Anda di halaman 1dari 114

“PENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI DAN RESIKO BISNIS

TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN STRUKTUR MODAL


SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
PERIODE (2017-2021)”

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Putra Indonesia “YPTK”Padang


Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Diajukan Oleh :

DINDA APRILIA

1910115310498

KOSENTRASI : MANAJEMEN KEUANGAN

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YPTK” PADANG

TAHUN 2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi dan pasar bebas saat ini menjadikan persaingan

antar perusahaan semakin kuat. Hal tersebut disebabkan semakin bertambahnya

perusahaan yang memasuki pasar barang maupun jasa untuk meningkatkan

laba. Laba perusahaan merupakan salah satu pengukuran hasil pencapain

kinerja keuangan. Kinerja keuangan perusahaan adalah kondisi keuangan yang

dipengaruhi oleh proses pengambilan keputusan manajemen. Kinerja keuangan

merupakan hal yang kompleks karena menyangkut efektivitas pemanfaatan

modal, dan efisiensi dari kegiatan perusahaan[1]. Kondisi perekonomian di

masa sekarang telah mampu menciptakan persaingan yang ketat dalam dunia

industri. Berdasarkan laporan Worldbank yang dipublikasikan pada Juni 2018,

disebutkan bahwa perkiraan perekonomian di Indonesia adalah positif yang

ditunjukkan dengan adanya kondisi ekonomi global yang mendukung dan

kondisi fundamental dalam negeri yang kuat. Fakta tersebut menjelaskan bahwa

perusahaan harus bersaing ketat untuk memacu kinerja perusahaan agar

tujuannya tercapai. Salah satu tujuan perusahaan adalah agar dapat memenuhi

kebutuhan para pemegang sahamnya[2].


Sektor Industri manufaktur merupakan sektor yang diminati oleh

investor untuk beli sahamnya. Jumlah perusahaan manufaktur di Indonesia

setiap tahunnya mengalami peningkatan. Berikut jumlah perkembangan

perusahaan manufaktur di Indonesia dari tahun 2017 sampai dengan 2021.

Tabel 1.1
Perkembangan Perusahaan Manufaktur Di Indonesia

Tahun Jumlah Perusahaan

2017 158
2018 168
2019 181
2020 193
2021 205

Sumber : https:///.idx.co.id

Dari Tabel di atas, tampak bahwa perusahaan manufaktur mengalami

perkembangan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2017 jumlah perusahaan

manufaktur adalah sebanyak 158 dan meningkat tahun 2018 sebanyak 158,

Tahun 2019 sebanyak 181 dan meningkat tahun 2020 sebanyak 193 dan 2020,

dan naik pada tahun 2021 dengan jumlah 205. Kenaikan yang terjadi di tahun

2021 ini dikarenakan Bursa Efek Indonesia (BEI) mengadakan kegiatan

sosialisasi, workshop, seminar, serta edukasi tentang keuntungan dan manfaat

dalam penanaman modal sejak dini kepada mahasiswa dan masyarakat umum

di seluruh Indonesia. Serta hal itu tidak lepas dari upaya regulator pasar modal

untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan berinvestasi.


Kinerja keuangan perusahaan adalah suatu istilah umum yang

digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dan suatu

organisasi pada suatu periode, seiring dengan referensi pada sejumlah standar

seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, suatu dasar efisiensi,

pertanggungjawaban, atau akuntabilitas manajemen. Kinerja keuangan

perusahaan adalah suatu tampilan tentang kondisi keuangan perusahaan selama

periode tertentu. Untuk mengukur keberhasilan suatu perusahaan pada

umumnya berfokuspada laporan keuangannya, disamping data-data non

keuangan lain yang bersifat sebagai penunjang. Informasi kinerja bermanfaat

untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dan

sumber dana yang ada [3].

Kinerja keuangan perusahaan pada akhir periode harus dievaluasi untuk

mengetahui perkembangan perusahaan. Proses evaluasi memerlukan standar

tertentu sebagai dasar perbandingan. Standar yang digunakan dapat bersifat

internal atau eksternal. Standar internal pada umumnya mengacu pada

perbandingan kinerja perusahaan dengan pesaing utamanya atau dengan

industri. Pengukuran kinerja keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan

beberapa analisis profitabilitas [4].

Return On Asset (ROA), rasio keuangan yang digunakan sebagai alat

ukur profitabilitas perusahaan. Return On Asset digunakan untuk mengukur

tingkat kinerja dari keuangan perusahaan untuk memastikan kondisi perusahaan


dalam keadaan sehat atau tidak sehat. Profitabilitas perusahaan sendiri harus

dijalankan dengan transparan dan akuntabel dengan mengutamakan kesehatan

dari perusahaan itu sendiri, untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat kepada

perusahaan. Perkembangan Return On Asset (ROA) digunakan dalam penelitian

ini selama periode 2017-2021 ditunjukkan dalam Tabel 1.2.

Tabel 1.2
Perkembangan Nilai Rasio Return On Asset (ROA)
Sampel Perusahaan Manufaktur
periode 2017-2021
KODE TAHUN
NO
PERUSAHAAN 2017 2018 2019 2020 2021
1 INTP 6,4 4,1 6,6 6,6 6,8
2 SMBR 2,8 1,3 0,5 0,19 0,89
3 SMGR 3,3 6 2,9 3,4 2,7
4 WTON 4,8 5,4 4,9 1,4 0,9
5 ARNA 7,6 9,5 12 16,5 21,2
Sumber idx.co.id (data diolah)

Dari hasil Tabel 1.2 tampak bahwa nilai rasio ROA mengalami naik

turun selama periode 2017-2021. Hal ini menjadi fenomena yang perlu diteliti

yang dimungkinkan karena faktor kondisi keuangan perusahaan yang tidak

sehat. Jika dalam kondisi keuangan yang tidak sehat atau dalam kesulitan

keuangan, perusahaan perlu mengevaluasi kinerjanya serta melakukan

serangkaian perbaikan, agar tetap tumbuh dan dapat bersaing dengan tujuan

untuk memperbaiki dan memaksimalkan kinerja keuangan .

Perusahaan yang terus bertumbuh akan selalu membutuhkan modal agar

dapat mempertahankan kelangsungan operasi perusahaan. Modal atau dana


dapat pula digunakan perusahaan untuk melakukan ekspansi serta investasi

pada proyek lain yang dapat menguntungkan perusahaan. Salah satu keputusan

yang dihadapi oleh manajer keuangan adalah keputusan pendanaan dimana

keputusan pendanaan yang baik dapat dilihat dari struktur modal[5].

Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang diperkirakan

akan menghasilkan biaya modal rata-rata tertimbang yang paling rendah

sehingga akan memaksimumkan nilai perusahaan[6]. Struktur modal

merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat tetap, utang

jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Dalam teori struktur modal

mengemukakan mengenai apakah nilai perusahaan dapat dipengaruhi atau tidak

oleh perubahan struktur modal, dengan anggapan bahwa ketetapan investasi

dankebijakan dividen tidak berubah [7].

[8] penentuan struktur modal dalam suatu perusahaan dipengaruhi oleh

berbagai macam faktor. Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut diharapkan

bisa menjadi bahan pertimbangan dalam evaluasi manajemen. Secara lebih

umum pada struktur modal yang ditargetkan, faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi terhadap keputusan struktur modal antara lain stabilitas

penjualan, struktur aset, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas

pajak, pengendalian, sikap manajemen, resiko bisnis, sikap pemberi pinjaman,

kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan.


Struktur modal perusahaan memiliki alat penting dalam kelangsungan

hidup perusahaan karena berperan penting dalam menentukan pertumbuhan,

perkembangan dankeberlanjutan dari waktu ke waktu. Struktur modal adalah

sumber keseluruhan keuangan digunakan oleh perusahaan dalam membiayai

operasinya mulai dari laba ditahan hingga ekuitas dan keuangan hutang.

Struktur modal telah dianggap sebagai salah satu yang paling banyak faktor

penting dalam kebijakan pembiayaan perusahaan karena perannya yang sangat

penting dalam perusahaan kinerja [9].

Keputusan struktur modal sangat penting untuk setiap organisasi bisnis.

Keputusan ini penting karena kebutuhan untuk memaksimalkan pengembalian

dan dampak dari keputusan tersebut pada kemampuan perusahaan untuk

menangani lingkungan yang kompetitif. Perusahaan dapat memilih proporsi

hutang dan ekuitas. Itu bisa mengeluarkan lebih banyak hutang dan lebih

sedikit ekuitas atau lebih sedikit hutang dan lebih banyak ekuitas. Dalam

keputusan investasi modal keputusan struktur modal adalah yang penting

karena mempengaruhi profitabilitas [10].

Untuk dapat mempertahankan kinerja keuangan perusahaan harus

mampu unggul dan melakukan persaingan , dalam melakukan parsaingan

perusahaan perlu menerapkan strategi yang tepat. Salah satu bentuk strategi

yang tepat adalah strategi diversifikasi.


Strategi diversifikasi merupakan salah satu strategi yang diterapkan oleh

perusahaan dengan cara memperluas jumlah bisnis maupun geografis segmen,

memperluas pangsa pasar yang ada atau mengembangkan beragam produk[11].

Strategi diversifikasi dapat dilakukan dengan tiga cara, diversifikasi terkait atau

konsentris, tidak terkait atau konglomerat, dan campuran atau strategi

diversifikasi hibrida[12].

Eksistensi perusahaan pada situasi persaingan yang ketat tersebut

menunjukkan keberhasilan perusahaan untuk mempertahankan atau bahkan

meningkatkan nilai kinerjanya, sehingga strategi diversifikasi yang diterapkan

perusahaan diyakini sebagai suatu langkah yang memengaruhi kinerja

perusahaan[13]. Diversifikasi merupakan salah satu strategi yang sering

diterapkan terutama pada perusahaan besar, seperti perusahaan manufaktur

yang memiliki beberapa macam sektor industri yang dijalankan, strategi

diversifikasi yang digunakan bertujuan untuk meminimalisasikan resiko yang

akan dihadapi perusahaan.

Risiko merupakan suatu keadaan yang tidak pasti dari adanya proyeksi

pengembalian atas modal yang telah diinvestasi. Ketika perusahaan mempunyai

risiko bisnis yang tinggi, ini berarti proporsi penggunaan hutang lebih besar

pada perusahaan tersebut. Penggunaan hutang yang lebih besar tidak akan

membuat laba perusahaan menjadi menurun, karena dalam hal ini perusahaan

dapat mengelola dengan baik dan mengoptimalkan hutang tersebut.Adanya


hubungan positif antara risiko dengan tingkat keuntungan menunjukkan bahwa

semakin tinggi risiko, maka semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang

diharapkan[11].

Perusahaan dengan resiko bisnis yang tinggi akan mengurangi

penggunaan hutang sehingga resiko perusahaan tidak akan mengalami

peningkatan tetapi beresiko terhadap kegiatan operasional perusahaan karena

perusahaan akan melakukan pengurangan pinjaman dana atau peminjaman

dananya lebih sedikit. Menurut [14]Risiko bisnis dapat dibedakan menjadi

beberapa kategori yaitu, risiko yang berasal langsung dari perubahan pasar,

suku bunga, nilai tukar mata uang asing, harga komoditas, dan nilai investasi.

Menurut [15], resiko bisnis didefinisikan sebagai resiko kerugian

finansial yang terjadi karena perubahan dalam persaingan lingkungan bisnis,

atau sejauh mana kemampuan perusahaan dapat beradaptasi dengan adanya

resiko yang terjadi tersebut dalam tepat waktu. Risiko bisnis sering juga

dikatakan sebagai ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam

menjalanakan kegiatan bisnisnya[5]. Risiko bisnis juga dijadikan sebagai

ukuran untuk tingkat penyimpangan dana antara tingkat pengembalian yang

diharapkan dengan tingkat pengembalian aktual (actual return) [16].

Penelitian terdahulu yang dilakukan [12]. Diversifikasi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. [17]Juga telah melakukan

suatu penelitian, dimana hasil penelitiannya menjelaskan bahwa diversifikasi


usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Diversifikasi

usaha tidak berpengauh signifikan terhadap return saham. Kinerja keuangan

juga tidak berpengauh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian[18]

menunjukkan bahwa strategi diversifikasi related maupun unrelated tidak

mempengaruhi kinerja perusahaan secara signifikan. Diikuti dengan penelitian

[18], Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi diversifikasi tidak

mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan dan struktur modal, sedangkan

struktur modal berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Kesimpulannya,

pengaruh tidak langsung dari strategi diversifikasi tidak memberikan pengaruh

terhadap kinerja keuangan melalui struktur modal. Singkatnya, struktur modal

bukanlah mediator bagi strategi diversifikasi ke dalam kinerja keuangan

perusahaan.

Risiko bisnis berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

keuangan yang menunjukkan bahwa semakin tinggi risiko bisnis maka semakin

tinggi pula kinerja keuangan. Penelitian dari [19]mereka membahas pengaruh

manajemen risiko perusahaan pada kinerja perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Indonesian Stock Exchange(IDX) pada tahun 2010-2013. Hasil

pembahasannya menunjukkan bahwa manajemen resiko perusahan,

profitabilitas dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap

nilai perusahaan. Hasil penelitian[20] membuktikan bahwa risiko bisnis,

kebijakan dividen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal,


sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan berpengaruh signifikan

terhadap struktur modal. Maka struktur modal memiliki berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian[21] menyatakan

secara uji kelayakan model, dapat disimpulkan bahwa struktur aktiva,

risiko bisnis, pertumbuhan penjualan dan profitabilitas berpengaruh

signifikan terhadap struktur modal perusahaan consumer goods yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Secara parsial, hasil penelitian menunjukan

struktur aktiva memiliki pengaruh positif signifikan terhadap struktur modal,

risiko bisnis memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap struktur

modal, pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh positif signifikan

terhadap struktur modal dan profitabilitas memiliki pengaruh negatif signifikan

terhadap struktur modal. Hasil penelitian[22] disimpulkan dengan adanya

ukuran perusahaan, gross profit margin dan risiko bisnis secara signifikan

mengalami pengaruh terhadap struktur modal.

Hasil penelitian[23] menunjukkan bahwa struktur modal, likuiditas,

dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja

keuangan. Secara parsial struktur modal dan likuiditas memiliki pengaruh

signifikan negatif terhadap kinerja keuangan. Sedangkan ukuran perusahaan

tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Hasil[24]

penelitian ini menunjukkan bahwa CSR disclosure berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja keuangan. Selanjutnya penelitian[25] menunjukkan


bahwa terdapat pengaruh yang negatif signifikan antara proporsi dewan

komisaris independen dan kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan

yang diukur dengan ROE. Namun, kepemilikan manajerial ditemukan tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan yang diukur

dengan ROE. Hasil lain menunjukkan bahwa proporsi dewan komisaris

independen, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan yang diukur menggunakan

ROA. [26]hasil penelitian menunjukkan ditemukan bahwa risiko bisnis dan

ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal

sedangkan pertumbuhan penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

struktur modal pada industri otomotif di Bursa Efek Indonesia periode 2010-

2013.

[27]hasil penelitian menunjukkan secara simultan TIE, DER, dan CR

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan, secara parsial

TIE berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan, secara

parsial DER berpengaruh negative dan signifikan terhadap kinerja keuangan,

secara parsial CR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja

keuangan. Berdasarkan hasil analisis[28] ditemukan bahwa profitabilitas tidak

berpengaruh terhadap struktur modal. Struktur aktiva dan ukuran perusahaan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. [29]menunjukkan

bahwa likuiditas dan struktur aktiva berpengaruh negatif signifikan terhadap


struktur modal, pertumbuhan penjualan berpengaruh positif signifikan terhadap

struktur modal. Sedangkan profitabilitas dan kebijakan dividen tidak

berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Dilanjutkan dengan

penelitian[5] bahwa secara pasial risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap

struktur modal sedangkan struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal.

Kemudian secara simultan risiko bisnis dan struktur aktiva berpengaruh

terhadap struktur modal.

