Nilai Keputusan Investasi  Variabel Dependen

Perusahaan, Gilang berpengaruh signifikan (Nilai Perusahaan)

Kemal Ramadhitya & terhadap Nilai Perusahaan.  Pengambilan Sampel

Vaya Juliana Dillak sedangkan secara (Purposive Sampling)

(2018) (Studi Kasus pada parsialProfitabilitas

Perusahaan Manufaktur berpengaruh positif

Sub Sektor Makanan dan terhadap Nilai Perusahaan,

Minuman yang Terdaftar Leverage berpengaruh

di Bursa Efek Indonesia positif terhadap

Periode 2012-2016). NilaiPerusahaan, Ukuran

Perusahaan tidak

berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan dan Keputusan

Investasiberpengaruh positif

terhadap Nilai Perusahaan.

2. Aniela Nurminda, Profitabilita berpengaruh  Variabel Independen Objek

Deannes Isynuwardhana, positif signifikan (Profitabilitas, Leverage,

S.E., M.M, Annisa terhadapnilai perusahaan, Ukuran Perusahaan)

Nurbaiti, S.E., M.Si. yang berarti kenaikan nilai  Variabel Dependen

(2017). “Pengaruh pada perusahaan (Nilai Perusahaan)

Hutang, Profitabilitas, manufaktur sub sektor

22
23

dan Ukuran Usaha barang dankonsumsi  Pengambilan Sampel

Terhadap Nilai cenderung dapat (Purposive Sampling)

Perusahaan (Studi Pada meningkatkan pula nilai

Perusahaan Manufaktur perusahaannya.

Sub Sektor Barang dan Meningkatnya nilai ini

Konsumsi Yang Terdaftar memberikan dampak yang

Di Bursa Efek Indonesia positif untuk menjadikan

Periode 2012-2015) nilai perusahaan semakin

baik.

3. Dewi Ernawati, Dini Dengan nilai  Variabel Independen Objek

Widyawati (2015) signifikansi 0,000 yang (Profitabilitas, Leverage,

Ukuran Perusahaan)
“Pengaruh lebih kecil dari = 0,05
 Variabel Dependen
Profitabilitas, dan koefisien regresi
(Nilai Perusahaan)
Leverage Dan sebesar 0,074 maka
 Pengambilan Sampel
Ukuran Perusahaan profitabilitas
(Purposive Sampling)
Terhadap Nilai berpengaruh positif

Perusahaan terhadap nilai

perusahaan. Pinjaman

berdampak merugikan

terhadap nilai

perusahaan, dengan

koefisien regresi

sebesar -1,641 dan nilai

signifikansi 0,097 lebih

23
24

besar dari = 0,05.

Dengan nilai

signifikansi 0,000 lebih

kecil dari = 0,05 dan

koefisien regresi 0,353,

ukuran perusahaan

berpengaruh positif

terhadap nilai

perusahaan.

24
25

6. Hipotesis

Hipotesis ialah suatu tanggapan yang sifatnya masih sementara yang dipakai

untuk menarik simpulan pada riset berlandaskan teori dan rumusan permasalahan

yang dipakai. Dalam riset ini hipotesisnya diantaranya yaitu:

a. Pengaruh profitabilitas terhadap nilaiperusahaan.

Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan guna memperoleh

keuntungan dalam jangka waktu tertentu, industri atau perusahaan yang dapat

menghasilkan keuntungan yang tinggi serta stabil dapat menarik para penanam

modal atau investor, secara otomatis hal ini dapat memberikan keuntungan bagi

para penanam modal atau investor. Kemampuan suatu perusahaan yang besar

guna mendapatkan penghasilan yang menguntungkan juga membuktikan

pengelolaan pada perusahaan tersebut bagus serta baik, alhasil meningkatkan

keyakinan dalam penanam modal atau calon investor (Triasesiarta, 2019).

Hasil penelitian Nofrita (2013) profitabilitas yang diukur dengan ROA

menyebutkan bahwasanya Sukses memiliki dampak yang cukup besar pada nilai

industri atau bisnis. Tinggi Kuantitas. ROA menggambarkan kondisi perusahaan

ataupun industri yang baik, alhasil angka atau nilai yang diserahkan kepasar

yang tergambar pada harga saham pada perusahaan yang bersangjutan juha akan

baik dan bagus, artinya nilai perusahaan akan meningkat apabila profitabilitas

mengalami peningkatan.

Hasil riset yang dilakukan oleh Cahya & Riwoe (2018) menjelaskan

bahwasanya profitabilitas memiliki pengaruh secara signifikan bagi nilai suatu

industri atau perusahaan yang sejalan dengan teori sinyal. Dari penjelasan

tersebut dapat difahami bahwa berubahnya profitabilitas senantiasa akan

mengikuti berubahnya nilai suatu perusahaan. Profitabilitas adalah indikasi

25
26

yamg berupa informasi-informasi yang menjelaskan bahwasanya suatu

perusahaan yang bersangkutan lebih bagus apabila dibandingkan dengan

perusahaan lainnya, serta dapat membagikan kejelasana peluang suatu

perusahaan pada masa mendatang harapanya dapat memberikan peningkatan

nilai perusahaan tersebut.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Hidayat & Khotimah (2022) Dalam

riset ini ROA digunakan untuk mengukur profitabilitas, caranya yaitu dengan

cara membandingkan keuntungan setelah membayar pajak dengan keseluruhan

aktiva. Terus mengecilnya profitabilitas berdampak pula terhadap nilai industri

atau perusahaan yang didapatkan terus menjadi kecil atau menurun. Suatu

perusahaan mempunyai profitabilitas yang kurang tinggi, maka perusahaan bisa

melakukan peningkatan kinerja yang berdampak pada turunya tingkat angka

atau nilai suatu perusahaan. Industri atau perusahaan di setiap tahunya sukses

menaikkan profitabilitas, akan semakin membuat ketertarikan banyak para

penanam modal atau investor. Para Penanam modal atau investor memiliki

kepercayaan terhadap perusahaan yang sdapat membuahkan keuntungan yang

besar sebab return yang didapat kecil atau rendah, maka hal ini menjadi

pertanda buruk atau negatif terhadap para investor dariperusahaan.

