Anda di halaman 1dari 41

PENGARUH LABA BERSIH TERHADAP HARGA SAHAM

PADA PT. UNILIVER INDONESIA YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2015-2019

SKRIPSI

Dajukan sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Akutansi pada

Program Studi Akutansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universtas Sahid Jakarta

Oleh

Putri Kurnia Wulandari

2017150021

PROGRAM STUDI AKUTANIS FAKULTAS EKONOMI DAN

BISNIS UNIVERSITAS SAHID JAKARTA 2021

i
DAFTAR ISI

COVER
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah ................................................................................................ 6
1.3 Perumusan Masalah .......................................................................................... 6
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
1.5 Kegunaan Penelitian.......................................................................................... 7
BAB II ................................................................................................................................. 9
2.1 Laporan Keuangan ............................................................................................ 9
2.2 Laba bersih ....................................................................................................... 11
2.3 Pasar Modal ..................................................................................................... 13
2.4 Harga Saham.................................................................................................... 14
2.4.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham .............................. 16
2.4.2 Hubungan Laba Bersih Terhadap Harga Saham ................................ 17
2.5 Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 18
2.6 Hipotesis Penelitian ......................................................................................... 19
2.7 Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 20
BAB III ............................................................................................................................. 23
OBJEK DAN METODE PENELITIAN ....................................................................... 23
3.1 Objek Penelitian .............................................................................................. 23
3.2 Metode Penelitian ............................................................................................ 23
3.2.1 Desain Penelitian...................................................................................... 23

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Industri barang konsumsi merupakan industri yang sekarang ini sedang

berkembang dan memiliki prospek yang bagus untuk tahun – tahun mendatang. Hal

ini dikarenakan adanya globalisasi dan makin bertambahnya jumlah penduduk

sehingga makin bertambah pula kebutuhan setiap individu akan barang – barang

konsumsi. Adapun barang–barang yang dikonsumsi seperti makanan, minuman,

pakaian, obat–obatan, kosmetik, barang keperluan rumah tangga, sampai alat–alat

elektronik. Akan tetapi perusahaan pada sektor industri sama seperti perusahaan–

perusahaan pada sektor lain yakni membutuhkan modal yang cukup besar untuk

menjalankan usahanya. (Damayanti, 2013)

Pada umumnya, perusahaan yang bergerak di bidang bisnis akan menyusun

laporan keuangan. Laporan keuangan ini berguna untuk melihat posisi keuangan,

kinerja perusahaan serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat

dalam pengambilan keputusan ekonomi yang nantinya akan berpengaruh bagi

kemajuan perusahaan. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari

dua macam, yaitu laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal.

Laporan keuangan komersial digunakan untuk menunjukkan jumlah laba yang

diperoleh perusahaan guna keperluan perusahaan itu sendiri, sedangkan laporan

keuangan fiskal digunakan untuk perhitungan pajak perusahaan yang nantinya akan

dibayarkan kepada pemerintah, sementara itu sumber informasi yang digunakan

1
2

oleh investor untuk mengetahui baik atau tidaknya kondisi perusahaan salah

satunya berupa laporan keuangan. Salah satu dari laporan keuangan adalah laporan

laba rugi. Laporan laba – rugi menyajikan informasi mengenai laba bersih yang

menjadi perhatian para investor untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba per lembar saham seperti yang diharapkan. Informasi mengenai

laba ini sangat penting untuk menilai prospek arus masuk kas bersih dan

kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Laporan arus kas berisi

informasi yang tidak kalah pentingnya dengan laporan laba rugi, yaitu mengenai

aliran kas masuk dan keluar selama periode akuntansi yang terdiri dari arus kas

yang berasal dari dan digunakan untuk aktivitas operasi (operating), aktivitas

investasi (investing), aktivitas pendanaan (financing). Dengan demikian investor

memiliki gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan dan tertarik untuk

membeli saham perusahaan tersebut, sehingga permintaan akan saham perusahaan

makin besar yang menyebabkan meningkatnya harga saham. (Willianove, 2013)

Tujuan perusahaan dalam suatu perekonomian yang bersaing adalah untuk

memperoleh laba yang sebesar-besarnya sesuai dengan pertumbuhan perusahaan

dalam jangka panjang. Walaupun tidak semua dalam organisasi perusahaan

menjadikan laba sebagai tujuan utama. Berdasarkan kenyataannya bahwa

organisasi yang nota bene adalah perusahaan non profit, akan tetapi di dalamnya

menjaga kelangsungan hidup usahanya membutuhkan laba. Laba bersih perusahaan

merupakan salah satu faktor yang dilihat investor di pasar modal untuk menentukan

pilihan dalam menanamkan investasinya. Salah satu cara yang bisa ditempuh oleh

investor dalam menanamkan dananya adalah dengan cara membeli saham. Bagi
3

perusahaan, menjaga dan meningkatkan laba bersih adalah suatu keharusan agar

saham tetap eksis dan tetap diminati investor. (Hermansyah, 2008)