Dengan penjelasan yang telah dikemukakan, peneliti bertujuan untuk

menjelaskan strategi Diversifikasi dan Resiko Bisnis terhadap Kinerja

Keuangan. Maka penulis tertarik untuk membuat penelitian dengan judul:

“pengaruh strategi diversifikasi dan resiko bisnis terhadap kinerja

keuangan dengan struktur modal sebagai variabel intervening pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia periode

(2017-2021)”.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Strategi diversifikasi menjadi perhatian penting bagi perusahaaan karena

baik buruknya struktur modal akan berpengaruh terhadap kinerja

keuangan perusahaan.

2. Informasi kinerja keuangan diperlukan untuk menilai atau menganalisis

perubahan potensial sumber daya ekonomi, yang mungkin dikendalikan di


masa depan dan untuk memprediksi kapasitas produksi dari sumber daya

yang ada.

3. Perusahaaan harus bersaing ketat untuk memacu kinerja keuangan agar

tujuannya tercapai.

4. Perusahaan dengan resiko bisnis yang tinggi akan mengurangi

penggunaan hutang sehingga resiko perusahaan tidak akan mengalami

peningkatan tetapi berisiko terhadap kegiatan operasional perusahaan

karena perusahaan akan melakukan pengurangan pinjaman dana.

5. Tampak bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami

pasang surut yang memungkinkan karena factor kondisi keuangan

perusahaan yang tidak sehat.

6. Kinerja keuangan perusahaan pada akhir periode harus dievaluasi untuk

mengetahui perkembangan perusahaan.

7. Dalam teori struktur modal mengemukakan mengenai apakah nilai

perusahaan dapat dipengaruhi atau tidak oleh perubahan struktur modal ,

dengan anggapan bahwa ketetapan investasi dan kebijakan deviden tidak

berubah.

8. Eksistensi perusahaan pada situasi persaingan yang keta menunjukan

keberhasilan perusahaan untuk mempertahankan atau bahkan

meningkatkan nilai kinerjanya, sehingga strategi diversifikasi yang


diterapkan perusahaan diyakini sebagai suatu langkah yang memengaruhi

kinerja perusahaan.

1.3 Batasan masalah

Agar terarahnya penelitian ini, berdasarkan latar belakang dan

identifikasi masalah yang ada maka peneliti membatasi penelitian ini dengan

menetapkan objek penelitian pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di

BEI tahun 2017-2021. Sebagai variabel bebasnya adalah Strategi Diversifikasi

(X1), Resiko Bisnis (X2), sebagai variabel dependen atau variabel terikatnya

adalah Kinerja Keuangan (Y), dan sebagai variabel intervening adalah

Struktur Modal (Z).

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa

masalah sebagai berikut:

1. Apakah strategi diversifikasi berpengaruh terhadap kinerja keuangan ?

2. Apakah resiko bisnis berpengaruh terhadap kinerja keuangan ?

3. Apakah strategi diversifikasi berpengaruh struktur modal ?

4. Apakah resiko bisnis berpengaruh terhadap struktur modal ?

5. Apakah struktur modal berpengaruh terhadap kinerja keuangan ?


6. Apakah strategi diversifikasi berpengaruh terhadap kinerja keuangan

dengan struktur modal sebagai variabel intervening ?

7. Apakah resiko bisnis berpengaruh terhadap kinerja keuangan dengan

struktur modal sebagai variabel intervening ?

1.4 Tujuan Dan Manfaat penelitian

1.4.1 Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh strategi diversifikasi terhadap

kinerja keuangan.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh resiko bisnis terhadap kinerja

keuangan.

3. Untuk mengatuhui bagaimana pengaruh strategi diversifikasi terhadap

struktur modal .

4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh resiko bisnis terhadap struktur

modal.

5. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh struktur modal terhadap kinerja

keuangan.

6. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh strategi diversifikasi terhadap

kinerja keuangan dengan struktur modal sebgai variabel intervening.

7. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh resiko bisnis terhadap kinerja

keuangan dengan struktur modal sebagai variabel intervening.


1.4.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

1) Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat memberikan

pemahaman kepada perusahaan yang terdaftar dibursa efek Indonesia

terhadap kinerja keuangan perusahaan.

2) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu bahan pertimbangan

bagi perusahaan dalam mengaplikasikan variabel-variabel penelitian

ini untuk membantu dalam kinerja keuangan perusahaan.

3) Sebagai bahan pertimbangan perusahaan untuk mengevaluasi kinerja

keuangan perusahaan.

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

masyarakat mengenai kinerja perusahaan manufaktur pada lima tahun

terakhir, yang ada di BEI.

3. Bagi Penulis

1) Penulis dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai

perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI).

2) Serta dapat melihat dan memahami bagaimana implementasi teori strategi

diversifikasi, resiko bisnis, dalam mengukur tingkat kinerja keuangan

secara nyata.
3) Dapat memperluas pengetahuan penulis khususnya untuk mendalami ilmu

manajemen keuangan.

4. Bagi penelitian selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai

tambahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan

resiko bisnis dan strategi diversifikasi yang berpengaruh pada kinerja

keuangan pada struktur modal.

5. Bagi akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan bahan referensi guna

penelitian selanjutnya yang memerlukan pengembangan pengetahuan lebih

lanjut mengenai kinerja keuangan pada struktur modal.

BAB II

LANDASAN TEORI, PENELITIAN TERDAHULU , KERANGKA

PEMIKIRAN, PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1. Landasan Teori


2.1.1 Teori-Teori

2.1.1.1 Agency Theory

Teori ini dikemukakan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976.

Sampai sekarang teori tersebut masih digunakan. Menurut [19], agency theory

ialah hubungan kedua belah pihak antara prinsipal dan pihak ketiga

agen. Theory agency ditekankan untuk mengatasi permasalahan yang dapat

terjadi dalam hubungan keagenan. Dalam pendekatan ini struktur modal

bertujuan untuk mengurangi konflik berbagai kepentingan. Karena

manajeringin menahan sumber dana, sementara principal ingin mengeluarkan

dana, penggunaan struktur modal bertujuan agar manajer bisa mengeluarkan

dana [30].

Teori ini merupakan salah satu teori yang muncul dalam

perkembangan riset akuntansi yang merupakan modifikasi dari perkembangan

model akuntansi keuangan dengan menambahkan aspek perilaku manusia

dalam model ekonomi. Prinsip utama dari teori ini adalah mendiskripsikan

adanya hubungan kerja (kontrak) antara pihak yang memberi wewenang yaitu

investor atau prinsipal atau pemegang saham (shareholders) dengan pihak

yang menerima wewenang atau agen yaitu manajemen perusahaan. Dalam

teori agensi, prinsipal atau pemilik dan agen atau manajer mempunyai

kepentingan yang berbeda. Meskipun teori agensi muncul sebagai paradigrna

yang dominan menggaris bawahi riset dan preskripsi yang telah ada, peneliti
menduga ada keterbatasan teori secara psikologis dan sosiologis dari teori

agency. Dalam teori keagenan (agency theory) hubungan antara manager dan

principal sukar mereka bertindak on the best of interest of stockholders yaitu

meningkatkan nilai perusahaan yang bertujuan untuk memberikan

kemakmuran bagi prinsipal, namun dalam praktiknya kadangkala pihak

manajer hanya memikirkan kesejahteraan mereka sendiri yang mengakibatkan

adanya konflik yang disebut dengan agency problem[31].

Agency problem terjadi akibat adanya asimetri informasi antara pihak

prinsipal dan agenAsimetri informasi antara manajemen (agent) dengan

pemilik (principal) dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk

melakukan tindakan opurtunitis seperti yang menguntungkan dirinya sendiri

sehingga dapat merugikan pemilik (pemegang saham). Adanya masalah

agensi ini mengakibatkan perusahaan harus menanggung biaya keagenan

(agency cost). Ada tiga jenis agency cost yaitu: 1) Monitoring Cost; 2)

Bonding Cost; 3) Residual Loss [31].

2.1.1.2 Trade-Off Theory

Menjelaskan tentang adanya keseimbangan antara manfaat

penghematan pajak melalui sumber dana yang berasal dari utang dan biaya

kerugian yang lebih tinggi akibat penggunaan utang. Teori ini menyatakan

bahwa perusahaan dengan tingkat pembayaran pajak yang tinggi sebaiknya


lebih banyak menggunakan utang dari pada perusahaan yang pajaknya rendah,

karena bunga atas utang yang dibayarkan akan menjadi pengurang pajak.

Trade off theory mempunyai implikasi bahwa manejer akan berfikir

dalam kerangka trade off antara penghematan pajak dan biaya kesulitan

keuangan dalam penentuan struktur modal. Trade off mengasumsikan bahwa

struktur modal perusahaan merupakan hasil trade off dari keuntungan pajak

dengan menggunakan hutang perusahaan dengan biaya yang akan timbul

dalam penggunaan hutang tersebut[32].

2.1.1.3 Pecking Order Theory

Pecking Order Theoryini menyatakan bahwa perusahaan

memprioritaskan sumber-sumber pendanaan (dari pembiayaan internal untuk

ekuitas). Sesuai dengan prinsip usaha minimal, atau paling tidak resistensi,

memilih untuk meningkatkan ekuitas sebagai pembiayaan terakhir[33].

Theory pecking order berguna untuk menghubungkan antara manajer dan

pemegang saham baru yang potensial. perusahaan akan melakukan keputusan

pendanaan secara berurutan dari pendanaan internal ke eskternal. Perusahaan

pada awalnya lebih memilih menggunakan modal internal berupa laba di

tahan atau retained earning, kemudian perusahaan akan melakukan pinjaman

utang apabila modal internal perusahaan tidak cukup untuk mendanai kegiatan

operasional dan jika perusahaan masih kekurangan pendanaan maka

perusahaan akan melakukan penerbitan saham baru [34].


2.1.1.4 Asymmetric Information Theory

Asimetri informasi adalah kondisi dimana suatu pihak memiliki

informasi yang lebih banyak daripada pihak lain. Misalnya pihak manajemen

perusahaan memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan pihak

investor dipasar modal. Asymmetric information atau ketidaksamaan

informasi adalah situasi dimana manajer memiliki informasi yang berbeda

(yang lebih baik) mengenai prospek. Perusahaan yang struktur assetnya

fleksibel, cenderung menggunakan leverage yang fleksibel dimana adanya

kecenderungan menggunakan leverage yang lebih besar dari pada perusahaan

yang struktur assetnya tidak fleksibel [33].

Asymmetric information theory adalah keadaan yang mana seorang

manajer memiliki informasi yang lebih baik mengenai prospek suatu

perusahaan. Perusahaan yang struktur assetnya fleksibel, cenderung

menggunakan leverage yang fleksibel dimana adanya kecenderungan

menggunakan leverage yang lebih besar dari pada perusahaan yang struktur

asetnya tidak fleksibel [32].

2.1.1.5 Teori Persinyalan (Signaling Theory)

Signalling theory adalah teori yang menerangkan suatu tindakan yang

diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk pada investor tentang

bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan[34].Isyarat atau

signal adalah suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk memberi


petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek

perusahaan.

Signalling Theory membahas mengenai dorongan perusahaan untuk

memberikan informasi kepada pihak eksternal. Dorongan tersebut disebabkan

karena terjadinya asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak

eksternal. Untuk mengurangi asimetri informasi maka perusahaan harus

mengungkapkan informasi yang dimiliki, baik informasi keuangan maupun

non keuangan [31].

2.1.1.6 Equity Market Timing

Teori equity market timing ini menunjukkan bahwa baik kinerja saham

perusahaan atau kondisi pasar utang berperan penting dalam menentukkan

struktur modal perusahaan, dan pengambilan keputusan keuangan perusahaan

berdasarka pada kondisi di pasar utang dan ekuitas saat ini, keputusan

perusahaan menerbitkan utang atau ekuitas tergantung pada pasar mana yang

terlihat akan menguntungkan pada saat ini [35]. Ada dua versi dari equity

market timing yaitu : (1) versi dinamis mengenai informasi asimetris yang

mengasumsikan rasional manajer dan investor, (2) dari equity market timing

melibatkan para investor atau manajer yang tidak rasional dan persepsi dari

mispricing.

2.1.2. Kinerja Keuangan


Kinerja keuangan Perusahaan adalah suatu istilah umum yang

digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dan suatu

organisasi pada suatu periode, seiring dengan referensi pada sejumlah standar

seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, suatu dasar efisiensi,

pertanggungjawaban, atau akuntabilitas manajemen. Kinerja keuangan

merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu

menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang

biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan

profitabilitas. Untuk mengukur keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya

berfokuspada laporan keuangannya, disamping data-data non keuangan lain

yang bersifat sebagai penunjang. Informasi kinerja bermanfaat untuk

memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dan sumber

dana yang ada [3].

Kinerja keuangan adalah gambaran setiap hasil ekonomi yang mampu

diraih oleh perusahaan perbankan pada periode tertentu melalui aktivitas-

aktivitas perushaan untuk menghasilkan keuntungan secara efektif dan efisien,

yang dapat diukur perkembangannya dengan mengadakan analisis terhadap

data-data keuangan yangtercermin dalam laporan keuangan[11]. Kinerja

keuangan perusahaan pada akhir periode harus dievaluasi untuk mengetahui

perkembangan perusahaan. Proses evaluasi memerlukan standar tertentu

sebagai dasar perbandingan. Standar yang digunakan dapat bersifat internal


atau eksternal. Standar internal pada umumnya mengacu pada perbandingan

kinerja perusahaan dengan pesaing utamanya atau dengan industri. Pengukuran

kinerja keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa anaisis

profitabilitas perbankan[4].

Kinerja keuangan dapat diukur dengan menggunakan rasio profitabilitas

yang terdiri dari ROA dan ROE. ROA merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan

dengan memanfaatkan keseluruhan total aset yang dimiliki dan ROE digunakan

untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan bersih

dengan menggunakan modal sendiri[36]. Adapun rumus yang digunakan

sebagai berikut :

Istilah kinerja atau performance sering dikaitkan dengan kondisi

keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh

setiap perusahaan dimanapun,kerena kinerja merupakan cerminan kemampuan

perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya.

Faktor-Faktor Internal yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan:

a. Struktur Modal

Perusahaan mendahulukan pembayaran pokok hutang beserta bunga

terlebih dahulu daripada kepentingan investor karena kreditur memiliki posisi


yang lebih tinggi daripada pemegang saham. Sehingga investor akan berhati-

hati untuk investasi di perusahaan yang memiliki leverage yang tinggi karena

semakin tinggi rasio leverage, maka semakin tinggi tingkat risiko

investasinya. Tingkat hutang yang semakin tinggi ini menyebabkan

penurunan kinerja keuangan. Hal ini dikarenakan perusahaan berfokus dalam

meningkatkan produktivitas untuk melunasi hutang tersebut.

b. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan salah satu alat untuk mengukur besar

kecilnya perusahaan. Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki

akses yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai

sumber, sehingga untuk memperoleh pinjaman dari kreditur juga akan lebih

mudah karena perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki

probabilitas yang lebih besar.

c. Pertumbuhan

Perusahaan yang memiliki kesempatan untuk bertumbuh yang tinggi

secara umum menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja

perusahaan yang baik.

2.1.3 Struktur Modal


[37]struktur modal adalah perbandingan antara modal asing atau

jumlah utang dengan modal sendiri . Semakin besar jumlah utang, maka

semakin besar rasio antara aktiva dan modal, sehingga makin besar angka

ROE . Namun, penggunaan utang yang semakin besar akan meningkatkan

tingkat beban bunga yang menjadi kewajiban perusahaan dan meningkatkan

risiko yang dapat mengakibatkan kebangkrutan.[38] struktur modal

perusahaan merupakan campuran antara hutang jangka panjang dengan

ekuitas yang digunakan untuk membiayai operasi perusahaan nantinya.

Struktur modal diharapkan dapat meningkatkan keuntungan

perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan pemilik

perusahaan melalui kemakmuran nilai perusahaan. Biaya yang timbul dari

sumber modal yang digunakan harus dipertimbangkan oleh perusahaan. Teori

struktur modal menyatakan bahwa struktur modal yang optimal merupakan

struktur modal yang dapat meningkatkan profitabilitas.