Prakiraan ini menyebabkan kerangka pertanyaan studi berikut:

H1: Nilai perusahaan dipengaruhi secara positif oleh profitabilitas

b. Bagaimana leverage memengaruhi nilai perusahaan.

Leverage bisa dimengerti selaku penaksir dari resiko yang menyatu

dalam suatu industri atau perusahaan. Maksudnya, leverage yang terus menjadi

besar memperlihatkan resiko investasi yang terus menjadi besar pula. Perusahan

dengan perbandingan leverage yang kecil mempunyai resiko leverage yang

26
27

lebih kecil. Dengan tingginya perbandingan leverage memperlihatkan kalau

industry atau perusahaan tidak solvable, maksudnya keseluruhan hutang yang

dimiliki lebih besar dibandingakan dengan keseluruhan asetnya (Sutama &Lisa

2018).

Berdasakan pada pengukuran DER, riset yang telah dilakukan Bachrudin

(2017) menjelaskan bahwasanya leverage berpengrauh signifikan bagi suatu

nilai perusahaan. Dengan tingginya rasioleverage terlihat bahwa perusahaan

tidak solvabel, maksudnya keseluruhan hutang yang dimiliki lebih tinggi apabila

dibandingkan dengan keseluruhan aset atau modal yang dimilikinya, jika para

investor mengetahui suatu perusahaan mempunyai modal atau asset yang besar

akan tetapi resiko leveragenya besar, maka para investor akan memikirkan ulang

apabila ingin menanam modal pada perusahaan yang bersangkutan. Hal tersebut

dikhawatirkan, modal dan asset yang tinggi milik pribadi perusahaan tersebut

diperoleh dari utang, hal ini akan berdampak pada peningkatan resiko dalam

berinvestasi jika perusahaan tersebut gagal membayar kewajibanya tepat waktu.

Leverage ialah kebijakan finansial yang berhubungan dengan ketetapan

finansial suatu perusahaan. Industri atau perusahaan yang memiliki pinjaman

bertanggung jawab atas bunga serta bayaran pokok pinjaman. Pemakaian

pinjaman atau (external financing) mempunyai resiko yang tinggi, hutang yang

tidak terbayarkan, alhasil pemakaian pinjaman perlu diperhatikan kapasitas atau

daya perusahaan tersebut didalam mendapatkan keuntungan (Prasetyorini,

2013).

Hasil penelitian ( Pratama & Wiksuana 2016) menunjang hipotesis yaitu

Kekuasaan memiliki implikasi positif dan signifikan untuk bisnis apa pun.

Pengaruh positif tersebut memmpunyai makna bahwasanya kian besar Leverage

27
28

maka kian besar juga Nilai Perusahaan didapatkan. Penggunaan pembiyayaan

yang bersumber dari pinjaman yang kian besar, maka akan kian besar juga nilai

perusahaan yang diperoleh. Dengan demikian dapat dirumuskanhipotesis sebagai

berikut:

H2: Kekuasaan meningkatkan nilai perusahaan.

c. Bagaimana Ukuran Perusahaan Mempengaruhi Nilai Perusahaan.

Kemampuan bernegosiasi pada kontak keuangan bisa didetetapkan oleh

skala industri atau perusahaan. perusahaan yang memiliki rasio besar relative

lebih mudah mengarah akses ke pasar modal, sebab mempunyai permintaan

yang lebih profitable atau bermanfaat dibanding dengan perusahaan dengan

rasio kecil (Setiawati & Lim, 2018).

Penelitian mengenai ukuran perusahaan dnegan pengukuran

menggunakan SIZE pernah dilakukan oleh (Rudangga & Sudiarta:2016)

Ukuran suatu Perusahaan memiliki dampak positif pada profitabilitas

dan nilai perusahaan. Terus besarnya suatu perusahaan, berdampak terus

besarnya nila perusahaan tersebut, serta terus mengecilnya perusahaan

berdampak pada terus mengcilnya nilai perusahaan tersebut. Hasil dari riset ini

menjelaskan bahwasanya skala perusahaan yang besar memungkinkan memiliki

nilai perusahaan yang lebih tinggi karena perusahaan besar dapat mengantisipasi

ekspansi bisnis baru sebelum melunasi hutang .

Maspupah, (2014) menjelaskan apakah ukuran perusahaan memiliki

dampak yang menguntungkan dan dampak besar pada nilai perusahaan.

Apabila skala instansi bertambah membesar maka akan mempermudah suatu

perusahaan memperoleh kepercayaan dari para peminjam modal atau Kreditur

dalam mendapatkan sumber – sumber anggaran atau pendanaan yang besar,

28
29

baik itu diperoleh dari dalam ataupun dari luar. Basis anggaran itu bisa dipakai

oleh perusahaan untuk lebih menaikkan profit industri melewati perluasan serta

effisiensi Tidak hanya itu dengan terus menjadi besar skala industri, sehingga

terdapat kecondongan lebih banyak penanam modal yang meletakkan atensi

dalam industri itu. Perihal ini diakibatkan sebab industri yang besar mengarah

mempunyai situasi yang lebih normal dari tahun ke tahun kuncinya pada return

saham pada penanam modal.

Novari & Lestari (2016) menjelaskan bahwa ukuran perusahaan

memiliki pengaruh yang signifikan serta berdampak positif bagi suatu nilai

perusahaan.

Hasil positif menunjukkan jika skala industri atau perusahaan yang besar

mengakibatkan nilai dari industri tersebut terus menjadi besar pula. Kondisi ini

diakibatkan lantaran suatu perusahan yang besar memiliki kecenderungan

dengan situasi yang lebih normal. Situasi itu menjadi sebab atas kenaikan harga

saham industri di pasar modal. Penanam modal mempunyai harpan yang lebih

besar kepada suatu industri besar. Ekspektasi insvestor berupa perolehan

dividen dari perusahaan tersebut. Dengan demikian hipotesis penelitian sebagai

berikut:

H3:Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

d. Bagaimana profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan memengaruhi

nilai perusahaan.

