Anda di halaman 1dari 61

PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI DAN RETURN ON EQUITY (ROE)

TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR

BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

2018-2022

PROPOSAL

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan

Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

ARDI FAISAL

1915020027

FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI

UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

BANDA ACEH

2024
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang

pengolahan bahan baku menjadi barang setengah jadi maupun menjadi barang jadi

yang dapat diolah maupun dipergunakan langsung oleh konsumen. Di dalam Undang-

Undang Republik Indonesia No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Bursa Efek

adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk

mempertemukan penawaran jual dan beli Efek (fasilitator) pihak-pihak lain dengan

tujuan memperdagangkan Efek di antara mereka. Perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) terbagi kedalam tiga jenis yaitu sektor

industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor industri barang konsumsi.

Pada penelitian ini peneliti memilih sektor industri barang konsumsi karena

perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi memproduksi kebutuhan

pokok yang paling dibutuhkan oleh masyarakat seiring dengan bertambahnya

pertumbuhan penduduk di Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini mengalami peningkatan yang cukup

pesat, seiring dengan era globlisasi ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat dunia.

Persaingan bisnis antar perusahaan saat ini tidak terlepas dari pengaruh
2

berkembangnya dinamika ekonomi, sosial politik, serta kemajuan teknologi. Dengan

adanya hal tersebut setiap perusahaan harus meningkatkan nilai perusahaan dan

mempertahankan kinerjanya atau bahkan meningkatkan kualitasnya agar perusahaan

mampu bersaing era globalisasi ekonomi saat ini.

Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang cukup stabil dan menjadi

penopang perekonomian ditengah-tengah ketidakpastiaan perekonomian dunia.

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki jumlah yang

mendominasi dan terbanyak karena dikelompokkan menjadi 3 jenis bidang usaha atau

sektor yaitu industri dasar dan kimia, industri barang konsumsi dan aneka industri.

Bidang-bidang usaha tersebut merupakan bidang yang dapat memenuhi kebutuhan

manusia seperti kebutuhan bangunan, farmasi, makanan, minuman, pakaian,

kendaraan, dan elektronik. Banyaknya jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia menjadikan perusahaan manufaktur lebih banyak diminati

oleh investor daripada perusahaan lainnya dan dapat mencerminkan reaksi pasar

secara keseluruhan. Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia dari tahun ke tahun berkembang pesat, hal ini terlihat pada tabel di bawah

ini

Tabel 1.1 Sektor dan Jumlah Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Tahun 2018-2022

Sektor Perusahaan Manufaktur Jumlah Perusahaan Manufaktur


3

2018 2019 2020 2021 2022

Industri Barang dan Kimia 70 76 78 86 90

Aneka Industri 45 50 52 56 59

Industri Barang Konsumsi 50 55 64 71 80

Jumlah 165 181 194 213 229

Sumber: www.idx.co.id data diolah

Tabel 1 menunjukkan dalam perusahaan manufaktur terdiri dari 3 sektor yaitu

industri dasar dan kimia, aneka industri dan industri barang konsumsi. Jumlah ketiga

sektor manufaktur mengalami peningkatan yang signifikan selama 5 tahun. Jumlah

perusahaan manufaktur dengan peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2021

sebanyak 19 perusahaan. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia mengalami peningkatan dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut

membutuhkan dana untuk membiayai kegiatan operasional.

Return saham di pengaruhi oleh naik turunnya harga saham suatu perusahaan.

Apabila harga saham perusahaan meningkat maka return saham akan naik begitu

juga sebaliknya. Jika return suatu perusahaan meningkat para investor akan tertarik

untuk ber-investasi pada perusahaan tersebut.

Dalam hal ini investor harus mampu menyusun perkiraan harga sekuritas yang

akan dibeli ataupun dijual dari informasi laporan keuangan yang ada agar harga
4

tersebut dapat mencerminkan nilai interistik yang sebenarnya. Syarat utama yang

diinginkan oleh para investor untuk menyalurkan dananya melalui pasar modal

adalah rasa nyaman yang akan di investasi-kan dan tingkat return saham yang akan

diperoleh dari investasi tersebut. Jika return saham sebuah perusahaan turun maka

nilai perusahaan tersebut turun, kekayaan pemegang sahamnya juga ikut turun.

Dalam beberapa kasus, ukuran laba (net income) tidak memberikan gambaran

yang akurat mengenai hasil kinerja perusahaan yang sesungguhnya selama periode

tertentu. Ketika perusahaan melaporkan beban non-kas (noncash outlay expennse)

yang besar, seperti beban penyisihan piutang ragu-ragu dan penyusutan aktiva tetap,

ukuran laba mungkin akan memberikan gambaran yang suram mengenai hasil kondisi

operasional perusahaan. Beban non kas yang besar ini akan membuat laba bersih

seolah-olah menjadi tampak lebih kecil, padahal beban-beban tersebut diakui tanpa

adanya pengeluaran uang kas. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan

laba yang tinggi, laba bersih yang dihasilkan tidak menjamin bahwa perusahaan

memiliki uang kas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendeknya.

Hal ini dikarenakan bahwa laporan laba rugi disusun atas dasar akrual (bukan dasar

kas), yaitu melalui sebuah proses penandingan antara beban dengan pendapatan,

sehingga angka laba yang dihasilkan tidak identik dengan besarnya uang kas yang

tersedia.

Selain laba, laporan arus kas juga berguna untuk investor. Perusahaan tanpa kas

tidak akan bertahan, arus kas bagi perusahaan sangat penting untuk kelangsungan
5

hidup perusahaan. Data arus kas dianggap menyajikan informasi utama dalam

mengevaluasi harga pasar surat-surat berharga. Arus kas memiliki arti penting dalam

mengevaluasi harga pasar saham karena menggambarkan daya beli umum dan dapat

dipindahkan segera dalam perekonomian pasar kepada perorangan maupun organisasi

untuk kepentingan tertentu (Rahmawati, 2018).

Laporan arus kas terdiri dari tiga aktivitas, yaitu aktivitas operasi, aktivitas

investasi, dan aktivitas pendanaan. Kas dari kegiatan operasi utamanya diperoleh dari

pendapatan entitas serta aktivitas lain yang tidak termasuk dalam aktivitas suatu

investasi ataupun pendanaan. Kas dari suatu kegiatan investasi diperoleh dari

penjualan dan pembelian aktiva tetap atau aset jangka panjang. Sedangkan kas dari

suatu kegiatan pendanaan mengakibatkan berubahnya kontribusi modal dan pinjaman

entitas, baik dalam jumlah maupun komposisinya (Putra & Widianingsih, 2016).

Laporan arus kas harus disajikan dengan merinci komponen arus kas dari aktivitas

operasi, investasi, dan pendanaan sehingga perubahan yang terjadi dari setiap

komponen arus kas dapat dipergunakan untuk pengambilan keputusan manajemen

berkaitan dengan ketiga aktivitas tersebut.

Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi keuangan

perusahaan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat beberapa keputusan

seperti penilaian kinerja manajemen, pemberian dividen kepada pemegang saham dan

lain sebagainya. Laporan keuangan utama terdiri dari laporan laba rugi, laporan laba

ditahan (untuk perusahaan perseroan), neraca, dan laporan arus kas. Laporan laba
6

rugi menunjukkan besarnya jumlah laba bersih, dan tidak menunjukkan besarnya

jumlah kas yang dihasilkan aktivitas operasi. Laporan laba ditahan menunjukkan

besarnya dividen tunai yang diumumkan oleh investee kepada investor sepanjang

periode berjalan, bukan besarnya dividen tunai yang dibayarkan. Neraca komparatif

menunjukkan besarnya penambahan aktiva tetap yang terjadi selama periode berjalan.

Neraca juga menunjukkan adanya penambahan-penambahan jumlah lembar saham

biasa yang beredar dan penurunan jumlah utang obligasi, tetapi tidak menunjukkan

bagaimana penurunan jumlah utang obligasi tersebut dibiayai. Dengan laporan arus

kas, informasi mengenai dari mana saja sumber penerimaan kas dan untuk apa saja

kas yang di keluarkan akan tersaji secara rinci.