Lebih lanjut saham merupakan surat berharga yang dapat diperjualbelikan

yang berisi tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu

perusahaan terbatas. Pihak yang membutuhkan dana dapat menerbitkan saham

sebagai sumber dana untuk membiayai kegiatan operasional perusahaannya. Di sisi

lain, pihak yang kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya dalam bentuk

saham dengan harapan bahwa dana tersebut akan menghasilkan pengembalian yang

diharapkan. Keuntungan yang diperoleh investor yang berinvestasi dalam saham

adalah capital gain dan dividen. Dividen merupakan laba yang dibagikan kepada

pemegang saham atau investor. Capital Gain merupakan selisih antara harga

pembelian dan penjualan dari saham tersebut dimana harga penjualan lebih tinggi

daripada harga pembelian. (Willianove, 2013)

Harga saham mencerminkan nilai perusahaan. Harga pasar saham sering

mengalami fluktuasi yang disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal maupun

eksternal. Adapun faktor eksternal (lingkungan makro) yang dapat mempengaruhi

harga saham antara lain seperti gejolak politik dalam negeri, kondisi makro

ekonomi negara yang bersangkutan, laju inflasi, perubahan suku bunga, perubahan

regulasi pemerintah, dan sebagainya. Sedangkan faktor internal yang berpengaruh

terhadap harga saham yaitu fundamental perusahaan, seperti kinerja keuangan dan

manajemen perusahaan.
4

Daftar Laba bersih dan Harga Saham penutupan pada PT. Unilever Indonesia tbk

di Bursa Efek Indonesia ( BEI ). Selama Tahun 2015-2019 ditunjukkan oleh tabel

berikut ini:

Table 1.1

Daftar Laba Bersih dan Harga Saham

PT. Unilever Indonesia

Tahun Laba bersih ( X ) Harga Saham ( Y )

2015 5,851,805 37,000

2016 6,390,672 38,800

2017 7,004,562 55,900

2018 9,109,445 45,400

2019 7,392,837 42,000

Sumber: Laporan Keuangan PT. Unilever Indonesia 2015-2019

www.unilever.co.id

Berdasarkan table 1.1 dapat dilihat bahwa laba bersih dan harga saham PT.

Unilever Indonesia mengalami fluktuasi. Di tahun 2018, laba bersih mengalami

kenaikan dan harga saham mengalami penurunan , hal ini disebabkan current ratio
5

tahun buku 2018 menunjukan penurunan dibandingkan dengan tahun buku 2017,

yaitu dari 30,1% dibanding periode yang sama tahun lalu. Margin laba Perseroan

tercatat naik 480 basis poin dibandingkan dengan tahun 2017 menjadi 21,8% dari

total penjualan. Hal tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan penjualan,

optimalisasi biaya yang dilakukan Perseroan dan keuntungan dari penjualan aset

kategori Spreads.

Harga suatu saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang

ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham

yang bersangkutan di pasar modal. Harga saham yang semakin tinggi akan menarik

perhatian investor, investor akan berfikir bahwa perusahaan tersebut baik, maka

tidak menutup kemungkinan investor tersebut akan menanamkan modalnya pada

perusahaan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa laba bersih berpengaruh terhadap

harga saham.

Menurut Suwardjono (1989: 242), kebermanfaatan laba dapat di ukur dari

hubungan antara laba dan harga saham. Bahwa laba merupakan predicator aliran

kas ke investor, atau menunjukkan bahwa laba menentukan harga saham. Aliran

kas masa datang ke investor digunakan untuk menentukan apa yang disebut nilai

intrinsik saham. Salah satu faktor yang mempengaruhi naik turunnya harga saham

suatu perusahaan dipasar modal adalah kinerja keuangan. Salah satu komponen

yang mencerminkan kinerja keuangan suatu perusahaan adalah laba bersih.

Laba bersih merupakan suatu alat ukur untuk menunjukkan tingkat

pengembalian bagi para pemegang saham dan ukuran kinerja manajemen dalam
6

keseluruhan penilaian kinerja keuangan. Jika laba bersih suatu perusahaan

memperoleh peningkatan yang signifikan dari waktu ke waktu, maka investor akan

tertarik untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut, dengan

demikian harga saham yang dimiliki oleh perusahaan akan semakin meningkat.

Secara umum investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di

masa yang akan datang. Oleh karena itu dalam melakukan investasi, para investor

akan selalu mencari informasi mengenai laporan keuangan perusahaan yang dapat

meramalkan laba perusahaan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini akan membahas

tentang “Pengaruh Laba Bersih Terhadap Harga Saham Pada PT. Unilever

Indonesia Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).”

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, penelitian ini hanya

mengamati salah satu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesi yaitu

pengaruh laba bersih terhadap harga saham PT Unilever Indonesia

1.3 Perumusan Masalah

Latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, beberapa permasalahan

yang diteliti dalam penelitian ini adalah apakah laba bersih berpengaruh signifikan

terhadap harga saham PT Unilever Indonesia yang terdaftar pada Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tahun 2015-2019.