Profitabilitas adalah sekelompok perbandingan atau rasio yang

digunakan untuk melakukan penilaian terhadap kaspasitas atau keahlian

perusahaan didalam memperoleh laba. leverage dipakai guna mengukur

kecakapan suatu perusahaan dalam melakukan pelunasan semua yang menjadi

29
30

tanggungannya, baik periode waktu pendek ataupun periode waktu panjang jika

sewaktu-waktu perusahaan tersebut dibubarkan (Kasmir, 2017).

Skala suatu perusahaan dipersepsikan dapat memberikan pengaruh bagi

nilai suatu perusahaan, hal ini disebabkan terus membesarnya ukuran suatu

perusahaan berdampak baik terhadap kemudahan perusahaan yang bersangkutan

mendapatkan basis pembiyayaan, yang setelah itu akan dimanfaatkan oleh para

pengelola perusahaan guna melakukan peningkatan nilai perusahaan, (Novari &

Lestari, 2016).

Definisi dari nilai perusahaan yaitu nilai pasar sebab nilai pasar mampu

membagikan kejayaan kepada para pemegang saham dengan optimal jika harga

saham dari suatu perusahaan mengalami kenaikan secara simultan Profitabilitas,

Leverage, UkuranPerusahan dan Ketetapan penanaman modal mempengaruhi

secara signifikan kepada Nilai Industri atau perusahaan, (Brigham & Daves,

2014)

Riset yang dikerjakan oleh Sofiani& Siregar (2022) menjelaskan

bahwasanya ROA memiliki pengaruh dengan nilai suatu perusahaan yang

diperkirakan menggunakan PBV.

Dari hasil percobaan ini menunjukkan terdapat ikatan yang positif serta

signifikan variabel ROA pada nilai industri( PBV). bertambahnya ROA yang

menandakan melonjaknya keuntungan bersih dari pemakaian aset yang ada,

kenaikan ini menggambarkan berhasilnya perusahaan mengatur finansial yag

ialah belahan dari misi industri ialah mengoptimalkan keselamatan pemegang

saham ataupun nilai suatu industri.

Dari hasil riset ini menunjukkan terdapat ikatan yang positif serta

relevan variabel ROA pada nilai industri atau perusahaan ( PBV). ROA yang

30
31

melonjak menunjukkan melonjaknya keuntungan bersih dari pemakaian semua

asset yang dimiliki, kenaikan ini menunjukkan daya atau keberhasilan

perusahaan mengatur finansial hal tersebut adalah bagian dari misi industri ialah

mengoptimalkan nilai industri atau perusahaan serta kesejahtreaan para

pemegang saham.

Penelitian sebelum nya dari Nurminda, dkk ( 2017 ) DER memliki

pengaruh bagi nilai suatu perusahaan (PBV). Akan tetapi faktanya, belum ada

yang mampu menentukan kepastian nilai leverage yang bagus itu semacam apa.

Sebab walaupun nilai leverage besar, akan tetapi perusahaan tersebut konsisten

dapat melunasi kewajiban yang perusahaan tanggung, hal yang demikianlah

suatu perusahaan dalam memakai leverage itu dinilai bagus, alhasil sanggup

melunasi kewjibannya yang ditanggungnya. Akan tetapi, apabila suatu

perusahaan mempunyai angka leverage yang rendah atau kecil disebabkan

terkendala modal yang ada diperusahaan merasa mampu digunakan mendanai

biaya operasional perusahaanya, perusahaan itu disebut mempunyai nilai yang

bagus. Tingginya nilai tidak selamanya menjadi akibat dari menurunya nilai

suatu perusahaan. Sejalan dengan nilai DER yang turun, tidak selamanya

menjadi nilai suatu perusahaan menjadi naik.

Dari hasil penelitian Ramadhany (2020) variabel size memiliki pengaruh

yang positif serta berpengaruh signifikan bagi price bookvalue. Para industri

atau Perusahaan bersakala besar mampu secara mudah mendapatkan akses

dipasar modal. Mudahnya mengakses tersebut menunjukan bahwa perusahaan

mempunyai kemampuan fleksibilitas yang dipake untuk mendapatkan

pendanaan. Maka dari itu, hal tersebut difahami oleh para investor sebagai salah

satu pertanda bagus atau positif serta berpotensi baik.

31
32

Akibatnya, berikut ini adalah hipotesis penelitian:

H4: Nilai perusahaan dipengaruhi secara positif oleh profitabilitas, leverage, dan

ukuran perusahaan.

7. Kerangka Berfikir

Profitabilitas
(X1)

Nilai
Leverage (X2)
Perusahaan (Y)

Ukuran
Perusahaan (X3)

Gambar 2. 1. Kerangka Berfikir

Keterangan:

: Sebagian mempengaruhi variabel dependen (Y)

terhadap variabel independen (X).

: Secara bersamaan mempengaruhi variabel independen

dan dependen (X, Y).

BAB III

METODE PENELITIAN

32
33

A. Populasi serta Sampel

1. Populasi

Pemahaman terkait komunitas merupakan “item atau subjek pada kualitas

yang ditetapkan oleh pengamat untuk diselidiki dan ditarik kesimpulannya”

(Sugiyono , 2018). Di Pasar uang Indonesia, komunitas di perusahaan teknologi

diperdagangkan

2. Sampel

(Sugiyono , 2018), ia mengklaim bahwa sampel mencerminkan beberapa

kualitas yang dimiliki populasi secara keseluruhan. Berdasarkan atribut dan

karakteristiknya, sampel dapat mewakili populasi atau dapat menggantikannya.

Purposive sampling digunakan untuk memperoleh sampel untuk penelitian ini.

Tolok ukur untuk pengumpulan sampel meliputi hal-hal berikut:

a. Di Indonesia, sektor teknologi tercatat di bursa BEI pada (2020-2021)

b. Laporan keuangan tahunan lengkap untuk sektor teknologi periode waktu yang

relevan (2020-2021)

B. Jenis dan Sumber Data

Basis statistik ialah: “Informasi dasar yang diberikan kepada pengumpul data,”

menurut (Sugiyono: 2018). Informasi yang berguna meliputi:

1. Informasi primer.

Data sekunder meliputi informasi terkait temuan dari pihak ketiga yang

dipublikasikan sebelumnya di Pasar uang Indonesia, riset memanfaatkan data

sekunder (BEI).