[5]struktur modal merupakan perbandingan antara jumlah hutang

jangka pendek bersifat permanen, hutang jangka panjang, saham preferen dan

saham biasa. Perencanaan dan strategi dalam struktur modal mencakup

pemilihan dan penyeimbangan perbandingan proporsi antara dana yang

bersumber dari pemilik dan kewajiban hutang jangka panjang yang telah

mememperhitungkan, mengingat risiko perusahaan dan kebutuhan penutupan

hutang, harus menghasilkan tingkat keuntungan yang dapat diterima.


Stuktur modal merupakan pendanaan jangka panjang yang dapat diukur

dengan menggunakan rasio debt to equity ratio (DER) merupakan perbandingan

hutang dengan seluruh modal perusahaan untuk menilai tingkat pendapatan

modal sendiri sehubungan dengan usaha peningkatan pendapatan

operasional[39]. Struktur modal dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

2.1.4 Strategi Diversifikasi

Diversifikasi merupakan bentuk pengembangan usaha dengan cara

memperluas jumlah segmen secara bisnis dan geografis maupun memperluas

market share yang ada atau mengembangkan berbagai produk yang beraneka

ragam. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara membuka lini usaha baru,

memperluas lini produk yang ada, memperluas wilayah pemasaran produk,

membuka kantor cabang, melakukan merger dan akuisisi untuk meningkatkan

skala ekonomi dan dengan cara lainnya [11]. Strategi diversifikasi sebagai

penciptaan nilai ketika perusahaan dapat meningkatkan daya saing strategis

akibat dari penerapan strategi diversifikasi. Selain itu dengan melakukan

strategi diversifikasi, perusahaan dapat mengembangkan kekuatan pasarnya

untuk meningkatkan penghasilan [17]. Kebanyakan perusahaan menerapkan

strategi diversifikasi untuk meningkatkan daya saing strategis dseluruh


perusahaannya. Ketika strategi diversifikasi meningkatkan daya saing strategis,

total nilai perusahaan ini akan meningkat. Alasan lain untuk diversifikasi ini

adalah untuk mendapatkan kekuatan pasar yang lebih besar dari pada

pesaingnya[17].

Pada dasarnya perusahaan menggunakan strategi diversivikasi sebagai

strategi tingkat korporat, dengan beberapa alasan sebagai berikut [11].

a. Meningkatkan daya saing strategis dari seluruh perusahaannya. Hal ini

dikarenakan ketika strategi diversifikasi meningkatkan daya saing strategis,

total nilai perusahaan ini meningkat.

b. Mendapatkan kekuatan pasar yang lebih besar dari pesaing yang dilakukan

melalui integrasi vertikal.

c. Alasan lain untuk menerapakan strategi diversifikasi mungkin tidak

meningkatkan daya saing strategis; pada kenyataannya diversifikasi dapat

berdampak netral atau pada kenyataanya meningkatkan biaya atau

mengurangi pendapatan perusahaan.

Perbaikan kinerja perusahaan dapat ditinjau dengan penggunaan

strategi yang tepat dengan tujuan memperoleh laba, diversifikasi merupakan

upaya untuk mencari dan mengembangkan pasar baru atau produk ataupun

keduanya untuk mengejar pertumbuhan penjualan dan profitabilitas.

Diversifikasi merupakan salah satu strategi yang sering diterapkan terutama


pada perusahaan besar, seperti perusahaan manufaktur yang memiliki

beberapa macam sektor industri yang dijalankan[12].

Penerapan strategi diversifikasi perusahaan membutuhkan modal yang

cukup besar maka dari itu perusahaan harus menentukan sumber pendanaan

yang tepat. Modal yang diperlukan perusahaan untuk pendanaan dalam

penerapan strategi diversifikasi, manajer akan lebih memilih untuk

menggunakan utang sebagai sumber pendanaannya [11].

Diversifikasi usaha mempunyai beberapa tujuan salah satunya adalah

meratakan tingkat risiko. Pemerataan tingkat risiko dapat terjadi karena risiko tidak

secara total berpengaruh pada perusahaan, sebab akan diimbangi dari perolehan

return yang diterima apabila melakukan bidang usaha tidak hanya pada satu jenis

usaha tetapi pada beberapa jenis usaha [12].

Penerapan diversifikasi usaha berkaitan dapat memberikan tiga

keunggulan salah satunya adalah dapat mengurangi risiko ekonomi. Sedangkan

perusahaan yang mengaplikasikan strategi diversifikasi dituntut memiliki

keterampilan dan keluwesan pada segmen bisnis serta membuatnyta dari titik

awal baik dari strategi operasi, dan pendanaan yang memadai supaya secara

efektif strategi diversifikasi dapat diterapkan Diversifikasi perusahaan diukur

menggunakan Indeks Herfindahl (HHI) berdasarkan jumlah penjualan masing-

masing segmen perusahaan [12]. Cara mencari nilai HHI menggunakan rumus

sebagai berikut :
∑ (∑ )

2.1.5. Risiko Bisnis

Risiko bisnis merupakan risiko yang timbul akibat ketidak pastian

perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dimasa yang akan datang.

Perusahaan harus memenuhi segala kewajiban yang timbul akibat pinjaman

yang diperoleh perusahaan [32]. Risiko dapat dimaknai sebagai potensi

terjadinya suatu peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian. Namun dalam

analisis investasi, risiko didefinisikan sebagai kemungkinan hasil uang yang

diperoleh menyimpang dari yang diharapkan.

Risiko adalah ketidak pastian tentang peristiwa masa depan atas hasil

yang diinginkan atau tidak diinginkan. Risiko berhubungan dengan

ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau tidak tersedianya cukup

informasi tentang apa yang akan terjadi. Aktivitas kegiatan bisnis sangat erat

kaitannya dengasn risiko[11]. Perusahaan yang memiliki risiko bisnis tinggi,

akan meningkatkan penggunaan utang sebagai sumber pendanaan [6]. Dalam

suatu perusahaan, risiko bisnis meningkat jika menggunakan utang yang

tinggi, risiko bisnis tinggi, akan meningkatkan penggunaan utang sebagai

sumber pendanaan.

Selain itu, risiko bisnis yang besar menyebabkan kreditur enggan

untuk memberikan pinjaman dan investor juga enggan untuk menanamkan


modal ke perusahaan [40]. Risiko adalah ketidak pastian tentang peristiwa

masa depan atas hasil yang diinginkan atau tidak diinginkan. Risiko

berhubungan dengan ketidak pastian ini terjadi karena kurang atau tidak

tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi [11]. Keterkaitan

risiko dengan kemungkinan buruk yang tidak diinginkan, atau tidak terduga

karena adanya kondisi yang tidak pasti seperti informasi yang terbatas,

keterampilan atau pengetahuan dalam pengambilan keputusan dan jarak

waktu yang diawali dari perencanaan hingga berakhir kegiatan, dan lain

sebagainya, semakin tinggi risiko, akan semakin tinggi tingkat keuntungan

yang diharapkan. Jika suatu perusahaan ingin meningkatkan tingkat

keuntungan, maka perusahaan itu harus menaikkan risikonya[11].

Risiko bisnis bergantung pada beberapa faktor antara lain variabilitas

permintaan, variabilitas harga jual, variabilitas biaya masukan, dan

kemampuan untuk menyesuaikan harga keluaran terhadap perubahan dalam

biaya masuk[4]. Selain itu, risiko bisnis yang besar menyebabkan kreditur

enggan untuk memberikan pinjaman dan investor juga enggan untuk

menanamkan modal ke perusahaan. Hal ini dikarenakan mereka khawatir

dana yang diberikan kepada perusahaan tidak dapat dikembalikan oleh

perusahaan atau tidak menghasilkan keuntungan[32]. Resiko bisnis dapat di

hitung dengan rumus sebagai berikut :


2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan kumpalan dari penelitian yang pernah

dilakukan oleh peneliti sebelumnya, dimana peneliti ini mempunyai kaitan

dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dalam penyelesaian

artikel ini, peneliti mengambil referensi dari berbagai penelitian diantaranya

dapat dilihat sebagai berikut:


Tabel 2.2 : Ringkasan Penelitian Terdahulu

Nama dan Judul Metode Kesamaan


Variabel
No Tahun Analisis Hasil Penelitian variabel
Penelitian
Penelitian
1. [41] Pengaruh Firm Independen Metode Berdasarkan hasil Dependen :
Size dan Struktur : analisis yang analisis regresi linier
Aktiva terhadap digunakan berganda diperoleh hasil Struktur modal
Struktur Modal 1. ukuran adalah bahwa struktur aktiva
pada Perusahaan perusaha analisis adalah variabel yang
Property dan Real an regresi linier menyumbang kontribusi
Estate yang 2. struktur berganda terbesar terhadap
Terdaftar di Bursa aktiva peningkatan struktur
Efek Indonesia terhadap modal. Secara parsial
diperoleh hasil bahwa
Dependen : ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap
Struktur struktur modal,
modal sedangkan struktur aktiva
tidak berpengaruh
terhadap struktur modal
2 [42] Pengaruh Independen Metode Ukuran (size) pemerintah Dependen :
karakteristik : analisis yang
daerah tidak berpengaruh
pemerintah daerah digunakan terhadap kinerja Kinerja
terhadap kinerja karakteristik adalah keuangan pemerintah keuangan
keuangan pemerintah analisis daerah. Hal ini
pemerintah daerah
daerah regresi linear
mengindikasikan bahwa
kabupaten dan kota
di jawa timur berganda peran total aset dalam
Dependen : meningkatkan kinerja
kinerja keuangan pemerintah
keuangan daerah di Jawa Timur
belum dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.
3 [43] Sensitivity Independen Metode Hasil analisisnya Dependen :
Analysis in : analisis yang menunjukkan kegunaan
Business Risk resiko bisnis digunakan tinggi dari alat dasar Resiko bisnis
Assessment in adalah analisis sensitivitas laba
Practice of Polish Dependen : analisis dalam penilaian risiko
Companies perusahaan sensitivitas bisnis, khususnya analisis
Polandia titik impas dan
operasional margin
keamanan untuk resiko
bisnis.
4 [44] The moderating Independen Hasilnya menunjukkan Dependen :
effect of firm size : bahwa ukuran
on relational ukuran perusahaan memiliki efek Kinerja
capital and firm perusahaan moderat pada hubungan perusahaan
performance: antara relasi pemodal dan (keuangan)
Evidence from Dependen : beberapa variabel yang
Europe relasi terkait kinerja
perusahaan perusahaan.
dan kinerja
perusahaan

5 [45] Firm Size, Independen Metode Hasil pembahasannya Independen :


Business Risk, 1. ukuran analisis yang yaitu menunjukkan Resiko bisnis
Asset Structure, perusaha digunakan bahwa ukuran
Profitability, and an, adalah perusahaan dan risiko Dependen :
Capital Structure 2. resiko analisis bisnis berkontribusi
bisnis, regresi terhadap profitabilitas Struktur modal
3. struktur berganda secara positif dan
aset, signifikan, sedangkan
4. profitabil struktur asset tidak
itas, memiliki pengaruh
terhadap profitabilitas
Dependen
struktur
modal.
6 [19] Pengaruh Independen Analisis data Hasil pembahasannya Independen :
Manajemen Risiko risiko dalam menunjukkan bahwa
Dan Karakteristik perusahaan pengujian manajemen resiko Risiko
Perusahaan hipotesis perusahan, profitabilitas perusahaan
Terhadap Dependen penelitian ini dan ukuran perusahaan (bisnis)
Penghindaran kinerja menggunakan memiliki pengaruh
Pajak Dengan perusahaan statistik signifikan terhadap Dependen :
Pengungkapan deskriptif, uji nilaiperusahaan. Sedangk
Corporate Social asumsi klasik an kepemilikan kinerja
Responsibility untuk manajerial berpengaruh perusahaan
Sebagai Variabel memastikan negatif signifikan (keuangan)
Moderasi apakah model terhadap nilai
regresi perusahaan.
terbebas dari
penyimpanga
n asumsi
klasik
(normalita,
multikolineari
tas,
autokorelasi,
dan
heteroskedasti
sitas), serta
regresi linear
berganda
dalam
pengujian
hipotesis
7. [8] Analisis Struktur Independen Teknik Hasil penelitian Dependen :
Modal Struktur analisis data menunjukkan bahwa tidak
Berdasarkan Trade Modal yang terdapat pengaruh antara Struktur modal
off Theory digunakan risiko bisnis dengan
Dependen dalam struktur modal
Trade Off penelitian ini perusahaan. Hal ini
Theory adalah menunjukkan bahwa
analisis risiko bisnis kurang
regresi linier diperhatikan oleh pihak
berganda dan perusahaan dalam
menentukan besar
uji asumsi
kecilnya hutang yang akan
klasik diambil

8. [6] Pengaruh Independen Penelitian ini Profitabilitas tidak Independen :


profitabilitas, t menggunakan berpengaruh pada struktur
ukuran 1. profitabil teknik analisis modal perusahaan sub Risiko bisnis
perusahaan, itas, regresi linier sektor property dan real
struktur aset, risiko 2. ukuran berganda estate yang terdaftar di Dependen :
bisnis dan perusaha Bursa Efek Indonesia
likuiditas pada an periode 2013-2015 Struktur modal
struktur modal”. 3. struktur
Profitabilitas tidak aset,
berpengaruh pada 4. risiko
struktur modal bisnis
perusahaan sub 5. likuiditas
sektor property
dan real estate Dependen
yang terdaftar di struktur
Bursa Efek modal
Indonesia periode
2013-2015
9. [13] Pengaruh strategi Independen Dalam Hasil penelitian ini, Independen :
diversifikasi, 1. strategi penelitian ini penulis menggunakan
intellectual capital diversifi menggunakan asumsi bahwa ukuran Strategi
dan karakteristik kasi, analisis uji perusahaan dengan diversifikasi
perusahaan 2. intellectu asumsi klasik pengukuran melalui total
terhadap kinerja al dan regresi aset dan peningkatannya, Dependen :
perusahaan di capital linear menunjukkan bahwa saat
Indonesia 3. karakteri berganda ini, investor juga Kinerja
stik mempertimbangkan perusahaan
perusaha Pengaruh Firm Size dan (keuangan)
an Struktur Aktiva terhadap
Dependen Struktur Modal pada
kinerja Perusahaan Property dan
perusahaan Real Estate yang
Terdaftar di Bursa Efek
Indonesianilai aset yang
dimiliki perusahaan
sebelum melakukan
investasi. hal ini tentunya
akan mendorong proses
operasional untuk
meningkatkan
keuntungan dan kinerja
perusahaan.
10 [32] Pengaruh Independen Metode yang Hasil penelitian ini Independen :
Profitabilitas, 1. profitabil digunakan mengumumkan tingkat
Risiko Bisnis Dan itas, adalah uji bunga yang Risiko bisnis
Tingkat Suku 2. risiko asumsi klasik disetujuinegatif terhadap
Bunga Terhadap bisnis dan regresi struktur modal. Hal ini Dependen :
Struktur Modal 3. suku linear mengacu pada hipotesis
bunga berganda pada penelitian ini yang Struktur modal
menyatakan suku bunga
Dependen bunga negatif
struktur dansignifikan
modal terhadap struktur modal
11 [46] The Effect Of Independen Metode Penelitian ini Dependen :
Non-Financial kinerja non- analisis yang menunjukkan bahwa
Performance With keuangan digunakan non-finansial kinerja Kinerja
Additional adalah diukur menggunakan keuangan
Environmental Dependen Statistik BSC, pelanggan dan
Performance On kinerja Deskriptif dan pembelajaran dan
Financial keuangan Pengujian pertumbuhan terpengaruh
Performance On Randomisasi, secara positif kinerja
Performance Moderating serta pengujian keuangan, proses bisnis
hipotesis
Evaluation Based pengungkap internal kinerja tidak
On The Balanced an informasi mempengaruhi kinerja
Scorecard (Bsc) keuangan
With Management
Communication
As Moderating
Variable
12 [39] Keberagaman Independen Metode Penelitian ini Dependen :
Dewan Direksi keberagama analisis yang mengemukakan terdapat
terhadap Struktur n dewan digunakan pengaruh signifikan dan Struktur modal
Modal direksi adalah dengan bernilai positif antara
menggunakan keberadaan direksi
Dependen reresi linear wanita dan pengaruh
struktur berganda signifikan dan bernilai
modal negatif antara
kewarganegaraan asing
terhadap struktur modal
Penelitian ini
mengemukakan bahwa
ukuran dewan direksi
tidak ada pengaruh
signifikan dan bernilai
negatif terhadap struktur
modal.
13 [47] Pengaruh Resiko Independen Metode Hasil penelitian ini Independen :
Bisnis Dan Growth 1. resiko analisis yang menunjukan bahwa Resiko bisnis
Opportunity bisnis digunakan secara parsial hanya
Terhadap Struktur 2. growth adalah uji return on equity yang Dependen :
Modal Pada opportun asumsi klasik berpengaruh terhadap
Perushaan ity dan hipotesis struktur modal Struktur modal
Manufaktur Sub regresi linear
Sektor Kosmetik Dependen berganda
Dan Barang struktur
Keperluan Rumah modal
Tangga Yang
Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia
Priode 2012-2017
14 [16] Pengaruh Ukuran Independen Metode Ukuran perusahaan, Independen :
Perusahaan, Risiko 1. ukuran analisis yang risiko bisnis, dan
Bisnis Dan perusahaan, digunakan profitabilitas Risiko bisnis
Profitabilitas 2. risiko adalah secarasimultan
Terhadap Struktur bisnis analisis berpengaruh terhadap Dependen :
Modal (Studi Pada 3. statistic struktur modal.
Perusahaan profitabilita deskriptif, Sedangkan secara parsial Struktur modal
Pertambangan s analisis bahwa variabel ukuran
Batubara Yang pemilihan perusahaan,risiko bisnis,
Terdaftar Di Bursa Dependen data panel dan profitabilitas
Efek Indonesia struktur berpengaruh signifikan
Periode 2013 €“ modal). terhadap struktur modal
2016) kearah yang negatif.