Penelitian-penelitian dibidang pasar modal telah banyak dilakukan diantaranya

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi return saham. Dari banyak penelitian yang

telah dilakukan terdapat perbedaan tentang variabel-variabel yang dipilih dan

menghasilkan kesimpulan yang berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh

(Khairunnisa: 2016) menyatakan bahwa laba akuntansi tidak terdapat pengaruh

terhadap return saham. Penelitian (Haris dan Sunyoto: 2018) menunjukkan bahwa

arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh terhadap return saham. Sedangkan hasil

penelitian (Nugroho: 2018) meyimpulkan bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh

terhadap return saham. Selanjutnya Penelitian yang dilakukan (Lubis: 2017)

menunjukkan bahwa Return On Equity tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

return saham. Sedangkan penelitian yang (Andansari: 2016) menunjukkan bahwa

ROE mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham. Obyek
7

dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2022.

Alasan peneliti memilih perusahaan manufaktur industri barang konsumsi

adalah karena perusahaan ini memiliki prospek yang cukup baik dan memiliki

peluang yang terus berkembang. Karena perusahaan manufaktur sektor barang

konsumsi merupakan perusahaan yang menyediakan kebutuhan pokok masyarakat

seperti makanan, minuman, peralatan rumah tangga, dan obat-obatan. Dengan sifat

masyarakat Indonesia yang cendrung konsumtif, sehingga permintaan akan barang

konsumsi juga meningkat, maka perusahaan barang konsumsi akan memiliki peluang

untuk terus berkembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menjelaskan

pengaruh secara simultan dan parsial dari Laba Bersih, Arus Kas Operasi, Return On

Equity terhadap Return Saham.

2.1 Rumusan Masalah

Beradasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, dapat dirumuskan

beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh Laba Bersih terhadap Return Saham pada perusahaan

manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI)?
8

2. Bagaimana pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Return Saham pada perusahaan

manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI)?

3. Bagaimana pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Return Saham pada

perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI)?

4. Bagaiman pengaruh Laba Bersih, Arus Kas Operasi, Return On Equity (ROE)

terhadap Return Saham pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh Laba Bersih terhadap

Return Saham pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh Arus Kas Operasi

terhadap Return Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI).


9

3. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh Return On Equity

(ROE) terhadap Return Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI).

4. Untuk mengetahui pengaruh Laba Bersih, Arus Kas Operasi, Return On Equity

(ROE) terhadap Return Saham pada perusahaan manufaktur sektor barang

konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Bagi peneliti, penelitian ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan terutama

tentang penggunaan laporan keuangan yang berkaitan dengan Laba Bersih dan

Arus Kas terhadap Return Saham.

2. Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perusahaan dan

membantu dalam memperhatikan peningkatan kinerja perusahaan yang akan

menjadikan optimal-nya keuntungan yang didapat dan untuk menarik para

investor untuk investasi.

3. Bagi Investor

Bagi investor, penelitian ini diharapkan agar bermanfaat untuk dijadikan

pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi sehingga dapat mencapai

return yang diinginkan.


10

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Return Saham

2.1.1 Pengertian Return Saham

Return saham adalah pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal

awal investasi. Return saham ada 2 jenis antara lain : Return Realisasi dan Return

ekspektasi atau return yang sudah terjadi. Return Realisasi adalah return yang

dihitung dengan melihat data historis pada perusahaan tersebut selama berapa
11

periode yang berlangsung, return ini merupakan salah satu alasan dasar dalam

mempertimbangkan penggunaan Return Ekspektasi. Return Ekspektasi adalah return

yang mana ini langkah prediksi yang diambil oleh investor dalam mengetahui harga

saham dimasa yang akan datang.

Return saham adalah sebagai keutungan atau kerugian suatu investasi dalam

periode tertentu Zulfikar (2016) sedangkan menurut Gunardi dan Suteja (2016)

return juga merupakan salah satu memotivasi investor dalam berinvestasi dan

merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko investasi yang

dilakukan. Return saham bisa positif dan bisa juga negatif. Jika positif berarti

mendapatkan Capital Gain, sedangkan jika negatif rugi atau mendapatkan Capital

Lost. Dalam dunia investasi investor selalu memperhatikan tingkat return yang

diperoleh dengan risiko yang menyertai investasi tersebut, semakin besar tingkat

return yang diperoleh maka semakin besar tingkat risiko yang menyertainya.

Menurut Gunardi dan Suteja (2016) return dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Return Realisasi

Return realisasi adalah return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung

bedarsarkan data historis. Return realiasi penting karena digunakan sebagai

salah satu pengkur kinerja dari perusahaan.dan sebagai dasar penentuan

risiko serta penentuan return ekpetasi di masa yang akan datang.

2. Return Ekpektasi
12

Return ekpektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor

dimasa mendatang. Berbeda dengan return relalisasi yang sifatnya sudah

terjadi, return ekpektasi sidatnya belum terjadi. Menurut Charles (2019)

terdapat beberapa komponen return saham, yaitu:

a. Yield

Yield merupakan komponen dasar yang dipikirkan oleh banyak investor saat

membahas investasi, imbal hasil investasi adalah arus kas periodik (atau laba

rugi) pada investasi, baik bunga dari obligasi atau deviden dari saham. Fitur

yang membedakan dari pembayaran tersebut adalah bahwa penerbit

melakukan pembayaran tunai kepada pemegang saham tersebut. Yield

mengukur arus kas efek relative terhadap harga pasar terkini.

b. Capital gain (loss)

Komponen kedua adalah kenaikan (penurunan) dalam harga saham, biasanya

disebut dengan capital gain dan capital loss. Capital gain (loss) adalah

selisih antara harga pembelian dan jual. Maka keuntungan atau kerugian

dapat terjadi.

Menurut para ahli, return (kembalian) adalah keuntungan yang diperoleh oleh

investor dari suatu investasi saham yang dilakukan. Jogiyanto (2017) dari pengertian

return saham menurut para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa return saham
13

adalah tingkat pengembalian atau keuntungan yang diperoleh oleh investor atas

investasi yang telah dilakukan. Return bisa dinyatakan dalam bentuk nominal, yakni

uang yang dihasilkan atau hilang yang tercermin dalam perubahan nilai mata uang

dalam satu jangka waktu khusus. Namun, selain itu return juga bisa dinyatakan dalam

bentuk presentase, yang dihitung berdasarkan rasio laba terhadap “modal awal”

investasi. Dalam penelitian ini return saham yang digunakan sebagai perhitungan

adalah return realisasi menurut Jogiyanto (2017) yang dihitung menggunakan rumus

sebagai berikut:

Return Saham = 𝑃𝑡−𝑃𝑡−1 + 𝐷𝑡

Pt-1

Sumber : Jogiyanto (2017)

Keterangan:

𝑃𝑡− = Harga saham sekarang

𝑃𝑡−1 = Harga saham periode sebelumya

𝐷𝑡 = Harga deviden per saham

2.1.2 Macam-Macam Return Saham


14

Menurut Zulfikar (2016:236) komponen return saham dibagi menjadi dua

macam yaitu sebagai berikut:

1. Return Realisasi (realized return)

Yaitu return yang sudah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis.

2. Return Ekspektasi (expected return)

Yaitu return yang diharapkan akan diperoleh dari investor dimasa mendatang.

Dapat disimpulkan bahwa macam-macam return saham ada dua yaitu return

realisasi yaitu return yang telah terjadi karena dipergunakan untuk pengukur

kinerja perusahaan dan return eskspektasi yaitu return yang diperoleh dimasa

mendatang atau sifatnya belum terjadi.

2.1.3 Sumber Risiko Yang Mempengaruhi Return Saham

Menurut Tandelilin dalam Fahmi (2018), ada beberapa sumber risiko yang

mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi. Sumber-sumber tersebut antara lain :

1. Risiko Suku Bunga

Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual

masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan

suku bunga pasar.

2. Risiko Pasar

Risiko pasar adalah suatu risiko yang timbul karena menurunnya nilai suatu

investasi karena pergerakan pada faktor-faktor pasar. Risiko pasar mampu


15

mengakibatkan kerugian bagi individu atau kelompok. Hal ini diakibatkan karena

risiko pasar dipengaruhi oleh keadaan pasar uang, seperti saham dan obligasi.

3. Risiko Inflasi

Risiko inflasi atau risiko daya beli adalah risiko yang muncul akibat adanya

inflasi. Akibatnya, nilai kas dari investasi saat ini tidak akan memiliki nilai

banyak di masa depan. Hal tersebut berpotensi menurunkan daya beli masyarakat

karena naiknya harga barang.