7

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini, yaitu :

Untuk menguji laba bersih berpengaruh terhadap harga saham pada PT. Unilever

Indonesia . yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Tujuan dari penelitian ini, yaitu :

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh laba bersih terhadap harga

saham pada PT. Unilever Indonesia Tbk. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) pada tahun 2015-2019.

1.5 Kegunaan Penelitian

1. Bagi penulisan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan

tentang laba bersih dan harga saham sehingga dapat mengimplementasikan

ilmu yang sudah didapatkan

2. Bagi perusahaan

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi untuk

memberikan pengetahuan tentatang laba bersih dan harga saham terhadp

tingkat keuntungan dan likuiditas sehingga dapat dipergunakan sebagai

dasar penentu kebijakan perusahaaan.


8

3. Bagi akademik

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman serta pemikiran

mengenai laba bersih dan harga saham


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan media paling penting yang dapat

mengkomunikasikan informasi keuangan dari suatu perusahaan kepada

pihakpihak yang berkepentingan. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan

yang dikuantifikasi dalam nilai moneter menurut Kieso et al (2007:2). Menurut

Epi Indriani (2011: 126) “Laporan keuangan merupakan dasar untuk menentukan

atau melihat posisi keuangan perusahaan.”

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa laporan keuangan berisi informasi

keuangan suatu perusahaan yang digunakan oleh pihak-pihak tertentu. Laporan

keuangan digunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk mengetahui kondisi

keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan memiliki perbedaan dengan

pelaporan keuangan, yaitu dalam hal penyajiannya. Pelaporan keuangan tidak

disajikan dalam bentuk formal seperti laporan keuangan.

Laporan keuangan (financial statements) yang sering disajikan adalah

neraca, laporan laba-rugi, laporan arus kas, dan laporan ekuitas pemilik atau

pemegang saham. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses

pencatatan, suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

tahun buku yang bersangkutan.

9
10

Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau

laporan kemajuan suatu perusahaan yang secara periodik dilakukan pihak

manajemen perusahaan yang bersangkutan. Dengan kata lain laporan keuangan

bertujuan untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi sejumlah besar

pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara

serampangan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar

yang berlaku. Hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan mudah dibaca dan

dimengerti. Laporan keuangan yang disajikan perusahaan sangat penting bagi

manajemen dan pemilik perusahaan. Disamping itu, banyak pihak yang

memerlukan dan berkepentingan terhadap laporan keuangan yang dibuat

perusahaan, seperti pemerintah, kreditor, investor maupun para supplier.

Laporan keuangan yang disajikan tersebut hendaknya dapat memenuhi

keperluan yaitu dapat memberi informasi secara kuantitatif, lengkap dan dapat

dipercaya. Disamping itu laporan keuangan harus mencerminkan keadaannya

secara tepat dan netral sehingga para pengambil keputusan yang mendasarkan diri

pada laporan keuangan tidak tersesat. Statement of Financial Accounting Concepts

(SFAC) No. 1 (1978) menyatakan bahwa laporan keuangan seharusnya

memberikan informasi yang berguna untuk investor dan kreditur saat ini dan

potensial untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan lain yang

sejenis. Salah satu informasi dalam laporan keuangan adalah informasi laba,

sehingga secara normatif kreditur dan investor dapat menggunakan laba untuk

keputusan investasi dan kredit.


11

2.2 Laba bersih

Salah satu alat untuk mengukur keberhasilan dan prestasi perusahaan ialah

laba. Pengukuran laba ini bukan saja penting untuk menilai kinerja perusahaan,

tetapi juga penting sebagai informasi bagi investor dalam pemberian dividen, bonus

untuk manajer, pembayaran pajak, serta untuk penentuan kebijakan investasi

perusahaan di masa mendatang.

Laba adalah kenaikan aset dalam suatu periode akibat kegiatan produktif

yang dapat dibagi atau didistribusi kepada kreditur, pemerintah, pemegang saham

(dalam bentuk bunga, pajak dan dividen) tanpa mempengaruhi keutuhan ekuitas

pemegang saham semula. Bagi pemilik saham dan investor, laba berarti

peningkatan nilai ekonomis (wealth) yang akan diterima, melalui pembagian

dividen. Laba juga digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja manajemen

perusahaan selama periode tertentu yang pada umumnya menjadi perhatian pihak-

pihak tertentu terutama dalam menaksir kinerja atas pertanggungjawaban

manajemen dalam pengelolaan sumberdaya yang dipercayakan kepada mereka,

serta dapat dipergunakan untuk memperkirakan prospeknya di masa depan.

Laba bersih adalah angka yang menunjukkan selisih antara seluruh

pendapatan yang operatif maupun tidak. Dengan demikian, sesungguhnya laba

bersih ini adalah laba yang menunjukkan bagian laba yang akan ditahan di

perusahaan dan yang akan dibagikan sebagai dividen.

Menurut Soemarso (2009: 234) laba bersih (net income) adalah selisih lebih

pendapatan atas beban-beban dan yang merupakan kenaikan bersih atas modal yang
12

berasal dari kegiatan usaha. Angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah laba

bersih (net profit). Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal.