15. [17] Pengaruh Independen Metode Hasil analisa data Independen :


Diversifikasi diversifikasi analisis yang sebagaimana telah
Usaha Terhadap digunakan dikemukakan Strategi
Kinerja Keuangan Dependen adalah uji sebelumnya dapat di diversifikasi
Dan Ret urn kinerja asumsi klasik simpulkan diversifikasi
Saham Study keuangan dan hipotesis usaha berpengaruh tidak Dependen :
Kasus Pada dan return signifikan terhadap
Perusahaan saham kinerja keuangan. Kinerja
Manufaktur diversifikasi keuangan
Automotive And usahaberpengauh tidak
Component Yang signifikan terhadap return
Terdaftar Di Bei saham. kinerja keungan
berpengauh tidak
signifikan terhadap return
saham.
2.3 KERANGKA BERFIKIR

Dari rumusan masalah dan landasan teori di atas, maka dapat dibuat

kerangka pikir sebagai berikut :

H1

Strategi
H3
Diversifikasi
X1 H6

Struktur modal Kinerja


H5 Keuangan
Z
Y

Resiko Bisnis H7

X2 H4

H2

Gambar 2.1
Kerangka Pikir
2.4 HIPOTESIS

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan yang di

kemukakan dalam perumusan masalah . dalam penelitian ini hipotesis yang

diajukan merupakan kesimpulan yang diuji kebenaranya. Dari penjabaran

tentang ketidak puasan consume, karakteristik kategori produk kebutuhan

mencari variasi dan kepuasan perpindahan [48].

2.4.1 Pengaruh strategi Diversifikasi Terhadap kinerja keuangan

Diversifikasi adalah strategi yang diterapkan perusahaan dengan

melakukan perluasan pangsa pasar atau menjalankan bisnis dalam beberapa

segmen usaha secara terpisah. Perusahaan yang melakukan diversifikasi dapat

dilihat pada laporan keuangannya yaitu perusahaan yang memiliki lebih dari

satu segmen usaha. Diversifikasi perusahaan diukur dengan menggunakan

Indeks herfindahl (HERF)[49]. Strategi dversifikasi sebagai penciptaan nilai

ketika perusahaan dapat meningkatkan daya saing strategis akibat dari

penerapan strategi diversifikasi. Selain itu dengan melakukan strategi

diversifikasi, perusahaan dapat mengembangkan kekuatan pasarnya untuk

meningkatkan penghasilan [17]. Menyatakan ketika perusahaan memilih

melakukan diversifikasi usaha yang berkaitan, maka bisa memperoleh

manfaat dan kemudahan seperti kemudahan mendapatkan supply produk yang

dibutuhkan untuk memproduksi produknya [12].


[12] yang membuktikan bahwa strategi diversifikasi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan.[17]Hasil analisa data

sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya dapat di simpulkan diversifikasi

usaha berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja keuangan.

H1 : Diduga strategi diversifikasi berpengaruh terhadap kinerja keuangan

2.4.2 Pengaruh Risiko Bisnis Terhadap Kinerja Keuangan

Risiko bisnis merupakan risiko yang timbul akibat ketidak pastian

perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dimasa yang akan datang.

Perusahaan harus memenuhi segala kewajiban yang timbul akibat pinjaman

yang diperoleh perusahaan [32]. Menjelaskan ada keterkaitan antara risiko

dengan tingkat keuntungan yang bersifat positif Hal ini berarti semakin tinggi

risiko, akan semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang diharapkan oleh

perusahaan. Hubungan yang positif tersebut menunjukkan bahwa apabila

risiko tinggi maka kinerja keuangan juga meningkat[4].

[12]Membuktikan risiko bisnis berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja keuangan. Hal ini berarti ketika risiko bisnis tinggi maka

kinerja keuangan perusahaan meningkat. Dan juga didukung oleh penelitian

[11]yang menyatakan bahwa risiko bisnis berpengaruh positif terhadap kinerja

keuangan, dimana apabila risiko bisnis tinggi maka kinerja keuangan

perusahaan akan meningkat. Penelitian oleh Risiko bisnis berpengaruh positif


dan signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan industri otomotif

yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

H2 : Diduga risiko bisnis berpengaruh terhadap kinerja keuangan

2.4.3 Pengaruh strategi diversifikasi terhadap struktur modal

Diversifikasi adalah strategi yang diterapkan perusahaan dengan

melakukan perluasan pangsa pasar atau menjalankan bisnis dalam beberapa

segmen usaha secara terpisah. Perusahaan yang melakukan diversifikasi dapat

dilihat pada laporan keuangannya yaitu perusahaan yang memiliki lebih dari

satu segmen usaha. Diversifikasi perusahaan diukur dengan menggunakan

Indeks herfindahl (HERF)[49].

Hasil penelitian ini didukung [11]bahwa strategi diversifikasi tidak

berpengaruh terhadap struktur modal, bahwa tingkat kenaikan atau penurunan

strategi diversifikasi perusahaan tidak akan mempengaruhi sumber pendanaan

perusahaan.

H3 : Diduga Pengaruh strategi diversifikasi terhadap struktur modal

2.4.4 Pengaruh risiko bisnis terhadap struktur modal

Semakin besar risiko bisnis perusahaan, penggunaan utang yang besar

akan mempersulit perusahaan dalam mengembalikan utang mereka sehingga

para kreditur ragu-ragu untuk memberikan utang. perusahaan yang memiliki

risiko bisnis tinggi, akan meningkatkan penggunaan utang sebagai sumber

pendanaan Hal ini didukung oleh penelitian [6]penelitian menunjukkan bahwa


risiko bisnis secarasimultan berpengaruh terhadap struktur modal. Sedangkan

secara parsial bahwa risiko bisnis,dan profitabilitas berpengaruh signifikan

terhadap struktur modal kearah yang negative. Menurut [19]hasil penelitian

ini menunjukan bahwa secara parsial h resiko bisnistidak berpengaruh

terhadap struktur modal.Dan juga[50]mengatakan bahwa risiko bisnis

berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan

industri otomotif yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

H4 : Diduga risiko bisnis berpengaruh terhadap struktur modal

2.4.5 Pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan

Ketika struktur modal meningkat maka kinerja keuangan perusahaan

akan menurun. Hal ini berarti bahwa tingkat utang dalam pendanaan

perusahaan cukup besar, sehingga semakin besar utang perusahaan maka akan

menunjukkan bahwa komposisi modal suatu perusahaan lebih banyak didanai

melalui utang dibandingkan dengan modal internal perusahaan. Dengan

bertambahnya penggunaan utang maka akan membuat perusahaan harus

membayar bunga pinjaman serta pokok pinjaman yang tinggi sehingga

pendapatan perusahaan akan berkurang dikarenakan biaya yang terlalu tinggi

sehingga laba perusahaan akan menurun dan meningkatkan risiko

kebangkrutan pada perusahaan hal tersebut akan menyebabkan kinerja

keuangan perusahaan menurun. Hasil penelitian ini didukung oleh[51].Di sisi


lain, hasil penelitian menunjukkan bahwa DER mempunyai hubungan positif

signifikan terhadap nilai ROA [1].

H5 : Diduga struktur modal berpengaruh terhadap kinerja keuangan

2.4.6 Pengaruh strategi diversifikasi terhadap kinerja keuangan dengan

struktur modal sebagai variabel intervening

[11]membuktikan bahwa strategi diversifikasi terhadap kinerja

keuangan tidak dapat dimediasi oleh struktur modal dikarenakan tinggi

rendahnya tingkat diversifikasi tidak menyebabkan perubahan terhadap

struktur modal dengan utang. Selain itu keberhasilan strategi diversifikasi

tidak dilihat dari seberapa besar utang yang digunakan perusahaan, melainkan

bagaimana perusahaan tersebut memaksimalkan dana yang ada untuk

mengoptimalkan kegiatan perusahaan sehingga nantinya kinerja keuangan

perusahaan menjadi lebih baik. Perusahaan yang mempunyai tingkat

diversifikasi yang tinggi tetapi jika tidak didukung dengan kompetensi yang

dimiliki perusahaan maka tingkat diversifikasi tidak akan meningkatkan

kinerja keuangan perusahaan, walaupun perusahaan tersebut mempunyai

utang atau modal yang besar untuk memperluas strategi diversifikasi. Hasil

penelitian ini di dikong oleh [11]Struktur modal tidak dapat memediasi

hubungan antara strategi diversifikasi dengan kinerja keuangan.

H6 : Diduga strategi diversifikasi berpengaruh terhadap kinerja keuangan

dengan struktur modal sebagai variabel intervening


2.4.7 Pengaruh risiko bisnis terhadap kinerja keuangan dengan struktur

modal sebagai variabel intervening

[51]bahwa struktur modal dapat memediasi hubungan antara risiko

bisnis dengan kinerja keuangan. Hal ini berarti perusahaan yang mempunyai

risiko tinggi cenderung kurang dapat menggunakan utang yang besar. Sebagai

implikasinya, perusahaan dengan risiko bisnis besar harusmenggunakan utang

lebih kecil dibandingkan perusahaan yang mempunyai risiko bisnis rendah.

Semakin besar risiko bisnis, penggunaan utang yang besar akan mempersulit

perusahaan dalam mengembalikan utang mereka.

Selain itu, perusahaan dengan tingkat risiko yang tinggi membuat

kreditur cenderung memiliki keengganan untuk memberi pinjaman, sehingga

semakin tinggi nilai risiko bisnis maka akan semakin berkurang jumlah utang

yang dapat digunakan oleh perusahaan tersebut. Perusahaan dengan risiko

bisnis yang tinggi dapat mempengaruhi komposisi struktur modal sehingga

mengganggu operasional perusahaan yang membutuhkan sumber daya modal

untuk mencapai kinerj keuangan yang baik[16]. Dibuktikan oleh penelitian

[11] bahwa Risiko bisnis berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan

melalui struktur modal pada perusahaan manufaktur.

H7: Diduga risiko bisnis berpengaruh terhadap kinerja keuangan dengan

struktur modal sebagai variabel intervening


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa efek Indonesia (BEI) periode 2017-2021.

3.2 Defenisi Operasional Variabel

3.2.1 Identifikasi Variabel

[52]variabel penelitian merupakan suatu objek, atau sifat, atau atribut

atau nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam

variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti dengan tujuan

untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.. Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah variabel bebas (variabel independen) yang dilambangkan

dengan “X” yaitu strategi diversifikasi (X1), resiko bisnis (X2) Sedangkan

variabel terikat (variabel dependen) yang dilambangkan dengan “Y” yaitu

kinerja keuangan (Y) penelitian ini juga menggunakan variabel intervening

dilambangkan dengan “Z” yaitu struktur modal.

3.2.2 Definisi Operasional Variabel

Menurut[53]Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik


kesimpulannya. Berdasarkan telaah pustaka dan perumusan hipotesis,

makavariabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

3.2.2.1 Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen sering disebut juga sebagai variabel output,

kriteria, konsekuen.dalam bahasa indonesia sering disebut juga sebagai

variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas[53]. Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah :

1. Kinerja keuangan

Kinerja keuangan adalah gambaran setiap hasil ekonomi yang mampu

diraih oleh perusahaan perbankan pada periode tertentu melalui aktivitas-

aktivitas perushaan untuk menghasilkan keuntungan secara efektif dan

efisien, keuangan Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dianalisis dalam

hal profitabilitas, pertumbuhan dividen, penjualan pergantian, dan

pengembalian investasi. Namun, masih ada perdebatan di antara beberapa

disiplin mengenai bagaimana kinerja perusahaan harus diukur dan faktor-

faktor itu mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan[20]. Kinerja keuangan

merupakan kondisi keuangan perusahaan selama periode waktu tertentu yang

mencakup dan penggunaan dana[54].


3.2.2.2 Variabel Intervening

Dalam hal ini menurut Tuckman yang dikutip dalam buku

[53]menyatakan “an intervenig variable is that factor that theoretically affect

the observed phenomenon but cannot be seen measure, or manipulate”.

Variabel intervening adalah variabel yang secara teorotis mempengaruhi

hubungan antara variabel independen dengan dependen, variabel ini menjadi

hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Varaibel

ini merupakan variabel penyelaantara yang terletak diantara variabel

independen dan dependen, sehingaa variabel independen tidak langsung

mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen. Variabel

intervening dalam penelitian ini :

1. Struktur modal

Menurut[5]struktur modal merupakan perbandingan antara jumlah

hutang jangka pendek bersifat permanen, hutang jangka panjang, saham

preferen dan saham biasa. Perencanaan dan strategi dalam struktur modal

mencakup pemilihan dan penyeimbangan perbandingan proporsi antara dana

yang bersumber dari pemilik dan kewajiban hutang jangka panjang yang telah

mememperhitungkan, mengingat risiko perusahaan dan kebutuhan penutupan

hutang, harus menghasilkan tingkat keuntungan yang dapat diterima.


3.2.2.3 Variabel Independen

Variabel independen sering disebut sebagai variabel stimulus

predictor, antecedent. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel

bebas adalahvariabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan

atau timbulnya variabel dependen terikat[53].

1. Strategi Diversifikasi (X1)

Strategi diversifikasi merupakan salah satu strategi yang diterapkan

perusahaan dengan memperluas jumlah bisnis maupun geografis. Memperluas

pangsa pasar yang ada atau mengembangkan beragam produk[11].

∑ (∑ )

2. Resiko Bisnis (X2)

Menurut [15], business risk didefinisikan sebagai resiko kerugian

finansial yang terjadi karena perubahan dalam persaingan lingkungan bisnis,

atau sejauh mana kemampuan perusahaan dapat beradaptasi dengan adanya

resiko yang terjadi tersebut dalam tepat waktu. Risiko bisnis sering juga

dikatakan sebagai ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam

menjalanakan kegiatan bisnisnya [5]. Risiko bisnis juga dijadikan sebagai

ukuran untuk tingkat penyimpangan dana antara tingkat pengembalian yang

diharapkan dengan tingkat pengembalian aktual (actual return) [16]. risiko

bisnis dapat dihitung dengan rumus berikut :


Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
Variabel Rumus Definisi Skala
Kinerja Kinerja keuangan Rasio
merupakan
keuangan pengukuran
keberhasilan
suatu organisasi
dalam menghasilkan
laba melalui aktivitas
yang dilakukan
perusahaan, yang
diukur dengan Return
On Asset (ROA).

Struktur struktur modal yang Rasio


diukur dengan proksi
Modal Debt to Asset Ratio
(DAR).