4. Risiko Bisnis

Risiko bisnis mencakup berbagai kemungkinan kejadian yang dapat

memengaruhi kinerja dan kelangsungan operasional suatu perusahaan. Ini

melibatkan faktor seperti fluktuasi pasar, persaingan, perubahan regulasi, risiko

keuangan, dan situasi ekonomi yang tidak terduga. Pengelolaan risiko bisnis

melibatkan identifikasi, evaluasi, dan pengendalian risiko-risiko ini untuk

meminimalkan dampak negatifnya.

5. Risiko Finansial

Risiko finansial melibatkan potensi kerugian keuangan yang mungkin dihadapi

oleh individu, perusahaan, atau lembaga keuangan. Ini bisa berasal dari fluktuasi

pasar, perubahan suku bunga, risiko kredit, atau ketidakpastian ekonomi.

Pengelolaan risiko finansial melibatkan strategi seperti diversifikasi portofolio,

penggunaan instrumen derivatif, dan kebijakan manajemen risiko untuk

melindungi nilai keuangan dan meminimalkan dampak negatif.

6. Risiko Likuiditas
16

Risiko likuiditas adalah kemungkinan kesulitan dalam menjual aset atau

mendapatkan dana tunai dengan cepat tanpa mengalami kerugian signifikan. Ini

dapat terjadi ketika ada kekurangan pembeli atau peminjam di pasar, atau ketika

aset sulit diubah menjadi uang tunai dengan harga wajar. Perusahaan atau

lembaga keuangan yang menghadapi risiko likuiditas dapat mengalami kesulitan

memenuhi kewajiban keuangan atau membiayai operasional sehari-hari.

Manajemen likuiditas yang baik melibatkan pemantauan dan perencanaan yang

cermat untuk menghindari potensi masalah likuiditas.

7. Risiko Nilai Tukar Mata Uang

Risiko nilai tukar mata uang adalah potensi kerugian atau keuntungan yang

timbul dari fluktuasi nilai tukar antara dua mata uang. Bisnis atau individu yang

terlibat dalam transaksi internasional, investasi asing, atau memiliki

aset/denominasi utang dalam mata uang asing dapat mengalami dampak risiko

ini. Perubahan nilai tukar bisa mempengaruhi biaya, pendapatan, atau nilai

portofolio, sehingga manajemen risiko nilai tukar menjadi penting untuk

melindungi nilai keuangan dari perubahan yang tidak diinginkan.

8. Risiko Negara (Country Risk)

Risiko Negara atau country risk, merujuk pada potensi kerugian atau hambatan

yang timbul dari kondisi ekonomi, politik, sosial, atau hukum suatu negara yang

dapat mempengaruhi investasi atau bisnis di dalamnya. Faktor-faktor seperti

ketidakstabilan politik, fluktuasi mata uang, ketidakpastian hukum, dan kondisi

sosial ekonomi dapat menyumbang pada risiko negara. Evaluasi risiko negara
17

menjadi penting bagi investor dan perusahaan yang berencana terlibat dalam

kegiatan bisnis atau investasi di suatu negara, membantu mereka

mengidentifikasi dan mengelola potensi dampak yang mungkin terjadi.

2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham

Menurut (Mayuni & Suarjaya, 2018:4065) faktor-faktor yang mempengaruhi

return saham, yaitu :

1. Faktor Makro

Faktor makro adalah faktor eksternal perusahaan, seperti tingkat bunga umum

domestik, inflasi, nilai tukar, dan kondisi ekonomi internasional di negara

tersebut.

2. Faktor Mikro

Faktor mikro adalah faktor internal perusahaan, seperti laba bersih per saham,

niai buku per saham, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, rasio pasar dan rasio

keuangan lainnya.

2.2 Laba Bersih

2.2.1 Pengertian Laba Bersih

Laba Bersih adalah selisih antara laba operasi dikurang dengan beban bunga,

beban pajak penghasilan. Laba bersih ini merupakan hasil akhir dari segala

perhitungan atas laporan laba rugi sebuah perusahaan. Dalam laba bersih ini memuat

angka laba yang dapat menggambarkan kondisi perusahaan akan berkelanjutan ke

masa yang akan datang. Laba bersih ini sering juga disebut dengan laba operasi
18

berjalan. Laba merupakan elemen penting yang menjadi perhatian para pemakai

laporan keuangan karena diharapkan laba cukup besar untuk menunjukkan kinerja

perusahaan dinilai baik secara keseluruhan. Dalam kata lain informasi laba sangat

dibutuhkan oleh semua pihak yang berkecimpung dalam dunia bisnis. Karna laba

merupakan implementasi dari akhir segala kegiatan yang dilaporkan secara tertulis

dan merangkup semua informasi penting yang ada dalam seluruh transaksi berjalan.

Kata lain informasi laba sangat dibutuhkan oleh semua pihak yang berkecimpung

dalam dunia bisnis. Karna laba merupakan implementasi dari akhir segala kegiatan

yang dilaporkan secara tertulis dan merangkup semua informasi penting yang ada

dalam seluruh transaksi berjalan.

Laba dalam laporan keuangan merupakan salah satu parameter kinerja

perusahaan yang mendapat perhatian yang utama dari investor. Pengertian laba yang

dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba bersih yang merupakan selisih

pengukuran pendapatan dan biaya. Disisi lain akuntan mendefinisikan laba dari sudut

pandang perusahaan sebagai satu kesatuan. Laba bersih (accounting income) secara

operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasi dari

transaksi yang terjadi selamasatu periode dengan biaya yang berkaitan dengan

pendapatan tersebut (Rahmawati, 2018). Laba adalah penghasilan bersih (net income)

atau imbalan dari aktivitas perusahaan, mulai dari proses produksi hingga pemasaran

yang sudah dikurangi dengan biaya kegiatan operasi perusahaan. Penghasilan lebih

ini juga tertulis di laporan laba-rugi. Laporan tersebut adalah sebuah laporan
19

keuangan perusahaan tertentu yang berisi data pendapatan dan beban perusahaan

dalam periode akuntansi tertentu yang dibuat oleh bagian keuangan. Berikut ini

adalah rumus perhitungan laba bersih :

Laba Bersih = Laba Sebelum Pajak – Pajak Penghasilan

2.2.2 Manfaat dan Kegunaan Laba

Laba merupakan informasi penting dalam suatu laporan keuangan. Manfaat dan

kegunaan laba didalam laporan keuangan menurut Harahap(2016:300) adalah sebagai

berikut:

1. Perhitungan pajak, berfungsi sebagai dasar penggunaan pajak yang akan diterima

Negara.

2. Menghitung deviden yang akan dibagikan kepada pemilik dan yang akan ditahan

oleh perusahaan.

3. Menjadi pedoman dalam menentukan kebijikan investasi dalam pengembalian

keputusan.

4. Menjadi dasar peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya

dimasa yang akan datang.

5. Menjadi dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi.

6. Menilai prestasi atau kinerja perusahaan.

2.2.3 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba


20

Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba yaitu :

1. Current Ratio (CR)

Current Ratio merupakan alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya. Apabila tingkat current ratio

tinggi menunjukkan jaminan lebih baik atas hutang jangka pendek, tetapi apabila

terlalu tinggi dapat berakibat pada modal kerja yang tidak efisien. Apabila

current ratio sama atau lebih dari standar umum yang telah ditentukan, maka

perusahaan dapat dikatakan perusahaan yang likuid, dan sebaliknya, apabila lebih

kecil dari standar umum yang telah ditentukan, maka perusahaan tersebut dapat

dikatakan ilikuid.

2. Inventory Turnover (ITO)

Persediaan merupakan sejumlah barang jadi, barang dalam proses atau bahan

baku yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dijual atau diperoses lebih

lanjut. Persediaan harus dimiliki perusahaan karena merupakan produk

perusahaan yang harus dijual sebagai sumber pendapatan perusahaan. Tingkat

perputaran persediaan mengukur kemampuan perusahaan dalam memutarkan

barang dagangannya dan menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan

untuk menunjang atau mengimbangi tingkat penjualan yang ditentukan.

3. Leverage (LEV)

Leverage merupakan rasio solvabilitas yang digunakan untuk mengetahui

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban apabila perusahaan


21

dilikuidasi. Debt to Asset Rasio (DAR) yaitu rasio total kewajiban terhadap total

aktiva yang digunakan untuk menilai batasan perusahaan dalam meminjam uang.

Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan

persentase aktiva yang dimiliki perusahaan yang di dukung oleh hutang. Nilai

rasio yang tinggi menunjukkan peningkatan dari risiko pada kreditor berupa

ketidakmampuan perusahaan dalam membayar semua kewajibannya kepada

pihak pemegang saham, rasio yang tinggi akan mengakibatkan pembayaran

bunga yang tinggi yang pada akhirnya akan menyebabkan berkurangnya peroleh

laba serta mengurangi pembayaran dividen.

