Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh parsial dan pengaruh secara simultan dari
aktivitas dan likuiditas terhadap profitabilitas pada studi kasus perusahaan otomotif dan komponen
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 2016-2018. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode kuantitatif. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis data
yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t , uji F
dan Uji koefisien determinasi (R2) pada level signifikasi 5% (0,05). Hasil penelitian menyimpulkan
aktivitas secara parsial memiliki pengaruh positif signifikan terhadap profitbilitas sedangkan
likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas. Dan secara simultan berpengaruhu
positif dan signifikan terhadap profitabilitas.
PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang diikuti oleh pertumbuhan produk domestic bruto memiliki
peningkatan. Terbukti dari industri otomotif yang memiliki potensi pasar otomotif Indonesia
sangatlah besar. Bagi sektor industri otomotif Indonesia dengan pertumbuhan perekonomian
nasional di atas 5% menjadi keuntungan tersendiri, walaupun ditengah kondisi pelambatan
ekonomi global. Industri otomotif juga menjadi salah satu industri andalan pada kebijakan industri
nasional serta memberikan nilai bezx3esar dalam produk domestik bruto sehingga menjadi
prioritas dalam pengembangannya. Selain itu sektor industri otomotif Indonesia juga menjadi daya
tarik bagi investor asing untuk menanamkan modalnya. Berkaca pada tahun 2016, industri
otomotif mencatatkan kontribusi subsektor industri alat angkutan terhadap PDB sektor industri
non-migas sebesar 10,47% (www.teknorus.com). Sehingga dengan perkembangan tersebut
perusahaan-perusahaan otomotif masih memiliki pottensi pasar yang besar untuk kedepannya.
Dengan besarnya potensi pasar tersebut sektor otomotif bisa bersaing untuk mencapai
tujuan perusahaan. Pada umumnya setiap perusahaan baik sektor otomotif memiliki sasaran
bisnis yang direncanakan atau diharapkan yaitu memaksimalkan laba perusahaan untuk
Sosial, Ekonomi dan Bisnis Halaman 59
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 15 No 2 Oktober 2019
memakmurkan para pemegang saham dan para karyawannya. Perusahaan yang memiliki
performansi bisnis yang baik mampu bertahan menghadapi era globalisasi sehingga akan mampu
menghadapi persaingan bisnis otomotif di pasar global yang sangat kompetitif ini dan bisa
menyebabkan kondisi profitabilitas perusahaan bisa berfluktuasi karena dipengaruhi oleh kondisi
penjualan yang meningkat atau menurun.
Meskipun penjualan otomotif di Indonesia mengalami peningkatan seiring dengan
meningkatnya segmen konsumen kelas menengah di Indonesia, kinerja penjualan emiten-emiten
otomotif dan komponen juga dihadapkan oleh faktor lain di luar operasional perusahaan, seperti
beban bunga dan kurs yang pada akhirnya turut menekan kinerja keuangan perusahaan. Namun
untuk melakukan hal tersebut pemerintah Indonesia sendiri juga menghadapi beberapa hambatan
seperti bea masuk yang cukup tinggi atas produk-produk yang berasal dari Indonesia yang
disebabkan belum adanya kesepakatan kerja sama ekonomi dengan negara-negara Eropa,
Amerika Serikat dan juga Australia.
Maka dari itu dalam memenangkan persaingan dan meningkatkan penjualan itu maka setiap
perusahaan perlu berkembang dengan melakukan peningkatan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu disebut profitabilitas. Untuk mengukur tingkat
keuntungan suatu perusahaan, maka digunakanlah rasio keuntungan atau rasio profitabilitas yang
dikenal juga dengan nama rasio rentabilitas (Kasmir, 2016:196). Rasio profitabilitas menjadi alat
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan
gambaran mengenai ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan
oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan
rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan
menggunakan laporan keuangan sebagai perbandingan antara berbagai komponen yang ada di
laporan keuangan terutama laporan keuangan laba rugi dan neraca. Pengukuran dapat dilakukan
untuk beberapa periode operasi. Untuk itu perusahaan harus mempersiapkan strategi untuk
meningkatkan kinerjanya yang dalam hal ini manajer keuangan berperan penting dalam mengelola
tujuan perusahaan. Menurut Kasmir (2010:5) Pencapaian tujuan perusahaan lebih banyak
dibebankan kepada manajer keuangan dalam rangka mencari dan mengelola dana yang ada.