Sstrategi Hierschman Herfindah Index HHI dihitung dengan Rasio


jumlah kuadrat
diversifika (HHI). penjualan masing-
masing
si segmen dibagi
dengan kuadrat total
penjualan
∑ (∑ ) perusahaan.

Resiko Risiko bisnis diukur Rasio


dengan
bisnis menggunakan
Business Risk (Brsik)
3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

[55]populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik suatu kesimpulannya.

Sedangkan menurut [53]Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari

objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karaktristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya adalah

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan

mempublikasikan laporan keuangan selama periode 2017-2021. Populasi yang

didapat selama periode penelitian yaitu sebanyak 214 perusahaan.

3.3.2 Sampel

Menurut[53]sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi. Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini yaitu

metode random sampling. Random sampling adalah teknik Menentukan sampel

dengan pertimbangan tertntu [53].

Kriteria tertentu yang dapat digunakan dalam pengambilan sampel :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia pada tahun

2017-2021.

2. Perusahaan manufaktur yang IPO tahun 2017-2021


3. Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki data lengkap yang dibutuhkan

dalam penelitian ini

4. Perusahaan yang mengalami kerugian selama tahun 2017-2021

Tabel 3.2
Kriteria Pengambilan Sampel

Keterangan Jumlah

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek 205


Indonesia tahun 2017-2021.

Perusahaan manufaktur yang IPO tahun 2017-2021 (64)

Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki data (33)

lengkap yang dibutuhkan dalam penelitian ini

Perusahaan yang mengalami kerugian selama tahun (50)


2017-2021.

Jumlah Sampel 58

Sumber: www.idx.co.id

Tabel 3.3

Daftar Sampel Perusahaan

No Kode Nama Perusahaan


1 ADES Akasha Wira International Tbk
2 AGII Aneka Gas Industri Tbk
3 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk
4 ALDO Alkindo Naratama Tbk
5 ALKA Alakasa Industrindo Tbk
6 ARNA Arwana Citramulia Tbk
7 ASII Astra International Tbk
8 BTON Betonjaya Manunggal Tbk
9 BUDI Budi Starch and Sweetener Tbk
10 CEKA Cahaya Kalbar Tbk
11 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
12 DLTA Delta Djakarta Tbk
13 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk
14 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk
15 EKAD Ekadharma International Tbk
16 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk
17 GGRM Gudang Garam Tbk
18 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
19 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk
20 IMPC Impack Pratama Industri Tbk
21 INAI Indal Alumunium Industry Tbk
22 INCI Intan Wijaya International Tbk
23 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
24 INDS Indospring Tbk
25 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
26 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk
27 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk
28 KAEF Kimia Farma Tbk
29 KINO Kino Indonesia Tbk
30 KLBF Kalbe Farma Tbk
31 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk
32 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk
33 MERK Merck Indonesia Tbk
34 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
35 MLIA Mulia Industrindo Tbk
36 MYOR Mayora Indah Tbk
37 PYFA Pyridam Farma Tbk
38 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk
39 SCCO Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk
40 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk
41 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Tbk
42 SKBM Sekar Bumi Tbk
43 SKLT Sekar Laut Tbk
44 SMBR Semen Baturaja Tbk
45 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk
46 SMSM Selamat Sempurna Tbk
47 SPMA Suparma Tbk
48 SRSN Indo Acitama Tbk
49 STAR Star Petrochem Tbk
50 STTP Siantar Top Tbk
51 TALF Tunas Alifin Tbk
52 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk
53 TRST Trias Sentosa Tbk
54 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk
55 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry and Trading Company Tbk
56 UNVR Unilever Indonesia Tbk
57 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk
58 WTON Wijaya Karya Beton Tbk

3.4 Uji Asumsi Klasik

3.4.1 Uji Normalitas

Normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dalam sebuah

model regresi, variabel independen, variabel dependen, atau keduanya

mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi normalitas

dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik.

Dasar pengambilan keputusan jika data menyebar disekitar garis diagonal dan

mengikuti garis diagonal, maka regresi mengikuti asumsi normalitas,

sedangkan jika data, menyebar jauh dari garis diagonal maka model regresi

tidak memenuhi asumsi normalitas[48]. Uji statistik yang digunakan dalam

menguji normalitas residual dalam penelitian ini adalah uji statistik jarque-

bera test. Uji ini memiliki ketentuan yaitu apabila nilai probabilitas JB
(jarque-bera) lebih besar dari tingkat signifikansi α = 0,05, maka data residual

terdistribusi normal dan sebaliknya apabila nilai probabilitas JB lebih kecil

dari tingkat signifkansi α = 0,05 maka data residual tidak terdistribusi secara

normal. Model regresi yang baik adalah model regresi yang data residualnya

terdistribusi secara normal, namun untuk data yang memiliki sampel besar

lebih dari 100 seperti jenis data panel distribusi data residual normal sulit

untuk didapatkan sehingga apabila sampel besar maka asumsi kenormalan

atas data residual dapat diabaikan [46].Dasar pengambilan keputusan sebagai

berikut:

a. Nilai Sign atau probabilitas < 0,05 (5%), maka data berdistribusi tidak

normal.

b. Nilai Sign atau probabilitas > 0,05 (5%), maka data berdistribusi normal.

3.4.2 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah keadaan dimana ada hubungan linear secara

sempurna atau mendekati sempurna antara variabel independen dalam model

regresi. Model regresi yang baik adalah yang terbebas dari masalah

multikolinearitas, konsekuensinya adanya multikolinearitas adalah koefisien

korelasi tidak tertentu dari kesalahan menjadi sangat besar atau tidak

terhingga[48].

Pengujian multikolinearitas dapat dilakukan dengan menggunakan

corelation matrix. Apabila terdapat koefisien korelasi < 0,8 maka tidak
terdapat multikolinearitas namun jika nilai koefisien korelasi > 0,8 maka

terdapat multikolinearitas.

3.4.3 Uji Heteroskedasitas

[48]heteroskedastisitas muncul apabila residual dari model yang

diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi

lainnya. Konsekuensi estimasi OLS jika terjadi heteroskedastisitas adalah

penaksir OLS tetap tidak bisa dan konsisten, tetapi penaksir tadi tidak lagi

efisisen karena variansnya tidak lagi minimum (not BLUE, but LUE). Salah

satu cara yang dapat digunakan untuk menguji ada tidaknya heterokedastisitas

dalam suatu varians error term suatu model regresi salah satunya dengan

menggunakan uji glejser. Uji glejser dapat diketahui dari probabilitas nilai

mutlak residual. Apabila nilai probabilitas >0,05 maka tidak terdapat

heteroskedastisitas namun apabila nilai probabilitas <0,05 maka terdapat

heteroskedastisitas [45].

3.4.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah sebuah pengujian yang bertujuan untuk

menguji apakah di dalam model regresi linear ada korelasi antara data pada

suatu waktu tertentu dengan korelasi antara data tersebut pada suatu waktu

tertentu dengan nilai data tersebut pada waktu satu periode sebelumnya atau

lebih pada data urut waktu. Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui
apakah model mengandung autokorelasi atau tidak, yaitu adanya hubungan

diantara variabel dalam mempengaruhi variabel dependen.

3.5 Analisis Regresi Berganda

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis

regresi linear berganda berguna untuk menganalisis hubungan linear antara

dua varaiabel independen atau lebih dengan satu variabel dependen [43].

Aplikasi yang digunakan dalam regresi data panel adalah SPSS. Adapun

persamaannya :

Persamaan 1 :

Z = α + β1X1 + β2X2 + ε

Keterangan :

Z = Struktur Modal

α = Konstanta

β1 X1 = Strategi Diversifikasi

β2 X2 = Resiko Bisnis

ε = Error

Persamaan 2 :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3Z + ε

Keterangan :

Y = Kinerja Keuangan
3.6 Uji Hipotesis

3.6.1 Uji Signifikan Persial (uji statistik t)

Menurut[56]uji t digunakan untuk mengetahui tingkat signifikan

masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.Sedangkan menurut

[48]uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing

variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Salah satu

cara melakukan uji t adalah membandingkan nilai statistik t dengan baik kritis

menurut tabel. Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh

variabel independen secara parsial dalam menjelaskan variabel dependen.

Variabel independen dikatakan berpengaruh terhadap variabel dependen

apabila nilai signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari tingkat signifikansi

yang ditentukan yaitu sebesar 5%. Penelitian ini menggunakan 7

pengembangan hipotesis yang diruangkum menjadi 4 model persamaan.

Dasar pengambilan keputusan untuk uji t adalah sebagai berikut :

1. Jika nilai probabilitas signifikansi t < tingkat signifikansi maka H0

diterima

2. Jika nilai probabilitas signifikansi t > tingkat signifikansi maka H0

ditolak.
3.6.2 Uji Signifikansi Simultan (uji statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen secara individual dalam

memenangkanvariabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan

tingkat spesifikasi 0.05 (a=5%). Penerimaan dan penolakan hipotesis

dilakukan dengan kriteria sebagai berikut [56].Penelitian ini menggunakan 7

pengembangan hipotesis yang diruangkum menjadi 4 model persamaan.

a. Jika F hitung ≥ F tabel, maka Ho diterima

b. Jika F hitung ≤ F tabel, maka Ho ditolak

3.6.3 Uji Koefisien Determinasi

Untuk mendapatkan seberapa besar variable independen dapat

menjelaskan variable dependen, maka perlu diktahui koefisien determinasi

(Adjust R Square), jika Adjust R Square adalah sebesar 1 berarti fluktuasi

variable dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variable independen dan

tidak ada factor lain yang menyebabkan fluktuasi dependen, nilai Adjust R

Square erkisar hampir 1, berarti seakin kuat kemampuan variable independen

dapat menjelaskan variable dependen. Sebaliknya jika nilai Adjust R Square

semakin mendekati angka 0 berarti semakin lemah kemampuan variabel

independen dapat ,menjelaskan fluktuasi variabel dependen[48]. Penelitian ini

menggunakan 7 pengembangan hipotesis yang diruangkum menjadi 4 model

persamaan.
3.6.4 Path Analisys (Analisis Jalur)

Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi berganda, atau

analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk memperkirakan

hubungan kausalitas antar variabel (model kausal) yang telah ditentukan

sebelumnya[57]. Adapun struktur diagram jalur sebagai berikut :

YX1

1 2
Strategi
Diversifikasi
X1

ZY
Struktur modal Kinerja
Keuangan
Z
Y

ZX2

Resiko Bisnis

X2

YX2

Gambar 3.1

Model 1 : Z = ZX1+ ZX2+ 1

Model 2 : Y = YX1+ YX2+ ZY+ 2


Keterangan :

X1= Strategi Diversifikasi

X2= Resiko Bisnis

Z= Struktur Modal

Y= Kinerja Keuangan

ZX1= Koefisien jalur Strategi Diversifikasi dan Struktur Modal

ZX1= Koefisien jalur Resiko Bisnis dan Struktur Modal

1= Faktor lain yang mempengaruhi Struktur Modal

YX1= Koefisien jalur Strategi Diversifikasi dan Kinerja Keuangan

YX2= Koefisien jalur Resiko Bisnis dan Kinerja Keuangan


BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, populasi yang diambil merupakan perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian

dilakukan dengan menggunakan laporan tahunan (annual report) di BEI.

Penelitian menggunakan laporan tahunan, karena laporan tahunan perusahaan

menyajikan berbagai macam informasi yang lengkap dan mendetail terkait

dengan perusahaan. Selain itu, penelitian ini mengambil data pada BEI

dikarenakan BEI merupakan satu-satunya bursa efek di Indonesia, yang

memiliki data yang lengkap dan telah terorganisasi dengan baik.

Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX)

merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan

Bursa Efek Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional dan transaksi,

pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar

saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif.

Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007. BEI

menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading

System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang


digunakan sebelumnya. Sejak 2 Maret 2009 sistem JATS ini sendiri telah

digantikan dengan sistem baru bernama JATS-NextG yang disediakan OMX.

Penelitian ini mengambil sampel perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI karena perusahaan manufaktur di Indonesia merupakan jenis

usaha yang terdiri dari berbagai sektor industri. Selain itu, perusahaan

manufaktur di Indonesia sangat berkembang pesat, hal itu berarti perusahaan

manufaktur akan memiliki ruang lingkup yang sangat besar pada

persediaannya.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

Purposive Sampling. Berdasarkan beberapa kriteria yang telah ditentukan,

maka diperoleh sampel sebanyak 58 perusahaan. Berdasarkan 58 sampel

tersebut telah dibagi klasifikasi sektor industrinya dan sub sektor industrinya.

Ada klasifikasi 3 sektor industri antara lain, sektor industri dasar dan kimia,

sektor aneka industri, serta industri barang konsumsi.

Di dalam industri dasar dan kimia, terdapat beberapa sub sektor

industri antara lain :

1. Sub sektor industri semen, industri semen merupakan industri yang

memproduksi zat yang digunakan untuk merekat batu bata, batako,

maupun bahan bangunan lainnya.

2. Sub sektor industri keramik dan porselen yaitu industri yang

menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, ataupun yang


terbuat dari semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk

padat.

3. Sub sektor industri logam merupakan industri yang menghasilkan

sejenis unsur kimia yang siap membentuk ion dan memiliki ikatan

logam serta memiliki sifat kuat, keras, dan merupakan penghantar

panas dan listrik, serta mempunyai titik lebur yang tinggi.

4. Sub sektor indutri kimia, merupakan industri yang terlibat dalam

produksi zat kimia. Industri kimia terlibat dalam pemrosesan bahan

mentah yang diperoleh melalui penambangan, pertanian, dan sumber-

sumber lain, menjadi material, zat kimia, serta senyawa kimia yang

dapat berupa produk akhir atau produk antara yang akan digunakan di

industri lain.

5. Sub sektor industri pakan ternak merupakan perusahaan yang

memproduksi makanan/asupan yang diberikan kepada hewan ternak

(peliharaan).

6. Sub sektor industri plastik & kemasan merupakan industri yang

memproduksi mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi –

sintetik.

7. Sub sektor industri pulp dan kertas merupakan industri yang mengolah

kayu sebagai bahan dasar untuk memproduksi pulp, kertas, papan, dan

produk berbasis selulosa lainnya.


Sedangkan, di dalam sektor sektor aneka industri terdapat 3 sub sektor

antara lain:

1. Sub sektor otomotif dan komponen ialah industri yang merancang,

mengembangkan, memproduksi, memasarkan, dan menjual kendaraan

bermotor dunia atau komponen yang termasuk di dalam otomotif

tersebut seperti sparepart dan lain sebagainya.

2. Sub sektor industri tekstil dan garment industri yang memproduksi

materialfleksibel yang terbuat dari tenunan benang dan industri yang

memproduksi pakaian jadi dan perlengkapan pakaian.

3. Sub sektor industri kabel merupakan industri kawat penghantar listrik

berisolasi tunggal. Dapat juga dua atau lebih kawat berisolasi bersama-

sama merupakan kesatuan.

Di dalam sektor industri barang konsumsi terdapat 5 sub sektor industri

antara lain :

1. Sub sektor industri makanan dan minuman merupakan industri yang

mengolah bahan mentah atau barang menjadi barang jadi yang berupa

makanan dan minuman Industri makanan dan minuman sendiri

biasanya memproduksi bahan baku dari bahan pangan yang diolah

menjadi bahan pangan lainya.

2. Sub sektor industri rokok merupakan industri yang mengolah silinder

dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi


tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-

daun tembakau yang telah dicacah.

3. Sub sektor industri farmasi merupakan salah satu tempat Apoteker

melakukan pekerjaan kefarmasian terutama menyangkut pembuatan,

pengendalian mutusediaan farmasi, pengadaan, penyimpanan,

pendistribusian dan pengembangan obat.

4. Sub sektor industri kosmetik dan keperluan rumah tangga merupakan

industri yang mengolah bahan yang siap digunakkan pada bagian luar

badan (epidermis, rambut, kuku, dan bibir), gigi dan rongga mulut

untuk membersihkan, menambah daya tarik, penampilan, melinungi

supaya dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak

dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan penyakit.

5. Sub sektor indutri peralatan rumah tangga merupakan industri yang

mengolah bahan baku menjadi peralatan yang digunakan untuk

keperluan rumah tangga, misalnya furniture, dan lain sebagainya.