33
34

C. Metode Pengumpulan Data

(Sugiyono: 2018) berpendapat bahwa pengumpulan data adalah tujuan utama dari

penelitian ini, jelas bahwa langkah dalam proses penelitian ini harus direncanakan secara

strategis.

Data untuk penelitian ini dikumpulkan melalui penyusunan, pencatatan,

penelaahan, dan evaluasi laporan dan arsip yang berkaitan dengan objek penelitian. Situs

resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) dan pencatatan data dalam laporan keuangan dengan

fokus terkait penelitian merupakan metode yang digunakan pada riset ini guna

mengumpulkan data..

D. Definisi Operasional serta Pengukuran Variabel

Mengandung satu variabel dependen, tiga faktor independen, dan termasuk

penilaian perusahaan yang digunakan oleh penulis. Leverage, profitabilitas serta rasio

bisnis merupakan faktor independen. Sebuah bisnis teknologi melakukan penelitian .

Definisi masing-masing ukuran yang digunakan dalam penelitian diberikan di bawah ini

berdasarkan hasil rangkuman.

1. Dependent Variable

(Sugiyono, 2018), variabel terikat merupakan salah satu yang dipengaruhi

atau dibawa oleh variabel lain.

Nilai bisnis merupakan variabel terikat (Y) pada srudi. Menurut (Pradnyani,

2018), nilai bisnis adalah pendapat investor tentang efektivitas ketenagakerjaan yang

diberikan perusahaan kepada mereka terkait harga saham. Studi ini menggunakan

(PBV) sebagai ukuran nilai bisnis; semakin besar, semakin pasar percaya pada

prospek masa depan perusahaan.

PBV = Produk, Nilai Moneter Saham Dan Nilai Buku.

34
35

2. Independent Variable

Faktor prediktor, prekursor, dan pemicu adalah nama lain untuk variabel riset

yang kerap disebut faktor bebas. Faktor terikat dapat dipengaruhi oleh independen

2018 (Sugiono)

a. Profitabilitas

Profitabilitas yang ditentukan oleh besarnya jumlah laba yang

direalisasikan sebanding dengan penjualan dan investasi merupakan teknik

untuk mengukur keberhasilan manajemen secara keseluruhan, menurut (Firdaus:

2019). Kapasitas suatu perusahaan untuk menghasilkan laba menentukan

nilainya, yang tercermin dalam kenaikan harga sahamnya.

Efisiensi seluruh aktivitas bisnis diukur dengan menggunakan rasio ini.

Persamaan berikut dapat digunakan untuk menghitung ROA

Laba Sebelum Pajak


ROA= X 100 %
Total Aset
b. Laverage

Jumlah hutang yang digunakan bisnis sebagai sumber pendanaan dikenal

sebagai leverage (Brigham dan Houston, 2015). Dengan membandingkan total

utang dan total aset perusahaan, rasio utang terhadap (DER), yang digunakan

untuk mengukur leverage, dapat diturunkan.

Total Likuiditas
Debt ¿ Equity Ratio ( DER )= ¿ x 100 %
Total Stakeholders Equity ¿

c. Ukuran Perusahaan

Ukuran berdasarkan total aset dapat digunakan untuk mengkategorikan

ukuran perusahaan, jumlah pembelian, nilai saham, dan faktor lainnya, menurut

(Widiastari & Yasa, 2018).

35
36

Widiastari & Yasa (2018) menyatakan bahwa faktor-faktor berikut dapat

digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan::

¿ ln (Total Aktiva)
E. Teknik Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

Menggunakan uji hipotesis baku, nilai parameter model studi diperiksa

keakuratannya. Uji asumsi klasik dapat melihat apakah data terbebas dari

heteroskedatisitas dan linearitas serta penyebaran data.

a. Uji Normal

Guna mengetahui apakah suatu model regresi berdistribusi teratur atau

tidak, digunakan uji normal.. Jika sisa distribusi data terdistribusi secara teratur

atau hampir sama, model regresi dianggap sangat baik. Uji Kolmogorof-

Smirnov digunakan dalam uji normal penelitian ini, yang memiliki ambang

signifikansi 5%. Berikut adalah kriteria pemilihan uji kenormalan:

1) Jika angka sign (two-tailed) > 0,05, informasi tersebut biasanya

terdistribusi.

2) Jika angka sign (two-tailed) < 0,05, informasi tersebut tidak terdistribusi

secara teratur..

Data yang berdistibusi normal berada disekitar garis normal (Ghozali,

2018). identik dalam hal rata-rata dan standar deviasi, data yang berdistribusi

teratur akan dibandingkan dengan menggunakan uji normal. Angka p pada

skewness dan kurtosis mengungkapkan statistik normal. Nilai p untuk skewness

dan kurtosis harus lebih tinggi dari 0,05 agar data dianggap terdistribusi secara

teratur. (Ghozali, 2018).

36
37

b. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas berlaku dalam mencari tahu varian bentuk regresi

berbeda secara signifikan 1 data dengan data berikutnya. Apabila variasi antara

residual dari satu pengukuran ke pengukuran berikutnya tidak berbeda, ini

disebut sebagai homoskedastisitas; jika ya, itu disebut sebagai

heteroskedastisitas. Bentuk regresi yang memiliki heteroskedastisitas atau tidak,

adalah cara yang tepat untuk melakukan regresi. Uji Glesjer digunakan untuk

menetapkan parameter uji heteroskedastisitas dan kriteria penting 5%

diterapkan. (Ghozali, 2018):

Heteroskedastisitas terjadi pada saat thitung > ttabel dan tanda 0,05.

Heteroskedastisitas tidak ada jika nilai thitung ttabel dan Tanda sama-sama

melebihi dari 0,05..

c. Uji Multikolonearitas

Korelasi antar variabel independen mampu mempengaruhi variabel

dependen pada uji multikolinearitas. Jika tidak ada hubungan antara variabel,

model regresi dianggap sangat baik. Berdasarkan nilai Variable Inflation Factors

(VIF) dan Tolerance terlihat uji multikolinearitas. Jika model regresi

menghasilkan nilai tolerance mendekati 1, maka tidak terjadi gejala

multikolinearitas. Multikolinearitas tidak terjadi jika nilai tolerance adalah VIP,

namun terjadi jika nilai tolerance lebih besar dari VIP. Parameter pengambilan

keputusan untuk uji multikolinearitas ditentukan dengan nilai VIP 0,1 (Ghozali,

2018).