4. Earning Power (EP)

Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba sangat tergantung pada efisien

dan efektivitas pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk menjalankan

kegiatan operasi tersebut. Semakin tinggi rasio earning power menunjukkan

semakin tinggi pengembalian yang dihasilkan sehingga semakin baik kinerja

perusahaan.

5. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk

mengukur besarnya laba bersih sesudah pajak yang diperoleh atas penjualan.

Rendahnya rasio net profit margin disebabkan karena tingginya biaya yang harus

ditanggung oleh perusahaan yang disebabkan karena tidak efisiennya operasi


22

perusahaan. Di samping itu tingginya beban bunga baik beban bunga yang

berasal dari kegiatan operasional maupun beban bunga atas hutang dapat

menyebabkan menurunnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan.

6. Tingkat Penjualan (Sales)

Penjualan dapat berupa penjualan barang dagangan maupun penjualan jasa.

Jumlah transaksi penjualan yang terjadi di suatu perusahaan biasanya cukup

besar dibandingkan dengan jenis transaksi yang lainnya. Pendapatan meliputi

arus kas masuk seperti penjualan tunai, dan arus kas masuk prospektif seperti

penjualan kredit. Pendapatan diharapkan tetap terjadi selamanya berdasarkan

kelangsungan usaha. Penggunaan metode pengakuan pendapatan dapat

mempengaruhi laba yang dilaporkan secara signifikan.

7. Tingkat Inflasi

Tingkat Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus.

Inflasi dapat menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat karena secara riel

tingkat pendapatan juga menurun. Tingkat inflasi dalam perekonomian disatu sisi

selalu menjadi momok yang relatif menakutkan, karena dapat melemahkan daya

beli dan juga dapat melumuhkan kemampuan produksi yang mengarah pada

krisis produksi dan konsumsi. Namun di sisi lain, ketiadaan inflasi menandakan

tidak adanya pergerakan positif dalam perekonomian karena harga-harga tidak

berubah sehingga justru akan melemahkan sektor industri.

8. Pertumbuhan Ekonomi
23

Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan pendapatan nasional secara berarti dalam

suatu periode perhitungan tertentu. Angka pertumbuhan ekonomi umumnya

dalam bentuk persentase dan bernilai positif. Namun tidak menutup

kemungkinan bahwa angka pertumbuhan ekonomi bernilai negatif. Negatifnya

pertumbuhan ekonomi disebabkan karena adanya penurunan yang lebih besar

dari pendapatan nasional tahun berikutnya dibandingkan dengan tahun

sebelumnya.

9. Ukuran Perusahaan (Size)

Ukuran perusahaan dapat ditentukan dari jumlah aset yang dimiliki, laba yang

diperoleh perusahaan, dan kapasitas pasar. Semakin besar total aktiva

perusahaan, laba yang diperoleh dan kapasitas pasar perusahaan maka

menunjukkan semakin besar ukuran perusahaan tersebut.

2.3 Arus Kas Operasi

2.3.1 Pengertian Arus Kas Operasi

Arus kas operasi dapat digunakan sebagai indikator yang mengukur efisiensi

kegiatan kegiatan operasional entitas, apakah entitas mampu menghasilkan arus kas

yang memadai untuk membayar pinjaman, melaksanakan kegiatan operasional

entitas, membayar deviden, dan melakukan investasi tanpa mengandalkan sumber

pendapatan dari luar serta mampu memprediksi arus kas masa depan. Umumnya arus
24

kas berasal dari peristiwa atau transaksi yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi

bersih. Berikut ini beberapa bentuk dari arus kas aktivtas operasi :

1. Penerimaan kas yang berasal dari penjualan produk atau jasa.

2. Penerimaan kas yang berasal dari penjualan barang atau jasa.

3. Penerimaan kas yang berasal dari royalti, komisi, maupun pendapatan lain.

4. Pembayaran kas atau gaji karyawan.

5. Pembayaran kas kepada pemasok barang atau jasa.

6. Penerimaan dan pembayaran kontrak untuk tujuan diperdagangkan atau diperjual

belikan kembali.

7. Pembayaran atas restitusi pajak penghasilan kecuali secara khusus dianggap

bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi.

Aktivitas operasi adalah transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang akan

menentukan laba bersih. Jumlah bersih yang disediakan atau yang digunakan oleh

aktivitas operasi adalah gambaran penting dalam sebuah laporan arus kas. Sama

seperti laba bersih yang digunakan untuk meringkas laporan laba rugi, arus kas

operasi adalah jumlah akhir dari laporan arus kas. Arus kas operasi adalah aktivitas

penghasil utama pendapatan perusahan. arus kas operasi memiliki 2 jenis pelaporan

data yang dapat digunakan, yaitu metode langsung merupakan penyusunan laporan

aliran kas dengan menggunakan informasi aktual arus kas (basis kas) hingga aktivitas

operasional. Sedangkan metode tidak langsung merupakan menghitung pergerakan


25

arus kas dari aktivitas operasional dengan menggunakan informasi akuntansi akrual

dan selalu dimulai dengan nilai laba bersih. Laba bersih kemudian disesuaikan dari

perubahan dalam akun aset dan kewajiban di laporan neraca.

Berikut rumus perhitungan Arus Kas Operasi :

= AKOt – AKOt – 1 x 100

Kegiatan yang termasuk dalam kelompok ini adalah aktivitas penghasil utama

pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi

dan aktivitas pendanaan, seluruh transaksi dan peristiwa-peristiwa lain yang tidak

dapat dianggap sebagai kegiatan investasi atau pembiayaan. Kegiatan ini biasanya

mencakup: kegiatan produksi, pengiriman barang, pemberian servis. Arus kas operasi

ini umumnya adalah pengaruh kas dari transaksi dan peristiwa lainnya yang ikut

dalam menentukan laba. Contoh arus kas dari kegiatan operasi adalah sebagai

berikut :

1. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa termasuk penerimaan dari piutang

akibat penjualan, baik jangka panjang atau jangka pendek.

2. Penerimaan dari bunga pinjaman atas penerimaan dari surat berharga lainnya

seperti bunga atau dividen


26

3. Semua penerimaan yang bukan berasal dari sebagian yang sudah dimasukan

dalam kelompok investasi pembiayaan, seperti jumlah uang yang diterima dari

tuntunan pengadilan, klaim asuransi.

Contoh arus kas keluar dari kegiatan operasi ini adalah sebagai berikut :

1. Pembayaran kas untuk membeli bahan yang akan digunakan untuk produksi atau

untuk dijual, termasuk pembayaran utang jangka pendek atau jangka panjang

kepada supplier barang.

2. Pembayaran kas kepada supplier lain dan pegawai untuk kegiatan selain produksi

barang dan jasa.

2.3.1 Arus Kas Pendanaan

Kegiatan yang termasuk kegiatan pendanaan adalah aktivitas yang

mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman jangka

panjang perusahaan, berupa kegiatan mendapatkan sumber-sumber dana dari pemilik

dengan memberikan prospek penghasilan dari sumber dana tersebut, meminjam dan

membayar utang kembali atau melakukan pinjaman jangka panjang untuk membayar

utang tertentu.

Berikut ini adalah rumus perhitungan Arus Kas Pendanaan :

= AKPt −¿ AKPt −¿1 x 100


27

AKPt – 1

Contoh arus kas masuk dari kegiatan pendanaan sebagai berikut :

1. Penerimaan dan pengeluaran surat berharga dalam bentuk ekuitas.

2. Penerimaan dan pengeluaran obligasi, hipotek, wesel, dan pinjaman jangka

pendek lainnya.

Contoh arus kas keluar dari kegiatan pembiayaan sebagai berikut :

1. Pembayaran dividen dan pembayaran bunga kepada pemilik akibat adanya surat

berharga saham (equity) tadi.

2. Pembayaran kembali utang yang dipinjam.

3. Pembayaran utang kepada kreditur termasuk utang yang sudah diperpanjang.

2.3.2 Arus Kas Investasi

Kegiatan yang termasuk dalam arus kas kegiatan investasi adalah perolehan dan

pelepasan aktiva jangka panjang baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud

serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas, antara lain menerima dan menagih

pinjaman, utang, surat berharga atau modal, aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya

yang digunakan dalam proses produksi.