4.2 Analisis Hasil

4.2.1 Deskriptif Data

Statistik Dekriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan

pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi


yang berguna[58]. Hasil statistik data variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1

Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

STRATEGI DIVERSIFIKASI 290 .00 3.31 .2648 .33756


RESIKO BISNIS 290 .00 .90 .1458 .13752
KINERJA KEUANGAN 290 .03 92.10 8.4111 9.89243
STRUKTUR MODAL 290 .00 5.44 .8382 .80820
Valid N (listwise) 290

Pada tabel 4.1 di atas dilihat bahwa :

1. Variabel Strategi Diversifikasi memiliki nilai terendah sebesar 0,00

dan nilai tertinggi sebesar 3,31 dengan nilai rata-ratanya sebesar

0,2648 dan standar deviasinya sebesar 0,33756.

2. Variabel Resiko Bisnis memiliki nilai terendah sebesar 0,00 dan nilai

tertinggi sebesar 0,90 dengan nilai rata-ratanya sebesar 0,1458 dan

standar deviasinya sebesar 0,13752.

3. Variabel Kinerja Keuangan memiliki nilai terendah sebesar 0,03 dan

nilai tertinggi sebesar 92,10 dengan nilai rata-ratanya sebesar 8,4111

dan standar deviasinya sebesar 9,89243.


4. Variabel Struktur Modal memiliki nilai terendah sebesar 0,00 dan nilai

tertinggi sebesar 5,44 dengan nilai rata-ratanya sebesar 0,8382 dan

standar deviasinya sebesar 0,80820.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik bertujuan untuk menilai apakah dalam sebuah

model regresi linear Ordinary Least Square (OIS) terdapat masalah-masalah

asumsi klasik.

4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel yang

dianalisis memenuhi kriteria distribusi normal. Uji normalitas ini

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan membandingkan antara

asymp. Sign. (2-tailed) dengan tingkat signifikan ( 5%. Dari hasil uji

normalitas mendapatkan hasil tidak normal, maka peneliti mengambil solusi

dengan menghapus data nilai ekstrim yang dikenal dengan uotlier data

sehingga data awal berjumlah 290 menjadi 85 untuk bisa menjadi normal.
Tabel 4.2
Uji Normalitas Persamaan I

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 85
a,b
Normal Parameters Mean .0033870
Std. Deviation .48215238
Most Extreme Differences Absolute .085
Positive .085
Negative -.055
Test Statistic .085
c
Asymp. Sig. (2-tailed) .183

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Berdasarkan Tabel 4.2, terlihat uji normalitas menunjukan level

signifikan lebih dari 0,05 yaitu 0,183 untuk variabel Strategi Diversifikasi,

Kinerja Keuangan, dan Struktur Modal. Dengan demikan data dapat

dinyatakan ketiga variabel penelitian terdistribusi normal sehingga layak

untuk analisis regresi berganda.


Tabel 4.3
Uji Normalitas Persamaan II

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 85
a,b
Normal Parameters Mean -.0340936
Std. Deviation 1.02811406
Most Extreme Differences Absolute .062
Positive .062
Negative -.059
Test Statistic .062
c,d
Asymp. Sig. (2-tailed) .200

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan Tabel 4.3, terlihat uji normalitas menunjukan level

signifikan lebih dari 0,05 yaitu 0,2 untuk variabel Strategi Diversifikasi,

Kinerja Keuangan, Struktur Modal, dan Kinerja Keuangan. Dengan demikian

data dapat dinyatakan dinyatakan keempat variabel penelitian terdistribusi

normal sehingga layak dipakai untuk analisis regresi berganda.


Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Persamaan I

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar

garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal. Grafik ini

menunjukan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi

normalitas.
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Persamaan II

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar

garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal. Grafik ini

menunjukan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi

normalitas.

4.2.2.2 Uji Multikolinieritas


Pengujian multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditentukan adanya korelasi antar variabel independen. Deteksi adanya

multikolinieritas dapat dilakukan dengan menggunakan Variance Inflation Factor

(VIF) dan nilai tolerance.


Tabel 4.4
Uji Multikolinieritas Persamaan I

a
Coefficients

Standardiz
ed
Unstandardized Coefficient Collinearity
Coefficients s Statistics

Toleran
Model B Std. Error Beta T Sig. ce VIF

1 (Constant) .769 .082 9.425 .000

STRATEGI
-.173 .133 -.142 -1.304 .196 .999 1.001
DIVERSIFIKASI

RESIKO BISNIS .716 .678 .115 1.057 .294 .999 1.001

a. Dependent Variable: STRUKTUR MODAL

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas terlihat nilai VIF < 10 dan nilai

tolerance > 0,1 , maka dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak

memiliki masalah multikolinieritas.


Tabel 4.5
Uji Multikolinieritas Persamaan II
a
Coefficients

Standardiz
ed
Unstandardized Coefficient Collinearity
Coefficients s Statistics

Toleran
Model B Std. Error Beta T Sig. ce VIF

1 (Constant) 1.981 .253 7.840 .000

STRATEGI
-.297 .288 -.107 -1.032 .305 .978 1.022
DIVERSIFIKASI

RESIKO BISNIS 5.191 1.464 .365 3.547 .001 .985 1.015

STRUKTUR
-.426 .237 -.186 -1.797 .076 .968 1.033
MODAL

a. Dependent Variable: KINERJA KEUANGAN

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas terlihat nilai VIF < 10 dan nilai

tolerance > 0,1 , maka dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak

memiliki masalah multikolinieritas.

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini, uji yang digunakan untuk

mendeteksi adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah model

Glejser yaitu dengan meregresikan nilai dari seluruh variabel dengan nilai

mutlak (absolute) dari nilai residual sehingga dihasilkan probability value.


Gambar 4.3
Uji Heteroskedastisitas Persamaan I

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas. Hal

tersebut dapat dilihat plot yang terpancar di atas dan di bawah angka 0 dan

tidak membentuk pola tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak

terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4.4
Uji Heteroskedastisitas Persamaan II

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas. Hal

tersebut dapat dilihat plot yang terpancar di atas dan di bawah angka 0 dan

tidak membentuk pola tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak

terjadi heteroskedastisitas.

4.2.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi ini bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang

baik adalah yang tidak adanya masalah autokorelasi.Untuk mendeteksi ada

tidaknya autokorelasi dalam model regresi ini ialah menggunakan uji Durbin-

Watson (DW). Apabila tidak terjadi masalah autokorelasi maka persamaan

regresi yang digunakan yaitu:


Dibawah ini adalah hasil uji autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson:

du < d < 4 - du

Tabel 4.6
Uji Autokorelasi Persamaan I
b
Model Summary

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .530 .281 .254 .42569 1.960

a. Predictors: (Constant), LAG_Z, STRATEGI DIVERSIFIKASI, RESIKO BISNIS


b. Dependent Variable: STRUKTUR MODAL

Berdasarkan table 4.6, nilai Durbin-Watson hitung dalam penelitian ini

sebesar 1,960 akan dibandingkan dengan nilai Durbin-Watson tabel. Untuk

membandingkan nila DW hitung dengan DW tabel maka perlu diperhatikan

DW tabel. Dengan menggunakan α 5% serta menggunakan 85 sampel dan 2

variabel independen maka diperoleh DW tabel sebagai berikut:


Tabel 4.7
Tabel Durbin-Watson
N K=1 K=2 K=3

dL dU Dl Du dL Du

81. 1.6139 1.6639 1.5888 1.6898 1.5632 1.7164

82. 1.6164 1.6657 1.5915 1.6913 1.5663 1.7176

83. 1.6188 1.6675 1.5942 1.6928 1.5693 1.7187

84. 1.6212 1.6693 1.5969 1.6942 1.5723 1.7199

85. 1.6235 1.6711 1.5995 1.6957 1.5752 1.7210

Berdasarkan persamaan du < d < 4 – du maka dapat dijelaskan sebagai

berikut:

=> du < d < 4 – du

=> 1,6957 < 1,960 < 4 – du

=>1,6957 < 1,960 < 4 – 1,5995

=> 1,6957 < 1,960 < 2,4005

Sehingga dapat dijelaskan bahwa dalam persamaan regresi tersebut

tidak ada masalah autokorelasi, baik positif maupun negatif.


Tabel 4.8
Uji Autokorelasi Persamaan II
b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .447 .200 .160 1.03077 1.764

a. Predictors: (Constant), LAG_Y, STRUKTUR MODAL, RESIKO BISNIS, STRATEGI


DIVERSIFIKASI
b. Dependent Variable: KINERJA KEUANGAN

Berdasarkan persamaan du < d < 4 – du maka dapat dijelaskan sebagai

berikut:

=> du < d < 4 – du

=> 1,6957 < 1,764 < 4 – du

=>1,6957 < 1,764 < 4 – 1,5995

=> 1,6957 < 1,764 < 2,4005

Sehingga dapat dijelaskan bahwa dalam persamaan regresi tersebut

tidak ada masalah autokorelasi, baik positif maupun negatif.

4.2.3 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi di sini berupa analisis jalur yang merupakan perluasan

dari analisis regresi linearberganda, atau analisis jalur adalah penggunaan

analisis regresi untuk menaksir hubungan kualitas antar variabel yang telah

ditetapkan sebelumnya. Analisis jalur dalam penelitian ini dapat dilihat pada

tabel berikut:

Z = α + β1X1 + β2X2 + ε
Berikut adalah tabel hasil analisis linier berganda:

Tabel 4.9
Analisis Regresi Linier Berganda Strategi Diversifikasi dan Kinerja Keuangan
Terhadap Struktur Modal
a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .296 .299 .991 .325

STRATEGI
-.095 .089 -.132 -1.069 .288
DIVERSIFIKASI

RESIKO BISNIS .332 .110 .374 3.027 .003

a. Dependent Variable: STRUKTUR MODAL

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas maka dapat dilihat persamaan regresinya

yaitu:

Z = 0,296 - 0,095X1 + 0,332X2 + e

Interprestasi berdasarkan persamaan tersebut dapat diartikan sebagai berikut:

1. Koefisien regresi negatif sebesar -0,095 artinya apabila Strategi

Diversifikasi ditingkatan sebesar satu satuan, dengan asumsi Resiko

Bisnis, maka akan mengakibatkan penurunan Struktur Modal sebesar

-0,095.

2. Koefisien regresi positif sebesar 0,332 artinya apabila Resiko Bisnis

ditingkatkan sebesar satu satuan, dengan asumsi Strategi Diversifikasi

diabaikan, maka akan mengakibatkan kenaikan Struktur Modal sebesar

0,332.
Analisis ini digunakan untuk mengetahui Strategi Diversifikasi dan

Resiko Bisnis terhadap Kinerja Keuangan melalui Struktur Modal sebagai

variabel intervening. Adapun bentuk regresinya adalah:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3Z + ε

Berikut adalah tabel hasil analisis linier berganda:

Tabel 4.10
Analisis Regresi Linier Berganda Strategi Diversifikasi dan Resiko Bisnis
Terhadap Kinerja Keuangan Melalui Struktur Modal Sebagai Variabel
Intervening
a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 1.639 .366 4.478 .000

STRATEGI
-.201 .109 -.218 -1.840 .070
DIVERSIFIKASI

RESIKO BISNIS .618 .141 .543 4.367 .000

STRUKTUR MODAL -.267 .139 -.209 -1.927 .058

a. Dependent Variable: KINERJA KEUANGAN

Berdasarkan Tabel 4.10 di atas maka dapat dilihat persamaan

regresinya yaitu:

Y = 1,639 - 0,201X1 + 0,618X2 – 0,267Z + e

Interprestasi berdasarkan persamaan tersebut dapat diartikan sebagai berikut:


1. Koefisien regresi negatif sebesar -0,201 artinya apabila Strategi

Diversifikasi ditingkatkan sebesar satu satuan, dengan asumsi Resiko

Bisnis dan Struktur Modal diabaikan, maka akan mengakibatkan

penurunan Kinerja Keuangan sebesar -0,201.

2. Koefisien regresi positif sebesar 0,618 artinya apabila Resiko Bisnis

ditingkatkan sebesar satu satuan, dengan asumsi Strategi Diversifikasi dan

Struktur Modal diabaikan, maka akan mengakibatkan kenaikan Kinerja

Keuangan sebesar 0,618.

3. Koefisien regresi negatif sebesar -0,267 artinya apabila Stuktur Modal

ditingkatkan satu satuan, dengan Strategi Diversifikasi dan Resiko Bisnis

diabaikan, maka akan mengakibatkan penurunan Kinerja Keuangan

sebesar -0,267.

4.2.4 Uji Hipotesis

4.2.4.1 Uji Persial (Uji T)

Uji t dimaksud untuk menguji signifikan pengaruh variabel bebas dan

terkait secara persial. Dimana pengujian ini membandingkan antara

probabilitas signifikan dengan alpha 0,05. Dari hasil pengujian ini bila

probabilitas signifikan lebih kecil dari pada alpha 0,05 maka diperoleh Ho

ditolak dan Ha diterima, berarti ada hitungan dan bila probabilitas signifikan

lebih besar dari pada alpha 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti tidak

ada hubungan. Derajat kebebasan (df) n-k-1 yaitu 85 – 2 – 1 = 82 (n adalah


jumlah responden dan k adalah jumlah variabel independen) sehingga hasil

yang diperoleh untuk t-tabel sebesar 1989.

Tabel 4.11
Uji T Strategi Diversifikasi dan Resiko Bisnis Terhadap Struktur Modal
(Persamaan I)
a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .296 .299 .991 .325

STRATEGI
-.095 .089 -.132 -1.069 .288
DIVERSIFIKASI

RESIKO BISNIS .332 .110 .374 3.027 .003

a. Dependent Variable: STRUKTUR MODAL

Berdasarkan Tabel 4.11 berikut penjelasan uji t:

1. Pengaruh Strategi Diversifikasi Terhadap Struktur Modal

Dari Tabel 4.11 di atas terlihat t-hitung -1,069 dan t-tabel 1,989 dimana

t-hitung lebih kecil dari t-tabel (-1,069 < 1,989) atau tingkat signifikan

besar dari alpha (0,288 > 0,05) maka dapat diperoleh Ho diterima dan Ha

ditolak.

2. Pengaruh Resiko Bisnis Terhadap Struktur Modal

Dari Tabel 4.11 di atas terlihat t-hitung 3,027 dan t-tabel 1,989 dimana

t-hitung lebih besar dari t-tabel (3,027 > 1,989) atau tingkat signifikan

lebih kecil dari alpha (0,003 > 0,05) maka dapat diperoleh Ho ditolak Ha

diterima.
Tabel 4.12
Uji T Strategi Diversifikasi dan Resiko Bisnis Terhadap Kinerja Keuangan
Melalui Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening (Persamaan II)
a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 1.639 .366 4.478 .000

STRATEGI
-.201 .109 -.218 -1.840 .070
DIVERSIFIKASI

RESIKO BISNIS .618 .141 .543 4.367 .000

STRUKTUR MODAL -.267 .139 -.209 -1.927 .058

a. Dependent Variable: KINERJA KEUANGAN

Berdasarkan Tabel 4.12 berikut penjelasan uji t:

1. Pengaruh Strategi Diversifikasi terhadap Kinerja Keuangan.

Dari Tabel 4.12 di atas terlihat t-hitung -1,840 dan t-tabel 1,989 dimana

t-hitung lebih kecil dari t-tabel (-1,840 < 1,999) atau tingkat signifikan

lebih besar dari alpha (0,070 > 0,05) maka dapat diperoleh Ho diterima Ha

ditolak.

2. Pengaruh Resiko Bisnis terhadap Kinerja Keuangan.

Dari Tabel 4.12 di atas terlihat t-hitung 4,367 dan t-tabel 1,989 dimana

t-hitung lebih besar dari t-tabel (4,367 > 1,999) atau tingkat signifikan

lebih kecil dari alpha (0,000 < 0,05) maka dapat diperoleh Ho ditolak Ha

diterima.

3. Pengaruh Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan.


Dari Tabel 4.12 di atas terlihat t-hitung -1,927 dan t-tabel 1,989 dimana

t- lebih kecil dari t-tabel (-1,927 < 1,999) atau tingkat signifikan lebih

besar dari alpha (0,058 > 0,05) maka dapat diperoleh Ho diterima Ha

ditolak.