Dan faktor lain yang mempengaruhi profitabilitas adalah aktivitas dan likuiditas perusahaan.
Rasio aktivitas digunakan oleh manajer untuk mengetahui sejauh mana efisiensi perusahaan
dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan (Sartono, 2010:114).
Rasio aktivitas juga merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas dan efesiensi
perusahaan dalam mengelola aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio aktivitas terdiri dari
beberapa jenis yaitu: perputaran persediaan, rata-rata hari dalam persediaan, perputaran piutang,
rata-rata waktu penerimaan kas dari penjualan, perputaran aktiva tetap, perputaran total asset
Sony (2013:259-260). Dalam penelitian ini jenis rasio aktivitas yang digunakan yaitu perputaran
piutang, perputaran aktiva tetap, dan perputaran persediaan.
Selanjutnya rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mensiagakan
kas atau asset lain yang dapat segera diubah menjadi kas dalam rangka memenuhi beragam
liabilitas jangka pendek yang harus dipenuhi perusahaan. Semakin tinggi rasio likuiditas
perusahaan maka dapat diinterpretasikan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk melunasi
kewajiban jangka pendeknya Sony (2013:260). Terdapat beberapa jenis rasio likuiditas yaitu:
current ratio, quick ratio, cash ratio Sudana (2011). Sehubungan dengan penelitian ini penulis
menggunakan quick ratio, perputaran kas, inventory to net working capital.
KAJIAN TEORITIS
Manajemen Keuangan
Jatmiko (2017:2) Manajemen keuangan adalah gabungan dua kata, yaitu ‘Keuangan’ dan
‘Manajemen’. Keuangan adalah sumber kehidupan bagi perusahaan yang oku dalam bidang
bisnis. Tidak aka nada aktivitas bisnis yang bisa berlangsung, taanpa adanya factor uang. Maka
dari itu, jika ada pendapat yang menyatakan bahwa bisnis pasti membutuhkan uang, itu
merupakan pendapat yang benar karena bisnis memang tujuannya untuk menghasilkan lebih
Rasio Likuiditas
Menurut Kasmir (2016: 130) Rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio modal
kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan.
Caranya adalah dengan membandingkan komponen yang ada di neraca, yaitu total aktiva lancar
dengan total passiva lancar (utang jangka pendek). Penilaian dapat dilakukan untuk beberapa
periode sehingga terlihat perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu.
Tujuan dan manfaat rasio likuditas untuk perusahaan menurut Kasmir (2016:132) adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang secara jatuh
tempo pada saat ditagih. Artinya, kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah
waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan
tertentu).
2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan
aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban yang berumur di bawah satu
tahun atau sama dengan satu tahun, dibandingkan dengan total aktiva lancar.
3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan
aktiva lancar tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang. Dalam hal ini aktiva lancar
dikurangi sediaan dan utang yang dianggap likuiditasnya lebih rendah.
4. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja
perusahaan.
5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
6. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan
utang.
7. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan
membandingkannya untuk beberapa periode.
8. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing komponen yang ada
di aktiva lancar dan utang lancar.
9. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya, dengan melihat
rasio likuiditas yang ada pada saat ini.
Bagi pihak luar perusahaan, seperti pihak penyandang dana (kreditor), investor, distributor,
dan masyarakat luas, rasio likuiditas bermanfaat untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban kepada pihak ketiga.
Jenis-jenis rasio likuiditas adalah sebagai berikut:
1) Rasio lancar (current ratio) menurut Kasmir (2016: 134) adalah :
Rasio lancar atau current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat
ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia
untuk menutupi kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo.
Rasio cepat (Quick Ratio) atau rasio sangat lancar atau acid test rasio merupakan rasio
yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau
utang lancar (utang jangka panjang) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan
(inventory). Artinya mengabaikan nilai sediaan, dengan cara dikurangi dari total aktiva lancar.
Hal ini dilakukan karena sediaan dianggap memerlukan waktu relatif lebih lama untuk
diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya
dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya.