28

Berikut ini rumus perhitungan Arus Kas Investasi :

= AKIt −¿ AKIt −¿1 x 100

AKIt – 1

Contoh arus kas masuk dari kegiatan investasi adalah :

1. Penerimaan pinjaman luar baik yang baru maupun yang sudah lama

2. Penjualan saham baik saham sendiri maupun saham dalam bentuk investasi

3. Penerimaan dari penjualan aktiva tetap dan aktiva produktif dan tidaak berwujud

lainnya.

Contoh arus kas keluar dari kegiatan investasi adalah :

1. Pembayaran utang perusahaan dan pembelian kembali surat utang perusahaan

2. Pembelian saham perusahaan lain atau perusahaan sendiri

3. Perolehan aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya. Pengertian perolehan disini

termasuk harga pembelian dan capital expenditure.

2.4 Return On Equity (ROE)

2.4.1 Pengertian Return On Equity (ROE)


29

Return On Equity (ROE) adalah imbal hasil yang dicetak perusahaan untuk

pemegang saham. ROE ditentukan oleh kemampuan perusahaan menghasilkan

profitabilitas atau margin keuntungan, produktivitas aset untuk menghasilkan

pendapatan, serta pengelolaan penggunaan utang secara optimal oleh perusahaan.

Rasio Return on Equity (ROE) yang dikemukakan oleh Harahap merupakan rasio

yang dipakai sebagai pengukuran besar kecilnya pengembalian suatu investasi oleh

pemegang saham. Sehingga bisa diperoleh kesimpulan bahwa rasio ini ialah rasio

yang dipakai dalam menilai kemampuan sebuah perusahaan ketika mencaari

keuntungan dan sebagaimana suatu bagian dari rasio profitabilitas. Rasio

profitabilitas tersebut dapat menjadi acuan pengukuran suatu tingkat keefektifan

manajemen dalam sebuah perusahaan. Kondisi tersebut dibuktikan melalui laba yang

diperoleh dalam penjualan ataupun investasi pada perusahaan. Rasio profitablitas

terdiri atas Gross Profit Margin (GWM), Net Profit Margin (NPM), Earning Per

Share, Return On Invesment (ROI), Return On Asset (ROA), dan Return On Equity

(ROE).

Rasio Return on Equity (ROE) mengidentifikasi seberapa mampunya suatu

perusahaan dalam memperoleh keuntungan melalui penggunaan ekuitasnya, sehingga

semakin besarnya hitungan yang diperoleh semakin baik juga kinerja perusahaan.

Hasil pengembalian atau disebut Return on Equity (ROE) atas ekuitas ialah

pengukuran untuk memperlihatkan besarnya peran ekuitas ketika mendapatkan

keuntungan bersih. Sehingga bisa dikatakan, rasio ini memiliki kegunaan sebagai
30

tolak ukur seberapa besarnya jumlah dari keuntungan bersih yang nantinya diperoleh

dari setiap dana yang sudah ditanam dalam total ekuitas.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Return on Equity

(ROE) ialah salah satu rasio yang kegunaannya bisa menjadi tolak ukur dalam

mendapatkan keuntungan dengan membandingkan ekuitas atau modal sendiri yang

dimilikinya.

2.4.2 Manfaat dan Tujuan Return On Equity (ROE)

Menurut Kasmir (2015:198) Manfaat yang diperoleh dari penggunaan rasio

Return On Equity (ROE) adalah untuk :

1. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

2. Mengetahui produktivitas dari seluruh dan perusahaan yang digunakan baik modal

pinjaman maupun modal sendiri.

3. Untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal sendiri maupun pinjaman.

Sementara itu,

Menurut Kasmir (2015:197) Tujuan penggunaan rasio Return On Equity (ROE)

bagi perusahaan maupun pihak luar perusahaan, yaitu:

1. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

2. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik

pinjaman maupun modal sendiri.


31

3. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik

modal sendiri maupun pinjaman.

Dari penjelasan dari beberapa para ahli diatas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa

Return On Equity (ROE) adalah tingkat pengembalian laba bersih atas total ekuitas

yang digunakan untuk mengukur tingkat laba yang diperoleh dari investasi yang

dilakukan oleh pemegang saham. Rumus Return On Equity (ROE) yang digunakan

sebagai berikut:

EAt
ROE= X 100 %
TOTAL EQUITY

2.4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return On Equity (ROE)

Berikut faktor-faktor yang dapat mempengaruhi rasio pengembalian ekuitas

pemilik atau Return on Equity (ROE) meliputi :

1. Profit Margin atau Margin Laba Bersih

Profit margin ini merupakan sebagai ukuran dalam melihat tingkatan keuntungan

perusahaan yang berkaitan dengan penjualannya.

2. Turn Over dari Operating Assets atau Perputaran Total Aktiva

Perputaran total aktiva ialah banyaknya aset yang dipakai untuk operasional

perusahaan kepada sejumlah penjualannya yang didapat dalam jangka waktu

tertentu.
32

3. Debt Ratio atau Rasio Hutang

Debt Ratio ialah suatu rasio untuk mengamati serta mengukur proporsi antara total

kekayaan perusahaan dengan kewajiban yang dimilikinya.

2.4.4 Keunggulan Return On Equity (ROE)

Dalam bisnis dan ekonomi, pengertian ROE adalah metriks guna

membandingkan jumlah pendapatan bersih (net income) perusahaan dan jumlah total

modal investor/pemilik di dalamnya. Sementara itu di dunia saham, pengertian ROE

adalah jumlah pendapatan bisnis bersih perdana investor yang masuk.

Berikut ini membahas beberapa keunggulan ROE yaitu :

1. Rumusnya Lebih Sederhana

Keunggulan pertama ROE adalah rumusnya yang sangat sederhana. Asal datanya

tersedia, investor bisa menghitung sendiri ROE perusahaan target investasinya.

2. Menggambarkan Laba Secara Riil

Karena dasar perhitungan ROE adalah laba bersih, maka stakeholder perusahaan

dapat mengetahui seberapa mampu bisnis tempatnya bernaung dalam

menghasilkan laba dan menjaga namanya.

3. Bisa dijadikan Tolak Ukur Evaluasi Kinerja

ROE adalah salah satu bahan terbaik untuk mengadakan evaluasi, terutama yang

berkaitan dengan kinerja manajemen. Jika perusahaan terbukti tidak amanah


33

menjaga angka ROE, investor bisa melakukan RUPS guna mengganti dewan

direksi.

2.4.5 Kelemahan Return On Equity (ROE)

Meski tampaknya efektif, Return on Equity (ROE) adalah metriks dengan

kekurangan fundamental di sana-sini, selengkapnya adalah sebagai berikut:

1. Berpotensi Mengurangi Motivasi Perusahaan

Kelemahan pertama perhitungan ROE adalah turunnya motivasi perusahaan

dalam melakukan eksperimen bisnis. Karena orientasinya nilai profit harus di

atas biaya, karyawan dan manajemen akan mencari jalan aman saja tanpa

berinovasi.

2. Kurang Mempertimbangkan Depresiasi Modal

Kekurangan berikutnya Return on Equity adalah kurangnya perhatian terhadap

depresiasi modal. ROE tidak peduli berapa usia riil modal tetap seperti

mesin/bangunan saat dihitung. Sehingga meski perusahaan sebenarnya stagnan,

tingkat ROE-nya tetap tinggi karena pengurangan nominal aset. Ini akan sangat

merugikan investor.

3. Terkadang tidak sesuai bagi perusahaan yang baru berdiri

4. Kelemahan terakhir ROE adalah kurang cocok diterapkan pada perusahaan baru

rintis (start-up). Umumnya, start-up tidak akan bisa punya ROE tinggi di awal,

karena produknya masih dalam tahap perkenalan ke pasar.