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk melihat hubungan yang jelas terhadap

dua faktor atau lebih. Berdasarkan analisis nilai dengan thitung dan ttabel dan

37
38

thitung > ttabel dan tanda 0,05 maka nilai tanda tersebut memiliki tingkat

konservasi 5%, dan jika thitung ttabel dan Tanda > 0,05 maka nilai tanda

tersebut tidak linier dan tidak dapat lolos uji linieritas menggunakan tes Durbin

Watson. (Sudjana, 2013).

2. Regresi Data Panel

Terdapat 3 regresi menurut Gujarati (2013): bentuk dampak umum, bentuk

dampak tetap, dan bentuk dampak acak..

a. Pemodelan dampak umum (CEM)

Pemodelan dampak umum (CEM) adalah bentuk regresi data panel yang

menggunakan teknik gabungan kuadrat terkecil dan strategi kuadrat terkecil

untuk mengintegrasikan statistik dari urutan waktu dan bagian melintang.

Premis dampak umum dari bentuk ini ialah:

Informasi :

y = untuk variabel terikat

𝛼 = konsta

β.= efisien regresi

x = singkatan dari variabel bebas yang tidak berhubungan

i = persilangan

t = deret waktu

e = terjadi kesalahan

b. Model Efek Konsisten (FEM)

Bentuk regresi informasi panel yang disebut model efek tetap dapat

dievaluasi menggunakan metode dummy kuadrat terkecil karena memiliki efek

yang berbeda untuk orang yang berbeda. Model efek tetap membuat asumsi:

38
39

Informasi :

y = untuk variabel terikat

𝛼 = konsta

β.= efisien regresi

x = singkatan dari variabel bebas yang tidak berhubungan

i = persilangan

t = deret waktu

e = terjadi kesalahan

c. Model Efek Acak (REM)

Bentuk efek acak merupakan bentuk regresi informasi panel yang

berbeda dari model efek tetap karena dapat digunakan untuk mengurangi

penggunaan derajat kebebasan untuk estimasi yang lebih efektif. Kuadrat

terkecil umum digunakan untuk estimasi parameter dalam model efek acak.

Berikut ini adalah asumsi model efek acak:

Informasi :

y = untuk variabel terikat

𝛼 = konsta

β.= efisien regresi

x = singkatan dari variabel bebas yang tidak berhubungan

i = persilangan

t = deret waktu

e = terjadi kesalahan

39
40

3. Uji Validasi Model Regresi Data Panel

a. Uji Chow

Dalam tahap menetukan bentuk efek umum dan bentuk efek tetap, uji

Chow digunakan. Bentuk efek tetap akan dipilih, sesuai dengan premis, jika

nilai penampang chi-kuadrat melebihi signifikan (0,05). Di sisi lain, bentuk

common effect akan digunakan dan jika nilai penampang chi-kuadrat melebihi

nilai yang patut diperhatikan, percobaan Hausman tidak dibutuhkan.( Rosinta,

2018).

b. Uji Hausman

Sebelum memilih bentuk efek tetap (FEM) dan bentuk efek acak

dibandingkan menggunakan uji Hausman (CEM). Asumsi yang digunakan saat

memilih bentuk efek konstan adalah bentuk regresi pada data panel. akan

digunakan jika nilai random crosssection signifikan sebesar (0,05). Jika angka

random cross section lebih besar dari nilai signifikan, dipilih bentuk random

effect (0,05). (Rosinta , 2018).

c. Uji Lagrance Multiplier (LM)

Dalam tahap menetukan bentuk efek umum dan bentuk efek acak, uji

Lagrance Multiplier digunakan. Breusch Pagan menciptakan uji Pengali

Lagrance, yang didasarkan pada nilai residu metode model efek umum.

Distribusi Chi-Squares dengan derajat kebebasan setara dengan jumlah variabel

terpisah berfungsi sebagai dasar untuk uji LM.

Bentuk dampak umum cocok jika nilai LM kurang dari nilai Chi-Squares

kritis; jika melebihi dampak acak sesuai.

40
41

4. Uji Statistik Deskriptif

Penulis mengenakan statistik deskriptif guna menunjukkan kategori data

yang berbeda dan memberikan informasi yang bermanfaat. Pengumpulan data untuk

uji statistik deskriptif akan tampak lebih teratur dan ringkas karena dapat

memberikan informasi yang lebih relevan dan fokus utama dari masalah yang diteliti

(E.G & Murtanto, 2021).

5. Uji Regresi Berganda

Sejumlah regresi linier mampu menggambarkan satu ukuran dependen serta

banyak faktor bebas. (Ghozali, 2018).. Berikut ini adalah bagaimana model regresi

linier berganda dapat dinyatakan:

Keterangan :

y : Poin pada Perusahaan

x1 : ROA

x2 : Laverage

x3 : Tolak Ukur perusahaan

a : Konsta sebarang jika nilai x1 : x2 : x3 : 0

b1, b2, b3,: efisien Regresi

F. Uji Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu rancangan yang akan dibuktikan atau diuji atas

keterkaitan atau tidaknya variabel independent dengan variabel dependen. Pengujian

hipotesis menggunakan hipotesis nol (H0) yang menyatakan hubungan korelasi yang

tidak signifikan dan hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan hubungan korelasi yang

41
42

signifikan, untuk sampai pada temuan tentang teori-teori yang dikemukakan digunakan

pengujian hipotesis..

1. Uji Parsial

Metode evaluasi yang dikenal sebagai parsial digunakan hanya untuk

memahami sebagian hubungan dalam penelitian antara faktor independen dan

dependen. (Sugiyono, 2017) uji parsial pada studi ini digunakan untuk mengetahui

bagaimana pendapatan, leverage, dan pertumbuhan bisnis mempengaruhi nilai

perusahaan. Berikut contoh pengujian hipotesis parsial menggunakan uji t-statistik

dengan derajat kebebasan n – 2 dan ambang batas signifikan 5%:

H 0 : β=0Profitabilitas, utang, dan pertumbuhan perusahaan berdampak minimal

pada nilai keseluruhan perusahaan.