Sebaliknya, apabila perusahaan menderita rugi, angka terakhir dalam laporan laba

rugi adalah rugi bersih (net loss). Pertumbuhan dan penurunan laba bersih secara

empiris cukup erat kaitannya dengan pergerakan harga saham perusahaan. Jika

ekspektasi terhadap pertumbuhan laba bersih perusahaan di masa mendatang

mendominasi sentimen bursa maka seringkali menjadi penyebab, kenaikan harga

saham di bursa. Namun jika actual laba bersih lebih rendah dari ekspektasi

seringkali menyebabkan penurunan harga saham. Sebaliknya jika ekspektasi para

investor di bursa didominasi oleh penurunan laba bersih perusahaan, maka

umumnya diikuti oleh penurunan harga saham. Namun jika hal tersebut tidak terjadi

maka akan diikuti oleh kenaikan harga saham.

Informasi tentang laba atau tingkat return yang diperoleh perusahaan

tercermin dalam laporan keuangan akan menimbulkan reaksi terhadap harga saham

perusahaan. Apabila laba yang diperoleh perusahaan tinggi, maka deviden yang

akan dibagikan kepada pemegang saham juga tinggi sehingga investor tertarik

untuk menanamkan investasi di perusahaan dan harga saham akan meningkat.

Sebaliknya, apabila laba yang diperoleh perusahaan rendah, maka deviden yang

akan dibagikan kepada pemegang saham akan rendah sehingga akan menurunkan

minat investor untuk menanamkan investasi di perusahaan dan harga saham akan

menurun.
13

2.3 Pasar Modal

Menurut Rusdin (2010:1) Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan

dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan

dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan

efek. Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan hutan, surat berharga

komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan investasi kolektif,

kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek (UU Pasar Modal

No.8:1995).

Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41) menyatakan bahwa pasar modal adalah

tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham dan obligasi

dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai

tambahan dana atau memperkuat modal perusahaan.

Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara

karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi

pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari

masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat

digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan

lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi

pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.

Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai

dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument.


14

Pasar modal merupakan salah satu tempat alokasi dana yang produktif dari

pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) kepada pihak yang kekurangan

dana (deficit unit). Perusahaan go public sebagai pihak yang membutuhkan

tambahan dana menerbitkan sekuritas untuk dijual kepada investor. Investor

membeli sekuritas tersebut denga harapan memperoleh dividen dan capital gain.

2.4 Harga Saham

Harga saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau

badan dalam suatu perusahaan, selembar saham adalah selembar kertas yang

menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemiliknya (berapapun

porsinya/jumlahnya) dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas (saham)

tersebut. Selembar saham mempunyai nilai atau harga. Harga saham perusahaan

akan mempengaruhi keputusan investor dalam hal pengambilan keputusan untuk

melakukan perdagangan saham atau tidak. Harga saham dapat juga didefinisikan

sebagai harga yang dibentuk dari interaksi antara para penjual dan pembeli saham

yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap keuntungan perusahaan. Harga

saham penutupan (closing price) yaitu harga yang diminta oleh penjual atau harga

perdagangan terakhir untuk suatu periode.

Menurut Widoatmodjo (2015:120), harga saham ditentukan oleh

perkembangan perusahaan penerbitnya. Jika perusahaan penerbitnya mampu

menghasilkan keuntungan yang tinggi. ini akan memungkinkan perusahaan

tersebut menyisihkan bagian keuntungan itu sebagai dividen dengan jumlah yang
15

tinggi pula. Pemberian dividen yang tinggi ini akan menarik minat masyarakat

untuk membeli saham tersebut. Akibatnya permintaan atas saham tersebut

meningkat.

Menurut Ratna (2013:179), harga saham adalah nilai saham dalam rupiah

yang terbentuk akibat terjadinya aksi pembelian dan penawaran saham di bursa efek

oleh sesama anggota bursa. Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan harga

saham ditentukan oleh permintaan dan penawaran harga saham yang dipengaruhi

oleh beberapa faktor. Secara umum, keputusan membeli atau menjual saham

ditentukan oleh perbandingan antara

perkiraan nilai intrinsik dengan harga pasarnya (Halim 2005:31). Dalam hal

penilaian harga saham, terdapat tiga pedoman yang dipergunakan, yaitu :

1) Pertama, bila harga pasar saham melampaui nilai instrinsik saham, maka saham

tersebut dinilai overvalued (harganya terlalu tinggi). Oleh karena itu, saham

tersebut sebaiknya dihindari atau dilakukan penjualan saham karena kondisi

seperti ini pada masa yang akan datang kemungkinan besar akan terjadi koreksi

pasar.

2) Kedua, apabila harga pasar saham sama dengan nilai instrinsiknya maka harga

saham tersebut dinilai wajar dan berada dalam kondisi keseimbangan. Pada

kondisi demikian, sebaiknya pelaku pasar tidak melakukan transaksi pembelian

maupun penjualan saham yang bersangkutan.