4.2.4.2 Uji Simultan (Uji F)

Uji koefisien regresi secara bersama-sama dilakukan dengan Uji F

(ANOVA). Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independent

secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel independent,

atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk

memprediksi variabel dependent atau tidak. Signifikan berarti hubungan yang

terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan). Pengujian

dilakukan dengan uji F (ANOVA). Uji F menggunakan tarif signifikan 0,05

(uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan 95%, alpha = 5%, df 1 (jumlah variabel)

atau 4–1= 3, dan df 2 (n-k-1) atau 85-2-1= 82, maka hasil yang diperoleh

untuk Ftabel sebesar 2,716.

Uji F dimaksud untuk menguji hipotesis dari penelitian yang

menyatakan variabel Strategi Diversifikasi dan Resiko Bisnis mempunyai

pengaruh signifikan terhadap Struktur Modal. Hasil pengujian hipotesis secara

bersama-sama dapat dilihat pada Tabel 4.13 sebagai berikut:


Tabel 4.13
Pengujian Hipotesis Secara Bersama-sama (Uji F) Persamaan I

a
ANOVA

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


b
1 Regression 5.735 2 2.868 4.694 .012

Residual 47.033 77 .611

Total 52.768 79

a. Dependent Variable: STRUKTUR MODAL


b. Predictors: (Constant), RESIKO BISNIS, STRATEGI DIVERSIFIKASI

Dari Tabel 4.13 di atas dapat dilihat pengujian ini dilakukan dengan

cara membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel karena nilai Fhitung lebih besar

dari nilai Ftabel (4,694 > 2,716). Nilai F 4,694 dengan tingkat signifikan 0,012

lebih kecil dari 0,05. Maka diperoleh Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti

hal ini dilakukan secara bersama-sama antara Strategi Diversifikasi dan

Resiko Bisnis terhadap Struktur Modal.

Uji F dimaksud untuk menguji hipotesis dari penelitian yang

menyatakan variabel Strategi Diversifikasi dan Resiko Bisnis berpengaruh

signifikan terhadap Kinerja Keuangan melalui Struktur Modal sebagai

variabel intervening. Hasil pengujian hipotesis secara bersama-sama dapat

dilihat pada Tabel 4.14 sebagai berikut:


Tabel 4.14
Pengujian Hipotesis Secara Bersama-sama (Uji F) Persamaan II

a
ANOVA

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


b
1 Regression 17.656 3 5.885 6.499 .001

Residual 68.827 76 .906

Total 86.483 79

a. Dependent Variable: KINERJA KEUANGAN


b. Predictors: (Constant), STRUKTUR MODAL, RESIKO BISNIS, STRATEGI DIVERSIFIKASI

Dari tabel 4.14 di atas dapat dilihat pengujian ini dilakukan dengan

cara membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel karena nilai Fhitung lebih besar

dari nilai Ftabel (6,499 < 2,716). Nilai F 6,499 dengan tingkat signifikan 0,001

lebih kecil dari 0,05. Maka diperoleh Ho ditolak dan Ha diterima. Yang berarti

hal ini dilakukan secara bersama-sama antara Strategi Diversifikasi dan

Resiko Bisnis berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan melalui

Struktur Modal sebagai variabel intervening.

4.2.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengatur seberapa besar

kemampuan variabel independen dalam menggambarkan variabel

dependennya. Nilai koefisien determinan adalah antara nol dan satu. Analisis

koefisien determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk

mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen terdiri dari

dan Resiko Bisnis terhadap Struktur Modal. Hasil analisis koefisien

determinasi (R2) diperoleh hasil yang ditunjukan pada tabel berikut:


Tabel 4.15
Hasil Pengujian Determinasi Persamaan I

Model Summary

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate
a
1 .391 .153 .132 .96923

a. Predictors: (Constant), RESIKO BISNIS, STRATEGI DIVERSIFIKASI

Berdasarkan Tabel 4.15 di atas diperoleh angka Adjusted R Square

sebesar 0,132 hasil ini menunjukan bahwa sumbangan variabel Strategi

Diversifikasi dan Resiko Bisnis terhadap Struktur Modal sebesar 0,132 atau

13,2% sedangkan sisanya 86,8% dipengaruhi oleh variabel lain.

Analisis koefisien determinan dalam regresi linear berganda

digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel

independent terdiri dari Strategi Diversifikasi dan Resiko Bisnis terhadap

Kinerja Keuangan melalui Struktur Modal sebagai variabel intervening.

Tabel 4.16
Hasil Pengujian Determinasi Persamaan II

Model Summary

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate
a
1 .452 .204 .173 .95164

a. Predictors: (Constant), STRUKTUR MODAL, RESIKO BISNIS, STRATEGI DIVERSIFIKASI


Berdasarkan Tabel 4.16 di atas diperoleh angka Adjusted R Square

sebesar 0,173 hal ini menunjukan bahwa sumbangan variabel Strategi

Diversifikasi dan Resiko Bisnis terhadap Kinerja Keuangan melalui Struktur

Modal sebagai variabel intervening sebesar 0,173 atau 17,3% sedangkan

sisanya sebesar 82,5% di pengaruhi oleh variabel lain.

4.2.4.4 Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur menunjukan besaran dari pengaruh total, pengaruh

langsung, dan pengaruh tidak langsung dari satu variabel terhadap variabel

lainnya. Hasil olah data mengetahui perhitungan pengaruh langsung, tidak

langsung, dan total variabel penelitian ditunjukan pada tabel berikut:

Tabel 4.17
Ringkasan Analisis Jalur (Path Analysis)
Pengaruh Pengaruh Pengaruh Tidak Langsung Sig.
Variabel Langsung Melalui Z

X1 Z -0,132 0,288
X1 Y -0,218 -0,132 x -0,209 = 0,027 0,003
X2 Z 0,374 0,070
X2 Y 0,543 0,374 x -0,209 = -0,078 0,000

Berdasarkan persamaan yang didapat di atas maka dapat dirumuskan

diagram jalur sebagai berikut:


Strategi
Diversifikasi
(X1)
-0,218

-0,132

0,027
Struktur -0,209 Kinerja
Modal Keuangan
(Z) -0,078 (Y)

0,374

0,543

Resiko Kinerja Kin


Bisnis
(X2)

Gambar 4.5

Diagram Jalur

Berdasarkan diagram jalur yang telah dirumuskan maka dapat

disimpulkan pengaruh langsung dan tidak langsung sebagai berikut :

Hasil keputusan jalur :


H6 : Ternyata variabel intervening memediasi variabel X1

terhadap Y karena hubungan langsung sebesar -0,218

sedangkan hubungan tak langsung sebesar -0,191

H7 : Ternyata variabel intervening tidak memediasi variabel X2

terhadap Y karena hubungan langsung sebesar 0,543

sedangkan hubungan tak langsung sebesar 0,465

Tabel 4.18
Hasil Pengujian Hipotesis Uji t

Hipotesis Pernyataan Sig α = 5% Keputusan


Strategi Diversifikasi
berpengaruh positif dan
H1 0,070 0,05 Ditolak
tidak signifikan terhadap
Kinerja Keuangan
Resiko Bisnis tidak
berpengaruh positif dan
H2 0,000 0,05 Diterima
signifikan terhadap
Kinerja Keuangan
Strategi Diversifikasi
berpengaruh positif dan
H3 0,288 0,05 Ditolak
tidak signifikan terhadap
Struktur Modal
Resiko Bisnis tidak
berpengaruh positif dan
H4 0,003 0,05 Diterima
signifikan terhadap
Struktur Modal
Struktur Modal
berpengaruh positif dan
H5 0,058 0,05 Ditolak
tidak signifikan terhadap
Kinerja Keuangan

Tabel 4.19
Kesimpulan Hipotesis Uji Jalur

Tidak
Hipotesis Pernyataan Langsung Keputusan
Langsung

Pengaruh Strategi

Diversifikasi Tidak

H6 berpengaruh tidak -0,218 0,027 Memediasi /

langsung terhadap Ditolak

Kinerja Keuangan
Resiko Bisnis
Tidak
berpengaruh tidak
H7 0,543 -0,078 Memediasi /
langsung terhadap
Ditolak
Kinerja Keuangan

4.3 Pembahasan Hasil

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat

mengimplikasikan hal-hal sebagai berikut :

4.3.1 Pengaruh Strategi Diversifikasi terhadap Kinerja Keuangan

Hasil yang diperoleh Strategi Diversifikasi secara parsial

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Kinerja Keuangan. Hasil

penelitian ini juga sejalan dengan penelitian[17], dengan hasil penelitian

terdapat pengaruh negatif dan tidak signifikan Diversifikasi terhadap Kinerja

Keuangan. Dalam hasil analisis diversifikasi usaha terhadap kinerja keuangan

memiliki hubungan yang tidak signifikan, di lihat dari probabilitas dan

signifikansi dalam hasil olahan data dimana menjelaskan kinerja keuangan

berpengaruh tidak signifikan terhadap Diversifikas Usaha, karena dalam

perusahan yang memiliki jumlah segmen bisnis 1 atau lebih dari satu tidak

memberikan dampak kepada kinerja keuangan atau pengambilan investasi

atau dalam ROI dalam return on investmen.


4.3.2 Pengaruh Resiko Bisnis terhadap Kinerja Keuangan

Hasil yang diperoleh Resiko Bisnis secara parsial berpengaruh positif

dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan. Hasil penelitian ini konsisten

dengan uraian dan hipotesis yang diajukan sebelumnya, dimana besarnya

pengaruh resiko bisnis akan menentukan keputusan pendanaan bagi

perusahaan serta memberikan gambaran tingkat kemampuan perusahaan

dalam mengelola sumber-sumber dana perusahaan untuk menghasilkan laba

pada perusahaan, jika pengelolaan resiko bisnis yang baik, maka akan

berdampak pada perusahaan itu secara lansung, baik segi kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba, dan juga bisa menimbulkan resiko-

resiko bisnis tidak terduga, karena semakin tinggi tingkat angka resiko bisnis

perusahaan maka akan terjadi penurunan kinerja keuangan pada perusahaan

tersebut karena penggunaan utang perusahaan akan meningkat.

Hal ini senada dengan penelitian yang dikemukakan oleh[19],

mereka membahas pengaruh manajemen risiko perusahaan pada kinerja

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indonesian Stock Exchange(IDX)

pada tahun 2010-2013. Hasil pembahasannya menunjukkan bahwa

manajemen resiko perusahan, profitabilitas dan ukuran perusahaan memiliki

pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Tingginya tingkat profitabilitas

perusahaan menjadikan perusahaan kinerja keuangan terlihat baik, sehingga

investor akan melihat bahwa prospek perusahaan akan juga menjadi lebih
baik. Informasi tentang tingkat profitabilitas yang tinggi merupakan sinyal

bagi investor dan dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan

investasi. Respon positif dari investor akan meningkatkan permintaan saham

yang akan diikuti dengan peningkatan nilai perusahaan.

4.3.3 Pengaruh Strategi Diversifikasi Terhadap Struktur Modal

Hasil yang diperoleh Strategi Diversifikasi secara parsial berpengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap Struktur Modal. Ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh[18], membuktikan bahwa strategi diversifikasi

tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Jika dilihat dari data memang

menunjukkan bahwa kenaikan atau penurunan dari tingkat diversifikasi tidak

selalu diikuti dengan kenaikan atau penurunan penggunaan hutang. Walaupun

jika dilihat dari data menunjukkan bahwa perusahaan yang tingkat

diversifikasinya tinggi seringkali diikuti dengan peningkatan modal yang

tinggi pula, tetapi dalam keputusan pendanaan untuk struktur modal yang

optimal tergantung dari kebijakan perusahaan, apakah menggunakan dan

internal (seperti laba perusahaan), menggunakan hutang bank, menerbitkan

obligasi atau menerbitkan saham.

4.3.4 Pengaruh Resiko Bisnis Terhadap Struktur Modal

Hasil yang diperoleh Resiko Bisnis secara parsial berpengaruh positif

dan signifikan terhadap Struktur Modal. Hasil ini sejalan dengan

penelitian[26], Uji hipotesis yang dilakukan antara variabel risiko bisnis


dengan struktur modal dapat memuculkan simpulan bahwa risiko bisnis

mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap struktur modal, hal

tersebut tercermin dari nilai koefisien regresi sebesar 0,147 yang berarti

bahwa risiko bisnis memiliki pengaruh sebesar 14,7% dengan arah positif

yang berarti bahwa peningkatan struktur modal dan penurunan struktur modal.

Apabila variabilitas pendapatan tinggi, maka risiko bisnis perusahaan

akan tinggi sehingga laba yang dihasilkan cenderung berfluktuasi yang berarti

pendapatan tidak stabil, dengan adanya risiko bisnis yang tinggi perusahaan

cenderung tidak mengurangi utang, tetapi tetap menggunakan utang dalam

memenuhi kebutuhan dananya. Penelitian ini mendukung trade-off theory,

dimana perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi yang sekaligus

akan memiliki risiko bisnis yang tinggi akan berusaha mengurangi pajaknya

dengan cara meningkatkan rasio hutangnya, sehingga tambahan hutang

tersebut akan mengurangi pajak.

4.3.5 Pengaruh Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan

Hasil yang diperoleh Struktur Modal secara parsial berpengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap Kinerja Keuangan. Hasil ini sama

dengan penelitian[27], DER secara parsial berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap ROA pada perbankan yang tedaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2012-2016. hutang mempunyai dampak yang buruk

terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat hutang yang semakin tinggi


berarti akan mengurangi keuntungan. Artinya semakin tinggi nilai DER atau

hutang yang dimiliki oleh perusahaan, maka tingkat untuk memperoleh

keuntungan akan semakin rendah. Saran perusahaan harus memperhatikan

perbandingan jumlah hutang dengan modal sendiri agar struktur modal yang

optimal dapat tercapai kinerja keuangan meningkat.

4.3.6 Pengaruh Strategi Diversifikasi terhadap Kinerja Keuangan Melalui

Struktur Modal

Dimana hubungan tidak langsung lebih kecil dari hubungan langsung

(0,027 > -0,218), maka dapat diperoleh mediasi ditolak. Berarti Struktur

Modal memediasi Strategi Diversifikasi terhadap Kinerja Keuangan.

4.3.7 Pengaruh Resiko Bisnis terhadap Kinerja Keuangan Melalui Struktur

Modal

Dimana hubungan tidak langsung lebih kecil dari hubungan langsung

(-0,078 < 0,543), maka dapat diperoleh mediasi ditolak. Berarti Struktur

Modal tidak memediasi Resiko Bisnis terhadap Kinerja Keuangan.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan antara Strategi Diversifikasi

terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di

BEI periode 2017-2021. Dengan tingkat signifikan (0,070 > 0,05).

2. Terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara Resiko Bisnis terhadap

Kinerja keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

periode 2017-2021. Dengan tingkat signifikan (0,000 < 0,05).

3. Terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan anatara Strategi

Diversifikasi terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang

terdaftar di BEI periode 2017-2021. Dengan tingkat signifikan

(0,288 < 0,05).

4. Terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara Resiko Bisnis terhadap

Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI periode

2017-2021. Dengan signifikan (0,003 < 0,05).


5. Terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan antara Struktur Modal

terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di

BEI periode 2017-2021. Dengan tingkat signifikan (0,058 > 0,05).

6. Struktur Modal tidak memediasi Strategi Diversifikasi terhadap Kinerja

Keuangan. Dimana hubungan tidak langsung lebih kecil dari hubungan

langsung (0,027 < -0,218).

7. Struktur Modal tidak memediasi Resiko Bisnis terhadap Kinerja Keuangan.

Dimana hubungan tidak langsung lebih kecil dari hubungan langsung

(-0,078 < 0,543).