H a : β ≠ 0 Profitabilitas, utang, dan pertumbuhan perusahaan semuanya memiliki

dampak besar pada nilai perusahaan.

Kriteria pemilihan uji t-statistik dapat ditentukan dengan membandingkan

angka thitung dan ttabel, antara lain Kriteria pemilihan uji t-statistik dapat

ditentukan dengan membandingkan angka thitung dan ttabel, antara lain (Sugiyono,

2017). Interaksi tidak lengkap antara variabel independen dan dependen ditunjukkan

jika thitung melebihi ttabel, Ho di tolak serta Hipotesis 1 di terima. Tidak adanya

interaksi parsial faktor bebas dan faktor terikat jika tHitung > tTabel, Ho disetujui

sedangkan Hipotesis 1 di tolak. Interaksi tidak akan lengkap terhadap independen

dan dependen ditunjukkan jika thitung melebihi ttabel, dalam hal ini, H0 ditolak

sedangkan H1 disetujui. Apabila t hitung > t tabel, Ho di terima serta Hipotesis 1 di

tolak karena tidak terdapat interaksi parsial variabel bebas dan terikat.

42
43

2. Uji Simultan

Guna menguji interaksi antara faktor bebas dan dependen (Sugiyono, 2017)

Dalam penelitian ini pengaruh pendapatan, utang, dan pertumbuhan bisnis terhadap

nilai perusahaan diuji melalui ujian F. Berikut merupakan ilustrasi uji hipotesis uji F

sinkron dan ambang batas 5%:

H 0 : β=0Efek gabungan dari pendapatan, utang, dan pertumbuhan perusahaan pada

nilai perusahaan tidak signifikan secara statistik.

H a : β ≠ 0Profitabilitas, utang, dan pertumbuhan perusahaan memiliki dampak yang

cukup besar pada nilai perusahaan pada saat yang bersamaan.

Standar pengambilan keputusan uji F antara lain (Sugiyono, 2017). apabila f

hitung f tabel, Ho disetujui atau Hipotesis 1 di tolak, yang menunjukkan bahwa

faktor-faktor bebas tidak semuanya mempengaruhi variabel terikat sekaligus.

Apabila fhitung melebihi ftabel, H0 di tolak atau H1 disetujui, yang menunjukkan

bahwa faktor-faktor independen secara bersamaan mempengaruhi variabel terikat.

3. Analisis R Square atau Koefisien Determinasi

R square digunakan guna menilai kekuatan hubungan terhadap variabel bebas

dan terikat. Pengujian ini menunjukkan bentuk yang mengalami perubahan variabel

terikat (Ghozali, 2018). Nilai Modifikasi R-Square pada 0 R2 1 digunakan untuk

menghitung nilai R2 dan didasarkan pada standar berikut:

a. Kemampuan variabel bebas untuk menggambarkan keberadaan variabel

terikat sangat terbatas jika R2 mendekati nol.

b. Kemampuan kuat yang dimiliki variabel bebas mampu menggambarkan

keberadaan variabel terikat jika R2 mendekati 1.

c. Variabel bebas tidak dapat digunakan untuk menggambarkan keberadaan

variabel terikat jika R2 = 0.

43
44

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Deskripsi Penelitian
Kelompok studi dibentuk oleh pelaku usaha yang terindeks di Bursa Efek
Jakarta (BEI). dan merupakan bidang teknologi. Periode penelitian menggunakan data
pada periode 2020-2021. Dari data BEI terdapat 29 perusahaan teknologi, dan
selanjutnya berdasarkan kriteria ketersediaan data yang ada dengan menggunakan
teknik pemilihan acak, dimungkinkan untuk menemukan hingga 14 bisnis yang sesuai
dengan persyaratan. Bagan terlampir mencantumkan bisnis yang diselidiki untuk
penelitian ini:

Tabel 4.1 Daftar industri sektor teknologi

Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2023

B. Pengolahan Data dan Pengujian Teori


1. Statistik Deskriptif

44
45

Pengujian ini akan menunjukkan gambaran awal dari penelitian seperti mean,
maximum, minimum, untuk memberikan pengetahuan yang lebih mudah dipahami,
dilakukan tes. Ringkasan data terperinci disediakan di bawah ini.

Tabel 4.2 Hasil statistic deskriptif

Eviews menganalisis data 10, 2022 sebagai sumbernya


Hasil statistik deskriptif menjelaskan bahwa terdapat 28 data yang diobservasi.
Pada variabel profitabilitas (X1) menunjukkan nilai mean -0.009286, angka
maximum 0.210000, angka minimum -0.660000, dan standar deviasi 0.187260.
Pada variabel leverage (X2) menunjukkan angka mean 4,020357, angka
maximum sebesar 78.61000, angka minimum 0.030000, dan standar deviasi
14.77925. Lalu pada variabel ukuran perusahaan (X3) menunjukkan angka mean
13.74036, angka maximum 17.4600, angka minimum 9.340000, dan standar
deviasi 2.031372. Variabel nilai perusahaan (Y) juga menunjukkan angka rata-rata
2,658214, angka maksimum 7,530000, angka terendah 0,330000, dan variasi
standar 2.02919
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji-Normal

Uji-normal atau histogram Jarue-Bera yang berfungsi untuk


mengetahui distribusi variabel, dan untuk menentukan apakah data tersebar
secara teratur atau apakah angka kemungkinan mencegah hal ini. Apabila
angka probabilitas > 0.05 artinya data normal. Output pengujian penelitian ini

45
46

diketahui nilai Jarque-Bera yaitu 0.077082 serta nilai probabilitasnya


0.077082> (0.05). Statistik ditemukan biasanya tersebar.

b. Uji Coba Multikolinearitas

Tabel 4.3 Hasil dari uji multikolineritas

Eviews menganalisis informasi 10, 2022 sebagai sumbernya

Untuk menguji hubungan regresi antara faktor-faktor yang terpisah


digunakan uji multikolinearitas. Untuk mengetahuinya, dipilih uji regresi
tambahan. Ketika nilai R-squared primer dari temuan regresi antara variabel
independen lebih besar dari nol, regresi tersebut bersifat multikolinear..