3) Ketiga, apabila harga pasar saham lebih kecil dari nilai instrinsiknya maka

saham tersebut dikatakan undervalued (harganya terlalu rendah). Bagi para


16

pelaku pasar, saham sebaiknya tetap dimiliki, karena besar kemungkinan

dimasa yang akan datang akan terjadi lonjakan harga saham.

2.4.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Harga saham sebagai indikator nilai perusahaan akan dipengaruhi secara

langsung maupun tidak langsung oleh faktor fundamental, utamanya pengaruh laba

atau pendapatan dan dividen. Pada jangka pendek pergerakan harga saham tidak

dapat ditebak secara pasti. Namun, apa yang berlaku dibursa saham adalah murni

hukum permintaan dan penawaran. Semakin banyak orang yang membeli

(menyimpan) suatu saham, nilai pasar saham semakin meningkat. Sebaliknya,

semakin banyak orang yang ingin menjual (melepas) suatu saham, nilai pasar akan

cenderung menurun.

Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi harga saham adalah kinerja

perusahaan. Perusahaan yang berhasil melakukan trobosan teknologi atau

meluncurkan produk baru yang dinilai pasar memiliki peluang pasar yang baik,

akan mengundang minat umum terhadap sahamnya. Adanya rencana suatu

perusahaan akan merger dengan perusahaan lain, dan jika pasar menyambut baik

rencana tersebut, maka harga saham perusahaan tersebut akan meningkat. Harga

saham juga akan mengalami penurunan jika situasi keamanan sedang tidak stabil.

Selain hal-hal tersebut diatas, faktor fundamental perusahaan juga turut

mempengaruhi harga saham. Laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit oleh
17

akuntan publik dapat mencerminkan kondisi fundamental perusahaan. Sehingga

investor dapat menilai kinerja perusahaan dari informasi tersebut.

2.4.2 Hubungan Laba Bersih Terhadap Harga Saham

Menurut Weston dan Brigham (2001:26), salah satu faktor yang

mempengaruhi harga saham adalah jumlah laba yang didapat perusahaan. Dalam

hal ini peneliti memasukkan laba bersih operasi sebagai faktor yang mempengaruhi

harga saham.

Laba merupakan item laporan keuangan mendasar dan penting yang

memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Peningkatan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba atas modal yang diinvestasikan para

pemegang saham akan memberikan pengaruh positif terhadap harga saham sampai

pada batasan dimana laba bersih dapat memberikan informasi mengenai kondisi

perusahaan kepada investor.

Pada umumnya pemegang saham dan calon pemegang saham sangat

tertarik akan laba bersih karena hal ini menggambarkan jumlah laba yang dapat

ditafsirkan dimasa yang akan datang. Para calon pemegang saham tertarik dengan

laba besih yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan

suatu perusahaan. Semakin tinggi profit yang diterima oleh investor akan

memberikan tingkat pengembalian investasi yang cukup baik. Hal ini akan menjadi

motivasi bagi investor untuk mau melakukan investasi yang lebih besar lagi yang

otomatis akan menaikkan harga saham perusahaan.


18

Harga saham yang semakin tinggi akan menarik perhatian investor, investor

akan berfikir bahwa perusahaan tersebut baik, maka tidak menutup kemungkinan

investor tersebut akan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Hal ini

menunjukkan bahwa laba bersih berpengaruh terhadap harga saham.

2.5 Kerangka Pemikiran

Menurut Sekaran (dalam Sugiyono, 2017:60), mengemukakan bahwa

kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang

penting. Pengujian laba bersih dimaksudkan untuk melihat apakah berpengaruh

terhadap harga saham. Jika pengujian laba bersih tersebut mempunyai pengaruh

yang signifikan maka diharapkan mampu memberikan masukan dan sebagai acuan

dalam membuat keputusan berkaitan dengan perubahan laba bersih.

Apabila laba bersih naik maka harga saham perusahaan tersebut akan naik,

yang diindikasikan bahwa reaksi kenaikan laba bersih berpengaruh terhadap harga

saham. Begitu juga sebaliknya jika laba bersih menurun dapat diprediksikan bahwa

harga saham suatu perusahaan akan turun.

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat gambaran kaitan antara laba bersih

terhadap harga saham. Adapun kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai

berikut:
19

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Laba Bersih Harga Saham

2.6 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:63) Hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, dengan rumusan masalah yang telah

ditetapkan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang

didapatkan hanya berdasarkan teori yang relevan belum didasarkan pada faktafakta

empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Berdasarkan pada pemaparan

diatas maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :

Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah,

sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan laba bersih terhadap harga saham

pada PT. Unilever Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) pada tahun 2015-2019.

H1 : Terdapat pengaruh signifikan laba bersih terhadap harga saham pada

PT.Unilever Indonesia. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada tahun 2015-2019.