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑠𝑒𝑡−𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦
Quick Ratio = ..........(2.2)
𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
4) Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover) menurut Kasmir (2016: 140) adalah:
Rasio perputaran kas (cash turnover) berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal
kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya
rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang)
dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan. Untuk mencari modal kerja, kurangi aktiva
lancar terhadap utang lancar. Modal kerja dalam pengertian ini dikatakan sebagai modal kerja
bersih yang dimiliki perusahaan. Sementara itu, modal kerja kotor atau modal kerja saja
merupakan jumlah dari aktiva lancar.
Penjualan Bersih
Rasio Perputaran Kas = ............(2.4)
Modal Kerja Bersih
Dari beberapa jenis rasio likuiditas di atas maka penulis mengambil rasio likuiditas sebagai
variabel bebas dalam penelitian ini yang diproksikan dengan quick ratio, cash turnover dan
inventory to net working capital.
Rasio Aktivitas
Jenis
a. Jenis rasio aktivitas adalah sebagai berikut:
1) Perputaran Piutang (Receivable Turnover) menurut Kasmir (2016: 176)
Perputaran Piutang (Receivable Turnover) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang
ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin tinggi rasio menunjukkan
bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah (dibandingkan dengan
rasio tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan semakin baik.
Penjualan Kredit
Receivable Turn Over = Rata−rata Piutang.............(2.6)
Penjualan
InventoryTurnOver= ..............(2.7)
Sediaan
3) Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover) menurut Kasmir (2016: 182) adalah :
Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover) merupakan salah satu rasio untuk
mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Artinya
seberapa banyak modal kerja berputar selama suatu periode atau dalam suatu periode.
Untuk mengukur rasio ini, membandingkan antara penjualan dengan modal kerja atau rata-
rata modal kerja.
Penjualan Bersih
Perputaran Modal Kerja = ...............(2.8)
Modal kerja
4) Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets Turnover) menurut Kasmir (2016: 184) adalah :
Fixed Assets Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali
Sosial, Ekonomi dan Bisnis Halaman 63
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)
Volume 15 No 2 Oktober 2019
dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Atau dengan kata
lain, untuk mengukur apakah perusahaan sudah menggunakan kapasitas aktiva tetap
sepenuhnya atau belum.
Penjualan
Fixed Asset turn over = ................(2.10)
Total Aktiva Tetap
5) Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover) menurut Kasmir (2016: 185) adalah :
Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah
penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.
Penjualan
Total asset turn over = ..............(2.11)
Total Aktiva
Sehingga dari beberapa jenis rasio aktivitas diatas maka penulis mengambil rasio aktivitas
sebagai variabel bebas dalam penelitian ini yang diproksikan dengan perputaran piutang,
perputaran persediaan, dan perputaran aset tetap.
Hasil pengembalian atas aset merupakan rasio yang menujukkan seberapa besar
kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk
mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana
yang tertanam dalam total aset. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih terhadap total
aset. Semakin tinggi hasil pengembalian atas aset berarti semakin tinggi pula jumlah laba
bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset (Hery, 2016:193).
Rumusan untuk mencari Return On Aset adalah sebagai berikut :
Laba setelah bunga pajak
ROA = ……....(2.13)
Total aset
Rasio ini juga menunjukan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal
pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil rasio ini semakin tidak baik, demikian pula
sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas dari keseluruhan operasi
perusahaan.
2. Net Profit Margin
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih dari
penjualan yang dilakukan perusahaan. Rasio ini mencerminkan efesiensi seluruh bagian, yaitu
produksi, personalia, pemasaran, dan keuangan yang ada dalam perusahaan
(Sudana2011:23). Rumusan untuk mencarai profit margin adalah sebagai berikut :
Laba setelah bunga pajak
NPM = …..(2.14)
Penjualan bersih
Semakin tinggi hasil pengembalian ekuitas berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang
dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam ekuitas. Sebaliknya, semakin rendah hasil
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adala penelitian kuantitatif. Tujuan dari penelitian adalah untuk
mengetahui pengaruh aktivitas dan likuiditas terhadap profitabilitas perusahaan otomotif dan
komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dokumentasi.
HASIL PENELITIAN
Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas digunakan sebagai variable bebas dalam peneltian ini merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.
Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efesiensi pemanfaatan
sumber daya perusahaan. Efesiensi yang dilakukan misalnya dibidang penjualan, sediaan,
penagihan piutang dan efesiensi dibidang lainnya. Penggunaan rasio aktivitas adalah dengan cara
membandingkan antara tingkat penjualan dengan investasi dalam aktiva untuk satu periode.
digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Caranya adalah dengan
membandingkan komponenya yang ada di neraca, yaitu total aktiva lancar dengan total pasiva
lancar. Penilaian dapat dilakukan untuk beberapa periode sehingga terlihat perkembangan
likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu.
Uji Normalitas
Uji ini dimaksudkan untuk menentukan apakah variabel-variabel penelitian berdistribusi normal
atau tidak dan uji normalitas juga untuk melihat apakah model regresi yang digunakan sudah baik.
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal, dalam
penelitian ini uji normalitas dapat di uji dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov terhadap
variabel dengan melihat dari grafik penyebaran data (titik) pada Normal P-P Plots of Regression
Standardlized Residual variabel independen. Berikut ini adalah hasil uji normalitas data dengan uji
statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S).
Berdasarkan hasil uji K-S pada tabel di atas, menunjukkan bahwa nilai signifikansinya
adalah 0,009 dan nilai tersebut dibawah 5% (α = 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data
residual penelitian variable aktivitas dan likuiditas terhadap profitabilitas ini berdistribusi tidak
normal.
Uji Multikolinearitas
Berdasarkan Tabel Di atas diketahui bahwa semua variabel independen mempunyai angka
VIF dibawah angka 10 dan nilai Tolerance lebih besar dari 0,10. Berdasarkan hasil pengujian
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas pada variabel
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians, dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi
yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi. Uji statistik
yang digunakan adalah uji grafik Scatterplot. Uji Scatterplot yaitu melihat grafik plot antara nilai
prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID yang dilakukan
dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan
ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-
Y sesungguhnya). Berikut ini adalah hasil Uji Scatterplot Model.
Berdasarkan hasil Scatterplot Model variabel independen Aktivitas dan Likuiditas terhadap
profitabilitas pada gambar 4.2 di atas dapat terlihat bahwa tidak membentuk sebuah pola tertentu,
serta titik-titik menyebar secara acak di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dan dengan kesalahan pengganggu pada periode t-
1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Pengujian
ini dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW test). Berikut ini adalah hasil Uji
Autokorelasi dengan uji statistik Durbin Watson.
Hasil uji Autokorelasi pada tabel di atas menunjukkan nilai Durbin Watson adalah 2.050.
Merujuk pada tabel Durbin Watson dengan tingkat signifikansi 5%, jumlah k atau variabel bebas
sebanyak 2, dan jumlah N sebanyak 33, maka diketahui nilai dL = 1,3212 dan dU = 1.5808.
Karena nilai DW lebih besar dari batas atas (dU) 1.5808 < 2.098 > 1.5808, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada model regresi.
Uji Statistik T
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas independen terhadap variabel
dependen dan uji t digunakan untuk melihat pengaruh secara satu per satu atau secara parsial.
Hasil pengujian parsial dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini.
Menurut hasil analisis regresi dengan uji t tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa
sebagai berikut:
1. Variabel LN_X1 (Aktivitas) memiliki hasil t-hitung sebesar 3,000 dengan signifikansi sebesar
0,005. Nilai signifikansi untuk variabel LN_X1 (Aktivitas) menunjukkan nilai dibawah tingkat
signifikan sebesar 5% (a = 0,05) dan menunjukkan nilai t-hitung 3,000 > t-tabel sebesar 2,0395
yang artinya bahwa Hipotesis pertama diterima. Hasil koefisien regresi sebesar 2,102
menunjukkan bahwa variabel LN_X1 (Aktivitas) berpengaruh positif signifikan terhadap LN_Y
(ROA) pada perusahaan otomotif dan komponennya.
2. Variabel LN_X2 (Liukiditas) memiliki hasil t-hitung sebesar -2,283 dengan signifikansi sebesar
0,030. Nilai signifikansi untuk variabel LN_X2 (Liukiditas) menunjukkan nilai dibawah tingkat
signifikan sebesar 5% (a = 0,05) dan menunjukkan nilai t-hitung -2,283 < t-tabel sebesar 2,0395
yang artinya bahwa Hipotesis kedua ditolak. Hasil koefisien regresi sebesar -0,776
menunjukkan bahwa variabel LN_X2 mempunyai hubungan berlawanan arah (negatif) dengan
LN_Y. Sehingga dapat disimpulkan variabel Likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap LN_Y pada perusahaan otomotif dan komponennya.