Seperti dapat dilihat, tidak ada korelasi antara variabel independen


pada gambar yang nilainya lebih tinggi dari 0,9. Hal ini menunjukkan bahwa
tidak terdapat multikolinieritas atau hubungan antar faktor independen dalam
model regresi ini..
c. Uji-Autokorelasi

Uji autokorelasi, Tabel 4.4

Eviews menganalisis data 10, 2022 sebagai sumbernya

Pada uji autokorelasi di penelitian ini akan melihat nilai durbin-


watsons stat. Berdasarkan tabel di atas, hasil durbin-watsons sebesar
2.123458.
Pada pengujian ini, seperti yang terlihat angka Durbin Watson
berdasarkan tabel nilai, dimana dL = 1.1805 dan dU = 1.6503, artinya nilai
berdasarkan tabel lebih tinggi dari dL dan dU.. Atas hasil tersebut d uji > dU
( 2.123458> 1.6503 ), artinya tidak terdapat autokorelasi positif, lalu (4-d) >
dU (4 – 2.123458 > 1.6503) artinya tidak terdapat autokorelasi (-).Karena itu,
tidak ada duplikasi, seperti yang bisa dikatakan.

46
47

d. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas, Tabel 4.5


Eviews menganalisis data 10, 2022 sebagai sumbernya

Berdasarkan temuan tabel di atas untuk uji heteroskedastisitas, dapat


dikatakan bahwa uji ini tidak menunjukkan heteroskedastisitas karena nilai
kemungkinan signifikansi 0,421109 > (0,05). Dapat dikatakan model regresi
penelitian ini baik dan menunjukkan perilaku homoskedastis atau tidak
menunjukkan perilaku heteroskedastis
3. Uji Model
Pengujian ini digunakan untuk menentukan bentuk uji analisis yang sesuai
melalui ketepatan model analisis. Berikut adalah hasil dari aturan presisi model
yang telah digunakan:

a. Uji Chow test

Tes Chow menentukan bentuk ini, dan temuan tes diturunkan sebagai
berikut:
Chow test, Tabel 4.6

Eviews menganalisis data 10, 2022 sebagai sumbernya


Pengujian dengan uji Chow test melihat nilai Prob.Cross
section chi square sebagai ukuran untuk menentukan model yang tepat,
model efek umum lebih tepat dan ideal jika nilainya kurang dari 0,05, atau
jika nilai peluangnya kurang dari 0,05. Model efek tetap lebih memadai
dan cocok jika angka peluangnya lebih tinggi dari 0,05.. Mengingat bahwa
nilai peluang pada Tabel 4.6 adalah 0,0043 +/- 0,05, model efek tetap
harus lebih unggul daripada model efek umum dalam hal akurasi atau kita
harus memilihnya.

b. Uji hausman
Persamaan regresi berikut ditentukan dengan menggunakan uji Hausman,
dan temuan dari uji Hausman adalah sebagai berikut:

47
48

Uji Hausman, Tabel 4.7

Eviews menganalisis data 10, 2022 sebagai sumbernya

Tes Hausman menggunakan nilai-p sebagai ukuran untuk memilih


model yang sesuai; jika nilainya kurang dari 0,05, model efek tetap lebih
tepat. Di sisi lain, model efek acak lebih cocok setiap kali p-nilai melebihi
0,05..

P-nilai pada Tabel 4.7 adalah 0,1130 > 0,05, menunjukkan bahwa
model efek acak lebih akurat dan lebih unggul dari model efek tetap, jadi
kami akan menggunakannya..

c. Uji Lagrange Multiplier


Uji Pengali Lagrange digunakan untuk menentukan persamaan regresi
berikut, dan temuan uji LM adalah sebagai berikut:
Uji LM, Tabel 4.8

Eviews menganalisis data 10, 2022 sebagai sumbernya


Nilai p diperiksa dengan uji Lagrange Multiplier (LM). Nilai-P dapat
ditentukan dari nilai Breusch-Pagan; Model efek umum lebih disukai jika
p-value lebih tinggi dari 0,05, dan sebaliknya. Model dampak acak lebih
disukai jika angka probabilitasnya kurang dari 0,05..

Berdasarkan temuan pada tabel 4.8, model common effect lebih


disukai daripada model random effect karena uji LM menggunakan
penampang Breusch Pagan sebesar 0,1515 > 0,05.

4. Uji Regresine linier berganda

48
49

Hasil pengujian ketiga regresi data panel di atas menunjukkan bahwa pada
penelitian ini dapat menggunakan semua effect model, sehingga diputuskan akan
menggunaan random effect model. Penyajian tabel uji data yang digunakan yaitu:

Uji regresi berganda, Tabel 4.9

Eviews menganalisis data 10, 2022 sebagai sumbernya


5. Uji T

Dalam Sugiyono (2017), dijelaskan bahwa untuk mengetahui apakah


masing-masing variabel bebas berpengaruh penuh atau parsial terhadap
variabel terikat digunakan uji-t. Dalam pengujian ini variabel bebas dikatakan
berpengaruh jika nilai peluangnya 0,05, tetapi dikatakan tidak berpengaruh
jika nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,05. Tabel 4.9 memungkinkan
untuk ditarik kesimpulan berikut:

1) Bagaimana elemen pendapatan mempengaruhi nilai instansi

Variabel profitabilitas tidak berpengaruh nyata terhadap


variabel nilai bisnis yang ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi
variabel profitabilitas sebesar 2,935985, dan nilai probabilitas sebesar
0,2940 (nilai 0,2940 > 0,05).

2) Bagaimana elemen leverage mempengaruhi nilai perusahaan

Mengingat bahwa variabel leverage memiliki koefisien regresi


0,035140 dan nilai kemungkinan 0,1895 (nilai 0,1895>0,05), maka tidak
terlihat pengaruhnya terhadap variabel nilai bisnis

3) Dampak skala perusahaan terhadap nilainya

Nilai probabilitas koefisien regresi untuk variabel ukuran


perusahaan sebesar 0,038219. Tidak ada korelasi yang terlihat antara
faktor skala perusahaan dan nilai bisnis, yang ditunjukkan dengan nilai
0,8846 (nilai 0,8846 > 0,05)..