34

Beberapa penelitian terdahulu mengenai pengaruh laba bersih, arus kas operasi

Return On Equity (ROE) terhadap return saham dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama/Tahun Judul Variabel Hasil Penelitian


Penelitian
35

1 Nony Saraswati Pengaruh Laba Bersih, X = EAT, AKO, Hasil penelitian


Gendis (2019)
Arus Kas Operasi dan CR, ROE, EPS membuktikan
Rasio Keuangan bahwa Laba
Terhadap Return Saham Y = Return Bersih, Arus Kas
Pada Perusahaan Sub Saham Operasi dan
Sektor Food & Earning Per
Beverages yang Share (EPS)
Terdaftar di Bursa Efek berpengaruh
Indonesia Tahun 2016- terhadap Return
2018 Saham Pada
Perusahaan Sub
Sektor Food &
Beverages yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Tahun 2016-2018

2 Widya Lestari & Pengaruh Laba Bersih X = LB, AKO Hasil Penelitian
Zulfa dan Arus Kas Operasi secara simultan
Rosharlianti Terhadap Return Saham Y= Return menyatakan
(2022) (Pada Perusahaan Saham bahwa Laba
Indeks LQ-45 yang Bersih, dan Arus
Terdaftar di Bursa Efek Kas Operasi
Indonesia Periode berpengaruh
2017-2021) signifikan
terhadap Return
Saham. Secara
parsial
menyatakan
36

bahwa Laba
Bersih tidak
berpengaruh
terhadap Return
Saham dan Arus
Kas Operasi
berpengaruh
terhadap Return
Saham.
3 Monika Setia Pengaruh Laba X = LB, AKO, Hasil penelitian
Akuntansi, Arus Kas ROE ini menunjukkan
(2018)
Operasi, dan Return On bahwa secara
Equity (ROE) Terhadap Y = Return simultan Laba
Return Saham Pada Saham Akuntansi, Arus
Perusahaan Manufaktur Kas Operasi dan
Sektor Barang Return On Equity
Konsumsi yang berpengaruh
Terdaftar di Bursa Efek terhadap Return
Indonesia Periode Saham. Secara
2015-2017 parsial Laba
Akuntansi, Arus
Kas Operasi dan
Return On Equity
berpengaruh
terhadap Return
Saham. Semakin
tinggi Laba
Akuntansi, Arus
37

Kas Operasi dan


Retutrn On
Equity (ROE)
maka semakin
tinggi juga return
yang diterima
investor.
Sebaliknya
semakin kecil
Laba Akuntansi,
Arus Kas Operasi
dan Return On
Equity (ROE)
maka semakin
kecil juga return
yang akan
diterima investor.
4 Anggun Sundari Pengaruh Arus Kas X = AKO, LB Hasil penelitian
& Hakip ini menunjukan
Operasi dan Laba
Nurdiansyah Y = Return bahwa secara
Bersih Terhadap Return
(2021) Saham parsial Arus Kas
Saham Tahun 2016- Operasi tidak
berpengaruh
2019
terhadap Return
Saham dan Laba
Bersih tidak
memiliki
pengaruh parsial
38

terhadap Return
Saham,
sedangkan hasil
penelitian
simultan Arus
Kas Operasi dan
Laba Bersih tidak
berpengaruh
terhadap Return
Saham.
5 Nishfu Laili Pengaruh Laba X = LB, AKO, Hasil penelitian
Fadzlillah Akuntansi, Arus Kas ROE berdasarkan pada
(2021) Operasi, dan Return On hasil uji t
Equity (ROE) Terhadap Y = Return menunjukkan
Return Saham Pada Saham bahwa Laba
Perusahaan Manufaktur Akuntansi
Sektor Industri Barang berpengaruh
Konsumsi yang terhadap Return
Terdaftar di Bursa Efek Saham,
Indonesia (BEI) Periode sedangkan Arus
2019 Q1 – 2020 Q3 Kas Operasi dan
Return On Equity
tidak berpengaruh
terhadap Return
Saham. Untuk uji
f disimpulkan
bahwa Laba
Akuntansi, Arus
39

Kas Operasi dan


Return On Equity
berpengaruh
terhadap Return
Saham secara
simultan.

2.5 Kerangka Pemikiran

Adapun maksud dari penelitian ini dapat digambarkan dengan kerangka

pemikiran sebagai berikut :

Tabel 2.2

Kerangka Pemikiran

Laba Bersih (X1)


H2

Arus Kas Operasi (X2) H1


Return Saham (Y)
H3

ROE (X3) H4

Keterangan :

Pengaruh Persial
40

----------------------¿ Pengaruh Simultan

2.6 Pengembangan Hipotesis

Pengembangan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Pengaruh Laba Bersih, Arus Kas Operasi dan Return On Equity (ROE) Terhadap

Return Saham

Return saham dipengaruhi oleh naik turunnya harga saham suatu

perusahaan. Semakin tinggi harga saham, return yang akan diterima investor

juga akan semakin tinggi. Faktor yang mempengaruhi adalah tingkat laba yang

dicapai dan arus kas. Menurut Fazlur(2015) bila arus kas dan laba bersih

mengalami peningkatan maka return saham pun akan ikut mengalami

peningkatan juga. Sebaliknya, bila arus kas dan laba bersih mengalami

penurunan maka return sahamnya pun ikut mengalami penurunan. Bisa

dikatakan bahwa arus kas dan laba bersih berbanding lurus dengan return saham.

Hal ini disebabkan karena laba bersih dapat memberikan informasi bagi investor

atau calon investor serta arus kas mengindikasikan bahwa perusahaan mampu

menghasilkan kas untuk membayar kewajibannya tanpa harus meminjam dari

pihak luar. Return on Equity (ROE) merupakan salah satu rasio profitabilitas

yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa efektif suatu perusahaan dalam

mengelola equitas untuk beroperasi menghasilkan keuntungan. Menurut

Sartono(2015) ROE dapat mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba

yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Semakin tinggi ROE maka
41

semakin tinggi juga return saham. Berdasarkan penjelasan tersebut diatas maka

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Laba bersih, Arus Kas Operasi dan Return On Equity (ROE) berpengaruh

terhadap Return Saham

2. Pengaruh Laba Bersih Terhadap Return Saham

Kinerja dalam suatu perusahaan bagus atau tidaknya bergantung pada

bagaimana perusahaan mengelola sumber daya yang dimiliki menjadi

keuntungan. Salah satu parameter kinerja tersebut adalah laba. Para pemegang

saham sangat memperhatikan laba yang dilaporkan oleh perusahaan, karena

dapat membantu investor dalam memperkirakan atau meramalkan penghasilan

dimasa yang akan datang. Pertumbuhan keuntungan dapat dilihat melalui

kenaikan laba. Pengamatan pasar modal mengindikasikan bahwa laba merupakan

faktor yang dapat mempengaruhi return saham(Haryatih, 2016).

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Haryatih(2016), Mayuni &

Suarjaya(2018), Pratiwi & Putra(2015), yang mengungkapkan bahwa laba

berpengaruh positif terhadap return saham, artinya jika laba meningkat, maka

return saham juga akan meningkat. Sebaliknya, semakin kecil laba yang

diperoleh perusahaan maka akan semakin kecil minat para investor untuk

berinvestasi di perusahaan tersebut yang mengakibatkan semakin kecil pula nilai

expected return sahamnya

Sejalan dengan penelitian E.P.Rachmawati(2017), laba bersih berpengaruh

signifikan terhadap return saham. Hal ini disebabkan karena laba bersih dapat
42

memberikan informasi bagi investor atau calon investor mengenai seberapa

pentingnya kinerja perusahaan yang dapat dilihat dari keuntungan perusahaan

yang diperoleh, semakin tinggi laba bersih suatu perusahaan maka artinya para

investor percaya terhadap prospek perusahaan tersebut untuk mendapatkan

keuntungan yang besar. Berdasarkan uraian tersebut, maka diusulkan hipotesis

sebagai berikut :

H2 : Laba Bersih secara parsial berpengaruh positif terhadap return saham

3. Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham

Arus kas operasi berasal dari transaksi atau peristiwa lain yang

mempengaruhi laba bersih dan merupakan indikator yang dapat menentukan

apakah dari aktivitas operasi perusahaan dapat menghasilkan dana yang cukup

yang dapat melunasi pinjaman, membayar deviden dan melakukan investasi baru

tanpa mengandalkan sumber dari aktivitas pendanaan maupun investasi

(Khairunnisa: 2016). Apabila nilai arus kas dari operasi tinggi, maka

kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut akan tinggi pula sehingga

semakin besar pula nilai return saham. Sebaliknya, apabila nilai arus kas operasi

semakin rendah maka semakin kecil kepercayaan investor untuk berinvestasi

pada perusahaan tersebut, sehingga semakin kecil pula return saham.