Uji Statistik F
Uji ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel independen secara simultan
berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil Uji Statistik F dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Hasil uji statistik F pada tabel di atas untuk menguji pengaruh secara simultan Aktivitas dan
Liukiditas terhadap Profitabilitas. Hasil uji F menunjukkan nilai F hitung 5,643 dengan nilai
signifikansi 0,008. Nilai F hitung > F tabel 3,30 dan nilai signifikansi > 5% (a = 0,05) yang berarti
kedua Hipotesis diterima, maka dapat disimpulkan bahwa Aktivitas dan Likuiditas secara simultan
atau secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas pada perusahaan otomotif dan
komponennya
Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui sejauh mana kontribusi variabel
independen terhadap variabel dependen dengan adanya regresi linier berganda. Hasil koefisien
determinasi dapat dilihat dari tabel 4.14 Berikut ini:
Model R R Adjusted R
Square Square
Hasil dari koefisien determinasi (R Square) sebesar 0321. Hal ini berarti 27% variabel LN_Y
(Return On Equity) dapat dijelaskan oleh kedua variabel independen yaitu LN_X1 (Aktivitas) dan
LN_X2 (Likuiditas) sedangkan sisanya sebesar 73% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar
penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa variabel aktivitas yang diwakili dengan
proksi perputaran persediaan, perputaran piutang, dan fixed assets turnover menunjukkan nilai
bahwa variabel aktivitas mempunyai hubungan searah (positif) dengan profitabilitas (ROA).
Sehingga dapat disimpulkan hipotesis pertama diterima dimana variabel aktivitas berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan otomotif dan komponennya. Hal ini menunjukan
bahwa kenaikan aktivitas akan diikuti oleh kenaikan profitabilitas.
Keefektifan perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya atau seluruh aktiva yang dimiliki
suatu perusahaan dapat dilihat dari rasio aktivitas yang baik pula sehingga kesempatan untuk
mendapatkan laba menjadi lebih besar karena rasio aktivitas yang baik menunjukan aktiva
perusahaan yang produktif dalam menghasilkan laba perusahaan sehingga dapat dikatakan
kinerja suatu perusahaan ternilai baik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Tejo (2014)
yang menyatakan bahwa rasio aktivitas yang diukur dengan perputaran piutang berpengaruh
positif signifikan terhadap profitabilitas (Return On Asset), serta Deden Ahmad (2013) menyatakan
bahwa perputaran persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (Return On
Asset). Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Dhea Zatira (2017) menyatakan bahwa fixed
asset turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (Return On Asset).
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dikemukakan pada bab sebelumnya mengenai
pengaruh rasio aktivitas dan likuiditas terhadap profitabilitas (Return On Assets) pada perusahaan
otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Rasio aktivitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan
otomotif dan komponennya yang terdaftar di BEI. Apabila rasio aktivitas meningkat maka akan
diikuti oleh kenaikan profitabilitas.
2. Rasio likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan
otomotif dan komponennya yang terdaftar di BEI. Apabila rasio likuiditas meningkat maka akan
terjadi penurunan profitabilitas.
3. Rasio aktivitas dan likuiditas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas pada perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di BEI. Jika salah satu
variable rasio aktivitas dan likuiditas meningkat maka akan mempengaruhi variable lainnya
yang juga akan meningkat dan akan diikuti dengan penignkatan variable profitabilitas.
Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan penelitian ini adalah penelitian ini hanya dilakukan selama tiga tahun, yakni
dari tahun 2016 hingga tahun 2018. Selain itu dalam penelitian ini terjadi ketidaknormalan data
dalam melakukan uji normalitas yang memiliki tingkat signifikansi dibawah < 0,05.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini penulis mencoba memberikan saran baik bagi perusahaan serta
bagi peneliti selanjutnya. Saran-saran yang dapat diberikan sebagai tindak lanjut dari hasil
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan diharapkan meningkatkan kualitas aktiva produktif yang dimilikinya serta
berupaya lebih berhati-hati dalam mengelolanya, karena telah terbukti bahwa perputaran
piutang, perputaran persediaan, fixed asset turnover sebagai proksi dari variable rasio aktivitas,
dan perputaran kas, quick ratio, inventory to net working capital sebagai proksi dari variable
rasio likuiditas berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.