6. Uji-F

49
50

Uji-f, Tabel 4.10

Eviews menganalisis data 10, 2022 sebagai sumbernya


Ferdinand (2013) mengklaim bahwa uji regresi simultan (F-test)
digunakan untuk menguji efek simultan atau sinkron pengaruh yang tidak bias
dari variabel dependen. Dalam ukuran ini, variabel bersama dikatakan berdampak
jika nilai peluangnya 0,05; sebaliknya dikatakan tidak berdampak jika nilai
peluang lebih besar dari 0,05.. Berdasarkan tabel 4.10, ditampilkan nilai koefisien
2,0190 dan nilai peluang 0,318786 (0,318786>0,05). Kesimpulannya, nilai
perusahaan tidak dipengaruhi oleh pendapatan, leverage, atau skala perusahaan
secara bersama-sama.

7. Uji R Square (R2)

Uji r square, Tabel 4.11

Sumber: Data olahan Eviews 10. 2022

Menurut Ghozali (2017), pengujian ini dilakukan untuk melihat sejauh


mana sebuah model dapat menjelaskan berbagai macam variabel terikat, Besaran
kontribusi ini dapat dilihat dari nilai R2, yang berada dalam rentang 0 hingga 1.
Variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat penelitian jika
angka R2 mendekati 1. Pada tabel 4.11 diketahui nilai adjusted R-squared dari
semua variabel terikat dapat menerangkan variasi variabel manajemen labasebesar
0.025453 atau sebesar 2.5%. Artinya semua variabel terikat memiliki kontribusi
sebesar 2.5% atas variabel manajemen laba

C. Pembahasan
Kesimpulan berikut dapat dibuat mengenai bagaimana pendapatan, utang, dan
pertumbuhan perusahaan memengaruhi nilai perusahaan.:
1. Bagaimana elemen pendapatan mempengaruhi nilai instansi
Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan
tidak terlalu dipengaruhi oleh pendapatan yang ditentukan oleh ROA. Temuan ini
mendukung penelitian Siti Harsiatun (2019), yang menetapkan bahwa ROA tidak

50
51

memiliki dampak yang berarti terhadap nilai bisnis. Hal ini disebabkan mayoritas
usaha kelompok studi mengalami kerugian selama dua tahun masa studi, artinya
ROA tidak secara akurat mencerminkan nilai perusahaan. ROA tidak berdampak
pada nilai perusahaan, menurut penelitian dari Juliatul Hidayah (2021), karena
sebagian besar bisnis yang diteliti mengalami kerugian.
2. Bagaimana elemen leverage mempengaruhi nilai bisnis
Temuan pengujian menunjukkan bahwa leverage, yang dihitung dengan
menggunakan DER, tidak memiliki dampak yang berarti terhadap nilai
perusahaan. Temuan ini mendukung studi dari Reti Yulfitri (2021), yang
menunjukkan bahwa DER tidak memiliki dampak yang berarti terhadap nilai
perusahaan. Kapasitas bisnis untuk memaksimalkan penggunaan hutang untuk
meningkatkan nilai perusahaan belum ditunjukkan oleh DER. Selain itu, menurut
penelitian dari Ramsa Satris et al. (2021), utang tidak berpengaruh pada nilai
perusahaan..
3. Dampak skala perusahaan terhadap nilainya
Berdasarkan temuan pengujian, dapat disimpulkan bahwa skala
perusahaan memiliki pengaruh yang kecil terhadap nilainya. Temuan ini sejalan
dengan penelitian Juliatul Hidayah (2021) yang menunjukkan bahwa nilai
perusahaan tidak dipengaruhi secara signifikan oleh skala bisnis. Karena beberapa
operasi bisnis tidak efektif selama dua tahun terakhir, yang pada akhirnya
menyebabkan penurunan nilai perusahaan, dikatakan bahwa pertumbuhan
perusahaan tidak berpengaruh. Temuan ini juga sejalan dengan penelitian Rafi
Dimas Putra dan Rilla Gantino (2021) yang menunjukkan bahwa dalam industri
real estate dan obat-obatan, pertumbuhan bisnis tidak berpengaruh pada nilai
perusahaan..

51
52

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Memahami ROE, leverage, dan standar bisnis melalui riset dalam mempengaruhi nilai

industri yang diperdagangkan di Pasar Uang Indonesia (BEI) periode (2020–2021). Dengan

kelompok yang terdiri dari 14 pelaku usaha, penelitian ini mengkaji catatan keuangan

perusahaan teknologi era 2020–2021. Beberapa kesimpulan dibuat berdasarkan temuan

percobaan yang dilakukan oleh para ahli, termasuk:

1.Dalam penelitian ini profitabilitas diproyeksikan memakai Return On Assets (ROA)

dimana hasil ini menerangkan jika profitabilitas tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan sektor teknologi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

2020-2021.

2. Leverage diproyeksikan memakai Debt To Ratio (DER) dimana hasil ini

menerangkan jika leverage tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan sektor

teknologi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2020-2021.

3. Ukuran perusahaan diproyeksikan memakai Size dimana hasil ini menerangkan jika

ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan sektor teknologi yang

terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2020-2021.

5.2 Saran

Menurut temuan studi tersebut, perusahaan teknologi melihat efek Pendapatan,

Kekuatan, dan Pertumbuhan Perusahaan untuk jangka waktu 2020–2021. Dengan

rekomendasi umpan balik berikut, para peneliti diantisipasi untuk dapat menampilkan temuan

penelitian yang lebih berkualitas.:

52
53

1. Karena masih banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai bisnis, sarjana

masa depan diantisipasi untuk memasukkan lebih banyak variabel. Karena

nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh faktor selain pendapatan, pengaruh,

dan pertumbuhan.

2. Untuk meningkatkan kejelasan dan kebenaran temuan penelitian yang

diperoleh, disarankan agar waktu penelitian selanjutnya diperpanjang...

3. Sarjana masa depan harus melampaui studi berbasis BEI pada perusahaan

teknologi. Sebaliknya, selidiki bisnis lain yang telah membayar.

53

Anda mungkin juga menyukai