Pernyataan tersebut didukung oleh hasil penelitian Haris dan Sunyoto(2018)

penelitian Aisah dan Kastawan(2016) mengatakan hasil yang sama bahwa arus

kas operasi memiliki pengaruh yang positif dan signitifkan terhadap return

saham. Namun bertolak belakang dengan penelitian Rizal dan Selvia(2016) yang
43

mengatakan bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap return saham.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis seperti

berikut:

H3 : Arus Kas Operasi secara parsial berpengaruh positif terhadap return saham

4. Pengaruh Return On Equity (ROE) Terhadap Return Saham

ROE adalah Rasio yang mengkaji sejauh mana suatu perusahaan

menggunakan sumber daya yang dimiliki agar mampu memberikan laba atas

ekuitas. Nilai Return On Equity (ROE) menunjukkan seberapa baik manajemen

perusahaaan tersebut dalam memanfaatkan investasi para pemegang saham.

Semakin tinggi nilai Return On Equity (ROE) maka semakin baik pula

manajemen perusahaan dalam memanfaatkan investasi pemegang saham,

sehingga tingkat pengembalian (return) saham akan tinggi pula. Sebaliknya,

semakin rendah nilai ROE, maka manajemen perusahaan tersebut tidak

memanfaatkan investasi pemegang saham dengan baik. Sehingga minat investor

untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut juga akan berkurang, dan akan

berdampak pada return saham perusahaan tersebut. pernyataan ini didukung oleh

hasil penelitian Andansari(2016) dan Anwar(2016) yang menyatakan bahwa

Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return

saham. Namun bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Rosiana, dkk (2015) yang mengatakan bahwa Return On Equity (ROE) tidak

berpengaruh terhadap return saham. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat

dirumuskan hipotesis seperti berikut:


44

H4 : Return On Equity (ROE) secara parsial berpengaruh positif terhadap return

saham

BAB III

METODE PENELITIAN
45

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini akan menggunakan jenis explanatory yang menguji empiris

atau kuantitatif, yaitu penelitian yang menguji hipotesis dan menekankan pada

pengujian teoriteori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka

dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.

3.2 Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Target objek dalam penelitian ini adalah seluruh Perusahaan Manufaktur Sektor

Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2018-

2022. Ruang lingkup penelitian ini mengenai pengaruh Laba Bersih, Arus Kas

Operasi, Return On Equity (ROE), Dan Return Saham.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur

Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2018-

2022. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling yaitu

penentuan sampel dengan menggunakan kriteria-kriteria. Adapun sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


46

1. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia pada periode 2018-2022.

2. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang tidak

mempublikasikan laporan tahunan yang lengkap periode 2018-2022.

3. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang tidak menyajikan

laporan keuangan tahunan dalam satuan rupiah pada periode 2018-2022.

Tabel 3.1

Kriteria Sampel Penelitian

No Kriteria Sampel Penelitian Jumlah


1 Perusahaan manufaktur sektor industri barang 47
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada periode 2018-2022
2 Perusahaan manufaktur sektor industri barang 23
konsumsi yang tidak mempublikasikan laporan
tahunan yang lengkap periode 2018-2022
3 Perusahaan manufaktur sektor industri barang 0
konsumsi yang tidak menyajikan laporan keuangan
tahunan dalam satuan rupiah pada periode2018-2022
Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel 10

Sumber: Hasil diolah peneliti, 2024

Berikut daftar nama perusahaan manufaktur yang menjadi sampel dalam penelitian

ini adalah :
47

Tabel 3.2

Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi


yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

No Kode Emiten IPO

1 ADES Akasha Wira International Tbk 13 Jun 1994

2 CAMP PT Campina Ice Cream Industry Tbk 19 Des 2017

3 GGRM Gudang Garam Tbk 27 Agt 1990

4 HMSP H.M. Sampoerna Tbk 15 Agt 1990

5 KINO Kino Indonesia Tbk 11 Des 2015

6 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 15 Des 1981

7 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 28 Jun 2010

8 SKBM Sekar Bumi Tbk 28 Sep 2012

9 ULTJ Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk 02 Jul 1990

10 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk 18 Des 2012

Sumber: www.idx.co.id

Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2018-2022 adalah sebanyak 47 perusahaan.


48

Tabel 3.3

Daftar Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang


Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2018-2022

No Kode Nama Perusahaan Tanggal


Pencatatan
1 AGAR Asia Sejahtera Mina Tbk 02 Des 2019
2 AMMS Agung Menjangan Mas Tbk 04 Agt 2022
3 ANDI Andira Agro Tbk 16 Agt 2018
4 ASHA Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk 27 Mei 2022
5 BEEF Estika Tata Tiara Tbk 10 Jan 2019
6 BOBA Formosa Ingredient Factory Tbk 01 Nov 2021
7 BUAH Segar Kumala Indonesia Tbk 09 Agt 2022
8 CBUT Citra Borneo Utama Tbk 08 Nov 2022
9 CMRY Cisarua Mountain Dairy Tbk 06 Des 2021
10 COCO Wahana Interfood Nusantara Tbk 20 Mar 2019
11 CRAB Toba Surimi Industries Tbk 10 Agt 2022
12 CSRA Cisadane Sawit Raya Tbk 09 Jan 2020
13 DEWI Dewi Shri Farmindo Tbk 18 Jul 2022
14 DMND Diamond Food Indonesia Tbk 22 Jan 2020
15 ENZO Morenzo Abadi Perkasa Tbk 14 Sep 2020
16 EURO Estee Gold Feet Tbk 08 Agt 2022
17 FAPA FAP Agri Tbk 04 Jan 2021
18 FLMC Falmaco Nonwoven Industri Tbk 08 Jul 2021
19 FOOD Sentra Food Indonesia Tbk 08 Jan 2019
20 GOOD Garudafood Putra Putri Jaya Tbk 10 Okt 2018
21 GULA Aman Agrindo Tbk 03 Agt 2022
22 IBOS Indo Boga Sukses Tbk 25 Apr 2022
49

23 IKAN Era Mandiri Cemerlang Tbk 12 Feb 2020


24 IPPE Indo Pureco Pratama Tbk 09 Des 2021
25 ITIC Indonesian Tobacco Tbk 04 Jul 2019
26 JARR Jhonlin Agro Raya Tbk 04 Agt 2022
27 KEJU Mulia Boga Raya Tbk 25 Nov 2019
28 KMDS Kurniamitra Duta Sentosa Tbk 07 Sep 2020
29 KPAS Cottonindo Ariesta Tbk 05 Okt 2018
30 MGRO Mahkota Group Tbk 12 Jul 2018
31 MKTR Menthobi Karyatama Raya Tbk 08 Nov 2022
32 NANO Nanotech Indonesia Global Tbk 10 Mar 2022
33 NASI Wahana Inti Makmur Tbk 13 Des 2021
34 OILS Indo Oil Perkasa Tbk 06 Sep 2021
35 PANI Pantai Indah Kapuk Dua Tbk 18 Sep 2018
36 PGUN Pradiksi Gunatama Tbk 07 Jul 2020
37 PMMP Panca Mitra Multiperdana Tbk 18 Des 2020
38 PSGO Palma Serasih Tbk 25 Nov 2019
39 STAA Sumber Tani Agung Resources Tbk 10 Mar 2022
40 TAPG Triputra Agro Persada Tbk 12 Apr 2021
41 TAYS Jaya Swarasa Agung Tbk 06 Des 2021
42 TLDN Teladan Prima Agro Tbk 12 Apr 2022
43 TRGU Cerestar Indonesia Tbk 08 Jul 2022
44 UCID Uni-Charm Indonesia Tbk 20 Des 2019
45 VICI Victoria Care Indonesia Tbk 17 Des 2020
46 WMPP Widodo Makmur Perkasa Tbk 06 Des 2021
47 WMUU Widodo Makmur Unggas Tbk 02 Feb 2021

Sumber: www.idx.co.id
50

3.4 Data dan Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan jenis data sekunder yang

bersifat kuantitatif. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, laporan historis

yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. Hal ini

dilakukan dengan cara menelusuri dan mencatat informasi dari dokumen yang

dikumpulkan seperti jurnal, website, blog ilmiah, laporan hasil riset dan lain-lain.

Data sekunder yang akan diambil dalam laporan keuangan tahunan (laporan laba/ rugi

komprehensif, laporan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan), yang

diperoleh dari laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia melalui situs resmi www.idx.co.id.

3.5 Operasional Variabel

3.5.1 Variabel Dependen (Y)

Variabel denpenden dalam penelitian ini adalah return saham. Return

merupakan tingkat keuntungan yang dinikmati pemodal atas investasi yang

dilakukannya. Pendapatan investasi dalam saham ini merupakan keuntungan yang

diperoleh dari jual beli saham, dimana jika untung disebut capital again dan jika rugi

disebut capital loss.