2. Bagi penulis selanjutnya untuk melihat lebih konsisten dalam hasil penelitian nanti sebaiknya
penelitian yang akan datang dapat menambah sampel yang akan diteliti, dapat juga
memperluas periode penelitian yang akan diteliti.
Febriaty, Yuni (2017). Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Aset Tetap dan Perputaran Modal
Kerja Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Perusahaan Plastik Dan Kemasan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2016. Skripsi. Universitas Sumatera Utara
Medan.
Haq, Deden Ahmad Nurul. (2013). Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaa
Terhadap Return On Asset Pada PT H.M Sampoerna Tbk. Periode 2000-2012. Skripsi.
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati.
Bandung.
Jumhana, R. Cheppy Safei (2017). Pngaruuh Rasio Likuiditas dan Rasio Aktivitas Terhdap
Profitabilitas Pada Koperasi Karyawan PT Surya Toto Indonesia. Jurnal Sekuritas. Prodi
Manajemen UNPAM.
Lestari, Arum Puji Tri (2017). Pengaruh Perputaran kas, Perputaran Persediaan dan Perputaran
Piutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI.
Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta
Maulana, Yogi Sugiarto (2017). Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Perputaran Aktiva Tetp
Terhadap Profitabilitas Pada PT Mayora Indah TBK. Jurnal STISIP Bina Putera Banjar. Vol,
1 No. 2
Miwanda. Liza. (2018). Pengaruh Working Capital Turnover, Firm Size, Likuiditas, Laverage dan
Corporate Governance Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Pertambangan Yang
Terdaftar di BEI. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Sumatera Utara.
Nevada. Erick.(2016).Analisis Pengaruh Laverage, Aktivitas Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas
Serta Implikasinya Pada Nilai Perusahaan. Skripsi.Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas
Isam Negeri Syarif Hidayatullah.
Pangesti, Ayu Eka (2013). Pengaruh Perputaran Kas, Piutang dan Persediaan Terhadap
Profitabilitas dan Likuditas. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas.
Pujiati, Lilik dan Widya Ratna.(2015). Pengaruh Penggunaan Modal Kerja Terhadap Profitabilitas
Pada Perusahaan Sub Sektor Kosmetik dan Keperluan Rumah Tangga Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal STIE PGRI. Dewantara Jombang. EKSIS Vol X No 2.2
Suminar, Muhammad Tejo. (2015). Pengaruh Perputarn Persediaan, Perputaran Piutang dan
Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi
Yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2013. Skripsi. Universitas Pandanaran.
Yoyon, Supriyadi, dan Fani Fazriani (2011). Pengaruh modal kerja terhadap tingkat likuiditas dan
profitabilitas. Jurnal Ilmiah Ranggagading. Volume 11 No.1, April : 1-11.
Zatira, Deha. (2016). Pengaruh modal kerja dan Perputarn Asset Tetap Terhadap Profitabilitas
(Pada Perusahaan Food and Bavarage yang terdaftar dibursa Efek Indonesia Pada Tahun
2009-2015). Skripsi. Universitas Muhammadiyah Tangerang.
Darmawan, Deni.(2014). Metode Penelitian Kuantitatif. Cetakan Kedua. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Fahmi, irham. (2012). Analisis laporan keuangan. Cetakan ke-2. Bandung: Alfabeta.
Fahmi, Irham.(2015). Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab. Bandung: Alfabeta.
Harmono. (2014). Manajemen Keuangan: Berbasis Balance Scorecard. Cetakan ke-3. Jakarta.
Bumi Aksara.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan ke 19. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan ke 22. Bandung:
Alfabeta.
Wijaya, David. (2017). Manajemen Keuangan Konsep dan Penerapannya. TPT Grasindp. Jakarta
Ikatan Akuntan Indonesia. PSAK No.1 Tentang Laporan Keuangan- edisi revisi (2015). Penerbit
Dewan Standar Akuntansi Keuangan: PT Raja Grafindo.