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan serta beberapa kesimpulan dan

kererbatasan pada penelitian ini, adapun saran-saran yang dapat diberikan

melalui hasil penelitian ini agar mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu:

1. Bagi Perusahaan

a. Bagi perusahaan hendaknya lebih meningkatkan pengelolaan

sumber daya yang dimiliki perusahaan terutama sumber daya

modalnya guna meningkatkan pertumbuhaan perusahaannya dan

untuk menjaga tingkat hutangnya, sehingga para investor akan

memberikan kepercayaann lebih untuk menanamkan modalnya

kepada perusahaan.
b. Bagi perusahaan disarankan hendaknya lebih memperhitungkan

jumlah penggunaan hutang yang dimilki. Karena jika perusahaan

menggunakan utang yang relatif besar maka akan menyebabkan

struktur modal yang tidak baik karena akan mempengaruhi kinerja

perusahaan sehingga akan menimbulkan resiko pada perusahaan.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

a. Penelitian mengenai kinerja keungan memiliki banyak faktor maka

untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat memilih variabel

independen yang lain seperti keputusan pendanaan, struktur modal,

kebijakan hutang, dan lain-lain.

b. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar memperluas objek

penelitian atau mengganti objek penelitian dari berbagai sektor

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia .


DAFTAR PUSAKA

[1] I. P. Kristianti, “Analisis Pengaruh Struktur Modal,” vol. 2, no. 1, pp. 56–68,

2018, doi: 10.29230/ad.v2i1.2222.

[2] J. Manajemen, “Jurnal Manajemen dan Bisnis,” vol. 15, no. 2, pp. 48–57,

2018.

[3] P. Perusahaan and T. Kinerja, “PENGARUH STRUKTUR MODAL ,

UKURAN PERUSAHAAN , KEUANGAN PADA PERUSAHAAN NON

KEUANGAN DENGAN,” vol. 2, no. 2, 2018.

[4] U. M. Prof and H. Email, “KONSENTRASI PASAR DAN PERTUMBUHAN

ASET TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH

Herlina Dwi Rahmawati,” vol. 2, no. 2, pp. 165–170, 2018, doi:

10.22236/alurban.

[5] Y. Terdaftar, D. I. Bei, O. M. Jalil, D. Program, S. Akuntansi, and F. Ekonomi,

“Dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam

Indragiri Tembilahan,” vol. 7, pp. 1–8, 2018.

[6] N. Putu et al., “ISSN : 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana

Pengaruh Profitabilitas , Ukuran Perusahaan , Struktur Aset , Risiko Bisnis dan

Likuiditas pada Struktur Modal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Udayana ( Unud ), Bali , Indonesia email : nitas,” vol. 22, pp. 1682–1710,

2018.

[7] Y. Zulvia and M. R. Linda, “The Determinants of Capital Structure in


Manufacturing Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange with the

Firms ’ Size As a Moderating Variable,” vol. 2019, pp. 715–735, 2019, doi:

10.18502/kss.v3i11.4046.

[8] N. Umdiana and H. Claudia, “Jurnal Akuntansi : Kajian Ilmiah Akuntansi 52 |

A k u n t a n s i,” vol. 7, pp. 52–70, 2020.

[9] G. E. Oyedokun and W. A. Sanyaolu, “Capital Structure and Firm Financial

Performance,” no. March, 2018.

[10] P. Pinto, I. T. Hawaldar, and J. M. Quadras, “Capital Structure and Financial

Performance of Banks,” no. March, 2018.

[11] V. N. Tahun, M. Terhadap, K. Keuangan, and D. Struktur, “Journ

urnalofManagement & Business rata Return On Asset Agency Theory

merupakan suatu Grafik Rata-Rata Rata ROA,” vol. 2, no. 1, 2019.

[12] N. Putu and A. Darmayanti, “Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Udayana , Bali , Indonesia ABSTRAK Memasuki era globalisasi dan pasar

bebas , persaingan usaha diantara perusahaan yang ada semakin ketat . Kondisi

demikian menuntut perusahaan agar dapat bertahan atau bahkan lebih ,” vol. 7,

no. 1, pp. 251–280, 2018.

[13] M. S. Ariani, “PENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI ,

INTELLECTUAL CAPITAL DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN

TERHADAP,” vol. 14, no. 1, pp. 37–58, 2019.

[14] T. M. Brunner-kirchmair, “Knowledge is power – conceptualizing


collaborative fi nancial risk assessment,” 2019, doi: 10.1108/JRF-05-2018-

0083.

[15] A. Chockalingam, S. Dabadghao, and R. Soetekouw, “Strategic risk, banks,

and Basel III: estimating economic capital requirements,” J. Risk Financ., vol.

19, no. 3, pp. 225–246, 2018, doi: 10.1108/JRF-11-2016-0142.

[16] P. U. Perusahaan, R. Bisnis, D. A. N. Profitabilitas, P. Sawega, and D. I. S. E,

“TERHADAP STRUKTUR MODAL ( Studi Pada Perusahaan Pertambangan

Batubara Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013 – 2016 ) THE

INFLUENCE OF FIRM SIZE , BUSINESS RISK AND PROFITABILITY

TOWARD CAPITAL STRUCTURE ( Study on Mining Sector Coal

Companie,” vol. 6, no. 1, pp. 773–780, 2019.

[17] A. O. Salindeho, I. S. Saerang, and J. B. Maramis, “PENGARUH

DIVERSIFIKASI USAHA TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAN

RETURN SAHAM STUDY KASUS PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR AUTOMOTIVE AND EFFECT OF BUSINESS

DIVERSIFICATION OF FINANCIAL PERFORMANCE AND RETURN

STOCK CASE STOCK IN AUTOMOTIVE AND COMPONENT

MANUFACTURING,” vol. 6, no. 3, pp. 1078–1087, 2018.

[18] C. Meilanda, A. N. Latama, S. Kristamuljana, and R. Yuliati, “Pengaruh

Strategi Diversifikasi terhadap Kinerja Perusahaan dengan Moderasi

Efisiensi,” Ekon. dan Bisnis, vol. 7, no. 1, pp. 9–31, 2020, doi:
10.35590/jeb.v7i1.981.

[19] I. Iswajuni, A. Manasikana, and S. Soetedjo, “The effect of enterprise risk

management ( ERM ) on firm value in manufacturing companies listed on

Indonesian Stock Exchange year 2010-2013,” vol. 3, no. 2, pp. 224–235, 2018,

doi: 10.1108/AJAR-06-2018-0006.

[20] C. Banks and I. N. Mogadishu, “Effect of Liquidity Management on

Performance of Commercial Banks in Kenya,” Eur. J. Bus. Manag., no. May,

2019, doi: 10.7176/ejbm/11-17-04.

[21] R. I. Sari and L. Ardini, “Pengaruh Struktur Aktiva, Risiko Bisnis,

Pertumbuhan Penjualan, Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal,” J. Ilmu

dan Ris. Akunt., vol. 6, no. 7, pp. 1–13, 2017.

[22] N. Purnasari, A. Simanjuntak, A. Sultana, L. M. Manik, and S. R. Halawa,

“Pengaruh Ukuran Perusahaan, GPM, Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal

pada Perusahaan Manufaktur di BEI,” Own. (Riset dan J. Akuntansi), vol. 4,

no. 2, p. 640, 2020, doi: 10.33395/owner.v4i2.309.

[23] N. L. G. S. Fajaryani and E. Suryani, “Struktur Modal, Likuiditas, Dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan,” J. Ris. Akunt.

Kontemporer, vol. 10, no. 2, pp. 74–79, 2018, doi: 10.23969/jrak.v10i2.1370.

[24] D. Suciwati, D. Pradnyan, and C. Ardina, “PENGARUH CORPORATE

SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Pada

Perusahaan Sektor Pertambangan di BEI Tahun 2010-2013),” J. Bisnis Dan


Kewirausahaan, vol. 12, no. 2, pp. 104–113, 2016.

[25] M. Saifi, “Pengaruh Corporate Governance Dan Struktur Kepemilikan

Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan,” Profit, vol. 13, no. 02, pp. 1–11,

2019, doi: 10.21776/ub.profit.2019.013.02.1.

[26] S. Y. Sari, D. Ramadhani, and Y. Yulia, “Pengaruh Risiko Bisnis, Struktur

Aktiva, Ukuran Perusahaan, Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur

Modal,” J. Ekobistek, vol. 4, no. 5, pp. 10–19, 2021, doi:

10.35134/ekobistek.v8i2.45.

[27] D. P. Anthonie, J. E. Tulung, and H. H. D. Tasik, “Pengaruh Struktur Modal

Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Periode 2012-2016,” J. EMBA J. Ris. Ekon. Manajemen, Bisnis dan

Akunt., vol. 6, no. 2, pp. 610–619, 2018.

[28] I. K. Rico Andika and I. B. P. Sedana, “Pengaruh Profitabilitas, Struktur

Aktiva, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal,” E-Jurnal Manaj.

Univ. Udayana, vol. 8, no. 9, p. 5803, 2019, doi:

10.24843/ejmunud.2019.v08.i09.p22.

[29] N. A. Farisa and L. W. Widati, “Analisa Profitabilitas, Likuiditas,

Pertumbuhan Penjualan, Struktur Aktiva Dan Kebijakan Dividen Terhadap

Struktur Modal,” Pros. Semin. Nas. Multi Disiplin Ilmu Call Pap. UNISBANK

Ke-3 (SENDI_U 3), no. 2011, pp. 640–649, 2017.

[30] E. Yang, T. Di, and B. E. I. Periode, “PENGARUH GROWTH


OPPORTUNITY , PROFITABILITY , BUSINESS RISK DAN SIZE

TERHADAP STRUKTUR MODAL ( Studi Pada Perusahaan Property dan

Real BUSINESS RISK DAN SIZE TERHADAP STRUKTUR MODAL (

Studi Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di BEI,” no.

January, 2020, doi: 10.32493/frkm.v2i3.3401.

[31] U. A. Dahlan, W. A. Darussalam, V. Herawaty, and U. Trisakti,

“PERUSAHAAN DENGAN GOOD CORPORATE,” vol. 1, no. 1, pp. 313–

324, 2019.

[32] P. Profitabilitas, R. Bisnis, D. A. N. Tingkat, S. Ketut, and S. Dewi, “BUNGA

TERHADAP STRUKTUR MODAL ( Perusahaan Transportasi Periode 2012-

2015 ) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana , Bali , Indonesia

Email : puspitaira6@gmail.com ABSTRAK Modal merupakan bagian yang

penting dalam mendukung aktivitas yang terjadi,” vol. 8, no. 4, pp. 2152–2179,

2019.

[33] “The 12,” pp. 1–22.

[34] I. Zuhroh, “The Effects of Liquidity , Firm Size , and Profitability on the Firm

Value with Mediating Leverage,” vol. 2019, pp. 203–230, 2019, doi:

10.18502/kss.v3i13.4206.

[35] L. Li and S. Z. Islam, “Firm and industry specific determinants of capital

structure: Evidence from the Australian market,” Int. Rev. Econ. Financ.,

2018, doi: 10.1016/j.iref.2018.10.007.


[36] Y. Terdaftar, D. I. Bei, and C. Anam, “MARGIN ECO : Jurnal Bisnis dan

Perkembangan Bisnis KEUANGAN PERBANKAN PADA BANK UMUM

KONVENSIONAL ISSN Print 2548-8341 ISSN Online 2580-9725 MARGIN

ECO : Jurnal Bisnis dan Perkembangan Bisnis A . Pendahuluan Peranan

perbankan saat ini sangat dominan dalam,” vol. 2, no. November, pp. 66–85,

2018.

[37] D. Novitasari and A. S. Mahardhika, “Struktur Modal dan Profitabilitas pada

Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri,” J. Akunt. Keuang. dan Bisnis,

vol. 12, no. 1, pp. 49–56, 2019, doi: 10.35143/jakb.v12i1.2483.

[38] K. H. Kyissima, G. Z. Xue, T. P. Yapatake Kossele, and A. R. Abeid,

“Analysis of capital structure stability of listed firms in China,” China Financ.

Rev. Int., vol. ahead-of-p, no. ahead-of-print, 2019, doi: 10.1108/cfri-05-2018-

0044.

[39] J. Studi, L. Fitri, and V. N. Erlita, “Keberagaman Dewan Direksi terhadap

Struktur Modal,” vol. 5, no. 1, pp. 31–37, 2018.

[40] E. A. U. Udayana, “1 2 1,2,” vol. 26, pp. 85–110, 2019.

[41] S. Aktiva and S. Modal, “Kata Kunci: Firm Size; Struktur Aktiva; Struktur

Modal,” vol. 5, pp. 11–18, 2019.

[42] T. R. Nugroho, “Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah Terhadap Kinerja

Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten & Kota Di Jawa Timur,” Assets J.

Akunt. dan Pendidik., vol. 7, no. 1, p. 27, 2018, doi: 10.25273/jap.v7i1.1823.


[43] M. Ciechan-kujawa, M. Buszko, and K. Taranowska, “Sensitivity Analysis in

Business Risk Assessment in Practice of Polish Companies”, doi:

10.18276/epu.2018.133/2-04.

[44] A. Corvino, F. Caputo, M. Pironti, F. Doni, and S. B. Martini, “The

moderating effect of firm size on relational capital and firm performance

Evidence from Europe,” 2019, doi: 10.1108/JIC-03-2019-0044.

[45] K. A. T. Handayani and G. S. Darma, “Firm Size, Business Risk, Asset

Structure, Profitability, and Capital Structure,” J. Manaj. dan Bisnis, vol. 15,

no. 2, pp. 48–57, 2018, [Online]. Available:

http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/

[46] V. A. Refmasari and R. A. Supriyono, “The effect of non-financial

performance on financial performance moderated by information disclosure,”

no. Niven 2002, 2019, doi: 10.14414/jebav.v22i2.1694.

[47] D. Sunaryo, “Pengaruh Resiko Bisnis Dan Growth Opportunity Terhadap

Struktur Modal Pada Perushaan Manufaktur Sub Sektor Kosmetik Dan Barang

Keperluan Rumah Tangga Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Priode

2012-2017,” J. Ris. Akunt. Terpadu, vol. 12, no. 1, pp. 22–40, 2019, doi:

10.35448/jrat.v12i1.5193.

[48] “Prof.Dr.H.Imam Ghozali,M.Com,Akt, Aplikasi Analisis Multivariate

Program IBM SPSS19 , edisi 5 ( PDFDrive.com ).pdf.”

[49] P. Diversifikasi, L. Dan, P. Terhadap, and A. Darmawan, “( Studi pada


Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2013-2017 ),” vol. 74, no. 1, pp. 39–47, 2017.

[50] M. A. Wairooy, “Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Risiko Bisnis Terhadap

Struktur Modal Pada Perusahaan Industri Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia,” J. Ekon. Balanc., vol. 15, no. 2, pp. 165–187, 2019, doi:

10.26618/jeb.v15i2.2190.

[51] U. Perusahaan and T. Kinerja, “Pertumbuhan Emiten Sektor Manufaktur di

BEI,” vol. 26, pp. 65–81, 2018.

[52] R. Ulfa, “Variabel penelitian dalam penelitian pendidikan,” Al-Fathonah J.

Pendidik. dan Keislam., vol. 1, no. 1, pp. 342–351, 2021.

[53] Sugiyono, “MetodePenelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT

Alfabet.,” Sugiyono. (2017). MetodePenelitian Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Bandung: PT Alfabet., vol. 53, no. 9. pp. 1689–1699, 2017. doi:

10.1017/CBO9781107415324.004.

[54] D. Fatihudin, Jusni, and M. Mochklas, “How measuring financial

performance,” Int. J. Civ. Eng. Technol., vol. 9, no. 6, pp. 553–557, 2018.

[55] A. SM, A. Lubis, and H. Sabrina, “PENGARUH LOYALITAS DAN

INTEGRITAS TERHADAP KEBIJAKAN PIMPINAN DI PT . QUANTUM

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Medan Area,” Ekon. dan Bisnis, pp.

2–18, 2020.

[56] М. Ткач, “No TitleТайны католических монашеских орденов”.


[57] U. Khoiriyah and P. Putra, “Analisis Jalur Pengaruh Pengambilan Keputusan

Bertransaksi Melalui BSI Mobile,” vol. 8, no. 03, pp. 2522–2535, 2022.

[58] R. Candra, N. Santi, and S. Eniyati, “Implementasi Statistik dengan Database

Mysql,” J. Teknol. Inf. Din., vol. 20, no. 2, pp. 132–139, 2015, [Online].

Available: https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fti1/article/view/4645

Anda mungkin juga menyukai