Rumus return saham adalah sebagai berikut: (Menurut Jogiyanto: 2017)


51

pit −pit −1
Rit =
pit−1

Keterangan:

Rit = Return saham satu pada periode t

Pit = Harga saham satu pada periode t

Pit-1 = Harga saham pada satu pada periode t-1

3.5.2 Variabel Independen (X)

Variabel independen merupakan variabel-variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono,

2019). Variabel independet dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Laba Bersih (X1)

Laba bersih merupakan laba yang telah dikurangi biaya-biaya yang merupakan

beban perusahaan dalam suatu periode tertentu termasuk pajak (Kasmir,

2015:303). Berikut rumus laba bersih:

LB ,t−(LB ,t−1)
LBit =
(LB , t−1)

Sumber: Triyono dan Hartono(2015)


52

Keterangan:

LBit = Laba bersih periode t

LB = Laba bersih

LBit-1 = Laba bersih periode t-1

2. Arus Kas Operasi (X2)

Arus Kas Operasi (X2) Arus kas operasi merupakan aktivitas penghasilan utama

dalam pendapatan perusahaan. Arus kas operasi dalam penelitian ini adalah

berupa selisih/perubahan arus kas operasi yang terjadi selama periode t dengan

periode t-1, dengan rumus sebagai berikut (Kartikahadi, 2015):

AKO ( t )− AKO( t−1)


AKO=
AKO(t−1)

Sumber: Kartika hadi(2015)

Keterangan:

AKO = Arus kas operasi

AKO (t) = Arus kas operasi periode t

AKO (t-1) = Arus kas operasi periode t-1

3. Return On Equity (ROE)

Menurut Fahmi: 2015 Return On Equity (ROE) disebut juga dengan imbalan atas

ekuitas. Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan menggunakan sumber
53

daya yang dimiliki agar mampu memberikan laba atas ekuitas. Rumus untuk

mencari besarnya ROE sebagai berikut:

EAT
ROE=
Total Modal

3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul untuk

mempermudah memahami variabel-variabel yang digunakan serta mengetahui nilai

minimum, nilai maksimum, rata-rata, dan standar deviasi seluruh variabel.

Pengolahan data dan analisa statistik dalam penelitian ini akan menggunakan

bantuan Microsoft Excel dan SPSS.

3.6.2 Regresi Linear Berganda

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas

terhadap variabel terikat. Menurut Sugiyono(2016 hal 192), rumus regresi linier

berganda adalah sebagai berikut :

Yit = α + β1X1it + β2X2it + β3X3it + εit

Keterangan:
54

Y : Return Saham

α : Konstanta

β1,β2,β3 : Koefisien Variabel Independen

X1 : Laba Bersih

X2 : Arus Kas Operasi

X3 : Return On Equity (ROE)

ε : Koefisien Error

i : Jumlah Sampel sebanyak 10 Perusahaan

t : Periode Tahun 2018-2022

3.6.3 Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang

diperoleh dapat menghasilkan estimator linear yang baik atau dikenal dengan BLUE

(Best Linear Unbiased Estimator). Dalam analisis regresi linear berganda perlu

menghindari penyimpangan asumsi klasik supaya tidak timbul masalah dalam

penggunaan analisis tersebut. Asumsi-asumsi dasar tersebut mencakup Normalitas,

Heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

independen dan bebas semuanya memiliki distribusi normal atau tidak. Dalam
55

penelitian ini pengujian normalitas residual yang digunakan yaitu Jarque-Berra

dimana hasilnya dapat ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra. Adapun

nilai taraf nyata yang digunakan (α = 5 %). Dimana apabila nilai probabilitas > 5

%, maka data dinyatakan normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika

varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika varian tidak konstan atau berubah-ubah disebut dengan

heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak

terjadi heteroskedastisitas. Untuk melacak keberadaan heterokedastisitas dalam

penelitian ini digunakan Uji Breusch-Pagan-Godfrey (BPG). Dengan langkah-

langkah pengujian sebagai berikut:

 Hipotesis : H0 : Model tidak terdapat Heteroskedastisitas

 H1: Terdapat Heteroskedastisitas

Bila probabilitas Obs*R2 > 0.05 maka signifikan, H0 diterima Bila probabilitas

Obs*R2 < 0.05 maka tidak signifikan, H0 ditolak. Apabila probabilitas Obs*R2

lebih besar dari 0.05 maka model tersebut tidak terdapat heteroskedastisitas.

Sebaliknya jika probabilitas Obs*R2 lebih kecil dari 0.05 maka model tersebut

dipastikan terdapat heteroskedastisitas. Jika model tersebut harus ditanggulangi


56

melalui transformasi logaritma natural dengan cara membagi persamaan regresi

dengan variabel independen yang mengandung heteroskedastisitas.

3.6.4 Uji Hipotesis

Analisis regresi ini bertujuan untuk mengetahui secara parsial maupun simultan

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen serta untuk mengetahui

proporsi variabel independen dalam menjelaskan perubahan variabel dependen.

1. Uji Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing

variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang di uji

pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali, 2016). Hipotesis untuk uji t adalah

sebagai berikut :

 Jika nilai probabilitas ≥ 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, artinya

variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara individual

terhadap variabel dependen.

 Jika nilai probabilitas ≤ 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, artinya

variabel independen mempunyai pengaruh secara individual terhadap

variabel dependen.

2. Uji F (Uji Simultan)

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang

dimasukkan dalam model regresi linier secara bersama-sama terhadap variabel


57

dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 (Ghozali, 2016). Hipotesis

untuk uji F adalah sebagai berikut :

 Jika nilai probabilitas ≥ 0,05 maka H0 diterima atau Ha ditolak, artinya

semua variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel dependen.

 Jika nilai probabilitas ≤ 0,05 maka H0 ditolak atau Ha diterima, artinya

semua variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen.

3.6.5 Uji Koefisien Desterminasi (R2)

Koefisien determinasi adalah suatu angka koefisien yang menunjukkan

besarnya variasi suatu variabel terhadap variabel lainnya yang dinyatakan dalam

presentase. Uji ini bertujuan untuk mengetahui besarnya presentase variabel terikat

(Return Saham) yang disebabkan oleh variabel bebas laba bersih, arus kas operasi,

return on equity (ROE).

Nilai koefisien determinasi yaitu antara 0 dan 1 (0 < R 2< 1). Jika R2 = 0, artinya

variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen, atau dengan kata lain

model tersebut menunjukkan variasi dari variabel terikat tidak dapat diterangkan

oleh variabel bebas, sedangkan jika R 2 mendekati 1 artinya variabel independen

mempengaruhi variabel dependen, atau dengan kata lain semua titik variabel berada

tepat pada garis regresi dan variasi variabel terikat dapat diterangkan oleh variabel
58

bebas. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (cross section) relatif

rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan.


59

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Sachiyudin. (2019). Analisis Pengaruh Laba Bersih, Arus Kas, Leverage,
dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham (Studi Empiris pada
Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018)

Anggun Sundari & Hakip Nurdiansyah. (2021). Pengaruh Arus Kas Operasi dan Laba
Bersih Terhadap Return Saham Tahun 2016-2019

Anita Rahayu. (2019). Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Terhadap Return Saham
Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Eka Radiyanti. (2023). Analisis Overreaction Hypothesis Harga Saham (Studi


Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun
2018-2022)

Enjeli Diver. (2020). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Dwinta Mulyanti. Syifa Audina. (2022). Pengaruh Laba Bersih dan Total Arus Kas
Terhadap Return Saham

Monika Setia. (2018). Pengaruh Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi, dan Return On
Equity (ROE) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2017

Nishfu Laili Fadzlillah. (2021). Pengaruh Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi, dan
Return On Equity (ROE) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur
Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2019 Q1 – 2020 Q3

Nony Saraswati Gendis. (2019). Pengaruh Laba Bersih, Arus Kas Operasi dan Rasio
Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Food &
Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018

Raja Suhut Siregar. (2020). Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Terhadap Return
Saham Pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di BEI Tahun 2014-2018

Randa Saputra. Agussalim M., Delori Nancy Meyla. (2021). Pengaruh Arus Kas
Operasi, Tingkat Perputaran Piutang, dan Laba Bersih Terhadap Return Saham
60

(Studi Empiris Pada Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-
2018)

Widya Lestari, Zulfa Rosharlianti. (2023). Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas
Operasi Terhadap Return Saham (Pada Perusahaan Indeks LQ-45 yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2021)

Anda mungkin juga menyukai