20

2.7 Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian

ini antara lain :


21

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Penelitian Judul Variabel Hasil Penelitian

( Tahun ) Penelitian Penelitian

1. Rendy Akmal Pengaruh Independen : Hasil Penelitian

Wirawan Arus Kas, Arus Kas, menunjukkan bahwa

(2018) Laba Dan Laba, dan Secara Parsial semua

Deviden Dividen variable bebas, yaitu arus

Terhadap Dependen : kas, laba, dan dividen

Harga Harga Pasar tidak memiliki pengaruh

Saham Pada Saham yang signifikan terhadap

Perusahaan harga saham. Secara

Yang Simultan semua variable

Terdaftar Di bebas yaitu arus kas, laba,

Jakarta dan dividen memiliki

Islamic pengaruh signifikan

Index Tahun terhadap harga saham.

2011- 2015
22

2. Lailan Pengaruh Independen : Hasil penelitian

Paradiba, Laba Bersih Laba Bersih menunjukkan bahwa laba

Karlonta Operasi Operasi bersih operasi memiliki

Nainggolan Terhadap Dependen : pengaruh positif terhadap

(2015) Harga Harga Saham harga saham.

Saham Pada Kemampuan laba bersih

Perusahaan operasi dalam

Food And mempengaruhi harga

Beverage saham sebesar 0,260 atau

Yang 26% sisanya 74%

Terdaftar Di dipengaruhi oleh variabel

BEI lain yang tidak diteliti

3. Rio Saputra Pengaruh Independen : Hasil penelitian

Nosa (2015) Informasi Laba bersih, menunjukkan bahwa laba

Laba Bersih Arus Kas bersih dan komponen arus

Dan Operasi, Arus kas secara simultan

Komponen Kas Investasi, berpengaruh signifikan

Arus Kas dan Arus Kas terhadap harga saham.

Terhadap Pendanaan

Harga Saham
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah data mengenai Laporan Keuangan

(annually report) khususnya laba bersih pada PT.Unilever Indonesia Yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2015-2019. Sedangkan pemilihan

tahun 2015-2019 sebagai periode pada penelitian ini karena merupakan data terbaru

yang tersedia selama penelitian dilakukan.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Desain Penelitian

Jenis data metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode

penelitian yang berlandasan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

pada pupulasi dan sampel tertentu. Dalam penelitian ini kuantitatif dihitung dan

diolah menggunakan Software SPSS dan Microsoft Excel.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder adalah data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber

yang telah ada. Sumber data sekunder adalah catatan dokumentasi perusahaan,

publikasi pemerintah, analisis industry oleh situs web, dan internet. Data sekunder

yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari internet atau situs web yang

diambil dari ww.idx.co.id atau web resmi dari PT Unilever Indonesia Tbk.

23
24

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

bagaimana analisa pengaruh laba bersih terhadap harga saham pada PT Unilever

Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2015-2019. Dalam

penelitian ini, variabel yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Variabel Laba Bersih (Independen) Laba bersih merupakan suatu

pengukuran laba perusahaan yang berasal dari aktivitas operasi yang masih

berlangsung (Subramanyam, 2010:9). Dalam hal ini variabel independen

yang digunakan adalah laba bersih.

2. Variabel Harga Saham (Dependen) Harga saham adalah nilai bukti

penyertaan modal pada perseroan terbatas yang telah listed di bursa efek,

dimana saham tersebut telah beredar (outstanding securities). Dalam hal ini

variabel dependen yang digunakan adalah harga saham penutup (closing

price) per 31 Desember.

3.2.3 Prosedur Pengumpulan

Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data yang berhubungan dengan laba

bersih dan harga saham diperoleh dari laporan keuangan yang dipublikasikan oleh

Bursa Efek Indonesia (BEI), dan PT Unilever Indonesia . Penggunaan data yang
25

berasal dari dokumen-dokumen yang sudah ada berupa laporan keuangan

perusahaan dan closing price periode 2015-2019. Peneliti memperoleh data dari

hasil penelusuran data-data yang diperlukan dari Bursa Efek Indonesia, yang berupa

laporan keuangan tahunan dan closing price pada periode 2015-2019. Data tersebut

diperoleh dari website, yaitu www.idx.co.id.

3.2.4 Metode Analisis

Menurut Sugiyono (2016:147) analisis data merupakan kegiatan setelah

data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi sederhana

(linear). Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS version 21.

A. Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik dilakukan untuk melihat apakah asumsi-asumsi yang

diperlukan agar analisis regresi linear terpenuhi. Uji asumsi klasik dalam penelitian

ini menggunakan uji normalitas, dan uji heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau

tidak. Kenormalan suatu data merupakan syarat wajib suatu yang harus terpenuhi

dalam model regresi linear (Adisetiawan, 2012).

Uji normalitas dilakukan untuk menguji data variable bebas (X) dan data

variable terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan. Uji asumsi klasik
26

normalitas dapat diketahui dengan uji statistic OneSample Kolmogorov-Smirnov

Test. Jika didapat nilai signifikansi > 0,05, maka dapat disimpulkan data

terdistribusi normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Metode ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika

varians dari residual data sama maka disebut homokedastisitas dan jika terdapat

perbedaan varians dari residual data maka disebut heterokedastisitas. Model regresi

yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi problem

heteroskedastisitas. Jika diperoleh nilai signifikansi untuk variable independen >

0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat problem heteroskedastisitas

B. Regresi Linier Sederhana

Sederhana Dalam penelitian ini hanya terdapat satu variabel independen,

yaitu laba bersih dan satu variabel dependen, yaitu harga saham yang diduga

mempunyai hubungan interaktif (saling mempengaruhi) antara kedua variabel

tersebut, sehingga penelitian ini menggunakan analisis regresi linear sederhana.

Adapun persamaan umum regresi linear sederhana adalah sebagai berikut:

Y= +B1X

Dimana :

 : Harga Saham

 : Konstanta, besar nilai Y jika X=0

B1 : Koefisien arah regresi yang menyatakan perubahan Y apabila

terjadi perubahan nilai X X : Laba bersih


27

C. Uji t

Untuk menguji pengaruh X terhadap Y secara parsial terhadap titik

bebasnya, maka digunakan uji t yang merupakan uji keberartian dengan

membandingkan thitung dengan ttabel atau dengan melihat nilai signifikansi.

Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan pada uji-t adalah sebagai

berikut :

1. H0 diterima jika thitung < ttabel atau nilai signifikansi > 0,05

2. H0 ditolak jika thitung > ttabel atau nilai signifikansi <0,05

Apabila H0 diterima maka dapat disimpulkan bahwa terdapat suatu

pengaruh yang tidak signifikan, sedangkan H0 ditolak maka pengaruh variable

independen terdapat variable dependen adalah signifikan.


28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Data Penilitian
Data penelitian ini merupakan data yang diolah yang berasal dari

laporan keuangan tahunan (annual report) yang tersedia di dalam

website Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diwebsite perusahaan tersebut.

Periode data ini dimulai dari tahun 2015-2019. Data tersebut adalah data

terbaru yang disediakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Variable yang

digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variable dependen yaitu harga

saham dan variable independen yaitu laba bersih.

Kemudian data tersebut diolah dengan menggunakan SPSS 21

untuk menguji apakah data tersebut berpengaruh signifikan atau tidak.

Pengujian data tersebut terlebih dahulu dilakukan dengan menggunakan

uji asumsi klasik yang bertujuan untuk mengetahui apakah data mentah

tersebut memenuhi syarat untuk digunakan dalam regresi linier

sederhana sehingga distribusi masing-masing variable menjadi normal.

Kemudian variable-variabel tersebut diinput guna memperoleh

output dari model persamaan regresi linier sederhana, sekaligus untuk

menganalisis pengaruh variable independen terhadap variable dependen

dengan dasar keputusan dari uji t.


29

Berikut ini adalah daftar laba bersih dan harga saham penutup pada PT.

Unilever Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI) Tahun 2015-2019

yang akan diolah

Table 4.1

Daftar Laba Bersih dan Harga Saham

PT. Unilever Indonesia

Tahun Laba Bersih (X) Harga Saham (Y)

2015 5,851,805 37,000

2016 6,390,672 38,800

2017 7,004,562 55,900

2018 9,109,445 45,400

2019 7,392,837 42,000

Sumber: Laporan Keuangan PT. Unilever Indonesia 2015-2019

www.unilever.co.id

4.1.2 Hasil Analisis Data

Dalam menganalisis data peneliti menggunakan uji asumsi klasik, uji

regresi linier sederhana, dan uji t

4.1.3 Hasil pengujian asumsi klasik

1. Uji Normalitas

Metode pengujian yang digunakan adalah dengan uji One-Sample

Kolmogorov-Smirnov Test. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas


30

dengan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test adalah jika nilai signifikansi >

0,05 maka data tersebut terdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi <

0,05 maka data tersebut tidak terdistribusi normal.

Tabel 4.2
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 5
Mean ,0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 7052,66401120
Absolute ,425

Most Extreme Differences Positive ,425

Negative -,289

Kolmogorov-Smirnov Z ,950

Asymp. Sig. (2-tailed) ,327

Sumber : data diolah menggunakan SPSS version 21

Berdasarkan output dari hasil uji normalitas dengan uji One-Sample

Kolmogorov-Smirnov Test pada table 4.2 diatas, diketahui bahwa nilai signifikansi

sebesar 0,327 lebih besar dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang

diuji terdistribusi normal.


31

2. Uji Heteroskedasitisitas
Metode pengujian yang digunakan adalah dengan uji glejser. Dasar

pengambilan keputusan dalam uji heteroskedastisitas dengan uji glejser adalah jika

nilai signifikansi untuk variable independen > 0,05 maka data tersebut tidak terjadi

heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika nilai nilai signifikansi untuk variable

independen < 0,05 maka data tersebut telah terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized T Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta


(Constant) 27063,347 23700,731 1,142 ,336
1
laba bersih ,002 ,003 ,379 ,710 ,529

Sumber : Data yang diolah menggunakan SPSS Version 21

Berdasarkan output dari hasil uji heteroskedastisitas pada table 4.3 diatas, diketahui

bahwa nilai signifikansi sebesar 0.529 lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan

bahwa data yang diuji tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Hasil Uji Regerensi Linier sederhana

Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk menguji pengaruh satu

variable bebas atau variable independen (Laba Bersih) terhadap variable terikat atau

variable dependen (Harga Saham), Hasil pengujian sebagai berikut :


32

Tabel 4.4

Hasil Uji Regresi Linier Sederhana

Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 27063.347 23700.731 1.142 .336

laba bersih .002 .003 .379 .710 .529

Sumber : Data yang diolah menggunakan SPSS Version 21


Dari hasil uji regresi linier sederhana table 4.4 diatas diperoleh persamaan regresi

linier sederhana pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y=27063.347- 0.00000000002 X

Dari persamaan regresi tersebut memperlihatkan bahwa koefisien persamaan

regresi linear sederhana di atas dapat diartikan koefisien regresi untuk konstan

sebesar 27063.347 menunjukkan bahwa jika variable laba bersih bernilai nol maka

nilai harga saham akan konstan sebesar 27063.347. Koefisien regresi pada variable

laba bersih sebesar -0.00000000002, hal ini menunjukkan bahwa jika variable laba

bersih (X) bertambah 1 rupiah maka variable harga saham (Y) akan berkurang

sebesar Rp 0.00000000002.
33

4. Hasil Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya suatu pengaruh

variable independen atas suatu variable dependen. Apabila nilai signifikansi <

0.05 maka H0 ditolak, jika signifikansi > 0.05 maka H0 diterima. Perhitungan

uji t dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS Version 21, dengan hasil

sebagai berikut:

TABEL 4.5

Hasil Uji t
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 27063.347 23700.731 1.142 .336

laba bersih .002 .003 .379 .710 .529

Sumber : Data yang diolah menggunakan


SPSS 21

Dari hasil uji t table 4.5 diatas, terlihat bahwa variable laba bersih memiliki

signifikansi sebesar 0.529. Hal ini berarti bahwa tarif signifikansi lebih besar dari

0.05 (0.529> 0.05), yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini menerima H0

dan menolak H1. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh

signifikan laba bersih terhadap harga saham.


34

4.1.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan uji hipotesis yaitu dengan hasil uji t laba bersih tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hal ini dibuktikan

dengan nilai signifikansi laba bersih 0.529 lebih besar dari 0.05, maka dapat

disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak.


35

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat

diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan uji statistic asumsi klasik pada bab sebelumnya data tersebut

terdistribusi normal, dan tidak terdapat heteroskedastisitas.

2. Dari hasil uji regresi linier sederhana pada bab sebelumnya diatas diperoleh

persamaan regresi linier sederhana pada penelitian ini adalah sebagai

berikut : Y=27063.347- 0.00000000002 X. Dari persamaan regresi tersebut

memperlihatkan bahwa koefisien persamaan regresi linear sederhana di atas

dapat diartikan koefisien regresi untuk konstan sebesar 27063.347

menunjukkan bahwa jika variable laba bersih bernilai nol maka nilai harga

saham akan konstan sebesar 27063.347. Koefisien regresi pada variable laba

bersih sebesar -0.00000000002, hal ini menunjukkan bahwa jika variable

laba bersih (X) bertambah 1 rupiah maka variable harga saham (Y) akan

berkurang sebesar Rp 0.00000000002.

3. Sesuai hasil uji t yaitu variable laba bersih tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap harga saham pada PT. Unilever Indonesia yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2015-2019, karena diperoleh hasil uji

t table 4.5 diatas, terlihat bahwa variable laba bersih memiliki signifikansi

sebesar 0.529. Hal ini berarti bahwa tarif signifikansi lebih besar dari 0.0
36

(0.529> 0.05), yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini menerima H0 dan

menolak H1

5.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti memberikan saran-saran sebagai

berikut:

1. bagi investor, Ketika investor ingin mengambil keputusan sebaiknya

investor research dan mempertimbangkan hal-hal yang berhubungan

dengan perusahaan. Untuk itu, investor perlu melakukan analisis

fundamental (dengan menggunakan komponenkomponen yang ada dalam

laporan keuangan, seperti: aktiva, hutang, ekuitas, laba, dan arus kas) ntuk

mengetahui kinerja perusahaan, disertai dengan analisis teknikal (dengan

mengamati harga-harga saham yang berlaku di pasar, kemudian digambar

dalam bentuk grafik) untuk memprediksi perkembangan harga saham di

masa yang akan datang.

2. bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan periode penelitian

dengan rentang waktu yang lebih lama dan jumlah perusahaan yang diteliti

sehingga mendapatkan hasil yang akurat dan signifikan

3. bagi peneliti selanjutnya, saran yang diberikan selanjutnya untuk menulis

penelitian ini sebaiknya menambahkan bebrapa variable independent

seperti arus kas, aktiva, hutang dan dividen yang diduga berpengaruh

terhadap perubahan harga saham dan memperluas penelitian ini dengan

menilai factor-faktor dari variable independent yang tidak digunakan dalam


37

penelitian ini diantaranya factor kinerja keuangan yaitu rasio likuiditas,

rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas.


penelitian ini diantaranya factor kinerja keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio

solvabilitas dan rasio profitabilitas.

38

Anda mungkin juga menyukai